Dosen Pengampuh
Prof. Dr. Nurhayati B, M. Pd
Oleh:
Kelas Pendidikan Biologi B
Kelompok 4
Hasniar (220013301028)
Nisa Almagfirah (220013301038)
Nurheni Arifin (220013301046)
Nurhidayah Hasan (220013301047)
PROGAM PASCASARJANA
SEPTEMBER 2022
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah menganugerahkan kepada kita
semua buah kecerdasan yaitu otak dengan kapasitor memori yang besar sehingga
kita sebagai khalifah dimuka bumi ini merupakan makhluk yang mulia derajatnya
dari sebaik-baik kejadian dari semua makhluk yang diciptakan Allah SWT.
Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad SAW, yang telah
membawa kita dari alam kegelapan menuju dunia yang terang benderang, sampai
dengan saat ini. Alhamdulillahirobbil’alamin, dalam kesempatan kali ini telah
menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Gejala Aktivitas Umum Jiwa
Manusia yang Perlu Diketahui Oleh Calon Pendidik dan Pendidik”. Makalah ini
dibuat sebagai tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi calon
pendidik dan pendidik terhadap gejala aktivitas umum jiwa manusia yang akan
dibuat lebih baik lagi dan untuk kedepannya dapat memperbaiki maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena banyak kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ............................................................................................1
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................2
D. Manfaat Penelitian........................................................................................2
A. Kesimpulan.................................................................................................29
B. Saran ...........................................................................................................29
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dimulai sejak seseorang terlahir ke dunia. Tiap-tiap individu telah membawa bibit-
bibit sifat dalam diri yang sepanjang proses kehidupannya akan senantiasa
berkembang menjadi kejiwaan tertentu. Selama proses itu, ada beberapa faktor
tingkat kesadaran atau usia, dan mental yang kuat, akhlak serta jiwa yang dapat
mempersoalkan aktivitas manusia, baik yang dapat diamati maupun yang tidak.
mendasarinya. Dalam aktivitas sehari – hari, manusia tentunya memilki sifat umum
yang dapat terlihat saat manusia sedang melakukan suatu aktivitas. Pada umumnya,
untuk mengetahui keadaan sekitar tentunya tiap individu memiliki cara tersendiri
bagaimana merespon segala hal yang ada disekitar mereka. Cara paling dasar untuk
mengenali lingkungan tersebut dengan cara tersendiri dari tiap individu. Salah satu
contoh yang paling mudah kita temui adalah pada saat proses belajar mengajar
1
2
Kemudian secara sadar maupun spontan, para peserta didik pasti memperhatikan
guru tersebut. Mulai dari materi apa yang sedang disampaikan, bahkan mungkin
ada pula yang hanya memperhatikan gerakan yang dilakukan oleh guru tersebut,
karena setiap individu memiliki intepretasi dan tanggapan yang berbeda satu sama
lain, apa yang sedang dipikirikan oleh peserta didik yang satu, berbeda dengan apa
yang dipikirkan oleh peserta didik yang lainnya. Untuk lebih jelasnya, pada
makalah ini kelompok kami akan membahas gejala aktivitas umum jiwa manusia
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah
1. Bagaimana gejala aktivitas jiwa peserta didik yang perlu diketahui oleh
2. Seperti apa jenis-jenis gejala aktivitas umum jiwa manusia yang perlu
B. Tujuan Penelitian
C. Manfaat Penelitian
1. Agar calon pendidik dan pendidik dapat mengetahui dan memahami gejala
PEMBAHASAN
pemaparan tentang pemahaman gejala kejiwaan dalam tigkah laku manusia untuk
jiwa) dan secara anatomis dan fisiologis-biologis dan sosiologis, peserta didik
sebagai bagian integral dari manusia pada umumnya, memiliki karakteristik yang
unik yang perlu dipahami oleh para calon pendidik dan pendidik. Pengetahuan
tentang karakteristik psikologis peserta didik yang berkaitan dengan gejala aktivitas
umum jiwa peserta didik sangat penting bagi para calon pendidik dan pendidik
Gejala jiwa pada manusia tampak dalam perilakunya. Ada beberapa bentuk
gejala jiwa manusia yang mendasar yang banyak muncul dalam bidang pendidikan.
4
5
perilaku manusia, baik perilaku seorang pendidik atau guru maupun perilaku
sebagai pemusatan tenaga jiwa peserta didik yang tertuju kepada sajian materi yang
pelajaran yang diajarkan oleh pendidik di kelas. Jika siswa tersebut memusatkan
kesadaran dan daya jiwanya untuk mengetahui dan memahami materi pelajaran
Kata “perhatian” tidaklah selalu digunakan dalam arti yang sama. Beberapa
contoh dapat menjelaskan hal ini: (1) Dia sedang memperhatikan contoh yang
diberikan oleh pendidiknya, (2) Dengan penuh perhatian dia mengikuti kuliah yang
diberikan oleh dosen yang baru itu. Kedua contoh tersebut mempergunakan kata
psikis tertuju kepada suatu objek dan banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai
dengan kata memperhatikan baik secara spontan maupun dengan kehendak pribadi.
Dalam proses memperhatikan suatu objek, perhatian akan dikatakan berhasil jika
berhasil jika dalam prosesnya dilakukan dengan tidak intensif. Dalam aktivitas
Perhatian belajar yang dimiliki oleh peserta didik dan manusia pada
umumnya dibagi atas beberapa macam, yaitu perhatian insentif dan tidak insentif,
terpusat, dan perhatian campuran. Perhatian belajar peserta didik yang intensif,
yaitu perhatian yang mendalam yang dimiliki peserta didik pada saat melakukan
aktivitas belajar. Peserta didik yang selalu memiliki perhatian belajar ini akan lebih
oleh guru di kelas. Sebaliknya peserta didik yang memiliki perhatian belajar yang
tidak intensif akan sulit mengetahui, memahami, dan menguasai materi pelajaran
pengalaman batin berarti makin intensiflah perhatiannya. Dalam hal ini telah
disertai oleh perhatian yang intensif. Selain itu semakin intensif perhatian yang
Perhatian belajar yang spontan pada diri peserta didik ialah perhatian belajar
yang terjadi seketika, karena peserta didik mendapatkan rangsangan yang sifatnya
belajar yang sengaja ditimbulkan pada diri peserta didik. Contoh perhatian belajar
7
spontan ialah ketika seorang peserta didik mengikuti pelajaran di kelas, lalu tiba-
tiba terjadi keributan di luar kelas, maka tiba-tiba perhatian peserta didik tersebut
beralih kearah tempat terjadinya keributan tersebut. Dan contoh dari perhatian
belajar yang dipaksakan, misalnya sekalipun suasa di dalam kelas panas di siang
hari, para peserta didik harus dapat memaksakan diri untuk memusatkan
konsentratif atau terpusat ialah perhatian belajar yang memusat atau terfokus
kepada objek yang dipelajari. Perhatian distributif ialah perhatian belajar yang
sifatnya menyebar yang dimiliki oleh peserta didik, dan perhatian campuran ialah
perhatian belajar yang sifatnya gabungan antara perhatian belajar yang memusat
2. Motivasi Belajar
Motivasi secara umum dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Faktor motivasi belajar secara umum dan
motivasi belajar secara khusus merupakan gejala aktivitas jiwa manusia yang
sangat diperlukan oleh manusia dan peserta didik khususnya dalam mengarungi
kehidupan yang sarat dengan persaingan. Manusia secara umum dan peserta didik
secara khusus yang memiliki motivasi hidup yang rendah akan memiliki kinerja,
tertinggal jauh dari teman atau manusia lainnya yang memiliki motivasi yang tinggi
dalam menjalani hidupnya. Guru yang yang memiliki motivasi mengajar yang
tinggi ditandai dengan rajin mengajar di kelas, bergairah dalam mengajar, aktif dan
8
Nurhayati, 2008).
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri
siswa maupun dari luar siswa, sehingga menimbulkan hasrat, keinginan, semangat
dan kegairahan dalam kegiatan belajar demi mencapai suatu tujuan. Motivasi
belajar merupakan sebuah dorongan yang muncul secara sadar maupun tidak sadar
dalam diri siswa pada saat kegiatan belajar secara terus menerus untuk mencapai
tujuan yang ingin dicapai sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Motivasi belajar
adalah hasrat yang timbul dalam diri siswa yang menyebabkan terjadinya kegiatan
belajar. Adanya motivasi belajar akan menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan yang memberikan pada arah kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi dan belajar adalah dua
hal yang saling berkaitan. Motivasi belajar merupakan hal yang pokok dalam
Motivasi yang dimiliki individu dibagi atas beberapa jenis, yaitu (1) motif
yang sifatnya bawaan atau kebutuhan organik, yaitu moti-motif yang diisyaratkan
secara biologis, misalnya dorongan untuk makan, minum, dan berbagai kegiatan
hidup individu, dan (2) motif yang sifatnya dipelajari, misalnya dorongan untuk
kedudukan. Ditinjau dari segi relevansi motif dengan tujuan tingkah laku, maka
motif dibedakan atas dua jenis, yaitu motif-motif ekstrinsik dan motif-motif
9
instrinsik. Motif ekstrinsik ialah motif yang berfungsi karena adanya rangsangan
dari luar diri individu, sedangkan motif instrinsik yaitu motif-motif yang berfungsi
prestasi sehingga untuk mencapai prestasi tersebut peserta didik dituntut untuk
tujuan belajarnya. Menurut Uno (2011), fungsi motivasi belajar adalah: (1)
apabila seorang anak yang sedang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang
menentukan pemecahan dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang
pernah dilalui. (2) Memperjelas tujuan belajar. Peran motivasi dalam memperjelas
tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk
belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau
dinikmati manfaatnya oleh anak. (3) Ketekunan belajar. Seorang anak yang telah
termotivasi untuk belajar sesuatu berusaha mempelajari dengan baik dan tekun
Motivasi belajar yang dimiliki oleh peserta didik memiliki tiga fungsi yaitu:
(1) mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi, (2) menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang
perbuatan apa yang harus dikerjakan dengan serasi guna mencapai tujuan, dengan
motivasi belajar pada siswa, antara lain yaitu sebagai berikut: (1) Dorongan
Dorongan ini timbul di dalam proses interaksi antara siswa dengan tugas/masalah.
(2) Harga diri, yaitu ada siswa tertentu yang tekun belajar dan melaksanakan tugas-
tugas bukan terutama untuk memperoleh pengetahuan atau kecakapan, tetapi untuk
memperoleh status dan harga diri dan (3) Kebutuhan berafiliasi, yaitu kebutuhan
harga diri.
mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik. Dengan kata lain apa yang
aktivitas belajar. Hal tersebut juga dapat ditanamkan kepada diri peserta didik
Berpikir merupakan kegiatan mental atau psikis yang dilakukan oleh setiap
orang pada saat mereka menghadapi suatu masalah yang harus dipecahkan. Proses
berpikir juga terjadi saat seseorang di hadapakan kepada berbagai pertanyaan yang
harus dijawab. Kemampuan berpikir bagi setiap orang termasuk peserta didik di
11
Nurhayati, 2008).
Dalam kehidupan, tentunya manusia tidak luput dari hal yang dinamakan
berpikir. Karena setiap langkah dan setiap aktvitas manusia, didasarkan oleh
pengertian satu dengan yang lain dalam rangka mendapatkan pemecahan persoalan
Berpikir sebagai aktivitas mental memiliki tiga fugsi yaitu: (1) membentuk
keputusan. Ada dua jenis proses berpikir yang dapat dilakukan individu, yaitu jenis
berpikir divergen dan korvergen. Jenis berpikir konvergen yaitu cara berpikir yang
umum dilakukan oleh individu pada umummnya dan bersifat rutin sedangkan jenis
berpikir divergen yaitu jenis berpikir yang inovatif, kreatif, dan produktif yang
berpikir ini juga merupakan jenis berpikir yang kompleks yang dituntut pada
individu di era globalisasi agar dapat tetap eksis dan solid dalam era kompetisi
berhubungan dengan fungsi mengenai dan dialami dalam kualitas senang dan tidak
12
senang dalam berbagai taraf. Perasaan ini terdiri dari berbagai jenis, yaitu perasaan
jasmaniah (perasaan tingkat rendah) berupa perasaan indera dan perasaan vital.
