KATA PENGANTAR....................................................................................... 1
DAFTAR ISI...................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 3
A. Latar Belakang............................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 3
C. Tujuan dan mamfaat.................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 4
A. Kesimpulan .................................................................................................17
B. Daftar pustaka..............................................................................................18
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur tak henti-hentinya kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya di bawah bimbingan Ibu Nidawati,
S.Ag, M.Ag. Tidak lupa sholawat serta salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, semoga kita bias merasakan syafaatnya dan bersama dengan Beliau di akhirat kelak.
Amin.
Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
pembuatan makalah Psikolog Pendidikan. Kami menyadari bahwa Makalah yang kami
susun ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya dan
khususnya bagi kami sendiri.
PEMAKALAH
2
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Penilaian kelas adalah kegiatan rutin dan mutlak yang harus selalu dilakukan oleh guru
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Penilaian yang dilakukan pastinya tidaklah suatu
kegiatan yang diperoleh dengan instant dan subyektif. Penilaian pembelajaran merupakan
komponen pembelajaran yang sangat penting. Penilaian memiliki tujuan untuk mengukur
keberhasilan pembelajaran sehingga bermanfaat bagi siswa, yaitu untuk mengukur sejauh mana
siswa mampu menyerap materi yang telah disampaikan.
Saat sekarang dunia pendidikan di Indonesia sangat membutuhkan model penilaian
dalam pembelajaran. Penilaian mengacu pada proses menetapkan nilai pada suatu kegiatan,
keputusan, proses, dan objek.
Sebgai calon pendidik, pemahaman dalam mengadakan evaluasi sangat
diperlukan,evaluasi ditinjau dari segi validitasnya dibagi menjadi dua, yaitu tes standar dan
penilaian kelas.Makalah kelompok kami yang berjudul ”Tes Standar dan Penilaian Kelas”
,semoga dapat menjadi pencerah kita dalam memahami tentang macam-macam evalausi.
B.RUMUSAN MASALAH
C.TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar kita semua mengerti dan paham pengertian tes
standar dan tes buatan guru,perbedaan tes standar dan penilaian kelas.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Tes standar adalah suatu tes dimana semua siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
sama dari sebagian besar pertanyaan dikerjakan dengan mengikuti petunjuk yang sama dan
dalam batasan waktu yang sama pula.2
1
Rusyan,T.1993.Evaluasi Dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung: Bina Budaya hal.122
2
Arikunto,S.2003.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara hal.145
4
rambu penilaian kelas meliputi Prinsip prinsip penilaian kelas, ruang lingkup serta sasaran
pengguna model penilaian kelas (Anonymous 2007).
Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah langkah
perencanaan, alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah buktiyang menunjukkan
pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil
belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti penilaian unjuk
kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek,
penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), dan
penilaian diri.3
Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang
menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahami dan
mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak dianjurkan untuk dibandingkan
dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut
sebelumnya. Dengan demikian peserta didik tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu
untuk mencapai apa yang diharapkan.4
3
Arikunto, Suharsimi (1995), Dasar- dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : Bumi Aksara
Jihad, Asep .
4
Haris, Abdul (2008), Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo
5
Kriteria untuk Mengevaluasi Tes Standar
1. Norma
Untuk memahami kinerja murid individual dalam suatu tes, kinerjanya itu perlu dibandingkan
dengan kinerja dari kelompok norma, yakni kelompok dari individu yang sama yang sebelumnya
telah diberi ujian oleh penguji. Tes ini dikatakan didasarkan pada norma nasional apabila
kelompok norma itu terdiri dari representasi murid secara nasional. Selain norma nasional, tes
standar juga dapat mengandung norma kelompok spesial dan norma lokal. Norma kelompok
spesial terdiri dari nilai tes untuk sub-kelompok dari sampel nasional. Norma lokal
membandingkan kinerja murid dengan murid lain dari kelas yang sama, sekolah yang sama, atau
distrik yang sama. Jadi, evaluasi kinerja tes murid akan berbeda-beda tergantung kepada norma
kelompok yang dipakai.
2. Validitas
Validitas biasanya didefinisikan sebagai sejauh mana sebuah tes bisa mengukur apa-apa yang
hendak diukur dan apakah inferensi tentang nilai tes itu akurat atau tidak. Tes standar yang valid
harus mengandung validitas isi yang baik, yakni kemampuan tes untuk mencakup sampel isi
yang hendak diukur. Bentuk lain dari validitas adalah validitas kriteria, yakni kemampuan tes
untuk memprediksi kinerja murid saat diukur dengan penilaian atau kinerja lain. Validitas
kriteria dapat bersifat concurrent dan predictive. concurrent validity adalah relasi antara nilai tes
dengan kinerja masa depan murid. Predictive validity adalah relasi antara nilai tes dengan kinerja
masa depan murid. Tipe ketiga dari validitas adalah construct validity adalah sejauh mana ada
bukti bahwa sebuah tes mengukur konstruk tertentu. Sebuah konstruk adalah cirri atau
karakteristik yang tidak bisa dilihat dari seseorang, seperti intelegensi, gaya belajar, personalitas,
atau kecemasan.
3. Realibilitas
Reliabilitas berarti sejauh mana sebuah prosedur tes bisa menghasilkan nilai yang konsisten dan
dapat direproduksi. Reabilitas dapat diukur dengan berbagai cara, antara lain test-retest reliability
ialah sejauh mana sebuah tes menghasilkan kinerja yang sama ketika seorang siswa diberi tes
6
yang sama dalam dua kesempatan yang berbeda, alternate-forms reliability ialah ditentukannya
reliabilitas dengan memberikan bentuk yang berbeda dari tes yang sama pada dua kesempatan
yang berbeda untuk kelompok murid yang sama dan mengamati seberapa konsistenkah skornya,
dan split-half reliability ialah reliabilitas yang dinilai dengan membagi item tes menjadi dua
bagian, seperti item bernomor genap dan ganjil.
4. Keadilan.
Tes yang adil adalah tes yang tidak bias dan tidak diskriminatif. Contoh umum dari tes yang
tidak adil adalah tes yang menempatkan sekelompok murid tertentu pada posisi yang dirugikan.
Untuk murid dengan ketidakmampuan, keadilan sering kali membutuhkan adaptasi dalam
pelaksanaan tes.5
Dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang berbasis kompetensi, penilaian
harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan hanya pada
penguasaan materi (pengetahuan).
6. Keseluruhan/Komprehensif
Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam
kompetensi peserta didik, sehingga tergambar profil kompetensi peserta didik.
7. Objektivitas
Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana,
berkesinambungan, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor.
8. Mendidik
Penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi guru dan meningkatkan
kualitas belajar bagi peserta didik.
5
Santrock, W. John.(2004). Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Prenadamedia Group
7
C.Penilaian Kelas Sebagai Sasaran Pembelajaran Yang Tepat
1. Belajar tuntas
2. Otentik
3. Berkesinambungan
4. Berdasarkan acuan kriteria / patokan
5. Menggunakan berbagai cara & alat penilaian6
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan
peserta didik dalam melakukan sesuatu. Beragam teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan
informasi tentang kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar
maupun hasil belajar. Teknik pengumpulan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara
6
Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.
8
penilaian kemajuan belajar peserta didik berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang harus dicapai. Penilaian kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator
Pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih. Berdasarkan indikator-indikator ini
dapat ditentukan cara penilaian yang sesuai, apakah dengan tes tertulis, observasi, tespraktek,
dan penugasan perseorangan atau kelompok. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada
tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang
sebenarnya.
Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan
tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan berbicara peserta didik,
misalnya dilakukan pengamatan atau observasi berbicara yang beragam, seperti: diskusi dalam
kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran
kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat
menggunakan alat atau instrument berikut:
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baiktidak baik). Dengan
menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila criteria penguasaan kompetensi
tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh
nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya
9
benarsalah, dapat diamatitidak dapat diamati, baiktidak baik. Dengan demikian tidak terdapat
nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar.
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai
tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di
mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai
sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 =
sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih
dari satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat.
Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan
kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.
Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta
didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial.
Untuk umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan
sumber belajar yang digunakan.
Untuk masukan bagi guru guna merancang kegiatan belajar.
Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas
10
d. Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik.
e. Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam pengamatan
kegiatan belajar peserta didik.
f. Menggunakan cara dan alat penilaian yang bervariasi. Penilaian kelas dapat dilakukan
dengan cara tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, proyek, dan pengamatan
tingkah laku.
g. Melakukan Penilaian kelas secara berkesinambungan untuk memantau proses,kemajuan,
dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, dan ulangan kenaikan kelas. Ulangan harian dapat dilakukan bila sudah
menyelesaikan satu atau beberapa indikator atau satu kompetensi dasar. Pelaksanaan
ulangan harian dapat dilakukan dengan penilaian tertulis, observasi atau lainnya. Ulangan
tengah semester dilakukan bila telah menyelesaikan beberapa kompetensi dasar,
sedangkan ulangan akhir semester dilakukan setelah menyelesaikan semua kompetensi
dasar semester bersangkutan. Ulangan kenaikan kelas dilakukan pada akhir semester
genap dengan menilai semua kompetensi dasar semester ganjil dan genap, dengan
penekanan pada kompetensi dasar semester genap. Guru menetapkan tingkat pencapaian
kompetensi peserta didik berdasarkan hasil belajarnya pada kurun waktu tertentu (akhir
semester atau akhir tahun).
Agar penilaian objektif, guru harus berupaya secara optimal untuk (1) memanfaatkan berbagai
bukti hasil kerja peserta didik dan tingkah laku dari sejumlah penilaian, (2) membuat keputusan
yang adil tentang penguasaan kompetensi peserta didik dengan mempertimbangkan hasil kerja
(karya).
11
mata pelajaran. Satu standar kompetensi terdiri dari beberapa kompetensi dasar. Pada kurikulum
tingkat satuan pendidikan, satu kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi beberapa
indikator pencapaian hasil belajar. Indikator tersebut menjadi acuan dalam merancang penilaian.7
Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu objek.
Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek diperlukan adanya ukuran atau
kriteria. Dengan demikian penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada
objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Dalam penilaian Pendidikan, mencangkup tiga
sasaran utama yakni program pendidikan, proses belajar mengajar dan hasil-hasil belajar.
Sudjana (2005) juga mengatakan bahwa penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai
terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan
bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya
merupakan perubahan tingkah laku setelah melalui proses belajar mengajar. Tingkah laku
sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.
Penilaian dan pengukuran hasil belajar dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar,
terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan
tujuan pendidikan dan pengajaran.
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi
guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila
dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada
jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar
merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Hasil juga bisa diartikan adalah bila seseorang
telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah (PP No. 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 63 Ayat 1) . Pada Edisi ke-3 kita telah
7
Haris, Abdul (2008), Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo
12
membahas penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik. Sekarang kita akan membahas
penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh satuan pendidikan. Penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata
pelajaran.
Pembelajaran tuntas adalah pola pembelajaran berbasis kompetensi yang menggunakan prinsip
ketuntasan secara individual terhadap seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar.
Setelah proses pembelajaran dilakukan selanjutnya diadakan penilaian terhadap hasil
pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan
sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses
pembelajaran. Untuk mengukur penguasaan kompetensi perlu dikembangkan suatu penilaian
yang mencakup seluruh kompetensi dasar dengan menggunakan indikator yang telah ditetapkan
oleh pendidik.
Penilaian terhadap hasil pembelajaran menggunakan sistem penilaian berkelanjutan dalam arti
semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang
telah dikuasai dan belum dikuasai serta mengetahui kesulitan belajar peserta didik. Apabila
peserta didik belum menguasai suatu kompetensi dasar harus mengikuti proses pembelajaran
kemudian dilakukan penilaian untuk mengukur pencapaian kompetensi (Depdiknas, 2010:
36).Proses penilaian dan analisis hasil belajar perlu dilakukan dengan cepat agar peserta didik
dan pendidik dapat mengetahui ketercapaian SK dan KD yang di belajarkan sehingga proses
perbaikan belajar dapat dilakukan dengan tepat dan segera. Ketuntasan peserta didik dalam
mencapai kompetensi sangat bergantung kepada kondisi peserta didik, sumber belajar dan
pendidik. Ada yang mencapai ketuntasan lebih awal ada yang lambat. Untuk mengatasi hal
tersebut maka perlu dilakukan pembelajaran pengayaan atau pembelajaran remedial (Gentile &
Lalley dalam Depdiknas, 2010: 37).
13
V. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan
dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat
digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu
secara jelas. Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan
yaitu:
a. Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu
pengumpulan data serta penulisan laporan.
b. Relevansi Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
c. Keaslian Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek
peserta didik.8
Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk.
Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk
teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar),
barangbarang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
a. Cara analitik, yaitu berdasarkan aspekaspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua
kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
8
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
14
b. Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada
tahap appraisal.
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karyakarya siswa secara individu pada satu
periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan
dinilai oleh guru dan peserta didik sendiri. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru
dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus
melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan
kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi
musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dsb.9
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio
di sekolah, antara lain:
1) Karya siswa adalah benar- benar karya peserta didik itu sendiri
Guru melakukan penelitian atas hasil karya peserta didik yang dijadikan bahanpenilaian
portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya yang dibuat oleh peserta didik itu sendiri.
Dalam proses penilaian guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya, saling
memerlukan dan saling membantu sehingga terjadi proses pendidikan berlangsung dengan baik.
9
Arikunto, Suharsimi.2009.Dasar-dasar evaluasi pendidikan edisi revisi. Jakarta:PT Bumi Aksara
15
Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu dijaga dengan baik
dan tidak disampaikan kepada pihakpihak yang tidak berkepentingan sehingga memberi dampak
negatif proses pendidikan
Guru dan peserta didik perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio sehingga peserta didik
akan merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan akhirnya akan berupaya terus meningkatkan
kemampuannya.
5) Kepuasan
Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang memberikan dorongan
peserta didik untuk lebih meningkatkan diri.
6) Kesesuaian
Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi yang tercantum
dalam kurikulum.
Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya
diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta didik.
Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat
utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk melihat kelebihan dan
kekurangan peserta didik.
16
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Tes standar adalah suatu tes yang memenuhi suatu persyaratan validitas,reliabilitas,kepraktisan
dan lainnya.Tes standar umunya dibuat oleh suatu tim (guru,ahli psikologi,ahli bidang studi)
yang sebelum diteskan,diuji dahulu validitas,reabilitas,kepraktisan dan daya bedanya.
enilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru (yang dilakukan melalui suatu langkah-langkah) yang
terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik
yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang
diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan, yang dikumpulkan melalui prosedur, teknik dan alat
penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai. Keputusan tersebut berhubungan dengan
sudah atau belum berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Jihad, Asep . dan Haris, Abdul (2008), Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo
Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.
18