Anda di halaman 1dari 297

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

MASALAH TERHADAP KOMPETENSI SAINS SISWA


PADA MATERI LAJU REAKSI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
DEDE FITRIANI
1110016200012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

2015
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH


TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA PADA MATERI
LAJU REAKSI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakartauntuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

DtrDE FITRIANI
NIM. 1110016200012

Dibawah bimbingan :

Pembimbing I Pembimbing II

U*(*
Burhanudin Milama M.Pd Dedi Irwandi. M.Si
NIP. 19770201 200801 1 001 NrP. f9710528 200003 1002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015

n
LEMBAR PBNGESAHAN

Skripsi befudul Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap


Kompetensi Sains Siswa pada Materi Laju Reaksi disusun oleh DEDE
FITRIANI, NIM 1110016200012, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan LULUS dalam
ujian munaqasyah pada tanggal 17 Februai 2015 dihadapan dewan penguji.
Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam
bidang Pendidikan Kimia.

Jakarta, l7 Februari 2015

Panitia Ujian Munaqasyah

Tanggal

Ketua Panitia (Ketua Prodi Pendidikan Kimia),


Dedi Irwandi. M.Si.
NrP. 19710528 200003 l 002 3l\u*zor

Penguji I,
Tonih Feronik?. M,P4. j,fdarw'Yg
NIP. 19760107200501 1 007

Penguji II,
Dewi Murniati. M.Si.
2 Vktre,t ?A9 D4tEL"l .-

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

NIP. 19591020 198603 2 001

ilt
KEIIENTERIAN AGAiIA No. :
tbkumen FffK-FR-AKIX)63
UIN JITKARTA
FORm
Tgl.Terbit : 1 Maret 2010
FITK FRI No- Revr'si: : 01
.il. k- H" JtNtu lb CWr''{ ter2 bturF{ia
Hal 1t1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,


Nama Dede Fifiani
Tempat/Tgl.Lahir Bogor/08 April 1992
NIM 1110016200012
Jurusar/Prodi Pendidikan IPA/ Pendidikan Kimia
Judul S*ripsi Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap
Kompetensi Sains Siswa pada Materi Laju Reaksi

DosenPembimbing : 1. Btrhanudin Milama M.Pd


2. Dedi Irwandi, M.Si

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan
saya bertanggung jawab secara akademis atas a1m yang saya tulis.

Pemyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat Ujian Munaqasah-

Jakarta 07 Februari 2015

NrM. 1110016200012

TV
ABSTRAK

Dede Fitriani, 1110016200012, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis


Masalah terhadap Kompetensi Sains Siswa pada Materi Laju Reaksi.
Skripsi, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
berbasis masalah terhadap kompetensi sains siswa pada materi laju reaksi.
Kompetensi sains merupakan salah satu dimensi dari literasi sains. Penelitian ini
dilakukan di SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan pada semester ganjil tahun
pelajaran 2014/2015. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen
dengan desain nonequivalent control group design. Pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel dalam
penelitian adalah siswa kelas XI MIA 1 sebagai kelompok eksperimen dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan siswa kelas XI MIA 4
sebagai kelompok kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
Sampel pada setiap kelompok berjumlah 34 orang. Pengambilan data dilakukan
dengan menggunakan tes essai kompetensi sains siswa. Analisis data
menggunakan uji-t diperoleh thitung sebesar 8,27 dan ttabel pada taraf signifikansi
0,05 sebesar 1,99, maka thitung > ttabel. Maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis
masalah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kompetensi sains siswa
pada materi laju reaksi.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Kompetensi Sains, Laju


Reaksi

v
ABSTRACT

Dede Fitriani, 1110016200012, The Effect of Problem Based Learning


Model on Students Science Competency in Reaction Rate Material, Skripsi
of Chemistry Education Studies Program, Department of Science Education,
Faculty of Tarbiyah and Teachers Training, State Islamic University Syarif
Hidayatullah Jakarta.
This study was aimed to know the effect of problem-based learning model
on students science competency in reaction rate material. Science competency is
one of dimension of scientific literacy. This research was conducted at SMAN 8
South Tangerang City in the first semester of the academic year 2014/2015. The
method used was quasi-experimental with nonequivalent control group design.
The sample was taken by using purposive sampling technique. The sample in this
study was the students of class XI MIA 1 as the experimental group using
problem-based learning model and class XI MIA 4 as a control group using
conventional learning. Each group contains of 34 students. The data was taken by
using an essay test of students science competency. The analysis of data used is t-
test that obtained tcount value totaled 8.27 and ttable on significant level 0.05 is 1.99,
so that thetcount > ttable. So we can conclude that Ho was refuse and H1 was
accepted. This indicates that the application of problem-based learning model
provides a significant impact on the students science competency in reaction rate
material.

Keywords: Problem Based Learning Model, Science Competency, Reaction Rate.

vi
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang
senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Masalah terhadap Kompetensi Sains Siswa pada Materi Laju Reaksi. Shalawat
dan salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarga, para sahabat serta para umatnya yang semoga mendapat syafaat
di yaumul akhir.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan IPA
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam menyelesaikan
skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini secara tulus dan dari lubuk
hati yang paling dalam, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :

1. Nurlena Rifai, MA. Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Dedi Irwandi, M.Si.selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
sekaligus Dosen Pembimbing II. Terima kasih atas segala masukan, saran,
dukungan, dan motivasi selama proses bimbingan. Semoga Allah SWT.
senantiasa melimpahkan keberkahan kepada Bapak.
4. Burhanudin Milama, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktu, memberikan masukan, saran, dukungan dan motivasi

vii
selama proses bimbingan penyusunan skripsi. Semoga Allah SWT. senantiasa
melimpahkan keberkahan kepada Bapak.
5. Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah memberikan
segala ilmu selama masa perkuliahan. Semoga Allah SWT. memberikan
keberkahan atas ilmu yang telah Bapak/Ibu sampaikan.
6. Imam Supingi, S.Pd, MM. selaku Kepala SMAN 8 Kota Tangerang Selatan
yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
7. Jejen Maelani, S.Pd. selaku Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum SMAN
8 Kota Tangerang Selatan sekaligus guru mata pelajaran kimia yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan selama jalannya proses penelitian.
8. Para Guru dan Staf SMAN 8 Kota Tangerang Selatanyang selalu memberikan
bantuan dan motivasi selama jalannya proses penelitian.
9. Teristimewa untuk kedua orang tua saya tercinta yang selalu memberikan
kasih sayang, motivasi, doa dan dukungan baik moril maupun materil yang
tak henti-hentinya dalam proses penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT.
selalu memberikan keberkahan dan kebahagiaan untuk Bapak dan Ibu.
10. Kedua adik saya Robi dan Faiz beserta keluarga yang selalu memberikan
dukungan, doa, dan motivasi selama proses penyusunan skripsi ini.
11. Aliansyah Saputra yang senantiasa memberikan bantuan, dukungan dan
motivasi yang tak henti-hentinya dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.
12. Sahabat-sahabat ku tercinta Annisah Aynun Najid, Fauziah Fajru Rachma,
Resti Nurul Farhati, Tiwi Desrina, Fauzia Amina, dan Ida Parwati yang
selama 4 tahun lebih berjuang bersama menjalin persahabatan yang indah,
saling menguatkan dan mendukung saat susah maupun senang.
13. Sahabat pendidikan kimia angkatan 2010 yang tak henti-hentinya pula
memberikan dukungan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
14. Siswa-siswi SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan, khususnya kelas X1
MIA 1 dan XI MIA 4 yang telah menjadi subjek penelitian dan membantu
jalannya proses penelitian.
15. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.

viii
Akhir kata penulis mengucapkan mohon maaf atas segala kekurangan yang
ada dalam skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis memohon saran dan kritik yang
membangunagar dapat lebih baik lagi dalam penyusunan karya tulis di masa yang
akan datang.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
dan dapat menambah wawasan mengenai Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Masalah terhadap Kompetensi Sains Siswa pada Materi Laju Reaksi.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, Februari 2015


Penulis

Dede Fitriani

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................ iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................. iv
ABSTRAK ........................................................................................................ v
ABSTRACT ........................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1


A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 7
D. Perumusan Masalah ....................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA


BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ............................. 9
A. Deskripsi Teoritik........................................................................... 9
1. Hakikat Pembelajaran ............................................................... 9
a. Pengertian dan Tujuan Pembelajaran .................................. 9
b. Ciri-ciri Pembelajaran .......................................................... 12
c. Prinsip-prinsip Belajar .......................................................... 14
2. Pembelajaran Sains ................................................................... 15
a. Hakikat Sains ........................................................................ 15

x
b. Tujuan Pembelajaran Sains .................................................. 17
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah .................................... 18
a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah ............. 18
b. Karakteristik dan Ciri-ciri Model Pembelajaran Berbasis
Masalah ................................................................................ 19
c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah .. 21
d. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah .................................................................. 24
4. Literasi Sains ............................................................................. 26
a. Pengertian Literasi Sains ...................................................... 26
b. Dimensi Literasi Sains.......................................................... 30
1) Berdasarkan PISA Tahun 2000 ....................................... 30
a) Dimensi Konten Sains................................................. 30
b) Dimensi Proses Sains .................................................. 32
c) Dimensi Konteks Sains ............................................... 35
2) Berdasarkan PISA Tahun 2006 ....................................... 36
a) Pengetahuan Ilmiah ..................................................... 36
b) Konteks Sains.............................................................. 37
c) Kompetensi Sains........................................................ 37
d) Sikap ........................................................................... 38
c. Karakteristik Individu yang Memiliki Literasi Sains ........... 39
5. Laju Reaksi dan Orde Reaksi .................................................... 39
a. Laju Reaksi ........................................................................... 39
1) Pengertian Laju Reaksi .................................................... 39
2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi.............. 40
b. Orde Reaksi .......................................................................... 42
1) Reaksi Orde nol ............................................................... 43
2) Reaksi Orde Satu ............................................................. 43
3) Reaksi Orde Dua .............................................................. 44
B. Penelitian Relevan .......................................................................... 44
C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 47

xi
D. Pengajuan Hipotesis ....................................................................... 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................... 51


A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 51
B. Metode dan Desain Penelitian ....................................................... 51
C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 52
D. Alur Penelitian ............................................................................... 53
E. Variabel Penelitian ......................................................................... 56
F. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 56
G. Instrumen Penelitian ...................................................................... 57
H. Kalibrasi Instrumen Penelitian....................................................... 59
1. Uji Validitas .............................................................................. 59
2. Uji Reliabilitas .......................................................................... 60
3. Uji Daya Beda ........................................................................... 61
4. Uji Tingkat Kesukaran .............................................................. 62
I. Teknik Analisis Data ..................................................................... 63
1. Uji Prasyarat Analisis Data ....................................................... 63
2. Uji Hipotesis ............................................................................. 63
3. Penilaian Tes Tertulis Literasi Sains ........................................ 64
J. Hipotesis Statistik .......................................................................... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 68


A. Hasil Penelitian .............................................................................. 68
1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol .................................................................... 68
2. Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol .................................................................... . 69
3. Hasil Analisis Data .................................................................... 71
a. Uji Prasyarat Sampel ............................................................ 71
1) Uji Normalitas ................................................................. 71
2) Uji Homogenitas .............................................................. 72

xii
3) Uji Hipotesis .................................................................... 73
b. Uji Prasyarat Analisis ........................................................... 75
1) Uji Normalitas ................................................................. 75
2) Uji Homogenitas .............................................................. 75
3) Uji Hipotesis .................................................................... 76
B. Pembahasan .................................................................................... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 86


A. Kesimpulan .................................................................................... 86
B. Saran .............................................................................................. 86

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 87


LAMPIRAN ....................................................................................................... 92

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah ......... 22


Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah ......... 23
Tabel 3.1 Desain Penelitian ........................................................................ 52
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Essai Materi Laju Reaksi ..................... 57
Tabel 3.3 Kriteria Penguasaan Kompetensi Sains Siswa............................ 67
Tabel 4.1 Hasil Pretest Kompetensi Sains Siswa Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol .............................................................. 68
Tabel 4.2 Persentase (%) Indikator Kompetensi Sains Siswa Hasil
Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ............ 69
Tabel 4.3 Hasil Posttest Kompetensi Sains Siswa Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol .............................................................. 70
Tabel 4.4 Persentase (%) Indikator Kompetensi Sains Siswa Hasil
Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ............ 70
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas XI MIA 1
dan XI MIA 4 .............................................................................. 71
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas XI MIA 1
dan XI MIA 4 .............................................................................. 72
Tabel 4.7 Hasil Uji-t Pretest Kelas XI MIA 1 dan XI MIA 4 .................... . 73
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen
dan Kontrol. ................................................................................ 75
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kontrol ........................................................................................ 76
Tabel 4.10 Hasil Uji-t Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol............ 76

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian ............................................................ 49


Gambar 4.1 Persentase Posttest Indikator Kompetensi Sains Siswa
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen .......................... 81

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen......... 92


Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ............... 113
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Tes Kompetensi Sains Siswa .................. 128
Lampiran 4 Soal Pretest dan Posttest ........................................................ 179
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa ............................................................... 184
Lampiran 6 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar ................................... 203
Lampiran 7 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ............................ 207
Lampiran 8 Data Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol .................................................................................... 211
Lampiran 9 Data Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol .................................................................................... 212
Lampiran 10 Perhitungan Persentase Indikator Kompetensi Sains
Siswa Hasil Pretest Kelompok Kontrol
dan Eksperimen ...................................................................... 213
Lampiran 11 Perhitungan Persentase Indikator Kompetensi Sains
Siswa Hasil Posttest Kelompok Kontrol
dan Eksperimen ...................................................................... 217
Lampiran 12 Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Kontrol .................... 221
Lampiran 13 Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Eksperimen ............. 223
Lampiran 14 Distribusi Frekuensi Posttest Kelompok Kontrol................... 225
Lampiran 15 Distribusi Frekuensi Posttest Kelompok Eksperimen ........... 227
Lampiran 16 Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol............................. 229
Lampiran 17 Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen ...................... 231
Lampiran 18 Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol ........................... 233
Lampiran 19 Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen..................... 235
Lampiran 20 Perhitungan Varians Data Pretest Kelompok Eksperimen dan
Kontrol .................................................................................... 237

xvi
Lampiran 21 Perhitungan Varians Data Posttest Kelompok Eksperimen
dan Kontrol ............................................................................ 238
Lampiran 22 Uji Homogenitas Data Pretest ................................................ 239
Lampiran 23 Uji Homogenitas Data Posttest .............................................. 240
Lampiran 24 Uji Hipotesis Data Pretest ...................................................... 241
Lampiran 25 Uji Hipotesis Data Posttest ..................................................... 243
Lampiran 26 Rekapitulasi Hasil Kalibrasi Instrumen .................................. 245
Lampiran 27 Analisis KI dan KD ................................................................ 253
Lampiran 28 Lembar Validasi Dosen Ahli .................................................. 260
Lampiran 29 Lembar Uji Referensi ............................................................. 265
Lampiran 30 Surat Keterangan Penelitian ................................................... 280

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan dengan metode-
metode tertentu sehingga seseorang memperoleh pengetahuan, pemahaman,
dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan keperluan.1 Menurut Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2
Pendidikan nasional yang merupakan salah satu bagian dari sektor
pembangunan, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan yang kuat dan
berwibawa. Adanya tujuan seperti itu dilakukan untuk memberdayakan semua
warga negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas
dan berdaya saing, sehingga mampu menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah dan semakin berat.3 Untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya
upaya peningkatan pada semua aspek dalam pendidikan. Termasuk diantaranya
peningkatan mutu pembelajaran pada semua bidang mata pelajaran. Satu
diantara banyaknya bidang mata pelajaran yang penting dan perlu
mendapatkan perhatian adalah sains.
Sains merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang memiliki peran sangat
penting dalam perkembangan IPTEK dan menjadi salah satu komponen yang
berpengaruh terhadap sumber daya manusia. Oleh sebab itu, kemampuan sains
yang dimiliki oleh masyarakat harus terus berkembang agar menjadi lebih baik.
1
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 15,
h. 10.
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, BAB I Pasal 1, (http://www.dikti.go.id/files/atur/UU20-2003Sisdiknas.pdf).
3
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Dokumen Kurikulum 2013, (Jakarta:
Kemendikbud, 2012), h. 1.

1
2

Tetapi, kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Pendidikan


sains di Indonesia justru sangat memprihatinkan dan berada pada tingkat
kualitas yang rendah. Hal ini terbukti dari hasil penelitian tentang asesmen
hasil belajar sains pada level internasional yang diselenggarakan oleh
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) melalui
program PISAnya yang menunjukkan bahwa kemampuan literasi sains siswa di
Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain.
Berdasarkan hasil studi komparatif yang dilakukan OECD melalui
program PISA (Programme for International Student Assessment) tahun 2006,
diperoleh bahwa hasil kemampuan sains siswa Indonesia berada pada peringkat
ke-50 dari 57 negara. Skor rata-rata sains yang diperoleh siswa Indonesia pada
saat itu adalah 393.4 Tiga tahun berikutnya, yaitu tahun 2009 hasil Studi PISA
yang diikuti oleh 65 negara, menunjukkan bahwa kemampuan sains siswa
Indonesia berada pada peringkat ke-60 dengan skor rata-rata yang diperoleh
sebesar 383.5 Sedangkan, pada tahun 2012 berdasarkan hasil studi PISA yang
diikuti oleh 65 negara, kemampuan sains siswa Indonesia berada di peringkat
ke-64. Skor rata-rata yang diperoleh siswa Indonesia adalah sebesar 382.6 Hasil
yang telah dipaparkan tersebut, menunjukkan belum adanya peningkatan
kemampuan sains siswa Indonesia atau dapat dikatakan relatif stabil berada di
posisi yang masih rendah selama dilakukannya pengukuran kemampuan sains
oleh PISA. Dalam hasil tersebut, Indonesia pun berada pada posisi yang lebih
rendah dibandingkan dengan negara-negaradi Asia Tenggara yang mengikuti
program PISA ini diantaranya, yaitu Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Rendahnya literasi sains siswa di Indonesia berhubungan dengan sistem


pendidikan dan pengajaran yang dilakukan. Hasil untuk mengukur pendidikan

4
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), PISA 2006 Science
Competencies for Tomorrows World, Volume 1: Analysis, 2007, h. 56,
(http://www.nbbmuseum.be/doc/seminar2010/nl/bibliografie/opleiding/analysis.pdf).
5
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), PISA 2009 Results:
What Students Know and Can Do Student Performance In reading, Mathematics and
Science,vol.1, 2010, h. 152, (http://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/48852548.pdf).
6
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), PISA 2012 Results in
Focus What 15-year-olds know and what they can do with what they know, 2012, h. 5,
(http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf).
3

hanya terlihat dari kemampuan menghafal fakta, konsep, teori maupun hukum.7
Pembelajaran pun mengabaikan pengalaman langsung karena khawatir tidak
dapat menghabiskan materi pelajaran.8 Hal tersebut mengakibatkan siswa
cenderung pasif dan kurang memiliki kontribusi dalam membangun dan
memperoleh pengetahuan. Dalam banyak kelas sains di seluruh negara, siswa
masih diajarkan dengan cara konvensional. Mereka membaca buku teks sains,
menghafal daftar panjang istilah ilmiah, dan mempersiapkan pengambilan nilai
tes dari hafalan yang telah dilakukan. Pengalaman laboratorium biasanya
dirancang untuk mengkonfirmasi apa yang telah siswa baca atau yang telah
diberitahu. Dengan hal tersebut, sebagian besar siswa kehilangan minat
terhadap sains ketika mereka naik ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Saat
siswa kehilangan minat, maka mengakibatkan prestasinya akan menurun.9
Faktor lain yang menyebabkan rendahnya literasi sains siswa diantaranya, yaitu
pemilihan metode dan model pembelajaran, sarana dan fasilitas belajar, sumber
belajar, bahan ajar, dan lain sebagainya.10 Hal itu pun menyebabkan pula
kompetensi sains siswa yang merupakan salah satu dimensi dari literasi sains
berada pada kondisi yang rendah.
Sains mencakup beberapa ilmu pengetahuan, satu diantaranya yaitu kimia.
Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari mengenai komposisi dan sifat
materi.11 Selain itu, dapat pula diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
mengenai bahan kimia, termasuk pada bahan-bahan yang sehari-hari kita
pegang dan lihat serta cium baunya.12 Pendidikan sains khususnya kimia

7
Pusat Kurikulum Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional,
Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA, (Jakarta: Depdiknas, 2007),
h. 2.
8
L. U. Ali, I. W. Suastra, dan A. A. I. A. R. Sudiatmika, Pengelolaan Pembelajaran IPA
Ditinjau dari Hakikat Sains pada SMP di Kabupaten Lombok Timur, Jurnal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 3, 2013.
9
Center for Science, Mathematics, and Engineering Education, Every Child A Scientist
Achieving Scientific Literacy for All, (Washington DC: National Academy Press, 1998), h. 8.
10
Feni Kurnia, Zulherman, dan Apit Fathurohman, Analisis Bahan Ajar Fisika SMA Kelas
XI di Kecamatan Indralaya Utara Berdasarkan Kategori Literasi Sains, Jurnal Inovasi dan
Pembelajaran Fisika, Vol. 1 No. 1, 2014, h. 43.
11
Ralph H. Petrucci, dkk., Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern, Edisi 9, Jilid
1, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 4.
12
James E. Brady, Kimia Universitas Asas & Struktur, Edisi Kelima, Jilid 1, (Jakarta:
Binarupa Aksara, 1999), h. 2.
4

diharapkan dapat menjadi suatu solusi untuk menyiapkan sumber daya manusia
yang kreatif, terampil dan inovatif dalam menghadapi era industrialisasi dan
globalisasi yang saat ini sedang terjadi.
Namun, saat ini dalam pelaksanaan pembelajaran guru masih cenderung
menggunakan pembelajaran yang bersifat konvensional, yaitu umumnya
dilakukan dengan ceramah dan jarang menerapkan hakikat sains dalam
pembelajaran.13 Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Sadia yang menunjukkan bahwa pembelajaran yang dominan
dilakukan oleh para guru adalah pembelajaran ekspositori yang meliputi,
ceramah, tanya jawab, dan diskusi.14 Melalui ceramah, sistem penyampaian
materi lebih didominasi oleh guru yang gaya mengajarnya cenderung bersifat
otoriter dan instruktif serta proses komunikasinya satu arah. Guru-guru tidak
memberi peluang dan kebebasan kepada siswa untuk mengungkapkan
pendapatnya dalam membangun pengetahuan.
Dengan permasalahan yang telah dipaparkan tersebut, berarti perlu adanya
cara pembelajaran yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap literasi
sains terutama pada dimensi kompetensi sains siswa. Pembelajaran yang dipilih
oleh peneliti dalam penelitian ini adalah pembelajaran berbasis masalah.
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang
dihadapi secara ilmiah.15 Dalam pembelajaran berbasis masalah, siswa dapat
mengkonstruk sendiri pengetahuan yang mereka pelajari sehingga siswa
memahami materi tidak dengan cara menghafalnya tetapi memahami makna
materi tersebut secara mendalam. Selain itu, melalui model ini siswa menjadi
pusat pembelajaran dan guru hanya memberikan arahan selama

13
L. U. Ali, I. W. Suastra, dan A. A. I. A. R. Sudiatmika, Pengelolaan Pembelajaran IPA
Ditinjau dari Hakikat Sains pada SMP di Kabupaten Lombok Timur, Jurnal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 3, 2013.
14
I Wayan Sadia, Model Pembelajaran yang Efektif untuk Meningkatkan Keterampilan
Berfikir Kritis (Suatu Persepsi Guru), Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 2,
2008, h. 225.
15
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Edisi 1,
(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), Cet. 8, h. 214.
5

dilaksanakannya tahapan pembelajaran. Dengan hal tersebut pembelajaran


akan menjadi lebih bermakna karena siswa yang berperan aktif dalam
pembelajaran sehingga diharapkan hasilnya pun akan lebih baik.
Berdasarkan informasi yang didapat oleh peneliti, pembelajaran berbasis
masalah telah diterapkan untuk mengetahui kemampuan literasi sains siswa
dalam beberapa kegiatan pembelajaran. Dari beberapa penelitian yang telah
dilakukan, sejauh ini belum ada penerapan pembelajaran berbasis masalah
untuk mengetahui literasi sains siswa pada mata pelajaran kimia, khususnya
materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi. Oleh
sebab itu, dalam penelitian kali ini akan dilakukan penelitian tersebut untuk
mengetahui hasilnya seperti apa, namun dibatasi pada literasi sains dalam
dimensi kompetensi sainsnya saja.
Pelaksanaan penelitian pun didasarkan karena antara pembelajaran
berbasis masalah, indikator kompetensi sains, dan materi yang digunakan
dalam penelitian, memiliki keterkaitan. Materi penelitian mengacu kepada KD
3.7 dan KD 4.7. KD 3.7 yaitu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi dan menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan.
Sedangkan KD 4.7 yaitu merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta
menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan
orde reaksi.
Indikator merancang percobaan memiliki keterkaitan terhadap tahapan
pembelajaran berbasis masalah, yaitu orientasi siswa pada masalah dan
mengorganisasikan siswa untuk belajar. Kedua tahapan tersebut dapat
memunculkan indikator kompetensi sains, yaitu mengidentifikasi isu ilmiah.
Untuk melakukan percobaan, berhubungan dengan tahapan pembelajaran
berbasis masalah pada investigasi siswa secara mandiri dan kelompok yang
dapat memunculkan aspek kompetensi sains, yaitu menjelaskan fenomena
ilmiah dan mengidentifikasi isu ilmiah. Sedangkan menyimpulkan serta
menyajikan hasil percobaan, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi dan menentukan orde reaksi berkaitan dengan tahap
mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya serta menganalisis dan
6

mengevaluasi proses pemecahan masalah. Kedua tahapan tersebut diharapkan


dapat memunculkan aspek kompetensi sains, yaitu menggunakan bukti ilmiah.
Dalam penelitian ini, pembelajaran berbasis masalah diterapkan dengan
menggunakan metode eksperimen dilanjutkan dengan presentasi hasil.
Sedangkan untuk pembelajaran konvensional, digunakan metode ceramah dan
tanya jawab dimana guru yang menjadi pusat pembelajaran. Dalam hal ini,
siswa menjadi kurang aktif dan hanya menerima informasi sesuai dengan yang
diberikan dan diperintahkan oleh guru.
Dalam penelitian ini, hanya dimensi kompetensi sains saja yang akan
diteliti. Hal ini dikarenakan agar dalam penelitian dapat lebih spesifik diketahui
bagaimana pengaruhnya terhadap setiap indikator kompetensi sains tersebut.
Alasan lain yang menyebabkan peneliti hanya memilih dimensi kompetensi
sains saja dikarenakan berdasarkan informasi yang didapat oleh peneliti,
literasi sains siswa pada dimensi proses sains atau sekarang dikenal dengan
sebutan kompetensi sains dalam penelitian yang sudah dilakukan dengan
menggunakan model dan materi pembelajaran yang berbeda masih rendah
dibandingkan dengan dimensi konsep dan konteks. Hal ini berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Trie Seno Adji, jurusan pendidikan Fisika UPI
Bandung, yang berjudul Penerapan Metode Science Literacy Circles (SLC)
untuk Meningkatkan Literasi Sains dan Mengembangkan Karakter Siswa
SMP.16 Selain itu, dikarenakan pula pada penelitian sebelumnya dalam materi
laju reaksi dengan model pembelajaran yang berbeda, literasi sains yang diukur
hanya pada dimensi konten saja. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Lilih
Solihat, Jurusan pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan
judul Analisis Penggunaan Pendekatan Chemie Im Kontext (CHik) Terhadap
Kemampuan Literasi Sains Siswa pada Dimensi Konten Sains.17 Dari hal
tersebut, peneliti terinspirasi untuk meneliti dimensi kompetensi sains saja dan

16
Trie Seno Adjie, Penerapan Metode Science Literacy Circles (SLC) untuk Meningkatkan
Literasi Sains dan Mengembangkan Karakter Siswa SMP, Skripsi pada Pendidikan Fisika UPI
Bandung, Bandung, 2012, h. 55, tidak dipublikasikan.
17
Lilih Solihat, Analisis Penggunaan Pendekatan Chemie Im Kontext (CHik) Terhadap
Kemampuan Literasi Sains Siswa pada Dimensi Konten Sains, Skripsipada Pendidikan Kimia
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012, h. 57, tidak dipublikasikan.
7

melihat hasilnya seperti apa, tetapi dengan menggunakan model pembelajaran


yang berbeda, yaitu pembelajaran berbasis masalah.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti bermaksud
mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Masalah terhadap Kompetensi Sains Siswa pada Materi Laju Reaksi

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
dapat diidentifikasi beberapa masalah seperti dibawah ini:
1. Masih rendahnya literasi sains siswa di Indonesia pada dimensi kompetensi
sains.
2. Pembelajaran yang dilakukan saat ini umumnya masih bersifat konvensional
yang berpusat pada guru dan masih mengutamakan hafalan tanpa melalui
pengalaman langsung.
3. Pola pembelajaran yang digunakan umumnya belum dapat mengembangkan
kompetensi sains siswa.

C. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini menjadi terarah dan tidak meluas,
maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran berbasis
masalah dengan menggunakan 5 tahapan berdasarkan buku karangan
Richard I Arends.
2. Literasi sains siswa yang diteliti, yaitu hanya pada dimensi kompetensi
sains.
3. Penelitian dilakukan pada kelas XI dengan materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi
8

D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah Apakah
Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berpengaruh terhadap Kompetensi
Sains Siswa pada Materi Laju Reaksi?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran berbasis masalah terhadap kompetensi sains siswa pada materi
laju reaksi.

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, dapat mengetahui bagaimana kompetensi sains siswa yang
merupakan bagian dari literasi sains ketika diterapkannya pembelajaran
berbasis masalah.
2. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran alternatif
sehingga diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas pembelajaran kimia
menjadi lebih bermutu dan bermakna.
3. Bagi siswa, dapat membantu memudahkan pemahaman terhadap materi
pembelajaran dan diharapkan kompetensi sainsnya dapat menjadi lebih baik.
4. Bagi dunia pendidikan, dapat menjadi pertimbangan dalam menerapkan
suatu model pembelajaran dan menambah khasanah keilmuan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan.
BAB II
KAJIAN TEORI, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA
BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik
1. Hakikat Pembelajaran
a. Pengertian dan Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu kombinasi yang
memiliki susunan terdiri dari aspek manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk
tercapainya suatu tujuan pembelajaran.1 Selain itu terdapat pula definisi
yang menyatakan, Pembelajaran adalah proses interaksi dua arah yang
terjadi antara guru dengan siswa, serta teori dan praktik yang terlibat
didalamnya.2 Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat
dikatakan bahwa pembelajaran adalah suatu rangkaian kegiatan atau
proses interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa yang didalamnya
terdapat unsur-unsur pembelajaran yang saling mempengaruhi dalam
proses belajar untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang
diinginkan.
Perkembangan yang semakin cepat menimbulkan dampak terhadap
pembelajaran yang harus lebih baik dalam menghadapi tantangan yang
bersifat universal. Untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut,
UNESCO memberikan empat pilar dalam belajar, yaitu: belajar untuk
mengetahui (learning to know), belajar untuk bekerja (learning to do),
belajar untuk hidup berdampingan dan berkembang bersama (learning to
live together), serta belajar menjadi manusia seutuhnya (learning to be).3

1
Husamah dan Yanur Setyaningrum, Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian
Kompetensi, (Malang: Prestasi Pustakaraya, 2013), h. 99.
2
Sitiatava Rizema Putra, Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains, (Jogjakarta:
DIVA Press, 2013), Cet. 1, h. 17.
3
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Surabaya: PT. Remaja Rosdakarya,
2013), Cet. 4, h. 29.

9
10

Pembelajaran bertujuan untuk menciptakan suasana belajar dan


harus dapat menunjang tercapainya tujuan belajar.4 Dalam klasifikasi
tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran merupakan tujuan yang paling
khusus. Tujuan pembelajaran dapat diartikan sebagai kemampuan yang
harus dimiliki oleh siswa ketika mereka telah mempelajari materi tertentu
dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan.5Tujuan
pembelajaran dapat pula diartikan sebagai rancangan sasaran atau
perolehan hasil belajar yang diharapkan dicapai para siswa apabila
mereka telah menyelesaikan mata pelajaran.6 Jadi, dalam suatu
pembelajaran harus ada hasil yang diperoleh oleh siswa sebagai efek dari
pembelajaran yang telah dilakukan sehingga tujuan dari pembelajaran
dapat tercapai.
Dibawah ini akan dipaparkan beberapa pendapat mengenai tujuan
pembelajaran:
1) Tujuan pembelajaran berdasarkan Bloom
Benyamin S. Bloom dengan teman-temannya mengajukan tujuan
pembelajaran dikelompokkan dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif,
ranah psikomotorik, dan ranah afektif.
a) Ranah kognitif
Aspek-aspek pada ranah kognitif ini ada enam yang kemudian
lebih dikenal dengan Taksonomi Bloom. Keenam aspek pada
Taksonomi Bloom tersebut adalah sebagai berikut: Pengetahuan,
Pemahaman, Penerapan, Analisis, Sintesis, dan Evaluasi.7

4
Putra, op. cit., h. 30.
5
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Edisi 1,
(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), Cet. 8, h. 68.
6
Nana Syaodih Sukmadinata dan Erliana Syaodih, Kurikulum & Pembelajaran Kompetensi,
(Bandung: Refika Aditama, 2012), Cet.1, h. 88.
7
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. 1, h. 64.
11

b) Ranah Afektif
Tujuan pembelajaran pada ranah afektif ini sangat terkait
dengan sikap atau perasaan, seperti perasaan senang atau tidak
senang, perasaan sedih atau bahagia, perasaan bangga atau malu,
dan lainnya. Menurut Bloom dan kawan-kawan, yang termasuk
kedalam ranah afektif diantaranya, yaitu aspek penerimaan,
penanggapan, penilaian, organisasi, dan pemeranan.8
c) Ranah psikomotorik
Tujuan pembelajaran pada ranah psikomotorik berhubungan
dengan keterampilan secara fisik, motorik maupun tangan. Aspek
pada ranah psikomotorik menurut Bloom dan kawan-kawan
diantaranya, yaitu persepsi, kesiapan, respon, terpimpin,
mekanisme, respon kompleks, penyesuaian, serta mencipta.9
2) Tujuan Pembelajaran menurut Gagne dan Briggs
Gagne bersama Briggs beranggapan bahwa cara terbaik dalam
merancang pembelajaran adalah dengan bekerja terbalik dari
menyusun hasil belajar. Tujuan pembelajaran menurut Gagne dan
Brigss diantaranya, yaitu:
a) Keterampilan intelektual.
b) Strategi kognitif.
c) Informasi verbal.
d) Keterampilan motorik.
e) Sikap.10

Dari beberapa tujuan pembelajaran yang dipaparkan tersebut, maka


dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran adalah berupa
kemampuan atau keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki oleh
siswa, yang didalamnya terdiri dari beberapa aspek setelah mereka
melakukan proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa setelah
8
Ibid., h. 67.
9
Ibid., h. 68.
10
Ibid., h. 72.
12

pembelajaran dilakukan, siswa memiliki kemampuan baru pada diri


mereka dan diharapkan kemampuan tersebut semakin bertambah seiring
dengan semakin meningkatnya jenjang pendidikan dan proses
pembelajaran yang dilakukan.
b. Ciri-ciri Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
pelaksanaannya meliputi unsur-unsur tertentu yang dapat memberikan
ciri sebagai suatu kegiatan pembelajaran. Oleh sebab itu, peneliti
menganggap perlu adanya pemaparan mengenai ciri-ciri pembelajaran.
Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
1) Motivasi Belajar
Dalam suatu kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan
daya penggerak di dalam diri seseorang yang dapat memunculkan
kegiatan belajar sehingga tercapainya suatu tujuan yang
dikehendaki.11 Dalam pembelajaran, dorongan motivasi terhadap
siswa sangat diperlukan dan harus selalu dilakukan terutama oleh guru
dalam menjalani pembelajaran. Hal ini bertujuan agar kegiatan dan
tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Apalagi, adanya
perbedaan kebiasaan, sikap, sifat, dan karakteristik dari tiap-tiap siswa
maka akan menyebabkan motivasi belajar yang berbeda pula dari
setiap siswa tersebut.
2) Bahan Belajar
Bahan pengajaran yang digunakan untuk belajar adalah segala
informasi yang meliputi fakta, prinsip, dan konsep yang dibutuhkan
dalam mencapai tujuan pembelajaran.12 Bahan belajar tersebut
merupakan alat untuk menjalankan isi dari suatu pembelajaran. Bahan
belajar ini disusun sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai yang dapat merangsang dan mendorong siswa menemukan
atau memecahkan masalah yang ada dalam pembelajaran.

11
Putra, op. cit., h. 27.
12
Ibid., h. 28.
13

3) Alat bantu/media belajar


Alat bantu atau media belajar, yaitu alat-alat yang dapat
membantu siswa belajar agar tercapainya tujuan belajar.13 Alat bantu
belajar digunakan untuk mempermudah siswa dalam menjalani dan
memahami isi pembelajaran, sebab biasanya dengan alat bantu siswa
menjadi lebih tertarik dalam belajar. Sehingga, materi pembelajaran
yang dimaksudkan oleh guru dapat tersampaikan kepada siswa dengan
lebih baik.
4) Suasana belajar
Suasana belajar merupakan aspek yang sangat penting dan dapat
mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran.14 Oleh sebab itu,
suasana belajar sebisa mungkin harus dijaga dengan baik agar tercipta
keadaan yang kondusif saat pembelajaran. Salah satunya, yaitu dengan
adanya komunikasi antara guru dan siswa yang terjalin dengan baik
maka akan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
pula.
5) Kondisi siswa yang belajar
Antara satu siswa dengan siswa yang lainnya memilliki sifat dan
karakter yang berbeda. Hal ini pun akan meyebabkan adanya
pengaruh terhadap partisipasinya dalam proses belajar.15 Oleh sebab
itu, dalam proses pembelajaran yang harus menjadi pemeran utama
dalam pembelajaran adalah siswa, guru disini hanya berperan sebagai
fasilitator. Dengan hal tersebut semua siswa meskipun memiliki
karakteristik yang berbeda dapat berperan langsung selama
pembelajaran untuk membangun pengetahuan.
Dengan adanya ciri-ciri pembelajaran tersebut, maka kita dapat
membedakan kegiatan pembelajaran dibandingkan dengan kegiatan
lainnya. Sehingga kita memiliki patokan kegiatan yang seperti apa yang
dapat dikatakan sebagai pembelajaran.
13
Ibid., h. 28
14
Ibid., h. 29.
15
Ibid.
14

c. Prinsip-prinsip Belajar
Dibawah ini akan dipaparkan beberapa prinsip belajar, adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut:
1) Perhatian dan Motivasi
Perhatian memliki peranan penting dalam belajar. Tanpa
perhatian maka tidak mungkin terjadi belajar. Perhatian siswa
terhadap pelajaran akan timbul apabila bahan pelajaran sesuai dengan
kebutuhannya. Motivasi pun memiliki peranan penting dalam kegiatan
belajar. Motivasi dapat bersifat internal, yaitu datang dari dirinya
sendiri, dan dapat juga bersifat eksternal, yaitu datang dari selain
dirinya sendiri.16 Berdasarkan hal tersebut, artinya siswa dituntut
untuk memberikan perhatian terhadap semua kegiatan yang mengarah
kepada pencapaian tujuan pembelajaran selama proses belajar
berlangsung dan harus dapat membangkitkan serta mengembangkan
motivasi secara terus-menerus.
2) Keaktifan
Belajar hanya mungkin terjadi jika anak aktif mengalami sendiri
pengetahuan yang diperolehnya. Dalam proses belajar, siswa selalu
menampakkan keaktifan yang beraneka ragam. Mulai dari kegiatan
fisik yang mudah diamati hingga kegiatan psikis yang sulit diamati.17
Artinya, dalam hal ini keaktifan siswa merupakan hal yang penting
dalam belajar. Siswa dituntut untuk selalu aktif baik secara fisik,
intelektual, maupun emosional dalam memproses dan mengolah
perolehan belajarnya secara efektif.
3) Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar
mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui
pengalaman langsung. Dengan belajar melalui pengalaman langsung
siswa tidak sekedar mengamati secara langsung namun harus
16
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Departemen Pendidikan &
Kebudayaan dan Rineka Cipta, 2006), Cet. 3, h. 42-43.
17
Ibid., h. 44-45.
15

menghayati, terlibat langsung dalam kegiatan, dan bertanggung jawab


terhadap hasil yang diperoleh.18 Artinya, hal apapun yang dipelajari
oleh siswa maka mereka harus mempelajari dan mengalaminya
sendiri.
4) Tantangan
Dalam situasi belajar siswa biasanya mendapat hambatan saat
mempelajari bahan belajar dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Dengan adanya hambatan tersebut maka muncul motif untuk
mengatasinya dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Agar saat
belajar pada siswa muncul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan
dengan baik maka bahan belajar haruslah menantang. Dengan bahan
belajar yang memiliki tantangan membuat siswa bergairah untuk
mengatasinya. Bahan belajar baru yang banyak mengandung masalah
yang perlu dipecahkan menjadikan siswa tertantang untuk
mempelajarinya.19Berdasarkan hal tersebut, artinya dalam
pembelajaran guru harus kreatif dalam menyiapkan bahan ajar yang
menarik dan tidak monoton agar siswa lebih semangat dalam
melakukan kegiatan belajar.

2. Pembelajaran Sains
a. Hakikat Sains
Sains merupakan pengetahuan yang kebenarannya telah
diujicobakan secara empiris dengan menggunakan metode ilmiah.20
Selain itu, sains dapat pula diartikan sebagai suatu cara untuk
mempelajari komponen tertentu dari alam dengan terorganisir,
sistematik, dan melalui metode saintifik.21 Artinya, dalam hal ini sains
melibatkan pengamatan dan eksperimen untuk menjelaskan fenomena

18
Ibid., h.45.
19
Ibid., h. 47-48.
20
Uus Toharudin, Sri Hendrawati, dan Andrian Rustaman, Membangun Literasi Sains
Peserta Didik, (Bandung: Humaniora, 2011), Cet. 1, h. 26.
21
Putra, op. cit., h. 41.
16

yang terjadi dialam. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka


dapat diartikan bahwa sains adalah pengetahuan yang didapatkan dengan
adanya pengujian dan pembuktian terlebih dahulu mengenai aspek
tertentu dari alam yang ingin dipelajari melalui tahapan yang bersifat
ilmiah.
Hakikat sains meliputi tiga unsur utama. Adapun penjelasannya akan
dipaparkan sebagai berikut:
1) Sikap; rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk
hidup, serta hubungan sebab-akibat (kausalitas) yang
menimbulkan masalah baru, dan dapat dipecahkan melalui
prosedur yang benar.
2) Proses; prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah.
Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan
ekperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan
kesimpulan.
3) Produk; berupa fakta, konsep, prinsip, teori, dan hukum.
Aplikasinya berupa penerapan metode ilmiah dalam kehidupan
sehari-hari.22

Dari pemaparan mengenai sains tersebut, maka apabila digabungkan


dengan makna pembelajaran, maka pembelajaran sains adalah suatu
rangkaian proses atau kegiatan belajar untuk memahami dan mempelajari
pengetahuan yang didapat dengan menggunakan metode ilmiah untuk
mencapai tujuan dari pembelajaran yang telah ditentukan.
Pada pembelajaran sains, proses pembelajarannya diarahkan
terhadap pengembangan keterampilan siswa dalam membangun
pengetahuan, serta menemukan dan mengembangkan secara mandiri
fakta, konsep, dan nilai-nilai yang dibutuhkan. Selain itu, siswa pun
diberi kesempatan agar terlibat langsung dalam kegiatan dan pengalaman
ilmiah.23 Hal tersebut bertujuan agar siswa memahami dan terampil
dalam mengolah informasi dengan mengikuti prosedur ilmiah. Dalam
pembelajaran ini, yang ditekankan bukanlah hasil akhir, melainkan
proses dalam mencapai hasil akhir tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa

22
Toharudin, op.cit., h. 28.
23
Putra, op. cit., h. 56.
17

proses dalam pembelajaran sains lebih penting dibandingkan dengan


hasil. Oleh sebab itu, proses yang harus dikembangkan haruslah ditata
sebaik mungkin terhadap siswa agar menjadi suatu pengalaman yang
bermakna sehingga pengetahuan yang didapat akan lebih dipahami tanpa
harus dihafal.

b. Tujuan Pembelajaran Sains


Setiap pembelajaran mempunyai tujuan tersendiri yang harus
tercapai, salah satunya yaitu pembelajaran sains. Sains merupakan salah
satu pembelajaran yang menggunakan metode ilmiah dan melibatkan
pengalaman langsung dalam proses mendapatkan pengetahuannya. Oleh
sebab itu, kita perlu tahu seperti apa tujuan dari pembelajaran sains itu
sendiri.
Secara khusus, pembelajaran sains bertujuan untuk menguasai
konsep-konsep sains yang aplikatif dan bermakna bagi peserta didik
melalui kegiatan pembelajaran sains berbasis inkuiri. Sedangkan,
tujuan umum pembelajaran sains adalah penguasaan dan
kepemilikan literasi sains (peserta didik) yang membantu peserta
didik memahami sains dalam konten, proses, maupun konteks yang
lebih luas terutama dalam kehidupan sehari-hari.24

Dari pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran


sains bertujuan memberikan suatu kemampuan baik konsep, proses,
maupun konteks dimana kemampuan itu dapat digunakan dan
dimanfaatkan tidak hanya ketika melakukan proses pembelajaran di
kelas, tetapi dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai
jalan untuk menghadapi setiap masalah yang ada dalam kehidupan.

24
Toharudin, op. cit., h. 47.
18

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah


a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah
yang dihadapi dengan menggunakan metoda ilmiah.25 Pembelajaran
berbasis masalah dapat pula diartikan sebagai model pembelajaran yang
menyajikan situasi masalah yang otentik dan bermakna kepada siswa
yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan investigasi dan inkuiri.26
Selain kedua pengertian tersebut, pembelajaran berbasis masalah pun
dapat didefinisikan sebagai salah satu metode yang digunakan untuk
menunjang pendekatan pembelajaran learner centered yang
memberdayakan pemelajar.27 Pengertian lain mengemukakan bahwa,
pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu model pembelajaran
yang dapat menumbuhkan semangat siswa untuk aktif terlibat dalam
pengalaman belajarnya yang menyebabkan berkembangnya keterampilan
berpikir siswa (penalaran, komunikasi, dan koneksi) dalam memecahkan
suatu masalah.28 Selain itu, pembelajaran berbasis masalah pun dapat
diartikan sebagai model pembelajaran yang bertujuan untuk
memunculkan pemikiran penyelesaian masalah, mulai dari awal
pembelajaran disintesis dan diorganisasikan dalam suatu situasi
masalah.29
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, peneliti mengartikan
pembelajaran berbasis masalah sebagai model pembelajaran yang
menjadikan masalah sebagai bahan dalam melaksanakan pembelajaran,
dimana siswa dituntut untuk mencari pemecahan masalah tersebut secara

25
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Edisi 1,
(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), Cet. 8, h. 214.
26
Richard I Arends, Learning toTeach, (New York: McGraw-Hill, 2007), h. 380.
27
M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning, Edisi 1, (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2009), Cet. 2, h. 12.
28
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Edisi 2,
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), Cet. 5, h. 229.
29
Toharudin, op. cit., h. 99.
19

aktif melalui investigasi yang melibatkan pengalaman langsung, dengan


menggunakan metoda ilmiah dalam memahami suatu pengetahuan.
Dalam model pembelajaran berbasis masalah pun, siswa menjadi
pembelajar yang mandiri.30 Berdasarkan hal tersebut, artinya siswa
dilatih untuk menjadi pembelajar yang aktif. Siswa mencari segala
informasi yang dibutuhkan dengan tidak selalu menunggu informasi yang
hanya diberikan guru. Dengan hal tersebut, siswa menjadi pusat
pembelajaran dan guru hanya membimbing jalannya proses
pembelajaran.
b. Karakteristik dan Ciri-ciri Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah memiliki karakter tersendiri
dibandingkan dengan pembelajaran yang lainnya. Berikut ini merupakan
karakteristik dari model pembelajaran berbasis masalah:
1) Permasalahan menjadi permulaan dalam belajar;
2) Permasalahan merupakan masalah yang ada di dunia nyata;
3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda;
4) Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa,
sikap, dan kompetensi yang kemudian memerlukan identifikasi
kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar;
5) Belajar pengarahan diri merupakan hal yang utama;
6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, pengaplikasiannya,
dan evaluasi sumber informasi adalah proses yang esensial;
7) Belajar merupakan kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif;
8) Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah untuk
mencari solusi dari sebuah masalah;
9) Keterbukaan proses dalam pembelajaran berbasis masalah mencakup
sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar;
10) Menggunakan evaluasi dan pengulangan pengalaman siswa dan
proses belajar.31

30
Arends, op. cit.,h. 384.
31
Rusman, op.cit., h. 232-233.
20

Berdasarkan karakteristik tersebut, jelas terlihat bahwa model


pembelajaran berbasis masalah diawali dengan adanya masalah. Masalah
ini dapat berasal dari guru maupun dari siswa. Kemudian siswa memiliki
tugas untuk mencari informasi dari berbagai sumber untuk
menyelesaikan masalah yang ada tersebut melalui proses pembelajaran
yang bermakna.
Selain berbicara tentang karakteristik dari model pembelajaran
berbasis masalah, pada kajian teori ini pun akan dipaparkan mengenai
ciri-ciri dari model pembelajaran berbasis masalah. Menurut Ibrahim dan
Nur, ciri-ciri dari model pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai
berikut:
1) Pengajuan pertanyaan atau masalah; pembelajaran berbasis masalah
melibatkan pengajaran dengan masalah yang nyata dan sesuai dengan
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari siswa.
2) Berfokus terhadap keterkaitan antardisiplin ilmu; masalah dan solusi
dalam pemecahan masalah yang disarankan tidak hanya ditinjau dari
satu disiplin ilmu, tetapi ditinjau dari berbagai disiplin ilmu.
3) Penyelidikan autentik; dengan menggunakan model ini mengharuskan
siswa melakukan penyelidikan terhadap masalah nyata melalui
analisis masalah, observasi, maupun eksperimen.
4) Menghasilkan produk/karya dan mempublikasikannya; artinya
menuntut siswa untuk menghasilkan karya atau produk tertentu dalam
bentuk nyata seperti, poster, puisi, laporan, gambar, dan lain-lain
untuk menjelaskan penyelesaian masalah yang ditemukan, kemudian
mempublikasikan produk tersebut.
5) Kerja sama; siswa bekerja sama untuk saling memberikan motivasi
sekaligus mengembangkan keterampilan berpikir melalui pertukaran
pendapat serta berbagai penemuan.32

32
Putra, op. cit., h. 73-74.
21

c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah


Dalam merapkan model pembelajaran berbasis masalah, harus
dipahami terlebih dahulu bagaimana langkah dalam menjalankan
pembelajaran tersebut. Berikut ini akan dijelaskan beberapa langkah-
langkah untuk menerapkan model pembelajaran berbasis masalah:
1) Menurut Wina Sanjaya, pembelajaran berbasis masalah memiliki 6
langkah yang harus dilakukan, yaitu:
a) Menyadari masalah, pada tahap ini siswa menentukan kesenjangan
yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada dan guru
memberikan bimbingan kepada siswa dalam menentukan
kesenjangan tersebut.
b) Merumuskan masalah, dalam tahap ini siswa menentukan masalah
yang menjadi prioritas serta memanfaatkan pengetahuannya untuk
mendapatkan suatu rumusan masalah yang jelas, spesifik, dana
dapat diselesaikan.
c) Merumuskan hipotesis, pada tahap ini siswa menentukan sebab
akibat dari suatu masalah yang akan dipecahkan dan menentukan
berbagai cara kemungkinan dalam penyelesaian masalah tersebut.
d) Mengumpulkan data, pada tahapan ini siswa mengumpulkan data
yang selanjutnya dipetakan dan disajikan dalam berbagai bentuk
agar lebih mudah dipahami.
e) Menguji hipotesis, pada tahap ini siswa menentukan hipotesis mana
yang diterima dan ditolak serta menganalisis data sekaligus
membahasnya untuk melihat keterkaitannya dengan masalah yang
dipelajari dan akhirnya dapat diambil suatu keputusan dan
kesimpulan.
f) Menentukan pilihan penyelesaian, dalam tahap ini siswa memilih
cara penyelesaian yang dapat dilakukan serta mempertimbangkan
kemungkinan yang dapat terjadi berkaitan dengan cara yang dipilih
22

tersebut dan mempertimbangkan pula akibat yang terjadi terhadap


setiap pilihan.33
2) Menurut Ibrahim dan Nur dan Ismail, langkah-langkah model
pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:34

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah


Fase Indikator Tingkah Laku Guru
1 Orientasi siswa pada Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
masalah segala logistik yang dibutuhkan, dan memotivasi
siswa agar terlibat dalam aktivitas pemecahan
masalah
2 Mengorganisasikan Membantu siswa mendefinisikan dan menentukan
siswa untuk belajar tugas belajar yang berkaitan dengan masalah yang
disajikan tersebut.
3 Membimbing Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
pengalaman dan data yang sesuai, melaksanakan eksperimen
individual/kelompok yang bertujuan untuk memperoleh penjelasan dan
pemecahan masalah
4 Mengembangkan Membantu siswa dalam merancang dan
dan menyajikan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan
hasil karya membimbing siswa dalam melakukan berbagai
tugas serta pembagiannya dengan temannya.
5 Menganalisis dan Membantu siswa untuk melakukan evaluasi
mengevaluasi proses terhadap penyelidikan yang telah dilakukan dan
pemecahan masalah proses yang digunakan selama dilakukannya
penyelidikan tersebut.

33
Sanjaya, op. cit., h. 218-220.
34
Rusman, op. cit., h. 243.
23

3) Selain dua pendapat tersebut mengenai langkah-langkah model


pembelajaran berbasis masalah, Richard I. Arends mengemukakan
langkah model pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut:35

Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah


No. Fase Perilaku Guru
1 Orientasi siswa pada Membahas tujuan pembelajaran,
masalah mendeskripsikan berbagai kebutuhan
logistik penting yang dibutuhkan, dan
memotivasi siswa untuk terlibat aktif
dalam kegiatan pemecahan masalah.
2 Mengoganisasikan siswa Membantu siswa untuk mendefinisikan
untuk belajar dan mengoganisasikan tugas-tugas belajar
yang terkait permasalahan yang dihadapi.
3 Membimbing Mendorong siswa untuk mengumpulkan
investigasi individual informasi yang tepat, melaksanakan
dan kelompok eksperimen dan mencari penjelasan dan
solusi dari permasalahan yang disajikan.
4 Mengembangkan dan Membantu siswa dalam merencanakan
mempresentasikan hasil dan menyiapkan hasil karya yang tepat,
karya seperti laporan, rekaman video, dan
model-model, serta membantu mereka
untuk menyampaikannya kepada orang
lain
5 Menganalisis dan Guru membantu siswa untuk melakukan
mengevaluasi proses refleksi terhadap hasil dari investigasinya
pemecahan masalah. dan proses-proses yang mereka gunakan.

35
Arends, op. cit., h. 394.
24

Berdasarkan beberapa pendapat yang dipaparkan diatas, terlihat


langkah model pembelajaran berbasis masalah ada yang enam dan lima
langkah. Untuk langkah model pembelajaran berbasis masalah dengan
lima langkah dikemukakan berdasarkan dua pendapat. Dari dua pendapat
tersebut secara keseluruhan langkahnya sama. Sedangkan, untuk langkah
model pembelajaran berbasis masalah dengan enam langkah, setelah
peneliti memahami lebih dalam, inti dari keenam langkah tersebut pun
memiliki maksud yang sama dengan yang lima langkah. Namun, peneliti
memutuskan menggunakan langkah-langkah model pembelajaran
berbasis masalah dalam penelitian ini dengan lima langkah pembelajaran
karena berasal dari pendapat ahli yang lebih banyak. Langkah model
pembelajaran berbasis masalah yang digunakan dalam penelitian, yaitu
berdasarkan buku Learning to Teach karangan Richard I Arends.

d. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah


Berbicara tentang pembelajaran, pasti setiap pembelajaran memiliki
keunggulan dan kelebihan masing-masing. Adapun kelebihan dan
kekurangan dari model pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai
berikut:
1) Kelebihan
a) Siswa lebih memahami konsep yang dipelajari sebab siswa yang
menemukan konsep tersebut.
b) Siswa menjadi lebih aktif dalam melakukan pemecahan masalah
dan dituntut memiliki keterampilan berpikir yang lebih tinggi.
c) Pembelajaran yang dilakukan lebih bermakna.
d) Meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa, sebab masalah yang
diselesaikan dikaitkan dengan kehidupan nyata.
e) Siswa menjadi lebih mandiri, terlatih memberikan dan menerima
pendapat, serta tertanam sikap sosial yang positif terhadap siswa
lainnya.
25

f) Dengan adanya pembelajaran secara berkelompok membantu


mempermudah pencapaian ketuntasan belajar siswa.
g) Mengembangkan kreativitas siswa baik secara individu maupun
kelompok.36

Adanya kelebihan yang telah dipaparkan tersebut, dapat dikaitkan


dengan materi laju reaksi yang merupakan materi pembelajaran dalam
penelitian ini. Pada materi laju reaksi, siswa diharapkan memahami
materi tidak dengan menghafal namun melalui proses berdasarkan
pengalaman langsung yang melibatkan sikap aktif dan berfikir kritis
siswa. Hal tersebut berhubungan dengan kelebihan dari model
pembelajaran berbasis masalah yang diterapkan dalam penelitian. Selain
itu, materi laju reaksi akan lebih mudah disampaikan kepada siswa ketika
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam penyampaian materi laju
reaksi pun, kegiatan pembelajaran dilakukan melalui kegiatan praktikum.
Dengan hal tersebut, siswa dituntut untuk lebih mandiri, kreatif dan
diharapkan dapat mempermudah melakukan pemecahan masalah terkait
dengan materi laju reaksi. Oleh sebab itu, model pembelajaran berbasis
masalah ini dirasa cocok diterapkan pada materi laju reaksi karena
memiliki keterkaitan saat proses penyampaian materi pembelajarannya.

2) Kekurangan
a) Ketika siswa tidak memiliki minat dan kepercayaan bahwa masalah
yang dipelajari sulit untuk dipecahkan maka siswa enggan untuk
mencoba.
b) Membutuhkan banyak waktu untuk persiapan.
c) Tanpa pemahaman tujuan apa yang ingin dicapai dalam
memecahkan masalah, siswa tidak akan belajar apa yang mereka
ingin pelajari.37

36
Putra, op. cit., h. 82-83.
26

Setelah memahami kelebihan dan kekurangan model pembelajaran


berbasis masalah, diharapkan dalam penelitian ini penulis dapat
mengurangi tingkat ketidakefektifan ketika diterapkannya model
pembelajaran berbasis masalah ini. Sehingga, dalam penerapannya dapat
berjalan dengan lancar.

4. Literasi Sains
a. Pengertian Literasi Sains
Literasi sains berasal dari gabungan dua kata Latin, yaitu literatus,
artinya ditandai dengan huruf, melek huruf, atau berpendidikan, dan kata
scientia, yang artinya memiliki pengetahuan. Menurut Paul de Hart Hurt
yang merupakan orang pertama kali yang menggunakan istilah literasi
sains, mendefinisikan literasi sains sebagai tindakan memahami sains dan
mengaplikasikannya bagi kebutuhan masyarakat.38
Sedangkan, menurut Organization for Economic Co-operation and
Development (OECD)/PISA literasi sains (scientific literacy) adalah
Capacity to use scientific knowledge, to identify questions and to draw
evidence-based conclusions in order to understand and help make
decisions about the natural world and the changes made to it through
human activity.39Yaitu kapasitas untuk menggunakan pengetahuan
ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan dan untuk menarik
kesimpulan berdasarkan bukti-bukti agar dapat memahami dan
membantu membuat keputusan tentang dunia alami dan interaksi
manusia dengan alam.
Menurut National Science Teacher Assosiation menyatakan bahwa
orang yang memiliki literasi sains merupakan orang yang menggunakan

37
Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, Edisi 1, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010), Cet. 1, h. 119-120.
38
Toharudin, op. cit., h. 1.
39
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), The PISA 2003 Assesment
Frame work-Mathematics, Reading, Science and Problem Solving Knowledge and Skills, 2003, h. 133,
(http://www.oecd.org/edu/school/programmeforinternationalstudentassessmentpisa/33694881.pdf)
27

konsep sains, memiliki keterampilan proses sains untuk membuat


keputusan dalam kehidupan sehari-hari jika berhubungan dengan orang
lain dan lingkungannya dengan memahami interaksi antara sains,
teknologi dan masyarakat, termasuk perkembangan sosial dan ekonomi.40
The American Association for the Advancement of Science,
memberikan penjelasan mengenai literasi sains yaitu, menggunakan
kebiasaan pikiran dan pengetahuan sains, matematika, dan teknologi
yang mereka telah peroleh untuk memikirkan dan membuat banyak ide,
klaim, dan peristiwa yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.41
Literasi sains menurut National Science Education Standards, yaitu
pengetahuan dan pemahaman tentang konsep-konsep ilmiah dan proses
yang diperlukan untuk pengambilan keputusan individu, partisipasi
dalam urusan sipil dan budaya, dan produktivitas ekonomi.42
Literasi sains pun didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk
memahami, mengkomunikasikan, dan menerapkan sains dalam
memecahkan masalah sehingga menimbulkan sikap dan kepekaan yang
tinggi pada diri dan lingkungannya dalam menentukan suatu keputusan
dengan berdasarkan pertimbangan sains.43 James Conant menuliskan
bahwa seseorang yang memiliki literasi sains adalah seseorang yang bisa
berkomunikasi secara cerdas dengan seseorang yangmemajukan sains
dan menerapkannya.44 Selain itu, literasi sains dapat pula diartikan
sebagai kemampuan membaca dan menulis mengenai sains dan teknologi
dan lebih sekedar dari kemampuan mengingat istilah-istilah dalam
sains.45 Dengan hal tersebut, artinya pembelajaran sains harus
memadukan unsur membaca, menulis, dan berkomunikasi agar siswa

40
Toharudin, loc. cit.
41
Kenneth P King, Technology, Science Teaching, and Literacy A Century of Growth, (New
York: Kluwer Academic Publishers, 2002), h. 7.
42
Rowena Douglas, dkk., Linking Science & Literacy In The K-8 Classroom, (America:
NSTA Press, 2006), h. 263.
43
Toharudin, op. cit., h. 8.
44
Morris H Shamos, The Myth of Scientific Literacy, (New Brunswick, New Jersey, United
States of America, Rutgers University Press, 1995), h. 86.
45
Toharudin, op. cit., h. 4.
28

dapat memahami sains dan akhirnya menerapkannya dalam kehidupan


sehingga dapat memiliki literasi sains yang baik. Namun, perlu diingat
bahwa bahasa sains tidak sama persis dengan bahasa yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
Konsep literasi sains telah memainkan peran sentral dalam
pendidikan sains. Pendidik dan reformis kurikulum setuju bahwa literasi
sains harus merupakan salah satu hasil penting yang diperoleh dari
sekolah.46 Pada dasarnya, literasi sains terdiri dari dua kompetensi utama.
Pertama, kompetensi belajar sepanjang hayat, meliputi membekali
peserta didik untuk belajar pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Kedua, kompetensi dalam menggunakan pengetahuan yang dimilikinya
dengan tujuan dapat memenuhi kebutuhan hidup yang dipengaruhi oleh
perkembangan sains dan teknologi.47
Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
literasi sains adalah segala kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
yang melibatkan proses ilmiah dan berdasarkan pada bukti-bukti dalam
upaya memahami sains sehingga akhirnya dapat diaplikasikan bagi
kebutuhan masyarakat terhadap peristiwa yang dihadapi dalam
kehidupan.
Dalam pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan
literasi sains, siswa belajar dengan baik melalui pengalaman nyata yang
dialaminya. Mereka membutuhkan sebuah pengalaman sebelum mereka
siap untuk membaca atau mendiskusikan sebuah konsep yang mendasari.
Dengan melakukan penyelidikan, siswa belajar bagaimana untuk
melakukan pengamatan, mengajukan pertanyaan, merencanakan
penyelidikan, menggunakan alat untuk mengumpulkan informasi,
membuat prediksi, mengusulkan penjelasan, mengkomunikasikan hasil,

46
Wolf-Michael Roth, Angela Calabrese Barton, Rethinking Scientific Literacy, (New York,
RoutledgeFalmer, 2004), h. 21-22.
47
Toharudin, op. cit., h. 6.
29

dan merefleksikan proses yang mereka gunakan.48 Menurut Michelle


Verna literasi sains dalam kegiatan kelas terbukti ketika siswa bekerja
bersama untuk membentuk pertanyaan dan menentukan jawaban dengan
menggunakan berbagai keterampilan penelitian. Ini melibatkan siswa
membaca dengan pemahaman dan mengikutsertakan dalam dialog
tentang isu sains tertentu. Dengan cara ini, siswa dapat mengembangkan
keterampilan yang dibutuhkan untuk mendorong penyelidikan mereka
dalam cara yang bermakna. Literasi sains berlangsung ketika siswa
meminta setiap pertanyaan lain, ketika mereka merenungkan dan
menanggapi ide-ide dan menemukan bukti untuk menggambarkan
pengetahuan sains, fakta-fakta dan informasi. Mereka menggunakan
keterampilanya untuk meneliti dan membuat keputusan tentang ide-ide
ilmiah. Mereka kemudian mempertanyakan dan merefleksikan ketika
menerapkan informasi untuk isu-isu sosial saat ini. Siswa pun perlu untuk
mengembangkan keterampilan matematika yang mereka butuhkan untuk
menafsirkan data tentang isu-isu sains yang berhubungan dalam
masyarakat.49 Selain itu, Michelle Verna mengungkapkan bahwa
berdasarkan pengalamannya dalam pembelajaran, literasi sains
merupakan hasil dari belajar dan untuk menerapkan literasi sains meliputi
hal sebagai berikut:
1) Menyadari bahwa sains ada di sekitar kita;
2) Mengidentifikasi lebih awal isu-isu sains secara bermakna;
3) Mendorong keterlibatan siswa;
4) Peletakan fondasi yang kuat untuk inkuiri siswa; dan,
5) Pembelajaran berpusat pada siswa
Dalam mengembangkan literasi sains siswa kita harus berkonsentrasi
pada kualitas pemahaman dibandingkan kuantitas informasi yang

48
Center for Science, Mathematics, and Engineering Education, Every Child A Scientist
Achieving Scientific Literacy for All, (Washington DC: National Academy Press, 1998), h. 10.
49
John Loughran, Kathy Smith, Amanda Berry, Scientific Literacy Under the Microscope A
Whole School Approach to Science Teaching and Learning, (Rotterdam: Sense Publishers, 2011),
h. 67.
30

disajikan. Hal ini dapat terlihat dalam penyelidikan mereka dalam


masalah ilmiah dan ketika siswa yang mengendalikan pembelajaran,
pemahaman mereka nyata ditingkatkan.50
Selain pendapat menurut Michelle Verna, ada pula pandangan
menurut Tracy Adam yang mengungkapkan bahwa dalam prakteknya
literasi sains berarti bahwa seorang siswa dapat mengajukan pertanyaan
dan menemukan jawaban atas pertanyaan yang berasal dari rasa ingin
tahu tentang sains dalam pengalaman sehari-hari mereka. Siswa pun
dapat menggambarkan dan menjelaskan temuan mereka serta mampu
untuk berargumen berdasarkan bukti dan menerapkan kesimpulan dari
argumen tersebut.51 Maksud dari kedua pendapat ahli tersebut sebenarnya
tidak jauh berbeda, yaitu untuk mengembangkan kemampuan literasi
sains siswa dalam pembelajaran siswa harus mandiri dalam mencari
jawaban atas pertanyaan yang timbul dari rasa ingin tahu tentang sains
dalam kehidupan sehari-hari melalui suatu penyelidikan agar diperoleh
bukti-bukti, sehingga didapat suatu kesimpulan dan dapat diterapkan
dalam kehidupan.

b. Dimensi Literasi Sains


1) Berdasarkan PISA Tahun 2000
Literasi sains berdasarkan PISA tahun 2000 dibagi menjadi tiga
dimensi sebagai berikut:
a) Dimensi Konten Sains
Konsep ilmiah yang dipilih dalam PISA dinyatakan sebagai
gagasan yang mengintegrasikan ide yang membantu menjelaskan
aspek lingkungan material kita. PISA tidak mengidentifikasi semua
konsep. Konsep akan dicontohkan dari tema-tema utama berikut:
(1) Strukturdan sifat materi.
(2) Perubahan atmosfer.

50
Ibid., h. 73-74.
51
Ibid.,h. 62.
31

(3) Perubahan kimia dan fisika.


(4) Transformasi energi.
(5) Gaya dan perpindahan.
(6) Bentuk dan fungsi.
(7) Biologi manusia.
(8) Perubahan fisiologis.
(9) Keanekaragaman hayati.
(10) Kendali genetik.
(11) Ekosistem.
(12) Bumi dan tempatnya di alam semesta.
(13) Perubahan Geologi.52
Dalam dimensi ini, siswa perlu menangkap sejumlah konsep
kunci agar dapat memahami fenomena alam tertentu dan
perubahan-perubahan yang terjadi yang disebabkan oleh kegiatan
manusia. Hal ini merupakan gagasan besar pemersatu yang
membantu menjelaskan aspek-aspek lingkungan fisik. PISA
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mempersatukan konsep-
konsep dari bidang pelajaran yang dipilih tersebut, yaitu fisika,
kimia, biologi, serta ilmu pengetahuan bumi dan antariksa.53
Adapun kriteria dari pengetahuan-pengetahuan tersebut
diantaranya, yaitu:
(1) Berkaitan dengan situasi sehari-hari. Pengetahuan ilmiah dapat
dikatakan berbeda karena dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari

52
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), Measuring Student
Knowledge and Skills The PISA 2000 Assessment of Readind, Mathematical and Scientific
Literacy, 2000, h. 78,
(http://www.oecd.org/education/school/programmeforinternationalstudentassessmentpisa/3
3692793.pdf)
53
Pusat Kurikulum Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional,
Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA, (Jakarta: Depdiknas, 2007),
h. 12.
32

(2) Pengetahuan dan bidang aplikasi yang ditetapkan harus


mempunyai kaitan dengan kehidupan pada dekade selanjutnya
dan seterusnya.
(3) Pengetahuan yang dibutuhkan dapat dikombinasikan dengan
proses ilmiah yang telah ditetapkan.54
b) Dimensi Proses Sains
PISA menekankan pada kemampuan untuk menggunakan
pengetahuan ilmiah dan tahu tentang sains. Penilaian kemampuan
tersebut membantu kita untuk memahami seberapa baik ilmu
pendidikan mempersiapkan warga masa depan untuk berpartisipasi
dalam masyarakat yang lebih dipengaruhi oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Siswa harus dilengkapi dengan
pemahaman tentang sains, prosedur, kekuatan dan keterbatasan dan
jenis pertanyaan yang bisa dan tidak bisa dijawab. Siswa juga harus
mampu mengenali jenis bukti yang diperlukan dalam penyelidikan
ilmiah dan kesimpulan yang diperoleh berdasarkan dari bukti yang
ada.55
PISA menguji lima kriteria dari dimensi proses ini, yakni:
mengenali pertanyaan ilmiah, mengidentifikasi bukti, menarik
kesimpulan, mengkomunikasikan kesimpulan, dan menunjukkan
pemahaman konsep ilmiah.
(1) Mengenali pertanyaan ilmiah
Pada proses isi diidentifikasi jenis pertanyaan yang dapat
dijawab dengan sains atau pertanyaan tertentu yang dapat diuji
dalam situasi tertentu. Hal ini dapat dinilai, misalnya dengan

54
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), The PISA 2003 Assesment
Frame work-Mathematics, Reading, Science and Problem Solving Knowledge and Skills, 2003, h. 135-
136,(http://www.oecd.org/edu/school/programmeforinternationalstudentassessmentpisa/33694881.
pdf)
55
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), Measuring Student
Knowledge and Skills The PISA 2000 Assessment of Readind, Mathematical and Scientific
Literacy, 2000, h. 76,
(http://www.oecd.org/education/school/programmeforinternationalstudentassessmentpisa/3
3692793.pdf).
33

menghadirkan situasi di mana pertanyaan dapat dijawab secara


ilmiah dan diidentifikasi, atau menyajikan beberapa pertanyaan
yang dapat dijawab oleh penelitian ilmiah.56
(2) Mengidentifikasi bukti
Pada proses ini melibatkan identifikasi atau penyajian
bukti yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan dalam penelitian ilmiah, atau prosedur yang
diperlukan untuk mengumpulkan bukti-bukti. Hal ini dapat
dinilai, misalnya dengan menghadirkan penyelidikan dan
meminta siswa untuk mengidentifikasi bukti yang dibutuhkan
atau tindakan yang akan diambil untuk memperoleh bukti yang
sah.57
(3) Menarik kesimpulan
Dalam proses ini melibatkan kesimpulan yang
berhubungan dengan bukti yang menjadi dasar. Hal ini dapat
dinilai, misalnya dengan memberikan perintah siswa untuk
melakukan investigasi dan kesimpulan yang diperoleh
berdasarkan investigasi tersebut serta meminta evaluasi dari
kesimpulan yang diperoleh. Kesimpulan yang diperoleh
konsisten dengan adanya bukti.58
(4) Mengkomunikasikan kesimpulan
Proses yang terlibat disini adalah mengkomunikasikan
dengan cara yang tepat kepada orang lain dan kesimpulan yang
diperoleh berdasarkan dari bukti yang ada. Hal ini dapat
dinilai, misalnya dengan menghadirkan siswa dengan situasi
yang membutuhkan informasi atau bukti dari sumber yang
berbeda untuk dibawa bersama-sama untuk mendukung
tindakan yang dilakukan atau kesimpulan yang diperoleh.

56
Ibid.
57
Ibid.
58
Ibid.
34

Penekanan di sini adalah pada kejelasan komunikasi


kesimpulan yang konsisten pada pemahaman ilmiah.59
(5) Menunjukkan pemahaman konsep ilmiah
Ini adalah proses yang menunjukkan pemahaman dimana
mampu menerapkan konsep-konsep dalam situasi yang
berbeda dari apa yang mereka pelajari. Melibatkan tidak hanya
mengingat pengetahuan tetapi juga menunjukkan relevansi
pengetahuan tersebut atau menggunakannya dalam membuat
prediksi atau memberikan penjelasan. Hal ini dapat dinilai,
misalnya dengan meminta penjelasan atau prediksi tentang
situasi tertentu, fenomena atau peristiwa.60
Proses merupakan tindakan yang digunakandalam menyusun,
memperoleh, menafsirkan dan menggunakan bukti atau data untuk
memperoleh pengetahuan atau pemahaman. Proses harus
digunakan dalam hubungan dengan beberapa subjek materi dan
tidak ada konten tanpa proses. Hal tersebut dapat digunakan dalam
kaitannya dengan berbagai materi pelajaran dan menjadi proses
ilmiah ketika subyek diambil dari aspek ilmiah di dunia dan
hasilnya digunakan untuk pemahaman ilmiah lebih lanjut.61
Apa yang biasanya digambarkan sebagai proses sains memiliki
cakupan yang luas atas keterampilan dan pemahaman yang
diperlukan untuk mengumpulkan dan menafsirkan bukti dari dunia
yang terjadi di sekitar kita dan untuk menarik kesimpulan dari hal
tersebut. Proses berkaitan dengan mengumpulkan bukti-bukti
termasuk dengan penyelidikan dalam praktek-perencanaan dan
menyiapkan eksperimental, melakukan pengukuran dan membuat
pengamatan dengan menggunakan instrumen yang tepat, dan lain-

59
Ibid.
60
Ibid.
61
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), The PISA 2003
Assesment Frame work-Mathematics, Reading, Science and Problem Solving Knowledge and
Skills, 2003, h. 136,
(http://www.oecd.org/edu/school/programmeforinternationalstudentassessmentpisa/33694881.pdf)
35

lain. Pengembangan proses ini termasuk dalam tujuan pendidikan


sains sekolah sehingga siswa dapat mengalami dan memahami
bagaimana pemahaman sains dibangun dan idealnya sifat
penyelidikan ilmiah dan sains.62 Adanya hal tersebut, diharapkan
dapat membantu dalam memecahkan masalah yang dialami dalam
kehidupan yang dipengaruhi atau berkaitan dengan sains.
c) Dimensi Konteks Sains
PISA menekankan penerapan proses dan konsep yang
berkaitan dengan masalah dan isu-isu di dunia nyata. Siswa yang
telah memiliki literasi sains akan dapat menerapkan apa yang telah
mereka pelajari dalam situasi sekolah dan non-sekolah.
Bidang aplikasi sains telah dikelompokkan dalam tiga judul besar:
(1) Sains dalam kehidupan dan kesehatan,
(2) Sains dalam bumi dan lingkungan, dan
(3) Sains dalam teknologi.63
Ketiga bidang aplikasi sains tersebut dijabarkan kembali
menjadi lebih spesifik seperti berikut ini:64
(1) Sains dalam kehidupan dan kesehatan
Kesehatan, penyakitdan gizi
Pemeliharaan dan pemanfaatan berkelanjutan dari spesies
Interdependensi sistem fisik dan biologi
(2) Sains dalam bumi dan lingkungan
Polusi
Produksi dan berkurangnya tanah
Cuaca dan iklim

62
Ibid, h. 137.
63
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), Measuring Student
Knowledge and Skills The PISA 2000 Assessment of Readind, Mathematical and Scientific
Literacy, 2000, h. 78,
(http://www.oecd.org/education/school/programmeforinternationalstudentassessmentpisa/3369279
3.pdf)
64
Ibid., h. 79.
36

(3) Sains dalamteknologi


Bioteknologi
Penggunaanbahan dan pembuangan limbah
Penggunaanenergi
Pengangkutan

2) Berdasarkan PISA Tahun 2006


Dimensi literasi sains berdasarkan PISA tahun 2006 dibagi
menjadi empat, diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Pengetahuan ilmiah
(1) Pengetahuan sains
Pengetahuan sains yang dinilai meliputi bidang fisika,
kimia, biologi, ilmu pengetahuan bumi dan antariksa, dan
teknologi. Bidang-bidang tersebut dijabarkan lagi menjadi
beberapa bagian. Untuk sistem fisik meliputi, struktur materi,
sifat materi, perubahan kimia dari materi (misalnya reaksi,
gerakan dan gaya, energi dan transformasi, interaksi energi dan
materi. Sistem kehidupan meliputi, sel, manusia, populasi,
ekosistem dan biosfer. Sistem bumi dan ruang angkasa
meliputi, struktur dari sistem bumi, energi dalam sistem bumi,
perubahan dalam sistem bumi, sejarah bumi, bumi dalam
antariksa. Sedangkan untuk sistem teknologi meliputi, peran
teknologi berbasis sains, hubungan antara ilmu pengetahuan
dan teknologi, konsep, dan prinsip-prinsip penting.65
(2) Pengetahuan tentang sains
Pengetahuan ini termasuk inkuiri ilmiah dan penjelasan
ilmiah. Inkuiri ilmiah dijabarkan menjadi beberapa kategori
meliputi, asal, tujuan, percobaan, tipe data, pengukuran, dan

65
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), Assessinng
Scientific, Reading and Mathematical Literacy, 2006, h. 31-32,
(http://www.oecd.org/edu/school/assessingscientificreadingandmathematicalliteracyaframeworkfo
rpisa2006.html)
37

karakteristik hasil. Sedangkan untuk penjelasan ilmiah


meliputi, jenis, formasi, aturan, dan hasil.66
b) Konteks Sains
Dalam cakupan dimensi konteks ini terdiri dari situasi hidup
yang melibatkan Sains dan Teknologi. Konteks sains yang
digunakan pada PISA 2006 terdiri dari kesehatan, sumber daya
alam, lingkungan, bahaya, sains dan teknologi yang aplikasinya
dilakukan secara personal, sosial dan global.67
c) Kompetensi Sains
Kompetensi sains dalam PISA 2006 terdiri dari tiga hal
berikut:
(1) Mengidentifikasi isu ilmiah
Hal ini penting untuk dapat membedakan isu-isu ilmiah
dari bentuk-bentuk masalah. Jawaban isu ilmiah harus
berdasarkan bukti ilmiah. Kompetensi mengidentifikasi isu-isu
ilmiah meliputi mengenal isu yang dapat ditangani secara
ilmiah dalam situasi tertentu, mengidentifikasi kata kunci
untuk mencari informasi ilmiah mengenai suatu topik tertentu,
dan mengenal bentuk kunci dari penyelidikan ilmiah, misalnya
hal-hal apa yang harus dibandingkan, apakah variabel harus
diubah atau dikendalikan, apa informasi tambahan yang
diperlukan, atau tindakan apa yang harus diambil sehingga
data yang relevan dapat dikumpulkan.
(2) Menjelaskan fenomena ilmiah
Pada bagian ini, siswa diharapkan dapat menerapkan
pengetahuan sains pada situasi-kondisi yang diberikan,
mendeskripsikan atau menafsirkan fenomena ilmiah dan
memprediksi perubahan dan mengidentifikasi deskripsi,
penjelasan, dan deskripsi yang tepat;

66
Ibid., h. 33.
67
Ibid., h. 27.
38

(3) Menggunakan bukti ilmiah


Pada bagian menggunakan bukti ilmiah meliputi,
menafsirkan bukti ilmiah, membuat dan mengkomunikasikan
simpulan, mengidentifikasikan asumsi, bukti dan penalaran di
balik simpulan, menanggapi implikasi sosial dari
perkembangan sains dan teknologi. Kompetensi menggunakan
bukti ilmiah menuntut siswa untuk memahami temuan-temuan
ilmiah sebagai bukti untuk klaim atau kesimpulan. Respon
yang diperlukan dapat melibatkan pengetahuan tentang ilmu
atau pengetahuan ilmu atau keduanya.68
d) Sikap
Sikap yang digambarkan dalam PISA mengacu kepada tiga
pembagian, diantaranya yaitu:
(1) Minat peserta didik terhadap sains
Pada bagian ini, meliputi rasa ingin tahu dalam masalah
ilmu pengetahuan dan isu serta upaya yang berhubungan
dengan sains, keinginan untuk memperoleh pengetahuan
ilmiah tambahan dan keterampilan dengan menggunakan
berbagai sumber daya dan metode, kesediaan untuk mencari
informasi dan memiliki kepentingan dalam sains, termasuk
pertimbangan karir yang berhubungan dengan sains.
(2) Dukungan terhadap inkuiri ilmiah
Pada bagian ini, meliputi hal mengakui pentingnya
mempertimbangkan perspektif ilmiah yang berbeda,
mendukung penggunaan informasi faktual dan penjelasan
rasional, menyatakan kebutuhan untuk proses logis dan
berhati-hati dalam menarik kesimpulan.
(3) Bertanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungan
Pada bagian ini, meliputi rasa tanggung jawab pribadi
untuk menjaga lingkungan yang berkelanjutan, menunjukkan

68
Ibid., h. 29-30.
39

kesadaran akan konsekuensi lingkungan dari tindakan


individu, dan menunjukkan kemauan untuk mengambil
tindakan untuk mempertahankan sumber daya alam.69

c. Karakteristik Individu yang Memiliki Literasi Sains


Untuk menerapkan pembelajaran yang berliterasi sains, diperlukan
pemahaman yang cukup dan memadai mengenai karakteristik manusia
yang memiliki literasi sains. Menurut Rubba dalam Toharudin
menyatakan karakter literasi sains diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Bersikap positif terhadap sains,
2) Mampu menggunakan proses sains,
3) Berpengetahuan luas tentang hasil-hasil riset,
4) Memiliki pengetahuan tentang konsep dan prinsip sains, serta mampu
menerapkannya dalam teknologi dan masyarakat,
5) Memiliki pengertian hubungan antara sains, teknologi, masyarakat,
dan nilai-nilai manusia,
6) Berkemampuan membuat keputusan danterampil menganalisis nilai
untuk pemecahan masalah-masalah masyarakat yang berhubungan
dengan sains tersebut.70

5. Laju Reaksi dan Orde Reaksi


a. Laju Reaksi
1) Pengertian Laju Reaksi
Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi reaktan atau produk
dalam satuan waktu.71 Secara fisik, laju reaksi berhubungan dengan
berkurangnya kuantitas suatu reaktan dengan perubahan waktu
reaksi.72 Konsentrasi reaktan mengalami penurunan terus menerus

69
Ibid., h. 37.
70
Toharudin, op. cit., h. 12-13.
71
Maria Suharsini dan Dyah Saptarini, Kimia dan Kecakapan Hidup, (Jakarta: Ganeca
Exact, 2007), h. 79.
72
Is Fatimah, Kinetika Kimia, Edisi 1, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), Cet. 1, h. 5.
40

seiring kenaikan waktu sedangkan konsentrasi produk terus


73
mengalami kenaikan. Untuk lebih memahami laju reaksi, dapat
memperhatikan contoh reaksi berikut:
A+BC
Zat A dan zat B merupakan pereaksi (reaktan) dan telah ada saat
permulaan, sedangkan zat C merupakan hasil reaksi (produk) dan
belum ada saat permulaan. Saat zat A dan B bereaksi, zat C terbentuk.
Saat reaksi berlangsung, jumlah zat A dan B semakin lama akan
semakin berkurang dan jumlah zat C semakin lama akan semakin
bertambah. Jadi, saat reaksi berlangsung, konsentrasi zat A dan B
sebagai reaktan akan bertambah kecil. Berdasarkan penjelasan, laju
reaksi dapat dirumuskan sebagai berikut:

keterangan:
v = Laju reaksi
d[x] = Perubahan konsentrasi zat x
dt = Perubahan waktu74

2) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


a) Konsentrasi
Salah satu faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah
konsentrasi. Konsentrasi zat berhubungan dengan jumlah partikel
zat. Semakin besar konsentrasi suatu zat maka jumlah partikel akan
semakin banyak sehingga tumbukan akan semakin sering terjadi
karena ruang gerakannya semakin sempit. Dengan hal tersebut,
maka semakin cepat suatu reaksi menghasilkan zat baru yang
artinya laju reaksinya pun semakin cepat.75 Dengan demikian,
menunjukkan bahwa laju reaksi sebanding dengan konsentrasi.

73
Ibid., h. 11.
74
Suharsini, op. cit., h. 79.
75
Ibid., h. 89.
41

b) Suhu
Peningkatan suhu mempengaruhi laju reaksi.Saat terjadi
peningkatan suhu, molekul-molekul akan bergerak lebih cepat
sehingga menyebabkan tumbukan semakin sering terjadi. Dalam
hal tersebut, molekul memiliki cukup energi untuk bereaksi
sehingga tumbukan pun akan terjadi secara lebih efektif.76 Ketika
suhu naik, tidak hanya menyebabkan molekul-molekul lebih sering
bertumbukan, namun mereka pun bertumbukan dengan akibat yang
lebih besar yang disebabkan pergerakan yang lebih cepat. 77 Jadi,
dapat dikatakan semakin tinggi suhu maka akan semakin cepat pula
laju reaksi yang terjadi, begitupun sebaliknya.
c) Luas permukaan zat
Semakin besar luas permukaan zat, maka semakin besar pula
luas permukaan bidang sentuhnya. Jika luas permukaan bidang
sentuh semakin besar maka kemampuan bersentuhan pun akan
semakin besar yang menyebabkan tumbukan semakin sering
terjadi. Memperbesar luas permukaan zat dapat dilakukan dengan
memperhalus zat tersebut.78 Berdasarkan paparan tersebut, maka
dapat dikatakan bahwa semakin luas permukaan zat maka laju
reaksi pun akan berlangsung dengan semakin cepat.
d) Katalis
Cara lain untuk mempercepat laju reaksi ialah dengan jalan
menurunkan energi aktivasi suatu reaksi. Hal ini dapat dilakukan
dengan menggunakan katalis. Katalis adalah zat yang dapat
meningkatkan laju reaksi tanpa dirinya mengalami perubahan
kimia secara tetap. Selain itu, katalis dapat didefinisikan sebagai
zat yang dapat memengaruhi laju reaksi dan dapat diperoleh

76
Hardjono Sastrohamidjojo, Kimia Dasar, Edisi 2, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2010), h. 170.
77
Charles W. Keenan, Donald C. Kleinfelter, dan Jesse H. Wood, Ilmu Kimia untuk
Universitas, Edisi 6, Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 1984), h. 521.
78
Suharsini, op. cit., h. 90.
42

kembali pada akhir reaksi.79 Katalis menyebabkan tumbukan


menjadi lebih efektif atau mengaktivasi dibuat menjadi lebih
rendah.80 Dengan hal tersebut, adanya katalis berarti dapat
mempercepat terjadinya suatu reaksi.

b. Orde Reaksi
Laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi reaktan. Laju reaksi dapat
dirumuskan dengan persamaan matematik yang dikenal dengan sebutan
persamaan laju reaksi.

Perhatikan persamaan reaksi berikut:81

aA + bB +. . . cC + dD + . . .
Dimana a, b, c, dan d merupakan koefisien reaksi. Persamaan laju reaksi
untuk reaksi tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.
v = k [A]m[B]n

Keterangan:
v = Laju reaksi m = Orde reaksi terhadap A
[A] = Konsentrasi zat A n = Orde reaksi terhadap B
[B] = Konsentrasi zat B m + n = Orde reaksi total
k = Tetapan laju reaksi
Orde reaksi yaitu pangkat bilangan pada konsentrasi reaktan yang
memengaruhi laju reaksi.82 Orde reaksi biasanya merupakan bilangan
bulat positif, namun ada juga yang bernilai nol, bilangan pecahan, atau

79
Ibid., h. 92.
80
Sastrohamidjojo, op. cit., h. 170.
81
Ralph H. Petrucci. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Edisi 4, Jilid 2, (Jakarta:
Erlangga. 1985), h. 151.
82
Suharsini, op. cit., h. 82.
43

bilangan negatif.83 Adapun beberapa orde reaksi diantaranya adalah


sebagai berikut:
1) Reaksi Orde Nol
Reaksi dikatakan memiliki orde nol terhadap salah satu
reaktannya jika perubahan konsentrasi reaktan tersebut tidak
berpengaruh terhadap laju reaksi.84 Adapun persamaan laju reaksi dan
grafiknya adalah sebagai berikut:85
v = k [A]o
v=k v

[A]
Grafik orde nol

2) Reaksi Orde Satu


Reaksi dikatakan memiliki orde satu terhadap salah satu
reaktannya apabila laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi
reaktan tersebut.86 Adapun persamaan laju reaksi dan grafiknya adalah
sebagai berikut:87
v = k [A]1
v = k [A]

83
Michael Purba, Kimia 2 untuk SMA Kelas XI, (Jakarta: Erlangga. 2006), h. 113.
84
Purba, op. cit., h. 114.
85
Suharsini, op. cit., h. 85-86.
86
Purba, loc. cit.
87
Suharsimi, op. cit., h. 86.
44

Grafik orde satu [A]

3) Reaksi Orde Dua


Reaksi dikatakan memiliki orde dua terhadap salah satu
reaktannya apabila laju reaksi berbanding dengan pangkat dua dari
konsentrasi reaktan tersebut.88 Atau dapat pula dinyatakan dengan
hasil kali konsentrasi yang meningkat sampai pangkat satu atau dua
dari reaktan-reaktan tersebut.89 Adapun laju reaksi dan grafiknya
adalah sebagai berikut:90
v = k [A]2 atau
v = k [A][B]
v

[A]
Grafik orde dua

B. Penelitian Relevan
Anita Wulandari, dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Masalah terhadap Kemampuan Literasi Sains Siswa SD Kelas V Pada Materi
Kegiatan Manusia yang Mengubah Permukaan Bumi, memberikan

88
Purba, loc. cit.
89
S. K. Dogra, Kimia Fisik dan Soal-soal, (Jakarta:UI-Press, 1990), Cet. 1, h. 628.
90
Suharsimi, loc. cit.
45

kesimpulan bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan


kemampuan literasi sains siswa SD. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan
menggunakan uji t dengan = 5% didapatkan nilai P-value 0,464 yang lebih
kecil dari , yang artinya pembelajaran berbasis masalah memberikan
pengaruh baik terhadap literasi sains.91
Arina Khusnayain dengan judul, Pengaruh Skill Argumentasi
menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap
Literasi Sains Siswa SMP. Program Studi Pendidikan Fisika Universitas
Lampung 2013. Dalam kesimpulannya menyatakan bahwa pembelajaran
berbasis masalah dapat memberikan pengaruh positif dan meningkatkan
kemampuan literasi sains siswa. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan
sebesar 53,7% dengan nilai N-gain rata-rata 0,61.92
Orhan Akinoglu dan Ruhan Ozkardes Tandogan., dalam jurnal The
Effects of Problem-Based Active Learning in Science Education on Students
Academic Achievement, Attitude and Concept Learning, dalam
kesimpulannya menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat
memberikan pengaruh positif terhadap prestasi siswa. Hal tersebut dapat juga
dilihat dari adanya peningkatan pemahaman konsep siswa dan semakin
baiknya sikap sosial serta kerjasama antara siswa ketika melaksanakan
pembelajaran.93
I. Kd. Urip Astika, dkk., dalam jurnal Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Terhadap Sikap Ilmiah Dan Keterampilan Berpikir Kritis,

91
Anita Wulandari, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap
Kemampuan Literasi Sains Siswa SD Kelas V Pada Materi Kegiatan Manusia yang Mengubah
Permukaan Bumi, Skripsi pada Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Bandung, 2013, tidak
dipublikasikan.
92
Arina Khusnayain, Pengaruh Skill Argumentasi menggunakan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) terhadap Literasi Sains Siswa SMP, Skripsi pada Pendidikan
Fisika Universitas Lampung, Bandar Lampung, 2013, tidak dipublikasikan.
93
Orhan Akinoglu dan Ruhan Ozkardes Tandogan, The Effects of Problem-Based Active
Learning in Science Education on Students Academic Achievement, Attitude and Concept
Learning, Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education ,Vol. 3, No. 1, 2007.
46

dalam kesimpulannya menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis masalah


memberikan pengaruh positif terhadap sikap ilmiah dan berfikir kritis siswa.94
Peggy Brickman, dkk., dalam jurnal Effect of Inquiry-based Learning on
Students Science Literacy Skills and Confidence, dalam kesimpulannya
menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan literasi sains
siswa dan terdapat pula perkembangan keterampilan proses dalam melakukan
penyelidikan saat diterapkannya pembelajaran berbasis inkuiri.95
Mega Wahyanti dengan judul, Penerapan Pendekatan Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Meningkatkan Hasil Belajar
dan Literasi Sains. Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan
Indonesia 2012. Dalam kesimpulannya menyatakan bahwa pembelajaran
dengan Contextual Learning dapat meningkatkan kemampuan literasi sains
siswa.96
Sriyani dengan judul, Penerapan Model Problem Based Learning (PBL)
pada Pokok Bahasan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi.
Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia 2010.
Dalam kesimpulannya menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah
memberikan kontribusi positif yang dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa, meningkatkan penguasaan konsep, dan meningkatkan keterampilan
proses sains siswa.97
Lilih Solihat dengan judul, Analisis Penggunaan Pendekatan Chemie Im
Kontext (CHik) Terhadap Kemampuan Literasi Sains Siswa pada Dimensi
Konten Sains. Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam Kesimpulannya menyatakan bahwa
94
Urip Astika, dkk., Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Sikap
Ilmiah Dan Keterampilan Berpikir Kritis, Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha Program Studi IPA, Vol. 3, 2013.
95
Peggy Brickman, dkk., Effect of Inquiry-based Learning on Students Science Literacy
Skills and Confidence, International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning, Vol.
3, No. 2, 2009.
96
Mega Wahyanti, Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) dalam Meningkatkan Hasil Belajar dan Literasi Sains, Skripsi pada Pendidikan
Fisika UPI Bandung, Bandung, 2012, tidak dipublikasikan.
97
Sriyani, Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) pada Pokok Bahasan Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi, Skripsi Pendidikan Kimia UPI Bandung, Bandung,
2010, tidak dipublikasikan.
47

penggunaan pendekatan Chemie Im Kontext (CHik) dapat meningkatkan


kemampuan literasi sains siswa pada dimensi konten sains.98

C. Kerangka Berpikir
Belajar pada dasarnya mengkonstruk pengetahuan dan membutuhkan
partisipasi yang aktif antara siswa dengan lingkungannya. Pembelajaran saat
ini, umumnya masih menekankan hafalan kepada siswa sehingga siswa hanya
paham terhadap teori saja tanpa mengerti proses pengetahuan tersebut
diperoleh dan aplikasinya. Sistem pembelajaran yang digunakan pun terlihat
kurang bervariatif dan tidak memberikan pengalaman secara langsung kepada
siswa. Hal tersebut menjadikan siswa kurang mampu membangun
pemahamannya sendiri sebab siswa tidak berperan sebagai pelaku utama dalam
proses pembelajaran (teacher centre). Adanya kenyataan yang seperti itulah
yang menyebabkan literasi sains siswa pada dimensi kompetensi sains secara
umum masih berada dibawah rata-rata.
Untuk dapat memperbaiki dan mengembangkan kompetensi sains siswa,
perlu adanya inovasi dalam penggunaan model pembelajaran. Dalam penelitian
ini akan diterapkan model pembelajaran berbasis masalah. Model pembelajaran
ini dipilih sebagai salah satu alternatif pembelajaran karena melalui model ini
siswa dapat mengkonstruk sendiri pengetahuannya. Dengan hal tersebut, siswa
mampu memahami proses untuk mendapatkan suatu pengetahuan secara
mandiri. Oleh sebab itu, pembelajaran ini dirasa dapat meningkatkan
kompetensi sains siswa, karena tahapan dari model pembelajaran ini dapat
memunculkan indikator yang ada pada kompetensi sains tersebut. Dalam
penelitian ini, materi yang digunakan adalah laju reaksi pada pokok bahasan
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi.
Dalam pelaksanaan penelitian, terdapat keterkaitan antara materi laju
reaksi pada KD 3.7 yaitu, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi dan menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan dan KD
98
Lilih Solihat, Analisis Penggunaan Pendekatan Chemie Im Kontext (CHik) Terhadap
Kemampuan Literasi Sains Siswa pada Dimensi Konten Sains, Skripsi Pendidikan Kimia UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012, tidak dipublikasikan.
48

4.7 yaitu, merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil


percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi,
dengan tahapan pembelajaran berbasis masalah serta indikator kompetensi
sains. Untuk lebih jelasnya, hubungan tersebut dapat dilihat pada kerangka
berfikir sebagai berikut:
49

Kompetensi sains (bagian dari literasi


sains) masih rendah.

Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam materi laju


reaksi dengan mengacu pada KD 3.7 dan KD 4.7.

KD 3.7 dan
KD 4.7

Menganalisis
Menyimpulkan faktor-faktor yang
Merancang Melakukan serta menyajikan mempengaruhi laju
percobaan faktor- percobaan faktor- hasil percobaan reaksi
faktor yang faktor yang faktor-faktor Menentukan orde
mempengaruhi mempengaruhi yang reaksi berdasarkan
laju reaksi dan laju reaksi dan mempengaruhi data hasil
orde reaksi orde reaksi laju reaksi percobaan

Tahap PBM
Mengembang Menganalisis dan
Orientasi Mengorga- Membimbing -kan dan mengevaluasi
siswa nisasikan investigasi mempresenta- proses
pada siswa untuk individual dan sikan hasil pemecahan
masalah belajar kelompok karya masalah

Mengidentifikasi Mengidentifi- Menjelaskan Menggunakan


isu ilmiah kasi isu fenomena bukti ilmiah
ilmiah ilmiah
Indikator
kompetensi
Kompetensi sains siswa menjadi sains
lebih baik melalui pembelajaran
berbasis masalah

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian


50

D. Pengajuan Hipotesis
Dengan memperhatikan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir diatas
maka diajukan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap
kompetensi sains siswa pada materi laju reaksi.
H1 : Terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap
kompetensi sains siswa pada materi laju reaksi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada semester Ganjil tahun pelajaran 2014-
2015, tepatnya pada tanggal 17 November 2014-1 Desember 2014. Sedangkan
untuk tempat penelitiannya dilakukan di SMA Negeri 8 Kota Tangerang
Selatan.

B. Metode dan Desain Penelitian


1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi
Experimental Design, yaitu desain yang memiliki kelompok kontrol namun
tidak dapat berfungsi sepenuhnya dalam mengontrol variabel-variabel luar
yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1 Eksperimen dikatakan quasi,
karena bukan merupakan eksperimen murni namun seolah-olah seperti
murni.2 Jadi, dalam metode eksperimen ini variabel-variabel luar yang
mempengaruhi proses pelaksanaan penelitian tidak dapat terkontrol
sepenuhnya.
2. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent
Control Group Design, yaitu desain penelitian yang hampir sama dengan
Pretest-Posttest Control Group Design, namun pada desain ini kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. 3 Pada
desain ini, terdapat dua kelompok yang terdiri dari kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Masing-masing kelompok tersebut diberikan pretest
dan posttest dalam pelaksanaan pembelajaran.

1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. 11, h. 114.
2
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), Cet. 7, h. 207.
3
Sugiyono, op.cit., h. 116.

51
52

Tabel 3.1 Desain Penelitian


Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen Y1 X Y2
Kontrol Y1 Pembelajaran konvensional Y2

Keterangan:
Y1 = Pretest untuk kelompok eksperimen (dengan model pembelajaran
berbasis masalah) dan kelompok kontrol (dengan pembelajaran
konvensional)
Y2 = Posttest untuk kelompok eksperimen (dengan model pembelajaran
berbasis masalah) dan kelompok kontrol (dengan pembelajaran
konvensional)
X = Perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek dalam penelitian.4 Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 8 Kota
Tangerang Selatan yang terdiri dari 20 kelas.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti.5 Pada
penelitian ini sampel diambil sebanyak dua kelas, yaitu kelas XI MIA 1 dan
XI MIA 4. Masing-masing kelas berjumlah 34 orang. Teknik yang
digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah teknik purposive sampling,
yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu.6 Adapun
pertimbangan yang dilakukan dalam pengambilan sampel ini berdasarkan

4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 173.
5
Ibid., h. 174.
6
Sugiyono, op.cit., h. 124.
53

nilai akademik antara kedua kelas yang hampir sama dan penyesuaian
jadwal mata pelajaran pada masing-masing kelas.
Dalam penelitian ini, pada kelompok eksperimen siswa dibagi menjadi
7 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang.
Pembagian kelompok tersebut terlebih dahulu diawali dengan pembagian
sampel menjadi tiga kelompok besar, yaitu kelompok dengan kemampuan
tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini dilakukan agar dalam satu kelompok
terdiri dari siswa yang heterogen sehingga dirasa lebih adil dan tidak ada
ketimpangan. Pengelompokkan ini berdasarkan pada nilai ulangan tengah
semester pada semester ganjil.

D. Alur Penelitian
1. Tahap 1 (Persiapan)
a. Studi kepustakaan mengenai model pembelajaran berbasis masalah dan
kompetensi sains.
b. Mempelajari Kompetensi Dasar (KD) dan Kompetensi Inti (KI) sesuai
dengan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Kimia SMA Kelas XI.
Setelah itu, dilakukan pemilihan materi pada buku paket atau teks untuk
menentukan materi dalam melakukan penelitian. Berdasarkan hasil
pemilihan tersebut, diputuskan bahwa materi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah laju reaksi.
c. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada materi faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi dengan penerapan
model pembelajaran berbasis masalah, yaitu dengan skenario sebagai
berikut:
1) Orientasi siswa pada masalah
Pada tahap ini guru memberikan suatu permasalahan kepada
siswa secara berkelompok. Selain itu, memotivasi siswa untuk terlibat
aktif dalam aktivitas pemecahan masalah tersebut dengan
mengarahkan dan mendorong siswa agar dapat mengekspresikan ide-
ide atau pendapat secara terbuka.
54

2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar


Pada tahap ini, guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang terkait dengan
permasalahan yang dihadapinya dengan mengarahkan siswa agar
dapat mempersiapkan segala keperluan .yang dibutuhkan dari
permasalahan yang disajikan untuk melakukan penyelidikan
3) Membimbing investigasi individual dan kelompok
Dalam melakukan tahap ini, guru mendorong para siswa untuk
mendapatkan informasi yang tepat, akurat, serta melaksanakan
eksperimen dan mencari penjelasan dan solusi dari permasalahan yang
telah disajikan.
4) Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya
Guru pada tahap ini memiliki peran membimbing siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan hasil karya sesuai dengan eksperimen
yang telah dilakukan serta membimbing mereka dalam
mempresentasikan hasil karya tersebut, seperti laporan atau rekaman
video, dan sebagainya.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Pada tahap ini, guru membantu siswa untuk melakukan refleksi
terhadap hasil dari investigasinya dan proses-proses yang mereka
gunakan dalam melakukan pemecahan masalah sehingga didapatkan
suatu hasil akhir dari pemecahan masalah tersebut.
d. Mencari contoh soal PISA, yang digunakan sebagai acuan dalam
menyusun instrumen penelitian.
e. Membuat instrumen penelitian yang dapat mengukur hasil penelitian
yang diharapkan serta menyiapkan bahan ajar untuk pelaksanaan proses
pembelajaran dalam penelitian. Instrumen disusun bertujuan sebagai alat
pengumpulan data. Dalam penelitian ini instrumen yang dibuat adalah tes
tulis. Selain itu dibuat pula lembar observasi kegiatan mengajar dan
kegiatan belajar siswa, namun hanya sebagai instrumen penunjang saja
dalam penelitian. Instrumen tes tulis yang dibuat oleh peneliti
55

berdasarkan contoh soal yang digunakan oleh PISA. Sedangkan, bahan


ajar yang dibuat dalam penelitian ini adalah LKS yang berisi petunjuk
pelaksanaan kegiatan praktikum dengan berdasarkan tahapan model
pembelajaran berbasis masalah.
f. Melakukan uji validasi instrumen penelitian dan bahan ajar. Pengujian
validasi instrumen penelitian dan bahan ajar yang terdiri dari tes
kompetensi sains, lembar observasi, dan LKS dilakukan oleh ahli,
kemudian dilakukan revisi sesuai dengan rekomendasi ahli. Setelah
instrumen dan bahan ajar dinyatakan telah sesuai dan disetujui oleh ahli,
maka instrumen dan bahan ajar akan langsung dipergunakan untuk
melakukan penelitian.
g. Menghubungi kepala sekolah dan guru kimia yang bersangkutan untuk
menentukan waktu pelaksanaan penelitian.
h. Mempersiapkan dan mengurus surat izin penelitian.
2. Tahap 2 (Pelaksanaan)
Pada tahap ini, penelitian dilakukan sebanyak lima kali pertemuan.
Pertemuan pertama, yaitu pelaksanaan pretest. Pertemuan kedua sampai
keempat, yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran
berbasis masalah. Pertemuan kelima, yaitu pelaksanaan posttest. Pertemuan
kedua sampai keempat tersebut diisi dengan melakukan kegiatan praktikum
dengan menerapkan langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah pada
kelompok eksperimen dan ceramah serta tanya jawab pada kelompok
kontrol. Ketika pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kontrol telah
dilaksanakan, dilakukan pemberian posttes kepada kedua kelompok tersebut
untuk mengetahui kompetensi sains siswa.
3. Tahap 3 (Akhir)
a. Mengolah data hasil penelitian.
b. Membahas hasil temuan penelitian.
c. Menarik kesimpulan.
56

E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek dalam penelitian yang bervariasi.7
Variabel pun dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.8 Jadi variabel
penelitian adalah segala sesuatu apapun yang menjadi objek penelitian untuk
mendapatkan suatu informasi. Ada dua variabel yang akan diteliti dalam
penelitian ini, yaitu:
1. Variabel bebas (X) : Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan tanpa
model Pembelajaran Berbasis Masalah (dengan
menggunakan pembelajaran konvensional, yaitu
ceramah dan tanya jawab).
2. Variabel terikat (Y) : Kompetensi sains siswa

Hasil yang didapatkan dari variabel Y disebabkan atau dipengaruhi oleh


variabel X

F. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini data diperoleh melalui tes kompetensi sains siswa
yang diberikan sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran berbasis
masalah pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada
kelompok kontrol. Jenis tes yang digunakan berupa tes essai sebanyak 15 butir
soal. Dari hasil tersebut peneliti dapat mengetahui bagaimana kompetensi sains
siswa melalui model pembelajaran berbasis masalah. Selain itu, untuk
memperoleh data tambahan sebagai penunjang data penelitian digunakan
lembar observasi aktivitas mengajar dan lembar observasi aktivitas belajar
siswa.

7
Arikunto, op.cit., h. 159.
8
Sugiyono, op.cit., h. 60.
57

G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial atau disebut dengan variabel
penelitian yang diamati.9 Dengan adanya instrumen penelitian, peneliti dapat
melakukan pengukuran dan mengumpulkan data secara lebih terarah dan
mudah dalam penelitian. Maka, dengan instrumen pula dapat diketahui sejauh
mana hasil dari penerapan pembelajaran berbasis masalah. Adapun instrumen
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.10 Tes
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes essai yang disusun
berdasarkan panduan soal-soal PISA. Selain itu, dalam pembuatan tes agar
kompetensi sains siswa dapat terukur maka soal dibuat dengan mengikuti
indikator kompetensi sains tersebut, yang terdiri dari mengidentifikasi isu
ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah, dan menggunakan bukti ilmiah.
Sebelum digunakan, tes terlebih dahulu diuji validitas, reliabilitas, daya
pembeda, dan tingkat kesukaran. Adapun kisi-kisi tes tersebut adalah
sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Essai Materi Laju Reaksi


Indikator Nomor butir
No Indikator pembelajaran Jumlah
kompetensi sains soal
1. Merancang percobaan
faktor-faktor yang 25*, 26*, 28* 3
Mengidentifikasi
mempengaruhi laju reaksi
isu ilmiah
Merancang percobaan orde
31* 1
reaksi

9
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. 11, h. 148.
10
Arikunto, op.cit., h. 193.
58

Melakukan percobaan 1*, 4*, 8,


faktor-faktor yang 10*, 13*, 16,
10
mempengaruhi laju reaksi 18, 20*, 21*,
23
Melakukan percobaan orde
reaksi 32* 1

2. Melakukan percobaan
2, 5*, 9*, 11,
faktor-faktor yang
14, 17*, 19, 9
mempengaruhi laju reaksi Menjelaskan
22, 24
fenomena ilmiah
Melakukan percobaan orde
33, 34* 2
reaksi
3. Menyimpulkan hasil
percobaan faktor-faktor
3*, 6*, 7, 12* 4
yang mempengaruhi laju
reaksi
Menyimpulkan hasil
percobaan orde reaksi 35*, 36* 2

Menyajikan hasil
Menggunakan
percobaan faktor-faktor
bukti ilmiah
yang mempengaruhi laju 15* 1
reaksi

Menyajikan hasil
percobaan orde reaksi 37*, 38 2

Menganalisis faktor-faktor
27, 29*, 30 3
yang mempengaruhi laju
59

reaksi berdasarkan data


hasil percobaan
Menentukan orde reaksi
berdasarkan data hasil 39*, 40 2
perobaan
Jumlah 40
Keterangan: *soal yang valid

2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.
Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui bagaimana penerapan
model pembelajaran berbasis masalah pada aktivitas belajar siswa dan
aktivitas mengajar guru, dengan mengecek dilakukan atau tidaknya seluruh
aktivitas melalui tahapan model pembelajaran berbasis masalah. Dalam
penelitian ini, lembar observasi digunakan sebagai instrumen pelengkap dan
berbentuk checklist (ya dan tidak).

H. Kalibrasi Instrumen Penelitian


Adanya kalibrasi instrumen ini dilakukan agar instrumen yang telah dibuat
memenuhi persyaratan sehingga layak untuk digunakan. Kalibrasi instrumen
yang dilakukan dalam penelitian ini diantaranya yaitu:
1. Uji Validitas
Validitas instrumen menunjukkan bahwa hasil dari suatu pengukuran
yang dilakukan menggambarkan segi atau aspek yang diukur. Instrumen
dikatakan valid jika instrumen tersebut benar-benar mengukur aspek atau
segi yang akan diukur.11 Jadi, instrumen dapat dikatakan valid jika
instrumen tersebut dapat mencapai tujuan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur secara tepat dan teliti.
Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji validitas isi.
Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas isi jika mengukur tujuan

11
Sukmadinata, op.cit., h. 228.
60

khusus tertentu yang sesuai dengan materi atau isi pelajaran yang
diberikan.12 Uji validitas dilakukan oleh tim ahli, yaitu dengan bimbingan
dosen. Uji validitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus koefisien
korelasi biseral. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:13


rbis, (i) =

Keterangan:
rbis, (i) = Koefisien korelasi biseral antara skor butir soal nomor i dengan
skor total
Xi = Rata-rata skor total respondean menjawab benar butir soal nomor
i
Xt = Rata-rata skor total semua responden
St = Standard deviasi skor total semua responden
pi = Proporsi jawaban benar untuk butir nomor i
qi = Proporsi jawaban salah untuk butir nomor i
Perhitungan validitas soal dalam penelitian ini menggunakan bantuan
software Anates versi 4.0.

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan tingkat ketetapan hasil pengukuran.
Suatu instrumen mempunyai tingkat reliabilitas yang cukup, jika instrumen
tersebut digunakan mengukur aspek yang hendak diukur hasilnya sama atau
relatif sama ketika dilakukan beberapa kali.14 Dikarenakan instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini berupa soal uraian, maka rumus yang
digunakan, yaitu rumus Alpha sebagai berikut:15

r11 ( )

12
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi 2, (Jakarta: Bumi Akasara,
2012), h. 82.
13
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 109.
14
Sukmadinata, op.cit., h. 229-230.
15
Arikunto, op.cit., h. 122.
61

Keterangan:
r11 = Reliabilitas yang dicari
= Jumlah varians skor tiap-tiap item
= Varians total
Dalam penelitian, perhitungan uji reliabilitas soal menggunakan
bantuan software Anates versi 4.0.
3. Uji Daya Beda
Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir soal dalam
membedakan antara kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa
yang kurang pandai.16 Rumusnya adalah sebagai berikut:17
D= = PA - PB

Keterangan:
J = Jumlah peserta tes
JA = Banyakanya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan
benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi daya pembeda:18


D : 0,00 0,20 : jelek (poor)
D : 0,21 0,40 : cukup (satistifactory)
D : 0,41 0,70 : baik (good)

16
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 104.
17
Arikunto, op.cit., h. 228-229.
18
Ibid., h. 232.
62

D : 0,71 1,00 : baik sekali (excellent)


D : negatif, semuanya tidak baik.
Perhitungan uji daya beda dalam penelitian ini menggunakan bantuan
software Anates versi 4.0.

4. Uji Tingkat Kesukaran


Soal yang baik merupakan soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak membuat siswa untuk berusaha
lebih dalam memecahkannya sedangkan soal yang terlalu sukar juga akan
membuat siswa menjadi putus asa dan tidak semangat untuk mencoba lagi
karena di luar jangkauan kemampuannya.19 Pada tingkat kesukaran ini,
dikenal juga indeks kesukaran. Semakin besar indeks berarti semakin
mudah butir soal, sebaliknya semakin kecil indeks berarti semakin sukar
butir soal.20Adapun rumus untuk menghitung tingkat kesukaran adalah:21
P=

Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:22
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 dalah soal sukar
Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah
Perhitungan uji tingkat kesukaran soal dalam penelitian ini menggunakan
bantuan software Anates versi 4.0.

19
Ibid.,h. 222.
20
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 103.
21
Arikunto, op.cit., h. 223.
22
Ibid.,h. 225.
63

I. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dilakukan untuk melakukan pengolahan terhadap data
yang telah diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Pengolahan data biasanya
dilakukan secara statistik dengan menggunakan rumus tertentu. Adapun cara
pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Uji Prasyarat Analisis Data
a. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan
adalah uji Liliefors dengan rumus:23
| Lo = F (Zi) S (Zi) |
Keterangan:
Lo = Harga mutlak terbesar
F (Zi) = Peluang angka baku
S (Zi) = Proporsi angka baku
b. Uji homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui kesamaan antara dua
keadaan atau populasi. Uji homogenitas yang dipakai adalah uji Fisher
pada taraf signifikan 0,05 dengan rumus:24

F=

Keterangan:
F = Uji Fisher
s12 = Variansi terbesar
s22 = Variansi terkecil

2. Uji Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis, digunakan Uji t (t-test), dengan rumus:25

23
Sudjana, Metoda Statistika, Edisi 6, (Bandung: Tarsito, 2001), Cet. 6, h. 466-467.
24
Ibid., h. 249.
25
Ibid., h. 239.
64


t=

dengan

Keterangan:26
t = nilai t-test yang dicari
= rata-rata kelompok sampel 1
= rata-rata kelompok sampel 2
s = simpangan baku gabungan
= simpangan baku sampel 1 yang dikuadratkan (varians 1)
= simpangan baku sampel 2 yang dikuadratkan (varians 2)
= jumlah sampel 1
= jumlah sampel 2

Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata


dari dua sampel tentang suatu variabel yang diteliti.27
Kriteriapengujian:28
H0 diterima jika thitung< ttabel
H0 ditolak jika thitung > ttabel

3. Penilaian tes tertulis kompetensi sains siswa


a. Menghitung skor dari setiap jawaban tes. Skor merupakan data mentah
dari hasil evaluasi yang belum diolah lebih lanjut menjadi nilai.
b. Membuat distribusi frekuensi nilai dengan cara:29
1) Mengurutkan data dari yang terkecil sampai terbesar
2) Menghitung rentang kelas (R)

26
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 281.
27
Ibid., h. 280.
28
Sudjana, op. cit., h. 239-240.
29
Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), h. 70-71.
65

R = data tertinggi data terendah


3) Menghitung banyaknya kelas
Penghitungan dilakukan dengan menggunakan aturan Sturges
K = 1 + 3,3 log n
4) Panjang kelas interval(P)
P=

5) Menentukan ujung bawah kelas interval pertama. Biasanya diambil


data terkecil.
6) Kelas interval pertama dihitung dengan cara menjumlahkan ujung
bawah kelas dengan P dikurangi 1 (satu).
7) Menghitung nilai f.
c. Rata-rata (x)


x=

Keterangan: x = Rata-rata x

= Jumlah data x

= Jumlah anggota sampel.30

d. Median
Median adalah membagi data menjadi dua bagian sama besar, dan
selanjutnya menghitung nilai data yang membagi data menjadi dua
bagian tersebut. Adapun rumusnya adalah sbagai berikut:31

Md = b+p [ ]

Keterangan
Md = median
b = batas bawah, dimana median akan terletak

30
Ibid., h. 90.
31
V. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistika untuk Penelitian, (Yogyakarta:
Graha Ilmu,2012), h. 25-26.
66

n = banyaknya data/jumlah sampel


p = panjang kelas interval
F = jumlah semua frekuensi sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median

e. Modus
Modus adalah menghitung jumlah data yang paling sering muncul
dalam sekelompok data. Oleh karena itu dalam sekelompok data
mungkin saja tidak mempunyai nilai modus. Adapun rumusnya adalah
sebagai berikut:32

Mo = b+p * +

Keterangan
Mo = modus
b = batas kelas interval dengan fekuensi terbanyak
p = panjang kelas interval
= frekuensi pada kelas modus (frekuensi pada kelas terbanyak)
dikurangi frekuensi kelas interval sebelumnya
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval
berikutnya

f. Varians (s2)33

=

g. Menghitung persentase penguasaan dari setiap indikator kompetensi


sains siswa dengan perhitungan sebagai berikut:34

Persentase = x 100%

32
Ibid., h. 26-27.
33
Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), h. 96.
34
Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistikauntuk PenelitianPendidikan, Sosial, Ekonomi,
Komunikasi, danBisnis, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 6, h. 23.
67

Setelah dilakukan perhitungan, maka dapat diketahui hasilnya termasuk


dalam kategori seperti apa dengan berdasarkan kriteria berikut:

Tabel 3.3 Kriteria Penguasaan Kompetensi Sains Siswa35


Persentase Keterangan
80-100 Baik sekali
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
30-39 Gagal

J. Hipotesis Statistik
Adapun rumus hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:
H0 :
H1 :
Keterangan:
H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap
kompetensi sains siswa pada materi laju reaksi
H1 : Terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap
kompetensi sains siswa pada materi laju reaksi.

35
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Akasara, 2012),
h. 281.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data hasil pretest
dan posttest kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol (Lampiran 8 dan 9). Data tersebut diperoleh dari hasil tes kompetensi
sains siswa yang merupakan bagian dari literasi sains dengan menggunakan
instrumen tes essai sebanyak 15 soal. Adapun data hasil penelitian yang
diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai
berikut:
1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Sebelum diberikan perlakuan yang berbeda antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol, diperoleh hasil perhitungan data
pretest dari kedua kelompok tersebut. Adapun rincian perhitungannya dapat
dilihat pada Lampiran 12 dan 13. Secara umum dapat pula dilihat seperti
pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Hasil Pretest Kompetensi Sains Siswa Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol
Pretest
Data
Eksperimen Kontrol
Nilai Tertinggi 38 47
Nilai Terendah 15 15
Rata-rata 30,74 32,73
Median 31 32
Modus 38 28
Jumlah siswa 34 34

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat terlihat bahwa nilai rata-rata pretest


kelompok eksperimen lebih kecil dibandingkan dengan kelompok kontrol,

68
69

namun nilai tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang besar. Sehingga


nilai keduanya hampir sama.
Untuk mengetahui persentase dari masing-masing indikator kompetensi
sains hasil pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.2 Persentase (%) Indikator Kompetensi Sains Siswa Hasil Pretest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Pretest
No Indikator Kompetensi Sains
Eksperimen Kategori Kontrol Kategori

1. Mengidentifikasi isu ilmiah 46,18 kurang 48,38 kurang


2. Menjelaskan fenomena ilmiah 25,74 gagal 26,47 gagal
3. Menggunakan bukti ilmiah 21,32 gagal 23,04 gagal
Rata-rata 31,08 gagal 32.63 gagal

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan rata-rata persentase indikator


kompetensi sains dari nilai pretest berada pada kategori gagal baik pada
kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Namun jika dilihat dari
setiap nilai, indikator kompetensi sains yang paling tinggi pada kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol, yaitu indikator mengidentifikasi isu
ilmiah. Sedangkan indikator yang paling rendah pada kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol, yaitu indikator menggunakan bukti ilmiah.
Secara rinci perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 10.

2. Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol


Berdasarkan hasil perhitungan data posttest kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, rata-rata nilai posttest kompetensi sains kelompok
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol (Lampiran
14 dan 15). Secara umum hasil yang diperoleh disajikan pada Tabel 4.3
sebagai berikut:
70

Tabel 4.3 Hasil Posttest Kompetensi Sains Siswa Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Posttest
Data
Eksperimen Kontrol
Nilai Tertinggi 88 83
Nilai Terendah 60 50
Rata-rata 79,20 64,20
Median 81 63
Modus 82 58
Jumlah siswa 34 34

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa secara keseluruhan, setelah pemberian


perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol, hasilnya terlihat lebih baik pada kelompok eksperimen
dibandingkan kelompok kontrol.
Dari data posttest yang diperoleh tersebut, dapat pula dilakukan
perhitungan persentase dari masing-masing indikator kompetensi sains
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Adapun hasilnya dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Persentase (%) Indikator Kompetensi Sains Siswa Hasil Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Posttest
No Indikator Kompetensi Sains
Eksperimen Kategori Kontrol Kategori

1. Mengidentifikasi isu ilmiah 80,29 baik sekali 67,06 baik


2. Menjelaskan fenomena ilmiah 75,37 baik 58,64 cukup
3. Menggunakan bukti ilmiah 80,15 baik sekali 64,83 cukup
Rata-rata 78,6 baik 63,51 cukup
71

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa rata-rata persentase indikator


kompetensi sains siswa dari nilai posttest berada pada kategori baik untuk
kelompok eksperimen dan kategori cukup untuk kelompok kontrol. Namun
jika dilihat dari setiap nilai, indikator kompetensi sains yang memiliki nilai
paling tinggi pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, yaitu
indikator mengidentifikasi isu ilmiah. Sedangkan indikator kompetensi sains
yang paling rendah pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol,
yaitu indikator menjelaskan fenomena ilmiah. Untuk perhitungannya secara
rinci dapat dilihat pada Lampiran 11.

3. Hasil Analisis Data


a. Uji Prasyarat Sampel
Dalam melaksanakan penelitian, penentuan kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol berdasarkan pada perhitungan uji normalitas, uji
homogenitas, dan uji-t terlebih dahulu terhadap data pretest. Adapun
rinciannya adalah sebagai berikut.
1) Uji Normalitas
Perhitungan uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah
data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors.
Hasil uji normalitas data pretest kelas XI MIA 1 dan XI MIA 4
disajikan pada Lampiran 16 dan 17. Adapun secara umum hasilnya
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest


Kelas XI MIA 1 dan XI MIA 4
Pretest
Data Kesimpulan
XI MIA 1 XI MIA 4
N 34 34
Data berdistribusi
Lhitung 0,125 0,134
normal
Ltabel 0,152 0,152
72

Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa hasil pengujian normalitas


data pretest kelas XI MIA 1 diperoleh Lhitung = 0,125 dan dari tabel
harga kritis uji Liliefors taraf signifikansi () = 0,05 untuk n = 34,
maka diperoleh Ltabel = 0,152. Karena Lhitung (0,125) < Ltabel (0,152),
maka dapat disimpulkan bahwa data nilai pretest kelas XI MIA 1
berdistribusi normal. Sedangkan untuk pretest kelas XI MIA 4
diperoleh harga Lhitung = 0,134 dan Ltabel = 0,152. Dengan demikian
Lhitung (0,134) < Ltabel (0,152), maka dapat disimpulkan bahwa data
nilai pretest kelas XI MIA 4 berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas
Setelah dilakukan perhitungan uji normalitas dan data pretest
dinyatakam berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji
homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan
dua keadaan atau populasi. Dalam penelitian ini, uji homogenitas yang
digunakan, yaitu uji Fischer. Dua populasi dikatakan homogen apabila
Fhitung < Ftabel.
Sebelum melakukan perhitungan uji homogenitas pretest, terlebih
dahulu dilakukan perhitungan nilai varians dari data pretest kelas XI
MIA 1 dan XI MIA 4 (Lampiran 20). Adapun hasil uji homogenitas
nilai pretest tersebut disajikan pada Lampiran 22 dan Tabel 4.6
sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas XI MIA 1 dan
XI MIA 4
Statistik
2
s Eksperimen 35,1
2
s Kontrol 59,3
Fhitung 1,69
Ftabel 1,79
Kesimpulan Homogen
73

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari data pretest


kelas XI MIA 1 dan XI MIA 4 diperoleh Fhitung = 1,69 dan dari tabel
harga distribusi F dengan taraf signifikan () = 0,05 dengan jumlah
siswa 68 (n1 = 34, n2 = 34), maka didapat harga Ftabel = 1,79.
Berdasarkan hasil tersebut, maka Fhitung < Ftabel. Dengan demikian
maka nilai pretest kelas XI MIA 1 dan XI MIA 4 adalah homogen.

3) Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan setelah uji normalitas dan uji
homogenitas. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t.
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang
signifikan antara nilai pretest kelas XI MIA 1 dan XI MIA 4.
Hasil uji-t data pretest yang dilakukan pada kelas XI MIA 1 dan
XI MIA 4 secara rinci disajikan pada Lampiran 24 dan Tabel 4.7
sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji-t Pretest Kelas XI MIA 1 dan XI MIA 4
Uji-t
Data
XI MIA 1 XI MIA 4
Mean 30,74 32,73
thitung 1,21
ttabel 1,99
Kesimpulan Tidak terdapat perbedaan yang signifikan

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.7 uji-t pretest antara


kelas XI MIA 1 dan XI MIA 4 pada taraf signifikan 0,05 dengan
derajat kebebasan df = (n1+n2)-2 = 66 diperoleh ttabel = 1,99.
Sedangkan thitung = 1,21. Dalam melakukan pengujian tersebut
diajukan hipotesis berikut:

H0: Tidak terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelas XI MIA
1 dengan siswa kelas XI MIA 4
74

H1: Terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelas XI MIA 1


dengan siswa kelas XI MIA 4

Dimana, kriterianya adalah:


H0 diterima jika thitung < ttabel
H0 ditolak jika thitung > ttabel

Berdasarkan kriteria tersebut, maka diperoleh thitung < ttabel, yaitu


1,21 < 1,99 sehingga H0 diterima. Dengan demikian hasil pretest
siswa antara kelas XI MIA 1 dengan kelas XI MIA 4 menunjukkan
tidak adanya perbedaan. Artinya, dari uji hipotesis yang dilakukan
pada kedua kelas yang belum mendapatkan perlakuan, menunjukkan
kompetensi sainsnya setara atau sama antara kelas XI MIA 1 dan XI
MIA 4.
Dengan adanya hasil tersebut, menunjukkan bahwa kelas XI MIA
1 dan XI MIA 4 memenuhi syarat dan cocok digunakan sebagai
sampel dalam penelitian. Untuk menentukan mana kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol antara kedua kelas tersebut,
kemudian dipilih berdasarkan nilai rata-rata pretest masing-masing
kelas. Nilai rata-rata yang lebih rendah ditetapkan sebagai kelas
eksperimen dan nilai rata-rata yang lebih tinggi ditetapkan sebagai
kelas kontrol. Berdasarkan hasil pretest seperti pada tabel 4.1, nilai
rata-rata pretest yang lebih rendah adalah kelas XI MIA 1 sebesar
30.74 sedangkan XI MIA 4 nilainya lebih tinggi, yaitu sebesar 32.73.
Berdasarkan hasil tersebut, akhirnya yang ditetapkan sebagai
kelompok eksperimen adalah kelas XI MIA 1 dan kelompok kontrol
adalah kelas XI MIA 4.
75

b. Uji Prasyarat Analisis


Dalam uji prasyarat analisis, hampir sama dengan uji prasyarat
sampel. Namun, pada uji prasyarat analis ini data yang digunakan adalah
data posttest. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut.
1) Uji Normalitas
Berdasarkan perhitungan uji normalitas yang telah dilakukan
terhadap nilai posttest (Lampiran 18 dan 19), maka secara umum hasil
ujinya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Posttest


Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Posttest
Data Kesimpulan
Eksperimen Kontrol
N 34 34
Data berdistribusi
Lhitung 0,095 0,139
normal
Ltabel 0,152 0,152

Berdasarkan Tabel 4.8 terlihat bahwa hasil pengujian normalitas


nilai posttest kelompok eksperimen diperoleh Lhitung = 0,095 dan dari
tabel harga kritis uji Liliefors taraf signifikansi () = 0,05 untuk n =
34, maka diperoleh Ltabel = 0,152. Karena Lhitung (0,095) < Ltabel (0,152)
maka dapat disimpulkan bahwa data nilai posttest kelompok
eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan untuk posttest kelompok
kontrol diperoleh harga Lhitung = 0,139 dan Ltabel = 0,152. Dengan
demikian Lhitung (0,139) < Ltabel (0,152) maka dapat disimpulkan
bahwa data nilai posttest kelompok kontrol berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas
Sebelum melakukan perhitungan uji homogenitas posttest,
terlebih dahulu dilakukan perhitungan nilai varians dari posttest
76

kelompok eksperimen maupun kontrol (Lampiran 21). Adapun hasil


uji homogenitas nilai posttest tersebut disajikan pada Lampiran 23 dan
Tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelompok
Eksperimen dan Kontrol
Statistik
s2 Eksperimen 42,71
s2 Kontrol 71,50
Fhitung 1,67
Ftabel 1,79
Kesimpulan Homogen

Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan bahwa dari data posttest


kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh Fhitung = 1,67
dan dari tabel harga distribusi F dengan taraf signifikan () = 0,05
dengan jumlah siswa 68 (n1 = 34, n2 = 34), maka didapat harga Ftabel =
1,79. Berdasarkan hasil tersebut, maka Fhitung<Ftabel. Dengan demikian
maka nilai posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
adalah homogen.

3) Uji Hipotesis
Hasil uji-t data posttest untuk kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol disajikan pada Lampiran 25 dan Tabel 4.10 sebagai
berikut:
Tabel 4.10 Hasil Uji-t Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Uji-t
Data
Eksperimen Kontrol
Mean 79,20 64,20
thitung 8,27
ttabel 1,99
Kesimpulan Terdapat perbedaan yang signifikan
77

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.10 uji-t data posttest


antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol pada taraf
signifikan 0,05 dengan derajat kebebasan df = (n1+n2) - 2 = 66
diperoleh ttabel = 1,99. Sedangkan thitung = 8,27. Berdasarkan hasil
tersebut maka dapat dinyatakan thitung > ttabel, yaitu 8,27 > 1,99
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
posttest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Artinya, dari
uji hipotesis yang dilakukan pada kedua kelompok tersebut
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang lebih baik terhadap
kompetensi sains siswa ketika diterapkannya model pembelajaran
berbasis masalah pada kelompok eksperimen.

B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model
pembelajaran berbasis masalah terhadap kompetensi sains siswa dalam materi
laju reaksi. Pada kelompok eksperimen diterapkan model pembelajaran
berbasis masalah sedangkan pada kelompok kontrol diterapkan pembelajaran
konvensional dengan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam penelitian ini,
dilakukan terlebih dahulu uji prasyarat sampel terhadap data pretest dan uji
prasyarat analisis terhadap data posttest dari kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Hasil yang diperoleh, yaitu data tersebut berdistribusi
normal dan homogen. Hal ini menunjukkan bahwa sampel yang diambil
memiliki keadaan awal yang sama.
Untuk mengetahui apakah pembelajaran berbasis masalah berpengaruh
atau tidak terhadap kompetensi sains siswa yang merupakan salah satu dimensi
literasi sains, maka dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan terhadap
data pretest dan posttest. Perhitungan uji hipotesis yang digunakan, yaitu uji-t.
Berdasarkan perhitungan uji-t prestest diperoleh hasil bahwa thitung lebih kecil
dibandingkan dengan ttabel (1,2 < 1,99) sehingga hipotesis nol (H0) diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara kelompok eksperimen
78

dengan kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan kompetensi sains siswa.


Artinya, kedua kelompok memiliki kompetensi sains yang sama. Sehingga
kedua kelompok tersebut cocok untuk dijadikan sebagai sampel dalam
penelitian.
Perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t pada data posttest
kelompok eksperimen dan kontrol, hasilnya menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan kompetensi sains siswa antara kedua kelompok tersebut. Hal ini
dapat dilihat dari nilai thitung > ttabel (8,27 > 1,99) sehingga hipotesis H0 ditolak.
Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa kompetensi sains siswa
kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Hasil perhitungan uji-t posttest yang menunjukkan bahwa kompetensi
sains siswa yang merupakan bagian dari literasi sains pada kelompok
eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol, disebabkan
adanya penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada kelompok
eksperimen. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anita
Wulandari yang menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis
masalah dapat meningkatkan kemampuan literasi sains siswa.1
Dalam penelitian ini, pembelajaran berbasis masalah diterapkan dalam
suatu kegiatan praktikum. Dengan adanya penerapan model pembelajaran
tersebut, siswa membangun konsep atau prinsip berdasarkan kemampuannya
sendiri yang mengintegrasikan keterampilan dan pengetahuan yang sudah
dipahami sebelumnya.2 Hal ini menjadikan siswa lebih mandiri dalam
membangun pengetahuan yang diperolehnya. Kondisi tersebut dikarenakan
dari awal disajikannya masalah dalam pembelajaran, siswa memahaminya
secara mandiri dengan bekerjasama bersama teman kelompok. Siswa pun
dirangsang mencari informasi yang berkaitan dengan masalah yang diberikan
dari berbagai sumber seperti dari buku maupun internet secara mandiri pula.

1
Anita Wulandari, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan
Literasi Sains Siswa SD Kelas V pada Materi Kegiatan Manusia yang Mengubah Permukaan
Bumi, Skripsi pada Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Sumedang, 2013.
2
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Edisi 2,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), Cet. 5, h. 242.
79

Selain itu, lingkungan belajar dalam pembelajaran berbasis masalah


menekankan pada peran sentral siswa bukan pada guru.3 Dengan hal tersebut,
menjadikan siswa berperan lebih aktif dibandingkan guru dan siswa menjadi
pusat pembelajaran.
Adanya hasil yang lebih baik pada kelompok eksperimen ketika
diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah disebabkan pula saat
berlangsungnya pembelajaran siswa menjadi lebih semangat dan termotivasi.
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa dengan pembelajaran
berbasis masalah, pengetahuan siswa, serta minat dan motivasinya terus
ditingkatkan.4 Selama pembelajaran berlangsung, siswa pun melakukan
berbagai aktivitas secara berkelompok. Mereka saling menjelaskan, saling
berdiskusi dan saling membantu antara sesama anggota dalam kelompok untuk
memecahkan masalah yang disajikan oleh guru. Dengan pembelajaran seperti
itu, siswa menjadi lebih mudah memahami ketika merasa kesulitan terhadap
materi atau permasalahan yang belum dimengerti. Apalagi setiap anggota
dalam kelompok adalah teman sebaya yang menjadikan siswa tidak merasa
canggung untuk bertanya antara sesama teman yang lebih paham ketika ada hal
yang belum dimengerti. Sehingga kegiatan belajar pada siswa pun dapat
terlaksana dengan baik. Hal ini sejalan dengan teori menurut Vygotsky yang
menyatakan bahwa belajar terjadi melalui interaksi sosial dengan guru dan
teman sebaya yang lebih mampu.5
Dengan model pembelajaran berbasis masalah pun, saat kegiatan belajar
secara berkelompok setiap anggota bertanggung jawab terhadap keberhasilan
dalam pembelajaran. Sehingga, setiap anggota menjadi aktif dan ikut serta
dalam mengambil bagian dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan demi
terwujudnya kerjasama yang baik. Hal ini sejalan dengan teori yang
menyatakan bahwa dalam pembelajaran berbasis masalah siswa menjadi
pembelajar aktif sebagai hasil tanggung jawab anggota kelompok demi

3
Ibid., h. 244.
4
Uus Toharudin, Sri Hendrawati, dan Andrian Rustaman, Membangun Kemampuan
Literasi Sains Peserta Didik, (Bandung: Humaniora, 2011), Cet. 1, h. 107.
5
Ibid., h. 100.
80

kesuksesan kelompoknya.6 Dengan hal tersebut dapat menjadikan literasi sains


siswa pada dimensi kompetensi sains menjadi lebih baik.
Masalah yang disajikan dalam pembelajaran merupakan permasalahan
yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dapat membuat siswa
termotivasi dan merasa antusias untuk belajar serta menggali pengetahuan
secara mandiri untuk menyelesaikan permasalahan yang disajikan dengan
sebaik mungkin. Bahan belajar yang berisi permasalahan yang berkaitan dalam
kehidupan tidak hanya sekedar disajikan begitu saja, tetapi siswa dituntut untuk
mencari solusi dari penyelesaian masalah tersebut sehingga dalam mengikuti
pembelajaran siswa memiliki tantangan dalam menyelesaikannya. Dengan hal
tersebut siswa akan lebih terpacu dalam belajar. Hal ini sejalan dengan teori
yang ada yang menyatakan bahwa tantangan yang dihadapi dalam bahan
belajar membuat siswa semangat untuk mengatasinya. Bahan belajar yang
banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang
untuk mempelajarinya.7
Selain itu, kegiatan praktikum yang dilaksanakan dalam proses
pembelajaran dengan berdasarkan pembelajaran berbasis masalah menjadikan
siswa terlibat langsung sehingga pembelajaran akan menjadi lebih
bermakna.Dalam pembelajaran berbasis masalah yang telah dilakukan pun,
siswa melakukan semua proses pembelajaran selama kegiatan praktikum. Hal
ini menyebabkan siswa memahami materi tidak hanya pada konsep saja tapi
mampu memahami proses penemuannya. Dalam pembelajaran sains ketika
memahami sesuatu bukan hanya fakta, konsep dan prinsip saja, tetapi
menekankan pada proses penemuan. Zulfiani, dkk mengungkapkan bahwa
kemampuan siswa dalam menemukan konsep perlu dilakukan dengan kegiatan
pembelajaran yang berorientasi pada proses.8 Kondisi inilah yang
mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran yang diberikan oleh

6
Ibid., h. 105.
7
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Departemen Pendidikan &
Kebudayaan dan Rineka Cipta, 2006), Cet. 3, h. 48.
8
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. 1, h. 52.
81

guru dan membantu penguasaan literasi sains siswa pada dimensi kompetensi
sains menjadi lebih baik.
Sedangkan, pada kelompok kontrol dapat diketahui bahwa hasil
kompetensi sainsnya lebih rendah. Hal ini dikarenakan metode pembelajaran
yang diterapkan hanya ceramah dan tanya jawab. Dengan metode tersebut
siswa hanya mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru tanpa terlibat
langsung dan mendapatkan pengalaman secara langsung dalam kegiatan
pembelajaran. Sehingga siswa kurang aktif dalam memahami materi yang
menyebabkan kompetensi sains siswa pun menjadi kurang dapat meningkat.
Dengan metode konvensional tersebut, siswa pun cenderung merasa bosan dan
tidak fokus ketika berlangsungnya pembelajaran. Siswa tidak memiliki
kesempatan yang besar dalam memahami materi, karena guru yang menjadi
pusat dalam pembelajaran. Meskipun, dalam penelitian ini sesekali siswa
diperbolehkan untuk mencari informasi tambahan dari buku maupun internet.
Adanya hasil yang lebih baik pada kelompok eksperimen pun dapat dilihat
dari setiap indikator kemampuan literasi sains pada dimensi kompetensi sains
terhadap data posttest yang dapat ditunjukkan pada gambar berikut ini:
90 80,29 80,15
80 75,37
67,06 64,83
70 58,64
60
50
40
30
20
10
0
Mengidentifikasi isu Menjelaskan Menggunakan bukti
ilmiah fenomena ilmiah ilmiah

Kontrol Eksperimen

Gambar 4.1 Persentase Posttest Indikator Kompetensi Sains Siswa


Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Berdasarkan gambar tersebut menunjukkan bahwa dari setiap indikator


kompetensi sains pun lebih besar pada kelompok eksperimen dibandingkan
82

kelompok kontrol. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran berbasis masalah


siswa melakukan beberapa tahapan pembelajaran yang dapat mengembangkan
ketiga indikator tersebut. Pembelajaran berbasis masalah menurut Arends
memiliki lima tahapan, yaitu orientasi siswa pada masalah, mengorganisasikan
siswa untuk belajar, membimbing investigasi individual dan kelompok,
mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya, serta menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah.9
Indikator mengidentifikasi isu ilmiah pada kelompok kontrol termasuk
pada kategori baik sedangkan pada kelompok eksperimen termasuk pada
kategori baik sekali. Hal ini disebabkan, pada kelompok eksperimen ketika
pembelajaran berlangsung dilakukan tahapan pembelajaran berbasis masalah,
yaitu orientasi siswa pada masalah dan mengorganisasikan siswa untuk
melakukan penyelidikan. Dengan tahapan tersebut siswa mempelajari dan
mengidentifikasi masalah yang disajikan serta berusaha mencari cara yang
harus dilakukan dalam penyelesaian masalah secara mandiri dan
menerapkannya dalam suatu kegiatan praktikum. Hal ini sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa dengan diberikannya masalah dapat mendorong
keseriusan, inquiry, dan berpikir melalui cara yang bermakna dan sangat kuat
(powerful).10 Selain itu, dengan melakukan tahapan tersebut pun siswa mampu
mengidentifikasi dan menentukan segala kebutuhan yang diperlukan serta
mulai memikirkan bagaimana tahapan dalam penyelidikan yang akan
dilakukan. Kegiatan mengidentifikasi pun dilakukan saat tahapan investigasi
siswa secara mandiri dan kelompok. Pada tahapan ini siswa terlebih dahulu
melakukan identifikasi terhadap reaksi atau akibat yang ditimbulkan ketika
permulaan dilakukannya praktikum dari setiap permasalahan yang disajikan.
Dengan hal tersebut, menyebabkan siswa dapat terlatih kemampuannya dalam
mengidentifikasi isu ilmiah sehingga menjadi lebih baik. Hal ini pun didukung
pula dengan hasil observasi yang dilakukan pada kelompok eksperimen

9
Richard I Arends, Learning toTeach, (New York: McGraw-Hill, 2007), h. 394.
10
Rusman, op. cit., h. 230.
83

menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada tahapan tersebut terlaksana dengan


baik. Hasil yang kurang baik pada kelompok kontrol dibandingkan kelompok
eksperimen disebabkan pada kelompok kontrol siswa hanya mendengarkan
penyajian masalah yang diberikan oleh guru sehingga siswa tidak dapat
mandiri dalam melakukan identifikasi dari masalah yang ada dalam
pembelajaran.
Untuk indikator menjelaskan fenomena ilmiah, termasuk pada kategori
cukup untuk kelompok kontrol dan kategori baik untuk kelompok eksperimen.
Hasil yang lebih besar pada kelompok eksperimen disebabkan saat
pembelajaran berlangsung dilakukan tahapan investigasi individual dan
kelompok. Melalui tahapan tersebut guru mendorong siswa untuk memperoleh
informasi yang tepat, akurat, dan melaksanakan eksperimen serta mencari
penjelasan dan solusi.11 Dengan hal tersebut, siswa dapat menjelaskan
fenomena yang disajikan dalam permasalahan melalui investigasi secara
langsung yang mengakibatkan hasilnya pun lebih bermakna. Dengan
pembelajaran seperti itu, siswa akan lebih mudah memahami dan mampu
menjelaskan terkait materi yang sedang dipelajari. Hal ini sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui
pengalaman langsung.12 Meskipun menunjukkan hasil yang lebih besar pada
kelompok eksperimen, namun indikator menjelaskan fenomena ilmiah ini
nilainya paling rendah dibandingkan dengan indikator lainnya. Hal ini
disebabkan, berdasarkan hasil observasi terdapat beberapa kelompok yang
kurang baik dalam melakukan aktivitas pembelajaran pada tahapan ini. Untuk
kelompok kontrol, hasil yang diperoleh lebih rendah dibandingkan dengan
kelompok eksperimen. Hal ini disebabkan pada saat pembelajaran, yang
menjelaskan fenomena terkait dengan masalah yang disajikan adalah guru
bukan siswa. Sehingga, siswa cenderung hanya menerima informasi tanpa

11
Toharudin, op. cit., h. 103.
12
Dimyati, op. cit., h. 45.
84

mendapatkan informasi untuk memperoleh penjelasan ilmiah secara langsung


dan mandiri.
Pada indikator menggunakan bukti ilmiah, menunjukkan kategori baik
sekali pada kelompok eksperimen dan kategori cukup pada kelompok kontrol.
Hal tersebut dikarenakan pada kelompok eksperimen siswa melakukan tahapan
pembelajaran mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya serta
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Ketika
mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya, secara langsung siswa
terlibat dengan bukti yang diperoleh berdasarkan percobaan yang telah mereka
lakukan. Siswa pun membuat laporan percobaan secara berkelompok, dimana
ketika membuat laporan tersebut siswa melibatkan bukti berupa data yang
diolah menjadi betuk lain, seperti membuat grafik maupun memberikan
kesimpulan berdasarkan data sebelum mereka mempresentasikannya. Hal ini
menyebabkan siswa terlatih dalam menggunakan bukti yang berupa data ilmiah
dan dapat mempresentasikannya. Sesuai dengan teori yang ada yang
menyatakan bahwa melalui pembelajaran berbasis masalah siswa
mempresentasikan gagasannya, siswa terlatih merefleksikan pendapatnya,
mengargumentasikan dan mengkomunikasikan ke pihak lain sehingga guru
memahami proses berpikir siswa.13
Untuk tahapan pembelajaran menganalisis dan mengevaluasi, siswa pun
harus dapat memahami bukti yang berupa data, baik yang diperoleh
berdasarkan hasil praktikum maupun yang diberikan oleh guru ketika diberikan
beberapa soal evaluasi. Hal ini sejalan dengan teori yang ada yang menyatakan
bahwa pembelajaran berbasis masalah membantu dalam meningkatkan
konektivitas, pengumpulan data, elaborasi, dan komunikasi informasi.14
Dengan hal tersebut siswa menjadi terlatih dalam menggunakan bukti yang
diperoleh secara ilmiah. Sehingga indikator menggunakan bukti ilmiah
menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan kelompok kontrol. Untuk

13
Rusman, op. cit., h. 245.
14
Ibid., h. 236.
85

kelompok kontrol, yang menunjukkan hasil lebih rendah dikarenakan saat


pembelajaran berlangsung siswa memperoleh data berdasarkan data yang
disajikan oleh guru dan ketika mengkomunikasikan data, bukan siswa yang
melakukannya tetapi guru yang banyak terlibat aktif. Siswa cenderung hanya
menerima dan menjalankan perintah yang diberikan oleh guru dalam mengolah
data yang disajikan. Sehingga siswa tidak terlatih dalam menggunakan bukti
ilmiah dengan baik.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran berbasis masalah memberikan pengaruh positif terhadap
kompetensi sains siswa dalam materi laju reaksi. Hal ini berdasarkan
perhitungan statistik uji-t data posttest, nilai thitung sebesar 8,27 dan ttabel sebesar
1,99 dengan taraf signifikansi 0,05, sehingga thitung > ttabel maka H1 diterima.
Data posttest menunjukkan rata-rata kompetensi sains siswa kelompok
eksperimen termasuk kategori baik dengan nilai sebesar 78,60, sedangkan
kelompok kontrol termasuk kategori cukup dengan nilai sebesar 63,51.
Indikator kompetensi sains siswa dalam kelompok eksperimen yang paling
tinggi, yaitu mengidentifikasi isu ilmiah dan yang paling rendah, yaitu
menjelaskan fenomena ilmiah.

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran berbasis masalah perlu diterapkan dalam proses
pembelajaran kimia karena dapat memberikan pengaruh posistif terhadap
kompetensi sains siswa yang merupakan salah satu bagian dari literasi sains.
2. Pembelajaran berbasis masalah pada penelitian selanjutnya disarankan
digunakan untuk mengukur kompetensi sains dalam bahasan kimia lainnya.
3. Bagi peneliti berikutnya agar dapat menerapkan pembelajaran berbasis
masalah untuk mengukur literasi sains siswa pada dimensi lainnya, yaitu
dimensi konten, konteks atau sikap ataupun keseluruhan dimensi tersebut
dalam materi pembelajaran yang sama ataupun materi pembelajaran lainnya.

86
87

DAFTAR PUSTAKA

Adjie, Trie Seno Adjie, Penerapan Metode Science Literacy Circles (SLC) untuk
Meningkatkan Literasi Sains dan Mengembangkan Karakter Siswa SMP,
Skripsipada Pendidikan Fisika UPI Bandung: 2012. tidak dipublikasikan.

Akinoglu, Orhan and Ruhan Ozkardes Tandogan. The Effects of Problem-Based


Active Learning in Science Education on Students Academic Achievement,
Attitude and Concept Learning. Eurasia Journal of Mathematics, Science &
Technology Education. 3. No. 1, 2007.

Ali, L. U. AliI. W. Suastra, dan A. A. I. A. R. Sudiatmika. Pengelolaan


Pembelajaran IPA Ditinjau dari Hakikat Sains pada SMP di Kabupaten
Lombok Timur. Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha. 3, 2013.

Amir, M. Taufiq. Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning. Edisi 1.


Jakarta: Kencana Prenada Media, Cet. 2, 2009.

Arends, Richard I. Learning toTeach. New York: McGraw-Hill, 2007.

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi 2. Jakarta: Bumi


Akasara, 2012.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta, 2010.

Astika, Urip., dkk., Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap


Sikap Ilmiah Dan Keterampilan Berpikir Kritis. Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA. 3, 2013.

Brady, James E. Kimia Universitas Asas & Struktur. Edisi 5. Jilid 1. Jakarta:
Binarupa Aksara, 1999.

Brickman, Peggy., dkk., Effect of Inquiry-based Learning on Students Science


Literacy Skills and Confidence. International Journal for the Scholarship of
Teaching and Learning. 3. No. 2, 2009.

Center for Science, Mathematics, and Engineering Education. Every Child A


Scientist Achieving Scientific Literacy for All. Washington DC: National
Academy Press, 1998.
88

Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Departemen


Pendidikan & Kebudayaan dan Rineka Cipta, Cet. 3, 2006.

Dogra, S. K. Kimia Fisik dan Soal-soal. Jakarta:UI-Press, Cet. 1, 1990.

Douglas, Rowena., dkk.,Linking Science & Literacy In The K-8 Classroom.


America: NSTA Press, 2006.

Fatimah, Is. Kinetika Kimia. Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu, Cet. 1, 2013.

Husamah dan Yanur Setyaningrum. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian


Kompetensi. Malang: Prestasi Pustakaraya, 2013.

Keenan, Charles W., dkk., Ilmu Kimia untuk Universitas. Edisi 6. Jilid 1. Jakarta:
Erlangga, 1984.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Dokumen Kurikulum 2013. Jakarta:


Kemendikbud, 2012.

Khusnayain, Arina, Pengaruh Skill Argumentasi menggunakan Model


Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Literasi Sains Siswa
SMP, Skripsi pada Pendidikan Fisika Universitas Lampung: 2013. tidak
dipublikasikan

King, Kenneth P. Technology, Science Teaching, and Literacy A Century of


Growth. New York: Kluwer Academic Publishers, 2002.

Kurnia, Feni., dkk., Analisis Bahan Ajar Fisika SMA Kelas XI di Kecamatan
Indralaya Utara Berdasarkan Kategori Literasi Sains. Jurnal Inovasi dan
Pembelajaran Fisika. 1 No. 1, 2014.

Loughran, John., dkk., Scientific Literacy Under the Microscope A Whole School
Approach to Science Teaching and Learning. Rotterdam: Sense Publishers,
2011.

Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Measuring


Student Knowledge and Skills The PISA 2000 Assessment of Reading,
Mathematical and Scientific
Literacy.http://www.oecd.org/education/school/programmeforinternational
studentassessmentpisa/3369279.

Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). The PISA


2003 Assesment Frame work-Mathematics, Reading, Science and Problem
Solving Knowledge and Skills.
89

http://www.oecd.org/edu/school/programmeforinternationalstudentassessme
ntpisa/33694881.pdf, 2 Januari 2014.

Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Assessinng


Scientific, Reading and Mathematical Literacy,
http://www.oecd.org/edu/school/assessingscientificreadingandmathematicall
iteracyaframeworkforpisa2006.html.

Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). PISA 2006


Science Competencies for Tomorrows World. Volume 1: Analysis.
http://www.nbbmuseum.be/doc/seminar2010/nl/bibliografie/opleiding/analy
sis.pdf, 23 Oktober 2014.

Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). PISA 2009


Results: What Students Know and Can Do Student Performance In reading,
Mathematics and Science.
Vol.1.http://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/48852548.pdf, 17 Desember
2013.

Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). PISA 2012


Results in Focus What 15-year-olds Know and That They Can Do With
What They Know.http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-
overview.pdf, 3 Februari 2014.

Petrucci, Ralph H. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.Edisi 4. Jilid 2.


Jakarta: Erlangga, 1985.

Petrucci, Ralph H., dkk.,Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern. Edisi
9. Jilid 1. Jakarta: Erlangga, 2011.

Purba, Michael. Kimia 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga, 2006.

Pusat Kurikulum Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Pendidikan


Nasional, Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran
IPA. Jakarta: Depdiknas, 2007.

Putra, Sitiatava Rizema. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains.


Jogjakarta: DIVA Press, Cet. 1, 2013.

Riduwan dan Sunarto.Pengantar Statistikauntuk PenelitianPendidikan, Sosial,


Ekonomi, Komunikasi, danBisnis.Bandung: Alfabeta, Cet. 6, 2013.
90

Roth, Wolf Michael dan Angela Calabrese Barton. Rethinking Scientific Literacy.
New York: RoutledgeFalmer, 2004.

Rusman. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.


Edisi 2. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Cet. 5, 2012.

Sadia, I Wayan. Model Pembelajaran yang Efektif untuk Meningkatkan


Keterampilan Berfikir Kritis (Suatu Persepsi Guru). Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran UNDIKSHA. No. 2, 2008.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Edisi 1. Jakarta: Kencana Prenada Media, Cet. 8, 2006.

Sastrohamidjojo, Hardjono. Kimia Dasar. Edisi 2. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press, 2010.

Shamos, Morris H. The Myth of Scientific Literacy. New Brunswick, New Jersey,
United States of America: Rutgers University Press, 1995.

Sofyan, Ahmad., dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:


UIN Jakarta Press, 2006.

Solihat, Lilih, Analisis Penggunaan Pendekatan Chemie Im Kontext (CHik)


Terhadap Kemampuan Literasi Sains Siswa pada Dimensi Konten Sains,
Skripsi pada Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2012. tidak
dipublikasikan.

Sriyani, Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) pada Pokok Bahasan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi, Skripsipada Pendidikan
Kimia UPI Bandung: 2010. tidak dipublikasikan.

Sudjana. Metoda Statistika. Edisi 6. Bandung: Tarsito, Cet. 6, 2001.


Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R & D. Bandung: Alfabeta, Cet. 11, 2010.

Suharsini, Maria dan Dyah Saptarini. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta:
Ganeca Exact, 2007.

Sujarweni, V. Wiratna dan Poly Endrayanto. Statistika untuk Penelitian.


Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.

Sukmadinata, Nana Syaodih dan Erliana Syaodih. Kurikulum & Pembelajaran


Kompetensi.Bandung: Refika Aditama, Cet. 1, 2012.
91

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, Cet. 7, 2011.

Suyanti, Retno Dwi. Strategi Pembelajaran Kimia. Edisi 1. Yogyakarta: Graha


Ilmu, Cet. 1, 2010.

Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: PT. Remaja


Rosdakarya, Cet. 4, 2013.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet.


15, 2010.

Toharudin, Uus., dkk., Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Bandung:


Humaniora, Cet. 1, 2011.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional. BAB I Pasal,
.http://www.dikti.go.id/files/atur/UU20-2003Sisdiknas.pdf, 16 April 2014.

Usman, Husaini dan R. Purnomo Setiady Akbar. Pengantar Statistika. Jakarta:


Bumi Aksara, 2010.

Wahyanti, Mega,Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and


Learning (CTL) dalam Meningkatkan Hasil Belajar dan Literasi
Sains,Skripsi pada Pendidikan Fisika UPI Bandung: 2012. tidak
dipublikasikan.

Wulandari, Anita, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap


Kemampuan Literasi Sains Siswa SD Kelas V Pada Materi Kegiatan
Manusia yang Mengubah Permukaan Bumi, Skripsi pada Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Bandung: 2013. tidak dipublikasikan.

Zulfiani., dkk., Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN


Jakarta, Cet. 1, 2009.
92

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


(Kelas Eksperimen)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
Pertemuan ke- : 1 (satu)
Kompetensi Inti :
1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, sertamenerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuaidengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde
reaksi berdasarkan data hasil percobaan.
4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi

Indikator :
1. Merancang percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
2. Melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3. Menyimpulkanhasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
4. Menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
5. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan data hasil
percobaan

I. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari KD ini, diharapkan:
1. Siswa dapat merancang percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
2. Siswa dapat melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3. Siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi
93

4. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
5. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan
data hasil percobaan

II. Materi Ajar


Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi dalam satuan
waktu. Untuk lebih memahami laju reaksi, dapat memperhatikan contoh reaksi berikut:
A+BC
Zat A dan zat B merupakan pereaksi (reaktan) dan telah ada saat permulaan, sedangkan zat C
merupakan hasil reaksi (produk) dan belum ada saat permulaan. Saat zat A dan B bereaksi,
zat C terbentuk. Saat reaksi berlangsung, jumlah zat A dan B semakin lama akan semakin
berkurang dan jumlah zat C semakin lama akan semakin bertambah. Adapun rumusan laju
reaksi untuk zat C adalah sebagai berikut:

keterangan:
v = Laju reaksi
[C] = Perubahan konsentrasi zat C
t = Perubahan waktu

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


a.Konsentrasi
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi laju
reaksi ialah konsentrasi. Konsentrasi zat berkaitan
dengan jumlah partikel zat. Semakin besar konsentrasi
zat maka jumlah partikel akan semakin banyak sehingga
semakin sering bertumbukan karena ruang gerakannya
semakin sempit. Oleh karena itu, semakin sering terjadi
tumbukan maka laju reaksinya pun akan semakin cepat. Dengan demikian, artinya
bahwa laju reaksi sebanding dengan konsentrasi.
Dalam kehidupan sehari-hari, salah satu contohnya berhubungan dengan
gambar seperti diatas. Ketika kita sakit, pasti kita akan berobat ke dokter dan
mendapatkan obat sesuai dengan keluhan yang kita rasakan. Obat yang diberikan pun
dosis atau kadarnya tidak selalu sama. Ketika dosisnya lebih tinggi maka efek yang
dirasakan oleh tubuh akan lebih cepat terjadi dan sebaliknya ketika dosisnya lebih
rendah maka efek yang dirasakan oleh tubuh pun akan lebih lama terjadi. Hal tersebut
dikarenakan ketika dosisnya lebih tinggi maka obat akan lebih cepat bereaksi di dalam
tubuh dibandingkan ketika dosisnya lebih rendah maka obat akan lebih lama bereaksi
di dalam tubuh.

b. Suhu
Suhu mempengaruhi laju reaksi.
Pembuktian tersebut dapat dilihat pada gambar
disamping. Ketika ibu kalian membuat tapai
ketan, mengapa harus ditutup rapat dengan
daun? Nah, hal ini berhubungan dengan suhu
yang berperan dalam proses pembuatan tapi
ketan tersebut. Ketika tapai dibungkus rapat
94

maka suhunya pun akan lebih optimum dibandingkan ketika tapai tidak dibungkus
rapat. Ketika suhu lebih optimum maka tapai ketan pun akan lebih cepat jadi.
Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa suhu berpengaruh terhadap laju dari
suatu reaksi.

III. Metode dan Model Pembelajaran


1. Metode : Eksperimen
2. Model : Pembelajaran Berbasis Masalah

IV. Skenario Pembelajaran


Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (Pendahuluan)
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Siswa Waktu
Kegiatan Guru
Membuka kegiatan pembelajaran Menjawab salam yang diberikan 10 menit
dengan mengucap salam dan berdoa. oleh guru.
Memeriksa kehadiran siswa.
Mengarahkan pembentukan kelompok Membentuk kelompok dan
dan membagikan LKS kepada setiap menerima LKS yang akan
kelompok digunakan secara berkelompok
Menyampaikan tujuan pembelajaran Mendengarkan penjelasan tujuan
yang akan dicapai pembelajaran yang dipaparkan oleh
guru
Memberikan apersepsi kepada siswa Memberikan respon terhadap
- Menanyakan kepada siswa lebih pertanyaan yang diberikan oleh
cepat mana membuat tapai dengan guru
membungkusnya rapat atau dengan
membiarkan terbuka tanpa
terbungkus?
Memberikan motivasi kepada siswa Menjawab beberapa pertanyaan
agar lebih terpacu dalam belajar yang diberikan oleh guru
- Selain contoh diatas sebutkan reaksi
lainnya yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari
- Apakah semua reaksi dapat
berlangsung dengan waktu yang
sama?

2. Kegiatan Inti
Kegiatan Pembelajaran Indikator
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa kompetensi sains Waktu
Fase 1: Orientasi siswa pada masalah
Menyajikan masalah dalam Membaca wacana Mengidentifikasi isu 10 menit
bentuk wacana pada LKS mengenai faktor-faktor ilmiah
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju
yang mempengaruhi laju reaksi pada LKS secara
95

reaksi berkelompok
Memberikan instruksi Mempelajari wacana
kepada siswa untuk pada LKS untuk lebih
mempelajari wacana yang memahami masalah
disajikan dalam LKS yang diberikan

Fase 2: Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Memberikan arahan Mempelajari hubungan Mengidentifikasi isu 15 menit


kepada siswa untuk antara masalah yang ilmiah
mengaitkan masalah yang disajikan dengan
disajikan pada LKS dengan percobaan yang akan
percobaan yang akan dilakukan secara
dilakukan berkelompok
Meminta siswa untuk Mencari jawaban secara
menjawab pertanyaan berkelompok dalam
berdasarkan wacana yang mengerjakan
disajikan sebelum pertanyaan pengantar
melakukan percobaan sebelum melakukan
percobaan
Membimbing siswa untuk Menyiapkan alat dan
menyiapkan alat dan bahan bahan yang digunakan
yang akan digunakan dalam percobaan
dalam percobaan mengenai faktor
konsentrasi dan suhu
terhadap laju reaksi
Mengarahkan siswa untuk Mempelajari rancangan
mempelajari rancangan percobaan mengenai
percobaan mengenai faktor faktor konsentrasi dan
konsentrasi dan suhu suhu terhadap laju
terhadap laju reaksi reaksi

Fase 3: Membimbing investigasi individual dan


kelompok

Mengarahkan siswa untuk Menuliskan langkah Mengidentifikasi isu 30 menit


melakukan percobaan percobaan yang akan ilmiah
mengenai faktor dilakukan secara Menjelaskan
konsentrasi dan suhu berkelompok fenomena ilmiah
terhadap laju reaksi
Membimbing siswa dalam Melakukan percobaan
melakukan percobaan mengenai faktor
konsentrasi dan suhu
terhadap laju reaksi
Mengamati dan
mencatat hasil
percobaan yang telah
dilakukan
96

Fase 4:Mengembangkan dan mempresentasikan


hasil karya

Memberikan arahan Mengolah data hasil Menggunakan bukti 10 menit


kepada siswa untuk percobaan secara ilmiah
mengolah data hasil berkelompok
percobaan yang telah
didapat
Mengarahkan siswa untuk Mendiskusikan hasil
mendapatkan kesimpulan pengolahan data
dari hasil pengolahan data percobaan dengan
percobaan mengenai faktor mengaitkan pada
konsentrasi dan suhu literatur yang ada
terhadap laju reaksi Menentukan kesimpulan
berdasarkan hasil
pengolahan data
percobaan.
Memberi perintah kepada Membuat laporan
siswa untuk membuat sederhana hasil
laporan sederhana hasil percobaan secara
percobaan dengan berkelompok
terperinci dan rapi
Memberi perintah kepada Perwakilan kelompok
perwakilan kelompok mempresentasikan
untuk melakukan laporan sederhana hasil
presentasi percobaan yang telah
dibuat

Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses


pemecahan masalah
Memberikan kesempatan Memberikan tambahan, Menggunakan bukti 10 menit
kepada siswa untuk tanggapan, masukan, ilmiah
memberi penjelasan maupun sanggahan
tambahan, tanggapan, untuk terkait laporan
masukan maupun sederhana yang telah
sanggahan baik dari dipresentasikan
kelompok penyaji maupun
kelompok lain terkait
laporan sederhana yang
telah dipresentasikan
Memberikan evaluasi Memberikan respon
terhadap segala masukan terhadap evaluasi yang
dan pendapat siswaserta dilakukan oleh guru dan
memberikan penegasan memperhatikan
terhadap hasil akhir penegasan terhadap hasil
percobaan yang telah akhir percobaan yang
dipresentasikan telah dipresentasikan
Memberikan arahan Mengerjakan soal yang
97

kepada siswa untuk disajikan di LKS secara


mengerjakan soal yang berkelompok
berkaitan dengan
percobaaan yang telah
dilakukan pada LKS

3. Kegiatan Akhir (Penutup)


Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru
Mengakhiri kegiatan Memperhatikan tugas 5 menit
pembelajaran dengan yang diberikan oleh guru.
memberikan tugas untuk membuat hasil
percobaan yang telah dipresentasikan
oleh masing-masing kelompok dalam
bentuk laporan
Menutup kegiatan Berdoa bersama,
pembelajaran dengan membaca hamdallah
berdoa dan mengucapkan hamdallah.
Memberi salam. Menjawab salam

V. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Gelas ukur 10 mL g. Stopwatch n. Kawat kasa
b. Gelas kimia 50 mL h. Penjepit kayu o. Kaca arloji
c. Gelas kimia 1 L i. Kaki tiga p. Neraca
d. Termometer j. Pembakar spirtus q. Balon
e. Pipet tetes k.Tabung reaksi r. Kertas tanda X
f. Spatula l. Rak tabung reaksi

2. Bahan
a. CaCO3 c. Larutan HCl 2 M e. Larutan Na2S2O3
b. Larutan HCl 1 M d. Larutan HCl 3 M f. Akuades

VI. Bahan dan SumberBelajar


1. Bahan Belajar
a. LKS praktikum
2. Sumber Belajar
a. Maria Suharsini dan Dyah Saptarini. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca
Exact. 2007
b. Is Fatimah. Kinetika Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013
c. Hardjono Sastrohamidjojo. Kimia DasarEdisi kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. 2010
d. Internet
98

VII. Penilaian
1. Teknik penilaian:
a. Tes tertulis (penyelesaian soal essay)
Aspek yang dinilai
No. Nama
Pretest Posttest
1.
2.
3.
4.
5. dst
Nilai maksimum : 100

Nilai = x 10

b. Penyusunan Laporan
Aspek yang dinilai Skor 1-10
Judul dan tujuan Maks.1
Dasar teori Maks.2
Alat dan bahan Maks.1
Langkah percobaan Maks.2
Data hasil pengamatan dan Maks.3
pembahasan
Kesimpulan Maks.1
Nilai: Skor x 10

2. Instrumen penelitian
a. Soal essay kompetensi sains siswa

Tangerang, November 2014

Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti
99

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


(Kelas Eksperimen)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Alokasi Waktu : 2 X 45menit
Pertemuan ke- : 2 (dua)
Kompetensi Inti :
1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde
reaksi berdasarkan data hasil percobaan.
4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi

Indikator :
1. Merancang percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
2. Melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3. Menyimpulkanhasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
4. Menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
5. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan data hasil
percobaan

I. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari KD ini, diharapkan:
1. Siswa dapat merancang percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
2. Siswa dapat melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3. Siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi
4. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
100

5. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan


data hasil percobaan

II. Materi Ajar


Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi dalam satuan
waktu. Untuk lebih memahami laju reaksi, dapat memperhatikan contoh reaksi berikut:
A+BC
Zat A dan zat B merupakan pereaksi (reaktan) dan telah ada saat permulaan, sedangkan zat C
merupakan hasil reaksi (produk) dan belum ada saat permulaan. Saat zat A dan B bereaksi,
zat C terbentuk. Saat reaksi berlangsung, jumlah zat A dan B semakin lama akan semakin
berkurang dan jumlah zat C semakin lama akan semakin bertambah. Adapun rumusan laju
reaksi untuk zat C adalah sebagai berikut:

keterangan:
v = Laju reaksi
[C] = Perubahan konsentrasi zat C
t = Perubahan waktu

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


a.Luas permukaan zat
Apabila luas permukaan zat makin besar, luas permukaan bidang sentuh akan
semakin besar. Jika luas permukaan bidang sentuh semakin besar maka kemampuan
bersentuhan pun akan semakin besar yang menyebabkan tumbukan semakin sering
terjadi. Artinya laju reaksi pun berlangsung semakin cepat. Memperbesar luas
permukaan zat dapat dilakukan dengan memperhalus zat tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari hal
tersebut terjadi misalnya ketika kita sakit.
Saat diberi obat oleh dokter, kadang kala
kita diberi obat tablet, serbuk, maupun
sirup. Efek yang dirasakan oleh tubuh pun
akan berbeda-beda ntara bentuk obat
tersebut. Biasanya obat dalam bentuk sirup efeknya akan lebih cepat dirasakan oleh
tubuh dibandingkan dengan obat dalam bentuk tablet. Ternyata hal tersebut
berhubungan dengan luas permukaan obat. Semakin besar luas permukaan obat (sirup)
maka laju reaksinya akan semakin cepat dan sebaliknya semakin kecil luas permukaan
obat maka laju reaksinya pun akan semakin lambat.

b. Katalis
Cara lain untuk mempercepat laju reaksi ialah dengan jalan menurunkan energi
aktivasi suatu reaksi. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan katalis. Katalis
adalah zat yang dapat meningkatkan laju reaksi tanpa dirinya mengalami perubahan
kimia secara tetap. Adanya katalis, menyebabkan tumbukan menjadi lebih efektif atau
mengaktivasi dibuat menjadi lebih rendah.
101

Perhatikan gambar
disamping, dari gambar tersebut
terdapat dua jalan untuk sampai
kerumah. Dari kedua jalan tersebut
tentunya kalian sudah dapat
mengetahui jalan mana yang lebih
cepat ditempuh untuk sampai ke
rumah. Jalan merah lebih cepat
ditempuh dibandingkan jalan
kuning kan. Hal ini terjadi karena
jalan merah tidak terlalu tinggi sehingga tidak terlalu memerlukan energi yang lebih
banyak untuk mendaki dan sampai ke rumah seperti jalan kuning. Hal ini yang dapat
dikaitkan dengan katalis, jalan merah ibarat reaksi dengan katalis sedangkan jalan
kuning tanpa katalis. Artinya ketika menggunakan katalis, reaksi lebih cepat terjadi.
Dalam gambar tersebut berarti perjalanan lebih cepat sampai ke rumah tanpa
menggunakan banyak energi jika melalui jalan merah.

III. Metode dan Model Pembelajaran


1. Metode : Eksperimen
2. Model : Pembelajaran Berbasis Masalah

IV. Skenario Pembelajaran


Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (Pendahuluan)
Kegiatan Pembelajaran Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Membuka kegiatan pembelajaran Menjawab salam yang diberikan 10 menit


dengan mengucap salam dan berdoa. oleh guru.
Memeriksa kehadiran siswa.
Mengarahkan pembentukan kelompok Membentuk kelompok dan
dan membagikan LKS kepada setiap menerima LKS yang akan
kelompok digunakan secara berkelompok
Menyampaikan tujuan pembelajaran Mendengarkan penjelasan tujuan
yang akan dicapai pembelajaran yang dipaparkan oleh
guru
Memberikan apersepsi kepada siswa Memberikan respon terhadap
- Menanyakan kepada siswa ketika pertanyaan yang diberikan oleh
sedang mencabut paku, lebih cepat guru
mana ketika hanya menggunakan
tangan dibandingkan dengan
menggunakan pengungkit?
- Lebih cepat mana melarutkan
batangan gula merah dalam air atau
irisan gula merah dalam air?
Memberikan motivasi kepada
siswaagar lebih terpacu dalam belajar
- Selain dua contoh diatas sebutkan
102

reaksi lainnya yang terjadi dalam Menjawab pertanyaan yang


kehidupan sehari-hari diberikan oleh guru

2. Kegiatan Inti
Deskripsi Pembelajaran
Indikator
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu
kompetensi sains
Fase 1: Orientasi siswa pada masalah
Menyajikan masalah Membaca wacana Mengidentifikasi isu 10 menit
dalam bentuk wacana mengenai faktor-faktor ilmiah
pada LKS mengenai yang mempengaruhi laju
faktor-faktor yang reaksi pada LKS secara
mempengaruhi laju reaksi berkelompok
Memberikan instruksi Mempelajari wacana
kepada siswa untuk pada LKS untuk lebih
mempelajari wacana yang memahami masalah yang
disajikan dalam LKS diberikan

Fase 2: Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Memberikan arahan Mempelajari hubungan Mengidentifikasi isu 15 menit


kepada siswa untuk antara masalah yang ilmiah
mengaitkan masalah yang disajikan dengan
disajikan pada LKS percobaan yang akan
dengan percobaan yang dilakukan secara
akan dilakukan berkelompok
Mengarahkan siswa untuk Mencari jawaban secara
menjawab pertanyaan berkelompok dalam
berdasarkan wacana yang mengerjakan pertanyaan
disajikan sebelum pengantar sebelum
melakukan percobaan melakukan percobaan
Membimbing siswa untuk
menyiapkan alat dan Menyiapkan alat dan
bahan yang akan bahan yang digunakan
digunakan dalam dalam percobaan
percobaan mengenai faktor luas
permukaan zat dan katalis
terhadap laju reaksi
Mengarahkan siswa untuk Mempelajari rancangan
mempelajari rancangan percobaan mengenai
percobaan mengenai faktor luas permukaan zat
faktor luas permukaan zat dan katalis terhadap laju
dan katalis terhadap laju reaksi
reaksi
Fase 3: Membimbing investigasi individual dan
kelompok

Mengarahkan siswa untuk Menuliskan langkah Mengidentifikasi isu 30 menit


103

melakukan percobaan percobaan yang akan ilmiah


mengenai faktor luas dilakukan secara Menjelaskan
permukaan zat dan katalis berkelompok fenomena ilmiah
terhadap laju reaksi
Membimbing siswa Melakukan percobaan
dalam melakukan mengenai faktor luas
percobaan permukaan zat dan katalis
terhadap laju reaksi.
Mengamati dan mencatat
hasil percobaan yang telah
dilakukan
Fase 4:Mengembangkan dan mempresentasikan hasil
karya

Memberikan arahan Mengolah data hasil Menggunakan bukti 10 menit


kepada siswa untuk percobaan secara ilmiah
mengolah data hasil berkelompok
percobaan yang telah
didapat
Mengarahkan siswa untuk Mendiskusikan hasil
mendapatkan kesimpulan pengolahan data
dari hasil pengolahan data percobaan dengan
percobaan mengenai mengaitkan pada literatur
faktor luas permukaan zat yang ada
dan katalis terhadap laju Menentukan kesimpulan
reaksi berdasarkan hasil
pengolahan data
percobaan.
Memberi perintah kepada Membuat laporan
siswa untuk membuat sederhana hasil percobaan
laporan sederhana hasil secara berkelompok
percobaan dengan
terperinci dan rapi
Memberi perintah kepada Mempresentasikan
perwakilan kelompok laporan sederhana hasil
untuk melakukan percobaan yang telah
presentasi dibuat

Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses


pemecahan masalah
Memberikan kesempatan Memberikan tambahan, Menggunakan bukti 10 menit
kepada siswa untuk tanggapan, masukan, ilmiah
memberi penjelasan maupun sanggahan untuk
tambahan, tanggapan, terkait laporan sederhana
masukan maupun yang telah dipresentasikan
sanggahan baik dari
kelompok penyaji
maupun kelompok lain
104

terkait laporan sederhana


yang telah
dipresentasikan
Memberikan evaluasi Memberikan respon
terhadap segala masukan terhadap evaluasi yang
dan pendapat siswa serta dilakukan oleh guru dan
memberikan penegasan memperhatikan penegasan
terhadap hasil akhir terhadap hasil akhir
percobaan yang telah percobaan yang telah
dipresentasikan dipresentasikan
Memberikan arahan Mengerjakan soal yang
kepada siswa untuk disajikan di LKS secara
mengerjakan soal yang berkelompok
berkaitan dengan
percobaaan yang telah
dilakukan pada LKS.

3. Kegiatan Akhir (Penutup)


Deskripsi Pembelajaran Waktu
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Mengakhiri kegiatan Memperhatikan tugas 5 menit


pembelajaran dengan yang diberikan oleh guru.
memberikan tugas untuk membuat
hasil percobaan yang telah
dipresentasikan oleh masing-masing
kelompok dalam bentuk laporan
Berdoa bersama,
Menutup kegiatanpembelajaran
membaca hamdallah.
denganberdoa dan mengucapkan
hamdallah.
Menjawab salam.
Memberi salam.

V. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Tabung reaksi e. Gelas kimia 50 mL i. Spatula
b. Rak tabung reaksi f. Neraca j. Kaca arloji
c. Lumpang dan alu g.Pipet tetes k. Balon
d. Gelas ukur 10 mL h.Stopwatch

2. Bahan
a. CaCO3 d. Larutan NaCl 0,1 M
b. Larutan HCl 1 M e. Larutan FeCl30,1 M
c. Larutan H2O2 5%

VI. Bahan dan SumberBelajar


1. Bahan Belajar
a. LKS praktikum
2. Sumber Belajar
105

a. Maria Suharsini dan Dyah Saptarini. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca
Exact. 2007
b. Is Fatimah. Kinetika Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013
c. Hardjono Sastrohamidjojo. Kimia DasarEdisi kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. 2010, hal. 167.
d. Internet

VII. Penilaian
1. Teknik penilaian:
a. Tes tertulis (penyelesaian soal uraian essay)
Aspek yang dinilai
No. Nama
Pretest Posttest
1.
2.
3.
4.
5. dst
Nilai maksimum : 100

Nilai = x 10

b. Penyusunan Laporan
Aspek yang dinilai Skor 1-10
Judul dan tujuan Maks.1
Dasar teori Maks.2
Alat dan bahan Maks.1
Langkah percobaan Maks.2
Data hasil pengamatan dan Maks.3
pembahasan
Kesimpulan Maks.1
Nilai: skor x 10

2. Instrumen penelitian
a. Soal essay kompetensi sains siswa

Tangerang, November 2014


Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti
106

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


(Kelas Eksperimen)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Orde reaksi
Alokasi Waktu : 2 X 45Menit
Pertemuan ke- : 3 (tiga)
Kompetensi Inti :
1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli(gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi
berdasarkan data hasil percobaan.
4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi

Indikator :
1. Merancang percobaan orde reaksi
2. Melakukan percobaan orde reaksi
3. Menyimpulkan hasil percobaan orde reaksi
4. Menyajikan hasil percobaan orde reaksi
5. Menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan.

I. Tujuan Pembelajaran :
Setelahmempelajari KD ini, diharapkan:
1. Siswa dapat merancang percobaan orde reaksi
2. Siswa dapat melakukan percobaan orde reaksi
3. Siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan orde reaksi
4. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan orde reaksi
5. Siswa dapat menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan.
107

II. Materi Ajar


Laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi reaktan dan persamaan laju reaksi dapat
dinyatakan berdasarkan data hasil percobaan. Berdasarkan data tersebut, dapat ditentukan
orde reaksi dan konstanta atau tetapan laju reaksi. Perhatikan persamaan reaksi berikut.
pA + qB rC + Sd
Dimana p, q, r, dan s merupakan koefisien reaksi. Persamaan laju reaksi untuk reaksi tersebut
dapat dinyatakan sebagai berikut.
v = k [A]x[B]y
Keterangan:
v = Laju reaksi (M s-1) x = Orde reaksi zat A
[A] = Konsentrasi zat A (M) y = Orde reaksi zat B
[B] = Konsentrasi zat B (M) x + y = Orde reaksi total
k = Konstanta laju reaksi

Orde reaksi adalah pangkat bilangan pada konsentrasi reaktan yang mempengaruhi
laju reaksi. Orde reaksi dapat berupa bilangan bulat, nol, atau bilangan pecahan. Pada
umumnya, reaksi kimia memiliki orde reaksi berupa bilangan bulat positif. Adapun jenis-
jenis orde reaksi, persamaan laju reaksi, dan grafik orde reaksi adalah sebagai berikut.
1. Reaksi Orde Nol
v = k [A]o
v = kv

Grafik orde nol [A]

2. Reaksi Orde Satu


v = k [A]1 v
v = k [A]

[A]
Grafik orde satu
108

3. Reaksi Orde Dua


v = k [A]2atau v = k [A][B]v

[A]
Grafik orde dua

III. Metode dan Model Pembelajaran


1. Metode : Eksperimen
2. Model : Pembelajaran Berbasis Masalah

IV. Skenario Pembelajaran


Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (Pendahuluan)
Kegiatan Pembelajaran Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Membuka kegiatan pembelajaran Menjawab salam yang diberikan oleh 10 menit


dengan mengucap salam dan berdoa. guru.
Memeriksa kehadiran siswa.
Mengarahkan pembentukan kelompok Membentuk kelompok dan menerima
dan membagikan LKS kepada setiap LKS yang akan digunakan secara
kelompok berkelompok
Menyampaikan tujuan pembelajaran Mendengarkan penjelasan tujuan
yang akan dicapai pembelajaran yang dipaparkan oleh
guru
Memberikan apersepsi kepada siswa Memberikan respon terhadap
- Bagaimana pengaruh konsentrasi pertanyaan yang diberikan oleh guru
terhadap reaksi yang ditimbulkan?
Memberikan motivasi kepada
siswaagar lebih terpacu dalam belajar Menjawab beberapa pertanyaan yang
- Jika kalian mereaksikan dua zat, apa diberikan oleh guru
yang terjadi ketika konsentrasi zat
tersebut diubah-ubah secara
bergantian?
2. Kegiatan Inti
Kegiatan Pembelajaran Indikator
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa kompetensi sains
Waktu
Fase 1: Orientasi siswa pada masalah

Menyajikan masalah Membaca wacana Mengidentifikasi isu 10 menit


dalam bentuk wacana mengenai orde reaksi ilmiah
pada LKS mengenai pada LKS secara
109

orde reaksi berkelompok


Memberikan instruksi Mempelajari wacana
kepada siswa untuk pada LKS untuk lebih
mempelajari wacana memahami masalah
yang disajikan dalam yang diberikan.
LKS
Fase 2: Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Memberikan arahan Mempelajari hubungan Mengidentifikasi isu 15 menit


kepada siswa untuk antara masalah yang ilmiah
mengaitkan masalah yang disajikan dengan
disajikan pada LKS dengan percobaan yang akan
percobaan yang akan dilakukan secara
dilakukan berkelompok
Mengarahkan siswa untuk Mencari jawaban secara
menjawab pertanyaan berkelompok dalam
berdasarkan wacana yang mengerjakan pertanyaan
disajikan sebelum pengantar sebelum
melakukan percobaan. melakukan percobaan
Membimbing siswa untuk Menyiapkan alat dan
menyiapkan alat dan bahan bahan yang digunakan
yang akan digunakan dalam percobaan
dalam percobaan mengenai orde reaksi
Mengarahkan siswa untuk Mempelajari rancangan
mempelajari rancangan percobaan orde reaksi.
percobaan orde reaksi.
Fase 3: Membimbing investigasi individual dan
kelompok

Mengarahkan siswa untuk Menuliskan langkah Mengidentifikasi isu 30 menit


melakukan percobaan orde percobaan yang akan ilmiah
reaksi dilakukan secara Menjelaskan
berkelompok. fenomena ilmiah
Membimbing siswa dalam Melakukan percobaan
melakukan percobaan. orde reaksi.
Mengamati dan mencatat
hasil percobaan yang
telah dilakukan

Fase 4:Mengembangkan dan mempresentasikan hasil


karya
Memberikan arahan Mengolah data hasil Menggunakan bukti 10 menit
kepada siswa untuk percobaansecara ilmiah
mengolah hasil percobaan berkelompok
yang telah didapat
Mengarahkan siswa untuk Mendiskusikan hasil
mendapatkan kesimpulan pengolahan data
dari hasil pengolahan data percobaan dengan
110

percobaan orde reaksi mengaitkan pada literatur


yang ada
Menentukan kesimpulan
berdasarkan hasil
pengolahan data
percobaan.
Memberi perintah kepada Membuat laporan
siswa untuk membuat sederhana hasil percobaan
laporan sederhana hasil secara berkelompok.
percobaan dengan
terperinci dan rapi
Memberi perintah kepada Mempresentasikan
perwakilan kelompok laporan sederhana hasil
untuk melakukan percobaan yang telah
presentasi dibuat

Fase 5:Menganalisis dan mengevaluasi proses


pemecahan masalah

Mengarahkan siswa untuk Memberikan tanggapan Menggunakan bukti 10 menit


memberikan tanggapan mengenai laporan ilmiah
mengenai laporan sederhana hasil percobaan
sederhana hasil percobaan yang telah
yang telah dipresentasikan dipresentasikan.
Memeriksa dan Memperhatikan penegasan
memberikan penegasan yang diberikan oleh guru.
mengenai laporan
sederhana yang telah
dipresentasikan
berdasarkan data hasil
percobaan.
Mengarahkan siswa untuk Mengerjakan soal orde
mengerjakan soal yang reaksi pada LKS.
telah disajikan di LKS
sebagai evaluasi dari
percobaan yang telah
dilakukan

3. Kegiatan Akhir (Penutup)


Kegiatan Pembelajaran Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Mengakhiri kegiatan Memperhatikan tugas 5 menit


pembelajaran dengan yang diberikan oleh guru.
memberikan tugas untuk membuat hasil
percobaan yang telah dipresentasikan
oleh masing-masing kelompok dalam
bentuk laporan
111

Menutup kegiatanpembelajaran Berdoa bersama,


denganberdoa dan mengucapkan membaca hamdallah.
hamdallah.
Memberi salam. Menjawab salam.

V. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Gelas ukur 10 mL c. Pipet tetes e. Tabung reaksi
b. Gelas kimia 50 mL d. Stopwatch f. Kertas tanda X

2. Bahan
a. Larutan Na2S2O30,1 M d. Larutan HCl 2 M g. Akuades
b. Larutan Na2S2O30,15 M e. Larutan HCl 1,5 M
c. Larutan Na2S2O30,2 M f. Larutan HCl 1 M

VI. Bahan dan SumberBelajar


1. Bahan Belajar
a. LKS praktikum
2. Sumber Belajar
a. Maria Suharsini dan Dyah Saptarini. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca
Exact. 2007, hal. 82-86.
b. Nana Sutresna. Kimia 2. Bandung: Grafindo. 2014, hal. 112-114.
c. Ralph H. Petrucci. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan ModernEdisi keempat, Jilid 2.
Jakarta: Erlangga. 1987, hal. 151-160.

VII. Penilaian
1. Teknik penilaian:
a. Tes tertulis (penyelesaian soal uraian)
Aspek yang dinilai
No. Nama
Pretest Posttest
1.
2.
3.
4.
5. dst
Nilai maksimum : 100

Nilai = x 10

b. Penyusunan Laporan
Aspek yang dinilai Skor 1-10
Judul dan tujuan Maks.1
Dasar teori Maks.2
Alat dan bahan Maks.1
Langkah percobaan Maks.2
112

Data hasil pengamatan dan Maks.3


pembahasan
Kesimpulan Maks.1
Nilai: skor x 10

2. Instrumen penelitian
a. Soal essay kompetensi sains siswa

Tangerang, November 2014

Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti
113

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


(Kelas Kontrol)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit
Pertemuan ke- : 1 (satu)
Kompetensi Inti :
1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde
reaksi berdasarkan data hasil percobaan.
4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi

Indikator :
1. Menyimpulkan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
2. Menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan data hasil
percobaan

I. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari KD ini, diharapkan:
1. Siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi
2. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan
data hasil percobaan
114

II. Materi Ajar


Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi dalam
satuanwaktu. Untuk lebih memahami laju reaksi, dapat memperhatikan contoh reaksi berikut:
A+BC
Zat A dan zat B merupakan pereaksi (reaktan) dan telah ada saat permulaan, sedangkan zat C
merupakan hasil reaksi (produk) dan belum ada saat permulaan. Saat zat A dan B bereaksi,
zat C terbentuk. Saat reaksi berlangsung, jumlah zat A dan B semakin lama akan semakin
berkurang dan jumlah zat C semakin lama akan semakin bertambah.

keterangan:
v = Laju reaksi
[C] = Perubahan konsentrasi zat C
t = Perubahan waktu

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


a.Konsentrasi
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi ialah konsentrasi.
Konsentrasi zat berkaitan dengan jumlah partikel zat. Semakin besar konsentrasi zat
maka jumlah partikel akan semakin banyak sehingga semakin sering bertumbukan
karena ruang gerakannya semakin sempit. Oleh karena itu, semakin sering terjadi
tumbukan maka laju reaksinya pun akan semakin cepat. Dengan demikian, artinya
bahwa laju reaksi sebanding dengan konsentrasi.
Dalam kehidupan sehari-hari, salah satu contohnya
berhubungan dengan gambar seperti diatas. Ketika kita
sakit, pasti kita akan berobat ke dokter dan mendapatkan
obat sesuai dengan keluhan yang kita rasakan. Obat
yang diberikan pun dosis atau kadarnya tidak selalu
sama. Ketika dosisnya lebih tinggi maka efek yang
dirasakan oleh tubuh akan lebih cepat terjadi dan
sebaliknya ketika dosisnya lebih rendah maka efek yang dirasakan oleh tubuh pun
akan lebih lama terjadi. Hal tersebut dikarenakan ketika dosisnya lebih tinggi maka
obat akan lebih cepat bereaksi di dalam tubuh dibandingkan ketika dosisnya lebih
rendah maka obat akan lebih lama bereaksi di dalam tubuh.
b. Suhu
Suhu mempengaruhi laju reaksi. Pembuktian
tersebut dapat dilihat pada gambar disamping. Ketika
ibu kalian membuat tapai ketan, mengapa harus
ditutup rapat dengan daun? Nah, hal ini berhubungan
dengan suhu yang berperan dalam proses pembuatan
tapi ketan tersebut. Ketika tapai dibungkus rapat maka
suhunya pun akan lebih optimum dibandingkan ketika
tapai tidak dibungkus rapat. Ketika suhu lebih optimum maka tapai ketan pun akan
lebih cepat jadi. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa suhu berpengaruh
terhadap laju dari suatu reaksi.

III. Metode Pembelajaran


1. Metode : Ceramah, tanya jawab
115

IV. Skenario Pembelajaran


Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (Pendahuluan)
Kegiatan Pembelajaran Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Membuka kegiatan pembelajaran Menjawab salam yang diberikan 10 menit


dengan mengucap salam dan berdoa. oleh guru.
Memeriksa kehadiran siswa.
Menyampaikan tujuan pembelajaran Mendengarkan penjelasan tujuan
yang akan dicapai pembelajaran yang dipaparkan
oleh guru
Memberikan apersepsi kepada siswa Memberikan respon terhadap
- Menanyakan kepada siswa lebih pertanyaan yang diberikan oleh
cepat mana membuat tapai dengan guru
membungkusnya rapat atau dengan
membiarkan terbuka tanpa
terbungkus?
Memberikan motivasi kepada siswa Menjawab pertanyaan yang
agar lebih terpacu dalam belajar diberikan oleh guru
- Selain contoh diatas sebutkan reaksi
lainnya yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari
- Apakah semua reaksi dapat
berlangsung dengan laju yang sama?
2. Kegiatan Inti
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Memberikan penjelasan mengenai Memperhatikan penjelasan yang 45menit
faktor konsentrasi dan suhu terhadap disampaikan oleh guru
laju reaksi
Menyajikan data yang diperoleh dari Memperhatikan penyajian data
sumber belajar kedalam bentuk grafik yang dilakukan oleh guru
Melakukan tanya jawab dengan siswa Mengajukan pertanyaan kepada
terkait dengan materi yang belum guru mengenai penjelasan materi
dipahami yang belum dipahami

Meminta siswa untuk memberikan Mencari contoh lain faktor 30 menit


contoh lain faktor konsentrasi dan konsentrasi dan suhu terhadap laju
suhu terhadap laju reaksi dalam reaksi dalam kehidupan sehari-hari
kehidupan sehari-hari dengan mencari dengan mencari pada sumber buku
pada sumber buku maupun internet atau internet
secara individu.
Meminta perwakilan siswa untuk Perwakilan siswa memaparkan
memaparkan contoh lain faktor contoh lain faktor konsentrasi dan
konsentrasi dan suhu terhadap laju suhu terhadap laju reaksi dalam
reaksi dalam kehidupan sehari-hari kehidupan sehari-hari
116

Mengarahkan siswa untuk memberikan Memberikan kesimpulan terhadap


kesimpulan mengenai faktor penjelasan yang telah dipaparkan
konsentrasi dan suhu terhadap laju oleh guru mengenai faktor
reaksi konsentrasi dan suhu terhadap laju
reaksi.
Memberikan penegasan atau penguatan Memperhatikan penegasan yang
terhadap kesimpulan yang telah dipaparkan oleh guru
dipaparkan oleh siswa

3. Kegiatan Akhir (Penutup)


Kegiatan Pembelajaran Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Mengakhiri kegiatanpembelajaran Berdoa bersama, 5menit


denganberdoa dan mengucapkan membaca hamdallah.
hamdallah.
Memberi salam. Menjawab salam.

V. Sumber Belajar
1. Sumber Belajar
a. Maria Suharsini dan Dyah Saptarini. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca
Exact. 2007, hal. 90-92.
b. Is Fatimah. Kinetika Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013
c. Hardjono Sastrohamidjojo. Kimia DasarEdisi kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. 2010, hal. 170.
d. Internet

VI. Penilaian
1. Teknik penilaian:
a. Tes tertulis (penyelesaian soal essay)
Aspek yang dinilai
No. Nama
Pretest Posttest
1.
2.
3.
4.
5. dst
Nilai maksimum : 100
Nilai = x 10

2. Instrumen penelitian
a. Soal essay kompetensi sains siswa
117

Tangerang, November 2014

Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti
118

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


(Kelas Kontrol)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit
Pertemuan ke- : 2 (dua)
Kompetensi Inti :
1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli(gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi
berdasarkan data hasil percobaan.
4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi
Indikator :
1. Menyimpulkanhasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
2. Menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan data hasil
percobaan

I. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari KD ini, diharapkan:
1. Siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi
2. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan
data hasil percobaan

II. Materi Ajar


Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi dalam satuan
waktu. Untuk lebih memahami laju reaksi, dapat memperhatikan contoh reaksi berikut:
119

A+BC
Zat A dan zat B merupakan pereaksi (reaktan) dan telah ada saat permulaan, sedangkan zat C
merupakan hasil reaksi (produk) dan belum ada saat permulaan. Saat zat A dan B bereaksi,
zat C terbentuk. Saat reaksi berlangsung, jumlah zat A dan B semakin lama akan semakin
berkurang dan jumlah zat C semakin lama akan semakin bertambah.

keterangan:
v = Laju reaksi
[C] = Perubahan konsentrasi zat C
t = Perubahan waktu

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


a.Luas permukaan zat
Apabila luas permukaan zat makin
besar, luas permukaan bidang sentuh akan
semakin besar. Jika luas permukaan bidang
sentuh semakin besar maka kemampuan
bersentuhan pun akan semakin besar yang
menyebabkan tumbukan semakin sering
terjadi. Artinya laju reaksi pun berlangsung semakin cepat. Memperbesar luas
permukaan zat dapat dilakukan dengan memperhalus zat tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari hal tersebut terjadi misalnya ketika kita sakit. Saat
diberi obat oleh dokter, kadang kala kita diberi obat tablet, serbuk, maupun sirup. Efek
yang dirasakan oleh tubuh pun akan berbeda-beda ntara bentuk obat tersebut.
Biasanya obat dalam bentuk sirup efeknya akan lebih cepat dirasakan oleh tubuh
dibandingkan dengan obat dalam bentuk tablet. Ternyata hal tersebut berhubungan
dengan luas permukaan obat. Semakin besar luas permukaan obat (sirup) maka laju
reaksinya akan semakin cepat dan sebaliknya semakin kecil luas permukaan obat
maka laju reaksinya pun akan semakin lambat.

b. Katalis
Cara lain untuk mempercepat laju reaksi ialah dengan jalan menurunkan energi
aktivasi suatu reaksi. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan katalis. Katalis
adalah zat yang dapat meningkatkan laju reaksi tanpa dirinya mengalami perubahan
kimia secara tetap. Adanya katalis, menyebabkan tumbukan menjadi lebih efektif atau
mengaktivasi dibuat menjadi lebih rendah.
Perhatikan gambar
disamping, dari gambar tersebut
terdapat dua jalan untuk sampai
kerumah. Dari kedua jalan tersebut
tentunya kalian sudah dapat
mengetahui jalan mana yang lebih
cepat ditempuh untuk sampai ke
rumah. Jalan merah lebih cepat
ditempuh dibandingkan jalan kuning
kan. Hal ini terjadi karena jalan
merah tidak terlalu tinggi sehingga
120

tidak terlalu memerlukan energi yang lebih banyak untuk mendaki dan sampai ke
rumah seperti jalan kuning. Hal ini yang dapat dikaitkan dengan katalis, jalan merah
ibarat reaksi dengan katalis sedangkan jalan kuning tanpa katalis. Artinya ketika
menggunakan katalis, reaksi lebih cepat terjadi. Dalam gambar tersebut berarti
perjalanan lebih cepat sampai ke rumah tanpa menggunakan banyak energi jika
melalui jalan merah.

III. Metode Pembelajaran


1. Metode : Ceramah, tanya jawab

IV. Skenario Pembelajaran


Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal (Pendahuluan)


Kegiatan Pembelajaran Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Membuka kegiatan pembelajaran Menjawab salam yang diberikan 10 menit


dengan mengucap salam dan berdoa. oleh guru.
Memeriksa kehadiran siswa.
Menyampaikan tujuan pembelajaran Mendengarkan penjelasan tujuan
yang akan dicapai pembelajaran yang dipaparkan
oleh guru
Memberikan apersepsi kepada siswa Memberikan respon terhadap
- Menanyakan kepada siswa ketika pertanyaan yang diberikan oleh
sedang mencabut paku, lebih cepat guru
mana ketika hanya menggunakan
tangan dibandingkan dengan
menggunakan pengungkit?
Memberikan motivasi kepada Menjawab pertanyaan yang
siswaagar lebih terpacu dalam belajar diberikan oleh guru
- Selain contoh diatas sebutkan reaksi
lainnya yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari

2. Kegiatan Inti
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Memberikan penjelasan mengenai faktor Memperhatikan penjelasan yang 45 menit


luas permukaan zat dan katalis terhadap disampaikan oleh guru
laju reaksi
Menyajikan data yang diperoleh dari Memperhatikan penyajian data yang
sumber belajar kedalam bentuk grafik dilakukan oleh guru
Melakukan tanya jawab dengan siswa Mengajukan pertanyaan kepada guru
terkait dengan materi yang belum mengenai penjelasan materi yang
121

dipahami belum dipahami

Meminta siswa untuk memberikan Mencari contoh lain faktor luas 30 menit
contoh lain faktor luas permukaan zat permukaan zat dan katalis terhadap
dan katalis terhadap laju reaksi dalam laju reaksi dalam kehidupan sehari-
kehidupan sehari-hari dengan mencari hari dengan mencari pada sumber
pada sumber buku maupun internet buku atau internet
secara individu.
Meminta perwakilan siswa untuk Perwakilan siswa memaparkan
memaparkan contoh lain faktor luas contoh lain luas permukaan zat dan
permukaan zat dan katalis terhadap laju katalis terhadap laju reaksi dalam
reaksi dalam kehidupan sehari-hari kehidupan sehari-hari
Mengarahkan siswa untuk memberikan Memberikan kesimpulan terhadap
kesimpulan mengenai faktor luas penjelasan yang telah dipaparkan
permukaan zat dan katalis terhadap laju oleh guru mengenai faktor luas
reaksi permukaan zat dan katalis terhadap
laju reaksi.

Memberikan penegasan atau penguatan Memperhatikan penegasan yang


terhadap kesimpulan yang telah dipaparkan oleh guru
dipaparkan oleh siswa

3. Kegiatan Akhir (Penutup)


Kegiatan Pembelajaran Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Menutup kegiatanpembelajaran Berdoa bersama, 5 menit


denganberdoa dan mengucapkan membaca hamdallah.
hamdallah.
Memberi salam. Menjawab salam.

V. Sumber Belajar
1. Sumber Belajar
a. Maria Suharsini dan Dyah Saptarini. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca
Exact. 2007, hal. 90-92.
b. Is Fatimah. Kinetika Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013
c. Hardjono Sastrohamidjojo. Kimia DasarEdisi kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. 2010, hal. 170.
d. Internet
122

VI. Penilaian
1. Teknik penilaian:
a. Tes tertulis (penyelesaian soal essay)
Aspek yang dinilai
No. Nama
Pretest Posttest
1.
2.
3.
4.
5. dst
Nilai maksimum : 100
Nilai = x 10

2. Instrumen penelitian
a. Soal essay kompetensi sains siswa

Tangerang, November 2014

Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti
123

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


(Kelas Kontrol)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Orde reaksi
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit
Pertemuan ke- : 3 (tiga)
Kompetensi Inti :
1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde
reaksi berdasarkan data hasil percobaan.
4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi
Indikator :
1. Menyimpulkan hasil percobaan orde reaksi
2. Menyajikan hasil percobaan orde reaksi
3. Menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan.

I. Tujuan Pembelajaran :
Setelahmempelajari KD ini, diharapkan:
1. Siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan orde reaksi
2. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan orde reaksi
3. Siswa dapat menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan.

II. Materi Ajar


Laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi reaktan dan persamaan laju reaksi dapat
dinyatakan berdasarkan data hasil percobaan. Berdasarkan data tersebut, dapat ditentukan
orde reaksi dan konstanta atau tetapan laju reaksi. Perhatikan persamaan reaksi berikut.
pA + qB rC + Sd
124

Dimana p, q, r, dan s merupakan koefisien reaksi. Persamaan laju reaksi untuk reaksi tersebut
dapat dinyatakan sebagai berikut.
v = k [A]x[B]y
Keterangan:
v = Laju reaksi (M s-1) x = Orde reaksi zat A
[A] = Konsentrasi zat A (M) y = Orde reaksi zat B
[B] = Konsentrasi zat B (M) x + y = Orde reaksi total
k = Konstanta laju reaksi

Orde reaksi adalah pangkat bilangan pada konsentrasi reaktan yang mempengaruhi
laju reaksi. Orde reaksi dapat berupa bilangan bulat, nol, atau bilangan pecahan. Pada
umumnya, reaksi kimia memiliki orde reaksi berupa bilangan bulat positif. Adapun jenis-
jenis orde reaksi, persamaan laju reaksi, dan grafik orde reaksi adalah sebagai berikut.
1. Reaksi Orde Nol
v = k [A]o
v=k
v

[A]
Grafik orde nol

2. Reaksi Orde Satu


v = k [A]1 v
v = k [A]

[A]
Grafik orde satu
125

3. Reaksi Orde Dua


v = k [A]2 atau v = k [A][B]

[A]
Grafik orde dua

III. Metode Pembelajaran


1. Metode : Ceramah, tanya jawab

IV. Skenario Pembelajaran


Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (Pendahuluan)
Kegiatan Pembelajaran Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Membuka kegiatan pembelajaran Menjawab salam yang diberikan 10 menit


dengan mengucap salam dan berdoa. oleh guru.
Memeriksa kehadiran siswa.
Menyampaikan tujuan pembelajaran Mendengarkan penjelasan tujuan
yang akan dicapai pembelajaran yang dipaparkan
oleh guru
Memberikan apersepsi kepada siswa Memberikan respon terhadap
- Bagaimana pengaruh konsentrasi pertanyaan yang diberikan oleh
terhadap reaksi yang ditimbulkan? guru
Memberikan motivasi kepada siswa Menjawab pertanyaan yang
agar lebih terpacu dalam belajar diberikan oleh guru
- Jika kalian mereaksikan dua zat, apa
yang terjadi ketika konsentrasi zat
tersebut diubah-ubah secara
bergantian?
126

2. Kegiatan Inti
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Memberikan penjelasan mengenai orde Memperhatikan penjelasan yang 45 menit


reaksi dan perhitungan orde reaksi disampaikan oleh guru
Menyajikan data orde reaksi yang
diperoleh dari sumber belajar kedalam Memperhatikan penyajian data
bentuk grafik yang dilakukan oleh guru
Melakukan tanya jawab dengan siswa Mengajukan pertanyaan kepada
terkait dengan materi yang belum guru mengenai penjelasan materi
dipahami yang belum dipahami

Meminta siswa untuk menentukan Mengerjakan perhitungan orde 30 menit


perhitungan orde reaksi dari data yang reaksi secara individu
berbeda
Meminta perwakilan siswa untuk Perwakilan siswa mengerjakan
mengerjakan perhitungan orde reaksi di perhitungan orde reaksi yang
depan kelas diperintahkan oleh guru di depan
kelas
Mengarahkan siswa untuk memberikan Memberikan kesimpulan
kesimpulan mengenai penjelasan orde mengenai orde reaksi terhadap
reaksi yang telah dipaparkan penjelasan yang telah dipapakan
Memberikan penegasan atau penguatan oleh guru
terhadap kesimpulan yang telah Memperhatikan penegasan yang
dipaparkan oleh siswa dipaparkan oleh guru

3. Kegiatan Akhir (Penutup)


Kegiatan Pembelajaran Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Mengakhiri kegiatanpembelajaran Memperhatikan tugas 5menit


denganmemberikan tugas kepada yang diberikan oleh guru.
siswa
Menutup kegiatanpembelajaran Berdoa bersama,
denganberdoa dan mengucapkan membaca hamdallah.
hamdallah.
Memberi salam. Menjawab salam.

V. SumberBelajar
1. Sumber Belajar
a. Maria Suharsini dan Dyah Saptarini. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca
Exact. 2007, hal. 90-92.
b. Is Fatimah. Kinetika Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013
c. Hardjono Sastrohamidjojo. Kimia DasarEdisi kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. 2010, hal. 170.
127

d. Internet
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian:
a. Tes tertulis (penyelesaian soal essay)
Aspek yang dinilai
No. Nama
Pretest Posttest
1.
2.
3.
4.
5. dst
Nilai maksimum : 100

Nilai = x 10

2. Instrumen penelitian
a. Soal essay kompetensi sains siswa

Tangerang, November 2014

Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti
Lampiran 3

KISI-KISI INSTRUMEN
TES KOMPETENSI SAINS SISWA

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi dan Orde Reaksi
Jumlah Soal : 40 soal
Bentuk Soal : Essay
Kompetensi Dasar : 3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan.
4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

Indikator dimensi
No. Soal
kompetensi sains
Mengidentifikasi isu ilmiah 1, 4, 8, 10, 13, 16, 18, 20, 21, 23, 25, 26, 28, 31, 32
Menjelaskan fenomena ilmiah 2, 5, 9, 11, 14, 17, 19, 22, 24, 33, 34
Menggunakan bukti ilmiah 3, 6, 7, 12, 15, 27, 29, 30, 35, 36, 37, 38, 39, 40
128
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Bacalah wacana 1 untuk menjawab pertanyaan
no. 1-3

WACANA 1

Obat adalah bahan atau paduan bahan,


termasuk produk biologi yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki
sistemfisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.
Obat memiliki berbagai macam bentuk
diantaranya yaitu, pil, kapsul, tablet, serbuk,
salep, krim, sirup, obat tetes, dan lain-lain.
(UU RI NO. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan)
(www.ffarmasi.unand.ac.id)
129
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Melakukan Diberikan cerita Mengidentifikasi isu 1. Saat memberikan obat ke pasien yang 1. Agar luas permukaan obat 4= Agar luas permukaan obat menjadi lebih
percobaan faktor- singkat, siswa dapat ilmiah berusia kanak-kanak, untuk obat tertentu menjadi lebih besar. besar. Sehingga obat lebih cepat bereaksi
faktor yang mengidentifikasi dokter menumbuk terlebih dahulu obat Sehingga obat lebih cepat di dalam tubuh.
mempengaruhi laju bahwa luas dalam bentuk tablet hingga menjadi serbuk. bereaksi di dalam tubuh. 3= Agar obat lebih cepat bereaksi di
reaksi permukaan Jelaskan mengapa dokter melakukan hal dalamtubuh
mempengaruhi laju tersebut? 2= Agar dapat bereaksi
reaksi 1= Agar halus

Melakukan Diberikan cerita Menjelaskan 2. Obat terdiri dari berbagai bentuk, ada 2. Semakin besar luas 4= Semakin besar luas permukaan obat,
percobaan faktor- singkat, siswa dapat fenomena ilmiah tablet, kapsul, serbuk dan lainnya. permukaan obat, maka maka tumbukan akan semakin sering
faktor yang menjelaskan Bagaimana pengaruh perbedaan bentuk tumbukan akan semakin terjadi yang menyebabkan reaksi yang
mempengaruhi laju pengaruh luas obat terhadap proses reaksi dalam tubuh? sering terjadi yang terjadi di dalam tubuh semakin cepat
reaksi permukaan zat menyebabkan reaksi yang berlangsung. Semakin kecil luas
terhadap laju reaksi terjadi di dalam tubuh permukaan obat, maka tumbukan akan
semakin cepat berlangsung. semakin jarang terjadi yang menyebabkan
Semakin kecil luas reaksi yang terjadi di dalam tubuh
permukaan obat, maka semakin lambatberlangsung.
tumbukan akan semakin 3= Semakin besar luas permukaan obat,
jarang terjadi yang maka reaksi yang terjadi di dalam tubuh
menyebabkan reaksi yang semakin cepat berlangsung. Semakin
terjadi di dalam tubuh kecil luas permukaan obat, maka reaksi
semakin lambat berlangsung. yang terjadi di dalam tubuh semakin
lambat berlangsung.
2= Semakin luas obat, maka reaksi cepat.
Semakin kecil obat, maka reaksi lambat.
1= Semakin luas obat, maka reaksi terjadi.
Semakin kecil obat, maka reaksi tidak
terjadi.
130
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Menyimpulkan Diberikan tabel data Menggunakan bukti 3. Seorang analis melakukan penelitian yang 3.Berdasarkan data, 4=Berdasarkan data, menunjukkan bahwa
hasil percobaan hasil penelitian, ilmiah bertujuan untuk mengetahui kecepatan menunjukkan bahwa bentuk bentuk obat mempengaruhi waktu reaksi.
faktor-faktor yang siswa dapat reaksi obat yang terjadi di dalam tubuh. obat mempengaruhi waktu Semakin halus bentuk obat maka semakin
mempengaruhi laju memberikan Obat yang digunakan memiliki bentuk reaksi. Semakin halus bentuk cepat waktu reaksi. Semakin halus bentuk
reaksi kesimpulan yang berbeda, yaitu serbuk dan tablet. obat maka semakin cepat obat, artinya luas permukaan obat semakin
mengenai pengaruh Dalam penelitian, yang menjadi objek waktu reaksi. Semakin halus besar.
luas permukaan zat adalah mencit. Setelah diamati, obat bentuk obat, artinya luas 3=Berdasarkan data, menunjukkan bahwa
terhadap laju reaksi menimbulkan reaksi terhadap mencit dalam permukaan obat semakin bentuk obat mempengaruhi waktu reaksi.
berdasarkan tabel waktu yang berbeda, seperti pada tabel besar. Semakin halus obat maka semakin cepat.
yang diberikan. dibawah ini: 2=Berdasarkan data, menunjukkan bahwa
Tabel 1. Pengaruh bentuk obat terhadap bentuk obat mempengaruhi waktu reaksi.
waktu reaksi yang ditimbulkan pada 1=Berdasarkan data, menunjukkan bahwa
mencit. bentuk obat tidak terlalu mempengaruhi
waktu reaksi.
Bentuk Waktu reaksi
(menit)
Serbuk 10

Tablet 20

(www.citra-dewi-ff13.web.unair.ac.id,
2013)
(www.materifarmakologi.blogspot.com,
2012)

Berdasarkan data diatas, apa yang dapat


kalian simpulkan?
131
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Bacalah wacana 2 untuk menjawab
pertanyaan no. 4-7

WACANA 2

Lemari es, merupakan salah satu alat


elektronik yang digunakan untuk menjaga
kesegaran makanan. Pada awalnya, lemari
es digunakan untuk membuat es batu.
Seiring dengan perkembangan teknologi,
lemari es berkembang menjadi alat untuk
mengawetkan berbagai bahan makanan
maupun makanan jadi yang sangat
dibutuhkan dalam rumah tangga.
(www.scribd.com/Fungsi-Dan-Manfaat-
Kulkas, 2011)
4. Saat membeli sayuran dan buah-buahan,
Melakukan Diberikan cerita Mengidentifikasi isu 4. Sebab suhu didalam lemari es 4=Sebab suhu didalam lemari es lebih rendah
ibu biasanya menyimpannya di dalam
percobaan faktor- singkat, siswa dapat ilmiah lebih rendah dibandingkan dibandingkan dengan suhu ruangan,
lemari es. Mengapa hal tersebut dilakukan?
faktor yang mengidentifikasi dengan suhu ruangan, sehingga sayuran dan buah-buahan
mempengaruhi laju bahwa suhu sehingga sayuran dan buah- menjadi lebih awet dan tidak cepat
reaksi mempengaruhi laju buahan menjadi lebih awet mengalami pembusukan
132
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
reaksi dan tidak cepat mengalami 3= Sebab sayuran dan buah-buahan jika
pembusukan. disimpan di dalam lemari es menjadi
lebihawet dan tidak cepat mengalami
pembusukan
2= Sebab suhu didalam lemari es lebihrendah.
1= Sebab di dalam kulkas dingin.

Melakukan Diberikan cerita Menjelaskan 5. Agar makanan tidak cepat busuk maka 5. Faktor yang mempengaruhi 4= Faktor yang mempengaruhi cepat
percobaan faktor- singkat, siswa dapat fenomena ilmiah dimasukan ke dalam lemari es yang cepat lambatnya pembusukan lambatnya pembusukan makanan, yaitu
faktor yang menjelaskan suhunya dibawah suhu kamar. Jelaskan makanan, yaitu suhu. Ketika suhu. Ketika makanan disimpan di lemari
mempengaruhi laju pengaruh suhu faktor yang mempengaruhi cepat makanan disimpan di lemari es, berarti suhunya lebih rendah.
reaksi terhadap laju reaksi lambatnya pembusukan makanan es, berarti suhunya lebih Semakin rendah suhu maka pembusukan
berdasarkan hal tersebut. rendah. Semakin rendah suhu semakin lama terjadi dikarenakan
maka pembusukan semakin mikroba lebih lama berkembang biak.
lama terjadi dikarenakan Sedangkan ketika makanan disimpan di
mikroba lebih lama ruang terbuka berarti suhunya lebih
berkembang biak. Sedangkan tinggi. Semakin tinggi suhu maka
ketika makanan disimpan di pembusukan semakin cepat terjadi
ruang terbuka berarti suhunya dikarenakan
lebih tinggi. Semakin tinggi mikroba lebih cepat berkembang biak
suhu maka pembusukan 3= Faktor yang mempengaruhi cepat
semakin cepat terjadi lambatnya pembusukan makanan, yaitu
dikarenakan mikroba lebih suhu. Ketika makanan disimpan di lemari
cepat berkembang biak es, berarti suhunya lebih rendah. Semakin
rendah suhu maka pembusukan semakin
lama terjadi. Sedangkan ketika makanan
disimpan di ruang terbuka berarti suhunya
lebih tinggi. Semakin tinggi suhu maka
pembusukan semakin cepat terjadi.
2= Faktor yang mempengaruhi cepat
133
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
lambatnya pembusukan makanan, yaitu
suhu. Ketika makanan disimpan di lemari
es, berarti suhunya lebih rendah sehingga
awet. Sedangkan ketika makanan
disimpan di ruang terbuka berarti suhunya
lebih tinggi sehingga busuk.
1= Faktor yang mempengaruhi cepat
lambatnya pembusukan makanan, yaitu
suhu.

Menyimpulkan hasil Diberikan tabel data Menggunakan bukti 6. Berikut ini merupakan data penelitian 6. Berdasarkan data tersebut 4=Berdasarkan data tersebut menunjukkan
percobaan faktor- hasil penelitian, ilmiah yang diperoleh berdasarkan suhu yang menunjukkan bahwa suhu bahwa suhu mempengaruhi waktu
faktor yang siswa dapat digunakan saat menyimpan sayuran. mempengaruhi waktu kesegaran dari kangkung. Ketika suhu
mempengaruhi laju memberikan kesegaran dari kangkung. kamar artinya suhu lebih tinggi, maka
reaksi kesimpulan Ketika suhu kamar artinya warna kangkung setiap hari mengalami
mengenai pengaruh Parameter Hari Perlakuan suhu lebih tinggi, maka warna perubahan, dan ini menandakan laju
suhu terhadap laju Suhu Suhu kangkung pembusukannya lebih cepat terjadi.
Kamar dingin Sedangkan saat disimpan dalam suhu
Warna 0 +3 +3 dingin artinya suhu lebih rendah, maka
1 +2 +3 warna kangkung tidak mengalami
perubahan dari awal penyimpanan hingga
2 +1 +3
akhir penyimpanan pada hari ke-2, dan ini
menandakan laju pembusukannya lebih
lama terjadi.
3=Berdasarkan data tersebut menunjukkan
bahwa suhu mempengaruhi waktu
kesegaran dari kangkung. Ketika suhu
kamar artinya suhu lebih tinggi, maka
warna kangkung setiap hari mengalami
perubahan. Sedangkan saat disimpan
dalam suhu dingin artinya suhu lebih
rendah, maka warna kangkung tidak
134
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
mengalami perubahan dari awal
penyimpanan hingga akhir penyimpanan
pada hari ke-2
2=Berdasarkan data tersebut menunjukkan
bahwa suhu mempengaruhi waktu
kesegaran dari kangkung. Ketika disimpan
pada suhu kamar artinya suhu lebih tinggi.
Sedangkan saat disimpan dalam suhu
dingin artinya suhu lebih rendah
1=Berdasarkan data tersebut menunjukkan
bahwa suhu mempengaruhi waktu
kesegaran dari kangkung.

Menyimpulkan Diberikan tabel data Menggunakan bukti 7. Berdasarkan penelitian uji kandungan 7. Berdasarkan data tersebut 4=Berdasarkan data tersebut menunjukkan
hasil percobaan hasil penelitian, ilmiah vitamin C pada suhu ruang (suhu menunjukkan bahwa suhu bahwa suhu mempengaruhi konsentrasi
faktor-faktor yang siswa dapat lingkungan tanpa dikontrol) dan suhu stabil mempengaruhi konsentrasi vitamin C yang terkandung dalam buah
vitamin C yang terkandung
mempengaruhi laju memberikan (suhu penyimpanan berkisar 2-5C), pir. Ketika disimpan dalam suhu
dalam buah pir. Ketika
reaksi kesimpulan diperoleh data seperti berikut. disimpan dalam suhu ruang, ruang,berarti suhu lebih tinggi penurunan
mengenai pengaruh Tabel 3. Kandungan vitamin C pada buah berarti suhu lebih tinggi kadar vitamin C terjadi lebih cepat, artinya
suhu terhadap laju pir penurunan kadar vitamin C laju reaksi berjalan lebih cepat. Sedangkan
reaksi berdasarkan Parameter Hari Perakuan terjadi lebih cepat, artinya ketika disimpan dalam suhu stabil, berarti
tabel yang ke- Suhu Suhu laju reaksi berjalan lebih suhu lebih rendah penurunan kadar
diberikan. cepat. Sedangkan ketika vitamin C terjadi lebih lambat, artinya laju
ruang stabil disimpan dalam suhu stabil,
Kadar 1 10 10 reaksi berjalan lebih lambat.
berarti suhu lebih rendah
penurunan kadar vitamin C 3=Berdasarkan data tersebut menunjukkan
Vitamin C 3 9 10
terjadi lebih lambat, artinya bahwa suhu mempengaruhi konsentrasi
(mg/100g) 6 9 10
laju reaksi berjalan lebih vitamin C yang terkandung dalam buah
9 8 10 lambat. pir. Ketika disimpan dalam suhu ruang,
12 8 9 berarti suhu lebih tinggi. Sedangkan
15 8 8 ketika disimpan dalam suhu stabil, berarti
18 7 8 suhulebih rendah.
135
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
21 6 7 2=Berdasarkan data tersebut menunjukkan
24 5 7 bahwa suhu mempengaruhi konsentrasi
27 3 6,5 vitamin C yang terkandung dalam buah
(Abu Bakar Tawali, dkk., 2004) pir.
1=Suhu tidak mempengaruhi kandungan
Berdasarkan data, apa yang dapat kalian vitamin C
simpulkan?
Bacalah wacana 3 untuk menjawab pertanyaan
no. 8-9

WACANA 3

Batu kapur
berasal dari
endapan marine
(laut) yang
berupa terumbu
karang terbentuk
berjut-juta tahun yang lalu. Batu kapur dapat
terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara
organik, secara mekanik, atau secara kimia.
Sebagian besar batu kapur yang terdapat di
alam terjadi secara organik, jenis ini berasal
dari pengendapan cangkang kerang dan siput,
foraminifera atau ganggang, atau berasal dari
kerangka binatang koral. Batu kapur dapat
berwarna putih susu, abu muda, abu tua, coklat
bahkan hitam, tergantung keberadaan mineral
pengotornya. Pemanfaatan kapur digunakan
untuk bahan bangunan seperti, bahan baku
semen dan keramik.
136
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
(Sumardi, dkk., Geografi 2 SMA)

Melakukan Diberikan cerita Mengidentifikasi isu 8. Seorang analis ketika akan mereaksikan 8. Agar luas permukaan batu 4= Agar luas permukaan batu kapur menjadi
percobaan faktor- singkat, siswa dapat ilmiah batu kapur dengan larutan asam asetat, kapur menjadi lebih besar. lebih besar. Sehingga batu kapur lebih
faktor yang mengidentifikasi terlebih dahulu menumbuknya hingga Sehingga batu kapur lebih cepat bereaksi dengan larutan asam asetat
mempengaruhi laju bahwa luas halus. Mengapa hal tersebut dilakukan? cepat bereaksi dengan larutan 3= Agar batu kapur lebih cepat bereaksi
reaksi permukaan zat asam asetat. dengan larutan asam asetat.
mempengaruhi laju 2= Agar batu kapur larut
reaksi 1= Agar lebih mudah

Melakukan Diberikan cerita Menjelaskan 9. Jelaskan perbedaan kecepatan reaksi antara 9. Batu kapur yang terlebih 4=Batu kapur yang terlebih dahulu ditumbuk
percobaan faktor- singkat, siswa dapat fenomena ilmiah bongkahan batu kapur dengan batu kapur dahulu ditumbuk hingga halus hingga halus akan lebih cepat bereaksi
faktor yang menjelaskan yang terlebih dahulu ditumbuk hingga akan lebih cepat bereaksi dengan larutan asam asetat karena
mempengaruhi laju pengaruh luas menjadi halus saat direaksikan dengan dengan larutan asam asetat memiliki luas permukaan yang lebih besar.
reaksi permukaan zat larutan asam asetat. karena memiliki luas Semakin besar luas permukaannya maka
terhadap laju reaksi permukaan yang lebih besar. semakin mudah batu kapur bereaksi
Semakin besar luas dengan larutan asam asetat yang akhirnya
permukaannya maka semakin batu kapur lebih cepat larut. Sedangkan
mudah batu kapur bereaksi batu kapur yang masih dalam bentuk
dengan larutan asam asetat bongkahan akan lebih lama bereaksi
yang akhirnya batu kapur karena memiliki luas permukaan yang
lebih cepat larut. Sedangkan lebih kecil. Semakin kecil luas
batu kapur yang masih dalam permukaannya maka semakin sulit batu
bentuk bongkahan akan lebih kapur bereaksi dengan larutan asam asetat
lama bereaksi karena yang akhirnya batu kapur pun lebih lama
memiliki luas permukaan larut.
yang lebih kecil. Semakin 3=Batu kapur yang terlebih dahulu ditumbuk
kecil luas permukaannya hingga halus akan lebih cepat bereaksi
maka semakin sulit batu dengan larutan asam asetat karena
kapur bereaksi dengan larutan memiliki luas permukaan yang lebih besar.
137
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
asam asetat yang akhirnya Sedangkan batu kapur yang masih dalam
batu kapur pun lebih lama bentuk bongkahan akan lebih lama
larut. bereaksi karena memiliki luas permukaan
yang lebih kecil.
2=Batu kapur yang terlebih dahulu ditumbuk
hingga halus akan lebih cepat bereaksi
dengan larutan asam asetat. Sedangkan
batu kapur yang masih dalam bentuk
bongkahan akan lebih lama bereaksi
1= Batu kapur yang terlebih dahulu ditumbuk
hingga halus akan lebih cepat bereaksi
dengan larutan asam asetat.
Bacalah wacana 4 untuk menjawab
pertanyaan no. 10-12

WACANA 4
Asam asetat atau
dikenal juga dengan
sebutan asam cuka
adalah senyawa organik
yang termasuk dalam
golongan asam
karboksilat. Asam cuka
merupakan asam
monoprotik yang lemah. Pembuatannya
melalui proses fermentasi alkohol dan
fermentasi asetat yang didapat dari bahan
kaya gula seperti anggur, apel, nira kelapa,
gula, dan lain sebagainya.
(Dandi Panggih Triharto, 2010)
(www.digilib.unimus.ac.id.pdf)
138
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains

Melakukan Diberikan cerita 10. Suatu hari, seorang analis ingin 10. Faktor konsentrasi. Agar 4= Faktor konsentrasi. Agar reaksi
percobaan faktor- singkat, siswa dapat Mengidentifikasi isu melarutkan cangkang telur dalam larutan reaksi pelarutan cangkang pelarutancangkang telur dalam larutan
faktor yang mengidentifikasi ilmiah asam cuka. Larutan asam cuka yang telur dalam larutan asam cuka asam cuka berlangsung lebih cepat.
mempengaruhi laju bahwa konsentrasi tersedia di laboratorium, yaitu 5 M dan berlangsung lebih cepat. 3= Faktor konsentrasi. Agar reaksi lebih
reaksi mempengaruhi laju 10 M. Analis tersebut ternyata lebih cepat.
reaksi memilih menggunakan larutan asam cuka 2= Faktor konsentrasi
10 M. Faktor apa yang mempengaruhi 1= Agar larut
laju reaksi berdasarkan hal tersebut?
Mengapa analis lebih memilih
menggunakan larutan asam cuka 10 M?
Melakukan Diberikan Menjelaskan 11. Jelaskan bagaimana reaksi yang terjadi 11. Reaksi akan berlangsung lebih 4= Reaksi akan berlangsung lebih cepat.
percobaan faktor- pernyataan, siswa fenomena ilmiah ketika larutan asam cuka yang digunakan cepat. Sebab semakin besar Sebab semakin besar konsentrasi maka
faktor yang dapat menjelaskan menjadi 20 M? konsentrasi maka jumlah jumlah partikelnya akan semakin banyak.
mempengaruhi laju pengaruh partikelnya akan semakin Ketika partikel semakin banyak maka
reaksi konsentrasi terhadap banyak. Ketika partikel tumbukan antar partikel akan semakin
laju reaksi semakin banyak maka sering terjadi yang menyebabkan laju
tumbukan antar partikel akan reaksinya pun akan semakin cepat.
semakin sering terjadi yang 3= Reaksi akan berlangsung lebih cepat.
menyebabkan laju reaksinya Sebab semakin besar konsentrasi maka
pun akan semakin cepat. jumlah partikelnya akan semakin banyak
sehingga laju reaksi akan semakin cepat.
2= Reaksi akan berlangsung lebih cepat.
Sebab semakin besar konsentrasi maka
jumlah partikelnya akan semakin banyak.
1= Reaksi akan berlangsung lebih cepat.

Menyimpulkan Diberikan tabel data Menggunakan bukti 12. Berikut ini merupakan data penelitian 12. Semakin besar konsentrasi 4= Semakin besar konsentrasi larutan cuka,
hasil percobaan hasil penelitian, ilmiah yang diperoleh analis ketika melarutkan larutan cuka, maka semakin maka semakin cepat pula reaksi yang
faktor-faktor yang siswa dapat cangkang telur ke dalam larutan asam cepat pula reaksi yang terjadi. terjadi. Sebab, semakin besar konsentrasi
139
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
mempengaruhi laju memberikan cuka yang berbeda konsentrasi. Sebab, semakin besar maka tumbukan antar partikel akan
reaksi kesimpulan Tabel 4. Pengamatan reaksi larutan asam konsentrasi maka tumbukan semakin sering terjadi yang
mengenai pengaruh cuka terhadap cangkang telur antar partikel akan semakin menyebabkan laju reaksi pun semakin
konsentrasi terhadap Konsentras Waktu Pengamatan sering terjadi cepat terjadi. Sebaliknya, semakin kecil
laju reaksi i cuka reaksi yangmenyebabkan laju reaksi konsentrasi larutan cuka, maka semakin
berdasarkan tabel 70% 2 hari Cangkang telur pun semakin cepat terjadi. lambat pula reaksi yang terjadi. Sebab,
yang diberikan. habis sedikit Sebaliknya, semakin kecil semakin kecil konsentrasi maka
dan berubah konsentrasi larutan cuka, tumbukan antar partikel akan semakin
warna maka semakin lambat pula jarang terjadi yang menyebabkan laju
60% 3 hari Cangkang tidak reaksi yang terjadi. Sebab, reaksi pun semakin lambat terjadi.
habis dan semakin kecil konsentrasi 3= Semakin besar konsentrasi larutan cuka,
berubah warna maka tumbukan antar partikel maka semakin cepat pula reaksi yang
50% 4 hari Cangkang telur akan semakin jarang terjadi terjadi. Sebab semakin besar konsentrasi
tidak habis sama yang menyebabkan laju reaksi maka jumlah partikelnya akan semakin
sekali dan pun semakin lambat terjadi. banyak yang menyebabkan
terjadi tumbukan akan semakin sering terjadi.
perubahan 2= Semakin besar konsentrasi larutan
warna cuka,maka semakin cepat pula reaksi
yang terjadi.
(http://www.youtube.com/watch?v=zIc4MHXm 1= Semakin besar konsentrasi larutan tidak
mME)Berdasarkan data tersebut, apa yang terlalu mempengaruhi kecepatan reaksi.
dapat kalian simpulkan? Jelaskan.
140
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains

Bacalah wacana 5 untuk menjawab


pertanyaan no. 13-15

WACANA 5

Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-


bahan yang dimaksudkan untuk digunakan
dalam melakukan diagnosis,
menyembuhkan penyakit atau gejala
penyakit, luka atau kelainan badaniah dan
rohaniah pada manusia. Jika tubuh sedang
tidak sehat, maka kita akan minum obat
sesuai dengan resep yang diberikan oleh
dokter. Dosis yang diberikan pun bervariasi
disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu
dosis pun disesuaikan pada jenis kelamin,
usia, berat badan, toleransi, dan lain-lain.
(Kep. MenKes RI No. 193/Kab/B.VII/71)
13. Faktor konsentrasi. Agar obat 4= Faktor konsentrasi. Agar obat lebih cepat
Diberikan cerita 13. Suatu hari, seorang suami ingin membeli
Melakukan Mengidentifikasi isu lebih cepat bereaksi di dalam bereaksi di dalam tubuh.
singkat, siswa dapat obat ke apotek untuk istrinya yang 3= Faktor konsentrasi. Agar obat bereaksi
percobaan faktor- ilmiah tubuh.
mengidentifikasi sedang sakit. Si suami menceritakan didalam tubuh.
faktor yang
bahwa konsentrasi keluhan yang sedang diderita oleh sang 2= Faktor konsentrasi. Agar ada reaksi.
mempengaruhi laju
141
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
reaksi mempengaruhi laju istri kepada dokter yang ada di 1= Faktor konsentrasi. Agar lebih berat
reaksi apotek.Obat yang dibutuhkan oleh sang
istri ternyata ada dua kriteria, yaitu 300
mg/mL dan 500 mg/mL. Menurut dokter
keduanya sama-sama aman dan baik
untuk diminum. Namun dokter lebih
menyarankan obat dengan kriteria 500
mg/mL. Faktor apa yang mempengaruhi
laju reaksi berdasarkan hal tersebut?
Mengapa dokter lebih menyarankan obat
dengan kriteria 500 mg/mL?
Melakukan Diberikan cerita Menjelaskan 14. Ketika seorang pasien sakit, dokter 14. Semakin tinggi dosis obat 4= Semakin tinggi dosis obat maka jumlah
percobaan faktor- singkat, siswa dapat fenomena ilmiah biasanya memberikan dosis obat yang maka jumlah partikel akan partikel akan semakin banyak yang
faktor yang menjelaskan berbeda. Ada pasien yang diberi obat semakin banyak yang menyebabkan tumbukan yang terjadi di
mempengaruhi laju pengaruh dengan dosis tinggi ada pula pasien yang menyebabkan tumbukan yang dalam tubuh akan semakin sering terjadi
reaksi konsentrasi terhadap diberi obat dengan dosis rendah. terjadi di dalam tubuh akan sehingga obat lebih cepat diserap oleh
laju reaksi. Jelaskan pengaruh dosis terhadap reaksi semakin sering terjadi tubuh. Sebaliknya semakin rendah dosis
yang terjadi dalam tubuh? Pasien sehingga obat lebih cepat obat maka jumlah partikelnya akan
memiliki semua karakteristik yang sama diserap oleh tubuh.Sebaliknya semakin sedikit yang menyebabkan
semakin rendahdosis obat tumbukan yang terjadi di dalam tubuh
maka jumlah partikelnya akan akan semakin jarang terjadi sehingga
semakin sedikit yang obat lebih lama diserap oleh tubuh.
menyebabkan tumbukan yang 3= Semakin tinggi dosis obat maka jumlah
terjadi di dalam tubuh akan partikel akan semakin banyak yang
semakin jarang terjadi menyebabkan tumbukan yang terjadi di
sehingga obat lebih lama dalam tubuh akan semakin sering terjadi
diserap oleh tubuh. sehingga obat lebih cepat diserap oleh
tubuh.
2= Semakin tinggi dosis obat maka jumlah
partikel akan semakin banyak sehingga
bereaksi di dalam tubuh.
142
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
1= Semakin tinggi dosis obat maka jumlah
partikel akan semakin banyak .

Menyajikan hasil Diberikan tabel data Menggunakan bukti 15. Seorang farmasis melakukan percobaan 15. Grafik lengkap 4= Grafik lengkap
percobaan faktor- hasil penelitian, ilmiah dengan mengubah-ubah konsentrasi dari Semakin besar konsentrasi Semakin besar konsentrasi menunjukkan
faktor yang siswa dapat suatu obat dan diperoleh data sebagai menunjukkan semakin cepat semakin cepat waktu yang dibutuhkan
mempengaruhi membuat grafik dan berikut: waktu yang dibutuhkan untuk untuk mengalami reaksi. Sebaliknya
laju reaksi memberikan Tabel 5. Data hubungan konsentrasi obat mengalami reaksi. Sebaliknya semakin kecil konsentrasi
kesimpulan dengan waktu reaksi. semakin kecil konsentrasi maka semakin lama waktu yang
terhadap grafik maka semakin lama waktu dibutuhkan untuk mengalami reaksi.
yang telah dibuat Konsentrasi obat Waktu yang dibutuhkan untuk 3= Grafik kurang lengkap
(mg/mL) (jam) mengalami reaksi. Semakin besar konsentrasi menunjukkan
100 1 semakin cepat waktu yang dibutuhkan
95 2 untuk mengalami reaksi.
90 4 2 2= Grafik tidak lengkap
85 6 Semakin besar konsentrasi semakin cepat
1= Grafik sangat tidak lengkap
80 8
Konsentrasi berkaitan denganwaktu
75 10
70 12

Berdasarkan data tersebut, buatlah grafik


hubungan konsentrasi obat dengan waktu
reaksi.Kemudian berilah penjelasan
singkat mengenai grafik tersebut.
143
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Bacalah wacana 6 untuk menjawab pertanyaan
no. 16-17

WACANA 6
Enzim adalah biomolekul berupa protein
yang berfungsi mempercepat proses reaksi
tanpa ikut bereaksi dalam suatu reaksi kimia.
Salah satu enzim yang terdapat dalam tubuh
adalah enzim amilase yang terdapat dalam
saliva (ludah). Enzim amilase merupakan
salah satu enzim yang sangat penting
keberadaannya di tubuh kita. Amilase
mencerna karbohidrat (polisakarida) menjadi
unitunit disakarida yang lebih kecil agar
lebih cepat diserap oleh tubuh .(Alisha, 2012)

Melakukan Diberikan cerita Mengidentifikasi isu 16 Apa akibat yang terjadi jika di dalam 4= Jika dalam tubuh kita tidak terdapat
16. Jika dalam tubuh kita tidak
percobaan faktor- dalam kehidupan, ilmiah tubuh kita tidak terdapat enzim amilase? enzim amilase, maka karbohidrat yang
terdapat enzim amilase, maka
faktor yang siswa dapat kita konsumsi tidak mudah diserap oleh
karbohidrat yang kita
mempengaruhi laju mengidentifikasi tubuh karena reaksi mengubah
konsumsi tidak mudah diserap
reaksi bahwa katalis karbohidrat menjadi glukosa
oleh tubuh karena reaksi
mempengaruhi laju membutuhkan waktu yang lebih lama.
mengubah karbohidrat
reaksi. 3= Jika dalam tubuh kita tidak terdapat
menjadi glukosa
membutuhkan waktu yang enzim amilase, maka karbohidrat yang
lebih lama. kita konsumsi tidak mudah diserap oleh
tubuh.
2= Jika dalam tubuh kita tidak terdapat
enzim amilase, maka karbohidrat dalam
tubuh tidak mudah diubah menjadi
144
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
glukosa
1= Jika dalam tubuh kita tidak terdapat
enzim amilase, maka karbohidrat tidak
bereaksi.

Melakukan Diberikan cerita Menjelaskan 17. Enzim merupakan katalis dalam tubuh 17 Katalis merupakan zat yang 4= Katalis merupakan zat yang dapat
percobaan faktor- singkat, siswa dapat fenomena ilmiah kita. Berdasarkan hal tersebut, berikan dapat mempercepat laju reaksi mempercepat laju reaksi tanpa ikut
faktor yang mengaitkan maksud pengertian mengenai katalis. tanpa ikut mengalami mengalami perubahan kimia secara tetap
mempengaruhi laju yang terdapat dalam perubahan kimia secara tetap dengan menurunkan energi aktivasi.
reaksi cerita untuk dengan menurunkan energi 3= Katalis merupakan zat yang dapat
memberikan aktivasi. mempercepat laju reaksi tanpa ikut
pengertian katalis mengalami perubahan kimia secara tetap
2= Katalis merupakan zat yang dapat
mempercepat laju reaksi
1= Katalis merupakan zat yang
mempengaruhi laju reaksi.

Bacalah wacana 7 untuk menjawab


pertanyaan no. 18-19
WACANA 7
Ikan
merupakan
salah satu
makanan
yang sering
dijadikan
lauk pauk
dalam kehidupan sehari-hari. Ibu rumah
tangga biasanya sangat gemar memasak ikan.
Ikan mengandung banyak protein, sehingga
sangat dianjurkan untuk mengkonsumsinya.
145
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Melakukan Diberikan cerita Mengidentifikasi isu 18 Saat liburan, kalian pasti pernah ikut ke 18. Ketika ikan disimpan dalam 4= Ketika ikan disimpan dalam box es maka
percobaan faktor- singkat yang ilmiah pasar membantu ibu untuk belanja. Di box es maka kesegaran ikan kesegaran ikan akan lebih tahan lama
faktor yang berkaitan dengan pasar, ada ikan-ikan yang diletakan akan lebih tahan lama atau atau tidak cepat busuk kaena suhunya
tidak cepat busuk karena
mempengaruhi laju kehidupan sehari- dalam box yang berisi es namun ada juga lebih rendah, sedangkan ketika diletakan
suhunya lebih rendah,
reaksi hari, ikan-ikan yang diletakan begitu saja sedangkan ketika diletakan tanpa menggunakan es ikan akan lebih
siswa dapat tanpa menggunakan es. Jelaskan tanpa menggunakan es, ikan cepat busuk karena suhunya lebih tinggi.
mengidentifikasi perbedaan kesegaran ikan yang disimpan akan lebih cepat busuk 3= Ketika ikan disimpan dalam box es maka
bahwa suhu dalam box es dengan ikan yang diletakan karena suhunya lebih tinggi. kesegaran ikan akan lebih tahan lama
mempengaruhi laju tanpa menggunakan es. atau tidak cepat busuk kaena suhunya
reaksi lebih rendah
2= Ketika disimpan di box es ikan akan
lebih tahan lama dibandingkan ketika
diletakan tanpa es.
1= Ada perbedaan kesegaran ikan.

Melakukan Diberikan cerita Menjelaskan 19. Saat menyimpan ikan dalam box es dan 19 Faktor yang 4= Faktor yang mempengaruhinya, yaitu
percobaan faktor- singkat, siswa dapat fenomena ilmiah menyimpan ikan dengan meletakkan saja mempengaruhinya, yaitu suhu. Ketika ikan hanya diletakkan saja
faktor yang menjelaskan tanpa menggunakan es ternyata memiliki suhu. Ketika ikan hanya tanpa menggunakan es maka suhunya
mempengaruhi laju perbedaan luas perbedaan kecepatan proses pembusukan diletakkan saja tanpa lebih tinggi. Semakin tinggi suhu maka
reaksi permukaan terhadap pada ikan. Jelaskan faktor apa yang menggunakan es maka partikel akan bergerak lebih cepat yang
laju reaksi yang mempengaruhinya. suhunya lebih tinggi. Semakin menyebabkan tumbukan akan semakin
terjadi. tinggi suhu maka partikel sering terjadi sehingga laju pembusukan
akan bergerak lebih cepat ikan akan semakin cepat. Sebaliknya
yang menyebabkan tumbukan semakin rendah suhu maka partikel akan
akan semakin sering terjadi bergerak lebih lambat yang
sehingga laju pembusukan menyebabkan tumbukan akan jarang
ikan akan semakin cepat. terjadi sehingga laju pembusukan ikan
Sebaliknya semakin rendah akan semakin lama.
suhu maka partikel akan 3= Faktor yang mempengaruhinya, yaitu
bergerak lebih lambat yang suhu. Ketika ikan hanya diletakkan saja
menyebabkan tumbukan akan tanpa menggunakan es maka suhunya
146
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
jarang terjadi sehingga laju lebih tinggi. Semakin tinggi suhu maka
pembusukan ikan akan pembusukan ikan akan semakin cepat
semakin lama. terjadi.
2= Faktor yang mempengaruhinya, yaitu
suhu. Ketika ikan hanya diletakkan saja
tanpa menggunakan es maka suhunya
lebih tinggi dibandingkan ketika
menyimpan ikan dalam box es.
1= Faktor yang mempengaruhinya, yaitu
suhu.
Bacalah wacana 8 untuk menjawab
pertanyaan no. 20

WACANA 8
Roti
merupakan
salah satu
makanan yang
digemari oleh
banyak
kalangan masyarakat. Sajiannya yang simpel
dan rasanya yang bervariasi menambah daya
tarik tersendiri bagi masyarakat untuk
mengkonsumsinya.
147
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Melakukan Diberikan cerita Mengidentifikasi isu 20 Dalam pembuatan roti digunakan ragi 20. Proses pengembangan roti 4= Proses pengembangan roti menjadi tidak
percobaan faktor- singkat, siswa dapat ilmiah sebagai bahan tambahan. Apa akibat yang menjadi tidak sempurna sempurna sehingga roti tidak
faktor yang mengidentifikasi terjadi ketika ragi tidak ditambahkan sehingga roti tidak mengembang.
mempengaruhi laju produk dalam dalam pembuatan roti? mengembang. 3= Proses pengembangan roti menjadi tidak
reaksi kehidupan sehari- sempurna
hari merupakan 2= Roti keras
katalis yang 1= Roti tidak bisa dimakan
mempengaruhi laju
reaksi

Bacalah wacana 9 untuk menjawab pertanyaan


no. 21-22

WACANA 9

Pernahkah kalian memasak dengan kayu


bakar? Saat menggunakan kayu bakar tersebut,
biasanya ibu atau bapak kalian akan terlebih
dahulu untuk memotong-motongnya menjadi
bagian yang lebih kecil.
148
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Melakukan Diberikan cerita Mengidentifikasi isu 21 Ketika menggunakan kayu bakar, ayah 21. Kayu yang dipotong dengan 4= Kayu yang dipotong dengan ukuran
percobaan faktor- singkat, siswa dapat ilmiah memotong kayu terlebih dahulu dengan ukuran lebih kecil akan lebih lebih kecil akan lebih cepat terbakar,
faktor yang mengidentifikasi ukuran yang lebih kecil. Apa perbedaan cepat terbakar, sedangkan sedangkan kayu yang tidak dipotong
lebih kecil akan lebih lama terbakar.
mempengaruhi laju perbedaan luas antara kayu yang dipotong menjadi lebih kayu yang tidak dipotong
Faktor yang mempengaruhi luas
reaksi permukaan dapat kecil terlebih dahulu dengan kayu yang lebih kecil akan lebih lama permukaan kayu.
mempengaruhi laju tidak dipotong? Faktor apa yang terbakar. 3= Kayu yang dipotong dengan ukuran
reaksi mempengaruhi berdasarkan hal tersebut? Faktor yang mempengaruhi lebih kecil akan lebih cepat terbakar.
luas permukaan kayu. Faktor yang mempengaruhi luas
permukaan kayu.
2= Kayu yang dipotong dengan ukuran
lebih kecil akan lebih cepat terbakar.
1= Perbedaan pembakarannya

Melakukan Diberikan cerita Menjelaskan 22 Sebelum dibakar, kayu bakar dipotong- 22. Sebab ketika dipotong-potong 4= Sebab ketika dipotong-potong terlebih
percobaan faktor- singkat, siswa dapat fenomena ilmiah potong menjadi bagian kecil terlebih terlebih dahulu maka luas dahulu maka luas permukaan kayu bakar
faktor yang menjelaskan dahulu. Mengapa hal tersebut dilakukan? permukaan kayu bakar akan akan semakin besar. Ketika luas
permukaan semakin besar maka
mempengaruhi laju perbedaan luas semakin besar. Ketika luas
tumbukan antara kayu bakar dengan api
reaksi permukaan terhadap permukaan semakin besar akan semakin mudah terjadi sehingga
laju reaksi maka tumbukan antara kayu kayu bakar lebih cepat terbakar
bakar dengan api akan dibandingkan tanpa dipotong-potong
semakin mudah terjadi terlebih dahulu.
sehingga kayu bakar lebih 3= Sebab ketika dipotong-potong terlebih
cepat terbakar dibandingkan dahulu maka luas permukaan kayu bakar
tanpa dipotong-potong akan semakin besar. Ketika luas
terlebih dahulu. permukaan semakin besar maka kayu
bakar lebih cepat terbakar
2= Sebab ketika dipotong-potong terlebih
dahulu maka luas permukaan kayu bakar
akan semakin besar.
1= Semakin luas permukaan kayu
149
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Bacalah wacana 10 untuk menjawab
pertanyaan no. 23-24

WACANA 10
Dalam suatu fenomena, terdapat dua
keadaan. Fenomena 1, yaitu hujan asam
yang disebabkan adanya reaksi antara gas-
gas hasil industri dengan udara sehingga
dihasilkan asam sulfat dan asam nitrat yang
menyebakan kadar keasaaman air hujan
meningkat dibandingkan keadaan normal.
Reaksi tersebut berlangsung dalam waktu
yang sangat cepat. Fenomena 2, yaitu proses
perkaratan besi yang membutuhkan waktu
yang sangat lama. Dalam masing-masing
reaksi tersebut , selama waktu tertentu yang
dibutuhkan terjadi
perubahan konsentrasi reaktan maupun
produk.
(https://www.google.com/search?q=hujan+
asam)
(https://www.google.com/search?q=perkarat
an+besi)

Melakukan Mengidentifikasi isu 23 Apakah waktu reaksi selalu berlangsung 23. Tidak 4= Tidak
percobaan faktor- Diberikan cerita
ilmiah sama? Berikan alasan kalian! Sebab waktu yang digunakan Sebab waktu yang digunakan untuk
faktor yang singkat, siswa dapat
untuk terjadinya reaksi pada terjadinya reaksi pada fenomena 1 lebih
mempengaruhi laju mengidentifikasi
fenomena 1 lebih cepat cepat dibandingkan fenomena 2.
reaksi waktu yang
dibandingkan fenomena 2 3= Tidak
dibutuhkan untuk
Sebab waktu yang digunakan untuk
berlangsungnya
terjadinya reaksi pada fenomena 1 cepat.
150
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
reaksi tidak selalu 2= Tidak
sama Sebab waktu yang digunakan untuk
terjadinya reaksi antara fenomena 1 dan
fenomena 2 berbeda.
1= Tidak

Melakukan Diberikan cerita Menjelaskan 24 Fenomena 1 dan 2 menunjukkan suatu 24. Laju reaksi, yaitu cepat 4= Laju reaksi, yaitu cepat lambat terjadinya
percobaan faktor- singkat, siswa dapat fenomena ilmiah contoh fenomena laju reaksi. lambat terjadinya suatu suatu reaksi yang melibatkan perubahan
faktor yang menjelaskan Berdasarkan hal tersebut apa yang reaksi yang melibatkan konsentrasi reaktan maupun produk
mempengaruhi laju pengertian laju dimaksud dengan laju reaksi? perubahan konsentrasi dalam waktu tertentu.
reaksi reaksi reaktan maupun produk 3= Laju reaksi, yaitu cepat lambat terjadinya
dalam waktu tertentu. suatu reaksi yang melibatkan perubahan
konsentrasi.
2= Laju reaksi, yaitu cepat lambat terjadinya
suatu reaksi dalam waktu tertentu.
1= Laju reaksi yaitu, cepat lambat terjadinya
suatu reaksi.

Bacalah wacana 11 untuk menjawab


pertanyaan no. 25

WACANA 11
Obat adalah
sediaan atau
paduan bahan-
bahan termasuk
produk biologi
dan
kontrasepsi,
yang siap
151
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki secara fisiologi atau keadaan
fatologi dalam rangka penetapan diagnosa,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan
peningkatan kesehatan. Obat memiliki
berbagai macam bentuk diantaranya yaitu, pil,
kapsul, tablet, serbuk, salep, krim, sirup, obat
tetes, dan lain-lain.(PERMENKES No. 949 Th.
2000)(www.ffarmasi.unand.ac.id)

Merancang Diberikan cerita Mengidentifikasi isu 25. Untuk obat tertentu, dokter biasanya 25. Alat:Lumpang, 4=Alat:Lumpang, mortar
percobaan faktor- singkat, siswa dapat ilmiah menumbuk terlebih dahulu obat dalam mortar Bahan: Obat dalam bentuk tablet
faktor yang mengidentifikasi bentuk tablet menjadi bentuk serbuk. Apa Bahan: Obat dalam 3=Alat: Lumpang
alat dan bahan yang
mempengaruhi laju saja alat dan bahan yang digunakan untuk bentuk tablet Bahan: Obat
diperlukan dalam
reaksi proses penumbukan melakukan hal tersebut? 2=Penumbuk dan obat
obat 1=Obat

Bacalah wacana 12 untuk menjawab


pertanyaan no. 26

WACANA 12
Asam cuka atau dikenal
dengan sebutan asam asetat
merupakan senyawa organik
yang termasuk dalam
golongan asam karboksilat.
Asam asetat adalah asam
monoprotik yang lemah.
152
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Asam asetat merupakan regensia dan bahan
kimia industri yang sangat penting yang
dipakai untuk memproduksi berbagai macam
bahan. Asam asetat dapat diproduksi secara
sintetis maupun alami melalui fermentasi
bakteri.
( www.repository.usu.ac.id)(Dandi Panggih
Triharto, 2010)
26. Ketika di laboratorium, seorang 26. Alat: Gelas kimia, gelas 4=Alat: Gelas kimia, gelas ukur, stopwatch
Merancang Diberikan cerita Mengidentifikasi isu
praktikan ingin melarutkan cangkang ukur, stopwatch Bahan: Larutan asam cuka 10 M dan
percobaan faktor- singkat, siswa dapat ilmiah
telur dalam larutan asam cuka. Larutan Bahan: Larutan asam cuka larutan asam cuka 20 M, cangkang telur
faktor yang mengidentifikasi
asam cuka yang tersedia di laboratorium, 10 M dan larutan asam cuka 3=Alat: Gelas kimia, gelas ukur
mempengaruhi laju alat dan bahan yang
yaitu 10 M dan 20 M. Perbedaan 20 M, cangkang telur Bahan: Larutan asam cuka 10 M dan
reaksi digunakan dalam
konsentrasi tersebut digunakan untuk larutan asam cuka 20 M
percobaan
mengetahui perbedaan kecepatan reaksi 2=Alat: Gelas kimia
yang dihasilkan. Masing-masing larutan Bahan: Larutan asam cuka
digunakan sebanyak 10 mL. Apa saja alat 1= Alat: Gelas kimia
dan bahan yang harus dipersiapkan oleh
praktikan tersebut?
Menganalisis Diberikan data hasil Menggunakan bukti 27. Seorang mahasiswi melakukan 27. Perbedaan dari ketiga data 4= Perbedaan dari ketiga data hasil percobaan
faktor-faktor yang percobaan, siswa ilmiah percobaan dengan melarutkan cangkang hasil percobaan tersebut, tersebut, yaitu konsentrasi cuka yang
mempengaruhi laju dapat menganalisis telur ke dalam larutan asam asetat. yaitu konsentrasi cuka yang digunakan berbeda-beda sehingga waktu
reaksi berdasarkan pengaruh Adapun hasilnya sebagai berikut. digunakan berbeda-beda reaksi yang dibutuhkan pun berbeda pula.
data hasil percobaan konsentrasi terhadap sehingga waktu reaksi yang Semakin besar konsentrasi cuka maka
laju reaksi Konsentrasi cuka Waktu dibutuhkan pun berbeda waktu reaksi yang dibutuhkan semakin
berdasarkan data reaksi pula. Semakin besar cepat, sebaliknya semakin kecil
hasil percobaan 7M 2 hari konsentrasi cuka maka konsentrasi cuka maka waktu reaksi yang
6M 3 hari waktu reaksi yang dibutuhkan semakin lambat.
5M 4 hari dibutuhkan semakin cepat, 3= Perbedaan dari ketiga data hasil percobaan
sebaliknya semakin kecil tersebut, yaitu konsentrasi cuka yang
Apa yang membedakan dari ketiga data konsentrasi cuka maka digunakan berbeda-beda sehingga waktu
153
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
hasil percobaan tersebut? Jelaskan waktu reaksi yang reaksi yang dibutuhkan pun berbeda pula.
dibutuhkan semakin lambat. 2= Perbedaan dari ketiga data hasil percobaan
tersebut, yaitu konsentrasi cuka yang
digunakan berbeda-beda.
1= Konsentrasi

Bacalah wacana 13 untuk menjawab


pertanyaan no. 28
WACANA 13

Batu kapur
berasal dari
endapan
marine (laut)
yang berupa
terumbu
karang terbentuk berjut-juta tahun yang lalu.
Batu kapur dapat terjadi dengan beberapa cara,
yaitu secara organik, secara mekanik, atau
secara kimia. Sebagian besar batu kapur yang
terdapat di alam terjadi secara organik, jenis ini
berasal dari pengendapan cangkang kerang dan
siput, foraminifera atau ganggang, atau berasal
dari kerangka binatang koral. Batu kapur dapat
berwarna putih susu, abu muda, abu tua, coklat
bahkan hitam, tergantung keberadaan mineral
pengotornya. Pemanfaatan kapur digunakan
untuk bahan bangunan seperti, bahan baku
semen dan keramik. Batu kapur tersebar di
Pegunungan Seribu (DIY), Kebumen, Cilacap,
Gresik, Cibinong, dan Pelimanan.
154
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Merancang Diberikan cerita Mengidentifikasi isu (Sumardi, dkk., Geografi 2 SMA) 28. Alat: Gelas kimia, gelas ukur, 4= Alat: Gelas kimia, gelas ukur,
percobaan faktor- singkat, siswa dapat ilmiah 28. Seorang mahasiswa akan melakukan lumpang, alu, neraca, spatula, lumpang,alu, neraca, spatula, kaca arloji,
faktor yang mengidentifikasi percobaan dengan mereaksikan batu kaca arloji, stopwatch. stopwatch
mempengaruhi laju alat dan bahan yang
kapur (CaCO3) kedalam larutan asam Bahan: Batu kapur, larutan Bahan: Batu kapur serbuk dan
reaksi digunakan dalam
percobaan sulfat 10 M. Batu kapur dibuat kedalam asam sulfat 10 M bongkahan, larutan asam sulfat 10 M
dua bentuk, yaitu bongkahan kecil dan 3= Alat: Gelas kimia, gelas ukur, lumpang,
serbuk. Massa masing-masing batu kapur, alu, neraca
yaitu seberat 5 gram. Apa saja alat dan Bahan: Batu kapur serbuk dan
bahan yang harus disiapkan untuk bongkahan, larutan asam sulfat 10 M
melakukan percobaan tersebut? 2= Alat: Gelas kimia, gelas ukur
Bahan: Batu kapur, larutan asam sulfat
10M
1= Alat: Gelas kimia
Bahan:Batu kapur

Menganalisis Diberikan gambar Menggunakan bukti 29. Saat melakukan percobaan, seorang 29. Perbedaan yang dapat 4=Perbedaan yang dapat diamati, yaituCaCO3
faktor-faktor yang percobaan, siswa ilmiah diamati, yaitu CaCO3 yang yang direaksikan ke dalam larutan HCl
mempengaruhi laju dapat menganalisis direaksikan ke dalam larutan menghasilkan jumlah gelembung yang
reaksi berdasarkan pengaruh luas HCl menghasilkan jumlah berbeda pada setiap wadah sesuai dengan
data hasil percobaan permukaan zat gelembung yang berbeda pada bentuk CaCO3 tersebut. Untuk CaCO3
terhadap laju reaksi setiap wadah sesuai dengan yang berbentuk serbuk terlihat
berdasarkan gambar bentuk CaCO3 tersebut. menghasilkan gelembung yang paling
percobaan Untuk CaCO3 yang berbentuk banyak dibandingkan CaCO3 butiran dan
serbuk terlihat menghasilkan kepingan. Hal ini disebabkan oleh
gelembung yang paling pengaruh luas permukaan zat. Semakin
banyak dibandingkan CaCO3 besar luas permukaan zat maka reaksi akan
butiran dan kepingan. Hal ini semakin cepat, sebaliknya semakin kecil
disebabkan oleh pengaruh luas permukaan zat maka reaksinya akan
luas permukaan zat. Semakin semakin lambat.
besar luas permukaan zat 3=Perbedaan yang dapat diamati, yaitu
maka reaksi akan semakin CaCO3 yang direaksikan ke dalam larutan
155
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
praktikan mereaksikan batu kapur ke cepat, sebaliknya semakin HCl menghasilkan jumlah gelembung
dalam larutan HCl yang memiliki kecil luas permukaan zat yang berbeda pada setiap wadah sesuai
konsentrasi dan volume yang sama. maka reaksinya akan semakin dengan bentuk CaCO3 tersebut. Untuk
Adapun gambar percobaannya adalah lambat. CaCO3 yang berbentuk serbuk terlihat
sebagai berikut. menghasilkan gelembung yang paling
banyak dibandingkan CaCO3 butiran dan
kepingan. Hal ini disebabkan oleh
Dari ketiga reaksi tersebut, perbedaan apa pengaruh luas permukaan zat.
yang dapat kamu amati? Mengapa? Jelaskan 2=Perbedaan yang dapat diamati, yaitu
CaCO3 yang direaksikan ke dalam larutan
HCl menghasilkan jumlah gelembung
yang berbeda pada setiap wadah sesuai
dengan bentuk CaCO3 tersebut. Untuk
CaCO3 yang berbentuk serbuk terlihat
menghasilkan gelembung yang paling
banyak
1=Perbedaan yang dapat diamati, yaitu
CaCO3 yang direaksikan ke dalam larutan
HCl menghasilkan jumlah gelembung
yang berbeda pada setiap wadah sesuai
dengan bentuk CaCO3 tersebut.
Menganalisis Diberikan gambar Menggunakan bukti 30. Seorang analis melakukan percobaan 30. Berdasarkan data tersebut, 4=Berdasarkan data tersebut, reaksi yang
faktor-faktor yang percobaan, siswa ilmiah dengan melarutkan CaCO3 ke dalam reaksi yang berlangsung berlangsung paling cepat adalah reaksi
mempengaruhi laju dapat menganalisis larutan asam asetat. Adapun data paling cepat adalah reaksi ketiga. Sebab memiliki luas permukaan zat
reaksi berdasarkan pengaruh luas percobaan yang diperoleh adalah sebagai ketiga. Sebab memiliki luas dan konsentrasi zat paling besar. Semakin
data hasil percobaan permukaan zat berikut. permukaan zat dan besar luas permukaan zat dan konsentrasi,
terhadap laju reaksi konsentrasi zat paling besar. maka reaksi yang terjadi akan semakin
berdasarkan gambar Semakin besar luas cepat. Sebaliknya, semakin kecil luas
percobaan permukaan zat dan permukaan zat dan konsentrasi maka
konsentrasi, maka reaksi reaksi yang terjadi pun akan semakin
yang terjadi akan semakin lambat.
156
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Massa dan Konsentrasi cepat. Sebaliknya, semakin 3=Berdasarkan data tersebut, reaksi yang
bentuk CaCO3 asam asetat kecil luas permukaan zat berlangsung paling cepat adalah reaksi
5 gram serbuk 3M dan konsentrasi maka reaksi ketiga. Sebab memiliki luas permukaan zat
5 gram butiran 4M yang terjadi pun akan dan konsentrasi zat paling besar.
5 gram serbuk 4M semakin lambat. 2=Berdasarkan data tersebut, reaksi yang
berlangsung paling cepat adalah reaksi
5 gram bongkahan 3M
ketiga.
1=Reaksi semuanya berlangsung sama.
Berdasarkan data tersebut, manakah yang
reaksinya berlangsung paling cepat?
Jelaskan.
Bacalah wacana 14 untuk menjawab
pertanyaan no. 31-32

WACANA 14
Asam cuka atau dikenal
dengan sebutan asam asetat
merupakan senyawa organik
yang termasuk dalam
golongan asam karboksilat.
Dalam konsentrasi rendah
biasanya asam asetat
digunakan sebagai salah satu
perasa pada makanan.
Namun, untuk skala
laboratorium asam asetat ini konsentrasinya
ada yang sangat tinggi mencapai 100%.
Cirinya, yaitu cair, tidak berwarna, berbau
pedih, kelarutan dalam air 1000 g/mL pada
suhu 25 C, oksidator kuat, dapat
menyebabkan iritasi dan korosi.
( www.repository.usu.ac.id)
(http://gatotsadewo.staff.ugm.ac.id)
157
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Merancang Diberikan cerita Mengidentifikasi isu 31. Ketika di laboratorium, seorang analis 31. Alat: Gelas kimia, gelas 4=Alat: Gelas kimia, gelas ukur,
percobaan mengenai singkat, siswa dapat ilmiah ingin mereaksikan larutan asam asetat ukur, pipet tetes, pipet tetes, stopwatch
orde reaksi mengidenti- dengan larutan etil alkohol untuk stopwatch Bahan: Larutan asam asetat dan larutan etil
fikasi alat dan bahan menentukan orde reaksi dari percobaan Bahan: Larutan asam alkohol
yang digunakan tersebut. Apa saja alat dan bahan yang asetat dan larutan etil 3=Alat: Gelas kimia, gelas ukur, pipet tetes
untuk melakukan digunakan dalam melakukan percobaan alkohol Bahan: Larutan asam asetat dan larutan etil
percobaan orde tersebut? alkohol
reaksi 2=Alat: Gelas kimia, gelas ukur,
Bahan: Larutan asam asetat
1=Alat:Gelas kimia
Bahan: Larutan asam asetat

Melakukan Diberikan cerita Mengidentifikasi isu 32. Saat melakukan percobaan orde reaksi, 32.Untuk mengetahui perbedaan 4=Untuk mengetahui perbedaan kecepatan
percobaan mengenai singkat, siswa dapat ilmiah seorang analis mengubah-ubah kecepatan reaksi yang reaksi yang dihasilkan dari variasi
orde reaksi mengidenti- konsentrasi larutan asam asetat dan dihasilkan dari variasi konsentrasi yang dibuat sehingga dapat
fikasi pengaruh larutan etil alkohol ketika direaksikan. konsentrasi yang dibuat ditentukan orde reaksinya.
penggunaan Apa tujuan dilakukannya hal tersebut? sehingga dapat ditentukan 3=Untuk mengetahui perbedaan kecepatan
konsentrasi larutan orde reaksinya. reaksi yang dihasilkan dari variasi
yang berbeda dalam konsentrasi yang dibuat
melakukan 2=Agar mengetahui perbedaanreaksi yang
percobaan orde terjadi
reaksi 1=Agar adanya perbedaan

Melakukan Diberikan cerita Menjelaskan 33. Ketika melakukan percobaan dengan 33. Karena, larutan asam 4=Karena, larutan asam asetat merupakan
percobaan mengenai singkat, siswa dapat fenomena ilmiah mereaksikan larutan asam asetat dan asetat merupakan orde nol sehingga penambahan konsentrasi
orde reaksi menjelaskan reaksi larutan etil alkohol, penambahan orde nol sehingga asam asetat sebesar apapun tidak akan
yang memiliki orde konsentrasi larutan asam asetat tidak penambahan mempengaruhi orde reaksi.
nol mempengaruhi orde reaksi. Jelaskan konsentrasi asam asetat 3=Karena, larutan asam asetat merupakan
mengapa hal tersebut dapat terjadi? sebesar apapun tidak orde nol
Hubungkan dengan orde laju reaksi. akan mempengaruhi 2=Karena penambahan larutan asam asetat
orde reaksi. tidak mempengaruhi laju reaksi
158
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
1=Karena, penambahan larutan asam asetat
tidak berpengaruh

Melakukan Diberikan cerita Menjelaskan 34. Saat melakukan percobaan, larutan asam 34. Saat asam asetat ditambahkan 4=Saat asam asetat ditambahkan dengan air
percobaan mengenai singkat, siswa dapat fenomena ilmiah asetat sebelum direaksikan dengan dengan air dalam volume dalam volume tertentu berarti konsentrasi
orde reaksi menjelaskan larutan etil alkohol ditambahkan air tertentu berarti konsentrasi asam asetat akan semakin kecil. Semakin
perubahan terlebih dahulu dengan volume tertentu asam asetat akan semakin kecil konsentrasi asam asetat maka reaksi
konsentrasi saat sesuai dengan kecil. Semakin kecil yang ditimbulkan pun akan semakin
adanya penambahan kebutuhan. Saat adanya penambahan air konsentrasi asam asetat maka lambat.
air terhadap reaksi mengakibatkan reaksi yang dihasilkan reaksi yang ditimbulkan pun 3=Penambahan air akan menyebabkan
yang dihasilkan pun berbeda. Jelaskan hubungan antara akan semakin lambat. reaksiyang ditimbulkan akan semakin
penambahan air dengan reaksi yang lambat.
ditimbulkan saat melakukan percobaan? 2=Reaksi lambat
1=Penambahan air tidak mempengaruhireaksi
Menyimpulkan hasil Diberikan data hasil Menggunakan bukti 35. Berdasarkan percobaan yang telah 35. [ ]
4= [ [ ]
]
percobaan orde percobaan, siswa ilmiah dilakukan, etil alkohol yang memiliki [ ]
reaksi dapat konsentrasi tetap direaksikan dengan [ ]
[ ] [ ]
menyimpulkan hasil larutan asam asetat dengan konsentrasi
percobaan yang berbeda-beda. Adapun data hasil
berdasarkan percobaan tersebut sebagai berikut. [ ] 1=
perhitungan orde Konsentrasi Waktu Laju y=0
1=
CH3COOH (detik) reaksi y=0
(mol/L) (M s-1) Berdasarkan perhitungan ternyata diperoleh
4 24,71 0.040 orde reaksi nol. Artinya dapat disimpulkan
Berdasarkan perhitungan ternyata
bahwa berdasarkan data tersebut
2 25.93 0.039 diperoleh orde reaksi nol. Artinya
menunjukkan konsentrasi HCl tidak
1 28.80 0,035 dapat disimpulkan bahwa
mempengaruhi laju reaksi.
berdasarkan data tersebut
Tentukan orde reaksi dari data tersebut dan menunjukkan konsentrasi HCl
berilah kesimpulan terhadap reaksi yang tidak mempengaruhi laju reaksi. [ ]
terjadi berdasarkan perhitungan ordeyang 3= [ [ ]
]
159
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
diperoleh
[ ]

1=
y=0

Berdasarkan perhitungan diperoleh bahwa


orde reaksinya adalah nol.
[ ]
2= [ [ ]
]

[ ]

1=
y=0

[ ]
1= [ [ ]
]

[ ]
Menyimpulkan hasil Diberikan data hasil Menggunakan bukti 36. Seorang analis melakukan percobaan
percobaan orde percobaan, siswa ilmiah dengan mereaksikan larutan asam asetat
reaksi dapat memberikan dengan larutan etil alkohol. Adapun data
kesimpulan percobaannya adalah sebagai berikut.
persamaan laju
reaksi berdasarkan
data tersebut
160
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains

Asam Etil r
asetat alkohol (M s-1)
(M) (M)
1 1 1
2 1 4
3 2 18
2 3 12

Berdasarkan data tersebut, berilah


kesimpulan mengenai persamaan laju
reaksinya.
Menyajikan hasil Diberikan Menggunakan bukti 37. Setelah melakukan percobaan dengan 37. Grafik A 4=Grafik A
percobaan orde persamaan laju ilmiah menggunakan larutan asam asetat dan
reaksi reaksi, siswa dapat larutan etil alkohol, seorang analis v (M s-1] v (M s-1]
membuat grafik melakukan perhitungan data hasil
orde reaksi percobaan sehingga didapatkan hukum
berdasarkan laju reaksi
persamaan reaksi r = k [A]2 [B]

Berdasarkan hukum laju reaksi tersebut,


buatlah grafik dari masing-masing orde
reaksi tersebut.

Konsentrasi A Konsentrasi A
161
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Grafik B Grafik B

v (M s-1] v (M s-1]

Konsentrasi B Konsentrasi B

3=Grafik A
162
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Grafik B

2=Grafik A

Grafik B
163
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
1=
Grafik A

Grafik B

Menyajikan hasil Diberikan data Menggunakan bukti 38. Seorang praktikan melakukan percobaan 38.
percobaan orde percobaan orde ilmiah dengan mengubah-ubah konsentrasi orde=1
reaksi reaksi, siswa dapat larutan asam asetat dengan larutan etil Grafik
membuat grafik alkohol. Adapun data hasil percobaan
orde reaksi tersebut adalah sebagai berikut.
berdasarkan data
percobaan
164
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains

[Asam [Etil r (M s-1) v (M s-1)


asetat] alkohol]
k
(M) (M)
0,1 0,1 1,20 x 10-3
0,2 0,1 4,80 x 10-3
0,3 0,2 2,16 x 10-2
0,2 0,3 1,44 x 10-2
0,3 0,3 3,24 x 10-2
Buatlah grafik orde reaksi etil alkohol
(CH3COOC2H5) . [CH3COOC2H5]
Menentukan orde Diberikan data hasil Menggunakan bukti 39. Saat melakukan percobaan dengan
reaksi berdasarkan percobaan, siswa ilmiah menggunakan larutan asam asetat dan
data hasil perobaan dapat menentukan larutan etil alkohol, seorang mahasiswa
orde reaksi mendapatkan data percobaan sebagai
berdasarkan data berikut.
percobaan [Asam [Etil r
asetat] M alkohol] M (Ms-1)
0,02 0,01 12
0,02 0,02 48
0,04 0,02 192
0,04 0,04 384

Tentukanlah orde reaksi


CH3COOH (asam asetat).
Menentukan orde Diberikan data hasil Menggunakan bukti 40. Percobaan yang dilakukan seorang
reaksi berdasarkan percobaan, siswa ilmiah praktikan yang mereaksikan larutan asam
data hasil perobaan dapat menentukan asetat dan larutan etil alkohol
orde reaksi memperoleh data sebagai berikut.
berdasarkan data
165
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
percobaan

[Asam [Etil alkohol] r (Ms-1)


asetat] (M) (M)
2 x 10-3 2 x 10-3 2 x 10-6
4 x 10-3 2 x 10-3 8 x 10-6
4 x 10-3 3 x 10-3 12 x 10-6
4 x 10-3 6 x 10-3 24 x 10-6

Tentukanlah orde reaksi total


berdasarkan data tersebut.
166
Grafik no. 15

Grafik lengkap Grafik kurang lengkap

Grafik hubungan antara konsentrasi dengan 14

15 waktu 12
10
10 8
6
5

Waktu (jam)
4

Waktu (jam)
2
0
0 20 40 60 80 100 120 0
0 20 40 60 80 100 120
Konsentrasi obat (mg/mL)
Konsentrasi obat (mg/mL)

Grafik tidak lengkap Grafik sangat tidak lengkap

14
12
10
8
6
4
2
0
0 20 40 60 80 100 120
0 20 40 60 80 100 120
167
36. Mencari orde reaksi CH3COOH

[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]

[ ]

[ ]

x=2

Mencari orde reaksi CH3COOC2H5

[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]

[ ]

[ ]

y=1

Jadi persamaan laju reaksi berdasarkan data percobaan tersebut adalah

r = k[ ] [ ]
168
Penskoran

4= Mencari orde reaksi CH3COOH

[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]

[ ]

[ ]

x=2

Mencari orde reaksi CH3COOC2H5

[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]

[ ]

[ ]

y=1

Jadi persamaan laju reaksi berdasarkan data percobaan tersebut adalah

r = k[ ] [ ]
169
3= Mencari orde reaksi CH3COOH

[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]

[ ]

[ ]

x=2

Mencari orde reaksi CH3COOC2H5

[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]

[ ]

[ ]

y=1

2= Mencari orde reaksi CH3COOH

[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]

[ ]
170
[ ]

x=2

1= Mencari orde reaksi CH3COOH

[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]

[ ]

[ ] [ ]
38. [ ]
[ ] [ ]

[ ]

[ ]

y = 1, orde = 1. Adapun grafiknya yaitu:

v (M s-1)

[CH3COOC2H5]
[ [
171

]
Penskoran:

[ ] [ ]
4= [ ]
[ ] [ ]

[ ]

[ ]

y = 1, orde = 1. Adapun grafiknya yaitu:

v (M s-1

[CH3COOC2H5]
[ [
] [ ] [ ]
3= [ ]
[ ] [ ]

[ ]

[ ]
172
y = 1, orde = 1. Adapun grafiknya yaitu:

[ ] [ ]
2= [ ]
[ ] [ ]

[ ]

[ ]

y=1

[ ] [ ]
1= [ ]
[ ] [ ]

[ ]

39. Mencari orde reaksi asam asetat (CH3COOH)

[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
173
[ ]

[ ]

x=2

Penskoran

4= Mencari orde reaksi asam asetat (CH3COOH)

[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]

[ ]

[ ]

x=2

Jadi, orde= 2

3= Mencari orde reaksi asam asetat (CH3COOH)

[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]

[ ]

[ ]
174
x=2

2= Mencari orde reaksi asam asetat (CH3COOH)

[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]

[ ]

1= Mencari orde reaksi asam asetat (CH3COOH)

[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]

40. Mencari orde reaksi asam asetat (CH3COOH)

[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]

[ ]

[ ]

x=2

Mencari orde reaksi etil alkohol (CH3COOC2H5)

[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
175
[ ]

[ ]

y=1

Jadi, orde reaksi totalnya: 2 + 1 = 3

Penskoran

4= Mencari orde reaksi asam asetat (CH3COOH)

[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]

[ ]

[ ]

x=2

Mencari orde reaksi etil alkohol (CH3COOC2H5)

[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]

[ ]
176
[ ]

y=1

Jadi, orde reaksi totalnya: 2 + 1 = 3

3= Mencari orde reaksi asam asetat (CH3COOH)

[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]

[ ]

[ ]

x=2

Mencari orde reaksi etil alkohol (CH3COOC2H5)

[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]

[ ]

2= Mencari orde reaksi asam asetat (CH3COOH)

[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
177
[ ]

[ ]

x=2

1= Mencari orde reaksi asam asetat (CH3COOH)

[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]

[ ]
178
179

Lampiran 4

SOAL PRETEST DAN POSTTEST

Nama :
Kelas :

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan benar.

Bacalah wacana 1 untuk menjawab pertanyaan no. 1-3


WACANA 1
Lemari es, merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan
untuk menjaga kesegaran makanan. Pada awalnya, lemari es
digunakan untuk membuat es batu. Seiring dengan perkembangan
teknologi, lemari es berkembang menjadi alat untuk mengawetkan
berbagai bahan makanan maupun makanan jadi yang sangat
dibutuhkan dalam rumah tangga. (www.scribd.com/Fungsi-Dan-
Manfaat-Kulkas, 2011)

1. Saat membeli sayuran dan buah-buahan, ibu biasanya menyimpannya di dalam lemari es.
Mengapa hal tersebut dilakukan?

2. Berikut ini merupakan data penelitian yang diperoleh berdasarkan suhu yang digunakan saat
menyimpan sayuran.
Tabel 1. Pengamatan perubahan warna pada sayuran kangkung dalam suhu kamar dan suhu
dingin
Parameter Hari Perlakuan
Suhu Suhu
Kamar dingin
Warna 0 +3 +3
1 +2 +3
2 +1 +3
Keterangan: + 3 hijau
+ 2 kurang hijau
+ 1 kekuningan (Dea Tio Mareta dan Shofia Nur A, 2011)

Berdasarkan data diatas, apa yang dapat kalian simpulkan?

3. Agar makanan tidak cepat busuk maka dimasukan ke dalam lemari es yang suhunya dibawah
suhu kamar. Jelaskan faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya pembusukan makanan
berdasarkan hal tersebut.
180

Bacalah wacana 2 untuk menjawab pertanyaan no. 4


WACANA 2
Asam cuka atau dikenal dengan sebutan asam asetat merupakan senyawa
organik yang termasuk dalam golongan asam karboksilat. Dalam konsentrasi
rendah biasanya asam asetat digunakan sebagai salah satu perasa pada
makanan. Namun, untuk skala laboratorium asam asetat memiliki
konsentrasi mencapai 100%. Cirinya, yaitu cair, tidak berwarna, berbau
pedih, kelarutan dalam air 1000 g/mL pada suhu 25 C, oksidator kuat, dapat
menyebabkan iritasi dan korosi.
(www.repository.usu.ac.id)(http://gatotsadewo.staff.ugm.ac.id)

4. Saat melakukan percobaan orde reaksi, seorang analis mengubah-ubah konsentrasi larutan
asam asetat dan larutan etil alkohol ketika direaksikan. Apa tujuan dilakukannya hal tersebut?

Bacalah wacana 3 untuk menjawab pertanyaan no. 5


WACANA 3

Batu kapur berasal dari endapan marine (laut) yang berupa terumbu karang
terbentuk berjut-juta tahun yang lalu. Batu kapur dapat terjadi dengan beberapa
cara, yaitu secara organik, secara mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar
batu kapur yang terdapat di alam terjadi secara organik, jenis ini berasal dari
pengendapan cangkang kerang dan siput, foraminifera atau ganggang, atau
berasal dari kerangka binatang koral. Batu kapur dapat berwarna putih susu,
abu muda, abu tua, coklat bahkan hitam, tergantung keberadaan mineral pengotornya.
Pemanfaatan kapur digunakan untuk bahan bangunan seperti, bahan baku semen dan keramik.
(Sumardi, dkk., Geografi 2 SMA)

5. Jelaskan perbedaan kecepatan reaksi antara bongkahan batu kapur dengan batu kapur yang
terlebih dahulu ditumbuk hingga menjadi halus saat direaksikan dengan larutan asam asetat.

Bacalah wacana 4 untuk menjawab pertanyaan no. 6


WACANA 4
Asam asetat atau dikenal juga dengan sebutan asam cuka adalah senyawa organik
yang termasuk dalam golongan asam karboksilat. Asam cuka merupakan asam
monoprotik yang lemah. Pembuatannya melalui proses fermentasi alkohol dan
fermentasi asetat yang didapat dari bahan kaya gula seperti anggur, apel, nira
kelapa, gula, dan lain sebagainya.(Dandi Panggih Triharto,
2010)(www.digilib.unimus.ac.id.pdf)

6. Ketika di laboratorium, seorang praktikan ingin melarutkan cangkang telur dalam larutan asam
cuka. Larutan asam cuka yang tersedia di laboratorium, yaitu 10 M dan 20 M. Perbedaan
konsentrasi tersebut digunakan untuk mengetahui perbedaan kecepatan reaksi yang dihasilkan.
Masing-masing larutan digunakan sebanyak 10 mL. Apa saja alat dan bahan yang harus
dipersiapkan oleh praktikan tersebut
181

Bacalah wacana 5 untuk menjawab pertanyaan no. 7-8


WACANA 5
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam melakukan diagnosis,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan
badaniah dan rohaniah pada manusia. Jika tubuh sedang tidak
sehat, maka kita akan minum obat sesuai dengan resep yang
diberikan oleh dokter. Dosis yang diberikan pun bervariasi
disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu dosis pun disesuaikan
pada jenis kelamin, usia, berat badan, toleransi, dan lain-lain. (Kep. MenKes RI No.
193/Kab/B.VII/71)

7. Saat memberikan obat ke pasien yang berusia kanak-kanak, untuk obat tertentu dokter
menumbuk terlebih dahulu obat dalam bentuk tablet hingga menjadi serbuk. Jelaskan mengapa
dokter melakukan hal tersebut?

8. Seorang farmasis melakukan percobaan dengan mengubah-ubah konsentrasi dari suatu obat
dan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 2. Data hubungan konsentrasi obat dengan waktu reaksi.

Konsentrasi obat Waktu


(mg/mL) (jam)
100 1
95 2
90 4
85 6
80 8
75 10
70 12
Berdasarkan data tersebut, buatlah grafik hubungan konsentrasi obat dengan waktu reaksi .
Kemudian berilah penjelasan singkat mengenai grafik tersebut.

Bacalah wacana 6 untuk menjawab pertanyaan no. 9


WACANA 6
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi mempercepat proses reaksi tanpa
ikut bereaksi dalam suatu reaksi kimia. Salah satu enzim yang terdapat dalam tubuh adalah enzim
amilase yang terdapat dalam saliva (ludah). Enzim amilase merupakan salah satu enzim yang
sangat penting keberadaannya di tubuh kita. Amilase mencerna karbohidrat (polisakarida)
menjadi unitunit disakarida yang lebih kecil agar lebih cepat diserap oleh tubuh .(Alisha, 2012)

9. Enzim merupakan katalis dalam tubuh kita. Berdasarkan hal tersebut, berikan pengertian
mengenai katalis.
182

Bacalah wacana 7 untuk menjawab pertanyaan no. 10


WACANA 7
Batu kapur berasal dari endapan marine (laut) yang berupa terumbu
karang terbentuk berjut-juta tahun yang lalu. Batu kapur dapat terjadi
dengan beberapa cara, yaitu secara organik, secara mekanik, atau secara
kimia. Sebagian besar batu kapur yang terdapat di alam terjadi secara
organik, jenis ini berasal dari pengendapan cangkang kerang dan siput,
foraminifera atau ganggang, atau berasal dari kerangka binatang koral.
Batu kapur dapat berwarna putih susu, abu muda, abu tua, coklat bahkan hitam, tergantung
keberadaan mineral pengotornya. Pemanfaatan kapur digunakan untuk bahan bangunan seperti,
bahan baku semen dan keramik. Batu kapur tersebar di Pegunungan Seribu (DIY), Kebumen,
Cilacap, Gresik, Cibinong, dan Pelimanan.(Sumardi, dkk., Geografi 2 SMA)

10. Saat melakukan percobaan, seorang praktikan mereaksikan batu kapur ke dalam larutan HCl
yang memiliki konsentrasi dan volume yang sama. Adapun gambar percobaannya adalah
sebagai berikut.
Dari ketiga reaksi tersebut, perbedaan apa yang dapat kamu amati? Mengapa? Jelaskan

Bacalah wacana 8 untuk menjawab pertanyaan no. 11-15


WACANA 8
Asam cukaatau dikenal dengan sebutan asam asetat merupakan senyawa
organik yang termasuk dalam golongan asam karboksilat. Dalam
konsentrasi rendah biasanya asam asetat digunakan sebagai salah satu
perasa pada makanan. Namun, untuk skala laboratorium asam asetat
memiliki konsentrasi mencapai 100%. Cirinya, yaitu cair, tidak berwarna,
berbau pedih, kelarutan dalam air 1000 g/mL pada suhu 25 C, oksidator
kuat, dapat menyebabkan iritasi dan korosi.
(www.repository.usu.ac.id)(http://gatotsadewo.staff.ugm.ac.id)

11. Ketika di laboratorium, seorang analis ingin mereaksikan larutan asam asetat dengan larutan
etil alkohol untuk menentukan orde reaksi dari percobaan tersebut. Apa saja alat dan bahan
yang digunakan dalam melakukan percobaan tersebut?

12. Saat melakukan percobaan, larutan asam asetat sebelum direaksikan dengan larutan etil
alkohol ditambahkan air terlebih dahulu dengan volume tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Saat adanya penambahan air mengakibatkan reaksi yang dihasilkan pun berbeda. Jelaskan
hubungan antara penambahan air dengan reaksi yang ditimbulkan saat melakukan percobaan?
183

13. Seorang analis melakukan percobaan dengan mereaksikan larutan asam asetat dengan larutan
etil alkohol. Adapun data percobaannya adalah sebagai berikut.
Asam Etil r
asetat alkohol (M s-1)
(M) (M)
1 1 1
2 1 4
3 2 18
2 3 12

Berdasarkan data tersebut, berilah kesimpulan mengenai persamaan laju reaksinya.

14. Setelah melakukan percobaan dengan menggunakan larutan asam asetat dan larutan etil
alkohol, seorang analis melakukan perhitungan data hasil percobaan sehingga didapatkan
hukum laju reaksi
r = k [A]2 [B]
Berdasarkan hukum laju reaksi tersebut, buatlah grafik dari masing-masing orde reaksi
tersebut.

15. Saat melakukan percobaan dengan menggunakan larutan asam asetat dan larutan etil alkohol,
seorang mahasiswa mendapatkan data percobaan sebagai berikut.
[Asam [Etil r
asetat] M alkohol] (Ms-1)
M
0,02 0,01 12
0,02 0,02 48
0,04 0,02 192
0,04 0,04 384

Tentukanlah orde reaksi CH3COOH (asam asetat).


184

Lampiran 5

LEMBAR KERJA SISWA

Judul Percobaan : Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

Tujuan Percobaan :
1. Siswa dapat merancang percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
2. Siswa dapat melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3. Siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
4. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
5. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan data hasil
percobaan

Kelompok :

Nama : 1. 2. 3.

4. 5. 6. Dst

Bacalah wacana dibawah ini dengan cermat dan tandai kalimat yang merupakan
masalah dalam wacana tersebut!

Wacana 1

Saat berenang, pasti kalian pernah mencium


bau yang cukup menyengat dari air dalam kolam
renang. Bau tersebut ternyata berasal dari zat yang
dinamakan kaporit. Kaporit digunakan untuk
membersihkan kuman-kuman yang ada dalamkolam
renang. Konsentrasi larutan kaporit yang digunakan
sangat menentukan kebersihan kolam renang tersebut.
Apabila konsentrasinya terlalu rendah maka larutan
kaporittidak cukup kuat untuk mematikan kuman-
kuman dalam kolam renang.
Berdasarkan wacana tersebut, terdapat
keterkaitan dengan praktikum yang akan kalian lakukan. Apabila guru memberi perintah kepada kalian
untuk melarutkan 2 gram serbuk kapur (CaCO 3) kedalam larutan asam klorida (HCl) sebanyak 10 mL,
apa yang akan kalian lakukan agar serbuk kapur cepat larut dalam larutan HCl tersebut?

Diskusikan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan teman


sekelompokmu!

1. Masalah apa saja yang kalian temukan dalam wacana?

2. Berdasarkan masalah yang telah kalian temukan, manakah masalah yang berkaitan dengan laju reaksi?
185
3. Jelaskan masalah yang berkaitan dengan laju reaksi tersebut berdasarkan wacana!

4. Bagaimana solusi untuk menyelesaikan masalah yang telah kalian temukan dalam wacana?

5. Apakah solusi yang kalian temukan dapat diujikan dalam suatu percobaan? Tentukan alat dan bahan
yang akan kalian gunakan dan tuliskan bagaimana langkah kerja pengujiannya?

Alat: Bahan:
1.
1. 6. 2.
2. 7. 3.
3. 8. 4.
4. 9. 5.
5. 10.

Langkah Percobaan 1:
186

Wacana 2

Pernahkah kalian pergi ke pasar atau


supermarket untuk membeli ikan? Pasti ikan-ikan
yang akan kalian beli tersebut sebelumnya
diletakkan dalam wadah yang diberi es.
Mengapa hal tersebut dilakukan? Tujuannya
adalah agar ikan tahan lama dan tidak cepat
busuk. Temperatur yang sangat rendah akan
memperlambat proses pembusukan ikan karena
pada suhu rendah bakteri penyebab pembusukan
menjadi lebih lambat untuk berkembang biak.
Sebaliknya, jika disimpan dalam suhu ruangan
tanpa diberi es, maka ikan akan lebih cepat busuk.
Berdasarkan wacana tersebut, terdapat keterkaitan dengan praktikum yang akan kalian lakukan.
Dalam praktikum, kalian ditugaskan untuk mereaksikan 10 mL larutan Natrium tiosulfat (Na 2S2O3) 0,1 M
dengan 10 mL larutan asam klorida (HCl) 1 M yang menghasilkan perubahan warna. Tetapi reaksi
tersebut berlangsung lama. Untuk mempercepat terjadinya reaksi, apa yang akan kalian lakukan?

Diskusikan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan teman


sekelompokmu!

1. Masalah apa saja yang kalian temukan dalam wacana?

2. Berdasarkan masalah yang telah kalian temukan, manakah masalah yang berkaitan dengan laju reaksi?

3. Jelaskan masalah yang berkaitan dengan laju reaksi tersebut berdasarkan wacana!

4. Bagaimana solusi untuk menyelesaikan masalah yang telah kalian temukan dalam wacana?

5. Apakah solusi yang kalian temukan dapat diujikan dalam suatu percobaan? Tentukan alat dan bahan
yang akan kalian gunakan dan tuliskan bagaimana langkah kerja pengujiannya?

Alat: Bahan:
1.
1. 5. 9. 2.
2. 6. 10. 3.
3. 7. 11. 4.
4. 8. 12. 5.
187

Langkah Percobaan 2:

Catatlah hasil pengamatan kalian pada tabel dibawah ini!

Percobaan 1

No Massa CaCO3 Konsentrasi Waktu


(gram) HCl (detik) Pengamatan
(M)
1.

2.

3.

Percobaan 2

No 10 mL larutan 10 mL larutan Waktu


Pengamatan
Na2S2O3 0,1 M HCl 1 M (detik)
1. .......................C .......................C
188

2. .......................C .......................C

.......................C .......................C
3.

Buatlah grafik dari hasil pengamatan yang telah kalian dapat berdasarkan percobaan.
Grafik dibuat dengan X sebagai faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan Y adalah
waktu yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi!

Percobaan 1 Percobaan 2

Y Y

X X

Tulislah analisis data berdasarkan hasil pengamatan yang telah kalian peroleh!
189

Berikan kesimpulan terhadap percobaan yang telah kalian lakukan!

Presentasikan hasil percobaan yang telah kalian buat!


190

Jawablah pertanyaan dibawah ini!

1. Sebutkan dan jelaskan faktor laju reaksi yang ada dalam percobaan yang telah kalian lakukan?
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................... .........................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
2. Tuliskan persamaan reaksi dari 2 percobaan yang telah kalian lakukan!
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
3. Berilah kesimpulan dari hasil percobaan yang telah kalian lakukan?
...................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................... ..............................
...................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
4. Sebutkan contoh penerapan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari
selain dari wacana yang telah disajikan! (minimal 2)
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................. .......
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................

Buatlah laporan hasil percobaan dengan format seperti dibawah ini!

I. Judul Percobaan
II. Tujuan Percobaan
III. Tanggal Percobaan
IV. Landasan Teori
V. Alat dan Bahan
VI. Langkah Percobaan
VII. Hasil Pengamatan
VIII. Grafik
IX. Pembahasan
X. Kesimpulan dan Saran
191

LEMBAR KERJA SISWA

Judul Percobaan :Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

Tujuan Percobaan :
1. Siswa dapat merancang percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
2. Siswa dapat melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3. Siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
4. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
5. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan data hasil
percobaan

Kelompok :

Nama : 1. 2. 3.

4. 5. 6. Dst

Bacalah wacana dibawah ini dengan cermat dan tandai kalimat yang merupakan
masalah dalam wacana tersebut!

Wacana 3
Seorang ibu ingin
memasak air dengan
menggunakan kayu bakar sebagai
sumber apinya. Saat memasak,
anaknya ikut membantu dan
melakukan hal yang sama. Ketika
membakar kayu, anak tersebut
memotong kayu menjadi bagian
yang lebih kecil. Sedangkan ibu
menggunakan kayu yang masih berbentuk batangan yang besar. Ternyata kayu si anak yang dipotong
lebih kecil tersebut lebih cepat habis terbakar dibandingkan dengan kayu batangan yang digunakan ibu.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Berdasarkan wacana tersebut terdapat keterkaitan dengan paktikum yang akan kalian
lakukan.Dalam praktikum, kalian diminta melarutkan 2 gram kepingan batu kapur (CaCO3) dengan 10
mL larutan asam klorida (HCl) 1 M. Apa yang akan kalian lakukan agar kepingan batu kapur tersebut
dapat dengan mudah larut dalam asam klorida?

Diskusikan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan teman


sekelompokmu!

1. Masalah apa saja yang kalian temukan dalam wacana?

2. Berdasarkan masalah yang telah kalian temukan, manakah masalah yang berkaitan dengan laju
reaksi?
192

3. Jelaskan masalah yang berkaitan dengan laju reaksi tersebut berdasarkan wacana!

4. Bagaimana solusi untuk menyelesaikan masalah yang telah kalian temukan dalam wacana?

5. Apakah solusi yang kalian temukan dapat diujikan dalam suatu percobaan? Tentukan alat dan bahan
yang akan kalian gunakan dan tuliskan bagaimana langkah kerja pengujiannya

Alat: Bahan:
1.
1. 6. 2.
2. 7.
3. 8.
4. 9.
5. 10.

Langkah Percobaan 3:
193

Wacana 4

Dalam pembuatan roti digunakan enzim yang


dikenal dengan sebutan enzim zimase yang dapat
mempercepat proses pengembangan roti. Enzim tersebut
terdapat pada ragi. Enzim zimase mengubah glukosa
menjadi etil alkohol dan karbondioksida. Karbondioksida
tersebut mengisi rongga-rongga roti yang akhirnya
menyebabkan roti menjadi mengembang. Jika tidak
menggunakan enzim zimase tersebut, maka
pengembangan adonan roti terjadi dalam waktu yang lebih
lama bahkan tidak mengembang.
Berdasarkan wacana tersebut, terdapat keterkaitan
dengan praktikum yang akan kalian lakukan. Dalam praktikum akan dibuat gas oksigen dengan
mendekomposisikan hidrogen peroksida (H2O2) 5% sebanyak 3 mL. Apa yang harus kalian lakukan agar
gas oksigen yang dihasilkan banyak? Dalam praktikum telah disediakan pula larutan NaCl 0,1 M dan
larutan FeCl3 0,1 M yang dapat kalian gunakan.

Diskusikan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan teman


kelompok kalian berdasarkan wacana yang telah kalian baca!

1. Masalah apa saja yang kalian temukan dalam wacana?

2. Berdasarkan masalah yang telah kalian temukan, manakah masalah yang berkaitan dengan laju reaksi?

3. Jelaskan masalah yang berkaitan dengan laju reaksi tersebut berdasarkan wacana!

4. Bagaimana solusi untuk menyelesaikan masalah yang telah kalian temukan dalam wacana?

5. Apakah solusi yang kalian temukan dapat diujikan dalam suatu percobaan? Tentukan alat dan bahan
yang akan kalian gunakan dan tuliskan bagaimana langkah kerja pengujiannya

Alat: Bahan:
1.
1. 6. 2.
2. 7. 3.
3. 8. 4.
4. 9.
5. 10.
5.
194

Langkah Percobaan 4:

Catatlah hasil pengamatan kalian pada tabel dibawah ini!

Percobaan 3

No Bentuk CaCO3 Volume HCl Waktu Pengamatan


1M (detik)
1. 2 gram kepingan

2. 2 gram serbuk
195
Percobaan 4

No Volume H2O2 Katalis Waktu Pengamatan


(mL) (detik)
1.

2.

3.

Buatlah grafik dari hasil pengamatan yang telah kalian dapat berdasarkan percobaan.
Grafik dibuat dengan X sebagai faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan Y adalah
waktu yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi!

Percobaan 3 Percobaan 4

Y Y

X X

Tulislah analisis data berdasarkan hasil pengamatan yang telah kalian peroleh!
196

Berikan kesimpulan terhadap percobaan yang telah kalian lakukan!

Presentasikan hasil percobaan yang telah kalian buat!


197

Jawablah pertanyaan dibawah ini!

1. Sebutkan dan jelaskan faktor laju reaksi yang ada dalam percobaan yang telah kalian lakukan?
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................ ................................
................................
2. Tuliskan persamaan reaksi dari 2 percobaan yang telah kalian lakukan!
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................... ..........................
.............
3. Berilah kesimpulan dari hasil percobaan yang telah kalian lakukan?
..................................................................................................................................................... ...........................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................
4. Sebutkan contoh penerapan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari
selain dari wacana yang telah disajikan! (minimal 2)
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
.

Buatlah laporan hasil percobaan dengan format seperti dibawah ini!

I. Judul Percobaan
II. Tujuan Percobaan
III. Tanggal Percobaan
IV. Landasan Teori
V. Alat dan Bahan
VI. Langkah Percobaan
VII. Hasil Pengamatan
VIII. Grafik
IX. Pembahasan
X. Kesimpulan dan Saran
198

LEMBAR KERJA SISWA

Judul Percobaan : Orde reaksi

Tujuan Percobaan :
1. Siswa dapat merancang percobaan orde reaksi
2. Siswa dapat melakukan percobaan orde reaksi
3. Siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan orde reaksi
4. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan orde reaksi
5. Siswa dapat menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan

Kelompok :

Nama : 1. 2. 3.

4. 5. 6. Dst

Bacalah wacana dibawah ini dengan cermat dan tandai kalimat yang
merupakan masalah dalam wacana tersebut!

Wacana 5

Dalam kehidupan, kita pasti pernah mellihat fenomena


seperti pada gambar disamping baik secara langsung maupun
dari media televisi ataupun cetak. Fenomena tersebut terjadi
akibat adanya pencemaran air oleh limbah. Semakin kecil
konsentrasi limbah, menunjukkan peluang pencemar terhadap
lingkungan semakin kecil. Limbah masuk ke dalam
lingkungan, ada beberapa kemungkinan yang ditimbulkan,
yaitu tidak menimbulkan pengaruh yang berarti, adanya
pengaruh tapi tidak menyebabkan pencemaran, dan memberi
perubahan yang menimbulkan pencemaran. Tidak berpengaruh terhadap lingkungan karena parameter
pencemar didalamnya sedikit dengan konsentrasi kecil. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapatkah
kalian mengaitkan bagaimana kandungan limbah yang mencemari lingkungan berdasarkan gambar
tersebut?
Berdasarkan wacana tersebut, terdapat keterkaitan dengan praktikum yang akan kalian
lakukan. Dalam suatu praktikum, guru memberi perintah kepada kalian untuk mereaksikan 5 mL
larutan Na2S2O3 dengan larutan HCl 5 ml, maka agar kecepatan reaksi yang dihasilkan berbeda-beda
dari beberapa kali percobaan, apa yang akan kalian lakukan?

Diskusikan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan


teman sekelompokmu!

1. Masalah apa saja yang kalian temukan dalam wacana?

2. Berdasarkan masalah yang telah kalian temukan, manakah yang berkaitan dengan orde reaksi?

3. Bagaimana solusi untuk menyelesaikan masalah yang telah kalian temukan dalam wacana?
199

4. Apakah solusi yang kalian temukan dapat diujikan dalam suatu percobaan? Tentukan alat dan bahan
yang akan kalian gunakan dan tuliskan bagaimana langkah kerja pengujiannya?

Alat: Bahan:
1.
1. 6. 2.
2. 7. . 3.
3. 8. 4.
4. 9. 5.
5. 10.
6.

Langkah Percobaan 5:
200

Catatlah hasil pengamatan kalian pada tabel dibawah ini!

Percobaan 5

Tabel 1

No Konsentrasi Konsentrasi HCl Waktu 1/waktu


Na2S2O3 (M) (M) (detik) Pengamatan

1.

2.

3.

Tabel 2

No Konsentrasi Konsentrasi HCl Waktu 1/waktu


Na2S2O3 (M) (M) (detik) Pengamatan

1.

2.

3.

Tentukanlah orde reaksi berdasarkan data tersebut dan buatlah grafik berdasarkan
perhitungan orde reaksi yang diperoleh.
201

Tulislah analisis data berdasarkan hasil pengamatan yang telah kalian peroleh!

Berikan kesimpulan terhadap percobaan yang telah kalian lakukan!

Presentasikan hasil percobaan yang telah kalian buat!


202

Jawablah pertanyaan dibawah ini!

1. Dibawah ini merupakan data hasil percobaan.


No. [H2] (M) [SO2] (M) v (M s-1)
1. 0,50 0,50 1,5 x 10-2
2. 1,00 0,50 3,0 x 10-2
3. 1,00 1,00 3,0 x 10-2

Tentukanlah orde reaksi dari [H2] dan [SO2].


................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
2. Dibawah ini merupakan data hasil percobaan.

No. [HCl] (M) [Na2S2O3] (M) v (M s-1)


1. 0,1 0,1 6
2. 0,1 0,2 12
3. 0,1 0,3 18
4. 0,2 0,1 24
5. 0,3 0,1 54

Tentukanlah orde reaksi [HCl] dan [Na2S2O3] serta buatlah grafik masing-masing berdasarkan orde
yang diperoleh.

................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................

Buatlah laporan hasil percobaan dengan format seperti dibawah ini!

I. Judul Percobaan
II. Tujuan Percobaan
III. Tanggal Percobaan
IV. Landasan Teori
V. Alat dan Bahan
VI. Langkah Percobaan
VII. Hasil Pengamatan
VIII. Grafik
IX. Pembahasan
X. Kesimpulan dan Saran
203

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR


(Penelitian Skripsi)

1. Nama Mahasiwa :
2. Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kompetensi
Sains Siswa pada Materi Laju Reaksi
3. Tempat Praktik :
4. Kelas :
5. Mata Pelajaran :
6. Pertemuan ke- :
7. Tanggal :

DILAKUKAN
NO ASPEK YANG DIAMATI DESKRIPSI
YA TIDAK
I Pendahuluan
1. Mengucapkan salam untuk membuka
pembelajaran
2. Mengabsen siswa
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
4. Memberikan apersepsi dan motivasi berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari
II Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Orientasi siswa pada masalah
1. Menyajikan masalah kepada siswa yang ada
pada LKS
2. Mengarahkan siswa untuk mempelajari
wacana pada LKS
B. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
1. Membimbing siswa untuk mengaitkan
masalah yang disajikan dengan percobaan
yang akan dilakukan
2. Mengarahkan siswa untuk mengerjakan
beberapa pertanyaan pengantar sebelum
melakukan percobaan
3. Membimbing siswa untuk menyiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan dalam
percobaan
4. Mengarahkan siswa untuk mempelajari
rancangan percobaan yang akan dilakukan
yang ada pada LKS
C. Membimbing investigasi individual dan
kelompok
1. Mengarahkan siswa dalam melakukan
percobaan
2. Membimbing siswa dalam penggunaan alat
dan bahan percobaan
3. Membimbing siswa untuk mengamati dan
mencatat hasil percobaan yang dilakukan
D. Mengembangkan danmempresentasikanhasil
karya
1. Mengarahkan siswa untuk mengolah data
hasil percobaan
2. Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mendiskusikan hasil pengolahan data
percobaan dengan mengaitkan pada literatur
204

yang ada
3. Mengarahkan siswa untuk mendapatkan
kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan
data percobaan
4. Mengarahkan siswa untuk membuat laporan
sederhana hasil percobaan
5. Membimbing siswa untuk menyajikan dan
mempresentasikan laporan sederhana hasil
percobaan dengan perwakilan salah satu
kelompok saja
E. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
1. Membimbing siswa untuk memberikan
tanggapan atau masukan terhadap laporan
sederhana yang telah dipresentasikan
2. Memberikan evaluasi terhadap hasil
percobaan yang telah diperoleh
3. 3. Memberikan penegasan terhadap hasil
percobaan yang telah diperoleh
4. 4. Mengarahkan siswa untuk mengerjakan
beberapa soal yang ada pada LKS
III PENUTUP
1. Memberikan tugas di rumah untuk dikerjakan
oleh siswa
2. Menutup pembelajaran dan berdoa
Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi :

Nama Observer:
Mengetahui
Observer

()
205

LE MBAR O B S E RVA AS MEN GA JAR


?T,T#;;:,T

l. Nama Mahasiwa 0ulr iihla'u


2. Judul Skripsi "Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kompetensi
Sains Siswa pada Materi Laju Reaksi"
3. Tempat Praktik IMA N I Tnwgsel
4. Kelas X\ t\^tA I
5. Mata Pelajaran Krvnia-
6. Pertemuan ke- r&L
7. Tanggal i9 rlOVtr,r,r"be" Zo11
DILAKUKAN
NO ASPEK YANG DIAMATI DESKRIPSI
YA TIDAK
T Pendahuluan
l. Mengucapkan salam untuk membuka V
oembelaiaran
2. Mengabsen siswa t-/
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan Ll
dicapai
4. Memberikan apersepsi dan motivasi berkaitan t/
densan materi vans akan dioelaiari
II Kesiatan Inti Pembelaiaran
A. Orientasi siswa pada masalah
1. Menyajikan masalah kepada siswa yang ada
V
pada LKS
2. Mengarahkan siswa untuk mempelajari
wacana oada LKS
B. Mensorsanisasikan siswa untuk belaiar
1. Membimbing siswa untuk mengaitkan
masalah yang disajikan dengan percobaan V
vans akan dilakukan
2. Mengarahkan siswa untuk mengerjakan
beberapa pertanyaan pengantar sebelum
melakukan percobaan
3. Membimbing siswa untuk menyiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan dalam v
oercobaan
4. Mengarahkan siswa untuk mempelajari
rancangan percobaan yang akan dilakukan V
vans ada oada LKS
C. Membimbing investigasi individual dan
kelomnok
l. Mengarahkan siswa dalam melakukan
V
oercobaan
2. Membimbing siswa dalam penggunaan alat
dan bahan percobaan
V
3. Membimbing siswa untuk mengamati dan V
mencatat hasil percobaan yang dilakukan
D. Mengembangkan danmempresentasikanhasil
karya
1. Mengarahkan siswa untuk rnengolah data 1,/
hasil percobaan
2. Memberikan kesempatan kepada siswa
v
untuk mendiskusikan hasil pengolahan data
percobaan dengan mengaitkan pada literatur
yang ada
206
3. Mengarahkan siswa untuk mendapatkan
kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan \,/
data oercobaan
4. Mengarahkan siswa untuk membuat laporan
sederhana hasil oercobaan
V
5. Membimbing siswa untuk menyajikan dan
mempresentasikan laporan sederhana hasil
percobaan dengan perwakilan salah satu ^r/
kelompok saia
E. Menganalisis dan mengevaluasi proses
nemecahan masalah
l. Membimbing siswa untuk memberikan
tanggapan atau masukan terhadap laporan t/
sederhana yans telah dipresentasikan
2. Memberikan evaluasi terhadap hasil t/
oercobaan vans telah diperoleh
3. 3. Memberikan penegasan terhadap hasil 4,/
percobaan yang telah diperoleh
4. 4. Mengarahkan siswa untuk mengerjakan
beberana soal vans ada pada LKS
III PENUTUP
l. Memberikan tugas di rumah untuk dikerjakan ,,/
oleh siswa
2. Menutup pembelaiaran dan berdoa \./
Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatar/observasi :

Nama Observer:
Mengetahui
Observer
207

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA


(Penelitian Skripsi)

1. Nama Mahasiswa :
2. Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kompetensi
Sains Siswa pada Materi Laju Reaksi
3. Tempat Praktik :
4. Kelas :
5. Mata Pelajaran :
6. Pertemuan ke- :
7. Tanggal :
8. Kelompok :

NO ASPEK YANG DIAMATI DILAKUKAN DESKRIPSI


YA TIDAK
I Pendahuluan
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan penjelasan tujuan
pembelajaran dengan baik
3. Memberikan respon terhadap apersepsi dan
motivasi yangdiberikan oleh guru
II Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Orientasi siswa pada masalah
1. Membaca wacana yang ada dalam LKS
secaraberkelompok
2. Mempelajari wacana pada LKS untuk lebih
memahami masalah yang disajikan

B.Mengorganisasi siswa untuk belajar


1. Memahami keterkaitan antara masalah yang
disajikan pada LKS dengan percobaan yang akan
dilakukan
2. Mengerjakan beberapa pertanyaan pengantar
sebelum melakukan percobaan
3. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
dalam percobaan secara berkelompok
4. Mempelajari rancangan percobaan yang akan
dilakukan yang ada pada LKS
C. Membimbing investigasi individual dan
kelompok
1. Menuliskan langkah percobaan yang akan
dilakukan secara berkelompok
2. Melakukan percobaan dengan seksama secara
berkelompok
3. Menggunakan alat dalam percobaan dengan tepat
4. Menggunakan bahan dalam percobaan dengan
tepat
5. Mengamati dan mencatat hasil percobaan

D.Mengembangkan dan mempresentasikan


208

hasil karya
1. Mengolah data hasilpercobaan secara
berkelompok
2. Melakukan diskusi secara berkelompok mengenai
hasil pengolahan data percobaan dengan
mengaitkan pada literatur yang ada
3. Menentukan kesimpulan berdasarkan hasil
pengolahan data percobaan
4. Membuat laporan sederhana hasil percobaan
secara berkelompok
5. Perwakilan kelompok menyajikan dan
mempresentasikan laporan sederhana hasil
percobaan
E. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
1. Memberikan tanggapan atau masukan terhadap
laporan sederhana yang telah dipresentasikan
oleh perwakilan kelompok
2. Memberikan respon terhadap evaluasi yang
dilakukan oleh guru mengenai hasil percobaan
yang telah diperoleh
3. Menyimak penegasan yang diberikan oleh guru
dengan seksama
4. Mengerjakan beberapa soal pada LKS sebagai
evaluasi
III PENUTUP
1. Memperhatikan tugas yang diberikan oleh guru
2. Menutup pembelajaran dengan berdoa
Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi :
..............................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
Nama Observer:

Mengetahui
Observer

( )
209

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA


(Penelitian Skripsi)

l. Nama Mahasiswa Dds ffr<riar,ti


2. Judul Skripsi "Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kompetensi
Sains Siswa pada Materi Laju Reaksi"
3. Tempat Praktik Sfvi*ft $ Ta,tg Sc.l
4. Kelas x( ivltA !
5. Mata Pelajaran Kiwti ot-
6. Pertemuan ke- I
7. Tanggal tg N0vcmb u' )0i4
8. Kelompok t

NO ASPEK YANG DIAMATI DILAKUKAN DESKRIPSI


YA TIDAK
I Pendahuluan
l. Menjawab salam
2. Mendengarkan penjelasan tujuan
v
pembelajaran dengan baik
3. Memberikan respon terhadap apersepsi dan
motivasi yangdiberikan oleh guru
II Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Orientasi siswa pada masalah
l. Membaca wacana yang ada dalam LKS
secaraberkelompok
t/
2. Mempelajari wacana pada LKS untuk lebih
V
memahami masalah yang disajikan

B.Mengorganisasi siswa untuk belajar


L Memahami keterkaitan arfiara masalah yang
disajikan pada LKS dengan percobaan yang akan V
dilakukan
2. Mengerjakan beberapa pertanyaan pengantar
l/
sebelum melakukan percobaan
3. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
V
dalam percobaan secara berkelompok
4. Mempelajari rancangan percobaan yang akan
dilakukan yang ada pada LKS
C. Membimbing investigasi individual dan
kelompok
1. Menuliskan langkah percobaan yang akan
dilakukan secara berkelompok
2. Melakukan percobaan dengan seksama secara
berkelompok
3. Menggunakan alat dalam percobaan dengan tepat
4. Menggunakan bahan dalam percobaan dengan
tepat
5. Mengamati dan mencatat hasil percobaan
J
D.Mengembangkan dan mempresentasikan
210
hasil karya
l. Mengolah data hasilpercobaan secara
berkelompok
2. Melakukan diskusi secara berkelompok mengenai
hasil pengolahan data percobaan dengan l/
mengaitkan pada literatur yang ada
3. Menentukan kesimpulan berdasarkan hasil
pengolahan data percobaan
4. Membuat laporan sederhana hasil percobaan
V
secara berkelompok
5. Perwakilan kelompok menyajikan dan
mempresentasikan laporan sederhana hasil ,/
percobaan
E. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
1. Memberikan tanggapan atau masukan terhadap
laporan sederhana yang telah dipresentasikan
oleh perwakilan kelompok
V
2. Memberikan respon terhadap evaluasi yang +iw
dilakukan oleh guru mengenai hasil percobaan wwn]rlotn(,a'vu
yang telah diperoleh enn4gnyu.,"
3. Menyimak penegasan yang diberikan oleh guru
t/
dengan seksama
4. Mengerjakan beberapa soal pada LKS sebagat \/
evaluasi
III PENUTUP
l. Memperhatikan tugas yang diberikan oleh guru t/

2. Menutup pembelajaran dengan berdoa


Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatar/observasi :

Nama Observer:

Mengetahui

ctril
,^^y^*ffs
211

Lampiran 8

Data Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Pretest Kelompok Eksperimen

Subjek Nilai
Subjek Nilai Subjek Nilai
1 15
13 32 25 37
2 20
14 33 26 27
3 28
15 35 27 25
4 38
16 38 28 28
5 30
17 33 29 25
6 27
18 35 30 38
7 30
19 32 31 37
8 30
20 23 32 38
9 23
21 35 33 27
10 32
22 18 34 37
11 28
23 37
12 38
24 37

Pretest Kelompok Kontrol

Subjek Nilai
Subjek Nilai Subjek Nilai
1 23
13 28 25 38
2 25
14 23 26 25
3 35
15 40 27 32
4 37
16 28 28 40
5 15
17 33 29 47
6 28
18 28 30 33
7 40
19 37 31 47
8 32
20 40 32 35
9 27
21 42 33 27
10 20
22 38 34 40
11 27
23 28
12 32
24 32
212

Lampiran 9

Data Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Posttest Kelompok Eksperimen

Subjek Nilai
Subjek Nilai Subjek Nilai
1 78
13 85 25 88
2 70
14 88 26 65
3 83
15 72 27 72
4 80
16 88 28 80
5 82
17 82 29 75
6 72
18 80 30 68
7 73
19 87 31 88
8 83
20 82 32 88
9 60
21 82 33 82
10 82
22 77 34 77
11 78
23 75
12 82
24 80

Posttest Kelompok Kontrol

Subjek Nilai
Subjek Nilai Subjek Nilai
1 50
13 78 25 60
2 55
14 55 26 67
3 65
15 68 27 50
4 58
16 57 28 73
5 73
17 62 29 80
6 65
18 68 30 62
7 63
19 68 31 58
8 58
20 60 32 68
9 65
21 80 33 58
10 58
22 83 34 78
11 55
23 57
12 60
24 55
Lampiran 10

Perhitungan Persentase (%) Indikator Kompetensi Sains Siswa Hasil Pretest

Kelompok Kontrol dan Eksperimen

1. Kelompok Kontrol

Pretest
Subjek Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 2 2 0 1 1 1 2 2 1 1 1 0 0 0 0 14 23
2 2 2 0 2 1 3 0 1 2 0 2 0 0 0 0 15 25
3 3 1 2 2 1 4 0 2 0 1 3 0 0 1 1 21 35
4 2 0 3 2 1 4 2 2 0 1 3 0 0 1 1 22 37
5 2 0 0 1 1 2 0 0 1 1 1 0 0 0 0 9 15
6 1 1 2 1 1 3 2 1 0 0 3 1 0 1 0 17 28
7 3 3 1 2 1 2 3 2 1 1 1 2 0 1 1 24 40
8 2 1 1 2 1 3 2 2 2 1 1 0 0 1 0 19 32
9 1 2 1 2 1 1 2 1 0 1 1 1 0 1 1 16 27
10 1 0 1 2 1 2 0 1 0 0 2 0 0 1 1 12 20
11 1 3 1 0 1 2 2 1 2 1 2 0 0 0 0 16 27
12 1 1 1 2 2 2 3 1 2 1 2 0 0 0 1 19 32
13 2 2 1 2 1 2 2 2 0 0 2 0 0 0 1 17 28
14 2 1 1 1 0 2 2 2 0 1 1 1 0 0 0 14 23
15 2 3 1 2 2 2 3 2 2 1 2 0 0 1 1 24 40
16 2 1 1 1 1 2 2 1 0 1 2 2 0 0 1 17 28
17 2 1 2 2 1 3 2 2 0 1 3 1 0 0 0 20 33
18 1 2 1 2 0 1 3 1 0 1 2 1 0 1 1 17 28
19 3 1 2 1 1 2 3 2 0 1 3 1 0 1 1 22 37
20 3 2 1 2 1 4 0 2 2 1 4 0 0 1 1 24 40
213
21 3 4 1 1 1 2 3 3 0 1 1 3 0 1 1 25 42
22 2 1 0 1 1 3 3 3 2 1 2 3 0 1 0 23 38
23 1 2 1 1 1 1 3 3 2 1 0 0 0 1 0 17 28
24 2 3 3 0 1 1 2 2 0 1 2 0 0 1 1 19 32
25 1 1 2 2 2 3 2 2 0 1 3 2 0 1 1 23 38
26 2 0 0 2 2 1 2 1 0 1 2 0 0 1 1 15 25
27 2 1 2 2 2 2 0 0 1 0 1 4 0 1 1 19 32
28 3 2 2 2 1 2 3 2 1 1 2 3 0 0 0 24 40
29 4 4 1 2 1 2 4 2 1 2 2 1 0 1 1 28 47
30 2 2 3 2 1 2 2 2 0 1 1 0 0 1 1 20 33
31 3 2 3 2 1 3 1 2 1 2 4 4 0 0 0 28 47
32 1 2 2 1 2 2 1 2 0 1 3 2 0 1 1 21 35
33 3 1 2 2 1 2 1 2 0 1 1 0 0 0 0 16 27
34 1 1 2 3 2 2 2 3 1 1 2 2 0 1 1 24 40
Skor Total 68 55 47 55 39 75 64 59 24 31 67 34 0 22 21
Persentase 50 40.44 34.56 40.44 28.68 55.15 47.06 43.38 17.65 22.79 49.26 25 0 16.18 15.44

Rata-rata Persentase (%) Ketercapaian Pretest Indikator Kompetensi Sains Siswa

Indikator Literasi Sains pada


Nomor soal Jumlah Rata-rata
Dimensi Kompetensi Sains
Mengidentifikasi isu ilmiah 1 4 6 7 11
Persentase (%) 50 40.44 55.15 47.06 49.26 241.91 48.38
Menjelaskan fenomena ilmiah 3 5 9 12
Persentase (%) 34.56 28.68 17.65 25 105.89 26.47
Menggunakan bukti ilmiah 2 8 10 13 14 15
Persentase (%) 40.44 43.38 22.79 0 16.18 15.44 138.23 23.04
Jumlah keseluruhan 97.89
Rata-rata keseluruhan 32.63
214
2. Kelompok Eksperimen

Pretest
Subjek Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 2 1 1 1 1 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 9 15
2 0 0 0 2 0 2 2 2 1 1 1 0 0 0 1 12 20
3 2 2 2 0 0 2 3 2 2 0 2 0 0 0 0 17 28
4 4 1 3 3 3 1 3 3 0 1 1 0 0 0 0 23 38
5 4 0 1 2 1 3 2 1 1 1 2 0 0 0 0 18 30
6 2 1 0 2 0 2 0 1 2 2 2 1 0 0 1 16 27
7 2 1 0 2 0 3 0 2 1 0 3 2 0 1 1 18 30
8 2 3 1 2 1 2 0 1 2 1 2 0 0 0 1 18 30
9 2 1 0 2 1 2 0 2 0 1 2 0 0 1 0 14 23
10 1 2 1 1 0 2 2 2 2 0 3 2 0 0 1 19 32
11 4 1 1 2 1 2 0 2 0 2 2 0 0 0 0 17 28
12 2 2 1 2 1 2 2 3 1 0 3 2 0 1 1 23 38
13 2 1 2 1 0 3 2 1 2 1 3 0 0 1 0 19 32
14 2 1 3 2 1 3 0 3 1 0 3 0 0 0 1 20 33
15 3 3 1 2 1 2 2 2 0 2 2 0 0 1 0 21 35
16 2 2 1 1 1 3 3 3 0 2 4 0 0 0 1 23 38
17 4 1 1 2 1 2 1 3 0 0 2 2 0 0 1 20 33
18 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 0 0 1 21 35
19 2 2 2 2 2 2 0 2 0 0 2 2 0 0 1 19 32
20 1 2 2 1 0 1 0 1 2 0 1 2 0 1 0 14 23
21 2 1 1 2 1 3 2 1 3 0 2 2 0 0 1 21 35
22 1 1 0 2 0 2 2 0 0 1 1 0 0 0 1 11 18
23 1 3 2 2 0 2 2 2 1 2 2 2 0 1 0 22 37
24 2 2 1 2 1 2 2 3 1 3 1 0 0 1 1 22 37
25 2 3 1 2 1 2 2 2 2 2 1 0 0 2 0 22 37
215
26 2 0 1 2 1 2 0 1 2 1 2 2 0 0 0 16 27
27 0 1 2 3 0 3 0 1 1 1 2 1 0 0 0 15 25
28 0 2 1 2 1 3 2 2 1 0 2 0 0 0 1 17 28
29 2 0 3 2 0 1 0 2 1 1 1 2 0 0 0 15 25
30 3 2 1 1 1 2 2 3 1 1 1 3 0 2 0 23 38
31 3 3 1 0 0 1 2 3 1 1 2 3 0 2 0 22 37
32 3 2 2 2 1 1 4 2 2 1 1 2 0 0 0 23 38
33 3 1 1 2 1 3 2 1 0 0 1 0 0 0 1 16 27
34 2 0 2 2 1 2 2 2 2 1 3 2 0 0 1 22 37
Skor Total 71 50 44 60 25 70 50 63 37 30 63 34 0 14 17
52.2 36.7 32.3 44.1 18.3 51.4 36.7 46.3 27.2 22.0 46.3 10.2
Persentase 1 6 5 2 8 7 6 2 1 6 2 25 0 9 12.5

Rata-rata Persentase (%) Ketercapaian Pretest Indikator Kompetensi Sains Siswa

Indikator Literasi Sains pada


Nomor soal Jumlah Rata-rata
Dimensi Kompetensi Sains
Mengidentifikasi isu ilmiah 1 4 6 7 11
Persentase (%) 52.21 44.12 51.47 36.76 46.32 230.88 46.18
Menjelaskan fenomena ilmiah 3 5 9 12
Persentase (%) 32.35 18.38 27.21 25 102.94 25.74
Menggunakan bukti ilmiah 2 8 10 13 14 15
Persentase (%) 36.76 46.32 22.06 0 10.29 12.5 127.93 21.32
Jumlah keseluruhan 93.23

Rata-rata keseluruhan 31.08


216
Lampiran 11

Perhitungan Persentase (%) Indikator Kompetensi Sains Siswa

Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen

1. Kelompok Kontrol

Posttest
Subjek Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 0 0 0 3 2 2 1 2 2 2 2 3 4 4 3 30 50
2 4 2 1 3 4 3 3 2 2 1 2 2 0 0 4 33 55
3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 4 3 3 4 39 65
4 2 2 1 3 2 3 3 2 2 2 2 4 3 3 1 35 58
5 2 1 3 2 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 44 73
6 3 2 3 3 3 3 3 2 2 0 3 0 4 4 4 39 65
7 4 2 1 3 3 2 3 1 2 1 2 4 3 3 4 38 63
8 2 3 2 3 2 1 3 1 2 3 2 4 0 3 4 35 58
9 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 1 3 4 39 65
10 2 2 3 3 3 2 4 1 4 2 2 0 4 3 0 35 58
11 2 1 3 3 2 3 4 2 3 2 4 0 0 3 1 33 55
12 4 2 1 3 3 3 3 2 2 1 3 2 0 3 4 36 60
13 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 3 4 3 47 78
14 3 3 0 2 1 4 3 1 2 1 3 4 0 2 4 33 55
15 3 2 3 3 2 3 3 2 3 4 2 3 0 4 4 41 68
16 3 3 1 3 1 1 1 2 3 3 1 1 4 4 3 34 57
17 2 2 2 2 1 3 3 2 3 3 3 1 4 3 3 37 62
18 3 2 2 3 3 2 4 2 4 4 3 3 0 3 3 41 68
19 2 2 2 3 2 2 4 2 2 3 2 4 4 3 4 41 68
20 4 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 1 0 3 4 36 60
217
21 2 3 3 3 3 2 4 3 4 4 2 4 4 3 4 48 80
22 3 2 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 50 83
23 0 3 4 3 2 2 3 2 2 4 2 3 4 0 0 34 57
24 3 2 1 2 1 2 3 2 1 2 2 1 3 4 4 33 55
25 0 3 1 3 1 1 3 2 4 4 2 1 4 4 3 36 60
26 3 2 2 4 3 3 3 2 3 4 2 2 0 3 4 40 67
27 4 2 1 0 2 2 3 2 2 2 2 0 0 4 4 30 50
28 2 2 3 2 1 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 44 73
29 2 3 2 3 4 2 4 2 4 4 3 3 4 4 4 48 80
30 2 2 2 3 2 2 3 2 4 4 2 3 4 2 0 37 62
31 3 4 2 3 1 2 1 2 2 2 2 1 3 3 4 35 58
32 2 1 3 4 3 2 4 2 4 4 2 3 0 3 4 41 68
33 3 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 3 4 4 4 35 58
34 3 4 3 4 3 4 4 2 4 4 3 2 0 3 4 47 78
Skor Total 86 76 68 97 76 84 105 68 95 92 84 80 76 107 110
Persentase 63.24 55.88 50 71.32 55.88 61.76 77.21 50 69.85 67.65 61.76 58.82 55.88 78.68 80.88

Rata-rata Persentase (%) Ketercapaian Posttest Indikator Kompetensi Sains Siswa

Indikator Literasi Sains pada


Nomor soal Jumlah Rata-rata
Dimensi Kompetensi Sains
Mengidentifikasi isu ilmiah 1 4 6 7 11
Persentase (%) 63.24 71.32 61.76 77.21 61.76 335.29 67.06
Menjelaskan fenomena ilmiah 3 5 9 12
Persentase (%) 50 55.88 69.85 58.82 234.55 58.64
Menggunakan bukti ilmiah 2 8 10 13 14 15
Persentase (%) 55.88 50 67.65 55.88 78.68 80.88 388.97 64.83
Jumlah keseluruhan 190.5
Rata-rata keseluruhan 63.51
218
2. Kelompok Eksperimen

Posttest
Subjek Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 4 2 4 4 3 3 1 3 4 3 3 4 3 2 4 47 78
2 3 2 2 3 0 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 42 70
3 4 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 50 83
4 4 1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 48 80
5 4 2 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 2 4 4 49 82
6 3 2 1 3 3 2 4 3 4 3 3 3 1 4 4 43 72
7 3 1 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 44 73
8 4 2 2 4 3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 50 83
9 3 2 2 3 2 3 1 3 1 2 3 3 3 1 4 36 60
10 3 2 2 4 3 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4 49 82
11 4 3 3 4 3 3 1 3 2 4 4 4 4 2 3 47 78
12 4 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 4 3 4 4 49 82
13 4 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 51 85
14 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 53 88
15 3 2 3 4 2 2 2 3 2 3 2 3 4 4 4 43 72
16 4 2 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 53 88
17 4 3 2 4 4 2 4 3 2 4 3 4 4 2 4 49 82
18 3 2 1 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 48 80
19 4 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 52 87
20 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 49 82
21 3 1 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 49 82
22 4 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 4 2 4 3 46 77
23 3 2 2 4 2 2 2 3 4 3 2 4 4 4 4 45 75
24 4 2 2 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 48 80
25 4 4 2 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 53 88
219
26 1 1 2 3 2 3 2 2 2 2 3 4 4 4 4 39 65
27 4 1 2 4 2 2 0 3 3 3 3 4 4 4 4 43 72
28 4 3 2 4 2 2 4 3 3 4 3 3 4 3 4 48 80
29 4 3 4 4 1 3 0 2 2 4 4 4 4 2 4 45 75
30 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 4 3 1 4 4 41 68
31 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 53 88
32 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 53 88
33 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 49 82
34 4 2 2 4 2 1 2 3 4 3 3 4 4 4 4 46 77
Skor Total 123 76 88 126 89 89 97 99 103 110 111 130 120 121 128
Persentase 90.44 55.88 64.71 92.65 65.44 65.44 71.32 72.79 75.74 80.88 81.62 95.59 88.24 88.97 94.12

Rata-rata Persentase (%) Ketercapaian Posttest Indikator Kompetensi Sains Siswa

Indikator Literasi Sains pada


Nomor soal Jumlah Rata-rata
Dimensi Kompetensi Sains
Mengidentifikasi isu ilmiah 1 4 6 7 11
Persentase (%) 90.44 92.65 65.44 71.32 81,62 401.47 80.29
Menjelaskan fenomena ilmiah 3 5 9 12
Persentase (%) 64.71 65.44 75.74 95.59 301.48 75.37
Menggunakan bukti ilmiah 2 8 10 13 14 15
Persentase (%) 55.88 72.79 80.88 88.24 88.97 94.12 480.88 80.15
Jumlah keseluruhan 235.8
Rata-rata keseluruhan 78.60
220
221

Lampiran 12

Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Kontrol

Nilai Pretest
15 20 23 23 25 25 27 27 27 28 28 28 28 28 32 32 32
32 33 33 35 35 37 37 38 38 40 40 40 40 40 42 47 47

1. Deskripsi Data
a. Banyaknya data (n) : 34
b. Data Terbesar (Nmaks) : 47
c. Data Terkecil (Nmin) : 15
2. Banyaknya kelas interval (K)
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 34
K = 1 + 3,3 (1,53)
K = 1 + 5,049
K = 6,049
K = 6 atau K = 7
3. Rentangan (R)
R = data terbesar data terkecil
R = 47-15
R = 32
4. Panjang Kelas Interval (P)
P=

P=

P = 5, 33 = 5
Atau
P=

P= = 4,57 = 5

Yang digunakan adalah P = 5, K=7


222
5. Tabel Distribusi

No Kelas Interval fi fik xi xi fixi fixi


1 15-19 1 1 17 289 17 289
2 20-24 3 4 22 484 66 1452
3 25-29 10 14 27 729 270 7290
4 30-34 6 20 32 1024 192 6144
5 35-39 6 26 37 1369 222 8214
6 40-44 6 32 42 1764 252 10584
7 45-49 2 34 47 2209 94 4418
Jumlah 34 - 224 7868 1113 38391


6. Mean =

=
= 32,73

7. Median

Md = b+p [ ]

= 29,5 + 5 (
= 29,5 + 5 (0,5)
= 29,5 + 2,5 = 32

Median data pretest kelompok kontrol berkisar di angka atau nilai 32.

8. Modus
Mo = b+p [ ]
= 24,5 + 5 (

= 24,5 + 5 (0,64)

= 24,5 + 3,2 = 27,7 (dibulatkan menjadi 28)

Modus data pretest kelompok kontrol berkisar pada nilai 28.


223

Lampiran 13

Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Eksperimen

Nilai Pretest
15 18 20 23 23 25 25 27 27 27 28 28 28 30 30 30 32
32 32 33 33 35 35 35 37 37 37 37 37 38 38 38 38 38

1. Deskripsi Data
a. Banyaknya data (n) : 34
b. Data Terbesar (Nmaks) : 38
c. Data Terkecil (Nmin) : 15
2. Banyaknya kelas interval (K)
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 34
K = 1 + 3,3 (1,53)
K = 1 + 5,049
K = 6,049
K = 6 atau K = 7
3. Rentangan (R)
R = data terbesar data terkecil
R = 38-15
R = 23
4. Panjang Kelas Interval (P)
P = atau P =

P= P=

P = 3,8=4 P = 3,3=3
Yang digunakan adalah P =4 dengan K =6
224

5. Tabel Distribusi

No Kelas Interval fi fik xi xi fixi fixi


1 15 - 18 2 2 16.5 272.25 33 544.5
2 19 - 22 1 3 20.5 420.25 20.5 420.25
3 23 - 26 4 7 24.5 600.25 98 2401
4 27 - 30 9 16 28.5 812.25 256.5 7310.25
5 31 - 34 5 21 32.5 1056.25 162.5 5281.25
6 35 - 38 13 34 36.5 1332.25 474.5 17319.25
Jumlah 34 - 159 4493.5 1045 33276.5


6. Mean=

= 30, 7352 = 30,74

7. Median

Md = b+p [ ]

= 30,5 + 4 (

= 30,5 + 4(0,2)
= 30,5 + 0,8
= 31,3 (dibulatkan menjadi 31)
Median data pretest kelompok eksperimen berkisar di angka atau nilai 31.

8. Modus

Mo = b+p [ ]

= 34,5 + 4(

= 34,5 + 4 (1)
= 38,5 (dibulatkan menjadi 38)
Modus data pretest kelompok eksperimen berkisar pada nilai 38.
225

Lampiran 14

Distribusi Frekuensi Posttest Kelompok Kontrol

Nilai Posttest
50 50 55 55 55 55 57 57 58 58 58 58 58 60 60 60 62
62 63 65 65 65 67 68 68 68 68 73 73 78 78 80 80 83

1. Deskripsi Data
a. Banyaknya data (n) : 34
b. Data Terbesar (Nmaks) : 83
c. Data Terkecil (Nmin) : 50
2. Banyaknya kelas interval (K)
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 34
K = 1 + 3,3 (1,53)
K = 1 + 5,049 = 6,049
K = 6 atau K = 7
3. Rentangan (R)
R = data terbesar data terkecil
R = 83-50
R = 33
4. Panjang Kelas Interval (P)

P=

P= = 5,5 = 6

Atau
P=

P= = 4,7 = 5

Yang digunakan adalah P = 5, K=7


226

5. Tabel Distribusi

No Kelas Interval fi fik xi xi fixi fixi


1 50-54 2 2 52 2704 104 5408
2 55-59 11 13 57 3249 627 35739
3 60-64 6 19 62 3844 372 23064
4 65-69 8 27 67 4489 536 35912
5 70-74 2 29 72 5184 144 10368
6 75-79 2 31 77 5929 154 11858
7 80-84 3 34 82 6724 246 20172
Jumlah 34 469 32123 2183 142521


6. Mean=

= = 64,20
7. Median

Md = b+p [ ]

= 59,5 + 5 (

= 59,5 + 5 (0,67)
= 59,5 + 3,35
= 62,85 (dibulatkan menjadi 63)
Median data posttest kelompok kontrol berkisar di angka atau nilai 63.

8. Modus

Mo = b+p [ ]

= 54,5 + 5 (

= 54,5 + 5 (0,64)
= 54,5 + 3,2
= 57,7 = 58

Modus data posttest kelompok kontrol berkisar pada nilai 58.


227

Lampiran 15

Distribusi Frekuensi Posttest Kelompok Eksperimen

Nilai Posttest
60 65 68 72 72 72 72 73 75 75 77 77 78 78 80 80 80
80 82 82 82 82 82 82 82 83 83 85 87 88 88 88 88 88

1. Deskripsi Data
a. Banyaknya data (n) : 34
b. Data Terbesar (Nmaks) : 88
c. Data Terkecil (Nmin) : 60
2. Banyaknya kelas interval (K)
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 34
K = 1 + 3,3 (1,53)
K = 1 + 5,049 = 6,049
K = 6 atau K = 7
3. Rentangan (R)
R = data terbesar data terkecil
R = 88-60
R = 28
4. Panjang Kelas Interval (P)

P = atau P =

P= P=

P = 4,7 = 5 P=4
Yang digunakan adalah P =5 dengan K =6
228

5. Tabel Distribusi

No Kelas Interval fi fik xi xi fixi fixi


1 60-64 1 1 62 3844 62 3844
2 65-69 2 3 67 4489 134 8978
3 70-74 5 8 72 5184 360 25920
4 75-79 6 14 77 5929 462 35574
5 80-84 13 27 82 6724 1066 87412
6 85-89 7 34 87 7569 609 52983
Jumlah 34 447 33739 2693 214711


6. Mean=

= = 79,2

7. Median

Md = b+p [ ]

= 79,5 + 5 (

= 79,5 + 5(0,23)

= 79,5 + 1,15

= 80,65 (dibulatkan menjadi 81)


Median data posttest kelompok eksperimen berkisar di angka atau nilai 81.

8. Modus

Mo = b+p [ ]

= 79,5 + 5 (

= 79,5 + 5 (0,53)
= 79,5 + 2,65 = 82,15 (dibulatkan menjadi 82)
Modus data posttest kelompok eksperimen berkisar pada nilai 82.
229

Lampiran 16

Uji Normalitas PretestKelompok Kontrol

Frekuensi
No Xi Xi- Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
Kum
1 15 225 32.412 -17.412 1 -2.323 0.01 0.029 -0.019
2 20 400 32.412 -12.412 2 -1.656 0.049 0.059 -0.01
3 23 529 32.412 -9.4118 -1.256 0.105 0.118 -0.013
4
4 23 529 32.412 -9.4118 -1.256 0.105 0.118 -0.013
5 25 625 32.412 -7.4118 -0.989 0.161 0.176 -0.015
6
6 25 625 32.412 -7.4118 -0.989 0.161 0.176 -0.015
7 27 729 32.412 -5.4118 -0.722 0.235 0.265 -0.03
8 27 729 32.412 -5.4118 9 -0.722 0.235 0.265 -0.03
9 27 729 32.412 -5.4118 -0.722 0.235 0.265 -0.03
10 28 784 32.412 -4.4118 -0.589 0.278 0.412 -0.134
11 28 784 32.412 -4.4118 -0.589 0.278 0.412 -0.134
12 28 784 32.412 -4.4118 14 -0.589 0.278 0.412 -0.134
13 28 784 32.412 -4.4118 -0.589 0.278 0.412 -0.134
14 28 784 32.412 -4.4118 -0.589 0.278 0.412 -0.134
15 32 1024 32.412 -0.4118 -0.055 0.478 0.529 -0.051
16 32 1024 32.412 -0.4118 -0.055 0.478 0.529 -0.051
18
17 32 1024 32.412 -0.4118 -0.055 0.478 0.529 -0.051
18 32 1024 32.412 -0.4118 -0.055 0.478 0.529 -0.051
19 33 1089 32.412 0.58824 0.0785 0.531 0.588 -0.057
20
20 33 1089 32.412 0.58824 0.0785 0.531 0.588 -0.057
21 35 1225 32.412 2.58824 0.3453 0.635 0.647 -0.012
22
22 35 1225 32.412 2.58824 0.3453 0.635 0.647 -0.012
23 37 1369 32.412 4.58824 0.6121 0.73 0.706 0.0239
24
24 37 1369 32.412 4.58824 0.6121 0.73 0.706 0.0239
25 38 1444 32.412 5.58824 0.7455 0.772 0.765 0.0073
26
26 38 1444 32.412 5.58824 0.7455 0.772 0.765 0.0073
27 40 1600 32.412 7.58824 1.0123 0.844 0.912 -0.067
28 40 1600 32.412 7.58824 1.0123 0.844 0.912 -0.067
29 40 1600 32.412 7.58824 31 1.0123 0.844 0.912 -0.067
30 40 1600 32.412 7.58824 1.0123 0.844 0.912 -0.067
31 40 1600 32.412 7.58824 1.0123 0.844 0.912 -0.067
32 42 1764 32.412 9.58824 32 1.2791 0.9 0.941 -0.042
33 47 2209 32.412 14.5882 1.9462 0.974 1 -0.026
34
34 47 2209 32.412 14.5882 1.9462 0.974 1 -0.026
Jumlah 1102 37572
32.41
1105.1
Std.
7.496 56.189
Deviasi
230

Setelah melakukan perhitungan data seperti diatas, maka dapat ditentukan nilai L0. L0
merupakan harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak F(Zi)-S(Zi).
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai |F(Zi)-S(Zi)|terbesar.

Lhitung = -0.134
2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.

0,886
Ltabel = 0,886 = = 0,152
34 5,83
Uji normalitas dengan uji Liliefors menunjukan bahwa Lhit Ltabel (0,134 < 0,152). Ltabel
didapat dari (0,886/ dengan derajat signifikan 95%. Maka dapat disimpulkan data
tersebut terdistribusi normal.
231

Lampiran 17

Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen

Frekuensi
No Xi Xi- Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
Kum
1 15 225 30.765 -15.765 1 -2.506 0.006 0.029 -0.023
2 18 324 30.765 -12.765 2 -2.029 0.021 0.059 -0.038
3 20 400 30.765 -10.765 3 -1.711 0.044 0.088 -0.045
4 23 529 30.765 -7.7647 -1.234 0.109 0.147 -0.038
5
5 23 529 30.765 -7.7647 -1.234 0.109 0.147 -0.038
6 25 625 30.765 -5.7647 -0.916 0.18 0.206 -0.026
7
7 25 625 30.765 -5.7647 -0.916 0.18 0.206 -0.026
8 27 729 30.765 -3.7647 -0.598 0.275 0.294 -0.019
9 27 729 30.765 -3.7647 10 -0.598 0.275 0.294 -0.019
10 27 729 30.765 -3.7647 -0.598 0.275 0.294 -0.019
11 28 784 30.765 -2.7647 -0.439 0.33 0.382 -0.052
12 28 784 30.765 -2.7647 13 -0.439 0.33 0.382 -0.052
13 28 784 30.765 -2.7647 -0.439 0.33 0.382 -0.052
14 30 900 30.765 -0.7647 -0.122 0.452 0.471 -0.019
15 30 900 30.765 -0.7647 16 -0.122 0.452 0.471 -0.019
16 30 900 30.765 -0.7647 -0.122 0.452 0.471 -0.019
17 32 1024 30.765 1.23529 0.1964 0.578 0.559 0.019
18 32 1024 30.765 1.23529 19 0.1964 0.578 0.559 0.019
19 32 1024 30.765 1.23529 0.1964 0.578 0.559 0.019
20 33 1089 30.765 2.23529 0.3553 0.639 0.618 0.0212
21
21 33 1089 30.765 2.23529 0.3553 0.639 0.618 0.0212
22 35 1225 30.765 4.23529 0.6732 0.75 0.706 0.0437
23 35 1225 30.765 4.23529 24 0.6732 0.75 0.706 0.0437
24 35 1225 30.765 4.23529 0.6732 0.75 0.706 0.0437
25 37 1369 30.765 6.23529 0.9911 0.839 0.853 -0.014
26 37 1369 30.765 6.23529 0.9911 0.839 0.853 -0.014
27 37 1369 30.765 6.23529 29 0.9911 0.839 0.853 -0.014
28 37 1369 30.765 6.23529 0.9911 0.839 0.853 -0.014
29 37 1369 30.765 6.23529 0.9911 0.839 0.853 -0.014
30 38 1444 30.765 7.23529 1.1501 0.875 1 -0.125
31 38 1444 30.765 7.23529 1.1501 0.875 1 -0.125
32 38 1444 30.765 7.23529 34 1.1501 0.875 1 -0.125
33 38 1444 30.765 7.23529 1.1501 0.875 1 -0.125
34 38 1444 30.765 7.23529 1.1501 0.875 1 -0.125
Jumlah 1046 33486

30.76 984.88
Std.
Deviasi 6.291
232

Setelah melakukan perhitungan data seperti diatas, maka dapat ditentukan nilai L0. L0
merupakan harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak F(Zi)-S(Zi).
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai |F(Zi)-S(Zi)| terbesar.

Lhitung = -0.125
2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.

0,886
Ltabel = 0,886 = = 0,152
34 5,83
Uji normalitas dengan uji Liliefors menunjukan bahwa Lhit Ltabel (0,125 <0,152). Ltabel
didapat dari (0,886/ dengan derajat signifikan 95%. Maka dapat disimpulkan data
tersebut terdistribusi normal.
233

Lampiran 18

Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol

Frekuensi
No Xi Xi- Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
Kum
1 50 2500 63.824 -13.82 -1.572 0.058 0.059 -0.0008
2
2 50 2500 63.824 -13.82 -1.572 0.058 0.059 -0.0008
3 55 3025 63.824 -8.824 -1.003 0.1579 0.176 -0.0186
4 55 3025 63.824 -8.824 -1.003 0.1579 0.176 -0.0186
6
5 55 3025 63.824 -8.824 -1.003 0.1579 0.176 -0.0186
6 55 3025 63.824 -8.824 -1.003 0.1579 0.176 -0.0186
7 57 3249 63.824 -6.824 -0.776 0.2189 0.235 -0.0164
8
8 57 3249 63.824 -6.824 -0.776 0.2189 0.235 -0.0164
9 58 3364 63.824 -5.824 -0.662 0.254 0.382 -0.1284
10 58 3364 63.824 -5.824 -0.662 0.254 0.382 -0.1284
11 58 3364 63.824 -5.824 13 -0.662 0.254 0.382 -0.1284
12 58 3364 63.824 -5.824 -0.662 0.254 0.382 -0.1284
13 58 3364 63.824 -5.824 -0.662 0.254 0.382 -0.1284
14 60 3600 63.824 -3.824 -0.435 0.3319 0.471 -0.1387
15 60 3600 63.824 -3.824 16 -0.435 0.3319 0.471 -0.1387
16 60 3600 63.824 -3.824 -0.435 0.3319 0.471 -0.1387
17 62 3844 63.824 -1.824 -0.207 0.4179 0.529 -0.1115
18
18 62 3844 63.824 -1.824 -0.207 0.4179 0.529 -0.1115
19 63 3969 63.824 -0.824 19 -0.094 0.4627 0.559 -0.0961
20 65 4225 63.824 1.1765 0.1338 0.5532 0.647 -0.0939
21 65 4225 63.824 1.1765 22 0.1338 0.5532 0.647 -0.0939
22 65 4225 63.824 1.1765 0.1338 0.5532 0.647 -0.0939
23 67 4489 63.824 3.1765 23 0.3611 0.641 0.676 -0.0355
24 68 4624 63.824 4.1765 0.4748 0.6825 0.794 -0.1116
25 68 4624 63.824 4.1765 0.4748 0.6825 0.794 -0.1116
27
26 68 4624 63.824 4.1765 0.4748 0.6825 0.794 -0.1116
27 68 4624 63.824 4.1765 0.4748 0.6825 0.794 -0.1116
28 73 5329 63.824 9.1765 1.0433 0.8516 0.853 -0.0013
29
29 73 5329 63.824 9.1765 1.0433 0.8516 0.853 -0.0013
30 78 6084 63.824 14.176 1.6118 0.9465 0.912 0.0347
31
31 78 6084 63.824 14.176 1.6118 0.9465 0.912 0.0347
32 80 6400 63.824 16.176 1.8392 0.9671 0.971 -0.0035
33
33 80 6400 63.824 16.176 1.8392 0.9671 0.971 -0.0035
34 83 6889 63.824 19.176 34 2.1802 0.9854 1 -0.0146
Jumlah 2170 141050

63.82 4148.5

Std.
8.796
Deviasi
234

Setelah melakukan perhitungan data seperti diatas, maka dapat ditentukan nilai L0. L0
merupakan harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak F(Zi)-S(Zi).
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai |F(Zi)-S(Zi)|terbesar.

Lhitung = -0.1387 = 0.139

2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.

0,886
Ltabel = 0,886 = = 0,152
34 5,83
Uji normalitas dengan uji Liliefors menunjukan bahwa Lhit Ltabel (0,139 <0,152). Ltabel
didapat dari (0,886/ dengan derajat signifikan 95%. Maka dapat disimpulkan data
tersebut terdistribusi normal.
235

Lampiran 19

Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen

Frek
No Xi Xi- Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
Kum
1 60 3600 79 -19 1 -2.767 0.0028 0.029 -0.027
2 65 4225 79 -14 2 -2.0388 0.0207 0.059 -0.038
3 68 4624 79 -11 3 -1.6019 0.0546 0.088 -0.034
4 72 5184 79 -7 -1.0194 0.154 0.206 -0.052
5 72 5184 79 -7 -1.0194 0.154 0.206 -0.052
7
6 72 5184 79 -7 -1.0194 0.154 0.206 -0.052
7 72 5184 79 -7 -1.0194 0.154 0.206 -0.052
8 73 5329 79 -6 8 -0.8738 0.1911 0.235 -0.044
9 75 5625 79 -4 -0.5825 0.2801 0.294 -0.014
10
10 75 5625 79 -4 -0.5825 0.2801 0.294 -0.014
11 77 5929 79 -2 -0.2913 0.3854 0.353 0.0325
12
12 77 5929 79 -2 -0.2913 0.3854 0.353 0.0325
13 78 6084 79 -1 -0.1456 0.4421 0.412 0.0303
14
14 78 6084 79 -1 -0.1456 0.4421 0.412 0.0303
15 80 6400 79 1 0.14563 0.5579 0.529 0.0285
16 80 6400 79 1 0.14563 0.5579 0.529 0.0285
18
17 80 6400 79 1 0.14563 0.5579 0.529 0.0285
18 80 6400 79 1 0.14563 0.5579 0.529 0.0285
19 82 6724 79 3 0.43689 0.6689 0.735 -0.066
20 82 6724 79 3 0.43689 0.6689 0.735 -0.066
21 82 6724 79 3 0.43689 0.6689 0.735 -0.066
22 82 6724 79 3 25 0.43689 0.6689 0.735 -0.066
23 82 6724 79 3 0.43689 0.6689 0.735 -0.066
24 82 6724 79 3 0.43689 0.6689 0.735 -0.066
25 82 6724 79 3 0.43689 0.6689 0.735 -0.066
26 83 6889 79 4 0.58252 0.7199 0.794 -0.074
27
27 83 6889 79 4 0.58252 0.7199 0.794 -0.074
28 85 7225 79 6 28 0.87378 0.8089 0.824 -0.015
29 87 7569 79 8 29 1.16504 0.878 0.853 0.0251
30 88 7744 79 9 1.31067 0.905 1 -0.095
31 88 7744 79 9 1.31067 0.905 1 -0.095
32 88 7744 79 9 34 1.31067 0.905 1 -0.095
33 88 7744 79 9 1.31067 0.905 1 -0.095
34 88 7744 79 9 1.31067 0.905 1 -0.095
Jumlah 2686 213750

79 6286.8

Std.
6.867
Deviasi
236

Setelah melakukan perhitungan data seperti diatas, maka dapat ditentukan nilai L0. L0
merupakan harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak F(Zi)-S(Zi).
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai |F(Zi)-S(Zi)|terbesar.

Lhitung = -0.095
2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.

0,886
Ltabel = 0,886 = = 0,152
34 5,83
Uji normalitas dengan uji Liliefors menunjukan bahwa Lhit Ltabel (0.095 <0,152). Ltabel
didapat dari (0,886/ dengan derajat signifikan 95%. Maka dapat disimpulkan data
tersebut terdistribusi normal.
237

Lampiran 20

Perhitungan Varians Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

1. Varians data 1 (Varians Data Pretest Kelompok Eksperimen)



s1 2 =

= 35,0944 = 35,10

2. Varians data 2 (Varian Data Pretest Kelompok Kontrol)



s22=

= 59,2914 = 59,30
238

Lampiran 21

Perhitungan Varians Data Posttest Kelompok Eksperimen


dan Kontrol

1. Varians data 1 (Varians Data Posttest Kelompok Eksperimen)



s12=

= 42,71

2. Varians data 2 (Varians Data Posttest Kelompok Kontrol)



s22=

= 71,50
239

Lampiran 22

Uji Homogenitas Data Pretest

No Kelompok Varians (s2)


1. Eksperimen 35,1
2. Kontrol 59,3

1) Hipotesis:
H1 : Terdapat perbedaan antara varians data 1 dan varians data 2
H0 : Tidak terdapat perbedaan antara varians data 1 dan varians data 2 .
2) Hipotesis Statistik:
H1:
H0 :
3) Menghitung Fhitung:

F=

= = 1,6894 = 1,69

4) Menghitung Ftabel:
Taraf signifikasi ( ) = 0,10
Ftabel = F1/2 ((dk varian terbesar (n) 1), (dk varian terkecil (n) 1))

= F1/2, 0,10 ((341), (341))


= F0,05 (33, 33)
Dengan menggunakan tabel uji F didapat Ftabel = 1,79
5) Kriteria pengujian H0 yaitu:
Jika Fhitung Ftabel, maka H0 diterima (homogen)
6) Pengujian H0:
Ternyata 1,69 1,79 atau Fhitung Ftabel, sehingga H0 diterima (homogen)
7) Kesimpulan:
H0 yang berbunyi: Tidak terdapat perbedaan varians data 1 dengan varians data
2, diterima (homogen). Hal ini menyatakan bahwa diantara varians data 1
(varians data pretest kelompok eksperimen) dengan varians data 2 (varians data
pretest kelompok kontroltidak menunjukan perbedaan variasi data kelompok.
240

Lampiran 23
Uji Homogenitas Data Posttest

No Kelompok Varians (s2)


1. Eksperimen 42,71
2. Kontrol 71,50

1) Hipotesis:
H1 : Terdapat perbedaan antara varians data 1 dan varians data 2
H0 : Tidak terdapat perbedaan antara varians data 1 dan varians data 2 .
2) Hipotesis Statistik:
H1:

H0 :

3) Menghitung Fhitung:

F=

= = 1,6740 = 1,67

4) Menghitung Ftabel:
Taraf signifikasi ( ) = 0,10
Ftabel = F1/2 ((dk varian terbesar (n) 1), (dk varian terkecil (n) 1))

= F1/2, 0,10 ((341), (341))


= F0,05 (33, 33)
Dengan menggunakan tabel uji F didapat Ftabel = 1,79
5) Kriteria pengujian H0 yaitu:
Jika Fhitung Ftabel, maka H0 diterima (homogen)
6) Pengujian H0:
Ternyata 1,67 1,79 atau Fhitung Ftabel, sehingga H0 diterima (homogen)
7) Kesimpulan:
H0 yang berbunyi: Tidak terdapat perbedaan varians data 1 dengan varians data
2, diterima (homogen). Hal ini menyatakan bahwa diantara varians data 1
(varians data posttest kelompok eksperimen) dengan varians data 2 (varians data
posttest kelompok kontrol) tidak menunjukan perbedaan variasi data kelompok.
241

Lampiran 24

Uji Hipotesis Data Pretest

No. Kelompok Jumlah Nilai Varians


sampel rata-rata (s2)
1. Eksperimen 34 30,74 35,1
2. Kontrol 34 32,73 59,3

1) Hipotesis:
H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelompok
eksperimen dengan siswa kelompok kontrol

H1 : Terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelompok


eksperimen dengan siswa kelompok kontrol

2) Hipotesis statistik:
H0 :
H1:

3) Uji statistik:

thitung = ( ) ( )
=

=
( ) ( )

=
=

= =

=
=
= 1,206
= 1,21 = = 6,87
242

4) Menghitung ttabel:
Taraf signifikasi ( ) = 0,05
db = n1 + n2 2
= 34 + 34 2
= 66
Dengan menggunakan tabel nilai kritis distribusi t didapat t(0,05;66) = 1,99
5) Kriteria pengujian:
Karena hipotesis bersifat dua arah sehingga,
H0 diterima jikathitung< ttabel
H0 ditolak jikathitung > ttabel
6) Pengujian H0:
Ternyata 1,21 <1,99 atau thitung <ttabel, sehingga H0 diterima.
7) Kesimpulan:
H0 yang berbunyi: Tidak terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelompok
eksperimen dengan siswa kelompok kontrol, diterima. Hipotesis menunjukan
bahwa kedua kelompok baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
memiliki kemampuan yang sama, maka kelompok eksperimen dan kontrol dapat
dilanjutkan pada pemberian tindakan atau treatment.
243

Lampiran 25

Perhitungan Uji Hipotesis Data Posttest

No. Kelompok Jumlah Nilai Varians


sampel rata-rata (s2)
1. Eksperimen 34 79,20 42,71
2. Kontrol 34 64,20 71,50

1) Hipotesis:
H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap
kompetensi sains siswa pada materi laju reaksi.
H1 : Terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kompetensi
sains siswa pada materi laju reaksi.

2) Hipotesis statistik:
H0 :
H1:

3) Uji statistik:
( ) ( )
=
thitung =

( ) ( )
=
=

=
=

= =

= = = 7,5567 = 7,56
= 8,27
244

4) Menghitung ttabel:
Taraf signifikasi ( ) = 0,05
db = n1 + n2 2
= 34 + 34 2
= 66
Dengan menggunakan tabel nilai kritis distribusi t didapat t(0,05;66) = 1,99
5) Kriteria pengujian:
Karena hipotesis bersifat dua arah sehingga,
H0 diterima jikathitung< ttabel
H0 ditolak jikathitung > ttabel
6) Pengujian H0:
Ternyata 8,27>1,99 atau thitung >ttabel, sehingga H0 ditolak.
7) Kesimpulan:
H0 yang berbunyi: Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah
terhadap kompetensi sains siswa pada materi laju reaksi,
ditolak. Dengan demikian penelitian ini menunjukan bahwa model pembelajaran
berbasis masalah memberikan pengaruh yang positif terhadap kompetensi sains
siswa pada materi laju reaksi.
Lamp. 26.Data validitas dede FIX 2
RELIABILITAS TES
================

Rata2= 69,63
Simpang Baku= 8,63
KorelasiXY= 0,25
Reliabilitas Tes= 0,40
Nama berkas: G:\ANATES DEDE\DATA VALIDITAS DEDE FITRIANI.AUR

No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 7 Devi Puspita 39 40 79
2 11 Erina Kartika 38 40 78
3 14 Indah Mutiara 42 36 78
4 19 Naufa Dea 41 37 78
5 10 Monika 36 41 77
6 15 Fikri Dian Pe... 44 33 77
7 1 Desya Widias 37 39 76
8 2 Lia Lisnawati 35 41 76
9 3 Maryanto 36 40 76
10 4 Evita Gabriella 42 34 76
11 5 Nadya L. M 40 36 76
12 13 Desti N. 36 40 76
13 12 Rizka 35 40 75
14 6 Rizky Chandra... 44 29 73
15 8 Dendra Prawijaya 41 32 73
16 22 Dzaky Rizal 41 32 73
17 18 Taufik Hidayat 38 34 72
18 9 Fajar 39 32 71
19 20 Fantio Isdeo 34 35 69
20 29 Haliza 35 34 69
21 16 Fitriah 30 37 67
22 24 Nahda Salsabila 33 34 67
23 23 Bella Malika 31 33 64
24 21 Rian Tineges 28 35 63
25 27 Gumilang Wica... 32 28 60
26 17 Afif Rizal 31 26 57
27 25 Elza Mahfuzoh 20 36 56
28 28 Adrian 26 29 55
29 26 Novitasari 26 26 52
30 30 M. Akbar Ramli 20 30 50

KELOMPOK UNGGUL & ASOR


======================

Kelompok Unggul
Nama berkas: G:\ANATES DEDE\DATA VALIDITAS DEDE FITRIANI.AUR

1 2 3 4 5
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5
1 7 Devi Puspita 79 3 1 1 2 2
2 11 Erina Kartika 78 3 2 1 2 1
3 14 Indah Mutiara 78 3 2 2 3 1
4 19 Naufa Dea 78 4 1 2 2 2
5 10 Monika 77 4 2 1 4 2
6 15 Fikri Dian Pe... 77 4 0 3 3 2
7 1 Desya Widias 76 3 1 2 2 1
8 2 Lia Lisnawati 76 1 1 2 3 2
Rata2 Skor 3,13 1,25 1,75 2,63 1,63
Simpang Baku 0,99 0,71 0,71 0,74 0,52

6 7 8 9 10
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10
1 7 Devi Puspita 79 1 3 1 1 2
2 11 Erina Kartika 78 2 2 0 0 3
3 14 Indah Mutiara 78 1 1 1 3 3
Page 1
Lamp. 26.Data validitas dede FIX 2
4 19 Naufa Dea 78 3 2 3 1 2
5 10 Monika 77 1 0 1 1 3
6 15 Fikri Dian Pe... 77 3 2 1 2 2
7 1 Desya Widias 76 2 3 1 2 3
8 2 Lia Lisnawati 76 2 1 1 1 2
Rata2 Skor 1,88 1,75 1,13 1,38 2,50
Simpang Baku 0,83 1,04 0,83 0,92 0,53

11 12 13 14 15
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14 15
1 7 Devi Puspita 79 2 2 1 1 3
2 11 Erina Kartika 78 2 1 3 1 4
3 14 Indah Mutiara 78 2 2 3 2 4
4 19 Naufa Dea 78 2 2 2 2 2
5 10 Monika 77 2 2 2 1 3
6 15 Fikri Dian Pe... 77 1 2 1 2 2
7 1 Desya Widias 76 1 2 2 1 2
8 2 Lia Lisnawati 76 1 2 2 1 4
Rata2 Skor 1,63 1,88 2,00 1,38 3,00
Simpang Baku 0,52 0,35 0,76 0,52 0,93

16 17 18 19 20
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 16 17 18 19 20
1 7 Devi Puspita 79 2 3 2 2 2
2 11 Erina Kartika 78 1 2 1 1 3
3 14 Indah Mutiara 78 3 2 2 1 3
4 19 Naufa Dea 78 3 3 2 1 2
5 10 Monika 77 3 4 3 2 3
6 15 Fikri Dian Pe... 77 2 3 2 1 2
7 1 Desya Widias 76 2 4 2 1 3
8 2 Lia Lisnawati 76 2 3 2 1 1
Rata2 Skor 2,25 3,00 2,00 1,25 2,38
Simpang Baku 0,71 0,76 0,53 0,46 0,74

21 22 23 24 25
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 21 22 23 24 25
1 7 Devi Puspita 79 2 1 1 1 3
2 11 Erina Kartika 78 1 1 1 1 2
3 14 Indah Mutiara 78 1 1 0 1 0
4 19 Naufa Dea 78 2 1 1 2 0
5 10 Monika 77 3 1 1 1 3
6 15 Fikri Dian Pe... 77 3 1 1 1 1
7 1 Desya Widias 76 3 1 1 2 2
8 2 Lia Lisnawati 76 1 1 2 2 3
Rata2 Skor 2,00 1,00 1,00 1,38 1,75
Simpang Baku 0,93 0,00 0,53 0,52 1,28

26 27 28 29 30
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 26 27 28 29 30
1 7 Devi Puspita 79 2 2 2 1 3
2 11 Erina Kartika 78 3 3 3 2 2
3 14 Indah Mutiara 78 2 2 2 2 1
4 19 Naufa Dea 78 0 4 1 3 2
5 10 Monika 77 3 2 2 1 3
6 15 Fikri Dian Pe... 77 1 2 1 3 3
7 1 Desya Widias 76 2 2 2 1 2
8 2 Lia Lisnawati 76 2 2 2 1 3
Rata2 Skor 1,88 2,38 1,88 1,75 2,38
Simpang Baku 0,99 0,74 0,64 0,89 0,74

31 32 33 34 35
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 31 32 33 34 35
1 7 Devi Puspita 79 3 2 0 3 2
Page 2
Lamp. 26.Data validitas dede FIX 2
2 11 Erina Kartika 78 2 3 1 3 2
3 14 Indah Mutiara 78 3 2 3 1 2
4 19 Naufa Dea 78 3 3 1 2 3
5 10 Monika 77 3 2 0 3 2
6 15 Fikri Dian Pe... 77 2 2 3 3 4
7 1 Desya Widias 76 2 3 0 2 1
8 2 Lia Lisnawati 76 3 1 0 3 2
Rata2 Skor 2,63 2,25 1,00 2,50 2,25
Simpang Baku 0,52 0,71 1,31 0,76 0,89

36 37 38 39 40
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40
1 7 Devi Puspita 79 4 2 2 3 3
2 11 Erina Kartika 78 4 2 2 2 3
3 14 Indah Mutiara 78 2 2 1 3 3
4 19 Naufa Dea 78 1 2 2 1 1
5 10 Monika 77 3 0 0 0 0
6 15 Fikri Dian Pe... 77 0 3 2 1 0
7 1 Desya Widias 76 2 2 1 2 3
8 2 Lia Lisnawati 76 4 1 3 3 2
Rata2 Skor 2,50 1,75 1,63 1,88 1,88
Simpang Baku 1,51 0,89 0,92 1,13 1,36

Kelompok Asor
Nama berkas: G:\ANATES DEDE\DATA VALIDITAS DEDE FITRIANI.AUR

1 2 3 4 5
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5
1 23 Bella Malika 64 2 2 1 2 2
2 21 Rian Tineges 63 2 3 1 1 2
3 27 Gumilang Wica... 60 2 3 1 2 2
4 17 Afif Rizal 57 2 0 1 1 1
5 25 Elza Mahfuzoh 56 1 2 1 1 0
6 28 Adrian 55 2 4 0 1 1
7 26 Novitasari 52 2 2 2 2 1
8 30 M. Akbar Ramli 50 2 2 0 1 0
Rata2 Skor 1,88 2,25 0,88 1,38 1,13
Simpang Baku 0,35 1,16 0,64 0,52 0,83

6 7 8 9 10
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10
1 23 Bella Malika 64 1 1 3 0 3
2 21 Rian Tineges 63 0 1 3 2 2
3 27 Gumilang Wica... 60 0 3 4 1 1
4 17 Afif Rizal 57 1 1 2 1 0
5 25 Elza Mahfuzoh 56 1 1 3 1 2
6 28 Adrian 55 2 1 4 0 2
7 26 Novitasari 52 0 3 1 0 1
8 30 M. Akbar Ramli 50 1 0 4 1 2
Rata2 Skor 0,75 1,38 3,00 0,75 1,63
Simpang Baku 0,71 1,06 1,07 0,71 0,92

11 12 13 14 15
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14 15
1 23 Bella Malika 64 3 2 1 2 0
2 21 Rian Tineges 63 1 0 1 1 1
3 27 Gumilang Wica... 60 0 1 0 1 4
4 17 Afif Rizal 57 1 2 3 1 2
5 25 Elza Mahfuzoh 56 0 1 1 0 1
6 28 Adrian 55 1 0 1 2 1
7 26 Novitasari 52 2 1 2 2 1
8 30 M. Akbar Ramli 50 1 2 0 1 0
Rata2 Skor 1,13 1,13 1,13 1,25 1,25
Page 3
Lamp. 26.Data validitas dede FIX 2
Simpang Baku 0,99 0,83 0,99 0,71 1,28

16 17 18 19 20
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 16 17 18 19 20
1 23 Bella Malika 64 0 2 0 0 2
2 21 Rian Tineges 63 4 3 2 1 2
3 27 Gumilang Wica... 60 3 3 2 0 1
4 17 Afif Rizal 57 3 2 1 1 4
5 25 Elza Mahfuzoh 56 2 1 4 0 2
6 28 Adrian 55 3 4 3 1 0
7 26 Novitasari 52 2 2 3 1 1
8 30 M. Akbar Ramli 50 0 1 3 2 0
Rata2 Skor 2,13 2,25 2,25 0,75 1,50
Simpang Baku 1,46 1,04 1,28 0,71 1,31

21 22 23 24 25
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 21 22 23 24 25
1 23 Bella Malika 64 2 1 3 4 1
2 21 Rian Tineges 63 0 1 4 2 1
3 27 Gumilang Wica... 60 0 0 3 1 0
4 17 Afif Rizal 57 1 1 2 2 0
5 25 Elza Mahfuzoh 56 1 1 3 3 1
6 28 Adrian 55 2 1 4 2 1
7 26 Novitasari 52 0 0 3 1 1
8 30 M. Akbar Ramli 50 3 2 4 3 2
Rata2 Skor 1,13 0,88 3,25 2,25 0,88
Simpang Baku 1,13 0,64 0,71 1,04 0,64

26 27 28 29 30
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 26 27 28 29 30
1 23 Bella Malika 64 0 1 2 1 3
2 21 Rian Tineges 63 0 3 0 0 3
3 27 Gumilang Wica... 60 0 2 1 2 1
4 17 Afif Rizal 57 0 2 2 2 1
5 25 Elza Mahfuzoh 56 1 2 0 1 4
6 28 Adrian 55 1 1 1 1 0
7 26 Novitasari 52 0 3 2 0 1
8 30 M. Akbar Ramli 50 0 1 0 0 1
Rata2 Skor 0,25 1,88 1,00 0,88 1,75
Simpang Baku 0,46 0,83 0,93 0,83 1,39

31 32 33 34 35
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 31 32 33 34 35
1 23 Bella Malika 64 2 1 3 1 2
2 21 Rian Tineges 63 2 1 0 2 2
3 27 Gumilang Wica... 60 0 2 3 2 2
4 17 Afif Rizal 57 3 1 1 1 2
5 25 Elza Mahfuzoh 56 0 1 0 2 1
6 28 Adrian 55 3 1 2 0 0
7 26 Novitasari 52 2 1 1 0 0
8 30 M. Akbar Ramli 50 1 2 3 2 0
Rata2 Skor 1,63 1,25 1,63 1,25 1,13
Simpang Baku 1,19 0,46 1,30 0,89 0,99

36 37 38 39 40
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40
1 23 Bella Malika 64 0 2 1 3 2
2 21 Rian Tineges 63 3 0 2 2 2
3 27 Gumilang Wica... 60 1 2 1 2 1
4 17 Afif Rizal 57 0 2 2 1 1
5 25 Elza Mahfuzoh 56 2 2 3 2 1
6 28 Adrian 55 0 0 0 0 2
7 26 Novitasari 52 1 0 2 1 2
Page 4
Lamp. 26.Data validitas dede FIX 2
8 30 M. Akbar Ramli 50 0 1 1 0 1
Rata2 Skor 0,88 1,13 1,50 1,38 1,50
Simpang Baku 1,13 0,99 0,93 1,06 0,53

DAYA PEMBEDA
============

Jumlah Subyek= 30
Klp atas/bawah(n)= 8
Butir Soal= 40
Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang Baku
Nama berkas: G:\ANATES DEDE\DATA VALIDITAS DEDE FITRIANI.AUR

No No Btr Asli Rata2Un Rata2As Beda SB Un SB As SB Gab t DP(%)


1 1 3,13 1,88 1,25 0,99 0,35 0,37 3,36 62,50
2 2 1,25 2,25 -... 0,71 1,16 0,48 -... -50,00
3 3 1,75 0,88 0,88 0,71 0,64 0,34 2,59 43,75
4 4 2,63 1,38 1,25 0,74 0,52 0,32 3,90 62,50
5 5 1,63 1,13 0,50 0,52 0,83 0,35 1,44 25,00
6 6 1,88 0,75 1,13 0,83 0,71 0,39 2,91 56,25
7 7 1,75 1,38 0,38 1,04 1,06 0,52 0,72 18,75
8 8 1,13 3,00 -... 0,83 1,07 0,48 -... -93,75
9 9 1,38 0,75 0,63 0,92 0,71 0,41 1,53 31,25
10 10 2,50 1,63 0,88 0,53 0,92 0,38 2,33 43,75
11 11 1,63 1,13 0,50 0,52 0,99 0,40 1,26 25,00
12 12 1,88 1,13 0,75 0,35 0,83 0,32 2,34 37,50
13 13 2,00 1,13 0,88 0,76 0,99 0,44 1,99 43,75
14 14 1,38 1,25 0,13 0,52 0,71 0,31 0,40 6,25
15 15 3,00 1,25 1,75 0,93 1,28 0,56 3,13 87,50
16 16 2,25 2,13 0,13 0,71 1,46 0,57 0,22 6,25
17 17 3,00 2,25 0,75 0,76 1,04 0,45 1,66 37,50
18 18 2,00 2,25 -... 0,53 1,28 0,49 -... -12,50
19 19 1,25 0,75 0,50 0,46 0,71 0,30 1,67 25,00
20 20 2,38 1,50 0,88 0,74 1,31 0,53 1,64 43,75
21 21 2,00 1,13 0,88 0,93 1,13 0,52 1,70 43,75
22 22 1,00 0,88 0,13 0,00 0,64 0,23 0,55 6,25
23 23 1,00 3,25 -... 0,53 0,71 0,31 -... -11...
24 24 1,38 2,25 -... 0,52 1,04 0,41 -... -43,75
25 25 1,75 0,88 0,88 1,28 0,64 0,51 1,73 43,75
26 26 1,88 0,25 1,63 0,99 0,46 0,39 4,20 81,25
27 27 2,38 1,88 0,50 0,74 0,83 0,40 1,26 25,00
28 28 1,88 1,00 0,88 0,64 0,93 0,40 2,20 43,75
29 29 1,75 0,88 0,88 0,89 0,83 0,43 2,03 43,75
30 30 2,38 1,75 0,63 0,74 1,39 0,56 1,12 31,25
31 31 2,63 1,63 1,00 0,52 1,19 0,46 2,18 53,13
32 32 2,25 1,25 1,00 0,71 0,46 0,30 3,35 50,00
33 33 1,00 1,63 -... 1,31 1,30 0,65 -... -31,25
34 34 2,50 1,25 1,25 0,76 0,89 0,41 3,03 62,50
35 35 2,25 1,13 1,13 0,89 0,99 0,47 2,39 56,25
36 36 2,50 0,88 1,63 1,51 1,13 0,67 2,44 81,25
37 37 1,75 1,13 0,63 0,89 0,99 0,47 1,33 31,25
38 38 1,63 1,50 0,13 0,92 0,93 0,46 0,27 6,25
39 39 1,88 1,38 0,50 1,13 1,06 0,55 0,91 25,00
40 40 1,88 1,50 0,38 1,36 0,53 0,52 0,73 18,75

TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 40
Nama berkas: G:\ANATES DEDE\DATA VALIDITAS DEDE FITRIANI.AUR
No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1 1 62,50 Sedang
Page 5
Lamp. 26.Data validitas dede FIX 2
2 2 43,75 Sedang
3 3 32,81 Sedang
4 4 50,00 Sedang
5 5 34,38 Sedang
6 6 32,81 Sedang
7 7 39,06 Sedang
8 8 51,56 Sedang
9 9 26,56 Sukar
10 10 51,56 Sedang
11 11 34,38 Sedang
12 12 37,50 Sedang
13 13 39,06 Sedang
14 14 32,81 Sedang
15 15 53,13 Sedang
16 16 54,69 Sedang
17 17 65,63 Sedang
18 18 53,13 Sedang
19 19 25,00 Sukar
20 20 48,44 Sedang
21 21 39,06 Sedang
22 22 23,44 Sukar
23 23 53,13 Sedang
24 24 45,31 Sedang
25 25 32,81 Sedang
26 26 26,56 Sukar
27 27 53,13 Sedang
28 28 35,94 Sedang
29 29 32,81 Sedang
30 30 51,56 Sedang
31 31 53,13 Sedang
32 32 43,75 Sedang
33 33 32,81 Sedang
34 34 46,88 Sedang
35 35 42,19 Sedang
36 36 42,19 Sedang
37 37 35,94 Sedang
38 38 39,06 Sedang
39 39 40,63 Sedang
40 40 42,19 Sedang

KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL


=================================

Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 40
Nama berkas: G:\ANATES DEDE\DATA VALIDITAS DEDE FITRIANI.AUR

No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi


1 1 0,587 Sangat Signifikan
2 2 -0,424 -
3 3 0,387 Signifikan
4 4 0,530 Sangat Signifikan
5 5 0,429 Sangat Signifikan
6 6 0,440 Sangat Signifikan
7 7 0,198 -
8 8 -0,614 -
9 9 0,334 Signifikan
10 10 0,404 Sangat Signifikan
11 11 0,257 -
12 12 0,336 Signifikan
13 13 0,398 Sangat Signifikan
14 14 0,185 -
15 15 0,492 Sangat Signifikan
16 16 0,051 -
17 17 0,319 Signifikan
18 18 -0,193 -
Page 6
Lamp. 26.Data validitas dede FIX 2
19 19 0,264 -
20 20 0,374 Signifikan
21 21 0,341 Signifikan
22 22 0,158 -
23 23 -0,635 -
24 24 -0,382 -
25 25 0,364 Signifikan
26 26 0,556 Sangat Signifikan
27 27 0,175 -
28 28 0,381 Signifikan
29 29 0,474 Sangat Signifikan
30 30 0,181 -
31 31 0,311 Signifikan
32 32 0,526 Sangat Signifikan

33 33 -0,181 -
34 34 0,410 Sangat Signifikan
35 35 0,484 Sangat Signifikan
36 36 0,490 Sangat Signifikan
37 37 0,368 Signifikan
38 38 0,094 -
39 39 0,311 Signifikan
40 40 0,262 -

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:

df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01


10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208

Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.


REKAP ANALISIS BUTIR
=====================

Rata2= 69,63
Simpang Baku= 8,63
KorelasiXY= 0,25
Reliabilitas Tes= 0,40
Butir Soal= 40
Jumlah Subyek= 30
Nama berkas: G:\ANATES DEDE\DATA VALIDITAS DEDE FITRIANI.AUR
No No Btr Asli T DP(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
1 1 3,36 62,50 Sedang 0,587 Sangat Signifikan
2 2 -... -5... Sedang -0,424 -
3 3 2,59 43,75 Sedang 0,387 Signifikan
4 4 3,90 62,50 Sedang 0,530 Sangat Signifikan
5 5 1,44 25,00 Sedang 0,429 Sangat Signifikan
6 6 2,91 56,25 Sedang 0,440 Sangat Signifikan
7 7 0,72 18,75 Sedang 0,198 -
8 8 -... -9... Sedang -0,614 -
9 9 1,53 31,25 Sukar 0,334 Signifikan
10 10 2,33 43,75 Sedang 0,404 Sangat Signifikan
11 11 1,26 25,00 Sedang 0,257 -
12 12 2,34 37,50 Sedang 0,336 Signifikan
13 13 1,99 43,75 Sedang 0,398 Sangat Signifikan
14 14 0,40 6,25 Sedang 0,185 -
15 15 3,13 87,50 Sedang 0,492 Sangat Signifikan
16 16 0,22 6,25 Sedang 0,051 -
Page 7
Lamp. 26.Data validitas dede FIX 2
17 17 1,66 37,50 Sedang 0,319 Signifikan
18 18 -... -1... Sedang -0,193 -
19 19 1,67 25,00 Sukar 0,264 -
20 20 1,64 43,75 Sedang 0,374 Signifikan
21 21 1,70 43,75 Sedang 0,341 Signifikan
22 22 0,55 6,25 Sukar 0,158 -
23 23 -... -1... Sedang -0,635 -
24 24 -... -4... Sedang -0,382 -
25 25 1,73 43,75 Sedang 0,364 Signifikan
26 26 4,20 81,25 Sukar 0,556 Sangat Signifikan

27 27 1,26 25,00 Sedang 0,175 -


28 28 2,20 43,75 Sedang 0,381 Signifikan
29 29 2,03 43,75 Sedang 0,474 Sangat Signifikan
30 30 1,12 31,25 Sedang 0,181 -
31 31 2,18 53,13 Sedang 0,311 Signifikan
32 32 3,35 50,00 Sedang 0,526 Sangat Signifikan

33 33 -... -3... Sedang -0,181 -


34 34 3,03 62,50 Sedang 0,410 Sangat Signifikan
35 35 2,39 56,25 Sedang 0,484 Sangat Signifikan
36 36 2,44 81,25 Sedang 0,490 Sangat Signifikan
37 37 1,33 31,25 Sedang 0,368 Signifikan
38 38 0,27 6,25 Sedang 0,094 -
39 39 0,91 25,00 Sedang 0,311 Signifikan
40 40 0,73 18,75 Sedang 0,262 -

Page 8
Lampiran 27

ANALISIS KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI IPA/1

Alokasi Waktu : 3 x 2 JP

Materi : Laju Reaksi

A. Kompetensi Inti (KI) :


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan.
4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
dan orde reaksi.
253
Kegiatan Pembelajaran Indikator Literasi
Indikator Tahapan Pembelajaran
Materi Sains Dimensi
Pembelajaran Berbasis Masalah
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Kompetensi Sains

4.7.1 Merancang percobaan Faktor-faktor laju - Memberikan masalah - Membaca wacana Orientasi siswa pada - Mengidentifikasi isu
faktor-faktor yang reaksi (suhu, berupa fenomena dalam mengenai faktor- masalah ilmiah
mempengaruhi laju konsentrasi, luas kehidupan sehari-hari faktor yang
reaksi permukaan, dan dalam bentuk wacana mempengaruhi laju
katalis) pada LKS mengenai reaksi pada LKS.
faktor-faktor yang
mempengaruhi laju
reaksi.
- Mempelajari wacana
- Mengarahkan siswa untuk
pada LKS secara
mempelajari wacana pada
lebih mendalam
LKS
untuk memahami
masalah yang
diberikan.

Mengorganisasikan - Mengidentifikasi isu


- Mengarahkan siswa untuk - Mempelajari ilmiah
mengaitkan masalah atau hubungan antara siswa untuk belajar
fenomena dalam wacana masalah atau
dengan percobaan yang fenomena dalam
akan dilakukan. wacana dengan
percobaan yang akan
dilakukan.

- Mengarahkan siswa untuk


menjawab pertanyaan - Mengerjakan
yang diberikan pertanyaan yang
berdasarkan wacana diberikan sebagai
sebelum melakukan pengantar percobaan
percobaan. yang akan
259
dilakukan.
- Mengarahkan siswa untuk - Menyiapkan alat dan
mempersiapkan alat dan bahan yang
bahan dalam percobaan. dibutuhkan dalam
percobaan.
- Mempelajari
- Mengarahkan siswa untuk
rancangan percobaan
mempelajari rancangan
faktor-faktor yang
percobaan faktor-faktor
mempengaruhi laju
yang mempengaruhi laju
reaksi.
reaksi.
4.7.2 Melakukan percobaan Faktor-faktor laju - Mengarahkan siswa untuk - Menuliskan langkah Membimbing - Mengidentifikasi isu
faktor-faktor yang reaksi (suhu, melakukan percobaan percobaan yang akan investigasi individual ilmiah dan
mempengaruhi laju konsentrasi, luas faktor-faktor yang dilakukan. dan kelompok
- Menjelaskan
reaksi permukaan, dan mempengaruhi laju reaksi fenomena ilmiah
- Melakukan
katalis) - Membimbing siswa percobaan faktor-
dalam melakukan faktor yang
percobaan. mempengaruhi laju
reaksi

- Mengamati dan
mencatat hasil
percobaan yang
telah dilakukan

4.7.3 Menyimpulkan Faktor-faktor laju - Mengarahkan siswa - Mengolah data hasil Mengembangkan dan - Menggunakan bukti
reaksi (suhu, untuk mengolah data hasil percobaan yang mempresentasikan ilmiah
hasil percobaan
konsentrasi, luas percobaan diperoleh. hasil karya
faktor-faktor yang
mempengaruhi laju permukaan, dan
katalis) - Mengarahkan siswa
reaksi - Menentukan
untuk mendapatkan
kesimpulan dari kesimpulan
percobaan yang telah berdasarkan data
dilakukan dengan yang diperoleh
260
mengaitkan data yang dengan mengaitkan
diperoleh dan sumber pada referensi yang
referensi yang ada. ada.

4.7.4 Menyajikan hasil Faktor-faktor laju - Mengarahkan siswa


- Membuat laporan
percobaan faktor- reaksi (suhu, untuk membuat laporan - Menggunakan bukti
sederhana hasil
faktor yang konsentrasi, luas sederhana hasil ilmiah
percobaan secara
mempengaruhi laju permukaan, dan percobaan.
berkelompok.
reaksi katalis)
- Membimbing siswa - Mempresentasi-kan
dalam mempresentasikan laporan sederhana
laporan sederhana yang hasil percobaan yang
telah dibuat. telah dibuat.

3.7.1 Menganalisis faktor- Faktor-faktor laju - Mengarahkan siswa - Memberikan Menganalisis dan - Menggunakan bukti
faktor yang reaksi (suhu, untuk memberikan tanggapan atau mengevaluasi proses ilmiah
mempengaruhi laju konsentrasi, luas tanggapan atau masukan masukan sebagai pemecahan masalah
reaksi berdasarkan permukaan, dan dari laporan sederhana hasil analisis dari
data hasil percobaan katalis) yang telah laporan sederhana
dipresentasikan sebagai yang telah
hasil analisis yang telah dipresentasika
dilakukan.

- Memberikan evaluasi - Memberikan respon


terhadap pendapat dan terhadap evaluasi
masukan siswa dan yang dilakukan oleh
memberikan penguatan guru dan
terhadap hasil akhir dari memperhatikan
laporan sederhana yang penegasan terhadap
telah dipresentasikan. hasil akhir
percobaan yang
telah dipresentasikan
- Mengarahkan siswa - Mengerjakan
untuk mengerjakan beberapa soal yang
261
beberapa soal terkait diberikan oleh guru
dengan percobaan faktor- secara berkelompok.
faktor yang
mempengaruhi laju reaksi
yang telah dilakukan.

4.7.5 Merancang percobaan Orde reaksi - Memberikan masalah - Membaca wacana Orientasi siswa pada - Mengidentifikasi isu
orde reaksi berupa fenomena dalam yang berkaitan masalah ilmiah
kehidupan sehari-hari dengan orde reaksi
dalam bentuk wacana pada LKS.
pada LKS mengenai orde
reaksi.
- Mempelajari wacana
- Mengarahkan siswa untuk pada LKS secara
mempelajari wacana pada lebih mendalam
LKS untuk memahami
masalah yang
diberikan.

- Mengidentifikasi isu
- Mempelajari Mengorganisasikan
- Mengarahkan siswa untuk ilmiah
hubungan antara siswa untuk belajar
mengaitkan masalah atau
fenomena dalam wacana masalah atau
dengan percobaan yang fenomena dalam
akan dilakukan. wacana dengan
percobaan yang akan
dilakukan.

- Mengarahkan siswa untuk


- Mengerjakan
menjawab pertanyaan
pertanyaan yang
yang diberikan
diberikan sebagai
berdasarkan wacana
pengantar percobaan
sebelum melakukan
yang akan
percobaan.
dilakukan.
262
- Mengarahkan siswa untuk - Menyiapkan alat dan
mempersiapkan alat dan bahan yang
bahan dalam percobaan. dibutuhkan dalam
percobaan.
- Mengarahkan siswa untuk - Mempelajari
mempelajari rancangan rancangan percobaan
percobaan orde reaksi. orde reaksi.
4.7.6 Melakukan percobaan Orde reaksi - Mengarahkan siswa untuk - Menuliskan langkah Membimbing - Mengidentifikasi isu
orde reaksi melakukan percobaan percobaan yang akan investigasi individual ilmiah dan
orde reaksi dilakukan. dan kelompok Menjelaskan
- Membimbing siswa fenomena ilmiah
- Melakukan
dalam melakukan percobaan orde
percobaan. reaksi

- Mengamati dan
mencatat hasil
percobaan yang
telah dilakukan

4.7.7 Menyimpulkan hasil Orde reaksi - Mengarahkan siswa - Mengolah data hasil Mengembangkan dan - Menggunakan bukti
percobaan orde reaksi untuk mengolah data hasil percobaan yang mempresentasikan ilmiah
percobaan diperoleh. hasil karya
- Mengarahkan siswa
- Mendiskusikan hasil
untuk mendapatkan
percobaan untuk
kesimpulan dari
menentukan
percobaan yang telah
kesimpulan
dilakukan dengan
berdasarkan data
mengaitkan data yang
yang diperoleh
diperoleh dan sumber
dengan mengaitkan
literatur yang ada.
pada literatur

- Mengarahkan siswa - Membuat laporan


4.8.8 Menyajikan hasil Orde reaksi - Menggunakan bukti
untuk membuat laporan sederhana hasil
percobaan orde reaksi ilmiah
263
sederhana hasil percobaan secara
percobaan. berkelompok.
- Membimbing siswa - Mempresentasi-kan
dalam mempresentasikan laporan sederhana
laporan sederhana yang hasil percobaan yang
telah dibuat. telah dibuat.

3.7.2 Menentukan orde Orde reaksi - Mengarahkan siswa untuk - Memberikan Menganalisis dan Menggunakan bukti
reaksi berdasarkan memberikan tanggapan tanggapan mengenai mengevaluasi proses ilmiah
data hasil perobaan mengenai laporan laporan sederhana pemecahan masalah
sederhana hasil percobaan hasil percobaan yang
yang telah telah dipresentasikan
dipresentasikan oleh perwakilan
berdasarkan data hasil kelompok
percobaan.
- Memeriksa dan - Memperhatikan
memberikan penegasan penegasan yang
mengenai laporan diberikan oleh guru.
sederhana hasil percobaan
yang telah
dipresentasikan
- Mengarahkan siswa untuk - Mengerjakan soal
mengerjakan soal yang orde reaksi pada
telah disajikan pada LKS LKS.
sebagai evaluasi dari
percobaan yang telah
dilakukan
264
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280

Anda mungkin juga menyukai