Dosen :
Dr. Adnan Fardi M.Pd
Dr. Tjung Hauw sin. M.Pd
Oleh :
Muhammad Jamil/21199040
Mezi Aulia Rahmadani/21199039
Riski Adila/21199053
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi anugrah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan yang lurus berupa ajaran agama
islam yang sempurna dan menjadi anugrah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Penulis mengucap terimakasih kepada Bapak Dr. Adnan Fardi M.Pd dan Bapak Dr. Tjung
Hauw sin. M.Pd selaku Dosen Psikologi Pendidikan Jasmani Dan Olahraga yang telah
memberikan tugas ini. penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah
Penulis juga menyadri sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap ada nya kritik, saran, dan usulan demi
Penulis
i
DAFATAR ISI
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................... 3
A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 15
LAMPIRAN ..................................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
atlet yang dapat mempengaruhi prestasi yang diinginkan. Prinsip-prinsip dalam psikologi
olahraga didasarkan pada hubungan pikiran dan tubuh. Dari prinsip-prinsip psikologi
olahraga, muncul konsep persiapan mental untuk olahraga. Konsep persiapan mental dalam
Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi secara negatif,
baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya menurun. Mereka
dapat menjadi tegang, denyut nadi meningkat, berkeringat dingin, cemas akan hasil
pertandingannya, dan mereka merasa sulit untuk berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali
Untuk dapat meningkatkan prestasi atau performa seorang atlet maka atlet perlu
memiliki mental yang tangguh, sehingga ia dapat berlatih dan bertanding dengan semangat
tinggi, dedikasi total, pantang menyerah, tidak mudah terganggu oleh masalah-masalah non-
teknis atau masalah pribadi. Dengan demikian ia dapat menjalankan program latihannya
dengan sungguh-sungguh, sehingga ia dapat memiliki fisik prima, teknik tinggi dan strategi
bertanding yang tepat, sesuai dengan program latihan yang dirancang oleh pelatih. Dengan
demikian terlihatlah bahwa latihan mental bertujuan agar atlet dapat mencapai prestasi
Untuk dapat memiliki mental yang tangguh tersebut, atlet perlu melakukan latihan
mental yang sistimatis, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari program latihan
olahraga secara umum, dan tertuang dalam perencanaan latihan tahunan atau periodesasi
1
2
murni merupakan masalah psikologis, namun disebabkan oleh faktor teknis atau fisiologis.
Contohnya: jika kemampuan atlet menurun karena faktor kesalahan teknik gerakan, maka
persepsi sang atlet terhadap kemampuan dirinya juga akan berkurang. Jika masalah
kesalahan gerak ini tidak segera teridentifikasi dan tidak segera diperbaiki, maka kesalahan
gerak ini akan menetap. Akibatnya, kemampuan atlet tidak meningkat, sehingga atlet
menjadi kecewa dan lama kelamaan bisa menjadi frustrasi bahkan memiliki pikiran dan
Demikian juga dengan masalah yang disebabkan oleh faktor fisik. Masalah yang
seringkali terjadi adalah masalah “overtrained” atau kelelahan yang berlebihan, sehingga
menimbulkan perubahan penampilan atlet yang misalnya menjadi lebih lambat, sehingga
atlet tersebut kemudian di’cap’ sebagai atlet yang memiliki motivasi rendah. Kedua contoh
tersebut menunjukkan bahwa masalah mental tidak selalu disebabkan oleh faktor mental
atau faktor psikologis. Jika penyebab masalahnya tidak terlebih dahulu diatasi, maka
sebagainya.
B. Rumusan Masalah
2
3
C. Tujuan Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Imagery
Imagery sering disebut dengan guided imagery , visualization, latihan mental, atau
self hypnosis. Imagery adalah teknik yang biasa digunakan oleh psikolog olahraga untuk
yang akan dilakukan. Imagery dapat dalam kehidupan nyata dapat memancing reaksi
emosional dan fisiologis Vavrúšová, (2017) Dalam konteks olahraga, imagery digunakan
untuk membantu olahragawan membuat visualisasi yang lebih nyata berkaitan dengan
a. Menurut Singgih D. Kahroviç et al., (2014) visualisasi/imagery adalah daya pikir untuk
pikiran.
performance in objectively scorable tasks, and these are normally characterized as test of
kinerja dalam tugas yang implisit secara obyektif, dan ini biasanya ditandai sebagai tes
kemampuan spasial.
c. Prakosa et al., (2021) “imagery is that it is an extremely versatile technique that can be
applied to a wide range of situations in sport and exercise”. Artinya, adalah teknik yang
sangat serbaguna yang bisa diterapkan pada berbagai situasi dalam olah raga dan olah
raga.
