Anda di halaman 1dari 12

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH LANDASAN ILMIAH PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA


PROGRAM STUDI S2 SEMESTER JANUARI – JUNI 2022

DOSEN :
Dr. Adnan Fardi. M.Pd
Dr. Asep Sujana Wahyuri, M.Pd

1. Jelaskan Pentingnya mempelajari Landasan Ilmiah Pendidikan Jasmani dan


Olahraga bagi Mahasiswa?

2. Buatlah Struktur Ilmu Keolahragaan secara sistematis, sehingga masing-masing


rumpun keilmuan memiliki keterkaitan dengan Ilmu Keolahragaan dan
Pendidikan Jasmani?

3. Banyak Landasan Ilmu Pendidikan Jasmani dan Olahraga yang dapat dijadikan
pedoman dalam menjalankan proses Pendidikan Jasmani dan Olahraga di
sekolah antara lain : Landasan Filsafat, Landasan Historis, Landasan Biologis,
Landasan Sosial Budaya, Landasan Religius, Landasan Ekonomi, Landasan
Yuridis dan Landasan Psikologi. Coba sdr analisis secara praktis maksud dan
penerapan dari masing-masing landasan tersebut di dalam Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan?

4. Jelaskan secara Multidisiplin atau Interdisiplin ilmu keolahragaan terkait


penanaman nilai-nilai karakter budaya bangsa di bawah ini, yang harus
diciptakan oleh setiap orang dalam kehidupan bermasyarakat.
5. Jelaskan maksud gambar di bawah ini, menurut pandangan saudara masing-
masing !

Development
of Spiritual Organic
right attitudes Developme Developme
towards nt
nt
physical
Activity

Health Aims & Neuro-


Knowledge Objectives muscular
Development of Development
Physical
Education

Emotional Social Intellectual


Developme Developme or Cognitive
nt Developme
nt nt

SELAMAT UJIAN TENGAH SEMESTER


JAWABAN
Nama : Icuk Sugiarto
Nim : 21199030

1. Pendidikan jasmani dan olahraga merupakan suatu media yang sangat berpengaruh

terhadap cakal bikal prestasi olahraga. Bagaimana tidak, sebagian besar seorang

olahragawan yang berprestasi mengenal olahraga pada saat ia belajar pendidikan

jasmani di sekolah. Dengan ia diperkenalkan berbagai macam bentuk dari cabang-

cabang olahraga, akan ada dari beberapa orang siswa yang akan merasa senang dan

gemar secara psikologis. Dengan adanya rasa senang dan gemar yang dirasakan siswa

tersebut terhadap olahraga yang diperkenalkan di sekolah inilah yang akan menjadi

pemicu awal seorang siswa dapat menjadi penekun olahraga dan akan menjadi bibit-

bibit atlit yang berprestasi nantinya. Landasan dan asas itu sangat penting, karena

pendidikan merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat

suatu bengsa tertentu. Sebagai mahasiswa atau guru pendidikan jasmani dan olahraga,

kita harus memahami makna tentang filsafat pendidikan jasmani dan olahraga.

Pendidikan jasmani dan olahraga mempunyai posisi penting terhadap perkembangan

sumber daya manusia. Secara kongkrit, pendidikan jasmani merupakan upaya untuk

membuat peserta didik sehat seutuhnya, yaitu sehat jasmani (kesegaran jasmani), sehat

rohani (moral), dan sehat sosial.

2. Pendidikan jasamani dan olahraga merupakan mata pelajaran yang mengajarkan

kebersihan, kesehatan, kebugaran dan rasa syukur yang sejalan dengan rumpun ilmu

AGAMA, disamping itu juga pendidikan jasmani dan olahraga memberikan

pemahaman tentang ilmu jasmani dan olahraga itu sendiri dengan langkah berfilsafat,
membaca sejarah dan memahami seni dan susastra, memberi pengajaran tentang

membaca gerak tubuh dan membaca pergerakan tanpa berbicara satu samalain

merupakan aplikasi dari pembelajaran linguistic, yang merupakan bagian dari rumpun

ilmu HUMANIORA. Pendidikan jasmani tidak lepas dari berhubungan dengan orang

lain dari guru, teman, maupun rival bertanding, merupakan garis besar dari rumpun

ilmu SOSIAL. Pada beberapa kegiatan pembelajaran jasmani juga diminta anak didik

memahami macam-macam gerak, hal ini termasuk dalam rumpun ILMU ALAM,

sedangkan teknologi yang berkembang pesat dalam penerapan pendidikan jasmani dan

olahraga seperti pembelajaran menggunakan video yang diputar pada komputer

ataupun aplikasi-aplikasi analisis gerakan merupakan salah satu aplikasi dari rumpun

ILMU FORMAL yaitu ilmu komputer dan terakhir adalah rumpun ILMU TERAPAN

ialah rumpun ilmu dimana ilmu keolahragaan adalah salah satu diantaranya.

