KB 1 . KONSEP
DASAR, RASIONAL, DAN LANDASAN
ILMU PENDIDIKAN
Pengertian manusia :
a. Notonagoro yang mendefinisikan manusia sebagai makhluk monopluralis
sekaligus monodualis (Dwi Siswoyo, 2007: 46-47).
b. Driyarkara (1969:7) mejelaskan bahwa manusia merupakan makhluk yang
berhadapan dan menghadapi dirinya sendiri, bisa bersatu dan bisa mengambil
jarak dengan dirinya sendiri.
Adapun hakekat manusia menurut Sumantri & Yatimah (2015: 3- 4) dapat dilihat
melalui beberapa aspek, yaitu: 1) berdasarkan asal-usulnya sebagai makhluk Tuhan,
2) struktur metafisiknya manusia sebagai kesatuan jasmani dan rohani, serta 3)
karakteristik dan makna eksistensinya di dunia yang bisa dilihat sebagai makhluk
individu, makhluk sosial, makhluk berbudaya, makhluk susila, dan makhluk
beragama.
Berkaitan dengan kemampuan mendidik di Indonesia telah diatur dalam UU no 14
tahun 2005 tentang guru dan dosen bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki
oleh pendidik adalah kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Guru yang kompeten adalah guru yang menguasai softskill atau pandai berteori saja,
melainkan juga kecakapan hardskill
Berdasarkan sifatnya, landasan dibedakan menjadi dua jenis yaitu landasan yang
bersifat material dan konseptual (Robandi, 2005: 1).
Landasan material lebih bersifat fisik atau berwujud seperti sarana prasarana,
peserta didik, dan lingkungan,
Landasan konseptual lebih bersifat asumsi atau teori-teori, contohnya adalah UUD
1945 dan teori pendidikan
Landasan pendidikan akan berfungsi sebagai titik tolak atau acuan bagi para pendidik
professional dalam melaksanakan praktik pendidikan.
Macam-macam landasan konseptual ilmu pendidikan yang terdiri dari landasan
filosofis, landasan empiris, yuridis, dan landasan religi:
a. Landasan filosofis pendidikan adalah pandangan-pandangan yang bersumber dari
filsafat pendidikan mengenai hakikat manusia, hakikat
ilmu, nilai serta perilaku yang dinilai baik dan dijalankan setiap lembaga
pendidikan.
b. Landasan yuridis pendidikan adalah aspek-aspek hukum yang
mendasari dan melandasi penyelenggaraan pendidikan (Arif Rohman,
2013).
c. Landasan Empiris :
Landasan Psikologis = ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan yang
ditampakkan dalam bentuk perilaku baik manusia ataupun hewan
Landasan sosiologis bersumber pada norma kehidupan
masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa sehingga tercipta nilai-nilai
sosial yang dalam perkembangannya menjadi norma-norma sosial
yang mengikat kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh
masing-masing anggota masyarakat (Robandi, 2005: 26)
Tinjauan landasan sejarah atau historis Pendidikan Nasional Indonesia
merupakan pandangan ke masa lalu atau pandangan retrospektif
Landasan religi adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari religi
atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktik pendidikan dan atau
studi pendidikan (Hasubllah, 2008)
KB. TEORI
3 BELAJAR DAN IMPLIKASINYA DALAM
PEMBELAJARAN
a. Teori belajar Behavioristik dan implikasinya dalam pembelajaran
Teori belajar behavioristik dikenal juga dengan teori belajar perilaku, Karena
analisis yang dilakukan pada perilaku yang tampak, dapat diukur, dilukiskan dan
diramalkan
Behaviorisme, pertama kali didefinisikan dengan jelas oleh Watson
seorang ahli bidang psikologi yang fokus pada peran pengalaman dalam
mengatur perilaku (Robert, 2014), dalam kajian ini akan dibahas beberapa
tokoh behavioristiK. Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah
Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skiner.
b. Teori belajar Kognitif dan implikasinya dalam pembelajaran
teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil
belajarnya
teori belajar kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang sering disebut
sebagai model perseptual
Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu
aktifitas belajar yang berkaian dengan penataan informasi, reorganisasi
perseptual, dan proses internal.
Terdapat dua fase dalam menerapkan teori belajar Ausubel
(Sulaiman, 1988), yaitu: 1) Fase perencanaan, 2) Mendiagnosis latar belakang
pengetahuan peserta didik; 4) Membuat struktur materi, 5) Memformulasikan
Advance Organizer. Advance organizer
c. Teori belajar Humanistik dan implikasinya dalam pembelajaran
Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk
kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar
humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat,teori
kep ribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang kajian psikologi belajar.
c. Teori belajar Konstruktivistik dan implikasinya dalam pembelajaran
MODUL 2
KB 3 Pembelajaran Digital
- Pembelajaran digital pada hakekatnya adalah pembelajaran yang
melibatkan penggunaan alat dan teknologi digital secara inovatif
selama proses belajar mengajar, dan sering juga disebut sebagai
Technology Enhanced Learning (TEL) atau e-Learning.
- Fungsi sharing yang tercipta melalui jaringan (networking) tidak
hanya mencakup fasilitas yang sangat dan sering dibutuhkan,
seperti printer atau modem, maupun yang berkaitan dengan data
atau program aplikasi tertentu.
- Keuntungan pembelajaran digital adalah media yang
menyenangkan, sehingga menimbulkan ketertarikan pembelajar
pada program- rogram digital.
- Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran digital
adalah praktik pembelajaran yang menggunakan teknologi secara
efektif untuk memperkuat pengalaman belajar peserta didik yang
menekankan instruksi berkualitas tinggi dan menyediakan akses
ke konten yang menantang dan menarik, umpan balik melalui
penilaian formatif, peluang untuk belajar kapan saja dan di mana
saja, dan instruksi individual untuk memastikan semua peserta
didik mencapai potensi penuh mereka.
- Prinsip Penerapan pembelajaran digital
a. Personalisasi
b. Partisipasi aktif peserta didik
c. Aksesibilitas
d. Penilaian
- Ragam Pembelajaran Digital
1. Mobile learning (M-Learning)
2. Media Sosial (Social Media)
3. Pembelajaran berbasis permainan (Games Based Learning).
4. Pembelajaran Elektronik Berbasis “Awan” atau Cloud
-
-
a.