Perasaan indera seperti sedap, manis, dan sebagainya, dan perasaan vital, yaitu
perasaan yang berhubungan dengan keadaan jasmani seperti segar, letih, dan
tinggi), yaitu perasaan intelektual, misalnya merasa senang kalua lulus ujian,
a. Perasaan Intelektual
perasaaan kecewa yang dialami seseorang yang sama sekali tak dapat mengerjakan
soal ujian.
b. Perasaan Kesusilaan
Perasaan kesusilaan atau disebut juga sebagai perasaan etis ialah perasaan tentang
positif dan negatife. Perasaan kesusilaan positif misalnya dialami sebagai rasa puas
kalua orang telah melakukan hal baik, sedangkan perasaan kesusilaan negative
misalnya dialami sebagai rasa menyesal kalua orang telah melakukan hal yang tidak
baik.
c. Perasaan Keindahan
13
Perasaan keindahan adalah perasaan yang menyertai atau yang timbul karena
d. Perasaan Sosial
Perasaan sosial ialah perasaan yang mengikatkan individu dengan sesame manusia,
saling tolong-menolong, memberi dan menerima simpati dan antisipasi, rasa setia
Perasaan harga diri dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu perasaan harga diri
positif dan harga diri negatif. Perasaan harga diri positif misalnya perasaan puas,
penghargaan dari pihak lain (misalnya mendapatkan pujian, hadiah, tanda jasa, dan
sebagainya). Sedangkan perasaan harga diri negatif misalnya perasaan kecewa, tak
f. Perasaan Keagamaan
seseorang tentang adanya yang Maha Kuasa seperti: rasa kagum akan kebesaran
Tuhan, rasa syukur setelah lepas dari marabahaya secara ajaib, dan sebagainya.
Secara umum sikap merupakan suatu yang ditunjukkan yang ada dalam diri
manusia. Dengan menunjukkan suatu reaksi dari seseorang tersebut. Sikap yang
bias dilihat secara langsung menunjukkan keberadaan suatu respon yang diberikan.
14
Secara tidak langsung sifat atau sikap emosional yang menangkap stimulasi-
suatu objek atau rangsangan tertentu (Gurungan, 1987). Sikap juga dapat diartikan
sebagai kecenderungan individu untuk merasa senang dan tidak senang terhadap
suatu objek. Dengan mengacu kepada pengertian sikap secara umum, maka sikap
dimungkinkan peserta didik akan lebih giat belajar dan pada akhirnya kemungkinan
hasil yang didapat juga lebih baik. Pada kenyataannya, masih ada beberapa siswa
yang memiliki sikap belajar yang kurang bagus terhadap mata pelajaran, sehingga
berhubungan dengan hasil belajar yang akan dicapai. Sikap merupakan perilaku
yang dimiliki oleh seseorang dan tertanam sejak dini yang mana perilaku tersebut
berbeda-beda. Sikap merupakan masalah yang penting dalam psikologi. Hal ini
cukup dimengerti apalagi jika dilihat dari segi pentingnya sikap didalam tingkah
laku sehari-hari. Dalam dunia pendidikan, sikap belajar diperlukan peserta didik
Sikap belajar yang ada pada peserta didik akan mambawa warna dan corak
pada tindakan, baik menerima maupun menolak dalam menggapai sesuatu hal yang
15
ada diluar darinya. Sikap belajar dapat menentukan cara belajar dan bagaimana
memperlajari mata pelajaran, sehingga mudah untuk dipahami. Sikap belajar ini
akan mempengaruhi hasil belajar. Artinya, semakin baik sikap belajar, maka
Sikap belajar peserta didik dapat diukur oleh guru dengan menggunakan
skala liker. Untuk mengungkapkan sikap belajar peserta didik dengan skala liker
tersebut, seorang guru dapat menyusun pertanyaan- pertanyaan yang termuat dalam
setuju dan sangat tidak setuju. Pengungkapan sikap belajar peserta didik oleh guru
sangat penting dilakukan untuk mendapatkan umpan balik dari peserta didik
tentang proses pembelajaran yang dikelolah oleh guru, yaitu apakah telah
menyenangkan bagi peserta didik atau tidak (Hadis dan Nurhayati, 2008).
yaitucepat atau mudah mencamkan, setia, teguh, luas dalam menyimpan, dan siap
untuk memproduksi kesan yang dicamkan tanpa perubahan (La Sulo, 1990). Materi
pelajaran yang telah dipelajar oleh peserta didik dapat tersimpan dengan baik dalam
memori, maka peserta didik harus melakukan cara-cara berikut : (1) mengulangi
secara terus menerus mempelajari materi pelajaran, dan (2) cepat tidur setelah
belajar mengulangi bercampurnya pesan baru kedalam materi pelajaran yang telah
yang dimiliki oleh setiap individu. Daya ingat atau memori dimaknai tidak hanya
kemampuan untuk menyimpan apa yang pernah dialami namun juga termasuk
telah diketahui. Menurut Nofindra (2019) daya ingat peserta didik dibedakan
a. Daya ingat jangka pendek adalah system penyimpanan yang dapat menahan
b. Daya ingat jangka Panjang adalah system daya ingat menjadi tempat menyimpan
informasi dalam kurun waktu yang lama sehingga dianggap sebagai suatu
Daya ingat yang baik akan menyebabkan peserta didik dapat belajar dengan
mudah dan mencapai hasil ptimal, namun tidak setiap peserta didik memiliki daya
ingat yang baik. Secara teori menurut Sumadi (2015) dapat dibedakan menjadi tiga
sesuatu, dan (2) mencamkan yang tidak sekehendaki (tidak sengaja) yang
pengetahuan.
2. Menyimpan kesan-kesan
17
baru dengan pertolongan tanggapan-tanggapan yang sudah ada dan tanggapan yang
baru tidak harus sesuai dengan benda yang ada. Fantasi juga dapat diartikan sebagai
kemampuan peserta didik dalam merenung dan menghayal secara positif untuk
menemukan suatu yang baru yang bermanfaat bagi kehidupan manusia seperti
handphone generasi ketiga yang memiliki fasilitas camera dan dapat dipakai untuk
bayangan bayangan baru. Dengan kekuatan fantasi manusia dapat melepaskan diri
akan mendatang. Fantasi sebagai kemampuan jiwa manusia dapat terjadi Secara
seorang pemahat, seorang pemahat yang sedang memamahat arca atas dasar daya
Mengingat manfaat produk atau hasil fantasi bagi kehidupan manusia sangat
besar, maka peranan guru dalam menumbuhkembangkan fantasi peserta didik juga
dituntut besar, agar melalui fantasi peserta didik dapat menemukan suatu ide-ide
yang cemerlang untuk melahirkan suatu yang inovativ. Jika para peserta didik telah
18
dapat melakukan fantasi secara positif, para peserta didik akan mampu menemukan
suatu temuan-temuan yang bermanfaat bagi kehidupan peserta didik itu sendiri.
Temuan-temuan baru lahir dari proses fantasi peserta didik merupakan perwujudan
Berfantasi secara positif bagi peserta didik sangat diperlukan, sebab mereka
diilhami oleh berbagai gagasan atau ide-ide baru yang bermanfaat bagi peserta didik
itu sendiri dan masyarakat. Contohnya peserta didik yang menang lomba kerya tulis
ilmiah termasuk hasil dari proses fantasi yang positif, yang terlibat penting untuk
menunbuhkan fantasi positif anak adalah guru, orang tua, dan masyarakat dalam
anak kearah yang positif agar bermanfaat dikalangan orang banyak dan anak dapat
sering dibedakan antara fantasi yang menciptakan dan fantasi yang dipimpin.
Dilihat dari caranya orang berfantasi, fantasi dapat dibedakan atas fantasi yang
orang dapat menjangkau ke depan, maka fantasi mempunyai arti yang penting
dalam kehidupan manusia. Dengan fantasi pula orang dapat menambah bayangan-
bahan bayangan yang ada pada individu. Namun demikian, ini tidak berarti bahwa
fantasi itu tidak mempunyai keburukan. Keburukannya ialah dengan fantasi orang
dapat meninggalkan alam kenyataan, lalu masuk dalam alam fantasi. Hal ini
19
merupakan suatu bahaya, karena orang terbawa hidup dalam alam yang tidak nyata.
telah kita amati, tetapi juga mengantisipasi yang akan dating dan mewakili yang
sekarang. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan tanggapan atau presepsi, yaitu
bayangan pengiring, yaitu bayangan yang tinggal setelah kita melihat sesuatu dan
bayangan eidetic yaitu bayangan yang sangat jelas dan hidup sehingga mempunyai
pembelajaran. Oleh karena itu para guru disekolah harus berusaha mengembangkan
tanggapan peserta didik agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal
mendasari terjadinya tanggapan itu. Karena itu, presepsi peserta didik digolongkan
kedalam beberapa tanggapan tipe, yaitu tipe tanggapan yang visual, auditif,
gustatoris, dan alfaktoris. Ke-empat tipe tanggapan pada diri peserta didik tersebut
harus diperhatikan dan dikembangkan oleh para pendidik secara individual. Jika
perbedaan individu sampai peserta didik dalam hal tipe persepsi yang dimiliki,
Minat secara umum dapat diartikan sebagai rasa tertarik yang ditunjukan
oleh individu kepada suatu objek, baik objek berupa benda hidup maupun benda
yang tidak hidup. Sedangkan minat belajar dapat diartikan sebgai rasa tertarik yang
ditunjukan oleh peserta didik dalam melakukan aktivitas belajar, baik dirumah,
dalam beberapa gejala, seperti: gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan
proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari
pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat belajar itu adalah perhatian,
rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui
Jika individu atau peserta didik merasa tertarik atau berminat dalam
melakukan aktivitas belajar, maka peserta didik tersebut menunjukan sikap dan
prilaku yang baik berupa: peserta didik menunjukan gairah yang tinggi dalam
melakukan aktivitas belajar, tekun dan ulet dalam melakukan aktivitas belajar
sekalipun dalam waktu yang lama, aktiv, kreatif, dan produktif dalam
lelah apalagi bosan dalam belajar, senang dan asyik dalam belajar, aktivitas belajar
dianggap sebagai suatu hobby dan bagian dari hidup, dan sebagainya. Sebaliknya,
peserta didik yang tidak memiliki minat belajar akan menunjukan sikap dan prilaku
belajar yang tidak baik pula berupa acuh tak acuh dalam belajar, aktivitas belajar
dianggap sebagai suatu beban, cepat lelah murung serta bosan dalam belajar dan
faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila bahan pelajaran yang
dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan
sebaikbaiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Oleh karena itu, untuk
mengatasi siswa yang kurang berminat dalam belajar, guru hendaknya berusaha
bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus
belajar. Dalam artian menciptakan siswa yang mempunyai minat belajar yang
besar, mungkin dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik, salah satunya
adalah mengembangkan variasi dalam gaya mengajar. Dengan variasi ini siswa bisa
sebab itu, minat dapat dianggap sebagai respon yang sadar, sebab kalau tidak
untuk belajar diartikan apabila seseorang yang berminat terhadap suatu pelajaran
rajin belajar dan terus memahami semua ilmu yang berhubungan dengan bidang
tersebut, ia akan mengikuti pelajaran dengan penuh antusias dan tanpa ada beban
hal lain dari pada itu. Jadi siswa akan mempunyai perhatian dalam belajar, jika jiwa
dan pikirannya terfokus dengan apa yang ia pelajari. Motivasi merupakan suatu
22
usaha atau pendorong yang dilakukan secara sadar untuk melakukan tindakan
belajar dan mewujudkan perilaku yang terarah demi pencapaian tujuan yang
pengetahuan yang luas tentang pelajaran tersebut serta bagaimana manfaat belajar
gejala aktivitas jiwa manusia yang susah dipisahkan satu sama lain. Ibarat dua sisi
mata uang yang tidak bisa dipisahkan satu sam lain. Peserta didik yang menunjukan
minata belajar yang tinggi juga pasti menunjukan motivasi belajar yang tinggi,
faktor pencetus munculnya motivasi belajar yang tinggi pada diri peserta didik ialah
faktor sikap dan minat belajar yang tinggi pada diri peserta didik. Tidak mungkin
peserta didik termotivasi belajar tinggi jika peserta didik tersebut memiliki sifat
diantaranya faktor objek belajar yang terdiri dari metode, strategi, dan pendekatan
pembelajaran yang digunakan oleh guru, sikap dan perilaku guru, media
Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan dan dilaksanakan olleh guru dalam upaya
untuk menumbuhkembangkan minat belajar pesrta didik. Para calon guru dan guru
Sedangkan kepada para guru yang telah aktif mengajar perlu melakukan penelitian
tentang minat belajar peserta didik sebagai umpan balik bagi guru untuk
23
menegetahui apakah peserta didik yang diajar berminat rendah, sedang, atau tinggi
dalam mengikuti proses pembelajaran yang dikelolanya. Dari umpan balik tentang
kondisi minat belajar peserta didik tersebut guru dapat menyempurnakan atau
Minat belajar peserta didik juga dapat diungkap dengan menggunakan skala
dalam angket mencakup beberapa opsi jawaban seperti sangat sentuju, ragu-ragu,
tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Sedangkan jika menggunakan infentori opsi
pesan dan kesan beljar yang diperolah oleh peserta didik dikelas adalah diproses
melalui pengamatan terhadap apa yang dilihat oleh mata. Pengamatan ialah suatu
aktivitas jiwa untuk mengenal diri kita dengan melihat, mendengar, membau dan
apabila individu mengarnati perilaku seseorang, tetapi tidak tampak ataupun secara
langsung menerima akibatnya. Orang yang melakukan sesuatu dan menjadi sasaran
pengamatan biasa disebut model. Jadi observational learning mode ling dapat
diartikan sebagai suatu proses belajar yang terjadi pada individu melalui kegiatan
mendapatkan perhatian oleh para peserta didik. Tidak sedikit kasus kesulitan belajar
yang dialami oleh peserta didik di kelas disebabkan oleh peserta didik mengalami
perlu melakukan kerjasama dengan dokter, psikolog, konselor, wali kelas, guru
kelas, orang tua peserta diidik, dan pihak terkait lainnya. Hasil konsultasi dan kerjsa
pengamatan anak sehingga anak dapat membpelajari dengan baik (Hadis dan
Nurhayati,2008).
11. Kepribadian
memahami tabiat, watak, sifat dan karakter seseorang. Salah satu bidang yang
secara garis besar, proses terjadinya pendidikan bersumber kepada dua hal yaitu
guru sebagai pendidik dan pengajar serta anak didik yang menerima pendidikan itu
sendiri. Dalam masa-masa usia sekolah Guru ditugaskan untuk membentuk dan
ekonomi, budaya dan lingkungan sekitar serta watak dan sifat anak didiknya serta
guru juga harus memahami keberadaan setiap individu anak sebagai wujud yang
utuh, menangani setiap permasalahan yang muncul dari diri anak dalam peristiwa
lain tersebut. Dalam bidang psikologi tidak ada satu bidangpun yang memiliki
Kata kepribadian berasal dari personality dalam Bahasa Inggris yang berarti
tokoh dan krpibadian (Echols dan Shadily. 1990:426). Menurut Woodworth dan
baik yang bersifat perilaku maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-
kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustasiu dan konflik, serta
lingkungan. Dibawah ini akan dikemukakan sederetan definisi dari berbagai aliran
dari tiga komponen yaitu id (naluri), ego (kesadaran atau aku), superego (hati
nurani).
yang tertinggi adalah akulturasi diri, bagaimana manusia itu barusaha untuk
dari otak yang disebut prefontal cortex (PFC) sebagai pusat rasio dan amygdala
Faktor kepribadian peserta didik perlu mendapat perhatian dari pihak guru,
karena dengan mengetahui dan memahami kepribadian setiap peserta didik, maka
peserta didik dapat menjadi dasar dan acuan bagi guru dalam menyusun program
sebagai berikut:
dimaksudkan untuk melampiaskan kualitas hasrat ingin tahu saja tetapi juga
27
diharapkan bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup manusia itu sendiri dalam
kehidupan (Winkel,1983).
a. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri.
faktor internal ini biasanya merupakan faktor genetis atau bawaan. Faktor
keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki salah satu dari kedua orang tuanya
atau bisa jadi gabungan atau kombinasi dari sifat kedua orang tuanya.
b. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari orang tersebut. Faktor
jasmani, atau seringkali pula disebut faktor fisiologis seperti keadaan genetik,
badan, berat badan, dan sebagainya. Kita mengetahui bahwa keadaan jasmani
Hal ini dapat kita lihat pada setiap bayi yang baru lahir. Ini menunjukkan bahwa
kepribadian seseorang.
PENUTUP
A. Kesimpulan
dengan gejala aktivitas umum jiwa peserta didik sangat penting bagi para calon
2. jenis-jenis gejala aktivitas umum jiwa manusia yang perlu diketahui oleh calon
pendidik dan pendidik yaitu: perhatian peserta didik, motivasi belajar, pikiran
peserta didik, perasaan peserta didik, sikap belajar peserta didik, ingatan
peserta didik, fantasi peserta didik, tanggapan peserta didik, minat belajar,
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini masi jauh dari kata sempurna, meskipun
begitu makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dan bernilai guna bagi para
pembaca, dan bisa dijadikan sumber atau referensi dalam penulisan makalah yang
serupa.
29
30
DAFTAR PUSTAKA
Arif, L dan Samidjo. 2008. Hubungan Antara Sikap Belajar dan Motivasi Belajar
Kejujuran Dengan Hasil Belajar Gambar Teknik. Jurnal Vokasi. Vol 6, No
1. ISSN : 2579-4159. Hal. 92-97
Astiuti, Y. T. 2021. Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Seni Tari Dimasa Pandemi
Covid-19. Jurnal Kajian Ilmiah. Vol 21, No 1. ISSN: 1410-9794. Hal. 101-
110.
Abu Ahmadi. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta.
Azwar, S., 1996. Pengantar Psikologi Inteligensi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Offset
Gerungan, W. A. 1987. Sikap Manusia, Perubahan dan Pengukurannya. Jakarta :
Bina Aksara.
Hadis, A. dan Nurhayati B. 2008. Psikoogi dalam Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Hutagalung, Inge. 2007. Pengembangan Kepribadian. Jakarta : PT. Indeks
Koesworo. 2001. Teori-teori Kepribadian. Bandung : Eresco
La Sulo, S. L. 1990. Pengantar Bimbingan- Konseling dan Psikologi Pendidikan.
Ujung Pandan : FIP IKIP.
Mahmudi. 2013. Psikologi Pendidikan. Bandung : CV. Pustaka Setia
Nofindra, R. 2019. Ingatan, Lupa dan Transfer Dalam Belajar dan Pembelajaran.
Jurnal Pendidikan Rokania. Vol 4, No 1. ISSN : 2527-6018. Hal. 21-39.
Paul Henry Mussen. 1994. Perkembangan dan Kepribadian Anak. Jakarta : Arcan
Sarlito, W. dan Sarwono. 2013. Pengantar Psikologi Umum. Rajawali Pers.
Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sirait, E. D. 2016. Pengaruh Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Formatif.
Vol. 6 (1): 35-43.
Sjarkawi. 2008. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta : Bumi Aksara
Soemanto, Wasty. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.
31
Sobandi, A., & Nurhasanah, S. 2016. Minat Belajar Sebagai Determinasi Hasil
Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran. Vol. 1(1): 128-
135.
Suryabrata, Sumadi. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sumadi, S. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Thahir, A. 2014. Psikologi Belajar. Lampung: Institut Agama Islam Negeri Raden
Intan Lampung.
Uno, Hamzah B. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Winkel,W.S. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia