Anda di halaman 1dari 55

KELOMPOK 3

DYNAMIC INTERPERSONAL THERAPY (DIT)


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah APTL
Dosen Pengampu : Sri Adi N,S.Psi, .MM
Disusun Oleh :
1. Ahmad Yazid Purnomo (11206000
2. Muhammad Nursandi Pramarta (11206000
3. Nur Azizah (11206000
4. Tisya Nailin Amali (1120600047)

Semester/Kelas : 5/B
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2022/2023

1
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI............................................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
BAB 1......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A.Latar Belakang..................................................................................................4
B.Rumusan Masalah.............................................................................................5
C.Tujuan...............................................................................................................5
BAB 2......................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................7
1.Sejarah dan Biografi singkat Dynamic Interpersonal Therapy.........................7
2.Pengertian Dynamic Interpersonal Therapy (DIT)...........................................9
3.Konsep Dasar Dynamic Interpersonal Therapy..............................................11
4.Tujuan Dynamic Interpersonal Therapy..........................................................15
5.Karakteristik Dynamic Interpersonal Therapy................................................17
6.Tahapan Dynamic Interpersonal Therapy.......................................................20
7.Teknik Dynamic Interpersonal Therapy..........................................................30
8.Kasus yang dapat ditangani menggunakan Dynamic Interpersonal Therapy. 32
9.Kasus yang tidak dapat ditangani menggunakan DIT.....................................39
10. Peran Terapis dalam DIT.............................................................................40
11.Kelebihan DIT...............................................................................................41
12.Kekurangan DIT............................................................................................42
BAB 3....................................................................................................................43
PENUTUP..............................................................................................................43
A. Kesimpulan.................................................................................................43
B. Saran............................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................45

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Penulisan makalah ini yang berjudul “Dynamic Interpersonal
Therapy”. Merupakan salah satu tugas terstruktur mata kuliah Analisis
Pengubahan Tingkah Laku (APTL) pada Jurusan Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pancasakti Tegal.

Kami menyadari bahwa dalam penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan, arahan dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Sri Adi
N,S.Psi, MM selaku dosen mata kuliah Analisis Pengubahan Tingkah Laku
(APTL) yang mengarahkan penulisan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam
makalah ini masih terdapat kekeliruan, kekurangan dan kesalahan. Untuk itu kami
menerima kritik, saran dan petunjuk yang bersifat membangun. Semoga makalah
ini berguna bagi penulis, dosen, mahasiswa lain dan para pembaca pada
umumnya.

3
BAB 1

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Setiap individu memiliki insting dasar untuk membangun hubungan,
karena manusia dianggap sebagai mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.
Hubungan interpersonal merupakan koneksi yang memiliki tujuan yang bermakna
pada suatu waktu atau periode tertentu, yaitu secara singkat maupun lama. Salah
satu bentuk hubungan interpersonal adalah hubungan terhadap keluarga maupun
relasi. Hubungan interpersonal merupakan interaksi dengan orang lain, atau
significant others yang mempengaruhi perasaan-perasaan yang dimiliki seseorang,
seperti perasaan aman, pengenalan akan diri sendiri serta motivasi untuk
seseorang berprilaku (Birtchnell, 1997).

Sullivan, (1996) mengatakan didalam sebuah hubungan, terjadi suatu


keadaan dimana terdapat perpindahan “energy” antara satu dengan yang lainnya
yang membuat seseorang merasa terpuaskan dengan hubungannya dengan orang
lain atau sebaliknya, terjadi suatu ketegangan didalam suatu hubungan. Salah satu
bentuk hubungan interpersonal merupakan hubungan interpersonal dengan
keluarga, yaitu orang tua dan anak maupun sesama saudara. Hubungan antara
orang tua dan anak merupakan hubungan dengan lekat status yang tidak pernah
terputus.. Hubungan antara orang tua dan anak merupakan pusat dari
perkembangan psikologis baik bagi anak maupun kesejahteraan orang tua
(Stafford et al., 2016). Selain berpengaruh terhadap perkembangan psikologis,
pada hubungan antara orang tua dan anak terdapat proses saling mengerti secara
emosional, sehingga pada hubungan orang tua dan anak, anak akan belajar tentang
emosi dimulai dari pengenalan pola asuh yang positif maupun negatif akan
membentuk pandangan akan emosi pada anak (Dykas & Siskind, 2020)).

Hubungan interpersonal yang baik mengarahkan individu kepada


kepuasan didalam hidup, namun ketika didalam hubungan interpersonal yang
kurang baik dapat memicu banyak permasalahan, mulai dari stress hingga depresi

4
(Agnew & South, 2018). Menurut World Health Organization, (2016) kondisi
interpersonal yang kurang baik memicu banyak permasalahan dalam keadaan
mental seseorang salah satunya depresi, namun permasalahan mental seseorang
tidak selalu dibatasi hanya dengan depresi melainkan banyak hal salah satunya
stress. Terdapat beberapa contoh hubungan interpersonal antara lain adalah
pertemanan, romantic(pasangan), kerja, serta keluarga.

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah dan biografi singkat Dynamic Interpersonal Therapy ?


2. Apa pengertian Dynamic Interpersonal Therapy ?
3. Bagaimana Konsep Dasar Dynamic Interpersonal Therapy ?
4. Apa saja Tujuan Dynamic Interpersonal Therapy ?
5. Apa saja Karakteristik Dynamic Interpersonal Therapy ?
6. Bagaimana Tahapan Dynamic Interpersonal Therapy ?
7. Apa saja Teknik dalam DIT ?
8. Kasus Apa yang dapat ditangani menggunakan DIT ?
9. Kasus Apa yang tidak dapat ditangani menggunakan DIT ?
10. Bagaimana peran Terapis dalam DIT ?
11. Apa saja Kelebihan DIT ?
12. Apa saja Kekurangan DIT ?

C.Tujuan

1. Untuk mengetahui Sejarah dan Biografi singkat Dynamic Interpersonal


Therapy
2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Dynamic Interpersonal
Therapy
3. Untuk mengetahui konsep dasar Dynamic Interpersonal Therapy
4. Untuk mengetahui Tujuan Dynamic Interpersonal Therapy
5. Untuk mengetahui Karakteristik Dynamic Interpersonal Therapy

5
6. Untuk megetahui dan memahami Tahapan dalam Dynamic Interpersonal
Therapy
7. Untuk mengetahui Teknik DIT
8. Untuk mengetahui dan memahami kasus yang dapat ditangani
menggunakan DIT
9. Untuk mengetahui dan memahami kasus yang tidak dapat ditangani
menggunakan DIT
10. Untuk mengetahui peran terapis dalam DIT
11. Untuk mengetahui kelebihan DIT
12. Untuk mengetahui kekurangan DIT

6
BAB 2

PEMBAHASAN

1.Sejarah dan Biografi singkat Dynamic Interpersonal Therapy


DIT dikembangkan oleh Alessandra Lemma, dan merupakan adaptasi dari
kerangka kompetensi untuk psikoterapi psikoanalitik/psikodinamik. Kerangka
kerja ini tersedia di situs web ini, di mana rincian lengkap tentang kepengarangan
dan pengembangannya dapat ditemukan.

Profesor Alessandra Lemma BSc., MA, MPhil, MSt, D. Clin Psych., Dip.
Psikolog Konseling  adalah Psikolog Klinis dan Konseling Chartered, Psikoanalis
dan Anggota dari British Psychoanalytical Society.Dia telah bekerja di NHS dan
sektor layanan kesehatan mental lainnya selama lebih dari 35 tahun yang
mengkhususkan diri dalam perawatan orang dewasa dan remaja dengan masalah
kesehatan mental ringan hingga berat.

Dia sekarang menjadi Konsultan di Anna Freud National Center for


Children and Families dan bekerja dalam praktik pribadi di Queen Anne Street
Practice dan Regent's Park/Primrose Hill Practice yang bekerja dengan remaja dan
orang dewasa.Hingga 2016 ia bekerja di Tavistock dan Portman NHS Foundation
Trust di mana ia berada di berbagai titik Kepala Psikologi, Direktur Unit
Pengembangan Terapi Psikologi dan Profesor Terapi Psikologi (bersama dengan
Universitas Essex). Dia juga bekerja sebagai Konsultan Psikoterapis Dewasa di
Klinik Portman di mana dia mengkhususkan diri dalam bekerja dengan individu
transgender.

Dia adalah Anggota dari British Psychoanalytical Society dan Profesor


Tamu, Unit Psikoanalisis, University College London. Di masa lalu dia telah
bekerja sebagai Tutor Klinis di Doktor UCL dalam Psikologi Klinis dan di MSc

7
UCL dalam Studi Psikoanalitik di mana dia menjadi Tutor Kursus antara 2003-
2005.

Pelatihan dan pengalamannya dalam berbagai modalitas terapeutik


mendukung pendekatannya untuk menilai kesesuaian untuk intervensi psikologis.
Selain pelatihannya dalam intervensi psikoanalitik jangka panjang, dia juga
seorang pelatih berpengalaman, supervisor dan terapis dalam berbagai intervensi
psikologis singkat berbasis bukti seperti Interpersonal Psychotherapy (IPT), salah
satu terapi yang disetujui NICE untuk pengobatan depresi, dan Dynamic
Interpersonal Therapy (DIT). Dia adalah supervisor dan pelatih di Interpersonal
Psychotherapy (IPT). Bersama Profesor Peter Fonagy dan Mary Target, dia
memimpin pengembangan protokol baru untuk intervensi psikodinamik singkat
untuk gangguan mood, Dynamic Interpersonal Therapy (DIT) yang sekarang
ditawarkan di NHS di Inggris dan di beberapa negara lain (http://www.dit.org ).

Hingga 2020 dia adalah  Editor Umum dari Perpustakaan Baru Seri Buku
Psikoanalisis . Antara 2008 dan 2011 dia adalah Pemimpin Redaksi Jurnal 
Psikoanalitik Psikoterapi: Aplikasi, Teori dan Penelitian . Antara 2011-2018 dia
adalah salah satu Editor regional untuk International Journal of Psychoanalysis.

Dia mengajar secara ekstensif di Inggris dan internasional dan telah 


menerbitkan beberapa buku tentang psikoterapi dan psikoanalisis. Minat klinis
dan teoretisnya difokuskan pada gangguan citra tubuh (khususnya dismorfia tubuh
dan praktik modifikasi tubuh), identitas gender, trauma, dampak teknologi virtual,
perkembangan remaja, dan etika terapan.

Dia memiliki pengalaman klinis spesialis dalam pengobatan:

 Gangguan mood (depresi dan kecemasan)


 Gangguan citra tubuh (khususnya Gangguan Dismorfik Tubuh)
 Gangguan Makan
 Trauma
 Menyakiti diri sendiri
 Kecanduan media digital

8
 Masalah terkait identitas gender (transgender) dan hasrat seksual

Selain pekerjaan klinis langsung, ia memiliki latar belakang etika terapan


melalui studinya di Oxford Uehiro Center for Practical Ethics di Oxford
University. Dia memiliki minat dalam mendukung refleksi etis rasional dan dialog
tentang dilema dan kontroversi bioetika dan klinis. Dia menawarkan konsultasi
kepada dokter dan institusi tentang masalah etika.

2.Pengertian Dynamic Interpersonal Therapy (DIT)


DIT, atau terapi interpersonal dinamis, adalah terapi psikodinamik terbatas
waktu yang dirancang untuk membantu orang mengelola masalah hubungan dan
emosional, khususnya depresi dan kecemasan. Terapis akan memberikan bentuk
terapi berusaha untuk mengidentifikasi pola perilaku yang sering berasal dari
pengalaman anak usia dini. Dengan melakukan itu, terapis dapat membantu pasien
mereka memahami hubungan antara apa yang mereka rasakan, dan bagaimana hal
ini memengaruhi hubungan mereka saat ini.

Menurut Pareplechikova, Treat & Kazdin ,DIT adalah pendekatan


interpersonal, berfokus pada hubungan pasien,internal dan eksternal,yang
berhubungan dengan masalah dalam kehidupan pasien saat ini, sehingga
menimbulkan gejala depresi. Tidak seperti pendekatan interpersonal lainya, DIT
secara sistematis berfokus pada aktivasi ketidaksadaran saat ini, hubungan objek
yang secara bermakna terhubung dengan gejala depresi. Selain itu , DIT
mencakup pendekatan dinamis sejauh ini berkaitan dengan membantu pasien
memahami interaksi antara realitas eksternal dan internal,yang berkaitan dengan
pola relasional terbatas yang bermasalah. Dengan demikian, DIT membahas alam
bawah sadar pasien dari pengalaman.

Terapi interpersonal dinamis (DIT) adalah protokol terapi individu 16 sesi


sederhana untuk gangguan mood. Protokol mengacu pada karya Kelompok
Referensi Ahli pada kompetensi klinis, yang mengidentifikasi komponen kunci
dari terapi psikoanalitik/psikodinamik manual. DIT adalah protokol perawatan
semi-terstruktur yang mudah diperoleh. Ada rencana untuk meluncurkan DIT

9
secara nasional dalam program Peningkatan Akses ke Terapi Psikologis (IAPT)
untuk bekerja dengan pasien depresi. Oleh karena itu, pelatihan DIT didukung
oleh IAP.

DIT secara eksplisit dikembangkan dari kompetensi


psikoanalitik/psikodinamik (Lemma et al., 2008) yang memberikan dasar untuk
DIT diambil dari pendekatan psikoanalitik/psikodinamik yang memiliki bukti
paling kuat untuk kemanjuran, berdasarkan hasil uji coba terkontrol. Ini dirancang
khusus untuk mengatasi gejala depresi dan kecemasan

DIT adalah singkat (16 sesi), manual, intervensi psikodinamik terfokus


untuk depresi. Ini merumuskan gejala depresi sebagai tanggapan terhadap
kesulitan interpersonal yang menimbulkan ancaman terhadap sistem keterikatan
dan dengan demikian juga pada diri sendiri. DIT menggabungkan teori hubungan
objek, teori lampiran dan teori mentalisasi.

Seperti yang tertulis pada Jurnal berjudul “ Dynamic Interpersonal


Therapy (DIT): Providing a focus for time-limited psychodynamic work in the
National Health Service” bahwa“The DIT intervention is centred round a focused
interpersonal formulation (the Interpersonal Affective Focus or IPAF) which
combines a central representation of self in relation to an object representation
and linked by a particular affect. DIT works with the unconscious and utilizes the
transference as a central aspect of treatment. The focus during a DIT intervention
is on the patient’s mind in relation to self and others, rather than his or her
behaviour. DIT differs from a traditional psychodynamic psychotherapy approach
in being time limited and specifically focused. Furthermore, the therapist adopts a
fairly active stance, combining interpretations of unconscious content
(unconscious content which is accessible enough to a patient that they are able to
hear, absorb and use such an interpretation within a brief therapy), supportive
comments and sometimes directive interventions (such as suggesting that a
patient try something different between appointments). Although reference may be
made to historical events, DIT has a determined here-and-now focus.”

10
Yang artinya “Intervensi DIT berpusat pada formulasi interpersonal
terfokus (Interpersonal Affective Focus atau IPAF) yang menggabungkan
representasi sentral diri dalam kaitannya dengan representasi objek dan
dihubungkan oleh pengaruh tertentu. DIT bekerja dengan ketidaksadaran dan
menggunakan transferensi sebagai aspek utama pengobatan. Fokus selama
intervensi DIT adalah pada pikiran pasien dalam hubungannya dengan diri sendiri
dan orang lain, daripada perilakunya.

DIT berbeda dari pendekatan psikoterapi psikodinamik tradisional karena


waktu terbatas dan fokus secara khusus. Selanjutnya, terapis mengadopsi sikap
yang cukup aktif, menggabungkan interpretasi konten bawah sadar (konten bawah
sadar yang cukup dapat diakses oleh pasien sehingga mereka dapat mendengar,
menyerap, dan menggunakan interpretasi semacam itu dalam terapi singkat),
komentar yang mendukung, dan terkadang intervensi direktif. (seperti
menyarankan agar pasien mencoba sesuatu yang berbeda di antara janji temu).
Meskipun referensi dapat dibuat untuk peristiwa sejarah, DIT memiliki fokus di
sini dan sekarang.”

DIT dibagi menjadi tiga fase kerja yang berbeda (awal, tengah, akhir),
masing-masing dengan tujuan dan strategi yang ditentukan. Tahap awal berfokus
pada keterlibatan dan merumuskan fokus interpersonal. Fase tengah memiliki
tujuan untuk bekerja melalui area fokus interpersonal yang disepakati bersama
dalam kaitannya dengan kesulitan yang dihadapi pasien. Fase terakhir dari
intervensi DIT melibatkan memungkinkan pasien untuk mengeksplorasi konflik
yang berkaitan dengan kehilangan dan perpisahan, serta meninjau apa yang telah
dicapai dan merencanakan masa depan. Komponen penting dari fase akhir adalah
akhir surat terapi – ringkasan IPAF, kemajuan yang dicapai dan area yang
mungkin memerlukan pekerjaan lebih lanjut (detail lebih lanjut tentang DIT dapat
diperoleh dari manual DIT(Lemma et al)

11
3.Konsep Dasar Dynamic Interpersonal Therapy
Interpersonal terapi berdasarkan konsep bahwa distress interpersonal
memiliki keterkaitan dengan keadaan psikologis individu yang memiliki
permasalahan dengan lingkungan atau orang lain. (Klerman, et. Al 1984).

Teknik dan strategi inti yang mendukung DIT mencerminkan kerangka


kompetensi yang muncul dari tinjauan sistem manual yang digunakan dalam studi
hasil. DIT dengan demikian sengaja menggunakan metode yang diambil dari
seluruh papan terapi dinamis, dan karena itu kami mengharapkan mereka yang
telah terlibat dalam pengembangan model dinamis singkat lainnya untuk
menemukan banyak strategi dan teknik familier dalam DIT.

DIT adalah intervensi terbatas waktu (16 sesi) (Lemma, Target, & Fonagy,
sedang dicetak). Asumsi yang menginformasikan protokol ini serupa dengan yang
mendukung pendekatan berorientasi dinamis singkat lainnya:

a. bahwa perilaku ditentukan secara tidak sadar


b. bahwa pengaruh internal dan eksternal membentuk pikiran dan
perasaan dan oleh karena itu membentuk persepsi kita tentang diri
kita sendiri dalam hubungannya kapal dengan orang lain
c. bahwa strategi interpersonal orang dewasa dan cara berhubungan
yang dihasilkan oleh pengalaman masa kanakkanak, terutama
dalam keluarga
d. bahwa proses bawah sadar, termasuk pertahanan dan identifikasi
(projektif dan proses introjektif), mendukung pengalaman subjektif
dari hubungan
e. bahwa pemikiran tentang perilaku dan pengalaman emosi dalam
hal keadaan mental memiliki efek terapeutik yang signifikan, dan
f. bahwa terapi harus fokus pada hubungan pasien saat ini, termasuk
hubungan dengan terapis.

Seperti yang tertulis pada Jurnal “ Dynamic Interpersonal Therapy as experienced


by young adults” bahwa

12
“A basic assumption behind DIT is that early interpersonal experiences shape the
individual’s mental development, and create internal representations of oneself
and others. These inner representations govern how the individual experiences
and behaves in new interpersonal situations. It is assumed that these inner
representations are the mechanisms that need to be changed in therapy for
depression and anxiety (Lemma et al., 2011a). Sullivan (1953) believed that
depression and anxiety should be understood as manifestations of individuals’
interpersonal relationships, interactional patterns and interpretations of
interpersonal situations. The interpersonal affective focus in DIT is to a large
extent informed by Kernbergs’ model of psychopathology. The focus consists of
internal working models of the self and others which are based on early
representations of the self and an attachment figure in interaction, connected by
affects. These images are interconnected in such a way that they reflect each
other. For example, a child with internal working models of attachment figures as
dismissive could also have a corresponding self-representation, such as being
unworthy of love or boring (Lemma et al., 2011a).”

Yang artinya “Asumsi dasar di balik DIT adalah bahwa pengalaman interpersonal
awal membentuk mental individu pengembangan, dan menciptakan representasi
internal diri sendiri dan orang lain. Representasi batin ini mengatur bagaimana
pengalaman individu dan berperilaku dalam situasi interpersonal yang baru.
Diasumsikan bahwa representasi batin ini adalah mekanisme yang perlu diubah
dalam terapi untuk depresi dan kecemasan (Lemma et al., 2011a). Sullivan (1953)
percaya bahwa depresi dan kecemasan harus dipahami sebagai manifestasi dari
hubungan interpersonal, pola interaksional dan interpretasi situasi interpersonal.
Fokus afektif interpersonal dalam DIT adalah untuk sebagian besar sejauh
diinformasikan oleh model psikopatologi Kernbergs. Fokus terdiri model kerja
internal diri sendiri dan orang lain yang didasarkan pada representasi diri dan
sosok keterikatan dalam interaksi, terhubung oleh mempengaruhi. Gambar-
gambar ini saling berhubungan sedemikian rupa sehingga mencerminkan satu
sama lain. Misalnya, seorang anak dengan model keterikatan kerja internal sosok

13
yang meremehkan juga bisa memiliki representasi diri yang sesuai,seperti tidak
layak dicintai atau membosankan (Lemma et al., 2011a).”

Titik awal DIT adalah pengamatan klinis umum bahwa pasien yang datang
sebagai depresi selalu juga hadir dengan kesulitan dan kesusahan tentang
hubungan mereka. Gejala-gejala depresi yang muncul dirumuskan kembali
sebagai respons terhadap kesulitan interpersonal/ancaman yang dirasakan
terhadap keterikatan (kehilangan/pemisahan) dan karenanya juga pada diri sendiri.
Dihipotesiskan bahwa ancaman yang dirasakan ini dapat dihasilkan dari, dan
menyebabkan, kesulitan dalam berpikir jernih dan realistis, tidak hanya tentang
dunia luar, tetapi juga tentang dunia internal, pikiran, perasaan, dan pengalaman
sendiri dengan orang lain. Diasumsikan bahwa meningkatkan kemampuan pasien
untuk merefleksikan pikiran dan perasaan mereka sendiri dan orang lain akan
meningkatkan kemampuan mereka untuk memahami dan mengatasi keterikatan
saat ini terkait dengan ancaman dan tantangan interpersonal. Terapis DIT
membingkai ulang gejala depresi pasien sebagai manifestasi dari gangguan
relasional, yang pasien tidak dapat memahami, atau memahami dengan cara
maladaptif, menghubungkan motivasi tidak mungkin atau tidak membantu untuk
dirinya sendiri dan orang lain.

Beberapa asumsi inti dengan demikian mendukung DIT:

1) Asal-usul sosial dan sifat subjektivitas individu;


2) Pentingnya keterikatan sebagai membangun blok pikiran, dan sebagai
konteks untuk mengembangkan sosial yang penting kapasitas kognitif;
3) Dampak 'diri' yang diinternalisasi dan tidak disadari representasi 'lain' pada
fungsi interpersonal saat ini;
4) Pentingnya kapasitas untuk menmentalisasikan pengalaman yang tanpanya
individu lebih rentan terhadap mode perkembangan sebelumnya dalam
mengalami realitas internal yang, pada gilirannya, merusak kapasitas
untuk menyelesaikan kesulitan interpersonal.

14
Seperti pendekatan berorientasi psikodinamik singkat lainnya, dalam DIT
prinsip-prinsip menyeluruh berakar pada kerangka psikoanalitik yang lebih
luas yang menekankan:

1) Dampak pengalaman anak usia dini pada fungsi orang dewasa, dengan
perhatian khusus pada proses keterikatan orang dewasa dan pentingnya
model hubungan mental;
2) Kekuatan internal dan eksternal yang membentuk pikiran dan karena itu
menginformasikan persepsi kita tentang diri kita sendiri dalam hubungan
dengan orang lain;
3) Adanya alam bawah sadar dari pengalaman (kekuatan motivasi)
4) Proses proyektif dan introjektif bawah sadar yang mendukung pengalaman
subjektif dari hubungan, dan
5) Di mana-mana transferensi, dimana pasien menanggapi orang lain, dan
terapis, menurut untuk model perkembangan yang belum diperbarui atau
ditantang.

4.Tujuan Dynamic Interpersonal Therapy


Beberapa Tujuan Dynamic Interpersonal Therapy ,antara lain:

a. Terapi interpersonal dinamis berusaha membantu Anda untuk:


lebih mampu merefleksikan pikiran dan perasaan memiliki
pemahaman yang lebih jelas tentang diri sendiri dan orang lain
dapat mengenali dan bertanggung jawab atas perilaku Anda di
sekitar orang lain merasa lebih percaya diri dengan berhubungan
dengan orang lain dan mengelola kesulitan hubungan lebih mampu
mempertahankan keintiman dengan orang lain mengalami suasana
hati yang lebih baik dan lebih sedikit kecemasan meningkatkan
kemampuan Anda untuk melihat pilihan dan membuat pilihan yang
baik.
b. untuk membantu pasien memahami hubungannya antara gejala yang
muncul dan apa yang terjadi dalam hubungannya dengan

15
mengidentifikasi pola hubungan inti, tidak sadar, berulang yang
menjadi fokus terapi
c. untuk mendorong kapasitas pasien untuk merefleksikan keadaan
pikirannya sendiri dan dengan demikian meningkatkan
kemampuannya untuk mengelola kesulitan interpersonal. DIT
terutama menargetkan kapasitas untuk memikirkan dan memahami
perubahan gejala suasana hati dan fungsi interpersonal. Ini
membahas masalah karakter dengan cara yang sangat terbatas, dan
tidak bertujuan untuk melampaui yang paling jelas terkait dengan
pemeliharaan depresi.
d. untuk mengidentifikasi denominator umum dari pendekatan
psikodinamik singkat dan untuk membantu praktisi menyusun ini
di sekitar konflik ketidaksadaran fokal yang terkait dengan onset
dan/atau pemeliharaan depresi. Dengan demikian, DIT bertujuan
untuk menyediakan struktur bagi praktisi yang terlatih secara
psikoanalitik/dinamis untuk melakukan terapi psikodinamik
manual dan terbatas waktu dengan pasien depresi.
e. DIT mengkonseptualisasikan depresi dalam hal disorganisasi
sementara yang mendasari sistem keterikatan yang disebabkan oleh
masalah hubungan saat ini, yang pada gilirannya menghasilkan
berbagai distorsi dalam pemikiran dan perasaan yang khas dari
proses depresi. Dalam terapi, fokus dipertahankan pada 'krisis'
emosional ini melalui penjabaran pikiran dan perasaan klien (sadar
dan tidak sadar) yang terwujud dalam konteks hubungan
terapeutik. Dalam praktiknya, penggunaan aktif dibuat dari apa
yang terjadi dalam hubungan antara terapis dan klien untuk fokus
pada kesulitan interpersonal klien.
f. untuk mendorong kapasitas klien untuk merefleksikan keadaan
pikirannya sendiri dan dengan demikian meningkatkan
kemampuan mereka untuk mengelola kesulitan interpersonal. 

16
g. untuk memfasilitasi kapasitas untuk refleksi diri dan pemahaman
perilaku interpersonal dalam hal keadaan mental, dan untuk
mendorong orang baru dan cara adaptif dalam menanggapi
tantangan dalam hubungan interpersonal.

Seperti yang tertulis pada Jurnal “Dynamic Interpersonal Therapy for moderate
to severe depression: a pilot randomized controlled and feasibility trial” bahwa

“DIT aims to help patients improve their ability to cope with current attachment-
related interpersonal challenges through better understanding their subjective
reactions to them as threats, making implicit anxieties and concerns explicit, and
improving their ability to reflect on their own and others’ thoughts and feelings.
DIT helps patients understand the connection between their presenting symptoms
and their relationships by identifying a core, non-conscious, repetitive pattern of
relating.”

Yang artinya “DIT bertujuan untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan


mereka untuk mengatasi tantangan interpersonal terkait keterikatan saat ini
melalui pemahaman yang lebih baik tentang reaksi subjektif mereka terhadap
mereka sebagai ancaman, membuat kecemasan dan kekhawatiran implisit menjadi
eksplisit, dan meningkatkan kemampuan mereka untuk merefleksikan pikiran dan
perasaan mereka sendiri dan orang lain.DIT membantu pasien memahami
hubungan antara gejala yang muncul dan hubungan mereka dengan
mengidentifikasi pola hubungan inti,non sadar,berulang.Pola ini,yang disebut
fokus afektif interpersonal,menjadi fokus utama terapi dan terapis bekerja pada
biaya sadar dari pola berulang tersebut.”

5.Karakteristik Dynamic Interpersonal Therapy


DIT adalah bentuk terapi bicara yang sangat terstruktur yang berfokus
pada hubungan.Terapi Interpersonal Dinamis dikembangkan dari Terapi
Psycodynamic,jadi terapi ini melihat ke masa lalu untuk mencari jawaban
membantu individu untuk memahami bagaimana pola hubungan yang dipelajari

17
saat tumbuh dewasa mempengaruhi cara seseorang berperilaku disekitar orang
lain dimasa sekarang.

Dynamic Interpersonal Therapy (DIT) ,lebih pada seseorang yang


memiliki hubungan antara individu dan juga dilingkungannya.Hal tersebut juga
dipercaya dapat memberikan perbaikan atas masalah yang terjadi dan timbulnya
gejala psikologis yang membuat seseorang tidak dapat memiliki hubungan social
dengan baik, untuk itu melakukan terapi ini memang penting untuk dilakukan.
DIT adalah terapi manual psikodinamik jangka pendek yang dirancang untuk
Orang dewasa menderita kecemasan dan depresi. itu dikembangkan oleh Lemma,
Target & Fonagy (2011a), dimaksudkan untuk digunakan oleh terapis
Psikodinamika berpengalaman dari berbagai aliran teori. Namun DIT-nya
berbeda, sangat berbeda dari banyak varian terapi psikodinamik tradisional
Durasi, struktur pengobatan, dan setidaknya pendekatan pengobatan (Lemma et
al.,2011a). Pemikiran teoretis dari beberapa sekolah psikoanalitik diintegrasikan
ke dalam DIT dan dibangun di atas konsep dan ide yang telah terbukti bermanfaat
baik dalam penelitian maupun praktik. Sikap terapeutik di DIT aktif, dan
bertujuan untuk menciptakan hubungan terapeutik kolaboratif.

 DIT didasarkan pada gagasan bahwa apa yang terjadi pada individu
dimasa lalu dapat mempengaruhi cara berpikir,merasa dan bertindak
dimasa sekarang
 DIT melihat depresi sebagai akibat dari pemikiran yang membingungkan
seputar keterikatan dalam hubungan.Keterikatan adalah cara individu
membiarkan percaya dan bergantung pada orang lain.
 DIT mengeksplorasi bagaimana pola hubungan ini berkembang saat
tumbuh dewasa dan bagaimana pola tersebut memengaruhi interaksi kita
di masa sekarang. Dengan meluangkan waktu untuk memahami
perkembangan ini lebih awal dalam kehidupan dan mengubah emosi dan
tindakan yang tidak membantu yang dihasilkan, DIT memberdayakan
pasien untuk menangani hubungan saat ini dan masa depan dengan cara

18
yang lebih positif dan bermanfaat. Ini mengurangi stres dan meningkatkan
kesehatan emosional.

Terapi psikodinamik mengakui bahwa ketika ada sesuatu yang sangat


menyakitkan, kita dapat memendamnya dan mencoba mendorongnya ke
belakang pikiran kita. Biasanya, kita tahu kapan kita melakukan ini tetapi
kadang-kadang, kita bisa mengabaikan sesuatu begitu lama, dan
menguburnya begitu dalam sehingga bisa tersembunyi dari kita. Inilah
sebabnya mengapa pengalaman sulit di masa lalu dapat terus memengaruhi
cara kita merasa dan berperilaku dalam kehidupan kita sehari-
hari. Bagaimana kita berpikir dan menanggapi orang lain menjadi sifat
kedua; sesuatu yang tidak sering kita pertanyakan. DIT menawarkan
kesempatan untuk berbicara tentang perasaan dan perilaku sehari-hari dan
untuk memahami apa yang mungkin berkontribusi pada depresi.

 Fokus utama terapis DIT adalah membantu pasien mengeksplorasi, dan


menarik perhatian mereka pada, pola dalam hubungan mereka. Pola ini,
yang dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, menjadi fokus
terapi. Mengenali kapan, mengapa, dan bagaimana pola diaktifkan
membantu kita memahami diri sendiri dengan lebih baik dan mengubah
cara kita merespons, melangkah keluar dari pola tersebut.
 Cirikhas DIT adalah pendekatannya terhadap eksplorasi pola interpersonal
bermasalah bukan dengan menangani perilaku pasien, tetapimelalui
fokusnya yang konsisten padamental sadar dan tidak sadar pasien keadaan
(keyakinan, perasaan, keinginan, dan pikiran) dalam diri mereka dan
apamereka membayangkan atau percaya dengan keyakinan untuk terjadi di
pikiran orang lain.Kapasitas untuk menmentalisasi dukungan, di masing-
masingkami, perjuangan sehari-hari dengan apadiaberarti memiliki
pikiran. Pada beberapa pasien kapasitas ini sangat dirusak dandefisit ini
dapat dianggap sebagai pusat psikopatologi mereka, seperti dalam
kasuspasien perbatasan, misalnya (Bateman dan Fonagy, 2006). Dalam
depresi danpasien cemas, bahkan jika defisit ini tidak bisadigambarkan

19
sebagai karakteristikpusat psikopatologi mereka dengan cara yang sama,
bagaimanapun juga kasus bahwa pasien ini melakukan bukti kegagalan
mentalisasi yang berkontribusi terhadapkesulitan mereka dalam hubungan.
 Sebagai pendekatan, DIT bersifat interpersonal karena berfokus tepat pada
hubungan pasien, internal dan eksternal, yang berkaitan dengan masalah
dalam kehidupan pasien saat ini, sehingga menimbulkan gejala depresi
dan/atau kecemasan. Fokus interpersonal dibagi dengan beberapa
modalitas lain, paling tidak Interpersonal Therapy (IPT) (Weissman et al.,
2000), dengan yang, agak membingungkan, juga berbagi beberapa
judulnya. Namun "interpersonal" dalam DIT penting karena jelas
membedakannya dari model dinamis yang lebih fokus pada variabel
intrapsikis. Tidak seperti IPT, yang tidak membahas hubungan objek yang
diinternalisasi, DIT secara sistematis berfokus pada aktivasi pada saat ini
dari satu hubungan objek yang diinternalisasi, seringkali tidak disadari,
yang secara bermakna terkait dengan masalah yang disajikan. DIT dinamis
dalam fokusnya sejauh ini berkaitan dengan membantu pasien untuk
memahami interaksi antara realitas eksternal dan internal yang berkaitan
dengan pola relasional terbatas yang bermasalah. Akibatnya ia membahas
alam bawah sadar pengalaman, yang sekali lagi membedakan DIT dari
IPT, dan erat menyelaraskannya dengan model psikodinamik lainnya.

Definisi DIT yang lebih akurat diusulkan oleh Barber et al.(2006)


mengkonseptualisasikan kompetensi sebagai penyampaian khusus dan setiap item
dari manual perawatan. Definisi kompetensi ini berasal dari garis penelitian yang
mempelajari integritas pengobatan. Integritas pengobatan mengacu pada sejauh
mana pengobatan disampaikan dan dilaksanakan seperti yang semula
dimaksudkan (Pereplechikova & Kazdin, 2005), dan itu mencakup 3
karakteristik : (1) Kepatuhan, makna sejauh mana terapis menggunakan intervensi
terapeutik yang dilakukan, (2) Kompetensi, yang berarti tingkat penilaian dan
keterampilan terapis, dan (3) diferensiasi perawatan , artinya tingkat dimana
perawatan berbeda satu sama lain dalam dimensi yang relevan (Pereplechikova,

20
Treat & Kazdin, 2007). Meskipun definisi ini memisahkan kompetensi dari
kepatuhan,tumpang tindih konseptual mereka tetap ada, mengingat bahwa untuk
memberikan terapi yang kompeten, terapis harus menyadari baik aspek kualitatif
maupun kuantitatif (kepatuhan) terapi. Untuk memperjelas perbedaan antara
kepatuhan dan kompetensi Barber et al. (2008) mendefinisikan kembali
kompetensi sebagai “keterampilan,ketajaman & penilaian”.

6.Tahapan Dynamic Interpersonal Therapy


Fase Awal

DIT terdiri dari tiga fase, masing-masing dengan tujuan dan strategi
tertentu. Tugas utama dari fase awal (sesi 1-4) adalah untuk mengidentifikasi satu
pola interpersonal bawah sadar yang dominan dan berulang, fokus afektif
interpersonal (IPAF), yang dianggap sebagai pusat timbulnya dan/atau
pemeliharaan gejala depresi. . Pola ini didukung oleh representasi tertentu dari
self-in-relation-to-an-other yang mencirikan mempengaruhi gaya interpersonal
pasien dan menyebabkan kesulitan dalam hubungannya. Peserta Untuk menilai
apakah protokol DIT dapat digunakan oleh dokter berpengalaman, kami
melakukan pelatihan dua hari diikuti dengan pengawasan ketat terhadap
pengobatan kasus yang direkrut secara berurutan yang mewakili praktik
psikoterapi berbasis komunitas. Representasi ini biasanya terkait dengan pengaruh
tertentu dan manuver defensif.

Mempengaruhi dipahami sebagai tanggapan terhadap aktivasi representasi


diri lain yang spesifik dalam pikiran pasien. Cara perumusan khusus ini berasal
dari integrasi khas Kernberg (1980) dari teori hubungan objek dengan psikologi
ego, yang sangat dekat dengan inti dari dasar teoretis dari protokol perawatan
yang direkomendasikan yang disajikan di sini. Misalnya, IPAF mungkin fokus
pada representasi diri sebagai "pecundang" dalam kaitannya dengan objek yang
membuat individu merasa terhina. Konfigurasi khusus ini kemudian dapat
membangkitkan keinginan untuk balas dendam, serta menimbulkan berbagai
strategi defensif untuk membalikkan representasi diri dan orang lain dan dengan
demikian menang atas objek yang dirasa memalukan.

21
Tugas utama dari fase awal, yang mengatur dorongan terapeutik DIT,
adalah untuk mengidentifikasi secara khas satu pola interpersonal bawah sadar
yang dominan dan berulang yang secara bermakna terhubung dengan onset
dan/atau pemeliharaan gejala depresi (IPAF). Kami memahami pola ini sebagai
didukung oleh representasi tertentu dari diri-dalam-hubungan-ke-orang lain yang
mencirikan gaya pasien berhubungan, dan yang mengarah pada kesulitan dan
kekecewaan dalam hubungannya karena cara mengaturnya. perilaku antarpribadi.
Representasi ini biasanya terkait dengan pengaruh tertentu dan manuver defensif.
Dalam hal ini, integrasi Kernberg (1985) teori relasi objek dengan psikologi ego
dalam kerangka teoritis Transference Focused Psychotherapy (Clarkin et al.,
2006) sangat dekat dengan inti dasar teoritis DIT dan cara merumuskan fokus
untuk intervensi. Namun, DIT tidak hanya jauh lebih singkat, tetapi juga mengacu
pada teknik lain (misalnya peningkatan mentalisasi, dan interpretasi di luar
transferensi).

Mengingat singkatnya terapi, fokusnya adalah pada segmen inti dari


pengalaman pasien yang berhubungan erat dengan gejala yang muncul.
Pengalaman masa lalu, meskipun dengan jelas menginformasikan fungsi saat ini
dan hubungan objek internal, dieksplorasi pada fase awal sebagai dasar untuk
perumusan IPAF, tetapi mereka bukan fokus utama terapi secara keseluruhan.
Mereka termasuk dalam formulasi yang dibagikan dengan pasien sehingga
bermakna membingkai kesulitannya saat ini dalam konteks pengalaman hidupnya
dari waktu ke waktu, tetapi kesulitan saat ini yang kemudian diprioritaskan oleh
terapis.

Terapis berusaha untuk membangun dari narasi di seluruh hubungan


utama pasien, pola harapan utama yang berulang, proses kunci yang digunakan
dalam mempertahankannya (termasuk janji-janji dengan keinginan dan kecemasan
yang tidak disadari), jika itu telah berubah dari waktu ke waktu, dan bagaimana
hal itu berhubungan dengan saat ini. masalah (misalnya, memperburuk depresi
dengan merusak hubungan dekat).

22
Sumber informasi penting yang mendukung perumusan IPAF terletak pada
hubungan transferensi yang berkembang. Terapis didorong untuk mendengarkan
'cerita peringatan' (Ogden, 1992); yaitu, kecemasan bawah sadar pasien tentang
mengembangkan hubungan dengan terapis yang akan mencerminkan harapan
tertentu dari dirinya sendiri dan orang lain. Kecemasan biasanya dikomunikasikan
melalui narasi interpersonal yang dibawa pasien. Kualitas fantasi yang dimiliki
pasien tentang terapis sangat penting untuk kelangsungan hidup dan hasil DIT.
Pasien yang paling sulit ditolong dalam terapi terbatas waktu adalah mereka
dengan fantasi penganiayaan yang membentuk hampir semua aspek pikiran
mereka, berhubungan dengan dunia dengan fantasi yang diatur untuk
mengendalikan, menyiksa, atau menolak objek sebelum mereka mengambil risiko
menjadi korban serangan pembalasan fantasi. Lebih khusus, kecemasan pasien
akan mencerminkan keyakinan bahwa hubungan pasti akan menjadi menyakitkan,
mengecewakan, tidak dapat diandalkan, terlalu seksual, dll.

Banyak pasien, tetapi tidak semuanya, datang untuk konsultasi mencari


orang yang berwibawa untuk meringankan penderitaannya. Pemindahan awal
yang mendasarinya mungkin, oleh karena itu, menjadi sosok orang tua yang
penuh kuasa dan mahatahu. Hal ini dapat menimbulkan konflik antara keinginan,
dan ketakutan, hubungan ketergantungan, menetapkan hubungan terapeutik
sebagai tidak setara dalam pikiran pasien, dan berpotensi mendorong regresi. DIT
mencoba secara aktif untuk mengenali dan mengatasi konflik semacam itu dalam
pekerjaan sambil mendukung pasien untuk menjadi kolaborator (daripada menjadi
penerima pasif atau korban dari terapis orang tua yang dikhayalkan).

Mampu secara akurat mengidentifikasi arus bawah yang mengancam ini


dan menyampaikan pemahamannya kepada pasien menarik perhatiannya secara
langsung pada kecemasannya. Hal ini juga memungkinkan terapis untuk
memberikan pasien pengalaman jenis refleksi yang akan terjadi dalam terapi
sambil menguji kapasitas pasien untuk memanfaatkannya. Sangat membantu dan
berisi bagi pasien jika terapis mampu mengartikulasikan kecemasan ini sejak dini,
sehingga mereka kemudian dapat dimasukkan ke dalam perumusan IPAF-

23
terkadang representasi diri dan orang lain yang mendasari kisah peringatan
menjadi esensi dari IPAF, yang secara eksplisit didiskusikan dengan pasien
sebagai dasar untuk sisa pekerjaan. Formulasi dalam DIT menggunakan beberapa
model dan teknik psikoanalitik, tetapi terjadi jauh lebih awal, dan dengan fokus
yang jauh lebih sempit, daripada yang biasanya diharapkan dalam psikoterapi
jangka panjang.

Fase Tengah

Sementara pengalaman masa lalu dengan jelas menginformasikan fungsi


saat ini dan hubungan objek internal, mereka bukan fokus utama DIT. IPAF
memandu intervensi terapis selama fase tengah terapi (sesi 5-12), yang bertujuan
untuk membantu pasien bekerja melalui IPAF. Fase ini melibatkan (a)
mempertahankan fokus sistematis pada IPAF yang disepakati, dengan
memprioritaskan pekerjaan pada hubungan signifikan saat ini yang menunjukkan
aktivasi IPAF dan berfokus pada hubungan terapeutik sebagai contoh langsung
dari aksi IPAF; (b) membantu pasien mempraktikkan keterampilan mengenali
keadaan internal (perasaan, pikiran, keinginan, dll.) dan menghubungkannya
dengan peristiwa minggu itu dan dengan IPAF yang diidentifikasi. Sebaliknya,
mengingat sifat terapi yang singkat, fokusnya adalah pada segmen inti dari fungsi
interpersonal pasien yang terkait erat dengan gejala yang muncul.

IPAF memandu intervensi terapis selama fase tengah terapi (sesi 5-12).
Selama fase ini, terapis membantu pasien untuk tetap fokus dan bekerja melalui
IPAF. Terapis memanfaatkan transferensi untuk membantu pasien mengeksplorasi
IPAF saat menjadi hidup dalam pertemuan terapeutik.

Interpretasi transferensi digunakan dengan cara yang lebih terbatas


daripada terapi analitik jangka panjang. Mereka terutama ditujukan untuk
membantu pasien mengenali representasi implisit dari dirinya sendiri dan orang
lain yang mendukung pola hubungannya yang bermasalah. Terapis secara aktif
mendorong pasien untuk mendiskusikan dan mengeksplorasi persepsinya tentang,
dan perasaannya tentang, terapis dan bagaimana dia berpikir terapis mungkin

24
merasa atau berpikir tentang dia. Tujuannya adalah untuk membantu pasien
mengeksplorasi IPAF dalam hubungannya dengan terapis, membuat hubungan
dan menggambar paralel antara pengalaman subjektifnya dengan orang lain di
luar terapi (dulu dan sekarang, tetapi terutama dengan orang-orang saat ini dalam
kehidupan pasien) dan dengan terapis.

Dalam DIT, tujuan utama dari interpretasi transferensi bukanlah untuk


memberikan wawasan baru tertentu; melainkan, tujuannya adalah untuk
melibatkan pasien dalam proses memperhatikan dan memahami bagaimana
pikirannya bekerja. Menggunakan apa yang terjadi dalam transferensi
memberikan, dalam pandangan kami, cara yang paling cepat dan sering paling
mencolok untuk melakukan ini. Selain penggunaan interpretasi transferensi dalam
meningkatkan eksplorasi IPAF, ini dapat dilakukan untuk membantu aliansi kerja
secara keseluruhan (misalnya, jika tampaknya ada bahaya bahwa pasien akan
keluar dari terapi karena transferensi fantasi bahwa terapis ingin
menyingkirkannya; ini mungkin atau mungkin bukan bagian dari IPAF yang
dipilih).

Aspek penting dari bekerja melalui IPAF melibatkan membantu pasien


untuk mengidentifikasi investasi yang sering tidak disadari dalam
mempertahankan representasi diri-orang lain tertentu. Pasien mungkin, misalnya,
mengeluh bahwa dia merasa diremehkan oleh orang lain yang dia alami sebagai
orang yang superior, namun dia berulang kali merekrut orang-orang yang
memperlakukannya dengan cara ini ke dunianya. Dia mungkin dapat melihat
bahwa salah satu hasilnya adalah, dengan cara ini, dia tetap menjadi korban kritik
orang lain dan dia dapat menghindari kesombongan dan tanggung jawab sendiri.

Bekerja dengan pertahanan dapat dianggap terdiri dari empat strategi yang
saling terkait yang membangun satu sama lain: (a) penerimaan kebutuhan akan
beberapa pertahanan, (b) eksplorasi cara pertahanan (yaitu, strategi pertahanan
karakteristik pasien) , (c) eksplorasi mengapa pertahanan (yaitu, fungsi
pertahanan), dan, akhirnya, (d) biaya pertahanan (lihat Greenson, 1967, Gambar
6.4). Tujuan keseluruhan adalah untuk membantu pasien untuk merefleksikan

25
perilaku dan perasaan yang menimbulkan, mengabadikan atau memperburuk inti,
pola interpersonal yang menyakitkan yang diidentifikasi oleh IPAF.

Eksplorasi pertahanan terkait erat dengan eksplorasi pengaruh pasien. Di


sini kami terutama tertarik untuk membantu pasien menyadari beberapa segi
kehidupan emosionalnya, yaitu (a) pengaruh-pengaruh yang perlu dikendalikan
oleh pertahanan diri; (b) yang mempengaruhi fungsi tersebut sebagai pertahanan;
yaitu, afek yang melindungi individu dari perasaan keadaan emosional lainnya;
dan (d) bagaimana pengaruh tertentu dikelola atau dihilangkan (misalnya, melalui
tindakan menyakiti diri sendiri atau penyalahgunaan zat).

Fase Akhir

Empat sesi terakhir (13-16) dikhususkan untuk membantu pasien


mengeksplorasi pengalaman afektif dan makna sadar dan tidak sadar dari
mengakhiri terapi, meninjau kemajuan, dan membantunya untuk mengantisipasi
kesulitan/ kerentanan di masa depan. Perhatian khusus ditujukan untuk
mengidentifikasi fantasi bawah sadar yang ditimbulkan oleh pemisahan yang
diantisipasi dari terapis.

Strategi pengorganisasian sentral dalam fase akhir melibatkan terapis


menulis surat selamat tinggal kepada pasien. Ini adalah fitur penting dari Terapi
Analitik Kognitif (CAT; Ryle, 1990; 2004) dan kami secara langsung meminjam
ide dari model ini. Dalam pandangan kami, tinjauan tertulis tentang formulasi dan
pekerjaan yang dilakukan dapat sangat membantu dalam mengakhiri terapi, dan
bahkan dapat membantu mencegah kekambuhan (yang terakhir memerlukan
pengujian). Tidak seperti di CAT, bagaimanapun, terapis DIT hanya menulis surat
di dekat akhir, dan surat ini secara aktif dibahas dan dikerjakan dengan pasien.
Pengalaman kami adalah bahwa, dengan mempertimbangkan dan menambahkan
deskripsi pekerjaan ini, banyak pasien memanfaatkannya sepenuhnya dan
memperdalam pemahaman mereka.

Mengapa surat? Ada beberapa alasan mengapa kami menganggap ini


sebagai tambahan yang penting.Dari sudut pandang praktis, surat selamat tinggal

26
memberikan cara yang membantu untuk menandai awal fase akhir dan
memberikan fokus nyata untuk evaluasi bersama terapi. Dalam terapi singkat, di
mana kecepatan dan kecepatan belajar pasien pasti lebih cepat daripada terapi
psikodinamik jangka panjang, ruang lingkup untuk mengkonsolidasikan
keuntungan juga lebih terbatas. Surat tersebut memberikan catatan pekerjaan
terapeutik yang dapat dirujuk oleh pasien dan dipertimbangkan kembali setelah
terapi selesai.

Bagi banyak pasien, seperti diakui Ryle (2004), surat itu juga penting
karena memiliki kualitas keabadian (Hamill, Reid, dan Reynolds, 2008). Surat itu
mungkin memiliki nilai simbolis di mana narasi pasien sendiri dicirikan oleh
ketidakkekalan keterikatannya. Dengan demikian, surat itu dapat dikatakan
memberikan semacam kepastian pada titik pemisahan—semacam objek transisi
yang dapat berkontribusi pada internalisasi sosok keterikatan yang ramah. Ini
memberi pasien sesuatu untuk diambil sebagai kenang-kenangan dari pekerjaan
dan untuk mengingatkan dia tentang pemahaman yang diperoleh jika dia
mengalami masa-masa sulit kemudian, atau hanya merindukan hubungan dengan
terapis.

Tentu saja, surat-surat seperti itu mungkin mengabaikan rasa sakit karena
perpisahan. Meskipun kemungkinan ini perlu diingat dan diambil dalam
transferensi dengan pasien jika sesuai, dalam pengalaman kami, jika pengalaman
afektif pasien tentang akhir dibahas secara langsung, surat itu membantu dalam
bekerja melalui pemisahan daripada menghindarinya.

Selain itu, pengalaman klinis di banyak kasus DIT adalah bahwa huruf-
huruf ini memprovokasi pengaruh yang kuat, terkadang intensifikasi rasa
kehilangan, dan sering dialami oleh pasien sebagai dukungan dan tantangan dalam
ukuran yang sama. Surat itu dengan tepat memfokuskan mereka pada penilaian
terapi yang realistis, apa yang telah mereka peroleh, tetapi juga pada apa yang
tidak mungkin dicapai; yaitu, mereka tidak menghindari kenyataan kekecewaan.

27
Bagi terapis juga, tindakan menulis surat bisa menjadi kuat, menggugah
pikiran, dan menantang, memperjelas bagi terapis, juga, apa yang telah dipahami,
apa yang tidak dapat dicapai, dan bagaimana mendukung pasien dalam
melanjutkan. untuk memahami dirinya sendiri. Disiplin merenungkan pekerjaan
untuk sampai pada penjelasan singkat, namun efektif bermakna dan kuat, terapi
dan dampaknya pada pasien kadang-kadang dapat mengingatkan terapis untuk
countertransference pengalaman bahwa ia kemudian dapat mengambil kembali ke
terapi dan mengeksplorasi dengan pasien.

Pasien yang ditugaskan untuk kelompok obat + DIT akan menerima 16


sesi DIT mingguan, dengan setiap sesi berlangsung 45 menit. Versi bahasa
Mandarin dari manual DIT dikembangkan oleh Lemma et al. [15] akan
digunakan. Itu terapi memiliki tiga fase dengan setiap fase terkait dengan tugas-
tugas tertentu. Tugas terapi utama dari fase awal pengobatan (sesi 1 sampai 4)
adalah untuk mengidentifikasi satu interpersonal bawah sadar yang dominan dan
berulang pola, yang disebut "fokus afektif interpersonal" (IPAF), yang dianggap
penting bagi pasien saat ini gejala depresi. Fase tengah terapi (sesi 5 sampai 12)
dikhususkan untuk membantu pasien bekerja melalui IPAF. Selama fase ini,
terapis mempertahankan fokus sistematis pada IPAF yang disepakati dengan
memprioritaskan diskusi tentang hubungan pasien saat ini yang mengaktifkan
IPAF, menggunakan terapi hubungan sebagai contoh langsung dari aksi IPAF,
dan membantu pasien memahami keadaan mental yang berhubungan untuk acara
minggu ini dan untuk IPAF yang diidentifikasi. Akhir sesi (sesi 13–16) fokus
pada mengeksplorasi perasaan tentang mengakhiri terapi, meninjau keuntungan
pengobatan, dan mengantisipasi kesulitan dan kerentanan di masa depan.

Fase keterlibatan/penilaian (sesi 1 – 4), fase tengah (sesi 5– 12) dan fase
akhir (sesi 13– 16), masing-masing dengan strategi khasnya sendiri. Tugas utama
dari fase awal, yang mengatur dorongan terapeutik DIT, kemudian mengikuti,
yaitu mengidentifikasi secara khas satu pola interpersonal bawah sadar yang
dominan dan berulang yang bermakna berhubungan dengan pemeliharaan gejala
depresi.

28
Langkah-Langkah dalam Proses Konseling DIT

1. Pertama, mengacu pada fokus pada apa yang dirasakan pasien saat ini
dalam sesi tersebut. Ini membutuhkan pelacakan yang cermat dari keadaan
emosional pasien selama sesi, sehingga dapat mengkomunikasikan
pemahaman tentang hal ini kepada pasien untuk membantunya mengenali
perasaannya sebagai miliknya, membedakan perasaan dari tindakan, dan
memungkinkan diskusi tentang hubungan antara perasaan. dan tindakan,
yang memfasilitasi pemahaman diri dan kesadaran motivasi yang
dikaitkan dengan orang lain (misalnya ketika saya merasa cemas saya
ingin menghindari bersama Anda – melewatkan sesi minggu lalu- karena
saya pikir Anda menganggap saya membosankan dan putus asa).
2. Kedua, mengacu pada fokus utama pada eksplorasi kesulitan saat ini
dalam kehidupan pasien daripada mencoba untuk membangun hubungan
dengan asal-usul masa kanak-kanak kesulitan ini.Dengan cara ini pasien
dapat dibantu untuk merasa bahwa dia sedang mengerjakan
kesulitankesulitan yang hidup dan terkini dan di mana dia dapat
mempengaruhi suatu tingkat perubahan.
3. Ketiga, dan terkait dengan poin di atas, mengacu pada penggunaan aktif
hubungan terapis pasien untuk membantu pasien mengeksplorasi IPAF
dalam kedekatan hubungan transferensi.

fitur yang membedakan DIT adalah pendekatan eksplorasi pola


interpersonal yang bermasalah tidak dengan menangani perilaku pasien,
tetapi melalui fokus yang konsisten pada keadaan mental pasien
(keyakinan, perasaan, keinginan dan pikiran) dalam diri mereka sendiri
dan dalam yang lain. Tujuan utama adalah untuk memberikan pasien
pengalaman bersama orang lain yang tertarik untuk berpikir bersama
pasien tentang apa yang membuatnya tertekan sehingga dapat merangsang
kapasitas pasien sendiri untuk merefleksikan pengalamannya sendiri.
Inilah yang kami beri label sikap kolaboratif yang harus dibangun oleh
terapis DIT dengan pasiennya. Tujuannya bukan hanya untuk mengatasi

29
konflik bawah sadar; melainkan tujuannya terutama untuk menggunakan
laporan pasien tentang pengalaman interpersonalnya sebagai cara untuk
membantunya mengembangkan kapasitasnya sendiri untuk berpikir dan
merasakan pengalamannya. Fokus ini mendasar untuk DIT dan
menginformasikan teknik sejauh bantuan intervensi terapis (misalnya
interpretasi transferensi) dievaluasi terhadap kriteria apakah mereka
membantu untuk merangsang kapasitas pasien untuk merefleksikan
pengalaman subjektif mereka sendiri dalam kaitannya dengan orang lain,
dalam konteks hubungan interpersonal yang bermasalah.

Terapis DIT sangat tertarik untuk membuat eksplisit apa yang telah efektif
menjadi procedural sehingga pasien kemudian lebih mampu mempengaruhi
perubahan dalam cara dia mengelola hubungannya. Oleh karena itu, bekerja
melalui IPAF melibatkan peningkatan kesadaran pasien tentang bagaimana
perilakunya didorong oleh kondisi mental. Tujuannya adalah untuk meninjau
sebanyak mungkin pengalaman terkait IPAF pada saat ini – apa yang dirasakan
pasien saat ini. Pengalaman fenomenal pasien dieksplorasi dalam ranah relasional,
bukan hanya intrapersonal.

7.Teknik Dynamic Interpersonal Therapy


Dalam DIT, terapis melakukan intervensi untuk menghasilkan,
mengklarifikasi, dan menguraikan informasi yang relevan secara interpersonal.
Intervensi utama adalah membantu pasien tetap fokus pada IPAF yang disepakati.
Seperti yang tertulis pada Jurnal The Development of a Brief Psychodynamic
protocol for depression:Dynamic Interpersonak Therapy (DIT) “All the
techniques used support this core aim, that is, of helping the patient to better
understand what is happening for him, in his mind, when things go wrong in his
relationships” bahwa “Semua teknik yang digunakan mendukung tujuan inti ini,
yaitu membantu pasien untuk lebih memahami apa yang terjadi padanya, dalam
pikirannya, ketika ada yang tidak beres dalam hubungannya”.Untuk tujuan ini,
DIT secara bebas menggunakan teknik yang mendukung dan ekspresif sambil

30
juga menggunakan teknik direktif secara bijaksana untuk mendukung perubahan
dalam kerangka waktu yang singkat.”

Tidak ada terapi yang dapat terjadi tanpa beberapa teknik yang
mendukung: dukungan dan empati adalah komponen penting dari semua terapi
dan keterampilan terapeutik dari mendengarkan reflektif dan empati yang akurat
merupakan aspek mendasar dari DIT. Ini tidak berarti bahwa terapis setuju dengan
semua yang dikatakan pasien. Konfrontasi atau tantangan adalah aspek yang sama
pentingnya dari DIT.

Karena DIT digunakan dengan pasien yang depresinya berkisar dari ringan
sampai berat, dan kadang-kadang mungkin komorbid dengan gangguan Aksis II,
terapis perlu mentitrasi tingkat intervensi suportif yang ditawarkan kepada pasien
tertentu. Pasien yang kurang terganggu, dengan tingkat fungsi interpersonal pra-
morbid yang lebih tinggi, lebih mungkin untuk menggunakan teknik ekspresif
yang lebih besar tanpa memerlukan intervensi yang lebih mendukung untuk
memperkuat pertahanan dan mendukung fungsi sehari-harinya. Oleh karena itu,
kemampuan untuk menerapkan model secara fleksibel dan untuk
menyeimbangkan teknik suportif dan ekspresif sangat penting.

Teknik ekspresif yang digunakan dalam DIT akan akrab bagi semua orang
yang terlatih secara analitisklinisi: klarifikasi, konfrontasi dan interpretasi.
Penekanan khusus ditempatkan pada mengidentifikasi dan membantu pasien
untuk merefleksikan perasaan yang tidak diungkapkan. Seperti semua pendekatan
analitik, terapis mempertimbangkan kemungkinan makna dari reaksi
emosionalnya sendiri kepada pasien sebagai dasar untuk memfasilitasi eksplorasi
ini.

Seperti halnya dalam terapi analitik apa pun, terapis akan menggunakan
keheningan secara bijaksana sehingga memungkinkan munculnya aliran asosiasi
dan komunikasi pasien yang tidak terputus. Namun, mengingat singkatnya
perawatan, terapis DIT jauh lebih aktif daripada ketika mempraktikkan terapi

31
analitik jangka panjang, dipandu oleh fokus DIT untuk membantu pasien secara
aktif mulai mengatasi kesulitannya dalam jangka waktu singkat terapi.

Aktivitas yang lebih besar ini biasanya tidak melibatkan pemberian


nasihat, tetapi mengharuskan terapis waspada terhadap setiap penyimpangan dari
fokus yang disepakati untuk mengarahkan kembali pasien kembali ke fokus. Ini
juga mengharuskan terapis secara eksplisit mendukung upaya pasien untuk
berubah.

Sejauh ini beberapa teknik direktif digunakan selama fase tengah


pengobatan. Teknik-teknik ini mungkin kurang akrab bagi terapis yang terlatih
secara analitis, karena pendekatan analitik biasanya melarang intervensi yang
lebih aktif ini. Dalam DIT, intervensi semacam itu mencakup lebih bebas
mengajukan pertanyaan untuk mengklarifikasi pengalaman pasien dan dorongan
aktif untuk mencoba berbagai cara pendekatan konflik dengan orang lain. Mereka
dianggap memiliki dampak penataan yang halus pada perspektif pasien tentang
pengalamannya.

Cara teknik direktif dikerahkan di DIT tetap dibingkai dalam konteks


pemahaman yang baik tentang makna bahwa sikap terapis yang lebih direktif
dapat diperoleh pasien dalam kaitannya dengan IPAF. Sebagai contoh, seorang
pasien yang cemas yang merasa perpisahan menjadi menakutkan mungkin sangat
sesuai dengan arahan terapis, karena ketidakpatuhan dirasakan sebagai ancaman
bagi hubungan. Namun, terlepas dari dukungan dan dorongan terapis, sedikit
perubahan yang terjadi pada pasien ini. Dalam contoh seperti itu, terapis DIT akan
sangat selaras dengan makna bawah sadar yang mungkin tersembunyi dalam
keinginan pasien untuk menyenangkan terapis dan akan secara aktif
membahasnya dengan pasien, menghubungkannya dengan IPAF yang
diidentifikasi dan kurangnya kemajuan dalam terapi.

8.Kasus yang dapat ditangani menggunakan Dynamic Interpersonal Therapy

Terapi Psikodinamika biasa digunakan untuk mengobati depresi,serangan


panik,gangguan kecemasan dan gangguan psikologi serius lainnya.Terapi ini

32
terutama diaplikasikan pada orang yang kehilangan makna dalam
hidupnya,mengalami kesulitan dalam membangun atau mempertahankan
hubungan dirinya dengan orang disekitar.

Depresi dapat membuat seseorang terus menerus merasa sedih dan


kesepian,sementara gangguan kecemasan dan serangan panik kerap mengganggu
pengidapnya dalam menjalani aktivitas di situasi tertentu.Bila dibiarkan,kualitas
hidup akan terus menurun sehingga bisa memicu seseorang untuk melukai
dirinya sendiri atau bunuh diri.Oleh karena itu,perlu dilakukan terapi ini agar bisa
mengurangi gejala penyakit mental yang dimiliki dan dapat meningkatkan
kualitas hidupnya

DIT merumuskan gejala depresi yang muncul sebagai respons terhadap


kesulitan interpersonal/ancaman yang dirasakan terhadap keterikatan
(kehilangan/pemisahan) dan karenanya juga sebagai ancaman terhadap diri
sendiri. DIT mengkonseptualisasikan depresi dalam hal disorganisasi sementara
yang mendasari sistem keterikatan yang disebabkan oleh masalah hubungan saat
ini, yang pada gilirannya menghasilkan berbagai distorsi dalam pemikiran dan
perasaan yang khas dari proses depresi.

Dalam terapi, fokus dipertahankan pada 'krisis' emosional ini melalui


penjabaran pikiran dan perasaan (sadar dan tidak sadar) paling khas dari pasien
tertentu, dan relevan dengan depresinya, karena ini muncul dalam konteks
hubungan terapeutik. Melalui eksplorasi terfokus dari hubungan transferensi,
pasien dibantu untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang
reaksi subjektifnya terhadap ancaman. Membuat kecemasan dan kekhawatiran
implisit secara eksplisit melalui peningkatan kemampuan pasien untuk
merefleksikan pikiran dan perasaannya sendiri dan orang lain, pada gilirannya
meningkatkan kemampuan pasien untuk mengatasi ancaman dan tantangan
interpersonal terkait keterikatan saat ini.
Titik awal DIT berakar pada pengamatan klinis umum bahwa pasien yang
mengalami depresi selalu juga hadir dengan kesulitan dan kesusahan tentang
hubungan mereka. Meskipun pasien mungkin mengalami masalahnya sebagai

33
'Saya tidak bisa tidur dan berkonsentrasi' terapis DIT membingkai ulang gejala
depresi sebagai manifestasi dari gangguan relasional, yang pasien tidak dapat
mengerti, atau mengerti dengan cara maladaptif, menghubungkan dirinya sendiri
dan orang lain. motivasi yang tidak mungkin atau tidak membantu. Setelah
pasien dibantu untuk membuat beberapa perubahan dalam cara dia menghadapi
kesulitan hubungannya, gejala depresi biasanya berkurang.
Ada banyak ciri depresi yang menunjukkan bahwa pendekatan
berorientasi dinamis yang berfokus pada masalah interpersonal mungkin efektif
dalam mengatasi gejala depresi berat. Masalah interpersonal ditandai dalam
depresi berat dan terbukti bahkan dalam depresi ringan atau sedang (Luyten,
Corveleyn, & Blatt, 2005), didorong tidak hanya oleh potensi suasana hati yang
tertekan untuk mendapatkan tanggapan negatif dari orang lain, tetapi juga oleh
mereka yang cenderung depresi. untuk memilih dan menghasilkan skenario
interpersonal dengan kecenderungan untuk membangkitkan kesusahan, seperti
interaksi konflik yang mengarah ke pengucilan dan penolakan sosial (Kiesler,
1983; Lewinsohn, Mischel, Chaplin, & Barton, 1980).
Karya terbaru peneliti psikoanalitik Sidney Blatt dan Patrick Luyten
menunjukkan bahwa tidak hanya kerentanan terhadap depresi yang terkait
dengan generasi stres interpersonal yang tidak disadari, tetapi faktor
interpersonal menjelaskan banyak data terkini tentang hasil perawatan depresi
(SJ Blatt, Zuroff, Hawley, & Auerbach, In press; Luyten, Blatt, Van
Houdenhove, & Corveleyn, 2006). Ada kesepakatan yang meningkat di
lapangan bahwa aspek interpersonal depresi harus diberikan bobot yang
sebanding dengan dimensi intrapersonal yang biasanya disorot (Hammen,
2005).
Sementara literatur tentang pemrosesan informasi yang terdistorsi dalam
depresi sebagian besar berbicara tentang distorsi kognisi sadar pada individu
yang depresi (Beck, Rush, Shaw, & Emery, 1979; Kyte & Goodyer, 2008)
beberapa konsep dalam literatur ini, seperti dominasi orang yang putus asa ,
gaya atribusi tak berdaya (Abramson, Seligman, & Teasdale, 1978)
menggemakan tulisan psikoanalitik klasik yang menghubungkan pengamatan

34
ini dengan proses proyektif dan introjektif yang tidak disadari (Engel &
Schmale, 1967).

DIT sebagai suatu pendekatan secara khusus membahas disfungsi yang


tampak dalam kognisi interpersonal yang berkaitan dengan pemahaman individu
yang terdistorsi dan tidak memadai tentang pikiran dan perasaan orang lain
(yaitu, mentalisasi). Fokus dari DIT pada mentalisasi konsisten dengan data yang
dikumpulkan baru-baru ini yang menunjukkan defisit Teori Pikiran pada pasien
dengan gangguan depresi unipolar dan bipolar (Y. Inoue, Tonooka, Yamada, &
Kanba, 2004; Y. Inoue, Yamada, & Kanba, 2006; Kerr , Dunbar, & Bentall,
2003; L. Lee, Harkness, Sabbagh, & Jacobson, 2005; Montag et al., Dalam pers).

Langkah-langkah mentalisasi dalam konteks lampiran juga menghasilkan


indikasi defisit yang terkait dengan depresi (Fischer-Kern et al., 2008; Fonagy et
al., 1996; Mu¨ller, Kaufhold, Overbeck, & Grabhorn, 2006). Hal ini penting
karena DIT mengasumsikan kegagalan diri dan pemahaman lain dalam depresi
sangat terkait dengan pola interaksi diri-lain tertentu yang berkembang dari
pengalaman masa kanak-kanak, nyata atau fantasi (lihat bagian di bawah tentang
Fokus Afektif Interpersonal).

DIT memiliki fokus ganda pada masalah interpersonal dan afektif. Isu-isu
afektif dari pusat relevansi terbesar pada perhatian terkait keterikatan. Individu
dengan keterikatan tidak aman lebih cenderung memiliki episode depresi yang
lebih sering, gejala sisa, menggunakan lebih banyak farmakoterapi dan
mengalami gangguan dalam fungsi sosial mereka (Conradi & de Jonge, 2009).

Ada banyak pekerjaan yang menghubungkan kerentanan terhadap depresi


dengan keterikatan yang tidak aman (Bifulco, Moran, Ball, & Bernazzani, 2002;
Bifulco, Moran, Ball, & Lillie, 2002; Grunebaum et al., In press; A. Lee &
Hankin , 2009). Teori depresi Blatt mengidentifikasi dua kelas skema afektif
kognitif berbasis sejarah lampiran yang paling mungkin ditemukan dalam
depresi: ketergantungan interpersonal dan kritik diri yang berlebihan (Blatt,
2008; Blatt & Luyten, 2009) terkait dengan pola keterikatan yang sibuk dan

35
menghindar, masing- masing (Blatt & Luyten, 2009).

Selama beberapa dekade, bukti telah mengumpulkan menghubungkan


kesulitan masa kanak-kanak, cenderung mengganggu lampiran, kerentanan
dewasa untuk depresi (Brown & Harris, 1978, 1989). Asosiasi ini semakin
dipahami dengan baik dalam hal efek pengalaman keterikatan pada sistem stres
(Heim, Newport, Mletzko, Miller, & Nemeroff, 2008) dan moderasi dari dampak
pengalaman stres kemudian dengan memperoleh keadaan pikiran yang aman di
kaitannya dengan sejarah keterikatan (Bakermans Kranenburg, Van Ijzendoorn,
Mesman, Alink, & Juffer, 2008).

Pengalaman lampiran juga menghubungkan mentalisasi dan depresi


(Heim et al., 2008; Luyten, Mayes, Fonagy, & Van Houdenhove, 2009).
Penurunan kapasitas untuk berpikir tentang keadaan mental mungkin terkait
dengan sejarah pribadi (misalnya trauma) tetapi mungkin juga merupakan
konsekuensi sekunder dari suasana hati yang tidak teratur (Luyten & Fonagy, In
press). Indikasi kegagalan mentalizing tidak sulit ditemukan. Ada kemunculan
kembali pengalaman diri fisik pra-reflektif di tempat pengalaman diri psikologis
(Fonagy & Target, 2000). Pengalaman psikologis dirasakan terlalu nyata, dengan
persamaan umum antara rasa sakit psikologis dan kelelahan emosional dan fisik
(Van Houdenhove & Luyten, 2008). Sebuah keadaan 'hyperembodiment' terjadi
kemudian, di mana pengalaman subjektif terutama dirasakan bersifat fisik.
Kekhawatiran bisa terasa seperti beban berat di pundak seseorang, dan kritik
terhadap orang lain mengancam rasa integritas diri yang diwujudkan. Tugas
terapeutik adalah penjabaran dari sifat psikologis keadaan yang dirasakan
menekan tubuh daripada tersedia untuk dipertimbangkan dan dinilai kembali
sebagai keyakinan atau pemikiran. Kurangnya dorongan, yang merupakan
jantung dari depresi, juga dilihat sebagai perwujudan regresif dari pemikiran
yang melemahkan.

Demikian pula, intensitas kekhawatiran tentang masa depan, dan sifat


menyalahkan diri sendiri yang terkait dengan pengalaman masa lalu,
menyiratkan hilangnya perspektif simbolis, di mana pikiran memperoleh

36
kekuatan konkret yang tidak sesuai dengan diberikan status yang sama dengan
realitas fisik. Dengan tidak adanya kapasitas untuk merenungkan pengalaman,
mempertanyakan diri sendiri berubah menjadi serangan penganiayaan yang tak
terpecahkan dan tak berkesudahan terhadap representasi diri.

Dalam perumusan depresi lanjutan untuk mendukung DIT, distorsi


kognisi dianggap indikasi pseudo-mentalizing (juga disebut sebagai
'hypermentalizing'). Di sini deskripsi pasien tentang kondisi mental orang lain
atau kondisi mentalnya sendiri mencerminkan perhatian yang nyata, tetapi ini
tidak memiliki beberapa fitur penting dari mentalisasi asli; itu adalah pemahaman
parsial, mengandung beberapa kebenaran tetapi terlalu rinci dan sering berulang-
ulang.

Karakteristiknya meliputi rasa kepastian tentang keadaan mental,


termasuk asumsi yang tidak realistis bahwa seseorang dapat secara langsung
mengetahui pikiran orang lain, dan membatasi apa yang dikaitkan dengan
keadaan mental orang lain pada ide dan tema yang memperkuat perspektif
individu yang ada, yang bagaimanapun menyakitkan dan merusak diri sendiri. ,
dipegang untuk alasan bawah sadar yang kuat.

Dengan demikian, kapasitas asli untuk merenungkan pengalaman sendiri


tidak boleh dikacaukan dengan hipermentalisasi, atau dengan perenungan.
Sementara perenungan mengarah pada eksaserbasi kognisi depresif, refleksi diri
yang efektif biasanya mengarah pada pengangkatan suasana hati yang tertekan
(Allen, Fonagy, & Bateman, 2008). Asumsi ini didukung oleh penelitian yang
menunjukkan perbedaan antara refleksi dan merenung, dengan yang pertama
terkait dengan peningkatan suasana hati, yang terakhir dengan depresi yang lebih
besar dan ide bunuh diri.

Seperti yang tertulis pada Jurnal “Efficacy of brief dynamic interpersonal


therapy in patients with major depressive disorder: a prospective, multicenter
randomized controlled trial protocol” bahwa

“Among the short-term approaches, dynamic interpersonal therapy

37
(DIT) was recently developed as a specific depression-focused intervention that
could be implemented within the context of a public health care system [9]. This
16-session manualized treatment is currently recommended as one of the
psychotherapeutic approaches provided through the Improving Access to
Psychological Therapies initiative in the UK [10, 11]. The development of DIT
was influenced by object relations theory, theories of mentalization, attachment
theory, and interpersonal theory, as well as clinical observation that the
relationships of depressed patients are usually fraught with difficulties [11]. DIT
conceptualizes depression as a response to perceived threats to attachments
(loss/separation) and impaired mentalization function . The goals of treatment
are to help patients understand the link between depressive symptoms and
relational difficulties through identifying core, unconscious, recurring patterns
of relating with others, to facilitate the capacity for self-reflection and
understanding interpersonal behavior in terms of mental states, and to
encourage new and adaptive ways of responding to challenges in interpersonal
relationships.In another uncontrolled trial of DIT conducted in a primary care
psychological Wang et al. Trials (2020) 21:673 Page 2 of 9 service, 75% of
patients reported a reduction in self report measures of depression and anxiety.
However, when using a reliable change index, which determines if the magnitude
of change for a given participant is attributable to treatment and not due to
chance, improvement was reduced to 42% for anxiety and 25% for depression
[13]. In a more recent randomized controlled study, DIT was found to be
comparable to CBT and superior to a control intervention in reducing depressive
symptoms, with treatment gains maintained at the 12-month follow-up ”

Yang artinya “Di antara pendekatan jangka pendek, terapi interpersonal


dinamis (DIT) baru-baru ini dikembangkan sebagai intervensi khusus yang
berfokus pada depresi yang dapat diterapkan dalam konteks sistem perawatan
kesehatan masyarakat. Perawatan manual 16-sesi ini saat ini direkomendasikan
sebagai salah satu pendekatan psikoterapi yang disediakan melalui inisiatif
Peningkatan Akses ke Terapi Psikologis di Inggris. Perkembangan DIT
dipengaruhi oleh teori relasi objek, teori mentalisasi, teori attachment, dan teori

38
interpersonal, serta pengamatan klinis bahwa hubungan pasien depresi biasanya
penuh dengan kesulitan. DIT mengkonseptualisasikan depresi sebagai respons
terhadap ancaman yang dirasakan terhadap keterikatan (kehilangan/pemisahan)
dan gangguan fungsi mentalisasi.

Tujuan pengobatan adalah untuk membantu pasien memahami hubungan


antara gejala depresi dan kesulitan relasional melalui identifikasi inti,
ketidaksadaran, pola berulang berhubungan dengan orang lain, untuk
memfasilitasi kapasitas refleksi diri dan pemahaman perilaku interpersonal dalam
hal keadaan mental, dan untuk mendorong cara-cara baru dan adaptif dalam
menanggapi tantangan dalam hubungan antar pribadi. Meskipun sedikit
penelitian telah dilakukan tentang kemanjuran DIT untuk depresi, temuan dari
penelitian yang tersedia cukup menjanjikan. Dalam studi percontohan terbuka
awal DIT, ukuran efek sebelum dan sesudah perawatan yang besar ditemukan
untuk depresi dan kecemasan yang dinilai sendiri. Selanjutnya, 70% pasien
memiliki skor depresi di bawah tingkat klinis pada titik akhir. Studi pendahuluan
ini juga menunjukkan bahwa DIT diterima dengan baik oleh pasien, memiliki
validitas wajah di berbagai pasien, dan mudah dipelajari oleh terapis
berpengalaman yang terlatih secara psikodinamik yang bekerja dalam pengaturan
klinis rutin.

Dalam uji coba lain yang tidak terkontrol dari DIT yang dilakukan dalam
perawatan psikologis primer layanan, 75% pasien melaporkan pengurangan
ukuran laporan diri dari depresi dan kecemasan. Namun, ketika menggunakan
indeks perubahan yang dapat diandalkan, yang menentukan apakah besarnya
perubahan untuk peserta tertentu disebabkan oleh pengobatan dan bukan karena
kebetulan, peningkatan berkurang menjadi 42% untuk kecemasan dan 25% untuk
depresi. Dalam studi terkontrol acak yang lebih baru, DIT ditemukan sebanding
dengan CBT dan lebih unggul dari intervensi kontrol dalam mengurangi gejala
depresi, dengan keuntungan pengobatan dipertahankan pada follow-up 12
bulan.”

39
9.Kasus yang tidak dapat ditangani menggunakan DIT
Sejumlah faktor memandu keputusan kami apakah seseoran cocok untuk DIT
atau tidak. Tingkat gangguan adalah salah satunya, meskipun kami mencoba
model dengan beberapa pasien yang lebih terganggu dan mereka dapat
menggunakan bantuan yang ditawarkan dan mengelola akhir. Salah satu faktor
penentu utama adalah apakah kami pikir pasien akan mampu mengelola akhir
yang, karena sifat singkat dari pekerjaan, diperkenalkan setelah hanya beberapa
sesi.
Seperti yang tertulis pada Jurnal “Dynamic Interpersonal Therapy (DIT):
Providing a focus for time-limited psychodynamic work in the National Health
Service” bahwa
“We also found that it was advisable not to pursue DIT work with patients
who are struggling with some of the following difficulties: current high levels of
instability (homelessness, severe current substance abuse); evidence of a
significant difficulty in using help; an attachment history with multiple
separations and losses and indications of a severe personality disorder. Patients
with these difficulties were offered more supportive work (e.g. IPT or CBT) or
referred on for longer-term psychotherapy. Several patients were referred on to
NHS or private psychotherapy after their DIT sessions, and rather than this
being a sign of the weakness of the model, we understood it to be a sign of its
efficacy in engaging some patients in taking their difficulties in relating
seriously enough to recognize their need for a substantial amount of further
help.”
Yang artinya “Kami juga menemukan bahwa disarankan untuk tidak
melanjutkan pekerjaan DIT dengan pasien yang berjuang dengan beberapa
kesulitan berikut: tingkat ketidakstabilan yang tinggi saat ini (tunawisma,
penyalahgunaan zat yang parah saat ini); bukti kesulitan yang signifikan dalam
menggunakan bantuan; riwayat keterikatan dengan banyak perpisahan dan
kehilangan dan indikasi gangguan kepribadian yang parah. Pasien dengan
kesulitan ini ditawari pekerjaan yang lebih mendukung (misalnya IPT atau CBT)

40
atau dirujuk untuk psikoterapi jangka panjang. Beberapa pasien dirujuk ke NHS
atau psikoterapi swasta setelah sesi DIT mereka, dan alih-alih ini menjadi tanda
kelemahan model, kami memahaminya sebagai tanda kemanjurannya dalam
melibatkan beberapa pasien dalam mengatasi kesulitan mereka dalam
berhubungan secara serius. cukup untuk mengenali kebutuhan mereka akan
sejumlah besar bantuan lebih lanjut.”

10. Peran Terapis dalam DIT


DIT mengadopsi sikap empatik yang terlibat. Tujuannya adalah untuk
bekerja secara kolaboratif dengan pasien sejak awal, terutama dalam mencapai
formulasi yang memberikan fokus yang berarti bagi pasien. Terapis secara
eksplisit tentang pemahamannya tentang masalah pasien, secara terbuka
mendiskusikan dan memeriksa keluar formulasi dengan pasien, dan bersama-sama
mengelaborasi dalam pernyataan formulasi mereka. Tujuannya adalah untuk
menciptakan kesempatan bagi pasien untuk berpartisipasi aktif dalam menyetujui
dan memahami fokus pekerjaan.

Terapis menerima umpan balik pasien. Jika pasien mempertanyakan


pemahaman terapis, atau persepsinya tentang perawatan, terapis merespons secara
non-defensif, memberikan penjelasan yang jelas dan tidak ambigu tentang
bagaimana dia sampai pada pemahamannya. Tujuannya adalah untuk menjadi
setransparan mungkin sambil menyelaraskan, dan bekerja dengan, kebutuhan
pasien, di mana muncul, untuk mengontrol terapis melalui proses proyektif.

Terapis berusaha untuk mengadopsi sikap 'tidak tahu' tapi penasaran yang
memprioritaskan eksplorasi bersama dari keadaan mental pasien yang
berhubungan dengan proses interpersonal yang diidentifikasi yang telah disepakati
sebagai fokus terapi. Penafsiran materi bawah sadar yang dalam umumnya
dihindari demi memfasilitasi dan mendukung kapasitas pasien sendiri untuk
mundur dari pengalaman langsungnya sendiri agar dapat merenungkannya.

Meskipun sikap dasar adalah sikap psikoanalitik, berakar pada minat pada
komunikasi bawah sadar pasien, dan dalam memanfaatkan transferensi,

41
singkatnya perawatan membutuhkan lebih banyak aktivitas di pihak terapis. Hal
ini terutama terjadi pada awal terapi karena tujuannya adalah untuk melibatkan
pasien dengan cepat dan untuk secara aktif mendukung perubahan dalam beberapa
sesi pertama.

Terapis sebagai titik aman aspek ,terapis digambarkan sebagai orang luar
dan sebagai teman dekat.Seseorang yang membuat mereka merasa aman.

Terapis menjadi sumber dukungan yang penting dan terapi menjadi tempat
yang aman selama proses konseling.

11.Kelebihan DIT
Terapi interpersonal dinamis (DIT) adalah protocol terapi individu 16 sei
sederhana untuk gangguan mood. Protocol mengacu pada karya kelompok
referensi ahli pada kompetensi klinis, yang mengidentifikasi komponen kunci dari
terapi psikoanalitik/psikodinamik manual.

DIT adalah protocol perawatan semi-terstruktur yang mudah diperoleh.


Ada rencana untuk meluncurkan DIT secara nasional dalam program peningkatan
akses ke terapi psikologis (IAPT) untuk bekerja dengan pasien depresi. Oleh
karena itu, pelatihan DIT didukung oleh IAPT.

DIT adalah protokol yang relatif baru, berdasarkan model dengan beberapa bukti
penelitian tetapi tidak, itu sendiri, diteliti sampai baru-baru ini. Kami telah
berhasil menguji coba protokol dalam konteks perawatan primer dengan pasien
depresi yang dirujuk secara berurutan yang ditawari 16 sesi DIT, sebagai dasar
untuk merencanakan RCT skala besar. Dalam uji coba, DIT dikaitkan dengan
penurunan yang signifikan dalam gejala yang dilaporkan pada semua kecuali satu
kasus, hingga di bawah tingkat klinis pada 70% pasien. (Lemma, Target, dan
Fonagy, 2011a).

Studi pendahuluan ini juga menunjukkan bahwa model ini mudah dipahami dalam
pelatihan tiga hari dan diterapkan oleh dokter yang belum menjalani pelatihan
psikoanalitik penuh, tetapi berpengalaman dalam menawarkan terapi
psikodinamik sekali seminggu di NHS. Umpan balik dari terapis dan pasien yang

42
terlibat dalam studi percontohan berkontribusi pada penyempurnaan lebih lanjut
dari protokol dan pelatihan: pelatihan empat hari, diikuti dengan pengawasan
mingguan dua kasus video atau rekaman audio. Modul pelatihan ini terlihat
menjanjikan dalam potensinya untuk membantu dokter yang berorientasi dinamis
untuk mencapai hasil yang baik jika mereka mengikuti lima langkah strategis
yang relatif sederhana selama keterlibatan terapeutik singkat:

(a) Mengidentifikasi masalah terkait keterikatan dengan fokus emosional


relasional tertentu yang berakar pada konflik dinamis, yang dirasakan pasien saat
ini membuat mereka merasa tertekan;

(b) bekerja dengan pasien secara kolaboratif untuk menciptakan gambaran yang
semakin mentalistik tentang masalah antarpribadi yang diangkat oleh masalah
tersebut;

(c) mendorong pasien untuk mengeksplorasi kemungkinan cara-cara alternatif


untuk merasakan dan berpikir (bermain dengan realitas internal dan eksternal
yang baru), secara aktif menggunakan hubungan transferensi untuk menonjolkan
cara-cara khas pasien dalam berhubungan;

(d) memastikan bahwa proses terapeutik (perubahan diri) tercermin; dan

(e) menjelang akhir pengobatan, berikan kepada pasien ringkasan tertulis dari
pandangan yang dibuat secara kolaboratif dari orang tersebut dan area konflik
bawah sadar yang dipilih, untuk dia pegang, untuk mengurangi risiko
kekambuhan (dikenal sebagai sangat mungkin dalam depresi klinis).

43
12.Kekurangan DIT
Kelemahan potensial dari pendekatan ini termasuk kemungkinan bahwa pasien
mungkin tidak siap untuk mengubah pola interaksi mereka dan bahwa terapi
mungkin memerlukan waktu dan usaha yang signifikan. Selain itu, DIT mungkin
tidak sesuai untuk semua masalah kesehatan mental.

Berbicara dan memikirkan masalah emosional bisa jadi sulit. Untuk alasan
ini beberapa orang bisa merasa jauh lebih buruk sebelum mereka merasa lebih
baik. Model terapi ini tidak bisa cocok dengan semua permasalahan, hanya orang
tertentu yang bisa diselesaikan dengan metode terapi ini.

44
BAB 3

PENUTUP
A. Kesimpulan
DIT, atau terapi interpersonal dinamis, adalah terapi psikodinamik
terbatas waktu yang dirancang untuk membantu orang mengelola masalah
hubungan dan emosional, khususnya depresi dan kecemasan. Terapis akan
memberikan bentuk terapi berusaha untuk mengidentifikasi pola perilaku
yang sering berasal dari pengalaman anak usia dini. Dengan melakukan
itu, terapis dapat membantu pasien mereka memahami hubungan antara
apa yang mereka rasakan, dan bagaimana hal ini memengaruhi hubungan
mereka saat ini.

DIT berfokus pada hubungan pasien,internal dan eksternal,yang


berhubungan dengan masalah dalam kehidupan pasien saat ini, sehingga
menimbulkan gejala depresi. Tidak seperti pendekatan interpersonal
lainya, DIT secara sistematis berfokus pada aktivasi ketidaksadaran saat
ini, hubungan objek yang secara bermakna terhubung dengan gejala
depresi. Selain itu , DIT mencakup pendekatan dinamis sejauh ini
berkaitan dengan membantu pasien memahami interaksi antara realitas
eksternal dan internal,yang berkaitan dengan pola relasional terbatas yang
bermasalah. Dengan demikian, DIT membahas alam bawah sadar pasien
dari pengalaman.

Terapi interpersonal dinamis (DIT) adalah protokol terapi individu


16 sesi sederhana untuk gangguan mood. Protokol mengacu pada karya
Kelompok Referensi Ahli pada kompetensi klinis, yang mengidentifikasi
komponen kunci dari terapi psikoanalitik/psikodinamik manual. DIT
adalah protokol perawatan semi-terstruktur yang mudah diperoleh. Ada
rencana untuk meluncurkan DIT secara nasional dalam program
Peningkatan Akses ke Terapi Psikologis (IAPT) untuk bekerja dengan
pasien depresi. Oleh karena itu, pelatihan DIT didukung oleh IAP.

45
B. Saran
Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
mungkin masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu adapun nantinya penulis berharap akan berusaha melakukan perbaikan susunan
makalah mata kuliah Analisis Pengubahan Tingkah Laku (APTL) dengan tema
Expressive Writting Therapy ini dengan menggunakan pedoman dari beberapa
sumber dan kritik yang bisa membangun dari dosen pengampu mata kuliah
Analisis Pengubahan Tingkah Laku (APTL) Ibu Sri Adi N,S,Psi, .MM, dan para
pembaca khususnya Rekan-rekan mahasiswa FKIP BK UPS semester 5 kelas B
supaya makalah ini bisa lebih layak dibaca dan dipakai teorinya saat dipraktikan
nantinya

46
DAFTAR PUSTAKA
- https://www.somersetft.nhs.uk/somerset-talkingtherapies/?treatment=dynamic-
interpersonal-therapy-dit
- https://www.harleytherapy.co.uk/counselling/dynamic-interpersonal-
therapy.htm
- Wang, Lanlan, et al. "Efficacy of brief dynamic interpersonal therapy in
patients with major depressive disorder: a prospective, multicenter randomized
controlled trial protocol." Trials 21.1 (2020): 1-9.
- https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Efficacy+of+brief+dynamic+interpersonal+therapy
+in+patients+with+major+depressive+disorder%3A+a+prospective
%2C+multicenter+randomized+controlled+trial+protocol&btnG=#d=gs_cit&t
=1666942918253&u=%2Fscholar%3Fq%3Dinfo%3AaSEdDK_tot4J
%3Ascholar.google.com%2F%26output%3Dcite%26scirp%3D0%26hl%3Did
- WANG, Lanlan, et al. Efficacy of brief dynamic interpersonal therapy in
patients with major depressive disorder: a prospective, multicenter randomized
controlled trial protocol. Trials, 2020, 21.1: 1-9.
- Wang, L., Wang, Q., Jiang, W., Luo, J., Tong, J., Li, X., ... & Qiu, J. (2020).
Efficacy of brief dynamic interpersonal therapy in patients with major
depressive disorder: a prospective, multicenter randomized controlled trial
protocol. Trials, 21(1), 1-9.
- Wang, Lanlan, et al. "Efficacy of brief dynamic interpersonal therapy in
patients with major depressive disorder: a prospective, multicenter randomized
controlled trial protocol." Trials 21.1 (2020): 1-9.
- Chen, C. K., Ingenito, C. P., Kehn, M. M., Nehrig, N., & Abraham, K. S.
(2019). Implementing brief dynamic interpersonal therapy (DIT) in a VA
medical center. Journal of Mental Health, 28(6), 613-620.
- https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Implementing+brief+Dynamic+Interpersonal+Thera
py+%28DIT
%29+in+a+VA+Medical+Center&btnG=#d=gs_cit&t=1666944207200&u=

47
%2Fscholar%3Fq%3Dinfo%3Anj8oIMzOj9kJ%3Ascholar.google.com%2F
%26output%3Dcite%26scirp%3D0%26hl%3Did
- Chen, Cory K., et al. "Implementing brief dynamic interpersonal therapy (DIT)
in a VA medical center." Journal of Mental Health 28.6 (2019): 613-620.
- Chen, C. K., Ingenito, C. P., Kehn, M. M., Nehrig, N., & Abraham, K. S.
(2019). Implementing brief dynamic interpersonal therapy (DIT) in a VA
medical center. Journal of Mental Health, 28(6), 613-620.
- CHEN, Cory K., et al. Implementing brief dynamic interpersonal therapy (DIT)
in a VA medical center. Journal of Mental Health, 2019, 28.6: 613-620.
- Inquiry, P. (1982). A Topical Journal for Mental Health Professionals. New
York.
- https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Psychoanalytic+Inquiry
%3A+A+Topical+Journal+for+Mental+Health+Professionals&btnG=
- Lemma, A., Target, M., & Fonagy, P. (2010). The development of a brief
psychodynamic protocol for depression: Dynamic Interpersonal Therapy
(DIT). Psychoanalytic Psychotherapy,, 24(4), 329-346.
- https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=The+Development+of+a+Brief+Psychodynamic+In
tervention+%28Dynamic+Interpersonal+Therapy
%29+and+Its+Application+to+Depression
%3A+A+Pilot+Study+March+2011Psychiatry+Interpersonal+
%26+Biological+Processes+74%281%29%3A41-8+DOI
%3A10.1521%2Fpsyc.2011.74.1.41+SourcePubMed+Authors
%3A+Alessandra+Lemma+University+of+Essex+Mary+Target+University+C
ollege+London+Peter+Fonagy+University+College+London&btnG=#d=gs_cit
&t=1666948832688&u=%2Fscholar%3Fq%3Dinfo%3AZqNeo3Lc_jUJ
%3Ascholar.google.com%2F%26output%3Dcite%26scirp%3D0%26hl%3Did
- https://www.talkingchange.nhs.uk/dynamic-interpersonal-therapy-
dit#:~:text=Dynamic%20Interpersonal%20Therapy%20(DIT)%20explores,and
%20behave%20in%20the%20present.

48
- https://www.harleytherapy.co.uk/counselling/dynamic-interpersonal-
therapy.htm
- https://www.somersetft.nhs.uk/somerset-talking-therapies/?
treatment=dynamic-interpersonal-therapy-dit
- https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Dynamic+interpersonal+therapy+in+an+NHS+tertia
ry+level+specialist+psychotherapy+service&btnG=#d=gs_cit&t=16670514410
65&u=%2Fscholar%3Fq%3Dinfo%3A-MpjWeECYcQJ
%3Ascholar.google.com%2F%26output%3Dcite%26scirp%3D0%26hl%3Did
-

49
Lampiran

50
51
52
53
54
55

Anda mungkin juga menyukai