Anda di halaman 1dari 3

Nama : Melania Laillita Kemalasari

NIM : 1511418119

Rombel :3

Mata Kuliah : Perkembangan Dewasa dan Lanjut Usia

REVIEW JURNAL PERMASALAHAN PADA PERKEMBANGAN DEWASA AWAL

Judul Hubungan Antara Resiliensi dengan Kesepian (Loneliness) pada


Dewasa Muda Lajang
Volume & Halaman Vol. 6, Hal. P-45 – P-51
Tahun 2015
Penulis Indah Putri Sari, Ratih Arruum Listiyandini
Reviewer Melania Laillita Kemalasari (1511418119)
Tanggal 9 Maret 2019

Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh
mana resiliensi yang tinggi pada individu dewasa muda lajang dapat
memprediksi kemampuannya untuk mengatasi kesulitan, termasuk
kesepian yang dialaminya. Dewasa muda lajang yang resilien
diharapkan mampu beradaptasi sehingga kesepian yang dirasakannya
akan menurun. Maka dari itu, peneliti ingin mengetahui hubungan
resiliensi dengan kesepian (loneliness) pada dewasa muda lajang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara resiliensi
dengan kesepian (loneliness) pada dewasa muda lajang.
Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah 200 orang dewasa muda lajang
yang tinggal di wilayah DKI Jakarta, dengan kriteria subjek
merupakan dewasa muda yang berada pada rentang usia 22-33 tahun
berdasarkan usia batasan dewasa awal menurut Levinson dan
berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang belum memiliki
pasangan.
Metode Penelitian Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalahpe
menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan menggunakan
rancangan penelitian asosiatif. Penelitian ini menggunakan
rancangan penelitian asosiatif dan jenis penelitian pada penelitian ini
adalah non-eksperimental.
Cara & Alat Instrumen : Resiliensi dan Loneliness yang dimiliki oleh subjek
Mengukur penelitian dapat diketahui dari total skor skala. Semakin tinggi skor
total seseorang, maka semakin tinggi resiliensi seseorang.
Sebaliknya, semakin rendah skor seseorang, maka semakin rendah
resiliensi seseorang.
Secara lebih detil,
• Hasil uji validitas alat ukur resiliensi dan loneliness dilakukan
kepada 51 orang dewasa muda lajang. Analisis pertanyaan
(dalam jurnal ini disebut dengan aitem) yang menunjukkan
bahwa nilai corrected item total correlation > 0.2 maka semua
aitem yang dikatakan baik untuk digunakan.
• Untuk alat ukur loneliness, mulanya ada 19 pertanyaan namun
terdapat 1 aitem dinyatakan gugur, yaitu nomor 17 yang berbunyi
“Seberapa sering Anda merasa malu?”. Setelah melakukan
pertimbangan aspek kualitatif dan nilai corrected item total
correlation aitem 17 yaitu 0,156 (p< 0,2) peneliti memutuskan
untuk menghapus aitem.
• Pengujian reliabilitas alat ukur resiliensi (CD-RISC) dilakukan
saat try out kepada 130 orang individu dengan usia dewasa.
Perhitungan tersebut diperoleh koefisien reliabilitas sebesar
α=0,857 untuk alat ukur resiliensi. Sedangkan pengujian
reliabilitas alat ukur Loneliness dilakukan saat try out kepada 51
orang dewasa muda lajang. Teknik yang digunakan yaitu
Cronbach’s Alpha, maka diperoleh koefisien reliabilitas sebesar
0,849.

Hasil Analisis Data Olah data menunjukkan hasil sebagai berikut :


• Uji Normalitas : Hasil uji normalitas yang menunjukkan nilai
signifikansi yaitu 0,815 (p > 0,05) yang berarti sebaran data
normal atau berdistribusi normal.
• Uji Linieritas : Hasil uji linier menunjukkan p=0.308 dimana
menurut Nisfianoor (2009) mengatakan p > 0.05 adalah linier,
maka dapat diartikan bahwa data bersifat linier.
• Uji Korelasi : Dengan r= -0,324 (p=0.000, p<0.01), nilai
korelasi dapat diartikan bahwa hubungan antara resiliensi dan
loneliness tergolong rendah.
• Uji Regresi : Didapatkan koefisien determinasi (R square)
yaitu 0,105 atau 10,5% yang artinya resiliensi berkontribusi
dalam menurunkan loneliness sebesar 10,5% dan 89,5%
dipengaruhi faktor lain.
• Setelah dilakukan analisis data demografis dengan setiap
dimensi resiliensi, memperlihatkan bahwa adanya hubungan
yang signifikan pada resiliensi dimensi spiritual t= -2.322 dengan
signifikansinya yaitu 0.021 (p < 0.05) jika ditinjau dari jenis
kelamin dewasa muda lajang. Jika ditinjau dari mean resiliensi
pada dimensi spiritual, maka yang memiliki tingkat reasiliensi
lebih tinggi di bidang spiritualnya adalah perempuan (µ=6.621)
dibandingkan dengan laki-laki (µ=6.105).
Simpulan Penelitian • Hasil yang diperoleh setelah melakukan analisis
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
resiliensi dengan kesepian (loneliness) pada dewasa muda lajang.
Hubungan ini bersifat negatif dengan artian semakin tinggi skor
resiliensi subjek, maka semakin rendah skor loneliness subjek.
Resiliensi berperan signifikan dalam menurunkan loneliness,
kontribusi resiliensi dalam menurunkan loneliness adalah sebesar
10,5% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain sebesar 89,5%.
Kelebihan • Pada penulisan jurnal ini, penulis menggunakan artikel lain,
lengkap dengan judul dan tanggal terbit artikel. Selain itu, pada
jurnal ini penulis juga mencantumkan banyak penadapat para ahli
yang membantu jalannya penelitian.
• Kemudian pada metode penelitian dan cara kerja alat yang
digunakan juga dipaparkan dengan jelas.
Kekurangan • Banyaknya bahasa ilmiah pada penjelasan cara kerja alat dan
pembahasan pada hasil membuat pembaca merasa kebingunga
akan hal itu, sehingga tak jarang kita harusa membaca ulang
tentang apa yang kita baca agar memahami isi dan prosesnya.

Anda mungkin juga menyukai