Semester/Kelas : 5/B
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2022/2023
1
DAFTAR ISI
Contents
DAFTAR ISI............................................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
BAB 1......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A.Latar Belakang..................................................................................................4
B.Rumusan Masalah.............................................................................................5
C.Tujuan...............................................................................................................5
BAB 2......................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................7
1.Sejarah dan Biografi singkat Dynamic Interpersonal Therapy.........................7
2.Pengertian Dynamic Interpersonal Therapy (DIT)...........................................9
3.Konsep Dasar Dynamic Interpersonal Therapy..............................................11
4.Tujuan Dynamic Interpersonal Therapy..........................................................15
5.Karakteristik Dynamic Interpersonal Therapy................................................17
6.Tahapan Dynamic Interpersonal Therapy.......................................................20
7.Teknik Dynamic Interpersonal Therapy..........................................................30
8.Kasus yang dapat ditangani menggunakan Dynamic Interpersonal Therapy. 32
9.Kasus yang tidak dapat ditangani menggunakan DIT.....................................39
10. Peran Terapis dalam DIT.............................................................................40
11.Kelebihan DIT...............................................................................................41
12.Kekurangan DIT............................................................................................42
BAB 3....................................................................................................................43
PENUTUP..............................................................................................................43
A. Kesimpulan.................................................................................................43
B. Saran............................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................45
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Penulisan makalah ini yang berjudul “Dynamic Interpersonal
Therapy”. Merupakan salah satu tugas terstruktur mata kuliah Analisis
Pengubahan Tingkah Laku (APTL) pada Jurusan Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pancasakti Tegal.
Kami menyadari bahwa dalam penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan, arahan dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Sri Adi
N,S.Psi, MM selaku dosen mata kuliah Analisis Pengubahan Tingkah Laku
(APTL) yang mengarahkan penulisan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam
makalah ini masih terdapat kekeliruan, kekurangan dan kesalahan. Untuk itu kami
menerima kritik, saran dan petunjuk yang bersifat membangun. Semoga makalah
ini berguna bagi penulis, dosen, mahasiswa lain dan para pembaca pada
umumnya.
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Setiap individu memiliki insting dasar untuk membangun hubungan,
karena manusia dianggap sebagai mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.
Hubungan interpersonal merupakan koneksi yang memiliki tujuan yang bermakna
pada suatu waktu atau periode tertentu, yaitu secara singkat maupun lama. Salah
satu bentuk hubungan interpersonal adalah hubungan terhadap keluarga maupun
relasi. Hubungan interpersonal merupakan interaksi dengan orang lain, atau
significant others yang mempengaruhi perasaan-perasaan yang dimiliki seseorang,
seperti perasaan aman, pengenalan akan diri sendiri serta motivasi untuk
seseorang berprilaku (Birtchnell, 1997).
4
(Agnew & South, 2018). Menurut World Health Organization, (2016) kondisi
interpersonal yang kurang baik memicu banyak permasalahan dalam keadaan
mental seseorang salah satunya depresi, namun permasalahan mental seseorang
tidak selalu dibatasi hanya dengan depresi melainkan banyak hal salah satunya
stress. Terdapat beberapa contoh hubungan interpersonal antara lain adalah
pertemanan, romantic(pasangan), kerja, serta keluarga.
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
5
6. Untuk megetahui dan memahami Tahapan dalam Dynamic Interpersonal
Therapy
7. Untuk mengetahui Teknik DIT
8. Untuk mengetahui dan memahami kasus yang dapat ditangani
menggunakan DIT
9. Untuk mengetahui dan memahami kasus yang tidak dapat ditangani
menggunakan DIT
10. Untuk mengetahui peran terapis dalam DIT
11. Untuk mengetahui kelebihan DIT
12. Untuk mengetahui kekurangan DIT
6
BAB 2
PEMBAHASAN
Profesor Alessandra Lemma BSc., MA, MPhil, MSt, D. Clin Psych., Dip.
Psikolog Konseling adalah Psikolog Klinis dan Konseling Chartered, Psikoanalis
dan Anggota dari British Psychoanalytical Society.Dia telah bekerja di NHS dan
sektor layanan kesehatan mental lainnya selama lebih dari 35 tahun yang
mengkhususkan diri dalam perawatan orang dewasa dan remaja dengan masalah
kesehatan mental ringan hingga berat.
7
UCL dalam Studi Psikoanalitik di mana dia menjadi Tutor Kursus antara 2003-
2005.
Hingga 2020 dia adalah Editor Umum dari Perpustakaan Baru Seri Buku
Psikoanalisis . Antara 2008 dan 2011 dia adalah Pemimpin Redaksi Jurnal
Psikoanalitik Psikoterapi: Aplikasi, Teori dan Penelitian . Antara 2011-2018 dia
adalah salah satu Editor regional untuk International Journal of Psychoanalysis.
8
Masalah terkait identitas gender (transgender) dan hasrat seksual
9
secara nasional dalam program Peningkatan Akses ke Terapi Psikologis (IAPT)
untuk bekerja dengan pasien depresi. Oleh karena itu, pelatihan DIT didukung
oleh IAP.
10
Yang artinya “Intervensi DIT berpusat pada formulasi interpersonal
terfokus (Interpersonal Affective Focus atau IPAF) yang menggabungkan
representasi sentral diri dalam kaitannya dengan representasi objek dan
dihubungkan oleh pengaruh tertentu. DIT bekerja dengan ketidaksadaran dan
menggunakan transferensi sebagai aspek utama pengobatan. Fokus selama
intervensi DIT adalah pada pikiran pasien dalam hubungannya dengan diri sendiri
dan orang lain, daripada perilakunya.
DIT dibagi menjadi tiga fase kerja yang berbeda (awal, tengah, akhir),
masing-masing dengan tujuan dan strategi yang ditentukan. Tahap awal berfokus
pada keterlibatan dan merumuskan fokus interpersonal. Fase tengah memiliki
tujuan untuk bekerja melalui area fokus interpersonal yang disepakati bersama
dalam kaitannya dengan kesulitan yang dihadapi pasien. Fase terakhir dari
intervensi DIT melibatkan memungkinkan pasien untuk mengeksplorasi konflik
yang berkaitan dengan kehilangan dan perpisahan, serta meninjau apa yang telah
dicapai dan merencanakan masa depan. Komponen penting dari fase akhir adalah
akhir surat terapi – ringkasan IPAF, kemajuan yang dicapai dan area yang
mungkin memerlukan pekerjaan lebih lanjut (detail lebih lanjut tentang DIT dapat
diperoleh dari manual DIT(Lemma et al)
11
3.Konsep Dasar Dynamic Interpersonal Therapy
Interpersonal terapi berdasarkan konsep bahwa distress interpersonal
memiliki keterkaitan dengan keadaan psikologis individu yang memiliki
permasalahan dengan lingkungan atau orang lain. (Klerman, et. Al 1984).
DIT adalah intervensi terbatas waktu (16 sesi) (Lemma, Target, & Fonagy,
sedang dicetak). Asumsi yang menginformasikan protokol ini serupa dengan yang
mendukung pendekatan berorientasi dinamis singkat lainnya:
12
“A basic assumption behind DIT is that early interpersonal experiences shape the
individual’s mental development, and create internal representations of oneself
and others. These inner representations govern how the individual experiences
and behaves in new interpersonal situations. It is assumed that these inner
representations are the mechanisms that need to be changed in therapy for
depression and anxiety (Lemma et al., 2011a). Sullivan (1953) believed that
depression and anxiety should be understood as manifestations of individuals’
interpersonal relationships, interactional patterns and interpretations of
interpersonal situations. The interpersonal affective focus in DIT is to a large
extent informed by Kernbergs’ model of psychopathology. The focus consists of
internal working models of the self and others which are based on early
representations of the self and an attachment figure in interaction, connected by
affects. These images are interconnected in such a way that they reflect each
other. For example, a child with internal working models of attachment figures as
dismissive could also have a corresponding self-representation, such as being
unworthy of love or boring (Lemma et al., 2011a).”
Yang artinya “Asumsi dasar di balik DIT adalah bahwa pengalaman interpersonal
awal membentuk mental individu pengembangan, dan menciptakan representasi
internal diri sendiri dan orang lain. Representasi batin ini mengatur bagaimana
pengalaman individu dan berperilaku dalam situasi interpersonal yang baru.
Diasumsikan bahwa representasi batin ini adalah mekanisme yang perlu diubah
dalam terapi untuk depresi dan kecemasan (Lemma et al., 2011a). Sullivan (1953)
percaya bahwa depresi dan kecemasan harus dipahami sebagai manifestasi dari
hubungan interpersonal, pola interaksional dan interpretasi situasi interpersonal.
Fokus afektif interpersonal dalam DIT adalah untuk sebagian besar sejauh
diinformasikan oleh model psikopatologi Kernbergs. Fokus terdiri model kerja
internal diri sendiri dan orang lain yang didasarkan pada representasi diri dan
sosok keterikatan dalam interaksi, terhubung oleh mempengaruhi. Gambar-
gambar ini saling berhubungan sedemikian rupa sehingga mencerminkan satu
sama lain. Misalnya, seorang anak dengan model keterikatan kerja internal sosok
13
yang meremehkan juga bisa memiliki representasi diri yang sesuai,seperti tidak
layak dicintai atau membosankan (Lemma et al., 2011a).”
Titik awal DIT adalah pengamatan klinis umum bahwa pasien yang datang
sebagai depresi selalu juga hadir dengan kesulitan dan kesusahan tentang
hubungan mereka. Gejala-gejala depresi yang muncul dirumuskan kembali
sebagai respons terhadap kesulitan interpersonal/ancaman yang dirasakan
terhadap keterikatan (kehilangan/pemisahan) dan karenanya juga pada diri sendiri.
Dihipotesiskan bahwa ancaman yang dirasakan ini dapat dihasilkan dari, dan
menyebabkan, kesulitan dalam berpikir jernih dan realistis, tidak hanya tentang
dunia luar, tetapi juga tentang dunia internal, pikiran, perasaan, dan pengalaman
sendiri dengan orang lain. Diasumsikan bahwa meningkatkan kemampuan pasien
untuk merefleksikan pikiran dan perasaan mereka sendiri dan orang lain akan
meningkatkan kemampuan mereka untuk memahami dan mengatasi keterikatan
saat ini terkait dengan ancaman dan tantangan interpersonal. Terapis DIT
membingkai ulang gejala depresi pasien sebagai manifestasi dari gangguan
relasional, yang pasien tidak dapat memahami, atau memahami dengan cara
maladaptif, menghubungkan motivasi tidak mungkin atau tidak membantu untuk
dirinya sendiri dan orang lain.
14
Seperti pendekatan berorientasi psikodinamik singkat lainnya, dalam DIT
prinsip-prinsip menyeluruh berakar pada kerangka psikoanalitik yang lebih
luas yang menekankan:
1) Dampak pengalaman anak usia dini pada fungsi orang dewasa, dengan
perhatian khusus pada proses keterikatan orang dewasa dan pentingnya
model hubungan mental;
2) Kekuatan internal dan eksternal yang membentuk pikiran dan karena itu
menginformasikan persepsi kita tentang diri kita sendiri dalam hubungan
dengan orang lain;
3) Adanya alam bawah sadar dari pengalaman (kekuatan motivasi)
4) Proses proyektif dan introjektif bawah sadar yang mendukung pengalaman
subjektif dari hubungan, dan
5) Di mana-mana transferensi, dimana pasien menanggapi orang lain, dan
terapis, menurut untuk model perkembangan yang belum diperbarui atau
ditantang.
15
mengidentifikasi pola hubungan inti, tidak sadar, berulang yang
menjadi fokus terapi
c. untuk mendorong kapasitas pasien untuk merefleksikan keadaan
pikirannya sendiri dan dengan demikian meningkatkan
kemampuannya untuk mengelola kesulitan interpersonal. DIT
terutama menargetkan kapasitas untuk memikirkan dan memahami
perubahan gejala suasana hati dan fungsi interpersonal. Ini
membahas masalah karakter dengan cara yang sangat terbatas, dan
tidak bertujuan untuk melampaui yang paling jelas terkait dengan
pemeliharaan depresi.
d. untuk mengidentifikasi denominator umum dari pendekatan
psikodinamik singkat dan untuk membantu praktisi menyusun ini
di sekitar konflik ketidaksadaran fokal yang terkait dengan onset
dan/atau pemeliharaan depresi. Dengan demikian, DIT bertujuan
untuk menyediakan struktur bagi praktisi yang terlatih secara
psikoanalitik/dinamis untuk melakukan terapi psikodinamik
manual dan terbatas waktu dengan pasien depresi.
e. DIT mengkonseptualisasikan depresi dalam hal disorganisasi
sementara yang mendasari sistem keterikatan yang disebabkan oleh
masalah hubungan saat ini, yang pada gilirannya menghasilkan
berbagai distorsi dalam pemikiran dan perasaan yang khas dari
proses depresi. Dalam terapi, fokus dipertahankan pada 'krisis'
emosional ini melalui penjabaran pikiran dan perasaan klien (sadar
dan tidak sadar) yang terwujud dalam konteks hubungan
terapeutik. Dalam praktiknya, penggunaan aktif dibuat dari apa
yang terjadi dalam hubungan antara terapis dan klien untuk fokus
pada kesulitan interpersonal klien.
f. untuk mendorong kapasitas klien untuk merefleksikan keadaan
pikirannya sendiri dan dengan demikian meningkatkan
kemampuan mereka untuk mengelola kesulitan interpersonal.
16
g. untuk memfasilitasi kapasitas untuk refleksi diri dan pemahaman
perilaku interpersonal dalam hal keadaan mental, dan untuk
mendorong orang baru dan cara adaptif dalam menanggapi
tantangan dalam hubungan interpersonal.
Seperti yang tertulis pada Jurnal “Dynamic Interpersonal Therapy for moderate
to severe depression: a pilot randomized controlled and feasibility trial” bahwa
“DIT aims to help patients improve their ability to cope with current attachment-
related interpersonal challenges through better understanding their subjective
reactions to them as threats, making implicit anxieties and concerns explicit, and
improving their ability to reflect on their own and others’ thoughts and feelings.
DIT helps patients understand the connection between their presenting symptoms
and their relationships by identifying a core, non-conscious, repetitive pattern of
relating.”
17
saat tumbuh dewasa mempengaruhi cara seseorang berperilaku disekitar orang
lain dimasa sekarang.
DIT didasarkan pada gagasan bahwa apa yang terjadi pada individu
dimasa lalu dapat mempengaruhi cara berpikir,merasa dan bertindak
dimasa sekarang
DIT melihat depresi sebagai akibat dari pemikiran yang membingungkan
seputar keterikatan dalam hubungan.Keterikatan adalah cara individu
membiarkan percaya dan bergantung pada orang lain.
DIT mengeksplorasi bagaimana pola hubungan ini berkembang saat
tumbuh dewasa dan bagaimana pola tersebut memengaruhi interaksi kita
di masa sekarang. Dengan meluangkan waktu untuk memahami
perkembangan ini lebih awal dalam kehidupan dan mengubah emosi dan
tindakan yang tidak membantu yang dihasilkan, DIT memberdayakan
pasien untuk menangani hubungan saat ini dan masa depan dengan cara
18
yang lebih positif dan bermanfaat. Ini mengurangi stres dan meningkatkan
kesehatan emosional.
19
sebagai karakteristikpusat psikopatologi mereka dengan cara yang sama,
bagaimanapun juga kasus bahwa pasien ini melakukan bukti kegagalan
mentalisasi yang berkontribusi terhadapkesulitan mereka dalam hubungan.
Sebagai pendekatan, DIT bersifat interpersonal karena berfokus tepat pada
hubungan pasien, internal dan eksternal, yang berkaitan dengan masalah
dalam kehidupan pasien saat ini, sehingga menimbulkan gejala depresi
dan/atau kecemasan. Fokus interpersonal dibagi dengan beberapa
modalitas lain, paling tidak Interpersonal Therapy (IPT) (Weissman et al.,
2000), dengan yang, agak membingungkan, juga berbagi beberapa
judulnya. Namun "interpersonal" dalam DIT penting karena jelas
membedakannya dari model dinamis yang lebih fokus pada variabel
intrapsikis. Tidak seperti IPT, yang tidak membahas hubungan objek yang
diinternalisasi, DIT secara sistematis berfokus pada aktivasi pada saat ini
dari satu hubungan objek yang diinternalisasi, seringkali tidak disadari,
yang secara bermakna terkait dengan masalah yang disajikan. DIT dinamis
dalam fokusnya sejauh ini berkaitan dengan membantu pasien untuk
memahami interaksi antara realitas eksternal dan internal yang berkaitan
dengan pola relasional terbatas yang bermasalah. Akibatnya ia membahas
alam bawah sadar pengalaman, yang sekali lagi membedakan DIT dari
IPT, dan erat menyelaraskannya dengan model psikodinamik lainnya.
20
Treat & Kazdin, 2007). Meskipun definisi ini memisahkan kompetensi dari
kepatuhan,tumpang tindih konseptual mereka tetap ada, mengingat bahwa untuk
memberikan terapi yang kompeten, terapis harus menyadari baik aspek kualitatif
maupun kuantitatif (kepatuhan) terapi. Untuk memperjelas perbedaan antara
kepatuhan dan kompetensi Barber et al. (2008) mendefinisikan kembali
kompetensi sebagai “keterampilan,ketajaman & penilaian”.
DIT terdiri dari tiga fase, masing-masing dengan tujuan dan strategi
tertentu. Tugas utama dari fase awal (sesi 1-4) adalah untuk mengidentifikasi satu
pola interpersonal bawah sadar yang dominan dan berulang, fokus afektif
interpersonal (IPAF), yang dianggap sebagai pusat timbulnya dan/atau
pemeliharaan gejala depresi. . Pola ini didukung oleh representasi tertentu dari
self-in-relation-to-an-other yang mencirikan mempengaruhi gaya interpersonal
pasien dan menyebabkan kesulitan dalam hubungannya. Peserta Untuk menilai
apakah protokol DIT dapat digunakan oleh dokter berpengalaman, kami
melakukan pelatihan dua hari diikuti dengan pengawasan ketat terhadap
pengobatan kasus yang direkrut secara berurutan yang mewakili praktik
psikoterapi berbasis komunitas. Representasi ini biasanya terkait dengan pengaruh
tertentu dan manuver defensif.
21
Tugas utama dari fase awal, yang mengatur dorongan terapeutik DIT,
adalah untuk mengidentifikasi secara khas satu pola interpersonal bawah sadar
yang dominan dan berulang yang secara bermakna terhubung dengan onset
dan/atau pemeliharaan gejala depresi (IPAF). Kami memahami pola ini sebagai
didukung oleh representasi tertentu dari diri-dalam-hubungan-ke-orang lain yang
mencirikan gaya pasien berhubungan, dan yang mengarah pada kesulitan dan
kekecewaan dalam hubungannya karena cara mengaturnya. perilaku antarpribadi.
Representasi ini biasanya terkait dengan pengaruh tertentu dan manuver defensif.
Dalam hal ini, integrasi Kernberg (1985) teori relasi objek dengan psikologi ego
dalam kerangka teoritis Transference Focused Psychotherapy (Clarkin et al.,
2006) sangat dekat dengan inti dasar teoritis DIT dan cara merumuskan fokus
untuk intervensi. Namun, DIT tidak hanya jauh lebih singkat, tetapi juga mengacu
pada teknik lain (misalnya peningkatan mentalisasi, dan interpretasi di luar
transferensi).
22
Sumber informasi penting yang mendukung perumusan IPAF terletak pada
hubungan transferensi yang berkembang. Terapis didorong untuk mendengarkan
'cerita peringatan' (Ogden, 1992); yaitu, kecemasan bawah sadar pasien tentang
mengembangkan hubungan dengan terapis yang akan mencerminkan harapan
tertentu dari dirinya sendiri dan orang lain. Kecemasan biasanya dikomunikasikan
melalui narasi interpersonal yang dibawa pasien. Kualitas fantasi yang dimiliki
pasien tentang terapis sangat penting untuk kelangsungan hidup dan hasil DIT.
Pasien yang paling sulit ditolong dalam terapi terbatas waktu adalah mereka
dengan fantasi penganiayaan yang membentuk hampir semua aspek pikiran
mereka, berhubungan dengan dunia dengan fantasi yang diatur untuk
mengendalikan, menyiksa, atau menolak objek sebelum mereka mengambil risiko
menjadi korban serangan pembalasan fantasi. Lebih khusus, kecemasan pasien
akan mencerminkan keyakinan bahwa hubungan pasti akan menjadi menyakitkan,
mengecewakan, tidak dapat diandalkan, terlalu seksual, dll.
23
terkadang representasi diri dan orang lain yang mendasari kisah peringatan
menjadi esensi dari IPAF, yang secara eksplisit didiskusikan dengan pasien
sebagai dasar untuk sisa pekerjaan. Formulasi dalam DIT menggunakan beberapa
model dan teknik psikoanalitik, tetapi terjadi jauh lebih awal, dan dengan fokus
yang jauh lebih sempit, daripada yang biasanya diharapkan dalam psikoterapi
jangka panjang.
Fase Tengah
IPAF memandu intervensi terapis selama fase tengah terapi (sesi 5-12).
Selama fase ini, terapis membantu pasien untuk tetap fokus dan bekerja melalui
IPAF. Terapis memanfaatkan transferensi untuk membantu pasien mengeksplorasi
IPAF saat menjadi hidup dalam pertemuan terapeutik.
24
merasa atau berpikir tentang dia. Tujuannya adalah untuk membantu pasien
mengeksplorasi IPAF dalam hubungannya dengan terapis, membuat hubungan
dan menggambar paralel antara pengalaman subjektifnya dengan orang lain di
luar terapi (dulu dan sekarang, tetapi terutama dengan orang-orang saat ini dalam
kehidupan pasien) dan dengan terapis.
Bekerja dengan pertahanan dapat dianggap terdiri dari empat strategi yang
saling terkait yang membangun satu sama lain: (a) penerimaan kebutuhan akan
beberapa pertahanan, (b) eksplorasi cara pertahanan (yaitu, strategi pertahanan
karakteristik pasien) , (c) eksplorasi mengapa pertahanan (yaitu, fungsi
pertahanan), dan, akhirnya, (d) biaya pertahanan (lihat Greenson, 1967, Gambar
6.4). Tujuan keseluruhan adalah untuk membantu pasien untuk merefleksikan
25
perilaku dan perasaan yang menimbulkan, mengabadikan atau memperburuk inti,
pola interpersonal yang menyakitkan yang diidentifikasi oleh IPAF.
Fase Akhir
26
memberikan cara yang membantu untuk menandai awal fase akhir dan
memberikan fokus nyata untuk evaluasi bersama terapi. Dalam terapi singkat, di
mana kecepatan dan kecepatan belajar pasien pasti lebih cepat daripada terapi
psikodinamik jangka panjang, ruang lingkup untuk mengkonsolidasikan
keuntungan juga lebih terbatas. Surat tersebut memberikan catatan pekerjaan
terapeutik yang dapat dirujuk oleh pasien dan dipertimbangkan kembali setelah
terapi selesai.
Bagi banyak pasien, seperti diakui Ryle (2004), surat itu juga penting
karena memiliki kualitas keabadian (Hamill, Reid, dan Reynolds, 2008). Surat itu
mungkin memiliki nilai simbolis di mana narasi pasien sendiri dicirikan oleh
ketidakkekalan keterikatannya. Dengan demikian, surat itu dapat dikatakan
memberikan semacam kepastian pada titik pemisahan—semacam objek transisi
yang dapat berkontribusi pada internalisasi sosok keterikatan yang ramah. Ini
memberi pasien sesuatu untuk diambil sebagai kenang-kenangan dari pekerjaan
dan untuk mengingatkan dia tentang pemahaman yang diperoleh jika dia
mengalami masa-masa sulit kemudian, atau hanya merindukan hubungan dengan
terapis.
Tentu saja, surat-surat seperti itu mungkin mengabaikan rasa sakit karena
perpisahan. Meskipun kemungkinan ini perlu diingat dan diambil dalam
transferensi dengan pasien jika sesuai, dalam pengalaman kami, jika pengalaman
afektif pasien tentang akhir dibahas secara langsung, surat itu membantu dalam
bekerja melalui pemisahan daripada menghindarinya.
Selain itu, pengalaman klinis di banyak kasus DIT adalah bahwa huruf-
huruf ini memprovokasi pengaruh yang kuat, terkadang intensifikasi rasa
kehilangan, dan sering dialami oleh pasien sebagai dukungan dan tantangan dalam
ukuran yang sama. Surat itu dengan tepat memfokuskan mereka pada penilaian
terapi yang realistis, apa yang telah mereka peroleh, tetapi juga pada apa yang
tidak mungkin dicapai; yaitu, mereka tidak menghindari kenyataan kekecewaan.
27
Bagi terapis juga, tindakan menulis surat bisa menjadi kuat, menggugah
pikiran, dan menantang, memperjelas bagi terapis, juga, apa yang telah dipahami,
apa yang tidak dapat dicapai, dan bagaimana mendukung pasien dalam
melanjutkan. untuk memahami dirinya sendiri. Disiplin merenungkan pekerjaan
untuk sampai pada penjelasan singkat, namun efektif bermakna dan kuat, terapi
dan dampaknya pada pasien kadang-kadang dapat mengingatkan terapis untuk
countertransference pengalaman bahwa ia kemudian dapat mengambil kembali ke
terapi dan mengeksplorasi dengan pasien.
Fase keterlibatan/penilaian (sesi 1 – 4), fase tengah (sesi 5– 12) dan fase
akhir (sesi 13– 16), masing-masing dengan strategi khasnya sendiri. Tugas utama
dari fase awal, yang mengatur dorongan terapeutik DIT, kemudian mengikuti,
yaitu mengidentifikasi secara khas satu pola interpersonal bawah sadar yang
dominan dan berulang yang bermakna berhubungan dengan pemeliharaan gejala
depresi.
28
Langkah-Langkah dalam Proses Konseling DIT
1. Pertama, mengacu pada fokus pada apa yang dirasakan pasien saat ini
dalam sesi tersebut. Ini membutuhkan pelacakan yang cermat dari keadaan
emosional pasien selama sesi, sehingga dapat mengkomunikasikan
pemahaman tentang hal ini kepada pasien untuk membantunya mengenali
perasaannya sebagai miliknya, membedakan perasaan dari tindakan, dan
memungkinkan diskusi tentang hubungan antara perasaan. dan tindakan,
yang memfasilitasi pemahaman diri dan kesadaran motivasi yang
dikaitkan dengan orang lain (misalnya ketika saya merasa cemas saya
ingin menghindari bersama Anda – melewatkan sesi minggu lalu- karena
saya pikir Anda menganggap saya membosankan dan putus asa).
2. Kedua, mengacu pada fokus utama pada eksplorasi kesulitan saat ini
dalam kehidupan pasien daripada mencoba untuk membangun hubungan
dengan asal-usul masa kanak-kanak kesulitan ini.Dengan cara ini pasien
dapat dibantu untuk merasa bahwa dia sedang mengerjakan
kesulitankesulitan yang hidup dan terkini dan di mana dia dapat
mempengaruhi suatu tingkat perubahan.
3. Ketiga, dan terkait dengan poin di atas, mengacu pada penggunaan aktif
hubungan terapis pasien untuk membantu pasien mengeksplorasi IPAF
dalam kedekatan hubungan transferensi.
29
konflik bawah sadar; melainkan tujuannya terutama untuk menggunakan
laporan pasien tentang pengalaman interpersonalnya sebagai cara untuk
membantunya mengembangkan kapasitasnya sendiri untuk berpikir dan
merasakan pengalamannya. Fokus ini mendasar untuk DIT dan
menginformasikan teknik sejauh bantuan intervensi terapis (misalnya
interpretasi transferensi) dievaluasi terhadap kriteria apakah mereka
membantu untuk merangsang kapasitas pasien untuk merefleksikan
pengalaman subjektif mereka sendiri dalam kaitannya dengan orang lain,
dalam konteks hubungan interpersonal yang bermasalah.
Terapis DIT sangat tertarik untuk membuat eksplisit apa yang telah efektif
menjadi procedural sehingga pasien kemudian lebih mampu mempengaruhi
perubahan dalam cara dia mengelola hubungannya. Oleh karena itu, bekerja
melalui IPAF melibatkan peningkatan kesadaran pasien tentang bagaimana
perilakunya didorong oleh kondisi mental. Tujuannya adalah untuk meninjau
sebanyak mungkin pengalaman terkait IPAF pada saat ini – apa yang dirasakan
pasien saat ini. Pengalaman fenomenal pasien dieksplorasi dalam ranah relasional,
bukan hanya intrapersonal.
30
juga menggunakan teknik direktif secara bijaksana untuk mendukung perubahan
dalam kerangka waktu yang singkat.”
Tidak ada terapi yang dapat terjadi tanpa beberapa teknik yang
mendukung: dukungan dan empati adalah komponen penting dari semua terapi
dan keterampilan terapeutik dari mendengarkan reflektif dan empati yang akurat
merupakan aspek mendasar dari DIT. Ini tidak berarti bahwa terapis setuju dengan
semua yang dikatakan pasien. Konfrontasi atau tantangan adalah aspek yang sama
pentingnya dari DIT.
Karena DIT digunakan dengan pasien yang depresinya berkisar dari ringan
sampai berat, dan kadang-kadang mungkin komorbid dengan gangguan Aksis II,
terapis perlu mentitrasi tingkat intervensi suportif yang ditawarkan kepada pasien
tertentu. Pasien yang kurang terganggu, dengan tingkat fungsi interpersonal pra-
morbid yang lebih tinggi, lebih mungkin untuk menggunakan teknik ekspresif
yang lebih besar tanpa memerlukan intervensi yang lebih mendukung untuk
memperkuat pertahanan dan mendukung fungsi sehari-harinya. Oleh karena itu,
kemampuan untuk menerapkan model secara fleksibel dan untuk
menyeimbangkan teknik suportif dan ekspresif sangat penting.
Teknik ekspresif yang digunakan dalam DIT akan akrab bagi semua orang
yang terlatih secara analitisklinisi: klarifikasi, konfrontasi dan interpretasi.
Penekanan khusus ditempatkan pada mengidentifikasi dan membantu pasien
untuk merefleksikan perasaan yang tidak diungkapkan. Seperti semua pendekatan
analitik, terapis mempertimbangkan kemungkinan makna dari reaksi
emosionalnya sendiri kepada pasien sebagai dasar untuk memfasilitasi eksplorasi
ini.
Seperti halnya dalam terapi analitik apa pun, terapis akan menggunakan
keheningan secara bijaksana sehingga memungkinkan munculnya aliran asosiasi
dan komunikasi pasien yang tidak terputus. Namun, mengingat singkatnya
perawatan, terapis DIT jauh lebih aktif daripada ketika mempraktikkan terapi
31
analitik jangka panjang, dipandu oleh fokus DIT untuk membantu pasien secara
aktif mulai mengatasi kesulitannya dalam jangka waktu singkat terapi.
32
terutama diaplikasikan pada orang yang kehilangan makna dalam
hidupnya,mengalami kesulitan dalam membangun atau mempertahankan
hubungan dirinya dengan orang disekitar.
33
'Saya tidak bisa tidur dan berkonsentrasi' terapis DIT membingkai ulang gejala
depresi sebagai manifestasi dari gangguan relasional, yang pasien tidak dapat
mengerti, atau mengerti dengan cara maladaptif, menghubungkan dirinya sendiri
dan orang lain. motivasi yang tidak mungkin atau tidak membantu. Setelah
pasien dibantu untuk membuat beberapa perubahan dalam cara dia menghadapi
kesulitan hubungannya, gejala depresi biasanya berkurang.
Ada banyak ciri depresi yang menunjukkan bahwa pendekatan
berorientasi dinamis yang berfokus pada masalah interpersonal mungkin efektif
dalam mengatasi gejala depresi berat. Masalah interpersonal ditandai dalam
depresi berat dan terbukti bahkan dalam depresi ringan atau sedang (Luyten,
Corveleyn, & Blatt, 2005), didorong tidak hanya oleh potensi suasana hati yang
tertekan untuk mendapatkan tanggapan negatif dari orang lain, tetapi juga oleh
mereka yang cenderung depresi. untuk memilih dan menghasilkan skenario
interpersonal dengan kecenderungan untuk membangkitkan kesusahan, seperti
interaksi konflik yang mengarah ke pengucilan dan penolakan sosial (Kiesler,
1983; Lewinsohn, Mischel, Chaplin, & Barton, 1980).
Karya terbaru peneliti psikoanalitik Sidney Blatt dan Patrick Luyten
menunjukkan bahwa tidak hanya kerentanan terhadap depresi yang terkait
dengan generasi stres interpersonal yang tidak disadari, tetapi faktor
interpersonal menjelaskan banyak data terkini tentang hasil perawatan depresi
(SJ Blatt, Zuroff, Hawley, & Auerbach, In press; Luyten, Blatt, Van
Houdenhove, & Corveleyn, 2006). Ada kesepakatan yang meningkat di
lapangan bahwa aspek interpersonal depresi harus diberikan bobot yang
sebanding dengan dimensi intrapersonal yang biasanya disorot (Hammen,
2005).
Sementara literatur tentang pemrosesan informasi yang terdistorsi dalam
depresi sebagian besar berbicara tentang distorsi kognisi sadar pada individu
yang depresi (Beck, Rush, Shaw, & Emery, 1979; Kyte & Goodyer, 2008)
beberapa konsep dalam literatur ini, seperti dominasi orang yang putus asa ,
gaya atribusi tak berdaya (Abramson, Seligman, & Teasdale, 1978)
menggemakan tulisan psikoanalitik klasik yang menghubungkan pengamatan
34
ini dengan proses proyektif dan introjektif yang tidak disadari (Engel &
Schmale, 1967).
DIT memiliki fokus ganda pada masalah interpersonal dan afektif. Isu-isu
afektif dari pusat relevansi terbesar pada perhatian terkait keterikatan. Individu
dengan keterikatan tidak aman lebih cenderung memiliki episode depresi yang
lebih sering, gejala sisa, menggunakan lebih banyak farmakoterapi dan
mengalami gangguan dalam fungsi sosial mereka (Conradi & de Jonge, 2009).
35
menghindar, masing- masing (Blatt & Luyten, 2009).
36
kekuatan konkret yang tidak sesuai dengan diberikan status yang sama dengan
realitas fisik. Dengan tidak adanya kapasitas untuk merenungkan pengalaman,
mempertanyakan diri sendiri berubah menjadi serangan penganiayaan yang tak
terpecahkan dan tak berkesudahan terhadap representasi diri.
37
(DIT) was recently developed as a specific depression-focused intervention that
could be implemented within the context of a public health care system [9]. This
16-session manualized treatment is currently recommended as one of the
psychotherapeutic approaches provided through the Improving Access to
Psychological Therapies initiative in the UK [10, 11]. The development of DIT
was influenced by object relations theory, theories of mentalization, attachment
theory, and interpersonal theory, as well as clinical observation that the
relationships of depressed patients are usually fraught with difficulties [11]. DIT
conceptualizes depression as a response to perceived threats to attachments
(loss/separation) and impaired mentalization function . The goals of treatment
are to help patients understand the link between depressive symptoms and
relational difficulties through identifying core, unconscious, recurring patterns
of relating with others, to facilitate the capacity for self-reflection and
understanding interpersonal behavior in terms of mental states, and to
encourage new and adaptive ways of responding to challenges in interpersonal
relationships.In another uncontrolled trial of DIT conducted in a primary care
psychological Wang et al. Trials (2020) 21:673 Page 2 of 9 service, 75% of
patients reported a reduction in self report measures of depression and anxiety.
However, when using a reliable change index, which determines if the magnitude
of change for a given participant is attributable to treatment and not due to
chance, improvement was reduced to 42% for anxiety and 25% for depression
[13]. In a more recent randomized controlled study, DIT was found to be
comparable to CBT and superior to a control intervention in reducing depressive
symptoms, with treatment gains maintained at the 12-month follow-up ”
38
interpersonal, serta pengamatan klinis bahwa hubungan pasien depresi biasanya
penuh dengan kesulitan. DIT mengkonseptualisasikan depresi sebagai respons
terhadap ancaman yang dirasakan terhadap keterikatan (kehilangan/pemisahan)
dan gangguan fungsi mentalisasi.
Dalam uji coba lain yang tidak terkontrol dari DIT yang dilakukan dalam
perawatan psikologis primer layanan, 75% pasien melaporkan pengurangan
ukuran laporan diri dari depresi dan kecemasan. Namun, ketika menggunakan
indeks perubahan yang dapat diandalkan, yang menentukan apakah besarnya
perubahan untuk peserta tertentu disebabkan oleh pengobatan dan bukan karena
kebetulan, peningkatan berkurang menjadi 42% untuk kecemasan dan 25% untuk
depresi. Dalam studi terkontrol acak yang lebih baru, DIT ditemukan sebanding
dengan CBT dan lebih unggul dari intervensi kontrol dalam mengurangi gejala
depresi, dengan keuntungan pengobatan dipertahankan pada follow-up 12
bulan.”
39
9.Kasus yang tidak dapat ditangani menggunakan DIT
Sejumlah faktor memandu keputusan kami apakah seseoran cocok untuk DIT
atau tidak. Tingkat gangguan adalah salah satunya, meskipun kami mencoba
model dengan beberapa pasien yang lebih terganggu dan mereka dapat
menggunakan bantuan yang ditawarkan dan mengelola akhir. Salah satu faktor
penentu utama adalah apakah kami pikir pasien akan mampu mengelola akhir
yang, karena sifat singkat dari pekerjaan, diperkenalkan setelah hanya beberapa
sesi.
Seperti yang tertulis pada Jurnal “Dynamic Interpersonal Therapy (DIT):
Providing a focus for time-limited psychodynamic work in the National Health
Service” bahwa
“We also found that it was advisable not to pursue DIT work with patients
who are struggling with some of the following difficulties: current high levels of
instability (homelessness, severe current substance abuse); evidence of a
significant difficulty in using help; an attachment history with multiple
separations and losses and indications of a severe personality disorder. Patients
with these difficulties were offered more supportive work (e.g. IPT or CBT) or
referred on for longer-term psychotherapy. Several patients were referred on to
NHS or private psychotherapy after their DIT sessions, and rather than this
being a sign of the weakness of the model, we understood it to be a sign of its
efficacy in engaging some patients in taking their difficulties in relating
seriously enough to recognize their need for a substantial amount of further
help.”
Yang artinya “Kami juga menemukan bahwa disarankan untuk tidak
melanjutkan pekerjaan DIT dengan pasien yang berjuang dengan beberapa
kesulitan berikut: tingkat ketidakstabilan yang tinggi saat ini (tunawisma,
penyalahgunaan zat yang parah saat ini); bukti kesulitan yang signifikan dalam
menggunakan bantuan; riwayat keterikatan dengan banyak perpisahan dan
kehilangan dan indikasi gangguan kepribadian yang parah. Pasien dengan
kesulitan ini ditawari pekerjaan yang lebih mendukung (misalnya IPT atau CBT)
40
atau dirujuk untuk psikoterapi jangka panjang. Beberapa pasien dirujuk ke NHS
atau psikoterapi swasta setelah sesi DIT mereka, dan alih-alih ini menjadi tanda
kelemahan model, kami memahaminya sebagai tanda kemanjurannya dalam
melibatkan beberapa pasien dalam mengatasi kesulitan mereka dalam
berhubungan secara serius. cukup untuk mengenali kebutuhan mereka akan
sejumlah besar bantuan lebih lanjut.”
Terapis berusaha untuk mengadopsi sikap 'tidak tahu' tapi penasaran yang
memprioritaskan eksplorasi bersama dari keadaan mental pasien yang
berhubungan dengan proses interpersonal yang diidentifikasi yang telah disepakati
sebagai fokus terapi. Penafsiran materi bawah sadar yang dalam umumnya
dihindari demi memfasilitasi dan mendukung kapasitas pasien sendiri untuk
mundur dari pengalaman langsungnya sendiri agar dapat merenungkannya.
Meskipun sikap dasar adalah sikap psikoanalitik, berakar pada minat pada
komunikasi bawah sadar pasien, dan dalam memanfaatkan transferensi,
41
singkatnya perawatan membutuhkan lebih banyak aktivitas di pihak terapis. Hal
ini terutama terjadi pada awal terapi karena tujuannya adalah untuk melibatkan
pasien dengan cepat dan untuk secara aktif mendukung perubahan dalam beberapa
sesi pertama.
Terapis sebagai titik aman aspek ,terapis digambarkan sebagai orang luar
dan sebagai teman dekat.Seseorang yang membuat mereka merasa aman.
Terapis menjadi sumber dukungan yang penting dan terapi menjadi tempat
yang aman selama proses konseling.
11.Kelebihan DIT
Terapi interpersonal dinamis (DIT) adalah protocol terapi individu 16 sei
sederhana untuk gangguan mood. Protocol mengacu pada karya kelompok
referensi ahli pada kompetensi klinis, yang mengidentifikasi komponen kunci dari
terapi psikoanalitik/psikodinamik manual.
DIT adalah protokol yang relatif baru, berdasarkan model dengan beberapa bukti
penelitian tetapi tidak, itu sendiri, diteliti sampai baru-baru ini. Kami telah
berhasil menguji coba protokol dalam konteks perawatan primer dengan pasien
depresi yang dirujuk secara berurutan yang ditawari 16 sesi DIT, sebagai dasar
untuk merencanakan RCT skala besar. Dalam uji coba, DIT dikaitkan dengan
penurunan yang signifikan dalam gejala yang dilaporkan pada semua kecuali satu
kasus, hingga di bawah tingkat klinis pada 70% pasien. (Lemma, Target, dan
Fonagy, 2011a).
Studi pendahuluan ini juga menunjukkan bahwa model ini mudah dipahami dalam
pelatihan tiga hari dan diterapkan oleh dokter yang belum menjalani pelatihan
psikoanalitik penuh, tetapi berpengalaman dalam menawarkan terapi
psikodinamik sekali seminggu di NHS. Umpan balik dari terapis dan pasien yang
42
terlibat dalam studi percontohan berkontribusi pada penyempurnaan lebih lanjut
dari protokol dan pelatihan: pelatihan empat hari, diikuti dengan pengawasan
mingguan dua kasus video atau rekaman audio. Modul pelatihan ini terlihat
menjanjikan dalam potensinya untuk membantu dokter yang berorientasi dinamis
untuk mencapai hasil yang baik jika mereka mengikuti lima langkah strategis
yang relatif sederhana selama keterlibatan terapeutik singkat:
(b) bekerja dengan pasien secara kolaboratif untuk menciptakan gambaran yang
semakin mentalistik tentang masalah antarpribadi yang diangkat oleh masalah
tersebut;
(e) menjelang akhir pengobatan, berikan kepada pasien ringkasan tertulis dari
pandangan yang dibuat secara kolaboratif dari orang tersebut dan area konflik
bawah sadar yang dipilih, untuk dia pegang, untuk mengurangi risiko
kekambuhan (dikenal sebagai sangat mungkin dalam depresi klinis).
43
12.Kekurangan DIT
Kelemahan potensial dari pendekatan ini termasuk kemungkinan bahwa pasien
mungkin tidak siap untuk mengubah pola interaksi mereka dan bahwa terapi
mungkin memerlukan waktu dan usaha yang signifikan. Selain itu, DIT mungkin
tidak sesuai untuk semua masalah kesehatan mental.
Berbicara dan memikirkan masalah emosional bisa jadi sulit. Untuk alasan
ini beberapa orang bisa merasa jauh lebih buruk sebelum mereka merasa lebih
baik. Model terapi ini tidak bisa cocok dengan semua permasalahan, hanya orang
tertentu yang bisa diselesaikan dengan metode terapi ini.
44
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
DIT, atau terapi interpersonal dinamis, adalah terapi psikodinamik
terbatas waktu yang dirancang untuk membantu orang mengelola masalah
hubungan dan emosional, khususnya depresi dan kecemasan. Terapis akan
memberikan bentuk terapi berusaha untuk mengidentifikasi pola perilaku
yang sering berasal dari pengalaman anak usia dini. Dengan melakukan
itu, terapis dapat membantu pasien mereka memahami hubungan antara
apa yang mereka rasakan, dan bagaimana hal ini memengaruhi hubungan
mereka saat ini.
45
B. Saran
Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
mungkin masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu adapun nantinya penulis berharap akan berusaha melakukan perbaikan susunan
makalah mata kuliah Analisis Pengubahan Tingkah Laku (APTL) dengan tema
Expressive Writting Therapy ini dengan menggunakan pedoman dari beberapa
sumber dan kritik yang bisa membangun dari dosen pengampu mata kuliah
Analisis Pengubahan Tingkah Laku (APTL) Ibu Sri Adi N,S,Psi, .MM, dan para
pembaca khususnya Rekan-rekan mahasiswa FKIP BK UPS semester 5 kelas B
supaya makalah ini bisa lebih layak dibaca dan dipakai teorinya saat dipraktikan
nantinya
46
DAFTAR PUSTAKA
- https://www.somersetft.nhs.uk/somerset-talkingtherapies/?treatment=dynamic-
interpersonal-therapy-dit
- https://www.harleytherapy.co.uk/counselling/dynamic-interpersonal-
therapy.htm
- Wang, Lanlan, et al. "Efficacy of brief dynamic interpersonal therapy in
patients with major depressive disorder: a prospective, multicenter randomized
controlled trial protocol." Trials 21.1 (2020): 1-9.
- https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Efficacy+of+brief+dynamic+interpersonal+therapy
+in+patients+with+major+depressive+disorder%3A+a+prospective
%2C+multicenter+randomized+controlled+trial+protocol&btnG=#d=gs_cit&t
=1666942918253&u=%2Fscholar%3Fq%3Dinfo%3AaSEdDK_tot4J
%3Ascholar.google.com%2F%26output%3Dcite%26scirp%3D0%26hl%3Did
- WANG, Lanlan, et al. Efficacy of brief dynamic interpersonal therapy in
patients with major depressive disorder: a prospective, multicenter randomized
controlled trial protocol. Trials, 2020, 21.1: 1-9.
- Wang, L., Wang, Q., Jiang, W., Luo, J., Tong, J., Li, X., ... & Qiu, J. (2020).
Efficacy of brief dynamic interpersonal therapy in patients with major
depressive disorder: a prospective, multicenter randomized controlled trial
protocol. Trials, 21(1), 1-9.
- Wang, Lanlan, et al. "Efficacy of brief dynamic interpersonal therapy in
patients with major depressive disorder: a prospective, multicenter randomized
controlled trial protocol." Trials 21.1 (2020): 1-9.
- Chen, C. K., Ingenito, C. P., Kehn, M. M., Nehrig, N., & Abraham, K. S.
(2019). Implementing brief dynamic interpersonal therapy (DIT) in a VA
medical center. Journal of Mental Health, 28(6), 613-620.
- https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Implementing+brief+Dynamic+Interpersonal+Thera
py+%28DIT
%29+in+a+VA+Medical+Center&btnG=#d=gs_cit&t=1666944207200&u=
47
%2Fscholar%3Fq%3Dinfo%3Anj8oIMzOj9kJ%3Ascholar.google.com%2F
%26output%3Dcite%26scirp%3D0%26hl%3Did
- Chen, Cory K., et al. "Implementing brief dynamic interpersonal therapy (DIT)
in a VA medical center." Journal of Mental Health 28.6 (2019): 613-620.
- Chen, C. K., Ingenito, C. P., Kehn, M. M., Nehrig, N., & Abraham, K. S.
(2019). Implementing brief dynamic interpersonal therapy (DIT) in a VA
medical center. Journal of Mental Health, 28(6), 613-620.
- CHEN, Cory K., et al. Implementing brief dynamic interpersonal therapy (DIT)
in a VA medical center. Journal of Mental Health, 2019, 28.6: 613-620.
- Inquiry, P. (1982). A Topical Journal for Mental Health Professionals. New
York.
- https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Psychoanalytic+Inquiry
%3A+A+Topical+Journal+for+Mental+Health+Professionals&btnG=
- Lemma, A., Target, M., & Fonagy, P. (2010). The development of a brief
psychodynamic protocol for depression: Dynamic Interpersonal Therapy
(DIT). Psychoanalytic Psychotherapy,, 24(4), 329-346.
- https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=The+Development+of+a+Brief+Psychodynamic+In
tervention+%28Dynamic+Interpersonal+Therapy
%29+and+Its+Application+to+Depression
%3A+A+Pilot+Study+March+2011Psychiatry+Interpersonal+
%26+Biological+Processes+74%281%29%3A41-8+DOI
%3A10.1521%2Fpsyc.2011.74.1.41+SourcePubMed+Authors
%3A+Alessandra+Lemma+University+of+Essex+Mary+Target+University+C
ollege+London+Peter+Fonagy+University+College+London&btnG=#d=gs_cit
&t=1666948832688&u=%2Fscholar%3Fq%3Dinfo%3AZqNeo3Lc_jUJ
%3Ascholar.google.com%2F%26output%3Dcite%26scirp%3D0%26hl%3Did
- https://www.talkingchange.nhs.uk/dynamic-interpersonal-therapy-
dit#:~:text=Dynamic%20Interpersonal%20Therapy%20(DIT)%20explores,and
%20behave%20in%20the%20present.
48
- https://www.harleytherapy.co.uk/counselling/dynamic-interpersonal-
therapy.htm
- https://www.somersetft.nhs.uk/somerset-talking-therapies/?
treatment=dynamic-interpersonal-therapy-dit
- https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Dynamic+interpersonal+therapy+in+an+NHS+tertia
ry+level+specialist+psychotherapy+service&btnG=#d=gs_cit&t=16670514410
65&u=%2Fscholar%3Fq%3Dinfo%3A-MpjWeECYcQJ
%3Ascholar.google.com%2F%26output%3Dcite%26scirp%3D0%26hl%3Did
-
49
Lampiran
50
51
52
53
54
55