A. Akurasi Pengukuran
Butir mudah
A B C Responden dan
kemampuan
Berat Ringan
P
1,0
tinggi
0,5
rendah
b
• Tampak bahwa tinggi dan rendah memiliki taraf sukar
butir b yang sama
• Kemampuan responden dan taraf sukar butir menjadi
independen
• Pengukuran modern dapat digunakan untuk
pencocokan kemampuan responden dengan taraf
sukar butir
Syarat Teori Responsi Butir
• Unidimensi
• Invariansi kelompok
• Independensi Lokal
1. Unidimensi
• Variabel yang diukur adalah unidimensi yakni yang
memiliki satu dimensi atribut dan dikenal sebagai
kemampuan
• Diperlukan agar P() terus menaik ketika terus
menaik (kenaikan monotonik)
• Dalam kenyataan tidak mudah memperoleh atribut
variabel yang unidimensi
• Dalam praktek, unidimensi dicapai melalui adanya
satu dimensi yang dominan
2. Invariansi Kelompok/parameter
• Semua subkelompok memiliki karakteristik butir
yang sama
P
1,0
tinggi
0,5
rendah
b
subkelompok
• Dengan kata lain karakteristik butir adalah sama
(invarian) untuk semua subkelompok
• Subkelompok disebut homogen apabila semua
responden di dalam subkelompok itu memiliki
kemampuan yang sama
• Invariansi kelompok artinya kemampuan kelompok
atau seseorang tidak akan berubah hanya karena
mengerjakan tes yang berbeda tingkat
kesulitannya dan parameter butir tes tidak akan
berubah hanya karena diujikan pada kelompok
peserta tes yang berbeda tingkat kemampuannya.
3. Independensi Lokal
• Ada independensi lokal responden terhadap butir dan
ada independensi lokal butir terhadap responden
• Independensi lokal responden terhadap butir
Kemampuan responden di lokal yang sama,
probabilitas menjawab betul P() untuk butir
berbeda adalah independen satu terhadap
lainnya
Misalkan responden yang memiliki kemampuan
yang sama mengerjakan butir X1, X2, X3, …, XN,
maka sesuai dengan rumus independensi pada
probabilitas
P( X 1 X 2 X 3 ...X N ) P ( X 1 ) P ( X 2 ) P( X 3 )...P ( X N )
atau
iN
P( X 1 X 2 X 3 ...X N ) P ( X i )
i 1
Q( X i ) 1 P( X i )
• Indpendensi lokal butir terhadap responden
Pada butir di lokal yang sama, probabilitas
menjawab betul P() untuk responden berbeda
adalah independen satu terhadap lainnya
butir
butir butir
Responden butir
sama
independen
responden
responden
responden
Butir independen
sama
Karakteristik Teori Responsi Butir
– Teori responsi butir perlu menentukan model karakteristik
butir yang digunakan
• Model karakteristik butir dapat berbentuk satu
parameter (1P), dua parameter (2P), tiga parameter
(3P)
1P : P() = f(b, )
2P : P() = f(a, b, )
3P : P() = (a, b, c, )
• Satu, dua, dan tiga adalah banyaknya parameter butir
2. Parameter pada Teori Responsi Butir
• Parameter adalah parameter kemampuan
responden
• Parameter b adalah parameter taraf sukar butir
Pada 1P dan 2P
b = ketika P() = 0,5
Pada 3P
b = ketika P() = 0,5 (1 + c)
• Parameter a adalah parameter daya beda butir
• Parameter c adalah parameter terkaan betul pada
jawaban butir
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------
3. Tujuan Teori Responsi Butir
• Teori responsi butir membebaskan responden dan
butir dari interdependensi, sehingga
Taraf sukar butir tidak lagi bergantung
(invarian) kepada kemampuan responden
Kemampuan responden tidak lagi bergantung
(invarian) kepada taraf sukar butir
• Melalui independensi di antara taraf sukar butir dan
kemampuan responden, pada pengukuran, kita
dapat memilih butir yang cocok dengan responden
• Dalam hal terjadi kecocokan di antara taraf sukar
butir dan kemampuan responden, maka
Kalau taraf sukar butir diketahui, kemampuan
responden dapat ditentukan
Kalau kemampuan responden diketahui, taraf
sukar butir dapat ditentukan
4. Dasar Invariansi
• Taraf sukar butir tidak langsung dikaitkan dengan
kemampuan responden melainkan dikaitkan
dengan lengkungan karakteristik butir pada
P() = Pmin + (1 – Pmin)
• Misalkan suatu butir memiliki parameter butir a1 =
1,27 dan b1 = – 0,39
Butir ini diberikan kepada responden dengan
kemampuan agak rendah dan dari mereka
diperoleh lengkungan dengan a1 = 1,27 dan b =
– 0,39
Butir yang sama diberikan kepada responden
dengan kemampuan agak tinggi dan dari
mereka diperoleh lengkungan dengan a1 = 1,27
dan b1 = – 0,39
Dua hasil ini adalah sama
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------
• Pada responden dengan kemampuan agak rendah
P()
1,0
0,5
–3 –2 –1 0 1 2 3
–0,39
P()
1,0
0,5
–3 –2 –1 0 1 2 3
–0,39
P(11) = Pi(1)Pj(1)
P(10) = Pi(1)Pj(0) = Pi(1)Qj(1)
P(01) = Pi(0)Qj(1) = Qi(1)Pj(1)
P(00) = Pi(0)Pj(0) = Qi(1)Qj(1)
Contoh 3
Butir ke-2
1 0
Butir 1 0,086 0,420 0,506
ke-1 0 0,083 0,411 0,494
0,169 0,831 1
Contoh 4
Butir ke-2
1 0
Butir 1 0,30 0,10 0,40
ke-1 0 0,00 0,60 0,60
0,30 0,70 1
Contoh 5
Butir ke-2
1 0
Butir 1
ke-1 0
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------
(b) Pengujian secara statistika
Butir ke-2
1 0
Butir 1 A B A+B
ke-1 0 C D C+D
A+C B+D N
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------
Statistik uji adalah
N ( AD BC ) 2
2
( A B )(C D )( A C )( B D )
=1
N = banyaknya responden
A, B, C, D dapat dalam frekuensi atau dalam
proporsi
• Kriteria pengujian
2
| A A | 0,5 2
| B B | 0,5
2
A B
| C C | 0,5
2
| D D | 0,5
2
Selanjutnya C D
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 6
• Hipotesis
• Sampel
A + B = 0,506 C + D = 0,494
A + C = 0,169 B + D = 0,831
2
( 0,506)( 0,494)( 0,169)( 0,831)
0
• Kriteria Pengujian
• Keputusan
Pada taraf signifikansi 0,05, uji independensi lokal pada sampel data di
contoh 4 jika N = 60
Contoh 8
Pada taraf signifikansi 0,05, uji independensi lokal pada sampel data di
contoh 5
Contoh 9
Butir ke-2
Salah Betul
Butir Salah 8 20
ke-1 Betul 8 4
Model Rasch
Model L1P
Model L2P
Model L3P
2. Estimasi Parameter
Responden
Butir
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------
• Satu butir dengan sejumlah responden (estimasi parameter
butir)
Butir
Responden
Responden
Butir
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------
3. Estimasi Parameter dan Indeteminasi
a ( – b)
a (1 – b1)
2 = 1 + C dan b2 = b1 + C
maka
a1 (1 – b1)
2 = C1 b2 = Cb1 a2 = a1 / C
maka
• Dengan 2 = C1 + k
b2 = Cb1 + k
a2 = a1 / C
1
P ( 2 ) c 2 (1
c2=c2c)1
1 e Da 2 ( 2 b2 )
maka 1
c1 (1 c1 )
D ( 1 )( C1 k Cb1 k )
a
1 e C
1
c1 (1 c1 )
1 e Da1 (1 b1 )
P (1 )
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------
4. Metrik Parameter dan Kalibrasi
• Dalam hal ini, dapat saja dipilih salah satu hasil estimasi sebagai
patokan yang dinamakan metrik parameter
= 0 = 1
atau b = 0 b = 1
• Ini berarti bahwa titik awal atau 0 pada rerata serta satuan
parameter sebesar 1 menurut simpangan baku
• Estimasi Terpisah
• Estimasi Serentak
• Prosedur Heuristik
• Konsistensi
• Normalitas Asimptotik
• Efisiensi Asimptotik
• Kendala Asimptotik
• Alat Bantu
3. Kebolehjadian
X1, X2, … , Xi , …, XN
maka
i N
L ( X 1 , X 2 ,... X i ,..., X N ) P ( X i ) X i Q ( X i )1 X i
i 1
g M i N
P ( X gi )
X gi 1 X gi
L ( X gi ) Q ( X gi )
g 1 i 1
( X ) ln P ( X gi ) (1 X gi ) ln Q ( X gi )
M N
ln L( X gi ) gi
g 1 i 1
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------
4. Kebolehjadian Maksimum
L L L L
0 0 0 0
a b c
ln L N
ln L Pgi
g
i 1 Pgi g
N X gi 1 X gi Pgi
1 Pgi
i 1 Pgi g
N X gi Pgi Pgi
0
i 1 Pgi Q gi
gi
ln L N ( X gi Pgi )( Pgi c i )
D ai 0
g i 1 Pgi (1 c i )
ln L N
ln L M X gi Pgi Pgi
bi
P Q
g 1
b
0
gi gi i
ln L M X gi Pgi Pgi
c1
P Q
g 1
c
0
gi gi i
ln L Da i M ( Pgi c i )( X gi Pgi )
bi
1 ci
g 1 Pgi
0
ln L 1 M ( X gi Pgi )
c i
1 ci
g 1 Pgi
0
ln L M
• Solusi pada Di
L2P(c = 0)
( g bi )( X gi Pgi ) 0
a i g 1
ln L M
Da i ( X gi Pgi ) 0
bi g 1
ln L M
D ( X gi Pgi ) 0
• Solusi padaL1P
bi (ai =1,gc
1i = 0)
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------
G. Keterampilan Statistika
1. Dasar
2. Kebolehjadian maksimum
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------
• Perhitungan
L = PQ
= P(1 – P)
= P – P2
sehingga
dL d(P P2 )
1 2P
dP dP
dL
0
dP
1 2P 0 P 0,5 Q 0,5
Lmaks ( 0,5)(0,5) 0,25
Contoh 10
dL d (1 P ) M M1 d (1 P )
sehingga
(1 P ) M M1
. M1 P M1 1
dP d (1 P ) dP
M 1 P M1 1 (1 P ) M M1 P M1 ( M M 1 )(1 P ) M M1 1 .( 1)
M 1 P M1 1 (1 P ) M M1 ( M M 1 ) P M1 (1 P ) M M1 1
P M1 1 (1 P ) M M1
M1 (1 P ) ( M M1 ) P
1 P
dL
0
dP
M1 (1 P ) ( M M1 ) P 0
M1
P
• Kebolehjadian
M maksimum
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 11
Kebolehjadian
L = P15Q6
P = 15 / 21 = 0,7143
Q = 1 – P = 1 – 0,7143 = 0,2857
Lmaks = (0,7143)15(0,2875)6
= 3,4968.10-6