Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PSIKOLOGI OLAHRAGA

DISUSUN OLEH :

1. ZAHRA ALYA ROSALI ( 2005111361 )


2. MUHAMMAD PUTRA WARDANA ( 2005135381 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Psikologi
Olahraga tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW
yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulisan makalah berjudul “Latihan Imagery dalam Olahraga” dapat diselesaikan
karena bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah ini menjadi referensi bagi pihak
yang tertarik pada isi makalah ini. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca
mendapatkan pengetahuan baru setelah membaca makalah ini.
Penulis menyadari makalah berjudul Latihan Imagery dalam Olahraga ini masih
memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk
kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah Psikologi
Olahraga ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pekanbaru, 27 Oktober 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan Makalah..............................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
A. Kesimpulan...................................................................................................................12
B. Saran..............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan atlet dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang saling mendukung antara faktor
yang satu dengan lainnya. Faktor tersebut berasal dari dalam maupun dari luar atlet itu sendiri
yang meliputi faktor fisik, psikis, teknik, taktik, pelatih, sarana dan prasarana latihan, latihan,
sosial, dan sebagainya. Menurut Alderman (Sudibyo Seyobroto, 1993: 16) menyatakan
bahwa penampilan atlet dapat ditinjau dari empat dimensi yaitu: (1) dimensi kesegaran
jasmani meliputi antara lain daya tahan, daya ledak, kekuatan, kecepatan, kelentukan,
kelincahan, reaksi, keseimbangan, ketepatan, dan sebagainya, (2) dimensi keterampilan
meliputi antara lain: kinestetika, kecakapan berolahraga tertentu, koordinasi gerak, dan
sebagainya, (3) dimensi bakat pembawaan fisik meliputi antara lain: keaadan fisik, tinggi
badan, berat badan, bentuk badan, dan sebagainya, (4) dimensi psikologik meliputi: motivasi,
percaya diri, agresivitas, disiplin, kecemasan, intelegensi, keberanian, bakat, kecerdasan,
emosi, perhatian, kemauan, dan sebagainya.

Latihan mental adalah latihan yang sistematis, reguler dan jangka panjang agar atlet dapat
mengontrol pikiran, emosi, dan perilakunya dengan lebih baik selama ia menampilkan
performa olahraganya. Pelatihan mental/mental training dilakukan melalui beberapa metode,
yaitu goal-setting, physical relaxation, thought/attention control, dan imagery.

Imagery merupakan salah satu metode yang digunakan dalam latihan mental/mental
training, yang didefinisikan sebagai bentuk kreasi mental yang dilakukan secara sadar dan
disengaja dan bertujuan untuk membentuk persepsi sesuatu dengan jalan membentuk imaji
kreatif di dalam benak seseorang, Fanning (Juriana 2012: 18). Melalui proses mental kreatif
ini, seseorang dapat mengubah persepsinya terhadap sesuatu karena ia membentuk imajinasi
sesuatu dalam berbagai bingkai persepsi, atau melihat suatu keadaan tertentu dari berbagai
sudut pandang.

Pelaksanaan latihan imagery di lapangan bukan berarti bahwa latihan ini sepenuhnya
dapat menggantikan latihan yang nyata tampak dalam peragaan fisik, tetapi kedua-duanya
harus diberikan dalam satu kesatuan atau harus saling mengisi untuk
mengoptimalkan/memaksimalkan pencapaian prestasi atlet, atau merupakan program yang
terpadu seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian imagery?


2. Apa fungsi imagery dalam olahraga?
3. Bagaimanakah penerapan imagery dalam olahraga?
4. Bagaimanakah teknik imagery dalam olahraga?
5. Apa saja tipe-tipe dari imagery?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Memahami pengertian imagery dalam olahraga


2. Memahami fungsi imagery dalam olahraga
3. Memahami penerapan imagery dalam olahraga
4. Mengetahui teknik imagery dalam olahraga.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Jenis Imagery


1. Pengertian Imagery
Kata “mental imagery” dalam psikologi kognitif merupakan suatu representasi
situasi lingkungan dalam kognisi atau pikiran seseorang. Sebagai suatu bentuk
representasi mental, seseorang akan mencoba untuk membayangkan, menggambarkan
suatu situasi seolah seseorang tersebut sedang melakukan suatu tindakan tindakan
tertentu atau berada di dalam lingkungan tertentu.
Imagery atau visualisasi merupakan bentuk kreasi mental yang dilakukan secara
sadar dan disengaja dan bertujuan untuk membentuk persepsi sesuatu dengan jalan
membentuk imaji kreatif di dalam benak seseorang. Melalui proses mental kreatif ini,
seseorang dapat mengubah persepsinya terhadap sesuatu karena ia membentuk imaji
suatu keadaan dalam berbagai bingkai persepsi, atau melihat suatu keadaan tertentu
dari berbagai sudut pandang.
Metode visualisasi merupakan metode yang menyatukan aspek kognitif dan
perilaku. Informasi yang dimiliki seseorang dan gerakan yang dilakukan oleh orang
terebut merupakan dua hal yang berpasangan secara erat. Dalam konteks olahraga,
imagery digunakan untuk membantu atlet membuat visualisasi yang lebih nyata
berkaitan dengan pertandingan atau kompetisi yang akan dijalaninya. Oleh karena itu,
mereka menekankan pentingnya kekhasan latihan visualisasi bagi masing-masing
cabang olahraga, bahkan nomor-nomor pertandingan yang bersifat spesifik atau
individual.
Dalam latihan visualisasi atlet harus berusaha melatih kepekaaan
penginderaannya. Meskipun penglihatan merupakan aspek dominan, namun dalam
proses visualisasi atlet juga perlu melatih kepekaan idera lainnya, seperti pendengaran
dan penciumannya. Atlet tidak hanya membayangkan suasana pertandingan, tetapi
juga membayangkan tepukan penonton, teriakan supporter, udara dan aroma di
gelanggang olahraga.
Selain itu, dalam proses visualisasi atlet juga harus mengembangkan pola pikir
positif. Dengan membayangkan diri dalam lingkungan yang baik, maka seseorang
dapat memperoleh lebih banyak kemudahan dalam bertindak. Selanjutnya atlet
berupaya melakukan pencaman (affirmation) dengan pernyataan-pernyataan singkat
seperti: “ saya siap” atau “saya mampu”.

2. Jenis imagery
Menurut Richard H. Cox (2007: 300) imagery dapat dibagi atau
diklasifikasikan menurut tujuan. Imagery dapat dibagi menjadi lima tipe yaitu sebagai
berikut:
a. Motivational Specific (MS)
Pada imagery tipe ini, atlet atau olahragawan membayangkan dirinya pada
situasi olahraga spesifik dengan motivasi yang tinggi. Contohnya, seorang atlet bola
basket memikirkan dirinya memenangkan suatu pertandingan pada pertandingan yang
sangat penting, misalnya final pada kejuaraan yang bergengsi.
b. Motivational General-Mastery (MG-M)
Pada tipe imagery ini atlet membayangkan dirinya pada situasi olahraga
apapun (baik yang dianggap penting maupun kurang penting/dalam situasi
pertandingan besar maupun kecil) atlet mampu tetap menunjukkan untuk tetap fokus.
Contohnya, atlet akan membayangkan dirinya untuk selalu berfikir positif dimanapun
ia berada dari pertandingan kecil sampai besar.
c. Motivational General-Arousal (MG-A)
Pada tipe imagery ini, atlet membayangkan dirinya dalam situasi olahraga
general (baik yang dianggap penting maupun kurang penting/dalam situasi
pertandingan besar maupun kecil) menunjukkan kemampuan untuk mengontrol
tingkat kecemasannya. Contohnya, seorang atlet melakukan imagy atau
membayangkan dengan menggunakan teknik pernafasan dalam (deep breathing)
untuk tetap dalam kondisi yang relakaks atau tenang selama pertandingan
berlangsung.
d. Cognitive Specific (CS)
Pada tipe imagery ini, atlet membayangkan dirinya mampu melakukan atau
mengeksekusi keterampilan olahraga yang spesifik dalam suatu kompetisi.
Contohnya, seorang atlet sepak bola membayangkan dirinya mampu mengeksekusi
tembakan bebas hingga tercipta gol.
e. Cognitive General (CG)
Pada tipe imagery ini, atlet membayangkan dirinya untuk mempraktikkan
keterampilan taktik dan strategi dalam suatu pertandingan. Misalnya strategi
pertahanan dalam permainan bola volly, seorang pemain membayangkan strategi
bertahan dalam menghadapi serangan dengan bola quick dari tengah lapangan
permainan.

B. Fungsi Imagery dalam Olahraga


Imagery merupakan bagian dari latihan mental atau mental training. Fungsi imagery
dalam bidang olahraga sering diaplikasikan pada beberapa situasi sesuai dengan
kebutuhan olahragawan atau atlet, adapun beberapa fungsi imagery dalam olahraga
adalah sebagai berikut:
Menurut Weinberg & Gould (2007: 306-308) imagery dapat digunakan dalam
beberapa kondisi, diantaranya:
1. Improve concentration
2. Enhance motivation
3. Build confidence
4. Acquire, practice, and correct sport skills
5. Acquire and practice strategy
6. Prepare for competition
7. Cope with pain and injury.

Selanjutnya sejalan dengan pemikiran tersebut Eugene F. Gauron (Sapta Kunta, 2013:
38) memberikan gambaran tentang program latihan mental yang menyebutkan adanya
tujuh sasaran program, yaitu:
1. Mengontrol perhatian
2. Mengontrol emosi
3. Energization
4. Body awarness
5. Mengembangkan rasa percaya diri
6. Membuat perencanaan faktor bawah sadar
7. Rekonstrukturisasi pemikiran apa yang dipikirkan akan berpengaruh dalam
penampilan.
C. Penerapan Imagery dalam Olahraga
Imagery merupakan suatau teknik yang digunakan dalam melatihkan mental atlet
yang dapat digunakan dalam berbagai kondisi sesuai dengan kebutuhannya, apakah untuk
memperbaiki suatu gerakan, gaya, atau cara bereaksi, kesadaran diri olahragawan,
meningkatkan rasa percaya diri, mengontrol emosi, mengurangi rasa sakit, mengatur
gugahan semangat (arousal), serta memantapkan strategi persiapan pertandingan.
Berdasarkan hal tersebut maka imagery dalam kegiatan olahraga dapat digunakan
selama periodesasi latihan, Martin et al. (Richard H. Cox, 2007: 300) memberikan
gambaran bagaimana imagery digunakan dalam kegiatan olahraga, yaitu digunakan
selama training, kompetisi, dan rehabilitasi yang bertujuan untuk meningkatkan dan
memperbaiki keterampilan dan strategi, modifikasi cognisi, serta menanggulangi tingkat
ketegangan dan kecemasan yang berlebihan.
Weinberg & Gould (2007: 316) menyatakan bahwa imagery “can be used virtually
any time-before and after practice, before and after competition, during breaks in the
action in both ptactice and competition, during personal time and during competititon”.
Imagery dapat digunakan sebelum dan sesudah latihan, sebelum dan sesudah
pertandingan, selama waktu istirahat dalam latihan dan kompetisi, selama waktu pribadi
di luar latihan resmi dan selama pemulihan cedera. Berikut merupakan gambaran
bagaimana imagery digunakan dalam berbagai situasi tersebut:
1. Sebelum dan Sesudah Latihan
2. Sebelum dan Sesudah Pertandingan
3. Selama Waktu Istirahat antara Latihan dan Kompetisi
4. Selama Waktu Pribadi diluar Latihan Resmi
5. Selama Pemulihan Cedera

D. Teknik Imagery dalam Olahraga


Ada beberapa teknik latihan visualisasi atau imagery yang dapat dilakukan di dalam
atau di luar lapangan. Waktu yang dibutuhkan juga relatif, bisa sangat singkat hanya
dalam hitungan detik sampai menit, dapat dilakukan di tempat yang sunyi ataupun ramai,
bahkan pada saat sedang melakukan pertandingan. Latihan visualisasi yang lebih panjang
dan terpandu (guided visualization) biasanya dilakukan dengan menyendiri di ruang yang
sunyi, tenteram, nyaman (umumnya di kamar tidur atau ruang khusus), terutama
dilakukan pada awal melakukan latihan visualisasi, atau pada saat digunakan untuk
meredakan ketegangan.
Untuk menguasai kecakapan imagery, diperlukan pemahaman yang mendalam dari
olahragawan dan bimbingan yang jelas dari pelatih mental, agar tidak terjadi kekeliruan
dalam menerapkannya. Pelatih mental atau psikolog olahraga dibutuhkan sebagai
pendamping olahragawan saat melakukan latihan imagery, untuk misalnya memandu
latihan imagery, memilih kata-kata yang tepat untuk digunakan dalam imagery, dan
meningkatkan kemampuan imagery. Untuk melakukan latihan imagery, perhatikan
panduan imagery oleh Sapta Kunta (2013: 41-42) sebagai berikut:
1. Cari tempat yang tenang sehingga tidak akan terganggu, ambil posisi yang
nyaman dan usahakan relaks.
2. Imajinasi yang diberikan harus positif dan berhasil, jangan negatif.
3. Mengikutsertakan sebanyak mungkin penginderaan.
4. Berimajinasi secara keseluruhan.
5. Dapat dilakukan sebelum dan selama latihan atau pertandingan.
6. Pelatih harus berpengalaman untuk kualifikasi imagery.
7. Akhiri latihan ini dengan bernafas dalam-dalam, membuka mata dan kembali
menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Berikut ini disajikan pelaksanaan latihan imagery yang dilakukan untuk


mengembangkan kemampuan teknis dalam cabang olahraga, yaitu menggambarkan
atau membayangkan keseluruhan pola teknik sejak awal hingga akhir atau tentang
bagian-bagian tertentu. Contoh seorang pemain olahraga melakukan latihan imagery:

1. Duduk di tempat yang nyaman; kaki dan tangan jangan disilangkan. Setelah
mendapatkan posisi yang santai, tutup mata anda dan cobalah mengingat suatu
penampilan permainan olahraga yang ketat dan bagus dan anda unggul.
Bayangkan kejadian itu segamblang mungkin. Dimana waktu pertandinganya,
jam berapa, cuaca diwaktu itu, apa yang dilihat dan didengar.
2. Bayangkan anda melakukan servis; dimulai dengan posisi kaki, mengayunkan
raket, memikirkan sasaran, jenis pukulan, saat perkenaan dan masuk sesuai
sasaran. Frekuensi 15 kali.
3. Bayangkan anda melakukan pukulan lob dimulai dengan posisi kaki yang
baik, mengayunkan raket, memikirkan sasaran, saat perkenaan dan masuk
sesuai sasaran. Frekuensi 15 kali.
4. Bayangkan anda melakukan pukulan smash dimulai dengan posisi kaki,
mengayunkan raket, memikirkan sasaran, saat perkenaan dengan keras dan
masuk sesuai sasaran. Frekuensi 15 kali.
5. Bayangkan anda melakukan pukulan drive di tengah lapangan dimulai dengan
posisi kaki, mengayunkan raket, memikirkan sasaran, saat perkenaan dengan
keras dan masuk sesuai sasaran. Frekuensi 15 kali.
6. Pada saat terakhir dilakukan latihan imagery rangkaian keseluruhan teknik-
teknik yang ada, misalnya bayangkan anda melakukan servis pendek dengan
baik, kemudian bergerak maju, melakukan serobotan dengan tajam sehingga
lawan mati. Frekuensi 15.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Imagery atau visualisasi merupakan bentuk kreasi mental yang dilakukan secara
sadar dan disengaja dan bertujuan untuk membentuk persepsi sesuatu dengan
jalan membentuk imaji kreatif di dalam benak seseorang.
2. imagery dapat dibagi atau diklasifikasikan menurut tujuan dan aplikasinya
sebagai berikut:
a. Motivational Specific (MS)
b. Motivational General-Mastery (MG-M)
c. Motivational General-Arousal (MG-A)
d. Cognitive Specific (CS)
e. Cognitive General (CG)
3. Latihan imagery jika dilakukan dengan program yang tepat dapat bermanfaat
untuk mempersiapkan olahragawan dalam melakukan suatu gerakan, gaya, atau
keterampilan baru. Dapat pula diterapkan untuk memperbaiki suatu gerakan,
gaya, atau cara bereaksi. Selain itu juga dapat digunakan untuk meningkatkan
konsentrasi, meningkatkan motivasi, membangun kepercayaan diri,
memantapkan strategi persiapan pertandingan serta, mengurangi rasa sakit dan
pemulihan pasca cedera.
4. Imagery dalam kegiatan olahraga dapat digunakan selama periodesasi latihan,
yaitu digunakan selama training, kompetisi, dan rehabilitasi. Secara spesifik
Imagery dapat digunakan sebelum dan sesudah latihan, sebelum dan sesudah
pertandingan, selama waktu istirahat dalam latihan dan kompetisi, selama waktu
pribadi di luar latihan resmi dan selama pemulihan cedera.
5. Untuk melakukan latihan imagery, perhatikan panduan berikut ini:
a. Cari tempat yang tenang sehingga tidak akan terganggu, ambil posisi yang
nyaman dan usahakan relaks.
b. Imajinasi yang diberikan harus positif dan berhasil, jangan negatif.
c. Mengikutsertakan sebanyak mungkin penginderaan.
d. Berimajinasi secara keseluruhan.
e. Dapat dilakukan sebelum dan selama latihan atau pertandingan.
f. Pelatih harus berpengalaman untuk kualifikasi imagery.
Akhiri latihan ini dengan bernafas dalam-dalam, membuka mata dan kembali
menyesuaikan diri dengan lingkungan.

B. Saran
Kami berharap dengan makalah Latihan Imagery dalam Olahraga ini, para pembaca
dapat mengetahui apa itu pengertian Imagery dan jenisnya, fugsi, teori, dan
penerapannya. Semoga mendapat banyak mendapat manfaat. Kritik dan saran sangat
kami harapkan agar makalah ini menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Cale, Dr Andy &Forzoni Roberto. (2004). The Official FA Guide to Psychology


For Football. FA Learning Ltd. Hodder& Stoughton
Festiawan, R., Nurcahyo, P. J., & Pamungkas, H. J. (2019). Pengaruh latihan
small sided games terhadap kemampuan long pass pada peserta
ekstrakurikuler sepakbola. Media ilmu keolahragaan Indonesia, 9(1), 18-22.
Festiawan, R., Ngadiman, N., Kusuma, I. J., Nurcahyo, P. J., & Kusnandar, K.
(2019). Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani Berbasis
Games, Education, and Visualisation (GEV) Untuk Meningkatkan
Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja. Jendela Olahraga, 4(2), 13-24.
Festiawan, R., Suharjana, S., Priyambada, G., & Febrianta, Y. (2020). High
intensity interval training dan fartlek training: Pengaruhnya terhadap tingkat
VO2 Max. Jurnal keolahragaan, 8(1).
Festiawan, R., Raharja, A. T., Jusuf, J. B. K., & Mahardika, N. A. (2020). The
Effect of Oregon Circuit Training and Fartlek Training on the VO2Max
Level of Soedirman Expedition VII Athletes. Jurnal Pendidikan Jasmani
dan Olahraga, 5(1), 62-69.

Anda mungkin juga menyukai