0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
237 tayangan2 halaman
Pengenalan objek melibatkan proses persepsi yang cepat untuk mengenali objek dalam kehidupan sehari-hari. Teori persepsi membagi persepsi menjadi konstruktif dan langsung, di mana persepsi konstruktif dibentuk berdasarkan pengalaman sementara persepsi langsung memanfaatkan informasi lingkungan. Teori Gestalt menekankan pentingnya melihat pola secara keseluruhan daripada bagian-bagiannya saja dalam pengenalan objek.
Pengenalan objek melibatkan proses persepsi yang cepat untuk mengenali objek dalam kehidupan sehari-hari. Teori persepsi membagi persepsi menjadi konstruktif dan langsung, di mana persepsi konstruktif dibentuk berdasarkan pengalaman sementara persepsi langsung memanfaatkan informasi lingkungan. Teori Gestalt menekankan pentingnya melihat pola secara keseluruhan daripada bagian-bagiannya saja dalam pengenalan objek.
Pengenalan objek melibatkan proses persepsi yang cepat untuk mengenali objek dalam kehidupan sehari-hari. Teori persepsi membagi persepsi menjadi konstruktif dan langsung, di mana persepsi konstruktif dibentuk berdasarkan pengalaman sementara persepsi langsung memanfaatkan informasi lingkungan. Teori Gestalt menekankan pentingnya melihat pola secara keseluruhan daripada bagian-bagiannya saja dalam pengenalan objek.
a. Pengenalan objek berdasarkan pengalaman sehari-hari dengan mengenali dan memroses
secara cepat sehingga kita bisa menyebut objek tersebut sebagia rumah atau topi dan lain sebagainya. Proses yang terjadi dalam pengenalan objek juga tidak lama, kurang dari seddetik. b. Teori perseptual dibagi menjaddi dua yaitu persepsi konstruktif dan persepsi langsung. Persepsi konstruktif yaitu persepsi ini terbentuk berdasarkan kombinasi informasi yang diterima system sensorik dan pengetahuan yang kita pelajari dari dunia, yang kita dapatkan dari pengalaman, contohnya : saat kita bertemu teman lama dan dia merubah gaya rambut, gaya berpakaian atau tumbuh kumis, maka kita tetap akan mengenlainya karena kita telah menyimpan memori tentangnya dimasa dulu, walaupun dia berubah kita tetap bisa mengenalinya dari suara atau hal-hal yang berhubungan dengannya. Selanjutnya persepsi langsung, menyatakan bahwa stimulus sudah mengandung cukup banyak informasi dan pembelajaran tidak lebih penting karena lingkungan sudah cukup banyak mengandung informasi untuk dapat digunakan dalam mengenali atau menjabarkan sebuah objek. Contoh : dalam mengenali objek kita menggunakan semua panca indera, persepsi langsung terjadi dalam kehidupan sehari-hari semisal kita melihat sebuah objek maka semua indera kita akan memprosesnya dan menyimpulkan bahwa obejk tersebut adalah bunga atau yang lainnya. c. Pengenalan pola visual, dalam kehidupan sehari-hari kita perlu untuk melihat bentuk, sudut, dan pergerakan suatu objek supaya dapat dengan mudah menginterpretasikan suatu objek atua mengenali objek tersebut. Jika tidak ada pengenalan pola visual maka akan sulit bagi kita untuk mengenali atau membedakan satu objek dengan objek lainnya. d. Teori Gestalt : memandang bahwa dasar pengenalan pola adalah persepsi terhadap pola baru dari stimulus. Bagian dari keseluruhan konfigurasi memiliki arti karena mereka dilihat secara keseluruhan sebagai suatu bentuk, bukan sebagai bagian dari keseluruhan bentuk tersebut. e. Hukum gestalt : 1. Proximity yaitu objek yang berdekatan akan dipersepsikan sebagai objek yang koheren, 2. Similarity yaitu sebuah stimulus yang terlihat sama akan dipersepsikan menjadi suatu bagian yang sama, 3. Closure yaitu untuk sebuah stimulus yang cenderung menutup akan membentuk kesan totalitas tersendiri, 4. Symmetry yaitu berusaha memahami pola-pola karena “mata pikiran” kita secara konstan mencari organisasi perseptual yang berbeda-beda, 5. Continuity yaiitu terjadi ketika indera penglihatan dipaksa untuk bergerak melalui sebuah objek tesebut, 6. Common Fate yaituu sebuah stimulus yang bergerak kearah yang sama dipersepsikan kedalam kelompok yang sama. f. Pemrosesan Bottom-Up yaitu pengenalan objek dari bagian-bagian menuju pada pengenalan keseluruhan. Contohnya : jika ada seseorang, kita akan mengenalinya dari bagian-bagiannya seperti suara, postur tubuh, cara jalan dan lain-lain, sehingga kita tahu jika itu si A. Selanjutnya pemrosesan top-down yaitu proses pengenalan pola dari keseluruhan menuju bagian-bagian. Contohnya : kita mengetahui jika itu si A karena kita mengenali suara, postur, cara jalan dan lain sebagainya.