Anda di halaman 1dari 46

Nama / Nim : Rusydi /22531299005

Jurusan : Pend.teknik Mesin PPG

: Universitas Negeri Yogyakarta

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN


Judul Kegiatan 1. Konsep Dasar, Rasional dan Landasan Ilmu Pendidikan
Belajar (KB) 2. Karakteristik Peserta Didik
3. Teori Belajar dan Implikasinya Dalam Pendidikan
4. Kurikulum Pendidikan di Indonesia

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Daftar peta KB 1. Konsep Dasar, Rasional dan Landasan Ilmu Pendidikan
konsep (istilah Peta Konsep
dan definisi) di
modul ini

1. Pendidikan diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh orang


dewasa kepada orang yang belum dewasa, agar orang tersebut
mencapai kedewasaan (Winkel;2012). Dalam bahasa Yunani
pendidikan juga dikenal dengan istilah “Paedagogiek” (pedagogik)
yang artinya ilmu menuntun anak.

2. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap


peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

3. Implikasi dari kemampuan ini tentunya dpat terlihat dari kemampuan


pendidik dalam menguasai prinsip-prinsip belajar mulai dari teori
belajar hingga penguasaan bahan ajar

4. Berdasarkan sifatnya, landasan pendidikan dibedakan menjadi dua


jenis yaitu landasan yang bersifat material dan konseptual (Robandi,
2005: 1). Landasan material lebih bersifat fisik atau berwujud seperti
sarana prasarana, peserta didik, dan lingkungan, sedangkan landasan
konseptual lebih bersifat asumsi atau teori-teori, contohnya adalah
UUD 1945 dan teori pendidikan

5. Macam-macam landasan konseptual ilmu pendidikan yang terdiri dari


landasan filosofis, landasan empiris, yuridis, dan landasan religi

6. Landasan filosofis pendidikan adalah pandangan-pandangan yang


bersumber dari filsafat pendidikan mengenai hakikat manusia,

7. Landasan yuridis pendidikan adalah aspek-aspek hukum yang


mendasari dan melandasi penyelenggaraan pendidikan (Arif Rohman,
2013). Pendidikan tidak berlangsung dalam ruang hampa melainkan
ada dalam lingkungan masyarakat tertentu dengan norma dan budaya
yang melekat di dalamnya

8. Landasan Empiris

a) Landasan Psikologis
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan yang
ditampakkan dalam bentuk perilaku baik manusia ataupun hewan, yang
pemanfaatannya untuk kepentingan individu atau manusia baik disadari
ataupun tidak, yang diperoleh melalui langkah-langkah ilmiah tertentu
serta mempelajari penerapan dasar-dasar atau prinsip-prinsip, metode,
teknik, dan pendekatan psikologis untuk memahami dan memecahkan
masalah-masalah dalam pendidikan (Santrock, 2017).

b) Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis bersumber pada norma kehidupan masyarakat
yang dianut oleh suatu bangsa sehingga tercipta nilai-nilai sosial yang
dalam perkembangannya menjadi norma-norma sosial yang mengikat
kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh masing-masing
anggota masyarakat (Robandi, 2005: 26).

c) Landasan Historis
Landan historis pendidikan nasional di Indonesa tidak terlepas dari
sejarah bangsa indonesia itu sendiri, tinjauan landasan sejarah atau
historis Pendidikan Nasional Indonesia merupakan pandangan ke masa
lalu atau pandangan retrospektif. Pandangan ini melahirkan studi-studi
historis tentang proses perjalanan pendidikan di Indonesia yang terjadi
pada periode tertentu di masa yang lampau.

d) Landasan Religi
Landasan religi adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau
agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktik pendidikan dan
atau studi pendidikan (Hasubllah, 2008)

KB 2. Karakteristik Peserta Didik

1. Karakteristikpeserta didik adalah keseluruhan pola kelakukan atau


kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai hasil dari pembawaan
dan lingkungan, sehingga menentukan aktivitasnya dalam mencapai
cita-cita atau tujuannya.

2. Ardhana dalam Asri Budiningsih (2017: 11) mengemukakan


karakteristik peserta didik adalah salah satu variabel dalam desain
pembelajaran yang biasanya didefinisikan sebagai latar belakang
pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik termasuk aspek-aspek lain
yang ada pada diri mereka seperti kemampuan umum, ekspektasi
terhadap pembelajaran dan ciri-ciri jasmani serta emosional siswa yang
memberikan dampak terhadap keefektifan belajar

3. Karakteristik peserta didik adalah meliputi: etnik, kultural, status sosial,


minat, perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar,
motivasi, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan
moral dan spiritual, dan perkembangan motorik.

4. Etnik atau suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang anggota-
anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya
berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama.

5. Kultural adalah sesuatu hal yang terkait dengan kebudayaan kelompok


tertentu serta kebiasaan mereka yang meliputi kepercayaan, tradisi, dsb
atau hal-hal yang berkaitan dengan seni rupa seperti seperti musik,
teater, melukis, dll.
6. Status sosial adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu
kelompok sosial, sehubungan dengan kelompok-kelompok lain di dalam
kelompok yang lebih besar lagi.

7. Minat adalah suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan pada suatu hal
atau aktivitas

8. Perkembangan kognitif adalah tahapan kemampuan seorang anak


dalam memperoleh makna dan pengetahuan dari pengalaman serta
informasi yang ia dapatkan

9. Kemampuan awal atau entry behavior adalah keadaan pengetahuan


dan keterampilan yang harus dimiliki terlebih dahulu oleh peserta didik
sebelum mempelajari pengetahuan atau keterampilan baru.

10. Gaya belajar adalah cara yang cenderung dipilih/digunakan oleh


peserta didik dalam menerima, mengatur, dan memproses informasi
atau pesan dari komunikator/pemberi informasi.

11. Visual learners atau peserta didik visual yaitu peserta didik yang
belajarnya akan mudah dan baik jika melalui visual/penglihatan.

12. Auditory learners atau peserta didik auditori yaitu mereka yang
mempelajari sesuatu akan mudah dan sukses melalui pendengaran.

13. Kinesthetic learners atau peserta didik dengan gaya belajar kinestetik,
adalah peserta didik yang melakukan aktivitas belajarnya secara fisik
dengan cara bergerak, menyentuh/meraba, dan melakukan.

14. Motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri
seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan
tertentu.

15. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu
itu sendiri.

16. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar diri individu itu
sendiri.

17. Emosi menurut Kartono dalam Sugihartono (2013: 20) adalah


tergugahnya perasaan yang disertai dengan perubahan-perubahan
dalam tubuh, misalnya otot menegang, dan jantung berdebar.

18. Perkembangan sosial menurut Hurlock, (1998: 250) adalah


kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya,
bagaimana anak tersebut memahami keadaan lingkungan dan
mempengaruhinya dalamberperilaku baik kepada dirinya sendiri
maupun kepada orang lain.

19. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berfokus


pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar

20. Perkembangan moral adalah perubahan-perubahan perilaku yang


terjadi dalam kehidupan anak berkenaan dengan tata cara, kebiasaan,
adat, atau standar nilai yang berlaku dalam kelompok sosial.

21. Kecerdasan spiritual menurut Zohar dan Marshal (dalam Mustafa


Alif) adalah kemampuan untuk menghayati nilai dan makna, memiliki
kesadaran diri, fleksibel dan adaftif, cenderung memandang sesuatu
holistik, dan cenderung mencari jawaban-jawaban fundamental atas
situasi-situasi hidupnya.

22. Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan


gerak seorang anak yang berkembang sejalan dengan kematangan
saraf dan otot anak.
KB 3. Teori Belajar dan Implikasinya Dalam Pendidikan

1) Teori Belajar Behavioristik -> Belajar adalah perubahan tingkah laku


a. Teori Edvan Lee Thorndike -> teori aliran konektisionisme adalah
pembelajaran melelui stimulsus ( diberikan oleh guru) melalui
proses (trial and error) dan menghasilkan Respon (pengutan bisa
penguatan positif atau negatif)
b. Teori Jhon Broades Watson -> yaitu teori Conditioning yaitu
perilaku individu dapat dikondisikan. Belajar adalah hasil dari
stimulus dan respon. Perilaku ditentukan oleh Hederitas
(keturunan). Kebiasaan (Habbit) ditentukan oleh kebaruan
( recency) dan Frekuensi. Memory (Ingatan) tergantung pada
seringnya digunakan atau karena penting.
c. Teori Edwin Roy Guthire -> Stimulus dan respon bersifat
sementara, karna itu harus dilakukan berkali-kali dan adanya
Panismen (hukuman) yang berperan penting.
d. Burrhusm Frederic Skinner ->teori Operant Conditioning yaitu
Belajar merupakan perilaku dan perubahan perilaku yang tercemin
dalam respon dengan mementingkan faktor-faktor penguat
(reinforcement).

2) Teori Belajar Kognitif -> adalah perubahan persepsi dan pemahaman


yang tidak selalu berbentuk tingkah laku tetapi dapat di amati dan di
ukur.
a. Teori Jean Piaget -> Proses belajar terdiri dari 3 tahap : Asimilasi
(proses pengintegrasian informasi baru kestruktur kognitif yang
sudah ada) ; Akomodasi (proses penyesuaian struktur kognitif
kedalam situasi baru) ; Equalibrasi ( penyesuaian kesinambungan
antara asimilasi dan akomodasi).
b. Teori Jerome Bruner -> Teori Free Discovery Learning yaitu proses
belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan peserta didik untuk menentukan suatu aturan. Tiga
tahap belajar memahami lingkunga : enactif ( memahami
menggunakan motorik) ; Iconic ( memahami dengan visualisasi
verbal) ; Symbolic ( memahami melalui simbol bahasa dan logika
matematika)
c. David Ausubel -> Peserta didik akan akan belajar dengan baik jika
isi pelajaran (intructional content) sebelumnya didefenisikan dan
kemudian dipresentasikan dengan baik dan tepat (advance
orginizer) kepada peserta didik .

3) Teori Belajar Kontruktivistik -> memahami belajar sebagai proses


pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh peserta didik itu sendiri.
a. Teori Lev Vygotsky -> berpendapat bahwa manusia
mengembangankan konsep sistematis, logis dan rasional sebagai
akibat dari percakapan dengan seseorang yang ahli disekitarnya
atau dengan bantuan orang lain (Social) dalam suatu zona
keterbatasan (Zona Proximal Developmen / ZPD)

4) Teori Belajar Humanistik -> Proses belajar harus dimulai dan ditujukan
untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri.
a. Teori david A.Kolb -> membagi fungsi belajar kedalam 4 bagian :
Pengalaman Konkrit ; Pengalaman aktif dan reflektif ;
Konseptualisasi ; Eksperimen aktif.
b. Pandangan Peter Honey dan Alan Mumford -> menggolongkan
peserta didik menjadi 4 tipe : tipe aktivis ( aktif); tipe reflektor
(berhati-hati mengambil langkah); tipe teroris(sangat kritis); tipe
pragmatis (menaruh perhatian)
c. Pandangan Jurgen Hubermas -> belajar dipengaruhi oleh interaksi
lingkungan. 3 macam tipe belajar : Technical Learning ( belajar
teknis); Practical Learning (belajar praktis); Emancpatory Learning
(belajar emasipatori /sosial)
d. Pandangan Benjamin Samuel Bloom -> dikenal dengan Taksonomi
Bloom yaitu belajar memiliki 3 kawasan : 1) kawasan kognitif
( mengingat, mengerti, memakai, menganalisis, menlai, mencipta);
2) kawasan afektif (receving/penerimaan, reponding/pemberian
respon, valuing/pemberian nilai, organization/pengorganisasi,
characterization/ karakterisasi); 3) Kawasan Spikomotor ( Peniruan,
Penggunaan, Ketepatan, Perangkaian, Naturalisasi)
KB 4. Kurikulum Pendidikan di Indonesia

1. Konsep dasar kurikulum :


a. Kurikulum sebagai daftar mata pelajaran
b. Kurikulum sebagai pengalaman belajar siswa
c. Kurikulum sebagai rencana atau program belajar

2. Pembaharuan kurikulum di Indonesia


Perkembangan kurikulum yang terjadi di Indonesia setelah Indonesia
merdeka pada tahun 1945, setidaknya kita telah mengalami sepuluh
kali perubahan kurikulum. Dari kesepuluh kurikulum tersebut jika dilihat
dari jenisnya terbagi menjadi 3 yaitu :
1) kurikulum sebagai rencana pelajaran (kurikulum 1947 – 1968),
2) kurikulum berbasis pada pencapaian tujuan (kurikulum 1975 –
1994) dan
3) kurikulum berbasis kompetensi (kurikulum 2004 – 2013).

3. Peran kurikulum
a. Peran Konservatif -> Peran konservatif menekankan bahwa
kurikulum dijadikan sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai
budaya masa alalu yang dianggap masih sesuai dengan masa kini,
pada hakikatnya merupakan proses social dimana salah satu
tugasnya adalah mempengaruhi dan membina perilaku manusia
sesuai dengan nilai-nilai sosial yang hidup di lingkungan
masyarakatnya.
b. Peran Kreatif -> Peran kreatif menekankan bahwa kurikulum harus
mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan
perkembangan yang terjadi dan kebutuhan masyarakat pada masa
sekarang dan masa yang akan datang.
c. Peran Kritis dan evaluatif -> Fungsi kurikulum sebagai kontrol atau
filter sosial. Nilai-nilai sosial yang sudah tidak sesuai lagi dengan
keadaan atau realitas keadaan dan tuntutan masa kini dihilangkan
dan dilakukan suatu modifikasi atau penyempurnaan-
penyempurnaan.

4. Komponen-komponen kurikulum diistilahkan sebagai anatomi kurikulum


yang terdiri dari komponen tujuan, isi, aktivitas belajar dan evaluasi
yang digambarkan sebagai suatu keterpaduan (Zais:1976).

5. Hakikat Pengembangan Kurikulum


pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan
rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta
bagaimana harus mempelajarinya. Seller dan Miller (1985)
mengemukakan bahwa proses pengembangan kurikulum adalah
rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus.
6. Orientasi pengembangan kurikulum menurut Seller menyangkut enam
aspek yaitu :
1) Tujuan Pendidikan menyangkut arah kegiatan Pendidikan.
2) Pandangan tentang anak : apakah anak dianggap sebagai
organisme yang aktif atau pasif.
3) Pandangan tentang lingkungan : apakah lingkungan belajar harus
dikelola secara formal, atau secara bebas yang dapat
memungkinkan anak bebas belajar
4) Konsepsi tentang peranan guru : apakah guru harus berperan
sebagai instruktur yang bersifat otoriter, atau guru dianggap sebagai
fasilitator yang siap memberi bimbingan dan bantuan pada anak
untuk belajar.
5) Evaluasi belajar : apakah mengukur keberhasilan ditentukan
dengan tes atau non tes.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum
a. implementasi kurikulum merupakan kegiatan praktis pembelajaran
yang dilaksanakan atas dasar kajian silabus dan juga kajian
peserta didik. Maka dari itu,ada proses-proses yang harus
dilaksanakan dan ada hal-hal yang bisa mempengaruhinya.
b. faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum adalah faktor
guru, peserta didik, sarana dan fasilitas, lingkungan sekolah,
peminatan grup, budaya dan ideologi, supervisi pembelajaran, dan
proses asesmen sebelum pelaksanaan sebuah implementasi
kurikulum.

8. Strategi penerapan kurikulum dan tantangannya di masa depan


a. Kesiapan guru menerima perubahan
Contohnya sulit berubah dan cara mengajar yang begitu-begitu saja
tanpa menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
b. Keterbukaan pola berpikir
Pola pikir mempengaruhi berbagai macam perilaku yang dihasilkan
oleh manusia. Sebuah pola pikir tetap (Fixed Mindset) menganggap
bahwa karakter, kecerdasan, dan kreativitas merupakan sebuah
bawaan, namun ada pola pikir lain yang menyatakan bahwa setiap
kegagalan merupakan sebuah tantangan yang akan berfungsi untuk
bertumbuh (Growth Mindset).

2 Daftar materi KB 1
yang sulit 1. Model-model landasan psikologi
dipahami di 2. Penerapan Landasan Ilmu Pendidikan dalam Praktik Pendidikan
modul ini KB 2
3. Menentukan karakteristik tiap siswa
4. Memadukan metode mengajar yang mengacu kepada keberagaman
karakteristik siswa dalam satu kelasnya.
5. Menghadapi siswa yang memiliki karakter kompleks
KB 3.
6. Teori Belajar Kognitif -> Proses belajar terdiri dari 3 tahap : Asimilasi;
Akomodasi ; Equalibrasi .
7. Teori Belajar Kontruktivistik ->manusia mengembangankan konsep
sistematis, logis dan rasional sebagai akibat dari percakapan dengan
seseorang yang ahli disekitarnya atau dengan bantuan orang lain
(Social) dalam suatu zona keterbatasan (Zona Proximal Developmen /
ZPD)
KB 4.
8. tingkat dimensi hidden Curriculum,

3 Daftar materi KB 1
yang sering 1. Penerapan Landasan Ilmu Pendidikan dalam Praktik Pendidikan
mengalami KB 2
miskonsepsi 2. Jenis karakter siswa
3. Perkembangan kognitif

KB 3.
4. Teori Belajar Kognitif -> Proses belajar terdiri dari 3 tahap : Asimilasi;
Akomodasi ; Equalibrasi .
5. Teori Belajar Kontruktivistik ->manusia mengembangankan konsep
sistematis, logis dan rasional sebagai akibat dari percakapan dengan
seseorang yang ahli disekitarnya atau dengan bantuan orang lain
(Social) dalam suatu zona keterbatasan (Zona Proximal Developmen /
ZPD)
KB 4
6. Strategi penerapan kurikulum
7. Keterbukaan pola pikir

Nama / Nim : Rusydi /22531299005

Jurusan : Pend.teknik Mesin PPG

: Universitas Negeri Yogyakarta

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


Judul Modul Peran Guru Dalam Pembelajaran Abad 21

Judul Kegiatan 5. Karakteristik Pembelajaran Abad 21


Belajar (KB) 6. Profil Dan Kompetensi Guru Abad 21
7. Tugas Pokok Dan Fungsi Guru Abad 21
8. Strategi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
No Butir Respon/Jawaban
Refleksi

1 Daftar peta 1. Kegiatan Belajar 1 : Karakteristik Pembelajaran Abad 21


konsep
a. Fenomena dan karakteristik pembelajaran abad 21
(istilah dan
definisi) di 1. Big data merupakan kumpulan data dalam skala besar dan
modul ini kompleks yang dapat menjadi sumber belajar potensial.

2. Contoh aplikasi big data adalah massive open online course


(MOOC) yaitu suatu sistem pembelajaran yang diselenggarakan
secara online, ditawarkan secara besar-besaran dan terbuka.

3. Perubahan mendasar sedang terjadi dalam dunia pendidikan


yang popular dengan istilah “fenomena disrupsi” dengan tanda-
tanda sebagai berikut; (1) belajar tidak lagi terbatas pada paket-
paket pengetahuan terstruktur namun belajar tanpa batas sesuai
minat (continuum learning), (2) pola belajar menjadi lebih
informal, (3) keterampilan belajar mandiri (self motivated
learning) semakin berperan penting, dan (4) banyak cara untuk
belajar dan banyak sumber yang bisa diakses seiring
pertumbuhan MOOC secara besar-besaran.

4. Komponen pembelajaran abad 21 yang meningkat interaksinya


satu sama lain, yaitu: (1) aktifitas instruktur/guru/
mentor/fasilitator, (2) desain pembelajaran online, (3) data
sebagai sumber belajar (big data), dan (4) strategi pembelajaran
online, dan (5) unjuk kerja peserta didik.

5. Keterampilan penting abad 21 sangat relevan menjadi orientasi


pembelajaran di Indonesia sebagai berikut;.(Bioshop, 2006)
1. Berpikir kritis dan penyelesaian masalah (critical thinking and
problem solving).
2. Kreatifitas dan inovasi (creativity and innovation).
3. Pemahaman lintas budaya (cross-cultural understanding).
4. Komunikasi, literasi informasi dan media (media literacy,
information, and communication skill).
5. Komputer dan literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi
(computing and ICT literacy)
6. Karir dan kehidupan (life and career skill)

b. Karakterisik peserta didik abad 21

1. Generasi z bisa dikatagorikan mereka yang lahir sekitar tahun


1995 setelah layanan internet pertama oleh Indonet di Indonesia
tersedia pada tahun 1994.

2. Karakteristik generasi Z
a. Generasi z menyukai kebebasan dalam belajar (self directed
learning) mulai dari mendiagnosa kebutuhan belajar,
menentukan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber belajar,
memilih strategi belajar, dan mengevaluasi hasil belajarnya
sendiri.
b. Generasi z suka mempelajari hal-hal baru yang praktis
sehingga mudah beralih fokus belajarnya meskipun memiliki
kecukupan waktu untuk mempelajarinya.
c. Merasa nyaman dengan lingkungan yang terhubung dengan
jaringan internet karena memenuhi hasrat berselancar,
berkreasi, berkolaborasi, dan membantu berbagi informasi
sebagai bentuk partisipasi.
d. Generasi z lebih suka berkomunikasi dengan gambar images,
ikon, dan simbol- simbol daripada teks.
e. Memiliki rentang perhatian pendek (short attention span) atau
dengan kata lain sulit untuk berkonsentrasi dalam jangka waktu
lama
f. Berinteraksi secara kompleks dengan media seperti
smartphone, televisi, laptop, desktop, dan iPod.
g. Generasi z lebih suka membangun eksistensi di media sosial
daripada di lingkungan nyata dan cenderung memilih
menggunakan aplikasi seperti Snapchat, Secret dan Whisper
daripada whatsapp.

c. Peran guru dalam dalam pembelajaran abad 21


Beberapa hal sederhana yang dapat membangun iklim positif bagi
generasi z, yaitu;
1. Kurangi kebiasaan berdiri di depan kelas dan di tengah kelas
sebagai satu- satunya sumber dan pusat perhatian.
2. Guru lebih berperan dan bertindak sebagai mentor pendamping,
pembimbing, dan pelatih dengan kebijaksanaan, pengetahuan,
dan pengalaman.
3. Memotivasi peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah
dipilih melalui inspirasi-inspirasi baru.
4. Peran guru adalah memberikan saran atas proses dan hasil
belajar peserta didik sehingga perlu memfokuskan diri kepada
monitoring proses belajar peserta didik. Misalnya guru
menyediakan wadah untuk mengunggah karya peserta didik
kemudian guru memberikan komentar konstruktif secara
berkala.

d. Model-model pembelajaran abad 21


Model-model pembelajaran abad 21 yang dipandang potensial untuk
mengintegrasikan teknologi dan luwes diterapkan pada berbagai
tingkatan usia, jenjang pendidikan dan bidang studi antara lain :

1. Discovery learning; belajar melalui penelusuran, penelitian,


penemuan, dan pembuktian.
2. Pembelajaran berbasis proyek;
3. Pembelajaran berbasis masalah dan penyelidikan;
4. Belajar berdasarkan pengalaman sendiri (Self Directed
Learning/SDL)
5. Pembelajaran kontekstual (melakukan);
6. Bermain peran dan simulasi;
7. Pembelajaran kooperatif; merupakan bentuk pembelajaran
berdasarkan faham kontruktivistik.
8. Pembelajaran kolaboratif; merupakan belajar dalam tim dengan
tugas yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama.
9. Diskusi kelompok kecil;

e. TPACK kerangka integrasi teknologi dalam pembelajaran abad 21


Konsep TPACK melibatkan 7 domain pengetahuan dikarenakan ada
irisan atau sintesa baru, yaitu;
1. Pengetahuan materi (content knowledge/CK) yaitu penguasaan
bidang studi atau materi pembelajaran.
2. Pengetahuan pedagogis (pedagogical knowledge/PK) yaitu
pengetahuan tentang proses dan strategi pembelajaran.
3. Pengetahuan teknologi (technological knowledge/TK) yaitu
pengetahuan bagaiamana menggunakan teknologi digital.
4. Pengetahuan pedagogi dan materi (pedagogical content
knowledge/PCK) yaitu gabungan pengetahuan tentang bidang
studi atau materi pembelajaran dengan proses dan strategi
pembelajaran.
5. Pengetahuan teknologi dan materi (technological content
knowledge/TCK) yaitu pengetahuan tentang teknologi digital
dan pengetahuan bidang studi atau materi pembelajaran.
6. Pengetahuan tentang teknologi dan pedagogi (technological
paedagogical knowledge/TPK) yaitu pengetahuan tentang
teknologi digital dan pengetahuan mengenai proses dan strategi
pembelajaran.
7. Pengetahuan tentang teknologi, pedagogi, dan materi
(technological, pedagogical, content knowledge/TPCK) yaitu
pengetahuan tentang teknologi digital, pengetahuan tentang
proses dan strategi pembelajaran, pengetahuan tentang bidang
studi atau materi pembelajaran.

Ke delapan domain untuk penerapan TPACK secara praktis adalah:


1. Menggunakan TIK untuk menilai peserta didik.
2. Menggunakan TIK untuk memahami materi pembelajaran.
3. Mengintegrasikan TIK untuk memahami peserta didik.
4. Mengintegrasikan TIK dalam rancangan kurikulum termasuk
kebijakan.
5. Mengintegrasikan TIK untuk menyajikan data.
6. Mengintegrasikan TIK dalam strategi pembelajaran.
7. Menerapkan TIK untuk pengelolaan pembelajaran.
8. Mengintegrasikan TIK dalam konteks mengajar.

Peta Konsep

Kegiatan Belajar 1 : Karakteristik Pembelajaran Abad 21

2. Kegiatan Belajar 2 : Profil Dan Kompetensi Guru Abad 21

a. Profil guru efektif abad 21


4 tipe guru yakni :
1) Tipe pertama disebut Guru Medioker (Mediocre Teacher)
2) Guru yang baik (good teacher)
3) Guru superior (demonstrates)
4) Great teacher (inspires).

Ada beberapa kompetensi esensial bagi para guru khususnya guru


efektif di Indonesia terkait abad 21.
1. Guru efektif berangkat dari pemahaman peserta didiknya
bukan gelas kosong karena generasi z memiliki aksesibilitas
yang lebih baik terhadap sumber belajar digital/online.
2. Aktif memahami konteks berpikir peserta didik dan
mengembangkan pertanyaan-pertanyaan spesifik sebagai
kunci dalam pengembangan kemampuan belajar terkait
penggunaan TIK sekaligus mendorong kemampuan berpikir
tingkat tinggi melalui beberapa kegiatan sebagai berikut;.
a. Menyediakan tugas-tugas pembelajaran yang
memungkinkan dapat mengungkap pemikiran peserta didik.
b. Menilai perkembangan kemampuan belajar peserta didik
terkait keterlibatannya dalam pembelajaran yang
mengintegrasikan TIK.
c. Memonitor belajar peserta didik atas dasar; (1) peserta
didik kurang efisien dan gagal untuk menemukan nilai
potensial TIK. (2) Berhadapan dengan informasi yang
banyak bisa menyebabkan peserta didik tergoda dari tugas
pembelajarannya.
d. Guru efektif mampu menyediakan tugas pembelajaran
menarik untuk mengamati kemampuan peserta didik dalam
proses pembelajaran berbasis TIK.
e. Menyediakan umpan balik selama peserta didik terlibat
dalam proses pembelajaran dilandasi kesadaran umpan
balik akan berharga untuk mengembangkan efektivitas cara
belajar peserta didik.
f. Memiliki pra-konsepsi pemahaman konseptual penting bagi
perkembangan cara belajar berbasis TIK karena
memudahkan transfer pengalaman belajar.
3. Guru efektif mengajarkan materi pelajaran secara mendalam
dengan banyak contoh dan memberikan fondasi yang kuat
akan pengetahuan faktual.
4. Guru efektif lebih fokus pengembangan keterampilan
metakognisi dan mengintegrasikan keterampilan metakognisi
dalam kurikulum untuk beragam bidang studi.

5. Guru efektif selain memahami materi (content) juga


menguasai beragam strategi pembelajaran yang memudahkan
peserta didik belajar.
Guru abad 21 memiliki karakteristik spesifik dibanding dengan guru
pada era sebelumnya. Karakteristik yang dimaksud diantaranya:
a. Memiliki semangat dan etos kerja yang tinggi disertai kualitas
keimanan dan ketakwaan yang mantap.
b. Mampu memanfaatkan iptek sesuai tuntutan lingkungan sosial
dan budaya di sekitarnya.
c. Berperilaku profesional tinggi dalam mengemban tugas dan
menjalankan profesi.
d. Memiliki wawasan ke depan yang luas dan tidak picik dalam
memandang berbagai permasalahan.
e. Memiliki keteladanan moral serta rasa estetika yang tinggi.
f. Mengembangkan prinsip kerja bersaing dan bersanding.
Untuk dapat berperilaku profesional dalam mengemban tugas dan
menjalankan profesi maka terdapat lima faktor yang harus
senantiasa dipelihara, yaitu:
a. Sikap keinginan untuk mewujudkan kinerja ideal
b. Sikap memelihara citra profesi
c. Sikap selalu ada keinginan untuk mengejar
kesempatan-kesempatan profesionalisme.
d. Sikap mental selalu ingin mengejar kualitas cita-cita profesi
e. Sikap mental yang mempunyai kebanggaan profesi

Tilaar (1998) memberikan ciri-ciri agar seorang guru terkelompok


ke dalam guru yang profesional, yaitu;
a. Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang
b. Memiliki keterampilan untuk membangkitkan minat peserta
didik
c. Memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
kuat
d. Sikap profesionalnya berkembang secara berkesinambungan
e. Menguasai subjek (kandungan kurikulum)
f. Mahir dan berketrampilan dalam pedagogi (pengajaran &
pembelajaran)
g. Memahami perkembangan murid-murid dan menyayangi
mereka
h. Memahami psikologi pembelajaran (cognitive psychology)
i. Memiliki kemahiran konseling

Nah, itulah ciri-ciri guru yang efektif di abad 21. Efektif bukan
sekedar memiliki kompetensi namun memiliki penampilan yang
benar-benar berbeda dari sekedar guru superior. A great teacher
create a great country, a great country has many great teachers.
b. Kompetensi guru berdasarkan undang-undang dan
penyesuaiannya

1. Kompetensi dapat diartikan kewenangan dan kecakapan atau


kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas atau
pekerjaan sesuai dengan jabatan yang disandangnya.

2. Adapun kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,


kepribadian, sosial, dan profesional.

a. Kompetensi Pedogogik

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru yang


berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta didik dan
pengelolaan pembelajaran mulai dari merencanakan,
melaksanakan sampai dengan mengevaluasi.
Kompetensi inti pedagogi meliputi; (a) menguasai karakteristik
peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional,
dan intelektual, (b) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik, (c) mengembangkan kurikulum
yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan
yang diampu, (d) menyelenggarakan pembelajaran yang
mendidik, (e) memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, (f) memfasilitasi
pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki, (g) berkomunikasi secara efektif,
empatik, dan santun dengan peserta didik, (h)
menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar, (i) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran, (j) melakukan tindakan reflektif
untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Berikut diuraikan
indikator masing-masing kompetensi inti pedagogi.

b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif
dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan
berakhak mulia.
Kompetensi inti kepribadian seperti (a) bertindak sesuai dengan
norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia, (b) menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur,
berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan
masyarakat, (c) menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, (d) menunjukkan etos kerja,
tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan
rasa percaya diri, dan (e) menjunjung tinggi kode etik profesi
guru.

c. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik
sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidian, orang tua peserta didik, dan masyarakat
sekitar.

d. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
mencakup penguasaan substansi isi materi pembelajaran, dan
substansi keilmuan yang menaungi materi dalam kurikulum,
serta menambah wawasan keilmuan.

c. Profil guru abad 21 yang memesona


Selain penjelasan mudah dipahami, penguasaan keilmuan benar,
canggih menguasai teknologi, mau mendengar peserta didik,
berempati atas kondisi peserta didik, dan pandai mengelola kelas
sebagai pengendalian situasi di kelas secara rinci guru yang
memesona tampil dalam sebagai berikut;
a. Guru harus bisa menjadi teman belajar (co learner) yang
menyenangkan, pandai membuat analogi materi yang sulit
dengan padanan sehingga mudah dipahami.
b. Pandai membuat metafora atau perumpamaan sebagai strategi
sehingga peserta didik mudah menangkap esensi dari suatu
materi. sebagaimana tubuhmu jika engkau berhenti makan dan
minum”
c. Canggih.
d. Humoris namun tegas dan disiplin.
e. Guru pandai berempati dan menyayangi peserta didik.
f. Memiliki rasa kesepenuhhatian dan menyadari apa yang
dilakukan adalah panggilan jiwa.

Selain memesona untuk memotivasi peserta didik guru pandai


memanfaatkan media pembelajaran, alat dan bahan pembelajaran,
dan sarana lainnya.

PETA KONSEP
KEGIATAN BELAJAR 2 : PROFIL DAN KOMPETENSI GURU
ABAD 21
3. Kegiatan Belajar 3 : Tugas Pokok Dan Fungsi Guru Abad 21
a. Profesi dan kedudukan guru dalam pandangan yuridis
1. Undang -Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005
adalah momentum bersejarah bagi guru yang didahului
pencanangan guru sebagai suatu profesi pada tanggal 2
Desember 2004.
2. Profesi guru merupakan salah satu dari profesi tenaga
kependidikan yang diatur dalam Undang-Undang Sisdiknas
Nomor 20 tahun 2003.
3. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan. Guru merupakan tenaga
kependidikan yang terlibat langsung dengan proses
pendidikan karena tugas utamanya sebagai pendidik atau
mengemban tugas dan berprofesi
4. Tugas tambahan lainnya yang merupakan salah satu dari
kelima tugas pokok lainnya diatur dalam Permendikbud nomor
15 Tahun 2018 pasal 3 ayat (1).
5. Berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14
tahun 2005 pasal 1 ayat (1) guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
6. Guru telah diakui mempunyai kedudukan sebagai tenaga
profesional (pasal 2 ayat 1) yang dibuktikan dengan sertifikat
b. Tugas pokok dan fungsi guru berdasarkan undang-undang

1. Secara luas ada tiga jenis tugas guru, yakni:


a. Tugas terkait bidang profesi,
b. Tugas terkait kemanusiaan, dan
c. Tugas terkait dalam bidang kemasyarakatan.

2. Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD) Nomor 14 tahun


2015 pasal 1 ayat menyatakan guru adalah pendidik
professional dengan tugas utama guru mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
3. Pasal 6 UUGD nomor 14 tahun 2015 menyatakan kedudukan
guru sebagai tenaga professional bertujuan untuk
melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
4. Tugas besar dan mulia lainnya adalah mensukseskan
implementasi kurikulum nasional yaitu kurikulum 2013 dan
mencapai tujuan kurikulum 2013.
Tujuan kurikulum 2013 mencakup empat kompetensi, yaitu (1)
kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan. Keempat kompetensitersebut dapat dicapai
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler,
dan/atau ekstrakurikuler.

4. Selanjutnya dalam pasal 3 ayat 1 Permendikbud nomor 15


Tahun 2018 tugas guru adalah (1) merinci kegiatan-kegiatan
pokok yang perlu dilakukan guru dalam melaksanakan beban
kerja selama 37, 5 (tiga puluh tujuh koma lima) sebagai jam
kerja efektif yaitu;
a. Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan
b. Melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan;
c. Menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan;
d. Membimbing dan melatih peserta didik; dan
e. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada
pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja
guru.
5. Penyesuaian tugas pokok dan fungsi guru dalam menghadapi
abad 21 bahkan bisa memprediksi dan mengantisipasi tugas
baru untuk masa yang akan datang.
a. Merencanakan Pembelajaran atau Pembimbingan
1. Pengkajian Kurikulum
2. Pengkajian Program Tahunan (Prota), Program
Semester (Prosem) , silabus,pembuatan RPP
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu
dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar (Kunandar, 2011).

Guna menyusun silabus menurut Permendikbud Nomor


22 tahun 2016 silabus sekurang-kurangnya memuat;
a. Identitas;
b. Menuliskan Kompetensi Inti
c. Menuliskan Kompetensi Dasar
d. Tema (khusus SD/MI/SLB/Paket A).
e. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
Materi pokok memuat fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-
butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi.
f. Pembelajaran
g. Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik
dilakukan berdasarkan indikator. Di dalam kegiatan
penilaian ini terdapat tiga komponen penting yang
harus jelas yaitu; (a) teknik penilaian, (b) bentuk
instrumen, dan (c) contoh instrumen. Penilaian
pembelajaran abad 21 bisa menggunakan; (1)
penilaian otentik sesuai materi dan keterampilan yang
sedang dipelajari. Instrumennya bisa menggunakan
daftar ceklist, skala sikap, rubrik penilaian produk,
daftar periksa peringkat produk dan sebagainya, (2)
Penilaian portfolio untuk menilai kumpulan karya
nyata dalam bentuk fisik maupun e-portofolio
(singkatan dari electronic portfolio).

E-portfolio adalah rekaman elektronik atau digital


yang disusun oleh pengguna dan biasanya disimpan
di internet untuk menunjukkan kemampuan,
pencapaian dan pertumbuhan di satu atau lebih area

h. Menentukan Alokasi Waktu


Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk ketercapaian suatu kompetensi yang
sebelumnya telah ditentukan dengan memperhatikan
yaitu minggu efektif, alokasi mata pelajaran dan
jumlah kompetensi per semester.
i. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang
dapat dijadikan sebagai sumber belajar.

Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran
Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah pasal
3 ayat (2) menyatakan RPP disusun mengacu pada
silabus dengan prinsip-prinsip:
1. Memperhatikan perbedaan individual peserta didik;
2. Partisipasi peserta didik;
3. Berpusat pada peserta didik;
4. Berbasis konteks;
5. Berorientasi kekinian;
6. Mengembangkan kemandirian belajar;
7. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
pembelajaran;
8. Memiliki keterkaitan dan keterpaduan
antarkompetensi dan/atau antarmuatan; dan
9. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Penyusunan RPP menurut Permendikbud nomor 22 tahun


2016 didasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan
satu kali pertemuan atau lebih.
Komponen RPP terdiri atas;
1. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
2. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
3. Kelas/semester;
4. Materi pokok;
5. Alokasi waktu

b. Melaksanakan Pembelajaran atau Pembimbingan


1. Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan utama yang
dilakukan dengan menggunakan alokasi waktu yang telah
ditentukan dalam program sekolah.
2. Kegiatan kokurikuler merupakan kegiatan yang
dimaksudkan untuk lebih memperdalam dan menghayati
materi pelajaran yang telah dipelajari dalam kegiatan
intrakurikuler di dalam kelas. Contoh; guru memberi tugas
siswa mewawancarai wirausahawan sukses setelah
siswa mengikuti mata pelajaran. Saudara perlu
mempertimbangkan jumlah tugas pada mata pelajaran
lain untuk menghindarkan tugas yang terlalu berlebihan
dan membebani siswa.
3. Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk memperluas
pengetahuan siswa, mengembangkan nilai-nilai atau
sikap dan menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari
siswa dalam mata pelajaran program inti dan pilihan.
Ekstrakurikuler dilaksana di luar jam pelajaran kelas.
Contoh kegiatan pramuka, palang merah, robotik,
drumband, tari dan sebagainya.

4. Prinsip-prinsip pembelajaran yang penting


diketahui adalah;
a. Peserta didik diposisikan sebagai subyek aktif dalam
membangun pengetahuannya.
b. Pembelajaran memanfaatkan beragam sumber
belajar sehingga guru abad 21 harus pandai
memanfaatkan aneka sumber baik digital maupun
non digital.
c. Pendekatan tekstual menuju proses sebagai
penguatan penggunaan pendekatan ilmiah.
d. Pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran
berbasis kompetensi. Pembelajaran bukan hanya
sekedar menghafal fakta-fakta yang menyebabkan
beban kognitif (load cognitive), namun ditunjukkan
oleh pencapaian kompetensi yang memenuhi standar
proses;
e. Perubahan pembelajaran parsial menuju
pembelajaran terpadu. Artinya pembelajaran harus
menunjukkan kebulatan pengetahuan yang utuh,
anatar perencanaan, proses dan evaluasi memiliki
keterkaitan;
f. Pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal
menuju pembelajaran dengan jawaban yang
kebenarannya multi dimensi (berpikir divergen).
g. Pembelajaran menuju keterampilan aplikatif, bukan
verbalisme.
h. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan
fisikal (hardskills) dan keterampilan mental
(softskills).
i. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar
sepanjang hayat.
j. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa
saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik,
dan di mana saja adalah kelas.
k. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran.
l. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar
belakang budaya peserta didik.

c. Melaksanakan Penilaian
1. Ada 3 pendekatan untuk melaksanakan tugas penilaian
yaitu;
1. Mengukur pencapaian hasil belajar setelah
pembelajaran berlangsung (assessment of learning).
2. Penilaian proses pembelajaran belajar saat
pembelajaran masih berlangsung (assessment for
learning) untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan
program pembelajaran, memantau kemajuan belajar,
menentukan kemajuan belajar, dan berfokus umpan
balik untuk mengembangkan keterampilan belajar.
3. Penilaian saat pembelajaran berlangsung
melibatkan peserta didik

2. Prinsip Penilaian
Prinsip-prinsip penilaian : sahih, objektif, adil, terpadu,
terbnuka, menyeluruh dan berkesinambngan, sistematis,
mengacu kriteria, akuntabel.
Penyusunan KKM mempertimbangkan 3 aspek (a)
karakteristik peserta didik, (b) karakteristik mata pelajaran
(kompleksitas), dan kondisi satuan pendidikan (daya
dukung).

3. Melaksanakan Remedial dan Pengayaan


4. Melaksanakan tindak lanjut

d. Membimbing, mendidik dan melatih


e. Melaksanakan Tugas Tambahan
Tugas tambahan yang melekat pada tugas pokok sesuai dengan
beban kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(1)meliputi:
a. Wakil kepala satuan pendidikan atau wakil kepala sekolah
b. Ketua program keahlian satuan pendidikan
c. Kepala perpustakaan satuan pendidikan
d. Kepala laboratorium, bengkel, atau unit produksi/ teaching
factory satuan pendidikan
e. Pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan inklusif atau pendidikan
terpadu;
f. Menjadi wali kelas
g. Pembina Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS
h. Pembina ekstrakurikuler
i. Koordinator Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(PKB)/Penilaian Kinerja Guru (PKG) atau koordinator Bursa
Kerja Khusus (BKK) pada SMK
j. Guru piket
k. Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1)
l. Penilai kinerja Guru
m. Pengurus organisasi/asosiasi profesi Guru; dan/atau
n. Tutor pada pendidikan jarak jauh pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.

c. Penyesuaian Tugas Pkok Dan Fungsi Guru Sesuai


Tantangan Abad 21
Fungsi guru yang dimaksudkan disini sebenarnya termasuk
dalam tugas guru namun ada beberapa fungsi yang termaktub
dalam dalam poin d dan e Pasal 20 Undang-Undang No. 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta poin a, b dan c

Pasal 40 Ayat (2) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional, meliputi;

1. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.


2. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum,
dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika;
3. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis;
4. Memelihara komitmen secara profesional untuk
meningkatkan mutu pendidikan;

d. Tugas pokok dan fungsi guru masa depan

Guru abad 21 harus responsif atas tuntutan masyarakat,


kebutuhan peserta didik, dan tuntutan kompetensi baru. Inovatif
mengandung ciri-ciri sebagai berikut;
1. Berani untuk kreatif dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran yang berbeda karena sadar pentingnya
mengikuti daya eksplorasi dan potensi kreatif generasi z.
2. Menghargai kolaborasi dengan melibatkan secara peserta
didik berkontribusi aktif dalam pemecahan masalah sesuai
sudut pandang masing-masing
3. Memiliki dorongan kuat mempelajari hal baru dan berani
mengambil resiko diterapkan dalam pembelajaran (optimis
melihat peluang)
4. Memiliki rasa ingin tahu, naluri untuk melakukan penyelidikan
dan mengeksplorasi ide-ide baru
5. Terkoneksi dengan dunia sekitar baik secara digital, melalui
komunitas, organisasi profesi , dan responsif terhadap
kebutuhan peserta didik.
6. Guru inovatif benar-benar dirasakan kehadirannya karena
terlibat penuh dalam kegiatan pembelajaran dan penuh
motivasi.
7. Komitmen terhadap belajar sepanjang hayat, memberikan
pengalaman belajar terbaik, dan selalu bertindak refleksi diri
8. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi,
dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan
kepadanya.

PETA KONSEP
Kegiatan Belajar 3 : Tugas Pokok Dan Fungsi Guru Abad 21

Kegiatan Belajar 4 : Strategi pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan

Pokok-pokok materi
a. Konsep dan paradigm pengembangan profesi berkelanjutan
b. Guru sebagai professional yang refleksitf
c. Konsep belajar mandiri dalam pengembangan profesi berkelanjutan
d. Komponen dan keterampilan belajar mandiri
e. Strategi pengembangan keprofesian berkelanjutan

a. Pengembangan profesi berkelanjutan


Pengembangan profesi berkelanjutan bermakna adanya aktifitas
belajar seorang profesional dalam mengembangkan pengetahuan dan
kemampuan dirinya secara aktif dan penuh kesadaran dan bersifat
terus menerus.

b. Guru sebagai profesional yang refleksitf


1. Ciri utama seorang profesional adalah mau belajar dan melakukan
refleksi diri.
2. Refleksi adalah proses berpikir mendalam tentang suatu aktifitas
dan berupaka menemukan strategi penyelesaian masalahnya
(Zulfikar & Aceh- Indonesia, 2019).
3. Dewey (1977) maka refleksi dapat didefinisikan sebagai usaha
menciptakan makna melalui proses berpikir sistematis dan ketat
dengan menghubungkan antar pengalaman sehingga diperoleh
pemahaman mendalam sehingga memunculkan peluang belajar
lebih lanjut (menuju perbaikan).
4. Danielson juga mengemukakan kerangka evaluasi kinerja guru
meliputi 4 domain yaitu ; (1) Perencanaan dan persiapan, (2)
Lingkungan kelas, (3) Pembelajaran, dan (4) Tanggungjawab
pengembangan profesionalisme diri. Carbaugh et. al (2013) juga
mengemukakan 4 domain yang memuat 60 elemen penilaian pada
guru dan sekaligus bisa dimanfaatkan untuk menilai profesionalisme
guru. Keempat domain adalah; (1) strategi pembelajaran di kelas
dan pengelolaan perilaku yang memiliki elemen terbanyak, (2)
perencanaan dan persiapan, (3) refleksi pembelajaran, dan Temu
kolegial dan profesionalisme.
5. Marzano menggunakan istilah “refleksi pembelajaran” sebagai
domain tersendiri.
6. Berbagai sumber yang dapat menjadi bahan refleksi antara lain;
a. Catatan proses pembelajaran pengamatan sistematis maupun
catatan-catatan lepas (anekdot)
b. Rekaman video atau audio tentang proses pembelajaran
c. Hasil pengamatan dan atau penilaian peserta didik dapat
dalam bentuk catatan, komentar-komentar, maupun skala
penilaian dari peserta didi
d. Pengamatan rekan sejawat misal melalui lesson study atau
team teaching untuk saling memberikan masukan. Team
teaching secara administratif seharusnya diperbolehkan asal
dapat dipertanggungjawabkan.
e. Mengembangkan pertanyaan untuk kepada diri sendiri. Aspek-
aspek yang yang ditanyakan bisa memanfaatkan kerangka
evaluasi Danielson maupun Marzano.
7. Langkah- langkah model refleksi Gibbs(1988)
a. Membuat deskripsi
b. Cobalah memahami dan merasakan situasi
c. Mengevaluasi situasi
d. Tahap analisis
e. Kesimpulan
f. Menyusun rencana aksi

c. Guru sebagai pelajar mandiri


1. Belajar mandiri (self- motivated learning) merupakan niat untuk
menguasai kompetensi tertentu yang diikuti oleh aktifitas atau
perilaku mengidentifikasi dan mencari informasi serta secara
sadar menerima tanggungjawab dalam membuat keputusan atas
tujuan, usaha-usaha dan perannya sebagai agen perubahan
terhadap dirinya sendiri.

2. Menurut Haris Mudjiman (2011) belajar mandiri secara konseptual


merupakan kegiatan belajar aktif, yang didorong motivasi untuk
menguasai kompetensi dan dibangun dengan bekal pengetahuan
yang dimiliki.
3. Belajar mandiri memiliki 3 dimensi yaitu dimensi sosial, dimensi
pedagogis, dan dimensi psikologis.
4. Belajar mandiri berada di bawah payung kontruktivistik yang
memiliki komponen-komponen sebagai berikut;
a. Niat; Alokasi sumber daya;
b. Tindakan; merupakan wujud fisik berupa kegiatan atau
perbuatan melaksanakan belajar mandiri. Contoh; mengikuti
diklat, berlatih, membaca, dan sebagainya.
c. Kompetensi; merupakan tujuan yang hendak dicapai atau
dikuasai berperan sebagai kontrol atas tindakan belajar mandiri

Kemandirian belajar dicirikan oleh kondisi-kondisi sebagai berikut;


a. Anda menetapkan sendiri kompetensi-kompetensi yang diarahkan
untuk menuju pencapaian tujuan-tujuan akhir.
b. Adanya proses pembelajaran yang ditetapkan sendiri oleh peserta
didik.
c. Adanya input belajar yang ditetapkan dan dicari sendiri tanpa
menggantungkan diri pada orang lain.
d. Adanya kegiatan evaluasi diri (self evaluation) yang Anda lakukan.
e. Adanya kegiatan refleksi terhadap proses belajar mandiri.
f. Adanya tinjauan terhadap pengalaman-pengalaman masa lalu
g. Adanya upaya untuk menumbuhkan motivasi diri.
h. Adanya kegiatan belajar aktif dalam rangka mencapai tujuan

Selain itu belajar mandiri harus dilakukan dengan cara; (1) tekun, terus
menerus dan tidak berhenti, (2) konsisten, ajeg, disiplin dan tidak
bermalasan, (3) terencana dan berorientasi pada kompetensi, (4)
fokus kepada pencapaian tujuan, (5) inovatif atau menggunakan cara-
cara baru, (6) ada tindaklanjut yang jelas, dan (8) dilakukan sepanjang
hidup.
d. Komponen dan ketrampilan belajar mandiri
1. Belajar mandiri berada di bawah payung kontruktivistik yang
memiliki komponen-komponen sebagai berikut;
a. Niat; Alokasi sumber daya;
b. Tindakan; merupakan wujud fisik berupa kegiatan atau
perbuatan melaksanakan belajar mandiri. Contoh; mengikuti
diklat, berlatih, membaca, dan sebagainya.
c. Kompetensi; merupakan tujuan yang hendak dicapai atau
dikuasai berperan sebagai kontrol atas tindakan belajar mandiri
2. Kemandirian belajar dicirikan oleh kondisi-kondisi sebagai berikut;
a. Menetapkan sendiri kompetensi-kompetensi yang diarahkan
untuk menuju pencapaian tujuan-tujuan akhir.
b. Adanya proses pembelajaran yang ditetapkan sendiri oleh
peserta didik.
c. Adanya input belajar yang ditetapkan dan dicari sendiri tanpa
menggantungkan diri pada orang lain.
d. Adanya kegiatan evaluasi diri (self evaluation) yang di lakukan.
e. Adanya kegiatan refleksi terhadap proses belajar mandiri.
f. Adanya tinjauan terhadap pengalaman-pengalaman masa lalu
g. Adanya upaya untuk menumbuhkan motivasi diri.
h. Adanya kegiatan belajar aktif dalam rangka mencapai tujuan
3. Keterampilan belajar mandiri
a. Keterampilan umum; meliputi kemampuan dalam merumuskan
tujuan belajar dan ketrampilan kognitif seperti strategi kognitif
dan metakognitif.
b. Keterampilan menetapkan tujuan;
c. Keterampilan dalam memproses informasi meliputi
kemampuan;
d. Membaca dan mengidentifikasi hal-hal penting secara sekilas
(text scanning) maupun secara mendetail, termasuk
kemampuan menterjemahkan dan memahami bahan tertulis,
e. Kemampuan melakukan pengamatan dengan melihat,
melakukan dan memahami
f. Kemampuan melihat dan menterjemahkan informasi visual
untuk dicatat dan dikatikan dengan informasi yang sudah ada.
g. Kemampuan mendengarkan meliputi kemampuan menerima,
memproses dan menghubungkannya dengan informasi yang
sudah ada,
h. Kemampuan kognitif lain seperti sensori, memori, elaborasi,
pemecahan masalah dan pengajuan masalah.

Keterampilan khusus meliputi kemampuan; (1) mengontrol tugas-


tugas sebelumnya, (2) menggunakan strategi dalam mengumpulkan
dan menggunakan informasi, (3) kemampuan melakukan
pengumpulan informasi, (4) kesadaran diri atas keberadaan
pengetahuan pra syarat yang dimiliki, proses kognitif yang ada pada
dirinya dan kemampuan mengontrol sistem kognitif, (5).
pemantauan diri, (6) kemampuan berefleksi dan (7) kemampuan
melakukan asimilasi ataupun akomodasi.
e. Strategi pengembangan keprofesian berkelanjutan
1. Pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah pengembangan
kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan,
bertahap dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.
(Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi nomor 16 tahun 2009 Pasal 1 butir 5)
2. Menurut Permennegpan Nomor 16 Tahun 2009 pengembangan
keprofesian berkelanjutan (PKB) terdiri dari 3 komponen, yaitu
pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif.
3. Prinsip-prinsip pembelajaran yang penting diketahui adalah;
a. Peserta didik diposisikan sebagai subyek aktif dalam
membangun pengetahuannya.
b. Pembelajaran memanfaatkan beragam sumber belajar
sehingga guru abad 21 harus pandai memanfaatkan aneka
sumber baik digital maupun non digital.
c. Pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah.
d. Pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi.
e. Perubahan pembelajaran parsial menuju pembelajaran
terpadu. Artinya pembelajaran harus menunjukkan kebulatan
pengetahuan yang utuh, anatar perencanaan, proses dan
evaluasi memiliki keterkaitan;
f. Pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi
dimensi (berpikir divergen).
g. Pembelajaran menuju keterampilan aplikatif, bukan verbalisme.
Peserta didik diusahakan belajar sambil melakukan dan
berpikir.
h. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal
(hardskills) dan keterampilan mental (softskills).
i. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang
hayat.
j. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi
keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan
(ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreatifitas
peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
k. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, di
masyarakat, dan di dunia media sosial.
l. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja
adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja
adalah kelas.
m. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran
n. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang
budaya peserta didik.

PETA KONSEP

Kegiatan Belajar 4 : Strategi pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan

2 Daftar materi 9. Penerapan TPACK sebagai kerangka integrasi tekhnologi dalam


yang sulit pembelajaran abad 21
dipahami di 10. Pemetaan kompetensi guru abad 21 berdasarkan undang-undang dan
modul ini penyesuaiannya
11. Penyesuaian tugas pokok dan fungsi guru sesuai tantangan abad 21
12. Upaya strategi yang dilakukan dalam pengembangan keprofesian
berkelanjutan (PKB) abad 21
13. Menyusun Instrumen penilaian soal HOTS
14. Memahami proses reflekasi yang bersifat spiral berdasarkan gambar
pada KB 4(halaman 138)
15. Menyusun program PKB di KB 4

3 Daftar materi 1. Model-model Pembelajaran Abad 21


yang sering 2. Profil guru abad 21 yang harus memiliki beberapa kompetensi esensial
mengalami 3. Penyesuaian tugas pokok dan fungsi guru sesuai tantangan abad 21
miskonsepsi yang dapat memprediksi dan mengantisipasi tugas baru untuk masa
yang akan datang
4. Evaluasi Kinerja guru Abad 21
5. Perbedaan guru superior dan great teacher.

Nama / Nim : Rusydi /22531299005

Jurusan : Pend.teknik Mesin PPG

: Universitas Negeri Yogyakarta

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Pembelajaran Inovatif


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Pembelajaran STEAM
2. Pembelajaran Berbasis
Neurosains
3. Pembelajaran Digital
4. Model Pembelajaran
"BLENDED LEARNING",
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang PEMBELAJARAN STEAM
dipelajari
1. Pembelajaran STEAM merupakan suatu
pendekatan pembelajaran interdisipliner
yang inovatif dimana IPA, teknologi,
teknik, seni dan matematika
diintegrasikan dengan fokus pada proses
pembelajaran pemecahan masalah dalam
kehidupan nyata, pembelajaran STEAM
memperlihatkan kepada peserta didik
bagaimana konsep-konsep, prinsip-
prinsip IPA, teknologi, teknik, dan
matematika digunakan secara terpadu
untuk mengembangkan produk, proses,
dan sistem yangmemberikan manfaat
bagi kehidupan manusia yang kompetitif
(Sahih, 2015).
2. Tujuan pembelajaran STEAM dapat
mengasah tingkat literasi STEAM pada
peserta didik Literasi STEAM menjadi
tujuan yang dapat dicapai oleh peserta
didikmaupun pendidik. Bagi peserta
didik. literasi STEAM akan berguna
dalam perkembangan kehidupannya dan
bagi pendidik literasi STEAM bermanfaat
menunjang kinerja mendidik generasi
yang kompetitif dan kolaboratif
3. Prinsip-prinsip pembelajaran STEAM
meliputi pisip perhatian dan motivasi,
keaktifan, keterlibatan langsung,
pengulangan, tantangan, balikan dan
penguatan, perbedaan individual
4. Literasi STEAM
Bidang STEAM :
a. Sains
b. Teknologi
c. Teknik
d. Art
e. Matematika
5. Prinsip-prinsip pembelajaran STEAM
a. Prinsip perhatian dan motivasi
b. Prinsip keaktifan
6. Problem Based Learning atau
pembelajaran berbasis masalah
merupakan model pembelajaran yang
menantang peserta didik untuk belajar
bagaimana belajar dan bekerja secara
berkelompok untuk mencari solusi dari
permasalahan dunia nyata (Arends &
Kilcher, 2010)

7. Tantangan-Tantangan dalam
Pembelajaran STEAM
a. Perbedaan pendekatan cara dalam
menerapkan pembelajaran STEAM
b. Kurangnya standar yang jelas
Dianggap terlambat saat STEAM
hanya diterapkan pada pendidikan
tingkat menengah

KB 2
PEMBELAJARAN BERBASIS NEUROSAINS
1. Pengertian Neurusains
Secara etimologi neorosains merupakan
ilmu neuran yang mempelajari sistem
syaraf, terutama neuron (sel syaraf otak)
dengan pendekatan multidisiplin (Pasiak,
2012); sedangan secara terminologi
(istilah), neurosains adalah bidang ilmu
yang menggeluti pada kajian saintifik
terhadap sistem syaraf otak Neurosains
merupakan penelitian tentang sistem
saraf otak dan bagaimana otak berfikir
(Schneider, 2011) Berangkat dari kedua
definisi di atas dapat disimpulkanbahwa,
neurosalus merupakan ilmu yang
mempelajari sistem syaraf otak dengan
seluruh fungsinya. seperti bagaimana
proses berfikir terjadi dalam otak
manusia.
2. Baglan dan Fungsi Otak
a. Batang Otak merupakan daerahotak
yang berfungsi mengendalikan
pertahanan seseorang ketika
mendapatkan suatu ancaman,
tekanan, kritikan, atau ketika diliputi
rasa takut
b. Sistem limbik terletak di bagian
tengah atau inti dari otak. Sistem
limbik terdiri dari hipokampus,
talamus, hipotalamus, dan amigdala.
Sistem limbik merupakan daerah otak
yang berfungsi mengendalikan emosi
seseorang
c. Korteks merupakan daerah otak yang
berfungsi mengendalikan kemampuan
berfikir atau bermalar seseorang.
Bagian otak ini dikenal juga sebagai
bagian "kerja sekolah" atau "topi
berfikir berfikir secara logis, rasional
dan analitis, melakukan perencanaan
dan pengorganisasian,
mengembangkan kemampuan
berbicara dan berbahasa,
mengarahkan pengelihatan dan
pendengarannya, serta
mengembangkan Kreatifitasnya
3. Sel neuron berfungsi menyalakan,
mengintegrasikan, dan mengolah
informasi secara terus menerus di
sepanjang celah mikroskopik yang
disebut sinapsis
4. Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke
badan sel syaraf
5. Axon berfungsi mengirimkan impulslistrik
(alirun gerak listrik) dari badan sel ke
jaringan neuron lain melalui sinapsis
6. Sel glialatan "lem" juga dikenal sebagai
interneuron
7. Fungsi pokok baglan otak Bagian Otak
8. Menurut Jensen (2008) pembelajaran
berbasis neurosains dapat dilaksanakan
menggunakan lima tahap pembelajaran
yaitu:
(1) tahap persiapan, merupakan tahap
pemberian kerangka kerja bagi
pembelajaran baru dan mempersiapkan
otak peserta didik dengan koneksi-
koneksi yang memungkinkan
(2) tahap akuisist adalah, tahap
penciptaan koneksi dimana neuron-
neuron dapat saling berkomunikasi satu
sama lain
(3) tahap elaborasi (tahap koreksi
kesalahan & pendalaman), merupakan
tahap untuk memastikan apakah materi
yang dikuasai peserta didik adalah ilmu
yang benar dan akurat
(4) tahap formast memori, merupakan
tahap merekatkan ikatan koneksi antar
neuron agar lebih kuat, diantara dapat
dilakukan dengan caramenyediakan
waktu khusus untuk peserta didik
melakukan perenungan terkait materi
yang baru selesai dipelajari, menyediakan
area untuk peserta didik mendengarkan
musik, serta mengajak peserta didik
untuk melakukan peregangan dan
Intihan relaksasi ini dapat dilakukan
dengan menerapkan metode
pembelajaran
(5) tahap Integrasi fungsional
(penggunaan yang diperluasi. Tahap
secara bervariasi

KB 3

PEMBELAJARAN DIGITAL
1. Pengertian pembelajaran digital
Pembelajaran digital adalah praktik
pembelajaran yang menggunakan
teknologi secara efektif untuk
memperkuat pengalaman belajar peserta
didik yang menekankan instruksi
berkualitas tinggi dan menyediakan
akses ke korten yang menantang dan
menarik, umpan balik melalui penilaian
formatif, peluang untuk belajar kapan
saja dan di mana saja, dan instruksi
individual untuk memastikan semua
peserta didik mencapai potensi penuh
mereka.
2. Prinsip pembelajaran digital
Pembelajaran digital diterapkan dengan
menggunakan beberapa prinsip, yakni,
personalisasi, partisipasi aktif peserta
didik. aksesibilitas, dan penilaian
3. Fungsi pembelajaran digital
Fungsi pembelajaran digital yang dapat
dimanfaatkan dalam kehidupansehari-
hari, yaitu sebagai alat komunikasi, alat
mengakses informasi, dan alat
pendidikan atau pembelajaran.
4. Terkait dengan ragam pemanfaatan
Pembelajaran Digital, ada beberapa
aplikasi yang dapat diintegrasikan dan
dimanfaatkan dalam kelas digital,
diantaranya adalah
penggunaan mobile learning m-learning.
pemanfaatan media sosial seperti
Facebook, Instagram. Youtube.
Snapchat, Twitter, Whatsapp, Line, dan
sebagainya: pemanfaatan pembelajaran
berbasis permainan, serta pemanfaatan
Cloud Computing
5. Mobile Learning atau juga disebut M-
learning, didefinisikan sebagai
pembelajaran yang disampaikan (atau
didukung) oleh teknologi mobile (Traxler
2007). Contoh teknologi mobile yang
sudah sering kita pakai adalah
handpond (smartphone)
6. Enam kategori dari mobile learning
(Traxler 2007), yakni: technology-driven
mobile learning, miniatur portable e
learning, kelas belajar terhubung,
informal, personalisasi, terkondisikan
mobile learning, dukungan pelatihan
ponsel, dan remote mobile learning.

KB 4
MODEL PEMBELAJARAN "BLENDED
LEARNING"

1. Pengertian model pembelajaran


"BLENDED LEARNING" Staker & Horn
(2012) mendefinisikan blended learning
sebagai model pembelajaran yang
mengkombinasikan antara
pembelajaran online dengan
pembelajaran konvensional (tatap
muka).
2. Karakteristik model "BLENDED
LEARNING"
a. Model blended learning
menggabungkan berbagai cara
penyampaian, model pendidikan,
gaya pembelajaran, dan
menggunakan berbagai media
berbasis teknologi
b. Model blended learning
mengkombinasikan pola
pembelajaran langsung (tatap muka),
belajar mandiri, dan pembelajaran
menggunakan sistem online
c. Guru danorangtua memiliki peran
yang sama penting, dimana guru
berperan sebagai fasilitator dan
orangtua berperan sebagai
pendukung
3. Model blended learning yang sering
digunakan
a. Model Rotasi (Rotation Model): Model
kelas Station Rotation, model kelas
Lab/Whole Group Rotation, model
kelas Flipped (Flipped Clasroom).
model rotasi individu (Individual
Rotation).
b. Model Kelas Flex
c. Model Kelas Self-Blend
d. Model Enriched-Virtual.

4. Komponen penting harus diperhatikan


dalam merancang dan mengembangkan
aktifitas pembelajaran dengan model
blended learning
a. Standar capaian dan tujuan
pembelajaran;
b. Penilaian
c. Kegiatan pembelajaran

5. Aplikasi yang dapat dimanfaatkan pada


model blended learning
a. Moodle
b. Edmodo
c. Google group
2 Daftar materi yang sulit 16.….
dipahami di modul ini 17.…

3 Daftar materi yang sering 6. ….


mengalami miskonsepsi 7. …
Nama / Nim : Rusydi /22531299005

Jurusan : Pend.teknik Mesin PPG

: Universitas Negeri Yogyakarta

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Perancangan Pembelajaran Inovatif


Judul Kegiatan Belajar (KB) 9. Merancang Pembelajaran Inovatif
10. Merancang Pembelajaran STEAM
11. Merancang Pembelajaran Blended Learning
12. Merancang Pembelajaran Project Based Learning
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah dan Kegiatan Belajar 1
definisi) di modul ini 23. Rancangan Pembelajaran Inovatif adalah aktivitas
persiapan pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan
unsur-unsur pembelajaran terbaru di abad 21 dan
terintegrasi dalam komponen maupun tahapan
pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
24. Model pendekatan sistem
secara konseptual dikembangkan dengan pendekatan
sistem sebagai berikut: a. Briggs (1977) mendefinisikan
pendekatan sistem sebagai rencana terpadu dalam
pelaksanaan komponen sistem yang dirancang untuk
memecahkan masalah sesuai dengan kebutuhan.b.
Glaser(1962)memakai istilah instructional systemdan
mengelaborasikan empat komponen utama model desain
sistem pengajaran yaitu:analisys, design, evaluation dan
revision.c. Kauffman (1982) mengemukakan bahwa dalam
system approachuntuk mencapai hasil pemecahan
masalah harus diperhatikan kesenjangan antara kondisi
sekarang dengan hasil yang diinginkan.
25. Unsur-unsur pembelajaran terbaru antara lain; TPACK
(technological, pedagogical, content knowledge) sebagai
kerangka dasar integrasi teknologi dalam proses
pembelajaran, pembelajaran berbasis Neuroscience,
pendekatan pembelajaran STEAM (Science, Technology,
Engineering, Arts, and Mathematics), HOTS (Higher
Order Thinking Skills), Tuntutan Kompetensi Abad 21 atau
4C (Comunication, Collaboration, Critical Thinking,
Creativity), kemampuan literasi, dan unsur-unsur lain yang
terintegrasi dalam komponen maupun tahapan rencana
pembelajarannya.
26. Karakteristik rancangan pembelajaran inovatif abad 21
beserta penerapannya dalam RPP antara lain
1) Kolaborasi peserta didik dengan guru
2) Berorientasi HOTS ( Higher Order Thinking Skill
)
3) Mengintegrasikan Teknologi Informasi dan
Komunikasi ( ICT )
4) Berorientasi pada keterampilan belajar dan
mengembangkan keterampilan Abad 21 (4C )
5) Mengembangkan kemampuan literasi
6) Penguatan pendidikan karakter ( PKK )

27. Student centered merupakan proses pembelajaran yang


seluruh kegiatan dipusatkan pada anak dan minat anak
sehingga anak yang mendominasi proses pembelajaran
28. SCA (student centered approach) inisiatif anak
merupakan penentu keberlangsungan proses
pembelajaran. Anak-anak melakukan eksplorasi dengan
lingkungan dan tidak dimonopoli guru.
29. Student centered learning merupakan suatu
pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai
pusat dari proses belajar. Model pembelajaran berpusat
pada siswa (student centered learning) berbeda dari
pembelajaran berpusat pada guru (instructor centered
learning) yang menekankan pada transfer pengetahuan
dari guru ke murid yang relatif bersikap pasif.
30. Konsep student centered approach yang penting
adalah belajarnya siswa.Guru secara sadar menempatkan
perhatian yang lebih banyak pada keterlibatan, inisiatif,
dan interaksi sosial siswa. Kegiatan pembelajaran yang
menggunakan student centered approach menghargai
keunikan tiap individu dari diri setiap anak, baik dalam
minat, bakat, pendapat serta cara dan gaya belajar
masing-masing anak
31. HOTS (Higher Order Thinking Skill)
Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir
kompleks dalam menguraikan materi, membuat
kesimpulan, membangun representasi, menganalisis, dan
membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas
mental yang paling dasar
32. Penyususan Rancangan PembelajaranInovatif
1) Unsur – usur pembelajaran inovatif seperti
TPACK,Neuroscience,STEAM,PPK, termasuk
keterampilan abad 21-4C, literasi, dan HOT, bisa
diintegrasikan atau ditetapkan dalam RPP pada
komponen IPK, Rumusan Tujuan,Aktivitas
Pendahuluan, Inti, Penutu Pembelajaran, dan
Komponen Penilaian Pembelajaran.
2) Harus memahami isi dan susuana RPP yang Anda
tulis sendiri dengan memuat komponen dan
menerapkan prinsip – prinsip RPP sesuai
Permendikbud No.22 Tahun 2016.

Kegiatan Belajar 2
33. Rancangan Pembelajaran Inovatif dengan Pendekatan
STEAM adalah segala persiapan pelaksanaan
pembelajaran yang menerapkan unsur-unsur pendekatan
STEAM baik secara tertanam (embedded) maupun
terintegrasi (integrated) dalam komponen maupun
tahapan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
34. Prinsip SMART (Specific, Measurable, Achievable,
Relevance atau Realistic, dan Timely atau Timebound)
1) Specific berarti tujuan pembelajaran harus jelas yaitu
hanya mengandung satu kata kerja operasional
2) Measurable menekankan pada pentingnya kriteria
yang digunakan untuk mengukur besarnya kemajuan
yang dibuat dalam mencapai target
3) Achievable berarti target harus realistis dan dapat
dicapai.
4) Relevance atau Realistic memiliki arti memilih tujuan
pembelajaran yang tepat dan berhubungan erat
dengan kehidupan seharihari siswa.
5) Timely atau Timebound menekankan pada pentingnya
menempatkan tujuan dengan kerangka waktu, yakni
6) memberikan batas waktu pencapaian tujuan yang
jelas
35. Model-model pembelajaran yang cocok untuk
pendekatan pembelajaran STEAM antara lain:
Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry-Based Learning);
Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery Based
Learning), Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning) dan Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project Based Learning)
36. Ada 2 pendekatan untuk dapat menentukan sumber
belajar dalam pembelajaran STEAM. Pertama adalah
pendekatan ”by design” dan kedua adalah pendekatan
”by utilization”. Pada pendekatan by design, tujuan
pembelajaran dijadikan sebagai acuan. Sedangkan
pendekatan by utilization, kondisi dan kesiapan atau
keberadaan fasilitas TIK-nya itulah yang dijadikan sebagai
patokan. Jadi, dalam pendekatan by utilization, kita
berangkat dari apa yang kita miliki atau apa yang ada di
sekolah maupun lingkungan sekitar
37. Langkah-langkah Perancangan Pembelajaran Inovatif
dengan pendekatan STEAM
1) Merumuskantujuanpembelajaran
2) Menganalisismateripembelajaran
3) Menentukan model, dan metodepembelajaran
4) Menentukan media, alat , dan sumberbelajar
5) Menyusun Langkah – Langkah pembelajaran
6) Penilaianpembelajaran
7) Menyusun kegiatantindaklanjut

Kegiatan Belajar 3
38. Pembelajaran “blended learning” adalah terjadinya
belajar peserta didik secara optimal sesuai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
39. Tujuan dilaksanakannya strategi pembelajaran
“blended learning” adalah untuk mengkombinasikan
kelebihan pembelajaran tatap muka dan kelebihan
pembelajaran online.
40. Model pembelajaran “blended learning” secara umum
dapat di kelompokkan menjadi 4 model, yaitu: rotation
model (model rotasi), flex model (model fleksibel), self-
blend model (model pengaturan diri), dan enriched-virtual
model; dimana rotation model sendiri dapat
dikelompokkan lagi ke dalam 4 model, yaitu: station
rotation model, lab rotation model, flipped classroom
model, dan individual rotation model aplikasi e-learning
yang tersedia di internet yang dapat di akses secara gratis
untuk memprogram kegiatan belajar
41. Langkah – Langkah Perencanaan Pembelajaran “
Blended Learning “
1) Menentukan model pembelajaran “ blended learning”
2) Menyusun RPP “ blended learning “
3) Menyiapkan bahan, alat / media, dan sumber belajar
tatap muka dan daring.
42. Pemanfaatan teknologi e- learning untuk
pembelajaran online
1) Teknologi e – learning dengan aplikasi cisco webex
2) Teknologi online learning dengan aplikasi SEVIMA
EdLink
3) Teknologi e – learning dengan aplikasi google
classroom
4) Teknologi e – learning dengan aplikasi Zoom Cloud
Meeting
5) Teknologi e – learning dengan aplikasi Edmodo
6) Teknologi e – learning dengan aplikasi Moodle
7) Teknologi e – leraning dengan aplikasi Schoology
43. Aplikasi Cisco WebEx memiliki beberapa layanan,
yaitu:
1) Cisco WebEx Meeting Center. Layanan ini
memberikan kemudahan bagi pengguna untuk
bertemu dalam jaringan secara langsung dan nyata,
serta mengurangi batasan, mengurangi waktu untuk
menyelesaikan masalah, dan waktu dalam bekerja
bersama.
2) Cisco WebEx Training Center. Layanan ini
memberikan lingkungan belajar yang dinamis kepada
pengguna (guru/siswa) dengan ruang kelas dalam
jaringan. Pelatihan bisa dilakukan dalam waktu yang
nyata, kehadiran di data secara otomatis, dan umpan
balik bisa dikirim secara instan.
3) Cisco WebEx Event Center. Melalui layanan ini
sekolah dapat mengatur jadwal dalam rangka untuk
menyepakati pelaksanaan kegiatan pembelajaran
online antara guru dan siswa.
4) Cisco WebEx Support Center. WeBex menawarkan
dukungan teknis yang berkelas dunia. Melayani
koneksi dengan sekali klik secara nyata, pengiriman
data dengan dua arah, masuk kedalam komputer meja
klien sebagai penyelenggara, dan mengatur staf
dengan pemantauan secara berkala.
5) Cisco WebEx Connect. Fitur ini memberikan layanan
untuk berkomunikasi lebih efektif, menginformasikan
keputusan secara lebih cepat, dan mengurangi
ongkos perjalanan. Pengguna dapat memanfaatkan
dukungan Instan Messenger, suara, Voice over IP,
video, file sharing, dan konferensi Jejaring Jagat
Jembar/web yang terintegrasi.
6) Cisco WebEx Mail. Melalui fitur ini biaya menjadi lebih
efektif dengan dukungan Microsoft Outlook, kapasitas
penyimpanan data yang besar, dan akses yang aman
bagi para pengguna.
44. Teknologi online learning dengan aplikasi SEVIMA
EdLink adalah aplikasi berbasis android yang
dikhususkan untuk dunia pendidikan dalam membantu
dosen/guru menghemat waktu, menjaga kelas tetap
teratur, dan meningkatkan komunikasi dengan peserta
didik
45. Teknologi e-learning dengan aplikasi Google
Classroom (atau dalam bahasa Indonesia yaitu Ruang
Kelas Google) adalah suatu serambi pembelajaran
campuran yang diperuntukkan terhadap setiap ruang
lingkup pendidikan yang dimaksudkan untuk menemukan
jalan keluar atas kesulitan dalam membuat, membagikan
dan menggolong- golongkan setiap penugasan tanpa
kertas
46. Teknologi e-learning dengan aplikasi Zoom Cloud
Meeting
Zoom CLoud Meeting menyediakan berbagai fitur yang
menunjang sesi meeting anda menjadi semakin menarik.
1) Fitur Raise Hand (Mengangkat Tangan). Fitur ini
memberikan layanan tanya jawab pada suatu meeting.
2) Fitur Sharing Screen (Menampilkan Layar Host Ke
Peserta). Fitur sharing screen memiliki peran penting
dalam sebuah Aplikasi Meeting, yaitu bagaimana host
bisa melakukan sharing screen atau menampilkan
layar monitornya kepada peserta yang lain
47. Teknologi e-learning dengan aplikasi Edmodo adalah
platform pembelajaran berbasis jejaring sosial yang
diperuntukan untuk guru, murid sekaligus orang tua
murid.
48. MOODLE (singkatan dari Modular Object-Oriented
Dynamic Learning Environment) adalah paket perangkat
lunak yang diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis
internet dan situs web yang menggunakan prinsip social
constructionist pedagogy
49. Teknologi e-learning dengan aplikasi Schoology
adalah Learning Management System (LMS) yang
menyediakan layanan bagi user untuk membuat,
mengatur, dan membagikan file.

Kegiatan Belajar 4
50. PjBL merupakan pendekatan inovatif yang mengajarkan
beragam strategi untuk mencapai kesuksesan abad 21
(Bell, 2010), membantu peserta didik mengembangkan
keterampilan abad 21 (Ravitz et.al, 2011), meningkatkan
tanggungjawab (Johann et.al, 2006), melatih pemecahan
masalah, self direction, komunikasi, dan kreativitas
(Wurdinger & Qureshi, 2015).Ciri khas dari pembelajaran
PjBL adalah dihasilkannya suatu produk sebagai bentuk
hasil belajar. PjBL dipandu oleh pertanyaan menantang.
51. Merancang Pembelajaran Project Basis Learning
1) Menelaah KI dan KD mana yang cocok
2) Menulis Identitas
3) Menuliskan Indikator
4) Menuliskan tujuan pembelajaran
5) Menentukan metode pembelajaran
6) Menuliskan sumber belajar
7) Menentukan langkah – langkah pembelajaran
8) Menilai hasil pembelajaran
2 Daftar materi yang sulit 18. Merancang pembelajaran STEAM
dipahami di modul ini 19. Merancang Pembelajaran Blended Learning

3 Daftar materi yang sering 8. Pembelajaran STEAM dengan STEM


mengalami miskonsepsi 9. Merancang pembelajaran PjBL dengan PBL

Anda mungkin juga menyukai