Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

LANGKAH- LANGKAH PERUMUSAN


KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR HASIL
BELAJAR DAN MATERI PEMBELAJARAN
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Perencanaan dan
Desain Pembelajaran

Dosen Pengampu:

Muyasaroh, S.Pd.I,. M.Pd.I

Di Susun Oleh:
1. Roziqul Mazir 200501016
2. Mifta Razzaq 200501042

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK


2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah ini. Dalam proses penyusunan tugas ini penyusun
menemui beberapa hambatan, namun berkat dukungan materil dari berbagai
pihak, akhirnya penyusun dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik. Oleh
karena itu, melalui kesempatan ini penyusun menyampaikan terimakasih kepada
semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.
Penyusun menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat
penyusun harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan penyusun
semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan bagi pembaca lain
pada umumnya.

Gresik, 30 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................1

C. Tujuan Pembahasan.........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2

A. Kompetensi Dasar dan Langakah-langkah Kompetensi Dasar.......................2

B. Indikator Hasil Belajar dan Materi Pembeljaran............................................4

BAB III PENUTUP..............................................................................................11

A. Kesimpulan....................................................................................................11

DAFTAR PUSAKA..............................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam tiap jenjang pendidikan pasti ada standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan indikator karena untuk mengetahui materi apa saja yang akan dipelajari
dan tujuan apa saja yang harus dicapai sehingga mudah karena terarah dan
merupakan program yang telah terstruktur dalam tiap sekolah.
Di mana dari standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator dapat
mengetahuai kemampuan, keterampilan dan sikap peserta didik sehingga secara
spesifisik dapat dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan juga
dijadikan tolak ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan
atau mata pelajaran tertentu
Oleh karena itu, sangat penting sekali adanya standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator dalam pendidikan karena sebagai patokan dalam
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kompetensi Dasar dan Langakah-langkah Kompetensi Dasar ?
2. Bagaimana Indikator Hasil Belajar dan Materi Pembeljaran ?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Untuk Mengetahui Kompetensi Dasar dan Langakah-langkah Kompetensi
Dasar
2. Untuk Mengetahui Indikator Hasil Belajar dan Materi Pembeljaran

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kompetensi Dasar
1. Pengertian
Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan nilai dan
sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dalam hal ini
kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang
dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat
melakukan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas, ketrampilan, sikap dan
apresiasi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas-
tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu.1
Dalam kurikulum kompetensi sebagai tujuan pembelajaran itu dideskripsikan
secara eksplisit, sehingga dijadikan standart dalam pencapaian tujuan kurikulum.
Baik guru maupun siswa perlu memahami kompetensi yang harus dicapai dalam
proses pembelajaran. Pemahaman ini diperlukan dalam merencanakan strategi dan
indikator keberhasilan.
Ada beberapa aspek didalam kompetensi sebagai tujuan, antara lain:
1) Pengetahuan (knowlegde) yaitu kemampuan dalam bidang kognitif
2) Pemahaman (understanding) yaitu kedalaman pengetahuan yang dimiliki
setiap individu
3) Kemahiran (skill)
4) Nilai (value) yaitu norma-norma untuk melaksanakan secara praktik tentang
tugas yang dibebankan kepadanya
5) Sikap (attitude) yaitu pandangan individu terhadap sesuatu
6) Minat (interest) yaitu kecenderungan individu untuk melakukan suatu
perbuatan
Sesuai aspek diatas maka tampak bahwa kompetensi sebagai tujuan dalam
kurikulum yang bersifat kompleks artinya kurikulum berdasarkan kompetensi
bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman kecakapan, nilai,

1
Bermawy Munthe, Desain Pembelajaran. (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, cet.ke-
10, 2014) hal. 27

2
sikap dan minat siswa agar mereka dapat melakukan sesuatu dalam bentuk
kemahiran disertai tanggung jawab. Dengan demikian tujuan yang ingin dicapai
dalam kompetensi ini bukanlah hanya sekedar pemahaman akan materi pelajaran,
akan tetapi bagaimana pemahaman dan penguasaan materi itu dapat
mempengaruhi cara bertindak dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga Kompetensi Dasar adalah pengetahuan, ketrampilan dan sikap minimal
yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam penguasaan materi pelajaran yang
diberikan dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu. Juga merupakan
perincian atau penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi. Adapun
penempatan komponen Kompetensi Dasar dalam silabus sangat penting, hal ini
berguna untuk mengingatkan para guru seberapa jauh tuntutan target kompetensi
yang harus dicapainya.2
2. Langkah-langkah penyusunan Kompetensi Dasar
Adapun dalam mengkaji kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana
tercantum pada Standar Isi dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:
1) Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan
materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di Standar Isi.
2) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran.
Pada dasarnya rumusan kompetensi dasar itu ada yang operasional maupun
yang tidak operasional karena setiap kata kerja tindakan yang berada pada
kelompok pemahaman dan juga pengetahuan yang tidak bisa digunakan untuk
rumusan kompetensi dasar.
Sehingga langkah-langkah untuk menyusun kompetensi dasar adalah sebagai
berikut:
 Menjabarkan Kompetensi Dasar yang dimaksud.
 Tulislah rumusan Kompetensi Dasarnya.
 Mengkaji KD tersebut untuk mengidentifikasi indikatornya dan rumuskan
indikatornya yang dianggap relevan tanpa memikirkan urutannya lebih
dahulu juga tentukan indikator-indikator yang relevan dan tuliskan sesuai
urutannya.

2
Ibid hal 28

3
 Kajilah apakah semua indikator tersebut telah mempresentasikan KD nya,
apabila belum lakukanlah analisis lanjut untuk menemukan indikator-
indikator lain yang kemungkinan belum teridentifikasi.
 Tambahkan indikator lain sebelum dan sesudah indikator yang teridentifikasi
sebelumnya dan rubahlah rumusan yang kurang tepat dengan lebih akurat dan
pertimbangkan urutannya
2.2 Indikator Hasil Belajar dan Materi Pembelajaran
1. Pengertian
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik,
mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata
kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Menurut Depag indikator adalah wujud dari kompetensi dasar yang lebih
spesifik. Sedangkan menurut E Mulyasa indicator merupakan penjabaran dari
kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respon yang
dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Indicator juga dikembangkan
sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan potensi daerah dan peserta didik
dan juga dirumuskan dalam rapat kerja operasional yang dapat diukur dan
diobservasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat
penilaian.3
Sedangkan menurut Darwin Syah indikator pembelajaran adalah
karakteristik, cirri-ciri, tanda-tanda perbuatan atau respon yang dilakuakan oleh
siswa, untuk menunjukkan bahwa siswa telah memiliki kompetensi dasar tertentu.
Jadi indikator adalah merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat
dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan juga dijadikan tolak
ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan atau mata
pelajaran tertentu
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:
(1) tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan
dalam KD;
3
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran; Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru, (Bandung: Rosdakarya 2007), hal. 50

4
(2) karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; dan
(3) potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah.
Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan
indikator, yaitu:
(1) indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator; dan
(2) indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis
soal yang di kenal sebagai indikator soal.
Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata
kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal
yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.
2. Fungsi Indikator
Indikator memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam
mengembangkan pencapaian kompetensi berdasarkan SK-KD. Indikator berfungsi
sebagai berikut:
a. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran. Pengembangan
materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang dikembangkan.
Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam
pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah, serta
lingkungan.4
b. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran. Desain pembelajaran
perlu dirancang secara efektif agar kompetensi dapat dicapai secara
maksimal. Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai dengan
indikator yang dikembangkan, karena indikator dapat memberikan gambaran
kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi. Indikator
yang menuntut kompetensi dominan pada aspek prosedural menunjukkan
agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan strategi ekspositori
melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-inquiry.
c. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar. Bahan ajar perlu dikembangkan
oleh guru guna menunjang pencapaian kompetensi peserta didik. Pemilihan

4
Ibid hal. 51

5
bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan indikator sehingga dapat
meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal.
d. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.
Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta
mengevaluasi hasil belajar, Rancangan penilaian memberikan acuan dalam
menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator
penilaian. Pengembangan indikator penilaian harus mengacu pada indikator
pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan SK dan KD.
3. Manfaat Indikator.
Indikator Penilaian bermanfaat bagi :
(1) guru dalam mengembangkan kisi-kisi penilaian yang dilakukan melalui tes
(tes tertulis seperti ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan
akhir semester, tes praktik, dan/atau tes perbuatan) maupun non-tes;
(2) peserta didik dalam mempersiapkan diri mengikuti penilaian tes maupun
non-tes. Dengan demikian siswa dapat melakukan self assessment untuk
mengukur kemampuan diri sebelum mengikuti penilaian sesungguhnya;
(3) pimpinan sekolah dalam memantau dan mengevaluasi keterlaksanaan
pembelajaran dan penilaian di kelas; dan
(4) orang tua dan masyarakat dalam upaya mendorong pencapaian kompetensi
siswa lebih maksimal.5
4. Mekanisme Pengembangan Indikator
a. Menganalisis Tingkat Kompetensi dalam SK dan KD.
Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis
tingkat kompetensi dalam SK dan KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi
tuntutan minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional.
Sekolah dapat mengembangkan indikator melebihi standar minimal
tersebut.
Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional
yang digunakan dalam SK dan KD. Tingkat kompetensi dapat diklasifikasi
dalam tiga bagian, yaitu tingkat pengetahuan, tingkat proses, dan tingkat
penerapan. Kata kerja pada tingkat pengetahuan lebih rendah dari pada
5
Kasful Anwar Dan Hendra Harmi, , Perencanaan Sistem Pembelajaran KTSP,
(Bandung: Alfabeta 2011) hal. 75-83

6
tingkat proses maupun penerapan. Tingkat penerapan merupakan tuntutan
kompetensi paling tinggi yang diinginkan.
Selain tingkat kompetensi, penggunaan kata kerja menunjukan
penekanan aspek yang diinginkan, mencakup sikap, pengetahuan, serta
keterampilan. Pengembangan indikator harus mengakomodasi kompetensi
sesuai tendensi yang digunakan SK dan KD. Jika aspek keterampilan lebih
menonjol, maka indikator yang dirumuskan harus mencapai kemampuan
keterampilan yang diinginkan.
b. Menganalisis Karakteristik Mata Pelajaran, Peserta Didik, dan Sekolah
Pengembangan indikator mempertimbangkan karakteristik mata
pelajaran, peserta didik, dan sekolah karena indikator menjadi acuan dalam
penilaian.
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang
membedakan dari mata pelajaran lainnya. Perbedaan ini menjadi
pertimbangan penting dalam mengembangkan indikator. Karakteristik
mata pelajaran bahasa yang terdiri dari aspek mendengar, membaca,
berbicara dan menulis sangat berbeda dengan mata pelajaran matematika
yang dominan pada aspek analisis logis. Guru harus melakukan kajian
mendalam mengenai karakteristik mata pelajaran sebagai acuan
mengembangkan indikator. Karakteristik mata pelajaran dapat dikaji pada
dokumen standar isi mengenai tujuan, ruang lingkup dan SK serta KD
masing-masing mata pelajaran.6
Pengembangkan indikator memerlukan informasi karakteristik
peserta didik yang unik dan beragam. Peserta didik memiliki keragaman
dalam intelegensi dan gaya belajar. Oleh karena itu indikator selayaknya
mampu mengakomodir keragaman tersebut. Peserta didik dengan
karakteristik unik visual-verbal atau psiko-kinestetik selayaknya
diakomodir dengan penilaian yang sesuai sehingga kompetensi siswa
dapat terukur secara proporsional.
c. Menganalisis Kebutuhan dan Potensi

6
Ibid hal 84

7
Kebutuhan dan potensi peserta didik, sekolah dan daerah perlu
dianalisis untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam mengembangkan
indikator. Penyelenggaraan pendidikan seharusnya dapat melayani
kebutuhan peserta didik, lingkungan, serta mengembangkan potensi
peserta didik secara optimal. Peserta didik mendapatkan pendidikan sesuai
dengan potensi dan kecepatan belajarnya, termasuk tingkat potensi yang
diraihnya.
Indikator juga harus dikembangkan guna mendorong peningkatan
mutu sekolah di masa yang akan datang, sehingga diperlukan informasi
hasil analisis potensi sekolah yang berguna untuk mengembangkan
kurikulum melalui pengembangan indikator.7
5. Merumuskan Indikator
Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai
berikut:
 Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator
 Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam
kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD. Indikator harus mencapai
tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi
kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik.
 Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi.
 Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat
kompetensi dan materi pembelajaran.
 Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga
menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.
 Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator
penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotorik.
6. Mengembangkan Indikator Penilaian
Indikator penilaian merupakan pengembangan lebih lanjut dari indikator
(indikator pencapaian kompetensi). Indikator penilaian perlu dirumuskan untuk
dijadikan pedoman penilaian bagi guru, peserta didik maupun evaluator di

7
adan Standar Nasional Pendidikan, , Panduan Penyusunan Kurikulum. (Tingkat
Satuan Pendidikan : Jakarta 2006) hal. 15

