Dosen Pengampu :
Dr. Dra. Niken Fatimah Nurhayati, M.Pd.
Kelompok 17
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, kami panjatkan puji dan
syukur atas kehadirat-Nya, karena atas rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyajikan Makalah sebagai materi dalam Psikologi
Olahraga. Makalah ini disusun agar pemahaman mengenai Latihan mental atau
imagery pada atlet dalam psikologi olahraga. Harapannya dengan makalah ini
kami dapat memberikan pemahaman mengenai pentingnya latihan imagery bagi
kesiapan mental atlet.
Latihan imagery ini sering dan banyak dilakukan oleh para atlet dan sering
disarankan oleh pelatih olahraga. Dalam makalah ini kami membahas teori-teori
mengenai latihan imagery, pengaruh, dan metode-metode latihan imagery dan
perbandingan hasil prestasi atlet yang melakukan latihan imagery dan yang tidak.
Makalah ini dibuat dengan bantuan dari banyak pihak sehingga makalah ini dapat
selesai dengan lancar dan maksimal. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini.
Terlepas dari semua hal ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki
banyak kekurangan, baik dalam segi materi, tata bahasa, dan lain sebagainya.
Untuk itu kami dengan terbuka menerima seluruh kritik, saran, dan masukkan dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami selaku penulis mengucapkan terima kasih, dan berharap
makalah Psikologi Olahraga mengenai latihan imagery ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I: PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 4
BAB II: LANDASAN TEORI 5
2.1 Pengertian Imagery 5
2.2 Tujuan Imagery 5
2.3 Karakteristik Imagery 5
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Imagery 7
2.5 Model-Model Latihan Imagery 8
2.6 Pengaruh Latihan Imagery terhadap Prestasi Olahraga 8
2.7 Contoh Model Latihan Imagery pada Atlet 9
BAB III: PENUTUP 12
3.1 Kesimpulan 12
3.2 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
dilakukan melalui beberapa metode, yaitu goal-setting, physical relaxation,
thought/attention control, dan imagery.
Imagery merupakan salah satu metode yang digunakan dalam latihan
mental/mental training. Didefinisikan sebagai bentuk kreasi mental yang
dilakukan secara sadar dan disengaja dan bertujuan untuk membentuk persepsi
sesuatu dengan jalan membentuk imaji kreatif di dalam benak seseorang,
Fanning (Juriana 2012: 18). Melalui proses mental kreatif ini, seseorang dapat
mengubah persepsinya terhadap sesuatu karena ia membentuk imajinasi
sesuatu dalam berbagai bingkai persepsi, atau melihat suatu keadaan tertentu dari
berbagai sudut pandang.
Pelaksanaan latihan imagery di lapangan bukan berarti bahwa latihan ini
sepenuhnya dapat menggantikan latihan yang nyata tampak dalam peragaan fisik,
tetapi kedua-duanya harus diberikan dalam satu kesatuan atau harus saling
mengisi untuk mengoptimalkan/memaksimalkan pencapaian prestasi atlet, atau
merupakan program yang terpadu seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Imagery
Imagery merupakan salah satu teknik latihan keterampilan mental yang
dalam prosesnya seorang atlet menciptakan atau mengingat kembali
pengalamannya di mana hal ini menyebabkan seseorang dapat membentuk
gambar-gambar dalam otaknya. Latihan imajeri (Mental imagery) adalah
bentuk latihan mental yang dilakukan dengan pembayangan diri dan gerakan
yang ada di dalam pikiran. Saat melakukan latihan imagery akan terjadi proses
visualisasi yaitu suatu keterampilan yang dimiliki untuk melatih diri sendiri
dalam pikiran atau layar mata hati dengan penuh kesadaran memanggil
bayangan (gambaran) yang sudah dibayangkan dalam proses imagery.
Mental imagery merupakan sebuah istilah yang memungkinkan bagi
atlet untuk dapat memprediksi apa yang akan dialami dalam situasi tertentu
atau setelah melakukan tindakan tertentu (Moulton & Kosslyn, 2009). Menurut
Okan Miçooğullari & Kirazci (2016), mental imagery merupakan persiapan
mental melalui pembelajaran dan penerapan teknik perilaku kognitif
tradisional.
5
2. Imagery sebagai suatu pengalaman poly sensory
Untuk memahami imagery kita perlu menyadari bahwa imagery dapat
dan harus melibatkan semua indera, dimana semua itu adalah
pengalaman poly sensory. Imagery meskipun sering disebut
"visualisasi" atau "melihat dengan mata pikiran," namun hal tersebut
bukanlah satu-satunya pengertian dari imagery. Semua indera kita
memiliki peranan yang sangat penting dalam mengalami kejadian saat
proses imagery. Imagery bisa dan harus melibatkan indera sebanyak
mungkin termasuk indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
pengecapan, peraba, dan indera kinestetik.
3. Imagery sebagai tidak adanya rangsangan eksternal
Karakteristik penting imagery yang ketiga adalah bahwa imagery tidak
memerlukan rangsangan luar awal. Citra adalah pengalaman indera yang
terjadi dalam pikiran tanpa alat peraga lingkungan.
6
smash yang benar kemudian diperintahkan untuk melakukan imagery
tentang melakukan smash maka efek yang muncul tidak terlalu signifikan
karena kurangnya skill dari siswa. Berbeda dengan seorang atlet olimpiade
bolavoli yang melakukan imagery gerakan smash, maka ia akan jauh lebih
cepat memahami dan efek yang timbul akan jauh lebih signifikan.
3. Imaging Ability
Tingkat imajinasi seseorang juga mempengaruhi efek dari imagery,
bisa dibayangkan jika ada seorang atlet dengan tingkat imajinasi yang
kurang baik maka ketika ia melakukan imagery hasil yang didapatkan akan
kurang maksimal jika dibandingkan dengan atlet lain yang memiliki
tingkat imajinasi yang jauh lebih baik.
4. Using Imagery Along With Physical Practice
Melakukan imagery bersamaan dengan latihan fisik juga menjadi
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas imagery, kita bisa
membayangkan jika seorang atlet hanya melakukan imagery akan tetapi
tidak melakukan praktek secara langsung maka proses imagery yang
dilakukan akan sia-sia dan akan mengurangi efek dari imagery itu sendiri.
Oleh karena itu ketika seorang atlet melakukan imagery akan jauh lebih
baik jika diiringi dengan latihan atau praktek secara langsung.
2.5 Model-Model latihan imagery
Dalam imagery, terdapat suatu perbedaan yang dirasakan individu
antara imagery secara tidak nyata (internal imagery) dan imagery secara nyata
(eksternal imagery) (Jose & Joseph, 2018 dalam Irmansyah dkk., 2019).
Eksternal imagery adalah ketika individu dapat melihat dirinya sendiri
melalui media di luar dirinya, seperti melihat dari video/alat rekam.
Sementara itu, internal imagery adalah ketika individu berimajinasi seakan
nyata melakukan suatu keterampilan. Lebih lanjut, latihan imagery akan
bekerja efektif ketika kinestetik imagery bersamaan dengan perspektif
imagery (internal dan eksternal).
Menurut penelitian oleh Komarudin (2017, dalam Irmansyah dkk.,
2019), terdapat lima bentuk latihan imagery, yaitu:
7
1) Cognitive specific (CS): latihan ini khusus untuk keterampilan
olahraga yang spesifik. Misal, melakukan servis dalam permainan bola voli,
2) Cognitive general (CG): latihan ini ialah strategi yang dilakukan
secara rutin,
3) Motivational specific (MS): untuk menentukan tujuan secara
spesifik dan membentuk perilaku yang berorientasi pada tujuan. Fokusnya
ialah gerakan atlet yang nantinya dapat atau harus dilakukan tanpa
memikirkan hambatan dalam proses pertandingan. Latihan ini dapat
dilakukan saat latihan rutin dan menjelang pertandingan. Menurut beberapa
ahli, latihan ini harus selalu dilakukan agar keyakinan atlet terhadap
tujuannya akan menjadi kenyataan dalam proses bertanding (Iswana, 2018),
4) Motivational general arousal: berhubungan dengan emosi dan
performa, seperti merasa gembira dan semangat ketika bertanding di depan
penonton yang banyak. Hal ini dilakukan agar atlet dapat mengembangkan
pemikiran positifnya sehingga dapat menikmati proses pertandingan (Iswana,
2018),
5) Motivational general mastery (MGM): terkait dengan penguasaan
situasi olahraga. Latihan imagery ini terkait dengan penguasaan situasi
olahraga. Misal, atlet pencak silat fokus terhadap pertandingan ketika
mendapat caci maki penonton. Hal ini dikarenakan caci maki dari penonton
bukanlah hal yang dapat atlet kendalikan sehingga menjaga fokus saat
pertandingan menjadi penting. Adanya miss atau kesalahan dalam
pertengahan peragaan atau pertandingan akibat caci maki penonton atau
pengaruh lain dari penonton, akan berdampak terhadap kesalahan-kesalahan
selanjutnya.
8
mendemonstrasikan kegunaannya bagi atlet yang sukses (Cox, 2012).
Contohnya penelitian Wibowo dan Rahayu (2016) pada atlet menembak rifle
di Jawa Barat menunjukkan bahwa skor awal sebelum melakukan latihan
imagery dan setelah melakukan latihan meningkat. Meskipun hasil
peningkatan yang dihasilkan berbeda, tetapi hal ini dikarenakan adanya
pemaksimalan rasa kepercayaan untuk melakukan tindakan nyata setelah
mendapatkan latihan imagery. Penelitian lain oleh Permadi dan Lubis (2020)
juga menunjukkan adanya perbedaan hasil pada kelompok yang melakukan
latihan imagery dan tidak. Meskipun kedua kelompok menunjukkan
peningkatan hasil latihan baik kelom yang menggunakan latihan imagery
maupun yang tidak, tetapi peningkatan hasil kelompok imagery lebih
signifikan dibandingkan kelompok kontrol atau yang tidak melakukan latihan
imagery. Penelitian lain oleh firmansya (2011) pada atlet senam menunjukkan
bahwa kelompok atlet senam dengan latihan imagery meningkatkan
kepercayaan diri atlet meskipun hasilnya tidak menggunakan latihan imagery,
hal ini dengan syarat bahwa seluruhnya memiliki keterampilan yang sama
atau peningkatan keterampilan yang sama. Jadi dapat disimpulkan latihan
imagery ini meningkatkan ketenangan emosional, kognisi, dan kepercayaan
diri atlet, dan latihan imagery ini dapat membantu dan mendampingi latihan
normal untuk meningkatkan ketahanan mental atlet, terutama dalam
pertandingan untuk meningkatkan prestasi mereka.
9
mengambang. Dengan demikian tingkat kesulitan dalam melakukan
floating service lebih tinggi jika dibandingkan dengan servis normal.
Selain membutuhkan teknik servis yang baik, dibutuhkan juga mental dan
kepercayaan diri seorang atlet.
Irmansyah et al. (2018, p. 104) menunjukkan bahwa dari hasil studi
pendahuluan di lapangan, terdapat permasalahan mendasar pada program
latihan yang disusun pelatih voli pantai yang harus segera mendapatkan
solusi berupa pengembangan model latihan imagery untuk peningkatan
ketepatan floating service, yaitu: (1) Program latihan dasar yang khusus
untuk melakukan floating service masih belum maksimal dilakukan oleh
para atlet karena metode latihan yang konstan dan alokasi waktu yang
kurang efisien dalam penerapan latihan; (2) Program latihan yang disusun
oleh pelatih masih didominasi pada aspek latihan fisik, teknik, dan taktik
daripada mengeksplorasi latihan fundamental dari floating service yang
merupakan serangan utama dalam permainan bola voli; (3) Metode latihan
imagery yang difokuskan untuk meningkatkan aspek psikologis atlet masih
belum diterapkan oleh para pelatih; dan (4) Proses evaluasi yang dilakukan
pelatih masih mendeskripsikan secara umum kemampuan para atlet tanpa
menelaah latihan-latihan fundamental yang bisa meningkatkan motivasi
atlet dalam melakukan latihan maupun pertandingan.
Pengembangan model latihan imagery ini bertujuan untuk menghasilkan
kelayakan sebuah model latihan imagery dan pengujian efektivitas model
latihan imagery untuk meningkatkan ketepatan floating service pada atlet
voli pantai di NTB.
c. Model Latihan Imagery
Pelaksanaan latihan imagery yang dilakukan oleh atlet adalah dengan cara
duduk sejenak dan diikuti dengan menutup mata, usahakan relaks terlebih
dahulu, lalu bernafaslah dalam-dalam beberapa kali usahakan
membayangkan atau membuat imajinasi satu per satu pengalaman yang
berhubungan dengan panca indra lalu atlet dilatih untuk membuat
khayalan-khayalan mental mengenai suatu gerakan atau keterampilan
tertentu dengan membuat cognitive imagery. Dengan cara menyuruh atlet
10
untuk melihat dan mengamati, memperhatikan, dan membayangkan
dengan seksama pola gerak tertentu.
Revisi yang dilakukan peneliti terhadap model latihan imagery: (1) Persiapan
alat yang dibutuhkan dalam latihan imagery, seperti: lapangan bola voli,
net, bola voli, peluit untuk menandakan dimulainya tes, dan cone, (2)
Jumlah peserta yang dilibatkan dalam latihan imagery, yaitu sebagian atlet
voli pantai di NTB yang memiliki kemampuan servis yang cukup baik, dan
tidak ada pembeda antara peserta putra maupun putri dalam pelaksanaan
latihan imagery, (3) Durasi keseluruhan latihan imagery atau waktu yang
digunakan dalam latihan imagery selama 30-45 menit, dan (4) Tata cara
pelaksanaan keseluruhan latihan imagery, yaitu tingkat konsentrasi para
atlet ketika melakukan latihan imagery dengan bimbingan atau panduan
seorang pelatih yang mengarahkan fokus imajinasi dengan menggunakan
text dan juga mengkondisikan tempat latihan yang sesuai dengan kriteria
ideal untuk melaksanakan latihan imagery.
d. Hasil latihan imagery
Didapatkan data hasil latihan imagery. Berdasarkan hasil uji coba skala kecil
dan skala besar menggunakan model latihan imagery, menunjukkan hasil
bahwa dari ketiga ahli/pakar memberikan penilaian di atas standar yang
telah ditentukan, ini berarti model latihan imagery sudah dinyatakan layak
dalam melakukan uji efektivitas untuk meningkatkan ketepatan floating
service atlet voli pantai di NTB.
Dari data hasil latihan imagery, dilakukan uji normalitas, uji homogenitas, dan
uji t paired. Didapatkan hasil peningkatan floating service sebelum dan
sesudah diberikan latihan imagery mendapatkan peningkatan yang
signifikan atau ada pengaruh yang signifikan dari latihan imagery terhadap
peningkatan ketepatan floating service
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Imagery merupakan salah satu teknik latihan keterampilan mental
pada atlet untuk mengingat kembali pengalamannya. Fokus dari latihan
imagery ini ialah untuk mengembangkan strategi, mempersiapkan mental
sebelum kompetisi, mengembangkan keterampilan mental, mengatasi stress
dan rintangan dalam olahraga pada atlet. Adapun faktor yang mempengaruhi
imagery atlet, yaitu nature of the task, skill level of the performer, imaging
ability, dan using iamgery along with physical practice.
Terdapat model latihan imagery yang dapat dilakukan oleh atlet, yaitu
Cognitive specific, cognitive general, motivational specific, motivational
general arousal, dan motivational general mastery. Rata-rata berhubungan
dengan motivasi atlet. Lebih lanjut, tentu, latihan imagery memiliki pengaruh
terhadap prestasi olahraga atlet. Dalam beberapa literatur terdapat
pengaruhnya yaitu, meningkatkan pemikiran dan emosi atlet, memfasilitasi
kognisi dan motivasi, serta mendemonstrasikan kegunaannya bagi atlet yang
sukses(Cox, 2012). Adapun salah satu contoh model latihan yang penulis
ambil pada salah satu penelitian yang berjudul ‘Pengembangan model latihan
imagery untuk peningkatan ketepatan floating service atlet voli pantai’.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis sadar betul masih ada dan
banyak kekurangannya. Baik dalam hal konten makalah, maupun tata cara
penulisan, tanda baca, hingga penggunaan gaya sitasi APA. Oleh karena itu,
pada penulisan makalah kedepannya, penulis dapat memperhatikan konten
makalah dan memperhatikan tata bahasa dalam makalah. Juga
memeperhatikan adanya kesalahan penulisan atau typo.
12
DAFTAR PUSTAKA
Cox, R. H., & Cox, R. H. (2012). Sport psychology: Concepts and applications. 7
ed.
13