Anda di halaman 1dari 174

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA

DIDIK (LKPD) INTERAKTIF BERBANTUAN


ISPRING SUITE PADA MATERI
HIDROLISIS GARAM

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh
Dwi Ratna Kusuma Ningrum
NIM 11150162000043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Skripsi berjudul Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


Interaktif Berbantuan iSpring Suite Pada Materi Hidrolisis Garam disusun
oleh Dwi Ratna Kusuma Ningrum, Nomor Induk Mahasiswa 11150162000043,
Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya
ilmiah yang berhak untuk diajukan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang
ditetapkan fakultas.
Jakarta, 13 Juli 2022

Yang mengesahkan,
Pembimbing I Pembimbing II

Dedi Irwandi, M.Si. Evi Sapinatul Bahriah, M.Pd.


NIP. 19710528 200003 1 002 NIDN. 2007078501

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

Burhanudin Milama, M.Pd


NIP. 19770201 200801 1 011

i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

iii
ABSTRAK

Dwi Ratna Kusuma Ningrum (NIM: 11150162000043). Pengembangan


Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Interaktif Berbantuan Ispring Suite
Pada Materi Hidrolisis Garam. Skripsi, Program Studi Pendidikan Kimia,
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hidrolisis garam merupakan materi kimia yang berisi banyak penjelasan konsep
serta penyelesaian soal dengan rumus. Ketika kegiatan belajar mengajar siswa
terlihat interaktif, karena bahan ajar yang digunakan hanya buku paket tanpa
dilengkapi dengan lembar kerja peserta didik (LKPD) serta media pembelajaran
yang digunakan masih terbatas seperti PowerPoint dan video Youtube. Oleh
karena itu tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengembangkan lembar
kerja peserta didik (LKPD) interaktif dengan berbantuan iSpring Suite pada
materi hidrolisis garam. Metode penelitian yang digunakan adalah Research and
Development (R&D) dengan model ADDIE (Analize, Design, Development,
Implementation, Evaluation). Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini dibatasi
pada empat tahap yaitu analisis, desain, pengembangan, dan penerapan. Data
penelitian diperoleh dari hasil wawancara dengan guru dan peserta didik
mengenai pembelajaran kimia yang telah berlangsung di sekolah, hasil validasi uji
kelayakan LKPD oleh ahli materi dan ahli media, hasil angket respon guru dan
siswa terhadap LKPD yang telah dikembangkan. Hasil validasi oleh ahli materi
menunjukkan bahwa materi sangat layak untuk disajikan, dengan persentase
sebesar 83%, dan hasil validasi oleh ahli media didapatkan persentase sebesar
92% dengan kriteria sangat layak digunakan, adapun dari hasil respon peserta
didik didapatkan persentase keseluruhan sebesar 87%, dan respon guru sebesar
85%, sehingga memiliki kriteria yang sangat baik dan menunjukkan bahwa LKPD
interaktif berbantuan iSpring Suite pada materi hidrolisis yang telah
dikembangkan ini layak untuk digunakan.

Kata Kunci: LKPD Interaktif, iSpring Suite, hidrolisis garam.

iv
ABSTRACT

Dwi Ratna Kusuma Ningrum (NIM. 11150162000043). Development of


Interactive Student Worksheet (LKPD) Assisted by iSpring Suite on Salt
Hydrolysis Material, Chemistry Education Study Program, Faculty of
Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta.

Salt hydrolysis is a chemical material that contains many concept explanations


and problem solving with formulas. When teaching and learning activities
students look less interactive, because the teaching materials used are only
textbooks without being equipped with student worksheets (LKPD) and the
learning media used are still limited such as PowerPoint and Youtube videos.
Therefore, the purpose of this study is to develop interactive student worksheets
(LKPD) assisted by iSpring Suite on salt hydrolysis material. The research
method used is Research and Development (R&D) with the ADDIE model
(Analize, Design, Development, Implementation, Evaluation). The stages carried
out in this study are limited to four stages, analysis, design, development, and
application. Research data were obtained from the results of interviews with
teachers and students regarding chemistry learning that had taken place in schools,
the results of the validation of the LKPD feasibility test by material experts and
media experts, the results of the questionnaire of teacher and student responses to
the LKPD that had been developed. The results of validation by material experts
show that the material is very feasible to be presented, with a percentage of 83%,
and the validation results by media experts obtained a percentage of 92% with
very feasible criteria for use, as for the results of student responses, an overall
percentage of 87%, and teacher response of 85%, so it has excellent criteria and
shows that the interactive LKPD assisted by iSpring Suite on the hydrolysis
material that has been developed is feasible to use.

Keywords: Interactive LKPD, iSpring Suite, salt hydrolysis.

v
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil alamin, Puji syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat


Allah Swt. Karena dengan rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Interaktif Berbantuan iSpring Suite Pada Materi Hidrolisis Garam” ini. Shalawat
tidak lupa kami hanturkan kepada Nabi Muhammad Saw, beserta keluarga dan
para sahabatnya.
Selama perjalanan penulis menyusun skripsi, banyak rintangan yang dihadapi
oleh penulis. Namun, atas bantuan, pastisipasi dan dukungan yang diberikan dari
berbagai pihak, akhirnya penulisan skirpsi ini dapat terselesaikan. Maka dari itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajaran staffnya.
2. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kimia.
4. Ibu Salamah Agung, M.A., Ph.D., selaku Penasihat Akademik.
5. Bapak Dedi Irwandi, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan ilmu, waktu, perhatian, bimbingan, kritik dan saran kepada
penulis selama penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Evi Sapinatul Bahriah, M. Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan ilmu, waktu, perhatian, bimbingan, kritik dan saran kepada
penulis selama penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Dindin Sobiruddin, M.Kom., selaku validator ahli media yang telah
bersedia melakukan validasi media serta memberikan saran yang membangun
pada pengembangan LKPD interaktif ini.

vi
8. Bapak Yudhi Munadi, M.Ag., selaku validator ahli media yang telah bersedia
melakukan validasi media serta memberikan saran yang membangun pada
pengembangan LKPD interaktif ini.
9. Ibu Rizqy Nur Sholihat, M.Pd., selaku validator ahli materi yang telah
bersedia melakukan validasi materi kimia serta memberikan saran yang
membangun terhadap penyusunan materi di dalam LKPD interaktif agar
memiliki kualitas yang baik.
10. Bapak Drs. Rojali, M.Pd., Kepala Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di
sekolah tersebut.
11. Ibu Drs. Tri Suciati, selaku guru mata pelajaran kimia yang telah memberikan
izin, bantuan, saran dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi.
12. Seluruh dosen dan jajaran Jurusan Pendidikan IPA, Program Studi
Pendidikan Kimia yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah
mendidikan dan memberikan segala bantuan selama masa perkuliahan.
13. Kedua orang tua tercinta Bapak Supardi dan Ibu Supiyah, terima kasih atas
segala bantuan moril dan materil, kasih sayang dan pengorbanan serta doa
yang tiada henti kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
14. Sahabat tersayang Mutiara Rahmawati & Septiany Dewi, serta sepupu Juwita
Candra Dewi dan Kak Fahri yang telah memberikan doa dan semangat agar
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
15. Teman-teman terbaik Via, Aulia, Chairunnisa, Rizqa, Dyah, Lathifa, Aditya,
Zaqiyatul, Anjar, Jihan, Muthia, dan Dimas, yang telah menjadi tempat
berbagi suka maupun duka, memberikan bantuan, ide dan motivasi, serta
segala support dalam berbagai bentuk kepada penulis.
16. Teman-teman Pendidikan Kimia 2015 UIN Jakarta, khususnya temanteman
Pendidikan Kimia kelas B yang saling memberikan semangat dan dukungan
kepada penulis selama ini.

vii
17. Teman- teman satu bimbingan yaitu Royhatul, Tia, Novia, Willy, dan lainnya
yang telah saling mendukung dan saling mendoakan dalam proses
penyelesaian skripsi.
18. Sahabat-sahabatku sejak di SMP & SMA, yaitu Farhani, Wita, Tias,
Maghfira, Fanny, Rizka, Umai, dan Vina yang selalu memberi dukungan dan
menjadi pendengar yang baik bagi penulis.
19. Kepada Muhammad Nur Ibnu W., yang telah membantu penulis dalam proses
hosting LKPD interaktif.
20. Serta semua pihak yang telah membantu penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih, Alhamdulillah Jaza Kumullah
Khoiro, semoga Allah Swt membalas semua kebaikan yang telah diberikan.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dari skripsi ini, maka dari itu kritik
dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan skripsi. Semoga
dengan adanya penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi banyak orang.
Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 13 Juli 2022

Penulis

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI....................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
ABSTRACT ............................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4
C. Batasan Masalah........................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN RELEVAN, DAN KERANGKA
BERPIKIR............................................................................................................... 7
A. Kajian Teori ................................................................................................. 7
1. Media Pembelajaran ................................................................................. 7
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ..................................................... 10
3. LKPD Interaktif ...................................................................................... 13
4. iSpring Suite ........................................................................................... 14
5. Hidrolisis Garam .................................................................................... 15
B. Penelitian Relevan...................................................................................... 20
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 25
A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 25
B. Objek dan Subjek Penelitian ...................................................................... 25

ix
C. Metode Penelitian....................................................................................... 25
D. Desain Penelitian........................................................................................ 26
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 31
F. Instrumen Penelitian................................................................................... 32
G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 42
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 42
B. Pembahasan ................................................................................................ 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 76
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 77
LAMPIRAN–LAMPIRAN ................................................................................... 84

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir .................................................................. 24


Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian Model ADDIE .............................................. 30
Gambar 4.1 Peta Konsep ....................................................................................... 47
Gambar 4.2 Halaman Awal LKPD Interaktif ....................................................... 51
Gambar 4.3 Halaman Menu Utama LKPD Interaktif ........................................... 51
Gambar 4.4 Halaman Petunjuk Belajar ................................................................. 52
Gambar 4.5 Halaman Kompetensi Dasar & Indikator .......................................... 52
Gambar 4.6 Halaman Peta Konsep ....................................................................... 53
Gambar 4.7 Halaman Materi LKPD Interaktif ..................................................... 53
Gambar 4.8 Halaman Referensi ............................................................................ 54
Gambar 4.9 Halaman Latihan Soal LKPD Interaktif ............................................ 54
Gambar 4.10 Halaman Profile Developer............................................................. 55
Gambar 4.11 Pembuatan Slide LKPD Interaktif Menggunakan Microsoft
PowerPoint............................................................................................................ 56
Gambar 4.12 Pembuatan Latihan Soal Menggunakan iSpring Suite .................... 56
Gambar 4.13 Proses Upload LKPD Interaktif ke Hosting .................................... 57
Gambar 4.14 Pencarian LKPD Interaktif dengan Domain URL
http://belajarhidrolisis.com/ .................................................................................. 57

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara Guru ................................................................... 32


Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara Siswa.................................................................. 33
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Validasi Ahli Media ................................................. 34
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Lembar Validasi Ahli Materi ................................................ 36
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Angket Respon Guru ............................................................. 37
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Angket Respon Siswa ............................................................ 38
Tabel 3.8 Pedoman Penskoran Instrumen Validasi............................................... 39
Tabel 3.9 Skala Penilaian Produk LKPD Interaktif .............................................. 40
Tabel 3.10 Pedoman Penskoran Instrumen Respon Siswa dan Guru ................... 40
Tabel 3.11 Skala Penilaian Kualifikasi Produk LKPD Interaktif ......................... 41
Tabel 4.1 Analisis Kompetensi Dasar dan Indikator ............................................ 46
Tabel 4.2 Rumusan Tujuan Instruksional ............................................................. 47
Tabel 4.3 Sumber dan Referensi Gambar ............................................................. 49
Tabel 4.4 Hasil Validasi LKPD Interaktif oleh Ahli Media ................................. 58
Tabel 4.5 Hasil Validasi LKPD Interaktif oleh Ahli Materi ................................. 59
Tabel 4.6 Hasil Revisi LKPD Interaktif ................................................................ 60
Tabel 4.7 Hasil Uji Coba Terbatas Terhadap Siswa ............................................. 63
Tabel 4.8 Hasil Uji Coba Terbatas Terhadap Guru............................................... 65

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Wawancara Guru dan Siswa ................................................... 85


Lampiran 2. Jadwal Rencana Proses Pengembangan ........................................... 88
Lampiran 3. Instrumen Kuis LKPD Interaktif Materi Hidrolisis Garam .............. 89
Lampiran 4. Hasil Validasi oleh Ahli Media ...................................................... 102
Lampiran 5. Hasil Validasi oleh Ahli Materi ...................................................... 108
Lampiran 6. Hasil Uji Coba Terbatas Terhadap Guru ........................................ 114
Lampiran 7. Pengolahan Data Instrumen Validasi Ahli Media .......................... 118
Lampiran 8. Pengolahan Data Instrumen Validasi Ahli Materi.......................... 119
Lampiran 9. Pengolahan Data Angket Respon Siswa ......................................... 120
Lampiran 10. Pengolahan Data Angket Respon Guru ........................................ 123
Lampiran 11. Surat Bimbingan Skripsi ............................................................... 124
Lampiran 12. Surat Permohonan Izin Validasi ................................................... 126
Lampiran 13. Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................ 129
Lampiran 14. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ....................... 130
Lampiran 15. Lembar Uji Referensi ................................................................... 131
Lampiran 16. Hasil Uji Turnitin.......................................................................... 151
Lampiran 17. LKPD Interaktif Hidrolisis Garam ............................................... 152

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang begitu
pesat memiliki beragam manfaat terhadap dunia pendidikan. Perkembangan
teknologi memberi kemudahan dalam mengemas dan menyajikan informasi
pembelajaran sehingga mengakomodasi guru dengan peserta didik pada
proses belajar mengajar. Zaman sekarang, kemajuan teknologi telah dianggap
sebagai suatu hal yang lumrah oleh peserta didik, bahkan tidak menuntut
kemungkinan peserta didik yang lebih paham daripada gurunya terutama pada
teknologi komputer dan handphone yang sudah banyak digunakan oleh
masyarakat (Syahrowardi & Permana, 2016).
Pemanfaatan teknologi dan informasi sebagai media pembelajaran
dijadikan sebagai suatu inovasi pembelajaran yang mampu dirancang oleh
guru. Media pembelajaran merupakan alat dari sumber secara terencana yang
dipergunakan untuk penyampaian dan penyaluran pesan, dan diharapkan
dapat membentuk lingkungan belajar yang kondusif, sehingga pihak
penerima mampu melaksanakan kegiatan belajar secara efektif sekaligus
efisien (Ramli, 2015). Media pembelajaran berperan menjadi alat bantu yang
berguna bagi guru untuk menjelaskan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan
dengan ungkapan kata maupun kalimat. Adanya media pembelajaran
membawa pengaruh yang sangat besar terhadap kegiatan belajar mengajar,
terutama pada pelajaran kimia, Sehingga dengan adanya media pembelajaran
tujuan pengajaran dapat tercapai (Djamarah & Zain, 2010, hlm. 122).
Pelajaran kimia dikenal oleh peserta didik sebagai mata pelajaran yang
sulit untuk dipahami, sebab materi kimia banyak berisi konsep-konsep.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh Syam, Anwar, & Sulastri (2018)
di SMA Rama Sejahtera Kota Makassar, menyatakan bahwa pelajaran kimia
merupakan salah satu pelajaran yang membutuhkan effort cukup tinggi ketika
memahami konsepnya, hal ini berdasarkan pendapat dari sebagian besar

1
2

peserta didik bahkan hampir seluruhnya. Salah satu materi kimia yang
membutuhkan banyak penjelasan konsep adalah materi hidrolisis garam.
Hidrolisis garam ialah materi pelajaran kelas XI yang di dalamnya banyak
mengkaji berbagai konsep sifat larutan garam yang sekaligus memakai rumus
pada penyelesaiannya. Pemahaman konsep materi hidrolisis garam masih
suka tertukar dengan materi larutan penyangga.
Media pembelajaran yang efektif, praktis, dan menarik serta berbentuk
elektronik guna menunjang kegiatan belajar mengajar pada materi kimia
yakni lembar kerja peserta didik (LKPD) interaktif. LKPD atau lebih dikenal
sebagai Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan lembar aktivitas peserta didik
yang digunakan pada kegiatan pembelajaran untuk mengaplikasikan ilmu
yang telah didapatkan dan melalui LKS tersebut guru mendapatkan informasi
apakah peserta didik berhasil menyerap ilmu yang sudah guru sampaikan
(Widodo, 2017). Jadi guru dapat mengamati siapa saja peserta didik yang
sudah maupun belum memahami materi pelajaran yang telah disampaikan
oleh guru.
LKPD yang selama ini dikenal sebagai bahan ajar cetak, ternyata pada
masa kini semakin berkembang dan dapat tersajikan dalam wujud interaktif
berbasis komputer. LKPD biasa dengan LKPD interaktif mempunyai
kesamaan, tetapi outputnya berbeda. Kumpulan lembaran yang terisi
pertanyaan yang kemudian dikerjakan oleh peserta didik merupakan LKPD
biasa. LKPD tersebut termasuk sebagai kelompok media cetak yang gampang
rusak, sobek serta berisi tulisan serta gambar dalam bentuk visual, sehingga
siswa kurang berminat untuk membaca dan mengerjakannya (Indriani &
Lazulva, 2020).
LKPD interaktif ialah suatu media pembelajaran yang tersusun dari
materi serta kumpulan latihan soal berbasis komputer dikarenakan dalam
pelaksanaannya dibutuhkan perangkat komputer (Prianoto, Gulo, & Effendi,
2017). LKPD interaktif memiliki manfaat untuk pembelajaran karena LKPD
ini selain menampilkan materi serta soal, sekaligus terlengkapi dengan
animasi, gambar, maupun video yang bisa meningkatkan pemahaman siswa
3

saat mempelajari materi pelajaran (Rokhmah, Gulo, & Edi, 2017). Tampilan
LKPD interaktif yang menarik, membantu siswa dalam mengurangi kesulitan
belajar karena bisa meningkatkan daya inovasinya (Indriani & Lazulva,
2020). Selain itu, menurut Suryaningsih & Nurlita (2021) pengembangan
LKPD elektronik dengan berbagai inovasi yang sesuai dengan kebutuhan
serta tujuan pembelajaran juga sangat penting dan dibutuhkan oleh peserta
didik untuk memenuhi tuntutan pembelajaran abad 21.
Sekarang ini sudah banyak multimedia interaktif yang dikembangkan
oleh beberapa peneliti. Dalam proses pengembangan tersebut masih banyak
mempergunakan software Adobe Flash, dimana aplikasi tersebut pada
kenyataannya susah dipergunakan oleh programmer pembelajaran yang tidak
mempunyai keahlian dasar pada bidang TIK (Himmah & Martini, 2017).
Seiring berjalannya waktu, muncul software yang dapat dipergunakan dalam
merancang media pembelajaran dengan mudah disertai fitur-fitur menarik,
yaitu software iSpring Suite. Software tersebut dipergunakan dalam
pembuatan sumber pembelajaran dengan tampilan yang lebih menarik,
sekaligus bisa mengubah file presentasi ke dalam bentuk flash (format swf),
sehingga programmer lain tidak akan bisa mengeditnya (Wagino, Nur, &
Zaenuddin, 2015).
Pemakaian iSpring Suite yang dapat dihubungkan dengan Microsoft
PowerPoint menjadikannya dapat dioperasikan tanpa perlu keahlian khusus
serta tidak menghabiskan banyak waktu ketika proses pembuatan multimedia
interaktifnya apabila dibandingkan dengan software Adobe Flash (Himmah &
Martini, 2017). Kelebihan Software iSpring ialah dalam proses membuat
multimedia interaktif, software ini dapat menampilkan beragam program
aplikasi misalnya animasi, audio, gambar, grafik, slide, dan video, sehingga
media pembelajaran menjadi lebih menarik, dan siswa dapat memahami
materi yang disampaikan secara lebih mudah (Rafiq, Sabil, & Ramalisa,
2017). Kelebihan lainnya dari iSpring Suite yaitu dalam pembuatan soal-soal
uji kompetensi dapat melakukan pengacakan berbagai nomor soal serta opsi
jawaban yang tersedia antara suatu pengguna dengan pengguna yang lainnya.
4

Contohnya adalah kumpulan soal yang terdapat pada Ujian Nasional maupun
Tes CPNS (Sumargono, Susanto, & Rachmedita, 2019).
Berdasarkan observasi yang sudah dilaksanakan oleh peneliti saat mata
kuliah Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) di suatu sekolah Madrasah
Aliyah Negeri Jakarta, ketika kegiatan belajar mengajar pada materi hidrolisis
garam siswa terlihat kurang interaktif. Cara penyampaian materi pelajaran
oleh guru masih monoton dan bahan ajar yang dipergunakan hanya buku
paket saja, tidak dilengkapi dengan lembar kerja peserta didik (LKPD) atau
bahan ajar lain. Adapun media pembelajaran yang pernah dipergunakan
masih terbatas seperti PowerPoint dan video Youtube, itupun jarang
digunakan karena keterbatasan alat pendukungnya yaitu LCD Projector.
Oleh sebab itu, dibutuhkanlah media pembelajaran yang dapat
memberikan visual konsep-konsep tersebut secara sederhana sehingga siswa
menjadi gampang untuk mengerti. Media LKPD interaktif berbantuan iSpring
Suite dapat dijadikan pilihan sebagai media pembelajaran untuk menunjang
kegiatan belajar mengajar siswa. LKPD interaktif dengan iSpring Suite dapat
menjadikan pembelajaran lebih efektif serta siswa akan lebih mudah
memahami materi pelajaran. Hasil wawancara yang peneliti dapatkan dari
salah satu sekolah sebagai analisis kebutuhan diperolah kesimpulan
berdasarkan pernyataan guru dan siswa, bahwa LKPD interaktif berbantuan
iSpring Suite pada materi hidrolisis garam layak dan dibutuhkan sebagai
media pembelajaraan. Merujuk pada uraian di atas, peneliti tertarik untuk
melaksanakan penelitian yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) Interaktif Berbantuan iSpring Suite Pada Materi
Hidrolisis Garam”.
B. Identifikasi Masalah
Merujuk pada latar belakang permasalahan yang sudah diuraikan, maka
identifikasi permasalahan pada penelitian yang dilakukan ialah seperti
berikut:
1. Bahan ajar yang dipergunakan pada pembelajaran hanya buku paket serta
media pembelajaran yang digunakan masih terbatas seperti PowerPoint
5

dan video Youtube, sehingga proses belajar mengajar masih monoton dan
kurang bervariatif.
2. Belum dikembangkannya media pembelajaran berupa LKPD interaktif
berbantuan software iSpring Suite.
3. Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar peserta didik mengatakan
bahwasannya materi Hidrolisis Garam merupakan suatu materi yang sulit
dipahami.
C. Batasan Masalah
Merujuk pada identifikasi permasalahan tersebut, supaya penelitian lebih
terfokus, maka permasalahan yang dikaji akan dibatasi kepada:
1. Media yang dikembangkan yakni Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
interaktif berbantuan iSpring Suite.
2. Materi pembelajaran yang dimuat dalam LKPD interaktif berbantuan
iSpring Suite adalah Hidrolisis Garam.
3. Pengembangan LKPD interaktif berbantuan iSpring Suite pada materi
hidrolisis garam menggunakan metode penelitian dan pengembangan,
dengan model ADDIE yang dibatasi hanya sampai tahap implementation
(implementasi).
D. Rumusan Masalah
Merujuk pada batasan permasalahan di atas, maka rumusan permasalahan
di penelitian ini yakni seperti berikut:
1. Bagaimana proses pengembangan LKPD interaktif berbantuan iSpring
Suite pada materi Hidrolisis Garam?
2. Bagaimana respon guru dan siswa terhadap LKPD interaktif berbantuan
iSpring Suite pada materi Hidrolisis Garam?
E. Tujuan Penelitian
Merujuk pada rumusan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini yaitu:
1. Menghasilkan LKPD interaktif berbantuan software iSpring Suite pada
materi Hidrolisis Garam.
2. Mengetahui respon guru dan siswa terhadap LKPD interaktif berbantuan
software iSpring Suite pada materi Hidrolisis Garam.
6

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yakni seperti barikut:
1. Bagi peserta didik, diharapkan mampu mendorong motivasi peserta didik
pada aktivitas pembelajaran, sehingga mempermudah dalam mengingat
dan memahami materi pelajaran kimia.
2. Bagi guru, dijadikan sebagai media alternatif yang kreatif dan tidak
monoton pada proses belajar mengajar sehingga mampu menumbuhkan
motivasi peserta didik pada pembelajaran di kelas.
3. Bagi peneliti, sebagai sarana belajar agar mengintegrasikan pengetahuan
serta keterampilan yang dimiliki untuk memberikan solusi dari masalah-
masalah dalam proses belajar mengajar, serta mampu menjadi
pembelajaran bagi peneliti sebagai calon pendidik.
BAB II
KAJIAN TEORI, PENELITIAN RELEVAN, DAN KERANGKA
BERPIKIR

A. Kajian Teori
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media bersumber dari bahasa Latin, yaitu medius secara
harfiah bermakna tengah, pengantar, maupun perantara. Sedangkan
dalam bahasa Arab, media disebut wasail bentuk jama’ dari wasilah
yaitu sinonim al-wasth yang berarti tengah (Munadi, 2013, hlm. 6).
Media pembelajaran yakni suatu wahana penyalur informasi belajar
maupun penyalur pesan (Djamarah & Zain, 2010, hlm. 120).
Sedangkan menurut Gerlach dan Ely (1980:244) dalam Sanjaya
(2011, hlm. 163) media mencakup bahan, kegiatan, orang, maupun
peralatan yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan
siswa mendapat keterampilan, pengetahuan, serta sikap. Sehingga
simpulan yang didapatkan yakni media pembelajaran merupakan alat
bantu pada kegiatan pembelajaran yang dipergunakan sebagai
penyalur pesan antara pendidik dengan peserta didik dalam menuju
tujuan pembelajaran.
b. Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran pada proses belajar siswa memiliki
berbagai manfaat, antara lain:
1) Motivasi belajar peserta didik akan tumbuh dikarenakan proses
pembelajaran dapat menjadi lebih menarik perhatian peserta
didik.
2) Peserta didik menjadi lebih mudah paham dikarenakan bahan
pembelajaran yang lebih jelas maknanya, dan dapat menjadikan
siswa mampu memahami tujuan pembelajaran yang lebih baik.

7
8

3) Metode pembelajaran menjadi banyak variasi, tidak hanya guru


saja yang aktif berbicara, sehingga peserta didik akan lebih
betah dan guru akan banyak mengurangi kemungkinan
kehabisan tenaga.
4) Peserta didik akan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang
lebih banyak, tidak hanya menjadi pendengar dari penjelasan
guru, namun terdapat kegiatan lainnya seperti mengamati,
melakukan, men-demonstrasikan, dan lainnya.
(Sudjana & Rivai, 2013, hlm. 2).
c. Macam-Macam Media Pembelajaran
Media pada proses pembelajaran dikelompokan menjadi empat,
yaitu media audio, media visual, media audio visual, serta
multimedia.
1) Media Audio
Yakni media yang menyertakan indra pendengaran pada
proses pembelajaran, serta hanya mampu memanipulasi
kemampuan suara semata. Berbagai jenis media yang tergolong
ke dalam media audio yakni program radio dengan program
media rekam (software), yang disalurkan melalui hardware
misalnya radio serta berbagai alat perekam misalnya audio tape
(tape recorder), compact disk, serta phonograph record (disc
recording).
2) Media Visual
Yakni media yang menyertakan indra penglihatan pada
proses pembelajaran. Contoh dari media ini yaitu bagan,
diagram, grafik, model (maket, mock up), photo, peta, sketsa
lukisan, tulisan verbal, dan lainnya.
3) Media Audio Visual
Yakni media yang menyertakan indra pendengaran dalam
proses pembelajaran serta indra penglihatan sekaligus pada
9

suatu proses. Yang tergolong sebagai media ini yakni film


dokumenter, film drama, dan lainnya.
4) Multimedia
Yakni media yang pada proses pembelajarannya
menyertakan berbagai macam indra. Pada media ini termasuk
segala sesuatu yang dapat memberi pengalaman secara langsung
bisa melalui internet serta komputer, bisa juga melalui
pengalaman (bermain peran, forum teater, lingkungan nyata,
karyawisata, permainan, serta simulasi).
(Munadi, 2013, hlm. 54-57).
Berdasarkan berbagai macam media pembelajaran tersebut,
maka mampu didapat kesimpulan bahwasannyta dalam penelitian ini
media LKPD interaktif termasuk ke dalam multimedia. Karena
membutuhkan komputer/HP dan internet dalam penggunannya.
d. Prinsip-Prinsip Penggunaan Media
Supaya media pembelajaran dapat digunakan saat
membelajarkan siswa, maka terdapat beberapa prinsip yang
seharusnya diperhatikan, di antaranya:
1) Guna mencapai tujuan pembelajaran, maka media yang hendak
dipergunakan oleh guru diharuskan sesuai dan terarah.
2) Materi pembelajaran diharuskan sesuai dengan media yang akan
dipergunakan.
3) Kebutuhan, kondisi, serta minat peserta didik diharuskan sesuai
dengan media yang henbdak dipergunakan.
4) Dalam memakai media pembelajaran diharuskan mengindahkan
efektivitas serta efisiensi pada penggunaannya.
5) Media pembelajaran yang akan dipergunakan diharuskan sesuai
dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya.
(Sanjaya, 2011, hlm. 173-174).
10

2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


a. Pengertian LKPD
Dalam kurikulum 2013, LKS diubah dengan nama lembar
kegiatan peserta didik maupun yang disingkat sebagai LKPD.
Definisi dari LKPD menurut Majid (2009, hlm. 176) dan Purnama,
Syahri, & Muhaimin (2017) ialah kumpulan lembaran kegiatan yang
memuat petunjuk atau berbagai langkah yang seharusnya dilakukan
siswa agar menemukan konsep. LKPD yakni sarana pembelajaran
yang dimanfaatkan guru pada pengelolaan pembelajaran untuk
meningkatkan aktivitas peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar (Noprinda & Soleh, 2019).
Umumnya LKPD memuat contoh soal, kumpulan materi, serta
soal latihan (Herman, 2015). Menurut Prastowo (2012) dalam
Wijayanti, Saputro, & Nurhayati (2015) LKPD merupakan
kumpulan lembaran kertas yang memuat materi, ringkasan, serta
berbagai petunjuk pelaksanaan tugas yang semestinya dikerjakan
oleh peserta didik, serta merujuk kepada kompetensi dasar yang
seharusnya dicapai. Selain itu, LKPD merupakan tugas yang disusun
dengan berpusat pada penemuan ide-ide (Sarita & Kurniawati, 2020)
dan dengan meminimalkan peran pendidik (Auliya, Yustina, &
Ahmad, 2017).
Permendikbud No 24 (2016) menjelaskan terdapat empat poin
bentuk aktivitas peserta didik dalam LKPD diantaranya penugasan
secara individu atau kelompok, diskusi tentang suatu topik,
menjawab pertanyaan, dan penyelesaian proyek. Hal ini didukung
Muthoharoh, Kirna, & Indrawati, (2017) bahwa LKPD berupa
berbagai langkah maupun petunjuk saat menyelesaikan
kegiatan/tugas yang sesuai kompetensi yang dicapai.
Merujuk pada definisi dari berbagai pendapat di atas, mampu
disimpulkan bahwasannya LKPD ialah sarana atau alat pendukung
dalam proses pembelajaran yang memuat informasi, perintah, serta
11

soal yang dibuat oleh guru dan ditujukan untuk peserta didik guna
melaksanakan suatu kegiatan dan dapat melakukan pemecahan suatu
permasalahan sehingga mencakup semua aspek pembelajaran.
b. Fungsi LKPD
Menurut Anggraini, Anwar, & Madang (2016) memaparkan
fungsi LKPD yaitu LKPD menjadi salah satu langkah dalam
membantu peserta didik untuk lebih aktif dan mampu mengkonstruk
pengetahuan sesuai kurikulum 2013. Oleh karena itu, LKPD sangat
penting saat mengetahui keberhasilan peserta didik dalam
penguasaan materi yang disampaikan (Widodo, 2017). Akibatnya
pembelajaran menjadi lebih berpusat kepada peserta didik. Fakta lain
juga menjelaskan bahwa LKPD memiliki peranan untuk
menjembatani pengetahuan konsep peserta didik untuk mencari atau
mengolah materi (Wahidah, Hasanuddin, & Hartono, 2018).
Sedangkan menurut Muthoharoh, Kirna, & Indrawati (2017) LKPD
berfungsi dalam memberikan arahan pada peserta didik untuk
menentukan suatu konsep sehingga pembelajaran bersifat
kontruktivitas.
c. Manfaat LKPD
Manfaat yang didapatkan apabila menggunakan LKPD yakni:
1) Pada pengelolaan proses belajar, guru akan dipermudahkan.
2) Guru akan terbantu dalam memberi pengarahan kepada peserta
didik sehingga mampu menemukan konsep-konsep yang
didapatkan dari kegiatannya sendiri ataupun dari kegiatan
kelompok.
3) Berguna dalam pengembangan ketrampilan proses dan sikap
ilmiah.
4) Guru akan terbantu dalam mengamati peserta didik guna meraih
keberhasilan dalam sasaran pembelajaran
(Salirawati, 2004).
12

d. Jenis-Jenis LKPD
Berbagai jenis Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
berdasarkan Alfiana (2013), terdapat lima jenis LKPD yang
umumnya digunakan di antaranya seperti berikut:
1) LKPD membantu peserta didik menemukan suatu konsep.
2) LKPD yang membantu peserta didik menerapkan serta
mengintegrasikan beragam konsep yang sudah ditemukan.
3) LKPD yang berfungsi sebagai penuntun belajar.
4) LKPD yang berfungsi sebagai penguatan.
5) LKPD yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum.
e. Langkah Pengembangan LKPD
LKPD mampu dikembangkan dengan melakukan adaptasi dari
berbagai langkah dalam mengembangkan modul atau paket
pembelajaran. Adapun berbagai langkah dalam mengembangkan
LKPD adalah sebagai berikut:
1) Dalam LKPD diperlukan penetapan judul serta materi yang akan
dimuat.
2) Dengan mengacu pada Standar Kompetensi, lakukan penetapan
yang akan dicapai pada tujuan pembelajaran.
3) Merangkum materi serta soal-soal pemahaman yang akan
dimuat.
4) Melakukan penetapatan kegiatan alternatif sebagai peluang
untuk peserta didik agar lebih mudah memahami konsep materi,
seperti kegiatan praktikum.
5) Design LKPD harus sesuai berdasarkan materi serta mampu
menarik peserta didik untuk melakukan pembelajaran.
6) Melakukan penyusunan LKPD dengan lengkap, yakni dengan
menuliskan hasil dari yang sudah dilakukan menjadi sebuah
LKPD.
(Salirawati, 2004).
13

3. LKPD Interaktif
LKPD interaktif ialah LKPD yang memanfaatkan media elektronik
dan juga salah satu alternatif guna menunjang kegiatan belajar mengajar.
LKPD yang interaktif meliputi latihan soal serta materi yang masuk
dalam kategori media berbasis komputer, sebab dalam menjalankannya
perlu komputer (Prianoto, Gulo, & Effendi, 2017) sehingga
dimungkinkan wawasan berkaitan dengan materi pembelajaran secara
mandiri dari peserta didik meningkat (Herawati, Gulo, & Hartanto,
2016).
LKPD interaktif memiliki manfaat untuk pembelajaran karena
dilengkapi dengan gambar, animasi, dan video selain materi dan soal-
soal. Hal ini bisa saja menjadikan pemahaman siswa dalam mempelajari
materi pelajaran lebih kuat (Rokhmah, Gulo, & Edi, 2017). Menurut
Prastowo (2014) LKPD interaktif dalam menciptakan terjadinya
hubungan antara bahan ajar dengan pengguna maka dikemas dengan
menyatukan bermacam media pembelajaran (audio, grafik, teks, maupun
video) yang bersifat interaktif, sehingga dapat memberi pengalaman
belajar secara langsung yang akan membuat peserta didik menjadi
bersifat aktif.
Tampilan LKPD interaktif yang menarik, dapat meningkatkan daya
inovasi, dan dapat membantu peserta didik yang bermalasan untuk baca
menjadi lebih gampang untuk memahami inti sari dari materi yang ia
pelajari. Maka, kesulitan yang peserta didik hadapi dalam belajar bisa
berkurang (Indriani & Lazulva, 2020). LKPD interaktif terlengkapi oleh
pengontrol yang dipergunakan penggunanya, sehingga saat penggunanya
melakukan tindakan, maka aplikasi tersebut akan merespon tindakan dari
penggunanya (Nufus, Khaldun, & Nazar, 2018). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa LKPD interaktif merupakan suatu alternatif yang
mampu dipergunakan pada proses pembelajaran yang memuat latihan
soal serta materi berbasis komputer.
14

4. iSpring Suite
iSpring adalah software yang mampu dipergunakan dalam membuat
sumber pembelajaran dengan tampilan yang menarik serta mampu
mengubah file presentasi ke dalam bentuk flash (format swf), sehingga
programmer lainnya tidak dapat mengeditnya (Wagino, Nur, &
Zaenuddin, 2015). iSpring Suite dapat dihubungkan dalam Microsoft
PowerPoint, sehingga pengguna hanya memerlukan waktu lebih sedikit
dan tidak memerlukan keahlian khusus untuk membuat multimedia
interaktif apabila dibandingkan dengan memakai software Adobe Flash
(Himmah & Martini, 2017).
Software iSpring mempunyai bermacam kelebihan yang
menjadikannya sebagai media pembelajaran yang lebih menarik dan
gampang untuk siswa pahami yakni pada proses pembuatannya dapat
menampilkan beragam program aplikasi misalnya animasi, audio,
gambar, grafik, slide, serta video (Rafiq, Sabil, & Ramalisa, 2017).
Kelebihan lainnya yang dipunyai iSpring Suite ialah dapat menyusun
berbagai soal uji kompetensi yang mempunyai kelebihan apabila
dipergunakan maka kumpulan nomor soal serta pilihan jawaban akan
selalu teracak antara pengguna yang satu dengan pengguna yang lainnya
yakni berbagai soal yang diterapkan di Ujian Nasional maupun Tes
CPNS saat ini (Sumargono, Susanto, & Rachmedita, 2019).
Software iSpring digunakan dalam melakukan pengembangan pada
media pembelajaran IPA yang menarik kepada peserta didik untuk
belajar dan disertai dengan kuis. Menu Quiz pada software ini mampu
membuat soal yang beraneka bentuk dengan level soal yang berbeda,
yakni bentuk angka (Numeric), benar/salah (True/False), memasukkan
kata ke paragraf (Word Bank), mencocokkan (Matching), mengurutkan
(Sequence), pengisian kata (Fill in the Blank), pilihan ganda (Multiple
Choice), pilihan ganda dengan banyak pilihan (Multiple Response), esai
(Type In), pilihan ganda (Multiple Choice Text), dan menentukan titik
pada gambar (Hotspot). Keunggulan iSpring QuizMaker yakni lebih
15

efisien, meminimalisir human error, soal bisa diacak secara cepat


sehingga mampu meminimalisir kecurangan di dalam ujian, alokasi
waktu yang ditentukan berdasarkan rencana (Zakaria, Hadiarti, &
Fadhilah, 2017). iSpring QuizMaker memudahkan guru dan peserta didik
karena mampu menjawab soal serta mengetahui skor jawaban secara
langsung (Yulianti, Fadiawati, & Tania, 2015).
5. Hidrolisis Garam
a. Pengertian Hidrolisis Garam
Hidrolisis diturunkan dari kata Yunani (hidro) yang bermakna
“air”, dan (lisis) yang bermakna “membelah”. Sehingga isitilah
hidrolisis garam yaitu menjelaskan reaksi anion atau kation, atau
keduanya, dari suatu garam dengan air (Chang, 2005, hlm. 116).
Hidrolisis adalah reaksi yang terjadi antara sebuah ion dengan air
(Petrucci, 1985, hlm. 280). Menurut Halim, dkk., (1986, hlm. 2.18)
hidrolisis merupakan reaksi antara suatu garam dengan air
menghasilkan asam dan basa.
b. Sifat Larutan Garam
1) Garam yang Tersusun dari Asam Kuat dan Basa Kuat
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak
memberi perubahan warna terhadap lakmus, baik lakmus merah
ataupun lakmus biru. Hal tersebut membuktikan bahwasannya
larutan garam tersebut bersifat netral. Contohnya adalah garam
NaNO3, berasal dari asam kuat (NaOH) dengan basa kuat
(HNO3). Garam ini apabila dilarutkan dalam air yang tidak
mengalami hidrolisis.

