Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENYUSUNAN INDIKATOR PEMBELAJARAN,

TUJUAN PEMBELAJARAN, DAN ALAT PENILAIAN


Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Telaah Kurikukum

diampu oleh:

Drs. Cici Nurul Haq, M.Pd,

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Anjani Laila Ramadhani (21516013)

Wiwik Sri Mulyani (21516033)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TERAPAN DAN SAINS

INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA

GARUT

TAHUN AJARAN 2022-2023


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang twlah memberikan kami kesehatan
sehingga kami dapat menyelesaika makalah ini. Shalawat serta salam tetap tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Telaah
Kurikulum. Adapun judul dari makalah ini adalah “Penyusunan Indikator Pembelajaran,
Tujuan Pembelajaran, dan Alat Penilaian”.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan dan
bimbingan dari berbagai pihak sebagai bahan masukan untuk penyusun. Penyusun menyadari
bahwa malah ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran yang bersifat mendukung
sangat kami harapkan. Penyusun juga berharap semoga makalalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Aamiin Allahumma Aamiin.

Garut, 02 November 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................................


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................
C. Tujuan ..........................................................................................................................
D. Manfaat ........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Penyusunan Indikator Pembelajaran ............................................................................


B. Tujuan Pembelajaran ...................................................................................................
C. Alat Penilaian ...............................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam proses belajar mengajar di dalam kelas dan pada suatu mata pelajaran tertentu pasti
mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Pencapaian tersebut dapat dicapai dengan
merumuskan indicator yang baik. Rumusan indikator yang baik (bagus) tak lepas dari
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dalam sistem kurikulum KTSP sekolah
mempunyai hak untuk mengembangkan kurikulum berdasarkan pada standar yang
ditentukan oleh Kementrian Pendidikan Nasional (KEMENDIKNAS), tidak hanya itu
sekolah juga mempunyai hak mengembangkan kurikulum dari muatan lokal. Pencapaian
kompetensi dasar dan standar kompetensi terdapat pada indikator. Oleh karena itu,
merumuskan indikator merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar
di kelas.

Tujuan pendidikan menggambarkan idealisme, cita-cita keadaan yang diinginkan individu


atau masyarakat. Oleh karena itu, tujuan merupakan salah satu hal yang penting dalam
kegiatan pendidikan, karena tidak hanya memberikan arah kemana harus pergi, tetapi juga
memberikan arah yang pasti dalam memilih bahan, metode, alat/media, evaluasi dalam
kegiatan yang dilakukan. Dengan rumusan tujuan pendidikan, maka proses pendidikan
akan mudah dievaluasi/diukur dari segi tingkat keberhasilannya. Keberhasilan pendidikan
akan mudah dan cepat dilihat dari segi pencapaian tujuan. Dengan tujuan juga untuk
memudahkan dalam mengatur/menentukan bahan, metode dan alat atau media yang
digunakan dalam proses pendidikan.

Penilaian dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara
berkala berkesinambungan. Dan menyeluruh tentang proses hasil belajar, pertumbuhan dan
perkembangan sikap dan perilaku yang dicapai siswa-siswi. Berkaitan dengan hal ini grur
harus membuat keputusan mengenai pencapaian belajar kompetensi dari siswa siswi.
Pengertian tersebut menunjukkan bahwa penilaian merupakan suatu proses untuk
menggambarkan perubahan dari diri siswa-siswi setelah pembelajaran. Proses member art
bahwa penilaian dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, dengan cara
tertentu sehingga mendapat hasil sesuai yang diharapkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penyusunan indikator pembelajaran?
2. Apa tujuan pembelajaran?
3. Apa itu alat penilaian?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penyusunan indikator pembelajaran
2. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran
3. Untuk mengetahui seperti apa alat penilaian

1
2

D. Manfaat
1. Manfaat teoritis makalah ini memberikan kontribusi keilmuwan pada bidang
pendidikan dalam kajian pembelajaran.
2. Manfaat praktis memberikan manfaat bagi pengajar dalam merumuskan indikator,
tujuan pembelajaran dan alat penilaian dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Penyusunan Indikator Pembelajaran

Indikator adalah perilaku yang dapat diukur atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian
kompetensi dasar (KD) tertentu yang telah menjadi acuan penilaian pada suatu mata pelajaran.
Indikator mempunyai fungsi sebagai pedoman dalam:

 Mengembangkan materi pembelajaran atau bahan ajar


 Mendesain kegiatan pembelajaran
 Merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar

Ketentuan dalam merumuskan indikator diantaranya:

1. Indikator dirumuskan dari Kompetensi Dasar (KD).


Untuk memahami lebih jauh, Anda dapat mengunduh KI dan KD Jenjang SD, KI dan KD
Jenjang SMP, KI dan KD Jenjang SMA.
2. Menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang dapat diukur.
3. Dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas dan mudah dipahami.
4. Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda.
5. Hanya mengandung satu tindakan.
6. Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah,
masyarakat dan lingkungan/daerah

Langkah-langkah membuat indikator

1. Menganalisis tingkat kompetensi yang digunakan KD


2. Menganalisis indikator berdasarkan tingkat UKRK pada KD
UKRK yaitu Urgensi, Kontinuitas, Relevasi, dan Keterpakaian. UKRK dijadikan kriteria
dalam memilih dan memilah ketepatan membuat indikator penting atau indikator
penunjang.

