Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. BIOGRAFI KAREN HORNEY


Karen Horney bernama lengkap Karen Danielson. Lahir tanggal 15 September
1885 di desa kecil dekat Hamburg, Jerman. Ayahnya bernama Berndt Henrik Daniel-
son, seorang kapten kapal Norwegia. Ibunya bernama Clotilde Marie van Ronzelen,
putri keluarga bangsawan Belanda-Jerman.
Ayah Horney seorang yang cekatan, bertubuh tinggi, keras, dan fundamentalis
yang takut Tuhan, serta menganggap rendah wanita. Menurutnya wanita adalah sum-
ber kejahatan di dunia. Ibu Horney adalah seorang yang cantik, angkuh, pintar, dan
berpikiran bebas.
Tahun 1906 (21 tahun), Horney masuk sekolah kedokteran di Freiberg, Jerman.
Tidak lama kemudian dia bertemu Oskar Horney, mahasiswa fakultas ekonomi dari
kampus lain. Karen menikah dengan Oskar tanggal 31 Oktober 1909. Mereka memi-
liki 3 anak perempuan.
Pernikahan Karen dan Oskar tidak pernah mengalami kebahagiaan. Lalu perse-
lingkuhan pun dilakukan Horney tahun 1911. Karen berselingkuh dengan berbagai
tipe pria. Meski demikian, dia tetap cerdas dalam kemampuan berpikir. Perselingku-
han tersebut justru sebagai bahan bakar yang terus menggerakkan pencariannya akan
inspirasi-inspirasi teori psikologisnya.
Penikahan Horney mulai runtuh sejak tahun 1923, di sekitar kematian kakak
kandung Horney akibat pneumonia di usia 40 tahun. Tahun 1936 surat cerai Horney
keluar.
Horney menyelesaikan kuliah kedokteran tahun 1913. Dia merupakan mahasis-
wa terbaik. Sejak tahun 1914-1918 dia menerima pelatihan psikoanalitik di Institut
Psikoanalitik Berlin. Tahun 1918-1932, dia mengajar di Institut Psikoanalitik Berlin
selain juga membuka praktik.
Di tahun 1932, ia menerima undangan dari Franz Alexander untuk menjadi wa-
kil direktur di Institur Psikoanalisis Chicago. Dua tahun kemudian, pindah ke New
York City membuka praktik pribadi dan melatih para analis di Institut Psikoanalitik
New York.
Di Institut Psikoanalitik New York inilah perbedaan-perbedaan utama antara
Horney dengan Freudian mengemuka. Akibatnya tesis-tesis bimbingannya selalu di-
tolak karena mengusung ide-ide yang bertentangan dengan konsep Freiduan traditio-
nal. Dia dilarang mengajar dan akhirnya mundur dari Institut Psikoanalitik New York
tahun 1941, dan tak lama kemudian membuka dan memimpin sendiri organisasi yang
disebut Institut Psikoanalisis Amerika, tempatnya melanjutkan ide-idenya sendiri
sampai meninggal karena kanker usus, tanggal 4 Desember 1952.
B. KAREN HORNEY DAN TEORI FREUD
Karen Horney dilatih dalam tradisi Freudian. Semua karya Karen dipengaruhi o-
leh pelatihan tersebut. Ketika bergabung dengan Institut Psikoanalitik Berlin, ia diana-
lisis langsung oleh Karl Abraham dan Hans Sachs. Di awal kariernya Horney condong
kepada teory Freud, namun seiring waktu dia mengalami kesulitan untuk mengaplikasi
konsep-konsep Freud tentang Odipus Kompleks dan pemilahan jiwa menjadi id, ego,
dan superego.
Teori Freud yang menyatakan bahwa semua aspek kepribadian manusia berakar
dari insting-insting biologis. Teori Freud bersifat hedonistik: mengasumsikan manusia
seperti hewan pada umumnya, terus mencari kesenangan dan menghindari rasa sakit.
Ketika semua kebutuhan badani terpuaskan, manusia mengalami rasa senang. Ketika
satu atau lebih kebutuhan tidak terpuaskan, manusia mengalami rasa tidak nyaman.
Motif utama manusia menurut Freud adalah untuk meraih kondisi stabil yang dialami
ketika semua kebutuhan biologis terpuaskan.
Karen menganggap teori Freud tidak dapat digunakan untuk menolong orang-
orang yang mengalami problem psikologis di masa Depresi Besar di Amerika Serikat.
Keadaan tersebut menunjukkan bahwa masalah seksual merupakan masalah sekunder.
Orang Amerika waktu itu lebih khawatir kehilangan pekerjaan dan tidak punya uang
untuk membayar pinjaman, sewa rumah, membeli makanan, atau menyediakan bagi
anak-anak mereka perawatan kesehatan yang dibutuhkan.
Bagi Horney, apa yang dialami seseorang secara sosial menentukan apakah dia
akan mengalami persoalan-persoalan psikologis atau tidak, dan dari situ tipe persoalan
bagaimana yang akan muncul. Konflik ini lebih disebabkan oleh kondisi-kondisi ling-
kungan, bukan komponen-komponen jiwa yang saling berperang (id, ego, superego)
seperti yang diyakini Freud. Namun demikian Horney tidak sepenuhnya meninggalkan
Freud.

C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pandangan dasar kepribadian menurut Karen Horney?
2. Bagaimana prinsip kepribadian menurut Karen Horney?
3. Bagaimana struktur kepribadian menurut Karen Horney?
4. Bagaimana dinamika kepribadian menurut Karen Horney?
5. Bagaimana perkembangan kepribadian menurut Karen Horney?
6. Bagaimana psikologi feminim Karen Horney?
7. Bagaimana psikoterapi menurut Karen Horney?
8. Bagaimana perbandingan Teori Kepribadian Karen Horney dan Sigmun Freud?