Ionisasi Garam : ( )→ ( ) ( )
Hidrolisis Kation : ( ) ()
Hidrolisis Anion : ( ) ()
2) Garam yang Tersusun dari Asam Kuat dan Basa Lemah
Garam yang bersumber dari asam kuat dengan basa lemah
dapat mengubah lakmus biru menjadi merah, serta tidak
16

mengubah warna pada lakmus merah. Hal ini membuktikan


bahwasannya larutan garam tersebut bersifat asam. Contohnya
adalah garam NH4Cl, bersumber dari asam kuat (HCl) dengan
basa lemah (NH4OH). Garam ini apabila dilarutkan dalam air
akan mengalami hidrolisis sebagian (parsial).
Ionisasi Garam:

( )→ ( ) ( )
Hidrolisis Kation:
( ) () ( ) ( )
Hidrolisis Anion:
()
3) Garam yang Tersusun dari Asam Lemah dan Basa Kuat
Garam yang berasal dari asam lemah dengan basa kuat
dapat mengubah lakmus merah menjadi biru serta tidak
mengubah warna pada lakmus biru. Hal ini membuktikan
bahwasannya larutan garam tersebut bersifat basa. Contohnya
adalah garam CH3COONa, berasal dari asam lemah
(CH3COOH) dan basa kuat (NaOH). Garam ini apabila
dilarutkan dalam air akan mengalami hidrolisis sebagian
(parsial).
Ionisasi Garam:

( )→ ( ) ( )
Hidrolisis Kation:
( ) ()
Hidrolisis Anion:
( ) () ( ) ( )
4) Garam yang Tersusun dari Asam Lemah dan Basa Lemah
Garam yang bersumber dari asam lemah dengan basa lemah
bila dilarutkan dalam air akan mengalami hidrolisis total
(sempurna). Larutan garam ini bisa bersifat asam, basa, ataupun
17

netral bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa


penyusunnya (Ka dan Kb).
Ionisasi Garam:

( )→ ( ) ( )

Hidrolisis Kation:
( ) () ( ) ( )
Hidrolisis Anion :
( ) () ( ) ( )
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah, baik
kation serta anionnya akan terhidrolisis. Sifat larutan ini
bergantung kepada kekuatan relatif asam lemah serta basa lemah
tersebut.
 Kb > Ka. Jika Kb untuk anion > Ka untuk kation, maka
larutan bersifat basa, sebab anion akan terhidrolisis jauh
lebih banyak daripada kation. Pada kesetimbangan, akan
lebih banyak ion OH‒ daripada ion H+.
 Kb < Ka. Jika Kb untuk anion lebih kecil daripada Ka untuk
kation, maka larutan bersifat asam, sebab hidrolisis kation
akan lebih banyak daripada hidrolisis anion.
 Ka ≈ Kb. Jika Ka kira-kira sama dengan Kb, larutan nyaris
netral.
(Chang, 2005, hlm 119).
c. pH Larutan Garam
1) pH Garam yang Berasal dari Asam Kuat dan Basa Kuat
Garam yang bersumber dari asam kuat dan basa kuat
apabila dilarutkan dalam air tidak mengalami hidrolisis, bersifat
netral dengan pH yaitu 7. Hal ini dapat terjadi karena baik anion
ataupun kation masing-masing, tidak ada yang bergabung
dengan hidrogen ataupun hidroksil guna membentuk produk
18

yang sangat sedikit berdisosiasi. Sehingga kesetimbangan


disosiasi air tidak terganggu.
Konsentrasi ion hidrogen sama dengan konsentrasi ion
hidroksil, maka menyebabkan larutan bersifat netral.

2) pH Garam yang Berasal dari Asam Kuat dan Basa Lemah


Garam yang bersumber dari asam kuat dengan basa lemah
apabila dilarutkan dalam air akan mengalami hidrolisis parsial
(sebagian), kation akan terhidrolisis. Kation dari garam akan
bereaksi dengan ion-ion hidroksil, yang dihasilkan dari disosiasi
air, membentuk basa lemah dan meninggalkan kumpulan ion
hidrogen pada larutan.
Sebagai contoh misalnya larutan NH4Cl.

( ) → ( ) ( )
Reaksi hidrolisis:
( ) () ( ) ( )
Atau sederhananya:
( ) ( ) ( )
Dalam larutan berlaku kesetimbangan:
[ ][ ]
[ ]

[ ][ ] [ ] [ ]
[ ] [ ] [ ]

[ ]
[ ]
[ ]
[ ]

[ ]
[ ] √

[ ]

[ ]
19

3) pH Garam yang Berasal dari Asam Lemah dan Basa Kuat


Garam yang bersumber dari asam lemah dengan basa kuat
apabila dilarutkan dalam air akan mengalami hidrolisis parsial
(sebagian), anion akan terhidrolisis, bersifat basa. Hal tersebut
terjadi sebab anion bergabung dengan ion hidrogen membentuk
asam lemah.

( ) → ( ) ( )
Reaksi hidrolisis:
( ) () ( ) ( )
Sebab reaksi tersebut menghasilkan ion , larutan garam
KCN bersifat basa.
[ ][ ]
[ ]

[ ][ ] [ ] [ ]
[ ] [ ] [ ]

[ ]
[ ]
[ ]
[ ]

[ ]
[ ] √

[ ]

( [ ] )

( [ ] )

[ ]

4) pH Garam yang Berasal dari Asam Lemah dan Basa Lemah


Garam yang bersumber dari asam lemah dengan basa lemah
bila dilarutkan dalam air mengalami hidrolisis total. pH larutan
garam ini, sulit dikaitkan dengan harga Ka dengan Kb maupun
dengan konsentrasi garam. pH larutan yang tepat hanya mampu
ditentukan dari pengukuran.
20

Reaksi umum:

[ ][ ]
[ ][ ]
Bila Kh tersebut dikalikan dengan:
[ ][ ]
, maka:
[ ][ ]

[ ][ ] [ ][ ]
[ ][ ] [ ][ ]
Pada kesetimbangan terdapat: [ ] [ ]
[ ] [ ]
[ ][ ] [ ]
[ ][ ] [ ]
Nilai pH dapat dihitung berdasarkan Ka asamnya atau Kb
basanya.
[ ][ ]
[ ]
[ ]
[ ] [ ]

[ ] √ √

(Marheni, 2007, 4.16).


B. Penelitian Relevan
Adapun berbagai penelitian relevan yang sudah dilakukan berkaitan
dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian milik Alfa Dina Prianoto, Fakhili Gulo, & Effendi (2017)
dalam Jurnal Penelitian Pendidikan Kimia, yang berjudul Pengembangan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Interaktif Kimia untuk
Pembelajaran Struktur Atom di Kelas X SMA. Penelitian tersebut
bertujuan untuk menghasilkan lembar kerja peserta didik (LKPD)
interaktif untuk pembelajaran struktur atom yang valid, praktis dan
efektif di SMA. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwasannya LKPD
21

interaktif kimia sudah memenuhi kriteria efektif, praktis, serta valid agar
digunakan pada pembelajaran struktur atom.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Hayatun Nufus, Ibnu Khaldun, &
Muhammad Nazar (2018) dalam Prosiding Seminar Nasional MIPA IV,
yang berjudul Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Interaktif Berbasis Software iSpring Pada Materi Larutan Penyangga.
Penelitian ini bertujuan guna mendeskripsikan tanggapan guru maupun
peserta didik serta menganalisis kelayakan LKPD interaktif pada materi
larutan penyangga yang dikembangkan memakai software iSpring.
Sehingga diterima kesimpulan bahwasannya tanggapan guru serta siswa
terhadap LKPD interaktif berbasis software iSpring menerima masing-
masing nilai rata-rata yakni 90% dan 81,74% yang termasuk sebagai
kategori sangat baik. Hasil uji validasi kelayakan dari dosen ahli terhadap
LKPD interaktif berbasis software iSpring mempunyai nilai rata-rata
yakni 95,98% yang tergolong sebagai kategori sangat layak. LKPD
interaktif berbasis software iSpring ini sangat layak digunakan dalam
proses pembelajaran di sekolah.
3. Penelitian milik Lailatur Rokhmah, Fakhili Gulo, & Rodi Edi (2017)
dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA dengan judul
Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Interaktif Berbasis
Komputer untuk Pembelajaran Sistem Periodik Unsur Kelas X SMA
diperoleh rata-rata nilai validitas sebesar 0,80 dengan kategori validitas
tinggi. Kepraktisan lembar kerja peserta didik interaktif dilihat dari data
angket one to one dan small group dengan skor angket kepraktisan
sebesar 0,83 kategori kepraktisan tinggi. Keefektifan lembar kerja peserta
didik interaktif diukur dari hasil belajar siswa pada tahap field test,
diperoleh N-gain sebesar 0,76 dengan kategori keefektifan tinggi. Hasil
penelitian menghasilkan Lembar Kerja Peserta Didik interaktif
memenuhi kriteria sangat valid, sangat praktis dan sangat efektif untuk
pembelajaran sistem periodik unsur.
22

4. Penelitian yang dilakukan oleh Elka Phia Herawati, Fakhili Gulo, &
Hartono (2016) dalam Jurnal Penelitian Pendidikan Kimia, yang berjudul
Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Interaktif untuk
Pembelajaran Konsep Mol di Kelas X SMA diperoleh hasil pada tahap
uji coba one to one terhadap prototype I nilai kepraktisan yang diperoleh
sebesar 4,00 (praktis) dan uji coba tahap small group terhadap prototype
II nilai kepraktisan yang diperoleh sebesar 4,29 (sangat praktis). Pada uji
coba tahap field test terhadap keefektifan prototype III diperoleh rata-rata
nilai N-gain sebesar 0,59 (sedang). Kesimpulan dari penelitian tersebut
menyatakan bahwa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) interaktif untuk
pembelajaran konsep mol telah memenuhi kriteria valid, praktis dan
efektif.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Kalima, Fakhili Gulo, & Rodi Edi (2017)
dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA yang berjudul
Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Interaktif Berbasis
Komputer pada Pembelajaran Kimia Larutan Asam Basa di Kelas XI
SMA, menyatakan bahwa hasil kevalidan LKPD interaktif oleh ahli
materi sebesar 0,76 kategori sangat valid, ahli pedagogik dengan skor
0,87 kategori sangat valid, ahli desain dengan skor 0,71 kategori sangat
valid. Kepraktisan LKPD interaktif ini dilihat dari skor penilaian angket
pada tahap one to one dengan rata-rata skor 0,91 kategori sangat praktis
dan small group dengan rata rata skor 0,78 kategori sangat praktis.
Keefektifan LKPD ini dilihat dari tes hasil belajar pada tahap field test
yang diperoleh n-gain score sebesar 0,68 dengan kategori keefektifan
sedang. Sehingga didapatkan kesimpulan LKPD interaktif dalam
pembelajaran larutan asam-basa telah memenuhi kriteria valid, praktis,
dan efektif.
Berdasarkan penelitian relevan yang telah dipaparkan, maka novelty
(pembeda) dengan pengembangan yang peneliti lakukan adalah mengenai
materi kimia, yaitu hidrolisis garam. Teknik analisis data yang digunakan
23

pada penelitian relevan menggunakan rating scale, sedangkan pada penelitian


ini menggunakan skala Likert.
C. Kerangka Berpikir
Permasalahan yang ditemui di sekolah saat peneliti melaksanakan
kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) di suatu sekolah
Madrasah Aliyah Negeri Jakarta. Ketika kegiatan belajar mengajar pada
materi hidrolisis garam siswa terlihat kurang interaktif, karena cara
penyampaian materi pelajaran oleh guru masih monoton dan bahan ajar yang
dipakai hanya buku paket saja, tidak dilengkapi dengan lembar kerja peserta
didik (LKPD), dan juga media pembelajaran yang digunakan masih terbatas
seperti PowerPoint dan video Youtube.
Pelajaran kimia dikenal dengan pelajaran yang sulit dipahami peserta
didik karena materi kimia banyak berisi konsep-konsep. Salah satu materi
kimia yang memerlukan banyak penjelasan konsep yakni materi hidrolisis
garam. Hidrolisis garam merupakan materi yang sering mengkaji berbagai
konsep mengenai sifat larutan garam serta menerapkan rumus pada
penyelesaiannya. Pemahaman konsep materi hidrolisis garam masih
seringkali tertukar dengan materi larutan penyangga.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti memberikan solusi yaitu
dengan mengembangkan lembar kerja peserta didik (LKPD) interaktif
berbantuan iSpring Suite dalam materi hidrolisis garam. Media LKPD
interaktif berbantuan software iSpring Suite mampu dijadikan pilihan sebagai
media pembelajaran agar menunjang kegiatan belajar mengajar peserta didik,
karena dapat memvisualkan konsep-konsep kimia dalam bentuk yang
sederhana sehingga siswa menjadi mudah mengerti. Berikut ini adalah bagan
dari kerangka berpikir.
24

Materi hidrolisis
Gambar garam yakni suatu
2. 1 Bagan materi
Kerangka kimia yang berisi
Berpikir
banyak penjelasan konsep serta penyelesaian soal dengan rumus-
rumus.

Pembelajaran disampaikan hanya menggunakan bahan ajar


berupa buku paket saja dan media pembelajaran yang digunakan
terbatas seperti powerpoint dan video dari youtube.

Saat kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa terlihat kurang


interaktif.

Dibutuhkan media pembelajaran yang sesuai guna menunjang


kegiatan belajar mengajar.

Pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD) interaktif


berbantuan iSpring Suite pada materi hidrolisis garam.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian pengembangan dilakukan di bulan September 2021 sampai
dengan Mei 2022. Sedangkan uji coba dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri
19 Jakarta.
B. Objek dan Subjek Penelitian
Menurut Sugiyono (2011), objek penelitian merupakan isu atau variabel
tertentu yang akan diteliti dan ditarik kesimpulan sedangkan subjek penelitian
merupakan atribut atau sifat atau nilai dari orang yang dijadikan sumber data
untuk penelitian yang dilakukan. Objek pada penelitian ini yakni LKPD
interaktif pada materi hidrolisis garam. Adapun subjek pada penelitian ini,
yaitu:
1. Empat dosen sebagai ahli yang terdiri dari dua dosen sebagai ahli materi
dalam memvalidasi produk LKPD interaktif dan dua dosen sebagai ahli
media dalam memvalidasi produk LKPD interaktif.
2. 31 siswa kelas XI MIPA 3 di MAN 19 Jakarta sebagai responden yang
telah mempelajari materi hidrolisis garam untuk mengisi angket respon
siswa.
3. Dua guru kimia di MAN 19 Jakarta sebagai responden dalam penelitian
pengembangan LKPD interaktif pada materi hidrolisis garam.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang diterapkan di penelitian ini yakni metode
Research and Development (R&D), sebagai metode penelitian yang
digunakan saat menghasilkan produk tertentu serta menguji keefektifan
produk tersebut (Sugiyono, 2011, hlm. 407). Ditemukan berbagai macam
model penelitian yang bisa dijadikan sebagai acuan pada metode Research
and Development, diantaranya adalah model 4D yang menurut Thiagarajan
(1974) mencakup dari define (pendefinisian), design (desain), develop
(pengembangan) dan disseminate (penyebaran); model ADDIE yang

25
26

mencakup analysis (analisis), design (desain), development (pengembangan),


implementation (implementasi), and evaluation (evaluasi) (Branch, 2009,
hlm. 1); dan model Borg dan Gall yang terdiri dari 10 langkah pelaksanaan
yaitu penelitian dan pengumpulan data (research and information colleting),
perencanaan (planning), pengembangan draft produk (develop preliminary
form of product), uji coba lapangan (preliminary field testing),
penyempurnaan produk awal (main product revision), uji coba lapangan
(main field testing), menyempurnakan produk hasil uji lapangan (operational
product revision), uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing),
penyempurnaan produk akhir (final product revision), dan diseminasi dan
implementasi (disemination and implementation) (Hamdani, 2011).
Adapun model penelitian pengembangan yang diterapkan di penelitian
ini adalah model ADDIE. Model ADDIE yakni suatu model penelitian dan
pengembangan yang paling umum dipakai dalam pengembangan media
pembelajaran untuk menghasilkan rancangan produk yang efektif (Aldoobie,
2015). ADDIE terdiri dari analyze (analisis), design (perancangan),
development (pengembangan), implementation (penerapan), dan evaluation
(penilaian). Model ADDIE berfungsi sebagai pedoman kerangka kerja guna
mengembangkan produk pendidikan serta sumber pembelajaran lainnya
(Branch, 2009, hlm. 2).
D. Desain Penelitian
Langkah-langkah LKPD interaktif merujuk pada kegiatan
pengembangan model ADDIE oleh Branch (2009, hlm. 2) yang mencakup
analyze (analisis), design (desain), develop (pengembangan), implementation
(penerapan), serta evaluation (evaluasi/penilaian). Tetapi di penelitian
pengembangan ini, peneliti membatasi tahap penelitian hanya sampai tahap
implementation (penerapan), yakni sampai dengan tahap uji coba terbatas
terhadap LKPD interaktif tanpa disertai kegiatan evaluasi maupun perbaikan
lebih lanjut.
27

1. Tahap Analyze (Analisis)


Bertujuan guna mengidentifikasi penyebab terjadinya permasalahan
yang dialami siswa dan guru (Branch, 2009, hlm. 24). Tahap tersebut
adalah tahap awal dari penelitian pengembangan. Adapun aktivitas yang
dilaksanakan dalam tahap analisis kebutuhan penelitian ini yakni seperti
berikut:
a. Analisis Kesenjangan Kinerja
Bertujuan guna mengetahui alasan terjadinya kesenjangan
kinerja. Tahap tersebut dilaksanakan di awal penelitian guna
menemukan informasi supaya permasalahan yang dikaji mempunyai
kedudukan yang jelas (Branch, 2009, hlm. 23). Adapun kegiatan
yang dilaksanakan dalam tahap analisis kesenjangan kinerja dalam
penelitian ini yaitu:
1) Wawancara
Analisis kebutuhan dilaksanakan melalui aktivitas
wawancara, narasumber yang dipilih yakni dua guru kimia dan
42 siswa di sekolah MAN 19 Jakarta untuk mendapatkan
informasi mengenai ketersediaan media pembelajaran di
sekolah, serta mengetahui kebutuhan media pembelajaran LKPD
interaktif.
2) Analisis Materi
Aktivitas yang dilaksanakan di tahap ini yakni menganalisis
materi atau cakupan materi yang akan dimasukan dalam LKPD
interaktif, peneliti menentukannya berdasarkan hasil analisis
kebutuhan melalui wawancara terhadap siswa dan guru kimia
kelas XI dan juga berdasarkan hasil penelitian relevan.
3) Analisis Kompetensi Dasar dan Indikator
Dilaksanakan guna memenuhi tuntutan minimal kompetensi
berdasarkan Standar Nasional. Kegiatan yang dilaksanakan
yakni menentukan Kompetensi Dasar yang menunjang materi
secara berkaitan sebagai acuan dalam penyusunan LKPD
28

interaktif. Adapun analisis indikator dilakukan dengan


mengembangkan indikator berdasarkan hasil analisis
kompetensi dasar.
b. Merumuskan Tujuan Instruksional
Merumuskan tujuan instruksional merupakan tujuan akhir yang
harus diraih peserta didik (Branch, 2009, hlm. 34). Proses
merumuskan tujuan instruksional berlandaskan kepada fokus
permasalahan yang dipilih dari peneliti berdasarkan hasil analisis
kebutuhan serta mempertimbangkan kemampuan, keterampilan
prasyarat peserta didik, ketersediaan peserta didik, pengalaman,
pengetahuan, serta preferensi (Branch, 2009, hlm. 37).
c. Mengidentifikasikan Karakteristik Siswa
Mengidentifikasi karakteristik siswa bertujuan guna mengetahui
keterampilan, lingkungan siswa, motivasi, pengalaman belajar, serta
pengetahuan siswa. Sehingga dapat meyakinkan bahwa LKPD
interaktif ini diperlukan oleh siswa sebagai media pembelajaran dan
sesuai berdasarkan sarana dan prasarana milik siswa.
d. Menentukan dan Mengumpulkan Sumber
Penentuan serta pengumpulan sumber ditentukan berdasarkan
kebutuhan selama proses pengembangan LKPD interaktif. Daftar
sumber-sumber yang dibutuhkan meliputi sumber daya
pengembangan, sumber gambar, sumber materi, serta sumber video.
e. Rencana Proses Pengembangan
Menyusun rencana proses pengembangan adalah kegiatan
terakhir dalam tahap analisis. Kegiatan yang dilaksanakan yakni
menyusun rencana berupa jadwal pelaksanaan penelitian serta
pengembangan, dengan tujuan supaya penelitian berjalan secara
rapih dan teratur.
2. Tahap Design (Perancangan)
Tujuannya yakni guna memverifikasi konten yang didambakan serta
metode pengujian yang sesuai (Branch, 2009, hlm. 59). Desain yang
29

dikembangkan sesuai terhadap materi hidrolisis garam pada kelas XI.


Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap design yakni
pembuatan storyboard LKPD interaktif dengan merencanakan isi LKPD
interaktif yang memuat kompetensi dasar (KD) & indikator, latihan soal,
peta konsep, petunjuk belajar, materi, profile developer, serta referensi.
3. Tahap Development (Pengembangan)
Bertujuan guna menghasilkan dan memvalidasi media pembelajaran
yang dibuat (Branch, 2009, hlm. 84). Adapun kegiatan yang
dilaksanakan di tahap ini yakni seperti berikut:
a. Penyusunan LKPD interaktif, kegiatan yang dilaksanakan dalam
tahap ini yakni membuat LKPD interaktif mulai dari proses
pengerjaan atau memproduksi, peneliti memodifikasi media dengan
menambahkan gambar, video, background, dan interaktivitas LKPD
agar lebih menarik.
b. Uji validasi desain, dilakukan untuk mengetahui kekurangan LKPD
interaktif. Validasi ini melibatkan beberapa validator yakni validator
ahli media serta validator ahli materi.
c. Revisi produk, setelah LKPD interaktif divalidasi dan mendapatkan
evaluasi dari validator, maka dilakukan revisi dan penyempurnaan
berdasarkan masukan dari validator. Sehingga, hasil LKPD
interkatif yang dikembangkan menjadi lebih baik dan layak
digunakan dalam tahap implementasi.
4. Tahap Implementation (Penerapan)
Tujuannya yakni guna menyiapkan lingkungan belajar serta
melibatkan siswa dalam proses pembelajaran (Branch, 2009, hlm. 133).
Kegiatan pada tahap ini yaitu menerapkan LKPD interaktif yang sudah
dikembangkan dengan melakukan uji coba produk, kemudian meminta
respon kepada 31 siswa dan dua guru kimia di MAN 19 Jakarta
mengenai LKPD interaktif tersebut.
30

Tahap Analyze (Analisis)

Analisis Kesenjangan Kinerja

Wawancara Analisis Analisis KD


Materi & Indikator
Indikator

Merumuskan Tujuan Instruksional

Mengidentifikasi Karakteristik Siswa

Menentukan dan Mengumpulkan Sumber

Menyusun Rencana Proses Pengembangan

Tahap Design (Perancangan)

Merancang Storyboard LKPD Interaktif

Tahap Development (Pengembangan)

Pembuatan Prototype LKPD Interaktif


Revisi
Validasi Prototype LKPD Interaktif

LKPD Interaktif pada Materi Hidrolisis Garam

Tahap Implementation (Penerapan)

Uji Coba Terbatas Menggunakan Angket Respon

Analisis Data Hasil Angket Respon

Kesimpulan

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian Model ADDIE


31

E. Teknik Pengumpulan Data


Riduwan (2010, hlm. 51) mengungkapkan teknik pengumpulan data
merupakan suatu cara yang diterapkan peneliti ketika mengumpulkan data.
Cara yang digunakan penulis di penelitian ini yakni seperti berikut:
1. Wawancara
Teknik pengumpulan data berupa wawancara dapat digunakan saat
melaksanakan analisis kebutuhan (Sugiyono, 2011, hlm. 194).
Wawancara dilakukan kepada siswa kelas XII dan guru pelajaran kimia
di MAN 19 Jakarta. Wawancara terstruktur yang diterapkan di penelitian
ini merupakan jenis wawancara yang mengajukan pertanyaan
berdasarkan daftar yang telah dirancang sebelumnya. Wawancara
terstruktur akan membuat pertanyaan serta jawaban dari narasumber
lebih terfokus serta dapat menghemat waktu pelaksanaan (Rachmawati,
2007).
2. Validasi
Validasi dilaksanakan bertujuan guna menjadi pemeriksa atau
penilai dari LKPD interaktif yang peneliti buat. Validasi dilaksanakan
oleh dosen ahli media dengan dosen ahli materi kimia, dengan
melakukan pengisian lembar validasi yang tersedia. Pakar ataupun para
ahli yang kompeten di bidangnya menilai dan mengevaluasi produk yang
telah dirancang berdasarkan angket atau instrumen yang telah disediakan
(Sugiyono, 2011, hlm. 414). Data yang didapatkan nantinya
dipergunakan untuk memperbaiki LKPD interkatif dan instrumen angket
yang akan digunakan. Selanjutnya akan digunakan untuk uji coba
terbatas. Sehingga, dapat diketahui respon guru dan siswa terhadap
LKPD interaktif.
3. Angket
Teknik pengumpulan data yang mempelajari karakteristik, perilaku,
keyakinan, dan sikap-sikap beberapa orang utama di dalam suatu
organisasi disebut dengan angket (Siregar, 2013, hlm. 44). Tujuan dari
penyebaran angket yaitu untuk mencari informasi dan mengetahui respon
32

atau pendapat yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden


(Riduwan, 2010, hlm. 53). Teknik pengumpulan data berupa angket yang
dipakai guna menerima informasi perihal respon guru serta siswa
mengenai LKPD interaktif kimia.
F. Instrumen Penelitian
Siregar (2013, hlm. 75) mengungkapkan instrumen penelitian sebagai
suatu alat yang dipergunakan untuk mendapatkan, melakukan pengolahan,
dan menginterpretasikan informasi yang didapat dari responden. Berikut ini
instrumen yang diterapkan pada penelitian pengembangan LKPD interaktif,
yakni:
1. Instrumen Analisis Kebutuhan
Instrumen analisis kebutuhan digunakan guna memperoleh
informasi mengenai kondisi ruang lingkup sekolah, mulai dari siswa,
guru, serta sarana dan prasarana. Pada penelitian yang dilakukan,
instrumen analisis kebutuhan yang dipergunakan adalah instrumen
wawancara terstruktur untuk siswa dengan guru. Data hasil wawancara
tersebut mencakup informasi perihal permasalahan serta potensi yang
ditemukan di sekolah dan akan dimanfaatkan sebagai bahan dalam
penelitian pengembangan LKPD interaktif. Berikut ini adalah kisi-kisi
instrumen wawancara terhadap guru yang mampu dilihat di tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara Guru

Indikator Pertanyaan
Media Pembelajaran di Apa saja media pembelajaran berbasis
Sekolah komputer yang biasanya digunakan dalam
kegiatan pembelajaran?
Bagaimana respon siswa terhadap media
pembelajaran yang sering digunakan?
Menurut Bapak/Ibu seberapa penting
penggunaan media pembelajaran di dalam
kegiatan belajar dan mengajar?
33

Menurut Ibu, media pembelajaran yang


sudah digunakan seperti powerpoint dan
sebagainya itu sudah efektif atau belum?
Menurut Bapak/Ibu, materi apa yang
dianggap sulit dan membutuhkan media
pembelajaran?
Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam
menyampaikan materi hidrolisis garam?
Media Pembelajaran Apakah Bapak/Ibu mengetahui media
LKPD Interaktif pembelajaran LKPD interaktif?
Apakah Bapak/Ibu menggunakan LKPD
interaktif dalam pembelajaran kimia?
Menurut Bapak/Ibu apakah layak
dikembangkan media pembelajaran
LKPD interaktif pada materi hidrolisis
garam?
Adapun kisi-kisi instrumen wawancara terhadap siswa mampu
diamati di tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara Siswa

Indikator Pertanyaan
Mata Pelajaran Kimia Menurut anda, mata pelajaran kimia itu
bagaimana?
Media Pembelajaran di Berkaitan dengan mata pelajaran kimia,
Sekolah apakah mata pelajaran kimia menjadi
mudah dengan menggunakan media
pembelajaran?
Apa saja media pembelajaran yang pernah
digunakan guru?
Apakah media pembelajaran tersebut
membuat anda lebih paham?
34

Menurut anda, materi apa yang dianggap


sulit dan membutuhkan media
pembelajaran?
Bagaimana pendapat anda mengenai
materi hidrolisis garam?
Media Pembelajaran Apakah dalam pembelajaran kimia anda
LKPD Interaktif pernah menggunakan media pembelajaran
LKPD interaktif?
Jika dalam pembelajaran kimia digunakan
media pembelajaran LKPD interaktif pada
materi hidrolisis garam, bagaimana
pendapat anda?
2. Lembar Validasi
Digunakan ketika menilai kualitas LKPD interaktif yang dihasilkan
dalam aspek bahasa dan keterbacaan, organisasi penyajian, kegrafisan,
dan isi. Indikator dari masing-masing aspek dikembangkan sesuai
kebutuhan penilaian untuk LKPD interaktif berbasis Ispring. Validator
ahli materi dengan ahli media melakukan pengisian di lembar validasi
tersebut. Berikut ini adalah kisi-kisi lembar validasi media yang mampu
dilihat di tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Validasi Ahli Media

Aspek yang Jumlah Nomor


Indikator
dinilai butir butir
Komponen Kelengkapan komponen lembar
1 1
LKPD kerja.
Komponen lembar jawaban. 1 2
Komponen penilaian. 1 3
Bahasa dan Kemudahan pemilihan kata dan 1 4
Keterbacaan kalimat.
35

Menggunakan bahasa Indonesia 1 5


baku.
Kalimat tidak bermakna ganda. 1 6
Penulisan sesuai kaidah bahasa 1 7
Indonesia.
Organisasi Kemudahan dalam mempelajari 1 8
Penyajian materi.
Kemudahan dalam penggunaan 1 9
hyperlink.
Kejelasan petunjuk penggunaan. 1 10
Keruntutan penyajian materi. 1 11
Kecukupan uraian materi dalam 1 12
menjelaskan konsep.
Kesesuaian tata letak tombol 1 13
navigasi.
Kesesuaian gambar dengan materi. 1 14
Kesesuian soal tes dengan materi. 1 15
Kesesuaian teks dengan gambar. 1 16
Kesesuaian musik pengiring. 1 17
Kejelasan video yang disediakan. 1 18
Kegrafisan Kualitas text (jenis dan ukuran). 1 19
Kejelasan tombol navigasi yang 1 20
digunakan.
Kesesuaian warna text dan 1 21
background.
Kualitas animasi dan gambar. 1 22
Keindahan tampilan menu. 1 23
Kemudahan penggunan media. 1 24
Kemenarikan tampilan interface. 1 25
(Adaptasi dari jurnal Yuniasih, Aini, & Widowati, 2018.
36

Adapun kisi-kisi lembar validasi materi mampu dilihat di tabel 3.4.


Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Validasi Ahli Materi

Aspek yang Jumlah Nomor


Indikator
dinilai butir butir
Kelayakan Kesesuaian dengan KI dan KD. 1 1
Isi Kesesuaian dengan indikator. 1 2
Kesesuaian dengan keilmuan 1 3
saat ini.
Organisasi Meningkatkan pemahaman 1 4
Penyajian konsep.
Memotivasi untuk belajar aktif 1 5
dan mandiri.
Dapat diterapkan di mana saja. 1 6
Terdapat evaluasi soal. 1 7
Penyajian materi runtut. 1 8
Terdapat peta konsep. 1 9
Bersifat interaktif dan 1 10
partisipatif.
Tidak membosankan. 11
Terdapat petunjuk penggunaan. 1 12
Isi Penggunaan bahasa menarik, 1 13
mudah dipahami, dan tidak
multi tafsir.
Ilustrasi/gambar/video relevan 1 14
dengan materi.
Penggunaan istilah konsisten. 1 15
Penggunaan simbol/lambang 1 16
konsisten.
37

Kalimat sesuai tatabahasa 1 17


Indonesia.
(Adaptasi dari BSNP, 2014).
3. Angket Respon Siswa dan Guru
Instrumen angket respon digunakan ketika mengetahui respon siswa
dan guru terhadap LKPD interaktif. Instrumen yang digunakan berupa
angket dengan skala Likert. Berikut ini adalah kisi-kisi angket respon
guru dapat dilihat di tabel 3.5.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Respon Guru

Aspek yang Jumlah Nomor


Indikator
dinilai butir butir
Kelayakan Kesesuaian dengan KI dan KD. 1 1
Isi Kesesuaian dengan indicator. 1 2
Kesesuaian dengan keilmuan 1 3
saat ini.
Organisasi Meningkatkan pemahaman 1 4
Penyajian konsep.
Memotivasi untuk belajar aktif 1 5
dan mandiri.
Dapat diterapkan di mana saja. 1 6
Terdapat evaluasi soal. 1 7
Penyajian materi runtut. 1 8
Terdapat peta konsep. 1 9
Bersifat interaktif dan 1 10
partisipatif.
Tidak membosankan. 11
Terdapat petunjuk penggunaan. 1 12
Isi Penggunaan bahasa menarik, 1 13
mudah dipahami, dan tidak
multi tafsir.
38

Ilustrasi/gambar/video relevan 1 14
dengan materi.
Penggunaan istilah konsisten. 1 15
Penggunaan simbol/lambang 1 16
konsisten.
Kalimat sesuai tatabahasa 1 17
Indonesia.
(Adaptasi dari BSNP, 2014).
Adapun kisi-kisi angket respon siswa dapat dilihat di tabel 3.6.
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Angket Respon Siswa

Aspek yang Jumlah Nomor


Indikator
dinilai butir butir
1 1
Bahasa dan Pemilihan kata dan kalimat mudah
keterbacaan dipahami.

Organisasi Kejelasan petunjuk penggunaan. 1 2


Penyajian Kejelasan tombol navigasi. 1 3
Kualitas text (jenis dan ukuran). 1 4
Kesesuaian gambar dan animasi. 1 5
Tampilan menu menarik. 1 6
Terdapat peta konsep. 1 7
Tidak membosankan pembaca. 1 8
Dapat digunakan dimana saja. 1 9
Isi Kemudahan pemahaman materi. 1 10
Kemudahan pemahaman soal. 1 11
Penambahan pengetahuan. 1 12
Video membantu pemahaman 1 13
materi.
(Adaptasi dari jurnal Yuniasih, Aini, & Widowati, 2018).
39

G. Teknik Analisis Data


Analisis data yang dipergunakan saat pengolahan data penelitian
disesuaikan dengan instrumen penelitian. Berikut ini beberapa teknik analisis
data berdasarkan instrumen penelitian.
1. Analisis Data Hasil Analisis Kebutuhan
Hasil wawancara bersama guru dengan siswa dijadikan dasar pada
analisis kebutuhan. Hasil wawancara yang dilaksanakan kemudian
ditranskripkan dalam bentuk tabel, ditarik kesimpulan, dan selanjutnya
dijadikan sebagai rujukan untuk menentukan kebutuhan yang
melatarbelakangi dikembangkannya LKPD interaktif.
2. Analisis Data Hasil Validasi Ahli Materi dan Ahli Media
Data hasil validasi oleh ahli materi dan ahli media terkait LKPD
interaktif yang sudah dikembangkan diolah dengan menggunakan
penskoran skala Likert. Skala Likert yakni penskoran yang dipergunakan
saat mengukur pendapat serta sikap seseorang terhadap suatu kejadian.
Tanggapan yang diperoleh ini berupa data kualitatif yang kemudian
dikuantitatifkan (Sugiyono, 2011, hlm. 134). Data didapatkan dari
jawaban atas pernyataan yang disajikan. Setiap pernyataan memiliki
rentang jawaban dari sangat tidak baik hingga sangat baik, yang
dikuantitatifkan dengan skor setiap pilihan jawaban dinyatakan di tabel
3.7.
Tabel 3.7 Pedoman Penskoran Instrumen Validasi

Pilihan Jawaban Skor


Sangat tidak baik 1
Tidak Baik 2
Baik 3
Sangat Baik 4
(Sugiyono, 2011, hlm. 135).
Seluruh skor yang telah diperoleh dapat dihitung besar
persentasenya untuk kemudian dianalisis tingkat kelayakan dari media
40

pembelajaran yang dikembangkan. Perhitungan besar persentase


kelayakan dapat mennggunakan rumus berikut:

Persentase Kelayakan = × 100%

Untuk mengetahui tingkat kelayakan media agar dapat digunakan


dalam pembelajaran, maka besar persentase kelayakan yang diperoleh
kemudian diinterpretasikan berdasarkan kriteria kelayakan media
menurut Sari & Oktova (2010) ditunjukkan di tabel 3.8.
Tabel 3.8 Skala Penilaian Produk LKPD Interaktif

No. Interval Nilai (Persentase) Kriteria Tingkat Kelayakan


1. 100-76% Sangat Layak
2. 75-51% Layak
3. 50-26% Kurang Layak
4. 25-0% Tidak Layak
3. Analisis Data Angket Respon Guru dan Siswa
Hasil pengambilan data melalui angket respon guru dan siswa diolah
memakai penskoran skala Likert. Skor tertinggi yakni 4 akan diberikan
pada jawaban sangat baik, sampai skor terendah yaitu akan diberikan
pada jawaban sangat tidak baik. Penskoran skala Likert selengkapnya
ditunjukkan di tabel 3.9.
Tabel 3.9 Pedoman Penskoran Instrumen Respon Siswa dan Guru

Pilihan Jawaban Skor


Sangat tidak baik 1
Tidak Baik 2
Baik 3
Sangat Baik 4
(Sugiyono, 2011, hlm. 135).
Seluruh skor yang didapatkan dihitung persentasenya menggunakan
persamaan di bawah ini:

Persentase = × 100%

(Sugiyono, 2011, hlm. 136).


41

Besar persentase yang diperoleh kemudian diinterpretasikan


kedalam skala penilaian kualifikasi produk menurut Riduwan (2013)
agar hasil penelitian mengenai respon guru dan siswa dapat dijelaskan
dengan mudah secara naratif.
Tabel 3.10 Skala Penilaian Kualifikasi Produk LKPD Interaktif

Skor (%) Kriteria


0-25 Buruk Sekali
26-50 Buruk
51-75 Baik
76-100 Sangat Baik
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, didapatkan data hasil
penelitian dari proses mengembangkan LKPD interaktif pada materi
hidrolisis garam. Data tersebut dibagi sesuai dengan beberapa tahapan pada
pengembangan model ADDIE, yakni analyze (analisis), design
(perancangan), development (pengembangan), implementation
(implementasi), dan evaluation (evaluasi). Namun dalam penelitian ini hanya
dibatasi sampai tahap implementation. Berikut ini hasil pengembangan LKPD
interaktif pada materi hidrolisis garam.
1. Analyze (Analisis)
Tahapan awal dari proses pengembangan yang dilakukan ialah tahap
analisis, tahapan ini bertujuan dalam melakukan penetapan dan analisis
bermacam keperluan dalam mengembangkan LKPD interaktif. Langkah
yang dijalankan dalam tahap analisis, yaitu 1) analisis kesenjangan
kinerja yang terdiri dari analisis kebutuhan melalui wawancara, analisis
materi, analisis Kompetensi Dasar dan indikator, 2) merumuskan tujuan
instruksional, 3) mengidentifikasi karakteristik siswa, 4) menentukan dan
mengumpulan sumber, dan 5) menyusun rencana proses pengembangan.
a. Analisis Kesenjangan Kinerja
Pada penelitian ini analisis kesenjangan kinerja dilaksanakan
dengan tujuan guna memperoleh informasi mengenai kesenjangan
antara keadaan yang seharusnya terjadi dengan kenyataan. Maka
ketika muncul permasalahan, solusi untuk mengatasi hal tersebut
sangat diperlukan. Kegiatan yang dilakukan yaitu dengan wawancara
kepada guru kimia dan siswa di salah satu sekolah yaitu MAN 19
Jakarta, dapat dilihat pada Lampiran 1.

42
43

1) Wawancara Guru Kimia dan Siswa


Analisis kebutuhan dilaksanakan bertujuan guna
memperoleh informasi mengenai kebutuhan guru dan siswa
terkait media pembelajaran kimia. Analisis kebutuhan yang
dilakukan yaitu wawancara terhadap guru kimia perihal media
pembelajaran yang diperlukan oleh guru yang bisa digunakan
untuk penyampaian materi kimia kepada siswa agar lebih
efektif. Wawancara juga dijalankan pada siswa agar menerima
informasi perihal kebutuhan media pembelajaran kimia dalam
membantu siswa memahami materi kimia.
Merujuk pada hasil wawancara guru dan siswa dapat
diketahui beberapa masalah dalam pembelajaran kimia di kelas.
Hasil wawancara terhadap guru menunjukan bahwasannya
selama ini guru hanya memanfaatkan media pembelajaran kimia
berbentuk video animasi, video pembelajaran dari Youtube, dan
menyampaikan materi menggunakan Microsoft PowerPoint.
Pembelajaran kimia menggunakan media tersebut mendapatkan
respon yang baik dari siswa, yaitu siswa mengikuti proses
pembelajaran dan menyimak kegiatan penyampaian materi
dengan seksama. Berdasarkan pengalaman tersebut, maka para
guru berpendapat bahwa media pembelajaran sangat penting
agar dipakai dalam menjelaskan materi kimia.
Media pembelajaran yang dibutuhkan oleh para guru adalah
media pembelajaran yang efektif dan menunjang pemahaman
siswa terhadap materi. Sedangkan, kondisi saat ini dimana guru
masih tetap menjelaskan materi kepada siswa ialah media
pembelajaran yang sangat tidak efektif. Maka dari itu, media
pembelajaran yang efektif sangat diharapkan oleh para guru,
yaitu media pembelajaran yang dapat mencakup materi, video
pembelajaran, sekaligus soal latihan yang dapat dikerjakan oleh
siswa sebagai sarana evaluasi terhadap materi yang sudah
44

mereka pelajari. Namun merujuk pada hasil wawancara, masih


ada guru belum mengetahui mengenai LKPD interaktif,
sedangkan guru yang lain telah mengetahui mengenai LKPD
interaktif. Kedua guru tersebut juga belum pernah menggunakan
LKPD interaktif dalam proses pembelajaran. Mengingat
pentingnya kebutuhan media pembelajaran yang efektif
sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, kedua guru
tersebut mendukung apabila dikembangkan media pembelajaran
berupa LKPD interaktif.
Adapun hasil wawancara terhadap siswa menunjukkan
bahwa materi yang sulit dipahami siswa ialah kimia, dan hanya
4 orang yang mudah. Sejalan dengan hasil wawancara terhadap
siswa dan guru, mereka berpendapat bahwa dengan adanya
media pembelajaran maka akan sangat membantu mereka dalam
mempelajari kimia dengan lebih mudah. Media pembelajaran
yang pernah digunakan oleh siswa sebagaimana yang telah
disebutkan oleh para guru yaitu menggunakan Youtube,
PowerPoint, dan lab virtual. Adapun materi kimia yang pernah
disampaikan guru menggunakan media tersebut yaitu salah
satunya pada materi hidrolisis garam. Namun dengan
penggunaan media tersebut pada materi hidrolisis garam, masih
terdapat beberapa siswa yang merasa pembelajaran tersebut
kurang efektif karena masih membutuhkan penjelasan oleh guru.
Hal ini sesuai dengan pendapat guru yang telah disebutkan
sebelumnya, bahwa guru masih berperan aktif dalam
menyampaikan materi walaupun telah memakai media
pembelajaran tersebut.
Media pembelajaran yang pernah dipergunakan oleh siswa
hanya media yang telah dituliskan pada bagian atas, sehingga
berdasarkan pada hasil wawancara, siswa mengatakan untuk
mendukung pemahaman siswa dalam proses pembelajaran kimia
45

maka diperlukan media pembelajaran yang lainnya. Hasil


wawancara terhadap siswa menunjukan bahwa dalam
pembelajaran kimia siswa belum pernah memakai media
pembelajaran LKPD interaktif, dan seluruh siswa yang
diwawancarai setuju apabila dalam pembelajaran kimia
menggunakan media pembelajaran LKPD interaktif, yang
diharapkan siswa dapat terbantu untuk memahami materi kimia
salah satunya materi hidrolisis garam.
2) Analisis Materi
Kegiatan selanjutnya adalah menganalisis materi dengan
alasan dikarenakan materi kimia yang cukup banyak sehingga
perlu menentukan ruang lingkup materi agar materi yang
dikembangkan lebih spesifik dan dibutuhkan oleh guru dan
siswa SMA. Pada analisis kebutuhan berdasarkan pada hasil
wawancara, menentukan ruang lingkup materi pun dilakukan.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa, mereka
mengatakan bahwa materi yang dianggap sulit dan
membutuhkan media pembelajaran diantaranya adalah hidrolisis
garam dan senyawa karbon turunan alkana.
3) Analisis Kompetensi Dasar dan Indikator
Analisis kompetensi dasar dan indikator dilakukan untuk
mengembangan ide dalam merancang storyboard LKPD
interaktif. Analisis kompetensi dasar dan indikator mengacu
pada Lampiran Permendikbud No. 24 tahun 2016 tentang
kompetensi inti dan kompetensi dasar kurikulum 2013 pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Hasil analisis
kompetensi dasar dan indikator dalam pengembangan ide untuk
pembuatan storyboard LKPD interaktif dapat dilihat pada tabel
4.1.
46

Tabel 4.1 Analisis Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar Indikator yang Dikembangkan
3.11 Menganalisis 3.11.1 Menjelaskan kesetimbangan
kesetimbangan ion dalam larutan garam.
ion dalam larutan 3.11.2 Menganalisis sifat larutan
garam dan garam yang terhidrolisis dari
menghubungkan persamaan reaksi ionisasi.
pH-nya. 3.11.3 Menghitung pH larutan garam
yang terhidrolisis.
4.11 Melaporkan 4.11.1 Mengamati percobaan tentang
percobaan sifat asam basa berbagai
tentang sifat asam larutan garam melalui
basa berbagai demonstrasi.
larutan garam. 4.11.2 Menyajikan hasil pengamatan
tentang sifat asam basa
berbagai larutan garam dari
hasil demonstrasi.
Berdasarkan analisis materi, kompetensi dasar dan indikator
pembelajaran didapatkan peta konsep yang akan dimuat dalam
LKPD interaktif yaitu seperti gambar 4.1.
47

Gambar 4.1 Peta Konsep


b. Merumuskan Tujuan Instruksional
Pada tahapan ini hasil wawancara pada tahapan analisis
kesenjangan kinerja menjadi dasar dalam perumusan tujuan
instruksional. Perumusan tujuan ini berguna untuk arah atau cara
untuk menjadi jalan keluar dari kesenjangan yang diidentifikasi pada
tahapan sebelumnya. Tahapan ini memperoleh hasil berupa tujuan
umum dan tujuan umum. Tujuan dengan harapan dapat memberikan
kebutuhan siswa disebut tujuan umum. Sedangkan tujuan khusus
ialah uraian dari tujuan umum. Hasil rumusan tujuan instruksional
dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Rumusan Tujuan Instruksional
Tujuan Umum Tujuan Khusus
Mengembangkan lembar 1. Mengembangkan lembar kerja
kerja peserta didik (LKPD) peserta didik (LKPD) dengan
interaktif berbantuan iSpring soal-soal latihan secara
Suite pada materi hidrolisis interaktif.
garam. 2. Mengembangkan lembar kerja
peserta didik (LKPD) interaktif
yang dapat membantu siswa
48

dalam memahami konsep


kimia.
3. Konten LKPD interkatif
memuat materi hidrolisis garam
yang sesuai dengan tingkat
SMA.
c. Mengidentifikasi Karakteristik Siswa
Identifikasi karakteristik siswa dilakukan dengan mewawancarai
guru dan siswa di MAN 19 Jakarta. Sesuai dengan hasil wawancara
dengan guru, saat proses pembelajaran menggunakan media
pembelajaran, siswa dapat mengikuti dan menyimak dengan baik
prosesnya. Tetapi menurut sebagian siswa, penggunaan media
pembelajaran masih harus dibantu dengan penjelasan langsung dari
guru. Hal ini membuat mereka menjadi lebih paham, karena ada
beberapa materi yang rumit sehingga mereka membutuhkan
penjelasan yang lebih.
d. Menentukan dan Mengumpulkan Sumber
Pengembangan LKPD interaktif pada materi hidrolisis garam
referensi dan sumber yang mendukung diperlukan. Hal ini untuk
media yang dikembangkan agar menarik dan isi konten dalam media
tersebut sesuai dengan fakta kimia yang sudah ada. Sumber-sumber
pendukung yang digunakan dalam mengembangkan LKPD interaktif
seperti sumber gambar, sumber video, sumber materi dan sumber
daya pengembangan.
1) Sumber Materi
Materi yang dituangkan pada LKPD interaktif berasal dari
beberapa buku, yaitu:
a) Brady, James. 1992. Kimia Universitas Jilid 1. Bina Rupa
Aksara: Jakarta.
b) Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga:
Jakarta.
49

c) Marheni, dkk. 2007. Kimia Dasar 2. Jakarta: Universitas


Terbuka.
d) Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan
Modern Jilid 2. Erlangga: Jakarta.
e) Sudarmo, Unggul. 2017. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI.
Penerbit Erlangga: Jakarta.
f) Syukri. 1999. Kimia Dasar. ITB: Bandung.
2) Sumber Gambar
Berikut ini beberapa gambar yang digunakan dalam
pengembangan LKPD interaktif pada materi hidrolisis garam.
Tabel 4.3 Sumber dan Referensi Gambar
No. Referensi Gambar Sumber
1 http://www.travel.tribunnews.com

2 http://www.petrokimia-gresik.com

3 http://www.tokotani.info

3) Sumber Video
Video yang digunakan untuk menunjang kelengkapan
LKPD interaktif didapatkan dari beberapa sumber, yaitu:
a) https://youtube.com/watch?v=SeBOXP2FJv4&feature=share
b) https://youtu.be/bOYLWbTkSk4l
c) https://www.youtube.com/watch?v=Dq3oTeOMxSo
50

4) Sumber Daya Pengembangan


Sumber daya pengembangan ialah aplikasi-aplikasi yang
diperlukan oleh peneliti dalam melakukan pengembangan
LKPD interaktif. Beberapa aplikasi yang dibutuhkan, yaitu:
a) Microsoft PowerPoint adalah aplikasi yang dipergunakan
dalam pembuatanslide materi.
b) iSpring Suite adalah aplikasi yang digunakan untuk
pembuatan soal-soal interaktif.
c) Browser digunakan untuk menampilkan LKPD interaktif.
e. Menyusun Rencana Proses Pengembangan
Pengembangan LKPD interaktif memerlukan rencana proses
pengembangan dengan tujuan agar penelitian berjalan secara
sistematis, efektif dan teratur. Detail mengenai jadwal rencana poses
pengembangan dapat dilihat pada Lampiran 2. Berikut ini jadwal
proses pengembangan LKPD interaktif, yaitu tahap analyze
(analisis) yang dilakukan pada bulan September-November 2021,
tahap design (perancangan) pada bulan November 2021-Januari
2022, tahap development (pengembangan) pada bulan Februari
2022-Mei 2022, dan tahap implementation (implementasi) pada
bulan Mei 2022.
2. Design (Perancangan)
Tahap design ialah langkah kedua pada proses pengembangan model
ADDIE. Ditahapan kedua kegiatan yang dilaksanakan adalah mendesain
produk dalam bentuk storyboard. Pembuatan storyboard bertujuan untuk
menyusun rancangan konsep dan desain yang berbentuk bagan-bagan
sederhana yang akan dijadikan panduan dalam pembuatan LKPD
interaktif. Adapun langkah-langkah yang dijalankan pada proses desain
produk yaitu peneliti menyusun rancangan isi LKPD interaktif mulai dari
petunjuk belajar, kompetensi dasar (KD) & indikator, peta konsep,
materi, referensi, latihan soal, dan profile developer.
Berikut ini adalah hasil storyboard yang telah dibuat oleh peneliti.
51

1) Halaman Awal LKPD Interaktif

Gambar 4.2 Halaman Awal LKPD Interaktif


2) Halaman Menu Utama

Gambar 4.3 Halaman Menu Utama LKPD Interaktif

Keterangan: 1: Petunjuk Belajar, 2: Kompetensi Dasar (KD) &


Indikator, 3: Peta Konsep, 4: Materi, 5: Referensi, 6: Latihan Soal,
7: Profile Developer
52

3) Halaman Petunjuk Belajar

Gambar 4.4 Halaman Petunjuk Belajar

4) Halaman Kompetensi Dasar & Indikator

Gambar 4.5 Halaman Kompetensi Dasar & Indikator


53

5) Halaman Peta Konsep

Gambar 4.6 Halaman Peta Konsep

6) Halaman Materi

Gambar 4.7 Halaman Materi LKPD Interaktif


54

7) Halaman Referensi

Gambar 4.8 Halaman Referensi

8) Halaman Latihan Soal Interaktif

Gambar 4.9 Halaman Latihan Soal LKPD Interaktif


55

9) Halaman Profile Developer

Gambar 4.10 Halaman Profile Developer

3. Development (Pengembangan)
Tahap selanjutnya pada proses pengembangan model ADDIE adalah
tahap developmment. Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan, antara
lain pembuatan prototype LKPD interaktif, validasi prototype LKPD
interaktif, dan revisi prototype LKPD interaktif.
a. Pembuatan Prototype LKPD Interaktif
Pada tahap ini dikembangkan LKPD interaktif sejalan dengan
storyboard yang sudah disusun sebelumnya. Tahapan membuatnya
adalah sebagai berikut.
1) Membuat slide LKPD interaktif yang berisi halaman awal
LKPD interaktif, halaman menu LKPD interaktif, video, dan
gambar-gambar menggunakan Microsoft PowerPoint. Software
PowerPoint yang digunakan telah dilengkapi dengan software
iSpring Suite.
56

Gambar 4.11 Pembuatan Slide LKPD Interaktif Menggunakan


Microsoft PowerPoint

2) Membuat latihan soal ke dalam bentuk interaktif menggunakan


iSpring Suite.

Gambar 4.12 Pembuatan Latihan Soal Menggunakan iSpring


Suite

3) Menampilkan hasil LKPD interaktif ke browser dengan


mengupload ke hosting. Tujuannya adalah untuk menampilkan
LKPD interaktif ke browser agar bisa disebarluaskan melalui
domain url.
57

Gambar 4.13 Proses Upload LKPD Interaktif ke Hosting

Setelah proses upload file projek Belajar Hidrolisis Garam


selesai, buka projek tersebut menggunakan domain url
http://belajarhidrolisis.com/.

Gambar 4.14 Pencarian LKPD Interaktif dengan Domain URL


http://belajarhidrolisis.com/

b. Validari Prototye LKPD Interaktif


Setelah prototype LKPD interaktif selesai diproduksi, tahap
selanjutnya adalah validasi prototype LKPD interaktif. Hasil
penilaian kelayakan dari suatu media yang sedang dilakukan
pengembangan akan didapatkan pada proses validasi ini. Instrumen
penilaian kesesuaian konten kimia oleh ahli media diadaptasi dari
jurnal Yuniasih, Aini, & Widowati (2018) dan instrumen penilaian
ahli materi mengacu pada Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).
58

Validasi prototype LKPD interaktif dilakukan oleh empat


validator ahli, yaitu dua validator ahli materi dan dua validator ahli
media. Para ahli diminta untuk menilai prototype LKPD interaktif
yang telah selesai dibuat. Penilaian prototype LKPD interaktif
dilaksanakan dengan melakukan pengisian angket penilaian ahli
materi dan angket penilaian ahli media. Adapun hasil validasi
prototype LKPD interaktif dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Validasi LKPD Interaktif oleh Ahli Media
Persentase
Aspek Validator Persentase Kriteria
Rata-Rata
Komponen Validator 1 83% 91% Sangat
LKPD Validator 2 100% Layak
Bahasa dan Validator 1 100% 100% Sangat
Keterbacaan Validator 2 100% Layak
Organisasi Validator 1 91% 91% Sangat
Penyajian Validator 2 91% Layak
Kegrafisan Validator 1 86% 87% Sangat
B
Validator 2 89% Layak
Persentase Total 92% Sangat
Layak

Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh hasil validasi oleh ahli media,


persentase aspek komponen LKPD mendapatkan nilai rata-rata 91%
dengan kriteria sangat layak, persentase aspek bahasa dan
keterbacaan mendapatkan nilai rata-rata 100% dengan kriteria sangat
layak, persentase aspek organisasi penyajian mendapatkan rata-rata
91% dengan kriteria sangat layak, dan persentase aspek kegrafisan
mendapatkan nilai rata-rata 87% dengan kriteria sangat layak. Hasil
akhir untuk persentase semua aspek sebesar 92% dengan kriteria
sangat layak. Artinya LKPD interaktif layak untuk digunakan
59

berdasarkan penilaian ahli media pembelajaran dan dapat


diimplementasikan kepada siswa.
Adapun hasil validasi prototype LKPD interaktif oleh ahli
materi adalah dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Validasi LKPD Interaktif oleh Ahli Materi

Persentase
Aspek Validator Persentase Kriteria
Rata-Rata
Kelayakan Isi Validator 1 67% 80% Sangat
Validator 2 92% Layak
Penyajian Validator 1 78% 84% Sangat
Validator 2 89% Layak
Kebahasaan Validator 1 80% 85% Sangat
Validator 2 90% Layak
Persentase Total 83% Sangat
Layak
Berdasarkan Tabel 4.5 hasil validasi oleh ahli materi, persentase
aspek kelayakan isi mendapatkan nilai rata-rata 80% dengan kriteria
sangat layak, persentase aspek penyajian mendapatkan nilai rata-rata
84%, dan persentase nilai rata-rata 85% diperoleh aspek kebahasaan.
Hasil akhir untuk persentase semua aspek sebesar 83% dengan
kriteria sangat layak. Dari hasil tersebut maka LKPD interaktif layak
dipergunakan dan diimplementasikan kepada siswa.
c. Revisi Prototype LKPD Interaktif
Pada tahap validasi prototype LKPD interaktif, didapatkan saran
dan masukan dari validator ahli media dan validator ahli materi.
Berikut ini merupakan hasil revisi LKPD interaktif berdasarkan
koreksi dari validator yang dapat dilihat pada Tabel 4.6.
60

Tabel 4.6 Hasil Revisi LKPD Interaktif


No. Sebelum Revisi Sesudah Revisi
1. Menambahkan contoh senyawa garam lain yang dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk.

2. Memperbaiki pengertian dari garam.

3. Memperbaiki pengertian hidrolisis garam dan menyertakan


rujukannya.

4. Lambang senyawa garam diubah menjadi contoh garam


yang berasal dari asam kuat dan basa lemah.
61

5 Memperbaiki penjelasan garam yang berasal dari asam


lemah dengan basa kuat jika dilarutkan dalam air maka
konsentrasi OH- lebih banyak daripada konsentrasi H+.

6 Menambahkan contoh soal.

7 Memperbesar icon-icon yang ada pada halaman menu dan


menambahkan shadow pada icon-icon tersebut agar terlihat
lebih jelas dan nyata.
62

8 Mengubah video percobaan hidrolisis garam, yang semula


adalah video animasi menjadi video praktikum yang real.

4. Implementation (Penerapan)
Selanjutnya adalah tahap implementation (penerapan) LKPD
interaktif kepada siswa dan guru. Untuk persiapan lingkungan belajar
yang melibatkan siswa menjadi tujuan dalam tahap impelementasi
(Branch, 2009, hlm.133). Tahap implementasi dilakukan dengan uji coba
terbatas kepada guru dan siswa yang bertujuan untuk memperoleh respon
atau tanggapan terhadap LKPD interaktif yang dikembangkan.
a. Uji Coba Terbatas Kepada Siswa
LKPD interaktif yang telah dikembangkan dan divalidasi
selanjutnya diuji coba terbatas kepada siswa. Uji coba terbatas ini
melibatkan 31 siswa di MAN 19 Jakarta. Uji coba ini dijalankan
guna memperoleh respon siswa terhadap LKPD interaktif yang
sedang dilakukan pengembangan. Data hasil uji coba terbatas LKPD
interaktif terhadap siswa dapat dilihat pada tabel 4.7.
63

Tabel 4.7 Hasil Uji Coba Terbatas Terhadap Siswa


Persentase
Aspek Indikator Persentase Kriteria
Rata-Rata
Bahasa dan Pemilihan kata 85% 85% Sangat
keterbacaan dan kalimat Baik
mudah
dipahami.
Organisasi Kejelasan 88% 88% Sangat
Penyajian petunjuk Baik
penggunaan.
Kejelasan 91%
tombol
navigasi.
Kualitas text 85%
(jenis dan
ukuran).
Kesesuaian 88%
gambar dan
animasi.
Tampilan menu 85%
menarik.
Terdapat peta 93%
konsep.
Tidak 81%
membosankan
pembaca.
Dapat 91%
digunakan
dimana saja.
64

Isi Kemudahan 87% 87% Sangat


pemahaman Baik
konsep.
Kemudahan 84%
pemahaman
soal.
Penambahan 92%
pengetahuan.
Video 87%
membantu
pemahaman
materi.
Persentase Total 87% Sangat
Baik
Berdasarkan tabel 4.7 hasil uji coba terbatas terhadap siswa
dihasilkan persentase keseluruhan aspek sebesar 87% dengan kriteria
sangat baik. Rincian dari aspek tersebut antara lain, yaitu aspek
bahasa dan keterbacaan sebesar 85% dengan kriteria sangat baik,
aspek organisasi penyajian sebesar 88% dengan kriteria sangat baik,
dan aspek isi sebesar 87% dengan kriteria sangat baik.
b. Uji Coba Terbatas Kepada Guru
Uji coba terbatas yang dilakukan pada tahap implementasi selain
kepada siswa, juga diuji coba terbatas kepada 2 guru kimia di MAN
19 Jakarta. Tujuan uji coba tahap ini guna memperoleh respon guru
terhadap LKPD interaktif yang dilakukan pengembangan. Data hasil
uji coba terbatas LKPD interaktif terhadap guru dapat dilihat pada
tabel 4.8.
65

Tabel 4.8 Hasil Uji Coba Terbatas Terhadap Guru


Persentase
Aspek Responden Persentase Kriteria
Rata-Rata
Kelayakan Guru 1 83% 87% Sangat
Isi Guru 2 92% Baik
Penyajian Guru 1 86% 86% Sangat
Guru 2 86% Baik
Kebahasaan Guru 1 85% 82% Sangat
Guru 2 80% Baik
Persentase Total 85% Sangat
Baik
Berdasarkan tabel 4.8 hasil uji coba terbatas terhadap guru
dihasilkan persentase keseluruhan aspek yang dihasilkan sebesar
85% dengan kriteria sangat baik. Rincian dari aspek tersebut antara
lain, aspek kelayakan isi sebesar 87% dengan kriteria sangat baik,
aspek penyajian sebesar 86% dengan kriteria sangat baik, dan aspek
kebahasaan sebesar 82% dengan kriteria sangat baik.
B. Pembahasan
Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengembangkan produk
yakni LKPD interaktif pada materi hidrolisis garam. Tahapan pengembangan
dalam penelitian yang dilakukan menggunakan model pengembangan
ADDIE yang terdiri dari lima tahapan, yaitu analyze, design, development,
implementation, dan evaluation. Tetapi penelitian dibatasi hanya sampai
tahap implementation, yaitu tahap penerapan dengan uji coba terbatas
terhadap LKPD interaktif tanpa adanya kegiatan evaluation (penilaian).
1. Tahap Analyze (Analisis)
Analisis kebutuhan dilakukan pada awal penelitian dengan tujuan
guna memperolah informasi mengenai keperluan siswa dan guru
mengenai media pembelajaran seperti apa yang dibutuhkan untuk
pembelajaran kimia. Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Hidayati,
Adi, & Praherdhiono (2019) mengenai pentingnya melakukan analisis
66

kebutuhan. Dengan adanya analisis kebutuhan dapat membantu untuk


mengetahui karakteristik siswa dan masalah utama siswa.
Berdasarkan hasil wawancara guru dan siswa dapat diketahui dalam
pembelajaran kimia di kelas terdapat beberapa masalah, diantaranya yaitu
keterbatasan penggunaan media pembelajaran. Menurut siswa dan guru,
dalam pembelajaran kimia media yang sering diterapkan berupa video
animasi, video pembelajaran dari youtube, dan Microsoft PowerPoint.
Beberapa media pembelajaran tersebut dirasa masih kurang efektif,
karena siswa masih membutuhkan guru dalam membantu mereka
memahami materi kimia.
Masalah selanjutnya adalah berdasarkan hasil wawancara terhadap
siswa menunjukkan bahwa materi pada mata pelajaran kimia tidak
mudah untuk dipahami. Siswa sudah terlanjur menganggap pelajaran
kimia sulit untuk mereka pahami karena merupakan salah satu pelajaran
yang memerlukan pemahaman konsep cukup tinggi (Syam, Djangi, &
Danial, 2018). Menurut Atagana & Engida (2014) selain memerlukan
pemahaman konsep, sulitnya pelajaran kimia disebabkan juga karena
metode pembelajaran yang kurang sesuai di kelas dan kurangnya alat
bantu atau media untuk mengajar.
Kegiatan selanjutnya adalah menganalisis materi yang mengacu
kepada hasil wawancara terhadap guru kimia dan siswa. Menurut guru
LKPD interaktif yang sedang dilakukan pengembangan diharapkan
mampu membantu siswa untuk lebih mudah paham pada konsep kimia
seperti materi hidrolisis garam. Adapun menurut siswa materi yang
dianggap sulit dan membutuhkan media pembelajaran diantaranya adalah
hidrolisis garam dan senyawa karbon turunan alkana.
Siswa sering dituntun untuk mampu memahami materi pelajaran
kimia dari awal hingga akhir. Hal ini berkaitan dengan peran mata
pelajaran kimia yang sangat penting dalam mengembangkan sains dan
teknologi. Namun, pada kenyataannya materi kimia perlu banyak sekali
penjelasan serta media bantu dalam menyampaikan materinya. Salah
67

satunya ialah materi hidrolisis garam, materi ini adalah materi untuk
siswa kelas XI. Materi hidrolisis garam ini banyak mengkaji konsep-
konsep mengenai sifat larutan garam dan penggunaan rumus dalam
menyelesaikannya (Ditama, Saputro, & S. Catur, 2015). Para siswa tidak
tahu bahwa kenyataannya garam ada yang bersifat asam dan basa,
padahal selama ini yang mereka tahu garam bersifat netral. Hal tersebut
+ -
karena ada ion H dan ion OH yang menjadi penunjuk sifat asam dan
basa (Abdurrohim, Feronika, & Bahriah, 2016). Dari contoh ini maka
media pembelajaran interaktif sangat diperlukan, sehingga siswa bisa
mendapatkan visualiasi secara nyata dalam bentuk gambar, video, teks,
ataupun animasi (Indriani & Lazulva, 2020).
Kegiatan selanjutnya yaitu analisis kompetensi dasar dan indikator
untuk pengembangan ide. Proses analisis kompetensi kompetensi dasar
berdasarkan Permendikbud No 24 tahun 2016 yang kemudian diturunkan
ke dalam indikator. Proses pengembangan materi yang akan dituangkan
ke dalam LKPD interaktif didasarkan pada indikator ini.
Kegiatan selanjutnya merumuskan tujuan instruksional. Dalam
mengatasi keperluan yang telah diidentifikasi pada tahapan sebelumnya
diperlukan tujuan instruksional ini. Masalah yang ditemukan adalah
pengembangan media pembelajaran sangat dibutuhkan sehingga dapat
membantu guru pada saat penyampaian materi kimia dengan lebih
menarik dan menolong siswa dalam mempelajari konsep-konsep kimia.
LKPD interaktif kimia dikembangkan dengan tujuan diberikan pada
peserta didik untuk memperoleh kesempatan pada saat mengerjakan soal
untuk memahami konsep. Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih
mudah dan terbantu maka LKPD interaktif kimia ini sangat diperlukan
(Prianoto, Gulo, & Effendi, 2017). Dalam LKPD interaktif ada juga soal-
soal yang dapat dipakai untuk latihan serta evaluasi. Hal tersebut berguna
dalam meminimalisir peran guru disekolah dengan adanya peningkatan
dalam memahami konsep kimia dan dapat memberi umpan balik secara
langsung (Kalima, Gulo, & Edi, 2017).
68

Selanjutnya adalah mengidentifikasi karakteristik siswa yang


bertujuan untuk mendapatkan informasi tambahan berkaitan dengan
motivasi siswa, lingkungan siswa, keterampilan yang dimiliki siswa, dan
kemampuan belajar siswa. Menurut Dermawati, Suprapta, & Muzakkir
(2019) analisis peserta didik merupakan telaah tentang karakteristik
siswa berupa pengalaman belajar yang meliputi keterampilan,
pengetahuan, sikap siswa, dan komunikasi agar bahan ajar yang
dirancang sejalan dengan keperluan peserta didik. Mengacu pada hasil
wawancara dengan guru dan siswa, dengan adanya pemakaian media
pembelajaran siswa mampu mengikuti dan menyimak dengan baik
prosesnya. Tetapi menurut sebagian siswa, penggunaan media
pembelajaran masih harus dibantu dengan penjelasan langsung dari guru.
Hal ini membuat mereka menjadi lebih paham, karena ada beberapa
materi kimia yang rumit sehingga mereka membutuhkan penjelasan yang
lebih.
Kegiatan selanjutnya pada tahap analisis adalah penentuan dan
pengumpulan sumber yang akan dipergunakan dalam pengembangan
LKPD interaktif. Sumber-sumber pendukung yang digunakan adalah
sumber materi, sumber gambar, sumber video dan sumber daya
pengembangan. Sumber materi digunakan untuk menyusun materi di
dalam LKPD interaktif. Sumber materi dalam pengembangan LKPD
interaktif ini menggunakan enam sumber buku. Kemudian sumber
gambar dan sumber video dipergunakan untuk alat bantu visual dalam
menyampaikan materi pada LKPD interaktif. Alat bantu visual
dipergunakan guna meningkatkan minat siswa dan menjadi alat bantu
dalam penjelasan konsep yang lebih mudah (Shabiralyani, Hasan,
Hamad, & Iqbal, 2015). Sedangkan sumber daya pengembangan
merupakan aplikasi-aplikasi yang diperlukan oleh peneliti dalam
pengembangan LKPD interaktif. Beberapa aplikasi yang diperlukan,
yaitu Microsoft PowerPoint adalah aplikasi yang dipergunakan untuk
membuat slide materi. iSpring Suite adalah aplikasi yang dipergunakan
69

dalam menyusun soal-soal interaktif, dan Browser digunakan untuk


menampilkan LKPD interaktif.
Ditahap analisis kegiatan paling akhir yang dapat dilakukan adalah
menyusun rencana proses pengembangan dengan tujuan agar penelitian
berjalan secara sistematis, efektif dan teratur. Selain itu menurut
Ghaliyah, Bakri, & Siswoyo (2015) dengan adanya jadwal penelitian
diharapkan proses pengembangan dapat berjalan tepat waktu dan sesuai
yang diharapkan.
2. Tahap Design (Desain)
Tahap kedua pada proses pengembangan model ADDIE adalah
tahap design (desain). Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah
membuat storyboard untuk merancang konsep dan desain LKPD
interaktif dalam bentuk bagan-bagan sederhana. Storyboard yang dibuat
berisikan tampilan awal LKPD interaktif, menu utama LKPD interaktif
yang berisi petunjuk belajar, 2: kompetensi dasar (KD) dan indikator,
peta konsep, materi, referensi, latihan soal, serta profile developer.
Mengorganisasi grafik menggunakan pengilustrasian atau gambaran
yang tersusun dengan urut dengan diseertai penjelasan-penjelasan pada
setiap gambaran-gambaran disebut storyboard. Untuk kebutuhan
visualisasi awal dari suatu file atau pengurutan media interaktif maka
dibuatlah storyboard (Fitria & Septiana, 2016). Penyampaian ide cerita
akan menjadi jauh lebih mudah dengan adanya storyboard (Indriani &
Lazulva, 2020).
Kemudian, konsultasi dengan dosen pembimbing dilakukan dalam
penyusun teks materi dan latihan soal pada LKPD interaktif yang sudah
tersusun dengan bersumber pada sumber-sumber yang relevan. Video
visual dipergunakan dalam menyajikan materi dengan tujuan dapat
menjadi penjelas dari materi kimia yang bersifat abstrak (Chittleborough,
2014).
70

3. Tahap Development (Pengembangan)


Di tahap pengembangan, berdasarkan pada hasil rancangan
storyboard maka selanjutnya membuat dan menyusun LKPD interaktif.
Penyusunan didasarkan pada hasil rancangan bertujuan untuk
menghasilkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) interaktif yang
efektif, valid dan praktis. Kegiatan yang dilakukan tahap pengembangan
yaitu pembuatan prototype LKPD interaktif, validasi, dan revisi
prototype LKPD interaktif. Pembuatan LKPD interaktif dimulai dari
membuat beberapa slide yang akan dijadikan konten dalam LKPD
interaktif dengan menggunakan Microsoft PowerPoint. Software
PowerPoint yang digunakan telah terlengkapi dengan software iSpring
Suite. Kegiatan selanjutnya yaitu membuat latihan soal ke dalam bentuk
interaktif menggunakan iSpring Suite.
“In my opinion, iSpring is the only tool that supports triggers,
animations and other key features of PowerPoint. iSpring can create
conversation simulations to practice your team’s communication skills.
The built-in TalkMaster tool includes a library of backgrounds and
characters to develop realistic dialogue simulations with branching and
assessment.........” (Bauman, 2015).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan apabila dalam
Microsoft PowerPoint secara kompatibel dapat dihubungkan dengan
iSpring. Dalam pembuatan media evaluasi dengan soal-soal interaktif,
software iSpring sering kali dipakai dengan menggabungkan bermacam
software pendukung lainnya (Ramadhani, Fatmawati, & Oktarika, 2019).
Software ini juga mempunyai bermacam kelebihan yakni pada proses
dibuatnya dapat menampilkan bermacam program aplikasi seperti slide,
grafik, gambar, animasi, audio, dan video, sehingga media pembelajaran
menjadi lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa (Rafiq, Sabil, &
Ramalisa, 2017). LKPD interaktif yang sudah selesai dibuat dengan
software PowerPoint dan iSpring, selanjutnya adalah mengupload ke
71

hosting. Tujuannya adalah untuk menampilkan LKPD interaktif ke


browser agar bisa disebarluaskan melalui domain url.
Setelah prototype LKPD interaktif selesai diproduksi, tahap
selanjutnya adalah validasi prototype LKPD interaktif. Validasi materi
di dalam media pembelajaran untuk memberikan penilaian, komentar,
dan saran terhadap LKPD interaktif yang dilakukan pengembangan
dengan melibatkan dua dosen ahli. Tujuan validasi materi ini untuk
memastikan bahwa materi yang dikembangkan telah sesuai dengan
konten kimia yang seharusnya. Validasi materi menggunakan skala
Likert dengan meninjau dari tiga aspek, yaitu aspek kelayakan isi,
penyajian, dan kebahasaan. Berdasarkan hasil validasi oleh ahli materi,
persentase aspek kelayakan isi mendapatkan nilai rata-rata 80% dengan
kriteria sangat layak, persentase aspek penyajian mendapatkan nilai rata-
rata 84%, dan persentase aspek kebahasaan mendapatkan nilai rata-rata
85%. Hasil akhir untuk persentase semua aspek sebesar 83% dengan
kriteria sangat layak. Berdasarkan hasil tersebut maka LKPD interaktif
layak digunakan dan diimplementasikan kepada siswa.
Validasi selanjutnya bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap
media pembelajaran yang dikembangkan. Validasi tersebut dilakukan
oleh dosen ahli media pembelajaran. Validasi media LKPD interaktif
juga menggunakan skala Likert dengan meninjau dari empat aspek, yaitu
aspek komponen LKPD, bahasa dan keterbacaan, organisasi penyajian,
dan kegrafisan. Berdasarkan hasil validasi oleh ahli media, persentase
aspek komponen LKPD mendapatkan nilai rata-rata 91%% dengan
kriteria sangat layak, persentase aspek bahasa dan keterbacaan
mendapatkan nilai rata-rata 100% dengan kriteria sangat layak,
persentase aspek organisasi penyajian mendapatkan rata-rata 91% dengan
kriteria sangat layak, dan persentase aspek kegrafisan mendapatkan nilai
rata-rata 87% dengan kriteria sangat layak. Hasil akhir untuk persentase
semua aspek sebesar 92% dengan kriteria sangat layak. Artinya apabila
didasarkan penilaian ahli media pembelajaran LKPD interaktif layak
72

dipergunakan dan dapat diimplementasikan kepada siswa. Guna


meningkatkan kualitas media yang dikembangkan maka ahli media serta
ahli materi hendaknya memberi saran untuk melakukan perbaikan.
Data hasil validasi dari dosen ahli memberikan komentar dan saran
berupa penambahkan contoh senyawa garam lain yang dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk, memperbaiki pengertian dari garam,
memperbaiki pengertian hidrolisis garam dan menyertakan rujukannya,
mengubah lambang senyawa garam, memperbaiki penjelasan asam
lemah dengan basa kuat yang menjadi asal garam, menambahkan contoh
soal, memperbesar icon-icon dan menambahkan shadow yang ada pada
halaman menu agar terlihat lebih jelas dan nyata, serta mengubah video
percobaan hidrolisis garam, yang semula adalah video animasi diubah
menjadi video praktikum yang real. Menurut saran dari ahli media tujuan
diubahnya video ini agar siswa bisa lebih memahami konsep hidrolisis
garam setelah menyaksikan video tersebut dan siswa dapat menarik
kesimpulannya.
4. Tahap Implementation (Penerapan)
Sesudah melakukan kegiatan validasi ahli dan revisi dilanjutkan
dengan tahap penerapan yaitu dengan melakukan uji coba terbatas
terhadap siswa dan uji coba terbatas terhadap guru. Berdasarkan hasil
angket respon siswa dihasilkan persentase keseluruhan aspek sebesar
87% dengan kriteria sangat baik. Rincian dari aspek tersebut antara lain,
yaitu aspek bahasa dan keterbacaan sebesar 85% dengan kriteria sangat
baik, aspek organisasi penyajian sebesar 88% dengan kriteria sangat
baik, dan aspek isi sebesar 87% dengan kriteria sangat baik.
Berdasarkan data uji coba terbatas kepada siswa dengan hasil
persentase aspek bahasa dan keterbacaan sebesar 85% dengan kriteria
sangat baik. Aspek bahasa dan keterbacaan mendapatkan penilaian
sangat baik karena pemilihan kata dan kalimat dalam LKPD interaktif
mudah dipahami oleh siswa.
73

Persentase aspek organisasi memperoleh kriteria sangat baik dengan


penyajian sebesar 88% terdiri dari delapan indikator penilaian, yaitu
pemilihan kata dan kalimat mudah dipahami, kejelasan petunjuk
penggunaan, kejelasan tombol navigasi, kualitas text (jenis dan ukuran),
kesesuaian gambar dan animasi, tampilan menu menarik, terdapat peta
konsep, tidak membosankan pembaca, dan dapat digunakan di mana
saja. Menurut Indriani & Lazulva (2020) LKPD interaktif dapat
membantu peserta didik untuk mengurangi kesulitan yang akan dihadapi
dengan membuat tampilan LKPD yang lebih praktis, menarik dan
membuat daya inovasi peserta didik meningkat. Pemahaman peserta
didik akan lebih kuat dikarenakan pada LKPD ini ada video, gambar
serta animasi. Akibatnya, dalam pengambilan dan pemahaman materi
yang diberikan kepada peserta didik yang tidak suka membaca akan
menjadi sangat terbantu.
Terakhir dengan kriteria sangat baik dari aspek isi memperoleh
persentase sebesar 87%. Aspek isi mendapatkan penilaian sangat baik
berdasarkan empat indikator yang dinilai, yaitu kemudahan pemahaman
konsep, kemudahan pemahaman soal, penambahan pengetahuan, dan
video membantu pemahaman materi. Menurut Prianoto, Gulo, & Effendi
(2017) dengan pengembangan LKPD interaktif kimia dapat memberi
kesempatan peserta didik dalam mengerjakan soal-soal untuk menggali
pemahaman konsep. Hal tersebut menjadikan LKPD interaktif kimia
sangat dibutuhkan untuk membantu dan mempermudah kegiatan
pembelajaran.
Selanjutnya melakukan uji coba terbatas kepada guru dengan
menyebar angket respon kepada guru kimia di MAN 19 Jakarta.
Persentase keseluruhan aspek yang dihasilkan sebesar 85% dengan
kriteria sangat baik. Rincian dari aspek tersebut antara lain, aspek
kelayakan isi sebesar 87% dengan kriteria sangat baik, aspek penyajian
sebesar 86% dengan kriteria sangat baik, dan aspek kebahasaan sebesar
82% dengan kriteria sangat baik.
74

Hasil persentase aspek kelayakan isi sebesar 87% dengan kriteria


sangat baik. Aspek kelayakan isi memperoleh penilaian sangat baik
berdasarkan tiga indikator yang dinilai. Indikator dari masing-masing
aspek tersebut, antara lain yaitu kesesuaian dengan KI dan KD,
kesesuaian dengan indikator, dan kesesuaian dengan keilmuan saat ini.
Mengacu pada hasil data di atas maka diketahui bahwa materi yang
tertuang di dalam LKPD interaktif sudah sesuai dengan KI dan KD,
indikator, serta perkembangan ilmu pengetahuan saat ini.
Hasil persentase aspek penyajian sebesar 86% dengan kriteria sangat
baik. Aspek penyajian mendapatkan penilaian sangat baik berdasarkan
enam indikator yang dinilai, yaitu meningkatkan pemahaman konsep,
memotivasi untuk belajar aktif dan mandiri, dapat diterapkan di mana
saja, terdapat evaluasi soal, penyajian materi runtut, terdapat peta
konsep, bersifat interaktif dan partisipatif, tidak membosankan, serta
terdapat petunjuk penggunaan. Berdasarkan hasil data tersebut sejalan
dengan pendapat Pralisaputri, Soegiyanto, & Muryani (2016) bahwa
pada umumnya media pembelajaran atau bahan ajar yang disukai peserta
didik adalah yang menarik dengan sedikit uraian, penjelasan dengan
bentuk gambar, memiliki beragam warna, mudah dipahami dan adanya
soal yang bermacam-macam. Pada dasarnya, dengan adanya gambar
peserta didik akan naik minat belajarnya, dikarenakan melalui gambar
pembaca mendapatkan imajinasi yang lebih nyata akibatnya kinerja
ingatan seseorang akan meningkat.
Hasil persentase aspek kebahasaan dengan kriteria sangat baik dan
nilai sebesar 82%. Aspek kebahasaan memperoleh penilaian sangat baik
berdasarkan lima indikator yang dinilai, yaitu penggunaan bahasa
menarik, mudah dipahami, dan tidak multi tafsir, ilustrasi/gambar/video
relevan dengan materi, penggunaan istilah konsisten, penggunaan
simbol/lambang konsisten, serta kalimat sesuai tatabahasa Indonesia.
Berdasarkan hasil data tersebut menerangkan bahwa LKPD interaktif
sudah menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
75

yang baik dan benar dan komunikatif sehingga dapat mempermudah


pembaca dalam memahami pesan positif dari LKPD interaktif.
Berdasarkan hasil uji coba terbatas terhadap siswa dan guru
mengenai penelitian pengembangan LKPD interaktif pada materi
hidrolisis garam ini, didapatkan kesimpulan bahwa LKPD interaktif
sangat baik dipergunakan dalam pembelajaran hidrolisis garam. Sejalan
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Herawati, Gulo, & Hartanto
(2016) bahwa LKPD interaktif untuk pembelajaran konsep mol telah
memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan pada hasil penelitian, yaitu:
1. LKPD interaktif berbantuan iSpring Suite untuk peserta didik pada materi
hidrolisis garam dikembangkan dengan model pengembangan ADDIE
yang dibatasi hanya sampai tahap implementasi, yaitu analyze (analisis),
design (desain), development (pengembangan), dan implementation
(penerapan).
2. Respon peserta didik terhadap LKPD interaktif yang dikembangkan
secara keseluruhan sebesar 87% dengan kriteria sangat baik. Rincian dari
aspek tersebut, yaitu aspek bahasa dan keterbacaan sebesar 85% (sangat
baik), aspek organisasi penyajian 88% (sangat baik), dan aspek isi
sebesar 87% (sangat baik). Adapun hasil respon guru terhadap LKPD
interaktif yang dikembangkan secara keseluruhan sebesar 85% dengan
kriteria sangat baik. Rincian dari aspek tersebut, yaitu aspek kelayakan
isi sebesar 87% (sangat baik), aspek penyajian sebesar 86% (sangat
baik), dan aspek kebahasaan sebesar 82% (sangat baik).
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti ingin memberikan
beberapa saran diantaranya yaitu:
1. LKPD interaktif ini dapat dijadikan sebagai alternatif media
pembelajaran di rumah maupun saat pembelajaran berlangsung.
2. LKPD interaktif pada materi hidrolisis garam dapat memberikan variasi
pembelajaran sehingga bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam
pengembangan media pembelajaran interaktif pada materi kimia lain atau
mata pelajaran yang lain.
3. Tahap evaluation (penilaian) diharapkan dilakukan oleh peneliti
selanjutnya untuk melihat keefektifan penggunaan LKPD interaktif
tersebut.

76
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrohim, Feronika, T., & Bahriah, E. S. (2016). Pengembangan LKS Berbasis


Inkuiri Terbimbing pada Materi Hidrolisis Garam. Jurnal Penelitian dan
Pembelajaran IPA, 2(2), 197-212.
Aldoobie, N. (2015). ADDIE Model. American International Journal of
Contemporary Research, 5(6), 68–72.
Alfiana, F. (2013). Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Pendekatan
Saintifik Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Mata Pelajaran IPA.
Malang: Universitas Negeri Malang, Indonesia.
Anggraini, W., Anwar, Y., & Madang, K. (2016). Pengembangan Lembar Kerja
Peserta Didik (E-LKPD) Berbasis Learning Cycle 7R Materii Sistem
sirkulasi Pada Manusia Untuk Kelas XI SMA. JURNAL Pembelajaran
Biologi, 3(1), 49-59.
Anwar, M. S., Choirudin, Ningsih, E. F., Dewi, T., & Maseleno, A. (2019).
Developing an Interactive Mathematics Multimedia Learning Based on
Ispring Presenter in Increasing Students’ Interest in Learning Mathematics.
Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 10(1), 135-150.
Atagana, H., & Engida, T. (2014). What Makes Chemistry Difficult? African
Journal of Chemical Education, 4(2), 31–43.
Auliya, A., Yustina, & Ahmad, D. (2017). Pengembangan Lembar Kerja Peserta
Didik (E-E-LKPD) Berbasis Pendekatan Konstruktvisme Pada Matri
Sistem Pencernaan Makanan dan Bahan Kimia dala Kehidupan Kelas VIII
SMP. FKIP Universitas RIAU, 1-14.
Bauman. (2015). Retrieved from iSpring Suite: http://www.ispringsolutions.com
Brady, J. (1992). Kimia Universitas Jilid 1. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Branch, R. M. (2009). Instructional Design: The ADDIE Approach. USA:
Springher Dordrecht Heidelberg London.
BSNP. (2014). Deskripsi Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran. (J. B. Jakarta,
Producer) Retrieved from http://www.bsnp-indonesia.org
Chang, R. (2005). Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

77
78

Chittleborough, G. (2014). Learning How to Teach Chemistry with Technology:


Pre-Service Teachers’ Experiences with Integrating Technology into Their
Learning and Teaching. Journal of Science TeacherEducation, 25(4), 373-
393.
Dermawati, N., Suprapta, & Muzakkir. (2019). Pengembangan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) Berbasis Lingkungan. Jurnal Pendidikan Fisika,
7(1), 74– 78.
Ditama, V., Saputro, S., & S. Catur, A. N. (2015). Pengembangan Multimedia
Interaktif dengan menggunakan Program Adobe Flash untuk Pembelajaran
Kimia Materi Hirdolisis Garam SMA Kelas XI. Jurnal Pendidikan Kimia
(JPK), 4(2), 23-31.
Djamarah, S. B., & Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar (4 ed.). Jakarta:
Rineka Cipta.
Efrina, N., Fuad, A., & Aisyah, A. (2012). Pengembangan Multimedia Interaktif
pada Pembelajaran Kimia untuk Madrasah Aliyah. Inovasi Pendidikan,
2(1).
Fitria, D., & Septiana, A. (2016). Perancangan Animasi Interaktif Pengenalan
Tata Surya untuk Siswa Sekolah Berbasis Android. Jurnal Teknologi
Informasi, 3(2), 298-302.
Ghaliyah, S., Bakri, F., & Siswoyo. (2015). Pengembangan Modul Elektronik
Berbasis Model Laerning Cycle 7E pada Pokok Bahasan Fluida Dinamik
untuk Siswa SMA Kelas XI. Prosiding Seminar Nasional Fisika. (E-
Journal) SNF2015, 4(1), 149–154.
Halim, H., Achmad, H., Hadi, S., & Tupamahu, M. (1986). Materi Pokok Kimia
II. Jakarta: Karunika Jakarta.
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.
Herawati, E. P., Gulo, F., & Hartanto. (2016). Pengembangan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) Interaktif untuk Pembelajaran Konsep Mol di Kelas
X SMA. Jurnal Penelitian Pendidikan Kimia, 3(2), 168-178.
79

Herman, A. (2015). Pengembangan LKPD Fisika Tingkat SMA Berbasis


Keterampilan Proses SAINS. Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-
Journal), 4, 113-118.
Hidayati, S. A., Adi, E. P., & Praherdhiono, H. (2019). Pengembangan Media
Video Pembelajaran untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Gaya Kelas
IV di SDN Sukoiber 1 Jombang . JINOTEP (Jurnal Inovasi Teknologi
Pembelajaran), 6(1), 45-50.
Himmah, F., & Martini. (2017). Pengembangan Multimedia Interaktif
menggunakan Ispring Suite 8 pada Sub Materi Zat Aditif untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP Kelas VIII. Jurnal Unesa, 5(2),
73-82.
Indriani, N., & Lazulva. (2020). Desain dan Uji Coba LKPD Interaktif dengan
Pendekatan Scaffolding Pada Materi Hidrolisis Garam. Journal of Natural
Science and Integration, 3(1), 87-105.
Kalima, Gulo, F., & Edi, R. (2017). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
Interaktif Berbasis Komputer pada Pembelajaran Kimia Larutan Asam
Basa di Kelas XI SMA. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA
2017, STEM untuk Pembelajaran SAINS Abad 21, (pp. 228-238).
Khoiriah, Jalmo, T., & Abdurrahman. (2016). The Effect of Multimedia-Based
Teaching Materials in Science Toward Students' Cognitive Improvement.
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 5(1), 75-82.
Majid, A. (2009). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru (6 ed.). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Marheni, dkk. (2007). Kimia Dasar 2. Jakarta: Universitas Terbuka.
Munadi, Y. (2013). Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta:
Referensi (GP Press Group).
Muthoharoh, M., Kirna, I., & Indrawati, G. (2017). Penerapan Lembar Kerja
Peserta Didik (E-E-LKPD) Berbasis Multimedia untuk Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar Kimia. Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia,
1(1).
80

Noprinda, C. T., & Soleh, S. (2019). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) Development Of
Student Worksheet Based On Higher Order Thinking Skill (HOTS).
ndonesian Journal of Science and Mathematics Education, 2(2), 168-176.
Nufus, H., Khaldun, I., & Nazar, M. (2018). Pengembangan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) Interaktif Berbasis Software Ispring Pada Materi Larutan
Penyangga Prosiding Seminar Nasional MIPA IV., (pp. 46-53).
Permendikbud No 24. (2016). Permendikbud RI No 24 Tahun 2016 Tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Retrieved from
https://simpuh.kemenag.go.id
Petrucci, R. H. (1985). Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modern Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Pralisaputri, K. R., Soegiyanto, H., & Muryani, C. (2016). Pengembangan Media
Booklet Berbasis Sets Pada Materi Pokok Mitigasi dan Adaptasi Bencana
Alam untuk Kelas X SMA. Jurnal GeoEco, 2(2), 147-154.
Prastowo, A. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan
Praktik. Jakarta: Kencana.
Prianoto, A. D., Gulo, F., & Effendi. (2017). Pengembangan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) Interaktif Kimia untuk Pembelajaran Struktur Atom
di Kelas X SMA. Jurnal Penelitian Pendidikan Kimia: Kajian Hasil
Penelitian Pendidikan Kimia, 4(2), 88-96.
Purnama, D., Syahri, W., & Muhaimin. (2017). Pengembangan E-LKS Berbasis
Metakognisi Menggunakan 3D Pageflip Pada Materi Reaksi Redoks di
Kelas X MIPA SMAN 1 Muaro Jambi. Artikel FKIP Universitas Jambi.
Rachmawati, I. N. (2007). Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif:
Wawancara. Jurnal Keperawatan Indonesia, 11(1), 35-40.
Rafiq, M., Sabil, H., & Ramalisa, Y. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran
Matematika Berbasis Pendekatan Saintifik dengan Powerpoint & iSpring
Suite Pada Materi Perbandingan di Kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Jambi.
Pendidikan Matematika FKIP UNJA, 1(1), 2-8.
81

Ramadhani, D., Fatmawati, E., & Oktarika, D. (2019). Pelatihan Pembuatan


Media Evaluasi dengan Menggunakan iSpring di SMA Wisuda Kota
Pontianak. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1), 24-33.
Ramli, M. (2015). Media Pembelajaran dalam Prespektif Al-Quran dan Hadist.
Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan, 13(23), 130-154.
Riduwan. (2010). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Riduwan. (2013). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Rokhmah, L., Gulo, F., & Edi, R. (2017). Pengembangan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) Interaktif Berbasis Komputer untuk Pembelajaran Sistem
Periodik Unsur Kelas X SMA. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
IPA 2017 STEM untuk Pembelajaran SAINS Abad 21.
Salirawati, D. (2004). Penyusunan Dan Kegunaan LKS Dalam Proses
Pembelajaran. Jurnal Online, 4, 1-13.
Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sari, P., & Oktova, R. (2010). Pengaruh Rotasi Bumi terhadap Gerak Bandul
Matematis: Kajian Teoretis dan Perancangan Media Pembelajaran Online.
Berkala Fisika Indonesia, 2(2), 54-63.
Sarita, R., & Kurniawati, T. (2020). Lembar Kerja Peserta Didik (E-LKPD) Kimia
Berbasis Keterampilan Generik Sains. Journal of The Indonesian Society
of Integrated Chemistry, 12(1), 31-39.
Sasahan, E. Y., Oktova, R., & Oktavia, O. (2017). Pengembangan Media
Pembelajaran Interaktif tentang Optika Berbasis Android Menggunakan
Perangkat Lunak Ispring Suite 7.0 untuk Mahasiswa S-1 Pendidikan Fisika
pada Pokok Bahasan Interferensi Cahaya. Prosiding SNFA (Seminar
Nasional Fisika dan Aplikasinya), (pp. 52-61).
Shabiralyani, G., Hasan, K. S., Hamad, N., & Iqbal, N. (2015). Impact of Visual
Aids in Enhancing the Learning Process Case Research: District Dera Gazi
Khan. Journal of Education and Practice, 6(19), 226-233.
82

Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan


Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana.
Sudarmo, U. (2017). Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Sudjana, N., & Rivai, A. (2013). Media Pengajaran (Penggunaan dan
Pembuatannya) (11 ed.). Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (2011). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sumargono, Susanto, H., & Rachmedita, V. (2019). Pengembangan Media
Pembelajaran Sejarah Berbantuan iSpring Suite 6.2 untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Pada Siswa Kelas XI IPS SMAN 1 Surakarta. JPSI (Jurnal
Pendidikan Sejarah Indonesia), 2(1), 82-99.
Suryaningsih, S., & Nurlita, R. (2021). Pentingnya Lembar Kerja Peserta Didik
Elektronik (E-LKPD) Inovatif dalam Proses Pembelajaran Abad 21.
Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi), 2(7), 1256-1268.
Syahrowardi, S., & Permana, A. (2016). Desain Handout Multimedia
Menggunakan 3D Pageflip Professional untuk Media Pembelajaran pada
Sistem Android. Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika
(JPPPF), 2(1), 89-96.
Syam, M., Anwar, M., & Sulastri, T. (2018). Pengembangan Media ImindMap9
Pada Materi Asam Basa Berbasis SETS (Science, Environmental,
Technology, and Society) Kelas XI IPA SMA Rama Sejahtera Kota
Makassar. Jurnal Chemica.
Syam, M., Djangi, M. J., & Danial, M. (2018). enggunaan Media iMindMap7
pada Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Studi tentang Hasil
Belajar Siswa Kelas XI-IPA 1 MAN 2 Model Makassar pada Materi
Pokok Laju Reaksi). Jurnal Chemica, 19(1), 107-117.
Syukri. (1999). Kimia Dasar. Bandung: ITB.
Tamami, R. (2014). Pemanfaatan Media Pembelajaran Interaktif (MPI)
Powerpoint untuk Visualisasi Konsep Menggambar Grafik Persamaan
Garis Lurus. Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education,
1(1).
83

Thiagarajan, S. (1974). Instructional development for training teachers of


exceptional children: A sourcebook.
Wagino, Nur, A., & Zaenuddin. (2015). Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif
dengan Perangkat Lunak iSpring Presenter di SMAN 4 Banjarmasin.
Jurnal Al-Ikhlas, 1(1), 19-22.
Wahidah, N., Hasanuddin, & Hartono. (2018). Pengembangan Lembar Kerja
Siswa dengan Model Pembelajaran Koperatif Tipe Kreatif-Produktif untuk
Memfasilitasi Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP
Negeri 21 Pekanbaru. Juring (Journal for Research in Mathematics
Learning), 1(1), 79–90.
Widodo, S. (2017). Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
berbasis Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Keterampilan
Penyelesaian Masalah Lingkungan Sekitar Peserta Didik di Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 26(2), 189-204.
Wijayanti, D., Saputro, S., & Nurhayati, N. D. (2015). Pengembangan Media
Lembar Kerja Siswa Berbasis Hierarki Konsep Untuk Pembelajaran Kimia
Kelas X Pokok Bahasan Pereaksi Pembatas. Jurnal Pendidikan Kimia
(JPK), 4(2), 15-22.
Yulianti, E., Fadiawati, N., & Tania, L. (2015). Pengembangan E-Book Interaktif
Laju Reaksi Berbasis Representasi Kimia. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Kimia, 4(2), 481-492.
Yuniasih, N., Aini, R. N., & Widowati, R. (2018). Pengembangan Media
Interaktif Berbasis Ispring Materi Sistem Pencernaan Manusia Kelas V Di
SDN Ciptomulyo 3 Kota Malang. Jurnal Ilmu Pengetahuan (JIP), 8(2),
85-94.
Zakaria, Hadiarti, D., & Fadhilah, R. (2017). Pengembangan Instrumen Evaluasi
Berbasis CBT dengan Software iSpring QuizMaker pada Materi
Kesetimbangan Kimia. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 4(2),
178-183.
LAMPIRAN–LAMPIRAN

84
85

Lampiran 1. Hasil Wawancara Guru dan Siswa

Hasil Wawancara Guru

No. Pertanyaan Hasil Wawancara


1. Apa saja media pembelajaran berbasis Media pembelajaran yang biasa digunakan
komputer yang biasanya digunakan dalam adalah powerpoint, video youtube, video
kegiatan pembelajaran? animasi, dan video pembelajaran.
2. Bagaimana respon siswa terhadap media Respon siswa terhadap media pembelajaran
pembelajaran yang sering digunakan? yang digunakan saat pembelajaran baik,
mereka dapat mengiikuti dan menyimak .
3. Menurut Bapak/Ibu seberapa penting Penggunaan media pembelajaran sangat
penggunaan media pembelajaran di dalam penting karena dapat membantu guru dalam
kegiatan belajar dan mengajar? kegiatan belajar mengajar, peserta didik juga
jadi termotivasi.
4. Menurut Ibu, media pembelajaran yang Cukup efektif, karena masih harus diselingi
sudah digunakan seperti powerpoint dan dengan penjelasan guru dan media
sebagainya itu sudah efektif atau belum? pembelajaran lain.
5. Menurut Bapak/Ibu, materi apa yang Materi yang sifatnya abstrak dan butuh
dianggap sulit dan membutuhkan media pemahaman konsep yang tinggi, seperti
pembelajaran? struktur atom dan bentuk molekul.
6. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam Jika dalam masa pandemi, melalui vcon dan
menyampaikan materi hidrolisis garam? menjelaskannya dibantu dengan powerpoint,
serta literasi wacana dan vidio pembelajaran.
7. Apakah Bapak/Ibu mengetahui media Satu responden menjawab sudah mengetahui
pembelajaran LKPD interaktif? dan satu responden lagi menjawab belum.
8. Apakah Bapak/Ibu menggunakan LKPD Belum pernah menggunakan LKPD interaktif
interaktif dalam pembelajaran kimia? dalam proses pembelajaran kimia.
9. Menurut Bapak/Ibu apakah layak Bagus sekali, sangat setuju dan perlu dicoba.
dikembangkan media pembelajaran LKPD Variasi media pembelajaran yang baru dapat
interaktif pada materi hidrolisis garam? membuat peserta didik menjadi lebih tertarik
dan termotivasi..
Hasil Wawancara Siswa

No. Pertanyaan Hasil Wawancara


1. Menurut anda, mata pelajaran kimia itu Siswa banyak yang berpendapat bahwa kimia
bagaimana? merupakan mata pelajaran yang sulit.
2. Berkaitan dengan mata pelajaran kimia, Kegiatan belajar mengajar dengan
apakah mata pelajaran kimia menjadi mudah menggunakan media pembelajaran dapat
dengan menggunakan media pembelajaran? membantu siswa dalam memahami materi
pembelajaran, tetapi siswa masih
membutuhkan penjelasan yang lebih rinci
dari guru.
3. Apa saja media pembelajaran yang pernah Media pembelajaran yang pernah digunakan
digunakan guru? yaitu youtube, google meet, buku,
powerpoint, zoom, schoology, dan lab
virtual.
4. Apakah media pembelajaran tersebut Siswa menjawab dengan adanya media
membuat anda lebih paham? pembelajaran yang pernah digunakan,
mereka menjadi terbantu dan termotivasi.
5. Menurut anda, materi apa yang dianggap Siswa banyak yang menjawab semua materi
sulit dan membutuhkan media kimia terasa sulit, beberapa diantaranya
pembelajaran? menjawab materi yang sulit adalah materi
senyawa karbon turunan alkane dan
hidrolisis garam.
6. Bagaimana pendapat anda mengenai materi Siswa merasa tertarik dengan materi
hidrolisis garam? hidrolisis garam karena pemanfaatan materi
ini berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
tetapi mereka juga merasa kesulitan karena
adanya perhitungan dengan rumus-rumus.
7. Apakah dalam pembelajaran kimia anda Belum pernah menggunakan LKPD interaktif
pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran di sekolah.
LKPD interaktif?
8. Jika dalam pembelajaran kimia digunakan Siswa sangat setuju dengan adanya
media pembelajaran LKPD interaktif pada pengembangan LKPD interaktif tersebut
materi hidrolisis garam, bagaimana pendapat karena mereka berharap dengan media
anda? pembelajaran ini dapat membantu dalam
memahami materi.
88

Lampiran 2. Jadwal Rencana Proses Pengembangan

Rencana Proses Pengembangan


Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Interaktif Berbantuan iSpring Suite
Kegiatan 2021-2022
Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
Analyze (Analisis)
Analisis Kesenjangan Kinerja
Merumuskan Tujuan Instruksional
Mengidentifikasikan Karakteristik Siswa
Menentukan dan Mengumpulkan Sumber
Rencana Proses Pengembangan
Design (Perancangan)
Merancang Storyboard LKPD Interaktif
Development (Pengembangan)
Pembuatan Prototype LKPD Interaktif
Validasi Prototype LKPD Interaktif
Revisi Prototype LKPD Interaktif
Implementation (Implementasi)
Uji Coba Terbatas Terhadap Guru
Uji Coba Terbatas Terhadap Siswa
89

Lampiran 3. Instrumen Kuis LKPD Interaktif Materi Hidrolisis Garam

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/Genap
Kompetensi Dasar : 3.11 Menganalisis kesetimbangan ion dalam larutan garam dan menghubungkan pH-nya.
4.11 Melaporkan percobaan tentang sifat asam basa berbagai larutan garam.
Level Kognitif
Kompetensi Dasar Indikator Jumlah
C2 C3 C4 C5 C6
3.11 3.11.1 Menjelaskan 2, 3 1 3
Menganalisis kesetimbangan ion dalam
kesetimbangan ion dalam larutan garam.
larutan garam dan 3.11.2 Menganalisis sifat 5 4, 6 3
menghubungkan pH-nya. larutan garam yang
terhidrolisis dari
persamaan reaksi ionisasi.
3.11.3 Menghitung pH 7, 9 8 3
larutan garam yang
terhidrolisis.
4.11 Melaporkan 4.11.1 Mengamati 10, 12 11 3
percobaan tentang sifat percobaan tentang sifat
asam basa berbagai larutan asam basa berbagai larutan
garam. garam melalui demonstrasi
4.11.2 Menyajikan hasil 13, 14, 3
pengamatan tentang sifat 15
asam basa berbagai larutan
garam dari hasil
demonstrasi.
Total 2 6 7 15
91

Indikator
No. Soal Kunci Jawaban Level Kognitif
Soal
(1) (3) (4) (5)
(2)

1 Siswa dapat Garam Ca(CH3COO)2 dapat digunakan E C3


menentukan untuk menetralkan florida dalam air dan
jenis sebagai zat adiktif makanan. Apabila garam
hidrolisis Ca(CH3COO)2 ditambahkan dengan air,
suatu garam menghasilkan ion Ca2+ dan CH3COO‒. Jenis
berdasarkan hidrolisis garam yang terjadi berdasarkan
persamaan reaksi kesetimbangan ion dari garam
reaksi. tersebut adalah ….
a. Total
Ca2+(aq) + H2O(l) CaOH (aq) + H+(aq)
CH3COO‒(aq) + H2O(l)
CH3COOH(aq) + OH‒(aq)
b. Total
Ca2+(aq) + H2O(l)
CH3COO‒(aq) + H2O(l)
c. Tidak Terhidrolisis
Ca2+(aq) + H2O(l)
CH3COO‒(aq) + H2O(l)
d. Parsial
Ca2+(aq) + H2O(l) CaOH (aq) + H+(aq)
e. Parsial
CH3COO‒(aq) + H2O(l)
CH3COOH(aq) + OH‒(aq)
2 Siswa dapat Salah satu jenis garam amonium yang B C2
menentukan berbentuk padatan kristal berwarna putih
jenis yang dapat larut dalam air adalah garam
hidrolisis NH4Cl. NH4Cl biasa digunakan dalam
suatu garam bidang farmasi sebagai expectorant pada
dengan reaksi obat batuk.
hidrolisis. NH4Cl (aq) → NH4+ (aq) + Cl‒ (aq)
Ion NH4+ bereaksi dengan air membentuk
reaksi kesetimbangan
NH4+(aq) + H2O(l) NH3(aq) + H3O+(aq)
Jenis hidrolisis yang terjadi pada garam
NH4Cl adalah ….
a. Garam NH4Cl terhidrolisis total. Karena
berasal dari asam lemah dan basa
lemah.
b. Garam NH4Cl terhidrolisis sebagian.
Karena berasal dari asam kuat dan basa
lemah.
c. Garam NH4Cl terhidrolisis sebagian.
Karena berasal dari asam lemah dan
basa kuat.
d. Garam NH4Cl terhidrolisis sebagian.
Karena berasal dari asam kuat dan basa
kuat.
e. Garam NH4Cl tidak terhidrolisis.
Karena berasal dari asam kuat dan basa
kuat.
3 Garam CH3COONH4 digunakan dalam B C2
proses dialisis. Jika garam CH3COONH4
dilarutkan dalam air, apakah akan terjadi
proses hidrolisis? Jika terhidrolisis, jenis
hidrolisis yang terjadi adalah ….
a. Tidak terhidrolisis
b. Hidrolisis total
c. Hidrolisis sebagian
d. Hidrolisis parsial
e. Terhidrolisis
4 Diketahui Salah satu bahan baku yang digunakan E C4
contoh garam untuk membuat pupuk dan peledak adalah
dalam saltpeter (garam KNO3). Garam ini terbuat
kehidupan dari asam nitrat dengan kalium hidroksida.
sehari-hari, Berikut adalah reaksi pembentukan garam
siswa dapat KNO3.
menjelaskan HNO3(aq) + KOH(aq)→KNO3(aq) +
sifat garam H2O(l)
beserta reaksi Berdasarkan asam dan basa penyusunnya,
hidrolisis. penulisan reaksi hidrolisis serta sifat dari
garam tersebut yang benar adalah ….
a. KNO3 → K+ + NO3‒
K+ + H2O
NO3‒ + H2O HNO3 + OH‒
Bersifat asam
b. KNO3 → K+ + NO3‒
K+ + H2O KOH + H+
NO3‒ + H2O
Bersifat basa
c. KNO3 → K+ + NO3‒
K+ + H2O KOH + H+
NO3‒ + H2O HNO3 + OH‒
Bersifat netral
d. KNO3 → K+ + NO3‒
K+ + H2O KOH + OH‒
NO3‒ + H2O HNO3 + H+
Bersifat netral
e. KNO3 → K+ + NO3‒
K+ + H2O
NO3‒ + H2O
Bersifat netral
5 Diketahui Garam (NH4)3PO4 terbentuk dari asam A C3
contoh garam, H3PO4 yang dicampurkan dengan basa
Ka dan Kb NH4OH. Jika diketahui Ka H3PO4 = 7,5 x
dari asam 10‒3 dan Kb NH4OH = 1,8 x 10‒5. Sifat
basa hidrolisis dari garam tersebut adalah ….
penyusun a. Asam jika Ka > Kb
garam, siswa b. Asam jika Ka < Kb
dapat c. Basa jika Kb > Ka
menjelaskan d. Basa jika Kb < Ka
sifat garam e. Netral
tersebut.
6 Diketahui 3 Diketahui garam-garam sebagai berikut. A C4
contoh garam, a. KCN
siswa dapat b. NH4Cl
menentukan c. NaBr
reaksi Berikut ini penulisan reaksi hidrolisis dari
hidrolisis dan larutan garam beserta sifat larutannya yang
sifat garam benar adalah ….
yang benar. a. KCN
KCN → K+ + CN‒
K+ + H2O
CN‒ + H2O HCN + OH‒
Bersifat basa.
b. NH4Cl
NH4Cl → NH4+ + Cl‒
NH4+ + H2O
Cl‒ + H2O HCl + OH‒
Bersifat asam.
c. NaBr
NaBr → Na+ + Br‒
Na+ + H2O NaOH + H+
Br‒ + H2O
Bersifat basa.
d. KCN
KCN → K+ + CN‒
K+ + H2O KOH + H+
CN‒ + H2O HCN + OH‒
Bersifat netral.
e. NH4Cl
NH4Cl → NH4+ + Cl‒
NH4+ + H2O
Cl‒ + H2O HCl + OH‒
Bersifat basa.
7 Diketahui Dalam suatu larutan CH3COONa 0,1 M E C3
molaritas dan mengalami hidrolisis sesuai persamaan
tetapan berikut ini.
hidrolisis
suatu garam, Jika tetapan hidrolisis garam adalah 10 ‒9,
siswa dapat tentukan pH larutan tersebut.
menghitung a. 5
pH larutan b. 6
garam. c. 7
d. 8
e. 9
8 Siswa dapat (NH4)2SO4 adalah garam anorganik yang B
C4
menghitung dapat digunakan untuk penyubur tanah dan
pH larutan sebagai bahan tambahan untuk membuat
garam jika makanan. Jika diketahui (NH4)2SO4 terbuat
diketahui dari larutan NH4OH 0,4 M sebanyak 100 ml,
molaritas, kemudian dicampur dengan 100 ml larutan
volume dan H2SO4 0,2 M, apabila diketahui
Kb. Kb = 2x10‒5, maka pH larutan garam
tersebut adalah ….
a. 4
b. 5
c. 6
d. 7
e. 8
9 Siswa dapat Jika diketahui nilai Ka CH3COOH = Kb C C3
menentukan NH3 = 1,8 x 10‒5. Nilai pH dan sifat dari
pH dan sifat larutan garam NH4CH3COO adalah ….
larutan garam a. pH = 5, garam NH4CH3COO bersifat
yang tersusun asam
dari asam b. pH = 6, garam NH4CH3COO bersifat
lemah dan asam
basa lemah. c. pH = 7, garam NH4CH3COO bersifat
netral
d. pH = 8, garam NH4CH3COO bersifat
basa
e. pH = 9, garam NH4CH3COO bersifat
basa
10 Disajikan Berikut ini adalah tahapan praktikum uji B C3
prosedur kerja lakmus pada beberapa larutan garam.
praktikum uji 1. Potonglah masing-masing kertas lakmus
lakmus pada merah dan biru sepanjang 1 cm.
larutan garam 2. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
secara acak, pada praktikum ini.
siswa dapat 3. Uji semua sampel larutan garam dengan
mengurutkan memindahkan beberapa tetes sampel ke
prosedur kerja dalam lubang plat tetes menggunakan
praktikum. pipet tetes.
4. Kemudian masukan kertas lakmus pada
plat tetes A (Lakmus Merah) dan Plat
tetes B (Lakmus Biru).
5. Berilah kode angka/simbol pada bagian
atas tiap lubang di plat tetes (1,2,3,4, dst
atau A, B, C, D, dst).
6. Amati perubahan warna yang terjadi
pada kertas lakmus, kemudian catat
hasil pengamatan Anda!
Urutan tahapan praktikum uji lakmus di atas
yang benar adalah ….
a. 2-3-1-4-5-6
b. 2-5-1-4-3-6
c. 2-4-1-3-5-6
d. 1-2-5-4-3-6
e. 1-5-2-4-3-6
11 Perhatikan narasi berikut: D C4
Pada ujian praktikum kimia, Sinta
mendapatkan sebuah kertas berisi tugas
yang harus dia kerjakan, seperti berikut:

Tujuan percobaan yang sesuai untuk


percobaan yang Sinta lakukan adalah ….
a. Mengamati perubahan warna lakmus
merah dan biru dari beberapa larutan
b. Menentukan jumlah larutan asam yang
diperlukan dalam titrasi
c. Menentukan pH beberapa larutan asam
dan basa
d. Menentukan pH garam dan jenis garam
yang terhidrolisis
e. Mempelajari reaksi asam dengan basa
12 Alat dan bahan yang sesuai dengan tujuan B C3
percobaan yang dilakukan Sinta adalah ….
a. Lakmus merah dan biru, gelas kimia 50
mL, larutan NH4OH, CuSO4, HCl
b. Plat tetes, indikator universal, pipet
tetes, larutan NaCl, CH3COOK, NH4Cl
c. Buret, statif dan klem, corong, larutan
NaOH, CH3COOH
d. Indikator universal, tabung reaksi,
NH4OH, HCl
e. Tabung reaksi, gelas ukur 10 mL,
larutan NaOH, HCl, CH3COOH
13 Berdasarkan percobaan yang dilakukan A C4
Sinta, hasil yang diperoleh yaitu pH natrium
asetat = 9, pH barium sulfat = 7, pH kalsium
klorida = 7, dan pH ammonium klorida = 5.
Tabel yang tepat untuk menyajikan hasil
percobaan Sinta adalah ….
a.

b.

c.

d. .

e.
14 Disajikan data Berikut ini adalah hasil uji sifat asam/basa B C4
tabel hasil uji dari beberapa larutan garam.
sifat
asam/basa
dari beberapa
garam, siswa
Berdasarkan hasil uji lakmus, larutan garam
dapat
yang mengalami hidrolisis adalah ….
menyimpul-
a. NaCN, NH4Cl, dan KBr
kan larutan
b. NaCN, NH4Cl, dan CH3COOK
garam yang
c. NH4Cl, NaCl, dan CH3COOK
mengalami
d. NaCN, KBr, dan NaCl
hidrolisis.
e. KBr, NaCl, dan CH3COOK
15 Disajikan Perhatikan gambar di bawah ini! C C4
gambar hasil
percobaan,
siswa dapat
menyimpul-
kan larutan
Seorang siswa melakukan sebuah percobaan
garam yang
dengan menggunakan 3 tabung reaksi.
mengalami
Masing-masing tabung reaksi berisi larutan
hidrolisis.
garam yang berbeda-beda. Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan siswa, sifat
dari ketiga larutan tersebut berturut-turut
adalah ….
a. Larutan (a) bersifat asam, larutan (b)
bersifat basa, dan larutan (c) bersifat
netral.
b. Larutan (a) bersifat basa, larutan (b)
bersifat asam, dan larutan (c) bersifat
netral.
c. Larutan (a) bersifat netral, larutan (b)
bersifat asam, dan larutan (c) bersifat
basa.
d. Larutan (a) bersifat netral, larutan (b)
bersifat basa, dan larutan (c) bersifat
asam.
e. Larutan (a) bersifat asam, larutan (b)
bersifat netral, dan larutan (c) bersifat
basa.
Lampiran 4. Hasil Validasi oleh Ahli Media
Lampiran 5. Hasil Validasi oleh Ahli Materi
Lampiran 6. Hasil Uji Coba Terbatas Terhadap Guru
Lampiran 7. Pengolahan Data Instrumen Validasi Ahli Media

Hasil Pengolahan Data Istrumen Validasi Ahli Media

Butir Pertanyaan
Komponen Bahasa &
Ahli Media Organisasi Penyajian Kegrafisan Jumlah %
LKPD Keterbacaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Validator 1 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 90 90%
Validator 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 93 93%
Skor Total 7 8 7 8 8 8 8 8 7 8 8 8 7 7 7 7 6 7 8 7 8 6 6 7 7 183 92%
Skor Maksimum 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 200
Skor Total Setiap 22 32 80 49 183
Aspek
Persentase Setiap 91% 100% 91% 87%
Aspek
Persentase Total 92%
Perhitungan:
Skor total = jumlah skor validator 1 + jumlah skor validator 2 Persentase =
= 90 + 93
= 183 =
Skor maksimum = skor tertinggi tiap butir x jumlah butir x jumlah validator = 92% (Kriteria Sangat Layak)
= 4 x 25 x 2
= 200
Lampiran 8. Pengolahan Data Instrumen Validasi Ahli Materi
Hasil Pengolahan Data Instrumen Validasi Ahli Materi

Butir Pertanyaan
Ahli Materi Kelayakan Isi Penyajian Kebahasaan Jumlah %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Ahli Materi 1 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 52 76%
Ahli Materi 2 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 61 90%
Skor Total 6 7 6 7 6 8 6 6 7 7 6 7 7 6 7 7 7 113 83%
Skor Maksimum 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 136
Skor Total Setiap 19 60 34
Aspek
Persentase Aspek 79% 83% 85%
Persentase Total 83%
Perhitungan:
Skor total = jumlah skor validator 1 + jumlah skor validator 2 Persentase =
= 52 + 61
= 113 =
Skor maksimum = skor tertinggi tiap butir x jumlah butir x jumlah validator = 83% (Kriteria Sangat Layak)
= 4 x 17 x 2
= 136
Lampiran 9. Pengolahan Data Angket Respon Siswa

Hasil Pengolahan Data Angket Respon Siswa

Bahasa &
Organisasi Penyajian Isi
No. Nama Siswa Keterbacaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1. Isti 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3
2. Annisa 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3. Syakira 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4. Emilia 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3
5. Rayyan 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6. Roza 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4
7. Natasya 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
8. Khalisa 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9. Awan 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4
10. M. Raffi 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3
11. Shabrina 3 3 2 1 3 3 4 4 4 4 4 4 4
12. Faiz 3 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3
13. Safira 3 3 4 2 3 3 3 2 4 4 3 3 3
14. Diska 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3
15. Nabila Alya 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3
16. Zahra 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 4
17. Aprianto 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4
18. Siti Aisyah 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
19. Naila 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
20. Iqbal 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3
21. A. Muhyiddiin 2 2 3 4 3 2 3 3 2 4 3 3 3
22. Nabila Azzahra 3 3 4 3 3 4 3 2 4 4 3 4 3
23. Alif 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
24. M. Ridho 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
25. Nasywa 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 3 3 4
26. Tarissa 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3
27. Primo 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3
28. Raidatul 3 4 4 3 3 3 4 2 4 3 3 4 3
29. M. Fadhil 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3
30. Indra 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
31. Brilian 3 2 4 2 3 3 4 2 4 4 3 3 2
Skor 106 109 113 105 109 106 115 101 113 108 104 114 108
Skor Total Setiap Aspek 106 871 434
Skor Total 1411
Skor Maksimum 1612
Persentase Setiap Butir 85% 88% 91% 85% 88% 85% 93% 81% 91% 87% 84% 92% 87%
Persentase Setiap Aspek 85% 88% 87%
Persentase Keseluruhan 87%
Kriteria Sangat Baik
Perhitungan:
Skor total = jumlah skor seluruh responden
= 1411
Jumlah skor maksimum = skor tertinggi tiap butir x jumlah butir x jumlah responden
= 4 x 13 x 31
= 1612

Persentase = (Kriteria Sangat Baik)


Lampiran 10. Pengolahan Data Angket Respon Guru

Hasil Pengolahan Data Angket Respon Guru


Butir Pertanyaan
Respon Guru Kelayakan Isi Penyajian Kebahasaan Jumlah %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Responden 1 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 58 85%
Responden 2 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 58 85%
Skor Total 7 8 6 6 7 7 8 7 8 6 6 7 7 7 6 6 7 116 85%
Skor Maksimum 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 136
Skor Total Setiap 21 62 33
Aspek
Persentase Aspek 87% 86% 82%
Persentase Total 85%
Perhitungan:
Skor total = jumlah skor responden 1 + jumlah skor responden 2
= 58 + 58
= 116
Jumlah skor maksimum = skor tertinggi tiap butir x jumlah butir x jumlah responden
= 4 x 17 x 2
= 136

Persentase = (Kriteria Sangat Baik)


Lampiran 11. Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 12. Surat Permohonan Izin Validasi
Lampiran 13. Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 14. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
Lampiran 15. Lembar Uji Referensi
Lampiran 16. Hasil Uji Turnitin
Lampiran 17. LKPD Interaktif Hidrolisis Garam

Anda mungkin juga menyukai