Anda di halaman 1dari 16

Pengembangan Alat

Ukur Atribut Non-


Kognitif
KELOMPOK 4
- Julia Christy Samuri (18101046)
- Regine A. V. Tompodung (18101001)
- Rofel P. Lakoy (18101119)
Pengukuran Skala Psikologi mempelajari tentang pengukuran psikologis, yang

terdiri dari atribut-atribut kognitif dan atribut-atribut non kognitif. Pengukuran

atribut non-kognitif menggunakan berbagai macam model skala untuk pengukuran

atributnya. Sebagai alat ukur, skala psikologi memiliki karakteristik khusus yang

membedakannya dari berbagai bentuk instrument pengumpulan data yang lain

seperti angket (questionnaire), daftar isian, inventori, dan lain – lainnya.


ATRIBUT NON KOGNITIF
 Atribut non kognitif (bukan kemampuan kognitif) kadang-kadang disebut
sebagai atribut kepribadian atau atribut efektif.
 Pengukuran bersifat psikologis, misalnya kepribadian, harga diri, kecemasan,
kebahagiaan.
 Menyangkut metode penyusunan instrumen, atribut ini dikenal sebagai
performansi tipikal (typical performance). Performansi tipikal inilah yang
menjadi objek ukur skala-skala psikologi (Cronbach, 1970).
 Diperlukan respon jenis ekspresi sentimen (expression of sentiment), yaitu
jenis respon tidak dapat dinyatakan benar atau salah, atau sering dikatakan
semua respons benar menurut alasannya masing-masing.
Secara garis besar, pengembangan atribut
non-kognitif sebagai berikut:

LANGKAH-LANGKAH  Pengembangan spesifikasi instrumen


 Penulisan pernyataan/pertanyaan
 Penelaahan pernyataan/pertanyaan
PENGEMBANGAN  Perakitan pernyataan/pertanyaan ke
dalam perangkat instrumen
ALAT UKUR ATRIBUT  Uji coba
 Analisis uji coba
NON KOGNITIF  Seleksi perakitan instrumen
 Administrasi instrumen
 Proses kuantifikasi
 Penyusunan skala dan norma
a. Pengembangan spesifikasi intrumen. Hal-hal yang perlu dibuat rumusannya
secara spesifik adalah subjek, tujuan, model skala, kisi-kisi, dan waktu.

b. Penulisan pernyataan atau pertanyaan. Rumusan pernyataan atau pertanyaan


untuk pengukuran atribut non kognitif ini sangat beragam, tergantung kepada
model skala yang digunakan. Tiga hal penting yang harus dipertimbangkan ialah
gagasan mengenai substansinya, format rumusannya, dan pembahasannya.

c. Penelaahan pernyataan atau pertanyaan. Hasil penulisan penyataan atau


pertanyaan perlu ditelaahan, yaitu dianalisis secara kualitatif. Analisa kualitatif
ini dilakukan dari tiga arah, yaitu dari arah substansinya, dari arah rumusannya,
dan dari arah pembahasannya.
d. Perakitan pernyataan atau pertanyaan. Pernyataaan atau pertanyaan yang
telah dipilih dalam proses penelaahan pernyataan atau pertanyaan lalu dirakit
kedalam perangkat alat ukur sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Proses
perakitan ini relatif sederhana, oleh karena rambu-rambunya telah dituliskan
dengan rinci dan jelas dalam kisi-kisi.

e. Uji coba. Kelompok subjek yang akan dilibatkan dalam uji coba harus benar-
benar sesuai dengan apa yang dirumuskan dalam spesifikasi.

f. Analisis hasil uji coba. Analisis hasil uji coba akan tergantung kepada model
skala yang digunakan. Namun, satu hal sudah pasti yaitu bahwa teori yang
mendasari penyusunan skala itu adalah teori tes klasik.
g. Seleksi perakitan instrumen. Seleksi pernyataan atau pertanyaan juga tergantung
pada model skala yang digunakan. Kegiatan ini secara relatif sederhana, oleh karena
apa yang dilakukan telah diberi arah oleh model skala yang digunakan serta kisi-kisi
yang relatif lengkap.

h. Administrasi instrumen bentuk akhir. Instrumen ini akan tergantung kepada subjek,
maka spesifikasi kelompok subjek untuk administrasi instrumen itu sangat penting.
Hasil-hasil serta kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh akan terbatas berlakunya,
serta ada kelompok subjek yang terlibat dalam penggunaan instrumen tersebut.

i. Proses kuantifikasi. Hal ini dikarenakan atribut-atribut psikologis tidak mempunyai


eksisitensi riil dan hanya merupakan rekaan teoritis.

J. Penyusunan skala dan norma.


PENGEMBANGAN
SKALA MODEL LIKERT
Model ini sebenarnya bernama metode summated ratings.
Tetapi karena modelnya pertama kali diusulkan oleh
Rensis Likert (1931), maka model skala ini terkenal
dengan nama skala model Likert atau skala Likert. Skala
ini tergolong skala untuk orang dan pada rancangan
dasarnya disusun untuk mengukur sikap, walaupun
kemudian penerapannya juga dilakukan terhadap hal-hal
lain selain sikap.
PENGEMBANGAN
SKALA DENGAN
METODE
PERBANDINGAN
PASANGAN (SKALA
THURSTONE)
Dasar teori metode perbandingan pasangan ini adalah “hukum pendapat
komparatif” (law of comparative judgment) yang dirumuskan oleh Thurstone
(1927).
Thurstone mengembangkan 3 macam teknik penyusunan skala sikap yang
satu sama lain terkait, yaitu:
- Metode perbandingan pasangan,
- Metode interval nampak sama, dan
- Metode interval suksesif.
Ketiga metode ini menggunakan pendapat suatu panel penentu, pendapat
mengenai dukungan atau kepositifan relatif pernyataan-pernyataan sikap
terhadap objek sikap tertentu.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai