Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KELOMPOK 9

KONSEP IMAGERY DAN


LATIHAN IMAGERY DALAM OLAHRAGA

ERLANGGA EFENDI : 196610830


FADILLA PUTRI YADIKHA : 196610150
FEREN CAHYA NADIRA : 196610961
FIKRI JULIO PRATAMA : 196610746

KELAS 5A

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENJASKESREK UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada dosen maupun rekan-
rekan yang rela meluangkan waktu dalam pembuatan makalah ini.
DAFTAR ISI :
KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB 1
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang 1
1.2 Rumusan masalah 1

1.3 Tujuan 1

BAB 2 PEMBAHASAN 3

2.1 Definisi Imagery 3


2.2 Cara Kerja Imagery 4
2.3 Imagery Dalam Olahraga 5
2.4 Dasar-Dasar Latihan Dan Manfaat Latihan Imagery 6
2.5 Faktor-Faktor Dalam Imagery 7

BAB 3 PENUTUP 9

3.1 Kesimpulan 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 1

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-
faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses
pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Adanya kaitan yang
sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, tidak
mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan
utama studi psikologi pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi
pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan
proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar.
Untuk memperjelas pertimbangan-pertimbangan psikologi pendidikan yang
melibatkan peserta didik, berikut ini diketengahkan uraian tentang pengertian psikologi
pendidikan dan ruang lingkup pskikologi pendidikan, perkembangan psikologi
pendidikan, aliran-aliran psikologi pendidikan, metode-metode psikologi pendidikan dan
hubungan psikologi pendidikan dengan bimbingan konseling.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Apa saja defenisi dari imagery dan cara kerja imagery?
2. Apa itu imagery dalam olahrga ?
3. Apa saja Dasar-dasar latihan imagery dan manfaat latihan imagery?
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi dan pengembangan program latihan?
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
pembuatan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui pengertian dari imagery dan Mengetahui cara kerja imagery
2. Mengetahui imagery dalam olahraga
3. Mengetahui dasar latihan imagery dan manfaat latihan imagery
4. Mengetahui fator dan program latihan

1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Imagery
Imagery merupakan salah satu metode yang digunakan dalam latihan
mental/mental training, yang didefinisikan sebagai bentuk kreasi mental yang dilakukan
secara sadar dan disengaja dan bertujuan untuk membentuk persepsi sesuatu dengan
jalan membentuk imaji kreatif di dalam benak seseorang, Fanning dalam (Juriana 2012:
18). Melalui proses mental kreatif ini, seseorang dapat mengubah persepsinya terhadap
sesuatu karena ia membentuk imaji suatu dalam berbagai bingkai persepsi, atau melihat
suatu keadaan tertentu dari berbagai sudut pandang.
Imajeri (imagery) merupakan suatu proses di dalam pikiran, dimana pengalaman
sensori disimpan di dalam memori dan secara internal diulang dan dialami lagi di dalam
pikiran, tanpa perlu menghadirkan stimulus eksternalnya (Maksum, 2011: 64). Artinya,
imagery merupakan suatu pengulangan gerakan, kejadian, situasi atau pengalaman di
dalam pikiran yang dilakukan secara sengaja namun tidak memerlukan adanya suasana,
kondisi, peralatan ataupun orang-orang yang sebenarnya ada di dalam pengalaman atau
kejadian yang sesungguhnya. Imagery berarti gambarangambaran mental secara kolektif,
yang menyebabkan seseorang dapat membentuk gambaran-gambaran dalam otaknya
(Katono & Gulo, 2000: 217). Latihan imagery merupakan suatu bentuk latihan mental
yang berupa pembayangan diri dan gerakan di dalam pikiran. Latihan imagery ini
bermanfaat untuk mempelajari atau mengulang gerakan baru, memperbaiki suatu
gerakan yang salah atau belum sempurna dan guna melatih simulasi dalam pikiran.
Imagery atau visualisasi merupakan bentuk kreasi mental yang dilakukan secara
sadar dan disengaja dan bertujuan untuk membentuk persepsi sesuatu dengan jalan
membentuk imaji kreatif di dalam benak seseorang. Melalui proses mental kreatif ini,
seseorang dapat mengubah persepsinya terhadap sesuatu karena ia membentuk imaji
suatu keadaan dalam berbagai bingkai persepsi, atau melihat suatu keadaan tertentu dari
berbagai sudut pandang. Dalam konsep latihan mental dalam olahraga, 6 visualisasi juga
sering disebut sebagai mental rehearsal atau juga imagery process.
Imagery merupakan salah satu cara atau simulasi yang terjadi dalam otak yang
menyebabkan individu dapat membentuk gambaran-gambaran dalam otaknya (Mardhika
& Suharjana, 2015:108). Sedangkan Tangkudung dan Mylsidayu (2017: 109)
menyatakan bahwa imagery adalah membayangkan/ menggambarkan/ mengingat/
memunculkan kembali obyek dan peristiwa/pengalaman keterampilan yang benar di
dalam pikiran.
imagery merupakan salah satu teknik atau metode latihan keterampilan mental
yang harus dikuasai oleh atlet. Latihan imagery terbukti memberikan manfaat kepada
atlet untuk menciptakan kembali pengalaman gerak di dalam otaknya, sehingga atlet
memungkinkan untuk menampilkan pola gerak tersebut dengan baik. Prosesnya terjadi
dengan cara mengamati, memperhatikan, dan membayangkan pola gerak tertentu dan
mengingat-ingat pola gerak tersebut di dalam otaknya (Komarudin 2013:92).

2
Imagery merupakan pembentukan representasi mental dari suatu objek, tempat,
peristiwa, atau situasi yang dirasakan melalui indra. Saat berimajinasi individu dapat
membayangkan melihat sesuatu, mendengar, merasakan, mencium, dan atau menyentuh
sesuatu (Snyder, 2006).
2. Cara Kerja Imagery
Dalam proses visualisasi seorang individu melakukan latihan mental dengan
menggunakan kondisi precues (pra-isyarat). Kondisi pra-isyarat ini melibatkan aspek
konsentrasi dan dilandasi oleh tiga hal utama. Pertama, hal yang divisualkan harus
terlebih dahulu tertanam dalam ingatan seseorang. Kedua, untuk memfungsikan perilaku
sesuai dengan pra-isyarat seseorang harus memusatkan perhatian secara sungguh-
sungguh pada sasaran perilaku, jika hal ini tidak dilakukan maka arah perilaku mungkin
akan menyimpang. Ketiga, perhatian harus berlangsung terus di dalam area pra-isyarat
hingga tercapainya sasaran perilaku, Eversheim dan Block (Juriana, 2012: 14).
Imagery is actually a form of simulation, it is similar to a real sensory experience
(e.g., seeing, feeling, or hearing), but entire experience occurs in the mind, artinya
imagery adalah sebuah bentuk simulasi, hal ini mirip dengan pengalaman sensorik yang
nyata (misalnya melihat, 9 merasakan, atau mendengar), tetapi seluruh pengalaman
tersebut terjadi dalam pikiran (Robert S. Weinberg and Danield Gould, 2003: 284).
Vealey dan Greenleaf (2001) menyatakan bahwa terdapat tiga teori yang dapat
digunakan untuk menjelaskan cara kerja imagery , yaitu:

 Teori psikoneuromaskular (psychoneuromuscular theory).


Dalam teori ini, imagery merupakan hasil dari pola subliminal
neuromuscular yang serupa dengan pola neuromuscular yang digunakan
pada pergerakan sebenarnya. Meskipun situasi yang dibayangkan tidak
menghasilkan pergerakan otot yang teramati, namun perintah dari otak
menuju otot tetap terkirim. Sistem neuromuscular memberi kesempatan
untuk “melatih” pola pergerakan tanpa menggerakkan otot yang
sebenarnya.

 Teori belajar simbolik (symbolic learning theory).


Pada teori ini, imagery bekerja karena individu telah merencanakan
tindakannya. Urutan pergerakan, tujuan dari tugas, dan solusi alternatif
telah dipertimbangkan secara kognitif sebelum respon fisik dibutuhkan.

 Teori atensi dan penyesuaian gugahan ( attention and arousal set


theory ). Teori ini menggabungkan aspek kognitif dari
teori belajar simbolik dan teori psikoneuromaskular. Imagery berfungsi
untuk meningkatkan performa melalui dua cara, yaitu melalui perspektif
fisiologis dengan membantu individu untuk menyesuaikan tingkat
gugahannya untuk performa yang optimal, dan melalui
persepektif kognitif yang membantu individu untuk menghadapi tugas
secara selektif sehingga tidak mudah terganggu oleh stimulus yang tidak
relevan dengan tugas.

3
 Dalam olahraga, imagery merupakan salah satu bentuk
intervensi kognitif (Cox, 2007).

 Beberapa penelitian menemukan bahwa penggunaan imagery efektif


digunakan baik untuk meningkatkan pembelajaran dan performa dalam
kemampuan berolahraga, maupun pikiran dan emosi yang berhubungan
dengan kompetisi (Vealey & Greenleaf, 2001)
3. Imagery Dalam Olahraga
Imagery dalam olahraga merupakan salah satu teknik atau metode latihan
keterampilan mental yang harus dikuasai oleh atlet. Latihan imagery terbukti
memberikan manfaat kepada atlet untuk menciptakan kembali pengalaman gerak di
dalam otaknya, sehingga atlet memungkinkan untuk menampilkan pola gerak tersebut
dengan baik.  Dalam konteks olahraga, imagery digunakan untuk membantu atlet
membuat visualisasi yang lebih nyata berkaitan dengan pertandingan atau kompetisi
yang akan dijalaninya.
Imagery membantu atlet untuk menciptakan gambaran yang riil berkaitan dengan
kesulitan dan masalah-masalah yang mungkin akan dihadapi oleh para atlet selama
pertandingan. Seperti diketahui, atlet seringkali membuat gambaran yang tidak nyata
baik tentang dirinya maupun tentang lawan yang akan dihadapi. Menganggap lawan
lebih superior, kemampuan teknisnya masih rendah atau lingkungan pertandingan yang
menekan seringkali muncul di benak para atlet ketika menyiapkan diri untuk sebuah
pertandingan.
Ada beberapa teknik latihan visualisasi atau imagery yang dapat dilakukan di
dalam atau di luar lapangan. Waktu yang dibutuhkan juga relatif, bisa sangat singkat
hanya dalam hitungan detik sampai menit, dapat dilakukan di tempat yang sunyi ataupun
ramai, bahkan pada saat sedang melakukan pertandingan. Latihan visualisasi yang lebih
panjang dan terpandu (guided visualization) biasanya dilakukan dengan menyendiri di
ruang yang sunyi, tenteram, nyaman (umumnya di kamar tidur atau ruang khusus),
terutama dilakukan pada awal melakukan latihan visualisasi, atau pada saat digunakan
untuk meredakan ketegangan.
Untuk menguasai kecakapan imagery, diperlukan pemahaman yang mendalam
dari olahragawan dan bimbingan yang jelas dari pelatih mental, agar tidak terjadi
kekeliruan dalam menerapkannya. Pelatih mental atau psikolog olahraga dibutuhkan
sebagai pendamping olahragawan saat melakukan latihan imagery, untuk misalnya
memandu latihan imagery, memilih kata-kata yang 26 tepat untuk digunakan dalam
imagery, dan meningkatkan kemampuan imagery. Untuk melakukan latihan imagery,
perhatikan panduan imagery oleh Sapta Kunta (2013: 41-42) sebagai berikut:
1. Cari tempat yang tenang sehingga tidak akan terganggu, ambil posisi yang nyaman dan
usahakan relaks.
2. Imajinasi yang diberikan harus positif dan berhasil, jangan negatif.
3. Mengikutsertakan sebanyak mungkin penginderaan.

4
4. Berimajinasi secara keseluruhan.
5. Dapat dilakukan sebelum dan selama latihan atau pertandingan.
6. Pelatih harus berpengalaman untuk kualifikasi imagery.
7. Akhiri latihan ini dengan bernafas dalam-dalam, membuka mata dan kembali
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Secara lebih spesifik berikut merupakan tahap-tahap yang harus dilalui dalam menjalankan
latihan imagery:
1. Duduklah di tempat yang nyaman dan tidak ada gangguan.
2. Nyamankan tubuh dengan mengambil nafas panjang dan perlahan-lahan.
3. Tutup mata dan ciptakan gambaran yang jelas dan meyakinkan. Gambaran ini bisa
jadi merupakan gambaran dari peristiwa yang pernah dialami atau bisa juga sesuatu
yang diinginkan.
4. jika tiba-tiba muncul gambaran lain yang mengganggu atau tiba-tiba berfikir tentang
sesuatu yang lain, segeralah sadari dan kembali ke gambaran semula.
5. Fokuslah pada pernafasan jika kehilangan gambaran yang diinginkan tadi.
6. Pertahankan sikap yang positif. Bayangkan penglihatan, suara-suara, rasa, perasaan,
bahkan bau dari pengalaman.
7. Catatlah detil-detil dari gambaran tersebut sebaik mungkin. Apa yang dipakai, siapa
saja yang ada disana, apa yang didengar, bagaimana perasaan Anda?
8. Jika sesi latihan imagery itu tidak berjalan sesuai keinginan, maka bukalah mata dan
segera memulainya lagi yang diawali dengan pernafasan.
9. Selalu mengakhiri latihan Imagery dengan gambaran yang positif.

Berikut ini disajikan pelaksanaan latihan imagery yang dilakukan untuk


mengembangkan kemampuan teknis dalam cabang olahraga, yaitu
menggambarkan atau membayangkan keseluruhan pola teknik sejak awal hingga
akhir atau tentang bagian-bagian tertentu. Contoh seorang pemain olahraga
melakukan latihan imagery:

1. Duduk di tempat yang nyaman; kaki dan tangan jangan disilangkan. Setelah
mendapatkan posisi yang santai, tutup mata anda dan cobalah mengingat suatu
penampilan permainan olahraga yang ketat dan bagus dan anda unggul. Bayangkan
kejadian itu segamblang mungkin. Dimana waktu pertandinganya, jam berapa, cuaca
diwaktu itu, apa yang dilihat dan didengar.
2. Bayangkan anda melakukan servis; dimulai dengan posisi kaki, mengayunkan raket,
memikirkan sasaran, jenis pukulan, saat perkenaan dan masuk sesuai sasaran.
Frekuensi 15 kali.

5
3. Bayangkan anda melakukan pukulan lob dimulai dengan posisi kaki yang baik,
mengayunkan raket, memikirkan sasaran, saat perkenaan dan masuk sesuai sasaran.
Frekuensi 15 kali.
4. Bayangkan anda melakukan pukulan smash dimulai dengan posisi kaki,
mengayunkan raket, memikirkan sasaran, saat perkenaan dengan keras dan masuk
sesuai sasaran. Frekuensi 15 kali.
5. Bayangkan anda melakukan pukulan drive di tengah lapangan dimulai dengan posisi
kaki, mengayunkan raket, memikirkan sasaran, saat perkenaan dengan keras dan
masuk sesuai sasaran. Frekuensi 15 kali.
6. Pada saat terakhir dilakukan latihan imagery rangkaian keseluruhan teknik-teknik
yang ada, misalnya bayangkan anda melakukan servis pendek dengan baik,
kemudian bergerak maju, melakukan serobotan dengan tajam sehingga lawan mati.
Frekuensi 15.

4 Dasar-Dasar Latihan Imagery Dan Manfaat Latihan Imagery


Dasar-Dasar Latihan Imagery
 Ketajaman dilakukan melalui:
1. Membayangkan hal-hal yang sudah sangat dikenal,
2. Membayangkan suatu keterampilan khusus yang sudah dimiliki,
3. Membayangkan keseluruhan penampilan secara baik.
 Keterkendalian: mengendalikan perilaku.
 Latihan imagery harus dilakukan setiap hari.
 Mengevaluasi keterampilan imagery.
 Kondisi rileks: Relaksasi merupakan prasayat bagi bentuk-bentuk latihan imagery.
 Harapan yang realistis.
 Motivasi yang cukup.
 Imaji yang tegas, jelas, tajam, dan terkendali.

a. Manfaat Imagery
 Meningkatkan konsentrasi
 Meningkatkan rasa percaya diri
 Mengendalikan respon emosional
 Memperbaiki latihan keterampilan
 Mengembangkan strategi
 Mengatasi rasa sakit

4. Faktor- Faktor Dalam Imagery


Ada beberapa faktor dalam imagery, yaitu :
a. Faktor Physical (Fisik)

6
Dalam proses latihan imagery harus memperhatikan faktor fisik seorang atlet.
Faktor fisik disini dianalogikan bagaimana kesiapan tubuh atlet dalam menjalani sesi
latihan. Kondisi terbaik seorang atlet untuk dapat mengikuti sesi latihan imagery adalah
kondisi rileks.
b. Faktor Environment (Lingkungan)
Lingkungan sangat berperan dalam proses kelancaran sebuah sesi latihan
imagery. Latihan imagery adalah latihan yang identik dengan membayangkan dan
membutuhkan konsentrasi. Untuk dapat berkonsentrasi yang baik maka kondisi
lingkungan yang hening dan tenang serta tidak ada gangguan dari eksternal seperti suara
bising sangat diperlukan.
c. Faktor Task (Tugas)
Tugas disini bermakna bagi atlet dan pelatih. Seorang atlet ketika menjalani
sebuah sesi latihan imagery maka harus fokus dengan tugas yang diberikan misalkan
membayangkan sebuah teknik smash. Maka atlet tersebut wajib memelihara fokus dan
konsentrasinya hanya pada teknik tersebut. Sedangkan tugas untuk pelatih disini adalah
sebagai pemandu sesi latihan. Seorang pelatih dalam proses imagery membantu atlet
dalam mengarahkan fokus dengan memberikan trigger (kata kunci) dari sebuah teknik.
d. Faktor Timing
Dalam sebuah sesi latihan imagery seorang pelatih harus mampu mengalokasikan
waktu secara tepat. Latihan imagery berbeda dengan latihan fisik pada umumnya. Pada
prinsipnya latihan imagery tidak ada unsur maksimal tetapi optimal. Artinya latihan
imagery akan lebih efektif jika dilakukan dalam durasi waktu yang tidak lama. Selain itu
penempatan sesi latihan imagery yang bertujuan untuk peningkatan performa akan lebih
efektif jika diberikan pada masa prakompetisi.
e. Faktor Learning (Belajar)
Dalam latihan imagery sasaran utama selain meningkatkan performa atlet dalam
gerak juga meningkatkan kemampuan kognitif atlet. Kemampuan kognitif yang
diperoleh dari latihan imagery antara lain peningkatan pemahaman gerak sebuah teknik,
atlet mampu mengevaluasi kesalahan teknik yang dimiliki serta pengembangan strategi
bermain.
f. Faktor Emotion (Emosi)
Tingkat emosianal setiap atlet akan sedikit berepengaruh pada proses latihan
imagery. Namun dengan fungsi kognitif yang terdapat latihan imagery, maka atlet yang
memiliki ketidakstabilan emosi akan terbantu dalam mengelola emosi. Tahapan awal
dari sebuah latihan imagery selain menguatkan pola gambaran sebuah teknik juga
berfungsi mengatur kestabilan emosi. Karena untuk dapat berkonsentrasi seorang atlet
harus mampu mengelola perasaan emosional pikiran dengan baik. Untuk faktor terakhir
adalah perspektif.

7
g. Faktor Persepective (Perspektif/ Pandangan)
Dalam proses latihan imagery, setiap atlet pasti memiliki kemampuan perspektif
yang berbeda. Perspektif imagery terdapat dua yaitu internal dan eksternal. Untuk
perspektif internal adalah kemampuan atlet dalam memunculkan bayangan dalam
pikiran atlet tersebut berdasarkan pengalaman atau memori bayangan yang dimiliki.
Sedangkan perspektif eskternal merupakan kemampuan seorang atlet dalam
memunculkan bayangan berdasarkan sudut pandang orang ketiga. Artinya atlet bersikap
seolah menjadi pengamat orang lain melakukan sebuah teknik kemudian dari peristiwa
tersebut atlet membayangkan gerakan yang sama. Dengan perbedaan kemampuan setiap
atlet terkait perspektif tersebut maka sorang pelatih sebelum memberikan latihan
imagery harus menganalisa kemampuan dasar atletnya.

5. Pengembangan program latihan imagery


Pertama, Cognitif Specific adalah latihan imagery yang khusus untuk
keterampilan olahraga yang specific, seperti tembakan bebas dalam permainan sepak
bola (dicontohkan dalam teori yang dikutip penulis). Selanjutnya penjelasan diatas
mengarahkan penulis mengembangkan kebenaran dan keberhasilan gerakan tekhnik
tendangan, guntingan, bantingan yang dilihat dan dibayangkan secara berulang-ulang
agar rangkaian gerak yang benar tersimpan dalam otak sehingga menjadi sebuah
kebiasaan dalam latihan gerak nantinya.
Kedua, Motivational Specific adalah latihan imagery yang dilakukan untuk
menentukan tujuan secara spesific dan membentuk prilaku yang berorientasi pada tujuan,
seperti atlet angat berat ingin mencapai rekor angkatan, memperoleh medali dalam
kejuaraan. Peneliti berusaha membuat serta mengembangkan teori ini sesuai dengan
kebutuhan atlet pencak silat kategori tanding. Salah satunya adalah atlet pencak silat
ketegori tanding membayangkan mengenai bagaimana cara yang baik dan tepat serta
meyakini teknik yang dimiliki untuk dapat berhasil melakukan gerakan tendangan,
guntingan dan jatuhan. Keyakinan dalam mengatur jarak serang serta melihat posisi kuda
kuda lawan merupakan kunci dari pada keberhasilan teknik sehingga seorang atlet harus
selalu fokus untuk dapan melakukan gerakan dan teknik yang tepat dengan perasaan
mantap dan yakin. Tujuan dari pada melakukan tehnik ialah mendapatkan point dalam
bertanding tanpa mengalami hambatan yang dapat merugikan diri sendiri. Model latihan
imagery ini dilakukan sebelum atlet melakukan latihan, saat latihan atau juga dapat
dilakukan sebelum tidur dalam suasana yang sangat santi.
Ketiga, Motivational General Arosual latihan ini berhubungan dengan emosi dan
performa, seperti merasa gembira dan semangat ketika bertanding didepan penonton
yang banyak. Pertandingan pencak silat kategori tanding merupakan pertandingan yang
syarat akan gengsi, atlet yang dalam pertandingan pertama mengalami kekalahan maka
tidak bisa melanjutkan pertandingan yang berikutnya. Sistem gugur adalah salah satu
sistem pertandingan yang berlaku dalam pencak silat kategori tanding. Sehingga wajib
hukumnya jika seorang atlet jika mengingninkan menjadi seorang juara harus selalu
memenangkan disetiap pertandingan tanpa mengalami kekalahan. Emosi, gengsi,

8
kecemasan yang tinggi membuat fokus dalam penguasaan teknik tendangan, guntingan,
bantingan menurun sehingga atlet perlu dibiasakan mengalami hal yang serupa agar
management psikis atlet lebih baik.
Latihan imagery Motivational General Arosual ini dibuat agar atlet terbiasa merasakan,
mengalami, emosi suasana dalam pertandingan. Diharapkan model latihan ini akan
memberikan dampak yang positif terhadap penampilan dan penguasaan teknik baik
tendangan, guntingan dan jatuhan.
Keempat, Motivational General Mastery latihan ini terkait dengan penguasaan
situasi olahraga, seperti atlet pencak silat fokus terhadap penampilan ketika mendapat
caci maki penonton. Caci maki penonton kerap kali terjadi ketika pertandingan, karena
hal ini tidak dapat dihindari. Pertandingan yang berjalan penuh dengan emosi dari
masing-masing atlet pencak silat yang saling memukul, menendang dan menjatuhkan
ditambah dengan cacian penonton membuat suasana menjadi tidak kondusif. Kerap kali
atlet menjadi hilang fokus terhadap hiruk-pikuk penonton serta lawan yang memberikan
tekanan psikologis melalui pukulan, dan jatuhan dapat menimbulkan mental seeorang
menjadi berupah di setiap ronde nya. Permasalahan yang demikian harus mendapat
perhatian khusus agar kejadian yang merugikan atlet dapat teratasi. Salah satunya adalah
atlet harus melakukan latihan dan terbiasa dengan suasana nyata dalam pertandingan.
Untuk itu latihan imagery ini merupakan model latihan yang sangat sesuai dengan
permsalahan diatas sebagai solusinya

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Apapun yang dikemukakan oleh para ahli tentang psikologi pendidikan, dapat
disimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang dalam penguraian
dan penelitiannya lebih menekankan pada sebuah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik
fisik maupun mental, yang sangat erat hubungannya dengan masalah pendidikan terutama yang
mempengaruhi proses dan keberhasilan belajar.

10
DAFTAR PUSTAKA

FESTIAWAN, R., PD, S., & PD, M. IMAGERY.


Vealey, R. S. (2007). Mental skills training in sport.
http://eprints.uny.ac.id/62496/1/SKRIPSI%20RIAN%20HA%20PKO%202014.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai