Anda di halaman 1dari 122

PENGANTAR PSIKOMETRI

Definisi Psikometri
Psikometri merupakan cabang dari psikologi yang berfokus
pada pengukuran faktor-faktor tertentu atau atribut-
atribut tertentu dalam psikologi.
Psikometri merupakan gabungan psikologi dan statistik
Pengukuran
Pengantar
Apa itu?
Pengukuran :
• Suatu prosedur pemberian angka terhadap suatu
objek atau variabel (Azwar, 1999)
• Pemberian angka terhadap suatu objek dengan
aturan-aturan tertentu (Nunnally dalam
Suryabrata, 2000)
• Pengukuran adalah suatu prosedur pemberian
angka (kuantifikasi) terhadap atribut atau variabel
sepanjang suatu kontinum
• Definisi kontinum: deratan angka yang berurutan panjang
• Kontinum fisik → kontinum berat, kontinum kecepatan,
kontinum tinggi, dll.
• Kontinum psikologis → mengukur atribut psikologis
Mengapa Perlu Pengukuran?

• Menarik konsep atribut dalam psikologi menjadi lebih riil


• Alasan praktis →
menghasilkan tes yang dapat berfungsi secara optimal,
valid, dan reliabel.
Karakteristik pengukuran :
• Merupakan pembandingan antara atribut yang diukur dengan
alat ukurnya (ex: tinggi badan dengan meteran)
• Hasilnya dinyatakan secara kuantitatif
• Hasilnya bersifat deskriptif
Perbandingan Antara Atribut yang
Diukur dengan Alat Ukurnya
• Benda atau manusia yang dimensinya diukur
merupakan subjek pengukuran, bukan objek
→ objek pengukuran adalah dimensi yang
akan diukur → meja vs. panjang meja,
manusia vs. kepribadian manusia
Perbandingan Antara Atribut
yang Diukur dengan Alat
Ukurnya (lanj.)
• Alat ukur akan diketahui jika kita mengetahui terlebih dahulu apa
yang akan diukur
Hasil Pengukuran Berbentuk
Kuantitatif

• Berwujud angka
• Selalu benar
(pasti) dalam
setiap pengukuran
Hasil Pengukuran Bersifat
Deskriptif
• Hanya sebatas memberikan angka
atau menjabarkan angka yang
diperoleh
• Tidak bisa diinterpretasi secara
lebih jauh → tidak ada pemberian
makna terhadap hasil pengukuran
Hasil Pengkuran Bersifat
Deskriptif (lanj.)
• 140 km/jam → kecepatan tinggi?
Sedang? → mereknya apa?
• IQ 112 → normal? Di atas rata-
rata? Superior? → apa alat
tesnya? Siapa kelompoknya?
Fisik
Pengukuran
Psikologis

Pengukuran Psikologis :
Pemberian angka pada atribut-atribut psikologis

Psikometri
DATA

Bahan mentah yang perlu diolah, sehingga menghasilkan informasi atau


keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta.

Tujuan Pengumpulan data


• Memperoleh gambaran suatu keadaan
• Dasar pengambilan keputusan

Syarat Data yang Baik


o Data harus obyektif
o Data harus representative
o Data harus up to date
o Data harus relevan dengan masalah
DATA BERDASARKAN CARA MEMPEROLEH

Data Primer
Diperoleh atau diambil secara langsung dari subjek
penelitian
BERDASARKAN CARA
MEMPEROLEH (LANJ.)
Data Sekunder
Tidak diperoleh secara langsung dari
subjek penelitian → sumber lain →
koran, majalah, internet, data
perusahaan, BPS, dll.
DATA BERDASARKAN SUMBER DATA

• Data Internal
Memberikan keadaan atau gambaran mengenai situasi atau kondisi dari sebuah institusi,
organisasi, atau perusahaan tertentu → data keuangan, data turnover, dll.
BERDASARKAN SUMBER DATA (LANJ.)

Data Eksternal
Memberikan keadaan atau gambaran mengenai kondisi di
luar institusi, organisasi, atau perusahaan → tingkat
kepuasan konsumen terhadap produk perusahaan ybs.
DATA BERDASARKAN WAKTU PENGUMPULAN
Cross-Section
Berfokus pada titik waktu tertentu
Contoh : angka pengangguran tahun 2010, tingkat inflasi
trimester pertama 2012, data terlapor KDRT Januari 2013, dll.
Time Series
Menggambarkan keadaan suatu hal secara berkala
Contoh : tingkat terlapor HIV/AIDS mulai tahun 2005 hingga
2012
TIPE DATA STATISTIK
Data Kuantitatif
Sesuatu yang diperoleh secara terukur dan dinyatakan dalam bentuk angka →
kontinum

Data Kualitatif
Dinyatakan tidak dalam bentuk angka → jenis pekerjaan, tingkat pendidikan,
status pernikahan, dsb.
JENIS DATA STATISTIK KUANTITATIF

Data Dikotomi → diskrit → kategorik →


nominal
contoh: pria = 1 dan wanita = 2
Data Kontinum → rasio → interval →
ordinal
DATA NOMINAL

• Bentuk data yang paling sederhana


• Hanya memiliki atribut, nama, tidak memiliki urutan
• Jika membutuhkan angka maka angka tersebut hanya sebagai label
• Tidak bisa diproses secara statistik
DATA ORDINAL

➢ Memiliki nama/atribut, sekaligus memiliki tingkat


atau urutan
➢ Jarak antar angka belum tentu sama
Misalnya pengukuran tingkat kepuasan konsumen
terhadap waktu tempuh bus transjakarta → sangat puas
hingga sangat tidak puas → gradasi tingkatan jelas
namun jarak urutan tidak jelas
Contoh lain: rangking kelas
DATA INTERVAL
➢ Memiliki jarak yang tetap (selalu sama) tetapi
tidak memiliki nol mutlak
➢ Lazim digunakan dalam pengukuran psikologi
Contoh: IQ Nina 120, IQ Bobi 100 → tidak berarti
Nina memiliki IQ 20 poin lebih tinggi dibandingkan
Bobi, perlu dilihat di kategori IQnya
DATA RASIO
Data yang memiliki jarak yang sama dan memiliki
nol mutlak. Dipakai di ilmu alam
Psikologi tidak memakai data ini → manusia
dinamis dan tidak stagnan
Contoh:
Uang Amir 10 ribu rupiah, uang Badu 15ribu
rupiah, uang Susi 20 ribu rupiah, yang Tuti 40
ribu rupiah → uang Badu 11/2 kali uang Amir,
uang Susi 2x uang Amir, uang Tuti 4x uang Amir
Setting Pengumpulan Data
• Dalam situasi asli dimana gejala itu muncul
• Di rumah,
• Di jalanan,
• Di mal,
• Di laboratorium,
• Internet
TES PSIKOLOGI
Definisi Tes
• Suatu prosedur yang sifatnya sistematis (Objektif,
standar dll)
• Dilakukan berdasarkan tujuan dan tata cara yang
jelas

• Tes melakukan pengamatan terhadap perilaku


seseorang dan mendeskripsikan perilaku tersebut
dengan bantuan skala atau suatu sistem
penggolongan
❖ Tes → Pengukuran dan Evaluasi
❖ Tes merupakan suatu prosedur khusus yang
merupakan bagian dari pengukuran secara
keseluruhan
❖ Untuk memiliki nilai diagnosis tidak hanya terbatas
pada hasil pengukuran saja → Hasil tes juga harus
mencapai tahap evaluasi
❖ Objek Pengukuran adalah atribut psikologis dari
perilaku yang tampak → diukur secara langsung
❖ Atribut psikologis → suatu konstruk teoritik yang
digunakan untuk mendeskripsikan dimensi psikologis
yang ada pada diri individu
Kegunaan Tes Psikologi

• Informasi
Berkaitan dengan
• Evaluasi Setting Tertentu
• Diagnosis
Kelemahan Tes Psikologi
1. Tidak ada pendekatan tunggal dalam pengukuran
dengan konstruk apapun yang dapat diterima
secara universal
Kelemahan Tes Psikologi (lanj.)

2. Pengukuran psikologis pada umumnya


didasarkan pada sampel perilaku yang
jumlahnya terbatas.

Populasi perilaku tidak terbatas → jumlah


soal terbatas → oleh karenanya disebut
dengan sampel perilaku
Kelemahan Tes Psikologi (lanj.)
3. Pengukuran selalu mengandung error

Biasanya sekali → beberapa kali pun tidak bebas dari


error
• Error di dalam pengukuran
a. Pengambilan sampel
b. Alat ukur
c. Operasional riset
d. Membaca hasil
Kelemahan Tes Psikologi (lanj.)

4. Satuan dalam skala pengukuran tidak


dapat didefinisikan dengan baik

Bagaimana mendefinisikan satuan ukur


psikologis dan menginterpretasikan
hasilnya? → nilai 0 dalam suatu tes
psikologi maksudnya apa?
Kelemahan Tes Psikologi (lanj.)
5. Konstruk psikologis tidak dapat didefinisikan
secara operasional semata tetapi harus
menampakkan hubungan dengan konstruk lain
atau fenomena lain yang dapat diamati

Konstrak psikologis harus didefinisikan secara


operasional dlm bentuk indikator perilaku yang
dapat diamati. Konstruk psikologis merupakan
hubungan logis dengan konstruk lainnya, sehingga
hasil yang diperoleh akan berguna
Penggolongan Tes Dalam Psikologi
• Tes dibagi menjadi 2 kelompok Besar :
1. Tes yang mengukur performansi maksimal
(maximum performance)
2. Tes yang mengukur performansi tipikal (typical
performance)
Performansi Maksimal
• Performansi terbaik yang mampu diperlihatkan oleh
individu sebagai respons terhadap aitem-aitem suatu
tes
• Identik dengan kemampuan atau abilitas kognitif
• Stimulus harus jelas struktur dan tujuannya
• Skor jawaban berupa “benar” dan “salah”
• Petunjuk pengerjaan sederhana dan jelas
• Individu didorong untuk berusaha sebaik-baiknya agar
memperoleh skor setinggi mungkin
Performasi Maksimal (lanj.)
Contoh performasi maksimal:
1.Tes inteligensi → WAIS-R, WISC-R, CFIT, dll.
2.Tes bakat → DAT
3.Tes prestasi belajar → UTS, UAS, UN
4.Tes potensi belajar → TPA, UMPTN, TOEFL
Performansi Tipikal
• Performansi yang ditampakkan oleh individu
sebagai proyeksi dari kepribadiannya sendiri
sehingga indikator perilaku yang
diperlihatkannya merupakan kecenderungan
umum dari dirinya dalam menghadapi situasi
tertentu
Performansi Tipikal (lanj.)
• Sifat stimulus tidak berstruktur → ambigu
(diinterpretasikan secara subjektif)
• Respons merupakan ciri khas (tipikal) individu
tersebut. Reaksi atau perilaku yang dilakukan
setiap orang dalam situasi tertentu akan
berbeda-beda.
• Tidak ada jawaban “benar” dan “salah”
Performansi Tipikal (lanj.)
Contoh performansi tipikal:
1.Tes kepribadian → Rorschach, Wartegg,
TAT
2.Skala-skala sikap
3.Inventori minat
4.Skala-skala psikologis lain
 Konsep → abstraksi dari peristiwa tampak
yang menunjukkan kesamaan ciri dan aspek
yang membedakan satu dengan yang lainnya.
Terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang
khusus.
Contoh : Berat, Ringan, Tinggi, Kejujuran,
Prestasi, dll

 Konstruk → tingkat abstraksi yang tertinggi


yang digunakan untuk tujuan ilmiah seperti
pengembangan teori dan interpretasi data
 Psychological Construct: A pattern of
behavior is performed consistently over time
and in different context by many individual
(Cronbach, 1971)
 Contoh : Prestasi akademik, Intelegensi,
Keterbukaan Diri, Motivasi, DLL
 konstruk terdiri dari konsep-konsep yang dapat
diamati yang selanjutnya untuk keperluan
penelitian diukur dengan menggunakan skala
pengukuran.
 Konstruk/konsep yang diukur dengan skala
tertentu selanjutnya menjadi variabel.
❑ Karakteristik atau atribut yang ada pada diri
individu atau organisasi dan bisa diukur atau
diamati serta bervariasi diantara orang-orang
atau organisasi ketika dipelajari (creswell,
2013)
❑ Variabel adalah apapun yang dapat
membedakan atau membawa variasi pada
nilai (segaran, 2006)
❑ variabel adalah atribut obyek yang
mempunyai variasi antara satu dengan
lainnya (sugiono, 2006)
 Variabel adalah atribut seseorang atau objek yang memiliki
“variasi” antara satu orang dengan orang lain atau objek yang
satu dengan yang lain.
 Suatu ciri atau karakteristik yang menyimpulkan perbedaan
individu yang satu dengan yang lain.
 Variabel ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya.
 Suatu karakteristik dari suatu benda atau subjek yang dapat
berubah atau bervariasi dalam suatu penelitian.
➢ Variasi yang dimaksud adalah skor yang ada dalam satu
situasi tertentu setidaknya masuk ke dalam dua kategori yang
sama
➢ Contoh Variabel: jenis kelamin, usia, status sosial ekonomi,
sikap atau perilaku seperti kontrol sosial, kepemimpinan

Dinamakan variabel karena memiliki variasi → perbedaan atribut


pada orang atau objek yang diukur.
➢ Mempunyai variasi nilai, sehingga dapat membedakan
antara satu objek dengan objek lain dalam satu
populasi
➢ Membedakan satu objek dengan objek lain. Misalnya
populasi mahasiswa, mereka berbeda dalam usia, jenis
kelamin, agama, motivasi belajar, prestasi belajar,
pekerjaan orang tua, kecerdasan, bakat dan lain-lain
➢ Harus dapat diukur. Variabel berbeda dengan konsep.
Contoh: Belajar adalah konsep, hasil belajar adalah
variabel. Siswa adalah konsep, jumlah siswa adalah
variabel
➢ Jumlah variabel yang hendak dipergunakan oleh
peneliti tergantung pada luas atau sempitnya
penelitian yang akan dilaksanakannya.

❖ Jenis-jenis Variabel secara umum :


1. Variabel konkrit (tangible) : dapat dilihat langsung
2. Variabel abstrak (intangible) : tidak dapat dilihat
langsung (dilihat melalui konstruk)
 Variabel independen
 Variabel dependen
 Variabel moderator
 Variabel mediator
 Variabel kontrol
 Variabel intervening
❖ Sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,
atau antaseden dan eksogen.
❖ Paling sering disebut dengan variabel bebas.

❖ Merupakan variabel yang memengaruhi → yang


menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel
dependen
❖ Variabel bebas merupakan variabel yang faktornya
diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti
untuk menentukan hubungannya dengan suatu
gejala yang diobservasi.

Variabel Independen
 Sering disebut sebagai variabel keluaran,
kriterium, dan konsekuen.
 Paling sering disebut sebagai variabel terikat.
 Merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas.

Variabel
Dependen
❖ PENGARUH ACADEMIC SELF EFFICACY TERHADAP
STUDENT ENGAGEMENT PADA MAHASISWA

❖ KESIAPAN MENIKAH DAN KESIAPAN MENJADI


ORANGTUA PADA INDIVIDU AWAL DEWASA

❖ PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI PADA


MAHASISWA PSIKOLOGI YANG MERANTAU DAN
TIDAK
 Variabel yang memengaruhi kaitan antar
variabel
 Yang dipengaruhi adalah proses atau
hubungannya
 Variabel yang secara teoretis memengaruhi
hubungan antara variabel independen dan
dependen
 Terletak di antara variabel independen dan
dependen dalam skema penelitian
 Variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga hubungan variabel
independen dengan dependen tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak
diteliti.
 Muncul pada penelitian berjenis eksperimen.
 Variabel yang secara teoritis memengaruhi
hubungan antara variabel independen dan
dependen, tetapi tidak dapat diamati dan
diukur.
 Terletak di antara variabel independen dan
dependen dalam skema penelitian

Pendapatan gaya hidup harapan hidup

budaya lingkungan hidup (var. Intervening)


 Variabel kontinyu → variabel yang memiliki
kumpulan nilai yang teratur dalam kisaran
tertentu → tinggi sampai rendah
Contoh : stres kerja, kecerdasan emosi, dll
 Variabel kategoris (diskrit) → variabel yang
memiliki nilai berdasarkan kategori tertentu
→ sikap (baik-buruk)
VALIDITAS
Validitas
• Sejauh mana tes mampu mengukur atribut yang seharusnya diukur
• Semakin tinggi skor validitas maka akan semakin kecil error yang ada

Berasal dari kata validity


→ ketepatan, kecermatan, keakuratan, kesahihan

▫ Menyangkut apa yang diukur tes dan seberapa baik tes itu bisa mengukur (sejauh mana tes mampu
mengukur atribut yang seharusnya diukur)

▫ Sebuah instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur menurut
situasi atau tujuan tertentu

▫ Instrumen dianggap valid jika instrumen itu benar-benar dapat dijadikan alat untuk mengukur apa yang
ingin diukur.
Validitas (lanj.)
Contoh aitem untuk Skala Stres
• Saya kerap mengalami sulit tidur di waktu malam
Sangat Sesuai Tidak Sesuai
Sesuai Sangat Tidak Sesuai

Contoh aitem untuk Skala Stres


• Saya menjadi mudah cemas.
Sangat Sesuai Tidak Sesuai
Sesuai Sangat Tidak Sesuai
Validitas (lanj.)

Contoh aitem untuk Skala Stres Kerja


• Saya kerap mengalami sulit tidur di waktu malam setiap pulang kerja terlalu
larut.
Sangat Sesuai Tidak Sesuai
Sesuai Sangat Tidak Sesuai

Contoh aitem untuk Skala Stres Kerja


• Saya menjadi mudah cemas saat atasan memberikan banyak tugas yang harus
diselesaikan.
Sangat Sesuai Tidak Sesuai
Sesuai Sangat Tidak Sesuai
TIPE VALIDITAS

Validitas isi

Validitas konstrak

Validitas kriteria
VALIDITAS ISI

•Pentingnya professional /expert judgment


•Validitas isi dibagi menjadi dua : Validitas Muka
(face validity) dan Validitas Logis (logical validity)
Latar belakang
konsep

Validitas Isi merupakan suatu proses pengecekan


definisi operasional untuk memastikan bahwa ini
Definisi termasuk ke dalam keseluruhan dari definisi konseptual
Konseptual dan bukan hal lain

Definisi
Operasional

Indikator
Validitas Isi (lanj.)

 Validitas muka / validitas tampang (face validity)


 validitas yang didasarkan pada penilaian
terhadap format penampilan tes dan kesesuaian
konteks item dengan tujuan ukur tes
◦ keterbacaan kata, kalimat, bentuk huruf, panduan
pengisian, dsb.
 Validitas logis  sejauh mana item tes
merupakan representasi dari ciri-ciri atribut yang
hendak diukur
◦ Memanfaatkan blue print dan kaidah penulisan item
Validitas Isi (lanj.)

 Validitas logik  Bertujuan untuk mengetahui


bahwa item tes mewakili
kawasan ukur

 Menjelaskan sejauh mana item


aitem dalam tes mencakup keseluruhan
kawasan isi objek yang hendak
diukur

konstrak

Valid Tidak Valid


Validitas Isi (lanj.)
 Validitas logik
“sejauh mana item tes merupakan representasi dari ciri-ciri atribut yang hendak diukur”
Blue print Skala Kepuasan Perkawinan

Aspek Item
Intimacy 35%
Komunikasi 35%
Level of conflict 30%

Blue print Skala Keterbukaan Diri

Isi tes tidak


mewakili atribut
ukur
Validitas Isi (lanj.)
 Validitas logik
“Validitas isi terlihat pada kesesuaian antara SPESIFIKASI ITEM dengan ASPEK BLUE PRINT”
 Pada tes non kognitif, blue print dapat mengacu pada teori. Pada tes kognitif, blue print dapat mengacu pada TIK atau
TIU mata pelajaran

Variabel : Efikasi Diri Akademik


Aspek : Strength
Item : Saya memiliki motivasi yang tinggi untuk bisa berhasil dalam kuliah

Variabel : Kecedasan Emosi


Aspek : Kesadaran Sosial
Item : Saya senang nongkrong bareng teman-teman
Validitas Isi (lanj.)
 Validitas logik
Cara Melakukan Validitas Isi

Tentukan domain kawasan psikologis


• Ex. Kepuasan Perkawinan

Pilihlah panel yang ahli untuk mengevaluasi blue print dan


item yang disusun
• Dosen pembimbing

Susunlah framework untuk memproses matching antara item


dengan domain kawasan ukur
• Pilihlah teori yang mendukung

Rangkumlah hasil matching di atas


Content Validity Ratio
 CVR pertama kali dikemukakan oleh Lawshe (1975). Lawshe
membuat rumus rasio validitas isi butir tentang rasio penilaian
dalam tiga tingkatan yaitu (1) esensial, (2) berguna tapi tidak
esensial, dan (3) tidak esensial-nya butir aitem, yang dinilai oleh
para panel/ahli.
 Pengukuran validitas isi aitem-aitem dilakukan berdasarkan data
empirik.
 Aitem dinilai esensial jika aitem tersebut dapat merepresentasikan
dengan baik tujuan pengukuran.
 Sebuah panel yang terdiri dari para ahli yang disebut Subject Matter
Experts (SME) diminta untuk menyatakan apakah aitem dalam skala
sifatnya esensial bagi operasionalisasi konstrak teoretik skala yang
bersangkutan.
Penghitungan CVR...
Rentang angka CVR bergerak
antara -1.00 sampai dengan
+1.00

Bila 50% panelis menyatakan


sebuah aitem bersifat
esensial  CVR = 0  aitem
ne = banyaknya SME yang menilai suatu aitem valid.
esensial
n = banyaknya SME yang melakukan penilaian
Contoh penghitungan CVR
• 11 Panelis memvalidasi alat ukur dengan tiga tingkatan yaitu esensial, berguna tapi tidak
esensial, dan tidak esensial.
• Panelis satu sampai 11 memberikan penilaian sebagai berikut 1,1,1,2,1,1,1,1,1,1,1.
• Diketahui : ne = 10, 2ne = 20, n = 11.
• CVR = (2ne/n) – 1
= (20/11) – 1
= 0,82
Aiken’s V
• Pertama kali dikemukakan oleh Aiken (1980)
• Aiken’s V didasarkan pada hasil penilaian panel ahli terhadap suatu aitem
mengenai sejauh mana aitem tersebut mewakili konstrak yang diukur.
• Penilaian dilakukan dengan cara memberikan angka antara 1 (yaitu sangat
tidak mewakili atau sangat tidak relevan) sampai dengan 5 (yaitu sangat
mewakili atau sangat relevan).
Rumus Aiken’s V
Rentang derajat validitas
aitem antara 0 – 1

Sebuah aitem dianggap


valid , jika V ≥ 0.5
V = validitas isi
c = angka penilaian validitas tertinggi = 5
L = angka penilaian validitas terendah = 1
r = Angka yang diberikan oleh seorang penilai
s=r–L=r–1
N = jumlah panelis
Contoh penghitungan Aiken’s V

No Item Panelis 1 Panelis 2 Panelis 3 Panelis 4 Panelis 5 Panelis 6 Panelis 7 ∑s

Jumlah

1 3 3 3 4 5 5 1 17 0.6

2 1 2 1 3 2 1 1 4 0.1

3 5 5 5 5 5 5 5 28 1

4 4 3 2 2 3 4 4 15 0.5

5 4 5 3 1 2 5 3 16 0.6
LATIHAN
1. Panelis satu sampai dua puluh memberikan penilaian sebagai berikut 1,1,1,2,1,1,1,1,1,1,1,2,1,1,2,1,1,2,1,2.
Berapakah nilai Validitasnya menggunakan rumus CVR?

Latihan dikirimkan ke email


quroyzhin@staff.gunadarma.ac.id paling
lambat hari kamis 16-04-2020 jam 12.00
VALIDITAS KONSTRUK
DAN KRITERIA
TIPE VALIDITAS

Validitas isi

Validitas konstrak

Validitas kriteria
Validitas Konstrak

• Sejauh mana hasil tes mampu mengungkap


suatu konstrak teoritik yang hendak diukur
• Terdapat identifikasi dan batasan yang jelas
• Pengujian validitas konstrak terus berlanjut
sesuai dengan perkembangan konsepnya
 Sebagian prosedur pengujian validitas konstrak biasanya memerlukan
teknik analisis yang lebih kompleks dibandingkan pengujian validitas
lainnya, namun estimasi validitas tidak dinyatakan dalam bentuk
koefisien
 Konsep validitas konstrak sangat berguna pada tes yang mengukur
trait yang tidak memiliki kriteria eksternal.
 Sebagai contoh ketika kita ingin mengukur adanya motivasi yang
bersifat laten (belum tampak manifestasinya dalam bentuk perilaku)
maka pengukuran dilakukan dengan menggunakan suatu bentuk tes
projektif.
 Validitas hasil ukur motivasi yang bersifat laten dapat diestimasi dari
suatu batasan mengenai variabel tsb yang kemudian dinyatakan
sebagai suatu konstrak logis menurut konsep-konsep motivasi yang
didasari oleh suatu teori  ditarik semacam konsekuensi praktis
mengenai skor hasil tes pada kondisi tertentu  konsekuensi tsb diuji 
apabila hasilnya sesuai harapan, maka tes tsb memiliki validitas
konstruk yang baik
3 Langkah pengujian validitas
konstrak
Mengartikulasikan serangkaian
konsep teoritik dan interrelasinya

Mengembangkan cara untuk


mengukur konstrak hipotetik yang
diteorikan

Menguji secara empirik hubungan


hipotetik di antara konstrak tersebut
dan manifestasinya yang nampak
Pendekatan Pengujian Validitas Kontruk

Pendekatan Multitrait-Multimethod
• Suatu prosedur validasi terhadap konstrak psikologis
yang mendasari penyusunan tes

Pendekatan Factor Analysis


• Analisis Faktor adalah kumpulan prosedur matematik
yang kompleks guna menganalisis adanya hubungan
di antara variabel-variabel dan menjelaskan
keterkaitan hubungan tersebut dalam bentuk
kelompok variabel yang terbatas disebut faktor
Validitas Konstrak (Lanj.)
 Uji Statistik untuk menentukan jumlah faktor
yang direfleksikan dalam satu instrument ukur
 Apakah satu alat ukur, mengukur konstrak yang
sama
 Statistik yang menunjukkan
konstrak/domain/klaster yang sama
Validitas Kriteria

 Menjelaskan kesesuaian antara objek ukur


yang dihubungkan dengan kriteria eksternal
 Kriteria adalah variabel perilaku yang akan
diprediksikan oleh skor tes atau berupa
suatu ukuran lain yg relevan
 Umumnya dikenal 2 tipe validitas berdasar
kriteria : validitas prediktif (predictive
validity) dan validitas konkuren (concurrent
validity)
Validitas Kriteria (lanj.)

 Validitas prediktif  prediktor bagi


performansi di masa yang akan datang

oValiditas yang diketahui ketika pada waktu


kemudian, performansi subjek telah ditunjukkan
Validitas Kriteria (lanj.)

 Contoh Validitas prediktif


Seleksi masuk perguruan tinggi
Penerimaan calon karyawan
Pembimbingan karir dll
oKorelasi antara skor tes masuk dengan
performansi subjek merupakan indikator
mengenai hubungan antara skor tes dengan
skor kriteria dan koefisien korelasi merupakan
koefisien validitas prediktif
Validitas Kriteria (lanj.)

 Validitas konkuren  menguji sejauhmana


kesesuaian antara hasil ukur instrumen tsb
dgn instrumen lain yg relevan dan kualitas
psikometriknya sudah teruji
 Korelasi antar skor tes yang divalidasi
dengan ukuran kriteria tersebut merupakan
koefisien validitas konkuren
◦ validitas yg sangat penting dalam situasi
diagnostik
Validitas Kriteria (lanj.)

 Contoh ketika ingin menyusun skala konsep diri yang baru. Untuk
menguji validitas fungsi ukur skala tersebut dapat menggunakan
skala lain yang telah tersedia seperti TSCS (Tennesse Self Concept
Scale)
 Contoh lain menyusun skala intelegensi maka kriteria validasinya
dapat digunakan skor pada skala Wechsler. Koefisien korelasi antara
skor skala intelegensi tersebut dengan skor skala Wechsler sebagai
kriterianya adalah koefisien validitas konkuren.
 Permasalahan validitas prediktif terletak pada jarak waktu
panjang yang diperlukan sebelum memperoleh skor performans
sebagai kriteria validasinya

 Permasalahan validitas konkuren terletak pada memperoleh


kriteria validasi yang tepat. Tidak selalu kriteria dapat ditentukan
dengan mudah oleh karena konsep mengenai trait yang diukur
oleh tes dan kriterianya seringkali tidak sama, meskipun
nampaknya sama
Reliabilitas

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Pengertian Reliabilitas
→ keajegan, konsisten, keterandalan, keterpercayaan

❖Sejauh mana hasil suatu proses pengukuran dapat dipercaya


❖Apabila suatu tes memiliki kemampuan untuk menghasilkan pengu-
kuran yang ajeg, tidak berubah-ubah jika digunakan secara berulang
-ulang pada sasaran yang sama, alat ukur yang sama dan prosedur
yang sama dapat dikatakan tes tersebut reliabel
Pengertian Reliabilitas
❖Suatu tes dapat mengukur secara konsisten sesuatu
yang akan diukur dari waktu ke waktu
❖Pengukuran yang tidak reliable atau terjadi perbeda-
an yang sangat besar dari waktu ke waktu maka
hasil pengukuran tersebut tidak dapat dipercaya
atau tidak akurat karena konsistensi menjadi syarat
bagi akurasi
➢ Berkaitan dengan error pengukuran → Tiap peng-
ukuran selalu mengandung kesalahan pengukuran
(error)
➢ Semakin banyak pengukuran dilakukan, nilai error
semakin mengecil
➢ Semakin kecil error yang didapatkan pada suatu
pengukuran, alat ukur tersebut semakin reliabel
Koefisien Reliabilitas
❑ Tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan dengan koefisien reliabilitas
❑ Koefisien reliabilitas dari perhitungan skor tampak : rxx’
– Berada di antara 0 dan 1 → 0 < rxx’ < 1
❑ Korelasi antara skor tampak dengan skor murni
❑ Skor adalah harga suatu jawaban terhadap pertanyaan dalam tes ™
❑ Skor adalah atribut laten
❑ Terdiri dari 2 macam ™
– X : Skor tampak (obtained scores/observed scores)
– T : Skor murni (true scores)
Koefisien Reliabilitas
❑X = Τ + E
Skor tampak adalah penjumlahan antara skor murni dan error
❑ Tingkat signifikansi : α
▪ Alpha < 0.7 : kurang meyakinkan (inadequate)
▪ Alpha > 0.7 : dapat diterima (acceptable)
▪ Alpha > 0.8 : baik (good)
▪ Alpha > 0.9 : sangat baik (excellent)
❑ Resiko kesalahan yang hendak ditanggung dalam menarik kesimpu-
lan
– 0,01 atau 0,05 yang umum digunakan dalam
penelitian psikologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Reliabilitas tes

Variabilitas kelompok Panjang tes

Hal-hal yang berkaitan


Prosedur/administrasi tes
dengan subjek (mood dll)
Variabilitas kelompok

Heterogenitas kelompok → besar kecilnya


varians distribusi skor subjek pada variabel
yang diungkap oleh tes yang bersangkutan
Panjang tes

❑ Panjang tes mengacu pada banyaknya aitem dalam


tes. Tes dikatakan panjang apabila berisi banyak
aitem dan disebut pendek bila terdiri dari sedikit ai
tem
❑ Semakin banyak aitem maka semakin reliabel
Prosedur/administrasi tes
❑ Perubahan kondisi saat pengadministrasian tes
dan perubahan kriteria penskoringan juga dapat
menghasilkan perubahan pada performa testee.
❑ Misalnya ketika mengikuti tes pertama kondisi
di luar berisik, sehingga mengganggu konsen-
trasi, namun pada tes kedua tidak.
❑ Dalam hal skoring, kurangnya pengetahuan
tentang sistem skoring juga dapat mengancam
reliabilitas suatu alat ukur.
Hal-hal yang berkaitan dengan
subjek (mood dll)
❑ Kondisi subyek yang berubah-ubah akan
mempengaruhi reliabilitas.
❑ testee sakit saat mengikuti tes
❑ Bentuk lainnya adalah testee benar-benar mengerja
kan soal yang mudah, namun hanya menebak
jawaban untuk soal yang sulit (mengancam
reliabilitas test’s internal consistency)
Jenis-jenis Reliabilitas :
1. Test-retest Reliability
✓ Mengulang tes yang sama, pada orang yang sama, di
kesempatan yang kedua
✓ Varians kesalahan/error bisa terjadi dari kondisi tes
yang tidak terkontrol, ex : cuaca, kebisingan,
kecemasan
✓ Menunjukkan sejauh mana skor tes dapat
digeneralisasikan untuk berbagai kesempatan yang
berbeda
✓ Perhatikan penentuan waktu pemberian TRR
✓ Kelebihannya : mudah dan sederhana
✓ Kelemahannya : carry over effect
✓ Lebih cocok bagi skor tes yg mengukur aspek
psikologis yang relatif stabil dan tidak mudah
berubah
Ilustrasi Data hasil Tes-Retes
No Subjek X1 X2
1 A 15 16
2 B 15 7
3 C 9 8
4 D 5 9
5 E 5 14
6 F 11 12
7 G 11 9
8 H 10 7
9 I 12 5
10 J 5 8
11 K 7 7
12 L 15 16
13 M 15 7
14 N 9 8
15 O 5 9
16 P 5 14
17 Q 11 12
18 R 11 9
19 S 10 7
20 T 12 5
21 U 5 8
22 V 7 7
rx1x2 = 0.707= rxx’
Jenis-jenis Reliabilitas :
2. Pendekatan Tes Sejajar (Alternate Form Reliability)
✓ Orang yang sama dites dengan menggunakan 2 alat ukur yang
ekivalen
✓ Syarat ekivalen :
❑ Tujuan sama, tingkat kesulitan sama, setara secara kualitas dan
kuantitas
❑ Mengukur kestabilan skor tanpa dipengaruhi interval waktu
✓ Kelemahan : kesulitan untuk menyusun tes yang benar-benar
ekivalen dalam segala aspek
Ilustrasi Data hasil Tes Sejajar (Alternate Form Reliability)

No Subjek X X’
1 A 125 111
2 B 117 118
3 C 120 117
4 D 122 100
5 E 100 103
6 F 100 102
7 G 111 99
8 H 100 107
9 I 115 110
10 J 110 108
11 K 125 113
12 L 125 111
13 M 117 118
14 N 120 117
15 O 122 100
16 P 100 103
17 Q 100 102
18 R 111 99
19 S 100 107
20 T 115 110
21 U 110 108
22 V 125 113
rxx’= 0.789
Jenis-jenis Reliabilitas :
3. Pendekatan Konsistensi Internal /Single Trial Administration
✓ Orang yang sama dites dengan 1 alat tes
✓ Sifat : internal consistency
✓ Yang dianalisis adalah data dari dirinya sendiri dan dikorelasikan dengan
dirinya sendiri
✓ Perhitungan koefisien reliabilitasnya diperoleh dengan cara membelah
jumlah item menjadi beberapa bagian

➢ Macam-macam single trial :


a. Formula Spearman-Brown
❑ Digunakan jika jumlah item genap (dapat dibelah
menjadi dua bagian yang seimbang)
k  S2 j 
α= 1 − 2 
k −1 S x 

Keterangan :
α = koefisien reliabilitas alpha
k = jumlah item
Sj = varians responden untuk item I
Sx = jumlah varians skor total
Alpha menggunakan spss
(bila aitem tidak dapat dibagi sama banyak):
Langkah menggunakan spss untuk mencari reliabilitas:
a. Setelah data file dibuka, klik menu Analyze, pilih scale, dan klik submenu reliability analysis
b. Pada kotak dialog reliability analysis yang muncul, pindahkan semua aitem dari kotak kiri ke kotak
sebelah kanan, lalu klik tombol statistics
c. Setelah kotak dialog statistics terbuka, tandai atau klik kotak F-test, kemudian klik tombol continue
d. Setelah kembali ke kotak dialog Reliability Analysis, klik tombol OK. Akan muncul hasil analisis berupa
koefisien alpha cronbach
d. Formula Kuder-Richardson 20 (KR-20)

Digunakan tanpa membelah jumlah item

Rumus :

KR-20 =

k = banyaknya item tes

p = indeks kesukaran item

Sx2 = Varians skor tes


Latihan!
Sebuah skala efikasi diri akademik berbentuk Likert 5-pilihan (1 sampai 5) yang berjumlah 10 aitem
hendak dianalisis reliabilitasnya. Peneliti hendak menguji reliabilitas alat ukur ini dengan menggunak
an teknik Alpha Cronbach.

Subjek Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 5 4 2 3 4 3 3 3 2
2 3 3 3 5 1 3 2 3 3 2
3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4
4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
5 3 4 3 5 5 4 3 4 4 3
6 3 4 3 3 3 3 5 5 5 5
7 3 3 3 3 2 3 5 5 5 2
8 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3
9 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
10 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4
11 3 3 5 5 5 4 4 4 4 3
12 4 5 5 5 5 4 4 4 4 3
13 2 4 3 4 3 4 3 3 3 3

14
3 3 4 5 5 4 3 3 4 3

15
3 3 4 4 3 3 3 5 5 5

Anda mungkin juga menyukai