Anda di halaman 1dari 14

KOMUNIKASI PADA TAHAP EVALUASI

DOSEN PEMBIMBING : Ns , Fitri Firranda Nurmalisyah , M. Kep

DISUSUN OLEH :

MARIYA YUNITA (222402021)

SYEILA AMI F (222402022)

ALIFTA MAULINA (222402023)

TRIANUR ASIYAH (222402024)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB

JOMBANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang berkat rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah yang
kami sampaikan adalah “Komunikasi Pada Tahap Evaluasi”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada


Ibu Fitri Firranda selaku dosen mata kuliah Komunikasi yang telah memberikan tugas ini
kepada kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi
saya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumya.

Jombang, 30 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Judul.......................................................................................................................................i

Kata Pengantar.......................................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................4

1.1 Latar Belakang......................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................5

2.1 Pengertian Evaluasi................................................................................................5

2.2 Fungsi Evaluasi......................................................................................................5

2.3 Kriteria Evaluasi.....................................................................................................6

2.4 Tahap Evaluasi.......................................................................................................7

2.5 Teknik Evaluasi......................................................................................................8

2.6 Komponen Evaluasi.............................................................................................11

2.7 Jenis Evaluasi.......................................................................................................12

BAB III PENUTUP.............................................................................................................. 13

3.1 Simpulan...............................................................................................................13

3.2 Saran.....................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................14


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai perawat yang professional harus selalu berfikir kritis dari setiap tahap karena hal
tersebut untuk keberhasilan perawatan terutama dalam tahap evaluasi. Evaluasi adalah usaha
untuk mengukur dan memberi nilai secara obyektif pencapaian hasil hasil yang telah
direncanakan sebelumnya.

Evaluasi merupakan suatu proses untuk menjelaskan secara sistematis untuk mencapai
obyektif,efisien,dan efektif,serta untuk mengetahui dampak dari suatu kegiatan dan juga
membantu pengambilan keputusan untuk perbaikan satu atau beberapa aspek program
perencanaan yang akan datang.

Evaluasi merupakan pengawasan manajerial untuk mendapat hasil yang sesungguhnya


dibandingkan dengan hasil yang diharapkan.Oleh Karena itu evaluasi sangat dibutuhkan
setelah kita melakukan pengkajian,diagnosis,perencanaan,dan pelaksanaan.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana pengertian evaluasi ?
 Bagimana fungsi evaluasi?
 Bagaimana kriteria evaluasi?
 Bagaimana tahap evaluasi?
 Bagaimana teknik evaluasi?
 Bagaimana komponen evaluasi?
 Bagaimana jenis evaluasi?

1.3 Tujuan Penulisan


Dalam pembuatan makalah ini , adapun tujuan yang hendak dicapai yaitu :
 Mengetahui pengertian evaluasi
 Mengetahui fungsi evaluasi
 Mengetahui kriteria evaluasi
 Mengetahui tahap evaluasi
 Mengetahui teknik evaluasi
 Mengetahui komponen evaluasi
 Mengetahui jenis evaluasi

1.4 Manfaat Penulisan


a. Bagi Penulis
Memenuhi tugas kelompok sebagai mahasiswa matkul komunikasi dan menambah
wawasan.
b. Bagi Pembaca
Dapat mengetahui dan menambah wawasan tentang Komunikasi pada tahap evaluasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Evaluasi

Menurut Wilkinson (2007), secara umum evaluasi diartikan sebagai proses yang
disengaja dan sistematik dimana penilaian dibuat mengenai kualitas, nilai atau kelayakan dari
sesuai dengan membandingkan pada kriteria yang diidentifikasi atau standar sebelumnya.

Dalam proses keperawatan, evaluasi adalah suatu aktivitas yang direncanakan, terus
menerus, aktifitas yang disengaja dimana klien, keluarga dan perawat serta tenaga kesehatan
professional lainnya menentukan Wilkinson (2007):

1. Kemajuan klien terhadap outcome yang dicapai

2. Kefektifan dari rencana asuhan keperawatan

Evaluasi dimulai dengan pengkajian dasar dan dilanjutkan selama setiap kontak
perawat dengan pasien. Frekuensi evaluasi tergantung dari frekuensi kontak yang ditentukan
oleh status klien atau kondisi yang dievaluasi. Contohnya adalah pada saat pasien baru datang
dari ruang bedah maka perawat akan mengevaluasi setiap 15 menit. Hari berikutnya mungkin
evaluasi akan dilakukan setiap 4 jam dan seterusnya.

Menurut Wilkinson (2007) juga, evaluasi yang efektif tergantung pada langkah yang
sebelumnya dilakukan. Kegiatan evaluasi tumpang tindih dengan kegiatan pengkajian.
Tindakan untuk mengumpulkan data adalah sama tetapi yang membedakan adalah kapan
dikumpulkan dan bagaimana dilakukan. Pada tahap pengkajian, perawat menggunakan data
untuk membuat diagnosa keperawatan sedangkan pada tahap evaluasi, data digunakan untuk
mengkaji efek dari asuhan keperawatan terhadap diagnosa keperawatan.

Meskipun evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan, evaluasi bukan
berarti akhir dari proses karena informasi digunakan untuk memulai siklus yang baru. Setelah
mengimplementasikan asuhan keperawatan, perawat membandingkan respon pasien terhadap
outcome yang telah direncanakan dan menggunakan informasi ini untuk me-review asuhan
keperawatan.

2.2 Fungsi Evaluasi

 Menentukan perkembangan kesehatan klien.


 Menilai efektifitas, efesiensi dan produktifitas.
 Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
 Sebagai umpan balik untuk memperbaiki mutu.
 Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab.
2.3 Kriteria Evaluasi

Efektifitas: yang mengidentifikasi apakah pencapaian tujuan yang diinginkan telah optimal.

Efisiensi: menyangkut apakah manfaat yang diinginkan benar-benar berguna atau bernilai
dari program publik sebagai fasilitas yang dapat memadai secara efektif.

Responsivitas: yang menyangkut mengkaji apakah hasil kebijakan memuaskan


kebutuhan/keinginan, preferensi, atau nilai kelompok tertentu terhadap pemanfaatan suatu
sumber daya.

2.4 Tahap Evaluasi

1. Tahap Mengukur Pencapaian Tujuan

A.Tujuan dari aspek kognitif : pengukuran perubahan kognitif dapat dilakukan


dengan dua cara:

Interview/ tanya jawab

• Menanyakan kembali segala sesuatu yang telah dijelaskan oleh perawat untuk
mengklarifikasi pemahaman klien/keluarga terhadap pengetahuan yang telah diberikan
pengukuran pengetahuan ini penting untuk menjamin bahwa apa yang telah disampaikan
benar-benar telah dipahami dengan baik dan benar. Oleh karena itu, perawat harus selalu
menanyakan kembali segala sesuatu yang telah dijelaskan sebagai pemahaman dan
kesalahpahaman bisa diidentifikasi secara langsung. Pertanyaan yang diajukan pada klien
atau keluarga berpedoman pada tujuan dan kriteria evaluasi yang telah ditetapkan

•Komprehensif

Pertanyan komprehensif adalah pertanyaan yang diajukan berdasarkan pemahaman


klien terhadap perubahan-perbahan yang terjadi pada tubuhnya. Contoh: ciri apa yang anda
rasakan?

•Aplikasi fakta

Pertanyaan berdasarkan aplikasi fakta adalah pertanyaan yang ditujukan untuk


mengidentifikasi pemahaman klien pada tingkat aplikasi. Perawat mengajukan beberapa
situasi atau kondsi yang mungkin terjadi pada klien an klien dimana unutk menentukan
alternatif pemecahan masalahnya. Contoh: apa yang anda lakukan bila ketika anda berjalan,
kemudian ada perasaan sesak?

Tulis

Teknik yang kedua ini digunakan untuk mengukur encapaian tujuan kognitif adalah
dengan mengajukan pertanyaan tertulis. Pertanyaan-pertanyaan ini sudah disiapkan
sebelumnya dan berdasarkan tujuan dan criteria evaluasi yang telah ditetapkan. Teknik
evaluasi tertulis ini jarang digunakan untuk pendidikan kesehatan individual, umumnya
digunakan untuk mengevaluasi tindakan pendidikan kesehatan yang diberikan secara
berkelompok dengan topik yang sama sehingga dapat menghemat waktu.

B.Tujuan aspek afektif.Untuk mengukur pencapaian tujuan aspek afektif, dapat


dilakukan dengan dua cara:

Observasi

Observasi adalah pengamatan secara langsung terhadap perubahan emosional


klien(apakah klien telah kooperatif, apakah mekanisme koping telah efektif)

Feed back dari staf kesehatan lain

Umpan balik,masukan, dan pengamatan dari staf yang lain dapat juga dipakai sebagai
salah satu informasi tentang aspek afektif klien.

c. Psikomotor

Pengukuran perubahan aspek psikomotor dapat dilakukan melalui observasi secara


langsung terhadap perubahan prilaku klien

d. Perubahan fungsi tubuh

komponen yang paling sering menjadi criteria evaluasi. Dari pengamatan di rumah
sakit, pada umumnya dari daftar diagnosis keperawatan yang ada kebanyakan bersifat fisik
sehingga kriteria hasil yang ingin dicapai mengacu pada aspek perubahan fungsi tubuh.
Mengingat begitu banyaknya aspek perubahan fungsi tubuh, untuk mengukur perubahanya
dapat dilakukan dengan tiga cara, antara lain :

• Observasi

• Interview

• Pemeriksaan fisik

2. Penentuan keputusan

• Klien telah mencapai hasil yang telah ditentukan dalam tujuan. Kondisi ini dicapai
apabila semua data yang telah ditentukan dalam kriteria hasil sudah terpenuhi.

• Klien masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan. Kondisi ini dicapai apabila
sebagian saja dari kriteria hasil yang ditentukan terpenuhi.

• Klien tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan. Kondisi ini ditentukan apabila
hanya sebagian kecil atau tidak ada sama sekali dari kriteria hasil yang dapat dipenuhi. Dapat
juga terjadi kondisi klien semakin buruk sehingga timbul masalah yang baru.
2.5 Teknik Evaluasi

1.Wawancara

Wawancara adalah proses tanya-jawab yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi
oleh klien, biasa juga disebut dengan anamnesa. Wawancara berlangsung untuk menanyakan
hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu
komunikasi yang direncanakan.

Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan
masalah keperawatan klien, serta untuk menjalin hubungan antara perawat dengan klien.
Selain itu wawancara juga bertujuan untuk membantu klien memperoleh informasi dan
berpartisipasi dalam identifikasi masalah dan tujuan keperawatan, serta membantu perawat
untuk menentukan investigasi lebih lanjut selama tahap pengajian.

Semua interaksi perawat dengan klien adalah berdasarkan komunikasi. Komunikasi


keperawatan adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan kemampuan skill
komunikasi dan interaksi. Komunikasi keperawatan biasanya digunakan untuk memperoleh
riwayat keperawatan. Istilah komunikasi terapeutik adalah suatu teknik yang berusaha untuk
mengajak klien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Teknik tersebut mencakup
ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.

Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka atau tertutup, menggali jawaban dan
memvalidasi respon klien. Teknik non verbal meliputi : mendengarkan secara aktif, diam,
sentuhan dan konta mata. Mendengarkan secara aktif merupakan suatu hal yang penting
dalam pengumpulan data, tetapi juga merupakan sesuatu hal yang sulit dipelajari. Tahapan
wawancara / komunikasi :

A. Persiapan.

Sebelum melakukan komunikasi dengan klien, perawat harus melakukan persiapan


dengan membaca status klien. Perawat diharapkan tidak mempunyai prasangka buruk kepada
klien, karena akan mengganggu dalam membina hubungan saling percaya dengan klien.Jika
klien belum bersedia untuk berkomunikasi, perawat tidak boleh memaksa atau memberi
kesempatan kepada klien kapan mereka sanggup. Pengaturan posisi duduk dan teknik yang
akan digunakan dalam wawancara harus disusun sedemikian rupa guna memperlancar
wawancara.

B.Pembukaan atau perkenalan

Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah dengan


memperkenalkan diri : nama, status, tujuan wawancara, waktu yang diperlukan dan faktor-
faktor yang menjadi pokok pembicaraan. Perawat perlu memberikan informasi kepada klien
mengenai data yang terkumpul dan akan disimpan dimana, bagaimana menyimpannya dan
siapa saja yang boleh mengetahuinya.
C. Isi / tahap kerja

Selama tahap kerja dalam wawancara, perawat memfokuskan arah pembicaraan pada
masalah khusus yang ingin diketahui. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1) Fokus wawancara adalah klien

2) Mendengarkan dengan penuh perhatian. Jelaskan bila perlu.

3) Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien

4) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien

5) Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada waktunya

6) Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
perasaannya

7) Sentuhan teraputik, bila diperlukan dan memungkinan.

D.Terminasi

Perawat mempersiapkan untuk penutupan wawancara. Untuk itu klien harus


mengetahui kapan wawancara dan tujuan dari wawancara pada awal perkenalan, sehingga
diharapkan pada akhir wawancara perawat dan klien mampu menilai keberhasilan dan dapat
mengambil kesimpulan bersama. Jika diperlukan, perawat perlu membuat perjanjian lagi
untuk pertemuan berikutnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara
dengan klien adalah :

1) Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya

2) Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan keluhannya / pendapatnya

3) Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman dan nyaman bagi klien

4) Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian

5) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti

6) Tidak bersifat menggurui

7) Memperhatikan pesan yang disampaikan

8) Mengurangi hambatan-hambatan

9) Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara duduk)

10) Menghindari adanya interupsi

11) Mendengarkan penuh dengan perasaan

12) Memberikan kesempatan istirahat kepada klien


2. Pengamatan/observasi

Pengamatan adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data
tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. Observasi dilakukan dengan menggunakan
penglihatan dan alat indra lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari
observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan
alat panca indra. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi adalah :

a. Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara terinci kepada
klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karena terkadang hal ini dapat
meningkatkan kecemasan klien atau mengaburkan data (data yang diperoleh menjadi tidak
murni). Misalnya : “Pak, saya akan menghitung nafas bapak dalam satu menit”.
Kemungkinan besar data yang diperoleh menjadi tidak valid, karena kemungkinan klien akan
berusaha untuk mengatur nafasnya.

b. Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien

c. Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca dan dimengerti oleh
perawat yang lain.

3. Studi Dokumentasi : mempelajari tentang catatan keperawatan dan kesehatan pasien

2.6 Komponen Evaluasi

Komponen evaluasi dapat dibagi menjadi 5 komponen (Pinnell dan Meneses, 1986) :

1.Menentukan kriteria, standar praktik, dan pertanyaan evaluatif.

a.Kriteria

Kriteria digunakan sebagai pedoman observasi untuk pengumpulan data dan sebagai
penentuan kebenaran data yang terkumpul. Semua kriteria yang digunakan pada tahap
evaluasi ditulis sebagai kriteria hasil. Kriteria hasil menandakan hasil akhir asuhan
keperawatan. Sedangkan standar keperawatan digunakan sebagai dasar untuk evaluasi praktik
keperawatan secara luas. Kriteria hasil didefinisikan sebagai standar untuk menjelaskan
respons atau hasil dari rencana asuhan keperawatan. Hasil tersebut akan menjelaskan
bagaimana keadaan klien setelah dilakukan observasi.Kriteria hasil dinyatakan dalam istilah
prilaku (behaviour), supaya dapat diobservasi atau diukur dan kemudian dijelaskan dalam
istilah yang mudah dipahami.

b. Standar Praktik

Standar asuhan keperawatan dapat digunakan untuk mengevaluasi praktik


keperawatan secara luas. Standar tersebut menyatakan sebagai suatu model untuk kualitas
pelayanan. Standar harus berdasarkan hasil penelitian, konsep teori, dan dapat diterima oleh
praktik klinik keperawatan saat ini. Standar harus secara cermat disusun dan diuji untuk
menentukan kesesuaian dalam penggunaannya. Contoh pemakaian standar dapat dilihat pada
Standar praktik Keperawatan yang disusun oleh ANA.
c. Pertanyaan Evaluatif

Menentukan kriteria dan standar, digunakan pertanyaan evaluative (evaluative


questions) sebagai dasar mengevaluasi kualitas asuhan keperawatan dan respons klien
terhadap intervensi. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengevaluasi :

1) Pengkajian : apakah dapat dilakukan pengkajian pada klien?

2) Diagnosis : apakah diagnosis disusun bersama dengan klien?

3) Perencanan : apakah tujuan telah diidentifikasi dalam perencanaan?

4) Implementas : apakah klien mengetahui tentang intervensi yang akan diberikan?

5) Evaluasi : apakah modifikasi asuhan keperawatan diperlukan?

2. Mengumpukan data mengenai status kesehatan klien yang baru terjadi.

Pada tahap ini kita perlu mempertimbangkan beberapa pertanyaan. Siapa yang
bertanggung jawab dalam pengumpulan data? Kapan data tersebut diperoleh? Dan sarana apa
yang akan digunakan untuk memperoleh data?

Perawat professional yang pertama kali mengkaji data klien dan menyusun
perencanaan adalah orang yang bertanggung jawab dalam mengevaluasi respon klien
terhadap intervensi yang diberikan. Perawat lain yang membantu memberikan intervensi
kepada klien harus berpartisipasi dalam proses evaluasi. Validitas informasi meningkat jika
lebih dari satu orang yang ikut melakukan evaluasi.

3. Menganalisis dan membandingkan data terhadap kriteria dan standar.

Perawat memerlukan keterampilan dalam berfikir kritis, kemampuan menyelesaikan


masalah, dan kemampuan mengambil keputusan klinik. Kemampuan ini diperlukan untuk
menentukan kesesuaian dan pentingnya suatu data dengan cara membandingkan data evaluasi
dengan kriteria serta standar dan menyesuaikan asuhan keperawatan yang diberikan dengan
kriteria dan standar yang sudah ada. Pada tahap ini perawat dituntut untuk dapat
mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin dapat memengaruhi efektifitas asuhan
keperawatan.

4. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan.

Pertama kali yang dilaksanakan oleh perawat pada tahap ini adalah menyimpulkan
efektivitas semua intervensi yang telah dilaksanakan. Kemudian menentukan kesimpulan
pada setiap diagnosis yang telah dilakukan intervensi. Yang perlu diingat disini adalah tidak
mungkin membuat suatu perencanaan 100% berhasil oleh karena itu memerlukan suatu
perbaikan dan perubahan-perubahan, sebaliknya tidak mungkin perencanaan yang telah
disusun 100% gagal. Untuk itu diperlukan kejelian dalam menyusun perencanaan, intervensi
yang tepat, dan menilai respon klien setelah diintervensi seobjektif mungkin.
5. Melaksanakan intervensi yang sesuai berdasarkan kesimpulan.

Pada tahap ini perawat melakukan intervensi berdasarkan hasil kesimpulan yang sudah
diperbaiki dari perencanaan ulang, tujuan, kriteria hasil, dan rencana asuhan keperawatan.
Meskipun pengkajian dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan, aspek-aspek khusus
perlu dikaji ulang dan penambahan data untuk akurasi suatu asuhan keperawatan.

2.7 Jenis Evaluasi

1. Evaluasi formatif (proses)

Fokus pada evaluasi proses (formatif) adalah aktivitas dari proses keperawatan dan
hasil kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Evaluasi proses harus dilaksanakan segera
setelah perencanaan keperawatan diimplementasikan untuk membantu menilai efektivitas
intervensi tersebut. Evaluasi proses harus terus menerus dilaksanakan hingga tujuan yang
telah ditentukan tercapai. Metode pengumpulan data dalam evaluasi proses terdiri atas
analisis rencana asuhan keperawatan, pertemuan kelompok, wawancara, observasi klien, dan
menggunakan form evaluasi. Ditulis pada catatan perawatan. Contoh: membantu pasien
duduk semifowler, pasien dapat duduk selama 30 menit tanpa pusing.

2. Evaluasi Sumatif (hasil)

Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan sesuai waktu
pada tujuan. Ditulis pada catatan perkembangan. Fokus evaluasi hasil (sumatif) adalah
perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir asuhan keperawatan. Tipe evaluasi
ini dilaksanakan pada akhir asuhan keperawatan secara paripurna.
BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Dari makalah ini, kami dapat menarik kesimpulan bahwasannya pada proses akhir
keperawatan ialah proses evaluasi, dimana ini sangat penting dan berpengaruh pada hasil
dari proses keperawatan, sehingga kita sebagai mahasiswa keperawatan menyadari akan
urutan-urutan dari tahapan evaluasi.
Tahapan evaluasi dititik beratkan pada tujuan dari evaluasi itu sendiri yaitu menjamin
asuhan keperawatan secara optimal dan meningkatkan asuhan keperawatan sehingga para
mahasiswa setelah membaca makalah ini diharapkan dapat meningkatkan dan mengetahui
dari tahapan evalusi itu sendiri.
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, kami berharap semua perawat dapat menerapkan konsep
evaluasi keperawatan dengan sebaik-baiknya dalam melakukan proses
keperawatan,sehingga proses keperawatan yang dilakukan oleh perawat tersebut memperoleh
keberhasilan.
DAFTAR PUSTAKA

Nurjanah, Intansari.2010.Proses Keperawatan NANDA, NOC & NIC.Jogjakarta: MocoMedia


Nursalam.2008.Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.Jakarta: Salemba
Medika
Rohmah, Nimmatur dan Saiful Walid.2012.Proses Keperawatan.jogjakarta:Ar-Ruzz Media

Anda mungkin juga menyukai