2|Teori Psikoanalisis Sosial-Karen Horney


BAB II
PEMBAHASAN

A. PANDANGAN DASAR
Pada mulanya Horney adalah pengikut Freud, yang kemudian terpengaruh oleh
Jung dan Adler. Akhirnya dia mengembangkan pendekatan kepribadian yang holistik;
manusia berada dalam satu totalitas pengalaman dan fungsinya, dan bagian-bagian ke-
pribadian seperti fisikokimia, emosi, kognisi, sosial, kultural, spiritual, hanya dapat di-
pelajari dalam hubungannya satu dengan yang lain sebagai kepribadian yang utuh.
Disisi lain, Horney menentang teori Freud dalam hal :
1. Teori Freud terlalu mekanistik dan biologis sehingga tidak bisa menggambarkan
keutuhan motivasi dan tingkah laku manusia.
2. Perhatian Freud terhadap interrelasi manusia sangat kecil, sehingga berakibat pene-
kanan yang salah pada motivasi sosial dan konflik. Seharusnya, keamanan dan ke-
tidakpuasan (nonseksual) yang menjadi kekuatan pendorong berfungsinya kepri-
badian.
3. Tingkah laku agresi dan destruksi bukan heredutas seperti yang dikemukakan Fre-
ud, tetapi merupakan sarana bagaimana orang berusaha melindungi keamanannya.
4. Freud berpendapat penis envy adalah gambaran wanita yang inferior dan cemburu
karena peran kelaminnya lebih rendah dari lai-laki, sedang Horney (dan Adler) ber-
pendapat bahwa penis envy adalah simbolik wanita yang menginginkan kesamaan
status dan kesamaan seperti pria.
Horney mengelaborasikan ide-ide dasarnya bahwa neurosis disebabkan oleh hu-
bungan individu yang terganggu. Dia meyakini bahwa elemen-elemen perilaku neurotik
bisa ditemukan dalam hubungan orang tua dan anak. Di titik ini, Horney sepakat dengan
Freud bahwa pengalaman awal kanak-kanak sangat menentukan perkembangan pribadi
manusia di masa dewasanya.
Pengaruh Pengalaman Masa Kanak-Kanak
Horney yakin dua kebutuhan paling dasar di masa kanak-kanak adalah rasa aman
dan kepuasan. Kebutuhan akan kepuasan mengacu kepada kebutuhan anak akan ma-
kanan, air, dan tidur. Namun, menurut Horney pemuasan kebutuhan fisiologis ini tidak
begitu signifikan bagi perkembangan kepribadian dari pada pemuasan kebutuhan akan
rasa aman. Kebutuhan rasa aman maksudnya adalah kebutuhan akan keamanan dan ke-
bebasan dari rasa takut.
Setiap anak faktanya memang tidak berdaya dan bergantung kepada orang tuanya
selama tahun-tahun awal. Dua kebutuhan dasar tersebut mestinya tidak menimbulkan
problem psikologis. Namun, dalam kehidupan nyata ada dua kemungkinan muncul, (1)
Orang tua memperlihatkan afeksi dan kehangatan yang tulus kepada anak, karenanya
dapat memuaskan kebutuhan rasa aman, atau (2) Orang tua menunjukkan keacuhan,

3|Teori Psikoanalisis Sosial-Karen Horney


permusuhan bahkan kebencian terhadap anak sehingga membuat frustasi anak dalam
upayanya mencari pemuasan kebutuhan rasa amannya.
Kondisi pertama menghasilkan perkembangan kepribadian normal, dan kondisi
kedua menghasilkan berkembangnya neurosis. Horney menyebut perilaku orang tua
yang menghancurkan rasa aman anak sebagai kejahatan dasar. Beberapa contoh peri-
laku-perilaku tersebut antara lain, keacuhan terhadap anak, penolakan, permusuhan, pi-
lih kasih, menghukum, menertawakan kelemahan atau kesalahan anak, merendahkan
harga diri anak, perilaku orang tua yang keliru, tidak menepati janji, mengisolasi anak
dari dunia.
Menurut Horney, akar-akar perilaku neurotik ditemukan dalam hubungan orang
tua dan anak. Jika anak mengalami cinta dan kehangatan, dia akan merasa aman dan
berpotensi untuk berkembang normal. Namun, jika anak tidak lagi merasa dicintai, akan
muncul permusuhan terhadap orang tua. Permusuhan ini akhirnya diproyeksikan ke se-
gala sesuatu dan semua orang. Anak mulai terperangkap dalam kecemasan dasar. Me-
nurut Horney anak yang memiliki kecemasan dasar berpotensi menjadi orang dewasa
yang neurotik.
Seorang anak yang mendapatkan kejahatan dasar dari orang tuanya akan menga-
lami permusuhan dasar terhadap orang tua. Anak akan merasa terjebak antara mem-
butuhkan dan memusuhi orang tua. Mereka mengalami satu keadaan yang tidak nyaman
dan tidak menyenangkan karena anak tidak punya daya mengubah keadaan ini. Biasa-
nya anak yang mendalami beberapa kejahatan dari orang tuanya akan menekan/ mere-
presi perasaan-perasaan ketidaksukaan (permusuhan) mereka terhadap orang tua.
Alasan anak merepresi rasa permusuhan kepada orang tua adalah (1) anak masih
membutuhkan orang tua dan (2) anak takut kepada orang tua.
Pengaruh Kultur
Di Budaya Barat, anak merepresi perasaan-perasaan permusuhan dasar ini karena
dibuat merasa bersalah memiliki perasaan negatif terhadap orang tua. Anak dikondisi-
kan merasa berdosa dan tidak berharga karena sudah memusuhi orang tua. Moto anak
dalam situasi tersebut adalah “Aku harus merepresi permusuhanku karena aku menjadi
buruk jika merasa kebencian tersebut.”
Rasa permusuhan tersebut tidak bisa diisolasikan hanya pada orang tua mereka,
namun mulai digeneralisasikan ke seluruh dunia dan semua orang di dalamnya. Anak
sekarang yakin bahwa segala sesuatu dan semua orang berpotensi membahayakan. Di
titik ini anak disebut mengalami kecemasan dasar, dan merupakan konsep Horney
yang paling penting.
Walaupun horney tidak gagal mempertimbangan faktor genetis, ia berulang kali
menitikberatkan pengaruh kultural sebahagai peran utama perkembangan kepribadian
neurotik dan kepribadian normal. Ia menyakini bahwa kultur modern terbentuk berda-
sarkan kompetisi antar individual. Daya saing dan rasa permusuhan dasar yang ditim-
bulkan oleh kultur modern menyebabkan perasaan terpisah. Perasaan sendiri di dunia
4|Teori Psikoanalisis Sosial-Karen Horney
yang tidak ramah ini akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan kasih sayang
(need for affection) yang pada akhirnya membuat orang menilai cinta terlalu tinggi.
Sebagai akibatnya banyak orang melihat cinta dan kasih sayang sebagai jawaban atas
permasalahan yang mereka hadapi. Memang cinta yang tulus dapat menjadi pengala-
man yang baik dan bermanfaat bagi seseorang. Akan tetapi kebutuhan akan cinta yang
berlebihan akan menjadi dasar yang kuat bagi berkembangnya neurosis.
Menurut horney, masyarakat Barat mempunyai peranan dalam menimbulkan
lingkaran setan ini diantaranya dalam beberapa hal. Pertama, orang-orang dalam ma-
syarakat diperkenalkan dengan ajaran kultur tentang kekeluargaan dan kerendahan hati.
Kedua, keinginan masyarakat untuk sukses dan berhasil mencapai sesuatu yang tidak
pernah berakhir. Ketiga, masyarakat Barat meyakinkan orang-orang bahwa mereka hi-
dup bebas dan dapat memperoleh apapun yang mereka inginkan melalui kerja keras dan
ketekunan.
Kontradiksi-kontradiksi ini yang ditimbulkan oleh pengaruh lingkungan dan bu-
kan pengaruh biologis menghasilkan konflik-konflik intrapsikis yang mengancam kese-
hatan mental dari orang normal dan menghasilkan rintangan-rintangan yang sulit diha-
dapi orang-orang neutorik.

B. PRINSIP KEPRIBADIAN HORNEY


Konsep utama Horney adalah kecemasan dasar yang dirumuskan sebagai be-
rikut : “... perasaan yang terdapat pada anak karena terisolasi dan tak berdaya dalam
dunia secara potensial bermusuhan. Sejumlah besar faktor yang merugikan dalam ling-
kungan dapat menyebabkan anak mereka tidak aman, yakni dominasi langsung atau tak
langsung. Sikap masa bodoh, tingkah laku eratik, kurang menghargai kebutuhan-kebu-
tuhan pribadi anak, kurang sungguh-sungguh dibimbing, sikap-sikap meremehkan a-
nak, terlalu membanggakan anak atau kurang membanggakannya, kurang adanya ke-
hangatan yang dapat diandalkan, harus berpihak dalam perselisihan antara orang tua,
tanggung jawab terlalu banyak atau terlalu sedikit, terlalu dilindungi, terisolasi dan
anak-anak lain, ketidakadilan, diskriminasi, janji-janji yang tidak ditepati, suasana
bermusuhan dan sebagainya.”
Kecemasan Dasar dan Permusuhan Dasar
Kecemasan berasal dari takut; suatu peningkatan yang berbahaya dari perasaan berte-
man tak berdaya dalam dunia penuh ancaman. Kecemasan dasar selalu dibarengi oleh per-
musuhan dasar, berasal dari perasaan marah, suatu predisposisi untuk mengantisipasi baha-
ya dari orang lain dan untuk mencurigai orang lain itu. Bersama-sama, kecemasan dan per-
musuhan membuat orang yakin bahwa dirinya harus dijaga untuk melindungi keamanan.
Kecemasan dan Konflik
Menurut Horney semua orang mengalami creature anxiety, perasaan kecemasan yang
normal muncul pada masa bayi, ketika bayi lahir dalam keadaan tak berdaya dan rentan
dihadapkan dengan kekuatan alam yang keras dan tidak bisa dikontrol. Bimbingan yang
5|Teori Psikoanalisis Sosial-Karen Horney
penuh kasih sayang dan cinta pada awal kehidupan membantu bayi belajar menangani situ-
asi bahaya itu. Sebaliknya, tanpa bimbingan yang memadai akan mengembangkan basic
anxiety, bastic, hostility, dan terkadaang neurotik distress.
a. Konflik Interpersonal ; kebebasan vs Kesepian
Konflik adalah pertentangan antar kekuatan yang berhadapan dalam fungsi ma-
nusia, tidak dapat dihindari. Mengalami konflik tidak berarti neurotik. Perbedaan kon-
flik normal dan neurotik adalah taraf atau tinggi rendahnya. Setiap orang memakai ber-
bagai cara mempertahankan diri dengan penolakan, permusuhan, dan persaingan de-
ngan orang lain. Orang normal mampu memakai bermacam-macam strategi pertahanan
disesuaikan dengan masalahnya, sedang orang neurotik secara kompulsif memakai stra-
tegi pertahan yang sama yang pada dasarnya tidak produktif.
Kecemasan dasar menyebabkan perasaan tidak berdaya dan sendirian/ kesepian.
Siapa pun yang mengalaminya pasti akan mencari cara-cara untuk mengurangi atau
meminimkan kecemasan tersebut. Horney (1942) via Olson (2013:232) mendeskripsi-
kan 10 strategi untuk meminimkan kecemasan dasar, yang disebut kecenderungan-
kecenderungan neurotik atau kebutuhan-kebutuhan neurotik.
1. Kebutuhan akan afeksi dan persetujuan (the neurotic need for affection and approval)
Seseorang yang menekankan bahwa kebutuhan utama hidup hanyalah dicintai/disa-
yangi dan disetujui orang lain. Dalam hal ini, pendapat orang lain adalah yang ter-
penting, orang seperti ini takut dimusuhi orang lain atau memusuhi perasaan diri sen-
diri, tidak berani mengatakan bahwa dirinya benar.
2. Kebutuhan akan pasangan yang akan mendampingi hidupnya (the neurotic need for
a powerful patner)
Seseorang yang kurang percaya diri dan berusaha mendekatkan diri mereka dengan
pasangan yang lebih kuat atau berpengaruh. Termasuk dalam kebutuhan ini adalah
penilaian yang terlalu tinggi terhadap cinta dan ketakutan jika sendirian atau diting-
galkan.
3. Kebutuhan untuk menjalani hidup di dalam batas-batas yang sempit (the neurotic
need to restrict one’s life within narrow borders)
Orang-orang neurotik seringkali berusaha untuk tidak menonjol, berada ditempat ke-
dua, dan merasa puas dengan stimulus yang sangat sedikit. Mereka menurunkan ke-
mampuan mereka ketingkat yang lebih rendah dan takut membuat permintaan yang
membebani orang lain.
4. Kebutuhan akan kekuasaan (the neurotic need for power)
Seseorang yang menekankan bahwa kebutuhan akan menguatkan dirinya dan mele-
paskannya dari kelemahan yang kemudian berkembang menjadi pemujaan terhadap
yang kuat dan menghina yang lemah.
5. Kebutuhan untuk mengeksploitasi orang lain (the neurotic need to exploit others)
Seseorang yang menekankan bahwa kebutuhan utama di dalam hidup adalah me-
ngambil keuntungan dari orang lain, bukan menguntungkan orang lain.
6|Teori Psikoanalisis Sosial-Karen Horney
6. Kebutuhan akan pengakuan sosial dan prestise pribadi (the neurotic need for social
recognition or prestige)
Seseorang yang menekankan bahwa kebutuhan utama dalam hidup adalah diakui dan
terkenal. Semua hal dalam dirinya dievaluasi semata-mata untuk mendapatkan pres-
tise. Meraka takut direndahkan, dipermalukan, diabaikan, takut aibnya terkuak yang
akan merugikan namanya.
7. Kebutuhan akan pemujaan pribadi (the neurotic need for personal admiration)
Seseorang yang menekankan bahwa kebutuhan utama di dalam hidup adalah menda-
patkan pujian dan kekaguman. Harga diri mereka yang tinggi harus terus menerus
ditunjang dengan kegaguman dan penerimaan dari orang lain.
8. Kebutuhan akan ambisi dan pencapaian/prestasi pribadi (the neurotic need for ambi-
tion and personal achievement )
Seseorang yang menekankan bahwa kebutuhan utama di dalam hidup adalah menjadi
terkenal, kaya raya, atau penting dan tak peduli berapa pun harga yang harus diba-
yarkan. Jika mereka tidak bisa memenuhi hal ini akan membuatnya resah dan marah.
9. Kebutuhan untuk bisa mencukupi diri dan mandiri (the neurotic need for self suffici-
ency and independence)
Seseorang yang menekankan terlalu ekstreem kebutuhan untuk menghindari sebagai
beban orang lain, tidak ingin terikat oleh siapa pun atau apa pun. Kebebasan mutlak
bagi dia adalah menjadi mandiri sepenuhnya.
10. Kebutuhan akan kesempurnaan dan ketaktercelaan (the neurotic need for perfection
and unassailability)
Seseorang yang menekankan bahwa kebutuhan utama dalam hidup adalah menjadi
tak bercacat karena sangat sensitif terhadap kritik. Orang seperti ini selalu merasa
unggul dari orang lain karena merasa dirinya sempurna. Dia takut ditemukan cacat
atau melakukan kesalahan sekecil apa pun.
b. Konflik Intrapsikis
Kecenderungan neurotik yang timbul dari kecemasan dasar, berkembang dari hu-
bungan anak dengan orang lain. Dinamika kejiwaan yang terjadi menekankan pada kon-
flik budaya dan hubungan antar pribadi. Dalam hal ini Horney tidak mengabaikan fak-
tor intrapsikis dalam perkembangan kepribadian. Menurutnya, proses intrapsikis semu-
la berasal dari pengalaman hubungan antar pribadi, yang sudah terjadi menjadi bagian
dari sistem keyakinan, proses intrapsikis itu mengembangkan eksistensi dirinya terpisah
dari konflik interpersonal. Ada empat macam konsep diri :
1. Diri rendah (Despised Real Self )
Konsep yang salah tentang kemampuan diri, keberhargaan dan kemenarikan diri,
yang didasarkan pada evaluasi orang lain yang dipercayainya, khususnya orang tua-
nya. Evaluasi negatif mungkin mendorong orang untuk merasa tak berdaya.

7|Teori Psikoanalisis Sosial-Karen Horney


2. Diri Nyata ( Real Self )
Pandangan subyektif bagaimana diri yang sebenarnya, mencakup potensi untuk ber-
kembang, kebahagiaan, kekuatan, kemauan, kemampuan khusus dan keinginan un-
tuk “realisasi diri”, keinginan untuk spontan menyatakan diri yang sebenarnya.
3. Diri Ideal ( Ideal Self )
Pandangan subyektif mengenai diri yang seharusnya, suatu usaha untuk menjadi
yang sempurna dalam bentuk khayalan, sebagai kompensasi perasaan tidak mampu
dan tidak dicintai.
4. Diri Aktual ( Actual Self )
Berbeda dengan real self yang subyektif, aktual self adalah kenyataan diri seseorang,
fisik dan mental apa adanya, tanpa dipengaruhi oleh persepsi orang lain.
Konflik intrapsikis yang terpenting adalah gambaran diri ideal atau ideal self
image dengan diri yang dipandang rendah atau despised real self. Membangun diri ideal
adalah usaha untuk memecahkan konflik dengan membuat gambaran bagus mengenai
diri sendiri. Diri rendah adalah kecenderungan yang kuat dan irasional untuk merusak
gambaran nyata diri.
Menurut Horney, setiap manusia dilahirkan dengan diri riil yang sehat dan
kondusif bagi pertumbuhan kepribadian secara normal. Jika manusia hidup sesuai diri
riilnya, maka ia sedang berada di jalan menuju realisasi diri, artinya mereka akan
mewujudkan potensi sepenuhnya dan hidup harmonis dengan sesamanya.
Anak yang mengalami pemenuhan kebutuhan biologis dan rasa aman secara baik,
mereka akan berkembang berdasarkan diri riil mereka dan menjadi orang dewasa
normal, fleksibel, dan produktif. Namun, jika kejahatan dasar yang dialami, anak akan
terasingkan dari dirinya sendiri. Dia akan merasa rendah dan terhina. Individu seperti
ini menciptakan diri ideal yang sedikit saja di luar diri riil mereka.
Menurut Horney, seseorang yang hidup dengan kecenderungan diri ideal
(khayalan) daripada diri riil, maka dia akan menjadi neurotik. Diri ideal digunakan
individu neurotik sebagai cara melarikan diri dari kenyataan yang dipandangnya
negatif.
Individu neurotik terkunci dalam ilusi diri ideal, sebuah ilusi yang tidak
mencerminkan realitas dan cenderung tidak akan diubah. Semakin dalam individu
neurotik mengejar yang ideal, semakin jauh ia tercerabut dari diri riil sehingga semakin
dalam neurosisnya dirasakan.
Pada individu normal, juga memiliki mimpi-mimpi namun realistik dan dapat
diubah sesuai keadaan. Individu normal mengalami kesuksesan atau kegagalan dan
keduanya mempengaruhi perubahan-perubahan di dalam aspirasi mereka. Individu
neurotik mengalami kegagalan semata karena khayalan mereka. Perasaan-perasaan
yang dialami individu neurotik tidak dapat menyediakan umpan balik bermakna terkait
efektivitas interaksi mereka dengan lingkungan dan dengan orang lain karena perasaan-
perasaan itu tidak asli.
8|Teori Psikoanalisis Sosial-Karen Horney
C. STRUKTUR KEPRIBADIAN
1. Diri Ideal ( Ideal Self )
Horney percaya bahwa makhluk hidup, jika diberikan sebuah lingkungan dengan
kedisiplinan dan kehangatan, akan mengembangkan perasaan aman dan percaya diri
serta kecenderungan untuk memiliki pemahaman diri. Sayangnya, pengaruh-pengaruh
negatif awal sering kali menghambat kecenderungan alami seseorang memperoleh pe-
mahaman diri atau mencapai realisasi diri, sebuah situasi yang membuat mereka mera-
sakan perasaan terpisah dan rendah diri. Selain itu juga, terdapat perasaan terpisah dari
diri mereka yang semakin berkembang. Oleh karena merasa terpisah dari diri mereka
sendiri, maka seseorang merasa harus mendapatkan kepekaan akan identitas (sense of
identity) yang stabil.
Pencarian Keagungan Neurotik (Neurotic Search for Glory)
Pencarian keagungan neurotik adalah gambaran orang yang menganggap diri
ideal itu nyata, mereka memasukannya secara komprehensif ke dalam semua aspek
hidupnya, menjadikannya sebagai acuan tujuan, konsep diri, dan hubungannya dengan
orang lain. Orang semacam itu membutuhkan kesempurnaan (need for perfection),
mempunyai ambisi yang neurotik (neurotic ambition) dan dorongan untuk menang da-
lam balas dendam (drive toward a vindivtive triumph).
1. Kebutuhan kesempurnaan merupakan dorongan untuk menggabungkan keseluruhan
kepribadian ke dalam diri ideal. Neurotik tidak puas dengan sedikit perubahan, tidak
menerima yang belum sempurna. Ini yang kemudian yang dinamakan oleh Horney
tirani kebolehan (tyrany of the should).
2. Ambisi neurotik adalah pencarian keagungan diri melalui dorongan menjadi superior
yang kompulsif. Walaupun orang neurotik mempunyai keingian yang kuat meng-
ungguli apapun, mereka secara teratur menyalurkan energinya ke aktivitas yang pa-
ling berpeluang sukses.
3. Dorongan untuk balas dendam merupakan aspek neurotik yang berbahaya. Keingin-
an balas dendam ini mungkin disembunyikan sebagai dorongan berprestasi-sukses,
tetapi tujuan utamanya adalah membuat orang lain malu, atau mengalahkan mereka
melalui kelebihan mereka, atau untuk memperoleh kekuatan, untuk membuat seng-
sara orang lain-umumnya dengan penghinaan. Sukses membalas dendam, tidak
membuat dorongan balas dendamnya reda, bahkan dorongan itu menanjak setiap kali
ada kemenangan. Setiap kesuksesan akan meningkatkan ketakutan akan kekalahan
dan ini akan meningkatkan perasaan keagungan, yang akan meningkatkan keinginan
untuk memperoleh kemenangan balas dendam yang baru.
Penuntut yang Neurotik
Meyakini bahwa ada yang salah dengan dunia luar, mereka menganggap bahwa
diri mereka itu khusus sehingga berhak diperlakukan sesuai dengan gambaran diri ideal
mereka sendiri. Para penderita neurotik, kalau tuntutan mereka tidak terpenuhi, mereka

9|Teori Psikoanalisis Sosial-Karen Horney


menjadi marah, bingung, dan tidak mampu memahami mengapa orang lain tidak dapat
memahami tuntutannya.
Kebanggaan Neurotik
Kebanggaan neurotik adalah kebanggan yang semu, bukan didasarkan pada pan-
dangan diri yang realistik, tetapi didasarkan pada gambaran palsu dari diri ideal. Seba-
liknya kebanggan neurotik didasarkan pada gambaran diri ideal dan biasanya diumum-
kan keras-keras dalam rangka melindungi dan mendukung pandangan dan kebanggaan
kepada diri sendiri. Orang neurotik memandang dirinya sebagai orang yang mulia, he-
bat, dan sempurna, sehingga kalau orang lain tidak memperlakukan mereka dengan
pertimbangan khusus, orang itu menjadi sedih.
2. Menghina Diri (despise self)
Orang neurotik yang mencari keagungan tidak pernah puas dengan dirinya sendi-
ri, karena mereka akhirnya menyadari bahwa diri nyata tidak cocok dengan diri ideal
yang mereka dambakan. Mereka kemudian mulai membenci dan memandang rendah
dirinya sendiri. Horney mengemukakan 6 cara orang mengekspresikan kebencian diri
itu :
a) Menuntut kebutuhan kepada diri tanpa ukuran (relentles demands on the self)
Orang memunculkan kebutuhan diri yang tidak pernah berhenti. Bahkan ketika me-
reka mencapai keberhasilan, mereka terus mendorong dirinya sendiri untuk berge-
rak menuju kesempurnaan.
b) Menyalahkan diri tanpa ampun (merciless self-accusation)
Orang neurotik yang terus menerus mencaci-maki dirinya sendiri. Menyalahkan diri
bentuknya bermacam-macam, mulai dari ekspresi luar biasa, misalnya merasa ber-
tanggung jawab terhadap bencana alam, sampai menanyai secermat-cermatnya ke-
baikan dari motivasinya sendiri.
c) Menghina diri (self-contempt)
Diekspresikan dalam wujud memandang kecil, meremehkan, meragukan, mence-
markan, dan menertawakan diri sendiri. Menghina diri mencegah yang bersangkut-
an dari perjuangan untuk maju atau berprestasi.
d) Frustasi diri (self-frustation)
Orang neurotik sering membelenggu dengan tabu untuk menentang kesenangan.
e) Menyiksa diri (self-torment)
Pada dasarnya semua mekanisme diri rendah mengandung makna menyiksa diri.
Namun menjadi berubah apabila tujuan orang neurotik itu membahayakan atau me-
nyakiti diri sendiri. Banyak orang memperoleh kepuasan masokism dengan menga-
lami penderitaan akibat suatu keputusan, memperparah sakit kepala, melukai diri
dengan pisau, menantang berkelahi dengan orang yang jauh lebih kuat atau me-
ngundang siksaan fisik.

10 | T e o r i P s i k o a n a l i s i s S o s i a l - K a r e n H o r n e y
f) Tingkah laku dan dorongan diri (self destructive action and impuls)
Bisa fisikal atau psikologikal, disadari atau tidak disadari, akut atau kronik, benar-
benar dilakukan atau hanya dalam imajinasi. Orang-orang neurotik juga merusak
diri secara psikologis, misalnya berhenti bekerja ketika karirnya mulai memuncak,
memutus hubungan persahabat yang sehat dan memilih pergaulan yang neurotis,
atau melakukan aktifitas seksual promiskuitas.

