Kerangka Konseptual
teori-teori yang ada. Oleh karena itulah, berdasarkan teori-teori dan pendapat para
ahli yang dikemukakan pada tujuan pustaka, dapat disusun kerangka konseptual
Pada dasarnya faktor utama daya ledak otot tungkai adalah kekuatan
dan kecepatan. Oleh karena itu Moeloek dalam Santosa (2015:3) menyatakan
bahwa, “Daya ledak otot itu dipengaruhi oleh kecepatan dan kekuatan
kontraksi”. Maka semua faktor yang mempengaruhi kedua hal diatas akan
mempengaruhi daya ledak. Dimana dengan daya ledak otot tungkai yang baik
maka akan sangat mendukung dalam kecepatan lari Sprint siswa tersebut.
Untuk mengukur bersarnya daya ledak otot tungkai bisa dilakukan dengan
menggunakan jenis tes seperti Standing board jump tes (Johnson dan Nelson
menggerakkan tubuh atau bagian bagiannya secara kuat dan kecepatan tinggi.
Daya ledak otot tungkai seorang pelari Sprint 100 meter sangat berperan
dalam melakukan start, karena daya ledak otot tungkai merupakan hasil
pada beberapa pendapat di atas, dapat ditarik suatu pengertian bahwa daya
ledak otot tungkai adalah suatu kemampuan untuk melakukan aktivitas secara
atlet untuk mengubah arah, membuat cepat berhetnti, dan melakukan gerakan
Indonesia dalam Rohman (2015: 3) lincah berarti selalu bergerak, tidak diam,
tidak renang, tidak tetap. Harsono dalam Rohman (2015: 3) orang yang lincah
adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk merubah arah dan posisi
tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan
merubah posisi dan arah secepat mungkin sesuai dengan situasi yang di
hadapi.
Pada cabang atletik yaitu lari Sprint 100 meter kelincahan sangat
berperan saat melakukan lari, dimana kecepatan siswa akan bertambah saat
tipe tubuh, usia, jenis kelamin, berat badan, dan kelelahan. Jadi dapat peneliti
simpulkan dari pernyataan di atas bahwa kelincahan adalah kemampuan
untuk melakukan gerakan yang diinginkan dan dapat mencegah cidera pada
yang bagus, gerakan yang dilakukan akan kaku serta menimbulkan cidera.
Dengan demikian diduga siswa yang memiliki kelentukan yang baik maka
akan memiliki kemampuan gerak yang baik pula. Begitu juga jika kelentukan
melakukan lari Sprint 100 meter. Siswa yang memiliki daya ledak otot
tungkai yang baik, maka akan menghasilkan kecepatan lari Sprint 100 meter
yang maksimal. Dengan kata lain, kecepatan lari Sprint 100 meter sangat
bergantung pada daya ledak otot tungkai yang di miliki oleh masing-masing
siswa. Semakin besar daya ledak otot tungkai yang dimiliki siswa, maka
kecepatan lari akan lebih maksimal. Hal ini sangat memungkinkan siswa
mungkin sesui dengan kemampuan atau keluasan garak tubuh. Siswa yang
memiliki kelentukan yang baik maka akan memiliki kemampuan gerak yang
baik pula. Begitu juga jika kelentukan siswa kurang baik maka kemampuan
daya ledak otot tungkai terhadap kecepatan lari Sprint 100 meter melalui
Kelentukan.
5. Pengaruh Tidak Langsung Kelincahan Melalui Kelentukan Terhadap
Kecepatan Lari Sprint 100 Meter Pada Siswa SMK Negeri 1 Rambah
rangsangan mampu mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat, tepat, dan
posisi tubuh dalam melakukan lari Sprint 100 meter. Kelincahan merupakan
menimbulkan cidera.
melakukan lari Sprint 100 meter akan maksimal. Dengan demikian diduga
siswa.
Secara Simultan Terhadap Kecepatan Lari Sprint 100 Meter Pada Siswa
dalam kecepatan lari Sprint siswa tersebut. Selain memiliki daya ledak otot
lari Sprint 100 meter. Siswa yang memiliki daya ledak otot tungkai yang baik
tanpa didukung oleh kelincahan, maka kecepatan lari Sprint yang dilakukan