Kategori indikator ada 3 yaitu:

1) Indikator Kunci
Ciri-ciri indikator kunci:
 Indikator yang memenuhi kriteria UKRK
 Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi minimal yang terdapat pada KD
 Memiliki sasaran untuk mengukur ketercapaian standar minimal dari KD
 Dinyatakan secara tertulis dalam pengembangan RPP dan harus teraktualisasi dalam
pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga kompetensi minimal yang harus dikuasai
siswa tercapai berdasarkan tuntutan KD mata pelajaran.
2) Indikator Pendukung
Ciri-ciri indikator pendukung:

3
4

 Membantu peserta didik memahami indikator kunci.


 Dinamakan juga indikator prasyarat yang berarti kompetensi yang sebelumnya telah
dipelajari siswa, berkaitan dengan indikator kunci yang dipelajari.

3) Indikator Pengayaan
Ciri-ciri indikator pengayaan:
 Mempunyai tuntutan kompetensi yang melebihi dari tuntutan kompetensi dari standar
minimal KD.
 Tidak selalu harus ada.
 Dirumuskan oleh pendidik apabila potensi peserta didik memiliki kompetensi yang
lebih tinggi dan perlu peningkatan yang baik dari standar minimal KD.

Berdasarkan contoh indikator yang telah dibuat diatas, kali ini kita akan memetakan
kedalam kategorinya

 Menyebutkan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah. (indikator


pendukung).
 Menjelaskan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah. (indikator
kunci).
 Mengidentifikasi aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah. (indikator
pengayaan).

Indikator hasil belajar adalah tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa
setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu. Dengan demikian, indikator hasil
belajar merupakan kemampuan siswa yang dapat diobservasi (Sanjaya, 2009: 135). Indikator
dalam perencanaan proses pembelajaran disusun untuk menentukan keberhasilan pencapaian
kompetensi dasar. Dengan demikian, indikator dirumuskan sebagai dasar untuk menyusun alat
penilaian. Adapun kreteria dalam merumuskan indikator, yaitu pertama, indikator dirumuskan
dalam bentuk perilaku yang dapat diukur tingkat keberhasilannya; kedua, perilaku yang diukur
itu berorientasi pada hasil belajar bukan pada proses belajar; ketiga, setiap satu indikator hanya
mengandung satu perilaku; dan keempat, perilaku dalam indikator harus signifikan dengan
kompetensi utama dalam pembelajaran bahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca, maupun
menulis.

B. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran adalah deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi, yakni


pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh murid dalam satu atau lebih kegiatan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran disusun dengan memperhatikan eviden atau bukti yang
dapat diamati dan diukur pada murid, sehingga murid dapat dinyatakan mencapai suatu
tujuan pembelajaran.
5

Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen utama, yaitu kompotensi


dan lingkup materi.

1. Kompetensi merupakan kemampuan yang perlu didemontrasikan oleh murid untuk


menunjukan dirinya telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
2. Lingkup materi merupakan konten dan konsep utana yang perlu dipahami pada akhir satu
unit pembelajaran.

Tujuan pembelajaran dalam KTSP dirumuskan dalam bentuk kompetensi. Kompetensi


adalah perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Sanjaya, 2009: 131). Setiap kompetensi
mengandung beberapa aspek sebagai tujuan yang akan dicapai, yaitu:

a. Pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan bidang kognitif pada peserta didik.


b. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman pengetahuan yang dimiliki oleh setiap
individu.
c. Kemahiran (skill), yaitu kemampuan individu untuk melaksanakan secara praktik tentang
tugas yang dibebankan kepadanya.
d. Nilai (value), yaitu norma-norma yang bersifat didaktik bagi peserta didik
e. Sikap (attitude), yaitu pandangan individu terhadap sesuatu.
f. Minat (interest), yaitu kecenderungan individu untuk melakukan sesuatu. Minat merupakan
aspek yang dapat menentukan motivasi seseorang melakukan suatu aktivitas.

