Dosen Pengampu MK :
1. Dr. Adnan Fadli, M. Pd
2. Dr. Asep Sujana Wahyuri, S.Si.,M.Pd
Oleh Kelompok 3 :
i
ii
KATA PEGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi anugrah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada
junjungan besar, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan yang lurus
berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah serta rahmat bagi seluruh
alam semesta.
Penulis mengucap terimakasih kepada Bapak Dr. Adnan Fadli M. Pd dan Bapak Dr.
Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dan Olahraga yang telah memberikan tugas ini.
penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan pembeca mengenai Landasan Ilmiah PJOK dalam sudut pandang biologis.
Penulis juga menyadri sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap ada nya kritik, saran, dan
Penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Landasan Biologi Pendidikan …………………………...3
DAFTAR RUJUKAN
BAB I
PENDAHULUAN
1
pengetahuan, mengembangkan apresiasi estetis, mengembangkan keterampilan generik
serta nilai dan sikap yang positif, dan memperbaiki kondisi fisik untuk mencapai tujuan
PJOK itu sendiri. Pada dasarnya program PJOK memiliki kepentingan yang relatif
sama dengan program pendidikan yang lainnya dalam ranah pembelajaran, yaitu sama-
sama mengembangkan tiga ranah utama: psikomotor, kognitif dan afektif. Ada satu
kekhasan dan keunikan program Penjas yang tidak dimiliki oleh program pendidikan
lainnya, yaitu dalam hal pengembangankebugaran jasmani peserta didik dan
pencapaian keterampilan geraknya.Pengembangan domain psikomotor dalam
pembelajaran Penjas secara umum dapat diarahkan pada dua tujuan utama, pertama
mencapai perkembangan aspek kebugaran jasmani dan kedua, mencapai perkembangan
aspek perseptual motorik. Ini menegaskan bahwa pembelajaran Penjas harus melibatkan
aktivitas fisik yang mampu merangsang kemampuan kebugaran jasmani dan pembentukan
penguasaan gerak ketrampilan itu sendiri. Kebugaran jasmani merupakan aspek
penting dari domain psikomotor, yang bertumpu pada perkembangan kemampuan
biologis organ tubuh. Konsentrasinya lebih banyak pada persoalan peningkatan
efesiensi fungsi faal tubuh dengan segala aspeknya sebagai sebuah sistem, misalnya sistem
pernapasan, sistemperedaran darah, sistem metabolisme, dll. Pegembangan
keterampilan gerak merujuk pada proses penguasaan suatu keterampilan atau tugas gerak
yang melibatkan proses mempersepsi rangsangan dari luar, kemudian rangsangan itu
diolah dan diprogramkan sampai terjadinya respon berupa tindakan yang sesuai dengan
rangsangan itu.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pendidikan jasmani dan olahraga jika dilihat dari sudut pandang biologis ?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pendidikan jasmani dan olahraga jika dilihat dari sudut pandang
biologis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Biologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup serta proses kehidupan.
Adapun makhluk hidup yang dimaksud ialah manusia, hewan dan tumbuhan. Biologi
adalah ilmu tentang makhluk hidup beserta lingkungannya. (Ferdinand, 2009). Landasan
biologi pendidikan adalah suatu titik acuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan
Ditinjau dari faktor biologi, manusia dan hewan tertentu memiliki persamaan
karakteristik. Namun demikian walau ada persamaan karakteristik dari segi biologi,
tetapi manusia memiliki potensi superior yang membedakannya dengan makhluk lain.
Potensi superior tersebut adalah kemampuan mental, kecerdasan, akal budi atau daya
pikir yang paling sempurna yang kesemuanya berada dalam otak. Dalam beberapa hal
manusia dengan hewan mamalia lain memiliki perbedaan. Tetapi hewan mamalia secara
umum memiliki persamaan. Persamaan tersebut terutama dalam bentuk organ dan
sistem pada tubuh secara anatomis antara manusia dengan hewan primata. Dobzhansky
mengatakan bahwa diantara hewan yang paling dekat dengan manusia adalah simpanse
hewan yang paling cerdas. Simpanse hewan yang paling superior dibandingkan dengan
hewan primata lainnya, dalam kemampuan mengingat, berkemauan dan belajar. Namun
demikian ada pemisah yang sangat jauh berbeda mengenai kapasitas intelektual
dipelajari oleh simpanse dengan sejumlah kesulitan yang dihadapi, sehingga tidak akan
3
mampu melampaui batas kapasitasnya. Beberapa karakteristik biologis lain diantaranya
yakni :
1. Asumsi biologi : manusia adalah hewan, namun bukan semata-mata hewan dan
a) Bertambahnya ukuran otak. Makin tinggi skala derajat mamalia, makin besar
b) Panjang periode anak manusia dibandingkan dengan anak hewan yang lebih
rendah.
Manusia secara absolut mempunyai otak paling besar dari semua makhluk.
Bertambahnya ukuran otak dapat berarti peralihan hidup dari dasar insting ke dasar
rasional. Manusia mempunyai kapasitas insting lebih besar daripada hewan yang
lebih rendah.
4
7. Menurut Adam Sedgewick:
Alam adalah segala kekuatan hidup. Pendidikan adalah sejenis alam tertinggi dan
terakhir. Jadi, pendidikan adalah penyesuaian superioritas manusia yang sadar terhadap
lingkungannya.
Periode anak manusia terpanjang dibandingkan anak makhluk lain. Selama periode itu
anak tergantung hidupnya pada bantuan orang tua. Menurut Nicholas M. Butler bahwa
periode anak bagi pendidikan sebagai periode penyesuaian fisik (berjalan, makan) dan
penyesuaian mental/spiritual.
a) Pathologi menunjukan hasil otopsi bahwa penyakit mental yang berbeda berhubungan
b) Anatomi menunjukan bahwa syaraf-syaraf dari berbagai organ tubuh bertemu dalam
otak.
5
Pendidikan dapat mengembangkan dan memperkuat sistem syaraf yang tidur dan melalui
pembiasaan dapat membuat otak siap untuk pemikiran dan perbuatan baru.
Menurut donald Son: Keturunan orang-orang terdidik seharusnya mempunyai sistem syaraf
yang dimodifikasi lebih kuat, lebih responsif dan lebih akurat, sehingga lebih mampu
beradaptasi.
Karena otomatis bekerja dalam dunia statis, sedangkan dunia manusia tumbuh dan
berkembang. Dalam hal ini kesadaran diperlukan sebagai motor penggerak, sebagai
Dalam hal ini diperlukan suatu cara pembelajaran yang hidup, dalam arti yang
memberikan banyak kesempatan kepada anak untuk memfungsikan unsur-unsur fisik dan
aspek-aspek perseptualnya. Dengan kata lain, diperlukan suatu cara pembelajaran yang
bersifat langsung. Cara pembelajaran seperti ini akan memberikan dampak positif yang
banyak berkembangnya aspek kognisi dan kreativitas, fisik perseptual, dan sosial.
a) Programnya disusun secara fleksibel dan tidak kaku serta memperhatikan perbedaan
individual anak.
6
b) Dilakukan secara variatif melalui banyak aktivitas seperti eksperimen, praktek, observasi
Kesehatan merupakan salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap
merupakan salah satu hal yang perlu dipahami dan diterapkan sejak dini. Kebiasan
berperilaku sehat hendaknya dilakukan secara menyeluruh mulai drai kebersihan pakaian
Hal lain yang perlu di perhatikan dalam program pendidikan kesehatan bagi anak SD
adalah unsur keteladanan dari pihak pendidik. Unsur keteladanan ini merupakan suatu upaya
pengkondisian anak kearah berperilaku sehat. Dipihak lain, makanan yang mengandung gizi
secara seimbang juga merupakan aspek yang penting dalam perkembangan anak. Kebutuhan
kalori yang memadai perlu diperhatikan untuk menjaga keseimbangan perkembangan fisik
anak kebutuhan kalori ini akan sejalan dengan perkembangan fisik dan usia anak.
Upaya yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah untuk mewujudkan pemeliharaan
b) Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat melalui penerapan aturan dan disiplin yang
jelas, tegas, dan bijaksana disertai dengan unsur keteladanan dari pihak staf sekolah,
khususnya guru.
7
c) Melakukan pembinaan tentang kesehatan terhadap pra pedagang makanan yang ada
disekitar sekolah.
d) Menjalin kerja sama dengan pihak orangtua untuk sama-sama mebudayakan berperilaku
sehat.
Landasan Ilmiah Pelaksanaan Pendidikan jasmani olahrga dan kesehatan Secara ilmiah
pelaksanaan PJOK mendapat dukungan dari berbagai disiplin ilmu, dimana pandangan dari
setiap disiplin tersebut dapat dijadikan sebagai landasan bagi berlangsungnya program PJOK
di sekolah-sekolah. Di bagian ini, penulis akan menguraikan landasan ilmiah dari disiplin
imu, yaitu dari sudut pandang biologis. Pendidikan jasmani Olahraga dan kesehatan adalah
disiplin yang berorientasi pada tubuh, di samping berorientasi pada disiplin mental dan
sosial. Guru pendidikan jasmani olahrga dan kesehatan karenanya harus memiliki
penguasaan yang kokoh terhadap fungsi fisikal dari tubuh untuk memahami secara lebih
baik pemanfaatannya dalam kegiatan pendidikan jasmani. Khususnya dalam masa modern
dewasa ini, ketika pendidikan gerak dipandang teramat penting, pengetahuan tentang
bagaimana tubuh manusia berfungsi dipandang amat krusial agar bisa melaksanakan tugas
pengajaran dengan baik. Joseph W. Still telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk
faktanya di masa kini, bahkan maknanya seolah mendapatkan angin baru dalam era
teknologi dewasa ini. Dalam penelitiannya, Still menemukan bahwa keberhasilan manusia
dalam pencapaian prestasi, baik dalam hal prestasi fisikal maupun dalam prestasi intelektual,
berhubungan dengan usia serta dapat digambarkan dalam bentuk sebuah kurva, di mana
8
kurva itu bisa menaik dan bisa menurun, sesuai dengan perjalanan usia manusia. Dalam
kurva hasil penelitian Still ditunjukkan bahwa tidak lebih dari 5% populasi manusia berhasil
mendaki kurva keberhasilan, sedang selebihnya lebih banyak mengikuti kurva kegagalan,
terutama setelah melewati usia antara 25 hingga 35 tahun. Yang menarik, menurut dugaan
Still, kurva kegagalan dalam pertumbuhan fisik menunjukkan bahwa perkembangan fisik
fisik, di samping karena terlalu banyak makan, minum, dan merokok; sehingga mereka
merosot kondisinya setelah usia 30 tahunan. Meskipun perubahan dalam jaman dan
peradaban telah menyebabkan penurunan dalam jumlah aktivitas yang dibutuhkan untuk
manusia tidaklah berubah. Karenanya, manusia harus tetap menyadari bahwa dalam hal
kesehatan tubuhnya, dasar biologisnya menuntut dan mengakui pentingnya aktivitas fisik
yang keras dalam hidupnya. Jika tidak, kesehatan, produktivitas, serta efektivitas hidupnya
akan menurun drastis. Dalam hal itulah pendidikan jasmani yang baik di sekolah dan di
masa-masa berikut dalam hidupnya dipandang amat penting dalam menjaga kemampuan
bilogis manusia. Dipandang dari sudut ini, pendidikan jasmani terikat dekat pada kekuatan
“Pendidikan jasmani adalah disiplin yang berorientasi tubuh, disamping berorientasi pada
disiplin mental dan sosial” Rosdiani, 2013, hlm. 28. Oleh karena itu guru pendidikan jasmani
harus memiliki pemahaman tentang fungsi fisik dari tubuh agar dapat memanfaatkannya
dalam kegiatan pendidikan jasmani. Keterampilan Motorik Selama masa anak, kemampuan
gerak motorik menjadi jauh lebih halus dan lebih terkoordinasi dari masa sebelumnya. Pada
9
berusia sekitar 10-11 tahun, anak-anak lazimnya sudah mampu melakukan berbagai jenis
kegiatan olah raga seperti: lari, mendaki, lompat, bernang, dan mengendarai sepeda. Dalam
keterampilan-keterampilan motorik kasar yang melibatkan aktivitas otot besar ini, anak laki-
laki lazimnya memiliki kemampuan yang lebih baik daripada anak-anak perempuan. Hal
demikian terjadi karena jumlah sel-sel otot anak laki-laki lebih banyak daripada sel-sel otot
anak-anak perempuan.
kesenangan dan prestasi. Anak menjadi senang karena dengan menguasai berbagai
keterampilan fisik ia dapat bermain dan melakukan berbagai aktivitas yang diinginkannya.
Begitu pula, unsur pengalaman dalam melakukan berbagai aktivitas tersebut membuat anak
menjadi semakin mahir dan terampil serta menjadi semakin kaya dan bevariasi dengan
keterampilan-keterampilan baru.
Anak-anak usia SD juga sudah lebih mampu mengendalikan tubuhnya sehingga dapat
duduk dan memperhatikan sesuatu secara lebih lama. Namun perlu diingat bahwa mereka
masih jauh dari memiliki kematangan fisik dan mereka masih tetap perlu aktif. Anak-anak
SD akan lebih tersiksa kalau harus duduk dan memperhatikan guru dengan lama daripada
berlari, meloncat, atau bermain sepeda. Artinya, anak-anak usia SD masih lebih senang
melakukan berbagai aktivitas fisik daripada berdiam diri. Bagi anak, aktivitas fisik sangat
mendapat kesempatan yang cukup untuk melakukan berbagai aktivitas sehingga dapat
menggerakan semua bagian anggota tubuhnya. Karena itu, suatu prinsip praktek pendidikan
yang penting bagi anak usia SD adalah bahwa mereka harus terlibat dalam kegiatan aktif
daripada pasif.
10
Meningkatkan proses melunasi selama masih masa anak terefleksi dalam keterampilan-
keterampilan motor halus. Anak dapat menggunakan tangan mereka secara lebih lihai. Anak
usia 6 tahun dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti melekatkan benda, memasang tali
sepatu, dan mengancingi baju. Menjelang usia 7 tahun, tangan anak menjadi lebih kuat. Pada
usia ini, anak dapat menggambar secara lebih kecil dan rapih. Antara usia 8-10 tahun, tangan
anak dapat digunakan secara bebas dengan lebih mudah dan tepat. Ukuran huruf yang ditulis
anak menjadi lebih kevil dan lebih sempurna. Pada usia 10-12 tahun, anak mulai menunjukan
keterampilan manipulatif yang hampir sempurna dengan keterampilan orang dewasa. Pada
usia dini, anak dapat menguasai gerakan-gerakan kompleks, berbelit-belit dan cepat yang
diperlukan untuk menghasilkan kualitas karya yang baik atau untuk memainkan perangkat
instrumen musik sulit. Dalam hal keterampilan motorik halus ini kemampuan anak
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan.
Tujuan umum pendidikan jasmani juga selaras dengan tujuan umum pendidikan.Tujuan
belajar ialah menghasilkan perubahan perilaku. Proses belajar dalam pendidikan
jasmani juga bertujuan untuk menimbulkan peubahan perilaku. Secara sederhana
pendidikan jasmani itu adalah proses belajar untuk bergerak dan belajar melalui gerak.
Dalam pendidikan jasmani, anak belajar melalui gerak yang sering dilakukan dan anak
juga diberi pemahaman bahwa gerak yang dilakukannya itu merupakan sebuah
pengalaman belajar. Melalui pengalaman itu akan terbentuk perubahan dalam aspek
jasmani dan rohaninya.Keterampilan gerak tidak hanya dapat dikuasai melalui proses
belajar, tetapi juga dapat dikuasai melalui pengalaman. Suatu cabang olahraga pun
dapat dikuasai, bila dipelajari dengan sebaik-baiknya.Prosesnya mencakup kegiatan
latihan atau pelaksanaan tugas-tugas secara berulang-ulang. Secara ilmiah,pendidikan
jasmani dalam pelaksanaannya mendapat dukungan dari berbagai disiplin ilmu.Berikut
ini berbagai landasan ilmiah pendidikan jasmani.Landasan biologis bagi pendidikan
jasmani. “Pendidikan jasmani adalah disiplin yang berorientasi tubuh, disamping
berorient asi pada disiplin mental dan sosial.Oleh karena itu guru pendidikan jasmani
harus memiliki pemahaman tentang fungsi fisik dari tubuh agar dapat
memanfaatkannya dalam kegiatan pendidikan jasmani.
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13