Koefisien Reliabilitas
• Test – Retest
• Parallel Form
(Alternate Form)
• Single Trial Administration
(Internal Consistency)
1. Test – Retest
● Tes diberikan 2x pada subjek dg tenggang waktu tertentu.
● Ke-2 skor dikorelasikan (product moment)
Kelemahan:
1. Subjek tidak lengkap
2. Carry over effect, misal:
perubahan pengetahuan subjek
3. Menentukan tenggang waktu tes ke-1 dan ke-2
terlalu pendek memori masih kuat
terlalu panjang perubahan aspek ukur
Antisipasi:
1. menambah jumlah soal
2. dipilih soal-soal yang sulit untuk diingat
3. pilihan jawaban diperbanyak
2. Alternate/Parallel Form
● Sekelompok subjek diberi secara berurutan 2 tes yang
paralel
● Hasil korelasi ke-2 skor tes = koefisien reliabilitas tes
Kelemahan: Kesulitan penyusunan tes paralel
Syarat:
- Isi tes harus diurutkan
- Taraf kesukaran soal harus diurutkan (paling
rendah sampai paling tinggi)
Contoh:
Faktor (bab) no. aitem
I 1, 2, 3, 4, 5, 6
II 7, 8, 9, 10, 11, 12
III 13, 14, 15,16, 17, 18
3. MATCHING
- Tiap dua soal dipasangkan berdasarkan taraf kesukaran dan indeks daya bedanya
- Taraf kesukaran dan indeks daya beda soal, boleh bervariasi
Contoh: no. soal p rbis
1. 0,3 0,4
2. 0,45 0,5
3. 0,7 0,2
4. 0,2 0,9
5. 0,5 0,6
6. 0,3 0,8
7. 0,65 0,6
8. 0,4 0,8
9. 0,45 0,85
10. 0,7 0,15
- Dua titik koordinat yang berdekatan dipasangkan
- Dilakukan random (dengan cara diundi) pada semua pasangan, dimasukkan pada
belahan I dan II.
1
0,7
0,3
0,7; 0,15
0,1
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8
p
Nomer aitem Tot X belahan
Subj d d2 X2
1 2 3 4 5 6 7 8 h1 h12 h2 h22
A 1 1 0 1 1 1 1 1 7 3 4 -1
B 1 1 1 1 1 1 1 1 8 4 4 0
C 0 1 0 0 0 0 1 1 3 1 2 -1
D 0 0 1 0 0 0 1 0 2 2 0 +2
E 1 1 1 1 1 0 1 1 7 4 3 +1
F 1 1 1 1 0 1 1 1 7 3 4 -1
G 1 1 1 1 1 1 1 1 8 4 4 0
H 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 -1
I 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 -1
J 1 1 1 1 1 1 1 1 8 4 4 0
FLANAGAN
• S12 = 2,722
• S22 = 2,456
• rXX’ = 0,885
Teknik Belah Sebanyak Aitem
Jenis skor: dikotomi
Kuder – Richardson (KR)
KR – 20 & KR – 21
Nomer aitem X X2
Subjek
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0
B 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0
C 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1
D 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1
E 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
F 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0
G 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
H 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0
I 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
J 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0
p
q
Teknik Belah Sebanyak Aitem
Jenis skoring: politomi
a (Alpha) – Cronbach
Nomer aitem X X2
Subjek
1 2 3 4 5 6
A 1 1 2 2 1 0
B 0 0 2 1 0 0
C 0 0 2 2 0 0
D 2 2 2 2 1 0
E 2 2 2 2 1 2
F 0 0 2 2 2 2
G 1 0 1 1 2 2
H 0 0 0 0 1 1
I 2 2 2 2 2 2
J 1 1 1 1 1 1
Si
Si2
Validitas
Apakah suatu alat ukur sudah memenuhi
tujuan ukurnya?
Pengukuran valid, jika sudah memenuhi
fungsi ukurnya.
Proses validasi menghendaki pengumpulan
bukti empiris terus menerus (tergantung
jenis validitas).
VALIDITAS: derajad/kualitas kelayakan alat
ukur.
Validitas •Internal
Penelitian
validity
•External
Validitas •Predictive
validity
Pengukuran
validity
•Content
validity
Validitas Penelitian
1. Internal validity (efektivitas
treatment dalam suatu
penelitian)
Rerata
Aiken’s V
Validitas Isi : Aiken’s V
Keterangan :
• s = r – lo
• lo = angka penilaian validitas yang terendah (misalnya 1)
• c = angka penilaian validitas tertinggi (misalnya 5)
• r = angka yang diberikan oleh penilai
• n = jumlah total penilai
• Nilai koefisien Aiken’s V berkisar antara 0 – 1.
• Semakin mendekati 1, maka aitem tersebut
semakin relevan dan semakin tinggi validitas
isinya.
Validitas Isi : Lawshe
CVR = (2ne / n) - 1
Keterangan :
CVR = content validity ratio
ne = jumlah anggota panelis (SME) yang
menjawab “penting” atau “esensial”
n = jumlah total panelis (SME)
• Formula ini menghasilkan nilai-nilai yang
berkisar dari +1 sampai -1
• Nilai positif menunjukkan bahwa setidaknya
setengah panelis (SME) menilai aitem sebagai
penting/esensial.
• Semakin lebih besar CVR dari 0, maka semakin
“penting” dan semakin tinggi validitas isi aitem
tersebut.
Construct Validity
2 cara mengubah konsep konstruk:
1. Suatu konstruk berisi definisi dan
spesifikasi tentang suatu konsep yang
sistematik dan terencana sehingga
memungkinkan untuk dilakukan
observasi dan pengukuran.
Spesifikasi = domain (kawasan) objek perilaku yang
diobservasi dalam berbagai macam variabel.
2. Konstruk tersebut dimasukkan ke dalam
bagan/skema teori dengan berbagai cara untuk
dibandingkan dengan konstruk lain.