4
5
experience that takes place in the mind. Artinya, imagery adalah penciptaan
polysensorial, dan emosional, atau rekreasi dari pengalaman yang terjadi dalam pikiran.
e. Bsa et al., (2019)menyatakan imagery merupakan bayangan dalam pikiran individu yang
dapat mencakup apa saja yang dapat dilihat, didengar, diraba, dibaui, dan dicitarasakan.
tentang suatu gerak motorik atau penampilan yang ingin dilakukan, atau prestasi yang
pikiran yang dilakukan secara sadar dengan tujuan untuk mencapai target, mengatasi
g. Soedjono, (2019) imagery /visualisasi adalah proses membuat gambaran dan situasi
sungguh seperti kejadian yang sebenarnya, serta dapat memberi efek fisiologis dan
keterampilan gerak yang benar dalam pikiran. Pencitraan merupakan suatu teknik yang dapat
digunakan untuk mengkonstruksi suatu penampilan sesuai dengan yang diinginkan atau
pikiran, perasaan, emosi dan sensasi, seperti penglihatan, pendengaran, perasaan, serta
meningkatkan kemampuan individu dalam menghadapi berbagai masalah. Jika seorang atlet
melakukan pencitraan, maka secara otomatis ia dapat melihat dirinya melakukan sesuatu
seperti melihat dirinya dalam film di bioskop Fadilah & Wibowo, (2018) Pencitraan dalam
mempelajari gerak dan tampilan gerak dalam olahraga sangatlah penting. karena citra dapat
digunakan sebagai latihan pelengkap disela-sela menunggu giliran latihan, apalagi jika
jumlah atlet terlalu banyak tetapi fasilitas sedikit. Dengan kata lain, bagian terpenting dari
praktik pencitraan adalah perasaan subjektif pribadi pada diri Anda sendiri untuk
menunjukkan apa yang akan Anda lakukan. Oleh karena itu, pelatihan pencitraan berkaitan
dengan kepercayaan diri, konsentrasi perhatian, dan kondisi waspada dan terkendali.
Maka tidak heran banyak atlet yang menggunakan latihan imagery untuk
menciptakan rasa percaya diri dan menciptakan rasa kesiapan menghadapi pertandingan
penting.
Imagery dalam olahraga ditentukan oleh: (1) where (dimana imagery bisa
dilakukan?), artinya imagery dilakukan pada saat latihan, pertandingan, off training, atau
setelah latihan, (2) what (apa yang di-imagery -kan?), artinya imagery yang dilakukan adalah
membayangkan keterampilan gerak cabang olahraga yang digeluti, (3) when (kapan imagery
dilakukan?), artinya imagery dilakukan sebelum, selama, dan sesudah berlatih atau
bertanding, dan (4) why (mengapa imagery dilakukan?), artinya imagery dilakukan untuk
dan situasi mental di dalam pikiran mengenai sesuatu Robot et al., (2017) imagery
sebenarnya, serta dapat memberi efek fisiologis dan psikologis yang nyata.
keterampilan gerak yang benar di dalam pikiran. Imagery adalah teknik yang dapat
diharapkan, baik dalam latihan maupun dalam pertandingan. Teknik latihan mental tersebut
secara otomatis dapat melihat diri sendiri melakukan sesuatu seperti melihat diri sendiri
Lukman Arif, (2013)Imagery dalam belajar gerak dan penampilan gerak dalam
olahraga menjadi sesuatu yang sangat penting karena imagery dapat digunakan sebagai
latihan suplemen disela-sela waktu menunggu giliran latihan terutama jika olahragawan
terlalu banyak tetapi fasilitasnya sedikit. Dengan kata lain, bagian yang paling penting dari
latihan imagery adalah perasaan subjektif personal pada diri sendiri untuk menampilkan apa
yang akan dilakukan. Oleh sebab itu, latihan imagery berkaitan dengan kepercayaan diri,
pemusatan perhatian, serta kondisi waspada dan terkendali. Sehingga tidak heran apabila
8
Sebelum membahas dasar-dasar latihan imagery , ada salah satu teori yang
mendasari mekanisme latihan imagery mental adalah “Ahseri’s Triple Code Model” yang
mengemukakan tiga kondisi fundamental sebagai syarat terjadinya imagery antara lain
sebagai berikut:
a. imagery harus terpusat pada munculnya sensasi dalam arti yang sesungguhnya seperti
b. muncul pola respon somatic (tumbuh ) akibat dari kegiatan imagery , artinya terjadi
perubahan psikofisiologis dalam badan saat sedang atau setelah melakukan imagery , dan
c. imagery yang dibentuk benar-benar bermakna artinya setiap imagery harus memiliki arti
yang signifikan yang bersifat subjektif/dirasakan berbeda oleh setiap individu. Adapun
7. Bersikap positif.
9
8. Waktu imagery dilakukan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sebagain sarana
latihan imagery , olahragawan akan mampu meningkatkan dan mengantisipasi apa yang
akan terjadi. Jika sukses dalam latihan mental imagery maka akan semakin yakin pada
untuk memahami situasi baru sebelum turun di gelanggang yang sebenarnya, sehingga
apa yang akan terjadi dapat diantisipasi oleh olahragawan, dan dengan antisipasi ini,
mudah melakukan adaptasi terhadap berbagai kemungkinan hal yang terjadi, belajar
keterampilan tertentu yang sedang dilatihnya. Hal ini bisa dilakukan pada masa latihan
(training session)
d. Membantu olahragawan memfokuskan diri pada pertandingan. Bila ingin fokus pada
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari individu yang melakukan
gerak. Imagery akan lebih efektif jika individu memiliki kemampuan imagery yang
b. Faktor eksternal
latihan imagery tidak lebih dari 20 menit, yakni masing-masing 10 menit sebelum
latihan dan 10 menit setelah latihan teknik. Selain itu, keberhasilan latihan imagery juga
Secara umum program latihan imagery dibangun oleh 4 tahapan proses yakni tahap
pemahaman, pengukuran, latihan imagery dasar, dan latihan imagery sebenarnya (Sufriyanto
a. Tahap pemahaman. Tahap ini sangat penting karena latihan imagery hanya akan
berhasil apabila meyakininya. Oleh sebab itu, perlu diberikan pemahaman tentang
yang sesuai.
c. Tahap latihan imagery dasar. Tahap ini diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan
d. Tahap latihan imagery sebenarnya. Untuk memperoleh hasil yang efektif, perlu
G. Aplikasi Imagery
Berikut ini beberapa aplikasi dari latihan imagery yang dapat dilakukan oleh olahragawan.
a. Latihan imagery mental dapat digunakan sebelum dan sesudah latihan atau sebagai
latihan suplemen di sela sela waktu menunggu giliran latihan sebenarnya. Hal ini
12
didasari oleh adanya kecenderungan dan fakta tentang keterbatasan fasilitas yang
kemampuan olahragawan untuk berpikir, sebab ketika melakukan imagery maka saat itu
pula terjadi proses pembentukan atau pengembangan mental blueprint (skema / program
gerak) dalam sistem saraf pusat tentang keterampilan gerak yang akan dipelajari
merupakan proses penguatan proposisi stimulus respon yang sangat bermanfaat dalam
proses akselerasi penguasaan keterampilan gerak dan pembentukan respon gerak yang
lebih akurat
Chandra et al., (2016) menjelaskan bahwa Imagery adalah bahasa otak dalam arti
yang sebenarnya, otak dapat membedakan antara suatu peristiwa fisik yang sebenarnya dan
visualisasi yang sama. Maka alasan ini imagery dapat digunakan oleh otak untuk
memberikan pengulangan, elaborasi, intensifikasi dan pelestarian urutan paling penting serta
mengarahkan tindakan ke suatu tujuan seuai rencana, dan pengendalian perasaan serta
kondisi psikofisik. Imagery yang di maksudkan sebagai “melihat gambaran gerakan diri
a) Meningkatkan konsentrasi.
13
pendidikan jasmani selama ini adalah mayoritas hanya pemberian latihan nyata
yang dimana siswa hanya diperintahkan untuk melakukan tugas-tugas (praktik) yang dimana
memerlukan waktu yang cukup banyak sementara waktu yang dimiliki siswa dalam
pembelajaran PJOK hanya 3x45 menit. Terkadang tugas praktek itu bisa membosankan
siswa yang pada akhirnya tujuan yang diinginkan kurang tercapai secara maksimal.
Salah satu solusi atau variasi dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani
adalah pemberian latihan imagery yang dikombinasikan dengan latihan nyata. Hal ini akan
dapat membuat suasanan baru sehingga memancing keingintahuan siswa sehingga siswa
akan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga
besar harapan siswa bisa mencapai Standart Ketuntasan Minimal (KKM) tanpa perlu ada jam
tambahan untuk melakukan pengulangan materi dan kita bisa lihat dari bebebrapa imagery
mampu dan bagus dalm pembelajran Pok dalam contoh di bawah ini:
Fuad & Sudarso, (2014) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan
imagery terhadap hasil belajar lay-up bola basket peserta didik pada kelas XI SMA Negeri 7
Surabaya. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji t untuk mengetahui pengaruh
latihan imagery terhadap hasil belajar lay-up bola basket peserta didik. Pemberian
perlakukan selama 4 kali pertemuan dengan frekuensi 1 kali semingggu selama jam
perbandingan metode pembelajaran part, whole, dan imagery dalam permainan bola basket.
Metode whole section umumnya digunakan oleh seorang pendidik untuk mengajarkan suatu
bentuk keterampilan gerak yang cukup sulit atau kompleks. Metode ini sangat membantu
guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) dalam melaksanakan proses
belajar mengajar khususnya untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan mempelajari
rangkaian gerakan yang baru diketahui dan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Untuk
terlebih dahulu gerakan yang akan dipelajari menjadi bagian-bagian agar mudah dipahami
imagery sangat cocok diterapkan pada siswa karena dengan metode latihan mental imagery
motivasi belajar siswa dapat meningkat. Karena dengan program latihan mental imagery
siswa dapat mengeluarkan kemampuan terbaik. Siswa dapat membayangkan idolanya dalam
Imagery adalah teknik yang biasa digunakan oleh psikolog olahraga untuk
yang akan dilakukan. Imagery dapat dalam kehidupan nyata dapat memancing reaksi
emosional dan fisiologis Dalam konteks olahraga, imagery digunakan untuk membantu
olahragawan membuat visualisasi yang lebih nyata berkaitan dengan pertandingan atau
kompetisi yang akan dijalankan. Artinya, imagery adalah penciptaan polysensorial dan
dilakukan secara sadar dengan tujuan untuk mencapai target, mengatasi masalah,
gerakan/kejadian dalam olahraga imagery /visualisasi adalah proses membuat gambaran dan
situasi mental di dalam pikiran mengenai sesuatu hal Berdasarkan pengertian di atas, citraan
objek dan kejadian pengalaman keterampilan gerak yang benar dalam pikiran. Pencitraan
merupakan suatu teknik yang dapat digunakan untuk mengkonstruksi suatu penampilan
sesuai dengan yang diinginkan atau diharapkan, baik dalam praktek maupun dalam
persaingan.
15
DAFTAR RUJUKAN
Bernat-Masó, E., & Gil, L. (2019). Assessing the performance of CFRP strengthening on
https://doi.org/10.1016/j.engstruct.2019.05.036
Bsa, S., Nurkholis, N., & Jannah, M. (2019). Pengaruh Latihan Progresive Muscle Relaxation
dan Imagery Terhadap Konsentrasi, Tingkat Kecemasan, dan Ketepatan Memanah Jarak 8
Chandra, J., Arifin, A., & Fatoni, M. H. (2016). Analisa Spektrum Motor Imagery pada Sinyal
Fadilah, M., & Wibowo, R. (2018). Kontribusi Keterampilan Gerak Fundamental Terhadap
Festiawan, R. (2021). The power of imagery: kajian tentang imagery dalam olahraga. Sport
Psychology, January.
Fitria, F. (2018). Pengaruh Latihan Imagery dan Self-Talk Terhadap Konsentrasi dan Ketepatan
https://doi.org/10.26877/jo.v3i2.2429
Fuad, A., & Sudarso. (2014). Pengaruh Mental Imagery Terhadap Hasil Belajar Bola Basket
Teknik Dasar Lay Up Dalam Pembelajaran Penjasorkes. Jurnal Pendidikan Olahraga Dan
Kesehatan, 02(03).
Iswana, B. (2019). Model Latihan Imagery Untuk Mendukung Keberhasilan Teknik Tendangan,
16
Kahrovi─ç, I., Radenkovi─ç, O., Mavri─ç, F., & Muri─ç, B. (2014). EFFECTS OF THE SELF-
LUKMAN ARIF, P. (2013). Pengaruh Mental Imagery Terhadap Kemampuan Siswa Dalam
Penguasaan Teknik Dasar Dribble Bola Basket Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Nurandani, P., Subiyanto, I. S., & Sasmito, B. (2013). Mapping of Total Suspended Solid ( Tss )
Using Multi Temporal Satellite Imagery in Rawa Pening Lake, Central Java Province.
Geodesi Undip, 2.
Prakosa, M. W. B., Hariyanto, A., & Ismalasari, R. (2021). Pengaruh Latihan Imagery dan
Rachman, A., Tuasikal, S., Cahyo Kartiko, D., & Ridwan, M. (2021). Rethinking the
Basketball Games. In Turkish Journal of Computer and Mathematics Education (Vol. 12,
Issue 11).
Robot, R., Sangari, J. R. R., & Toloh, B. H. (2017). Avicennia marina Leaf Morphometric
Digital Data Visualization In Tongkaina And Bintauna Coastal Areas. JURNAL ILMIAH
Soedjono, S. (2019). Fotografi Surealisme Visualisasi Estetis Citra Fantasi Imajinasi. REKAM,
17
15(1). https://doi.org/10.24821/rekam.v15i1.3341
Sufriyanto, A., & Putra, Y. Y. (2019). Pengaruh Latihan Imagery Mental Terhadap Kepercayaan
Vavrúšová, H. (2017). The training of memory ii Alzheimer’s disease. Lekarsky Obzor, 66(12).
18