Anda di halaman 1dari 8

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Kognitif

Dosen Pengampu :
Abdul Azis S.Psi.,M.Psi.,Psikolog
Rulita Hendriyani S.Psi.,M.si.

Disusun oleh :

Maya Wulandari 1511418026

Dwi Rahayu 1511418029

Dina Qiqi Shofia 1511418118

Akmal Bagas Praditya 1511418124

Ivandhi Bagoes Prasetyo 1511418125

Muhammad Nafitianto 1511418127

Atanasia Lisa Bulan D 1511418149

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2018
PENGENALAN OBJEK

TEORI PRESEPTUAL

Menurut Solso (2007),persepsi terbentuk dari perolehan informasi secara langsung dari
lingkungan.Persepsi adalah proses seseorang untuk mengetauhi beberapa hal melalui panca
inderanya, begitupula yang dibahas pada materi Teori Perseptual. Seseorang akan mengenali
suatu objek melalui informasi yang telah diperoleh setelah melalui proses yang cukup panjang.
Dikarenakan banyaknya informasi yang diperoleh mengakibatkan perlunya penyimpanan
sensorik sementara dan penyaring sensorik yang rumit untuk membantu kita menentukan jenis
dan jumlah informasi yang dikirimkan ke otak. Ada teori utama yang telah dikembangkan
tentang cara manusia memahami dunia yaitu, persepsi konstruktif (constructive perception) dan
persepsi langsung (direct perception).

 PERSEPSI KONSTRUKTIF

Adalah proses pengenalan suatu objek yang tidak berdasarkan pada satu hipotesis
melaikan menggabungkan beberapa hipotesis yang saling berhubungan dengan apa yang
diindera dan yg diketahui. Dengan demikian, untuk mengenali suatu objek tidak dapat
melihat dari gambaran utamanya melainkan memerlukan sebuah detail untuk mendukung
pengenalan objek tersebut. Sebagai contoh ketika menengenali seorang teman dari jarak
jauh, tidak hanya melihat dari ukuran tubuhnya saja namun perlu juga untuk melihat hal
lainnya seperti cara berjalan atau pakainannya. Namun ada yang dinamakan interferensi
bawah-sadar (unconscious interference) yaitu keadaan dimana seseorang akan mengenali
objek secara spontan karena sudah terbiasa melihat pola yang dikenali pada objek yang
bersangkutan.

 PERSEPSI LANGSUNG
Dalam perspektif langsung dikatakan bahwa untuk mengenali objek tidak
memerelukan,hasil dari pembelajaran dan kognisi, dikarenakan tanpa adanya hasil
pembelajaran tersebut lingkungan telah mendukung untuk mengenali objek yang dituju.
Sebagai contoh ketika kita melihat sesuatu yang berwarna dan memiliki kelopak didaerah
taman maka kita sudah akan menduga bahwa itu adalah bunga.

PENGENALAN POLA VISUAL

 ORGANISASI SUBJEKTIF

Seorang konstruktivis akan menyatakan bahwa otak bersifat interpretatif. Otak menggunakan
heuristik dan algoritma untuk memproses sinyal-sinyal informasi. Heuristik dapat dianggap
sebagai suatu “tebakan bagus berdasarkan aturan main yang berlaku” yang sering
menghasilkan solusi yang tepat. Algoritma dapat dipandang sebagai suatu tatanan aturan
yang spesifik, yang mengarahkan proses pada hasil yang dapat diprediksikan sebelumnya.
Otak amat mengandalkan heuristik sehingga akan sering membuat kekeliruan.

Sebuah keanehan dalam karakteristik pengelihatan manusia adalah tendensi untuk melihat
objek-objek yang tidak eksis di dunia fisik. Ilusi-ilusi tersebut bersumber bukan hanya dari
sensasi yang diindera dari dunia fisik, melainkan juga dari predisposisi sistem visual/kognitif
yang mendistorsi imaji dari dunia nyata.

Ilusi menggambarkan cara pikiran mengorganisasikan stimuli visual sekaligus


menggambarkan pentingnya pikiran dalam pengenalan objek yang disebut juga kontor
illusoris (illusory contour).Ilusi tersebut tampak nyata walaupun objek tersebut tidaklah
benar-benar nyata.Inhibisi Lateral (Lateral Inhibision) yaitu tendensi dari elemen-elemen
neural yang saling berdekatan dalam retina untuk merintangi sel-sel di
sekelilingnya,sehingga memperkuat kesan pada kontur.Kita dapat melihat objek tersebut
secara jelas,namun kita tahu bahwa objek tersebut hanyalah ilusi dan tidak berwujud fisik.

Terdapat sejumlah penjelasan terhadap ilusi. Berdasarkan sudut pandang evolusioner,


kebutuhan untuk melihat bentuk, sudut, dan pergerakan adalah kebutuhan yang penting
sekali bagi kelangsungan hidup. Dengan demikian, tanpa adanya garis atau bentuk yang
nyata, sistem kogntif-sensorik kita menggunakan informasi informasi parsial untuk
membangun bentuk-bentuk tersebut dalam upaya memahami dunia fisik yang tampak
sedemikian tidak beraturan.

TEORI GESTALT
Gestalt merupakan salah satu aliran psikologi yang membahas tentang organisasi pola (pattern
organization).Menurut para psikolog Gestalt,stimuli menghasilkan seluruh kesan yang
melampaui gabungan dari seluruh sensasi.

Hukum Gestalt meliputi:

1.Hukum keterdekatan (law of proximity)

Beberapa pola dapat dikenali sebagai suatu objek karena adanya unsur kedekatan.Sebagai contoh
jika suatu titik diletakkan berdekatan dengan titik yang lainnya maka titik tersebut dapat dikenali
sebagai suatu objek yang dapat kita kenali.

2.Hukum kesamaan (law of similarity)

Jika suatu komponen memiliki bentuk,ukuran,tekstur,maupun warna yang sama,maka komponen


tersebut dianggap menjadi satu kesatuan dan membentuk objek.

3.Hukum simetri (law of symmetry)

Hukum simetri memiliki kemiripan dengan dengan hokum kesamaan.Namun hukum simetri
mengacu pada kesimetrian suatu komponen sehingga menjadi satu kesatuan menjadi sebuah
objek.

4.Hukum kontinuitas (law of continuity)

Hukum kontuinitas mengacu pada pola yang mengikuti arah yang berkesinambungan sehingga
kita dapat mengetahui pembentukan pola tersebut.

5.Hukum penutupan (law of closure)

Penutupan terjadi ketika sebuah pola yang membentuk objek memiliki ruang kosong,namun
ruang kosong tersebut sengaja dibiarkan karena dengan adanya ruang kosong tersebut,kita dapat
mengenali suatu objek.

6.Hukum nasib bersama (law of common fate)

Objek yang bergerak ke arah yang sama dapat dipersepsikan sebagai suatu kelompok yang sama.
PERSPEKTIF KANONIK

Persepsi kanonik adalah presepsi yang muncul saat petama kali mengingat suatu objek. Walau
begitu, persepsi kanonik setiap orang akan berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari sisi
mana dari objek yang ditampilkan, bias dari atas, bawah, samping kanan maupun kiri. Hal
tersebut bukan merupakan hal yang disengaja melainkan memlaui gambaran yang kita peroleh
pada sehari hari.

PEMROSESAN BOTTOM-UP VERSUS PEMROSESAN TOP-DOWN

Bottom-Up adalah identifikasi suatu objek yang dimulai dari hal spesifik sampai ke-keseluruhan
objek tersebut. Sebagai contoh, seseorang mengenali permainan sepak bola melalui suara peluit
dari wasit dan sura tendangan bola. Sedangkan Top-Down adalah indentifikasi mulai dari
keseluruhan lalu ke bagian spesifiknya. Sebagai contoh, seseorang mengenali permainan sepak
bola melalui lapangan lalu ke pemain dan baru pada bolanya.

PENCOCOKAN TEMPLATE

 TEORI GEON

Geon atau geometrical ions adalah material yang menyusun bentuk suatu objek sehingga
menjadi satu kesatuan yang padu.Contohnya yaitu Kursi tersusun dari lima geon yaitu: empat
buah penyangga untuk menahan beban dan satu geon berbentuk lingkaran diatas penyangga
tersebut.Teori atau konsep geon ini dikembangkan oleh Irving Biederman yang
menurutnya,suatu objek dapat dikenali dengan komponen yang dimiliki objek
tersebut.Terdapat dua pendekatan pengenalan objek menurut Biederman yaitu domain-
general,yaitu penjelasan bahwa otak dan sistem kognitifnya dapat mengenali suatu objek
karena gambaran umumnya,contoh dari domain-general yaitu kita dapat mengenali lampu
tiang di jalan karena berbentuk panjang dan ada bentuk bulat diatasnya walau kita melihat
lampu tersebut dari kejauhan.Yang kedua yaitu domain-specific.pendekatan ini berfokus
pada pengenalan bagian yang memiliki ciri khusus pada suatu objek sehingga objek tersebut
dapat dikenali,contoh dari domain-specific yaitu kita dapat mengetahui sebuah kipas karena
memiliki ciri khas yaitu terdapat baling-baling.
ANALISIS FITUR

 PERGERAKAN MATA DAN PENGENALAN OBJEK


Pengamatan atau atensi seseorang mempengaruhi pergerakan mata.Dalam hal ini terpusat
pada fitur yang paling penting sesuai kehendak partisipan. Misalnya ketika kita
menentukan usia seseorang dalam gambar maka mata partisipan terfokus lebih lama pada
wajah orang dalam gambar.

PENCOCOKAN PROTOTIPE

Teori Pencocokan prototype (prototype matching) menjelaskan bahwa ketika otak menyimpan
memori berbagai jenis pola-pola abstraksi,maka abstraksi tersebut berperan sebagai suatu
prototipe.Jika indera lain mengindentifikasi sebuah pola,maka otak akan memproses pola
tersebut dan jika ada kesamaan antara keduanya,pola tersebut dapat dikenali sebagai suatu
objek.Contohnya adalah ketika kita mengindentifikasikan sebuah huruf M,kita dapat mengenali
huruf tersebut walau huruf tersebut kita lihat font-nya berbeda seperti M biasanya.

 ABSTRAKSI INFORMASI VISUAL

Abstraksi Informasi Visual merupakan bagian dari prototipe yang mana prototipe berkaitan
dengan kunci dari sebuah memori.

 PSEUDOMEMORI

Pseudomemori atau memo semu merupakan kesalahan mengenali prototipe suatu objek sehingga
individu melakukan kesalahan dalam mengindentifikasikan sebuah objek karena prototipe
tersebut mirip dengan prototipe yang disimpan di dalam memori otak.

 TEORI-TEORI PEMBENTUKAN PROTOTIPE


1.Teori tendensi sentral
Protitpe dikonseptualisasikan mewakili nilai rata-rata dalam suatu set exemplar.Dalam
eksperimen Posner dan Reed,kita dapat melihat bagaimana orang-orang membentuk
prototipe yang berupa abstraksi dari figure.Dengan demikian abstraksi tersebut tersimpan
dalam memori yang mewakili tendensi sentral tersebut.
2.Teori frekuensi atribut
Toeri ini menjelaskan bahwa sebuah prototipe dapat mewakili kombinasi dari atribut-
atribut yang paling sering dialami seseorang.Prototipe tersebut masih dapat mengenali
meskipun kombinasi atributnya unik.Hal ini disebabkan karena atribut tersebut sudah
tersimpak di dalam memori otak sehingga individu yang menyimpan memori tentang
prototipe sebelumnya,dapat mengenali pola ataupun objek walau kombinasi dari
prototipe tersebut berbeda.

PENGENALAN POLA PADA PARA PAKAR

 PARA PEMAIN CATUR

Terdapat perbedaan antara maestro catur dengan pemain amatir. Namun intuisi tersebut
salah, setidaknya menurut penelitian Groot (1965,1966) yang menemukan bahwa para
maestro dan pemain amatir merencanakan kemungkinan langkah dalam jumlah yang sama,
mempertimbangkan jumlah langka yang sama, dan menjalani proses pencarian yang serupa
terhadap berbagai pola langkah buah catur. Perbedaannya terletak pada kemampuan
keduanya. Seorang maestro dalam merekontruksi pola buah-buah catur dalam pikirannya,
hanya dengan mengamati papan catur selama beberapa detik. Sedangkan, pemain amatir
kesulitan melakukan hal serupa.

PENGENALAN OBJEK-PERAN PENGAMAT

Pengamat mempertimbangkan kesulitan menentukan letak pemrosesan fungsi-fungsi ang spesifik


dalam pengenalan objek di otak dan melihat pengaruh konteks dan sifat berlebihan (redundancy)
terhadap pengenalan objek.Kedua faktor ini memiliki dampak langsung terhadap stimuli
sensori.Ketika mengamati atau memaknai suatu objek,kita hanya memaknai objek yang menurut
kita memiliki suatu makna dari objek tersebut.Objek tersebut biasanya sudah sangat kita
kenali,seperti suara bising motor,pepohonan,dan juga suara orang-orang yang berbicara di sekitar
kita.

PENGENALAN POLA DI OTAK


Secara umum, otak (cerebrum) terdiri dari dua belahan yaitu: hemisfer kanan dan hemisfer kiri
yang dihubungkan dengan corpus callosum (Wade & Tavris, 2007; Pinel, 2009; Kalat,
2010).Kedua hemisfer otak ini memiliki ketidaksimetrisan fungsional .Hemisfer kiri berperan
dalam pengenaian pola,sedangkan hemisfer kanan lebih berperan dalam analisis informasi
spasial.

DAFTAR PUSTAKA

Rofi’ah,Siti.(2017).MUALLIMUNA:Persepsi Pendidik PAI tentang Pembelajaran Multikultural


di Madrasah Ibtidaiyah Berbasis Pesantren.Jurnal Madrasah Ibtidaiyah,2(2),28-40.

Catur,Basukiswanto.(2012).Hukum-hukum pada Teori Gestalt.Dikutip pada tanggal 12 Maret


2019 dari https://bazz75catur.wordpress.com/2012/06/10/hukum-hukum-pada-teori-gestalt/

Supradewi,Ratna.(2010). Otak,Musik,dan Proses Belajar. Buletin Psikologi,18(2),58-68.

Solso,L.Robert.,Machlin,H.Otto.,Maclin,M.Kimberly.Psikologi Kognitif (edisi ke-


8).Jakarta:Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai