Anda di halaman 1dari 21

(Imagery Olahraga)

Makalah Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pisikologi PJOK

Dosen :
Dr. Adnan Fardi M.Pd
Dr. Tjung Hauw sin. M.Pd

Oleh :
Muhammad Jamil/21199040
Mezi Aulia Rahmadani/21199039
Riski Adila/21199053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA (S2)


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi anugrah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar,

yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan yang lurus berupa ajaran agama

islam yang sempurna dan menjadi anugrah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.

Penulis mengucap terimakasih kepada Bapak Dr. Adnan Fardi M.Pd dan Bapak Dr. Tjung

Hauw sin. M.Pd selaku Dosen Psikologi Pendidikan Jasmani Dan Olahraga yang telah

memberikan tugas ini. penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah

wawasan serta pengetahuan pembeca mengenai Imagery dalam olahrga.

Penulis juga menyadri sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan

jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap ada nya kritik, saran, dan usulan demi

perbaikan makalah yang telah dibuat.

Padang, Mei 2022

Penulis

i
DAFATAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1

B. Rumuasan Masalah ........................................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan............................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................. 4

A. Definisi Imagery .............................................................................................................. 4

B. Imagery dalam Olahraga ................................................................................................... 6

C. Dasar dasar latihan Imagery.............................................................................................. 8

D. Mamafaat latihan imagery ............................................................................................... 9

E. Factor yang mempengaruhi efektivitas imegry................................................................. 10

F. Pengembangan program latihan imagery ......................................................................... 10

G. Aplikasi Imagery ............................................................................................................... 11

H. Imagery dalam PJOK ....................................................................................................... 12

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 15

A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSATAKA ................................................................................................................ 16

LAMPIRAN ..................................................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Olahraga psikologi adalah kedisiplinan untuk memahami hambatan mental pada

atlet yang dapat mempengaruhi prestasi yang diinginkan. Prinsip-prinsip dalam psikologi

olahraga didasarkan pada hubungan pikiran dan tubuh. Dari prinsip-prinsip psikologi

olahraga, muncul konsep persiapan mental untuk olahraga. Konsep persiapan mental dalam

olahraga benar-benar sangat penting demi tercapainya prestasi yang diharapkan.

Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi secara negatif,

baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya menurun. Mereka

dapat menjadi tegang, denyut nadi meningkat, berkeringat dingin, cemas akan hasil

pertandingannya, dan mereka merasa sulit untuk berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali

menyebabkan para atlet tidak dapat menampilkan permainan terbaiknya.

Untuk dapat meningkatkan prestasi atau performa seorang atlet maka atlet perlu

memiliki mental yang tangguh, sehingga ia dapat berlatih dan bertanding dengan semangat

tinggi, dedikasi total, pantang menyerah, tidak mudah terganggu oleh masalah-masalah non-

teknis atau masalah pribadi. Dengan demikian ia dapat menjalankan program latihannya

dengan sungguh-sungguh, sehingga ia dapat memiliki fisik prima, teknik tinggi dan strategi

bertanding yang tepat, sesuai dengan program latihan yang dirancang oleh pelatih. Dengan

demikian terlihatlah bahwa latihan mental bertujuan agar atlet dapat mencapai prestasi

puncak, atau prestasi yang lebih baik dari sebelumnya.

Untuk dapat memiliki mental yang tangguh tersebut, atlet perlu melakukan latihan

mental yang sistimatis, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari program latihan

olahraga secara umum, dan tertuang dalam perencanaan latihan tahunan atau periodesasi

1
2

latihan. Seringkali dijumpai, bahwa masalah mental atlet sesungguhnya bukan

murni merupakan masalah psikologis, namun disebabkan oleh faktor teknis atau fisiologis.

Contohnya: jika kemampuan atlet menurun karena faktor kesalahan teknik gerakan, maka

persepsi sang atlet terhadap kemampuan dirinya juga akan berkurang. Jika masalah

kesalahan gerak ini tidak segera teridentifikasi dan tidak segera diperbaiki, maka kesalahan

gerak ini akan menetap. Akibatnya, kemampuan atlet tidak meningkat, sehingga atlet

menjadi kecewa dan lama kelamaan bisa menjadi frustrasi bahkan memiliki pikiran dan

sikap negative terhadap prestasi olahraganya.

Demikian juga dengan masalah yang disebabkan oleh faktor fisik. Masalah yang

seringkali terjadi adalah masalah “overtrained” atau kelelahan yang berlebihan, sehingga

menimbulkan perubahan penampilan atlet yang misalnya menjadi lebih lambat, sehingga

atlet tersebut kemudian di’cap’ sebagai atlet yang memiliki motivasi rendah. Kedua contoh

tersebut menunjukkan bahwa masalah mental tidak selalu disebabkan oleh faktor mental

atau faktor psikologis. Jika penyebab masalahnya tidak terlebih dahulu diatasi, maka

masalah mentalnya juga akan sulit untuk dapat diperbaiki.

Aspek-aspek kecakapan mental psikologis (psychological skills) yang bisa dilatih,

mencakup banyak hal meliputi aspek-aspek pengelolaan emosi, pengembangan diri,

peningkatan daya konsentrasi, penetapan sasaran, persiapan menghadapi pertandingan, dan

sebagainya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan mental imajeri?

2. Bagaimana cara melakukan latihan mental imajeri?

3. Apasaja manfat Imegry?

2
3

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui defenisi Imagery olahraga

2. Untuk mengetahui cara pelaksanaan imagery olahrga

3. Untuk mengetahui manfaat imageri olahrga

4. Bagaimana implementasi imagery olahrga

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Imagery

Imagery sering disebut dengan guided imagery , visualization, latihan mental, atau

self hypnosis. Imagery adalah teknik yang biasa digunakan oleh psikolog olahraga untuk

membantu seseorang memvisualisasikan atau melatih mental berkaitan dengan kegiatan

yang akan dilakukan. Imagery dapat dalam kehidupan nyata dapat memancing reaksi

emosional dan fisiologis Vavrúšová, (2017) Dalam konteks olahraga, imagery digunakan

untuk membantu olahragawan membuat visualisasi yang lebih nyata berkaitan dengan

pertandingan atau kompetisi yang akan dijalankan.

a. Menurut Singgih D. Kahroviç et al., (2014) visualisasi/imagery adalah daya pikir untuk

membayangkan, mengkhayalkan, atau menciptakan gambaran atau kejadian dalam

pikiran.

b. Bernat-Masó & Gil, (2019) “imagery is able to make a distinctive contribution to

performance in objectively scorable tasks, and these are normally characterized as test of

spatial ability”. Artinya, imagery mampu memberikan kontribusi tersendiri terhadap

kinerja dalam tugas yang implisit secara obyektif, dan ini biasanya ditandai sebagai tes

kemampuan spasial.

c. Prakosa et al., (2021) “imagery is that it is an extremely versatile technique that can be

applied to a wide range of situations in sport and exercise”. Artinya, adalah teknik yang

sangat serbaguna yang bisa diterapkan pada berbagai situasi dalam olah raga dan olah

raga.

4
5

d. Fitria, (2018)imagery is a polysensorial and emotional creation or recreation of an

experience that takes place in the mind. Artinya, imagery adalah penciptaan

polysensorial, dan emosional, atau rekreasi dari pengalaman yang terjadi dalam pikiran.

e. Bsa et al., (2019)menyatakan imagery merupakan bayangan dalam pikiran individu yang

dapat mencakup apa saja yang dapat dilihat, didengar, diraba, dibaui, dan dicitarasakan.

Imagery dilakukan dengan membentuk suatu khayalan/gambaran mental di dalam pikiran

tentang suatu gerak motorik atau penampilan yang ingin dilakukan, atau prestasi yang

ingin dicapai dalam pertandingan

f. Komarudin, (2010)menyatakan imagery merupakan teknik membayangkan sesuatu dalam

pikiran yang dilakukan secara sadar dengan tujuan untuk mencapai target, mengatasi

masalah, meningkatkan kewaspadaan diri, mengembangkan kreativitas, dan sebagai

simulasi gerakan/kejadian dalam olahraga

g. Soedjono, (2019) imagery /visualisasi adalah proses membuat gambaran dan situasi

mental di dalam pikiran mengenai sesuatu hal

h. Nurandani et al., (2013) imagery /visualisasi adalah membayangkan dengan sungguh-

sungguh seperti kejadian yang sebenarnya, serta dapat memberi efek fisiologis dan

psikologis yang nyata.

Berdasarkan pengertian di atas, citraan dalam olahraga adalah membayangkan

menggambarkan mengingat memunculkan kembali objek dan kejadian pengalaman

keterampilan gerak yang benar dalam pikiran. Pencitraan merupakan suatu teknik yang dapat

digunakan untuk mengkonstruksi suatu penampilan sesuai dengan yang diinginkan atau

diharapkan, baik dalam praktek maupun dalam persaingan.


6

Teknik pelatihan mental ini melibatkan penggunaan semua indera, termasuk

pikiran, perasaan, emosi dan sensasi, seperti penglihatan, pendengaran, perasaan, serta

hormon adrenalin yang menciptakan pengalaman dalam pikiran. Pencitraan dapat

meningkatkan kemampuan individu dalam menghadapi berbagai masalah. Jika seorang atlet

melakukan pencitraan, maka secara otomatis ia dapat melihat dirinya melakukan sesuatu

seperti melihat dirinya dalam film di bioskop Fadilah & Wibowo, (2018) Pencitraan dalam

mempelajari gerak dan tampilan gerak dalam olahraga sangatlah penting. karena citra dapat

digunakan sebagai latihan pelengkap disela-sela menunggu giliran latihan, apalagi jika

jumlah atlet terlalu banyak tetapi fasilitas sedikit. Dengan kata lain, bagian terpenting dari

praktik pencitraan adalah perasaan subjektif pribadi pada diri Anda sendiri untuk

menunjukkan apa yang akan Anda lakukan. Oleh karena itu, pelatihan pencitraan berkaitan

dengan kepercayaan diri, konsentrasi perhatian, dan kondisi waspada dan terkendali.

Maka tidak heran banyak atlet yang menggunakan latihan imagery untuk

menciptakan rasa percaya diri dan menciptakan rasa kesiapan menghadapi pertandingan

penting.

B. Imagery Dalam Olahraga (Where, What, When, Dan Why)

Imagery dalam olahraga ditentukan oleh: (1) where (dimana imagery bisa

dilakukan?), artinya imagery dilakukan pada saat latihan, pertandingan, off training, atau

setelah latihan, (2) what (apa yang di-imagery -kan?), artinya imagery yang dilakukan adalah

membayangkan keterampilan gerak cabang olahraga yang digeluti, (3) when (kapan imagery

dilakukan?), artinya imagery dilakukan sebelum, selama, dan sesudah berlatih atau

bertanding, dan (4) why (mengapa imagery dilakukan?), artinya imagery dilakukan untuk

mengingat kembali keterampilan gerak yang telah dipelajari.


7

Menurut Festiawan, (2021) imagery visualisasi adalah proses membuat gambaran

dan situasi mental di dalam pikiran mengenai sesuatu Robot et al., (2017) imagery

visualisasi adalah membayangkan dengan sungguh-sungguh seperti kejadian yang

sebenarnya, serta dapat memberi efek fisiologis dan psikologis yang nyata.

Berdasarkan pengertian di atas, imagery dalam olahraga adalah membayangkan

menggambarkan mengingat memunculkan kembali obyek dan peristiwa pengalaman

keterampilan gerak yang benar di dalam pikiran. Imagery adalah teknik yang dapat

digunakan untuk mengkonstruksikan penampilan sebagaimana yang diinginkan atau

diharapkan, baik dalam latihan maupun dalam pertandingan. Teknik latihan mental tersebut

melibatkan penggunaan semua penginderaan, meliputi pikiran, perasaan, emosi dan

penginderaan, seperti penglihatan, pendengaran, perasaan, maupun hormon adrenalin yang

menciptakan pengalaman dalam pikiran. Imagery dapat meningkatkan kemampuan individu

dalam menghadapi berbagai permasalahan. Apabila olahragawan melakukan imagery ,

secara otomatis dapat melihat diri sendiri melakukan sesuatu seperti melihat diri sendiri

dalam film di bioskop

Lukman Arif, (2013)Imagery dalam belajar gerak dan penampilan gerak dalam

olahraga menjadi sesuatu yang sangat penting karena imagery dapat digunakan sebagai

latihan suplemen disela-sela waktu menunggu giliran latihan terutama jika olahragawan

terlalu banyak tetapi fasilitasnya sedikit. Dengan kata lain, bagian yang paling penting dari

latihan imagery adalah perasaan subjektif personal pada diri sendiri untuk menampilkan apa

yang akan dilakukan. Oleh sebab itu, latihan imagery berkaitan dengan kepercayaan diri,

pemusatan perhatian, serta kondisi waspada dan terkendali. Sehingga tidak heran apabila
8

banyak olahragawan yang menggunakan latihan imagery untuk menciptakan kepercayaan

diri serta menimbulkan perasaan siap dalam menghadapi pertandingan penting.

C. Dasar-Dasar Latihan Imagery

Sebelum membahas dasar-dasar latihan imagery , ada salah satu teori yang

mendasari mekanisme latihan imagery mental adalah “Ahseri’s Triple Code Model” yang

mengemukakan tiga kondisi fundamental sebagai syarat terjadinya imagery antara lain

sebagai berikut:

a. imagery harus terpusat pada munculnya sensasi dalam arti yang sesungguhnya seperti

yang biasa dialami dalam kenyataan,

b. muncul pola respon somatic (tumbuh ) akibat dari kegiatan imagery , artinya terjadi

perubahan psikofisiologis dalam badan saat sedang atau setelah melakukan imagery , dan

c. imagery yang dibentuk benar-benar bermakna artinya setiap imagery harus memiliki arti

yang signifikan yang bersifat subjektif/dirasakan berbeda oleh setiap individu. Adapun

dasar-dasar latihan imagery dalam olahraga adalah sebagai berikut:

1. Ketajaman, dengan melakukan membayangkan hal-hal yang sudah sangat dikenal

dan membayangkan suatu keterampilan khusus yang sudah dimiliki serta

membayangkan keseluruhan penampilan secara baik.

2. Keterkendalian, yaitu mengendalikan perilaku.

3. Latihan imagery harus dilakukan setiap hari.

4. Mengevaluasi keterampilan imagery .

5. Kondisi rileks, merupakan prasyarat bagi bentuk-bentuk latihan imagery .

6. Harapan yang realitis dan motivasi yang cukup.

7. Bersikap positif.
9

8. Waktu imagery dilakukan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sebagain sarana

untuk memindahkan kondisi imajiner ke kondisi realita.

D. Manfaat Latihan Imagery

Adapun manfaat latihan imagery antara lain:

a. Untuk kepercayaan diri olahragawan. Kepercayaan diri merupakan keyakinan akan

kemampuan olahragawan untuk dapat sukses dalam mencapai tujuannya. Dengan

latihan imagery , olahragawan akan mampu meningkatkan dan mengantisipasi apa yang

akan terjadi. Jika sukses dalam latihan mental imagery maka akan semakin yakin pada

kemampuannya, dan peningkatan ini dapat meningkatkan kepercayaan dirinya.

b. Untuk mengembangkan strategi pre-kompetisi dan kompetisi. Olahragawan diajari

untuk memahami situasi baru sebelum turun di gelanggang yang sebenarnya, sehingga

apa yang akan terjadi dapat diantisipasi oleh olahragawan, dan dengan antisipasi ini,

mudah melakukan adaptasi terhadap berbagai kemungkinan hal yang terjadi, belajar

untuk mempertahankan perasaan tenang di bawah tekanan sehingga emosi dapat

dikendalikan secara konstruktif.

c. Membantu olahragawan memfokuskan perhatian atau konsentrasinya pada suatu bentuk

keterampilan tertentu yang sedang dilatihnya. Hal ini bisa dilakukan pada masa latihan

(training session)

d. Membantu olahragawan memfokuskan diri pada pertandingan. Bila ingin fokus pada

pertandingan, mental imagery dapat dilakukan disaat dibutuhkan. Sewaktu-waktu bisa

mengingat kembali atau membayangkan kembali keterampilan yang bisa dilakukan di

saat mengalami kesulitan di lapangan.


10

E. Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Imagery

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari individu yang melakukan

imagery . Kemampuan imagery adalah kemampuan untuk membayangkan performa

gerak. Imagery akan lebih efektif jika individu memiliki kemampuan imagery yang

lebih tinggi, artinya apabila olahragawan dapat meningkatkan ketajaman dan

kemampuan mengendalikan image-nya, maka performanya akan meningkat pula.

Tetapi, tingkat keterampilan olahragawan juga mempengaruhi keberhasilan imagery .

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan imagery dan tingkat keterampilan

olahragawan dapat mempengaruhi performanya.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal berupa kondisi/lingkungan di luar individu. Lamanya waktu

latihan imagery tidak lebih dari 20 menit, yakni masing-masing 10 menit sebelum

latihan dan 10 menit setelah latihan teknik. Selain itu, keberhasilan latihan imagery juga

mempengaruhi tugastugas kognitif dan psikomotorik keterampilan gerak.

F. Pengembangan Program Latihan Imagery

Secara umum program latihan imagery dibangun oleh 4 tahapan proses yakni tahap

pemahaman, pengukuran, latihan imagery dasar, dan latihan imagery sebenarnya (Sufriyanto

& Putra, 2019)

a. Tahap pemahaman. Tahap ini sangat penting karena latihan imagery hanya akan

berhasil apabila meyakininya. Oleh sebab itu, perlu diberikan pemahaman tentang

pentingnya latihan imagery dalam penguasaan keterampilan gerak teknik,

pengembangan aspek psikologis, dan peningkatan prestasi.


11

b. Tahap pengukuran. Tahap ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat

ketajaman/intentitas dan kemampuan olahragawan dalam mengendalikan gambaran

yang sesuai.

c. Tahap latihan imagery dasar. Tahap ini diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan

modalitas olahragawan yang diidentifikasi sebagai bagian penting dalam penampilan

olahraga dan meningkatkan kemampuan untuk mengendalikan image.

d. Tahap latihan imagery sebenarnya. Untuk memperoleh hasil yang efektif, perlu

diperhatikan hal-hal berikut ini:

1. rangkaian gerak/kejadian harus dibayangkan sejelas mungkin sehingga memperoleh

gambaran yang jelas mengenai gerak/kejadian,

2. gerakan harus dibayangkan sepositif mungkin,

3. imagery harus dilakukan berulang-ulang, teratur, metodis, dan sistematis,

4. pola gerakan yang dibayangkan harus perlahan/slow motion,

5. dilakukan dalam kondisi rileks supaya dapat berkonsentrasi penuh,

6. dilakukan di tempat/ruangan yang tenang,

7. menggunakan multi modalitas sensori (visual, auditorial, kinestetik, penciuman,

perabaan, pengecap), dan

8. sebaiknya dilakukan dengan mata tertutup sehingga dapat menghindari gangguan/hal

yang dapat mengacaukan pikiran.

G. Aplikasi Imagery

Berikut ini beberapa aplikasi dari latihan imagery yang dapat dilakukan oleh olahragawan.

a. Latihan imagery mental dapat digunakan sebelum dan sesudah latihan atau sebagai

latihan suplemen di sela sela waktu menunggu giliran latihan sebenarnya. Hal ini
12

didasari oleh adanya kecenderungan dan fakta tentang keterbatasan fasilitas yang

tersedia dan sering terjadinya overloading task.

b. Pada dasarnya imagery merupakan proses penajaman kemampuan kognitif atau

kemampuan olahragawan untuk berpikir, sebab ketika melakukan imagery maka saat itu

pula terjadi proses pembentukan atau pengembangan mental blueprint (skema / program

gerak) dalam sistem saraf pusat tentang keterampilan gerak yang akan dipelajari

c. Imagery sebagai aktivitas yang menyerupai pengalaman perseptual pada hakekatnya

merupakan proses penguatan proposisi stimulus respon yang sangat bermanfaat dalam

proses akselerasi penguasaan keterampilan gerak dan pembentukan respon gerak yang

lebih akurat

d. Dampak implikatif imagery dapat meningkatkan motivasi dan percaya diri,

meminimalisir ketegangan dan kecemasan, memprogram tujuan, dan lain sebagainya.

H. Imagery dalam Pjok

Chandra et al., (2016) menjelaskan bahwa Imagery adalah bahasa otak dalam arti

yang sebenarnya, otak dapat membedakan antara suatu peristiwa fisik yang sebenarnya dan

visualisasi yang sama. Maka alasan ini imagery dapat digunakan oleh otak untuk

memberikan pengulangan, elaborasi, intensifikasi dan pelestarian urutan paling penting serta

keterampilan. Menurut Iswana, (2019) imagery merupakan proses latihan untuk

meningkatkan ketanguhan mental seseorang dengan melibatkan unsur konsentrasi,

mengarahkan tindakan ke suatu tujuan seuai rencana, dan pengendalian perasaan serta

kondisi psikofisik. Imagery yang di maksudkan sebagai “melihat gambaran gerakan diri

sendiri di dalam pikiran”. Manfaat imagery antara lain:

a) Meningkatkan konsentrasi.
13

b) Meningkatkan rasa percaya diri.

c) Mengendalikan respon emosional.

d) Memperbaiki latian ketrampilan

e) Mengembangkan strategi Proses pembelajaran yang digunakan oleh guru

pendidikan jasmani selama ini adalah mayoritas hanya pemberian latihan nyata

yang dimana siswa hanya diperintahkan untuk melakukan tugas-tugas (praktik) yang dimana

memerlukan waktu yang cukup banyak sementara waktu yang dimiliki siswa dalam

pembelajaran PJOK hanya 3x45 menit. Terkadang tugas praktek itu bisa membosankan

siswa yang pada akhirnya tujuan yang diinginkan kurang tercapai secara maksimal.

Salah satu solusi atau variasi dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani

adalah pemberian latihan imagery yang dikombinasikan dengan latihan nyata. Hal ini akan

dapat membuat suasanan baru sehingga memancing keingintahuan siswa sehingga siswa

akan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga

besar harapan siswa bisa mencapai Standart Ketuntasan Minimal (KKM) tanpa perlu ada jam

tambahan untuk melakukan pengulangan materi dan kita bisa lihat dari bebebrapa imagery

mampu dan bagus dalm pembelajran Pok dalam contoh di bawah ini:

Fuad & Sudarso, (2014) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan

imagery terhadap hasil belajar lay-up bola basket peserta didik pada kelas XI SMA Negeri 7

Surabaya. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji t untuk mengetahui pengaruh

latihan imagery terhadap hasil belajar lay-up bola basket peserta didik. Pemberian

perlakukan selama 4 kali pertemuan dengan frekuensi 1 kali semingggu selama jam

pembelajaran PJOK. Berdasarkan analisis menunjukkan bahwa metode latihan tersebut

berpengaruh signifikan pada siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surabaya


14

Rachman et al., (2021) Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan analisis

perbandingan metode pembelajaran part, whole, dan imagery dalam permainan bola basket.

Metode whole section umumnya digunakan oleh seorang pendidik untuk mengajarkan suatu

bentuk keterampilan gerak yang cukup sulit atau kompleks. Metode ini sangat membantu

guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) dalam melaksanakan proses

belajar mengajar khususnya untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan mempelajari

rangkaian gerakan yang baru diketahui dan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Untuk

mengantisipasi kompleksitas dan keragaman gerakan, perlu dibuat semacam penyederhanaan

terlebih dahulu gerakan yang akan dipelajari menjadi bagian-bagian agar mudah dipahami

dan dipelajari oleh siswa.

Rachman et al., (2021) Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan mental

imagery sangat cocok diterapkan pada siswa karena dengan metode latihan mental imagery

motivasi belajar siswa dapat meningkat. Karena dengan program latihan mental imagery

siswa dapat mengeluarkan kemampuan terbaik. Siswa dapat membayangkan idolanya dalam

menampilkan performa saat proses belajar berlangsung.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Imagery adalah teknik yang biasa digunakan oleh psikolog olahraga untuk

membantu seseorang memvisualisasikan atau melatih mental berkaitan dengan kegiatan

yang akan dilakukan. Imagery dapat dalam kehidupan nyata dapat memancing reaksi

emosional dan fisiologis Dalam konteks olahraga, imagery digunakan untuk membantu

olahragawan membuat visualisasi yang lebih nyata berkaitan dengan pertandingan atau

kompetisi yang akan dijalankan. Artinya, imagery adalah penciptaan polysensorial dan

emosional atau rekreasi dari pengalaman yang terjadi dalam pikiran.

menyatakan imagery merupakan teknik membayangkan sesuatu dalam pikiran yang

dilakukan secara sadar dengan tujuan untuk mencapai target, mengatasi masalah,

meningkatkan kewaspadaan diri, mengembangkan kreativitas, dan sebagai simulasi

gerakan/kejadian dalam olahraga imagery /visualisasi adalah proses membuat gambaran dan

situasi mental di dalam pikiran mengenai sesuatu hal Berdasarkan pengertian di atas, citraan

dalam olahraga adalah membayangkan menggambarkan mengingat memunculkan kembali

objek dan kejadian pengalaman keterampilan gerak yang benar dalam pikiran. Pencitraan

merupakan suatu teknik yang dapat digunakan untuk mengkonstruksi suatu penampilan

sesuai dengan yang diinginkan atau diharapkan, baik dalam praktek maupun dalam

persaingan.

15
DAFTAR RUJUKAN

Bernat-Masó, E., & Gil, L. (2019). Assessing the performance of CFRP strengthening on

masonry walls using experimental modal analysis. Engineering Structures, 193.

https://doi.org/10.1016/j.engstruct.2019.05.036

Bsa, S., Nurkholis, N., & Jannah, M. (2019). Pengaruh Latihan Progresive Muscle Relaxation

dan Imagery Terhadap Konsentrasi, Tingkat Kecemasan, dan Ketepatan Memanah Jarak 8

Meter Cabang Olahraga Panahan Pada Siswa Ekstrakurikuler SD Luqman Al-Hakim.

Jendela Olahraga, 4(1). https://doi.org/10.26877/jo.v4i1.2952

Chandra, J., Arifin, A., & Fatoni, M. H. (2016). Analisa Spektrum Motor Imagery pada Sinyal

Aktivitas Otak. Jurnal Teknik ITS, 5(2). https://doi.org/10.12962/j23373539.v5i2.16103

Fadilah, M., & Wibowo, R. (2018). Kontribusi Keterampilan Gerak Fundamental Terhadap

Keterampilan Bermain Small-Sided Handball Games. JURNAL PENDIDIKAN JASMANI

DAN OLAHRAGA, 3(1). https://doi.org/10.17509/jpjo.v3i1.7667

Festiawan, R. (2021). The power of imagery: kajian tentang imagery dalam olahraga. Sport

Psychology, January.

Fitria, F. (2018). Pengaruh Latihan Imagery dan Self-Talk Terhadap Konsentrasi dan Ketepatan

Tusukan Dalam Permainan Anggar. Jendela Olahraga, 3(2).

https://doi.org/10.26877/jo.v3i2.2429

Fuad, A., & Sudarso. (2014). Pengaruh Mental Imagery Terhadap Hasil Belajar Bola Basket

Teknik Dasar Lay Up Dalam Pembelajaran Penjasorkes. Jurnal Pendidikan Olahraga Dan

Kesehatan, 02(03).

Iswana, B. (2019). Model Latihan Imagery Untuk Mendukung Keberhasilan Teknik Tendangan,

Bantingan dan Guntingan. Journal of Sports Coaching, 1(1).

16
Kahrovi─ç, I., Radenkovi─ç, O., Mavri─ç, F., & Muri─ç, B. (2014). EFFECTS OF THE SELF-

TALK STRATEGY IN THE MENTAL TRAINING OF ATHLETES. / EFEKTI SELF-

TALK STRATEGIJE U MENTALNOM TRENINGU SPORTISTA. Facta Universitatis:

Series Physical Education & Sport, 12(1).

Komarudin. (2010). Penerapan Psikologi Dalam Meningkatkan Penampilan Atlet. Jurnal

Kepelatihan Olahraga, 2(2).

LUKMAN ARIF, P. (2013). Pengaruh Mental Imagery Terhadap Kemampuan Siswa Dalam

Penguasaan Teknik Dasar Dribble Bola Basket Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Olahraga Dan Kesehatan. Jurnal Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan, 1(1).

Nurandani, P., Subiyanto, I. S., & Sasmito, B. (2013). Mapping of Total Suspended Solid ( Tss )

Using Multi Temporal Satellite Imagery in Rawa Pening Lake, Central Java Province.

Geodesi Undip, 2.

Prakosa, M. W. B., Hariyanto, A., & Ismalasari, R. (2021). Pengaruh Latihan Imagery dan

Konsentrasi terhadap Ketepatan Tusukan dalam Olahraga Anggar. JOSSAE : Journal of

Sport Science and Education, 6(1). https://doi.org/10.26740/jossae.v6n1.p19-27

Rachman, A., Tuasikal, S., Cahyo Kartiko, D., & Ridwan, M. (2021). Rethinking the

Implementation of Part, Whole and Imagery Learning Methods: Comparison Analysis in

Basketball Games. In Turkish Journal of Computer and Mathematics Education (Vol. 12,

Issue 11).

Robot, R., Sangari, J. R. R., & Toloh, B. H. (2017). Avicennia marina Leaf Morphometric

Digital Data Visualization In Tongkaina And Bintauna Coastal Areas. JURNAL ILMIAH

PLATAX, 6(1). https://doi.org/10.35800/jip.6.1.2018.17878

Soedjono, S. (2019). Fotografi Surealisme Visualisasi Estetis Citra Fantasi Imajinasi. REKAM,

17
15(1). https://doi.org/10.24821/rekam.v15i1.3341

Sufriyanto, A., & Putra, Y. Y. (2019). Pengaruh Latihan Imagery Mental Terhadap Kepercayaan

Diri Atlet Sepak Bola Kabupaten Kerinci. Jurnal Riset Psikologi, 3.

Vavrúšová, H. (2017). The training of memory ii Alzheimer’s disease. Lekarsky Obzor, 66(12).

18

Anda mungkin juga menyukai