3. Landasan filsafat, Filosofis, berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas suku kata

philein/philos yang artinya cinta dan sophos/Sophia yang artinya kebijaksanaan,

hikmah, ilmu, kebenaran. Secara maknawi filsafat dimaknai sebagai suatu pengetahuan

yang mencoba untuk memahami hakikat segala sesuatu untuk mencapai kebenaran

atau kebijaksanaan. Untuk mencapai dan menemukan kebenaran tersebut, masing-

masing filosof memiliki karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan lainnya.

Demikian pula kajian yang dijadikan obyek penelitian akan berbeda selaras dengan

cara pandang terhadap hakikat segala sesuatu. Pendidikan sebagaimana telah

dikemukakan di atas, tiada lain adalah humanisasi. Tujuan pendidikan adalah

terwujudnya manusia ideal atau manusia yang dicita-citakan sesuai nilai-nilai dan

norma-norma yang dianut. Contoh manusia ideal yang menjadi tujuan pendidikan
tersebut antara lain: manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,

berakhlak mulia, sehat, cerdas, terampil, dst.

Landasan historis, asumsi-asumsi pendidikan yang bersumber dari konsep dan

praktek pendidikan masa lampau (sejarah) yang menjadi titik tolak perkembangan

pendidikan masa kini dan masa datang. Contoh: Semboyan “tut wuri handayani”

sebagai salah satu peranan yang harus dilaksanakan oleh para pendidik adalah

semboyan dari Ki Hadjar Dewantara (Pendiri Perguruan Nasional Taman Siswa pada

tgl 3 Juli 1922 di Yogyakarta) yang disetujui hingga masa kini dan untuk masa datang

karena dinilai berharga.

Landasan biologis, asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah-kaidah biologi yang

dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Contoh: “Dibanding dengan hewan, manusia

memiliki otak yang lebih besar sehingga ia mampu berpikir”. Implikasinya, manusia

memungkinkan untuk dididik.

Landasan sosial budaya, asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah-kaidah sosiologi

yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Contoh: “Didalam masyarakat yang

menganut stratifikasi sosial terbuka terdapat peluang besar untuk terjadinya mobilitas

sosial. Adapun faktor yang memungkinkan terjadinya mobilitas sosial itu antara lain

bakat dan pendidikan”. Implikasinya, para orang tua rela berkorban membiayai

pendidikan anak-anaknya (dengan menyisihkan kebutuhan hidup sekunder lainnya)

agar anak mereka dapat naik dalam tingkatan anak tangga sosialnya.
Landasan religus, asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau agama yang menjadi

titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.

Landasan ekonomi, asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah-kaidah ekonomi yang

dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Contoh: “Kalkulasi ekonomi selalu berkenaan

dengan modal, produksi, distribusi, persaingan, untung/ laba dan rugi”. Implikasinya,

pendidikan dipandang sebagai penanaman modal pada diri manusia (human

investment) untuk mempertinggi mutu tenaga kerja sehingga dapat meningkatkan

produksi. Selain itu, pemilihan sekolah atau jurusan oleh seseorang akan ditentukan

dengan mempertimbangkan kemampuan biaya/modal yang dimilikinya, prosfek

pekerjaan serta gaji yang mungkin diperolehnya setelah lulus dan bekerja. Jika sekolah

ingin laku (banyak memperoleh siswa), maka harus mempunyai daya saing tinggi

dalam hal prestasi.

Landasan yuridis, asumsi-asumsi yang bersumber dari peraturan perundang-

undangan yang berlaku yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan

atau studi pendidikan. Menurut Mudyoharjo (2001:351) menjelaskan bahwa Landasan

Yuridis Pendidikan adalah seperangkat konsep peraturan perundang-undangan

Indonesia yang menjadi titik tolak Sistem Pendidikan Nasional Indonesia. Sebagai

contoh:

 Undang-Undang Dasar 1945

 Pancasila

 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003


Landasan psikologi, asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah-kaidah psikologi

yang menjadi titik tolak dalam pendidikan. Contoh: “Setiap individu mengalami

perkembangan secara bertahap, adapun pada setiap tahap perkembangannya setiap

individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikannya”.

Implikasinya, pendidikan mesti dilaksanakan secara bertahap; tujuan dan isi

pendidikan mesti disesuaikan dengan tahapan dan tugas perkembangan

individu/peserta didik.

4. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang

dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun

dengan pemeluk agama lain

Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan

dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya

dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan

agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan

orang lain yang berbeda dari dirinya

Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh

pada berbagai ketentuan dan peraturan.

Kerja Keras Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh

pada berbagai ketentuan dan peraturan.Jadi dengan

peirlaku tertib ini dapat membangun karakter siswa

dalam kehidupan nyata.

Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan


cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada

orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai

sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu

yang dipelajarinya, dilihat, dan di dengar.

Semangat Kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas

kepentingan diri dan kelompoknya.

Cinta Tanah Air Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas

kepentingan diri dan kelompoknya.

Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yangberguna bagi masyarakat,

dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang

lain.

Bersahabat / Komunikatif Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,

dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang

lain.

Cinta Damai Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,


dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang

lain.

Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca

berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi

dirinya.

Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah

kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk

memperbaiki.Hal ini sangat penting mengingat bahwa

siswa seringkali berinteraksi dengan masyarakat

sekitar.

Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi

bantuan pada orang lain dan masyarakat yang

membutuhkan.

Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,

lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

5. Pengembangan sikap yang benar terhadap aktivitas fisik merupakan maksud

dan tujuan dari pendidikan jasmani karena setiap aktivitas fisik akan menuntun anak

didik untuk melakukan sikap yang akan dilakukannya, pendidikan jasmani dan

olahraga juga membantu perkembangan spiritual anak didik, karna pendidikan

jasmani mengajarkan kebersihan, kesehatan dan rasasyukur sejalan dengan agama.

Perkembangan organ, perkembangan saraf –otot, perekembangan emosional dan


perkembangan sosial. Pendidikan jasmani dan olahraga merupakan mata pelajaran

yang dominan dengan gerakan sehingga dengan itu akan terjadi perkembangan organ-

organ tubuh dengan baik, disamping organ tubuh juga terjadi perkembangan saraf dan

otot yang signifikan sehingga pertumbuhan terjadi dengan baik, diajarkan juga

kesabaran dan control emosi dalam menghadapi berbagai situasi di lapangan dan

sangat tidak lepas dari hubungan sosial teman sebaya, guru, maupun rival saaat

bertanding. Pemberian materi sebelum turun kelapangan merupakan tujuan dan

maksud pendidikan jasmani di bagian perkembangan intelektual dan kognitif,

terakhir perkembangan pengetahuan kesehatan akan membawa perkembangan yang

signifikan dalam pendidikan jasmani dan merupaka maksud dan tujuan mempelajari

pendidikan jasmani, dengan itu anak didik bisa mencegah dan merawat cideranya

sendiri dengan ilmu yang telah mereka dapatkan


Pengembang
an sikap Perkemban Prkembang
yang benar an organik
terhadap gan spritual
aktifitas fisk

Prkembangan Maksud dan Perkembanga


pengetahuan tujuan n syaraf otot
kesehatan pendidikan
jasmani

Perkemban Perkemban Perkemban


gan gan
emosional gan sosial
intelektual
atu kognitif
DAFTAR RUJUKAN

Muhtar, T., & Lengkana, A. S. (2019). Pendidikan jasmani dan olahraga adaptif. UPI

Sumedang Press.

Muhtar, T., & Lengkana, A. S. (2019). Pendidikan jasmani dan olahraga adaptif. UPI

Sumedang Press..

Muchtar, D., & Suryani, A. (2019). Pendidikan karakter menurut

kemendikbud. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 3(2), 50-57.

Mashuri, H., Puspitasari, I. C., & Abadi, S. M. (2019, October). Pendidikan jasmani

dan olahraga: sebuah pandangan filosofi. In Prosiding Seminar Pendidikan dan

Pengjaran (SEMDIKJAR) 3 (Vol. 3, pp. 383-390). FKIP Universitas Nusantara

PGRI Kediri

SAFWAN, Edy. Fungsi Landasan Ilmiah Dalam Pendidikan Jasmani. Jurnal

Economica Didactica, 2022, 3.1: 18-28

Safwan, E. (2022). Fungsi Landasan Ilmiah Dalam Pendidikan Jasmani. Jurnal

Economica Didactica, 3(1), 18-28.

Anda mungkin juga menyukai