Anda di halaman 1dari 16

LANDASAN ILMIAH PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA

DAN KESEHATAN DALAM SUDUT PANDANG BIOLOGIS


(Makalah Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Landasan Ilmiah
PJOK)

Dosen Pengampu MK :
1. Dr. Adnan Fadli, M. Pd
2. Dr. Asep Sujana Wahyuri, S.Si.,M.Pd

Oleh Kelompok 3 :

1. Mezi Aulia Rahmadani ( 21199039 )


2. Muhammad Jamil ( 21199040 )
3. Ryzki Adilla ( 21199053 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA (S2)


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022

i
ii

KATA PEGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi anugrah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada

junjungan besar, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan yang lurus

berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah serta rahmat bagi seluruh

alam semesta.

Penulis mengucap terimakasih kepada Bapak Dr. Adnan Fadli M. Pd dan Bapak Dr.

Asep Sujana Wahyuri,S.Si.,M.Pd selaku Dosen Matakuliah Landasan Ilmiah

Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dan Olahraga yang telah memberikan tugas ini.

penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta

pengetahuan pembeca mengenai Landasan Ilmiah PJOK dalam sudut pandang biologis.

Penulis juga menyadri sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan

dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap ada nya kritik, saran, dan

usulan demi perbaikan makalah yang telah dibuat.

Padang, Februari 2022

Penulis
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Masalah .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Landasan Biologi Pendidikan …………………………...3

B. Karakteristik Biologi Manusia………………………………………3

C. Implikasinya Biologi bagi Pendidikan………………………………6

D. Landasan Biologis bagi PJOK………………………………………8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .......................................................................................... 12

DAFTAR RUJUKAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan pada hakikatnya adalah proses


interaksi antara peserta didik dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas
jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia seutuhnya(Sodikin,dkk.,2010).
Aktivitas jasmani tersebut dapat diartikan sebagai kegiatan peserta didik untuk
meningkatkan keterampilan motorik dan fungsional. Dengan kata lain, Prinsip-prinsip
pembelajaran pendidikan jasmani yang dikembangkan haruslah dapat memacu pada
pembentukan, pengembangan dan peningkatan kualitas kemampuan unsur-unsur
kognitif, afektif dan psikomotorik. Sesuai dengan makna pendidikan jasmani yaitu
pendidikan melalui aktivitas fisik(Depdiknas, 1999). Salah satu prioritas utama yang
ingin dicapai dalam PJOK adalah penguasaan keterampilan motorik. Oleh sebab
itu aktivitas yang diberikan hendaknya mampu membangkitkan dan memberikan
kesempatan kepada anak untuk kreatif dan aktif, serta mampu mengembangkan
keterampilan motorik dan potensi anak. Dengan demikian, selama anak mengikuti proses
belajar penjas secara langsung akan dapat merangsang terpacunya suatu penguasaan
keterampilan gerak pada umumnya dan keterampilan pada cabang Olahraga tertentu pada
khususnya.
Salah satu perubahan paradigma pembelajaran tersebut adalah orientasi
pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) beralih berpusat pada
murid (student centered); metodologi yang semula didominasi ekspositori berganti
kepada partisipatori; dan pendekatan yang semula banyak bersifat tekstual berubah
menjadi kontekstual. Semua perubahan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki
mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil pendidikan(Direktorat Tendik,
2008). Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran Penjas amat berbeda pelaksanaanya dari
pembelajaran mata pelajaran lain. Penjas adalah pendidikan melalui aktivitas jasmani.
Dengan berpartisipasi dalam aktivitas fisik, siswa dapat menguasai keterampilan dan

1
pengetahuan, mengembangkan apresiasi estetis, mengembangkan keterampilan generik
serta nilai dan sikap yang positif, dan memperbaiki kondisi fisik untuk mencapai tujuan
PJOK itu sendiri. Pada dasarnya program PJOK memiliki kepentingan yang relatif
sama dengan program pendidikan yang lainnya dalam ranah pembelajaran, yaitu sama-
sama mengembangkan tiga ranah utama: psikomotor, kognitif dan afektif. Ada satu
kekhasan dan keunikan program Penjas yang tidak dimiliki oleh program pendidikan
lainnya, yaitu dalam hal pengembangankebugaran jasmani peserta didik dan
pencapaian keterampilan geraknya.Pengembangan domain psikomotor dalam
pembelajaran Penjas secara umum dapat diarahkan pada dua tujuan utama, pertama
mencapai perkembangan aspek kebugaran jasmani dan kedua, mencapai perkembangan
aspek perseptual motorik. Ini menegaskan bahwa pembelajaran Penjas harus melibatkan
aktivitas fisik yang mampu merangsang kemampuan kebugaran jasmani dan pembentukan
penguasaan gerak ketrampilan itu sendiri. Kebugaran jasmani merupakan aspek
penting dari domain psikomotor, yang bertumpu pada perkembangan kemampuan
biologis organ tubuh. Konsentrasinya lebih banyak pada persoalan peningkatan
efesiensi fungsi faal tubuh dengan segala aspeknya sebagai sebuah sistem, misalnya sistem
pernapasan, sistemperedaran darah, sistem metabolisme, dll. Pegembangan
keterampilan gerak merujuk pada proses penguasaan suatu keterampilan atau tugas gerak
yang melibatkan proses mempersepsi rangsangan dari luar, kemudian rangsangan itu
diolah dan diprogramkan sampai terjadinya respon berupa tindakan yang sesuai dengan
rangsangan itu.
B. Rumusan masalah

1. Bagaimana pendidikan jasmani dan olahraga jika dilihat dari sudut pandang biologis ?

C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui pendidikan jasmani dan olahraga jika dilihat dari sudut pandang

biologis.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Landasan Biologi Pendidikan

Biologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup serta proses kehidupan.

Adapun makhluk hidup yang dimaksud ialah manusia, hewan dan tumbuhan. Biologi

adalah ilmu tentang makhluk hidup beserta lingkungannya. (Ferdinand, 2009). Landasan

biologi pendidikan adalah suatu titik acuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan

biologis dan karakteristik biologis peserta didik dalam hal pendidikan.

B. Karakteristik Biologi Manusia

Ditinjau dari faktor biologi, manusia dan hewan tertentu memiliki persamaan

karakteristik. Namun demikian walau ada persamaan karakteristik dari segi biologi,

tetapi manusia memiliki potensi superior yang membedakannya dengan makhluk lain.

Potensi superior tersebut adalah kemampuan mental, kecerdasan, akal budi atau daya

pikir yang paling sempurna yang kesemuanya berada dalam otak. Dalam beberapa hal

manusia dengan hewan mamalia lain memiliki perbedaan. Tetapi hewan mamalia secara

umum memiliki persamaan. Persamaan tersebut terutama dalam bentuk organ dan

sistem pada tubuh secara anatomis antara manusia dengan hewan primata. Dobzhansky

mengatakan bahwa diantara hewan yang paling dekat dengan manusia adalah simpanse

hewan yang paling cerdas. Simpanse hewan yang paling superior dibandingkan dengan

hewan primata lainnya, dalam kemampuan mengingat, berkemauan dan belajar. Namun

demikian ada pemisah yang sangat jauh berbeda mengenai kapasitas intelektual

(intellectual capacity) antara simpanse dengan manusia. Respon-respon simbolik dapat

dipelajari oleh simpanse dengan sejumlah kesulitan yang dihadapi, sehingga tidak akan

3
mampu melampaui batas kapasitasnya. Beberapa karakteristik biologis lain diantaranya

yakni :

1. Asumsi biologi : manusia adalah hewan, namun bukan semata-mata hewan dan

bukan semata-mata manusia.

2. Masalah biologi mendasari masalah pendidikan. Pendidikan ialah persiapan untuk

kehidupan yang sempurna.

3. Tiga arti biologi bagi pendidikan menurut Horne:

a) Bertambahnya ukuran otak. Makin tinggi skala derajat mamalia, makin besar

ratio otaknya dibandingkan dengan ukuran badannya.

b) Panjang periode anak manusia dibandingkan dengan anak hewan yang lebih

rendah.

c) Otak sebagai alat berpikir.

4. Bertambahnya rasio otak/badan pada manusia.

Manusia secara absolut mempunyai otak paling besar dari semua makhluk.

Bertambahnya ukuran otak dapat berarti peralihan hidup dari dasar insting ke dasar

rasional. Manusia mempunyai kapasitas insting lebih besar daripada hewan yang

lebih rendah.

5. Kelebihan edukabilitas atas insting.

Pendidikan ialah pertimbangan individu yang ditambahkan pada pengalaman ras

pada masa lampau dalam menentukan perbuatan.

6. Basis mental dalam seleksi alam

Pendidikan menurut versi biologi ialah kondisi dasar untuk memperoleh

perkembangan optimal dan penyesuaian terbaik terhadap lingkungan.

4
7. Menurut Adam Sedgewick:

Secara biologis pendidikan ialah pembentukan kebiasaan. Pendidikan tidak lebih

daripada respon organisme yang matang terhadap stimulus dari luar.

8. Alam dan buatan.

Alam adalah segala kekuatan hidup. Pendidikan adalah sejenis alam tertinggi dan

terakhir. Jadi, pendidikan adalah penyesuaian superioritas manusia yang sadar terhadap

lingkungannya.

9. Periode panjang anak manusia.

Periode anak manusia terpanjang dibandingkan anak makhluk lain. Selama periode itu

anak tergantung hidupnya pada bantuan orang tua. Menurut Nicholas M. Butler bahwa

periode anak bagi pendidikan sebagai periode penyesuaian fisik (berjalan, makan) dan

penyesuaian mental/spiritual.

10. Otak sebagai alat jiwa

Empat bukti ilmiah tentang otak dengan jiwa:

a) Pathologi menunjukan hasil otopsi bahwa penyakit mental yang berbeda berhubungan

dengan luka pada tempat yang berbeda dalam otak.

b) Anatomi menunjukan bahwa syaraf-syaraf dari berbagai organ tubuh bertemu dalam

otak.

c) Pembedahan makhluk hidup menunjukan bahwa hilangnya bagian-bagian tertentu dari

otak menghasilkan perubahan pada tingkah laku.

d) Efek stimulus dan narkotik mempengaruhi kesadaran.

11. Yang dapat dilakukan pendidikan untuk otak.

5
Pendidikan dapat mengembangkan dan memperkuat sistem syaraf yang tidur dan melalui

pembiasaan dapat membuat otak siap untuk pemikiran dan perbuatan baru.

12. Keturunan orang-orang yang berpendidikan.

Menurut donald Son: Keturunan orang-orang terdidik seharusnya mempunyai sistem syaraf

yang dimodifikasi lebih kuat, lebih responsif dan lebih akurat, sehingga lebih mampu

beradaptasi.

13. Otomatisasi bukan tujuan akhir pendidikan.

Karena otomatis bekerja dalam dunia statis, sedangkan dunia manusia tumbuh dan

berkembang. Dalam hal ini kesadaran diperlukan sebagai motor penggerak, sebagai

pembebas dan penyesuai terhadap situasi baru.

Dari sudut kesadaran berfungsi meneruskan (mengulang-ngulang) perbuatan yang

menyenangkan dan menghasilkan (menghindari)perbuatan yang menyakitkan.

C. Implikasinya Biologi bagi Pendidikan

. 1. Implikasi bagi Penyelenggaraan Pembelajaran

Dalam hal ini diperlukan suatu cara pembelajaran yang hidup, dalam arti yang

memberikan banyak kesempatan kepada anak untuk memfungsikan unsur-unsur fisik dan

aspek-aspek perseptualnya. Dengan kata lain, diperlukan suatu cara pembelajaran yang

bersifat langsung. Cara pembelajaran seperti ini akan memberikan dampak positif yang

banyak berkembangnya aspek kognisi dan kreativitas, fisik perseptual, dan sosial.

Cara pembelajaran yang diharapkan adalah memiliki karakteristik :

a) Programnya disusun secara fleksibel dan tidak kaku serta memperhatikan perbedaan

individual anak.

6
b) Dilakukan secara variatif melalui banyak aktivitas seperti eksperimen, praktek, observasi

langsung, permainan, dan sejenisnya.

c) Melibatkan penggunaan berbagai media dan sumber belajar

2. Implikasi bagi Pemeliharaan Kesehatan dan Nutrisi Anak

Kesehatan merupakan salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap

pertumbuhan fisik anak. Penanaman kebiasaan berperilaku sehat terhadap anak SD

merupakan salah satu hal yang perlu dipahami dan diterapkan sejak dini. Kebiasan

berperilaku sehat hendaknya dilakukan secara menyeluruh mulai drai kebersihan pakaian

dan tubuh, kebersihan makanan, pemeliharaan kebersihan lingkungan sekitar, serta

mendisiplinkan diri untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Hal lain yang perlu di perhatikan dalam program pendidikan kesehatan bagi anak SD

adalah unsur keteladanan dari pihak pendidik. Unsur keteladanan ini merupakan suatu upaya

pengkondisian anak kearah berperilaku sehat. Dipihak lain, makanan yang mengandung gizi

secara seimbang juga merupakan aspek yang penting dalam perkembangan anak. Kebutuhan

kalori yang memadai perlu diperhatikan untuk menjaga keseimbangan perkembangan fisik

anak kebutuhan kalori ini akan sejalan dengan perkembangan fisik dan usia anak.

Upaya yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah untuk mewujudkan pemeliharaan

kesehatan dan pemenuhan gizi anak yaitu :

a) Melakukan pemeriksaan kesehatan anak secara rutin, dapat melakukan kerjasama

dengan pihak Depkes.

b) Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat melalui penerapan aturan dan disiplin yang

jelas, tegas, dan bijaksana disertai dengan unsur keteladanan dari pihak staf sekolah,

khususnya guru.

7
c) Melakukan pembinaan tentang kesehatan terhadap pra pedagang makanan yang ada

disekitar sekolah.

d) Menjalin kerja sama dengan pihak orangtua untuk sama-sama mebudayakan berperilaku

sehat.

D. Landasan Biologis bagi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Landasan Ilmiah Pelaksanaan Pendidikan jasmani olahrga dan kesehatan Secara ilmiah

pelaksanaan PJOK mendapat dukungan dari berbagai disiplin ilmu, dimana pandangan dari

setiap disiplin tersebut dapat dijadikan sebagai landasan bagi berlangsungnya program PJOK

di sekolah-sekolah. Di bagian ini, penulis akan menguraikan landasan ilmiah dari disiplin

imu, yaitu dari sudut pandang biologis. Pendidikan jasmani Olahraga dan kesehatan adalah

disiplin yang berorientasi pada tubuh, di samping berorientasi pada disiplin mental dan

sosial. Guru pendidikan jasmani olahrga dan kesehatan karenanya harus memiliki

penguasaan yang kokoh terhadap fungsi fisikal dari tubuh untuk memahami secara lebih

baik pemanfaatannya dalam kegiatan pendidikan jasmani. Khususnya dalam masa modern

dewasa ini, ketika pendidikan gerak dipandang teramat penting, pengetahuan tentang

bagaimana tubuh manusia berfungsi dipandang amat krusial agar bisa melaksanakan tugas

pengajaran dengan baik. Joseph W. Still telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk

meneliti perilaku fisikal dan intelektual manusia.

Meskipun penelitiannya sudah berlangsung di masa lalu, namun masih menemukan

faktanya di masa kini, bahkan maknanya seolah mendapatkan angin baru dalam era

teknologi dewasa ini. Dalam penelitiannya, Still menemukan bahwa keberhasilan manusia

dalam pencapaian prestasi, baik dalam hal prestasi fisikal maupun dalam prestasi intelektual,

berhubungan dengan usia serta dapat digambarkan dalam bentuk sebuah kurva, di mana

8
kurva itu bisa menaik dan bisa menurun, sesuai dengan perjalanan usia manusia. Dalam

kurva hasil penelitian Still ditunjukkan bahwa tidak lebih dari 5% populasi manusia berhasil

mendaki kurva keberhasilan, sedang selebihnya lebih banyak mengikuti kurva kegagalan,

terutama setelah melewati usia antara 25 hingga 35 tahun. Yang menarik, menurut dugaan

Still, kurva kegagalan dalam pertumbuhan fisik menunjukkan bahwa perkembangan fisik

manusia dewasa ini semakin berkurang.

Sebabnya, manusia modern sekarang dihadapkan pada rendahnya melakukan latihan

fisik, di samping karena terlalu banyak makan, minum, dan merokok; sehingga mereka

merosot kondisinya setelah usia 30 tahunan. Meskipun perubahan dalam jaman dan

peradaban telah menyebabkan penurunan dalam jumlah aktivitas yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan tugas-tugas dasar yang berkaitan dengan kehidupan, sebenarnya tubuh

manusia tidaklah berubah. Karenanya, manusia harus tetap menyadari bahwa dalam hal

kesehatan tubuhnya, dasar biologisnya menuntut dan mengakui pentingnya aktivitas fisik

yang keras dalam hidupnya. Jika tidak, kesehatan, produktivitas, serta efektivitas hidupnya

akan menurun drastis. Dalam hal itulah pendidikan jasmani yang baik di sekolah dan di

masa-masa berikut dalam hidupnya dipandang amat penting dalam menjaga kemampuan

bilogis manusia. Dipandang dari sudut ini, pendidikan jasmani terikat dekat pada kekuatan

mental, emosional, sosial, dan spiritual manusia.

“Pendidikan jasmani adalah disiplin yang berorientasi tubuh, disamping berorientasi pada

disiplin mental dan sosial” Rosdiani, 2013, hlm. 28. Oleh karena itu guru pendidikan jasmani

harus memiliki pemahaman tentang fungsi fisik dari tubuh agar dapat memanfaatkannya

dalam kegiatan pendidikan jasmani. Keterampilan Motorik Selama masa anak, kemampuan

gerak motorik menjadi jauh lebih halus dan lebih terkoordinasi dari masa sebelumnya. Pada

9
berusia sekitar 10-11 tahun, anak-anak lazimnya sudah mampu melakukan berbagai jenis

kegiatan olah raga seperti: lari, mendaki, lompat, bernang, dan mengendarai sepeda. Dalam

keterampilan-keterampilan motorik kasar yang melibatkan aktivitas otot besar ini, anak laki-

laki lazimnya memiliki kemampuan yang lebih baik daripada anak-anak perempuan. Hal

demikian terjadi karena jumlah sel-sel otot anak laki-laki lebih banyak daripada sel-sel otot

anak-anak perempuan.

Bagi anak, penguasaan keterampilan-keterampilan fisik dapat merupakan sumber

kesenangan dan prestasi. Anak menjadi senang karena dengan menguasai berbagai

keterampilan fisik ia dapat bermain dan melakukan berbagai aktivitas yang diinginkannya.

Begitu pula, unsur pengalaman dalam melakukan berbagai aktivitas tersebut membuat anak

menjadi semakin mahir dan terampil serta menjadi semakin kaya dan bevariasi dengan

keterampilan-keterampilan baru.

Anak-anak usia SD juga sudah lebih mampu mengendalikan tubuhnya sehingga dapat

duduk dan memperhatikan sesuatu secara lebih lama. Namun perlu diingat bahwa mereka

masih jauh dari memiliki kematangan fisik dan mereka masih tetap perlu aktif. Anak-anak

SD akan lebih tersiksa kalau harus duduk dan memperhatikan guru dengan lama daripada

berlari, meloncat, atau bermain sepeda. Artinya, anak-anak usia SD masih lebih senang

melakukan berbagai aktivitas fisik daripada berdiam diri. Bagi anak, aktivitas fisik sangat

esensial untuk memperhalus keterampilan-keterampilan fisik mereka. Mereka perlu

mendapat kesempatan yang cukup untuk melakukan berbagai aktivitas sehingga dapat

menggerakan semua bagian anggota tubuhnya. Karena itu, suatu prinsip praktek pendidikan

yang penting bagi anak usia SD adalah bahwa mereka harus terlibat dalam kegiatan aktif

daripada pasif.

10
Meningkatkan proses melunasi selama masih masa anak terefleksi dalam keterampilan-

keterampilan motor halus. Anak dapat menggunakan tangan mereka secara lebih lihai. Anak

usia 6 tahun dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti melekatkan benda, memasang tali

sepatu, dan mengancingi baju. Menjelang usia 7 tahun, tangan anak menjadi lebih kuat. Pada

usia ini, anak dapat menggambar secara lebih kecil dan rapih. Antara usia 8-10 tahun, tangan

anak dapat digunakan secara bebas dengan lebih mudah dan tepat. Ukuran huruf yang ditulis

anak menjadi lebih kevil dan lebih sempurna. Pada usia 10-12 tahun, anak mulai menunjukan

keterampilan manipulatif yang hampir sempurna dengan keterampilan orang dewasa. Pada

usia dini, anak dapat menguasai gerakan-gerakan kompleks, berbelit-belit dan cepat yang

diperlukan untuk menghasilkan kualitas karya yang baik atau untuk memainkan perangkat

instrumen musik sulit. Dalam hal keterampilan motorik halus ini kemampuan anak

perempuan bisaanya lebih baik daripada kemampuan anak laki-laki.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan.
Tujuan umum pendidikan jasmani juga selaras dengan tujuan umum pendidikan.Tujuan
belajar ialah menghasilkan perubahan perilaku. Proses belajar dalam pendidikan
jasmani juga bertujuan untuk menimbulkan peubahan perilaku. Secara sederhana
pendidikan jasmani itu adalah proses belajar untuk bergerak dan belajar melalui gerak.
Dalam pendidikan jasmani, anak belajar melalui gerak yang sering dilakukan dan anak
juga diberi pemahaman bahwa gerak yang dilakukannya itu merupakan sebuah
pengalaman belajar. Melalui pengalaman itu akan terbentuk perubahan dalam aspek
jasmani dan rohaninya.Keterampilan gerak tidak hanya dapat dikuasai melalui proses
belajar, tetapi juga dapat dikuasai melalui pengalaman. Suatu cabang olahraga pun
dapat dikuasai, bila dipelajari dengan sebaik-baiknya.Prosesnya mencakup kegiatan
latihan atau pelaksanaan tugas-tugas secara berulang-ulang. Secara ilmiah,pendidikan
jasmani dalam pelaksanaannya mendapat dukungan dari berbagai disiplin ilmu.Berikut
ini berbagai landasan ilmiah pendidikan jasmani.Landasan biologis bagi pendidikan
jasmani. “Pendidikan jasmani adalah disiplin yang berorientasi tubuh, disamping
berorient asi pada disiplin mental dan sosial.Oleh karena itu guru pendidikan jasmani
harus memiliki pemahaman tentang fungsi fisik dari tubuh agar dapat
memanfaatkannya dalam kegiatan pendidikan jasmani.

B. Saran

12
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, 1999. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS),


Depdiknas, Jakarta.

Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik


Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. 2008. “Mutu
Pendidikan”. https://teguhsasmitosdp1.files.wordpress.com diakses tanggal 13
Maret 2015.

Ferdinand F, Ariebowo M. 2009. Praktis Belajar Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan


Departemen Pendidikan Nasional.

Rosdiani (2013). Manajemen pendidikan jasmani. Bandung, Indonesia: Alfabeta.

13

Anda mungkin juga menyukai