Anda di halaman 1dari 41

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA DI

PONDOK PESANTREN MENGGUNAKAN FRAMEWORK


PROGRAMME FOR INTERNATIONAL STUDENT
ASSESSMENT (PISA) 2015

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Abdul Rifki

NIM 11150162000075

PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul “Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa Di Pondok


Pesantren Menggunakan Framework Programme For International Student
Assessment (PISA) 2015” disusun oleh Abdul Rifki, NIM. 11150162000075,
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidyatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan
dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada
sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 15 September 2020

Yang mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

Munasprianto Ramli, Ph.D Nanda Saridewi, M.Si


NIP. 19781029 200604 1 001 NIP. 19841021 2000912 2 004

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

Burhanudin Milama, M.Pd


NIP: 19770201 200801 1 011

i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi berjudul Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa Di Pondok


Pesantren Menggunakan Framework Programme For International Student
Assessment (PISA) 2015 disusun oleh Abdul Rifki, NIM.
11150162000075, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan LULUS dalam ujian
Munaqasah pada tanggal 28 November 2020 di hadapan dewan penguji. Karena
itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang
Pendidikan Kimia.
Jakarta, 28 November 2020

Panitia Ujian Munaqasah


Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Prodi Pendidikan Kimia)

Burhanudin Milama, M.Pd


NIP. 19770201 200801 1 011 ….
08 Januari 2021

Penguji I,

Tonih Feronika, M.Pd 04 Januari 2021 …..................


NIP. 19760107 200501 1 007

Penguji II,

Luki Yunita, M.Pd 04 Januari 2021 .....................


NIDN.2028068501

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dr.Sururin, M.Ag
NIP. 1971031919 9803 2001

ii
KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FORM (FR) No. Revisi: : 01
FITK
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama : Abdul Rifki
Tempat/Tgl.Lahir : Tangerang/18 Oktober 1996
NIM : 11150162000075
Jurusan / Prodi : Pendidikan Kimia
Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa Di
Pondok Pesantren Menggunakan Framework
PISA 2015

Dosen Pembimbing : 1. Munasprianto Ramli, Ph.D


2. Nanda Saridewi, M.Si

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasyah.

Jakarta, 8 Oktober 2020


Mahasiswa Ybs.

Abdul Rifki
NIM. 11150162000075

iii
ABSTRAK
Abdul Rifki, “Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa Di Pondok
Pesantren Menggunakan Framework Programme For International Student
Assessment (PISA) 2015”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Kimia. Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2020.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan literasi sains siswa kelas XI
IPA di pondok pesantren menggunakan framework Programme for International
Student Assessment (PISA) 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode deskriptif kuantitatif. Penelitian dilakukan di Pondok Pesantren Jamiyah
Islamiyah Tangerang Selatan dan Pondok Pesantren Madinatunnajah Tangerang
Selatan pada Siswa kelas XI IPA. Sampel penelitian berjumlah 57 orang siswa
yang terdiri dari 33 siswa Pondok Pesantren Jamiyah Islamiyah dan 24 siswa
Pondok Pesantren Madinatunnajah dengan teknik purposive sampling. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk uraian. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kemampuan literasi sains siswa di pondok pesantren
menggunakan framework Programme for International Student Assessment
(PISA) 2015 masih tergolong “rendah” dengan rata-rata persentase literasi sains
yang didapatkan sebesar 29,03%.

Kata kunci : Framework PISA 2015, Literasi Sains, Pondok Pesantren

iv
ABSTRACT
Abdul Rifki. “Analysis of Student’s Science Literacy Ability at Islamic Boarding
Schools Using the 2015 (PISA) Programme For International Student
Assessment Framework”. Undergraduate Thesis. Chemistry Education Study
Program, Faculty of Educational Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic
University of Jakarta, 2020.

The study aims to determine the scientific literacy ability of class IPA 11th grade
students at Islamic boarding schools using the 2015 (PISA) Programme for
International Student Assessment framework. The method of the research used
descriptive quantitative method. The research was conducted at the Jamiyah
Islamiyah Islamic Boarding School in South Tangerang and the Madinatunnajah
Islamic Boarding School in South Tangerang for IPA 11th grade students. The
research sample consisted of 57 students consisting of 33 students of the Jamiyah
Islamiyah Islamic Boarding School and 24 students of the Madinatunnajah
Islamic Boarding School with a purposive sampling technique. The research
instrument used was a written test in the form of a description. The results of this
study indicate that the scientific literacy skills of students in Islamic boarding
schools using the 2015 (PISA) Programme for International Student Assessment
framework are still "low" with an average percentage of scientific literacy
obtained of 29.03%.

Keywords: 2015 PISA Framework, Islamic Boarding School, Science Literacy

v
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrohim,

Assalamu’alaikum Wr,Wb.

Alhamdulillahi rabbal ‘alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan


kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para
pengikutnya yang senantiasa mengikuti ajarannya sampai akhir zaman.

Skripsi yang berjudul “Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa di


Pondok Pesantren menggunakan Framework Programme for International
Student Assessment (PISA) 2015” ini ditunjukkan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) pada Program Studi Pendidikan Kimia,
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam kesempatan ini tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima


kasih kepada semua pihak yang telah membantu, mendukung dan membimbing
penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Surunin, M.Ag., selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Munasprianto Ramli, Ph.D., selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, saran, kritik dan perhatiannya kepada penulis selama
penyusunan skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
baik.

vi
4. Nanda Saridewi, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, saran, kritik dan perhatiannya kepada penulis selama penyusunan
skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Sekaligus,
selaku validator instrumen yang telah memberikan kritik dan saran selama
proses validasi.
5. Salamah Agung, Ph.D., selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan banyak ilmu dan motivatsi juga tidak pernah bosan untuk selalu
menerima keluh kesan dari mahasiswanya.
6. Dila Fairusi, M.Si., selaku validator instrumen yang telah memberikan kritik
dan saran selama proses validasi.
7. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Kimia FITK Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan memberikan
ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
8. Kepala sekolah dan guru kimia Pondok Pesantren Jamiyah Islamiyah
Tangerang Selatan yang telah membantu dalam proses pengambilan data
skripsi.
9. Kepala sekolah dan guru kimia Pondok Pesantren Madinatunnajah
Tangerang Selatan yang telah membantu dalam proses pengambilan data
skripsi.
10. Orang tua tercinta (Ayah Arif Widihandono & Ibu Kartika) yang selalu
memberikan doa, dukungan, motivasi yang tidak pernah putus dan kesabaran
yang tak terhingga kepada penulis.
11. Adikku tercinta yaitu, Kurniawati yang selalu memberikan dukungan dan
semangat kepada penulis dalam menyelesaikan proses skripsi.
12. Teman-Teman Terbaik (Lati Fadilah, Royhatul Jannah, Tika Ayudia, Rima
Amalia, Pardiana, Fakhri, Damay, Wihda, Muthia) yang telah memberikan
keceriaan, dukungan, bantuan kepada penulis selama penulis menjalankan
proses skripsi.
13. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Pendidikan Kimia Angkatan 2015
FITK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii

14. Teman-teman seperbimbingan (Lati, Espira, Dimas, Evas, Iman, Didi, Adit,
Bima, Yurista, Rizkia, dan Syifa) yang telah berbagi pengalaman, kesabaran
serta dukungannya.
15. Seluruh pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan,


untuk itu sangat diharapkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan
manfaat bagi mahasiswa sebagai calon guru dan secara umum bagi peningkatan
mutu pendidikan guna melahirkan manusia yang berkualitas. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr,Wb.

Jakarta, 16 September 2020

Penulis

Abdul Rifki
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ...................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................... ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................... iii

ABSTRAK ........................................................................................................ iv

ABSTRACT ......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4
C. Batasan Masalah........................................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 6

A. Literasi Sains ................................................................................................ 6


1. Definisi Literasi Sains ............................................................................ 6
2. Aspek Literasi Sains Menurut PISA 2015 .............................................. 9
3. Kemampuan Literasi Sains Siswa Indonesia ........................................ 16
B. Pondok Pesantren ....................................................................................... 17
1. Definisi Pondok Pesantren ................................................................... 17
2. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren .................................................. 18

ix
3. Pendidikan Sains Di Pondok Pesantren ................................................ 21
C. Materi Kimia .............................................................................................. 22
D. Penelitian Yang Relevan ............................................................................ 22
E. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 27

A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 27


B. Metode Penelitian....................................................................................... 27
C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 28
1. Populasi ................................................................................................ 28
2. Sampel .................................................................................................. 28
D. Prosedur Penelitian..................................................................................... 29
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 31
F. Instrumen Penelitian................................................................................... 31
G. Validasi Instrumen ..................................................................................... 32
H. Teknik Analisis Data .................................................................................. 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN................................... 36

A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 36


1. Nilai Literasi Sains Siswa Secara Keseluruhan .................................... 36
2. Nilai Literasi Sains Siswa Berdasarkan Pondok Pesantren .................. 37
3. Nilai Berdasarkan Aspek Literasi Sains ............................................... 42
a. Aspek Kompetensi Literasi Sains ..................................................... 42
b. Aspek Pengetahuan Literasi Sains .................................................... 46
c. Aspek Konteks Literasi Sains ........................................................... 50
B. Pembahasan ................................................................................................ 52
1. Kemampuan Literasi Sains Pada Aspek Kompetensi........................... 56
2. Kemampuan Literasi Sains pada Aspek Pengetahuan .......................... 62
3. Kemampuan Literasi Sains pada Aspek Konteks ................................. 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 65

A. Kesimpulan ................................................................................................ 65
B. Saran ........................................................................................................... 66
xi

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 75
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kemampuan Literasi Sains Indonesia Hasil Studi PISA .............. 16

Tabel 2.2 Perbedaan Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Tradisional dan


Pondok Pesantren Modern ............................................................ 20

Tabel 3.1 Aspek Kompetensi Literasi Sains pada Soal Tes Tertulis ............ 31

Tabel 3.2 Aspek Pengetahuan Literasi Sains pada Soal Tes Tertulis ........... 32

Tabel 3.3 Aspek Konteks Literasi Sains pada Soal Tes Tertulis .................. 32

Tabel 3.4 Daftar Nama Validator .................................................................. 32

Tabel 3.5 Kriteria Interpretasi Skor Tes PISA ............................................. 34

Tabel 4.1 Nilai Literasi Sains Siswa Secara Keseluruhan ............................ 36

Tabel 4.2 Kriteria Literasi Sains berdasarkan Hasil Tes Individu ................ 36

Tabel 4.3 Nilai Literasi Sains berdasarkan Pondok Pesantren ...................... 38

Tabel 4.4 Kriteria Literasi Sains di Pondok Pesantren Jamiyah Islamiyah .. 39

Tabel 4.5 Kriteria Literasi Sains di Pondok Pesantren Madinatunnajah ...... 40

Tabel 4.6 Uji Normalitas Kemampuan Literasi Sains berdasarkan Pondok


Pesantren ....................................................................................... 41

Tabel 4.7 Uji Hipotesis Kemampuan Literasi Sains Siswa berdasarkan


Pondok Pesantren ......................................................................... 42

Tabel 4.8 Hasil Kemampuan Literasi Sains pada Aspek Kompetensi ......... 43

Tabel 4.9 Kriteria Literasi Sains Siswa pada Aspek Menjelaskan Fenomena
Secara Ilmiah ................................................................................ 44

Tabel 4.10 Kriteria Literasi Sains Siswa pada Aspek Menafsirkan Data dan
Bukti Ilmiah .................................................................................. 45

Tabel 4.11 Kriteria Literasi Sains Siswa pada Aspek Mengevaluasi dan
Merancang Penyelidikan Ilmiah ................................................... 46

xii
xiii

Tabel 4.12 Hasil Kemampuan Literasi Sains pada Aspek Pengetahuan ......... 47

Tabel 4.13 Kriteria Literasi Sains Siswa pada Aspek Pengetahuan Konten .. 48

Tabel 4.14 Kriteria Literasi Sains Siswa pada Aspek Pengetahuan Epistemik
....................................................................................................... 49

Tabel 4.15 Kriteria Literasi Sains Siswa pada Aspek Pengetahuan Prosedural
....................................................................................................... 49

Tabel 4.16 Hasil Kemampuan Literasi Sains pada Aspek Konteks ............... 51

Tabel 4.17 Kriteria Literasi Sains Siswa pada Aspek Konteks ...................... 51
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Empat Aspek Literasi Sains pada PISA 2015 .............. 10

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ......................................................................... 26

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian ............................................................. 30

Gambar 4.1 Diagram Kriteria Literasi Sains Siswa .......................................... 37

Gambar 4.2 Kemampuan Literasi Sains berdasarkan Pondok Pesantren .......... 38

Gambar 4.3 Diagram Kriteria Literasi Sains Siswa di Pondok Pesantren


Jamiyah Islamiyah ......................................................................... 39

Gambar 4.4 Diagram Kriteria Literasi Sains Siswa di Pondok Pesantren


Madinatunnajah ............................................................................. 40

Gambar 4.5 Kemampuan Literasi Sains pada Aspek Kompetensi .................... 43

Gambar 4.6 Diagram Kriteria Literasi Sains Siswa pada Aspek Menjelaskan
Fenomena Secara Ilmiah ............................................................... 44

Gambar 4.7 Diagram Kriteria Literasi Sains Siswa pada Aspek Menafsirkan
Data dan Bukti Ilmiah ................................................................... 45

Gambar 4.8 Diagram Kriteria Literasi Sains Siswa pada Aspek Mengevaluasi
dan Merancang Penyelidikan Ilmiah ............................................. 46

Gambar 4.9 Kemampuan Literasi Sains pada Aspek Pengetahuan................... 47

Gambar 4.10 Diagram Kriteria Literasi Sains Siswa pada Aspek Pengetahuan
Konten ........................................................................................... 48

Gambar 4.11 Diagram Kriteria Literasi Sains Siswa pada Aspek Pengetahuan
Epistemik ....................................................................................... 49

Gambar 4.12 Diagram Kriteria Literasi Sains Siswa pada Aspek Pengetahuan
Prosedural ...................................................................................... 50

Gambar 4.13 Diagram Kriteria Literasi Sains pada Aspek Konteks ................... 52

xiv
xv

Gambar 4.14 Cuplikan Jawaban Siswa Terkait Indikator Menjelaskan Fenomena


Ilmiah ............................................................................................. 58

Gambar 4.15 Cuplikan Jawaban Siswa Terkait Indiktor Menafsirkan Data dan
Bukti Ilmiah ................................................................................... 59

Gambar 4.16 Cuplikan Jawaban Siswa Terkait Indikator Mengevaluasi dan


Merancang Penyelidikan Ilmiah .................................................... 61
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Literasi Sains ................................................ 76

Lampiran 2 Rubrik Penilaian Instrumen Literasi Sains .................................. 92

Lampiran 3 Instrumen Tes Kemampuan Literasi Sains ................................. 103

Lampiran 4 Hasil Tes Kemampuan Literasi Sains ......................................... 109

Lampiran 5 Uji Normalitas Nilai Literasi Sains Pondok Pesantren Jamiyah


Islamiyah .................................................................................... 138

Lampiran 6 Uji Normalitas Nilai Literasi Sains Pondok Pesantren


Madinatunnajah ........................................................................... 142

Lampiran 7 Uji Hipotesis Nilai Literasi Sains berdasarkan Pondok Pesantren


..................................................................................................... 146

Lampiran 8 Contoh Lembar Jawaban Siswa .................................................. 148

Lampiran 9 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................... 156

Lampiran 10 Dokumentasi Kegiatan Penelitian .............................................. 158

Lampiran 11 Lembar Uji Referensi ................................................................. 159

xvi
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya


manusia (SDM), tanpa adanya pendidikan manusia mengalami ketertinggalan
dalam aspek ilmu pengetahuan. Pendidikan merupakan suatu proses dengan
metode-metode tertentu sehingga orang memeroleh pengetahuan, pemahaman,
serta cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Syah, 2010, hlm. 10).
Berdasarkan Undang-Undang pasal 1 nomor 20 tahun 2003 mengenai Sistem
Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) dinyatakan bahwa sistem pendidikan nasional
merupakan keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional (UU RI No.20 Tahun 2003, hlm. 1).
Pada abad ke-21 ini, SISDIKNAS telah menghadapi tantangan dalam menyiapkan
kualitas SDM yang bisa bersaing pada era tersebut. Salah satu upaya yang tepat
dalam menyiapkan kualitas SDM serta bisa membangun SDM yang bermutu
tinggi ialah pendidikan (Trianto, 2009, hlm. 4)
Pembelajaran berbasis literasi sains merupakan hal yang pokok pada
pendidikan di abad ke 21 ini bagi perkembangan bangsa. Literasi sains adalah
salah satu kemampuan yang penting yang harus dimiliki oleh siswa. Dalam skala
internasional, kemampuan literasi sains siswa diukur oleh Programme for
International Student Assessment (PISA) yang dilaksanakan oleh Organisation for
Economic Co-operation and Development (OECD) tiap tiga tahun sekali. Menurut
PISA (2015), literasi sains adalah “Scientific Literacy is the ability to engage with
science-related issues, and with the ideas of science, as a reflective citizen.”
(OECD, 2013). Sedangkan literasi sains berdasarkan National Science Education
Standars (1996) ialah “scientific literacy is knowledge and understanding of
scientific concepts and processes required for personal decision making,
participation in civic and cultural affairs, and economic productivity. It also
includes specific types of abilities”.

1
2

Literasi sains siswa di Indonesia masih tergolong rendah, hal tersebut bisa
dilihat berdasarkan hasil penilaian Programme for International Student
Assessment (PISA) yang dilaksanakan oleh OECD yang menunjukkan bahwa
peringkat literasi sains siswa Indonesia di tahun 2000, 2003, 2006, 2009, 2012
serta 2015 masing-masing menduduki peringkat ke-38 dari 41 negara (2000),
peringkat ke-38 dari 40 negara (2003), peringkat ke-50 dari 57 negara (2006),
peringkat ke-60 dari 65 negara (2009), peringkat ke 64 dari 65 negara (2012),
serta peringkat ke 62 dari 70 negara (2015) (OECD, 2003; 2004; 2007; 2010;
2014; dan 2018). Dari hasil laporan PISA yang baru rilis, yaitu PISA 2018
menyatakan bahwa kemampuan literasi sains mengalami penurunan dibandingkan
hasil PISA 2015 yaitu sebesar 396, jauh dibawah rata-rata skor OECD sebesar
489 dengan peringkat ke-70 dari 78 negara (OECD, 2019) Berdasarkan tingkat
kemampuan kriteria penilaian PISA, sekitar 40% siswa Indonesia mencapai level
2 atau lebih tinggi dari sains (rata-rata OECD 78%) (OECD, 2019).
Berdasarkan data hasil PISA tersebut dapat dikatakan bahwa kemampuan
literasi sains di Indonesia masih tergolong rendah. Hal tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain siswa belum terbiasa menyelesaikan soal-soal yang
berbasis literasi sains, hal ini karena siswa lebih terbiasa menghapal materi
pembelajaran dibandingkan dengan memahami materi pembelajaran, sehingga hal
tersebut siswa sulit untuk memahami materi serta mengaplikasikan materi tersebut
di kehidupan sehari-hari. Faktor selanjutnya disebabkan karena siswa cenderung
tidak suka menjawab pertanyaan dalam bentuk urain dan lebih suka menjawab
dalam bentuk pilihan ganda, hal ini dikarenakan guru memberikan soal untuk
evaluasi pembelajaran belum merupakan soal analisis, sehingga peserta didik
belum bisa untuk menggunakan penalarannya. (Huryah, Sumarmin, & Effendi,
2017). Begitupun juga penelitian Angraini (2014) yang menyatakan bahwa ada
3 faktor yang menyebabkan literasi sains siswa masih tergolong rendah. Faktor
pertama yaitu siswa mengalami kesulitan dalam menjawab soal berbasis literasi
sains dikarenakan siswa belum pernah mempelajarinya. Faktor kedua
dikarenakan dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) guru kurang
mengembangkan kemampuan literasi sains siswa. Serta faktor ketiga yakni
3

siswa tidak terbiasa menyelesaikan soal yang menggunakan wacana.


Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa yaitu kemampuan
literasi sains, kemungkinan besar kemampuan literasi sains dimiliki dalam proses
belajar disekolah umum dan kemungkinan besar juga terjadi pada siswa di
lingkungan pondok pesantren. Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan
Islam yang tertua di Indonesia. lembaga pondok pesantren memainkan peranan
penting dalam usaha memberikan pendidikan bagi bangsa Indonesia terutama
pendidikan agama. Kehadiran pondok pesantren di tengah–tengah masyarakat
tidak hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai lembaga penyiaran
agama dan sosial (Zulhimma, 2013). Pendidikan di pesantren memiliki ciri
tersendiri yaitu pendidian keagaamaan yang sangat ditonjolkan berbeda dengan
lembaga pendidikan lain, sehingga pembelajaran sains di pesantren tidak terlalu
ditonjolkan.
Pembelajaran sains mencakup mata pelajaran kimia, fisika maupun
biologi. Berdasarkan penelitian Fauzi (2016) Mata pelajaran kimia di sekolah
berbasis pondok pesantren yaitu di SMA Unggulan Amanatul Ummah dipelajari
siswa selama 6 semester dengan 38 kompetensi dasar. Mata pelajaran kimia di
pondok pesantren ini banyak memuat materi-materi yang cukup sulit untuk
dipelajari dan juga materi tersebut bersifat abstrak, hal tersebut membuat siswa di
pondok pesantren ini mengalami kesulitan untuk mengerti dan memahami materi
pelajaran kimia. Hal tersebut dibuktikan dari hasil ulangan siswa di pondok
pesantren tersebut mengalami penurunan 40% dibandingkan materi lainnya.
Selain itu juga menurut penelitiannya menunjukkan bahwa pada proses
pembelajaran kimia, guru cenderung memakai metode ceramah dibandingkan
menggunakan pendekatan saintifik dan bahkan tidak mengajari materi tersebut ke
dalam kontekstual.
Sistem pendidikan pesantren semakin terus dikembangkan, pengembangan
sistem pendidikannya sudah mengikuti pola pendidikan nasional. Pendidikan yang
dikembangkan ke dalam bentuk materi pelajaran pun sudah mengikuti
perkembangan zaman bukan hanya jurusan agama tetapi sudah mengembangkan
jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan siap berkompetensi dengan lembaga
4

pendidikan baik nasional maupun internasional. Berlandaskan paparan di atas,


judul penelitian ini adalah “Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa di
Pondok Pesantren menggunakan framework Programme for International
Student Assessment (PISA) 2015 ”.

B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini, antara lain:

1. Rendahnya kemampuan literasi sains siswa di Indonesia.


2. Kurangnya tanggung jawab serta kepedulian siswa tentang diri dan
lingkungan sosial serta masyarakat sekitar.
3. Kemampuan siswa belum mampu mengaitkan serta mengaplikasikan konsep-
konsep sains di kehidupan sehari-hari.
4. Siswa kurang terlatih dalam menyelesaikan soal-soal tes yang berorientasi
keterampilan sains seperti soal PISA.

C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini, antara lain:

1. Literasi sains siswa yang diukur ialah kemampuan literasi sains sesuai
dengan framework Programme for International Student Assessment (PISA)
2015.
2. Analisis kemampuan literasi sains siswa dilakukan di 2 pondok pesantren
Tangerang Selatan.

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah: “Bagaimanakah
kemampuan literasi sains siswa di pondok pesantren?”

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan literasi sains
siswa di pondok pesantren menggunakan framework Programme for
International Student Assessment (PISA) 2015.
5

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis

a. Bertambahnya khazanah keilmuan mengenai literasi sains baik bagi


peneliti, guru serta pengelola pendidikan.
b. Diperolehnya gambaran mengenai kemampuan literasi sains siswa di
pondok pesantren menggunakan framework Programme for International
Student Assessment (PISA) 2015.
c. Sebagai bahan pertimbangan, acuan maupun motivasi bagi peneliti
selanjutnya.

2. Manfaat praktis
Bagi siswa, memberikan pengalaman baru serta melatih kemampuan literasi
sains melalui soal-soal yang berbasis literasi sains
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di semester genap pada tahun ajaran 2019/2020 di
dua Pondok Pesantren yang berlokasi di Kota Tangerang Selatan.

B. Metode Penelitian
Metode yang dipakai ialah metode penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif menurut Sukmadinata (2006, hlm. 54) merupakan metode penelitian
yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai fenomena yang
berlangsung atau saat yang lampau. Salah satu ciri khas yang dimiliki dalam
penelitian deskriptif yakni data tersebut berupa kata-kata, gambar, serta bukan
berupa angka-angka (Moleong, 2005, hlm. 11). Penelitian deskriptif memiliki
tujuan untuk memberikan keterangan mengenai kondisi masyarakat atau peristiwa
tertentu (Sukandarrumidi, 2012, hlm. 104). Oleh sebab itu, dalam penelitian ini
akan dideskripsikan tentang kemampuan literasi sains siswa di pondok pesantren
yang berlokasi di Kota Tangerang Selatan.
Penelitian yang dikerjakan ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif menampilkan data penelitian dalam bentuk angka-angka
berlandaskan pada filsafat positifisme yang memandang realitas/fenomena/gejala
diklarifikasikan, data tetap konkrit serta berhubungan dengan sebab-akibat
(Sugiyono, 2017, hlm. 7-8). Maka dalam penelitian ini dilakukan dengan
memperoleh skor kemampuan literasi sains siswa yang didapatkan dari jawaban
siswa pada soal tes uraian menggunakan framewok Programme for International
Student Assessment (PISA) 2015.

27
28

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi merupakan sekelompok anggota dari objek yang akan diamati
(Eriyanto, 2007, hlm. 61). Sejalan dengan penjelasan tersebut, Sugiyono
(2017, hlm. 80) menjelaskan populasi adalah generalisasi dari objek yang
memiliki karakteristik tertentu serta kualitas yang akan peneliti amati dan
pelajari serta menarik kesimpulan yang didapatkanya. Populasi dalam
penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI di Pondok Pesantren Tangerang
Selatan tahun ajaran 2019/2020.

2. Sampel
Sampel ialah bagian dari populasi yang mempunyai sifat-sifat yang sama
dari objek yang merupakan sumber data (Sukandarrumidi, 2012, hlm.50).
Sependapat dengan Arifin (2011, hlm, 85) bahwa sampel merupakan bentuk
mini dari populasi (miniatur population). Sampel penelitian ini terdiri dari
dua Pondok Pesantren Tangerang Selatan, diantaranya :
a. Pondok Pesantren Jamiyah Islamiyah Tangerang Selatan sebanyak 33
siswa.
b. Pondok Pesantren Madinatunnajah Tangerang Selatan sebanyak 24
siswa.
Teknik pengambilan sampel dikerjakan dengan memakai teknik
purposive sampling. Purposive sampling menurut Arikunto (2013,
hlm. 33) merupakan teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan-pertimbangan yang memiliki kualitas serta bisa
memberikan data yang tepat. Pertimbangan dalam penelitian ini
dilihat dari beberapa pertimbangan, diantaranya,
a. Dilihat dari kategori pondok pesantren yakni pondok pesantren
tradisional serta pondok pesantren moderen. Pondok pesantren
tradisional diwakilkan oleh Pondok Pesantren Jamiyah
29

Islamiyah sedangkan pondok pesantren modern diwakilkan oleh


Pondok Pesantren Madinatunnajah.
b. Dilihat dari satuan pendidikan, pengambilan sampel di pondok
pesantren didasari oleh satuan pendidikan yaitu Madrasah Aliyah
(MA).
c. Dilihat berdasarkan kemudahan akses peneliti menuju subjek saat
melaksanakan penelitian..

D. Prosedur Penelitian
Pada Penelitian ini prosedur penelitian terdiri atas tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan, serta tahap penyelesaian.

1. Tahap Perencanaan
a. Melaksanakan studi kepustakaan yaitu membaca referensi dalam
menganalisis kemampuan literasi sains dan sistem pendidikan di
pondok pesantren
b. Mengidentifikasi populasi dan sampel yang akan diteliti.
c. Mengembangkan instrumen berupa tes tertulis yang bersumber dari
PISA 2012, PISA 2015 dan Cambridge IGCSE Test.
d. Melakukan uji validasi instrumen penelitian kepada para ahli,
selanjutnya dikerjakan revisi sesuai dengan arahan para ahli. Setelah
instrumen tes tertulis dinyatakan telah sesuai serta disetuji oleh para
ahli, instrumen tersebut langsung dipergunakan untuk melakukan
penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dikerjakan di tahap pelaksanaan ini yaitu membagikan soal
tes tertulis ke siswa di pondok pesantren yaitu Pondok Pesantren
Madinatunnajah serta Pondok Pesantren Jamiyah Islamiyah. Adapun waktu
pelaksanaan tes yang dilakukan selama 2 jam mata pelajaran.
30

3. Tahap Penyelesaian
Pada tahap terakhir, kegiatan yang dilakukan yaitu mengolah data yang
didapatkan dari hasil penelitian, dilanjutkan dengan menganalisis data
tersebut kemudian membuat kesimpulan.

Berikut prosedur penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti.

Membaca Literatur Tentang Literasi Sains dan


Sistem Pendidikan di Pondok Pesantren:
Studi Pustaka
 Buku
 Jurnal Hasil Penelitian

Pengembangan Instrumen Penelitian


Mengidentifikasi
Sumber: Populasi dan Sampel

 PISA 2012
 PISA 2015
 Cambridge IGCSE Test

Validasi Instrumen Oleh Revisi Pelaksanaan


Dosen Ahli Penelitian

Pengolahan Data, Analisis Data dan


Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian


31

E. Teknik Pengumpulan Data


Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang dipakai adalah tes
uraian. Tes ini merupakan kumpulan pertanyaan yang mengukur kemampuan
seseorang atau kelompok, mengukur keterampilan, dan mengukur pengetahuan
intelegensi (Arikunto 2013, hlm. 193) . Tes kemampuan ini ialah tes yang
menyaring kemampuan siswa disesuaikan dengan kerangka kerja/framework
PISA 2015. Peneliti menggunakan tes berupa soal uraian pada penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui kemampuan literasi sains siswa di pondok pesantren

F. Instrumen Penelitian
Tes tertulis merupakan instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini. Tes tertulis literasi sains diambil dari PISA 2012, PISA 2015 dan
Cambridge IGCSE Test. Tes tersebut dipakai untuk memperoleh kemampuan
literasi sains siswa kelas XI dengan menggunakan soal tes tertulis berdasarkan
framework Programme for International Student Assessment (PISA) 2015. Tes
tertulis tersebut jumlahnya 15 butir soal dalam bentuk uraian menurut kompetensi
literasi sains dalam Tabel 3.1, pengetahuan literasi sains dalam Tabel 3.2 serta
konteks literasi sains dalam Tabel 3.3.

Tabel 3.1 Aspek Kompetensi Literasi Sains pada Soal Tes Tertulis
Jumlah
No. Kompetensi No. Soal
Soal
Menjelaskan fenomena secara 1, 2, 3, 4, 9, 10,
1. 9
ilmiah 12, 13, 15
2. Menafsirkan data dan bukti ilmiah 5, 7, 8, 11, 14 5
Mengevaluasi dan merancang
3. 6 1
penyelidikan ilmiah
32

Tabel 3.2 Aspek Pengetahuan Literasi Sains pada Soal Tes Tertulis
Jumlah
No. Pengetahuan No. Soal
Soal
1. Pengetahuan Konten 4, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15 9
2. Pengetahuan Epistemik 1, 2, 5, 6 4
3. Pengetahuan Prosedural 3, 14 2

Tabel 3.3 Aspek Konteks Literasi Sains pada Soal Tes Tertulis
Jumlah
No. Konteks No. Soal
Soal
1. Global 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 15

G. Validasi Instrumen
Validitas dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah instrumen
yang dipakai tersebut valid atau tidak valid. Menurut Anshori & Sri (2009, hlm.
83) bahwa validnya sebuah instrumen jika bisa mengukur sesuatu yang
diinginkan, sehingga bisa mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Validasi instrumen ini dilaksanakan oleh dua validator notabene dosen pendidikan
kimia. Adapun nama validator yang dipilih pada penelitian ini disajikan pada
Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4 Daftar Nama Validator

No. Nama Validator Keterangan

1. Nanda Saridewi, M.Si Dosen Pendidikan Kimia UIN Jakarta

2. Dila Fairusi, M.Si Dosen Pendidikan Kimia UIN Jakarta


33

H. Teknik Analisis Data

Data yang didapatkan dianalisis untuk mengetahui tingkat kemampuan


literasi sains yang dimiliki siswa di pondok pesantren berdasarkan tes tertulis
menggunakan framework Programme for International Student Assessment
(PISA) 2015. Data yang dihasilkan selanjutnya dimasukkan ke dalam tabel
kriteria interpretasi skor PISA. Data tersebut dianalisis dengan cara:

1. Memberikan skor mentah pada setiap jawaban dalam tes tertulis


menurut standar jawaban yang dibuat.
2. Menghitung skor total dari tes tertulis untuk masing-masing siswa.
3. Menentukan nilai persentase kemampuan literasi sains masing-masing
siswa.

Menurut Purwanto (2010, hlm. 102) nilai persentase dapat dicari dengan
memakai rumus sebagai berikut:

𝑅
NP = 𝑆𝑀 X 100

Keterangan :
NP : nilai persen yang dicari atau diharapkan
R : skor mentah yang diperoleh siswa
SM : skor maksimum ideal
100 : bilangan tetap

Nilai yang didapatkan selanjutnya diinterpretasikan ke dalam kriteria


dengan melihat pada (Tabel 3.5). skor yang didapatkan akan dideskripsikan untuk
setiap aspek pada framework Programme for International Student Assessment
(PISA) 2015 berdasarkan data yang ada.
34

Tabel 3.5 Kriteria Interpretasi Skor Tes PISA

Interval Kriteria
0 – 20 % Sangat Rendah
21 – 40 % Rendah
41 – 60 % Cukup
61 – 80 % Tinggi
81 – 100 % Sangat tinggi
Sumber: dimodifikasi dari (Riduwan, 2012, hlm. 89)

a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut
berdistribusi normal atau data tidak berdistribusi normal. Uji normalitas
dikerjakan memakai uji Shapiro-Wilk dengan software SPSS 20.

Hipotesis
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Dengan kriteria pengujian:
Jika sig < a (0,05), maka H0 ditolak, H1 diterima dan jika sig > a (0,05)
maka H0 diterima, H1 ditolak (Riadi, 2016, hlm. 123).

b. Uji Mann-Whitney U
Uji Mann-Whitney U digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan literasi sains
siswa di Pondok Pesantren Madinatunnajah (Modern) dan siswa di
Pondok Pesantren Jamiyah Islamiyyah (Tradisional).
Hipotesis
H0 : Tidak terdapat perbedaan signifikan antara kemampuan literasi
sains di Pondok Pesantren Madinatunnajah (modern) dan siswa
di Pondok Pesantren Jamiyah Islamiyyah (tradisional)
35

Ha : Terdapat perbedaan signifikan antara kemampuan literasi sains di


Pondok Pesantren Madinatunnajah (modern) dan siswa di Pondok
Pesantren Jamiyah Islamiyyah (tradisional).
(Sugiyono, 2007, hlm. 62).
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa kemampuan literasi sains


siswa di pondok pesantren menggunakan framework Programme for International
Student Assessment (PISA) 2015 masih tergolong “rendah” dengan rata-rata
persentase literasi sains yang didapatkan sebesar 29,03%. Kemampuan literasi
sains siswa di pondok pesantren pada aspek kompetensi dimana indikator pertama
yaitu menjelaskan fenomena secara ilmiah memperoleh nilai persentase 33,33%
dengan kategori rendah, kemudian indikator kedua menafsirkan data dan bukti
ilmiah memperoleh nilai persentase 18,18% dengan kategori sangat rendah,
sedangkan indikator ketiga mengevalusi dan merancang penyelidikan ilmiah
memperoleh nilai persentase 50% dengan kategori cukup, dan rata-rata
kemampuan pada aspek kompetensi memperoleh nilai persentase 33,83 % dengan
kategori rendah. Kemampuan literasi sains siswa di pondok pesantren pada aspek
pengetahuan dimana indikator pertama yaitu pengetahuan konten memperoleh
nilai persentase 17,64% dengan kategori sangat rendah, indikator kedua yaitu
pengetahuan epistemik memperoleh nilai persentase 62,50% dengan kategori
tinggi, sedangkan indikator ketiga yaitu pengetahuan prosedural memperoleh nilai
persentase 16,66% dengan kategori sangat rendah, dan rata-rata kemampuan pada
aspek pengetahuan memperoleh nilai persentase 32,26% dengan kategori rendah.
Kemampuan literasi sains siswa di pondok pesantren pada aspek konteks
memperoleh nilai persentase 29,03% dengan kategori rendah

65
66

B. Saran

Saran dalam penelitian ini, antara lain:

1. Pondok pesantren hendaknya menyediakan fasilitas yang memadai dan


mendukung dalam mengembangkan kemampuan literasi sains misalnya
seperti laboratorium, sumber-sumber bacaan siswa.
2. Bagi guru, hendaknya mengembangkan kemampuan literasi sains siswa dalam
kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren.
3. Bagi siswa, hendaknya membiasakan diri untuk memahami suatu konsep sains
serta mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari dan membiasakan untuk
menyelesaikan soal-soal yang berbasis literasi sains.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y., Mulyati, T., & Yunansyah, H. (2017). Pembelajaran Literasi Strategi
Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematika, Sains, Membaca, dan
Menulis. Jakarta: Bumi Aksara.
Amri, M. Y. B., Rusilowati, A., & Wiyanto. (2017). Penerapan Model
Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures Untuk Meningkatkan
Kemampuan Literasi Sains Siswa SMP di Kabupaten Tegal. Unnes Ohysics
Education Journal, 6(3), 80–93. Retrieved from
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej%0A
Andriani, N., Saparini, & Akhsan, H. (2018). Kemampuan Literasi Sains Fisika
Siswa SMP Kelas VII Di Sumatera Selatan Menggunakan Kerangka PISA (
Program for International Student Assesment ). Berkala Ilmiah Pendidikan
Fisika, 6(3), 278–291. https://doi.org/10.20527/bipf.v6i3.5288
Anggraeni, A. Y., Wardani, S., & Hidayah, A. N. (2020). Profil Peningkatan
Kemampuan Literasi Kimia Siswa Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Berbasis Kontekstual. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 14(1), 2512–2523.
Angraini, G. (2014). Analisis Kemampuan Literasi Sains SMA Kelas X di Kota
Solok. Prosiding Mathematics and Sciences Forum 2014, 161–170.
Anshori, M. & S. I. (2009). Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif.
Surabaya: Airlangga University Press.
Arding, N. I., & Atun, S. (2020). Analysis of Junior High School Students ’
Scientific Literacy On Simple Effort and Aircraft For Everyday Life. Journal
of Physics: Conference Series, 1–7. https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1440/1/012095
Arief, M. K. (2015). Penerpan Levels Of Inquiry Pada Pembelajaran IPA Tema
Pemanasan Global Untuk Meningkatkan Literasi Sains. Jurnal Ilmu
Pendidikan Dan Pengajaran, 2(2).
Arifin. (2011). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Ariska, I., & Rosana, D. (2020). Analysis of Junior High School Scientific
Literacy Skills : Domain Competence On Vibrations , Waves and Sound
Materials. Journal of Physics: Conference Series, 1–7.
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1440/1/012094
Arisman, A., & Permanasari, A. (2015). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe

67
STAD Dengan Metode Praktikum Dan Demonstrasi Multimedia Interaktif
(MMI) Dalam Pembelajaran IPA Terpadu Untuk Meningkatkan Literasi
Sains Siswa. Edusains, 7(2), 179–184.
Aryani, A. K., Suwono, H., & Parno. (2016). Profil Kemampuan Literasi Sains
Siswa SMPN 3 Batu. Pros. Semnas Pend. IPA Pascasarjana UM, 1, 847–
855.
Asyhari, A., & Hartati, R. (2015). Profil Peningkatan Kemampuan Literasi Sains
Siswa Melalui Pembelajaran Saintifik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-
BiRuNi, 04(2), 179–191. https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.v4i2.91
Basri, H. (2009). Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Bybee, R., Mccrae, B., & Laurie, R. (2009). PISA 2006 : An Assessment of
Scientific Literacy. Journal Of Research In Science Teaching, 46(8), 865–
883. https://doi.org/10.1002/tea.20333
Council, N. R. (1996). National Science Education Standars. National Academy of
Science. https://doi.org/10.17226/4962
Darwis, D., Permatasari, N. A., & Nurjayadi, M. (2019). Pengaruh Model
Pembelajaran Guided Discovery Learning Terhadap Literasi Kimia Peserta
Didik pada Materi Larutan Penyangga. Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 9(2),
67–71. https://doi.org/https://doi.org/10.21009/JRPK.092.02
Deboer, G. E. (2000). Scientic Literacy : Another Look at Its Historical and
Contemporary Meanings and Its Relationship to Science Education Reform.
Journal Of Research In Science Teaching, 37(6), 582–601.
Depdiknas. (2006). Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi.
Jakarta: Depdiknas.
Dhofier, Z. (1982). Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai.
Jakarta: LP3ES.
Emda, A. (2014). Laboratorium Sebagai Sarana Pembelajaran Kimia Dalam
Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Kerja Ilmiah. Lantanida
Journal, 2(2), 218–229.
Eriyanto. (2007). Teknik Sampling Analisis Opini Publik. Yogyakarta: PT LKS
Pelangi Aksara Yogyakarta.
Fauzi, A. (2016). Implementasi Strategi Relating, Experiencing, Applying,
Cooperating, Transferring (REACT) Untuk Meningkatkan Penguasaan
Konsep Siswa Pada Materi Pokok Larutan Penyangga Di Sekolah Berbasis
Pesantren. Prosiding Seminar Nasional Kimia Dan Pembelajarannya,
(September), 92–97.
Fives, H., Huebner, W., Birnbaum, A. S., & Nicolich, M. (2014). Developing a
69

Measure of Scientific Literacy for Middle School Students. Science


Education, 98(4), 549–580. https://doi.org/10.1002/sce.21115
Ghazali, M. B. (2001). Pendidikan Pesantren Berwawasan Lingkungan. Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya.
Gkitzia, V., Salta, K., dan Tougraki, C. (2011). Development and apllication of
suitable criteria for the evaluation of chemical representations in school
textbooks. Journal of The royal Society of Chemistry, 12, 5-14.
Gloria, R. Y. (2014). Kajian Penilaian Aspek Non-Kognitif Siswa Di Pesantren
As-Sunnah Dalam Kegiatan Praktikum IPA Pokok Bahasan Sistem
Pencernaan Pada Manusia. Jurnal Phenomenon, 4, 95–107.
Gormally, C., Brickman, P., & Lutz, M. (2012). Developing a Test of Scientific
Literacy Skills ( TOSLS ): Measuring Undergraduates ’ Evaluation of
Scientific Information and Arguments. CBE-Life Sciences Education, 11,
364–377. https://doi.org/10.1187/cbe.12-03-0026
Greenhill, V., & Martin, J. (2014). OECD test for Schools: Implementation
Toolkit. 1–64.
Hardianty, N. (2015). Nature of Science : Bagian Penting Dari Literasi Sains.
Prosiding Simposium Nasional Inovasi Dan Pembelajaran Sains 2015,
2015(Snips), 441–444.
Haryadi, E. F., Priyono, A., & Retnoningsih, A. (2015). Desain Pembelajaran
Literasi Sains Berbasis Problem Based Learning Dalam Membentuk
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Journal of Innovative Science
Education, 4(2), 1–7. Retrieved from
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jise
Holbrook, J., & Rannikmae, M. (2009). The Meaning of Scientific Literacy. 4(3),
275–288.
Huryah, F., Sumarmin, R., & Effendi, J. (2017). Analisis Capaian Literasi Sains
Biologi Siswa SMA Kelas X di Kota Padang. Jurnal Eksata Pendidikan,
1(2), 72–79. https://doi.org/10.24036/jep.v1i2.70
Istiqomah, C. Z., & Hariyono, E. (2019). Peningkatan Literasi Sains Siswa
Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Guided Inquiry. Inovasi
Pendidikan Fisika, 08(02), 682–685.
Kurnia, F., Zulherman, & Fathurohman, A. (2014). Analisis Bahan Ajar Fisika
SMA Kelas XI Di Kecamatan Indralaya Utara Berdasarkan Kategori Literasi
Sains. Jurnal Inovasi Dan Pembelajaran Fisika, 1(1), 43–47.
Lederman, N. G., Lederman, J. S., Nature, A., Lederman, N. G., Lederman, J. S.,
& Antink, A. (2013). Nature of Science and Scientific Inquiry as Contexts
for the Learning of Science and Achievement of Scientific Literacy Nature of
Science and Scientific Inquiry as Contexts for the Learning of Science and
Achievement of Scientific Literacy. International Journal of Education in
Mathematics , Science and Technology, 1(3), 138–147.
Liu, X. (2009). Beyond Science Literacy : Science and the Public. International
Journal of Environmental & Science Education, 4(3), 301–311.
Madjid, N. (1997). Bilik-bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan Cet. 1. Jakarta:
Paramadina.
Mastuhu. (1994). Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS.
Miller, D. M., & Czegan, D. A. C. (2016). Integrating the Liberal Arts and
Chemistry: A Series of General Chemistry Assignments To Develop Science
Literacy. Journal of Chemical Education.
https://doi.org/10.1021/acs.jchemed.5b00942
Miller, J. D. (1998). The measurement of civic scientific literacy. Public
Understand, 7, 203–223.
Moleong, L. J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Mughits, A. (2008). Kritik Nalar Fiqh Pesantren. Jakarta: Kencana.
Munjiat, S. M. (2017). Integrasi Kurikulum Pesantren dan Madrasah Pada Pondok
Pesantren Manba’ul ’Ulum Sindangmekar Dukupuntang Cirebon. Al-
Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam, 2(2), 142–162.
Nadhifatuzzahro, D., Setiawan, B., & Sudibyo, E. (2015). Kemampuan Literasi
Sains Siswa Kelas VII-B SMP Negeri 1 Sumobito Melalui Pembuatan Jamu
Tradisional. Seminar Nasional Fisika Dan Pembelajarannya 2015, 21–27.
Nofiana, M., & Julianto, T. (2017). Profil Kemampuan Literasi Sains SMP di
Kota Purwokerto Ditinjau Dari Aspek Konten, Proses, dan Konteks Sains.
Jurnal Sains Sosial Dan Humaniora, I(2), 77–84.
Nofiana, M., & Julianto, T. (2018). Upaya Peningkatan Literasi Sains Siswa
Melalui Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal. Jurnal Tadris
Pendidikan Biologi, 9(1), 24–35. Retrieved from
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/biosfer/index
Norris, S. P., & Phillips, L. M. (2003). How Literacy in Its Fundamental Sense
Is Central to Scientific Literacy. https://doi.org/10.1002/sce.10066
Nur’aini, D., Rahardjo, S. B., & Susanti, E. (2018). Student ’ s Profile About
Science Literacy In Surakarta. Journal of Physics: Conference Series, 1–6.
Odja, A. H., & Payu, C. S. (2014). Analisis Kemampuan Awal Literasi Sains
71

Siswa Pada Konsep IPA. Prosiding Seminar Nasional Kimia, 40–47.


OECD. (2003). Literacy Skills for the World of Tomorrow FURTHER RESULTS
FROM PISA 2000. OECD Publishing.

OECD. (2004). Learning for Tomorrow ’s World First Results from PISA 2003.
OECD Publishing.

OECD. (2007). PISA 2006 Science Competencies for Tomorrow’s World Volume
1: Analysis. OECD Publishing.

OECD. (2010). PISA 2009 Results : Executive Summary. OECD Publishing.

OECD. (2013). PISA 2015 Draft Science Framework. Paris: OECD.


OECD. (2016). PISA 2015 Result Excellence And Equity In Education Volume I.
I, OECD Publishing.
OECD. (2016). PISA 2015 Result Excellence And Equity In Education Volume I.
I, OECD Publishing.

OECD. (2018). Pisa 2015 Result in Focus. OECD Publishing.

OECD. (2019). PISA 2018 Results Combined Executive Sumarries Volume I, II &
III. OECD Publishing

OECD. (2019). Programme For International Student Assesment (PISA) Result


From PISA 2018 Volume I-III. OECD Publishing

Ogunkola, B. J. (2013). Scientific Literacy : Conceptual Overview , Importance


and Strategies for Improvement. Journal of Educational and Social
Research, 3(1), 265–274. https://doi.org/10.5901/jesr.2013.v3n1p265
Pahrudin, A., Irwandani, Triyana, E., Oktarisa, Y., & Anwar, C. (2019). The
Analysis Of Pre-Service Physics Teachers In Scientific Literacy: Focus On
The Competence And Knowledge Aspects. Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia, 8(1), 52–62. https://doi.org/10.15294/jpii.v8i1.15728
Pertiwi, U. D., Atanti, R. D., & Ismawati, R. (2018). Pentingnya Literasi Sains
Pada Pembelajaran IPA SMP Abad 21. Indonesian Journal of Natural
Science Education (IJNSE), 01(01), 24–29.
Poedjiadi, A. (2005). Sains Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran
Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pujiati, A., & Retariandalas. (2019). Literasi Sains dan Kecerdasan Adversity
Siswa Sekolah Menengah di Cilodong, Kota Depok. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan KALUNI, 2, 28–34.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30998/prokaluni.v2i0.6
Purwanto, N. (2010). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Qamar, M. (2007). Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju
Demokratisasi Institusi. Jakarta: Erlangga.
Qulud, Wahidin, & Maryuningsih, Y. (2015). Penerapan Model Pembelajaran
Learning Cycle 7E Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains Siswa
Pada Konsep Sistem Reproduksi Kelas XI Di SMA Negeri 1 Arjawinangun.
Scientiae Educatia, 5(1).
Rahmawati, S. (2020). Karakteristik Program Kurikulum Pondok Pesantren.
Jurnal Al- Mau'izhoh 2(1), 1–9.
RI, D. A. (2003). Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah Pertumbuhan dan
Perkembangannya. Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam.
Riadi, E. (2016). Statistika Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS).
Yogyakarta: ANDI.
Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru - Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Rizkita, L., Suwono, H., & Susilo, H. (2016). Analisis Kemampuan Awal Literasi
Sains Siswa SMA Kota Malang. Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
771–781.
Rohmi, P. (2017). Peningkatan Domain Kompetensi dan Pengetahuan Siswa
Melalui Penerapan Levels Of Inquiry Dalam Pembelajaran IPA Terpadu.
Edusains, 9(1), 14–23. Retrieved from
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/edusains
Safitri, Y., & Mayasari, T. (2018). Analisis tingkat kemampuan awal siswa SMP
/ MTS dalam berliterasi sains pada konsep IPA. Prosiding Seminar
Nasional Quantum, 25, 165–170.
Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.
Shamos, M. H. (1995). The Myth of Scientific Literacy. United States of
America: Rutgers University Press.
Subaidah, T., Muharrami, L. K., Rosidi, I., & Ahied, M. (2019). Analisis
Kemampuan Literasi Sains Pada Aspek Konteks Dan Knowledge
73

Menggunakan Cooperative Proplem Solving (CPS) Dengan Strategi


Heuristik. Natural Science Education Reseach, 2(2), 113–122.
Sudarmo, Unggul. (2013). Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Sudarmo, Unggul. (2013). Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Sudarmo, Unggul. (2013). Kimia untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. (2007). Statistik Nonparametris Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukandarrumidi. (2012). Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Meneliti
Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sukmadinata, N. S. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Suparta, M. (2009). Perubahan Orientasi Pondok Pesantren Salafiyah Terhadap
Perilaku Keagamaan Masyarakat (Asta Buana). Jakarta.
Supiana. (2008). Sistem Pendidikan Madrasah Unggulan Di Madrasah Aliyah
Negeri Insan Cendekia Tangerang, Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandung dan
Madrasah Aliyah Negeri Darussalam Ciamis Cet. 1. Jakarta: Badan Litbang
dan Diklat Departemen Agama RI.
Suwono, H., Pratiwi, H. E., Susanto, H., & Susilo, H. (2017). Enhancement Of
Students ’ Biological Literacy And Critical Thinking Of Biology Through
Socio-Biological. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 6(2).
https://doi.org/10.15294/jpii.v6i2.9622
Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Tatang. (2012). Ilmu Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Toharudin, U. (2011). Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Bandung:
Humaniora.
Treacy, D. J., & Kosinski-collins, M. S. (2011). Using the Writing and Revising
of Journal Articles to Increase ology Laboratory Course. Atlas Journal of
Science Education, 1(2), 29–37. https://doi.org/10.5147/ajse/2011/0032
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) edisi pertama. Jakarta: Prenada Media Group.
Turiman, P., Omar, J., Daud, A. M., & Osman, K. (2012). Fostering the 21 st
Century Skills through Scientific Literacy and Science Process Skills.
Procedia Social and Behavioral Science, 59, 110–116.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.09.253
Winarti, W., Liliawati, W., Rusnayati, H., & Sari, I. M. (2016). Literasi Sains
Siswa SMP di Kota Bandung Pada Tema Alam Semesta. Pros. Semnas Pend.
IPA Pascasarjana UM, 1, 501–505.
Wonorahardjo, S. (2010). Dasar-Dasar Sains Menciptakan Masyarakat Sadar
Sains. Jakarta: PT Indeks.
Yasid, A. (2018). Paradigma Baru Pesantren Menuju Pendidikan Islam
Transformatif. Yogyakarta: IRCiSoD.
Zarkasyi, A. S. (2005). Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.
Zulfiani. (2009). Strategi Pembelajaran Sains. Tangsel: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta.
Zulhimma. (2013). Dinamika Perkembangan Pondok Pesantren Di Indonesia.
Jurnal Darul 'ilmi, 1(2), 165-181.

Anda mungkin juga menyukai