Anda di halaman 1dari 16

LANGKAH – LANGKAH MENYUSUN KOMPETENSI

MAKALAH
Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah
PERENCANAAN DAN DESAIN PEMBELAJARAN
Dosen Pengampu Mata Kuliah :
Susanto, M.Pd

Di Susun Oleh :

Efpria Murdika

(19-001.1781)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU TARBIYAH


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
RAUDHATUL ULUM
(STITRU)
2021/1442
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr,wb
Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan ridho dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Langkah – Langkah Menyusun Kompetensi” ini ditulis untuk memenuhi tugas
mata kuliah Perencanaan Dan Desain Pembelajaran.

Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari
bantuan Allah SWT dan ustadz Susanto, M.Pd untuk itu dalam kesempatan ini
kami menghaturkan rasa hormat dan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Namun demikian kami telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan dengan
baik, oleh karna itu kami mohon untuk masukan dan saran guna menyempurnakan
makalah ini. Kami harap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
Wassalamu’alaikum, wr,wb

Pengabuan Timur, Maret 2021

Penulis

II
DAFTAR ISI

JUDUL
MAKALAH............................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Kompetensi Dasar dan Langakah-langkah Kompetensi Dasar.......................2
B. Indikator Hasil Belajar dan Materi Pembeljaran..........................................4
BAB III PENUTUP...............................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................13
DAFTAR PUSAKA...............................................................................................14

III
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyusunan makalah ini saya buat di karenakan ini tugas dari mata
kuliah ini dan makalah ini berisi tentan kompetensi membahas tentang
kompetensi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kompetensi Dasar dan Langakah-langkah Kompetensi Dasar ?
2. Bagaimana Indikator Hasil Belajar dan Materi Pembeljaran ?

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Kompetensi Dasar dan Langakah-langkah Kompetensi Dasar


1. Pengertian
Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan
nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
Dalam hal ini kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan dan
kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari
dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku kognitif, afektif, dan
psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Hal ini menunjukkan bahwa
kompetensi mencakup tugas, ketrampilan, sikap dan apresiasi yang harus
dimiliki oleh peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas-tugas
pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu.1
Dalam kurikulum kompetensi sebagai tujuan pembelajaran itu
dideskripsikan secara eksplisit, sehingga dijadikan standart dalam
pencapaian tujuan kurikulum. Baik guru maupun siswa perlu memahami
kompetensi yang harus dicapai dalam proses pembelajaran. Pemahaman
ini diperlukan dalam merencanakan strategi dan indicator keberhasilan.
Ada beberapa aspek didalam kompetensi sebagai tujuan, antara lain:
a. Pengetahuan (knowlegde) yaitu kemampuan dalam bidang kognitif
b. Pemahaman (understanding) yaitu kedalaman pengetahuan yang
dimiliki setiap individu
c. Kemahiran (skill)
d. Nilai (value) yaitu norma-norma untuk melaksanakan secara praktik
tentang tugas yang dibebankan kepadanya
e. Sikap (attitude) yaitu pandangan individu terhadap sesuatu
f. Minat (interest) yaitu kecenderungan individu untuk melakukan suatu
perbuatan
Sesuai aspek diatas maka tampak bahwa kompetensi sebagai tujuan
dalam kurikulum yang bersifat kompleks artinya kurikulum berdasarkan

1
Bermawy Munthe, Desain Pembelajaran. (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, cet.ke-
10, 2014) hal. 27

2
kompetensi bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman
kecakapan, nilai, sikap dan minat siswa agar mereka dapat melakukan
sesuatu dalam bentuk kemahiran disertai tanggung jawab. Dengan
demikian tujuan yang ingin dicapai dalam kompetensi ini bukanlah hanya
sekedar pemahaman akan materi pelajaran, akan tetapi bagaimana
pemahaman dan penguasaan materi itu dapat mempengaruhi cara
bertindak dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga Kompetensi Dasar adalah pengetahuan, ketrampilan dan sikap
minimal yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam penguasaan materi
pelajaran yang diberikan dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu.
Juga merupakan perincian atau penjabaran lebih lanjut dari standar
kompetensi. Adapun penempatan komponen Kompetensi Dasar dalam
silabus sangat penting, hal ini berguna untuk mengingatkan para guru
seberapa jauh tuntutan target kompetensi yang harus dicapainya.2
2. Langkah-langkah penyusunan Kompetensi Dasar
Adapun dalam mengkaji kompetensi dasar mata pelajaran
sebagaimana tercantum pada Standar Isi dilakukan dengan memperhatikan
hal-hal berikut ini:
a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat
kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di
Standar Isi.
b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam
mata pelajaran.
c. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata
pelajaran.
Pada dasarnya rumusan kompetensi dasar itu ada yang operasional
maupun yang tidak operasional karena setiap kata kerja tindakan yang
berada pada kelompok pemahaman dan juga pengetahuan yang tidak bisa
digunakan untuk rumusan kompetensi dasar.
Sehingga langkah-langkah untuk menyusun kompetensi dasar adalah
sebagai berikut:

2
Ibid hal 28

3
a. Menjabarkan Kompetensi Dasar yang dimaksud.
b. Tulislah rumusan Kompetensi Dasarnya.
c. Mengkaji KD tersebut untuk mengidentifikasi indikatornya dan
rumuskan indikatornya yang dianggap relevan tanpa memikirkan
urutannya lebih dahulu juga tentukan indikator-indikator yang relevan
dan tuliskan sesuai urutannya.
d. Kajilah apakah semua indikator tersebut telah mempresentasikan KD
nya, apabila belum lakukanlah analisis lanjut untuk menemukan
indikator-indikator lain yang kemungkinan belum teridentifikasi.
e. Tambahkan indikator lain sebelum dan sesudah indikator yang
teridentifikasi sebelumnya dan rubahlah rumusan yang kurang tepat
dengan lebih akurat dan pertimbangkan urutannya

B. Indikator Hasil Belajar dan Materi Pembeljaran


1. Pengertian
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik
peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan
dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat
diobservasi.
Menurut Depag indikator adalah wujud dari kompetensi dasar yang
lebih spesifik. Sedangkan menurut E Mulyasa indicator merupakan
penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda
perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik.
Indicator juga dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan
pendidikan potensi daerah dan peserta didik dan juga dirumuskan dalam
rapat kerja operasional yang dapat diukur dan diobservasi sehingga dapat
digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat penilaian.3
Sedangkan menurut Darwin Syah indikator pembelajaran adalah
karakteristik, cirri-ciri, tanda-tanda perbuatan atau respon yang dilakuakan
3
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran; Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru, (Bandung: Rosdakarya 2007), hal. 50

4
oleh siswa, untuk menunjukkan bahwa siswa telah memiliki kompetensi
dasar tertentu. Jadi indikator adalah merupakan kompetensi dasar secara
spesifik yang dapat dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil
pembelajaran dan juga dijadikan tolak ukur sejauh mana penguasaan siswa
terhadap suatu pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:
a. tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang
digunakan dalam KD;
b. karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; dan
c. potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/
daerah.
Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua
rumusan indikator, yaitu:
a. indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator; dan
b. indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan
menulis soal yang di kenal sebagai indikator soal.
Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan
kata kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup
dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media
pencapaian kompetensi.
2. Fungsi Indikator
Indikator memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam
mengembangkan pencapaian kompetensi berdasarkan SK-KD. Indikator
berfungsi sebagai berikut:
a. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran.
Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator
yang dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat
memberikan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang
efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi dan
kebutuhan peserta didik, sekolah, serta lingkungan.4

4
Ibid hal. 51

5
b. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran. Desain
pembelajaran perlu dirancang secara efektif agar kompetensi dapat
dicapai secara maksimal. Pengembangan desain pembelajaran
hendaknya sesuai dengan indikator yang dikembangkan, karena
indikator dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang
efektif untuk mencapai kompetensi. Indikator yang menuntut
kompetensi dominan pada aspek prosedural menunjukkan agar
kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan strategi ekspositori
melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-inquiry.
c. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar. Bahan ajar perlu
dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian kompetensi
peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan
indikator sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi secara
maksimal.
d. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.
Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta
mengevaluasi hasil belajar, Rancangan penilaian memberikan acuan
dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan
indikator penilaian. Pengembangan indikator penilaian harus mengacu
pada indikator pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan
SK dan KD.

3. Manfaat Indikator.
Indikator Penilaian bermanfaat bagi :
a. guru dalam mengembangkan kisi-kisi penilaian yang dilakukan
melalui tes (tes tertulis seperti ulangan harian, ulangan tengah
semester, dan ulangan akhir semester, tes praktik, dan/atau tes
perbuatan) maupun non-tes;
b. peserta didik dalam mempersiapkan diri mengikuti penilaian tes
maupun non-tes. Dengan demikian siswa dapat melakukan self
assessment untuk mengukur kemampuan diri sebelum mengikuti
penilaian sesungguhnya;

6
c. pimpinan sekolah dalam memantau dan mengevaluasi
keterlaksanaan pembelajaran dan penilaian di kelas; dan
d. orang tua dan masyarakat dalam upaya mendorong pencapaian
kompetensi siswa lebih maksimal.5

4. Mekanisme Pengembangan Indikator


a. Menganalisis Tingkat Kompetensi dalam SK dan KD.
Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis
tingkat kompetensi dalam SK dan KD. Hal ini diperlukan untuk
memenuhi tuntutan minimal kompetensi yang dijadikan standar secara
nasional. Sekolah dapat mengembangkan indikator melebihi standar
minimal tersebut.
Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional
yang digunakan dalam SK dan KD. Tingkat kompetensi dapat
diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu tingkat pengetahuan, tingkat
proses, dan tingkat penerapan. Kata kerja pada tingkat pengetahuan
lebih rendah dari pada tingkat proses maupun penerapan. Tingkat
penerapan merupakan tuntutan kompetensi paling tinggi yang
diinginkan.
Selain tingkat kompetensi, penggunaan kata kerja menunjukan
penekanan aspek yang diinginkan, mencakup sikap, pengetahuan, serta
keterampilan. Pengembangan indikator harus mengakomodasi
kompetensi sesuai tendensi yang digunakan SK dan KD. Jika aspek
keterampilan lebih menonjol, maka indikator yang dirumuskan harus
mencapai kemampuan keterampilan yang diinginkan.
b. Menganalisis Karakteristik Mata Pelajaran, Peserta Didik, dan Sekolah
Pengembangan indikator mempertimbangkan karakteristik mata
pelajaran, peserta didik, dan sekolah karena indikator menjadi acuan
dalam penilaian.
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang
membedakan dari mata pelajaran lainnya. Perbedaan ini menjadi
5
Kasful Anwar Dan Hendra Harmi, , Perencanaan Sistem Pembelajaran KTSP,
(Bandung: Alfabeta 2011) hal. 75-83

7
pertimbangan penting dalam mengembangkan indikator. Karakteristik
mata pelajaran bahasa yang terdiri dari aspek mendengar, membaca,
berbicara dan menulis sangat berbeda dengan mata pelajaran
matematika yang dominan pada aspek analisis logis. Guru harus
melakukan kajian mendalam mengenai karakteristik mata pelajaran
sebagai acuan mengembangkan indikator. Karakteristik mata pelajaran
dapat dikaji pada dokumen standar isi mengenai tujuan, ruang lingkup
dan SK serta KD masing-masing mata pelajaran.6
Pengembangkan indikator memerlukan informasi karakteristik
peserta didik yang unik dan beragam. Peserta didik memiliki
keragaman dalam intelegensi dan gaya belajar. Oleh karena itu
indikator selayaknya mampu mengakomodir keragaman tersebut.
Peserta didik dengan karakteristik unik visual-verbal atau psiko-
kinestetik selayaknya diakomodir dengan penilaian yang sesuai
sehingga kompetensi siswa dapat terukur secara proporsional.
5. Menganalisis Kebutuhan dan Potensi
Kebutuhan dan potensi peserta didik, sekolah dan daerah perlu
dianalisis untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam mengembangkan
indikator. Penyelenggaraan pendidikan seharusnya dapat melayani
kebutuhan peserta didik, lingkungan, serta mengembangkan potensi
peserta didik secara optimal. Peserta didik mendapatkan pendidikan sesuai
dengan potensi dan kecepatan belajarnya, termasuk tingkat potensi yang
diraihnya.
Indikator juga harus dikembangkan guna mendorong peningkatan mutu
sekolah di masa yang akan datang, sehingga diperlukan informasi hasil
analisis potensi sekolah yang berguna untuk mengembangkan kurikulum
melalui pengembangan indikator.7
6. Merumuskan Indikator
Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan
sebagai berikut:
6
Ibid hal 84
7
adan Standar Nasional Pendidikan, , Panduan Penyusunan Kurikulum. (Tingkat
Satuan Pendidikan : Jakarta 2006) hal. 15

8
a. Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator
b. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang
dalam kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD. Indikator harus
mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan
melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan
peserta didik.
c. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki
kompetensi.
d. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu
tingkat kompetensi dan materi pembelajaran.
e. Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran
sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.
f. Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator
penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan/atau
psikomotorik.
7. Mengembangkan Indikator Penilaian
Indikator penilaian merupakan pengembangan lebih lanjut dari
indikator (indikator pencapaian kompetensi). Indikator penilaian perlu
dirumuskan untuk dijadikan pedoman penilaian bagi guru, peserta didik
maupun evaluator di sekolah. Dengan demikian indikator penilaian
bersifat terbuka dan dapat diakses dengan mudah oleh warga sekolah.
Setiap penilaian yang dilakukan melalui tes dan non-tes harus sesuai
dengan indikator penilaian.
Indikator penilaian menggunakan kata kerja lebih terukur
dibandingkan dengan indikator (indikator pencapaian kompetensi).
Rumusan indikator penilaian memiliki batasan-batasan tertentu sehingga
dapat dikembangkan menjadi instrumen penilaian dalam bentuk soal,
lembar pengamatan, dan atau penilaian hasil karya atau produk, termasuk
penilaian diri.

C. Penyusunan materi pokok/ materi pembelajaran

9
Komponen lain yang harus diperhatikan dalam perencanaan pembelajaran
adalah penentuan materi pokok. Materi pokok harus disusun sedemikian rupa
agar dapat menunjang tercapainya kompetensi. Materi pokok adalah pokok-
pokok materi pembelajaran yang harus dipelajari siswa sebagai sarana
pencapaian kompetensi dan yang akan dinilai dengan menggunakan
instrument penilaian yang disusun berdasarkan indicator pencapaian belajar.
Karena standar materi pokoktelah ditetapkan secara nasional, maka materi
pokok tinggal disalin dari buku Standar kompetensi Mata Pelajaran.
Sementara tugas para pengembang silabus adalah memberikan jabaran/ materi
pokok tersebut ke dalam uraian meteri atau biasa disebut materi pembelajaran
untuk memudahkan guru, sekaligus memberikan arah serta cakupan materi
pembelajarannya.8
Materi pokok disusun untuk pencapaian tujuan, karenanya materi pokok
dipilih sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dicapai. Beberapa
pertimbangan yang harus diperhatikan dalam menentukan materi pokok
adalah
1. Potensi peserta didik
2. Relevan dengan karakteristik daerah
3. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, social, dan spiritual
peserta didik
4. Kebermanfaatan bagi peserta didik
5. Struktur keilmuan
6. Aktualitas, kedalaman, keluasan materi pembelajaran,
7. Relevan dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
8. Sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia
9. Merumuskan kegiatan pembelajaran.
Al-Qur’an-Hadis
Kelas VII, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Memahami al-Qur’an dan al- 1.1 Menjelaskan pengertian dan fungsi
Hadis sebagai pedoman hidup al-Qur’an dan al-Hadis
1.2 Menjelaskan cara-cara menfungsikan
8
Ibid hal. 16

10
al-Qur’an dan al-Hadis
1.3 Menerapkan al-Qur’an sebagai
pedoman hidup umat Islam

Kelas VIII, Semester 1


STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Membaca al-Qur’an surat 1.1 Menerapkan hukum bacaan
pendek pilihan Qalqalah, tafkhim, dan mad ‘aridh
lissukun dalam al-Qur’an
1.2     Menerapkan hukum bacaan nun
mati, dan mim mati dalam al-Qur’an
 Kelas IX, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Membaca al-Qur’an surat 1.1 Menerapkan hukum mad silah dalam
pendek QS al-Qaari’ah dan al-Zalzalah
     pilihan 1.2 Menerapkan hukum mad laazim
mukhaffaf kilmi, mutsaqqal kilmi,
dan Farqi dalam al-Qur’an
 
Kelas X, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Memahami pengertian al- 1.1 Menjelaskan pengertian al-Qur’an
Qur’an dan bukti menurut para ahli
keotentikannya 1.2 Membuktikan keotentikan al-Qur’an
  ditinjau dari segi keunikan
redaksinya, kemukjizatannya, dan
sejarahnya.
1.3 Menunjukkan prilaku orang yang
meyakini kebenaran al-Qur’an
 

11
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Kompetensi Dasar adalah pengetahuan, ketrampilan dan sikap minimal
yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam penguasaan materi pelajaran
yang diberikan dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu. Juga merupakan
perincian atau penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi. Adapun
penempatan komponen Kompetensi Dasar dalam silabus sangat penting, hal
ini berguna untuk mengingatkan para guru seberapa jauh tuntutan target
kompetensi yang harus dicapainya.
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta
didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan
dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau
kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, tujuan
dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik.

12
DAFTAR PUSAKA

Bermawy Munthe, 2014. Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan


Madani, cet.ke-10.
Abdul Majid, 2007. Perencanaan Pembelajaran; Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru, Bandung: Rosdakarya.
Kasful Anwar Dan Hendra Harmi. 2011. Perencanaan Sistem Pembelajaran
KTSP, Bandung: Alfabeta.
adan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum
Tingkat. Satuan Pendidikan : Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai