Anda di halaman 1dari 36

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul MODUL 1 KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN


Judul Kegiatan 1. Konsep Dasar, Rasional, dan Landasan Ilmu Pendidikan
Belajar (KB) 2. Karakteristik Peserta Didik
3. Teori Belajar dan Implikasinya Dalam Pembelajaran
4. Kurikulum Pendidikan di Indonesia
N Butir Refleksi Respon/Jawaban
o
1 Daftar peta KEGIATAN BELAJAR 1
konsep (istilah 1. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
dan definisi) di belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
modul ini 2. Guru yang kompeten adalah guru yang memiliki kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial
yang berkualitas dan seimbang antara softskill dan hardskill.
3. Landasan merupakan suatu dasar pijakan atau fondasi tempat berdirinya sesuatu
4. Landasan material : Landasan yang bersifat fisik atau berwujud seperti sarana prasarana, peserta didik, dan lingkungan
5. Landasan konseptual : Bersifat asumsi atau teori-teori, contohnya adalah UUD 1945 dan teori pendidikan.
6. Landasan filosofis pendidikan adalah pandangan-pandangan yang bersumber dari filsafat pendidikan mengenai hakikat manusia, hakikat ilmu,
nilai serta perilaku yang dinilai baik dan dijalankan setiap lembaga pendidikan.
7. Esensialisme : Mahzab filsafat pendidikan yang menerapkan prinsip idealisme dan realisme secara eklektis
8. Perenialisme : menekankan pada keabadian atau ketetapan atau kenikmatan yaitu hal-hal yang ada sepanjang masa.
9. Progresivisme : perubahan untuk maju
10. Rekonstruksialisme : suatu kelanjutan yang logis dari cara berfikir progresif dalam pendidikan yang menempatkan sekolah atau lembaga
pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.
11. Ontologi : suatu cabang filsafat atau ilmu yang mempelajari suatu yang ada atau berwujud berdasarkan logika sehingga diterima oleh akal
manusia yang bersifat rasional dapat difikirkan dan sudah terbukti keabsahannya.
12. Landasan yuridis pendidikan adalah aspek-aspek hukum yang mendasari dan melandasi penyelenggaraan pendidikan (Arif Rohman,
2013).Beberapa landasan hukum sistem pendidikan di Indonesia:
- Pasal 31 UUD 1945 tentang pendidikan nasional
- Undang-undang tentang pokok pendidikan dan kebudayaan
- Peraturan Pemerintah
13. Landasan empiris terdiri dari landasan psikologis (ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan), historis, dan sosiologis.
14. Landasan psikologi dalam pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari studi ilmiah tentang kehidupan manusia pada umumnya serta
gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi
manusia yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan (Robandi, 2005:25)
15. Tiga (3) kelas psikologi belajar yang berkembang saat ini:
- Teori didiplin daya/disipln mental (faculty theory): memiliki potensi/daya tertentu(daya ingat, berfikir, berpendapat)
- Behaviorisme: bersifat nyata, dapat dilihat dan diamati untuk membentuk hubungan stimulus-respon.
- Organismic/ Cognitive Gestalt Field: keseluruhan lebih bermakna (memecahkan masalah)
16. Landasan sosiologis adalah landasan bersumber pada norma kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa sehingga tercipta nilai-nilai
sosial yang dalam perkembangannya menjadi norma-norma sosial yang mengikat kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh masing-
masing anggota masyarakat (Robandi, 2005: 26).
17. Landasan historis pendidikan nasional di Indonesia tidak terlepas dari sejarah bangsa indonesia itu sendiri.
18. Enam (6) tonggak pendidikan Indonesia di masa lampau:
- Pendidikan tradisional
- Pendidikan kolonial barat
- Pendidikan kolonial jepang
- Pendidikan zaman kemerdekaan
- Pendidikan zaman orde lama dan baru
- Penddikan zaman reformasi
19. Landasan religi adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktik pendidikan dan atau
studi pendidikan (Hasubllah, 2008).
20. Landasan religius ilmu pendidikan bertolak dari hakikat manusia, yaitu:
- Manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
- Manusia sebagai kesatuan badan dan rohani
- Manusia sebagai makhluk individu
- Manusia sebagai makhluk sosial
KEGIATAN BELAJAR 2
1. Karakteristik peserta didik dapat diartikan keseluruhan pola kelakukan atau kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai hasil dari
pembawaan dan lingkungan, sehingga menentukan aktivitasnya dalam mencapai cita-cita atau tujuannya.

2. Karakter peserta didik meliputi:


- Etnik/ suku bangsa
- Kultural (kesenian, kepercayaan, norma, kebiasaan dan adat istiadat)
- Status sosial (pekerjaan, kesehatan, kekayaan, kedudukan, dan penghasilan yang berbeda-beda)
- Minat diartikan sebagai suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivits. Indikator minat meliputi :
perasaan senang, ketertarikan peserta didik, perhatian dalam belajar, keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran,
manfaat dan fungsi mata pelajaran.
- Perkembangan kognitif
- Kemampuan/ pengetahuan awal : pengetahuan/ keterampilan yang lebih rendah dari apa yang akan dipelajari.
- Gaya belajar : cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses
informasi tersebut. Gaya belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu visual, auditif, dan kinestetik.
- Motivasi : suatu kondidi yang menyebabkan/ menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan
pada tingkah laku tersebut.
- Perkembangan emosi (perasaan senang, aman, semangat, sedih, tahut, dll)
- Perkembangan sosial : kemampuan anak untuk berinteaksi dengan lingkungannya.
- Perkembangangan moral dan spiritual.
- Perkembangan motorik : perkembangan gerakan jasmaniah melakui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang
terkordinasi.
3. Tiga (3) tahap perkembangan moral anak/peserta didik:
- Tahap preconventional (6-10 tahun)
- Tahap conventinal (10-17 tahun)
- Tahap post conventional (17-28 tahun)
4. Motorik kasar : gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi kematanagan
anak itu sendiri.
5. otorik halus : gerakan menggunakan otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih

KEGIATAN BELAJAR 3
Teori belajar Behavioristik
1. Teori belajar behavioristik dikenal dengan teori belajar perilaku.
2. Behavioristik memandang bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antar stimulus dan respon
(Robert, 2014)
3. Tokoh-tokoh aliran behavioristik :
a. Edward Lee Thorndike (1871 – 1949)
- Disebut sebagai aliran koneksionisme (conectionism)
- Belajar : proses interaksi antara stimulus (S) dan respon (R)
- Mengemukakan beberapa hukum belajar: hukum kesiapan (law of readiness), hukum latihan (law of exercise), hukum akibat (law of effect).

b. Jhon Broades Watson (1878 – 1958)


- Mengembangkan teori Conditioning
- Belajar : hasil dari adanya stimulus dan respon (S – R)
c. Edwin Ray Guthrie (1886 – 1959)
- Hubungan antara stimulus dan respon bersifat sementara. Oleh sebab itu perlu sesering mungkin memberikan stimulus
dalam kegiatan belajar agar muncul sifat lebih kuat dan menetap.
- Hukuman (punishment) memegang peran penting dalam proses belajar.
d. Burrhusm Frederic Skinner (1904 – 1990)
- Teori operant conditioning dengan enam konsep : penguatan positif negatif, shapping, pendekatan, suksetif, extinction, chaianing of respon,
dan jadwal penguatan.
- Belajar merupakan perubahan-perubahan perilaku yang tersemin dalam kekerapan respon yang merupakan fungsi dari
kejadian dalam lingkungan kondisi.
- Tidak menganjurkan hukuman dalam kegiatan belajar
Teori belajar kognitif
4. Teori belajar kognitif : lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar
5. Sering disebut sebagai model belajar perseptual
6. Belajar : suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan aspek-aspek kejiwaan lainnya
7. Tokoh-tokoh aliran kogniktif:
a. Jean Piaget (1896 – 1980)
- Perkembangan kognitif : merupakan proses genetik yaitu proses yang didasarkan pada mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf.
- Tiga tahap proses belajar menurut Piaget:
1. Asimilasi : proses pengintegrasian informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada.
2. Akomodasi : proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru.
3. Equilibrasi : penyesuaian kesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.
- Tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Piaget:
1. Tahap sensorimotor (0-2 tahun)
2. Tahap praoprasional (2-7/8 tahun)
3. Tahap oprasional konkret
4. Tahap oprasional formal
b. Jerome Brunner (1915 – 2016)
- Disebut free discovery learning
- Tahap perkembangan kognitif menurut Brunner:
1. Tahap enaktif : dalam memahami dunia sekitarnya anak menggunakan pengetahuan motor.
2. Tahap ikonik : dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui bentuk perumpaan dan perbandingan.
3. Tahap simbolik : dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui simbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya
c. David Ausubel (1918 – 2008)
- Peserta didik akan belajar dengan baik jika isi pelajaran (intructional content) sebelumnya didefenisikan dan kemudian dipresentasikan
dengan baik dan tepat kepada peserta didik (advance organizer)
- advance organizer : konsep/ informasi umum yang mewadahi semua isi pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik.
- Dua fase dalam menerapkan teori belajar Ausubel :
1. Fase perencanaan (menetapkan tujuan pembelajaran, mendiagnosis latar belakang pengetahuan peseta didik, membuat struktur materi,
memformulasikan advance organizer)
2. Fase pelaksanaan

Teori belajar Konstruktivistik


8. Belajar : sebagai proses pembentukan (kontruksi) pengetahuan oleh peserta didik itu sendiri.
9. Ciri-ciri belajar konstruktivisme yang dikemukakan oleh Driver dan Oldhan:
- Orientasi
- Elitasi
- Restrukturisasi ide
- Penggunaan ide baru dalam setiap situasi
- Review
10. Evaluasi belajar pandangan konstruktivistik menggunakan goal-free evaluation yaitu suatu konstruksi untuk mengatasi kelemahan evaluasi pada
tujuan spesifik.
11. Tokoh aliran teori belajar konstruktivistik:
a. Pengetahuan menurut Lev Vygotsky (1896 – 1934)
- Teori belajar ko-konstruktivistik /teori belajar sosio kultural merupakan teori belajar yang titik teekan utamanya adalah pada bagaimana
seseorang belajar dengan bantuan orang lain dalam suatu zona keterbatasan dirinya yaitu zona proksimal developmen (ZPD) atau zona
perkembangan proksimal dan mediasi.
- Tiga konsep utama:
1. Hukum genetika tentang perkembangan
2. Zona perkembangan proksimal
3. Mediasi

Teori belajar humanistik


12. Teori humanistik sangat mementingan isi yang dipelajari dari pada proses belajar.
13. Teori humanistik akan memanfaatakan teori-teori apapun asal tujuannya memanusiakan manusia.
14. Tokoh-tokoh aliran humanistik:
a. Pandangan David A. Kolb terhadap belajar
- Membagi tahap belajar menjadi:
1. Pengalaman konkrit
2. Pengamatan aktif dan reflektif
3. Konseptualisasi
4. Eksperimen aktif
b. Pandangan Petr Honey dan Alan Mumford terhadap belajar
- Menggolongkan peserta didik atas empat tipe:
1. Peserta didik tipe aktivis
2. Peserta didik tipe reflektor
3. Peserta ddik tipe teoris
4. Peserta didik tipe pragmatis
c. Pandangan Jurgrn Hubermas terhadap belajar
- Membagi tiga macam tipe belajar:
1. Technical leraning (belajar teknis)
2. Practical elarning (belajar praktis)
3. Emancpatory learning (belajar emansipatori)
d. pandangan Benjamin Samuel Bloom (1913 – 1999) dan David Krathwohl (1921 – 2016) terhadap belajar
- tiga kawasan taksonmi Bloom:
1. kawasan kognitif (mengingaat, mengerti, memakai,menganalisis, menilai, mencipta)
2. kawasan afektif (penerimaan, pemberian respon, pemberian nilai/penghargaan, pengorganisasian, karakterisasi)
3. kawasan psikomotor (peniruan, penggunaan, ketepatan, peangkaian, naturalisasi)

KEGIATAN BELAJAR 4
1. Kurikulum : serangkaian mata pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik mulai dari awal sampai dengan mengakhiri program pendidikan.
2. Kurikulum sebagai daftar mata pelajaran
3. Kurikulum sebagai pengalaman belajar siswa
4. Kurikulum sebagai rencana atau program belajar
5. Perkembangan kurikulum di Indonesia setelah indonesia merdeka:
- Kurikulum 1947
- Kurikulum 1952
- Kurikulum 1964
- Kurikulum1968
- Kurikulum 1975
- Kurikulum 1984
- Kurikulum 1994
- Kurikulum berbasis kompetensi 2004
- Kurikulum 2013
6. Tiga jenis kurikulum di Indonesia:
- Kurikulum sebagai rencana pelajaran (kurikulum 1947 – 1968)
- Kurikulum berbasis pada pencapaian tujuan (kurikulum 1975 – 1994)
- Kurikulum berbasis kompetensi (kurikulum 2004 – 2013)
7. Tiga peran kurikulum (Wina Sanjaya;2008)
- Peran konservatif
- Peran kreatif
- Peran kritis dan evaluatif
8. Empat fungsi isi kurikulum menurut Mcneil (2006):
- Fungsi pendidikan umum
- Suplementasi
- Eksplorasi
- Keahlian
9. Komponen kurikulum:
- Tujuan
- Isi
- Aktivitas belajar
- Evaluasi
10. Pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta
bagaimana harus mempelajarinya
11. Seller dan Miller (1985) mengemukakan bahwa proses pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus.
12. Beberapa prinsip pengembangan kurikulum:
- Prinsip relevansi : terbagi menjasi dua jenis, relevansi internal dan relevansi eksternal
- Prinsip fleksibilitas
- Prinsip kontinuitas
- Prinsip efektivitas
- Prinsip efisiensi
13. Strategi penerapan kurikulum:
- Kesiapan guru menerima perubahan
- Keterbukaan pola pikir
14. Tantangan krikulum yang harus dihadapi di era masa depan adalah:
- Bonus demografi
- Teknolog di ruang kelas
- Globalisasi dan perubahan kebijakan pendidikan
- Pendidikan abad 21
2 Daftar materi
yang sulit 1. Landasan ilmu pendidikan
dipahami di 2. Penerapan landasan ilmu pendidikan dalam praktik pendidikan
modul ini 3. Implikasi teori Behavioristik, Kognitif, Konstruktivistik, dan Humanistik dalam kegiatan pembelajaran
4. Peran, fungsi dan komponen kurikulum
3 Daftar materi
yang sering 1. Perkembangan moral dan spiritual
2. Perubahan-perubahan kurikulum di Indonesia
mengalami
miskonsepsi
Judul Modul MODUL 2 PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21
Judul Kegiatan 1. Karakteristik Pembelajaran Abad 21
Belajar (KB) 2. Profil dan Kompetensi Guru Abad 21
3. Tugas Pokok dan Funfsi Guru Abad 21
4. Strategi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta KEGIATAN BELAJAR 1
konsep (istilah Karakteristik Pembelajaran Abad 21
dan definisi) 1. Big data merupakan kumpulan data dalam skala besar dan kompleks yang dapat menjadi sumber belajar potensial.
di modul ini 2. Contoh aplikasi big data adalah massive open online course (MOOC) yaitu suatu sistem pembelajaran yang diselenggarakan secara online,
ditawarkan secara besar-besaran dan terbuka.
3. “fenomena disrupsi” dalam dunia pendidikan:
- Belajar tidak lagi terbatas pada paket-paket pengetahuan terstruktur namun belajar tanpa batas sesuai minat (continuum learning)
- Pola belajar menjasi lebih informal
- Keterampilan belajar mandiri (self motivates learning) semakin berperan penting
- Banyak cara untuk belajar dan banyak sumber yang bisa diakses seiring pertumbuhan MOOC secara besar-besaran
4. Komponen pembelajaran abad 21 yang meningkat interaksinya satu sama lain yaitu:
- Aktivitas instruktur/ guru/ mentor/ fasilitator
- Desain pembelajaran online
- Data sebagai sumber belajar (big daya)
- Strategi pembelajaran online
- Unjuk kerja peserta didik
5. Orientasi pembelajaran di Indonesia:
- Berpikir kritis dan penyelesaian masalah (critical thinking and problem solving)
- Kreatifitas dan inovasi (creativity and innovation)
- Pemahaman lintas budaya (cross cultural understanding)
- Komunikasi, litersi informasi dan media (media literacy, information, and communication skill)
- Komputer dan literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (computing and ICT literacy)
- Karir dan kehidupan (life and career skill)

Karakteristik peserta didik abad 21


6. Generasi z di Indonesia : mereka yang lahir sekitar tahum 1995 setelah layana internet pertama oleh indonet di Indonesia tersedia pada tahun
1994.
7. Karakteristik generasi z:
- Menyukai kebebasan dalam belajar (self directed learning)
- Suka mempelajari hal-hal yang praktis
- Nyaman dengan lingkungan yang terhubung dengan jaringan internet
- Lebih suka berkomunikasi dengan gambar images, ikon, dan simbol-simbol daripada teks
- Memiliki rentang perhatian pendek (short attention span) atau sulit untuk berkonsentrasi dalam jangka waktu lama.
- Beinteraksi secara kompleks dengan media smartphone, televisi, laptop, desktop, dan iPod
- Lebih suka membangun eksistensi di media sosial daripada di lingkungan nyata

Peran guru dalam pembelajaran abad 21


8. Beberapa hal sederhana yang dapat membangun iklim positif bagi generasi z:
- Kurangi kebiasaan berdiri di depan kelas dan di tengah kelas sebagai satu-satunya sumber dan pusat perhatian
- Guru lebih berperan sebagai mentor pendamping, pembimbing, dan pelatih dengan kebijaksanaan, pengetahuan dan
pengalaman.
- Memotivasi peserta didikk untuk mencapai tujuan yang telah dipilih melalui inspirasi-inspirasi baru.
- Peran guru adalah memberi saran atas protes dan hasil belajar peserta didik sehingga perlu memfokuskan diri kepada
monitoring proses belajar peserta didik.

Model-model pembelajaran abad 21


9. Model-model pembelajaran abad 21 yang dipandang potensial dalam pembelajaran abad 21:
- Discovery learning
- Pembelajaran berbasis proyek
- Pembelajaran berbasis masalah dan penyelidikan
- Belajar berdasarkan pengalaman sendiri (self directed learning/ SDL)
- Pembelajaran kontekstual (melakukan)
- Bermain peran dan simulasi
- Pembelajaran kooperatif
- Pembelajaran kolaboratif
- Diskusi kelompok kecil
10. Konsep TPACK melibatkan 7 domain pengetahuan dikarenakan ada irisan atau sintesa baru yaitu:
- Pengetahuan materi (content knowladge/CK) yaitu penguasaan bidang studi/materi pembelajaran
- Pengetahuan pedagogis (pedagogical knowledge/PK) pengetahuan tentang proses dan strategi belajar
- Pengetahuan teknologi (technological content knowledge/TK) yaitu pengetahuan bagaimana menggunakan teknologi digital
- Pengetahuan pedagogi dan materi (pedagogical content knowladge/ PCK) yaitu gabungan pengetahuan tentang bidang studi atau materi
pembelajaran dengan proses dan strategi pembelajaran.
- Pengetahuan teknologi dan materi (technological content knowledge/ TCK) yaitu pengetahuan tentang teknologi digital dan pengetahuan
bidang studi atau materi pembelajaran)
- Pengetahuan tentang teknologi dan pedagogi (technological pedagogical knoledge/ TPK) yaitu pengetahuan tentang teknologi digital dan
pengetahuan mengenai proses dan strategi pembelajaran
- Pengetahuan tentang teknologi, pedagogi, dan materi (technologcal, pedagogical, content knowledge/TPCK) yaitu pengetahuan tentang
teknlogi digital, pengetahuan tentang proses dan strategi pembelajaran, pengetahuan tentang bidang studi atau materi pembelajaran.
11. Penerapan TPACK mencakup 5 area:
- Bidang studi
- Peserta didik
- Kurikulum
- Penilaian
- Praktek mengajar.
12. 8 domaian penerapan TPACK:
- Menggunakan TIK untuk menilai peserta didik
- Menggunakan TIK untuk memahami materi pembelajaran
- Mengintegrasikan TIK untuk memahami peserta didik
- Mengintegrasikan TIK dalam rancangan kurikulum termasuk kebijakan
- Mengintegrasikan TIK untuk menyajikan data
- Mengintegrasikan TIK dalam strategi pembelajaran
- Menerapkan TIK untuk pengelolaan pembelajaran
- Mengintegrasikan TIK dalam konteks mengajar

KEGIATAN BELAJAR 2
Profil guru efektif abad 21
1. 4 tipe guru :
- Guru medioker (mediocere teacher) : monoton, mata lebih suka melihat buku dan membacanya, selalu duduk dan
berdiri di depan kelas, pendapatnya seolah kebenaran mutlak, dan peserta didik lebih banyak mendengar suara guru.
- Guru yang baik (good teacher) : terampil memahami materi pembelajaran dan mentansfer pengetahuan yang
sebenarnya bisa digantikan teknologi.
- Guru superior (demonstrates) : sudah mampu menciptakan pembelajaran yang brbasis peserta didik namun dirinya
tetap aktif
- Great teacher (inspires) : memiliki literasi TIK yang baik, pandai beranalogi, bermetafora, dapat menyelami perasaan
peserta didik, ramah dan berwibawa.
2. Kompetensi esensi guru efektif di indonesia abad 21:
- Guru efektif berangkat dari pemahaman peserta didiknya bukan gelas kosong
- Aktif memahami konteks berfikir peserta didik dan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan spesifikasi
- Guru efektif mengajarkan materi pelajarn secara mendalam dengan banyak contoh dan memberikan fodasi yang kuat
akan pengetahuan faktual.
- Guru efektif lebih fokus pengembangan keterampilan metakognisi dan mengintegrasikan keterampilan metakognisi
dalam kurikulum untuk beragam bidang studi
- Guru efektif selain memahami materi, juga menguasai beragam strategi pembelajaran yang memudahkan peserta
didik belajar.
3. Karakteristik guru abad 21:
- Memiliki semangat dan etos kerja yang tinggi disertai kualitas keimanan dan ketakwaan yang mantap
- Mampu memanfaatkan iptek sesuai tuntutan lingkungan sosial dan budaya di sekitarnya
- Berperilaku profesional tinggi dalam mengemban tugas dan menjalankan profesi
- Memlki wawasan ke depan yang luas dan tidak picik dalam memandang berbagai permasalahan
- Memiliki keteladanan moral serta rasa estetika yang tingggi
- Mengembangkan prinsip kerja bersaing dan bersanding
4. Lima faktor agar dapat profesional:
- Sikap keinginan untuk mewujudkan kinerja ideal
- Sikap memelihara citra profesi
- Sikap selalu aada keinginan untuk mengejar kesempatan-kesempatan profesionalisme
- Sikap mental selalu ingin mengejar kualitas cita-cita profesi
- Sikap mental yang mempunyai kebanggaan profes
5. Ciri-ciri guru yang profesional menurut Tilaar (1998):
- Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang
- Memiliki keterampilan untuk membangkitkan minat peserta didik
- Memliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat
- Sikap profesionalnya berkembang secara berkesinambungan
- Menguasai subjek (kandungan kurikulum)
- Mahir dan berketramplan dalam pedagogi (pengajaran dan pembelajaran)
- Memahami perkembangan murid-murid dan menyayangi mereka
- Memahami psikologi pembelajaran
- Memiliki kemahiran konseling
6. Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik meliputi:
a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, ssial, kultural, emosional, dan intelektual
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/ bidang pengembangan yang diampuh
d. Penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran
f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimiliki
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santuk dengan peserta didik
h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran
j. Melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
7. Kompetensi kepribadian
Kmpetensi inti kepribadian:
a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia
b. Menampilkan diri yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa
d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
8. Kompetensi sosial:
a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi
fisik, latar belakang keluarga dan sosial ekonomi
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidkan, orang tua, dan
masyarakat.
c. Beradaptasi sesuai tempat ketika bertugas di seluruh wilayah Indonesia yang memiliki keragam ssosial budaya.
9. Komptensi profesional:
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu sesuai
jenjang pendidikan
b. Menguasai standart kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/ bidang pengembangan yang diampu
c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri
10. Kompetensi guru abad 21 yang memesona
- Guru harus bisa menjadi teman belajar (co learner) yang menyenangkan, pandai membuat analogi materi yang sulit
dengan padanan sehingga mudah dipahami.
- Pandai membuat metafora atau perumpamaan sebagai strategi sehingga peserta didik mudah menangkap esensi
sebuah materi
- Canggih
- Humoris namun tegas dan disiplin
- Pandai berempati dan menyayangi peserta didik
- Memiliki rasa kesepenuh hatian dan menyadari apa yang dilakukan adalah panggilan jiwa.

KEGIATAN BELAJAR 3
Profesi guru dalam pandangan Yuridis
1. Berdasarkan Undang-undang Guru dan Dosen no 14 tahun 2005 pasal 1 ayat (1) guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formala, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
2. Tiga jenis tugas guru:
- Tugas terkait bidang profesi
- Tugas terkait bidang kemanusiaan
- Tugas terkait bidang kemasyarakatan
3. Tugas pokok guru:
- Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan
a. Pengkajian kurikulum
b. Pengkajian program tahunan (prota) dan program semester (promes)
c. Penyusunan silabus
d. Pembuatan RPP
- Melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan
- Melaksanakan penilaian
- Membimbing, mendidik, dan melatih
- Melaksanakan tugas tambahan
4. Kesinambungan vertical : pendidikan selain untuk pengembangan potensi secara sistematis juga menjadi dasar penyiapan memasuki jenjang
yang lebih tinggi.
5. Kesinambungan horisontal : kesinambungan antar bidang studi
6. Tiga komponen penting dalam kegiatan penilaian:
- Teknik penilaian
- Bentuk instrumen
- Contoh instrumen
7. Penilaian pembelajaran abad 21:
- Penilaian otentik sesuai materi dan keterampilan yang sedang dipelajari
- Penilaian portofolio dan e-portofolio
- Penilaian tradisional
8. E-portfolio adalah rekaman elektronik atau digital yang disusun oleh pengguna dan biasanya disimpan di internet untuk menunjukkan
kemampuan, pencapaian dan pertumbuhan di satu atau lebih area.
9. Model ASSURE dalam penggunaan dalam penggunaan media yaitu:
- Analisis karakteristik peserta didik (Analyze leaner)
- Menyatakan tujuan (State objective)
- Memilih metode dan media (Select methods and media)
- Penggunaan media (Utilize media)
- Melibatkan peserta didik berinteraksi dengan media (Require learner participation)
- Melakukan evaluasi (Evalution)
10. POBATEL (pesan, bahan, alat, teknik, dan lingkungan)
11. Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan utama yang dilakukan dengan menggunakan alokasi waktu yang telah ditentukan dalam program
sekolah
12. Kegiatan kokurikuler : kegiatan memperdalam dan menghayati materi pelajaran yang telah dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler di dalam
kelas
13. Kegiatan ekstrakurikuler : untuk memperluas pengetahuan siswa, mengembangkan nilai-nilai atau sikap dan menerapkan pengetahuan yang
telah dipelajari siswa dalam mata pelajaran inti dan pilihan.
14. Tiga pendekatan untuk melaksanakan tugas penilaian:
- Mengukur pencapaian hasil belajar setelah pembelajaran berlangsung (assesment of learning)
- Penilaian proses pembelajaran saat pembelajaran masih berlangsung (assesment for learning)
- Penilaian saat pembelajaran berlangsung melibatkan peserta didik (assesment as learning)
15. Komponen program tahunan:

identitas
satuan
pendidikan

mata
keterangan
pelajaran

komponen
alokasi
prota tahun
waktu pelajaran

kompetensi standar
dasar kompetensi

16. Komponen Program Semester

Identitas mata
pelajaran

kelas/
Keterangan
semester

Waktu
komponen Tahun

prosem
pelajaran

Pokok Tema/
bahasan/sub kompetensi
tema dasar

Bulan
17. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran tertentu yang mencakup standar kompetensi, kmpetensi dasar,
materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

18. Komponen silabus menurut Permendikbud Nomor 22 tahun 2016:

Identitas

Sumber Kompetensi
belajar inti

Alokasi Kompetensi
waktu
Komponen dasar

Silabus

Penilaian Tema

Materi
Pembelajaran
pembelajaran

19. Komponen RPP:


a. Identitas seklah yaitu nama satuan pendidikan
b. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema
c. Kelas/ semester
d. Materi pokok
e. Alokasi waktu
f. Tujuan pembelajaran
g. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi
h. Materi pembelajaran
i. Metode pembelajaran
j. Media pembelajaran
k. Sumber belajar
l. Langkah-langkah pembelajaran (pendahuluan, inti, penutup)
m. Penilaian hasil pembelajaran
20. Prinsip-prinsip penilaian:
- Sahih : instrumen mengukur apa yang seharusnya diukur
- Objektif : gunakan pedoman, penilaian konsisten keajegan
- Adil : tidak merugikan
- Terpadu : tidak boleh lepas dari aktifitas pembelajaran dalam mencapainya
- Terbuka : transparan dan dapat diketahui oleh siapapun
- Menyeluruh dan berkesinambungan
- Sistematis : penilaian mengikuti langkah baku
- Mengacu kriteria : penentuan tuntas dan tidaknya dibanding dengan kriteria KKM
- Akuntabel : penilaian dapat dipertanggung jawabkan baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya
21. Fungsi guru berdasarkan undang-undang:
a. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa
b. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru serta nilai-nilai agama dan etika
c. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis
d. Memelihara komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan
e. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai kepercayaan yang diberikan
kepadanya.

KEGIATAN BELAJAR 4
1. Model refleksi Gibbs (1988)
- Membuat deskripsi
- Cobalah memahami dan merasakan situasi
- Mengevaluasi situasi
- Tahap analisis
- Kesimpulan
- Menyusun rencana aksi

2. Peraturan menteri Negara Pendayagunaan Aparatu Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 16 tahun 2009 Pasal 1 butir 5, pengembangan
keprofesian berkelanjutan adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap dan berkelanjutan
untuk meningkatkan profesionalitasnya.

2 Daftar materi 1. Pengkajian kurikulum


yang sulit 2. Domain pengetahuan
dipahami di 3. Prinsip-prinsip penilaian
modul ini 4. Langkah-langkah menghitung KKM
5. Strategi pengembangan profesi guru abad 21
6. Fungsi guru berdasarkan undang-undang
7. Pengembangan profesi berkelanjutan

3 Daftar materi 1. Tipe-tipe guru


yang sering 2. Guru yang memesona
mengalami 3. Tugas tambahan guru
miskonsepsi
Judul Modul MODUL 3 PEMBELAJARAN INOVATIF
Judul Kegiatan 1. Pembelajaran STEAM (Sciency, Technology, Engineering, Art, and Mathematics)
Belajar (KB) 2. Pembelajaran Berbasis Neurosains
3. Pembelajaran Digital
4. Model Pembelajaran “Blended Learning”
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta KEGIATAN BELAJAR 1
konsep (istilah 1. STEAM singkatan dari pembelajaran Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics. Science sebagai ilmu pengetahuan alam,
dan definisi) di Technology sebagai teknologi, Engineering sebagai ilmu teknik, Art sebagai ilmu seni (seni musik, seni lukis, seni kriya) dan Mathematics
sebagai ilmu matematika.
modul ini 2. Pembelajaran STEAM merupakan suatu pendekatan pembelajaran interdisipliner yang inovatif dimana IPA, teknologi, teknik, seni dan
matematika diintegrasikan dengan fokus pada proses pembelajaran pemecahan masalah dalam kehidupan nyata, pembelajaran STEAM
memperlihatkan kepada peserta didik bagaimana konsep-konsep, prinsip IPA, teknologi, teknik, dan matematika digunakan secara terpadu untuk
mengembangkan produk, proses, dan sistem yang memberikan manfaat bagi kehidupan manusia yang kompetitif (Sahih, 2015)
3. STEAM termasuk pendekatan pembelajaran inovatif karena dianggap mutakhir di era industri 4.0 yang mampu mendukung empat (4)
keterampilan dasar yaitu:
- Berfikir kritis (critical thinking)
- Berkreativitas (creativity)
- Berkomunikasi (communication)
- Berkolaborasi (collaboration)
4. Pendekatan dalam pembelajaran STEAM:
- Pendekatan silo
- Pendekatan tertanam (embedded)
- Pendekatan terpadu (integrated)
5. Literasi IPA : kemampuan dalam mengidentifikasi informasi ilmiah, merumuskan dan menganalisis masalah, melakukan eksperimen dengan
metode ilmiah, mengumpulkan data dan menganalisisnya menuju sebuah simpulan, lalu mengaplikasikannya dalam dunia nyata yang juga
mempunyai peran dalam mencari solusi
6. Literasi teknologi : keterampilan dalam menggunakan berbagai teknologi, belajar mengembangkan teknologi, menganalisis teknologi dapat
mempengaruhi pemikiran siswa dan masyarakat
7. Literasi teknik : kemampuan dalam mengembangkan teknologi dengan desain kratif dan inovatif melalui pengembangan
berbagai keilmuan
8. Literasi seni : kemampuan dalam menulis, komunikasi, puisi, presentasi video, membuat model
9. Literasi matematika : kemampuan dalam menganalisis dan menyampaikan gagasan, rumusan menyelesaikan masalah secara matematik dalam
pengaplikasiannya.
10. Prinsip-prinsip pembelajaran STEAM:
- Prinsip perhatian dan motivasi
- Prinsip keaktifan
- Prinsip keterlibatan langsung
- Prinsip pengulangan
- Prinsip tantangan
- Prinsip balikan dan penguatan
- Prinsip perbedaan individual
11. Langakah-langkah pembelajaran berbasis masalah:
a. Fase 1, orientasi peserta didi kepada masalah
b. Fase 2, mengorganisasikan peserta didik
c. Fase 3 membimbing penyelidikan individu dan kelompok
d. Fase 4, mengembangkan dan menyajikan hasil karya
e. Fase 5, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
12. Tantangan-tantangan dalam pembelajaran STEAM:
- Perbedaan pendekatan/cara dalam menerapkan pembelajaran STEAM
- Kurangnya standar yang jelas
- Dianggap terlambat saat STEAM hanya diterapkan pada pendidikan tingkat menengah

KEGIATAN BELAJAR 2
1. Neurosains merupakan ilmu yang mempelajari sistem syaraf otak dengan seluruh fungsinya, seperti bagaimana proses berfikir terjadi dalam otak
manusia.
2. Dua macam sel otak manusia:
- Sel neuron
- Sel glial
3. Kecerdasan peserta didik sangat ditentukan oleh banyak sedikitnya sambungan (sinapsis) antar sel neuron di otaknya.
4. Bagi teori neurosains, belajar adalah proses membangun dan mengubah koneksi-koneksi dan jaringan-jaringan saraf (simpatik).
5. Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis neurosains:
a. Pembelajaran terkait penyerapan informasi paling baik dilakukan di pagi hari, sedangkan waktu terbaik untuk
pengulangan, pengolahan dan refleksi informasi paling baik dilakukan di waktu sore hari
b. Pembelajaran akan membantu otak untuk tetap mempertahankan perhatiannya jika peserta didik setiap 90 menit
peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan gerakan pergerakan otot atau relaksasi tubuh dengan tenang sekitar
10 menit
c. Belahan otak kanan dan kiri kita mengalam siklus efisiensi secara bergantian setiap 90 sampai 100 menit, dari spasial
tinggi-verbal rendah-verbal tinggi spasial rendah. Untuk itu pembelajaran sebaiknya mengunakan bentuk aktifitas
yang bervariasi dan setiap anak diberikan kesempatan memilih bentuk aktivitas tersebut sesuai siklus bio-kognitif dan
gaya belajar mereka.
d. Pembelajaran akan lebih optimal apabila mampu mengembangkan belahan otak kanan dan kiri secara seimbang.
e. Pembelajaran akan mencapai hasil terbaik apabila difokuskan pada pembahasan materi, dipecahkan, dan difokuskan
kembali pada pembahasan materi.
f. Pembelajaran akan menarik perhatian otak, jika memperhatikan perubahan gerakan, cahaya, kekontrasan, dan warna.
g. Proses pembelajaran agar optimal perlu memperhatikan beberapa faktor lingkungan seperti suhu ruangan, pilihan
warna kelas, desain warna tampilan media, pengaturan ruang kelas, pencahayaan, tanaman, musik, aroma,
ketersediaan air minum dan media pembelajaran.
h. Pembelajaran akan lebih optimal jika peserta didik memperoleh asupan gizi dan nutrisi yang cukup, sehingga anak
memiliki hemoglobin dalam darah (Hb) yang tinggi.
i. Tingkatkan kondidi emosianal yang positif peserta didik dengan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan, permainan,
humor, dan perhatian personal.
6. Lima (5) tahap pembelajaran berbasis neurosains menurut Jensen (2008):
a. Tahap persiapan, merupakan tahap pemberian kerangka kerja bagi pembelajaran baru dan mempersiapkan otak peserta didik dengan
koneksi-koneksi yang memungkinkan. Kegiatan persiapan belajar dapat dilakukan dengan beberapa strategi diantaranya yaitu;
- Membuat peserta didik tertarik dan senang dengan proses kegiatan belajar yang akan dilakukan
- Melakukan persentasi visual garis besar keseluruhan materi pelajaran yang akan dipelajari
- Menjelaskan kaitan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari
- Menjelaskan manfaat dan pentingnya topik yang dipelajari
b. Tahap akuisisi, adalah tahap penciptaan koneksi dimana neuron-neuron dapat saling berkomunikasi satu sama lan. Koneksi antar neuron
akan terbentuk ketika pengalaman belajar yang dialami peseta didik bersifat baru dan koheren (berhubungan) dengan materi yang pernah
dipelajari. Kegiatan akuisisi dapat dilakukan melalui kegiatan pembelajaran yang bervariasi diantaranya:
- Melalui kegiatan diskusi
- Pembelajaran dengan memanfaatkan media visual
- Stimulasi lingkungan
- Pengalaman praktis seperti percobaan-eksperimen/ simulasi,
- Kegiatan amnupulatif
- Video refleksi
- Proyek kelompok dan
- Aktifitas berpasangan
c. Tahap elaborasi (tahap koreksi kesalahan dan pendalaman), merupakan tahap untuk memastikan apakah materi yang dikuasai peserta didik
adalah ilmu yang benar dan akurat. Beberapa kegiatan belajar pada tahap ini yaitu;
- Tanya jawab terbuka tentang kegiatan simulasi yang telah dilakukan,
- Persentasi dan diskusi hasil eksperimen peserta didik
- Pemberian umpan balik
- Pemberian koreksi terhadap hasil disksi kelas jika terjadi miskonsepsi
- Penegasan pemahaman peserta didik melalui persentasi visual yang menarik atau pemutaran video
- Meminta peserta didik untuk membuat peta konsep (peta pikiran) atau menyusun soal pertanyaan terkait materi yang
telah dipelajari
d. Tahap formasi memori, merupakan tahap merekatkan ikatan koneksi antar neuron agar lebih kuat, dapat dilakukan dengan cara;
- Menyediakan waktu khusus untuk peserta didik melakukan peenungan terkait materi yang baru selesai dipelajari
- Menyediakan area untuk peserta didik mendengarkan musik
- Mengajak peserta didik untuk melakukan peregangan dan latihan relaksasi
e. Tahap integrasi fungsional (penggunaan yang diperluas), dapat dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran secara bervariasi,
diantaranya dengan:
- Mengkondisikan peserta didik untuk bisa menyampaikan apa yang telah dipelajari kepada temannya
- Mengkondidikan peserta didik agar saling bertanya dan saling mengevaluasi satu sama lain
- Meminta peserta didik untuk mempublikasikan apa yang telah dipelajarinya dalam bentuk esai atau artikel
- Menutup pembelajaran dengan perayaan kelas.
KEGIATAN BELAJAR 3
1. Pembelajaran digital adalah praktik pembelajaran yang menggunakan teknologi secara efektif untuk memperkuat pengalaman belajar peserta
didik yang menekankan instruksi berkualitas tinggi dan menyediakan akses ke konten yang menantang dan menarik, umpan balik melalui
penilaian formatif, peluang untuk belajar kapan saja dan dimana saja, dan instruksi individual untuk memastikan semua peserta didik mencapai
potensi penuh mereka.
2. Keuntungan pembelajaran digital adalah media yang menyenangkan sehingga menimbulkan ketertarikan pembelajar pada program-program
digital.
3. Prinsip penerapan pembelajaran digital:
a. Personalisasi : disesuaikan berdasarkan kemampuan peserta didik, pengetahuan sebelumnya, dan kenyamanan belajar.
b. Partisipasi aktif peserta didik
c. Aksesibilitas : mudah diakses kapan dan dimana saja.
d. Penilaian
4. Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam pembelajaran digital:
a. Pengajar harus secara aktif terlibat dengan proses pendidikan dan harus memahami kebutuhan dan harapan peserta
didik.
b. Pengajar harus berkolaborasi dengan peserta didik untuk mengumpulkan ide-ide mereka tentang apa yang seharusnya
tercakup dalam pelajaran atau pembelajaran digital.
c. Pengajar harus sangat akrab dengan bidang-bidang utama persoalan yang diajarkan agar relevan.
d. Pengajar harus mempunyai ide yang baik yang menjadikan keunggulan setiap pelajaran dalam keseluruhan
perencanaan kurikulum.
e. Pengajar juga akan memehami bagaimana pembelajaran yang layak secara individu
5. Pemanfaatan pembelajaran digital:
a. Mengaitkan pembelajaran digital ke pembelajaran offline
b. Mempelajari aplikasi praktis dari sebuah pengetahuan
c. Meningkatkan umpan balik yang berkesinambungan dan analisis kemajuan
d. Mengaktifkan keterlibatan sosial
e. Belajar melalui pendekatan campuran.
6. Tiga potensi pembelajaran digital yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari:
- Potensi alat komunikasi
- Potensi akses informasi
- Potensi pendidikan dan pembelajaran
7. Contoh aplikasi penerapan pembelajaran digital:
- Mobile learning (M-learning)
- Media sosial (facebook, instagram, youtube, snapchat, twitter, whatsapp, line, dll)
- Pembelajaran berbasis permainan
- Pembelajaran elektronik berbasi “awan” atau cloud

KEGIATAN BELAJAR 4
1. Blended learnig menurut Staker dan Horn (2012) : pembelajaran yang mengkombinasikan antara pembelajaran online dengan pembelajaran
konvensional (tatap muka).
2. Alasan guru untuk menggunakan model pembelajaran blended learning:
a. Meningkatkan kualitas belajar peserta didk
b. Meningkatkan akses dan fleksibilitas dalam pembelajaran.
c. Meningkatkan efisiensi dalam pembelajaran
3. Masalah dalam pembelajaran yang dapat diatasi dengan pembelajaran blended learning:
a. Partisipasi
b. Kecepatan belajar
c. Individualisasi
d. Tempat
e. Interaksi pribadi.
f. Persiapan
g. Umpan balik
4. Karakteristik pembelajaran blended learning merujuk pada prayitno (2015):
a. Model blended learning menggabungkan berbagai cara penyampaian. Model pendidikan, gaya pembelajaran dan menggunakan berbagai
media berbasis teknologi
b. Model pembe;ajaran blended learning merupakan kombinasi dari pola pembelajaran langsung, belajar mandiri, dan pembelajaran online.
c. Guru dan orang tua memiliki peran yang sama penting, guru sebagai fasilitator dan orang tua sebagai pendukung.
5. Model-model pembelajaran blended learning
a. Model rotasi (rotation model)
- Model kelas station rotation
- Model kelas lab/whole group rotation
- Model kelas flipped(flipped clasroom)
- Model rotasi individu (individual rotation)
b. Model kelas flex
c. Model self-blend
d. Model eriched-virtual
6. Kemampuan yang perlu dikuasai dalam merancang model pembelajaran blended learning:
- Kemampuan dalam memanfaatkan data karakteristik peserta didik
- Teknik mengajar dan teknik memfasilitasi pembelajaran secara individual dan kelompok
- Kemampuan mengembangkan interaksi secara online
- Dapat mengaplikasikan kombinasi ketiga kemampuan tersebut
7. Tiga komponen pentng dalam merancang pembelajaran model blended learning:
- Standar capaian dan tujuan pembelajaran
- Penilaian
- Kegiatan pembelajaran
8. Aplikasi atau platform yang dapat dimanfaatkan untuk model pembelajaran blended learning yaitu:
a. Moodle
b. Edmodo
c. Google group (gmail, drive, kalender,dokumen, spreadsheet, dan slide, formulir, jamboard, sites, grup, hangouts meet,
vault)

2 Daftar materi 1. Prinsip pembelajaran STEAM


yang sulit 2. Sintak pembelajaran berbasis masalah
dipahami di 3. Bagian-bagian dan fungsi pokok bagian otak
modul ini 4. Tahap-tahap pembelajaran berbasis neurosains
5. Aplikasi mobile learning
6. Pembelajaran elektronik berbasis “awan” atau cloud
7. Model-model pembelajaran blended learning dan penerapannya.
8. Aplikasi atau platform yang dapat dimanfaatkan untuk model pembelajaran blended learning

3 Daftar materi 1. Ukuran otak manusia sejak lahir hingga dewasa serta perkembangan kecerdasan anak
yang sering 2. Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis neurosains
mengalami
miskonsepsi
Judul Modul MODUL 4 PERANCANGAN PEMBELAJARAN INOVATIF
Judul Kegiatan 1. Merancang Pembelajaran Inovatif
Belajar (KB) 2. Merancang Pembelajaran STEAM
3. Merancang Pembelajaran Blended Learning
4. Merancang Pembelajaran Project Based Learnig
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta KEGIATAN BELAJAR 1
konsep (istilah 1. Rancangan pembelajaran adalah suatu prosedur sistematis yang terdiri dari beberapa komponen menjadi satu kesatuan yang saling terkait
dan definisi) di terkait dan mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu secara konsisten dan teruji.
modul ini 2. Unsur-unsur pembelajaran terbaru:
- TPACK
- Pembelajaran berbasis neuroscience
- Pendekatan pembelajaran STEAM
- Tuntutan kompetensi abad 21 atau 4C (comunication, collaboration, critical thinking, creativity)
- Kemampuan literasi
- Unsur-unsur lain dalam komponen maupun tahapan rencana pembelajaran
3. Karakteristik rancangan pembelajaran abad 21:
- Kolaborasi peserta didik dan guru
- Berorientasi HOTS
- Mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi (ICT)
- Berorientasi pada keterampilan belajar dan mengembangkan keterampilan abad 21 (4C)
- Mengembangkan kemampuan literasi
- Penguatan pendidikan karakter (PPK)
4. HOTS (higher order thinking skill) atau keterampilan berfikir tingkat tinggi adalah proses berfikir kompleks dalam menguraikan materi,
membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang paling dasar.
5. 4 unsur utama dalam keterampilan belajar:
- Transformasi persepsi belajar
- Keterampilan manajemen pribadi
- Interpersonal dan kerjasama tim
- Kesempatan bereksplorasi
6. Enam literasi dasar:
- Literasi baca tulis
- Literasi numerasi
- Literasi sains
- Literasi digital
- Literasi finansial
- Literasi budaya dan kewargaan
7. Lima karakter utama PPK:
- Religius
- Nasionalis
- Integritas (kejujuran)
- Kemandirian
- Gotong royong
8. Teknik penyusunan RPP inovatif sesua abad 21:
- Identitas sekolah
- Kompetensi inti (KI)
- Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi
- Tujuan pembelajaran
- Penguatan pendidikan karakter (PPK)
- Materi pembelajaran
- Model, pendekatan, dan metode pembelajaran
- Media dan bahan (media, bahan, dan sumber belajar)
- Langkah-langkah pembelajaran (pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup)
- Penilaian
- Pembelajaran remidial
- Pembelajaran pengayaan

KEGIATAN BELAJAR 2
1. Rancangan pembelajaran inovatif dengan pendekatan STEAM yaitu segala persiapan pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan unsur-
unsur pendekatan STEAM baik secara tertanam (embedded) maupun terintegrasi (integrated) dalam komponen maupun tahapan rencana
pembelajaran yang akan dilaksanakan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Langakah-langkah perancangan pembelajaran inovatif dengan pendekatan STEAM:
- Merumuskan tujuan pembelajaran
a. Memenuhi unsur ABCD (audience, behavior, condition, degree)
b. Tujuan pembelajaran mengacu pada prinsip SMART
1) Spesific : hanya mengandung satu kerja oprasional
2) Measurable : pentingnya kriteria yang digunakan untuk mengukur besarnya kemajuan yang dibuat dalam mencapai target
3) Achievable : target harus realistis dan dapat dicapai
4) Relevance/ realistic :memilih tujuan pembelajaran yang tepat dan berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari siswa
5) Timely/ timebound : pentingnya menempatkan tujuan dengan kerangka waktu, yakni memberikan batas waktu pencapaian tujuan
yang jelas
- Menganalisis materi pembelajaran
Menurut Permendikbud no.22 tahun 2016, disebutkan bahwa materi pembelajaran harus memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan IPK (indikator pencapaian kompetensi)
- Menentukan model dan metode pembelajaran
Model-model pembelajaran yang cocok untuk pendekatan pembelajaran STEAM:
1) Pembelajaran berbasis inkuiri (inquiry-based learning)
2) Pembelajaran berbasis penemuan (discovery based learning)
3) Pembelajaran berbasis masalah (problem basel learning)
4) Pembelajaran berbasis proyek (project base learning)
Metode pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan STEAM: tanya jawab, diskusi, eksperimen, demonstrasi, simulasi inquiry, dll.
- Menentukan media, alat dan sumber belajar
1) Pendekatan by design : tujuan pembelajaran dijadikan sebagai acuan
2) Pendekatan by utilization : kondisi dan kesiapan/ keberadaan fasilitas TIK sebagai patokan
- Menyusun langkah-langkah pembelajaran (pendahuluan, inti dan penutup)
- Penilaian pembelajaran (semua aspek: spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan)
- Menyusun kegiatan tidak lanjut
1) Remidial
2) Pengayaan

KEGIATAN BELAJAR 3
a. Perencanaan pembelajaran “blended learning”
1. Menentukan model pembelajaran
2. Menyusun RPP “blended learning”
- Menentukan tema pembelajaran, mwnuliskan kembali: identitas RPP, kompetensi inti, dan kompetensi dasar dari RPP konvensional ke dalam
RPP “blended learning”
- menganalisis rumusan tujuan pembelajaran yang ada pada RPP konvensional sebelum dituangkan ke dalam RPP “blended learning”
- menentukan metode penilaian dan kegiatan pembelajaran “blended learning” untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
- menganalisis kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada RPP konvensional dan menyusun rencana kegiatan pembelajaran “blended learning”
3. Menyiapkan bahan, alat/media, dan sumber belajar tatap muka dan daring
b. Beberapa aplikasi e-learning yang berada di internet yang dapat diakses secara gratis untuk kegiatan belajar:
1. Teknologi e-learning dengan aplikasi cisco webex
2. Teknologi online learning dengan aplikasi SEVIMA Edlink : aplikasi berbasis android yang dikhususkan untuk dunia pendidikan dalam
membantu dosen/ guru menghemat waktu, menjaga kelas tetap teratur dan meningkatkan komunikasi dengan peran peserta didik.
3. Teknologi e-learning dengan aplikasi Google classroom
4. Teknologi e-learning dengan aplikasi zoom cloud meeting
5. Teknologi e-learning dengan aplikasi Edmodo
6. Teknologi e-learning dengan aplikasi Moodle
7. Teknologi e-learning dengan aplikasi Schoology

KEGIATAN BELAJAR 4
a. Pembelajaran berbasis proyek intinya meletakkan pembelajar sebagai subyek belajar yang aktif, mendorong munculnya inisiatif dan proses
eksplorasi, memberikan kesempatan menerapkan apa yang dipelajari , kesempatan untuk mempresentasikan atau mengkomunikasilan dan
mengevaluasi kerjanya.
b. Ciri khas pembelajaran PjBL adalah dihailkannya suatu produk sebagai bentuk hasil belajar. PjBL dipandu oleh pertanyaan menantang.
c. Langkah-langkah merancang pembelajaran dengan model project based learning
1. Menuliskan KI sesuai dengan jenjang kelas
2. Menelaah KD manakah yang paling cocok diterapkan dalam pembelajaran dengan pendekatan PjBL
3. Menulis kembali identitas RPP
4. Menuliskan indikator
5. Menulliskan tujuan pembelajaran
6. Menyususn materi pembelajaran
7. Menentukan metode pembelajaran
8. Sumber belajar
9. Langkah-langkah pembelajaran (pendahuluan, inti, dan penutup)
10. Penilaian hasil pembelajaran
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
11. Pembelajaran remidial dan pengayaan

2 Daftar materi 1. Merancang pembelajaran inovatif


yang sulit 2. Menentukan model pembelajaran blended learning
dipahami di 3. Penggunaan, kelebihan dan kekurangan aplikasi E-learning
modul ini

3 Daftar materi 1. Penguatan pendidikan kararakter (PPK)


yang sering
mengalami
miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai