Anda di halaman 1dari 7

Nama : Fifi Fitriani, S.Pd.

No UKG : 201508061074
Prodi PPG : Pendidikan Fisika
Kategori : 1 (satu)
Gelombang : 2 (dua)

LK 0.1 : Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Modul 1 KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN

Judul Kegiatan 1. Konsep Dasar, Rasional, dan Landasan Ilmu Pendidikan.


Belajar (KB) 2. Karakteristik Peserta Didik Kegiatan Belajar
3. Teori Belajar dan Implikasinya dalam Pembelajaran
4. Kurikulum Pendidikan di Indonesia

Butir
No Respon/Jawaban
Refleksi

1. Garis besar 1. Konsep Dasar, Rasional, dan Landasan Ilmu Pendidikan


materi yang
a. Konsep Dasar dan Rasional Ilmu Pendidikan
dipelajari
Dalam bahsa Yunani pendidikan juga dikenal dengan istilah
Paedagogiek(pedagogik) yang artinya ilmu menuntun anak.Carter
V.Good (syam dkk,2003) menjelaskan istilah pedagogy atau
pendidikan dalam dua hal, yang pertama pendidikan adalah seni,
praktek atau profesi pengajaran dan kedua pendidikan adalah ilmu
yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsi-
prinsip atau metode mengajar, pengawasan dan pembimbingan
peserta didik.
Kegiatan mendidik diartikan sebagai upaya membantu seseorang
untuk menguasai aneka pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai
yang diwarisi dari keluarga dan masyarakat (Arif Rohman,20011:5)
b. Landasan Ilmu Pendidikan
Landasan Pendidikan :
 Landasan filosofis: pandangan-pandangan yang bersumber dari
filsafat pendidikan mengenai hakikat manusia, hakikat ilmu,
nilai serta perilaku yang dinilai baik dan dijalankan setiap
lembaga pendidikan.
 Landasan yuridis: aspek-aspek hukum yang mendasari dan
melandasi penyelenggaraan pendidikan.
Landasan hukum sistem pendidikan di Indonesia:
- Pasal 31 UUD 1945 tentang pendidikan Nasional
- Undang-undang tentang pokok pendidikan dan kebudayaan
- Peraturan pemerintah
 Landasan empiris:landasan psikologis, sosiologis,historis.
- Landasan spikologi dalam pendidikan adalah asumsi-asumsi
yang bersumber dari studi ilmiah tentang kehidupan
manusia pada umumnya serta gejala yang berkaitan dengan
aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia
perkembangan tertentuuntuk menenali dan menyikapi
manusia yang bertujuan memudahkan proses pendidikan
(Robandi, 2005:25)
Psikologi belajar yang berkembang sampai saai ini, pada
dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1) Teori disiplin daya /disiplin mental (fakulty theory)
2) Behaviorisme
3) Organismic/cognitivee Gestalt Field
- Landasan sosiologi pendidikan Indonesia menganut paham
integralistik, ciri dari paham integralistik adalah
1) Kekeluargaan dan gotong royong kebersamaan,
musyawarah mufakat
2) Kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup
masyarakat
3) Negara melindungi warga negaranya
4) Selaras dan seimbang antara hak dan kewajiban
- Landasan histori pendidikan nasional di Indonesia tidak
terlepas dari sejarah bangsa Indonesia.
 Landasan religi adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari religi
atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktik
pendidikan dan atau studi pendidikan.
c. Penerapan Landasan Ilmu Pendidikan dalam Praktik Pendidikan
 Landasan Filosofis
 Landasan Yuridis
 Landasan Empiris (landasan Psikologis, landasan sosiologis,
Landasan Historis)
 Landasan Religius

2. Karekteristik peserta Didik


a. Pengertian Karakteristik Peserta Didik
Karekteristik peserta Didik dapat di artikan keseluruhan pola
kelakuan atau kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai
hasil dari pembawaan dan lingkungan, sehingga menentukan
aktivitasnya dalam mencapai cita cita atau tujuannya.
b. Ragam Karakteristik Peserta Didik
Ragam karakteristik peserta didik meliputi :
1. Etnik: suku bangsa
2. Kultural: budaya (kesenian, kepercayaan, norma, kebiasaan,
dan adat istiadat)
Pendidikan multikultural menurut Choiril (2016:187) memiliki
ciri-ciri:
- Tujuannya membentuk “manusia budaya” dan menciptakan
manusi berbudaya (berperadaban).
- Materinya mengajarakan nilai-nilai luhur kemanusiaan,
nilai-nilai bangsa dan nilai-nilai kelompok etnis (kultural)
- Metode demokratis, yang menghargai aspek-aspek
perbedaan dan keberagaman budaya bangsa dan kelompok
etnis (multikulturalisme)
- Evaluasinya ditentukan pada penilaian terhadap tingkah
laku anak didik yang meliputi aspek persepsi, apresiasi dan
tindakan terhadap budaya lainnya.
3. Status sosial: pekerjaan, kesehatan, kekayaan, kedudukan,
dan penghasilan yang berbedabeda
4. Minat: suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan pada suatu hal
atau aktivitas. Indikator minat meliputi:
Perasaan senang, ketertarikan peserta didik, perhatian dalam
belajar, keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran,
manfaat dan fungsi mata pelajaran.
5. Perkembangan kognitif siswa: perkembangan intelektual.
6. Kemampuan/pengetahuan awal: keadaan pengetahuan dan
keterampilan yang harus dimiliki terlebih dahulu oleh peserta
didik sebelum mempelajari pengetahuan atau keterampilan
baru. Cara untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik
dapat dilakukan melalui teknik tes yaitu pre tes atau tes awal
dan teknik non tes seperti wawancara.
7. Gaya belajar: cara yang cenderung dipilih seseorang untuk
menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi
tersebut. Gaya belajar dikelompokkan menjadi tiga yaitu
visual, auditif dan kinestetik.
8. Motivasi: suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan
perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan
(persistence) pada tingkah laku tersebut.
Seseorang memiliki motivasi tinggi atau tidak dalam belajarnya
dapat terlihat dari tiga hal yaitu kualitas keterlibatannya,
perasaan dan keterlibatan afektif peserta didik dan upaya
peserta didik untuk senantiasa memelihara/menjaga motivasi
yang dimiliki.
9. Perkembangan emosi: tergugahnya perasaan yang disertai
dengan perubahan-perubahan dalam tubuh, misalnya otot
menegang, dan jantung berdebar.
10. Perkembangan sosial: kemampuan anak untuk berinteraksi
dengan lingkungannya, bagaimana anak tersebut memahami
keadaan lingkungan dan mempengaruhinya dalam berperilaku
baik kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial
yaitu keluarga, kematangan, teman sebaya, sekolah dan status
sosial ekonomi.
11. Perkembangan Moral dan Spiritual: kehidupan bermasyarakat
dan beragama.Tahapan perkembangan moral yaitu
preconventional, conventional dan postconventional.
Upaya yang dilakukan pendidik untuk mengembangkan sikap
religius antara lain dengan: metode keteladanan, metode
pembiasaan, metode nasehat dan metode pembinaan akhlak.
12. Perkembangan Motorik: perkembangan gerakan jasmaniah
melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang
terkordinasi. Perkembangan motorik merupakan proses yang
sejalan dengan bertambahnya usia secara bertahap dan
berkesinambungan, dimana gerakan individu meningkat dari
keadaan sederhana, tidak terorganisir dan tidak trampil,
kearah penguasaan keterampilan motorik yang kompleks dan
terorganisir dengan baik.

3. Teori Belajar dan Implikasi dalam Pembelajaran


a. Teori Belajar Behavioristik dan Implikasinya dalam Pembelajaran
 Pandangan Teori belajar Behavioristik
Behavioristik memandang bahwa belajar merupakan
perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi
antar stimulus dan respon.
Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan
bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peran
lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon,
menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme
hasil belajar, mementingkan peranan kemampuan dan hasil
belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang
diinginkan.
 Implikassi Teori Behavioristik dalam Kegiatan Pembelajaran
Implikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran
tergantung pada beberapa hal, seperti tujuan pembelajaran,
sifat materi pelajaran, karakteristik peserta didik, media dan
pasilitas pembelajaran tersedia. Pembelajaran yang dirancang
dan dilaksanakan berpijak pada teori behavioristik memandang
bahwa pengetahuan adalah objektif, pasti, tetap dan tidak
berubah. Pengetahuan sudah terstruktur dengan rapi,
sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan dan mengajar
adalah memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar atau
peserta didik.
b. Teori belajar Kognitif dan implikasinya dalam pembelajaran

 Pandangan Teori Belajar Kognitif


Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari
pada hasil belajarnya, mencakup ingatan, retensi, pengolahan
informasi, emosi dan aspek-aspek kejiwaan lainnya.
 Implikasi Teori Kognitif dalam kegiatan Pembelajaran
Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu
aktivitas belajar yang berkaitan dengan penataan informasi,
reorganisasi perseptual, dan proses internal.
c. Teori belajar Konstruktivistik dan implikasinya dalam pembelajaran

 Pengertian Belajar Menurut Pandangan Konstruktivistik


Teori belajar konstruktivistik memahami belajar sebagai proses
pembentukan (kontruksi) pengetahuan oleh peserta didik itu
sendiri. Dengan kata lain pembentukan pengetahuan adalah
peserta didik itu sendiri sedangkan peran guru membantu agar
proses pengkonstruksian pengetahuan oleh peserta didik
berjalan lancar.
 Imlikasi Teori Belajar Kontruktivistik dalam Pembelajaran
Implikasi teori konstruktivitik jika dikaitkan dengan
pembelajaran proses pembelajaran modern adalah
berkembangnya pembelajaran dengan web (web learning) dan
pembelajaran melalui social media (social media learning).
Pembelajaran dengan social media memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk berinteraksi, berkolaborasi, berbagi
informasi dan pemikiran secara bersama serta dapat dapat
menentukan sendiri kebutuhan belajaranya.
d. Teori belajar Humanistik dan implikasinya dalam pembelajaran
 Pengertian Belajar menurut Teori Belajar Humanistik
Menurut teori belajar humanistik proses belajar harus dimulai
dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu
sendiri
 Implikasi Teori Belajar Humanistik dalam kegiatan
Pembelajaran
Belajar bermakna bagi peserta didik diperlukan inisiatif dan
keterlibatan penuh dari peserta didik dan guru diharapkan
tidak hanya melakukan kajian bagaimana dapat mengajar yang
baik, namun kajian mendalam justru dilakukan untuk
menjawab pertanyaan bagaimana peserta didik dapat belajar
dengan baik dan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk berkembang secara bebas.
4. Kurikulum Pendidikan Indonesia

a. Konsep Dasar Kurikulum


Konsep dasar kurukulum adalah serangkaian mata pelajaran
yang harus dipelajari oleh peserta didik mulai dari awal sampai
dengan mengakhiri program pendidikan. Selain itu, kurikulum
juga dianggap sebagai pengalaman belajar dan sebagai
perencanaan program pembelajaran.
b. Pembaharuan Kurikulum di Indonesia
Perkembangan kurikulum yang terjadi di Indonesia setelah
Indonesia merdeka pada tahun 1945, setidaknya kita telah
mengalami sepuluh kali perubahan kurikulum. Mulai dari
kurikulum 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, kurikulum
berbasis kompetensi 2004, KTSP 2006 dan kurikulum 2013. Dari
kesepuluh kurikulum tersebut jika dilihat dari jenisnya terbagi
menjadi 3 yaitu:
(1) Kurikulum sebagai rencana pelajaran (kurikulum 1947-1968).
(2) Kurikulum berbasis pada pencapaian tujuan (kurikulum 1975-
1994).
(3) Kurikulum berbasis kompetensi (kurikulum 2004-2013).
c. Peran, Fungsi dan Komponen Kurikulum
Kurikulum memiliki tiga peran yaitu peran konservatif, peran
kreatif dan peran kritis evaluatif
d. Hakikat pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum (curriculum development atau curriculu
planning ) adalah proses atau kegiatan yang disengaja dan
dipikirkan untuk menghasilkan sebuah kurikulum sebagai
pedoman dalam proses dan penyelenggaraan pembelajaran oleh
guru di sekolah.
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum
Faktor – faktor yang mempengaruhi imlementasi kurukulum
adalah faktor guru, peserta didik, sarana dan fasilitas, lingkungan
sekolah, budaya dan ideologi
f. Strategi Penerapan Kurikulum dan Tantangan di masa Depan.
Strategi dalam penerapan kurikulum dipengaruhi oleh kesiapan
mental guru dalam menyikapi perubahan yang akan terjadi di
masa depan. Sehingga kita mengkaji tantangan apa saja yang akan
terjadi dimasa depan yang dapat dijadikan acuan dalam
menentukan strategi dalam penerapan kurikulum.
 Kesiapan guru dalam menerima perubahan
 Keterbukaan pola pikir

2. Daftar materi
yang sulit
Mengaplikasikan teori belajar dalam pembelajaran.
dipahami di
modul ini

3. Daftar materi
1. Pengetahuan Konseptual
yang sering
2. Pengetahuan Metakognitif
mengalami
3. Pengetahuan Prosedural
miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai