SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
DEDE FITRIANI
1110016200012
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakartauntuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
DtrDE FITRIANI
NIM. 1110016200012
Dibawah bimbingan :
Pembimbing I Pembimbing II
U*(*
Burhanudin Milama M.Pd Dedi Irwandi. M.Si
NIP. 19770201 200801 1 001 NrP. f9710528 200003 1002
n
LEMBAR PBNGESAHAN
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan LULUS dalam
ujian munaqasyah pada tanggal 17 Februai 2015 dihadapan dewan penguji.
Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam
bidang Pendidikan Kimia.
Tanggal
Penguji I,
Tonih Feronik?. M,P4. j,fdarw'Yg
NIP. 19760107200501 1 007
Penguji II,
Dewi Murniati. M.Si.
2 Vktre,t ?A9 D4tEL"l .-
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ilt
KEIIENTERIAN AGAiIA No. :
tbkumen FffK-FR-AKIX)63
UIN JITKARTA
FORm
Tgl.Terbit : 1 Maret 2010
FITK FRI No- Revr'si: : 01
.il. k- H" JtNtu lb CWr''{ ter2 bturF{ia
Hal 1t1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan
saya bertanggung jawab secara akademis atas a1m yang saya tulis.
NrM. 1110016200012
TV
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang
senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Masalah terhadap Kompetensi Sains Siswa pada Materi Laju Reaksi. Shalawat
dan salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarga, para sahabat serta para umatnya yang semoga mendapat syafaat
di yaumul akhir.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan IPA
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam menyelesaikan
skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini secara tulus dan dari lubuk
hati yang paling dalam, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Nurlena Rifai, MA. Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Dedi Irwandi, M.Si.selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
sekaligus Dosen Pembimbing II. Terima kasih atas segala masukan, saran,
dukungan, dan motivasi selama proses bimbingan. Semoga Allah SWT.
senantiasa melimpahkan keberkahan kepada Bapak.
4. Burhanudin Milama, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktu, memberikan masukan, saran, dukungan dan motivasi
vii
selama proses bimbingan penyusunan skripsi. Semoga Allah SWT. senantiasa
melimpahkan keberkahan kepada Bapak.
5. Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah memberikan
segala ilmu selama masa perkuliahan. Semoga Allah SWT. memberikan
keberkahan atas ilmu yang telah Bapak/Ibu sampaikan.
6. Imam Supingi, S.Pd, MM. selaku Kepala SMAN 8 Kota Tangerang Selatan
yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
7. Jejen Maelani, S.Pd. selaku Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum SMAN
8 Kota Tangerang Selatan sekaligus guru mata pelajaran kimia yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan selama jalannya proses penelitian.
8. Para Guru dan Staf SMAN 8 Kota Tangerang Selatanyang selalu memberikan
bantuan dan motivasi selama jalannya proses penelitian.
9. Teristimewa untuk kedua orang tua saya tercinta yang selalu memberikan
kasih sayang, motivasi, doa dan dukungan baik moril maupun materil yang
tak henti-hentinya dalam proses penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT.
selalu memberikan keberkahan dan kebahagiaan untuk Bapak dan Ibu.
10. Kedua adik saya Robi dan Faiz beserta keluarga yang selalu memberikan
dukungan, doa, dan motivasi selama proses penyusunan skripsi ini.
11. Aliansyah Saputra yang senantiasa memberikan bantuan, dukungan dan
motivasi yang tak henti-hentinya dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.
12. Sahabat-sahabat ku tercinta Annisah Aynun Najid, Fauziah Fajru Rachma,
Resti Nurul Farhati, Tiwi Desrina, Fauzia Amina, dan Ida Parwati yang
selama 4 tahun lebih berjuang bersama menjalin persahabatan yang indah,
saling menguatkan dan mendukung saat susah maupun senang.
13. Sahabat pendidikan kimia angkatan 2010 yang tak henti-hentinya pula
memberikan dukungan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
14. Siswa-siswi SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan, khususnya kelas X1
MIA 1 dan XI MIA 4 yang telah menjadi subjek penelitian dan membantu
jalannya proses penelitian.
15. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
viii
Akhir kata penulis mengucapkan mohon maaf atas segala kekurangan yang
ada dalam skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis memohon saran dan kritik yang
membangunagar dapat lebih baik lagi dalam penyusunan karya tulis di masa yang
akan datang.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
dan dapat menambah wawasan mengenai Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Masalah terhadap Kompetensi Sains Siswa pada Materi Laju Reaksi.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Dede Fitriani
ix
DAFTAR ISI
x
b. Tujuan Pembelajaran Sains .................................................. 17
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah .................................... 18
a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah ............. 18
b. Karakteristik dan Ciri-ciri Model Pembelajaran Berbasis
Masalah ................................................................................ 19
c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah .. 21
d. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah .................................................................. 24
4. Literasi Sains ............................................................................. 26
a. Pengertian Literasi Sains ...................................................... 26
b. Dimensi Literasi Sains.......................................................... 30
1) Berdasarkan PISA Tahun 2000 ....................................... 30
a) Dimensi Konten Sains................................................. 30
b) Dimensi Proses Sains .................................................. 32
c) Dimensi Konteks Sains ............................................... 35
2) Berdasarkan PISA Tahun 2006 ....................................... 36
a) Pengetahuan Ilmiah ..................................................... 36
b) Konteks Sains.............................................................. 37
c) Kompetensi Sains........................................................ 37
d) Sikap ........................................................................... 38
c. Karakteristik Individu yang Memiliki Literasi Sains ........... 39
5. Laju Reaksi dan Orde Reaksi .................................................... 39
a. Laju Reaksi ........................................................................... 39
1) Pengertian Laju Reaksi .................................................... 39
2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi.............. 40
b. Orde Reaksi .......................................................................... 42
1) Reaksi Orde nol ............................................................... 43
2) Reaksi Orde Satu ............................................................. 43
3) Reaksi Orde Dua .............................................................. 44
B. Penelitian Relevan .......................................................................... 44
C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 47
xi
D. Pengajuan Hipotesis ....................................................................... 50
xii
3) Uji Hipotesis .................................................................... 73
b. Uji Prasyarat Analisis ........................................................... 75
1) Uji Normalitas ................................................................. 75
2) Uji Homogenitas .............................................................. 75
3) Uji Hipotesis .................................................................... 76
B. Pembahasan .................................................................................... 77
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
Lampiran 21 Perhitungan Varians Data Posttest Kelompok Eksperimen
dan Kontrol ............................................................................ 238
Lampiran 22 Uji Homogenitas Data Pretest ................................................ 239
Lampiran 23 Uji Homogenitas Data Posttest .............................................. 240
Lampiran 24 Uji Hipotesis Data Pretest ...................................................... 241
Lampiran 25 Uji Hipotesis Data Posttest ..................................................... 243
Lampiran 26 Rekapitulasi Hasil Kalibrasi Instrumen .................................. 245
Lampiran 27 Analisis KI dan KD ................................................................ 253
Lampiran 28 Lembar Validasi Dosen Ahli .................................................. 260
Lampiran 29 Lembar Uji Referensi ............................................................. 265
Lampiran 30 Surat Keterangan Penelitian ................................................... 280
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
4
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), PISA 2006 Science
Competencies for Tomorrows World, Volume 1: Analysis, 2007, h. 56,
(http://www.nbbmuseum.be/doc/seminar2010/nl/bibliografie/opleiding/analysis.pdf).
5
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), PISA 2009 Results:
What Students Know and Can Do Student Performance In reading, Mathematics and
Science,vol.1, 2010, h. 152, (http://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/48852548.pdf).
6
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), PISA 2012 Results in
Focus What 15-year-olds know and what they can do with what they know, 2012, h. 5,
(http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf).
3
hanya terlihat dari kemampuan menghafal fakta, konsep, teori maupun hukum.7
Pembelajaran pun mengabaikan pengalaman langsung karena khawatir tidak
dapat menghabiskan materi pelajaran.8 Hal tersebut mengakibatkan siswa
cenderung pasif dan kurang memiliki kontribusi dalam membangun dan
memperoleh pengetahuan. Dalam banyak kelas sains di seluruh negara, siswa
masih diajarkan dengan cara konvensional. Mereka membaca buku teks sains,
menghafal daftar panjang istilah ilmiah, dan mempersiapkan pengambilan nilai
tes dari hafalan yang telah dilakukan. Pengalaman laboratorium biasanya
dirancang untuk mengkonfirmasi apa yang telah siswa baca atau yang telah
diberitahu. Dengan hal tersebut, sebagian besar siswa kehilangan minat
terhadap sains ketika mereka naik ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Saat
siswa kehilangan minat, maka mengakibatkan prestasinya akan menurun.9
Faktor lain yang menyebabkan rendahnya literasi sains siswa diantaranya, yaitu
pemilihan metode dan model pembelajaran, sarana dan fasilitas belajar, sumber
belajar, bahan ajar, dan lain sebagainya.10 Hal itu pun menyebabkan pula
kompetensi sains siswa yang merupakan salah satu dimensi dari literasi sains
berada pada kondisi yang rendah.
Sains mencakup beberapa ilmu pengetahuan, satu diantaranya yaitu kimia.
Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari mengenai komposisi dan sifat
materi.11 Selain itu, dapat pula diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
mengenai bahan kimia, termasuk pada bahan-bahan yang sehari-hari kita
pegang dan lihat serta cium baunya.12 Pendidikan sains khususnya kimia
7
Pusat Kurikulum Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional,
Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA, (Jakarta: Depdiknas, 2007),
h. 2.
8
L. U. Ali, I. W. Suastra, dan A. A. I. A. R. Sudiatmika, Pengelolaan Pembelajaran IPA
Ditinjau dari Hakikat Sains pada SMP di Kabupaten Lombok Timur, Jurnal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 3, 2013.
9
Center for Science, Mathematics, and Engineering Education, Every Child A Scientist
Achieving Scientific Literacy for All, (Washington DC: National Academy Press, 1998), h. 8.
10
Feni Kurnia, Zulherman, dan Apit Fathurohman, Analisis Bahan Ajar Fisika SMA Kelas
XI di Kecamatan Indralaya Utara Berdasarkan Kategori Literasi Sains, Jurnal Inovasi dan
Pembelajaran Fisika, Vol. 1 No. 1, 2014, h. 43.
11
Ralph H. Petrucci, dkk., Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern, Edisi 9, Jilid
1, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 4.
12
James E. Brady, Kimia Universitas Asas & Struktur, Edisi Kelima, Jilid 1, (Jakarta:
Binarupa Aksara, 1999), h. 2.
4
diharapkan dapat menjadi suatu solusi untuk menyiapkan sumber daya manusia
yang kreatif, terampil dan inovatif dalam menghadapi era industrialisasi dan
globalisasi yang saat ini sedang terjadi.
Namun, saat ini dalam pelaksanaan pembelajaran guru masih cenderung
menggunakan pembelajaran yang bersifat konvensional, yaitu umumnya
dilakukan dengan ceramah dan jarang menerapkan hakikat sains dalam
pembelajaran.13 Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Sadia yang menunjukkan bahwa pembelajaran yang dominan
dilakukan oleh para guru adalah pembelajaran ekspositori yang meliputi,
ceramah, tanya jawab, dan diskusi.14 Melalui ceramah, sistem penyampaian
materi lebih didominasi oleh guru yang gaya mengajarnya cenderung bersifat
otoriter dan instruktif serta proses komunikasinya satu arah. Guru-guru tidak
memberi peluang dan kebebasan kepada siswa untuk mengungkapkan
pendapatnya dalam membangun pengetahuan.
Dengan permasalahan yang telah dipaparkan tersebut, berarti perlu adanya
cara pembelajaran yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap literasi
sains terutama pada dimensi kompetensi sains siswa. Pembelajaran yang dipilih
oleh peneliti dalam penelitian ini adalah pembelajaran berbasis masalah.
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang
dihadapi secara ilmiah.15 Dalam pembelajaran berbasis masalah, siswa dapat
mengkonstruk sendiri pengetahuan yang mereka pelajari sehingga siswa
memahami materi tidak dengan cara menghafalnya tetapi memahami makna
materi tersebut secara mendalam. Selain itu, melalui model ini siswa menjadi
pusat pembelajaran dan guru hanya memberikan arahan selama
13
L. U. Ali, I. W. Suastra, dan A. A. I. A. R. Sudiatmika, Pengelolaan Pembelajaran IPA
Ditinjau dari Hakikat Sains pada SMP di Kabupaten Lombok Timur, Jurnal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 3, 2013.
14
I Wayan Sadia, Model Pembelajaran yang Efektif untuk Meningkatkan Keterampilan
Berfikir Kritis (Suatu Persepsi Guru), Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 2,
2008, h. 225.
15
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Edisi 1,
(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), Cet. 8, h. 214.
5
16
Trie Seno Adjie, Penerapan Metode Science Literacy Circles (SLC) untuk Meningkatkan
Literasi Sains dan Mengembangkan Karakter Siswa SMP, Skripsi pada Pendidikan Fisika UPI
Bandung, Bandung, 2012, h. 55, tidak dipublikasikan.
17
Lilih Solihat, Analisis Penggunaan Pendekatan Chemie Im Kontext (CHik) Terhadap
Kemampuan Literasi Sains Siswa pada Dimensi Konten Sains, Skripsipada Pendidikan Kimia
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012, h. 57, tidak dipublikasikan.
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
dapat diidentifikasi beberapa masalah seperti dibawah ini:
1. Masih rendahnya literasi sains siswa di Indonesia pada dimensi kompetensi
sains.
2. Pembelajaran yang dilakukan saat ini umumnya masih bersifat konvensional
yang berpusat pada guru dan masih mengutamakan hafalan tanpa melalui
pengalaman langsung.
3. Pola pembelajaran yang digunakan umumnya belum dapat mengembangkan
kompetensi sains siswa.
C. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini menjadi terarah dan tidak meluas,
maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran berbasis
masalah dengan menggunakan 5 tahapan berdasarkan buku karangan
Richard I Arends.
2. Literasi sains siswa yang diteliti, yaitu hanya pada dimensi kompetensi
sains.
3. Penelitian dilakukan pada kelas XI dengan materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi
8
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah Apakah
Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berpengaruh terhadap Kompetensi
Sains Siswa pada Materi Laju Reaksi?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran berbasis masalah terhadap kompetensi sains siswa pada materi
laju reaksi.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, dapat mengetahui bagaimana kompetensi sains siswa yang
merupakan bagian dari literasi sains ketika diterapkannya pembelajaran
berbasis masalah.
2. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran alternatif
sehingga diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas pembelajaran kimia
menjadi lebih bermutu dan bermakna.
3. Bagi siswa, dapat membantu memudahkan pemahaman terhadap materi
pembelajaran dan diharapkan kompetensi sainsnya dapat menjadi lebih baik.
4. Bagi dunia pendidikan, dapat menjadi pertimbangan dalam menerapkan
suatu model pembelajaran dan menambah khasanah keilmuan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan.
BAB II
KAJIAN TEORI, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA
BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Hakikat Pembelajaran
a. Pengertian dan Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu kombinasi yang
memiliki susunan terdiri dari aspek manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk
tercapainya suatu tujuan pembelajaran.1 Selain itu terdapat pula definisi
yang menyatakan, Pembelajaran adalah proses interaksi dua arah yang
terjadi antara guru dengan siswa, serta teori dan praktik yang terlibat
didalamnya.2 Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat
dikatakan bahwa pembelajaran adalah suatu rangkaian kegiatan atau
proses interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa yang didalamnya
terdapat unsur-unsur pembelajaran yang saling mempengaruhi dalam
proses belajar untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang
diinginkan.
Perkembangan yang semakin cepat menimbulkan dampak terhadap
pembelajaran yang harus lebih baik dalam menghadapi tantangan yang
bersifat universal. Untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut,
UNESCO memberikan empat pilar dalam belajar, yaitu: belajar untuk
mengetahui (learning to know), belajar untuk bekerja (learning to do),
belajar untuk hidup berdampingan dan berkembang bersama (learning to
live together), serta belajar menjadi manusia seutuhnya (learning to be).3
1
Husamah dan Yanur Setyaningrum, Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian
Kompetensi, (Malang: Prestasi Pustakaraya, 2013), h. 99.
2
Sitiatava Rizema Putra, Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains, (Jogjakarta:
DIVA Press, 2013), Cet. 1, h. 17.
3
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Surabaya: PT. Remaja Rosdakarya,
2013), Cet. 4, h. 29.
9
10
4
Putra, op. cit., h. 30.
5
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Edisi 1,
(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), Cet. 8, h. 68.
6
Nana Syaodih Sukmadinata dan Erliana Syaodih, Kurikulum & Pembelajaran Kompetensi,
(Bandung: Refika Aditama, 2012), Cet.1, h. 88.
7
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. 1, h. 64.
11
b) Ranah Afektif
Tujuan pembelajaran pada ranah afektif ini sangat terkait
dengan sikap atau perasaan, seperti perasaan senang atau tidak
senang, perasaan sedih atau bahagia, perasaan bangga atau malu,
dan lainnya. Menurut Bloom dan kawan-kawan, yang termasuk
kedalam ranah afektif diantaranya, yaitu aspek penerimaan,
penanggapan, penilaian, organisasi, dan pemeranan.8
c) Ranah psikomotorik
Tujuan pembelajaran pada ranah psikomotorik berhubungan
dengan keterampilan secara fisik, motorik maupun tangan. Aspek
pada ranah psikomotorik menurut Bloom dan kawan-kawan
diantaranya, yaitu persepsi, kesiapan, respon, terpimpin,
mekanisme, respon kompleks, penyesuaian, serta mencipta.9
2) Tujuan Pembelajaran menurut Gagne dan Briggs
Gagne bersama Briggs beranggapan bahwa cara terbaik dalam
merancang pembelajaran adalah dengan bekerja terbalik dari
menyusun hasil belajar. Tujuan pembelajaran menurut Gagne dan
Brigss diantaranya, yaitu:
a) Keterampilan intelektual.
b) Strategi kognitif.
c) Informasi verbal.
d) Keterampilan motorik.
e) Sikap.10
11
Putra, op. cit., h. 27.
12
Ibid., h. 28.
13
c. Prinsip-prinsip Belajar
Dibawah ini akan dipaparkan beberapa prinsip belajar, adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut:
1) Perhatian dan Motivasi
Perhatian memliki peranan penting dalam belajar. Tanpa
perhatian maka tidak mungkin terjadi belajar. Perhatian siswa
terhadap pelajaran akan timbul apabila bahan pelajaran sesuai dengan
kebutuhannya. Motivasi pun memiliki peranan penting dalam kegiatan
belajar. Motivasi dapat bersifat internal, yaitu datang dari dirinya
sendiri, dan dapat juga bersifat eksternal, yaitu datang dari selain
dirinya sendiri.16 Berdasarkan hal tersebut, artinya siswa dituntut
untuk memberikan perhatian terhadap semua kegiatan yang mengarah
kepada pencapaian tujuan pembelajaran selama proses belajar
berlangsung dan harus dapat membangkitkan serta mengembangkan
motivasi secara terus-menerus.
2) Keaktifan
Belajar hanya mungkin terjadi jika anak aktif mengalami sendiri
pengetahuan yang diperolehnya. Dalam proses belajar, siswa selalu
menampakkan keaktifan yang beraneka ragam. Mulai dari kegiatan
fisik yang mudah diamati hingga kegiatan psikis yang sulit diamati.17
Artinya, dalam hal ini keaktifan siswa merupakan hal yang penting
dalam belajar. Siswa dituntut untuk selalu aktif baik secara fisik,
intelektual, maupun emosional dalam memproses dan mengolah
perolehan belajarnya secara efektif.
3) Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar
mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui
pengalaman langsung. Dengan belajar melalui pengalaman langsung
siswa tidak sekedar mengamati secara langsung namun harus
16
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Departemen Pendidikan &
Kebudayaan dan Rineka Cipta, 2006), Cet. 3, h. 42-43.
17
Ibid., h. 44-45.
15
2. Pembelajaran Sains
a. Hakikat Sains
Sains merupakan pengetahuan yang kebenarannya telah
diujicobakan secara empiris dengan menggunakan metode ilmiah.20
Selain itu, sains dapat pula diartikan sebagai suatu cara untuk
mempelajari komponen tertentu dari alam dengan terorganisir,
sistematik, dan melalui metode saintifik.21 Artinya, dalam hal ini sains
melibatkan pengamatan dan eksperimen untuk menjelaskan fenomena
18
Ibid., h.45.
19
Ibid., h. 47-48.
20
Uus Toharudin, Sri Hendrawati, dan Andrian Rustaman, Membangun Literasi Sains
Peserta Didik, (Bandung: Humaniora, 2011), Cet. 1, h. 26.
21
Putra, op. cit., h. 41.
16
22
Toharudin, op.cit., h. 28.
23
Putra, op. cit., h. 56.
17
24
Toharudin, op. cit., h. 47.
18
25
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Edisi 1,
(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), Cet. 8, h. 214.
26
Richard I Arends, Learning toTeach, (New York: McGraw-Hill, 2007), h. 380.
27
M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning, Edisi 1, (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2009), Cet. 2, h. 12.
28
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Edisi 2,
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), Cet. 5, h. 229.
29
Toharudin, op. cit., h. 99.
19
30
Arends, op. cit.,h. 384.
31
Rusman, op.cit., h. 232-233.
20
32
Putra, op. cit., h. 73-74.
21
33
Sanjaya, op. cit., h. 218-220.
34
Rusman, op. cit., h. 243.
23
35
Arends, op. cit., h. 394.
24
2) Kekurangan
a) Ketika siswa tidak memiliki minat dan kepercayaan bahwa masalah
yang dipelajari sulit untuk dipecahkan maka siswa enggan untuk
mencoba.
b) Membutuhkan banyak waktu untuk persiapan.
c) Tanpa pemahaman tujuan apa yang ingin dicapai dalam
memecahkan masalah, siswa tidak akan belajar apa yang mereka
ingin pelajari.37
36
Putra, op. cit., h. 82-83.
26
4. Literasi Sains
a. Pengertian Literasi Sains
Literasi sains berasal dari gabungan dua kata Latin, yaitu literatus,
artinya ditandai dengan huruf, melek huruf, atau berpendidikan, dan kata
scientia, yang artinya memiliki pengetahuan. Menurut Paul de Hart Hurt
yang merupakan orang pertama kali yang menggunakan istilah literasi
sains, mendefinisikan literasi sains sebagai tindakan memahami sains dan
mengaplikasikannya bagi kebutuhan masyarakat.38
Sedangkan, menurut Organization for Economic Co-operation and
Development (OECD)/PISA literasi sains (scientific literacy) adalah
Capacity to use scientific knowledge, to identify questions and to draw
evidence-based conclusions in order to understand and help make
decisions about the natural world and the changes made to it through
human activity.39Yaitu kapasitas untuk menggunakan pengetahuan
ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan dan untuk menarik
kesimpulan berdasarkan bukti-bukti agar dapat memahami dan
membantu membuat keputusan tentang dunia alami dan interaksi
manusia dengan alam.
Menurut National Science Teacher Assosiation menyatakan bahwa
orang yang memiliki literasi sains merupakan orang yang menggunakan
37
Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, Edisi 1, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010), Cet. 1, h. 119-120.
38
Toharudin, op. cit., h. 1.
39
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), The PISA 2003 Assesment
Frame work-Mathematics, Reading, Science and Problem Solving Knowledge and Skills, 2003, h. 133,
(http://www.oecd.org/edu/school/programmeforinternationalstudentassessmentpisa/33694881.pdf)
27
40
Toharudin, loc. cit.
41
Kenneth P King, Technology, Science Teaching, and Literacy A Century of Growth, (New
York: Kluwer Academic Publishers, 2002), h. 7.
42
Rowena Douglas, dkk., Linking Science & Literacy In The K-8 Classroom, (America:
NSTA Press, 2006), h. 263.
43
Toharudin, op. cit., h. 8.
44
Morris H Shamos, The Myth of Scientific Literacy, (New Brunswick, New Jersey, United
States of America, Rutgers University Press, 1995), h. 86.
45
Toharudin, op. cit., h. 4.
28
46
Wolf-Michael Roth, Angela Calabrese Barton, Rethinking Scientific Literacy, (New York,
RoutledgeFalmer, 2004), h. 21-22.
47
Toharudin, op. cit., h. 6.
29
48
Center for Science, Mathematics, and Engineering Education, Every Child A Scientist
Achieving Scientific Literacy for All, (Washington DC: National Academy Press, 1998), h. 10.
49
John Loughran, Kathy Smith, Amanda Berry, Scientific Literacy Under the Microscope A
Whole School Approach to Science Teaching and Learning, (Rotterdam: Sense Publishers, 2011),
h. 67.
30
50
Ibid., h. 73-74.
51
Ibid.,h. 62.
31
52
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), Measuring Student
Knowledge and Skills The PISA 2000 Assessment of Readind, Mathematical and Scientific
Literacy, 2000, h. 78,
(http://www.oecd.org/education/school/programmeforinternationalstudentassessmentpisa/3
3692793.pdf)
53
Pusat Kurikulum Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional,
Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA, (Jakarta: Depdiknas, 2007),
h. 12.
32
54
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), The PISA 2003 Assesment
Frame work-Mathematics, Reading, Science and Problem Solving Knowledge and Skills, 2003, h. 135-
136,(http://www.oecd.org/edu/school/programmeforinternationalstudentassessmentpisa/33694881.
pdf)
55
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), Measuring Student
Knowledge and Skills The PISA 2000 Assessment of Readind, Mathematical and Scientific
Literacy, 2000, h. 76,
(http://www.oecd.org/education/school/programmeforinternationalstudentassessmentpisa/3
3692793.pdf).
33
56
Ibid.
57
Ibid.
58
Ibid.
34
59
Ibid.
60
Ibid.
61
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), The PISA 2003
Assesment Frame work-Mathematics, Reading, Science and Problem Solving Knowledge and
Skills, 2003, h. 136,
(http://www.oecd.org/edu/school/programmeforinternationalstudentassessmentpisa/33694881.pdf)
35
62
Ibid, h. 137.
63
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), Measuring Student
Knowledge and Skills The PISA 2000 Assessment of Readind, Mathematical and Scientific
Literacy, 2000, h. 78,
(http://www.oecd.org/education/school/programmeforinternationalstudentassessmentpisa/3369279
3.pdf)
64
Ibid., h. 79.
36
65
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), Assessinng
Scientific, Reading and Mathematical Literacy, 2006, h. 31-32,
(http://www.oecd.org/edu/school/assessingscientificreadingandmathematicalliteracyaframeworkfo
rpisa2006.html)
37
66
Ibid., h. 33.
67
Ibid., h. 27.
38
68
Ibid., h. 29-30.
39
69
Ibid., h. 37.
70
Toharudin, op. cit., h. 12-13.
71
Maria Suharsini dan Dyah Saptarini, Kimia dan Kecakapan Hidup, (Jakarta: Ganeca
Exact, 2007), h. 79.
72
Is Fatimah, Kinetika Kimia, Edisi 1, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), Cet. 1, h. 5.
40
keterangan:
v = Laju reaksi
d[x] = Perubahan konsentrasi zat x
dt = Perubahan waktu74
73
Ibid., h. 11.
74
Suharsini, op. cit., h. 79.
75
Ibid., h. 89.
41
b) Suhu
Peningkatan suhu mempengaruhi laju reaksi.Saat terjadi
peningkatan suhu, molekul-molekul akan bergerak lebih cepat
sehingga menyebabkan tumbukan semakin sering terjadi. Dalam
hal tersebut, molekul memiliki cukup energi untuk bereaksi
sehingga tumbukan pun akan terjadi secara lebih efektif.76 Ketika
suhu naik, tidak hanya menyebabkan molekul-molekul lebih sering
bertumbukan, namun mereka pun bertumbukan dengan akibat yang
lebih besar yang disebabkan pergerakan yang lebih cepat. 77 Jadi,
dapat dikatakan semakin tinggi suhu maka akan semakin cepat pula
laju reaksi yang terjadi, begitupun sebaliknya.
c) Luas permukaan zat
Semakin besar luas permukaan zat, maka semakin besar pula
luas permukaan bidang sentuhnya. Jika luas permukaan bidang
sentuh semakin besar maka kemampuan bersentuhan pun akan
semakin besar yang menyebabkan tumbukan semakin sering
terjadi. Memperbesar luas permukaan zat dapat dilakukan dengan
memperhalus zat tersebut.78 Berdasarkan paparan tersebut, maka
dapat dikatakan bahwa semakin luas permukaan zat maka laju
reaksi pun akan berlangsung dengan semakin cepat.
d) Katalis
Cara lain untuk mempercepat laju reaksi ialah dengan jalan
menurunkan energi aktivasi suatu reaksi. Hal ini dapat dilakukan
dengan menggunakan katalis. Katalis adalah zat yang dapat
meningkatkan laju reaksi tanpa dirinya mengalami perubahan
kimia secara tetap. Selain itu, katalis dapat didefinisikan sebagai
zat yang dapat memengaruhi laju reaksi dan dapat diperoleh
76
Hardjono Sastrohamidjojo, Kimia Dasar, Edisi 2, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2010), h. 170.
77
Charles W. Keenan, Donald C. Kleinfelter, dan Jesse H. Wood, Ilmu Kimia untuk
Universitas, Edisi 6, Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 1984), h. 521.
78
Suharsini, op. cit., h. 90.
42
b. Orde Reaksi
Laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi reaktan. Laju reaksi dapat
dirumuskan dengan persamaan matematik yang dikenal dengan sebutan
persamaan laju reaksi.
aA + bB +. . . cC + dD + . . .
Dimana a, b, c, dan d merupakan koefisien reaksi. Persamaan laju reaksi
untuk reaksi tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.
v = k [A]m[B]n
Keterangan:
v = Laju reaksi m = Orde reaksi terhadap A
[A] = Konsentrasi zat A n = Orde reaksi terhadap B
[B] = Konsentrasi zat B m + n = Orde reaksi total
k = Tetapan laju reaksi
Orde reaksi yaitu pangkat bilangan pada konsentrasi reaktan yang
memengaruhi laju reaksi.82 Orde reaksi biasanya merupakan bilangan
bulat positif, namun ada juga yang bernilai nol, bilangan pecahan, atau
79
Ibid., h. 92.
80
Sastrohamidjojo, op. cit., h. 170.
81
Ralph H. Petrucci. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Edisi 4, Jilid 2, (Jakarta:
Erlangga. 1985), h. 151.
82
Suharsini, op. cit., h. 82.
43
[A]
Grafik orde nol
83
Michael Purba, Kimia 2 untuk SMA Kelas XI, (Jakarta: Erlangga. 2006), h. 113.
84
Purba, op. cit., h. 114.
85
Suharsini, op. cit., h. 85-86.
86
Purba, loc. cit.
87
Suharsimi, op. cit., h. 86.
44
[A]
Grafik orde dua
B. Penelitian Relevan
Anita Wulandari, dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Masalah terhadap Kemampuan Literasi Sains Siswa SD Kelas V Pada Materi
Kegiatan Manusia yang Mengubah Permukaan Bumi, memberikan
88
Purba, loc. cit.
89
S. K. Dogra, Kimia Fisik dan Soal-soal, (Jakarta:UI-Press, 1990), Cet. 1, h. 628.
90
Suharsimi, loc. cit.
45
91
Anita Wulandari, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap
Kemampuan Literasi Sains Siswa SD Kelas V Pada Materi Kegiatan Manusia yang Mengubah
Permukaan Bumi, Skripsi pada Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Bandung, 2013, tidak
dipublikasikan.
92
Arina Khusnayain, Pengaruh Skill Argumentasi menggunakan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) terhadap Literasi Sains Siswa SMP, Skripsi pada Pendidikan
Fisika Universitas Lampung, Bandar Lampung, 2013, tidak dipublikasikan.
93
Orhan Akinoglu dan Ruhan Ozkardes Tandogan, The Effects of Problem-Based Active
Learning in Science Education on Students Academic Achievement, Attitude and Concept
Learning, Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education ,Vol. 3, No. 1, 2007.
46
C. Kerangka Berpikir
Belajar pada dasarnya mengkonstruk pengetahuan dan membutuhkan
partisipasi yang aktif antara siswa dengan lingkungannya. Pembelajaran saat
ini, umumnya masih menekankan hafalan kepada siswa sehingga siswa hanya
paham terhadap teori saja tanpa mengerti proses pengetahuan tersebut
diperoleh dan aplikasinya. Sistem pembelajaran yang digunakan pun terlihat
kurang bervariatif dan tidak memberikan pengalaman secara langsung kepada
siswa. Hal tersebut menjadikan siswa kurang mampu membangun
pemahamannya sendiri sebab siswa tidak berperan sebagai pelaku utama dalam
proses pembelajaran (teacher centre). Adanya kenyataan yang seperti itulah
yang menyebabkan literasi sains siswa pada dimensi kompetensi sains secara
umum masih berada dibawah rata-rata.
Untuk dapat memperbaiki dan mengembangkan kompetensi sains siswa,
perlu adanya inovasi dalam penggunaan model pembelajaran. Dalam penelitian
ini akan diterapkan model pembelajaran berbasis masalah. Model pembelajaran
ini dipilih sebagai salah satu alternatif pembelajaran karena melalui model ini
siswa dapat mengkonstruk sendiri pengetahuannya. Dengan hal tersebut, siswa
mampu memahami proses untuk mendapatkan suatu pengetahuan secara
mandiri. Oleh sebab itu, pembelajaran ini dirasa dapat meningkatkan
kompetensi sains siswa, karena tahapan dari model pembelajaran ini dapat
memunculkan indikator yang ada pada kompetensi sains tersebut. Dalam
penelitian ini, materi yang digunakan adalah laju reaksi pada pokok bahasan
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi.
Dalam pelaksanaan penelitian, terdapat keterkaitan antara materi laju
reaksi pada KD 3.7 yaitu, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi dan menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan dan KD
98
Lilih Solihat, Analisis Penggunaan Pendekatan Chemie Im Kontext (CHik) Terhadap
Kemampuan Literasi Sains Siswa pada Dimensi Konten Sains, Skripsi Pendidikan Kimia UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012, tidak dipublikasikan.
48
KD 3.7 dan
KD 4.7
Menganalisis
Menyimpulkan faktor-faktor yang
Merancang Melakukan serta menyajikan mempengaruhi laju
percobaan faktor- percobaan faktor- hasil percobaan reaksi
faktor yang faktor yang faktor-faktor Menentukan orde
mempengaruhi mempengaruhi yang reaksi berdasarkan
laju reaksi dan laju reaksi dan mempengaruhi data hasil
orde reaksi orde reaksi laju reaksi percobaan
Tahap PBM
Mengembang Menganalisis dan
Orientasi Mengorga- Membimbing -kan dan mengevaluasi
siswa nisasikan investigasi mempresenta- proses
pada siswa untuk individual dan sikan hasil pemecahan
masalah belajar kelompok karya masalah
D. Pengajuan Hipotesis
Dengan memperhatikan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir diatas
maka diajukan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap
kompetensi sains siswa pada materi laju reaksi.
H1 : Terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap
kompetensi sains siswa pada materi laju reaksi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. 11, h. 114.
2
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), Cet. 7, h. 207.
3
Sugiyono, op.cit., h. 116.
51
52
Keterangan:
Y1 = Pretest untuk kelompok eksperimen (dengan model pembelajaran
berbasis masalah) dan kelompok kontrol (dengan pembelajaran
konvensional)
Y2 = Posttest untuk kelompok eksperimen (dengan model pembelajaran
berbasis masalah) dan kelompok kontrol (dengan pembelajaran
konvensional)
X = Perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah.
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 173.
5
Ibid., h. 174.
6
Sugiyono, op.cit., h. 124.
53
nilai akademik antara kedua kelas yang hampir sama dan penyesuaian
jadwal mata pelajaran pada masing-masing kelas.
Dalam penelitian ini, pada kelompok eksperimen siswa dibagi menjadi
7 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang.
Pembagian kelompok tersebut terlebih dahulu diawali dengan pembagian
sampel menjadi tiga kelompok besar, yaitu kelompok dengan kemampuan
tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini dilakukan agar dalam satu kelompok
terdiri dari siswa yang heterogen sehingga dirasa lebih adil dan tidak ada
ketimpangan. Pengelompokkan ini berdasarkan pada nilai ulangan tengah
semester pada semester ganjil.
D. Alur Penelitian
1. Tahap 1 (Persiapan)
a. Studi kepustakaan mengenai model pembelajaran berbasis masalah dan
kompetensi sains.
b. Mempelajari Kompetensi Dasar (KD) dan Kompetensi Inti (KI) sesuai
dengan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Kimia SMA Kelas XI.
Setelah itu, dilakukan pemilihan materi pada buku paket atau teks untuk
menentukan materi dalam melakukan penelitian. Berdasarkan hasil
pemilihan tersebut, diputuskan bahwa materi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah laju reaksi.
c. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada materi faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi dengan penerapan
model pembelajaran berbasis masalah, yaitu dengan skenario sebagai
berikut:
1) Orientasi siswa pada masalah
Pada tahap ini guru memberikan suatu permasalahan kepada
siswa secara berkelompok. Selain itu, memotivasi siswa untuk terlibat
aktif dalam aktivitas pemecahan masalah tersebut dengan
mengarahkan dan mendorong siswa agar dapat mengekspresikan ide-
ide atau pendapat secara terbuka.
54
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek dalam penelitian yang bervariasi.7
Variabel pun dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.8 Jadi variabel
penelitian adalah segala sesuatu apapun yang menjadi objek penelitian untuk
mendapatkan suatu informasi. Ada dua variabel yang akan diteliti dalam
penelitian ini, yaitu:
1. Variabel bebas (X) : Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan tanpa
model Pembelajaran Berbasis Masalah (dengan
menggunakan pembelajaran konvensional, yaitu
ceramah dan tanya jawab).
2. Variabel terikat (Y) : Kompetensi sains siswa
7
Arikunto, op.cit., h. 159.
8
Sugiyono, op.cit., h. 60.
57
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial atau disebut dengan variabel
penelitian yang diamati.9 Dengan adanya instrumen penelitian, peneliti dapat
melakukan pengukuran dan mengumpulkan data secara lebih terarah dan
mudah dalam penelitian. Maka, dengan instrumen pula dapat diketahui sejauh
mana hasil dari penerapan pembelajaran berbasis masalah. Adapun instrumen
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.10 Tes
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes essai yang disusun
berdasarkan panduan soal-soal PISA. Selain itu, dalam pembuatan tes agar
kompetensi sains siswa dapat terukur maka soal dibuat dengan mengikuti
indikator kompetensi sains tersebut, yang terdiri dari mengidentifikasi isu
ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah, dan menggunakan bukti ilmiah.
Sebelum digunakan, tes terlebih dahulu diuji validitas, reliabilitas, daya
pembeda, dan tingkat kesukaran. Adapun kisi-kisi tes tersebut adalah
sebagai berikut:
9
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. 11, h. 148.
10
Arikunto, op.cit., h. 193.
58
2. Melakukan percobaan
2, 5*, 9*, 11,
faktor-faktor yang
14, 17*, 19, 9
mempengaruhi laju reaksi Menjelaskan
22, 24
fenomena ilmiah
Melakukan percobaan orde
33, 34* 2
reaksi
3. Menyimpulkan hasil
percobaan faktor-faktor
3*, 6*, 7, 12* 4
yang mempengaruhi laju
reaksi
Menyimpulkan hasil
percobaan orde reaksi 35*, 36* 2
Menyajikan hasil
Menggunakan
percobaan faktor-faktor
bukti ilmiah
yang mempengaruhi laju 15* 1
reaksi
Menyajikan hasil
percobaan orde reaksi 37*, 38 2
Menganalisis faktor-faktor
27, 29*, 30 3
yang mempengaruhi laju
59
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.
Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui bagaimana penerapan
model pembelajaran berbasis masalah pada aktivitas belajar siswa dan
aktivitas mengajar guru, dengan mengecek dilakukan atau tidaknya seluruh
aktivitas melalui tahapan model pembelajaran berbasis masalah. Dalam
penelitian ini, lembar observasi digunakan sebagai instrumen pelengkap dan
berbentuk checklist (ya dan tidak).
11
Sukmadinata, op.cit., h. 228.
60
khusus tertentu yang sesuai dengan materi atau isi pelajaran yang
diberikan.12 Uji validitas dilakukan oleh tim ahli, yaitu dengan bimbingan
dosen. Uji validitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus koefisien
korelasi biseral. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:13
rbis, (i) =
Keterangan:
rbis, (i) = Koefisien korelasi biseral antara skor butir soal nomor i dengan
skor total
Xi = Rata-rata skor total respondean menjawab benar butir soal nomor
i
Xt = Rata-rata skor total semua responden
St = Standard deviasi skor total semua responden
pi = Proporsi jawaban benar untuk butir nomor i
qi = Proporsi jawaban salah untuk butir nomor i
Perhitungan validitas soal dalam penelitian ini menggunakan bantuan
software Anates versi 4.0.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan tingkat ketetapan hasil pengukuran.
Suatu instrumen mempunyai tingkat reliabilitas yang cukup, jika instrumen
tersebut digunakan mengukur aspek yang hendak diukur hasilnya sama atau
relatif sama ketika dilakukan beberapa kali.14 Dikarenakan instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini berupa soal uraian, maka rumus yang
digunakan, yaitu rumus Alpha sebagai berikut:15
r11 ( )
12
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi 2, (Jakarta: Bumi Akasara,
2012), h. 82.
13
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 109.
14
Sukmadinata, op.cit., h. 229-230.
15
Arikunto, op.cit., h. 122.
61
Keterangan:
r11 = Reliabilitas yang dicari
= Jumlah varians skor tiap-tiap item
= Varians total
Dalam penelitian, perhitungan uji reliabilitas soal menggunakan
bantuan software Anates versi 4.0.
3. Uji Daya Beda
Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir soal dalam
membedakan antara kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa
yang kurang pandai.16 Rumusnya adalah sebagai berikut:17
D= = PA - PB
Keterangan:
J = Jumlah peserta tes
JA = Banyakanya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan
benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
16
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 104.
17
Arikunto, op.cit., h. 228-229.
18
Ibid., h. 232.
62
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:22
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 dalah soal sukar
Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah
Perhitungan uji tingkat kesukaran soal dalam penelitian ini menggunakan
bantuan software Anates versi 4.0.
19
Ibid.,h. 222.
20
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 103.
21
Arikunto, op.cit., h. 223.
22
Ibid.,h. 225.
63
F=
Keterangan:
F = Uji Fisher
s12 = Variansi terbesar
s22 = Variansi terkecil
2. Uji Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis, digunakan Uji t (t-test), dengan rumus:25
23
Sudjana, Metoda Statistika, Edisi 6, (Bandung: Tarsito, 2001), Cet. 6, h. 466-467.
24
Ibid., h. 249.
25
Ibid., h. 239.
64
t=
dengan
Keterangan:26
t = nilai t-test yang dicari
= rata-rata kelompok sampel 1
= rata-rata kelompok sampel 2
s = simpangan baku gabungan
= simpangan baku sampel 1 yang dikuadratkan (varians 1)
= simpangan baku sampel 2 yang dikuadratkan (varians 2)
= jumlah sampel 1
= jumlah sampel 2
26
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 281.
27
Ibid., h. 280.
28
Sudjana, op. cit., h. 239-240.
29
Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), h. 70-71.
65
x=
Keterangan: x = Rata-rata x
= Jumlah data x
d. Median
Median adalah membagi data menjadi dua bagian sama besar, dan
selanjutnya menghitung nilai data yang membagi data menjadi dua
bagian tersebut. Adapun rumusnya adalah sbagai berikut:31
Md = b+p [ ]
Keterangan
Md = median
b = batas bawah, dimana median akan terletak
30
Ibid., h. 90.
31
V. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistika untuk Penelitian, (Yogyakarta:
Graha Ilmu,2012), h. 25-26.
66
e. Modus
Modus adalah menghitung jumlah data yang paling sering muncul
dalam sekelompok data. Oleh karena itu dalam sekelompok data
mungkin saja tidak mempunyai nilai modus. Adapun rumusnya adalah
sebagai berikut:32
Mo = b+p * +
Keterangan
Mo = modus
b = batas kelas interval dengan fekuensi terbanyak
p = panjang kelas interval
= frekuensi pada kelas modus (frekuensi pada kelas terbanyak)
dikurangi frekuensi kelas interval sebelumnya
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval
berikutnya
f. Varians (s2)33
=
Persentase = x 100%
32
Ibid., h. 26-27.
33
Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), h. 96.
34
Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistikauntuk PenelitianPendidikan, Sosial, Ekonomi,
Komunikasi, danBisnis, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 6, h. 23.
67
J. Hipotesis Statistik
Adapun rumus hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:
H0 :
H1 :
Keterangan:
H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap
kompetensi sains siswa pada materi laju reaksi
H1 : Terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap
kompetensi sains siswa pada materi laju reaksi.
35
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Akasara, 2012),
h. 281.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data hasil pretest
dan posttest kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol (Lampiran 8 dan 9). Data tersebut diperoleh dari hasil tes kompetensi
sains siswa yang merupakan bagian dari literasi sains dengan menggunakan
instrumen tes essai sebanyak 15 soal. Adapun data hasil penelitian yang
diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai
berikut:
1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Sebelum diberikan perlakuan yang berbeda antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol, diperoleh hasil perhitungan data
pretest dari kedua kelompok tersebut. Adapun rincian perhitungannya dapat
dilihat pada Lampiran 12 dan 13. Secara umum dapat pula dilihat seperti
pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Hasil Pretest Kompetensi Sains Siswa Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol
Pretest
Data
Eksperimen Kontrol
Nilai Tertinggi 38 47
Nilai Terendah 15 15
Rata-rata 30,74 32,73
Median 31 32
Modus 38 28
Jumlah siswa 34 34
68
69
Pretest
No Indikator Kompetensi Sains
Eksperimen Kategori Kontrol Kategori
Tabel 4.3 Hasil Posttest Kompetensi Sains Siswa Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Posttest
Data
Eksperimen Kontrol
Nilai Tertinggi 88 83
Nilai Terendah 60 50
Rata-rata 79,20 64,20
Median 81 63
Modus 82 58
Jumlah siswa 34 34
Posttest
No Indikator Kompetensi Sains
Eksperimen Kategori Kontrol Kategori
2) Uji Homogenitas
Setelah dilakukan perhitungan uji normalitas dan data pretest
dinyatakam berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji
homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan
dua keadaan atau populasi. Dalam penelitian ini, uji homogenitas yang
digunakan, yaitu uji Fischer. Dua populasi dikatakan homogen apabila
Fhitung < Ftabel.
Sebelum melakukan perhitungan uji homogenitas pretest, terlebih
dahulu dilakukan perhitungan nilai varians dari data pretest kelas XI
MIA 1 dan XI MIA 4 (Lampiran 20). Adapun hasil uji homogenitas
nilai pretest tersebut disajikan pada Lampiran 22 dan Tabel 4.6
sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas XI MIA 1 dan
XI MIA 4
Statistik
2
s Eksperimen 35,1
2
s Kontrol 59,3
Fhitung 1,69
Ftabel 1,79
Kesimpulan Homogen
73
3) Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan setelah uji normalitas dan uji
homogenitas. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t.
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang
signifikan antara nilai pretest kelas XI MIA 1 dan XI MIA 4.
Hasil uji-t data pretest yang dilakukan pada kelas XI MIA 1 dan
XI MIA 4 secara rinci disajikan pada Lampiran 24 dan Tabel 4.7
sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji-t Pretest Kelas XI MIA 1 dan XI MIA 4
Uji-t
Data
XI MIA 1 XI MIA 4
Mean 30,74 32,73
thitung 1,21
ttabel 1,99
Kesimpulan Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
H0: Tidak terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelas XI MIA
1 dengan siswa kelas XI MIA 4
74
2) Uji Homogenitas
Sebelum melakukan perhitungan uji homogenitas posttest,
terlebih dahulu dilakukan perhitungan nilai varians dari posttest
76
3) Uji Hipotesis
Hasil uji-t data posttest untuk kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol disajikan pada Lampiran 25 dan Tabel 4.10 sebagai
berikut:
Tabel 4.10 Hasil Uji-t Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Uji-t
Data
Eksperimen Kontrol
Mean 79,20 64,20
thitung 8,27
ttabel 1,99
Kesimpulan Terdapat perbedaan yang signifikan
77
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model
pembelajaran berbasis masalah terhadap kompetensi sains siswa dalam materi
laju reaksi. Pada kelompok eksperimen diterapkan model pembelajaran
berbasis masalah sedangkan pada kelompok kontrol diterapkan pembelajaran
konvensional dengan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam penelitian ini,
dilakukan terlebih dahulu uji prasyarat sampel terhadap data pretest dan uji
prasyarat analisis terhadap data posttest dari kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Hasil yang diperoleh, yaitu data tersebut berdistribusi
normal dan homogen. Hal ini menunjukkan bahwa sampel yang diambil
memiliki keadaan awal yang sama.
Untuk mengetahui apakah pembelajaran berbasis masalah berpengaruh
atau tidak terhadap kompetensi sains siswa yang merupakan salah satu dimensi
literasi sains, maka dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan terhadap
data pretest dan posttest. Perhitungan uji hipotesis yang digunakan, yaitu uji-t.
Berdasarkan perhitungan uji-t prestest diperoleh hasil bahwa thitung lebih kecil
dibandingkan dengan ttabel (1,2 < 1,99) sehingga hipotesis nol (H0) diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara kelompok eksperimen
78
1
Anita Wulandari, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan
Literasi Sains Siswa SD Kelas V pada Materi Kegiatan Manusia yang Mengubah Permukaan
Bumi, Skripsi pada Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Sumedang, 2013.
2
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Edisi 2,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), Cet. 5, h. 242.
79
3
Ibid., h. 244.
4
Uus Toharudin, Sri Hendrawati, dan Andrian Rustaman, Membangun Kemampuan
Literasi Sains Peserta Didik, (Bandung: Humaniora, 2011), Cet. 1, h. 107.
5
Ibid., h. 100.
80
6
Ibid., h. 105.
7
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Departemen Pendidikan &
Kebudayaan dan Rineka Cipta, 2006), Cet. 3, h. 48.
8
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. 1, h. 52.
81
guru dan membantu penguasaan literasi sains siswa pada dimensi kompetensi
sains menjadi lebih baik.
Sedangkan, pada kelompok kontrol dapat diketahui bahwa hasil
kompetensi sainsnya lebih rendah. Hal ini dikarenakan metode pembelajaran
yang diterapkan hanya ceramah dan tanya jawab. Dengan metode tersebut
siswa hanya mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru tanpa terlibat
langsung dan mendapatkan pengalaman secara langsung dalam kegiatan
pembelajaran. Sehingga siswa kurang aktif dalam memahami materi yang
menyebabkan kompetensi sains siswa pun menjadi kurang dapat meningkat.
Dengan metode konvensional tersebut, siswa pun cenderung merasa bosan dan
tidak fokus ketika berlangsungnya pembelajaran. Siswa tidak memiliki
kesempatan yang besar dalam memahami materi, karena guru yang menjadi
pusat dalam pembelajaran. Meskipun, dalam penelitian ini sesekali siswa
diperbolehkan untuk mencari informasi tambahan dari buku maupun internet.
Adanya hasil yang lebih baik pada kelompok eksperimen pun dapat dilihat
dari setiap indikator kemampuan literasi sains pada dimensi kompetensi sains
terhadap data posttest yang dapat ditunjukkan pada gambar berikut ini:
90 80,29 80,15
80 75,37
67,06 64,83
70 58,64
60
50
40
30
20
10
0
Mengidentifikasi isu Menjelaskan Menggunakan bukti
ilmiah fenomena ilmiah ilmiah
Kontrol Eksperimen
9
Richard I Arends, Learning toTeach, (New York: McGraw-Hill, 2007), h. 394.
10
Rusman, op. cit., h. 230.
83
11
Toharudin, op. cit., h. 103.
12
Dimyati, op. cit., h. 45.
84
13
Rusman, op. cit., h. 245.
14
Ibid., h. 236.
85
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran berbasis masalah memberikan pengaruh positif terhadap
kompetensi sains siswa dalam materi laju reaksi. Hal ini berdasarkan
perhitungan statistik uji-t data posttest, nilai thitung sebesar 8,27 dan ttabel sebesar
1,99 dengan taraf signifikansi 0,05, sehingga thitung > ttabel maka H1 diterima.
Data posttest menunjukkan rata-rata kompetensi sains siswa kelompok
eksperimen termasuk kategori baik dengan nilai sebesar 78,60, sedangkan
kelompok kontrol termasuk kategori cukup dengan nilai sebesar 63,51.
Indikator kompetensi sains siswa dalam kelompok eksperimen yang paling
tinggi, yaitu mengidentifikasi isu ilmiah dan yang paling rendah, yaitu
menjelaskan fenomena ilmiah.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran berbasis masalah perlu diterapkan dalam proses
pembelajaran kimia karena dapat memberikan pengaruh posistif terhadap
kompetensi sains siswa yang merupakan salah satu bagian dari literasi sains.
2. Pembelajaran berbasis masalah pada penelitian selanjutnya disarankan
digunakan untuk mengukur kompetensi sains dalam bahasan kimia lainnya.
3. Bagi peneliti berikutnya agar dapat menerapkan pembelajaran berbasis
masalah untuk mengukur literasi sains siswa pada dimensi lainnya, yaitu
dimensi konten, konteks atau sikap ataupun keseluruhan dimensi tersebut
dalam materi pembelajaran yang sama ataupun materi pembelajaran lainnya.
86
87
DAFTAR PUSTAKA
Adjie, Trie Seno Adjie, Penerapan Metode Science Literacy Circles (SLC) untuk
Meningkatkan Literasi Sains dan Mengembangkan Karakter Siswa SMP,
Skripsipada Pendidikan Fisika UPI Bandung: 2012. tidak dipublikasikan.
Brady, James E. Kimia Universitas Asas & Struktur. Edisi 5. Jilid 1. Jakarta:
Binarupa Aksara, 1999.
Fatimah, Is. Kinetika Kimia. Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu, Cet. 1, 2013.
Keenan, Charles W., dkk., Ilmu Kimia untuk Universitas. Edisi 6. Jilid 1. Jakarta:
Erlangga, 1984.
Kurnia, Feni., dkk., Analisis Bahan Ajar Fisika SMA Kelas XI di Kecamatan
Indralaya Utara Berdasarkan Kategori Literasi Sains. Jurnal Inovasi dan
Pembelajaran Fisika. 1 No. 1, 2014.
Loughran, John., dkk., Scientific Literacy Under the Microscope A Whole School
Approach to Science Teaching and Learning. Rotterdam: Sense Publishers,
2011.
http://www.oecd.org/edu/school/programmeforinternationalstudentassessme
ntpisa/33694881.pdf, 2 Januari 2014.
Petrucci, Ralph H., dkk.,Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern. Edisi
9. Jilid 1. Jakarta: Erlangga, 2011.
Purba, Michael. Kimia 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga, 2006.
Roth, Wolf Michael dan Angela Calabrese Barton. Rethinking Scientific Literacy.
New York: RoutledgeFalmer, 2004.
Shamos, Morris H. The Myth of Scientific Literacy. New Brunswick, New Jersey,
United States of America: Rutgers University Press, 1995.
Sriyani, Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) pada Pokok Bahasan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi, Skripsipada Pendidikan
Kimia UPI Bandung: 2010. tidak dipublikasikan.
Suharsini, Maria dan Dyah Saptarini. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta:
Ganeca Exact, 2007.
Lampiran 1
Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde
reaksi berdasarkan data hasil percobaan.
4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi
Indikator :
1. Merancang percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
2. Melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3. Menyimpulkanhasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
4. Menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
5. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan data hasil
percobaan
I. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari KD ini, diharapkan:
1. Siswa dapat merancang percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
2. Siswa dapat melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3. Siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi
93
4. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
5. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan
data hasil percobaan
keterangan:
v = Laju reaksi
[C] = Perubahan konsentrasi zat C
t = Perubahan waktu
b. Suhu
Suhu mempengaruhi laju reaksi.
Pembuktian tersebut dapat dilihat pada gambar
disamping. Ketika ibu kalian membuat tapai
ketan, mengapa harus ditutup rapat dengan
daun? Nah, hal ini berhubungan dengan suhu
yang berperan dalam proses pembuatan tapi
ketan tersebut. Ketika tapai dibungkus rapat
94
maka suhunya pun akan lebih optimum dibandingkan ketika tapai tidak dibungkus
rapat. Ketika suhu lebih optimum maka tapai ketan pun akan lebih cepat jadi.
Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa suhu berpengaruh terhadap laju dari
suatu reaksi.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan Pembelajaran Indikator
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa kompetensi sains Waktu
Fase 1: Orientasi siswa pada masalah
Menyajikan masalah dalam Membaca wacana Mengidentifikasi isu 10 menit
bentuk wacana pada LKS mengenai faktor-faktor ilmiah
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju
yang mempengaruhi laju reaksi pada LKS secara
95
reaksi berkelompok
Memberikan instruksi Mempelajari wacana
kepada siswa untuk pada LKS untuk lebih
mempelajari wacana yang memahami masalah
disajikan dalam LKS yang diberikan
2. Bahan
a. CaCO3 c. Larutan HCl 2 M e. Larutan Na2S2O3
b. Larutan HCl 1 M d. Larutan HCl 3 M f. Akuades
VII. Penilaian
1. Teknik penilaian:
a. Tes tertulis (penyelesaian soal essay)
Aspek yang dinilai
No. Nama
Pretest Posttest
1.
2.
3.
4.
5. dst
Nilai maksimum : 100
Nilai = x 10
b. Penyusunan Laporan
Aspek yang dinilai Skor 1-10
Judul dan tujuan Maks.1
Dasar teori Maks.2
Alat dan bahan Maks.1
Langkah percobaan Maks.2
Data hasil pengamatan dan Maks.3
pembahasan
Kesimpulan Maks.1
Nilai: Skor x 10
2. Instrumen penelitian
a. Soal essay kompetensi sains siswa
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti
99
Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde
reaksi berdasarkan data hasil percobaan.
4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi
Indikator :
1. Merancang percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
2. Melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3. Menyimpulkanhasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
4. Menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
5. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan data hasil
percobaan
I. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari KD ini, diharapkan:
1. Siswa dapat merancang percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
2. Siswa dapat melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3. Siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi
4. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
100
keterangan:
v = Laju reaksi
[C] = Perubahan konsentrasi zat C
t = Perubahan waktu
b. Katalis
Cara lain untuk mempercepat laju reaksi ialah dengan jalan menurunkan energi
aktivasi suatu reaksi. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan katalis. Katalis
adalah zat yang dapat meningkatkan laju reaksi tanpa dirinya mengalami perubahan
kimia secara tetap. Adanya katalis, menyebabkan tumbukan menjadi lebih efektif atau
mengaktivasi dibuat menjadi lebih rendah.
101
Perhatikan gambar
disamping, dari gambar tersebut
terdapat dua jalan untuk sampai
kerumah. Dari kedua jalan tersebut
tentunya kalian sudah dapat
mengetahui jalan mana yang lebih
cepat ditempuh untuk sampai ke
rumah. Jalan merah lebih cepat
ditempuh dibandingkan jalan
kuning kan. Hal ini terjadi karena
jalan merah tidak terlalu tinggi sehingga tidak terlalu memerlukan energi yang lebih
banyak untuk mendaki dan sampai ke rumah seperti jalan kuning. Hal ini yang dapat
dikaitkan dengan katalis, jalan merah ibarat reaksi dengan katalis sedangkan jalan
kuning tanpa katalis. Artinya ketika menggunakan katalis, reaksi lebih cepat terjadi.
Dalam gambar tersebut berarti perjalanan lebih cepat sampai ke rumah tanpa
menggunakan banyak energi jika melalui jalan merah.
2. Kegiatan Inti
Deskripsi Pembelajaran
Indikator
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu
kompetensi sains
Fase 1: Orientasi siswa pada masalah
Menyajikan masalah Membaca wacana Mengidentifikasi isu 10 menit
dalam bentuk wacana mengenai faktor-faktor ilmiah
pada LKS mengenai yang mempengaruhi laju
faktor-faktor yang reaksi pada LKS secara
mempengaruhi laju reaksi berkelompok
Memberikan instruksi Mempelajari wacana
kepada siswa untuk pada LKS untuk lebih
mempelajari wacana yang memahami masalah yang
disajikan dalam LKS diberikan
2. Bahan
a. CaCO3 d. Larutan NaCl 0,1 M
b. Larutan HCl 1 M e. Larutan FeCl30,1 M
c. Larutan H2O2 5%
a. Maria Suharsini dan Dyah Saptarini. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca
Exact. 2007
b. Is Fatimah. Kinetika Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013
c. Hardjono Sastrohamidjojo. Kimia DasarEdisi kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. 2010, hal. 167.
d. Internet
VII. Penilaian
1. Teknik penilaian:
a. Tes tertulis (penyelesaian soal uraian essay)
Aspek yang dinilai
No. Nama
Pretest Posttest
1.
2.
3.
4.
5. dst
Nilai maksimum : 100
Nilai = x 10
b. Penyusunan Laporan
Aspek yang dinilai Skor 1-10
Judul dan tujuan Maks.1
Dasar teori Maks.2
Alat dan bahan Maks.1
Langkah percobaan Maks.2
Data hasil pengamatan dan Maks.3
pembahasan
Kesimpulan Maks.1
Nilai: skor x 10
2. Instrumen penelitian
a. Soal essay kompetensi sains siswa
Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi
berdasarkan data hasil percobaan.
4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi
Indikator :
1. Merancang percobaan orde reaksi
2. Melakukan percobaan orde reaksi
3. Menyimpulkan hasil percobaan orde reaksi
4. Menyajikan hasil percobaan orde reaksi
5. Menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan.
I. Tujuan Pembelajaran :
Setelahmempelajari KD ini, diharapkan:
1. Siswa dapat merancang percobaan orde reaksi
2. Siswa dapat melakukan percobaan orde reaksi
3. Siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan orde reaksi
4. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan orde reaksi
5. Siswa dapat menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan.
107
Orde reaksi adalah pangkat bilangan pada konsentrasi reaktan yang mempengaruhi
laju reaksi. Orde reaksi dapat berupa bilangan bulat, nol, atau bilangan pecahan. Pada
umumnya, reaksi kimia memiliki orde reaksi berupa bilangan bulat positif. Adapun jenis-
jenis orde reaksi, persamaan laju reaksi, dan grafik orde reaksi adalah sebagai berikut.
1. Reaksi Orde Nol
v = k [A]o
v = kv
[A]
Grafik orde satu
108
[A]
Grafik orde dua
2. Bahan
a. Larutan Na2S2O30,1 M d. Larutan HCl 2 M g. Akuades
b. Larutan Na2S2O30,15 M e. Larutan HCl 1,5 M
c. Larutan Na2S2O30,2 M f. Larutan HCl 1 M
VII. Penilaian
1. Teknik penilaian:
a. Tes tertulis (penyelesaian soal uraian)
Aspek yang dinilai
No. Nama
Pretest Posttest
1.
2.
3.
4.
5. dst
Nilai maksimum : 100
Nilai = x 10
b. Penyusunan Laporan
Aspek yang dinilai Skor 1-10
Judul dan tujuan Maks.1
Dasar teori Maks.2
Alat dan bahan Maks.1
Langkah percobaan Maks.2
112
2. Instrumen penelitian
a. Soal essay kompetensi sains siswa
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti
113
Lampiran 2
Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde
reaksi berdasarkan data hasil percobaan.
4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi
Indikator :
1. Menyimpulkan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
2. Menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan data hasil
percobaan
I. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari KD ini, diharapkan:
1. Siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi
2. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan
data hasil percobaan
114
keterangan:
v = Laju reaksi
[C] = Perubahan konsentrasi zat C
t = Perubahan waktu
V. Sumber Belajar
1. Sumber Belajar
a. Maria Suharsini dan Dyah Saptarini. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca
Exact. 2007, hal. 90-92.
b. Is Fatimah. Kinetika Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013
c. Hardjono Sastrohamidjojo. Kimia DasarEdisi kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. 2010, hal. 170.
d. Internet
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian:
a. Tes tertulis (penyelesaian soal essay)
Aspek yang dinilai
No. Nama
Pretest Posttest
1.
2.
3.
4.
5. dst
Nilai maksimum : 100
Nilai = x 10
2. Instrumen penelitian
a. Soal essay kompetensi sains siswa
117
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti
118
Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi
berdasarkan data hasil percobaan.
4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi
Indikator :
1. Menyimpulkanhasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
2. Menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan data hasil
percobaan
I. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari KD ini, diharapkan:
1. Siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi
2. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan
data hasil percobaan
A+BC
Zat A dan zat B merupakan pereaksi (reaktan) dan telah ada saat permulaan, sedangkan zat C
merupakan hasil reaksi (produk) dan belum ada saat permulaan. Saat zat A dan B bereaksi,
zat C terbentuk. Saat reaksi berlangsung, jumlah zat A dan B semakin lama akan semakin
berkurang dan jumlah zat C semakin lama akan semakin bertambah.
keterangan:
v = Laju reaksi
[C] = Perubahan konsentrasi zat C
t = Perubahan waktu
b. Katalis
Cara lain untuk mempercepat laju reaksi ialah dengan jalan menurunkan energi
aktivasi suatu reaksi. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan katalis. Katalis
adalah zat yang dapat meningkatkan laju reaksi tanpa dirinya mengalami perubahan
kimia secara tetap. Adanya katalis, menyebabkan tumbukan menjadi lebih efektif atau
mengaktivasi dibuat menjadi lebih rendah.
Perhatikan gambar
disamping, dari gambar tersebut
terdapat dua jalan untuk sampai
kerumah. Dari kedua jalan tersebut
tentunya kalian sudah dapat
mengetahui jalan mana yang lebih
cepat ditempuh untuk sampai ke
rumah. Jalan merah lebih cepat
ditempuh dibandingkan jalan kuning
kan. Hal ini terjadi karena jalan
merah tidak terlalu tinggi sehingga
120
tidak terlalu memerlukan energi yang lebih banyak untuk mendaki dan sampai ke
rumah seperti jalan kuning. Hal ini yang dapat dikaitkan dengan katalis, jalan merah
ibarat reaksi dengan katalis sedangkan jalan kuning tanpa katalis. Artinya ketika
menggunakan katalis, reaksi lebih cepat terjadi. Dalam gambar tersebut berarti
perjalanan lebih cepat sampai ke rumah tanpa menggunakan banyak energi jika
melalui jalan merah.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Meminta siswa untuk memberikan Mencari contoh lain faktor luas 30 menit
contoh lain faktor luas permukaan zat permukaan zat dan katalis terhadap
dan katalis terhadap laju reaksi dalam laju reaksi dalam kehidupan sehari-
kehidupan sehari-hari dengan mencari hari dengan mencari pada sumber
pada sumber buku maupun internet buku atau internet
secara individu.
Meminta perwakilan siswa untuk Perwakilan siswa memaparkan
memaparkan contoh lain faktor luas contoh lain luas permukaan zat dan
permukaan zat dan katalis terhadap laju katalis terhadap laju reaksi dalam
reaksi dalam kehidupan sehari-hari kehidupan sehari-hari
Mengarahkan siswa untuk memberikan Memberikan kesimpulan terhadap
kesimpulan mengenai faktor luas penjelasan yang telah dipaparkan
permukaan zat dan katalis terhadap laju oleh guru mengenai faktor luas
reaksi permukaan zat dan katalis terhadap
laju reaksi.
V. Sumber Belajar
1. Sumber Belajar
a. Maria Suharsini dan Dyah Saptarini. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca
Exact. 2007, hal. 90-92.
b. Is Fatimah. Kinetika Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013
c. Hardjono Sastrohamidjojo. Kimia DasarEdisi kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. 2010, hal. 170.
d. Internet
122
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian:
a. Tes tertulis (penyelesaian soal essay)
Aspek yang dinilai
No. Nama
Pretest Posttest
1.
2.
3.
4.
5. dst
Nilai maksimum : 100
Nilai = x 10
2. Instrumen penelitian
a. Soal essay kompetensi sains siswa
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti
123
Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde
reaksi berdasarkan data hasil percobaan.
4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi
Indikator :
1. Menyimpulkan hasil percobaan orde reaksi
2. Menyajikan hasil percobaan orde reaksi
3. Menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan.
I. Tujuan Pembelajaran :
Setelahmempelajari KD ini, diharapkan:
1. Siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan orde reaksi
2. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan orde reaksi
3. Siswa dapat menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan.
Dimana p, q, r, dan s merupakan koefisien reaksi. Persamaan laju reaksi untuk reaksi tersebut
dapat dinyatakan sebagai berikut.
v = k [A]x[B]y
Keterangan:
v = Laju reaksi (M s-1) x = Orde reaksi zat A
[A] = Konsentrasi zat A (M) y = Orde reaksi zat B
[B] = Konsentrasi zat B (M) x + y = Orde reaksi total
k = Konstanta laju reaksi
Orde reaksi adalah pangkat bilangan pada konsentrasi reaktan yang mempengaruhi
laju reaksi. Orde reaksi dapat berupa bilangan bulat, nol, atau bilangan pecahan. Pada
umumnya, reaksi kimia memiliki orde reaksi berupa bilangan bulat positif. Adapun jenis-
jenis orde reaksi, persamaan laju reaksi, dan grafik orde reaksi adalah sebagai berikut.
1. Reaksi Orde Nol
v = k [A]o
v=k
v
[A]
Grafik orde nol
[A]
Grafik orde satu
125
[A]
Grafik orde dua
2. Kegiatan Inti
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
V. SumberBelajar
1. Sumber Belajar
a. Maria Suharsini dan Dyah Saptarini. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca
Exact. 2007, hal. 90-92.
b. Is Fatimah. Kinetika Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013
c. Hardjono Sastrohamidjojo. Kimia DasarEdisi kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. 2010, hal. 170.
127
d. Internet
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian:
a. Tes tertulis (penyelesaian soal essay)
Aspek yang dinilai
No. Nama
Pretest Posttest
1.
2.
3.
4.
5. dst
Nilai maksimum : 100
Nilai = x 10
2. Instrumen penelitian
a. Soal essay kompetensi sains siswa
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti
Lampiran 3
KISI-KISI INSTRUMEN
TES KOMPETENSI SAINS SISWA
Indikator dimensi
No. Soal
kompetensi sains
Mengidentifikasi isu ilmiah 1, 4, 8, 10, 13, 16, 18, 20, 21, 23, 25, 26, 28, 31, 32
Menjelaskan fenomena ilmiah 2, 5, 9, 11, 14, 17, 19, 22, 24, 33, 34
Menggunakan bukti ilmiah 3, 6, 7, 12, 15, 27, 29, 30, 35, 36, 37, 38, 39, 40
128
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Bacalah wacana 1 untuk menjawab pertanyaan
no. 1-3
WACANA 1
Melakukan Diberikan cerita Menjelaskan 2. Obat terdiri dari berbagai bentuk, ada 2. Semakin besar luas 4= Semakin besar luas permukaan obat,
percobaan faktor- singkat, siswa dapat fenomena ilmiah tablet, kapsul, serbuk dan lainnya. permukaan obat, maka maka tumbukan akan semakin sering
faktor yang menjelaskan Bagaimana pengaruh perbedaan bentuk tumbukan akan semakin terjadi yang menyebabkan reaksi yang
mempengaruhi laju pengaruh luas obat terhadap proses reaksi dalam tubuh? sering terjadi yang terjadi di dalam tubuh semakin cepat
reaksi permukaan zat menyebabkan reaksi yang berlangsung. Semakin kecil luas
terhadap laju reaksi terjadi di dalam tubuh permukaan obat, maka tumbukan akan
semakin cepat berlangsung. semakin jarang terjadi yang menyebabkan
Semakin kecil luas reaksi yang terjadi di dalam tubuh
permukaan obat, maka semakin lambatberlangsung.
tumbukan akan semakin 3= Semakin besar luas permukaan obat,
jarang terjadi yang maka reaksi yang terjadi di dalam tubuh
menyebabkan reaksi yang semakin cepat berlangsung. Semakin
terjadi di dalam tubuh kecil luas permukaan obat, maka reaksi
semakin lambat berlangsung. yang terjadi di dalam tubuh semakin
lambat berlangsung.
2= Semakin luas obat, maka reaksi cepat.
Semakin kecil obat, maka reaksi lambat.
1= Semakin luas obat, maka reaksi terjadi.
Semakin kecil obat, maka reaksi tidak
terjadi.
130
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Menyimpulkan Diberikan tabel data Menggunakan bukti 3. Seorang analis melakukan penelitian yang 3.Berdasarkan data, 4=Berdasarkan data, menunjukkan bahwa
hasil percobaan hasil penelitian, ilmiah bertujuan untuk mengetahui kecepatan menunjukkan bahwa bentuk bentuk obat mempengaruhi waktu reaksi.
faktor-faktor yang siswa dapat reaksi obat yang terjadi di dalam tubuh. obat mempengaruhi waktu Semakin halus bentuk obat maka semakin
mempengaruhi laju memberikan Obat yang digunakan memiliki bentuk reaksi. Semakin halus bentuk cepat waktu reaksi. Semakin halus bentuk
reaksi kesimpulan yang berbeda, yaitu serbuk dan tablet. obat maka semakin cepat obat, artinya luas permukaan obat semakin
mengenai pengaruh Dalam penelitian, yang menjadi objek waktu reaksi. Semakin halus besar.
luas permukaan zat adalah mencit. Setelah diamati, obat bentuk obat, artinya luas 3=Berdasarkan data, menunjukkan bahwa
terhadap laju reaksi menimbulkan reaksi terhadap mencit dalam permukaan obat semakin bentuk obat mempengaruhi waktu reaksi.
berdasarkan tabel waktu yang berbeda, seperti pada tabel besar. Semakin halus obat maka semakin cepat.
yang diberikan. dibawah ini: 2=Berdasarkan data, menunjukkan bahwa
Tabel 1. Pengaruh bentuk obat terhadap bentuk obat mempengaruhi waktu reaksi.
waktu reaksi yang ditimbulkan pada 1=Berdasarkan data, menunjukkan bahwa
mencit. bentuk obat tidak terlalu mempengaruhi
waktu reaksi.
Bentuk Waktu reaksi
(menit)
Serbuk 10
Tablet 20
(www.citra-dewi-ff13.web.unair.ac.id,
2013)
(www.materifarmakologi.blogspot.com,
2012)
WACANA 2
Melakukan Diberikan cerita Menjelaskan 5. Agar makanan tidak cepat busuk maka 5. Faktor yang mempengaruhi 4= Faktor yang mempengaruhi cepat
percobaan faktor- singkat, siswa dapat fenomena ilmiah dimasukan ke dalam lemari es yang cepat lambatnya pembusukan lambatnya pembusukan makanan, yaitu
faktor yang menjelaskan suhunya dibawah suhu kamar. Jelaskan makanan, yaitu suhu. Ketika suhu. Ketika makanan disimpan di lemari
mempengaruhi laju pengaruh suhu faktor yang mempengaruhi cepat makanan disimpan di lemari es, berarti suhunya lebih rendah.
reaksi terhadap laju reaksi lambatnya pembusukan makanan es, berarti suhunya lebih Semakin rendah suhu maka pembusukan
berdasarkan hal tersebut. rendah. Semakin rendah suhu semakin lama terjadi dikarenakan
maka pembusukan semakin mikroba lebih lama berkembang biak.
lama terjadi dikarenakan Sedangkan ketika makanan disimpan di
mikroba lebih lama ruang terbuka berarti suhunya lebih
berkembang biak. Sedangkan tinggi. Semakin tinggi suhu maka
ketika makanan disimpan di pembusukan semakin cepat terjadi
ruang terbuka berarti suhunya dikarenakan
lebih tinggi. Semakin tinggi mikroba lebih cepat berkembang biak
suhu maka pembusukan 3= Faktor yang mempengaruhi cepat
semakin cepat terjadi lambatnya pembusukan makanan, yaitu
dikarenakan mikroba lebih suhu. Ketika makanan disimpan di lemari
cepat berkembang biak es, berarti suhunya lebih rendah. Semakin
rendah suhu maka pembusukan semakin
lama terjadi. Sedangkan ketika makanan
disimpan di ruang terbuka berarti suhunya
lebih tinggi. Semakin tinggi suhu maka
pembusukan semakin cepat terjadi.
2= Faktor yang mempengaruhi cepat
133
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
lambatnya pembusukan makanan, yaitu
suhu. Ketika makanan disimpan di lemari
es, berarti suhunya lebih rendah sehingga
awet. Sedangkan ketika makanan
disimpan di ruang terbuka berarti suhunya
lebih tinggi sehingga busuk.
1= Faktor yang mempengaruhi cepat
lambatnya pembusukan makanan, yaitu
suhu.
Menyimpulkan hasil Diberikan tabel data Menggunakan bukti 6. Berikut ini merupakan data penelitian 6. Berdasarkan data tersebut 4=Berdasarkan data tersebut menunjukkan
percobaan faktor- hasil penelitian, ilmiah yang diperoleh berdasarkan suhu yang menunjukkan bahwa suhu bahwa suhu mempengaruhi waktu
faktor yang siswa dapat digunakan saat menyimpan sayuran. mempengaruhi waktu kesegaran dari kangkung. Ketika suhu
mempengaruhi laju memberikan kesegaran dari kangkung. kamar artinya suhu lebih tinggi, maka
reaksi kesimpulan Ketika suhu kamar artinya warna kangkung setiap hari mengalami
mengenai pengaruh Parameter Hari Perlakuan suhu lebih tinggi, maka warna perubahan, dan ini menandakan laju
suhu terhadap laju Suhu Suhu kangkung pembusukannya lebih cepat terjadi.
Kamar dingin Sedangkan saat disimpan dalam suhu
Warna 0 +3 +3 dingin artinya suhu lebih rendah, maka
1 +2 +3 warna kangkung tidak mengalami
perubahan dari awal penyimpanan hingga
2 +1 +3
akhir penyimpanan pada hari ke-2, dan ini
menandakan laju pembusukannya lebih
lama terjadi.
3=Berdasarkan data tersebut menunjukkan
bahwa suhu mempengaruhi waktu
kesegaran dari kangkung. Ketika suhu
kamar artinya suhu lebih tinggi, maka
warna kangkung setiap hari mengalami
perubahan. Sedangkan saat disimpan
dalam suhu dingin artinya suhu lebih
rendah, maka warna kangkung tidak
134
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
mengalami perubahan dari awal
penyimpanan hingga akhir penyimpanan
pada hari ke-2
2=Berdasarkan data tersebut menunjukkan
bahwa suhu mempengaruhi waktu
kesegaran dari kangkung. Ketika disimpan
pada suhu kamar artinya suhu lebih tinggi.
Sedangkan saat disimpan dalam suhu
dingin artinya suhu lebih rendah
1=Berdasarkan data tersebut menunjukkan
bahwa suhu mempengaruhi waktu
kesegaran dari kangkung.
Menyimpulkan Diberikan tabel data Menggunakan bukti 7. Berdasarkan penelitian uji kandungan 7. Berdasarkan data tersebut 4=Berdasarkan data tersebut menunjukkan
hasil percobaan hasil penelitian, ilmiah vitamin C pada suhu ruang (suhu menunjukkan bahwa suhu bahwa suhu mempengaruhi konsentrasi
faktor-faktor yang siswa dapat lingkungan tanpa dikontrol) dan suhu stabil mempengaruhi konsentrasi vitamin C yang terkandung dalam buah
vitamin C yang terkandung
mempengaruhi laju memberikan (suhu penyimpanan berkisar 2-5C), pir. Ketika disimpan dalam suhu
dalam buah pir. Ketika
reaksi kesimpulan diperoleh data seperti berikut. disimpan dalam suhu ruang, ruang,berarti suhu lebih tinggi penurunan
mengenai pengaruh Tabel 3. Kandungan vitamin C pada buah berarti suhu lebih tinggi kadar vitamin C terjadi lebih cepat, artinya
suhu terhadap laju pir penurunan kadar vitamin C laju reaksi berjalan lebih cepat. Sedangkan
reaksi berdasarkan Parameter Hari Perakuan terjadi lebih cepat, artinya ketika disimpan dalam suhu stabil, berarti
tabel yang ke- Suhu Suhu laju reaksi berjalan lebih suhu lebih rendah penurunan kadar
diberikan. cepat. Sedangkan ketika vitamin C terjadi lebih lambat, artinya laju
ruang stabil disimpan dalam suhu stabil,
Kadar 1 10 10 reaksi berjalan lebih lambat.
berarti suhu lebih rendah
penurunan kadar vitamin C 3=Berdasarkan data tersebut menunjukkan
Vitamin C 3 9 10
terjadi lebih lambat, artinya bahwa suhu mempengaruhi konsentrasi
(mg/100g) 6 9 10
laju reaksi berjalan lebih vitamin C yang terkandung dalam buah
9 8 10 lambat. pir. Ketika disimpan dalam suhu ruang,
12 8 9 berarti suhu lebih tinggi. Sedangkan
15 8 8 ketika disimpan dalam suhu stabil, berarti
18 7 8 suhulebih rendah.
135
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
21 6 7 2=Berdasarkan data tersebut menunjukkan
24 5 7 bahwa suhu mempengaruhi konsentrasi
27 3 6,5 vitamin C yang terkandung dalam buah
(Abu Bakar Tawali, dkk., 2004) pir.
1=Suhu tidak mempengaruhi kandungan
Berdasarkan data, apa yang dapat kalian vitamin C
simpulkan?
Bacalah wacana 3 untuk menjawab pertanyaan
no. 8-9
WACANA 3
Batu kapur
berasal dari
endapan marine
(laut) yang
berupa terumbu
karang terbentuk
berjut-juta tahun yang lalu. Batu kapur dapat
terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara
organik, secara mekanik, atau secara kimia.
Sebagian besar batu kapur yang terdapat di
alam terjadi secara organik, jenis ini berasal
dari pengendapan cangkang kerang dan siput,
foraminifera atau ganggang, atau berasal dari
kerangka binatang koral. Batu kapur dapat
berwarna putih susu, abu muda, abu tua, coklat
bahkan hitam, tergantung keberadaan mineral
pengotornya. Pemanfaatan kapur digunakan
untuk bahan bangunan seperti, bahan baku
semen dan keramik.
136
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
(Sumardi, dkk., Geografi 2 SMA)
Melakukan Diberikan cerita Mengidentifikasi isu 8. Seorang analis ketika akan mereaksikan 8. Agar luas permukaan batu 4= Agar luas permukaan batu kapur menjadi
percobaan faktor- singkat, siswa dapat ilmiah batu kapur dengan larutan asam asetat, kapur menjadi lebih besar. lebih besar. Sehingga batu kapur lebih
faktor yang mengidentifikasi terlebih dahulu menumbuknya hingga Sehingga batu kapur lebih cepat bereaksi dengan larutan asam asetat
mempengaruhi laju bahwa luas halus. Mengapa hal tersebut dilakukan? cepat bereaksi dengan larutan 3= Agar batu kapur lebih cepat bereaksi
reaksi permukaan zat asam asetat. dengan larutan asam asetat.
mempengaruhi laju 2= Agar batu kapur larut
reaksi 1= Agar lebih mudah
Melakukan Diberikan cerita Menjelaskan 9. Jelaskan perbedaan kecepatan reaksi antara 9. Batu kapur yang terlebih 4=Batu kapur yang terlebih dahulu ditumbuk
percobaan faktor- singkat, siswa dapat fenomena ilmiah bongkahan batu kapur dengan batu kapur dahulu ditumbuk hingga halus hingga halus akan lebih cepat bereaksi
faktor yang menjelaskan yang terlebih dahulu ditumbuk hingga akan lebih cepat bereaksi dengan larutan asam asetat karena
mempengaruhi laju pengaruh luas menjadi halus saat direaksikan dengan dengan larutan asam asetat memiliki luas permukaan yang lebih besar.
reaksi permukaan zat larutan asam asetat. karena memiliki luas Semakin besar luas permukaannya maka
terhadap laju reaksi permukaan yang lebih besar. semakin mudah batu kapur bereaksi
Semakin besar luas dengan larutan asam asetat yang akhirnya
permukaannya maka semakin batu kapur lebih cepat larut. Sedangkan
mudah batu kapur bereaksi batu kapur yang masih dalam bentuk
dengan larutan asam asetat bongkahan akan lebih lama bereaksi
yang akhirnya batu kapur karena memiliki luas permukaan yang
lebih cepat larut. Sedangkan lebih kecil. Semakin kecil luas
batu kapur yang masih dalam permukaannya maka semakin sulit batu
bentuk bongkahan akan lebih kapur bereaksi dengan larutan asam asetat
lama bereaksi karena yang akhirnya batu kapur pun lebih lama
memiliki luas permukaan larut.
yang lebih kecil. Semakin 3=Batu kapur yang terlebih dahulu ditumbuk
kecil luas permukaannya hingga halus akan lebih cepat bereaksi
maka semakin sulit batu dengan larutan asam asetat karena
kapur bereaksi dengan larutan memiliki luas permukaan yang lebih besar.
137
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
asam asetat yang akhirnya Sedangkan batu kapur yang masih dalam
batu kapur pun lebih lama bentuk bongkahan akan lebih lama
larut. bereaksi karena memiliki luas permukaan
yang lebih kecil.
2=Batu kapur yang terlebih dahulu ditumbuk
hingga halus akan lebih cepat bereaksi
dengan larutan asam asetat. Sedangkan
batu kapur yang masih dalam bentuk
bongkahan akan lebih lama bereaksi
1= Batu kapur yang terlebih dahulu ditumbuk
hingga halus akan lebih cepat bereaksi
dengan larutan asam asetat.
Bacalah wacana 4 untuk menjawab
pertanyaan no. 10-12
WACANA 4
Asam asetat atau
dikenal juga dengan
sebutan asam cuka
adalah senyawa organik
yang termasuk dalam
golongan asam
karboksilat. Asam cuka
merupakan asam
monoprotik yang lemah. Pembuatannya
melalui proses fermentasi alkohol dan
fermentasi asetat yang didapat dari bahan
kaya gula seperti anggur, apel, nira kelapa,
gula, dan lain sebagainya.
(Dandi Panggih Triharto, 2010)
(www.digilib.unimus.ac.id.pdf)
138
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Melakukan Diberikan cerita 10. Suatu hari, seorang analis ingin 10. Faktor konsentrasi. Agar 4= Faktor konsentrasi. Agar reaksi
percobaan faktor- singkat, siswa dapat Mengidentifikasi isu melarutkan cangkang telur dalam larutan reaksi pelarutan cangkang pelarutancangkang telur dalam larutan
faktor yang mengidentifikasi ilmiah asam cuka. Larutan asam cuka yang telur dalam larutan asam cuka asam cuka berlangsung lebih cepat.
mempengaruhi laju bahwa konsentrasi tersedia di laboratorium, yaitu 5 M dan berlangsung lebih cepat. 3= Faktor konsentrasi. Agar reaksi lebih
reaksi mempengaruhi laju 10 M. Analis tersebut ternyata lebih cepat.
reaksi memilih menggunakan larutan asam cuka 2= Faktor konsentrasi
10 M. Faktor apa yang mempengaruhi 1= Agar larut
laju reaksi berdasarkan hal tersebut?
Mengapa analis lebih memilih
menggunakan larutan asam cuka 10 M?
Melakukan Diberikan Menjelaskan 11. Jelaskan bagaimana reaksi yang terjadi 11. Reaksi akan berlangsung lebih 4= Reaksi akan berlangsung lebih cepat.
percobaan faktor- pernyataan, siswa fenomena ilmiah ketika larutan asam cuka yang digunakan cepat. Sebab semakin besar Sebab semakin besar konsentrasi maka
faktor yang dapat menjelaskan menjadi 20 M? konsentrasi maka jumlah jumlah partikelnya akan semakin banyak.
mempengaruhi laju pengaruh partikelnya akan semakin Ketika partikel semakin banyak maka
reaksi konsentrasi terhadap banyak. Ketika partikel tumbukan antar partikel akan semakin
laju reaksi semakin banyak maka sering terjadi yang menyebabkan laju
tumbukan antar partikel akan reaksinya pun akan semakin cepat.
semakin sering terjadi yang 3= Reaksi akan berlangsung lebih cepat.
menyebabkan laju reaksinya Sebab semakin besar konsentrasi maka
pun akan semakin cepat. jumlah partikelnya akan semakin banyak
sehingga laju reaksi akan semakin cepat.
2= Reaksi akan berlangsung lebih cepat.
Sebab semakin besar konsentrasi maka
jumlah partikelnya akan semakin banyak.
1= Reaksi akan berlangsung lebih cepat.
Menyimpulkan Diberikan tabel data Menggunakan bukti 12. Berikut ini merupakan data penelitian 12. Semakin besar konsentrasi 4= Semakin besar konsentrasi larutan cuka,
hasil percobaan hasil penelitian, ilmiah yang diperoleh analis ketika melarutkan larutan cuka, maka semakin maka semakin cepat pula reaksi yang
faktor-faktor yang siswa dapat cangkang telur ke dalam larutan asam cepat pula reaksi yang terjadi. terjadi. Sebab, semakin besar konsentrasi
139
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
mempengaruhi laju memberikan cuka yang berbeda konsentrasi. Sebab, semakin besar maka tumbukan antar partikel akan
reaksi kesimpulan Tabel 4. Pengamatan reaksi larutan asam konsentrasi maka tumbukan semakin sering terjadi yang
mengenai pengaruh cuka terhadap cangkang telur antar partikel akan semakin menyebabkan laju reaksi pun semakin
konsentrasi terhadap Konsentras Waktu Pengamatan sering terjadi cepat terjadi. Sebaliknya, semakin kecil
laju reaksi i cuka reaksi yangmenyebabkan laju reaksi konsentrasi larutan cuka, maka semakin
berdasarkan tabel 70% 2 hari Cangkang telur pun semakin cepat terjadi. lambat pula reaksi yang terjadi. Sebab,
yang diberikan. habis sedikit Sebaliknya, semakin kecil semakin kecil konsentrasi maka
dan berubah konsentrasi larutan cuka, tumbukan antar partikel akan semakin
warna maka semakin lambat pula jarang terjadi yang menyebabkan laju
60% 3 hari Cangkang tidak reaksi yang terjadi. Sebab, reaksi pun semakin lambat terjadi.
habis dan semakin kecil konsentrasi 3= Semakin besar konsentrasi larutan cuka,
berubah warna maka tumbukan antar partikel maka semakin cepat pula reaksi yang
50% 4 hari Cangkang telur akan semakin jarang terjadi terjadi. Sebab semakin besar konsentrasi
tidak habis sama yang menyebabkan laju reaksi maka jumlah partikelnya akan semakin
sekali dan pun semakin lambat terjadi. banyak yang menyebabkan
terjadi tumbukan akan semakin sering terjadi.
perubahan 2= Semakin besar konsentrasi larutan
warna cuka,maka semakin cepat pula reaksi
yang terjadi.
(http://www.youtube.com/watch?v=zIc4MHXm 1= Semakin besar konsentrasi larutan tidak
mME)Berdasarkan data tersebut, apa yang terlalu mempengaruhi kecepatan reaksi.
dapat kalian simpulkan? Jelaskan.
140
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
WACANA 5
Menyajikan hasil Diberikan tabel data Menggunakan bukti 15. Seorang farmasis melakukan percobaan 15. Grafik lengkap 4= Grafik lengkap
percobaan faktor- hasil penelitian, ilmiah dengan mengubah-ubah konsentrasi dari Semakin besar konsentrasi Semakin besar konsentrasi menunjukkan
faktor yang siswa dapat suatu obat dan diperoleh data sebagai menunjukkan semakin cepat semakin cepat waktu yang dibutuhkan
mempengaruhi membuat grafik dan berikut: waktu yang dibutuhkan untuk untuk mengalami reaksi. Sebaliknya
laju reaksi memberikan Tabel 5. Data hubungan konsentrasi obat mengalami reaksi. Sebaliknya semakin kecil konsentrasi
kesimpulan dengan waktu reaksi. semakin kecil konsentrasi maka semakin lama waktu yang
terhadap grafik maka semakin lama waktu dibutuhkan untuk mengalami reaksi.
yang telah dibuat Konsentrasi obat Waktu yang dibutuhkan untuk 3= Grafik kurang lengkap
(mg/mL) (jam) mengalami reaksi. Semakin besar konsentrasi menunjukkan
100 1 semakin cepat waktu yang dibutuhkan
95 2 untuk mengalami reaksi.
90 4 2 2= Grafik tidak lengkap
85 6 Semakin besar konsentrasi semakin cepat
1= Grafik sangat tidak lengkap
80 8
Konsentrasi berkaitan denganwaktu
75 10
70 12
WACANA 6
Enzim adalah biomolekul berupa protein
yang berfungsi mempercepat proses reaksi
tanpa ikut bereaksi dalam suatu reaksi kimia.
Salah satu enzim yang terdapat dalam tubuh
adalah enzim amilase yang terdapat dalam
saliva (ludah). Enzim amilase merupakan
salah satu enzim yang sangat penting
keberadaannya di tubuh kita. Amilase
mencerna karbohidrat (polisakarida) menjadi
unitunit disakarida yang lebih kecil agar
lebih cepat diserap oleh tubuh .(Alisha, 2012)
Melakukan Diberikan cerita Mengidentifikasi isu 16 Apa akibat yang terjadi jika di dalam 4= Jika dalam tubuh kita tidak terdapat
16. Jika dalam tubuh kita tidak
percobaan faktor- dalam kehidupan, ilmiah tubuh kita tidak terdapat enzim amilase? enzim amilase, maka karbohidrat yang
terdapat enzim amilase, maka
faktor yang siswa dapat kita konsumsi tidak mudah diserap oleh
karbohidrat yang kita
mempengaruhi laju mengidentifikasi tubuh karena reaksi mengubah
konsumsi tidak mudah diserap
reaksi bahwa katalis karbohidrat menjadi glukosa
oleh tubuh karena reaksi
mempengaruhi laju membutuhkan waktu yang lebih lama.
mengubah karbohidrat
reaksi. 3= Jika dalam tubuh kita tidak terdapat
menjadi glukosa
membutuhkan waktu yang enzim amilase, maka karbohidrat yang
lebih lama. kita konsumsi tidak mudah diserap oleh
tubuh.
2= Jika dalam tubuh kita tidak terdapat
enzim amilase, maka karbohidrat dalam
tubuh tidak mudah diubah menjadi
144
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
glukosa
1= Jika dalam tubuh kita tidak terdapat
enzim amilase, maka karbohidrat tidak
bereaksi.
Melakukan Diberikan cerita Menjelaskan 17. Enzim merupakan katalis dalam tubuh 17 Katalis merupakan zat yang 4= Katalis merupakan zat yang dapat
percobaan faktor- singkat, siswa dapat fenomena ilmiah kita. Berdasarkan hal tersebut, berikan dapat mempercepat laju reaksi mempercepat laju reaksi tanpa ikut
faktor yang mengaitkan maksud pengertian mengenai katalis. tanpa ikut mengalami mengalami perubahan kimia secara tetap
mempengaruhi laju yang terdapat dalam perubahan kimia secara tetap dengan menurunkan energi aktivasi.
reaksi cerita untuk dengan menurunkan energi 3= Katalis merupakan zat yang dapat
memberikan aktivasi. mempercepat laju reaksi tanpa ikut
pengertian katalis mengalami perubahan kimia secara tetap
2= Katalis merupakan zat yang dapat
mempercepat laju reaksi
1= Katalis merupakan zat yang
mempengaruhi laju reaksi.
Melakukan Diberikan cerita Menjelaskan 19. Saat menyimpan ikan dalam box es dan 19 Faktor yang 4= Faktor yang mempengaruhinya, yaitu
percobaan faktor- singkat, siswa dapat fenomena ilmiah menyimpan ikan dengan meletakkan saja mempengaruhinya, yaitu suhu. Ketika ikan hanya diletakkan saja
faktor yang menjelaskan tanpa menggunakan es ternyata memiliki suhu. Ketika ikan hanya tanpa menggunakan es maka suhunya
mempengaruhi laju perbedaan luas perbedaan kecepatan proses pembusukan diletakkan saja tanpa lebih tinggi. Semakin tinggi suhu maka
reaksi permukaan terhadap pada ikan. Jelaskan faktor apa yang menggunakan es maka partikel akan bergerak lebih cepat yang
laju reaksi yang mempengaruhinya. suhunya lebih tinggi. Semakin menyebabkan tumbukan akan semakin
terjadi. tinggi suhu maka partikel sering terjadi sehingga laju pembusukan
akan bergerak lebih cepat ikan akan semakin cepat. Sebaliknya
yang menyebabkan tumbukan semakin rendah suhu maka partikel akan
akan semakin sering terjadi bergerak lebih lambat yang
sehingga laju pembusukan menyebabkan tumbukan akan jarang
ikan akan semakin cepat. terjadi sehingga laju pembusukan ikan
Sebaliknya semakin rendah akan semakin lama.
suhu maka partikel akan 3= Faktor yang mempengaruhinya, yaitu
bergerak lebih lambat yang suhu. Ketika ikan hanya diletakkan saja
menyebabkan tumbukan akan tanpa menggunakan es maka suhunya
146
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
jarang terjadi sehingga laju lebih tinggi. Semakin tinggi suhu maka
pembusukan ikan akan pembusukan ikan akan semakin cepat
semakin lama. terjadi.
2= Faktor yang mempengaruhinya, yaitu
suhu. Ketika ikan hanya diletakkan saja
tanpa menggunakan es maka suhunya
lebih tinggi dibandingkan ketika
menyimpan ikan dalam box es.
1= Faktor yang mempengaruhinya, yaitu
suhu.
Bacalah wacana 8 untuk menjawab
pertanyaan no. 20
WACANA 8
Roti
merupakan
salah satu
makanan yang
digemari oleh
banyak
kalangan masyarakat. Sajiannya yang simpel
dan rasanya yang bervariasi menambah daya
tarik tersendiri bagi masyarakat untuk
mengkonsumsinya.
147
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Melakukan Diberikan cerita Mengidentifikasi isu 20 Dalam pembuatan roti digunakan ragi 20. Proses pengembangan roti 4= Proses pengembangan roti menjadi tidak
percobaan faktor- singkat, siswa dapat ilmiah sebagai bahan tambahan. Apa akibat yang menjadi tidak sempurna sempurna sehingga roti tidak
faktor yang mengidentifikasi terjadi ketika ragi tidak ditambahkan sehingga roti tidak mengembang.
mempengaruhi laju produk dalam dalam pembuatan roti? mengembang. 3= Proses pengembangan roti menjadi tidak
reaksi kehidupan sehari- sempurna
hari merupakan 2= Roti keras
katalis yang 1= Roti tidak bisa dimakan
mempengaruhi laju
reaksi
WACANA 9
Melakukan Diberikan cerita Menjelaskan 22 Sebelum dibakar, kayu bakar dipotong- 22. Sebab ketika dipotong-potong 4= Sebab ketika dipotong-potong terlebih
percobaan faktor- singkat, siswa dapat fenomena ilmiah potong menjadi bagian kecil terlebih terlebih dahulu maka luas dahulu maka luas permukaan kayu bakar
faktor yang menjelaskan dahulu. Mengapa hal tersebut dilakukan? permukaan kayu bakar akan akan semakin besar. Ketika luas
permukaan semakin besar maka
mempengaruhi laju perbedaan luas semakin besar. Ketika luas
tumbukan antara kayu bakar dengan api
reaksi permukaan terhadap permukaan semakin besar akan semakin mudah terjadi sehingga
laju reaksi maka tumbukan antara kayu kayu bakar lebih cepat terbakar
bakar dengan api akan dibandingkan tanpa dipotong-potong
semakin mudah terjadi terlebih dahulu.
sehingga kayu bakar lebih 3= Sebab ketika dipotong-potong terlebih
cepat terbakar dibandingkan dahulu maka luas permukaan kayu bakar
tanpa dipotong-potong akan semakin besar. Ketika luas
terlebih dahulu. permukaan semakin besar maka kayu
bakar lebih cepat terbakar
2= Sebab ketika dipotong-potong terlebih
dahulu maka luas permukaan kayu bakar
akan semakin besar.
1= Semakin luas permukaan kayu
149
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Bacalah wacana 10 untuk menjawab
pertanyaan no. 23-24
WACANA 10
Dalam suatu fenomena, terdapat dua
keadaan. Fenomena 1, yaitu hujan asam
yang disebabkan adanya reaksi antara gas-
gas hasil industri dengan udara sehingga
dihasilkan asam sulfat dan asam nitrat yang
menyebakan kadar keasaaman air hujan
meningkat dibandingkan keadaan normal.
Reaksi tersebut berlangsung dalam waktu
yang sangat cepat. Fenomena 2, yaitu proses
perkaratan besi yang membutuhkan waktu
yang sangat lama. Dalam masing-masing
reaksi tersebut , selama waktu tertentu yang
dibutuhkan terjadi
perubahan konsentrasi reaktan maupun
produk.
(https://www.google.com/search?q=hujan+
asam)
(https://www.google.com/search?q=perkarat
an+besi)
Melakukan Mengidentifikasi isu 23 Apakah waktu reaksi selalu berlangsung 23. Tidak 4= Tidak
percobaan faktor- Diberikan cerita
ilmiah sama? Berikan alasan kalian! Sebab waktu yang digunakan Sebab waktu yang digunakan untuk
faktor yang singkat, siswa dapat
untuk terjadinya reaksi pada terjadinya reaksi pada fenomena 1 lebih
mempengaruhi laju mengidentifikasi
fenomena 1 lebih cepat cepat dibandingkan fenomena 2.
reaksi waktu yang
dibandingkan fenomena 2 3= Tidak
dibutuhkan untuk
Sebab waktu yang digunakan untuk
berlangsungnya
terjadinya reaksi pada fenomena 1 cepat.
150
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
reaksi tidak selalu 2= Tidak
sama Sebab waktu yang digunakan untuk
terjadinya reaksi antara fenomena 1 dan
fenomena 2 berbeda.
1= Tidak
Melakukan Diberikan cerita Menjelaskan 24 Fenomena 1 dan 2 menunjukkan suatu 24. Laju reaksi, yaitu cepat 4= Laju reaksi, yaitu cepat lambat terjadinya
percobaan faktor- singkat, siswa dapat fenomena ilmiah contoh fenomena laju reaksi. lambat terjadinya suatu suatu reaksi yang melibatkan perubahan
faktor yang menjelaskan Berdasarkan hal tersebut apa yang reaksi yang melibatkan konsentrasi reaktan maupun produk
mempengaruhi laju pengertian laju dimaksud dengan laju reaksi? perubahan konsentrasi dalam waktu tertentu.
reaksi reaksi reaktan maupun produk 3= Laju reaksi, yaitu cepat lambat terjadinya
dalam waktu tertentu. suatu reaksi yang melibatkan perubahan
konsentrasi.
2= Laju reaksi, yaitu cepat lambat terjadinya
suatu reaksi dalam waktu tertentu.
1= Laju reaksi yaitu, cepat lambat terjadinya
suatu reaksi.
WACANA 11
Obat adalah
sediaan atau
paduan bahan-
bahan termasuk
produk biologi
dan
kontrasepsi,
yang siap
151
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki secara fisiologi atau keadaan
fatologi dalam rangka penetapan diagnosa,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan
peningkatan kesehatan. Obat memiliki
berbagai macam bentuk diantaranya yaitu, pil,
kapsul, tablet, serbuk, salep, krim, sirup, obat
tetes, dan lain-lain.(PERMENKES No. 949 Th.
2000)(www.ffarmasi.unand.ac.id)
Merancang Diberikan cerita Mengidentifikasi isu 25. Untuk obat tertentu, dokter biasanya 25. Alat:Lumpang, 4=Alat:Lumpang, mortar
percobaan faktor- singkat, siswa dapat ilmiah menumbuk terlebih dahulu obat dalam mortar Bahan: Obat dalam bentuk tablet
faktor yang mengidentifikasi bentuk tablet menjadi bentuk serbuk. Apa Bahan: Obat dalam 3=Alat: Lumpang
alat dan bahan yang
mempengaruhi laju saja alat dan bahan yang digunakan untuk bentuk tablet Bahan: Obat
diperlukan dalam
reaksi proses penumbukan melakukan hal tersebut? 2=Penumbuk dan obat
obat 1=Obat
WACANA 12
Asam cuka atau dikenal
dengan sebutan asam asetat
merupakan senyawa organik
yang termasuk dalam
golongan asam karboksilat.
Asam asetat adalah asam
monoprotik yang lemah.
152
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Asam asetat merupakan regensia dan bahan
kimia industri yang sangat penting yang
dipakai untuk memproduksi berbagai macam
bahan. Asam asetat dapat diproduksi secara
sintetis maupun alami melalui fermentasi
bakteri.
( www.repository.usu.ac.id)(Dandi Panggih
Triharto, 2010)
26. Ketika di laboratorium, seorang 26. Alat: Gelas kimia, gelas 4=Alat: Gelas kimia, gelas ukur, stopwatch
Merancang Diberikan cerita Mengidentifikasi isu
praktikan ingin melarutkan cangkang ukur, stopwatch Bahan: Larutan asam cuka 10 M dan
percobaan faktor- singkat, siswa dapat ilmiah
telur dalam larutan asam cuka. Larutan Bahan: Larutan asam cuka larutan asam cuka 20 M, cangkang telur
faktor yang mengidentifikasi
asam cuka yang tersedia di laboratorium, 10 M dan larutan asam cuka 3=Alat: Gelas kimia, gelas ukur
mempengaruhi laju alat dan bahan yang
yaitu 10 M dan 20 M. Perbedaan 20 M, cangkang telur Bahan: Larutan asam cuka 10 M dan
reaksi digunakan dalam
konsentrasi tersebut digunakan untuk larutan asam cuka 20 M
percobaan
mengetahui perbedaan kecepatan reaksi 2=Alat: Gelas kimia
yang dihasilkan. Masing-masing larutan Bahan: Larutan asam cuka
digunakan sebanyak 10 mL. Apa saja alat 1= Alat: Gelas kimia
dan bahan yang harus dipersiapkan oleh
praktikan tersebut?
Menganalisis Diberikan data hasil Menggunakan bukti 27. Seorang mahasiswi melakukan 27. Perbedaan dari ketiga data 4= Perbedaan dari ketiga data hasil percobaan
faktor-faktor yang percobaan, siswa ilmiah percobaan dengan melarutkan cangkang hasil percobaan tersebut, tersebut, yaitu konsentrasi cuka yang
mempengaruhi laju dapat menganalisis telur ke dalam larutan asam asetat. yaitu konsentrasi cuka yang digunakan berbeda-beda sehingga waktu
reaksi berdasarkan pengaruh Adapun hasilnya sebagai berikut. digunakan berbeda-beda reaksi yang dibutuhkan pun berbeda pula.
data hasil percobaan konsentrasi terhadap sehingga waktu reaksi yang Semakin besar konsentrasi cuka maka
laju reaksi Konsentrasi cuka Waktu dibutuhkan pun berbeda waktu reaksi yang dibutuhkan semakin
berdasarkan data reaksi pula. Semakin besar cepat, sebaliknya semakin kecil
hasil percobaan 7M 2 hari konsentrasi cuka maka konsentrasi cuka maka waktu reaksi yang
6M 3 hari waktu reaksi yang dibutuhkan semakin lambat.
5M 4 hari dibutuhkan semakin cepat, 3= Perbedaan dari ketiga data hasil percobaan
sebaliknya semakin kecil tersebut, yaitu konsentrasi cuka yang
Apa yang membedakan dari ketiga data konsentrasi cuka maka digunakan berbeda-beda sehingga waktu
153
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
hasil percobaan tersebut? Jelaskan waktu reaksi yang reaksi yang dibutuhkan pun berbeda pula.
dibutuhkan semakin lambat. 2= Perbedaan dari ketiga data hasil percobaan
tersebut, yaitu konsentrasi cuka yang
digunakan berbeda-beda.
1= Konsentrasi
Batu kapur
berasal dari
endapan
marine (laut)
yang berupa
terumbu
karang terbentuk berjut-juta tahun yang lalu.
Batu kapur dapat terjadi dengan beberapa cara,
yaitu secara organik, secara mekanik, atau
secara kimia. Sebagian besar batu kapur yang
terdapat di alam terjadi secara organik, jenis ini
berasal dari pengendapan cangkang kerang dan
siput, foraminifera atau ganggang, atau berasal
dari kerangka binatang koral. Batu kapur dapat
berwarna putih susu, abu muda, abu tua, coklat
bahkan hitam, tergantung keberadaan mineral
pengotornya. Pemanfaatan kapur digunakan
untuk bahan bangunan seperti, bahan baku
semen dan keramik. Batu kapur tersebar di
Pegunungan Seribu (DIY), Kebumen, Cilacap,
Gresik, Cibinong, dan Pelimanan.
154
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Merancang Diberikan cerita Mengidentifikasi isu (Sumardi, dkk., Geografi 2 SMA) 28. Alat: Gelas kimia, gelas ukur, 4= Alat: Gelas kimia, gelas ukur,
percobaan faktor- singkat, siswa dapat ilmiah 28. Seorang mahasiswa akan melakukan lumpang, alu, neraca, spatula, lumpang,alu, neraca, spatula, kaca arloji,
faktor yang mengidentifikasi percobaan dengan mereaksikan batu kaca arloji, stopwatch. stopwatch
mempengaruhi laju alat dan bahan yang
kapur (CaCO3) kedalam larutan asam Bahan: Batu kapur, larutan Bahan: Batu kapur serbuk dan
reaksi digunakan dalam
percobaan sulfat 10 M. Batu kapur dibuat kedalam asam sulfat 10 M bongkahan, larutan asam sulfat 10 M
dua bentuk, yaitu bongkahan kecil dan 3= Alat: Gelas kimia, gelas ukur, lumpang,
serbuk. Massa masing-masing batu kapur, alu, neraca
yaitu seberat 5 gram. Apa saja alat dan Bahan: Batu kapur serbuk dan
bahan yang harus disiapkan untuk bongkahan, larutan asam sulfat 10 M
melakukan percobaan tersebut? 2= Alat: Gelas kimia, gelas ukur
Bahan: Batu kapur, larutan asam sulfat
10M
1= Alat: Gelas kimia
Bahan:Batu kapur
Menganalisis Diberikan gambar Menggunakan bukti 29. Saat melakukan percobaan, seorang 29. Perbedaan yang dapat 4=Perbedaan yang dapat diamati, yaituCaCO3
faktor-faktor yang percobaan, siswa ilmiah diamati, yaitu CaCO3 yang yang direaksikan ke dalam larutan HCl
mempengaruhi laju dapat menganalisis direaksikan ke dalam larutan menghasilkan jumlah gelembung yang
reaksi berdasarkan pengaruh luas HCl menghasilkan jumlah berbeda pada setiap wadah sesuai dengan
data hasil percobaan permukaan zat gelembung yang berbeda pada bentuk CaCO3 tersebut. Untuk CaCO3
terhadap laju reaksi setiap wadah sesuai dengan yang berbentuk serbuk terlihat
berdasarkan gambar bentuk CaCO3 tersebut. menghasilkan gelembung yang paling
percobaan Untuk CaCO3 yang berbentuk banyak dibandingkan CaCO3 butiran dan
serbuk terlihat menghasilkan kepingan. Hal ini disebabkan oleh
gelembung yang paling pengaruh luas permukaan zat. Semakin
banyak dibandingkan CaCO3 besar luas permukaan zat maka reaksi akan
butiran dan kepingan. Hal ini semakin cepat, sebaliknya semakin kecil
disebabkan oleh pengaruh luas permukaan zat maka reaksinya akan
luas permukaan zat. Semakin semakin lambat.
besar luas permukaan zat 3=Perbedaan yang dapat diamati, yaitu
maka reaksi akan semakin CaCO3 yang direaksikan ke dalam larutan
155
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
praktikan mereaksikan batu kapur ke cepat, sebaliknya semakin HCl menghasilkan jumlah gelembung
dalam larutan HCl yang memiliki kecil luas permukaan zat yang berbeda pada setiap wadah sesuai
konsentrasi dan volume yang sama. maka reaksinya akan semakin dengan bentuk CaCO3 tersebut. Untuk
Adapun gambar percobaannya adalah lambat. CaCO3 yang berbentuk serbuk terlihat
sebagai berikut. menghasilkan gelembung yang paling
banyak dibandingkan CaCO3 butiran dan
kepingan. Hal ini disebabkan oleh
Dari ketiga reaksi tersebut, perbedaan apa pengaruh luas permukaan zat.
yang dapat kamu amati? Mengapa? Jelaskan 2=Perbedaan yang dapat diamati, yaitu
CaCO3 yang direaksikan ke dalam larutan
HCl menghasilkan jumlah gelembung
yang berbeda pada setiap wadah sesuai
dengan bentuk CaCO3 tersebut. Untuk
CaCO3 yang berbentuk serbuk terlihat
menghasilkan gelembung yang paling
banyak
1=Perbedaan yang dapat diamati, yaitu
CaCO3 yang direaksikan ke dalam larutan
HCl menghasilkan jumlah gelembung
yang berbeda pada setiap wadah sesuai
dengan bentuk CaCO3 tersebut.
Menganalisis Diberikan gambar Menggunakan bukti 30. Seorang analis melakukan percobaan 30. Berdasarkan data tersebut, 4=Berdasarkan data tersebut, reaksi yang
faktor-faktor yang percobaan, siswa ilmiah dengan melarutkan CaCO3 ke dalam reaksi yang berlangsung berlangsung paling cepat adalah reaksi
mempengaruhi laju dapat menganalisis larutan asam asetat. Adapun data paling cepat adalah reaksi ketiga. Sebab memiliki luas permukaan zat
reaksi berdasarkan pengaruh luas percobaan yang diperoleh adalah sebagai ketiga. Sebab memiliki luas dan konsentrasi zat paling besar. Semakin
data hasil percobaan permukaan zat berikut. permukaan zat dan besar luas permukaan zat dan konsentrasi,
terhadap laju reaksi konsentrasi zat paling besar. maka reaksi yang terjadi akan semakin
berdasarkan gambar Semakin besar luas cepat. Sebaliknya, semakin kecil luas
percobaan permukaan zat dan permukaan zat dan konsentrasi maka
konsentrasi, maka reaksi reaksi yang terjadi pun akan semakin
yang terjadi akan semakin lambat.
156
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Massa dan Konsentrasi cepat. Sebaliknya, semakin 3=Berdasarkan data tersebut, reaksi yang
bentuk CaCO3 asam asetat kecil luas permukaan zat berlangsung paling cepat adalah reaksi
5 gram serbuk 3M dan konsentrasi maka reaksi ketiga. Sebab memiliki luas permukaan zat
5 gram butiran 4M yang terjadi pun akan dan konsentrasi zat paling besar.
5 gram serbuk 4M semakin lambat. 2=Berdasarkan data tersebut, reaksi yang
berlangsung paling cepat adalah reaksi
5 gram bongkahan 3M
ketiga.
1=Reaksi semuanya berlangsung sama.
Berdasarkan data tersebut, manakah yang
reaksinya berlangsung paling cepat?
Jelaskan.
Bacalah wacana 14 untuk menjawab
pertanyaan no. 31-32
WACANA 14
Asam cuka atau dikenal
dengan sebutan asam asetat
merupakan senyawa organik
yang termasuk dalam
golongan asam karboksilat.
Dalam konsentrasi rendah
biasanya asam asetat
digunakan sebagai salah satu
perasa pada makanan.
Namun, untuk skala
laboratorium asam asetat ini konsentrasinya
ada yang sangat tinggi mencapai 100%.
Cirinya, yaitu cair, tidak berwarna, berbau
pedih, kelarutan dalam air 1000 g/mL pada
suhu 25 C, oksidator kuat, dapat
menyebabkan iritasi dan korosi.
( www.repository.usu.ac.id)
(http://gatotsadewo.staff.ugm.ac.id)
157
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Merancang Diberikan cerita Mengidentifikasi isu 31. Ketika di laboratorium, seorang analis 31. Alat: Gelas kimia, gelas 4=Alat: Gelas kimia, gelas ukur,
percobaan mengenai singkat, siswa dapat ilmiah ingin mereaksikan larutan asam asetat ukur, pipet tetes, pipet tetes, stopwatch
orde reaksi mengidenti- dengan larutan etil alkohol untuk stopwatch Bahan: Larutan asam asetat dan larutan etil
fikasi alat dan bahan menentukan orde reaksi dari percobaan Bahan: Larutan asam alkohol
yang digunakan tersebut. Apa saja alat dan bahan yang asetat dan larutan etil 3=Alat: Gelas kimia, gelas ukur, pipet tetes
untuk melakukan digunakan dalam melakukan percobaan alkohol Bahan: Larutan asam asetat dan larutan etil
percobaan orde tersebut? alkohol
reaksi 2=Alat: Gelas kimia, gelas ukur,
Bahan: Larutan asam asetat
1=Alat:Gelas kimia
Bahan: Larutan asam asetat
Melakukan Diberikan cerita Mengidentifikasi isu 32. Saat melakukan percobaan orde reaksi, 32.Untuk mengetahui perbedaan 4=Untuk mengetahui perbedaan kecepatan
percobaan mengenai singkat, siswa dapat ilmiah seorang analis mengubah-ubah kecepatan reaksi yang reaksi yang dihasilkan dari variasi
orde reaksi mengidenti- konsentrasi larutan asam asetat dan dihasilkan dari variasi konsentrasi yang dibuat sehingga dapat
fikasi pengaruh larutan etil alkohol ketika direaksikan. konsentrasi yang dibuat ditentukan orde reaksinya.
penggunaan Apa tujuan dilakukannya hal tersebut? sehingga dapat ditentukan 3=Untuk mengetahui perbedaan kecepatan
konsentrasi larutan orde reaksinya. reaksi yang dihasilkan dari variasi
yang berbeda dalam konsentrasi yang dibuat
melakukan 2=Agar mengetahui perbedaanreaksi yang
percobaan orde terjadi
reaksi 1=Agar adanya perbedaan
Melakukan Diberikan cerita Menjelaskan 33. Ketika melakukan percobaan dengan 33. Karena, larutan asam 4=Karena, larutan asam asetat merupakan
percobaan mengenai singkat, siswa dapat fenomena ilmiah mereaksikan larutan asam asetat dan asetat merupakan orde nol sehingga penambahan konsentrasi
orde reaksi menjelaskan reaksi larutan etil alkohol, penambahan orde nol sehingga asam asetat sebesar apapun tidak akan
yang memiliki orde konsentrasi larutan asam asetat tidak penambahan mempengaruhi orde reaksi.
nol mempengaruhi orde reaksi. Jelaskan konsentrasi asam asetat 3=Karena, larutan asam asetat merupakan
mengapa hal tersebut dapat terjadi? sebesar apapun tidak orde nol
Hubungkan dengan orde laju reaksi. akan mempengaruhi 2=Karena penambahan larutan asam asetat
orde reaksi. tidak mempengaruhi laju reaksi
158
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
1=Karena, penambahan larutan asam asetat
tidak berpengaruh
Melakukan Diberikan cerita Menjelaskan 34. Saat melakukan percobaan, larutan asam 34. Saat asam asetat ditambahkan 4=Saat asam asetat ditambahkan dengan air
percobaan mengenai singkat, siswa dapat fenomena ilmiah asetat sebelum direaksikan dengan dengan air dalam volume dalam volume tertentu berarti konsentrasi
orde reaksi menjelaskan larutan etil alkohol ditambahkan air tertentu berarti konsentrasi asam asetat akan semakin kecil. Semakin
perubahan terlebih dahulu dengan volume tertentu asam asetat akan semakin kecil konsentrasi asam asetat maka reaksi
konsentrasi saat sesuai dengan kecil. Semakin kecil yang ditimbulkan pun akan semakin
adanya penambahan kebutuhan. Saat adanya penambahan air konsentrasi asam asetat maka lambat.
air terhadap reaksi mengakibatkan reaksi yang dihasilkan reaksi yang ditimbulkan pun 3=Penambahan air akan menyebabkan
yang dihasilkan pun berbeda. Jelaskan hubungan antara akan semakin lambat. reaksiyang ditimbulkan akan semakin
penambahan air dengan reaksi yang lambat.
ditimbulkan saat melakukan percobaan? 2=Reaksi lambat
1=Penambahan air tidak mempengaruhireaksi
Menyimpulkan hasil Diberikan data hasil Menggunakan bukti 35. Berdasarkan percobaan yang telah 35. [ ]
4= [ [ ]
]
percobaan orde percobaan, siswa ilmiah dilakukan, etil alkohol yang memiliki [ ]
reaksi dapat konsentrasi tetap direaksikan dengan [ ]
[ ] [ ]
menyimpulkan hasil larutan asam asetat dengan konsentrasi
percobaan yang berbeda-beda. Adapun data hasil
berdasarkan percobaan tersebut sebagai berikut. [ ] 1=
perhitungan orde Konsentrasi Waktu Laju y=0
1=
CH3COOH (detik) reaksi y=0
(mol/L) (M s-1) Berdasarkan perhitungan ternyata diperoleh
4 24,71 0.040 orde reaksi nol. Artinya dapat disimpulkan
Berdasarkan perhitungan ternyata
bahwa berdasarkan data tersebut
2 25.93 0.039 diperoleh orde reaksi nol. Artinya
menunjukkan konsentrasi HCl tidak
1 28.80 0,035 dapat disimpulkan bahwa
mempengaruhi laju reaksi.
berdasarkan data tersebut
Tentukan orde reaksi dari data tersebut dan menunjukkan konsentrasi HCl
berilah kesimpulan terhadap reaksi yang tidak mempengaruhi laju reaksi. [ ]
terjadi berdasarkan perhitungan ordeyang 3= [ [ ]
]
159
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
diperoleh
[ ]
1=
y=0
[ ]
1=
y=0
[ ]
1= [ [ ]
]
[ ]
Menyimpulkan hasil Diberikan data hasil Menggunakan bukti 36. Seorang analis melakukan percobaan
percobaan orde percobaan, siswa ilmiah dengan mereaksikan larutan asam asetat
reaksi dapat memberikan dengan larutan etil alkohol. Adapun data
kesimpulan percobaannya adalah sebagai berikut.
persamaan laju
reaksi berdasarkan
data tersebut
160
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Asam Etil r
asetat alkohol (M s-1)
(M) (M)
1 1 1
2 1 4
3 2 18
2 3 12
Konsentrasi A Konsentrasi A
161
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Grafik B Grafik B
v (M s-1] v (M s-1]
Konsentrasi B Konsentrasi B
3=Grafik A
162
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
Grafik B
2=Grafik A
Grafik B
163
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
1=
Grafik A
Grafik B
Menyajikan hasil Diberikan data Menggunakan bukti 38. Seorang praktikan melakukan percobaan 38.
percobaan orde percobaan orde ilmiah dengan mengubah-ubah konsentrasi orde=1
reaksi reaksi, siswa dapat larutan asam asetat dengan larutan etil Grafik
membuat grafik alkohol. Adapun data hasil percobaan
orde reaksi tersebut adalah sebagai berikut.
berdasarkan data
percobaan
164
Inditor konten Indikator dimensi
Indikator soal Butir soal Jawaban Penskoran
pembelajaran kompetensi sains
15 waktu 12
10
10 8
6
5
Waktu (jam)
4
Waktu (jam)
2
0
0 20 40 60 80 100 120 0
0 20 40 60 80 100 120
Konsentrasi obat (mg/mL)
Konsentrasi obat (mg/mL)
14
12
10
8
6
4
2
0
0 20 40 60 80 100 120
0 20 40 60 80 100 120
167
36. Mencari orde reaksi CH3COOH
[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
[ ]
[ ]
x=2
[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
[ ]
[ ]
y=1
r = k[ ] [ ]
168
Penskoran
[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
[ ]
[ ]
x=2
[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
[ ]
[ ]
y=1
r = k[ ] [ ]
169
3= Mencari orde reaksi CH3COOH
[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
[ ]
[ ]
x=2
[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
[ ]
[ ]
y=1
[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
[ ]
170
[ ]
x=2
[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
38. [ ]
[ ] [ ]
[ ]
[ ]
v (M s-1)
[CH3COOC2H5]
[ [
171
]
Penskoran:
[ ] [ ]
4= [ ]
[ ] [ ]
[ ]
[ ]
v (M s-1
[CH3COOC2H5]
[ [
] [ ] [ ]
3= [ ]
[ ] [ ]
[ ]
[ ]
172
y = 1, orde = 1. Adapun grafiknya yaitu:
[ ] [ ]
2= [ ]
[ ] [ ]
[ ]
[ ]
y=1
[ ] [ ]
1= [ ]
[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
173
[ ]
[ ]
x=2
Penskoran
[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
[ ]
[ ]
x=2
Jadi, orde= 2
[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
[ ]
[ ]
174
x=2
[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
[ ]
[ ]
x=2
[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
175
[ ]
[ ]
y=1
Penskoran
[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
[ ]
[ ]
x=2
[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
[ ]
176
[ ]
y=1
[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
[ ]
[ ]
x=2
[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
177
[ ]
[ ]
x=2
[ ] [ ]
[ ]
[ ] [ ]
[ ]
178
179
Lampiran 4
Nama :
Kelas :
1. Saat membeli sayuran dan buah-buahan, ibu biasanya menyimpannya di dalam lemari es.
Mengapa hal tersebut dilakukan?
2. Berikut ini merupakan data penelitian yang diperoleh berdasarkan suhu yang digunakan saat
menyimpan sayuran.
Tabel 1. Pengamatan perubahan warna pada sayuran kangkung dalam suhu kamar dan suhu
dingin
Parameter Hari Perlakuan
Suhu Suhu
Kamar dingin
Warna 0 +3 +3
1 +2 +3
2 +1 +3
Keterangan: + 3 hijau
+ 2 kurang hijau
+ 1 kekuningan (Dea Tio Mareta dan Shofia Nur A, 2011)
3. Agar makanan tidak cepat busuk maka dimasukan ke dalam lemari es yang suhunya dibawah
suhu kamar. Jelaskan faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya pembusukan makanan
berdasarkan hal tersebut.
180
4. Saat melakukan percobaan orde reaksi, seorang analis mengubah-ubah konsentrasi larutan
asam asetat dan larutan etil alkohol ketika direaksikan. Apa tujuan dilakukannya hal tersebut?
Batu kapur berasal dari endapan marine (laut) yang berupa terumbu karang
terbentuk berjut-juta tahun yang lalu. Batu kapur dapat terjadi dengan beberapa
cara, yaitu secara organik, secara mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar
batu kapur yang terdapat di alam terjadi secara organik, jenis ini berasal dari
pengendapan cangkang kerang dan siput, foraminifera atau ganggang, atau
berasal dari kerangka binatang koral. Batu kapur dapat berwarna putih susu,
abu muda, abu tua, coklat bahkan hitam, tergantung keberadaan mineral pengotornya.
Pemanfaatan kapur digunakan untuk bahan bangunan seperti, bahan baku semen dan keramik.
(Sumardi, dkk., Geografi 2 SMA)
5. Jelaskan perbedaan kecepatan reaksi antara bongkahan batu kapur dengan batu kapur yang
terlebih dahulu ditumbuk hingga menjadi halus saat direaksikan dengan larutan asam asetat.
6. Ketika di laboratorium, seorang praktikan ingin melarutkan cangkang telur dalam larutan asam
cuka. Larutan asam cuka yang tersedia di laboratorium, yaitu 10 M dan 20 M. Perbedaan
konsentrasi tersebut digunakan untuk mengetahui perbedaan kecepatan reaksi yang dihasilkan.
Masing-masing larutan digunakan sebanyak 10 mL. Apa saja alat dan bahan yang harus
dipersiapkan oleh praktikan tersebut
181
7. Saat memberikan obat ke pasien yang berusia kanak-kanak, untuk obat tertentu dokter
menumbuk terlebih dahulu obat dalam bentuk tablet hingga menjadi serbuk. Jelaskan mengapa
dokter melakukan hal tersebut?
8. Seorang farmasis melakukan percobaan dengan mengubah-ubah konsentrasi dari suatu obat
dan diperoleh data sebagai berikut:
9. Enzim merupakan katalis dalam tubuh kita. Berdasarkan hal tersebut, berikan pengertian
mengenai katalis.
182
10. Saat melakukan percobaan, seorang praktikan mereaksikan batu kapur ke dalam larutan HCl
yang memiliki konsentrasi dan volume yang sama. Adapun gambar percobaannya adalah
sebagai berikut.
Dari ketiga reaksi tersebut, perbedaan apa yang dapat kamu amati? Mengapa? Jelaskan
11. Ketika di laboratorium, seorang analis ingin mereaksikan larutan asam asetat dengan larutan
etil alkohol untuk menentukan orde reaksi dari percobaan tersebut. Apa saja alat dan bahan
yang digunakan dalam melakukan percobaan tersebut?
12. Saat melakukan percobaan, larutan asam asetat sebelum direaksikan dengan larutan etil
alkohol ditambahkan air terlebih dahulu dengan volume tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Saat adanya penambahan air mengakibatkan reaksi yang dihasilkan pun berbeda. Jelaskan
hubungan antara penambahan air dengan reaksi yang ditimbulkan saat melakukan percobaan?
183
13. Seorang analis melakukan percobaan dengan mereaksikan larutan asam asetat dengan larutan
etil alkohol. Adapun data percobaannya adalah sebagai berikut.
Asam Etil r
asetat alkohol (M s-1)
(M) (M)
1 1 1
2 1 4
3 2 18
2 3 12
14. Setelah melakukan percobaan dengan menggunakan larutan asam asetat dan larutan etil
alkohol, seorang analis melakukan perhitungan data hasil percobaan sehingga didapatkan
hukum laju reaksi
r = k [A]2 [B]
Berdasarkan hukum laju reaksi tersebut, buatlah grafik dari masing-masing orde reaksi
tersebut.
15. Saat melakukan percobaan dengan menggunakan larutan asam asetat dan larutan etil alkohol,
seorang mahasiswa mendapatkan data percobaan sebagai berikut.
[Asam [Etil r
asetat] M alkohol] (Ms-1)
M
0,02 0,01 12
0,02 0,02 48
0,04 0,02 192
0,04 0,04 384
Lampiran 5
Tujuan Percobaan :
1. Siswa dapat merancang percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
2. Siswa dapat melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3. Siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
4. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
5. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan data hasil
percobaan
Kelompok :
Nama : 1. 2. 3.
4. 5. 6. Dst
Bacalah wacana dibawah ini dengan cermat dan tandai kalimat yang merupakan
masalah dalam wacana tersebut!
Wacana 1
2. Berdasarkan masalah yang telah kalian temukan, manakah masalah yang berkaitan dengan laju reaksi?
185
3. Jelaskan masalah yang berkaitan dengan laju reaksi tersebut berdasarkan wacana!
4. Bagaimana solusi untuk menyelesaikan masalah yang telah kalian temukan dalam wacana?
5. Apakah solusi yang kalian temukan dapat diujikan dalam suatu percobaan? Tentukan alat dan bahan
yang akan kalian gunakan dan tuliskan bagaimana langkah kerja pengujiannya?
Alat: Bahan:
1.
1. 6. 2.
2. 7. 3.
3. 8. 4.
4. 9. 5.
5. 10.
Langkah Percobaan 1:
186
Wacana 2
2. Berdasarkan masalah yang telah kalian temukan, manakah masalah yang berkaitan dengan laju reaksi?
3. Jelaskan masalah yang berkaitan dengan laju reaksi tersebut berdasarkan wacana!
4. Bagaimana solusi untuk menyelesaikan masalah yang telah kalian temukan dalam wacana?
5. Apakah solusi yang kalian temukan dapat diujikan dalam suatu percobaan? Tentukan alat dan bahan
yang akan kalian gunakan dan tuliskan bagaimana langkah kerja pengujiannya?
Alat: Bahan:
1.
1. 5. 9. 2.
2. 6. 10. 3.
3. 7. 11. 4.
4. 8. 12. 5.
187
Langkah Percobaan 2:
Percobaan 1
2.
3.
Percobaan 2
2. .......................C .......................C
.......................C .......................C
3.
Buatlah grafik dari hasil pengamatan yang telah kalian dapat berdasarkan percobaan.
Grafik dibuat dengan X sebagai faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan Y adalah
waktu yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi!
Percobaan 1 Percobaan 2
Y Y
X X
Tulislah analisis data berdasarkan hasil pengamatan yang telah kalian peroleh!
189
1. Sebutkan dan jelaskan faktor laju reaksi yang ada dalam percobaan yang telah kalian lakukan?
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................... .........................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
2. Tuliskan persamaan reaksi dari 2 percobaan yang telah kalian lakukan!
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
3. Berilah kesimpulan dari hasil percobaan yang telah kalian lakukan?
...................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................... ..............................
...................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
4. Sebutkan contoh penerapan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari
selain dari wacana yang telah disajikan! (minimal 2)
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................. .......
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
I. Judul Percobaan
II. Tujuan Percobaan
III. Tanggal Percobaan
IV. Landasan Teori
V. Alat dan Bahan
VI. Langkah Percobaan
VII. Hasil Pengamatan
VIII. Grafik
IX. Pembahasan
X. Kesimpulan dan Saran
191
Tujuan Percobaan :
1. Siswa dapat merancang percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
2. Siswa dapat melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3. Siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
4. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
5. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan data hasil
percobaan
Kelompok :
Nama : 1. 2. 3.
4. 5. 6. Dst
Bacalah wacana dibawah ini dengan cermat dan tandai kalimat yang merupakan
masalah dalam wacana tersebut!
Wacana 3
Seorang ibu ingin
memasak air dengan
menggunakan kayu bakar sebagai
sumber apinya. Saat memasak,
anaknya ikut membantu dan
melakukan hal yang sama. Ketika
membakar kayu, anak tersebut
memotong kayu menjadi bagian
yang lebih kecil. Sedangkan ibu
menggunakan kayu yang masih berbentuk batangan yang besar. Ternyata kayu si anak yang dipotong
lebih kecil tersebut lebih cepat habis terbakar dibandingkan dengan kayu batangan yang digunakan ibu.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Berdasarkan wacana tersebut terdapat keterkaitan dengan paktikum yang akan kalian
lakukan.Dalam praktikum, kalian diminta melarutkan 2 gram kepingan batu kapur (CaCO3) dengan 10
mL larutan asam klorida (HCl) 1 M. Apa yang akan kalian lakukan agar kepingan batu kapur tersebut
dapat dengan mudah larut dalam asam klorida?
2. Berdasarkan masalah yang telah kalian temukan, manakah masalah yang berkaitan dengan laju
reaksi?
192
3. Jelaskan masalah yang berkaitan dengan laju reaksi tersebut berdasarkan wacana!
4. Bagaimana solusi untuk menyelesaikan masalah yang telah kalian temukan dalam wacana?
5. Apakah solusi yang kalian temukan dapat diujikan dalam suatu percobaan? Tentukan alat dan bahan
yang akan kalian gunakan dan tuliskan bagaimana langkah kerja pengujiannya
Alat: Bahan:
1.
1. 6. 2.
2. 7.
3. 8.
4. 9.
5. 10.
Langkah Percobaan 3:
193
Wacana 4
2. Berdasarkan masalah yang telah kalian temukan, manakah masalah yang berkaitan dengan laju reaksi?
3. Jelaskan masalah yang berkaitan dengan laju reaksi tersebut berdasarkan wacana!
4. Bagaimana solusi untuk menyelesaikan masalah yang telah kalian temukan dalam wacana?
5. Apakah solusi yang kalian temukan dapat diujikan dalam suatu percobaan? Tentukan alat dan bahan
yang akan kalian gunakan dan tuliskan bagaimana langkah kerja pengujiannya
Alat: Bahan:
1.
1. 6. 2.
2. 7. 3.
3. 8. 4.
4. 9.
5. 10.
5.
194
Langkah Percobaan 4:
Percobaan 3
2. 2 gram serbuk
195
Percobaan 4
2.
3.
Buatlah grafik dari hasil pengamatan yang telah kalian dapat berdasarkan percobaan.
Grafik dibuat dengan X sebagai faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan Y adalah
waktu yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi!
Percobaan 3 Percobaan 4
Y Y
X X
Tulislah analisis data berdasarkan hasil pengamatan yang telah kalian peroleh!
196
1. Sebutkan dan jelaskan faktor laju reaksi yang ada dalam percobaan yang telah kalian lakukan?
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................ ................................
................................
2. Tuliskan persamaan reaksi dari 2 percobaan yang telah kalian lakukan!
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................... ..........................
.............
3. Berilah kesimpulan dari hasil percobaan yang telah kalian lakukan?
..................................................................................................................................................... ...........................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................
4. Sebutkan contoh penerapan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari
selain dari wacana yang telah disajikan! (minimal 2)
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
.
I. Judul Percobaan
II. Tujuan Percobaan
III. Tanggal Percobaan
IV. Landasan Teori
V. Alat dan Bahan
VI. Langkah Percobaan
VII. Hasil Pengamatan
VIII. Grafik
IX. Pembahasan
X. Kesimpulan dan Saran
198
Tujuan Percobaan :
1. Siswa dapat merancang percobaan orde reaksi
2. Siswa dapat melakukan percobaan orde reaksi
3. Siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan orde reaksi
4. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan orde reaksi
5. Siswa dapat menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan
Kelompok :
Nama : 1. 2. 3.
4. 5. 6. Dst
Bacalah wacana dibawah ini dengan cermat dan tandai kalimat yang
merupakan masalah dalam wacana tersebut!
Wacana 5
2. Berdasarkan masalah yang telah kalian temukan, manakah yang berkaitan dengan orde reaksi?
3. Bagaimana solusi untuk menyelesaikan masalah yang telah kalian temukan dalam wacana?
199
4. Apakah solusi yang kalian temukan dapat diujikan dalam suatu percobaan? Tentukan alat dan bahan
yang akan kalian gunakan dan tuliskan bagaimana langkah kerja pengujiannya?
Alat: Bahan:
1.
1. 6. 2.
2. 7. . 3.
3. 8. 4.
4. 9. 5.
5. 10.
6.
Langkah Percobaan 5:
200
Percobaan 5
Tabel 1
1.
2.
3.
Tabel 2
1.
2.
3.
Tentukanlah orde reaksi berdasarkan data tersebut dan buatlah grafik berdasarkan
perhitungan orde reaksi yang diperoleh.
201
Tulislah analisis data berdasarkan hasil pengamatan yang telah kalian peroleh!
Tentukanlah orde reaksi [HCl] dan [Na2S2O3] serta buatlah grafik masing-masing berdasarkan orde
yang diperoleh.
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
I. Judul Percobaan
II. Tujuan Percobaan
III. Tanggal Percobaan
IV. Landasan Teori
V. Alat dan Bahan
VI. Langkah Percobaan
VII. Hasil Pengamatan
VIII. Grafik
IX. Pembahasan
X. Kesimpulan dan Saran
203
1. Nama Mahasiwa :
2. Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kompetensi
Sains Siswa pada Materi Laju Reaksi
3. Tempat Praktik :
4. Kelas :
5. Mata Pelajaran :
6. Pertemuan ke- :
7. Tanggal :
DILAKUKAN
NO ASPEK YANG DIAMATI DESKRIPSI
YA TIDAK
I Pendahuluan
1. Mengucapkan salam untuk membuka
pembelajaran
2. Mengabsen siswa
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
4. Memberikan apersepsi dan motivasi berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari
II Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Orientasi siswa pada masalah
1. Menyajikan masalah kepada siswa yang ada
pada LKS
2. Mengarahkan siswa untuk mempelajari
wacana pada LKS
B. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
1. Membimbing siswa untuk mengaitkan
masalah yang disajikan dengan percobaan
yang akan dilakukan
2. Mengarahkan siswa untuk mengerjakan
beberapa pertanyaan pengantar sebelum
melakukan percobaan
3. Membimbing siswa untuk menyiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan dalam
percobaan
4. Mengarahkan siswa untuk mempelajari
rancangan percobaan yang akan dilakukan
yang ada pada LKS
C. Membimbing investigasi individual dan
kelompok
1. Mengarahkan siswa dalam melakukan
percobaan
2. Membimbing siswa dalam penggunaan alat
dan bahan percobaan
3. Membimbing siswa untuk mengamati dan
mencatat hasil percobaan yang dilakukan
D. Mengembangkan danmempresentasikanhasil
karya
1. Mengarahkan siswa untuk mengolah data
hasil percobaan
2. Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mendiskusikan hasil pengolahan data
percobaan dengan mengaitkan pada literatur
204
yang ada
3. Mengarahkan siswa untuk mendapatkan
kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan
data percobaan
4. Mengarahkan siswa untuk membuat laporan
sederhana hasil percobaan
5. Membimbing siswa untuk menyajikan dan
mempresentasikan laporan sederhana hasil
percobaan dengan perwakilan salah satu
kelompok saja
E. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
1. Membimbing siswa untuk memberikan
tanggapan atau masukan terhadap laporan
sederhana yang telah dipresentasikan
2. Memberikan evaluasi terhadap hasil
percobaan yang telah diperoleh
3. 3. Memberikan penegasan terhadap hasil
percobaan yang telah diperoleh
4. 4. Mengarahkan siswa untuk mengerjakan
beberapa soal yang ada pada LKS
III PENUTUP
1. Memberikan tugas di rumah untuk dikerjakan
oleh siswa
2. Menutup pembelajaran dan berdoa
Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi :
Nama Observer:
Mengetahui
Observer
()
205
Nama Observer:
Mengetahui
Observer
207
1. Nama Mahasiswa :
2. Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kompetensi
Sains Siswa pada Materi Laju Reaksi
3. Tempat Praktik :
4. Kelas :
5. Mata Pelajaran :
6. Pertemuan ke- :
7. Tanggal :
8. Kelompok :
hasil karya
1. Mengolah data hasilpercobaan secara
berkelompok
2. Melakukan diskusi secara berkelompok mengenai
hasil pengolahan data percobaan dengan
mengaitkan pada literatur yang ada
3. Menentukan kesimpulan berdasarkan hasil
pengolahan data percobaan
4. Membuat laporan sederhana hasil percobaan
secara berkelompok
5. Perwakilan kelompok menyajikan dan
mempresentasikan laporan sederhana hasil
percobaan
E. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
1. Memberikan tanggapan atau masukan terhadap
laporan sederhana yang telah dipresentasikan
oleh perwakilan kelompok
2. Memberikan respon terhadap evaluasi yang
dilakukan oleh guru mengenai hasil percobaan
yang telah diperoleh
3. Menyimak penegasan yang diberikan oleh guru
dengan seksama
4. Mengerjakan beberapa soal pada LKS sebagai
evaluasi
III PENUTUP
1. Memperhatikan tugas yang diberikan oleh guru
2. Menutup pembelajaran dengan berdoa
Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi :
..............................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
Nama Observer:
Mengetahui
Observer
( )
209
Nama Observer:
Mengetahui
ctril
,^^y^*ffs
211
Lampiran 8
Subjek Nilai
Subjek Nilai Subjek Nilai
1 15
13 32 25 37
2 20
14 33 26 27
3 28
15 35 27 25
4 38
16 38 28 28
5 30
17 33 29 25
6 27
18 35 30 38
7 30
19 32 31 37
8 30
20 23 32 38
9 23
21 35 33 27
10 32
22 18 34 37
11 28
23 37
12 38
24 37
Subjek Nilai
Subjek Nilai Subjek Nilai
1 23
13 28 25 38
2 25
14 23 26 25
3 35
15 40 27 32
4 37
16 28 28 40
5 15
17 33 29 47
6 28
18 28 30 33
7 40
19 37 31 47
8 32
20 40 32 35
9 27
21 42 33 27
10 20
22 38 34 40
11 27
23 28
12 32
24 32
212
Lampiran 9
Subjek Nilai
Subjek Nilai Subjek Nilai
1 78
13 85 25 88
2 70
14 88 26 65
3 83
15 72 27 72
4 80
16 88 28 80
5 82
17 82 29 75
6 72
18 80 30 68
7 73
19 87 31 88
8 83
20 82 32 88
9 60
21 82 33 82
10 82
22 77 34 77
11 78
23 75
12 82
24 80
Subjek Nilai
Subjek Nilai Subjek Nilai
1 50
13 78 25 60
2 55
14 55 26 67
3 65
15 68 27 50
4 58
16 57 28 73
5 73
17 62 29 80
6 65
18 68 30 62
7 63
19 68 31 58
8 58
20 60 32 68
9 65
21 80 33 58
10 58
22 83 34 78
11 55
23 57
12 60
24 55
Lampiran 10
1. Kelompok Kontrol
Pretest
Subjek Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 2 2 0 1 1 1 2 2 1 1 1 0 0 0 0 14 23
2 2 2 0 2 1 3 0 1 2 0 2 0 0 0 0 15 25
3 3 1 2 2 1 4 0 2 0 1 3 0 0 1 1 21 35
4 2 0 3 2 1 4 2 2 0 1 3 0 0 1 1 22 37
5 2 0 0 1 1 2 0 0 1 1 1 0 0 0 0 9 15
6 1 1 2 1 1 3 2 1 0 0 3 1 0 1 0 17 28
7 3 3 1 2 1 2 3 2 1 1 1 2 0 1 1 24 40
8 2 1 1 2 1 3 2 2 2 1 1 0 0 1 0 19 32
9 1 2 1 2 1 1 2 1 0 1 1 1 0 1 1 16 27
10 1 0 1 2 1 2 0 1 0 0 2 0 0 1 1 12 20
11 1 3 1 0 1 2 2 1 2 1 2 0 0 0 0 16 27
12 1 1 1 2 2 2 3 1 2 1 2 0 0 0 1 19 32
13 2 2 1 2 1 2 2 2 0 0 2 0 0 0 1 17 28
14 2 1 1 1 0 2 2 2 0 1 1 1 0 0 0 14 23
15 2 3 1 2 2 2 3 2 2 1 2 0 0 1 1 24 40
16 2 1 1 1 1 2 2 1 0 1 2 2 0 0 1 17 28
17 2 1 2 2 1 3 2 2 0 1 3 1 0 0 0 20 33
18 1 2 1 2 0 1 3 1 0 1 2 1 0 1 1 17 28
19 3 1 2 1 1 2 3 2 0 1 3 1 0 1 1 22 37
20 3 2 1 2 1 4 0 2 2 1 4 0 0 1 1 24 40
213
21 3 4 1 1 1 2 3 3 0 1 1 3 0 1 1 25 42
22 2 1 0 1 1 3 3 3 2 1 2 3 0 1 0 23 38
23 1 2 1 1 1 1 3 3 2 1 0 0 0 1 0 17 28
24 2 3 3 0 1 1 2 2 0 1 2 0 0 1 1 19 32
25 1 1 2 2 2 3 2 2 0 1 3 2 0 1 1 23 38
26 2 0 0 2 2 1 2 1 0 1 2 0 0 1 1 15 25
27 2 1 2 2 2 2 0 0 1 0 1 4 0 1 1 19 32
28 3 2 2 2 1 2 3 2 1 1 2 3 0 0 0 24 40
29 4 4 1 2 1 2 4 2 1 2 2 1 0 1 1 28 47
30 2 2 3 2 1 2 2 2 0 1 1 0 0 1 1 20 33
31 3 2 3 2 1 3 1 2 1 2 4 4 0 0 0 28 47
32 1 2 2 1 2 2 1 2 0 1 3 2 0 1 1 21 35
33 3 1 2 2 1 2 1 2 0 1 1 0 0 0 0 16 27
34 1 1 2 3 2 2 2 3 1 1 2 2 0 1 1 24 40
Skor Total 68 55 47 55 39 75 64 59 24 31 67 34 0 22 21
Persentase 50 40.44 34.56 40.44 28.68 55.15 47.06 43.38 17.65 22.79 49.26 25 0 16.18 15.44
Pretest
Subjek Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 2 1 1 1 1 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 9 15
2 0 0 0 2 0 2 2 2 1 1 1 0 0 0 1 12 20
3 2 2 2 0 0 2 3 2 2 0 2 0 0 0 0 17 28
4 4 1 3 3 3 1 3 3 0 1 1 0 0 0 0 23 38
5 4 0 1 2 1 3 2 1 1 1 2 0 0 0 0 18 30
6 2 1 0 2 0 2 0 1 2 2 2 1 0 0 1 16 27
7 2 1 0 2 0 3 0 2 1 0 3 2 0 1 1 18 30
8 2 3 1 2 1 2 0 1 2 1 2 0 0 0 1 18 30
9 2 1 0 2 1 2 0 2 0 1 2 0 0 1 0 14 23
10 1 2 1 1 0 2 2 2 2 0 3 2 0 0 1 19 32
11 4 1 1 2 1 2 0 2 0 2 2 0 0 0 0 17 28
12 2 2 1 2 1 2 2 3 1 0 3 2 0 1 1 23 38
13 2 1 2 1 0 3 2 1 2 1 3 0 0 1 0 19 32
14 2 1 3 2 1 3 0 3 1 0 3 0 0 0 1 20 33
15 3 3 1 2 1 2 2 2 0 2 2 0 0 1 0 21 35
16 2 2 1 1 1 3 3 3 0 2 4 0 0 0 1 23 38
17 4 1 1 2 1 2 1 3 0 0 2 2 0 0 1 20 33
18 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 0 0 1 21 35
19 2 2 2 2 2 2 0 2 0 0 2 2 0 0 1 19 32
20 1 2 2 1 0 1 0 1 2 0 1 2 0 1 0 14 23
21 2 1 1 2 1 3 2 1 3 0 2 2 0 0 1 21 35
22 1 1 0 2 0 2 2 0 0 1 1 0 0 0 1 11 18
23 1 3 2 2 0 2 2 2 1 2 2 2 0 1 0 22 37
24 2 2 1 2 1 2 2 3 1 3 1 0 0 1 1 22 37
25 2 3 1 2 1 2 2 2 2 2 1 0 0 2 0 22 37
215
26 2 0 1 2 1 2 0 1 2 1 2 2 0 0 0 16 27
27 0 1 2 3 0 3 0 1 1 1 2 1 0 0 0 15 25
28 0 2 1 2 1 3 2 2 1 0 2 0 0 0 1 17 28
29 2 0 3 2 0 1 0 2 1 1 1 2 0 0 0 15 25
30 3 2 1 1 1 2 2 3 1 1 1 3 0 2 0 23 38
31 3 3 1 0 0 1 2 3 1 1 2 3 0 2 0 22 37
32 3 2 2 2 1 1 4 2 2 1 1 2 0 0 0 23 38
33 3 1 1 2 1 3 2 1 0 0 1 0 0 0 1 16 27
34 2 0 2 2 1 2 2 2 2 1 3 2 0 0 1 22 37
Skor Total 71 50 44 60 25 70 50 63 37 30 63 34 0 14 17
52.2 36.7 32.3 44.1 18.3 51.4 36.7 46.3 27.2 22.0 46.3 10.2
Persentase 1 6 5 2 8 7 6 2 1 6 2 25 0 9 12.5
1. Kelompok Kontrol
Posttest
Subjek Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 0 0 0 3 2 2 1 2 2 2 2 3 4 4 3 30 50
2 4 2 1 3 4 3 3 2 2 1 2 2 0 0 4 33 55
3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 4 3 3 4 39 65
4 2 2 1 3 2 3 3 2 2 2 2 4 3 3 1 35 58
5 2 1 3 2 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 44 73
6 3 2 3 3 3 3 3 2 2 0 3 0 4 4 4 39 65
7 4 2 1 3 3 2 3 1 2 1 2 4 3 3 4 38 63
8 2 3 2 3 2 1 3 1 2 3 2 4 0 3 4 35 58
9 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 1 3 4 39 65
10 2 2 3 3 3 2 4 1 4 2 2 0 4 3 0 35 58
11 2 1 3 3 2 3 4 2 3 2 4 0 0 3 1 33 55
12 4 2 1 3 3 3 3 2 2 1 3 2 0 3 4 36 60
13 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 3 4 3 47 78
14 3 3 0 2 1 4 3 1 2 1 3 4 0 2 4 33 55
15 3 2 3 3 2 3 3 2 3 4 2 3 0 4 4 41 68
16 3 3 1 3 1 1 1 2 3 3 1 1 4 4 3 34 57
17 2 2 2 2 1 3 3 2 3 3 3 1 4 3 3 37 62
18 3 2 2 3 3 2 4 2 4 4 3 3 0 3 3 41 68
19 2 2 2 3 2 2 4 2 2 3 2 4 4 3 4 41 68
20 4 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 1 0 3 4 36 60
217
21 2 3 3 3 3 2 4 3 4 4 2 4 4 3 4 48 80
22 3 2 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 50 83
23 0 3 4 3 2 2 3 2 2 4 2 3 4 0 0 34 57
24 3 2 1 2 1 2 3 2 1 2 2 1 3 4 4 33 55
25 0 3 1 3 1 1 3 2 4 4 2 1 4 4 3 36 60
26 3 2 2 4 3 3 3 2 3 4 2 2 0 3 4 40 67
27 4 2 1 0 2 2 3 2 2 2 2 0 0 4 4 30 50
28 2 2 3 2 1 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 44 73
29 2 3 2 3 4 2 4 2 4 4 3 3 4 4 4 48 80
30 2 2 2 3 2 2 3 2 4 4 2 3 4 2 0 37 62
31 3 4 2 3 1 2 1 2 2 2 2 1 3 3 4 35 58
32 2 1 3 4 3 2 4 2 4 4 2 3 0 3 4 41 68
33 3 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 3 4 4 4 35 58
34 3 4 3 4 3 4 4 2 4 4 3 2 0 3 4 47 78
Skor Total 86 76 68 97 76 84 105 68 95 92 84 80 76 107 110
Persentase 63.24 55.88 50 71.32 55.88 61.76 77.21 50 69.85 67.65 61.76 58.82 55.88 78.68 80.88
Posttest
Subjek Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 4 2 4 4 3 3 1 3 4 3 3 4 3 2 4 47 78
2 3 2 2 3 0 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 42 70
3 4 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 50 83
4 4 1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 48 80
5 4 2 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 2 4 4 49 82
6 3 2 1 3 3 2 4 3 4 3 3 3 1 4 4 43 72
7 3 1 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 44 73
8 4 2 2 4 3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 50 83
9 3 2 2 3 2 3 1 3 1 2 3 3 3 1 4 36 60
10 3 2 2 4 3 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4 49 82
11 4 3 3 4 3 3 1 3 2 4 4 4 4 2 3 47 78
12 4 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 4 3 4 4 49 82
13 4 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 51 85
14 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 53 88
15 3 2 3 4 2 2 2 3 2 3 2 3 4 4 4 43 72
16 4 2 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 53 88
17 4 3 2 4 4 2 4 3 2 4 3 4 4 2 4 49 82
18 3 2 1 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 48 80
19 4 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 52 87
20 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 49 82
21 3 1 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 49 82
22 4 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 4 2 4 3 46 77
23 3 2 2 4 2 2 2 3 4 3 2 4 4 4 4 45 75
24 4 2 2 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 48 80
25 4 4 2 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 53 88
219
26 1 1 2 3 2 3 2 2 2 2 3 4 4 4 4 39 65
27 4 1 2 4 2 2 0 3 3 3 3 4 4 4 4 43 72
28 4 3 2 4 2 2 4 3 3 4 3 3 4 3 4 48 80
29 4 3 4 4 1 3 0 2 2 4 4 4 4 2 4 45 75
30 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 4 3 1 4 4 41 68
31 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 53 88
32 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 53 88
33 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 49 82
34 4 2 2 4 2 1 2 3 4 3 3 4 4 4 4 46 77
Skor Total 123 76 88 126 89 89 97 99 103 110 111 130 120 121 128
Persentase 90.44 55.88 64.71 92.65 65.44 65.44 71.32 72.79 75.74 80.88 81.62 95.59 88.24 88.97 94.12
Lampiran 12
Nilai Pretest
15 20 23 23 25 25 27 27 27 28 28 28 28 28 32 32 32
32 33 33 35 35 37 37 38 38 40 40 40 40 40 42 47 47
1. Deskripsi Data
a. Banyaknya data (n) : 34
b. Data Terbesar (Nmaks) : 47
c. Data Terkecil (Nmin) : 15
2. Banyaknya kelas interval (K)
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 34
K = 1 + 3,3 (1,53)
K = 1 + 5,049
K = 6,049
K = 6 atau K = 7
3. Rentangan (R)
R = data terbesar data terkecil
R = 47-15
R = 32
4. Panjang Kelas Interval (P)
P=
P=
P = 5, 33 = 5
Atau
P=
P= = 4,57 = 5
6. Mean =
=
= 32,73
7. Median
Md = b+p [ ]
= 29,5 + 5 (
= 29,5 + 5 (0,5)
= 29,5 + 2,5 = 32
Median data pretest kelompok kontrol berkisar di angka atau nilai 32.
8. Modus
Mo = b+p [ ]
= 24,5 + 5 (
= 24,5 + 5 (0,64)
Lampiran 13
Nilai Pretest
15 18 20 23 23 25 25 27 27 27 28 28 28 30 30 30 32
32 32 33 33 35 35 35 37 37 37 37 37 38 38 38 38 38
1. Deskripsi Data
a. Banyaknya data (n) : 34
b. Data Terbesar (Nmaks) : 38
c. Data Terkecil (Nmin) : 15
2. Banyaknya kelas interval (K)
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 34
K = 1 + 3,3 (1,53)
K = 1 + 5,049
K = 6,049
K = 6 atau K = 7
3. Rentangan (R)
R = data terbesar data terkecil
R = 38-15
R = 23
4. Panjang Kelas Interval (P)
P = atau P =
P= P=
P = 3,8=4 P = 3,3=3
Yang digunakan adalah P =4 dengan K =6
224
5. Tabel Distribusi
6. Mean=
7. Median
Md = b+p [ ]
= 30,5 + 4 (
= 30,5 + 4(0,2)
= 30,5 + 0,8
= 31,3 (dibulatkan menjadi 31)
Median data pretest kelompok eksperimen berkisar di angka atau nilai 31.
8. Modus
Mo = b+p [ ]
= 34,5 + 4(
= 34,5 + 4 (1)
= 38,5 (dibulatkan menjadi 38)
Modus data pretest kelompok eksperimen berkisar pada nilai 38.
225
Lampiran 14
Nilai Posttest
50 50 55 55 55 55 57 57 58 58 58 58 58 60 60 60 62
62 63 65 65 65 67 68 68 68 68 73 73 78 78 80 80 83
1. Deskripsi Data
a. Banyaknya data (n) : 34
b. Data Terbesar (Nmaks) : 83
c. Data Terkecil (Nmin) : 50
2. Banyaknya kelas interval (K)
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 34
K = 1 + 3,3 (1,53)
K = 1 + 5,049 = 6,049
K = 6 atau K = 7
3. Rentangan (R)
R = data terbesar data terkecil
R = 83-50
R = 33
4. Panjang Kelas Interval (P)
P=
P= = 5,5 = 6
Atau
P=
P= = 4,7 = 5
5. Tabel Distribusi
6. Mean=
= = 64,20
7. Median
Md = b+p [ ]
= 59,5 + 5 (
= 59,5 + 5 (0,67)
= 59,5 + 3,35
= 62,85 (dibulatkan menjadi 63)
Median data posttest kelompok kontrol berkisar di angka atau nilai 63.
8. Modus
Mo = b+p [ ]
= 54,5 + 5 (
= 54,5 + 5 (0,64)
= 54,5 + 3,2
= 57,7 = 58
Lampiran 15
Nilai Posttest
60 65 68 72 72 72 72 73 75 75 77 77 78 78 80 80 80
80 82 82 82 82 82 82 82 83 83 85 87 88 88 88 88 88
1. Deskripsi Data
a. Banyaknya data (n) : 34
b. Data Terbesar (Nmaks) : 88
c. Data Terkecil (Nmin) : 60
2. Banyaknya kelas interval (K)
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 34
K = 1 + 3,3 (1,53)
K = 1 + 5,049 = 6,049
K = 6 atau K = 7
3. Rentangan (R)
R = data terbesar data terkecil
R = 88-60
R = 28
4. Panjang Kelas Interval (P)
P = atau P =
P= P=
P = 4,7 = 5 P=4
Yang digunakan adalah P =5 dengan K =6
228
5. Tabel Distribusi
6. Mean=
= = 79,2
7. Median
Md = b+p [ ]
= 79,5 + 5 (
= 79,5 + 5(0,23)
= 79,5 + 1,15
8. Modus
Mo = b+p [ ]
= 79,5 + 5 (
= 79,5 + 5 (0,53)
= 79,5 + 2,65 = 82,15 (dibulatkan menjadi 82)
Modus data posttest kelompok eksperimen berkisar pada nilai 82.
229
Lampiran 16
Frekuensi
No Xi Xi- Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
Kum
1 15 225 32.412 -17.412 1 -2.323 0.01 0.029 -0.019
2 20 400 32.412 -12.412 2 -1.656 0.049 0.059 -0.01
3 23 529 32.412 -9.4118 -1.256 0.105 0.118 -0.013
4
4 23 529 32.412 -9.4118 -1.256 0.105 0.118 -0.013
5 25 625 32.412 -7.4118 -0.989 0.161 0.176 -0.015
6
6 25 625 32.412 -7.4118 -0.989 0.161 0.176 -0.015
7 27 729 32.412 -5.4118 -0.722 0.235 0.265 -0.03
8 27 729 32.412 -5.4118 9 -0.722 0.235 0.265 -0.03
9 27 729 32.412 -5.4118 -0.722 0.235 0.265 -0.03
10 28 784 32.412 -4.4118 -0.589 0.278 0.412 -0.134
11 28 784 32.412 -4.4118 -0.589 0.278 0.412 -0.134
12 28 784 32.412 -4.4118 14 -0.589 0.278 0.412 -0.134
13 28 784 32.412 -4.4118 -0.589 0.278 0.412 -0.134
14 28 784 32.412 -4.4118 -0.589 0.278 0.412 -0.134
15 32 1024 32.412 -0.4118 -0.055 0.478 0.529 -0.051
16 32 1024 32.412 -0.4118 -0.055 0.478 0.529 -0.051
18
17 32 1024 32.412 -0.4118 -0.055 0.478 0.529 -0.051
18 32 1024 32.412 -0.4118 -0.055 0.478 0.529 -0.051
19 33 1089 32.412 0.58824 0.0785 0.531 0.588 -0.057
20
20 33 1089 32.412 0.58824 0.0785 0.531 0.588 -0.057
21 35 1225 32.412 2.58824 0.3453 0.635 0.647 -0.012
22
22 35 1225 32.412 2.58824 0.3453 0.635 0.647 -0.012
23 37 1369 32.412 4.58824 0.6121 0.73 0.706 0.0239
24
24 37 1369 32.412 4.58824 0.6121 0.73 0.706 0.0239
25 38 1444 32.412 5.58824 0.7455 0.772 0.765 0.0073
26
26 38 1444 32.412 5.58824 0.7455 0.772 0.765 0.0073
27 40 1600 32.412 7.58824 1.0123 0.844 0.912 -0.067
28 40 1600 32.412 7.58824 1.0123 0.844 0.912 -0.067
29 40 1600 32.412 7.58824 31 1.0123 0.844 0.912 -0.067
30 40 1600 32.412 7.58824 1.0123 0.844 0.912 -0.067
31 40 1600 32.412 7.58824 1.0123 0.844 0.912 -0.067
32 42 1764 32.412 9.58824 32 1.2791 0.9 0.941 -0.042
33 47 2209 32.412 14.5882 1.9462 0.974 1 -0.026
34
34 47 2209 32.412 14.5882 1.9462 0.974 1 -0.026
Jumlah 1102 37572
32.41
1105.1
Std.
7.496 56.189
Deviasi
230
Setelah melakukan perhitungan data seperti diatas, maka dapat ditentukan nilai L0. L0
merupakan harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak F(Zi)-S(Zi).
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai |F(Zi)-S(Zi)|terbesar.
Lhitung = -0.134
2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.
0,886
Ltabel = 0,886 = = 0,152
34 5,83
Uji normalitas dengan uji Liliefors menunjukan bahwa Lhit Ltabel (0,134 < 0,152). Ltabel
didapat dari (0,886/ dengan derajat signifikan 95%. Maka dapat disimpulkan data
tersebut terdistribusi normal.
231
Lampiran 17
Frekuensi
No Xi Xi- Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
Kum
1 15 225 30.765 -15.765 1 -2.506 0.006 0.029 -0.023
2 18 324 30.765 -12.765 2 -2.029 0.021 0.059 -0.038
3 20 400 30.765 -10.765 3 -1.711 0.044 0.088 -0.045
4 23 529 30.765 -7.7647 -1.234 0.109 0.147 -0.038
5
5 23 529 30.765 -7.7647 -1.234 0.109 0.147 -0.038
6 25 625 30.765 -5.7647 -0.916 0.18 0.206 -0.026
7
7 25 625 30.765 -5.7647 -0.916 0.18 0.206 -0.026
8 27 729 30.765 -3.7647 -0.598 0.275 0.294 -0.019
9 27 729 30.765 -3.7647 10 -0.598 0.275 0.294 -0.019
10 27 729 30.765 -3.7647 -0.598 0.275 0.294 -0.019
11 28 784 30.765 -2.7647 -0.439 0.33 0.382 -0.052
12 28 784 30.765 -2.7647 13 -0.439 0.33 0.382 -0.052
13 28 784 30.765 -2.7647 -0.439 0.33 0.382 -0.052
14 30 900 30.765 -0.7647 -0.122 0.452 0.471 -0.019
15 30 900 30.765 -0.7647 16 -0.122 0.452 0.471 -0.019
16 30 900 30.765 -0.7647 -0.122 0.452 0.471 -0.019
17 32 1024 30.765 1.23529 0.1964 0.578 0.559 0.019
18 32 1024 30.765 1.23529 19 0.1964 0.578 0.559 0.019
19 32 1024 30.765 1.23529 0.1964 0.578 0.559 0.019
20 33 1089 30.765 2.23529 0.3553 0.639 0.618 0.0212
21
21 33 1089 30.765 2.23529 0.3553 0.639 0.618 0.0212
22 35 1225 30.765 4.23529 0.6732 0.75 0.706 0.0437
23 35 1225 30.765 4.23529 24 0.6732 0.75 0.706 0.0437
24 35 1225 30.765 4.23529 0.6732 0.75 0.706 0.0437
25 37 1369 30.765 6.23529 0.9911 0.839 0.853 -0.014
26 37 1369 30.765 6.23529 0.9911 0.839 0.853 -0.014
27 37 1369 30.765 6.23529 29 0.9911 0.839 0.853 -0.014
28 37 1369 30.765 6.23529 0.9911 0.839 0.853 -0.014
29 37 1369 30.765 6.23529 0.9911 0.839 0.853 -0.014
30 38 1444 30.765 7.23529 1.1501 0.875 1 -0.125
31 38 1444 30.765 7.23529 1.1501 0.875 1 -0.125
32 38 1444 30.765 7.23529 34 1.1501 0.875 1 -0.125
33 38 1444 30.765 7.23529 1.1501 0.875 1 -0.125
34 38 1444 30.765 7.23529 1.1501 0.875 1 -0.125
Jumlah 1046 33486
30.76 984.88
Std.
Deviasi 6.291
232
Setelah melakukan perhitungan data seperti diatas, maka dapat ditentukan nilai L0. L0
merupakan harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak F(Zi)-S(Zi).
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai |F(Zi)-S(Zi)| terbesar.
Lhitung = -0.125
2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.
0,886
Ltabel = 0,886 = = 0,152
34 5,83
Uji normalitas dengan uji Liliefors menunjukan bahwa Lhit Ltabel (0,125 <0,152). Ltabel
didapat dari (0,886/ dengan derajat signifikan 95%. Maka dapat disimpulkan data
tersebut terdistribusi normal.
233
Lampiran 18
Frekuensi
No Xi Xi- Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
Kum
1 50 2500 63.824 -13.82 -1.572 0.058 0.059 -0.0008
2
2 50 2500 63.824 -13.82 -1.572 0.058 0.059 -0.0008
3 55 3025 63.824 -8.824 -1.003 0.1579 0.176 -0.0186
4 55 3025 63.824 -8.824 -1.003 0.1579 0.176 -0.0186
6
5 55 3025 63.824 -8.824 -1.003 0.1579 0.176 -0.0186
6 55 3025 63.824 -8.824 -1.003 0.1579 0.176 -0.0186
7 57 3249 63.824 -6.824 -0.776 0.2189 0.235 -0.0164
8
8 57 3249 63.824 -6.824 -0.776 0.2189 0.235 -0.0164
9 58 3364 63.824 -5.824 -0.662 0.254 0.382 -0.1284
10 58 3364 63.824 -5.824 -0.662 0.254 0.382 -0.1284
11 58 3364 63.824 -5.824 13 -0.662 0.254 0.382 -0.1284
12 58 3364 63.824 -5.824 -0.662 0.254 0.382 -0.1284
13 58 3364 63.824 -5.824 -0.662 0.254 0.382 -0.1284
14 60 3600 63.824 -3.824 -0.435 0.3319 0.471 -0.1387
15 60 3600 63.824 -3.824 16 -0.435 0.3319 0.471 -0.1387
16 60 3600 63.824 -3.824 -0.435 0.3319 0.471 -0.1387
17 62 3844 63.824 -1.824 -0.207 0.4179 0.529 -0.1115
18
18 62 3844 63.824 -1.824 -0.207 0.4179 0.529 -0.1115
19 63 3969 63.824 -0.824 19 -0.094 0.4627 0.559 -0.0961
20 65 4225 63.824 1.1765 0.1338 0.5532 0.647 -0.0939
21 65 4225 63.824 1.1765 22 0.1338 0.5532 0.647 -0.0939
22 65 4225 63.824 1.1765 0.1338 0.5532 0.647 -0.0939
23 67 4489 63.824 3.1765 23 0.3611 0.641 0.676 -0.0355
24 68 4624 63.824 4.1765 0.4748 0.6825 0.794 -0.1116
25 68 4624 63.824 4.1765 0.4748 0.6825 0.794 -0.1116
27
26 68 4624 63.824 4.1765 0.4748 0.6825 0.794 -0.1116
27 68 4624 63.824 4.1765 0.4748 0.6825 0.794 -0.1116
28 73 5329 63.824 9.1765 1.0433 0.8516 0.853 -0.0013
29
29 73 5329 63.824 9.1765 1.0433 0.8516 0.853 -0.0013
30 78 6084 63.824 14.176 1.6118 0.9465 0.912 0.0347
31
31 78 6084 63.824 14.176 1.6118 0.9465 0.912 0.0347
32 80 6400 63.824 16.176 1.8392 0.9671 0.971 -0.0035
33
33 80 6400 63.824 16.176 1.8392 0.9671 0.971 -0.0035
34 83 6889 63.824 19.176 34 2.1802 0.9854 1 -0.0146
Jumlah 2170 141050
63.82 4148.5
Std.
8.796
Deviasi
234
Setelah melakukan perhitungan data seperti diatas, maka dapat ditentukan nilai L0. L0
merupakan harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak F(Zi)-S(Zi).
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai |F(Zi)-S(Zi)|terbesar.
0,886
Ltabel = 0,886 = = 0,152
34 5,83
Uji normalitas dengan uji Liliefors menunjukan bahwa Lhit Ltabel (0,139 <0,152). Ltabel
didapat dari (0,886/ dengan derajat signifikan 95%. Maka dapat disimpulkan data
tersebut terdistribusi normal.
235
Lampiran 19
Frek
No Xi Xi- Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
Kum
1 60 3600 79 -19 1 -2.767 0.0028 0.029 -0.027
2 65 4225 79 -14 2 -2.0388 0.0207 0.059 -0.038
3 68 4624 79 -11 3 -1.6019 0.0546 0.088 -0.034
4 72 5184 79 -7 -1.0194 0.154 0.206 -0.052
5 72 5184 79 -7 -1.0194 0.154 0.206 -0.052
7
6 72 5184 79 -7 -1.0194 0.154 0.206 -0.052
7 72 5184 79 -7 -1.0194 0.154 0.206 -0.052
8 73 5329 79 -6 8 -0.8738 0.1911 0.235 -0.044
9 75 5625 79 -4 -0.5825 0.2801 0.294 -0.014
10
10 75 5625 79 -4 -0.5825 0.2801 0.294 -0.014
11 77 5929 79 -2 -0.2913 0.3854 0.353 0.0325
12
12 77 5929 79 -2 -0.2913 0.3854 0.353 0.0325
13 78 6084 79 -1 -0.1456 0.4421 0.412 0.0303
14
14 78 6084 79 -1 -0.1456 0.4421 0.412 0.0303
15 80 6400 79 1 0.14563 0.5579 0.529 0.0285
16 80 6400 79 1 0.14563 0.5579 0.529 0.0285
18
17 80 6400 79 1 0.14563 0.5579 0.529 0.0285
18 80 6400 79 1 0.14563 0.5579 0.529 0.0285
19 82 6724 79 3 0.43689 0.6689 0.735 -0.066
20 82 6724 79 3 0.43689 0.6689 0.735 -0.066
21 82 6724 79 3 0.43689 0.6689 0.735 -0.066
22 82 6724 79 3 25 0.43689 0.6689 0.735 -0.066
23 82 6724 79 3 0.43689 0.6689 0.735 -0.066
24 82 6724 79 3 0.43689 0.6689 0.735 -0.066
25 82 6724 79 3 0.43689 0.6689 0.735 -0.066
26 83 6889 79 4 0.58252 0.7199 0.794 -0.074
27
27 83 6889 79 4 0.58252 0.7199 0.794 -0.074
28 85 7225 79 6 28 0.87378 0.8089 0.824 -0.015
29 87 7569 79 8 29 1.16504 0.878 0.853 0.0251
30 88 7744 79 9 1.31067 0.905 1 -0.095
31 88 7744 79 9 1.31067 0.905 1 -0.095
32 88 7744 79 9 34 1.31067 0.905 1 -0.095
33 88 7744 79 9 1.31067 0.905 1 -0.095
34 88 7744 79 9 1.31067 0.905 1 -0.095
Jumlah 2686 213750
79 6286.8
Std.
6.867
Deviasi
236
Setelah melakukan perhitungan data seperti diatas, maka dapat ditentukan nilai L0. L0
merupakan harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak F(Zi)-S(Zi).
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai |F(Zi)-S(Zi)|terbesar.
Lhitung = -0.095
2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.
0,886
Ltabel = 0,886 = = 0,152
34 5,83
Uji normalitas dengan uji Liliefors menunjukan bahwa Lhit Ltabel (0.095 <0,152). Ltabel
didapat dari (0,886/ dengan derajat signifikan 95%. Maka dapat disimpulkan data
tersebut terdistribusi normal.
237
Lampiran 20
= 35,0944 = 35,10
= 59,2914 = 59,30
238
Lampiran 21
= 42,71
= 71,50
239
Lampiran 22
1) Hipotesis:
H1 : Terdapat perbedaan antara varians data 1 dan varians data 2
H0 : Tidak terdapat perbedaan antara varians data 1 dan varians data 2 .
2) Hipotesis Statistik:
H1:
H0 :
3) Menghitung Fhitung:
F=
= = 1,6894 = 1,69
4) Menghitung Ftabel:
Taraf signifikasi ( ) = 0,10
Ftabel = F1/2 ((dk varian terbesar (n) 1), (dk varian terkecil (n) 1))
Lampiran 23
Uji Homogenitas Data Posttest
1) Hipotesis:
H1 : Terdapat perbedaan antara varians data 1 dan varians data 2
H0 : Tidak terdapat perbedaan antara varians data 1 dan varians data 2 .
2) Hipotesis Statistik:
H1:
H0 :
3) Menghitung Fhitung:
F=
= = 1,6740 = 1,67
4) Menghitung Ftabel:
Taraf signifikasi ( ) = 0,10
Ftabel = F1/2 ((dk varian terbesar (n) 1), (dk varian terkecil (n) 1))
Lampiran 24
1) Hipotesis:
H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelompok
eksperimen dengan siswa kelompok kontrol
2) Hipotesis statistik:
H0 :
H1:
3) Uji statistik:
thitung = ( ) ( )
=
=
( ) ( )
=
=
= =
=
=
= 1,206
= 1,21 = = 6,87
242
4) Menghitung ttabel:
Taraf signifikasi ( ) = 0,05
db = n1 + n2 2
= 34 + 34 2
= 66
Dengan menggunakan tabel nilai kritis distribusi t didapat t(0,05;66) = 1,99
5) Kriteria pengujian:
Karena hipotesis bersifat dua arah sehingga,
H0 diterima jikathitung< ttabel
H0 ditolak jikathitung > ttabel
6) Pengujian H0:
Ternyata 1,21 <1,99 atau thitung <ttabel, sehingga H0 diterima.
7) Kesimpulan:
H0 yang berbunyi: Tidak terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelompok
eksperimen dengan siswa kelompok kontrol, diterima. Hipotesis menunjukan
bahwa kedua kelompok baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
memiliki kemampuan yang sama, maka kelompok eksperimen dan kontrol dapat
dilanjutkan pada pemberian tindakan atau treatment.
243
Lampiran 25
1) Hipotesis:
H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap
kompetensi sains siswa pada materi laju reaksi.
H1 : Terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kompetensi
sains siswa pada materi laju reaksi.
2) Hipotesis statistik:
H0 :
H1:
3) Uji statistik:
( ) ( )
=
thitung =
( ) ( )
=
=
=
=
= =
= = = 7,5567 = 7,56
= 8,27
244
4) Menghitung ttabel:
Taraf signifikasi ( ) = 0,05
db = n1 + n2 2
= 34 + 34 2
= 66
Dengan menggunakan tabel nilai kritis distribusi t didapat t(0,05;66) = 1,99
5) Kriteria pengujian:
Karena hipotesis bersifat dua arah sehingga,
H0 diterima jikathitung< ttabel
H0 ditolak jikathitung > ttabel
6) Pengujian H0:
Ternyata 8,27>1,99 atau thitung >ttabel, sehingga H0 ditolak.
7) Kesimpulan:
H0 yang berbunyi: Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah
terhadap kompetensi sains siswa pada materi laju reaksi,
ditolak. Dengan demikian penelitian ini menunjukan bahwa model pembelajaran
berbasis masalah memberikan pengaruh yang positif terhadap kompetensi sains
siswa pada materi laju reaksi.
Lamp. 26.Data validitas dede FIX 2
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 69,63
Simpang Baku= 8,63
KorelasiXY= 0,25
Reliabilitas Tes= 0,40
Nama berkas: G:\ANATES DEDE\DATA VALIDITAS DEDE FITRIANI.AUR
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 7 Devi Puspita 39 40 79
2 11 Erina Kartika 38 40 78
3 14 Indah Mutiara 42 36 78
4 19 Naufa Dea 41 37 78
5 10 Monika 36 41 77
6 15 Fikri Dian Pe... 44 33 77
7 1 Desya Widias 37 39 76
8 2 Lia Lisnawati 35 41 76
9 3 Maryanto 36 40 76
10 4 Evita Gabriella 42 34 76
11 5 Nadya L. M 40 36 76
12 13 Desti N. 36 40 76
13 12 Rizka 35 40 75
14 6 Rizky Chandra... 44 29 73
15 8 Dendra Prawijaya 41 32 73
16 22 Dzaky Rizal 41 32 73
17 18 Taufik Hidayat 38 34 72
18 9 Fajar 39 32 71
19 20 Fantio Isdeo 34 35 69
20 29 Haliza 35 34 69
21 16 Fitriah 30 37 67
22 24 Nahda Salsabila 33 34 67
23 23 Bella Malika 31 33 64
24 21 Rian Tineges 28 35 63
25 27 Gumilang Wica... 32 28 60
26 17 Afif Rizal 31 26 57
27 25 Elza Mahfuzoh 20 36 56
28 28 Adrian 26 29 55
29 26 Novitasari 26 26 52
30 30 M. Akbar Ramli 20 30 50
Kelompok Unggul
Nama berkas: G:\ANATES DEDE\DATA VALIDITAS DEDE FITRIANI.AUR
1 2 3 4 5
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5
1 7 Devi Puspita 79 3 1 1 2 2
2 11 Erina Kartika 78 3 2 1 2 1
3 14 Indah Mutiara 78 3 2 2 3 1
4 19 Naufa Dea 78 4 1 2 2 2
5 10 Monika 77 4 2 1 4 2
6 15 Fikri Dian Pe... 77 4 0 3 3 2
7 1 Desya Widias 76 3 1 2 2 1
8 2 Lia Lisnawati 76 1 1 2 3 2
Rata2 Skor 3,13 1,25 1,75 2,63 1,63
Simpang Baku 0,99 0,71 0,71 0,74 0,52
6 7 8 9 10
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10
1 7 Devi Puspita 79 1 3 1 1 2
2 11 Erina Kartika 78 2 2 0 0 3
3 14 Indah Mutiara 78 1 1 1 3 3
Page 1
Lamp. 26.Data validitas dede FIX 2
4 19 Naufa Dea 78 3 2 3 1 2
5 10 Monika 77 1 0 1 1 3
6 15 Fikri Dian Pe... 77 3 2 1 2 2
7 1 Desya Widias 76 2 3 1 2 3
8 2 Lia Lisnawati 76 2 1 1 1 2
Rata2 Skor 1,88 1,75 1,13 1,38 2,50
Simpang Baku 0,83 1,04 0,83 0,92 0,53
11 12 13 14 15
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14 15
1 7 Devi Puspita 79 2 2 1 1 3
2 11 Erina Kartika 78 2 1 3 1 4
3 14 Indah Mutiara 78 2 2 3 2 4
4 19 Naufa Dea 78 2 2 2 2 2
5 10 Monika 77 2 2 2 1 3
6 15 Fikri Dian Pe... 77 1 2 1 2 2
7 1 Desya Widias 76 1 2 2 1 2
8 2 Lia Lisnawati 76 1 2 2 1 4
Rata2 Skor 1,63 1,88 2,00 1,38 3,00
Simpang Baku 0,52 0,35 0,76 0,52 0,93
16 17 18 19 20
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 16 17 18 19 20
1 7 Devi Puspita 79 2 3 2 2 2
2 11 Erina Kartika 78 1 2 1 1 3
3 14 Indah Mutiara 78 3 2 2 1 3
4 19 Naufa Dea 78 3 3 2 1 2
5 10 Monika 77 3 4 3 2 3
6 15 Fikri Dian Pe... 77 2 3 2 1 2
7 1 Desya Widias 76 2 4 2 1 3
8 2 Lia Lisnawati 76 2 3 2 1 1
Rata2 Skor 2,25 3,00 2,00 1,25 2,38
Simpang Baku 0,71 0,76 0,53 0,46 0,74
21 22 23 24 25
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 21 22 23 24 25
1 7 Devi Puspita 79 2 1 1 1 3
2 11 Erina Kartika 78 1 1 1 1 2
3 14 Indah Mutiara 78 1 1 0 1 0
4 19 Naufa Dea 78 2 1 1 2 0
5 10 Monika 77 3 1 1 1 3
6 15 Fikri Dian Pe... 77 3 1 1 1 1
7 1 Desya Widias 76 3 1 1 2 2
8 2 Lia Lisnawati 76 1 1 2 2 3
Rata2 Skor 2,00 1,00 1,00 1,38 1,75
Simpang Baku 0,93 0,00 0,53 0,52 1,28
26 27 28 29 30
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 26 27 28 29 30
1 7 Devi Puspita 79 2 2 2 1 3
2 11 Erina Kartika 78 3 3 3 2 2
3 14 Indah Mutiara 78 2 2 2 2 1
4 19 Naufa Dea 78 0 4 1 3 2
5 10 Monika 77 3 2 2 1 3
6 15 Fikri Dian Pe... 77 1 2 1 3 3
7 1 Desya Widias 76 2 2 2 1 2
8 2 Lia Lisnawati 76 2 2 2 1 3
Rata2 Skor 1,88 2,38 1,88 1,75 2,38
Simpang Baku 0,99 0,74 0,64 0,89 0,74
31 32 33 34 35
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 31 32 33 34 35
1 7 Devi Puspita 79 3 2 0 3 2
Page 2
Lamp. 26.Data validitas dede FIX 2
2 11 Erina Kartika 78 2 3 1 3 2
3 14 Indah Mutiara 78 3 2 3 1 2
4 19 Naufa Dea 78 3 3 1 2 3
5 10 Monika 77 3 2 0 3 2
6 15 Fikri Dian Pe... 77 2 2 3 3 4
7 1 Desya Widias 76 2 3 0 2 1
8 2 Lia Lisnawati 76 3 1 0 3 2
Rata2 Skor 2,63 2,25 1,00 2,50 2,25
Simpang Baku 0,52 0,71 1,31 0,76 0,89
36 37 38 39 40
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40
1 7 Devi Puspita 79 4 2 2 3 3
2 11 Erina Kartika 78 4 2 2 2 3
3 14 Indah Mutiara 78 2 2 1 3 3
4 19 Naufa Dea 78 1 2 2 1 1
5 10 Monika 77 3 0 0 0 0
6 15 Fikri Dian Pe... 77 0 3 2 1 0
7 1 Desya Widias 76 2 2 1 2 3
8 2 Lia Lisnawati 76 4 1 3 3 2
Rata2 Skor 2,50 1,75 1,63 1,88 1,88
Simpang Baku 1,51 0,89 0,92 1,13 1,36
Kelompok Asor
Nama berkas: G:\ANATES DEDE\DATA VALIDITAS DEDE FITRIANI.AUR
1 2 3 4 5
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5
1 23 Bella Malika 64 2 2 1 2 2
2 21 Rian Tineges 63 2 3 1 1 2
3 27 Gumilang Wica... 60 2 3 1 2 2
4 17 Afif Rizal 57 2 0 1 1 1
5 25 Elza Mahfuzoh 56 1 2 1 1 0
6 28 Adrian 55 2 4 0 1 1
7 26 Novitasari 52 2 2 2 2 1
8 30 M. Akbar Ramli 50 2 2 0 1 0
Rata2 Skor 1,88 2,25 0,88 1,38 1,13
Simpang Baku 0,35 1,16 0,64 0,52 0,83
6 7 8 9 10
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10
1 23 Bella Malika 64 1 1 3 0 3
2 21 Rian Tineges 63 0 1 3 2 2
3 27 Gumilang Wica... 60 0 3 4 1 1
4 17 Afif Rizal 57 1 1 2 1 0
5 25 Elza Mahfuzoh 56 1 1 3 1 2
6 28 Adrian 55 2 1 4 0 2
7 26 Novitasari 52 0 3 1 0 1
8 30 M. Akbar Ramli 50 1 0 4 1 2
Rata2 Skor 0,75 1,38 3,00 0,75 1,63
Simpang Baku 0,71 1,06 1,07 0,71 0,92
11 12 13 14 15
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14 15
1 23 Bella Malika 64 3 2 1 2 0
2 21 Rian Tineges 63 1 0 1 1 1
3 27 Gumilang Wica... 60 0 1 0 1 4
4 17 Afif Rizal 57 1 2 3 1 2
5 25 Elza Mahfuzoh 56 0 1 1 0 1
6 28 Adrian 55 1 0 1 2 1
7 26 Novitasari 52 2 1 2 2 1
8 30 M. Akbar Ramli 50 1 2 0 1 0
Rata2 Skor 1,13 1,13 1,13 1,25 1,25
Page 3
Lamp. 26.Data validitas dede FIX 2
Simpang Baku 0,99 0,83 0,99 0,71 1,28
16 17 18 19 20
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 16 17 18 19 20
1 23 Bella Malika 64 0 2 0 0 2
2 21 Rian Tineges 63 4 3 2 1 2
3 27 Gumilang Wica... 60 3 3 2 0 1
4 17 Afif Rizal 57 3 2 1 1 4
5 25 Elza Mahfuzoh 56 2 1 4 0 2
6 28 Adrian 55 3 4 3 1 0
7 26 Novitasari 52 2 2 3 1 1
8 30 M. Akbar Ramli 50 0 1 3 2 0
Rata2 Skor 2,13 2,25 2,25 0,75 1,50
Simpang Baku 1,46 1,04 1,28 0,71 1,31
21 22 23 24 25
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 21 22 23 24 25
1 23 Bella Malika 64 2 1 3 4 1
2 21 Rian Tineges 63 0 1 4 2 1
3 27 Gumilang Wica... 60 0 0 3 1 0
4 17 Afif Rizal 57 1 1 2 2 0
5 25 Elza Mahfuzoh 56 1 1 3 3 1
6 28 Adrian 55 2 1 4 2 1
7 26 Novitasari 52 0 0 3 1 1
8 30 M. Akbar Ramli 50 3 2 4 3 2
Rata2 Skor 1,13 0,88 3,25 2,25 0,88
Simpang Baku 1,13 0,64 0,71 1,04 0,64
26 27 28 29 30
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 26 27 28 29 30
1 23 Bella Malika 64 0 1 2 1 3
2 21 Rian Tineges 63 0 3 0 0 3
3 27 Gumilang Wica... 60 0 2 1 2 1
4 17 Afif Rizal 57 0 2 2 2 1
5 25 Elza Mahfuzoh 56 1 2 0 1 4
6 28 Adrian 55 1 1 1 1 0
7 26 Novitasari 52 0 3 2 0 1
8 30 M. Akbar Ramli 50 0 1 0 0 1
Rata2 Skor 0,25 1,88 1,00 0,88 1,75
Simpang Baku 0,46 0,83 0,93 0,83 1,39
31 32 33 34 35
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 31 32 33 34 35
1 23 Bella Malika 64 2 1 3 1 2
2 21 Rian Tineges 63 2 1 0 2 2
3 27 Gumilang Wica... 60 0 2 3 2 2
4 17 Afif Rizal 57 3 1 1 1 2
5 25 Elza Mahfuzoh 56 0 1 0 2 1
6 28 Adrian 55 3 1 2 0 0
7 26 Novitasari 52 2 1 1 0 0
8 30 M. Akbar Ramli 50 1 2 3 2 0
Rata2 Skor 1,63 1,25 1,63 1,25 1,13
Simpang Baku 1,19 0,46 1,30 0,89 0,99
36 37 38 39 40
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40
1 23 Bella Malika 64 0 2 1 3 2
2 21 Rian Tineges 63 3 0 2 2 2
3 27 Gumilang Wica... 60 1 2 1 2 1
4 17 Afif Rizal 57 0 2 2 1 1
5 25 Elza Mahfuzoh 56 2 2 3 2 1
6 28 Adrian 55 0 0 0 0 2
7 26 Novitasari 52 1 0 2 1 2
Page 4
Lamp. 26.Data validitas dede FIX 2
8 30 M. Akbar Ramli 50 0 1 1 0 1
Rata2 Skor 0,88 1,13 1,50 1,38 1,50
Simpang Baku 1,13 0,99 0,93 1,06 0,53
DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek= 30
Klp atas/bawah(n)= 8
Butir Soal= 40
Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang Baku
Nama berkas: G:\ANATES DEDE\DATA VALIDITAS DEDE FITRIANI.AUR
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 40
Nama berkas: G:\ANATES DEDE\DATA VALIDITAS DEDE FITRIANI.AUR
No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1 1 62,50 Sedang
Page 5
Lamp. 26.Data validitas dede FIX 2
2 2 43,75 Sedang
3 3 32,81 Sedang
4 4 50,00 Sedang
5 5 34,38 Sedang
6 6 32,81 Sedang
7 7 39,06 Sedang
8 8 51,56 Sedang
9 9 26,56 Sukar
10 10 51,56 Sedang
11 11 34,38 Sedang
12 12 37,50 Sedang
13 13 39,06 Sedang
14 14 32,81 Sedang
15 15 53,13 Sedang
16 16 54,69 Sedang
17 17 65,63 Sedang
18 18 53,13 Sedang
19 19 25,00 Sukar
20 20 48,44 Sedang
21 21 39,06 Sedang
22 22 23,44 Sukar
23 23 53,13 Sedang
24 24 45,31 Sedang
25 25 32,81 Sedang
26 26 26,56 Sukar
27 27 53,13 Sedang
28 28 35,94 Sedang
29 29 32,81 Sedang
30 30 51,56 Sedang
31 31 53,13 Sedang
32 32 43,75 Sedang
33 33 32,81 Sedang
34 34 46,88 Sedang
35 35 42,19 Sedang
36 36 42,19 Sedang
37 37 35,94 Sedang
38 38 39,06 Sedang
39 39 40,63 Sedang
40 40 42,19 Sedang
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 40
Nama berkas: G:\ANATES DEDE\DATA VALIDITAS DEDE FITRIANI.AUR
33 33 -0,181 -
34 34 0,410 Sangat Signifikan
35 35 0,484 Sangat Signifikan
36 36 0,490 Sangat Signifikan
37 37 0,368 Signifikan
38 38 0,094 -
39 39 0,311 Signifikan
40 40 0,262 -
Rata2= 69,63
Simpang Baku= 8,63
KorelasiXY= 0,25
Reliabilitas Tes= 0,40
Butir Soal= 40
Jumlah Subyek= 30
Nama berkas: G:\ANATES DEDE\DATA VALIDITAS DEDE FITRIANI.AUR
No No Btr Asli T DP(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
1 1 3,36 62,50 Sedang 0,587 Sangat Signifikan
2 2 -... -5... Sedang -0,424 -
3 3 2,59 43,75 Sedang 0,387 Signifikan
4 4 3,90 62,50 Sedang 0,530 Sangat Signifikan
5 5 1,44 25,00 Sedang 0,429 Sangat Signifikan
6 6 2,91 56,25 Sedang 0,440 Sangat Signifikan
7 7 0,72 18,75 Sedang 0,198 -
8 8 -... -9... Sedang -0,614 -
9 9 1,53 31,25 Sukar 0,334 Signifikan
10 10 2,33 43,75 Sedang 0,404 Sangat Signifikan
11 11 1,26 25,00 Sedang 0,257 -
12 12 2,34 37,50 Sedang 0,336 Signifikan
13 13 1,99 43,75 Sedang 0,398 Sangat Signifikan
14 14 0,40 6,25 Sedang 0,185 -
15 15 3,13 87,50 Sedang 0,492 Sangat Signifikan
16 16 0,22 6,25 Sedang 0,051 -
Page 7
Lamp. 26.Data validitas dede FIX 2
17 17 1,66 37,50 Sedang 0,319 Signifikan
18 18 -... -1... Sedang -0,193 -
19 19 1,67 25,00 Sukar 0,264 -
20 20 1,64 43,75 Sedang 0,374 Signifikan
21 21 1,70 43,75 Sedang 0,341 Signifikan
22 22 0,55 6,25 Sukar 0,158 -
23 23 -... -1... Sedang -0,635 -
24 24 -... -4... Sedang -0,382 -
25 25 1,73 43,75 Sedang 0,364 Signifikan
26 26 4,20 81,25 Sukar 0,556 Sangat Signifikan
Page 8
Lampiran 27
Kelas/Semester : XI IPA/1
Alokasi Waktu : 3 x 2 JP
B. Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan.
4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
dan orde reaksi.
253
Kegiatan Pembelajaran Indikator Literasi
Indikator Tahapan Pembelajaran
Materi Sains Dimensi
Pembelajaran Berbasis Masalah
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Kompetensi Sains
4.7.1 Merancang percobaan Faktor-faktor laju - Memberikan masalah - Membaca wacana Orientasi siswa pada - Mengidentifikasi isu
faktor-faktor yang reaksi (suhu, berupa fenomena dalam mengenai faktor- masalah ilmiah
mempengaruhi laju konsentrasi, luas kehidupan sehari-hari faktor yang
reaksi permukaan, dan dalam bentuk wacana mempengaruhi laju
katalis) pada LKS mengenai reaksi pada LKS.
faktor-faktor yang
mempengaruhi laju
reaksi.
- Mempelajari wacana
- Mengarahkan siswa untuk
pada LKS secara
mempelajari wacana pada
lebih mendalam
LKS
untuk memahami
masalah yang
diberikan.
- Mengamati dan
mencatat hasil
percobaan yang
telah dilakukan
4.7.3 Menyimpulkan Faktor-faktor laju - Mengarahkan siswa - Mengolah data hasil Mengembangkan dan - Menggunakan bukti
reaksi (suhu, untuk mengolah data hasil percobaan yang mempresentasikan ilmiah
hasil percobaan
konsentrasi, luas percobaan diperoleh. hasil karya
faktor-faktor yang
mempengaruhi laju permukaan, dan
katalis) - Mengarahkan siswa
reaksi - Menentukan
untuk mendapatkan
kesimpulan dari kesimpulan
percobaan yang telah berdasarkan data
dilakukan dengan yang diperoleh
260
mengaitkan data yang dengan mengaitkan
diperoleh dan sumber pada referensi yang
referensi yang ada. ada.
3.7.1 Menganalisis faktor- Faktor-faktor laju - Mengarahkan siswa - Memberikan Menganalisis dan - Menggunakan bukti
faktor yang reaksi (suhu, untuk memberikan tanggapan atau mengevaluasi proses ilmiah
mempengaruhi laju konsentrasi, luas tanggapan atau masukan masukan sebagai pemecahan masalah
reaksi berdasarkan permukaan, dan dari laporan sederhana hasil analisis dari
data hasil percobaan katalis) yang telah laporan sederhana
dipresentasikan sebagai yang telah
hasil analisis yang telah dipresentasika
dilakukan.
4.7.5 Merancang percobaan Orde reaksi - Memberikan masalah - Membaca wacana Orientasi siswa pada - Mengidentifikasi isu
orde reaksi berupa fenomena dalam yang berkaitan masalah ilmiah
kehidupan sehari-hari dengan orde reaksi
dalam bentuk wacana pada LKS.
pada LKS mengenai orde
reaksi.
- Mempelajari wacana
- Mengarahkan siswa untuk pada LKS secara
mempelajari wacana pada lebih mendalam
LKS untuk memahami
masalah yang
diberikan.
- Mengidentifikasi isu
- Mempelajari Mengorganisasikan
- Mengarahkan siswa untuk ilmiah
hubungan antara siswa untuk belajar
mengaitkan masalah atau
fenomena dalam wacana masalah atau
dengan percobaan yang fenomena dalam
akan dilakukan. wacana dengan
percobaan yang akan
dilakukan.
- Mengamati dan
mencatat hasil
percobaan yang
telah dilakukan
4.7.7 Menyimpulkan hasil Orde reaksi - Mengarahkan siswa - Mengolah data hasil Mengembangkan dan - Menggunakan bukti
percobaan orde reaksi untuk mengolah data hasil percobaan yang mempresentasikan ilmiah
percobaan diperoleh. hasil karya
- Mengarahkan siswa
- Mendiskusikan hasil
untuk mendapatkan
percobaan untuk
kesimpulan dari
menentukan
percobaan yang telah
kesimpulan
dilakukan dengan
berdasarkan data
mengaitkan data yang
yang diperoleh
diperoleh dan sumber
dengan mengaitkan
literatur yang ada.
pada literatur
3.7.2 Menentukan orde Orde reaksi - Mengarahkan siswa untuk - Memberikan Menganalisis dan Menggunakan bukti
reaksi berdasarkan memberikan tanggapan tanggapan mengenai mengevaluasi proses ilmiah
data hasil perobaan mengenai laporan laporan sederhana pemecahan masalah
sederhana hasil percobaan hasil percobaan yang
yang telah telah dipresentasikan
dipresentasikan oleh perwakilan
berdasarkan data hasil kelompok
percobaan.
- Memeriksa dan - Memperhatikan
memberikan penegasan penegasan yang
mengenai laporan diberikan oleh guru.
sederhana hasil percobaan
yang telah
dipresentasikan
- Mengarahkan siswa untuk - Mengerjakan soal
mengerjakan soal yang orde reaksi pada
telah disajikan pada LKS LKS.
sebagai evaluasi dari
percobaan yang telah
dilakukan
264
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280