Anda di halaman 1dari 24

KEGIATAN BELAJAR III

PEMETAAN SKL, KOMPETENSI INTI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. Pengantar

Analisis SKL KI KD Analisis SKL KI KD ialah kegiatan menguraikan


keterkaitan SKL KI KD atas berbagai bagiannya, menelaah bagian itu sendiri
serta hubungan antar bagian untuk memperoleh berbagai informasi pedagogis
yang berguna untuk membuat perencanaan pembelajaran yang benar. Analisis
SKL KI KD menjabarkan komponen SKL (Standar Kompetensi Lulusan), KI
(Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) baik KD Pengetahuan maupun
KD Keterampilan. Selain aktifitas menjabarkan menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil, Analisis SKL KI KD juga menjabarkan hubungan dan keterkaitan
antar komponen yang di analisis tersebut.
Standar kompetensi luluan adalah pencapaian siswa selama belajar di
satuan Pendidikan, diturunkan dari tujuan pendidikan nasional meliputi ranah
sikap, pengetahuan dan keterampilan. SKL lalu diturunkan menjadi kompetensi
inti. Ranah sikap diturunkan ke kompetensi inti sikap spriritual dan kompetensi
inti social, Sedangkan ranah pengetahuan diturukan ke kompetensi inti
pengetahuan dan ranah keterampilan diturukan ke kompetensi inti keterampilan.
Dari kompetensi inti dikembangkan ke dalam kompetensi dasar masing-masing
mata pelajaran sesuai karakteristik mata pelajaran.
SKL-KI-KD merupakan pencapaian belajar siswa, sehingga harus linier.
Sebelum seorang guru memyusun RPP, maka sebaiknya harus kompeten dalam
memetakan keterkatitan SKL-KI-KD
Indikator mempunyai peranan yang sangat penting dalam rancangan persiapan
pembelajaran karena proses belajar mengajar yang baik harus direncanakan
dengan baik pula. Pengembangan indikator yang baik akan mengukur kompetensi
dasar dan standar kompetensi yang dikehendakai oleh kurikukulum di sekolah
karena indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai
oleh perilaku siswa yang terukur mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakter peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional
yang terukur dan atau dapat diobservasi.
Berdasarkan uraian di atas, maka pengembangan indikator merupakan
langkah strategis dalam peningkatan kualitas pembelajaran di kelas dan
pencapaian kompetensi peserta didik. Dengan demikian diperlukan keterampilan
untuk mengembangkan indikator yang dapat dijadikan pedoman bagi guru dan
sekolah dalam mengembangkan KD tiap mata pelajaran.
B. Deskripsi Singkat

Mata Diklat ini membahas tentang Pemetaaan Kompetensi Inti dan


Kompetensi Dasar yang meliputi cara memetakan keterkaitan KI , KD. dan
indikator

C. Tujuan Pembelajaran

1. Kompetensi Dasar
Menganalisis Pemetaan SKL, KI, KD dan indikator
2. Indikator Pencapaian Kompetensi
a. Menjelaskan cara memetakan keterkaitan KI dan KD
b. Menganalisis keterkatitan KI dan KD
c. Menganalisis Keterkaitan KD - indikator

D. Materi

1. Cara Memetakan Keterkaitan KI dan KD


Sebelum kita Menyusun RPP maka seorang guru hari berkompeten
memetakan SKL KI dan KD sebagai ketercapaian. Maka tahap pertama
adalah mengenak SKL KI dan KD.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Kriteria ini diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan
masa belajarnya di satuan pendidikan pada suatu jenjang pendidikan. SKL
merupakan acuan utama dalam pengembangan Kompetensi Inti (KI),
selanjutnya KI dijabarkan ke dalam Kompetensi Dasar (KD). Rumusan SKL
tertuang dalam: Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia (Permendikbud RI) Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
Kompetensi Inti (KI) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada
setiap tingkat kelas. Artinya ia merupakan operasionalisasi SKL dalam
bentuk kualitas yang harus dimiliki peserta didik pada setiap tingkat kelas
atau program yang menjadi dasar pengembangan KD. KI mencakup sikap
(spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi Inti harus
menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan
soft skills. KI berfungsi sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata
pelajaran atau program dalam mencapai SKL sebagai wujud dari prinsip
keterkaitan dan kesinambungan.
Kompetensi Dasar (KD) merupakan kemampuan dan materi
pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata
pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada
kompetensi inti. Kompetensi Dasar bisa dipahami juga sebagai sejumlah
kemampuan minimal baik sikap, pengetahuan, maupun keterampilan yang
harus dikuasai peserta didik pada suatu mata pelajaran tertentu sebagai
rujukan penyusunan indikator pencapaian kompetensi. Rumusan KI dan KD
tertuang dalam: Permendibud RI Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah dan untuk mata pelajaran Keagamaan ada
di Keputusan Menteri Agama Nomor 183 tahun 2018
Taksonomi dimaknai sebagai seperangkat prinsip klasifikasi atau
struktur dan kategori ranah kemampuan tentang perilaku peserta didik yang
terbagi ke dalam ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pembagian
ranah perilaku belajar dilakukan untuk mengukur perubahan perilaku
seseorang selama proses pembelajaran sampai pada pencapaian hasil belajar,
dirumuskan dalam perilaku (behaviour) dan terdapat pada indikator
pencapaian kompetensi. 5. Indikator atau -bisa juga disebut- indikator
pencapaian kompetensi adalah ukuran, karakteristik, atau ciri-ciri dari
ketercapaian Kompetensi Dasar berdasarkan taksonomi kemampuan baik
pada ranah sikap, pengetahuan, maupun keterampilan. Oleh karena itu,
indikator harus dirumuskan oleh guru dengan menggunakan kata kerja
operasional. Kata kerja operasional artinya adalah kata kerja yang
berimplikasi pada terjadinya (beroperasinya) suatu perilaku pada peserta
didik, sehingga perilaku tersebut dapat dengan mudah diamati guru.
Ketercapaian kompetensi berorientasi pada hasil belajar. Hasil belajar
sebagaimana disebutkan, dirumuskan dalam tiga kelompok ranah taksonomi
meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pembagian taksonomi
hasil belajar dilakukan untuk mengukur perubahan perilaku peserta didik
selama proses belajar sampai pada pencapaian hasil belajar yang dirumuskan
dalam aspek perilaku (behaviour) tujuan pembelajaran. Umumnya klasifikasi
perilaku hasil belajar yang digunakan berdasarkan taksonomi Bloom yang
pada Kurikulum 2013 yang telah disempurnakan oleh Anderson dan
Krathwohl dengan pengelompokan menjadi : (1) Sikap (affective)
merupakan perilaku, emosi dan perasaan dalam bersikap dan merasa, (2)
Pengetahuan (cognitive) merupakan kapabilitas intelektual dalam bentuk
pengetahuan atau berpikir, (3) Keterampilan (psychomotor) merupakan
keterampilan manual atau motorik dalam bentuk melakukan. Ranah sikap
dalam Kurikulum 2013 merupakan urutan pertama dalam perumusan
kompetensi lulusan, selanjutnya diikuti dengan rumusan ranah pengetahuan
dan keterampilan.
a Ranah sikap dalam Kurikulum 2013 menggunakan olahan Krathwohl, di
mana pembentukan sikap peserta didik ditata secara hirarkhis sbb:
1) Menerima (accepting),
2) Merespon/menanggapi (responding),
3) Menghargai (valuing),
4) Menghayati (organizing/ internalizing), dan
5) Mengamalkan (characterizing/actualizing).
b. Ranah pengetahuan pada Kurikulum 2013 menggunakan taksonomi Bloom
olahan Anderson, di mana perkembangan kemampuan mental intelektual
peserta didik dimulai dari
1) C1 (Cognitive 1), mengingat (remember): peserta didik mengingat
kembali pengetahuan dari memorinya;
2). C2, memahami (understand): kemampuan mengonstruksi makna dari
pesan pembelajaran baik secara lisan, tulisan maupun grafik;
3). C3, menerapkan (apply): penggunaan prosedur dalam situasi yang
diberikan atau situasi baru;
4) C4, menganalisis (analyse): penguraian materi ke dalam bagian-bagian
dan bagaimana bagian-bagian tersebut saling berhubungan satu sama
lainnya dalam keseluruhan struktur;
5). C5, mengevaluasi (evaluate): kemampuan membuat keputusan
berdasarkan kriteria dan standar; dan
6). C6, mengkreasi (create): kemampuan menempatkan elemen-elemen
secara bersamaan ke dalam bentuk modifikasi atau mengorgani-sasikan
elemen-elemen ke dalam pola baru (struktur baru).
c. Ranah keterampilan pada Kurikulum 2013 yang mengarah pada pembentukan
keterampilan abstrak menggunakan gradasi dari Dyers yang ditata sebagai
berikut:
1) Mengamati (observing);
2) Menanya (questioning);
3) Mencoba (experimenting);
4) Menalar (associating);
5) Menyaji (communicating); dan
6) Mencipta (creating).
Hubungan SKL, KI, KD, Penilaian dan Hasil Belajar
SKL adalah profil kompetensi lulusan yang akan dicapai oleh peserta didik
setelah mempelajari semua mata pelajaran pada jenjang tertentu yang mencakup
ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sedangkan Kompetensi Inti merupakan
tangga pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kelas
tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran dirinci dalam
rumusan Kompetensi Dasar. Kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan kompetensi
dasar dicapai melalui proses pembelajaran dan penilaian yang dapat diilustrasikan
dengan skema berikut.
Penguasaan kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi beberapa
Tingkat Kompetensi, yang diartikan sebagai kriteria capaian Kompetensi
yang bersifat generik yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap
tingkat kelas dalam rangka pencapaian Standar Kompetensi Lulusan. Tingkat
Kompetensi terdiri atas 3 (tiga) jenis pendidikan yang meliputi 4 (empat)
jenjang yang harus dicapai oleh peserta didik secara bertahap dan
berkesinambungan..
Kompetensi Inti pada ranah sikap (sikap spiritual dan sikap sosial) merupakan
kombinasi reaksi afektif, kognitif, dan konatif (perilaku). Gradasi kompetensi sikap
meliputi menerima, merespon/menanggapi, menghargai, menghayati, dan
mengamalkan
Kompetensi Inti pada ranah pengetahuan (KI-3) memiliki dua dimensi
dengan batasan-batasan yang telah ditentukan pada setiap tingkatnya. 1.
Dimensi pertama adalah dimensi perkembangan kognitif (cognitive process
dimension) peserta didik, yakni perkembangan kognitif pada tingkat low
order thinking skills (LOTS) dan tingkat high order thinking skills (HOTS).
Untuk tingkat LOTS perkembangan berpikir peserta didik ada pada tahap
mengingat (C1), memahami (C2), dan menerapkan (C3). Sedangkan tingkat
HOTS perkembangan 7 berpikir mereka berada pada tahap menganalisis
(C4), mengevaluasi (C5), dan mengkreasi (C6). 2. Dimensi kedua adalah
dimensi pengetahuan (knowledge dimension): Dimensi pengetahuan ini
berbicara bentuk dari pengetahuan itu sendiri, yakni meliputi faktual,
konseptual, procedural, dan metakognitif. Pengetahuan faktual yakni
pengetahuan terminologi atau pengetahuan detail yang spesifik dan elemen.
Contoh fakta bisa berupa kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat,
didengar, dibaca, atau diraba.
Seperti peristiwa peperangan pada jaman Nabi Muhammad SAW, bukti-
bukti masuknya Islam ke Nusantara, kurban, pisau yang digunakan untuk
berkurban, dan air untuk berwudhu. Pengetahuan konseptual merupakan
pengetahuan yang lebih kompleks berbentuk klasifikasi, kategori, prinsip dan
generalisasi. Contohnya pengertian ulul albab, karakteristik atau kriteria ulul
albab, prinsip kepemimpinan, teori pendidikan, dan teori belajar.
Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan bagaimana melakukan
sesuatu termasuk pengetahuan keterampilan, algoritma (urutan langkah-
langkah logis pada penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis),
teknik, dan metoda seperti langkah-langkah pelaksanaan wudhu, shalat, dan
haji. Tahapan penyelesaian maalah pembagian waris, tahapan mediasi bagi
yang bertingkai, dan tahapan berpikir ilmiah. Pengetahuan metakognitif yaitu
pengetahuan tentang kognisi (mengetahui dan memahami) yang merupakan
tindakan atas dasar suatu pemahaman meliputi kesadaran dan pengendalian
berpikir, serta penetapan keputusan tentang sesuatu. Sebagai contoh
memperbaiki hubungan pertemanan yang rusak, membuat karya tulisan,
berpikir mengapa masih banyak orang yang melakukan dosa, dan lain-lain.
Pengembangan berfikir peserta didik yang dikenal dengan dimensi proses
kognitif pada rumusan Kompetensi Dasar pengetahuan (KD-3) memiliki
hubungan dengan bentuk pengetahuan (knowledge dimension). Sebagai
contoh mengingat (C-1) bentuk pengetahuannya adalah fakta, menjelaskan
(C2) berkaitan dengan konsep; menerapkan (C3) berkaitan dengan bentuk
pengetahuan prosedural. Adapun perkembangan berfikir menganalisis (C4)
sampai dengan mengkreasi (C6) memiliki hubungan dengan bentuk
pengetahuan metakognitif.
Kompetensi Inti pada ranah keterampilan (KI-4) mengandung
keterampilan abstrak dan keterampilan kongkret. Keterampilan abstrak lebih
bersifat mental skill, yang cenderung merujuk pada keterampilan menyaji,
mengolah, menalar, dan mencipta dengan dominan pada kemampuan mental
keterampilan berpikir. Sedangkan keterampilan kongkret lebih bersifat fisik
motorik yang cenderung merujuk pada kemampuan menggunakan alat,
dimulai dari persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerakan mahir,
menjadi gerakan alami, menjadi tindakan orisinal.
Kompetensi Inti sikap religius dan sosial memberi arah tentang tingkat
kompetensi sikap yang harus dimiliki oleh peserta didik, dibentuk secara
tidak langsung melalui pembelajaran KI-3 dan KI-4. Kompetensi Inti
pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4) memberi arah tentang tingkat
kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal yang harus dicapai
peserta didik. Berdasarkan KD dari KI-3 dan KI-4, pendidik dapat
mengembangkan proses pembelajaran dan cara penilaian yang diperlukan
untuk mencapai tujuan pembelajaran langsung, sekaligus memberikan
dampak pengiring (nurturant effect) terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu pengembangan sikap
spiritual dan sikap social.
Keterkaitan antara SKL, KI, KD dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut.
a . Melakukan linearisasi antara KI dan KD dari pengetahuan (KI-3), dengan
cara:
1) Melihat level kognitif pada KD dan KI, dan
2) Melihat hubungan antara level kognitif dan dimensi pengetahuan.
b. Melakukan linierisasi KD dari KI-3 dan KD dari KI-4;
c. Mengidentifikasi keterampilan yang perlu dikembangkan sesuai rumusan
KD dari KI4; apakah termasuk keterampilan abstrak atau konkrit.
d. Mengidentifikasi sikap-sikap yang dapat dikembangkan dalam kegiatan
yang dilakukan mengacu pada rumusan KD dari sikap spiritual dan sikap
social.

2. Analisis keterkatitan KI dan KD


Analisis SKL KI KD merupakan titik awal perencanaan pembelajaran.
Kerangka berpikir analisis SKL KI KD perlu dipahami agar pembelajaran
yang disajikan berjalan sesuai skema besar pencapaian SKL kurikulum.
Berangkat dari cita-cita dan impian, penerapan kurikulum nasional
diterapkan bukan sekedar update pengetahuan dan keterampilan saja. Namun
untuk menyiapkan peserta didik agar memiliki kompetensi baik sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan, maupun keterampilan agar nantinya
unggul dalam persaingan global abad 21 ini. Keunggulan ini ditunjang
dengan pengembangan keterampilan abad 21 seperti critical thinking,
creative thinking, collaborating, dan communicating (4 C). Keunggulan-
keunggulan ini sudah dicanangkan dan dirumuskan dalam SKL. Pada ranah
operasional, pembentukan kompetensi lulusan dilakukan melalui
pembelajaran yang dilakukan oleh guru di seluruh mata pelajaran. Dalam
konteks ini, materi dan proses pembelajaran menjadi instrumen penting
menuju tercapainya SKL yang dicita-citakan. Materi pembelajaran yang
tidak linier dengan SKL akan menjadi penyebab tidak tercapainya
kompetensi yang diinginkan. Demikian juga dengan proses pembelajaran,
terbentuknya kompetensi lulusan pada peserta didik tergantung juga pada
proses pembentukan kompetensi yang dilakukan pada proses pembelajaran.
Proses pembelajaran dapat berjalan optimal jika guru memahmi KD, dan
menerapkan kompetensi pedagogiknya agar KD yang dirumuskan dalam
kalimat-kalimat dapat diwujudkan pada diri peserta didik.
Analisis SKL, KI, dan KD inilah wujud langkah guru meluruskan dan
melinierkan perencanaan pembelajaran untuk pencapaian SKL yang
diinginkan. Analisis SKL, KI, dan KD adalah kegiatan menguraikan
keterkaitan SKL, KI, dan KD atas berbagai bagiannya, menelaah bagian itu
sendiri serta hubungan antar-bagian untuk memperoleh berbagai informasi
pedagogis yang berguna untuk membuat perencanaan pembelajaran yang
benar. Analisis SKL, KI, dan KD menjabarkan komponen SKL, KI, dan KD
baik KD Pengetahuan maupun KD Keterampilan. Selain aktivitas
menjabarkan menjadi bagianbagian yang lebih kecil, analisis SKL-KI, dan
KD menjabarkan hubungan dan keterkaitan antar-komponen yang dianalisis
tersebut. Jelas kiranya bahwa silabus dan RPP adalah dokumen yang
diturunkan dari KI-KD, dan KI-KD diturunkan dari SKL satuan pendidikan
(SD/MI-SMP/MTs-SMA/MA). agar silabus dan RPP yang dikembangkan
benar-benar akurat mengeksekusi keinginan SKL, maka perlu ada jaminan
linieritas KI-KD terhadap SKL-nya. Analisis SKL, KI, dan KD inilah
penjamin linieritas silabus dan RPP terhadap SKL.
Langkah-Langkah Analisis SKL, KI, dan KD Analisis SKL KI KD
dikerjakan sekurang-kurangnya dilakukan melalui dua tahapan, yakni
menganalisis kesesuaian antara KI-Pengetahuan dengan KI-Keterampilan
dan menganalisis KD-3 Pengetahuan dan KD-4 Keterampilan. Pertama,
menganalisis kesesuaian antara KI-Pengetahuan dengan KI-Keterampilan
yakni dengan cara mengisi tabel 4 sebagai berikut:
SKL KI KD indikator
Domain sikap Kompetesi inti 1 Hanya mapel
Kompetensi inti 2 agama dan PPKn
Domain Kompetensi Inti 3 Kompetensi Dasar 3.1.1
pengetahuan 3.1 3.1.2
3.2 3.1.3
3. 3
Dan seterusnya
Domain Kompetensi inti Kompetensi Dasar 4.1.1
keterampilan keterampian 4.1 4.1.2
4.2 4.1.3
4.3

Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh


perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik
mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata
kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:
a. tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan
dalam KD;
b. karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; dan
c. potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah.
Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata
kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal
yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian
kompetensi.
Indikator memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam
mengembangkan pencapaian kompetensi berdasarkan KI-KD. Indikator
berfungsi sebagai berikut:
a. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran.
Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang
dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan
arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah,
serta lingkungan.
b. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran.
Desain pembelajaran perlu dirancang secara efektif agar kompetensi dapat
dicapai secara maksimal. Pengembangan desain pembelajaran hendaknya
sesuai dengan indikator yang dikembangkan, karena indikator dapat
memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai
kompetensi. Indikator yang menuntut kompetensi dominan pada aspek
prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan
strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-inquiry.
c. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar.
Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian
kompetensi peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai
tuntutan indikator sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi
secara maksimal.
d. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.
Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta
mengevaluasi hasil belajar, Rancangan penilaian memberikan acuan dalam
menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator
penilaian. Pengembangan indikator penilaian harus mengacu pada indikator
pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan KI dan KD.

1. Cara Mengembangkan Indikator dari Kompetensi Dasar


Mekanisme Pengembangan Indikator
a. Menganalisis Tingkat Kompetensi dalam KI dan KD.
Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis tingkat
kompetensi dalam SK dan KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan
minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional. Sekolah dapat
mengembangkan indikator melebihi standar minimal tersebut. Tingkat
kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional yang digunakan
dalam KI dan KD.
Tingkat kompetensi dapat diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu tingkat
pengetahuan, tingkat proses, dan tingkat penerapan. Kata kerja pada tingkat
pengetahuan lebih rendah dari pada tingkat proses maupun penerapan.
Tingkat penerapan merupakan tuntutan kompetensi paling tinggi yang
diinginkan. Selain tingkat kompetensi, penggunaan kata kerja menunjukan
penekanan aspek yang diinginkan, mencakup sikap, pengetahuan, serta
keterampilan. Pengembangan indikator harus mengakomodasi kompetensi
sesuai tendensi yang digunakan SK dan KD. Jika aspek keterampilan lebih
menonjol, maka indikator yang dirumuskan harus mencapai kemampuan
keterampilan yang diinginkan.
b. Menganalisis Karakteristik Mata Pelajaran, Peserta Didik, dan Sekolah
Pengembangan indikator mempertimbangkan karakteristik mata
pelajaran, peserta didik, dan sekolah karena indikator menjadi acuan dalam
penilaian. Masing-masing mata pelajaran memiliki karakteristik dan keluasan
materi sendiri. Hal juga patut diperhatikan. Selain itu juga keberadaan
peserta didik di setiap satuan kelas dan satuan Pendidikan akan berbeda. Hal
ini juga perlu diperhatikan oleh guru dalam mengembangkan dari indicator
yang tersedia. Karakristik KD sikap, KD pengetahuan dan KD keterampilan
juga menjadi orientasi pengembangan indikator.
Menganalisis Kebutuhan dan Potensi Kebutuhan dan potensi peserta
didik, sekolah dan daerah perlu dianalisis untuk dijadikan bahan
pertimbangan dalam mengembangkan indikator. Penyelenggaraan
pendidikan seharusnya dapat melayani kebutuhan peserta didik, lingkungan,
serta mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Peserta didik
mendapatkan pendidikan sesuai dengan potensi dan kecepatan belajarnya,
termasuk tingkat potensi yang diraihnya. Indikator juga harus dikembangkan
guna mendorong peningkatan mutu sekolah di masa yang akan datang,
sehingga diperlukan informasi hasil analisis potensi sekolah yang berguna
untuk mengembangkan kurikulum melalui pengembangan indikator.
2. Pengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi Dari Kompetensi Dasar
CONTOH PEMETAAN
MATA PELAJARAN : IPA
LALU PETAKAN PADA BAGAN DI BAWAH INI

SKL KI KD MODEL
INDIKATOR
PEMBELAJARAN
Domain sikap Kompetesi inti 1 Hanya mapel agama HANYA MAPEL PPKN DAN KEAGMAAN YANG
dan PPKn MENGEMBANGKAN INDIKATOR
Memiliki perilaku Menghargai dan 1.1.1 menunjukakn sikap religious
yang mencerminkan menghayati ajaran agama
sikap: yang dianutnya.
1. beriman dan
bertakwa kepada Kompetensi inti 2
Tuhan YME,
Menunjukkan perilaku
2. berkarakter, jujur,
jujur, disiplin, tanggung
dan peduli, 2.1.1. menunjukkan sikap teliti
jawab, peduli (toleransi,
3.
gotong royong), santun,
bertanggungjawab
percaya diri, dalam
,
berinteraksi secara efektif
4. pembelajar sejati
dengan lingkungan sosial
sepanjang hayat,
dan alam dalam
dan
jangkauan pergaulan dan
5. sehat jasmani dan
keberadaannya
rohani sesuai dengan
perkembangan anak di
lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat
dan lingkungan alam
SKL KI KD MODEL
INDIKATOR
PEMBELAJARAN
sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan
regional.

Domain pengetahuan Kompetensi Inti 3 Kompetensi Dasar INDIKATOR

Memiliki pengetahuan 3. Memahami 3.1 Menerapkan 3.1.1 Menjelaskan konsep pengukuran


(faktual, konseptual, pengetahuan (faktual, konsep berbagai besaran yang ada pada diri
procedural), dan konseptual, dan pengukuran sendiri yang diamati.(C2)
metakognitif pada prosedural) berbagai besaran 3.1.2 Menjelaskan konsep pengukuran
tingkat teknis dan berdasarkan rasa yang ada pada diri berbagai besaran yang ada pada
spesifik sederhana ingin tahunya tentang sendiri, makhluk makhluk hidup lain yang diamati.(C2)
berkenaan dengan: hidup lain, dan 3.1.3 Menjelaskan konsep pengukuran
ilmu pengetahuan,
1. ilmu pengetahuan, benda-benda di yang ada pada benda benda disekitar
teknologi, seni,
2. teknologi, sekitar, serta yang diamati.(C2)
3. seni, dan budaya terkait pentingnya
fenomena dan 3.1.4 Menjelaskan pentingnya penggunaan
4. budaya. penggunaan satuan standar (baku) dalam
kejadian tampak satuan standar pengukuran yang diamati.(C2)
Mampu mengaitkan mata. (baku) dalam 3.1.5 Menerapkan konsep pengukuran
pengetahuan di atas pengukuran.(C3) yang ada pada diri sendiri yang
dalam konteks diri diamati berdasarkan kegunaan
sendiri, keluarga, mempelajari IPA.(C3)
sekolah, masyarakat 3.1.6 Menerapkan konsep pengukuran
dan lingkungan alam berbagai besaran yang ada pada
sekitar, bangsa, makhluk hidup lain yang diamati
negara, dan kawasan berdasarkan kegunaan mempelajari
IPA.(C3)
SKL KI KD MODEL
INDIKATOR
PEMBELAJARAN
regional. 3.1.7 Menerapkan konsep pengukuran
yang ada pada benda disekitar yang
diamati berdasarkan kegunaan
mempelajari IPA.(C3)
3.1.8 Menerapkan pentingnya penggunaan
satuan standar (baku) dalam
pengukuran yang diamati
berdasarkan kegunaan mempelajari
IPA.(C3)

3.2.1 Menempatkan hasil pengamatan,


3.2 Mengklasifikasikan mengidentifikasi, dan
makhluk hidup dan mengomunikasikan hasil
benda observasinya.(C1)
berdasarkan 3.2.2 Menjelaskan benda-benda di sekitar
karakteristik yang yang bersifat alamiah.(C2)
diamati.(C3) 3.2.3 Menjelaskan benda-benda di sekitar
yang bersifat buatan manusia.(C2)
3.2.4 Menjelaskan benda-benda yang
bersifat kompleks dan bersifat
sederhana.(C2)
3.2.5 Menjelaskan kegunaan dari berbagai
jenis benda di sekitar.(C2)
3.2.6 Melakukan pengamatan terhadap
makhluk hidup dan benda tak hidup.
(C3)
3.2.7 Menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup.
(C2)
SKL KI KD MODEL
INDIKATOR
PEMBELAJARAN
3.2.8 Menjelaskan perbedaan makhluk
hidup dengan benda tak hidup.(C2)
3.2.9 Melakukan pengamatan terhadap
berbagai makhluk hidup di
sekitarnya.(C2)
3.2.10 Menjelaskan ciri-ciri mahkluk hidup
di sekitarnya.(C2)
3.2.11 Mengklasifikasi makhluk hidup dan
benda berdasarkan prinsip
klasifikasi.(C2)

3.3 Mengklasifikasi 3.3.1 Menggolongkan karakteristik materi.


konsep campuran (C2)
dan zat tunggal 3.3.2 Menjelaskan perbedaan unsur,
(unsur dan senyawa, dan campuran.(C2)
senyawa), sifat 3.3.3 Menjelaskan metode pemisahan
fisika dan kimia, campuran.(C2)
3.3.4 Menjelaskan sifat fisika dan sifat
perubahan fisika
kimia.(C2)
dan kimia dalam
3.3.5 Mendeskripsikan perubahan fisika
kehidupan sehari- dan perubahan kimia.(C2)
hari.(C3) 3.3.6 Mengklasifikasi konsep campuran
dalam kehidupan sehari hari. (C3)

Domain keterampilan Kompetensi inti Kompetensi Dasar INDIKATOR


keterampian
Memiliki keterampilan 4.1 Menyajikan data 4.1.1 Melakukan pengukuran dengan alat
SKL KI KD MODEL
INDIKATOR
PEMBELAJARAN
berpikir dan 4. Mencoba, mengolah, hasil pengukuran ukur yang sesuai pada diri sendiri
bertindak: dan menyaji dalam dengan alat ukur dengan menggunakan satuan tak
1. kreatif, ranah konkret yang sesuai pada baku dan satuan baku. (P2)
2. produktif, (menggunakan, diri sendiri, 4.1.2 Melakukan pengukuran dengan
3. kritis, mengurai, merangkai, makhluk hidup dengan alat ukur yang sesuai pada
4. mandiri, memodifikasi, dan lain, dan benda- makhluk hidup lain dengan
5. kolaboratif, dan benda di sekitar menggunakan satuan tak baku dan
membuat) dan ranah
6. komunikatif dengan satuan baku. (P2)
abstrak (menulis,
menggunakan 4.1.3 Melakukan pengukuran dengan
melalui pendekatan membaca, menghitung, satuan tak baku dengan alat ukur yang sesuai pada
ilmiah sesuai dengan menggambar, dan dan satuan baku. benda benda disekitar dengan
yang dipelajari di mengarang) sesuai (P3) menggunakan satuan tak baku dan
satuan pendidikan dan dengan yang dipelajari satuan baku. (P2)
sumber lain secara di sekolah dan sumber 4.1.4 Menyajikan hasil pengukuran
mandiri. lain yang sama dalam besaran-besaran panjang, massa,
sudut pandang/teori. waktu dengan alat ukur yang sering
di jumpai dalam kehidupan sehari-
hari. (P3)

4.2.1 Membuat tabel identifikasi Ciri-Ciri


Makhluk Hidup Dan Benda-Benda
4.2 Menyajikan hasil Yang Ada Di Lingkungan Sekitar. (P2)
pengklasifikasian 4.2.2 Menyajikan hasil observasi tentang
makhluk hidup dan ciri ciri makhluk hidup dan benda tak
benda di hidup dalam tabel. (P3)
lingkungan sekitar 4.2.3 Mempresentasikan hasil observasi
berdasarkan tentang ciri-ciri makhluk hidup dan
SKL KI KD MODEL
INDIKATOR
PEMBELAJARAN
karakteristik yang benda tak hidup. (P3)
diamati. (P3) 4.2.4 Menyajikan hasil pengklasifikasian
makhluk hidup dan benda
dilingkungan sekitar berdasarkan
karakteristik yang diamati. (P3)

4.3.1 Melakukan penyelidikan


karakteristik zat (padat, cair, dan
gas) serta mengumpulkan informasi
4.3 Menyajikan hasil mengenai unsur, senyawa, dan
penyelidikan atau campuran. (P2)
karya tentang sifat 4.3.2 Melakukan pengukuran asam, basa,
larutan, dan garam menggunakan indikator
perubahan fisika buatan dan alami. (P2)
dan perubahan 4.3.3 Melakukan percobaan pemisahan
kimia, atau campuran, misalnya melalui
pemisahan penyulingan, kromatografi. (P2)
4.3.4 Menyajikan hasil sifat fisika dan
campuran. (P3)
kehidupan sehari-hari dan
mendiskusikannya dengan Teman.
(P3)

Anda mungkin juga menyukai