Kompetensi dalam KTSP dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Kompetensi lulusan adalah kemampuan minimal yang harus dicapai oleh peserta didik,
setelah tamat mengikuti pendidikan pada jenjang atau satuan pendidikan tertentu.
b. Kompetensi standar atau standar kompetensi adalah kemampuan minimal yang harus
dicapai setelah peserta didik menyelesaikan suatu mata pelajaran tertentu pada setiap
jenjang pendidikan yang diikutinya.
c. Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal yang harus dicapai oleh peserta didik dalam
penguasaan konsep atau materi pelajaran yang dibeerikan dalam kelas pada jenjang
pendidikan tertentu.

Kemampuan yang harus dicapai siswa setelah proses pembelajaran harus diproyeksikan guru
dalam tujuan pembelajaran. Standar kompetensi dan Kompetensi dasar sebagai tujuan
pembelajaran dirumuskan dalam bentuk perilaku yang bersifat umum sehingga masih sulit
diukur ketercapaiannya. Oleh karena itu tugas guru dalam mengembangkan program
perencanaan salah satunya adalah menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar
menjadi indikator hasil belajar.

C. Alat Penilaian

Secara garis besar, alat penilaian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tes dan nontes.
Baik tes maupun nontes, keduanya dapat dipergunakan untuk mendapatkan informasi atau
6

data-data penilaian tentang subjek yang dinilai secara berhasil jika dipakai secara tepat.
Artinya, kita harus dapat menentukan kapan mempergunakan tes dan kapan mempergunakan
nontes. Pemilihan secara tepat terhadap kedua jenis alat penilaian tersebut tak dapat dipisah
dari tujuan penilaian dan jenis informasi yang diharapkan. Adapun untuk mengembangkan alat
penilaian hasil belajar sebagai berikut:

1. Dasar-dasar penyusunan hasil tes belajar (THB)


Tes hasil belajar merupakan alat ukur yang paling banyak digunakan untuk menentukan
keberhasilan seseorang dalam suatu proses belajar. Adapun Dasar-Dasar Penyusunan
THB antara lain:
a. THB harus dapat mengukur tujuan/kompetensi tertentu yang dicapai dalam proses
pembelajaran.
b. THB harus dapat mewakili materi yang dipelajari.
c. Pertanyaan THB disesuaikan dengan aspek-aspek tingkat belajar yang diharapkan.
d. THB disusun sesuai dengan tujuan penggunaan tes (fungsi tes), misalnya: pre test,
post test, diagnostik, prestasi, dsb.
e. THB disesuaikan dengan pendekatan pengukuran yang digunakan.
f. THB digunakan untuk memperbaiki proses PBM
2. Jenis tes dan non tes
Alat Penilaian (Tes) adalah:
a. Suatu pernyataan/tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk
memperoleh informasi tentang atribut pendidikan, setiap butir pernyataan tersebut
mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.
b. Himpunan pertanyaan yang harus dijawab, dipilih, ditanggapi oleh peserta tes
dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari orang yang dites.

Non Tes adalah keberhasilan siswa dalam kegiatan PBM tidak selalu dapat diukur
dengan alat penilaian tes, karena tidak semua kemampuan siswa dapat diukur secara
kuantitatif dan obyektif. Pengukuran aspek afektif dan psikomotor memerlukan alat
penilaian yang sesuai dengan karateristik tersebut dan biasa bersifat kualitatif.

Adapun perbedaan jenis tes dan non tes sebagai berikut:

Tes Non Tes


 Mengukur  Mengukur kemampuan
kemampuan kognitif afektif dan psikomotor
 Kuantitatif  Kualitatif

3. Macam-Macam Tes
a. Tes Obyektif adalah bentuk soal atau tes yang telah mengandung kemungkinan
jawaban yang harus dipilih atau dikerjakan oleh peserta tes. Secara umum ada tiga
tipe tes obyektif:
1) Benar-Salah (true-false)
Kelebihan Teks Obyektif Benar-Salah (true-false)
 Mudah dikonstruksi
7

 Perangkat soal dapat mewakili semua indikator atau kompetensi yang


dicapai (mengukur berbagai jenjang kognitif)
 Mudah diskor, karena hanya 2 alternatif jawaban, cepat dan obyektif.
 Baik untuk mengukur fakta dan ingatan lanjutan.
2) Menjodohkan (matching)
Kelebihan Tes Menjodohkan (matching)
 Relatif lebih mudah dalam perumusan butir soal.
 Ringkas dan ekonomis dilihat dari rumusan butir soal dan cara
memberikan jawabannya.
 Pensekoran mudah, cepat dan obyektif.
 Mencakup semua kompetensi yang diujikan.
 Baik digunakan untuk menguji pengetahuan (istilah, definisi, peristiwa,
dsb).
3) Pilihan ganda (multiple choice)
Kelebihan Tes Pilihan Ganda (multiple choice)
 Mengukur berbagai jenjang kognitif
 Mudah dalam penskoran, objektif, cepat
 Peserta tes tidak terbatas jumlahnya.
 Dapat dilakukan analisis butir soal dengan baik.
 Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan.
 Jumlah option jawaban lebih dari dua.
 Memberikan informasi keadaan peserta tes lebih banyak.
b. Tes Non-Objektif (Subyektif) adalah jenis tes yang mengandung pertanyaan atau
tugas dimana jawaban soal tersebut dilakukan dengan cara mengekspresikan
pikiran peserta tes. Jawaban soal tidak disediakan oleh pembuat tes. Tes Non-
Objektif meliputi:
1) Isian/melengkapi
Banyak digunakan dalam tes matematik dan bahasa Indonesi, dll untuk
pendidikan dasar mudah dikonstruksi dapat menguji kompetensi yang dikuasai
dalam waktu yang relatif singkat.
2) Jawaban singkat
3) Uraian/ essay
Kelebihan tes uraian/subyektif:
 Dapat melihat proses berpikir siswa
 Dapat mengukur cara menyampaikan gagasan siswa.
 Dapat mengemukakan pendapat dengan bebas.
 Mengukur kedalaman materi
 Mudah mengkonstruksi soal/membuat soal.

Kelemahan tes uraian/subyektif:

 Materi terbatas
 Sulit memberikan skor
8

 Membutukan waktu yang relatif lama dalam menilai.


 Tingkat relabilitasnya rendah.
4. Perbandingan antara tes obyektif dan non obyektif

No. Kriteria Tes Obyektif Tes Non Obyektif


1. Taksonomi yang diukur Kognitif Afektif dan psikomotor
(aspek yang diukur)
2. Jumlah sampel Luas (banyak) Terbatas
3. Menyusun pertanyaan Relatif lebih sulit dan Relatif lebih mudah dan
(membuat konstruksi membutuhkan waktu lama waktu lebih singkat
soal)
4. Skoring Mudah, cepat dan Relatif lebih sulit dan ada
obyektif, reabilitas tinggi unsur subyektifitas,
reabilitas rendah
5. Faktor-faktor yang Relatif sedikit Banyak faktor
mengganggu hasil
pengolahan
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan

Indikator pembelajaran adalah tujuan pembelajaran yag diharapkan dapat dimiliki oleh siswa
setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu. Dengan demikian, indikator hasil
belajar merupakan kemampuan siswa yang dapat di observasi (Sanjaya, 2009 : 135).

Indikator mempunyai fungsi sebagai pedoman dalam:

 Mengembangkan materi pembelajaran atau bahan ajar


 Mendesain kegiatan pembelajaran
 Merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar

Tujuan pembelajaran adalah deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi, yakni pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang diperoleh murid dalam satu atau lebih kegiatan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran disusun dengan memperhatikan eviden atau bukti yang dapat diamati dan
diukur pada murid, sehingga murid dapat dinyatakan mencapai suatu tujuan
pembelajaranTujuan dalam kurikulum atau pembelajaran memegang peranan penting, yaitu
mengarahkan semua kegiatan pembelajaran dan mewarnai komponen-komponen kurikulum
lainnya.

Secara garis besar, alat penilaian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tes dan nontes.
Baik tes maupun nontes, keduanya dapat dipergunakan untuk mendapatkan informasi atau
data-data penilaian tentang subjek yang dinilai secara berhasil jika dipakai secara tepat.
Artinya, kita harus dapat menentukan kapan mempergunakan tes dan kapan mempergunakan
nontes. Pemilihan secara tepat terhadap kedua jenis alat penilaian tersebut tak dapat dipisah
dari tujuan penilaian dan jenis informasi yang diharapkan.

B. Saran

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan pembaca tentang Penyusunan Indikator
Pembelajaran, Tujuan Pembelajaran, Alat Penilaian. Kami menyadari bahwa maklah ini
masih jauh dari kesempurnaan, terdapat kesalah-kesalahan, baik dalam bahasanya, maupun
materi dan penyusunannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
dapat membangun penulisan makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.anekamakalah.com/2013/04/tujuan-pembelajaran.html

http://hayyan-ahmad.blogspot.com/2013/03/pengembangan-indikator.html#

https://kependidikan.com/membuat-indikator/

https://www.kompasiana.com/antorowahyu/551821e0813311ae689de8c7/alat-penilaian-
pendidikan

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132231727/pendidikan/MACAM+ALAT+EVALUASI-
2.pdf

https://staffnew.uny.ac.id/upload/132296142/pendidikan/MATERI+INDIKATOR+PEMBEL
AJARAN+KJ.+KURIKULUM.pdf

http://digilib.unimed.ac.id/12729/8/Bab%20ll.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai