Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gerontik

Disusun oleh:

2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang
diridhoi Allah SWT.
Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahami
tentang Evaluasi Asuhan Keperawatan Pada Lansia. mudah-mudahan makalah
ini bisa membantu bagi calon bidan untuk bekal nanti di lapangan.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis
yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.

Sukabumi, September 2015


Penulis

DAFTAR ISI
TIM PENYUSUN ...............................................................................................i
KATA PENGANTAR .........................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan............................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORI
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

Pengertian Evaluasi........................................................................................2
Fungsi Evaluasi..............................................................................................3
Kriteria Evaluasi.............................................................................................3
Tekhnik Evaluasi............................................................................................3
Komponen Evaluasi.......................................................................................6
Jenis Evaluasi.................................................................................................9
Tahap Evaluasi Keperawatan Lansia..............................................................9
Evaluasi Keperawatan Lansia........................................................................10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ....................................................................................................16
B. Saran ..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Kesejahteraan sosial bagi lanjut usia sudah diatur oleh pemerintah
dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 43 tahun 2004 tentang Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia.
Dalam PP tersebut dijelaskan bahwa kesejahteraan sosial bagi lanjut
usia meliputi tata kehidupan dan penghidupan sosial material maupun
spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketenteraman
lahir batin yang memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk mengadakan
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang
sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi
hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila.
Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara
obyektif pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakn sebelumnya.
Evaluasi merupakan suatu proses untuk menjelaskan secara sistematis
untuk mencapai obyektif, efisien, dan efektif, serta untuk mengetahui dampak
dari suatu kegiatan dan juga membantu pengambilan keputusan untuk
perbaikan satu atau beberapa aspek program perencanaan yang akan datang.
Evaluasi merupakan pengawasan manajerial untuk mendapat hasil yang
sesungguhnya dibandingkan dengan hasil yang diharapkan.oleh karena itu
evaluasi sangat di butuhkan setelah kita melakukan pengkajian, diagnosis,
perencanaan, dan pelaksanaan.

B.

Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui evaluasi
asuhan keperawatan pada lansia.

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian Evaluasi
Menurut Wilkinson (2007), secara umum evaluasi diartikan sebagai
proses yang disengaja dan sistematik dimana penilaian dibuat mengenai
kualitas, nilai atau kelayakan dari sesuai dengan membandingkan pada
kriteria yang diidentifikasi atau standar sebelumnya.
Dalam proses keperawatan, evaluasi adalah suatu aktivitas yang
direncanakan, terus menerus, aktifitas yang disengaja dimana klien, keluarga
dan perawat serta tenaga kesehatan professional lainnya menentukan
Wilkinson (2007):
1.
2.

Kemajuan klien terhadap outcome yang dicapai


Kefektifan dari rencana asuhan keperawatan
Evaluasi dimulai dengan pengkajian dasar dan dilanjutkan selama setiap

kontak perawat dengan pasien. Frekuensi evaluasi tergantung dari frekuensi


kontak yang ditentukan oleh status klien atau kondisi yang dievaluasi.
Contohnya adalah pada saat pasien baru datang dari ruang bedah maka
perawat akan mengevaluasi setiap 15 menit. Hari berikutnya mungkin
evaluasi akan dilakukan setiap 4 jam dan seterusnya.
Menurut Wilkinson (2007) juga, evaluasi yang efektif tergantung pada
langkah yang sebelumnya dilakukan. Kegiatan evaluasi tumpang tindih
dengan kegiatan pengkajian. Tindakan untuk mengumpulkan data adalah
sama tetapi yang membedakan adalah kapan dikumpulkan dan bagaimana
dilakukan. Pada tahap pengkajian, perawat menggunakan data untuk
membuat diagnosa keperawatan sedangkan pada tahap evaluasi, data
digunakan untuk mengkaji efek dari asuhan keperawatan terhadap diagnosa
keperawatan.
Meskipun evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan, evaluasi
bukan berarti akhir dari proses karena informasi digunakan untuk memulai
siklus yang baru. Setelah mengimplementasikan asuhan keperawatan, perawat

membandingkan respon pasien terhadap outcome yang telah direncanakan


dan menggunakan informasi ini untuk me-review asuhan keperawatan.
B.

Fungsi Evaluasi
1.
Menentukan perkembangan kesehatan klien.
2.
Menilai efektifitas, efesiensi dan produktifitas.
3.
Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
4.
Sebagai umpan balik untuk memperbaiki mutu.
5.
Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab.

C.

Kriteria Evaluasi Keperawatan Lansia


1. Efektifitas: yang mengidentifikasi apakah pencapaian tujuan yang
diinginkan telah optimal.
2. Efisiensi: menyangkut apakah manfaat yang diinginkan benar-benar
berguna atau bernilai dari program publik sebagai fasilitas yang dapat
memadai secara efektif.
3. Responsivitas: yang menyangkut mengkaji apakah hasil kebijakan
memuaskan kebutuhan/keinginan, preferensi, atau nilai kelompok
tertentu terhadap pemanfaatan suatu sumber daya.

D.

Tehnik Evaluasi Keperawatan Lansia


1.
Wawancara
Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab yang
berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh klien, biasa juga disebut
dengan anamnesa. Wawancara berlangsung untu menanyakan hal-hal
yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan
suatu komunikasi yang direncanakan.
Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang
masalah kesehatan dan masalah keperawatan klien, serta untuk menjalin
hubungan antara perawat dengan klien. Selain itu wawancara juga
bertujuan

untuk

membantu

klien

memperoleh

informasi

dan

berpartisipasi dalam identifikasi masalah dan tujuan keperawatan, serta


membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut selama
tahap pengajian.

Semua interaksi perawat dengan klien adalah berdasarkan


komunikasi. Komunikasi keperawatan adalah suatu proses yang
kompleks dan memerlukan kemampuan skill komunikasi dan interaksi.
Komunikasi keperawatan biasanya digunaan untuk memperoleh riwayat
keperawatan. Istilah komunikasi terapeutik adalah suatu teknik yang
berusaha untuk mengajak klien dan keluarga untuk bertuar pikiran dan
perasaan. Teknik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun
non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka atau tertutup, menggali
jawaban dan memvalidasi respon klien. Teknik non verbal meliputi :
mendengarkan

secara

aktif,

diam,

sentuhan

dan

konta

mata.

Mendengarkan secara aktif merupakan suatu hal yang penting dalam


pengumpulan data, tetapi juga merupakan sesuatu hal yang sulit
dipelajari. Tahapan wawancara / komunikasi :
a.

Persiapan.
Sebelum melaukan komunikasi dengan klien, perawat harus
melakukan persiapan dengan membaca status klien. Perawat
diharapkan tidak mempunyai prasangka buruk kepada klien, karena
akan mengganggu dalam membina hubungan saling percaya dengan
klien.
Jika klien belum bersedia untuk berkomunikasi, perawat tidak boleh
memaksa atau memberi kesempatan kepada klien kapan mereka
sanggup. Pengaturan posisi duduk dan teknik yang akan digunakan
dalam wawancara harus disusun sedemikian rupa guna memperlancar

b.

wawancara.
Pembukaan atau perkenalan
Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah
dengan memperkenalkan diri : nama, status, tujuan wawancara, waktu
yang diperlukan dan faktor-faktor yang menjadi pokok pembicaraan.
Perawat perlu memberikan informasi kepada klien mengenai data
yang

c.

terkumpul

dan

akan

disimpan

dimana,

menyimpannya dan siapa saja yang boleh mengetahuinya.


Isi / tahap kerja

bagaimana

Selama tahap kerja dalam wawancara, perawat memfokuskan arah


pembicaraan pada masalah khusus yang ingin diketahui. Hal-hal yang
perlu diperhatikan :
1) Fokus wawancara adalah klien
2) Mendengarkan dengan penuh perhatian. Jelaskan bila perlu.
3) Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien
4) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
5) Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada waktunya
6) Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien

d.

untuk mengungkapkan perasaannya


7) Sentuhan teraputik, bila diperlukan dan memungkinan.
Terminasi
Perawat mempersiapkan untu penutupan wawancara. Untuk itu klien
harus mengetahui kapan wawancara dan tujuan dari wawancara pada
awal perkenalan, sehingga diharapkan pada akhir wawancara perawat
dan klien mampu menilai keberhasilan dan dapat mengambil
kesimpulan bersama. Jika diperlukan, perawat perlu membuat
perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukan wawancara dengan klien adalah :
1) Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya
2) Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan

2.

3)

keluhan-keluhannya / pendapatnya secara bebas


Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman

4)
5)
6)
7)
8)
9)

dan nyaman bagi klien


Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
Tidak bersifat menggurui
Memperhatikan pesan yang disampaikan
Mengurangi hambatan-hambatan
Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara

duduk)
10) Menghindari adanya interupsi
11) Mendengarkan penuh dengan perasaan
12) Memberikan kesempatan istirahat kepada klien
Pengamatan/observasi
Pengamatan adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien.
Observasi dilakukan dengan menggunakan penglihatan dan alat indra
lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari

observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi


klien melalui kepekaan alat panca indra.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi adalah :
a. Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara
terinci kepada klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus
dilakukan), karena terkadang hal ini dapat meningkatkan kecemasan
klien atau mengaburkan data (data yang diperoleh menjadi tidak
murni). Misalnya : Pak, saya akan menghitung nafas bapak dalam
satu menit. Kemungkinan besar data yang diperoleh menjadi tidak
valid, karena kemungkinan klien akan berusaha untuk mengatur
nafasnya.
b. Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien
c. Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca
3.

E.

dan dimengerti oleh perawat yang lain.


Studi Dokumentasi

Komponen Evaluasi Keperawatan Lansia


Komponen evaluasi dapat dibagi menjadi 5 komponen (Pinnell dan Meneses,
1986, hlm. 229-230) :
1.

Menentukan kriteria, standar praktik, dan pertanyaan evaluatif.


a.
Kriteria
Kriteria digunakan sebagai pedoman observasi untuk pengumpuln
data dan sebagai penentuan kesahihan data yang terkumpul. Semua
kriteria yang digunakan pada tahap evaluasi ditulis sebagai kriteria
hasil. Kriteria hasil menandakan hsil akhir asuhan keperawatan.
Sedangkan standar keperawatan digunakan sebagai dasar untuk
evaluasi praktik keperawatan secara luas. Kriteria hasil didefinisikan
sebagai sandar untuk menjelaskan respons atau hasil dari rencana
asuhan keperawatan. Hasil tersebut akan menjelaskan bagaimana
keadaan klien setelah dilakukan observasi.
Kriteria hasil dinyatakan dalam istilah prilaku (behaviour)
sebagaiman disebutkan dalam bab terdahulu, supaya dapat

diobservasi atau diukur dan kemudian dijelaskan dalam istilah yang


mudah dipahami. Idealnya, setiap hasil dapat dimengerti oleh setiap
b.

orang yang terlibat dalam evaluasi.


Standar Praktik
Standar asuhan keperawatan dapat digunakan untuk mengevaluasi
praktik keperawatan secara luas. Standar tersebut menyatakan hal
yang harus dilaksanakan dan dapat digunakan sebagai suatu model
untuk kualitas pelayanan. Standar harus berdasarkan hasil penelitian,
konsep teori, dan dapat diterima oleh praktik klinik keperawatan saat
ini. Standar harus secara cermat disusun dan diuji untuk menentukan
kesesuaian dalam penggunaannya. Contoh pemakaian standar dapat

c.

dilihat pada Standar praktik Keperawatan yang disusun oleh ANA.


Pertanyaan Evaluatif
Untuk menentukan suatu kriteria dan standar, perlu digunakan
pertanyaan

evaluative

(evaluative

questions)

sebagai

dasar

mengevaluasi kualitas asuhan keperawatan dan respons klien


terhadap intervensi. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat digunakan
untuk mengevaluasi :
1) Pengkajian : apakah dapat dilakukan pengkajian pada klien?
2) Diagnosis : apakah diagnosis disusun bersama dengan klien?
3) Perencanan : apakah tujuan telah diidentifikasi dalam
4)

2.

perencanaan?
Implementas : apakah klien mengetahui tentang intervensi yang

akan diberikan?
5) Evaluasi : apakah modifikasi asuhan keperawatan diperlukan?
Mengumpukan data mengenai status kesehatan klien yang baru terjadi.
Pada tahap ini kita perlu mempertimbangkan beberapa pertanyaan. Siapa
yang bertanggung jawab dalam pengumpulan data? Kapan data tersebut
diperoleh? Dan sarana apa yang akan digunakan untuk memperoleh data?
Perawat professional yang pertama kali mengkaji data klien dan
menyusun perencanaan adalah orang yang bertanggung jawab dalam
mengevaluasi respon klien terhadap intervensi yang diberikan. Perawat
lain yang membantu memberikan intervensi kepada klien harus
berpartisipasi dalam proses evaluasi. Validitas informasi meningkat jika
lebih dari satu orang yang ikut melakukan evaluasi.

3.

Menganalisis dan membandingkan data terhadap kriteria dan standar.


Perawat memerlukn ketrampilan dalam berfikir kritis, kemampuan
menyelesaikan masalah, dan kemampuan mengambil keputusan klinik.
Kemampuan

ini

diperlukan

untuk

menentukan

kesesuaian

dan

pentingnya suatu data dengan cara membandingkan data evaluasi dengan


kriteria serta standar dan menyesuaikan asuhan keperawatan yang
diberikan dengan kriteria dan standar yang sudah ada. Pada tahap ini
perawat dituntut untuk dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang
mungkin dapat memengaruhi efektifitas asuhan keperawatan.
4.

Merangkum hasil dan membuat kesimpulan.


Pertama kali yang perlu dilaksanakan oleh perawat pada tahap ini adalah
menyimpulkan efektivitas semua intervensi yang telah dilaksanakan.
Kemudian menentkan kesimpulan pada setiap diagnosis yang telah
dilakukan intervensi. Yang perlu diingat disini adalah tidak mungkin
membuat suatu perencanaan 100% berhasil oleh karena itu memerlukan
suatu perbaikan dan perubhan-perubahan, sebaliknya tidak mungkin
perencanaan yang telah disusun 100% gagal. Untuk itu diperlukan
kejelian dalam menyusun perencanaan, intervensi yang tepat, dan menilai

5.

respon klien setelah diintervensi seobjektif mungkin.


Melaksanakan intervensi yang sesuai berdasarkan kesimpulan.
Pada tahap ini perawat melakukan intervensi berdasarkan hasil
kesimpulan yang sudah diperbaiki dari perencanaan ulang, tujuan,
kriteria hasil, dan rencana asuhan keperawatan. Meskipun pengajian
dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan, aspek-aspek khusus
perlu dikaji ulang dan penambahan data untuk akurasi suatu asuhan
keperawatan.

F.

Jenis Evaluasi Keperawatan Lansia


1.
Evaluasi formatif (proses)
Fokus pada evaluasi proses (formatif) adalah aktivitas dari proses
keperawatan dan hasil kualitas peayanan asuhan keperawatan. Evaluasi
proses harus dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan
diimplementasikan untuk membantu menilai efektivitas intervensi

tersebut. Evaluasi proses harus terus menerus dilaksanakan hingga tujuan


yang telah ditentukan tercapai. Metode pengumpulan data dalam evaluasi
proses terdiri atas analisis rencana asuhan keperawatan, pertemuan
kelompok, wawancara, observasi klien, dan menggunakan form evaluasi.
Ditulis pada catatan perawatan. Contoh: membantu pasien duduk
semifowler, pasien dapat duduk selama 30 menit tanpa pusing.
2.

Evaluasi Sumatif (hasil)


Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan
sesuai waktu pada tujuan. Ditulis pada catatan perkembangan. Focus
evaluasi hasil (sumatif) adalah perubahan perilaku atau status kesehatan
klien pada akhir asuhan keperawatan. Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada
akhir asuhan keperawatan secara paripurna.

G. Tahap Evaluasi Keperawatan Lansia


Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan
penilaian untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil, perlu
disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin
tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu
dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan
keluarga.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi
formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan,
sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai.
Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan. Apabila dalam penilaian ternyata
tujuan tidak tercapai, maka perlu dicari penyebabnya.
1. Dimensi dalam penilaian :
a. Keberhasilan dari tindakan keperawatan yang diakitkan dengan
pencapaian tujuan
b. Ketepatgunaan yang dikaitkan dengan biaya apakah dalam bentuk
uang, waktu, tanaga dan bahan/peralatan yang diperlukan

c. Kecocokan, dikaitkan dengan kesanggupan tindakan yang dilakukan


untuk memecahkan masalah dengan baik sesuai dengan pertimbangan
profesional
d. Kecukupan, menyinggung kelengkapan dari tindakan apakah semua
tindakan dilaksanakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
2. Kriteria dan standar
Kriteria adalah gambaran tentang faktor-faktor tidak tetap yang
dapat memberi petunjuk bahwa tujuan telah tercapai.
Standar menunjukkan tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk
membandingkan

pelaksanaan

yang

sebenarnya.

Standar

akan

memberitahukan apakah tingkat pelaksanaan atau keadaan menunjukkan


keberhasilan atau tercapainya tujuan.
3. Pengukuran Hasil Penilaian
Hasil asuhan keperawatan dapat diukur dari 3 dimensi :
a. Keadaan fisik, misalnya peningkatan berat badan anak pada anak
dengan BB BGM
b. Psikologis dan sikap, misalnya berkembangnya sikap positif keluarga
terhadap anggota keluarga yang sakit setelah sebelumnya sempat
ditelantarkan
c. Pengetahuan dan perubahan perilaku, keluarga melaksanakan
petunjuk-petunjuk yang berkaitan dengan perawatan lansia dengan
keterbatasan aktivitas.
4. Alasan Pentingnya Penilaian :
a. Menghentikan tindakan/kegiatan yang tidak berguna
b. Untuk menambah ketepatgunaan tindakan keperawatan
c. Sebagai bukti hasil dari tindakan perawatan
d. Untuk pengembangan dan penyempurnaan praktik keperawatan.
5. Metoda Penilaian
a. Observasi langsung : mengamati secara langsung perubahan yang
terjadi dalam keluarga.
b. Wawancara keluarga, yang berkaitan dengan perubahan sikap, apakah
telah menjalankan anjuran yang diberikan perawat
c. Memeriksa laporan, dapat dilihat dari rencana asuhan keperawatan
yang dibuat dan tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana
d. Latihan simulasi, berguna dalam menentukan perkembangan
kesanggupan melaksanakan asuhan keperawatan.
H. Evaluasi Keperawatan Lansia

10

Dalam melakukan tindakan keperawatan, perlu dilakukan evaluasi


keperawatan, bagaimana melakukan evaluasi keperawatan? Mari kita bahas
tentang evaluasi keperawatan ini, bila ada kekurangan mohon dapat di
berikan masukan
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lainnya.
Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan
rencana tindakan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan
kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
Penilaian keperawatan adalah mungukur keberhasilan dari rencana dan
pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi
kebutuhan klien.
TUJUAN
Tujuan umum :
1. Menjamin asuhan keperawatan secara optimal
2. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
Tujuan khusus :
1. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan
2. Menyatakan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum
3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan
4. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan
5. Dapat menentukan penyebab apabila tujuan asuhan keperawatan belum
tercapai

MANFAAT :

11

1. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien


2. Untuk menilai efektifitas, efisiensi dan produktifitas asuhan keperawatan
yang diberikan
3. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam
proses keperawatan
5. Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab dalam pelaksanaan
keperawatan
KRITERIA :
1. Kriteria Proses (evaluasi proses) : menilai jalannya pelaksanaan proses
keperawatan sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan klien. Evaluasi
proses harus dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan
dilaksanakan untuk membantu keefektifan terhadap tindakan.
2. Kriteria keberhasilan (evaluasi hasil/sumatif) : menilai hasil asuhan
eperawatan yang diperlihatkan dengan perubahan tingkah laku klien.
Evaluasi ini dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara
paripurna.
TEKNIK PENILAIAN :
1. Wawancara
2. Pengamatan
3. Studi dokumentasi
LANGKAH-LANGKAH EVALUASI :
1. Menentukan kriteria, standar dan pertanyaan evaluasi
2. Mengumpulkan data baru tentang klien
3. Menafsirkan data baru
4. Membandingkan data baru dengan standar yang berlaku
5. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan
6. Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan

12

MENGUKUR PENCAPAIAN TUJUAN :


1. Kognitif : meliputi pengetahuan klien terhadap penyakitnya, mengontrol
gejala, pengobatan, diet, aktifitas, persediaan alat, resiko komplikasi,
gejala yang harus dilaporkan, pencegahan, pengukuran dan lainnya.
A.

Interview

recall

knowledge

(mengingat),

komprehensif

(menyatakan informasi dengan kata-kata klien sendiri), dan aplikasi


fakta (menanyakan tindakan apa yang akan klien ambil terait dengan
status kesehatannya)
B.

Kertas dan pensil

2. Affektif : meliputi tukar-menukar perasaan, cemas yang berurang,


kemauan berkomunikasi, dsb.
A.

Observasi secara langsung

B.

Feedback dari staf esehatan yang lainnya

3. Psikomotor : observasi secara langsung apa yang telah dilakukan oleh lien
4. Perubahan fungsi tubuh dan gejala
HASIL EVALUASI :
1. Tujuan tercapai : jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan
2. Tujuan tercapai sebagian : jika klien menunjukkan perubahan sebagian
dari standar dan kriteria yang telah ditetapan
3. Tujuan tidak tercapai : jika klien tidak menunjukkan perubahan dan
kemajuan sama sekali dan bahkan timbul masalah baru.
BEBERAPA HAL YANG

PERLU

EVALUASI :
1. Kecukupan informasi
2. Relevansi faktor-faktor yang berkaitan
3. Prioritas masalah yang disusun
4. Kesesuaian rencana dengan masalah

13

DIPERTANYAKAN

DALAM

5. Pertimbangan fator-faktor yang unik


6. Perhatian terhadap rencana medis untuk terapi
7. Logika hasil yang diharapkan
8. Penjelasan dari tindakan keperawatan yang dilakukan
9. Keberhasilan rencana yang telah disusun
10. Kualitas penyusunan rencana
11.Timbulnya masalah baru.

14

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Kesejahteraan sosial bagi lanjut usia sudah diatur oleh pemerintah
dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 43 tahun 2004 tentang Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia, yang mana dalam PP tersebut
dijelaskan bahwa kesejahteraan sosial bagi lanjut usia meliputi tata kehidupan
dan penghidupan sosial material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa
keselamatan, kesusilaan, dan ketenteraman lahir batin yang memungkinkan
bagi setiap warga Negara untuk mengadakan pemenuhan kebutuhankebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri,
keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta
kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila.

B.

Saran
Setelah membaca makalah ini,diharapkan ada kritik dan saran yang
dapat membangun sehinggakami dapat menyempurnakan makalah kami.

15

DAFTAR PUSTAKA
Kholid,Ahmad. 2010. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA. http://masmamad.blogspot.com. Diakses bulan maret
2010
Setriadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha
Ilmu
yenichrist . 2008. Pelaksanaan & Evaluasi Keperawatan Keluarga.
www.google.com. Diakses bulan maret 2010
yenichrist . 2008. Evaluasi Keperawatan. www.google.com. Diakses bulan maret
2010

16

Anda mungkin juga menyukai