Anda di halaman 1dari 15

SINGLE SUBJECT RESEARCH DESIGNS

(SINGLE CASE/SMALL-N EXPERIMENTAL DESIGN )


• Single-subject research designs : research
designs in which a single subject is used to
investigate the influence of a treatment
condition (Christensen, 1998)
• Hanya menggunakan satu partisipan, tapi
beda dengan studi kasus (single-case study)
 ex post facto (baca lagi tentang studi
kasus!)
• Merupakan variasi within-subject design dan time
series design
SINGLE CASE RESEARCH DESIGN
• Dua situasi dimana single-subject design
lebih baik dari pada perbandingan kelompok:
1) Untuk mengevaluasi perubahan pada partisipan tunggal
2) Untuk memperoleh informasi yang mungkin hilang dalam
group comparison .
• Kekuatan  pengontrolan IV  validitas
internal tinggi
• Kelemahan  validitas eksternal

(GRAZIANO& RAULIN, 2000)


JENIS SINGLE SUBJECT DESIGN
1. REVERSAL DESIGN, TIPE/ POLA:
a. A-B
b. A-B-A
c. A-B-A-B
2. MULTIPLE BASELINE DESIGN
a. Accross setting design
b. Across behaviors
c. Across subject/ individuals
3. SINGLE SUBJECT, RANDOMIZED, TIME-
SERIES DESIGN (GRAZIANO& RAULIN, 2000)
DESAIN A-B
• A (baseline 1): baseline awal selama data
dikumpulkan pada perilaku sasaran dalam kondisi
yang ada sebelum pengenalan dari intervensi.
• B (intervensi 1): pengenalan awal dari intervensi
yang dipilih untuk mengubah perilaku sasaran.
Intervensi terus sampai tercapainya target kriteria
perilaku atau kecenderungan ke arah yang
diinginkan, perubahan perilaku dicatat.
DESAIN A-B-A
• A (baseline 1): baseline awal selama data
dikumpulkan pada perilaku sasaran dalam kondisi
yang ada sebelum pengenalan dari intervensi.
• B (intervensi 1): pengenalan awal dari intervensi
yang dipilih untuk mengubah perilaku sasaran.
Intervensi terus sampai tercapainya target kriteria
perilaku atau kecenderungan ke arah yang
diinginkan, perubahan perilaku dicatat.
• A (baseline 2): kembali ke kondisi dasar asli,
dicapai dengan menarik atau mengakhiri
intervensi.
DESAIN A-B-A-B
• A (baseline 1): baseline awal selama data dikumpulkan
pada perilaku sasaran dalam kondisi yang ada sebelum
pengenalan dari intervensi.
• B (intervensi 1): pengenalan awal dari intervensi yang
dipilih untuk mengubah perilaku sasaran. Intervensi
terus sampai tercapainya target kriteria perilaku atau
kecenderungan ke arah yang diinginkan, perubahan
perilaku dicatat.
• A (baseline 2): kembali ke kondisi dasar asli, dicapai
dengan menarik atau mengakhiri intervensi.
• B (intervensi 2); membangkitkan kembali prosedur
intervensi.
MULTIPLE BASELINE DESIGN
a. Accross setting design
b. Across behaviors
c. Across subject/ individuals
JENIS SINGLE-SUBJECT RESEARCH DESIGN

1. A-B-A DESIGN, TIPE/ POLA: A-B-A, A-B, AB-AB


a. A-B-A Reversal design
b. A-B-A withdrawal design
2.INTERACTION DESIGN
3.MULTIPLE BASELINE DESIGN
a. Several subjects
b. Several situation
4. ALTERNATING-TREATMENT DESIGN

(Christensen, 1988)
JENIS SINGLE SUBJECT DESIGN
1. A-B-A DESIGN, TIPE/ POLA: A-B-A, A-B, AB-AB
a. A-B-A Reversal design Kondisi perlakuan diterapkan sebagai
alternatif terhadap perilaku yang tidak cocok
b. A-B-A withdrawal design  Kondisi perlakuan adalah untuk
mengembalikan
2. INTERACTION DESIGN Pengaruh gabungan dari dua atau
lebih tingkat tertentu, dari dua atau lebih kondisi perlakuan
3. MULTIPLE BASELINE DESIGN  Kondisi perlakuan berturut-
turut diberikan kepada beberapa subjek atau subjek yang sama
di beberapa situasi, setelah itu perilaku dasar dicatat untuk
periode waktu yang berbeda
4. ALTERNATING-TREATMENT DESIGN  Urutan di mana
kondisi disajikan secara berganti-ganti untuk membandingkan
efektivitas relatif dari dua atau lebih kondisi perlakuan
JENIS SINGLE SUBJECT DESIGN
CONTOH SINGLE SUBJECT, RANDOMIZED, TIME-SERIES DESIGN

Figure 13.8 An effective Motivational (a Token Reinforcement)  Improve


Math Achievement

Figure 13.8 An effective Motivational (a Token Reinforcement)  Improve


Math Achievement
EVALUASI PROGRAM
• TUJUAN : mengevaluasi seberapa sukses suatu
program dalam memenuhi tujuannya
• EVALUASI PROGRAM  Sering
berhadapan dengan masalah praktis dan
etika
• ADA 3 JENIS KONTROL YG DPT
DILAKUKAN DALAM EVALUASI
PROGRAM:
1. Memilih pengukuran DV yang tepat
2. Meminimalkan bias pada pengukuran DV
3. Mengontrol melalui desain penelitian
JENIS DESAIN EVALUASI PROGRAM
• Randomized control-group design
 paling ideal, kontrol sangat ketat
• Nonequivalent control group
design
• Single-Group, Time-Series Design
• Pretest-postest design  tidak
dianjurkan karena kontrol sangat lemah

Anda mungkin juga menyukai