D. DINAMIKA KEPRIBADIAN
Horney mengelompokkan 10 kebutuhan neurotik menjadi 3 pola penyesuaian diri.
Setiap pola mendeskripsikan arah perilaku neurotik terkait orang lain.
1. Gerak Menuju Orang Lain (moving forward people)
Merupakan proses mendekati orang lain yang mengacu kepada sebuah kebutuhan
neurotik untuk melindungi diri dari perasaan ketidak-berdayaan. Usaha pertama yang
dilakukan adalah mereka berusaha mendapatkan kasih sayang dan penerimaan dari orang
lain atau mereka mencari pasangan yang kuat yang bertanggung jawab terhadap hidup
mereka. Kepribadian seperti ini disebut Horney bertipe penurut, utamanya berpikir “Jika
aku mengalah, aku tidak akan terluka” (Horney, 1937:83) via Olson, 2013:236.
Meski seseorang dapat menyesuaikan diri terhadap kecemasan dasar afeksi,
individu ini pada dasarnya masih melakukan permusuhan. Jadi keramahan individu
penurut dibuat-buat saja karena sebenarnya didasarkan kepada agresivitas yang direpresi.
2. Gerak Melawan Orang Lain (against people)
Dalam pengadopsian strategi melawan orang lain, orang-orang neurotik yang
agresif cenderung menanggap orang lain tidak ramah. Sehingga, mereka sama
kompulsifnya dengan orang-orang penurut, dan tingkah laku mereka juga sama-sama
dipicu oleh kecemasan dasar. Daripada mendekati orang lain dengan selalu menurut dan
bergantung, orang-orang neuritik yang agresif lebih memilih untuk melawan orang lain
dengan cara tampil kuat dan kejam. Mereka termotivasi oleh keinginan kuat untuk
memeras orang lain dan memanfaatkan orang tersebut untuk kepentingan diri mereka
sendiri.
Lima dari sepuluh kebutuhan neurotik, terdapat kecenderungan melawan orang lain
diantaranya, kebutuhan untuk kekuasaan, memanfaatkan orang lain, memperoleh
penghargaan dan gengsi, dikagumi, dan mencapai sesuatu. Orang-orang yang agresif
lebih condong untuk bermain dengan tujuan menang daripada hanya untuk menikmati
perlombaan.
3. Gerak Menjauhi Orang Lain (moving away from people)
Supaya dapat mengatasi konflik dasar terisolasi, beberapa orang memisahkan diri
dari orang lain dan mengadopsi sebuah kecenderungan neurotik yaitu menjauhi orang
lain. Strategi ini merupakan ekspresi dari kebutuhan akan kesendirian, kebebasan dan
kemandirian. Sama seperti sebelumnya, masing-masing kebutuhan ini dapat mengarah
kepada tingkah laku positif, dan beberapa orang memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini

11 | T e o r i P s i k o a n a l i s i s S o s i a l - K a r e n H o r n e y
dengan yang sehat. Akan tetapi, kebutuhan-kebutuhan ini menjadi neurotik ketika orang-
orang berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan membuat jarak emosional
antara diri mereka dan orang lain secara terus menerus.
Pola-pola penyesuaian ini pada dasarnya tidak bersesuaian satu sama lain. Siapa pun
tidak akan bisa bergerak menuju dan menjauhi orang lain di waktu yang sama. Jadi bagi
individu normal dan neurotik, tiga pola penyesuaian ini sebenarnya berkonflik satu sama
lain. Namun bedanya, bagi individu normal konflik pola ini tidak membangkitkan konflik
emosi sebesar individu neurotik.

E. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Horney mendeskripsikan 7 peranti bawah sadar yang digunakan individu neurotik
untuk mengatasi konflik-konflik tak terelakkan yang muncul dan menyentuh penggantian
diri riilnya dengan diri ideal.
a. Titik Buta
Titik buta adalah tipe penipuan diri yang melibatkan sebuah penolakan atau
pengabaian aspek-aspek tertentu suatu pengalaman karena tidak sesuai dengan diri
ideal. Contohnya ketika individu neurotik menganggap dirinya sangat pandai, ia
cenderung melebih-lebihkan suatu pengalaman yang sebenarnya tidak
menunjukkan demikian.
b. Pengotakan
Pengotakan adalah tipe penipuan diri yang melibatkan pembagian hidup pribadi
menjadi sejumlah komponen yang memiliki aturan-aturan berbeda untuk
mengaplikasikannya. Contohnya seperangkat aturan diaplikasikan bagi kehidupan
keluarganya, namun aturan lain untuk kehidupan sosialnya.
c. Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah tipe penipuan diri yang melibatkan pemberian dalih-dalih
yang logis, memungkinkan, namun tidak akurat untuk menjustifikasi persepsi
individu neurotik atas kelemahan, kekeliruan, dan ketidakkonsistenan. Tipe
penurut contohnya, harus menawarkan sejumlah dalih bagi tindakan-tindakan
agresifnya terhadap orang lain, sedangkan tipe bermusuhan harus menawarkan
dalih bagi tindakan-tindakan baik mereka kepada orang lain.
d. Kontrol diri berlebih
Pertahanan gambar diri ideal terhadap kecemasan yang ini melibatkan
pengontrolan secara ketat pengekspresian apa pun atas emosi. Tujuannya di sini
adalah mempertahankan kontrol diri ketat berapa pun harganya.
e. Kebenaran arbitrer
Hidup individu neurotik sering dicirikan oleh ketidaktepatan, ambiguitas, dan
keraguan. Namun perasaan-perasaan yang dimunculkan oleh hal-hal ini tidak bisa
ditolerir. Dengan menggunakan kebenaran arbitrer sebagai alat pelindung di
situasi-situasi ambigu, individu neurotik memilih satu solusi, jawaban, satu

12 | T e o r i P s i k o a n a l i s i s S o s i a l - K a r e n H o r n e y
pandangan, dan secara dogmatis mendeklarasikan jika persoalan sudah terjawab
dan perdebatan selesai.
f. Pengelakan
Pengelakan sebagai tipe penipuan diri merupakan kebalikan dari kebenaran
arbitrer sebelumnya. Jika seorang tidak terikat kepada sesuatu pun, maka ia tidak
bisa menjadi keliru, karenanya ia tidak bisa dikritik.
g. Sinisme
Sinisme memperoleh kesenangan dari memperlihatkan betapa sia-sia dan tak
bermaknanya rasa percaya orang lain apalagi mempercayai mereka. Sinisme
tumbuh dari kegagalan berulang-ulang terkait rasa percaya sebelumnya. Dengan
tidak percaya apa pun, individu neurotik jadi kebal dari kekecewaan yang datang
dari memercayai sesuatu yang kemudian terbukti keliru.
Perbedaan antara individu normal dan neurotik terkait dengan taraf hal-hal ini.
Orang normal juga menggunakan semua teknik penyesuaian sekunder ini di satu atau
lain waktu. Namun, individu neurotik menggunakan secara berlebihan salah satu atau
lebih teknik ini, karenanya mereduksi fleksibilitas dan efisiensi untuk menyelesaikan
masalah hidup mereka.

F. PSIKOLOGI FEMINIM
Psikologi feminis adalah pendekatan psikologi yang menganalisis pengaruh keti-
daksetaraan dalam relasi gender dan perilaku antara dua jenis kelamin yang berbeda. Tu-
juan dari psikologi feminis adalah untuk memahami individu dalam aspek sosial dan po-
litik yang lebih besar dalam masyarakat. Ranah studi ini mengkritik fakta bahwa riset
psikologi secara historis telah dilakukan dalam perspektif laki-laki dengan pandangan
bahwa laki-laki adalah normanya.
Horney dilatih sebagai psikoanalisis Freudian dan dianalisis oleh Karl Abraham
dan Hans Sachs (dua pendukung tergigih Freud). Analisis awal Horney tentang pernika-
han mencerminkan banyak pandangan ortodoks Freudian tentang kompleks-komples
Odipus pria dan wanita. Oleh karena itu, Horney meyakini anatomi adalah takdir. Na-
mun, seiring waktu Horney tidak lagi setuju dengan keyakinan Freud bahwa wanita di-
takdirkan memiliki watak-watak kepribadian tertentu sekadar mencerminkan anatomi tu-
buhnya. Secara bertahap Horney mulai memasukkan faktor-faktor budaya dalam konsep
sebagai penjelas kepribadian pria dan wanita dari pada faktor biologisnya.
Horney juga pelopor dalam disiplin psikiatri feminin, juga sebagai salah satu psiki-
ater wanita pertama yang menyajikan makalah tentang psikiatri feminin. Empat belas
makalah dia tulis antara tahun 1922 dan 1937 yang digabung menjadi satu buku yang
berjudul Feminine Psychology. Sebagai seorang wanita, ia merasa bahwa pemetaan dari
tren dalam perilaku perempuan adalah pengabaian masalah. Dalam esainya yang berjudul
“The Problem of Feminine Masochism” Horney merasa dia membuktikan bahwa budaya
dan masyarakat di seluruh dunia mendorong perempuan bergantung pada laki-laki untuk

13 | T e o r i P s i k o a n a l i s i s S o s i a l - K a r e n H o r n e y
cinta mereka, wibawa, kekayaan, perawatan dan perlindungan. Perempuan dianggap se-
bagai objek pesona dan keindahan-berbeda dengan tujuan akhir setiap manusia dari aktu-
alisasi diri.
Wanita, menurut Horney, secara tradisional memperoleh nilai hanya melalui anak-
anak mereka dan keluarga yang lebih luas. Dia menyentuh lebih lanjut mengenai hal ini
dalam esainya “The Distrust Between the Sexes” di mana ia membandingkan hubungan
suami-istri ke orang tua-anak, hubungan kesalahpahaman yang melahirkan neurosis
merugikan.
Horney percaya bahwa pria dan wanita memiliki dorongan untuk menjadi cerdik
dan produktif. Wanita dapat memuaskan kebutuhan normal dan batin. Untuk melakukan
hal ini, mereka hamil dan melahirkan. Pria akan puas hanya perlu melalui cara-cara eks-
ternal. Horney mengusulkan agar prestasi mencolok dari pria dalam pekerjaan atau bi-
dang lain dapat dilihat sebagai kompensasi atas ketidakmampuan mereka untuk melahir-
kan anak-anak.
Horney mengembangkan idenya sejauh bahwa ia merilis salah satu buku “self-
help” pertama pada tahun 1946, yang Are You Considering Psychoanalysis?. Buku ini
menegaskan bahwa orang-orang, baik pria dan wanita, dengan masalah neurotik yang
relatif kecil, pada dasarnya bisa menjadi psikiater sendiri. Dia terus menerus menekankan
bahwa kesadaran diri adalah bagian untuk menjadi manusia yang lebih baik, lebih kuat,
dan lebih kaya.

G. PSIKOTERAPI MENURUT KAREN HORNEY


Tujuan psikoterapi adalah membawa pasien kembali bersentuhan dengan diri riil-
nya yaitu kapasitas bagi pertumbuhan positif dan bagi hubungan yang hangat dan produk-
tif dengan sesama manusianya. Menurut Horney, neurosis berkembang dari konflik dasar
yang mulai muncul pada masa anak-anak. Tujuan Horney yaitu membantu klien secara
bertahap berkembang ke arah realisasi diri, berhenti dari fantasi diri ideal, melepaskan
pencarian kemasyhuran neurotic dan mengubah benci diri menjadi menerima diri-nyata.
Horney juga memakai mimpi dan asosiasi bebas untuk memahami kliennya. Bagi-
nya, mimpi adalah usaha untuk mengatasi konflik, kalau terapis dapat menginterpretasi
dengan tepat, dapat membantu klien memahami diri nyatanya secara lebih baik. Asosiasi
bebas oleh Horney dihubungkan dengan ungkapan gambaran diri ideal klien, dan kega-
galan usaha-usaha untuk mengatasi kecemasan dasar.
Horney mendeskripsikan karakteristik-karakteristik yang diharapkan muncul pada
pasien jika psikoterapinya efektif (1945, hlm.241-242) via (Olson, 2013:254-256) seba-
gai berikut: tanggung jawab, kemandirian batin, spontanitas perasaan, dan kesepenuh-
hatian. Menurut Horney tujuan analisis bukanlah membuat hidup bebas dari risiko kon-
flik, melainkan memampukan individu agar mampu menyelesaikan persoalan sendiri.

14 | T e o r i P s i k o a n a l i s i s S o s i a l - K a r e n H o r n e y
Ada 3 tugas utama menurut Horney yang dihadapi siapa pun yang terlibat dalam
psikoanalisis profesional maupun analisis diri. Pertama adalah mengekspresikan seleng-
kap dan sejujur mungkin. Kedua adalah menyadari daya-daya penggerak bawah sadarnya
dan pengaruh-pengaruhnya bagi hidupnya. Dan ketiga adalah mengembangkan kapasi-
tasnya untuk mengubah sikap-sikap yang sudah mengganggu hubungannya dengan diri
sendiri dan dunia sekitarnya. (1943, hlm.93) via Olson (2013:256).

15 | T e o r i P s i k o a n a l i s i s S o s i a l - K a r e n H o r n e y
BAB III
PENUTUP

I. KESIMPULAN
Teori psikoanalisis sosial Karen Horney dibentuk berdasarkan asumsi bahwa kondisi so-
sial dan kultural, terutama pengalaman masa kanak-kanak sangat berpengaruh terhadap pem-
bentukan kepribadian seseorang. Individu yang tidak mendapatkan cinta dan kasih sayang yang
cukup selama masa kanak-kanak akan mengembangkan rasa permusuhan dasar terhadap orang
tua mereka, sehingga timbul lah kecemasan dasar di dalam diri mereka. Untuk melawan kece-
masan dasar tersebut, individu melakukan perlawanan terhadap kecemasan dasar tersebut de-
ngan cara berhubungan dengan orang lain. (1) Mendekati orang lain, (2) melawan orang lain,
(3) menjauhi orang lain. Akan tetapi hanya individu normal yang melakukan hal tersebut. Ber-
beda dengan orang neurotik yang berperilaku kompulsif sehingga cenderung melakukan de-
ngan satu cara. Tingkah laku mereka yang kompulsif tersebut, berkembang menjadi konflik
intrapsikis yang dapat berupa gambaran diri ideal maupun kebencian diri.
Teori Horney tentang neurosis didasarkan pada konsep gangguan psikis yang membuat
orang terkunci dalam lingkaran yang membuat tingkah laku tertekan dan tidak produktif, ke-
mudian dikenal sebagai masalah kecemasan. Horney mengemukakan sepuluh kebutuhan neu-
rotik, yakni kebutuhan yang timbul sebagai akibat dari usaha menemukan pemecahan-peme-
cahan masalah gangguang antara hubungan manusia.

II. PERBANDINGAN HORNEY DAN FREUD


Ada 6 hal yang membandingkan antara teori Horney dan Freud, yaitu sebagai berikut.
(1) Pengalaman Masa Kanak-Kanak Awal
Horney dan Freud menganggap bahwa masa kanak-kanak awal sangat penting. Perbe-
daan keduanya terletak pada alasan mengapa masa kanak-kanak penting. Freud yakin
bahwa terdapat sebuah tahap-tahao universal perkembangan manusia dan fikasi di ta-
hap tertentu akan kuat memengaruhi kepribadian di usia dewasa. Sedangkan, Horney
menitikberatkan pada hubungan anak dengan orang tua sebagai penentu apakah anak
akan mengembangkan kecemasan dasar ataukah dapat mengatasinya.
(2) Motivasi Bawah-Sadar
Freud dan Horney sama-sama menekankan pentingnya motivasi bawah sadar. Menurut
Horney, motivasi bawah sadar akan merepresi permusuhan yang akan mengarah pada
kecemasan dasar ketika masa dewasa berkembang menjadi neurosis.
(3) Motivasi Biologis
Freud menitikberatkan motivasi biologis. Horney menekankan pentingnya kebutuhan
akan rasa aman.

16 | T e o r i P s i k o a n a l i s i s S o s i a l - K a r e n H o r n e y
(4) Psikoterapi
Freud menggunakan psikoterapi untuk menyingkap memori-memori traumatis yang
terepresi. Horney menggunakannya untuk menyingkap teknik-teknik penyesuaian uta-
ma neurotik. Selain itu, Freud melarang analisis oleh individu-individu yang tidak
terlatih secara profesional di dalam teori dan teknik psikoanalitik. Sedangkan Horney
mendukung aktif analisis diri.
(5) Apakah Anatomi sebuah Takdir
Freud menganggap bahwa anatomi adalah sebuah takdir. Awalnya Horney berang-
gapan demikian. Namun seiring perkembangan kariernya, Horney tidak lagi meng-
anggap bahwa anatomi adalah sebuah takdir.
(6) Prognosis bagi Perubahan Kepribadian
Freud yakin bahwa kepribadian dibentuk di awal kehidupan setiap orang, dan peruba-
han besar karenanya sulit sekali dibuat. Sedangkan Horney yakin bahwa kepribadian
dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman awal itu, namun dapat diubah kapan pun se-
panjang hayatnya.

III. KRITIK TEORI PSIKOANALISIS SOSIAL KAREN HORNEY


 Karen Horney dipandang sebagai penyumbang teori psikoanalisis yang penting sepanjang
hidupnya, tetapi sesudah ia meninggal (1952), karyanya banyak dilupakan orang. Baru
ketika jurnal feminime psychology di publikasikan pada tahun 1967, ide-idenya kembali
banyak dikutip.
 Kekuatan teori Horney ada pada deskripsi mengenai neurosis. Tidak ada pakar yang me-
nulis lebih banyak darinya mengenai neurosis. Deskripsi yang komprehensif mengenai
kepribadian neurosis memberi kerangka yang bagus untuk memahami orang yang jiwa-
nya tidak sehat. Teori Horney tidak di kembangkan memakai data yang spesifik, lebih
banyak memakai spekulasi yang sukar di uji. Teorinya banyak di dasarkan pada penga-
laman klinik dan kontak-kontak pribadinya dengan penderita neurosis.
 Dari sisi lain, dengan segala kekurangan metodologisnya, organisasi pengetahuan tentang
neurosis dari teorinya cukup signifikan. Oleh karena itu, teorinya lebih banyak tentang
neurotik, maka teori tersebut dinilai tinggi dalam kemampuannya mengorganisasi penge-
tahuan mengenai neurotik. Akan tetapi, teori Horney dinilai rendah dalam kemampuan
menjelaskan tentang orang pada umumnya.
 Teori Horney dianggap lebih berhasil dalam fungsinya sebagai panduan pemecahan ma-
salah. Dalam buku Neurosis and Human Growth yang di tulis Horney 1950, konsep-kon-
sep dan ide-ide jelas, konsisten, dan tidak ambigu. Akan tetapi, ketika semua karyannya
diteliti, sebuah gambaran yang berbeda muncul. Dalam sekian tahun, ia menggunakan
istilah-istilah seperti “kebetulan neurotik” dan “kecenderungan neurotik” kadang seba-
gai istilah-istilah yang berbeda dan kadang sebagai istilah-istilah yang saling menggan-
tikan sedangkan istilah-istilah “kecemasan dasar” dan “konflik dasar” tidak selalu dibeda-
kan dan jelas. Ketidakkonsistenan ini membuat keseluruhan karyanya menjadi agak tidak

17 | T e o r i P s i k o a n a l i s i s S o s i a l - K a r e n H o r n e y
konsisten, tetapi tetap saja teori terakhirnya 1950 adalah sebuah teori yang dibahas dengan
jelas dan konsisten. Kriteria lain dari sebuah teori yang berguna adalah parsimony (peng-
gunaan asumsi atau penjelasan yang sederhana dalam pembentukan teori), dan teori ter-
akhir horney, sebagaimana dijelaskan pada bab terakhir dari Neurosis and Human Growth
(Horney, 1950), mendapat penilaian tinggi untuk kriteria ini.
 Horney tidak memiliki pengikut yang dapat melanjutkan dan mengembangkan teorinya.

18 | T e o r i P s i k o a n a l i s i s S o s i a l - K a r e n H o r n e y
DAFTAR PUSTAKA

Hall, Calvin S. & Gardner Lindzey. 1993. Teori-Teori Holistik. Yogyakarta: Kanisius
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press.
Olson, Matthew H dan Hergenhahn, B.R. 2013. Pengantar Teori Kepribadian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Feist, Jess & Gregory J. Feist. 2013. Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.
http://penasaranjuragan.blogspot.com/2012/05/teori-kepribadian-karen-horney.html.

19 | T e o r i P s i k o a n a l i s i s S o s i a l - K a r e n H o r n e y

Anda mungkin juga menyukai