Anda di halaman 1dari 19

MODUL 1 PEDAGOGIK

KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN

KB 1 . KONSEP
DASAR, RASIONAL, DAN LANDASAN
ILMU PENDIDIKAN
 Pengertian manusia :
a. Notonagoro yang mendefinisikan manusia sebagai makhluk monopluralis
sekaligus monodualis (Dwi Siswoyo, 2007: 46-47).
b. Driyarkara (1969:7) mejelaskan bahwa manusia merupakan makhluk yang
berhadapan dan menghadapi dirinya sendiri, bisa bersatu dan bisa mengambil
jarak dengan dirinya sendiri.
 Adapun hakekat manusia menurut Sumantri & Yatimah (2015: 3- 4) dapat dilihat
melalui beberapa aspek, yaitu: 1) berdasarkan asal-usulnya sebagai makhluk Tuhan,
2) struktur metafisiknya manusia sebagai kesatuan jasmani dan rohani, serta 3)
karakteristik dan makna eksistensinya di dunia yang bisa dilihat sebagai makhluk
individu, makhluk sosial, makhluk berbudaya, makhluk susila, dan makhluk
beragama.
 Berkaitan dengan kemampuan mendidik di Indonesia telah diatur dalam UU no 14
tahun 2005 tentang guru dan dosen bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki
oleh pendidik adalah kompetensi pedagogik
 Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
 Guru yang kompeten adalah guru yang menguasai softskill atau pandai berteori saja,
melainkan juga kecakapan hardskill
 Berdasarkan sifatnya, landasan dibedakan menjadi dua jenis yaitu landasan yang
bersifat material dan konseptual (Robandi, 2005: 1).
 Landasan material lebih bersifat fisik atau berwujud seperti sarana prasarana,
peserta didik, dan lingkungan,
 Landasan konseptual lebih bersifat asumsi atau teori-teori, contohnya adalah UUD
1945 dan teori pendidikan
 Landasan pendidikan akan berfungsi sebagai titik tolak atau acuan bagi para pendidik
professional dalam melaksanakan praktik pendidikan.
 Macam-macam landasan konseptual ilmu pendidikan yang terdiri dari landasan
filosofis, landasan empiris, yuridis, dan landasan religi:
a. Landasan filosofis pendidikan adalah pandangan-pandangan yang bersumber dari
filsafat pendidikan mengenai hakikat manusia, hakikat
ilmu, nilai serta perilaku yang dinilai baik dan dijalankan setiap lembaga
pendidikan.
b. Landasan yuridis pendidikan adalah aspek-aspek hukum yang
mendasari dan melandasi penyelenggaraan pendidikan (Arif Rohman,
2013).
c. Landasan Empiris :
 Landasan Psikologis = ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan yang
ditampakkan dalam bentuk perilaku baik manusia ataupun hewan
 Landasan sosiologis bersumber pada norma kehidupan
masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa sehingga tercipta nilai-nilai
sosial yang dalam perkembangannya menjadi norma-norma sosial
yang mengikat kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh
masing-masing anggota masyarakat (Robandi, 2005: 26)
 Tinjauan landasan sejarah atau historis Pendidikan Nasional Indonesia
merupakan pandangan ke masa lalu atau pandangan retrospektif
 Landasan religi adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari religi
atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktik pendidikan dan atau
studi pendidikan (Hasubllah, 2008)

KB.2 KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK


 Pengertian karakteristik peserta didik
 karakteristik peserta didik adalah salah satu variabel dalam desain pembelajaran yang
biasanya didefinisikan sebagai latar belakang pengalaman yang dimiliki oleh peserta
didik termasuk aspek-aspek lain
yang ada pada diri mereka seperti kemampuan umum, ekspektasi terhadap
pembelajaran dan ciri-ciri jasmani serta emosional siswa yang memberikan dampak
terhadap keefektifan belajar Asri Budiningsih (2017: 11)
 Ragam karakteristik peserta didik
 Karakteristik peserta didik meliputi: etnik, kultural, status sosial, minat,
perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan
emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral dan spiritual, dan
perkembangan motorik.
a. Dalam sekolah dan kelas tertentu terdapat multi etnik/suku bangsa, seperti
dalam satu kelas kadang terdiri dari peserta didik etnik Jawa Sunda, Madura,
Minang, dan Bali, maupun etnik lainnya. Implikasi dari etnik ini, pendidik
dalam melakukan proses pembelajaran perlu memperhatikan jenis etnik apa
saja yang terdapat dalam kelasnya.
b. Implikasi dari aspek kultural dalam proses pembelajaran ini pendidik dapat
menerapkan pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural menurut
Choirul (2016: 187) memiliki ciri-ciri: 1) Tujuannya membentuk “manusia
budaya” dan menciptakan manusia berbudaya (berperadaban). 2). Materinya
mangajarkan nilai-nilai luhur kemanusiaan, nilai-nilai bangsa, dan nilai-nilai
kelompok etnis (kultural). 3) metodenya demokratis, yang menghargai aspek-
aspek perbedaan dan keberagaman budaya bangsa dan kelompok etnis
(multikulturalisme). 4). Evaluasinya ditentukan pada penilaian terhadap
tingkah laku anak didik yang meliputi aspek persepsi, apresiasi, dan tindakan
terhadap budaya lainnya.
c. Peserta didik dengan bervariasi status ekonomi dan sosialnya menyatu
untuk saling berinteraksi dan saling melakukan proses pembelajaran.
Perbedaan ini hendaknya tidak menjadi penghambat dalam melakukan
proses pembelajaran.
d. Minat dapat diartikan suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan pada
suatu hal atau aktivitas. Hurlock (1990: 114)
Indikator minat meliputi: perasaan senang, ketertarikan peserta didik,
perhatian dalam belajar, keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran,
manfaat dan fungsi mata pelajaran.
 Minat belajar merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran, dan perlu
untuk selalu ditingkatkan. Pendidik dapat menerapkan berbagai model
pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), menantang dan inovatif,
menyampaikan tujuan/manfaat mempelajari suatu tema/mata pelajaran, serta
menggunakan beragam media pembelajaran.
 Tingkat perkembangan kognitif yang dimiliki peserta didik akan
mempengaruhi guru dalam memilih dan menggunakan pendekatan
pembelajaran, metode, media, dan jenis evaluasi. ahap-tahap perkembangan
intelektual peserta didik menurut Piaget dalam Masganti (2012: 83) secara lengkap
dapat disajikan sebagai berikut:
a. 0,0 - 2,0 tahun: Tahap Sensorimotorik
b. 2,0 – 7,0 tahun: Tahap Preoperasional
c. 7,0 – 11,0 tahun: Tahap Operasional kongkret
d. 11,0 – 15,0 tahun: Tahap Operasional formal
 Kemampuan awal atau entry behavior menurut Ali (1984: 54) merupakan
keadaan pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki terlebih dahulu
oleh peserta didik sebelum mempelajari pengetahuan atau keterampilan
baru.
 Di samping hal tersebut di atas untuk mengetahui kemampuan awal
peserta didik dapat dilakukan melalui analisis instruksional/pembelajaran.
Dalam melakukan analisis pembelajaran guru harus menentukan hierarkhi
kemampuan yang akan dicapainya.
 Gaya belajar menurut para Ahli :
 Masganti (2012: 49) didefinisikan sebagai cara yang cenderung dipilih
seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses
informasi tersebut.
 DePorter dan Hemacki dalam Masganti (2012; 49) gaya belajar adalah
kombinasi dari cara menyerap, mengatur dan mengolah informasi.
 Gaya belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu
visual, auditif, dan kinestetik. Hal ini juga diungkapkan oleh Connell (dalam
Yaumi: 2013: 125) yaitu visual learners, auditory learners, dan kinesthetic
learners.
a. peserta didik visual yaitu peserta didik yang belajarnya akan
mudah dan baik jika melalui visual/penglihatan. Atau dengan perkataan lain
modalitas penglihatan menjadi modal utama bagi peserta didik yang
memiliki gaya belajar ini
b. Peserta didik auditori, yaitu mereka yang mempelajari sesuatu
akan mudah dan sukses melalui pendengaran. Alat dria pendengaran
merupakan modal utama bagi peserta didik bergaya belajar ini
c. Peserta didik dengan gaya belajar kinestetik, adalah peserta
didik yang melakukan aktivitas belajarnya secara fisik dengan cara
bergerak, menyentuh/meraba, dan melakukan.
 Motivasi telah banyak didefinisikan oleh para ahli, diantaranya oleh
Wlodkowski (dalam Suciati, 1994:41) yaitu suatu kondisi yang
menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah
dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut.
 Emosi telah banyak didefinisikan oleh para ahli, diantaranya Kartono
dalam Sugihartono (2013: 20) mendefinisikan emosi sebagai tergugahnya
perasaan yang disertai dengan perubahan-perubahan dalam tubuh, misalnya
otot menegang, dan jantung berdebar.
 Perkembangan sosial menurut Hurlock, (1998: 250) adalah
kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya, bagaimana
anak tersebut memahami keadaan lingkungan dan mempengaruhinya dalam
berperilaku baik kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial yaitu
Keluarga, Kematangan, Teman Sebaya, Sekolah, Dan Status Sosial Ekonomi.
 Sunardi dan Imam Sujadi (2016: 7-8) perkembangan moral anak/peserta didik
dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu
1) preconventional
2) Conventional
3) postconventional
 Pendidik disamping perlu memahami perkembangan moral peserta
didiknya juga perlu dan penting memahami perkembangan spiritualnya.
Istilah spiritual pada beberapa tahun terakhir sangat banyak dibicarakan
orang manakala dimunculkan istilah kecerdasan spiritual (spiritual
intelegence). Upaya yang dapat dilakukan pendidik untuk mengembangkan sikap
religius antara lain dengan:
1) Metode keteladanan
2) Metode pembiasaan
3) Metode nasehat
4) Pembinaan akhlak
 Perkembangan motorik menurut Hurlock diartikan perkembangan gerakan
jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkordinasi.
Perkembangan motorik menurut Santrock (2011: 242)
dikelompokkkan menjadi motorik kasar dan motorik halus.

KB. TEORI
3 BELAJAR DAN IMPLIKASINYA DALAM
PEMBELAJARAN
a. Teori belajar Behavioristik dan implikasinya dalam pembelajaran
 Teori belajar behavioristik dikenal juga dengan teori belajar perilaku, Karena
analisis yang dilakukan pada perilaku yang tampak, dapat diukur, dilukiskan dan
diramalkan
 Behaviorisme, pertama kali didefinisikan dengan jelas oleh Watson
seorang ahli bidang psikologi yang fokus pada peran pengalaman dalam
mengatur perilaku (Robert, 2014), dalam kajian ini akan dibahas beberapa
tokoh behavioristiK. Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah
Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skiner.
b. Teori belajar Kognitif dan implikasinya dalam pembelajaran
 teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil
belajarnya
 teori belajar kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang sering disebut
sebagai model perseptual
 Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu
aktifitas belajar yang berkaian dengan penataan informasi, reorganisasi
perseptual, dan proses internal.
 Terdapat dua fase dalam menerapkan teori belajar Ausubel
(Sulaiman, 1988), yaitu: 1) Fase perencanaan, 2) Mendiagnosis latar belakang
pengetahuan peserta didik; 4) Membuat struktur materi, 5) Memformulasikan
Advance Organizer. Advance organizer
c. Teori belajar Humanistik dan implikasinya dalam pembelajaran
 Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk
kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar
humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat,teori
kep ribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang kajian psikologi belajar.
c. Teori belajar Konstruktivistik dan implikasinya dalam pembelajaran

 Teori belajar konstruktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan


(kontruksi) pengetahuan oleh peserta didik itu sendiri.
 Ciri-ciri belajar konstruktivisme yang dikemukakan oleh Driver dan
Oldhan (1994) adalah sebagai berikut:
A. Orientasi
B. Elitasi
C. Restrukturisasi ide
D. Penggunaan ide baru dalam setiap situasi
E. Review
 Peranan kunci guru dalam interaksi pedidikan adalah pengendalian yang meliputi;
a. Menumbuhkan kemandirian dengan menyediakan kesempatan
untuk megambil keputusan dan bertindak.
b. Menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan dan
bertindak, dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
peserta didik
c. Menyediakan sistem dukungan yang memberikan kemudahan
belajar agar peserta didik mempunyai peluang optimal untuk
berlatih.

KB. 4 KURIKULUM PENDIDIKAN DI INDONESIA


 Konsep dasar kurikulum
 Istilah kurikulum digunakan pertama kalinya pada dunia olahraga pada
zaman Yunani kuno yaitu curere yang artinya adalah lintasan, atau jarak yang
harus ditempuh oleh seorang pelari.
 Pengertian kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
oleh peserta didik, merupakan konsep kurikulum yang sampai saat ini
mewarnai teori-teori dan praktik pendidikan.
 Para ahli menyatakan bahwa kurikulum pada dasarnya adalah suatu
perencanaan atau program pengalaman siswa yang diarahkan sekolah.
 Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional dikatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
 Pembaharuan kurikulum di Indonesia
 Peran, Fungsi dan komponen kurikulum
 Sebagai salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan, paling tidak
kurikulum memiliki tiga peran (Wina Sanjaya;2008) yaitu peran konservatif,
peran kreatif dan peran kritis evaluatif
 Dilihat dari cakupan dan tujuannya menurut Mcneil (2006) isi
kurikulummemiliki empat fungsi, yaitu 1) fungsi pendidikan umum (common
and general education), 2) suplementasi (suplementation), 3) eksplorasi dan 4)
keahlian.
 Hakikat pengembangan kurikulum
 Berdasarkan konsep yang ada di atas, pengembangan kurikulum pada
hakikatnya adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan bahan pelajaran
yang harus dipelajari serta bagaimana harus mempelajarinya. Faktor-faktor
yang mempengaruhi implementasi kurikulum
 pengembangan kurikulum guru memerlukan beberapa prinsip untuk
mengembangkan kurikulum. Diantara beberapa prinsipnya adalah prinsip
relevansi, prinsip fleksibilitas, prinsipefektivitas, prinsip efisiensi.
 Menurut Chaudry (2015) faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum
adalah faktor guru, peserta didik, sarana dan fasilitas, lingkungan, sekolah,
peminatan grup, budaya dan ideologi, supervisi pembelajaran, dan proses
asesmen sebelum pelaksanaan sebuah implementasi kurikulum. Untuk lebih
jelas mari kita bahas satu persatu.

MODUL 2

KB. 1 KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN ABAD 21


 Salah satu pengaruh signifikan teknologi terhadap pembelajaran abad 21 adalah
adanya kemudahan akses atau aksesibilitas terhadap sumber belajar digital
untuk memenuhi beragam kebutuhan peserta didik.
 Komponen pembelajaran abad 21 yang meningkat interaksinya satu sama lain,
yaitu: (1) aktifitas instruktur/guru/ mentor/fasilitator, (2) desain pembelajaran
online, (3) data sebagai sumber belajar (big data), dan (4) strategi pembelajaran
online, dan (5) unjuk kerja peserta didik.
 Kreatifitas adalah satusatunya kemungkinan bagi negara berkembang untuk
tumbuh sehingga Saudara selaku guru pembelajaran abad 21 perlu
mengorientasikan pembelajaran untuk menghasilkan peserta didik yang
berdaya kreatifitas tinggi.
 Generasi z akan cepat menemukan berbagai sumber belajar digital karena
sangat terbiasa mengoperasikan beragam perangkat akses informasi digital. Di
satu sisi generasi z etap memerlukan bantuan dalam hal;
(a) cara memvalidasi informasi,
(b) cara mensintesa informasi,
(c) cara mengambil manfaat dari informasi,
(d) cara mengkomunikasikan informasi kepada orang lain dengan baik, (e)
menggabungkan informasi secara kolaboratif, dan
(f) cara menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah yang produktif.
 Berkenaan dengan model-model pembelajaran abad 21 yang dipandang
potensial untuk mengintegrasikan teknologi dan luwes diterapkan pada berbagai
tingkatan usia, jenjang pendidikan dan bidang studi, Model-model pembelajaran
dimaksud antara lain :
A. Discovery learning; belajar melalui penelusuran, penelitian, penemuan, dan
pembuktian
B. Pembelajaran berbasis proyek; proyek memiliki target tertentu dalam bentuk
produk dan peserta didik merencanakan cara untuk mencapai target dengan
dipandu oleh pertanyaan menantang
C. Pembelajaran berbasis masalah dan penyelidikan; belajar berdasarkan
masalah dengan solusi “open ended”, melalui penelusuran dan penyelidikan
sehingga dapat ditemukan banyak solusi masalah.
D. Belajar berdasarkan pengalaman sendiri (Self Directed Learning/SDL); SDL
merupakan proses di mana insiatif belajar dengan/atau tanpa bantuan pihak
lain dilakukan oleh peserta didik sendiri mulai dari mendiagnosis kebutuhan
belajar sendiri, merumuskan tujuan, mengidentifikasi sumber, memilih dan
menjalankan strategi belajar, dan mengevaluasi belajarnya sendiri
E. Pembelajaran kontekstual (melakukan); guru mengaitkan materi yang
dipelajari dengan situasi dunia nyata peserta didik sehingga memungkinkan
peserta didik menangkap makna dari yang pelajari, mengkaitkan
pengetahuan baru dengan pegetahuan dan pengalaman yang sudah dimiliki.
F. Bermain peran dan simulasi; peserta didik bisa diajak untuk bermain Peran
dan menirukan adegan, gerak/model/pola/prosedur tertentu.
G. Pembelajaran kooperatif; merupakan bentuk pembelajaran berdasarkan
faham kontruktivistik. Peserta didik berkelompok kecil dengan tugas yang
sama saling bekerjasama dan membantu untuk mencapai tujuan bersama
H. embelajaran kolaboratif; merupakan belajar dalam tim dengan tugas yang
berbeda untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kolaboratif lebih
cocok untuk peserta didik yang sudah menjelang dewasa.
I. Diskusi kelompok kecil; diskusi kelompok kecil diorientasikan untuk
berbagai pengetahuan dan pengalaman serta untuk melatih komunikasi
lompok kecil tujuannya agar peserta didik memiliki ketrampilan
memecahkan masalah terkait materi pokok dan persoalan yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari

KB 2. PROFIL DAN KOMPETENSI GURU ABAD 21

 Abad 21 merupakan abad penuh tantangan dimana pendidikan


diharapkan mampu menumbuhkembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.
 Guru efektif selalu berangkat dari pemahaman bahwa peserta
didik bukanlah gelas kosong yang harus diisi terusmenerus,
namun guru efektif di abad 21 memahami betul bahwa peserta
didik merupakan generasi z yang senantiasa berinteraksi dengan
data dan informasi.
 4 Macam Tipe Guru :
a. Tipe pertama disebut Guru Medioker (Mediocre Teacher) =
Ciri guru medioker adalah monoton, mata lebih banyak
melihat buku dan membacanya, selalu duduk atau berdiri di
depan ruang kelas, pendapatnya seolah merupakan
kebenaran mutlak, dan peserta didik ebih banyak mendengar
suara guru
b. uru yang baik (good teacher) = Guru tipe baik memiliki
kemampuan ceramah dan menjelaskan berdasarkan hasil
analisis bukan sekedar membaca ulang dan menghafal
meskipun dilihat dari gaya mengajarnya masih cenderung
berpusat guru. Selain itu, gaya mengajarnya juga masih
bersifat teacher center.
c. Guru superior (demonstrates) = Apabila Saudara dapat
membuat suasana kelas menjadi lebih interaktif dan kreatif,
semua peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk
menyampaikan pendapat
d. Great teacher (inspires) = memiliki x-factor dimana setiap
proses pembelajarannya selalu dilandasi oleh panggilan jiwa,
ibadah, dan merasa berdosa apabila tidak mampu
menginspirasi peserta didiknya
 Kompetensi dapatdiartikan kewenangan dan kecakapan atau
kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan
sesuai dengan jabatan yang disandangnya
 Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru yang
berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta didik dan
pengelolaan pembelajaran mulai
dari merencanakan, melaksanakan sampai dengan mengevaluasi.
 Kompetensi inti Pedagogik meliputi :
a. Menguasai karakteristik peserta tidik dari aspek fisik, moral,
sosial, kultural, emosional, dan intelektual,
b. mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran
c. mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik dalam mata
pelajaran,
d. mengidentifikasi kesulitan peserta didik
 Kompetensi kepribadian merupakan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif
dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhak
mulia. Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan
pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidian, orang tua peserta didik, dan
masyarakat sekitar.
 Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup
penguasaan substansi isi materi pembelajaran, dan substansi
keilmuan yang menaungi materi dalam kurikulum, serta
menambah wawasan keilmuan.
 Disisi lain dalam pengelolaan pembelajaran ada beberapa hal
yang penting diperhatikan oleh guru untuk mengembangkan
pembelajaran abad 21 ini, yaitu;
(1) penguatan tugas utama sebagai perancang pembelajaran,
(2) menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher
order thinking),
(3) menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi, serta
(4) engintegrasikan teknologi dalam pembelajaran.

KB. 3 TUGAS POKOK DAN FUNGSI GURU ABAD 21


 Berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 tahun 2005 pasal 1
ayat (1) guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia ini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
 Secara luas ada tiga jenis tugas guru, yakni:
1. Tugas terkait bidang profesi,
2. Tugas terkait kemanusiaan, dan
3. Tugas terkait dalam bidang kemasyarakatan.
 Tugas besar dan mulia lainnya adalah mensukseskan implementasi kurikulum
nasional yaitu kurikulum 2013 dan mencapai tujuan kurikulum 2013.
 Tujuan kurikulum 2013 mencakup empat kompetensi, yaitu
1. kompetensi sikap spiritual,
2. sikap sosial,
3. pengetahuan, dan
4. keterampilan.
 Pemenuhan Beban Kerja Guru dalam 12 minggu adalah 40 jamterdiri dari 37.5 jam
efektif dan 2.5 jam istirahat. Selanjutnya dalam pasal 3 ayat (1) merinci kegiatan-
kegiatan pokok yang perlu dilakukan guru dalam melaksanakan beban kerja selama
37, 5 (tiga puluh tujuh koma lima) sebagai jam kerja efektif yaitu;
1. merencanakan pembelajaran atau pembimbingan
2. melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan;
3. menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan;
4. membimbing dan melatih peserta didik; dan
5. melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok
sesuai dengan beban kerja guru

KB.4 STRATEGI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN


BERKELANJUTAN
 Konsep dan paradigma pengembangan profesi berkelanjutan
- Salah satu kemampuan dan tantangan guru abad 21 yang penting adalah
kemampuan beradaptasi (adaptability), memahami disiplin ilmu dari berbagai
konteks, dan peka terhadap perkembangan kebutuhan peserta didik dan masyarakat
 Guru sebagai professional yang refleksitf
- Ciri utama seorang profesional adalah mau belajar dan melakukan refleksi diri.
- Refleksi adalah proses berpikir mendalam tentang suatu aktifitas dan berupaka
menemukan strategi penyelesaian masalahnya (Zulfikar & AcehIndonesia, 2019).
- Model Refleksi Gibbs (1988):
1. Membuat deskrips
2. Cobalah memahami dan merasakan situasi
3. Mengevaluasi situas
4. Tahap analisis
5. Kesimpulan
6. Menyusun rencana aksi
 Konsep belajar mandiri dalam pengembangan profesi berkelanjutan
 Belajar mandiri memiliki 3 dimensi yaitu dimensi sosial, dimensi pedagogis, dan
dimensi psikologis. Belajar mandiri dilakukan dengan cara:
1. Tekun, terus menerus dan tidak berhenti
2. Konsisten, ajeg, disiplin dan tidak bermalasan,
3. Terencana dan berorientasi pada kompetensi
4. Fokus kepada pencapaian tujuan
5. Inovatif atau menggunakan cara-cara baru
6. Ada tindaklanjut yang jelas, dan
7. dilakukan sepanjang hidup
 Komponen dan keterampilan belajar mandiri
Keterampilan dalam belajar mandiri memuat tiga konsep utama yaitu;
1. Belajar bebas (independent learning)
2. Ketidakbergantungan
3. Kontrol psikologis
 Strategi pengembangan keprofesian berkelanjutan
- KB yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap dan berkelanjutan dalam
mengembangkan kompetensi guru. PKB meliputi meliputi 3 hal yaitu :
 Pengembangan diri dapat dilakukan melalui diklat fungsional maupun diklat
teknis,
 Publikasi ilmiah dikatagorikan menjadi 3 kelompok kegiatan yaitu;
a. presentasi pada forum ilmiah
b. publikasi hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan
formal, dan
c. publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, pedoman guru dan buku
bidang pendidikan
 Karya inovatif dikatagorikan menjadi 2 yaitu:
a. teknologi tepat guna (karya sains/teknologi) dan
b. menemukan/menciptakan karya seni

MODUL 3 PEMBELAJARAN INOVATIF

KB. PEMBELAJARAN STEAM (SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING, ART, AND


MATHEMATICS)
1. Pengertian, tujuan, dan fungsi pembelajaran STEAM
 STEAM dikenal di Indonesia dengan Sciences Sebagai Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA), Technology sebagai ilmu teknologi, Engineering sebagai ilmu
teknik, Art sebagai ilmu seni, seperti seni usik, seni lukis, dan seni kriya, serta
Mathematics sebagai ilmu matematika.
 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah kajian fenomena alam yang melibatkan
observasi dan pengukuran untuk menjelaskan secara objektif alam yang selalu
berubah
 Teknologi adalah inovasi-inovasi manusia yang digunakan untuk
memodifikasi alam agar memenuhi kebutuhan manusia dalam bentuk peranti
keras maupun cara strategis.
 Teknik adalah penerapan ilmu dan teknologi untuk menyelesaikan
permasalahan manusia.
 Seni adalah adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia yang
mengandung unsur keindahan dan mampu membangkitkan perasaan dirinya
sendiri maupun orang lain.
 Matematika adalah ilmu tentang pola-pola dan hubungan-hubungan yang
menyediakan bahasa bagi teknologi, IPA, dan teknik.
 Tujuan pembelajaran STEAM dapat mengasah tingkat literasi STEAM pada
peserta didik. Literasi STEAM menjadi tujuan yang dapat dicapai oleh peserta
didik maupun pendidik.

 Sintak (langkah-langkah) Pembelajaran Berbasis Masalah


a. Fase 1, Orientasi peserta didik kepada masalah
b. Fase 2, Mengorganisasikan peserta didik
c. Fase 3, Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
d. Fase 4, Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
e. Fase 5, Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
 Sistem Sosial
Sistem sosial berarti suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran
 Prinsip Reaksi
Prinsip reaksi menggambarkan bagaimana seharusnya pendidik memandang,
memperlakukan dan merespon peserta didik
 Sistem Penunjang = Sistem penunjang adalah segala sarana bahan alat atau
lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran.

KB. 2 PEMBELAJARAN BERBASIS NEUROSAINS


a. Pengertian neurosains, kapasitas dan Fungsi Bagian Otak Manusia
- Menurut para Ahli, neurosains mempelajari syaraf manusia mulai dari ilmu
pengetahuan tentang hubungan sistem saraf otak, perilaku, attitude, aktifitas
dan kehidupan manusia dalam konteks lingkungan yang mempengaruhinya.
- batang otak merupakan daerah otak yang berfungsi mengendalikan pertahanan
seseorang ketika mendapatkan suatu ancaman, tekanan, kritikan, atau ketika
diliputi rasa takut.
- sistem limbik terletak di bagian tengah atau inti dari otak.
- Bagian ketiga, korteks merupakan daerah otak yang berfungsi mengendalikan
kemampuan berfikir atau bernalar seseorang.
- Tahap – tahap pembelajaran berbasis neurosains
1. Tahap pertama : tahap persiapan, tahap ini merupakan tahap pemberian
kerangka kerja bagi pembelajaran baru dan mempersiapkan otak peserta didik
dengn koneksi -koneksi yang memungkinkan.
2. Tahap kedua : akuisisi, tahap akuisis adalah tahap penciptaan koneksi dimana
neuron – neuron dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Koneksi antar
neuron akan terbentuk ketika pengalaman belajar yang dialami peserta didik
bersifat baru dan koheren (berhubungan) dengan materi yang pernah dipelajari.
3. Tahap ketiga : elaborasi, tahap elaborasi merupakan tahap untuk memastikan
bahwa apa yang dikuasai peserta didik adalah ilmu yang benar dan akurat.
4. Tahap keempat : formasi memori. Tahap ini dapat disebut sebagai tahap
pembelajaran yang merekatkan ikatan koneksi neuron lebih kuat.
5. Tahap kelima : integrasi fungsional, adalah upaya untuk memperkuat dan
memperluas materi pembelajaran.

KB 3 Pembelajaran Digital
- Pembelajaran digital pada hakekatnya adalah pembelajaran yang
melibatkan penggunaan alat dan teknologi digital secara inovatif
selama proses belajar mengajar, dan sering juga disebut sebagai
Technology Enhanced Learning (TEL) atau e-Learning.
- Fungsi sharing yang tercipta melalui jaringan (networking) tidak
hanya mencakup fasilitas yang sangat dan sering dibutuhkan,
seperti printer atau modem, maupun yang berkaitan dengan data
atau program aplikasi tertentu.
- Keuntungan pembelajaran digital adalah media yang
menyenangkan, sehingga menimbulkan ketertarikan pembelajar
pada program- rogram digital.
- Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran digital
adalah praktik pembelajaran yang menggunakan teknologi secara
efektif untuk memperkuat pengalaman belajar peserta didik yang
menekankan instruksi berkualitas tinggi dan menyediakan akses
ke konten yang menantang dan menarik, umpan balik melalui
penilaian formatif, peluang untuk belajar kapan saja dan di mana
saja, dan instruksi individual untuk memastikan semua peserta
didik mencapai potensi penuh mereka.
- Prinsip Penerapan pembelajaran digital
a. Personalisasi
b. Partisipasi aktif peserta didik
c. Aksesibilitas
d. Penilaian
- Ragam Pembelajaran Digital
1. Mobile learning (M-Learning)
2. Media Sosial (Social Media)
3. Pembelajaran berbasis permainan (Games Based Learning).
4. Pembelajaran Elektronik Berbasis “Awan” atau Cloud

KB. 4 MODEL PEMBELAJARAN “BLENDED LEARNING”


a. konsep pembelajaran blended learning
- blended learning terdiri dari dua kata yaitu, blended dan learning. Blended atau
berasal dari kata blend yang berarti “campuran, bersama untuk meningkatkan kualitas
agar bertambah baik” (Collins Dictionary), atau formula suatu penyelarasan
kombinasi atau perpaduan (Oxford English Dictionary) edangkan learning berasal
dari learn yang artinya “belajar”. Sehingga secara sepintas istilah blended learning
dapat diartikan sebagai campuran atau kombinasi dari pola pembelajaran satu dengan
yang lainnya.
- Tiga alasan utama mengapa guru memilih untuk menggunakan model pembelajaran
blended learning, diantaranya yaitu:
a) Meningkatkan kualitas belajar peserta didik.
b) Meningkatkan akses dan fleksibilitas dalam pembelajaran.
c) Meningkatkan efisiensi dalam pembelajaran.
b. karakteristik model pembelajaran blended learning
- Beberapa karakteristik pembelajaran blended learning tersebut merujuk pada
Prayitno, (2015), diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Model blended learning menggabungkan berbagai cara penyampaian, model
pendidikan, gaya pembelajaran, dan menggunakan berbagai media berbasis
teknologi.
b. Model pembelajaran blended learning merupakan kombinasi dari pola
pembelajaran langsung (tatap muka), belajar mandiri, dan pembelajaran
menggunakan sistem online.
c. Guru dan orangtua memiliki peran yang sama penting, dimana guru berperan
sebagai fasilitator dan orangtua berperan sebagai pendukung
- Model-model pembelajaran blended learning
1) Model Rotasi (Rotation Model) = peserta didik akan diatur
untuk bergantian menempati pos-pos kegiatan pembelajaran
yang telah disediakan
a) Model Kelas Station Rotation
b) Model Kelas Lab/Whole Group Rotation
c) Model Kelas Flipped (Flipped Clasroom)
d) Model Rotasi Individu (Individual Rotation)
2) Model Kelas Flex
3) Model Self-Blend
4) Model Enriched-Virtual
d. Merancang model pembelajaran blended learning
 Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran yang
menggunakan model blended learning adalah adanya interaksi
antara peserta didik dengan konten (materi) pembelajaran, peserta
didik dengan guru, serta interaksi antara peserta didik dengan
peserta didik lainnya.
 Aplikasi yang dapat digunakan untuk pembelajaran yang
menggunakan model blended learning:
a. Web 2.0
b. Edmodo
c. Google Group

MODUL 4 PERANCANGAN PEMBELAJARAN INOVATIF

KB.1 MERANCANG PEMBELAJARAN INOVATIF


a. Pengertian Rancangan Pembelajaran Inovatif sesuai Abad 21
- Saudara mahasiswa, menurut Smith & Ragan (1999), rancangan pembelajaran
adalah proses sistematis dalam mengartikan prinsip belajar dan pembelajaran ke
dalam pedoman untuk bahan dan aktivitas
pembelajaran.
b. Karakteristik Rancangan Pembelajaran Inovatif Abad 21
- Penerapan unsur-unsur terbaru dalam komponen RPP terletak pada: Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK), Tujuan Pembelajaran, Kegiatan Pendahuluan, Inti, dan Penutup
Pembelajaran, serta Penilaian Pembelajaran. Hal itu sejalan dengan rencana penguatan
karakter siswa pada kurikulum 2013 (Kemdikbud, 2018)
- karakteristik rancangan pembelajaran inovatif abad 21 beserta penerapannya dalam RPP,
yaitu:
a. Kolaborasi peserta didik dan guru
b. Berorientasi HOTS

c. Mengintegrasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT)


d. Berorientasi pada keterampilan belajar dan mengembangkan keterampilan Abad 21
e. Mengembangkan kemampuan literasi
f. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

b. Menyusun Rancangan Pembelajaran Inovatif Abad 21


Penyusunan rancangan pembelajaran inovatif sebaiknya didasarkan pada urutan tiap
komponen dan penerapan prinsip-prinsip penyusunan RPP berdasarkan Permendikbud No.22
Tahun 2016 dengan mengintegrasikan karakterisitik pembelajaran inovatif abad 21.
Penerapan atau integrasi karakterisitik pembelajaran inovatif abad 21 dalam RPP ada pada
komponen Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), Rumusan Tujuan Pembelajaran,
Langkah-langkah Aktivitas Pembelajaran, Model dan Metode pembelajaran, Media dan
Sumber Belajar, serta Penilaian

KB. 2 Merancang pembelajaran STEAM


- langkah-langkah perancangan pembelajaran inovatif dengan pendekatan STEAM
sebagai pedoman saudara untuk menyusun RPP-nya. Langkah-langkah tersebut
meliputi:
a. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
b. Menganalisis Materi Pembelajaran
c. Menentukan Model, dan Metode Pembelajaran
d. Menentukan Media, Alat, dan Sumber Belajar
e. Menyusun langkah-langkah Pembelajaran
f. Penilaian Pembelajaran
g. Menyusun Kegiatan Tindak Lanjut
KB 3MERANCANG PEMBELAJARAN BLENDED
LEARNING
- Tujuan dilaksanakannya strategi pembelajaran “blended learning”
adalah untuk mengkombinasikan kelebihan pembelajaran tatap
muka dan kelebihan
pembelajaran online.
- secara umum dapat di kelompokkan menjadi 4 model, yaitu:
rotation model (model rotasi), flex model (model fleksibel), self-
blend model (model pengaturan diri), dan
enriched-virtual model
- Langkah-langkah menyusun RPP Blended Learing
a. Menentukan tema pembelajaran,
b. Menganalisis rumusan tujuan pembelajaran yang ada pada RPP
konvensional sebelum dituangkan ke dalam RPP “blended
learning
c. Menganalisis rumusan tujuan pembelajaran yang ada pada RPP
konvensional sebelum dituangkan ke dalam RPP “blended
learning
d. Menganalisis kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada RPP
konvensional dan menyusun Rencana Kegiatan Pembelajaran
“Blended Learning”

KB.4 MERANCANG PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

- Langkah-langkah merancangpembelajaran dengan model


pembelajaran PjBL:
a. Penuliskan KI sesuai dengan jenjang kelas
b. Menelaah KD manakah yang paling cocok diterapkan dalam
pembelajaran dengan pendekatan PjBL
c. Tuliskan kembali identitas RPP. Kompetensi Inti dan
KompetensiDasar ditulis di bawahnya
d. Menuliskan indikator; ketercapaian setiap KD tentu harus bias
diketahui dan dapat diukur dan atau dibuktikan
e. Menuliskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran
dirumuskan setelah semua indikator KD ditulisyang
menggambarkan target atau kondisi yang akan dilakukan dan
diperoleh peserta didik pada saaatproses pembelajaran dan
setelah pembelajaran
f. Menyusun Materi Pembelajaran
g. Menentukan Metode Pembelajaran
h. SumberBelajar
i. Langkah-langkah Pembelajaran
j. Penilaian Hasil Pembelajaran
-

-
-
a.

Anda mungkin juga menyukai