8
sekolah. Dengan demikian indikator penilaian bersifat terbuka dan dapat diakses
dengan mudah oleh warga sekolah. Setiap penilaian yang dilakukan melalui tes
dan non-tes harus sesuai dengan indikator penilaian.
Indikator penilaian menggunakan kata kerja lebih terukur dibandingkan
dengan indikator (indikator pencapaian kompetensi). Rumusan indikator penilaian
memiliki batasan-batasan tertentu sehingga dapat dikembangkan menjadi
instrumen penilaian dalam bentuk soal, lembar pengamatan, dan atau penilaian
hasil karya atau produk, termasuk penilaian diri.
B. Penyusunan materi pokok/ materi pembelajaran
Komponen lain yang harus diperhatikan dalam perencanaan pembelajaran
adalah penentuan materi pokok. Materi pokok harus disusun sedemikian rupa
agar dapat menunjang tercapainya kompetensi. Materi pokok adalah pokok-pokok
materi pembelajaran yang harus dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian
kompetensi dan yang akan dinilai dengan menggunakan instrument penilaian
yang disusun berdasarkan indicator pencapaian belajar.
Karena standar materi pokok telah ditetapkan secara nasional, maka materi
pokok tinggal disalin dari buku Standar kompetensi Mata Pelajaran. Sementara
tugas para pengembang silabus adalah memberikan jabaran/ materi pokok tersebut
ke dalam uraian meteri atau biasa disebut materi pembelajaran untuk
memudahkan guru, sekaligus memberikan arah serta cakupan materi
pembelajarannya.8
Materi pokok disusun untuk pencapaian tujuan, karenanya materi pokok
dipilih sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dicapai. Beberapa
pertimbangan yang harus diperhatikan dalam menentukan materi pokok adalah
1. Potensi peserta didik
2. Relevan dengan karakteristik daerah
3. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, social, dan spiritual
peserta didik
4. Kebermanfaatan bagi peserta didik
5. Struktur keilmuan
6. Aktualitas, kedalaman, keluasan materi pembelajaran,

8
Ibid hal. 16

9
7. Relevan dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
8. Sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia
9. Merumuskan kegiatan pembelajaran.
Al-Qur’an-Hadis
Kelas VII, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Memahami al-Qur’an dan al- 1.1 Menjelaskan pengertian dan fungsi
Hadis sebagai pedoman hidup al-Qur’an dan al-Hadis
1.2 Menjelaskan cara-cara menfungsikan
al-Qur’an dan al-Hadis
1.3 Menerapkan al-Qur’an sebagai
pedoman hidup umat Islam

Kelas VIII, Semester 1


STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Membaca al-Qur’an surat 1.1 Menerapkan hukum bacaan
pendek pilihan Qalqalah, tafkhim, dan mad ‘aridh
lissukun dalam al-Qur’an
1.2     Menerapkan hukum bacaan nun
mati, dan mim mati dalam al-Qur’an
 Kelas IX, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Membaca al-Qur’an surat 1.1 Menerapkan hukum mad silah dalam
pendek 1.2
Pilihan 1.3
1.4
1.5
1.6
1.7 QS al-Qaari’ah dan al-Zalzalah
1.8 Menerapkan hukum mad laazim
mukhaffaf kilmi, mutsaqqal kilmi,
dan Farqi dalam al-Qur’an

Kelas X, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Memahami pengertian al- 1.1 Menjelaskan pengertian al-Qur’an
Qur’an dan bukti menurut para ahli
keotentikannya 1.2 Membuktikan keotentikan al-Qur’an
ditinjau dari segi keunikan
redaksinya, kemukjizatannya, dan
sejarahnya.
1.3 Menunjukkan prilaku orang yang
meyakini kebenaran al-Qur’an

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kompetensi Dasar adalah pengetahuan, ketrampilan dan sikap minimal yang
harus dikuasai oleh peserta didik dalam penguasaan materi pelajaran yang
diberikan dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu. Juga merupakan
perincian atau penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi. Adapun
penempatan komponen Kompetensi Dasar dalam silabus sangat penting, hal ini
berguna untuk mengingatkan para guru seberapa jauh tuntutan target kompetensi
yang harus dicapainya.
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik,
mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata
kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau
kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, tujuan
dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik.

11
DAFTAR PUSAKA
Bermawy Munthe, 2014. Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani, cet.ke-10.

Abdul Majid, 2007. Perencanaan Pembelajaran; Mengembangkan Standar


Kompetensi Guru, Bandung: Rosdakarya.

Kasful Anwar Dan Hendra Harmi. 2011. Perencanaan Sistem Pembelajaran


KTSP, Bandung: Alfabeta.

adan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat.


Satuan Pendidikan : Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai