Anda di halaman 1dari 163

KEMAMPUAN CALON GURU KIMIA

MENGINTEGRASIKAN ISLAM DAN KIMIA

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Dewitri Ulfha Ratnasari
NIM 11140162000005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
KEPIIENTERIAN AGAMA No.Dokulnen : FITK― FR― AKD¨ 089

UIN JAKARTA Tgl.Terbit : I Maret 2010


FITK
FORVI(F尉 No. Revisi: : 0l
〃 /r″ 力α
″物 ,Vb 95 Cψ た′ノ
5イ ノ
2ル 勧 ω


Ha
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tan gan di bawah ini,

Nama : Dewitri Ulfha Ratnasari


Tanpat/Tgl.Lahir Jakarta, 7 Januari 1996

NIM 1 I 140162000005

JlШ RIsan/Prodi Pendidikan IPA/Pendidikan Kimia


Judul Sk五 psi Kemampuan Calon Guru Kimia Mengintegrasikan Islam dan
Kimia

Dosen Pembimbing :1。 Nanda Saridewi,MoSi


2.Bucho五 Muslim,M.Pd

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri
dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apayangsaya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta,Juni 2018
Mahasiswa Ybs.

Dewitri Ulflla Ratnasari


NIⅣ l.11140162000005
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi yang berjudul "Kemampuan Calon Guru Kimia Mengintegrasikan


Islam dan Kimia" disusun oleh Dewitri Ulfha Ratnasari, NIM
11140162000005. Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah
sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai

ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

J akarta, 28 Agustus 201 8

Yang mengesahkan,

Pembimbing I

Nanda Saridewi,M.Si Buchori Muslim.M.Pd


NIP。 1984102120009122004 NIE)N。 2027028902

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

Burhanudin Milama,MoPd
NIP。 19770201200801 1011

!:│
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Kemampuan Calon Guru Kimia Mengintegrasikan Islam dan


Kimia disusun oleh DEWITRI ULFHA RATNASARI Nomor Induk Mahasiswa
11140162000005, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah
padatangal I Oktober 2018 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana 51 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Kimia.

Jakarta, I Oktober 2018


Panitia Uj ian Munaqasah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia

Burhanudin Milaman Mo Pd 1%。 ヽ


如 /g/
NIP。 19770201200801 1011

PenguJl I

Tonih Feronikan M.Pd


NIP。 19760107200501 1007 I九 .聖 ::

Pengu,l II

Evi Sapinatul Bahriah.M.Pd


NIP.

Mengetahui,
Dekan Faku Ilmu Tarbiyah Keguruan
UIN Sy ydayatr$lah l

NIP。 195

lV
ABSTRAK

Dewitri Ulfha Ratnasari, “Kemampuan Calon Guru Kimia Mengintegrasikan


Islam dan Kimia”, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
Integrasi Islam pada pembelajaran kimia penting dilakukan agar membentuk
peserta didik yang cerdas dan terampil serta berakhlak mulia. Semua kompetensi
tersebut memerlukan proses pembelajaran yang dirancang secara sungguh-sungguh
dan konsepsional oleh guru. Calon guru di Perguruan Tinggi Agama Islam dituntut
menguasai materi dan pembelajaran Kimia serta mampu mengintegrasikan agama
Islam pada proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana kemampuan calon guru mengintegrasikan Islam pada rencana
pembelajaran dan materi ajar kimia. Metode yang digunakan dalam penelitian
adalah deskriptif dan data diperoleh dari portofolio. Hasil penelitian menunjukan
(1) kemampuan calon guru kimia mengintegrasikan Islam dan kimia pada rencana
pelaksanaan pembelajaran kimia termasuk kategori baik (75%), (2) kemampuan
calon guru kimia mengintegrasikan Islam dan kimia pada materi ajar kimia
termasuk kategori cukup (65%). Dari penelitian ini direkomendasikan agar
pemerintah seharusnya memberikan pedoman standar untuk mengajarkan nilai
keislaman melalui mata pelajaran kimia sehingga guru paham bagaimana
mengintegrasikan Islam pada mata pelajaran kimia. Universitas atau institusi
keguruan, khususnya universitas atau institusi Islam, sebagai pencetak guru harus
memberikan mata kuliah atau pelatihan yang mengajarkan integrasi Islam dan
kimia sehingga mencetak lulusan yang mampu mengajarkan materi kimia
terintegrasi Islam. Guru maupun calon guru, terutama yang beragama Islam, harus
aktif menambah pengetahuan tentang isu-isu Islam dan kimia serta pembelajaran
kimia terintegrasi Islam untuk memperkuat argumen saat mengaitkan materi kimia
dan Islam dalam pembelajaran kimia sehingga penjelasan guru lebih mudah
diterima siswa.

Kata Kunci: Calon guru, Integrasi Islam dan kimia, Kemampuan

v
ABSTRACT

Dewitri Ulfha Ratnasari, “Pre-Service Chemistry Teacher’s Ability to


Integrate Islam and Chemistry”, Department of Chemistry Education, Faculty of
Tarbiya and Teaching Science, State Islamic University Syarif HIdayatullah
Jakarta, 2018.
Integration of Islam on learning is important in order to form students who are
smart and skilled and have a noble character. All of these competencies require a
seriously designed and conceptual learning process by a teacher. Pre-service
teachers in Islamic Religion College have to possess main ability of subject matter
and learning chemistry and also expected to be able to integrate Islamic religion
on learning. This study aims to describe pre-service chemistry teacher’s ablity to
integrate Islam in lesson plan and chemistry teaching material. The method used in
the research is descriptive and data obtained by portfolio. The results showed (1)
pre-service chemistry teacher’s ability to integrate Islam in lesson plan of chemistry
is good (75%) (2) pre-service chemistry teacher’s ability to integrate Islam and
chemistry in chemistry subject matter is fair (65%). From this study it is
recommended that the government should provide standard guidelines to teach the
Islamic values through subjects so that teachers understand how to integrate Islam
in chemistry subject. Universities or teaching institution, especially Islamic
universities or teaching institution, as producer teachers should developed courses
and training so as to print graduates who are able to teach chemistry that integrate
Islam. Chemistry teachers and pre-service teachers, especially Muslims, should be
active in creasing their knowledge of Islamic and chemistry issues and also Islamic
integrated chemistry learning to strengthen the argument when linking chemistry
and Islam so teacher’s explanation more easily accepted by students.

Keywords: Ability, Integration of Islam and chemistry, Pre-service teacher

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat,
hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis diberi kesempatan dan kemudahan
untuk menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita
yakni Nabi besar kita Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya. Dalam
penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, arahan dan
bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Burhanudin Milama, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kimia yang selalu memotivasi untuk lulus cepat.
3. Bapak Tonih Feronika, M.Pd selaku dosen penasehat akademik Pendidikan
Kimia A angkatan 2014 yang telah memberikan masukan dan arahan
selama 9 semester perkuliahan serta selaku dosen penguji I atas
masukannya guna memperbaiki skripsi penulis.
4. Ibu Evi Sapinatul Bahriah, M.Pd selaku dosen penguji II atas segala
masukanya guna memperbaiki skripsi penulis.
5. Ibu Nanda Saridewi, M.Si dan Bapak Buchori Muslim, M.Pd selaku dosen
pembimbing skripsi I dan II yang telah memberi masukan, ilmu, dan arahan
yang amat bermanfaat kepada penulis selama penyusunan skripsi.
6. Kedua orangtua dan kakak-kakak penulis yang tidak henti-hentinya
memberikan do’a dan dukungan baik moril maupun materil.
7. Seluruh dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengajar ilmu
baik dalam bidang pendidikan, kimia dan keislaman kepada penulis.
8. Teman-teman Pendidikan Kimia, terutama angkatan tahun 2014 dan 2015,
yang senantiasa membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
9. Mas Wildan Rukais Sujud dan Uda Iswandi (Abang Soleh) yang senantiasa
mendengarkan keluh-kesah dan memberi masukan kepada penulis.

vii
viii

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak guna perbaikan
skripsi ini. Akhir kata, harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat.

Jakarta, 12 Agustus 2018

Dewitri Ulfha Ratnasari


DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................ ii


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ........................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................ v
ABSTRACT ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 6
C. Batasan Masalah .............................................................................. 7
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORETIK ......................................................................... 9
A. Teori-teori yang Relevan dengan Variabel yang Diteliti ................ 9
B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................... 29
C. Kerangka Berpikir ........................................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 33
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 33
B. Metode Penelitian ............................................................................ 33
C. Unit Analisis .................................................................................... 33
D. Instrumen Penelitian ........................................................................ 34
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 36
F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 36

ix
x

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 39


A. Temuan Penelitian ........................................................................... 39
B. Pembahasan ..................................................................................... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 62
A. Kesimpulan ...................................................................................... 62
B. Saran ................................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 64
LAMPIRAN ...................................................................................................... 70

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Indikator Penilaian Portofolio ........................................................... 34


Tabel 3.2. Kriteria Penilaian Ideal ..................................................................... 37
Tabel 4.1. Persentase Kemampuan Integrasi Islam dan Kimia pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kimia ....................................... 39
Tabel 4.2. Persentase Kemampuan Integrasi Islam dan Kimia pada
Materi Ajar Kimia ............................................................................ 40

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. RPP Model Satuan Pelajaran ......................................................... 23


Gambar 2.2. RPP Model Correlated .................................................................. 24
Gambar 2.3. Model Integrasi Sains dan Islam Tipe Buchori ............................. 25
Gambar 2.4. Kerangka Berpikir ......................................................................... 30

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Intstrumen Penilaian Portofolio RPP dan Materi Ajar .................. 70


Lampiran 2. Pedoman Penilaian RPP dan Materi Ajar ...................................... 72
Lampiran 3. Olahan Data Mentah RPP .............................................................. 77
Lampiran 4. Olahan Data Mentah Materi Ajar .................................................. 94
Lampiran 5. Skor Penilaian Portofolio ............................................................... 106
Lampiran 6. Kriteria Kategori Kemampuan Calon Guru Kimia......................... 108
Lam piran 7. Surat Bimbingan Skripsi ............................................................... 110
Lampiran 8. Surat Izin Penelitian ....................................................................... 112
Lampiran 9. Lembar Uji Referensi .................................................................... 113

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu Penguruan Tinggi
Agama Islam memiliki visi menjadi universitas kelas dunia dengan keunggulan
integrasi keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan (Pedoman Akademik 2015-
2016, hlm. 10). Kekhasan UIN Jakarta adalah universitas yang memadukan
Islam dan ilmu umum, diharapkan menjadi pusat kajian integrasi ilmu dan
Islam yang ditransformasikan dalam kurikulum-kurikulum pendidikan dan
pengajarannya. Kekhasan berupa integrasi Islam dan ilmu umum nantinya juga
akan menjadi distingsi yang membedakannya dengan kampus lain. Perpaduan
antara islam dan ilmu umum muncul baik dalam bentuk mata kuliah maupun
prodi-prodi yang dirancang khusus dan sudah berjalan (Rosyada, 2017).
Visi Program Studi Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah adalah
menjadi program studi terbaik, profesional serta mampu berdaya saing di
tingkat nasional pada tahun 2025 dengan keunggulan integrasi keilmuan,
keislaman, dan keindonesiaan (Pedoman Akademik 2015-2016, hlm. 97).
Mempertimbangkan Permenristedikti Nomor 44 Tahun 2015, maka visi
Program Studi Pendidikan Kimia menyesuaikan dengan karateristik dan visi
UIN Syarif Hidayatullah yang diwujudkan melalui mata kuliah yang
memadukan Islam dan kimia dalam pengajarannya.
Islam dan Ilmu Pengetahuan (IIP) adalah mata kuliah penciri universitas
yang diterapkan di Program Studi Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Mata kuliah IIP mengajarkan integrasi Islam dan Ilmu Pengetahuan,
khususnya kimia kepada calon-calon guru. Universitas Islam perlu
mengembangkan mata kuliah maupun mengadakan pelatihan yang
mengajarkan integrasi Islam dan kimia sehingga mencetak lulusan-lulusan
yang mampu mengajarkan materi kimia yang terintegrasi Islam dengan lisan
maupun tulisan (Buchori, Salamah, & Ridho, 2017; Lubis, 2015).

1
2

Pada mata kuliah IIP, calon guru dituntut dapat mengintegrasikan Islam
pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan materi ajar kimia. Seluruh
konsep kimia dapat diintegrasikan dengan Islam. Beberapa konsep yang sudah
terintegrasi Islam adalah Sejarah Kimia, Struktur Atom, Ikatan Kimia,
Stoikiometri, Termokimia, Kesetimbangan Kimia, Larutan Asam Basa,
Hidrolisis Garam, dan Koligatif Larutan (Buchori, 2017a). Mayoritas guru
kimia mendukung dan percaya bahwa materi kimia dapat diintegrasikan
dengan nilai Islam (Buchori et al., 2017). Oleh karena itu, melalui mata kuliah
yang mengajarkan integrasi Islam dan Kimia diharapkan calon guru lulusan
UIN Syarif Hidayatullah memiliki pengetahuan tentang integrasi ilmu
pengetahuan pendidikan, kimia dan Islam serta mampu menerapkan
pengajaran kimia yang megintegrasikan Islam di institusi pendidikan.
Calon guru kimia yang telah mendapatkan mata kuliah IIP diharapkan
mampu melaksanakan pembelajaran kimia yang mengintegrasikan Islam dan
kimia karena proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di sekolah
selama ini belum sepenuhnya menerapkan proses pembelajaran yang
megintegrasikan Islam. Di sekolah-sekolah masih ada pemisahan antara ilmu
umum, seperti kimia, dan ilmu agama. Seakan-akan muatan religius hanya ada
pada mata pelajaran agama, sedangkan ilmu kimia netral dari sudut religi
(Zainudin, 2008, hlm 33). Hal ini akan menjadi tidak berarti jika integrasi Islam
dan kimia hanya pada perguruan tinggi. Integrasi Islam dan ilmu umum harus
dimulai dari kanak-kanak hingga perguruan tinggi (Munadi, 2016).
Pengintegrasian Islam dan kimia dilaksanakan pada proses pembelajaran di
sekolah-sekolah hingga perguruan tinggi dimaksudkan untuk membuatnya
berlangsung terus-menerus.
Salah satu alasan proses pembelajaran kimia belum terintegrasi Islam
dikarenakan guru masih belum begitu menguasai keilmuan kimia dalam
kaitannya dengan keilmuan agama. Guru tidak dilatih melakukan kurikulum
integrasi (Trianto, 2010a, hlm. 36). Disamping itu, tidak semua guru
mempunyai pendidikan yang berlatar belakang keagamaan dan tidak ada
pedoman standar bagaimana mengintegrasikan Islam melalui pembelajaran
3

kimia (Noor, 2012; Hadi, 2015), sehingga guru masih kesulitan dalam
memadukan kimia dan keislaman. Padahal pendidik sains, khususnya kimia,
harus peduli terhadap religious worldview dan menerapkannya dalam
pembelajaran di kelas (Turgut, 2016).
Munculnya integrasi Islam didasari dengan adanya pola pikir
dikotomistik, muncul dari ketidaksadaran masyarakat yang masih beranggapan
bahwa Islam dan kimia tidak dapat dipadukan karena keduanya memiliki ranah
bahasan yang berbeda dan tidak saling tegur sapa (Zain & Vebrianto, 2017).
Al-Quran dan al-sunnah sesungguhnya tidak membedakan antara ilmu agama
Islam dengan Ilmu-ilmu umum. Al-Quran hanya mengenal ilmu dan semua
cabang ilmu dalam Islam bersumber dari satu yaitu Allah (Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Islam No. 575 Tahun 2018; Zainuddin, 2008 hlm. 54).
Keduanya dipisahkan dan seolah berjalan pada wilayahnya masing-masing.
Padahal kimia merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam
(sains) yang dapat diintergrasikan dengan Islam, yang mana alam adalah
ciptaan Allah.
Allah sebagai sumber ilmu, mengajarkan ilmu-Nya melalui ayat kauliyah
(Al-Qur’an dan hadits) dan ayat kauniyah (fenomena alam) kepada manusia
(Zainuddin, 2008, hlm. 157; Yusuf, 2015, hlm. 58). Banyak sekali ayat Al-
Qur’an berhubungan dengan kimia, sebagai salah satu contoh adalah QS. Al
Anbiyaa’ ayat 30 yang menjelaskan Teori Big Bang dan asal-muasal
terbentuknya unsur kimia di alam, yang berbunyi:

Artinya: “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya


langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman.” (QS Al-Anbiyaa’ [21]: 30)
Jumlah unsur di alam yang telah ditemukan dan teridentifikasi kurang
lebih sebanyak 118 unsur, dan 98 unsur diantaranya terbentuk secara alami
4

melalui peristiwa-peristiwa alam, sesuai dengan makna yang tersirat dari QS.
Al-Anbiyaa’ ayat 30 mulai dari peristiwa Dentuman besar (big bang), Cahaya-
cahaya kosmik (cosmic rays), Bintang-bintang berukuran kecil (small stars),
Bintang-bintang berukuran besar (large stars), Supernova atau ledakan
bintang, dan unsur-unsur non-alamiah atau buatan manusia (Buchori, 2016)
Kimia dianggap mampu membentuk watak peserta didik, karena
hendaknya ilmu yang dipelajari terutama oleh muslim dijadikan sarana untuk
semakin mengenal Allah sebagai pencipta alam semesta dan meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan kepada-Nya. Sehingga pembelajaran kimia dapat
berkontribusi terhadap pembentukan sikap positif seperti tujuan mata pelajaran
kimia yang tertuang dalam Standar Isi mata pelajaran kimia di Sekolah
Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Salah satu tujuan mata
pelajaran kimia adalah peserta didik memiliki kemampuan membentuk sikap
positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta
mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa (Firman, 2009).
Namun yang terjadi justru sebaliknya, orang mempelajari ilmu
pengetahuan saat ini malah semakin merosot moralnya dan menggunakan
ilmunya untuk mengeksploitasi alam untuk memuaskan egonya. Perilaku
nelayan teripang, nelayan bom, dan bius sebagai contoh, didukung sarana
selam modern terbukti berdampak pada kondisi kemerosotan populasi
sumberdaya perikakanan dan habitat ekosistem terumbu karang (Lampe,
Sairin, & Putra, 2005). Ini sebabkan ilmu yang mereka pelajari saat ini
dibangun atas dasar sekularisme dan materialisme. Ilmu pengetahuan dapat
berguna jika digunakan oleh orang berintegritas baik, tetapi dapat
menghancurkan jika digunakan oleh orang yang berintegritas buruk (Tajuddin,
2014; Firman, 2009). Oleh karena itu, pentingnya pemuatan misi penumbuhan
kesadaran tanggungjawab moral peserta didik dengan pengintegrasian antara
Islam dan kimia untuk mengantisipasi masalah sosial dan lingkungan yang
dapat ditimbulkan oleh salah guna kimia.
Sesuai dengan amanah yang tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003,
Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik menjadi
5

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Pada pasal 36, terdapat makna yang
tersirat dan tersurat mengenai integrasi dalam mata pelajaran demi
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Satuan pendidikan memiliki
wewenang dalam pengembangan kurikulum dengan memperhatikan
peningkatan iman dan takwa, peningkatan akhlak mulia dan agama.
Aspek keimanan, akhlak mulia, serta ketakwaan baru terlihat dalam
Kurikulum 2013 yang menjadi target seluruh mata pelajaran termasuk kimia.
Tidak hanya itu, bahkan ketiga aspek tersebut menjadi kompetensi inti pertama
yang harus dicapai dalam semua mata pelajaran. Hasilnya, tentu diharapkan
dapat membangun emosional dan spiritual para peserta didik (Yusuf, 2015,
hlm. 93). Mendukung tujuan pendidikan nasional, kompetensi inti yang
dirumuskan dalam Kurikulum 2013 terdiri dari empat kompetensi, yaitu
kompetensi spiritual, kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan
kompetensi keterampilan. Berdasarkan kurikulum 2013, guru dituntut dapat
mengintegrasikan pendidikan karakter (Islam) kedalam proses kegiatan belajar
mengajar (Hadi, 2015).
Berbagai kegiatan dan perbuatan yang diperintahkan dalam Islam
berkaitan dengan pekerjaan akal (kognitif), perasaan (afektif), dan perbuatan
(psikomotorik). Semua kegiatan membutuhkan kecakapan kognitif, afektif,
dan psikomotorik memerlukan proses pembelajaran yang dirancang secara
sungguh-sunggguh dan konsepsional, sehingga benar-benar terarah dan
mendapatkan hasil yang optimal (Nata, 2009, hlm. 105). Melalui implementasi
integrasi Islam dalam pembelajaran kimia yang dirancang dengan sungguh-
sungguh dan konsepsioanl diharapkan perserta didik mampu meningkatkan
kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan.
Implementasi integrasi Islam dan kimia dalam pembelajaran didukung
pula dengan terbitnya Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor
575 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kompetisi Sains
Madrasah Tahun 2018. Pada Kompetisi Sains Madrasah (KSM) melekat materi
6

Agama Islam dalam mata pelajaran sains yang dilombakan. Kimia Terintegrasi
merupakan salah satu bidang yang dilombakan pada tingkat Madrasah Aliyah
(MA). Nur Kholis dalam Fathoni (2016) mengungkapkan bahwa penambahan
materi Agama Islam dimaksud untuk mengukur kualitas murid madrasah dan
memberikan nilai tambah dari mata pelajaran keislaman untuk menjadi salah
satu bahan sebagai bahan evaluasi efektivitas mata pelajaran yang diajarkan.
Oleh karena itu, guru maupun calon guru dituntut mampu untuk merancang
pembelajaran kimia yang mengintegrasikan Islam dan kimia.
Menurut Zain dan Vebrianto (2017), implementasi integrasi Islam pada
pembelajaran IPA di kelas, guru harus menyiapkan perencanaan dalam proses
pembelajaran yang mengintegrasikan Islam dan kimia. Perencanaan
pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan
penyusunan materi ajar (bahan ajar) yang mengintgerasikan Islam dan kimia.
Menurut Rochman (2010a), diyakini bahwa kemampuan menyusun
perencanaan bagi calon guru merupakan salah satu kompetensi yang penting.
Namun apakah para mahasiswa sebagai calon guru sudah memiliki
kemampuan yang terpadu antara kemampuan penyusunan perencanaan
pembelajaran kimia dan kemampuan Agama Islam. Berdasarkan latar belakang
masalah diatas, penulis tertarik untuk mengetahui kemampuan para calon guru
kimia mengintegrasikankan Islam pada rencana pembelajaran dan materi ajar
kimia.

B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah yang telah diuraikan diatas dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Adanya tuntutan Standar Perguruan Tinggi yang harus menyesuaikan
dengan karakteristik dan visi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi
universitas kelas dunia dengan keunggulan integrasi keislaman.
2. Pengintegrasian keislaman oleh guru-guru kimia dalam pembelajaran
kimia belum sepenuhnya terlaksana.
3. Adanya pola pikir dikotomistik antara Islam dan sains.
7

4. Kompetensi spiritual di dalam Kurikulum 2013 yang mengharuskan guru


menerapkan nilai spiritual.
5. Kimia terintegrasi pada KSM mengharuskan guru mengintegrasikan
Islam dan kimia pada pembelajaran kimia.

C. Batasan masalah
Peneliti merasa perlu adanya pembatasan masalah karena luasnya masalah
dalam penelitian ini, yakni:
1. Penelitian dilakukan sebatas pada mahasiswa semester 6 angkatan 2015
Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada mata kuliah
Islam dan Ilmu Pengetahuan.
2. Bahan kajian terbatas pada kemampuan membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan materi ajar kimia yang mengintegrasikan Islam
dan kimia.

D. Rumusan masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan calon guru kimia mengintegrasikan Islam dan
kimia pada rencana pembelajaran kimia?
2. Bagaimana kemampuan calon guru kimia mengintegrasikan Islam dan
kimia pada materi ajar kimia?

E. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini sebagai berikut:
1. Mengetahui kemampuan calon guru kimia mengintegrasikan Islam dan
kimia pada rencana pembelajaran kimia.
2. Mengetahui kemampuan calon guru kimia mengintegrasikan Islam dan
kimia pada materi ajar kimia.

F. Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
8

1. Manfaat Teoritis
a. Mengetahui kemampuan calon guru kimia mengintegrasikan Islam
pada rencana pembelajaran kimia.
b. Mengetahui kemampuan calon guru kimia mengintegrasikan Islam
pada materi ajar kimia.

2. Manfaat Praktis
a. Memberikan paradigma yang berbeda terhadap ilmu kimia dengan
penerapan pembelajaran terintegrasi Islam.
b. Evaluasi kemampuan calon-calon guru kimia dalam
mengintegrasikan Islam dan kimia di dalam kelas.
c. Sebagai masukan dalam upaya peningkatan strategi pembelajaran
yang mengintegrasikan Islam dan kimia untuk membentuk jati diri
dan pemahaman peserta didik yang utuh.
BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Teori-teori yang Relevan dengan Variabel yang Diteliti


1. Integrasi Islam dan Kimia
Integrasi memiliki pengertian perpaduan, penyatuan, atau
penggabungan, dari dua objek atau lebih supaya menjadi satu kebulatan
atau menjadi utuh (Trianto, 2010a, hlm. 35; Ramli, 2014). Munculnya
integrasi keislaman didasari dengan adanya pola pikir dikotomistik,
muncul dari ketidaksadaran masyarakat yang masih beranggapan bahwa
ilmu agama dan ilmu kimia tidak dapat dipadukan karena keduanya
memiliki wilayah masing-masing dan tidak saling tegur sapa, baik dari
segi objek formal material, metode penelitian, kriteria kebenaran, peran
yang dimainkan oleh ilmuwan (Yusuf, 2015, hlm. 55; Zain & Vebrianto,
2017).
Amin Abdullah adalah pelopor paradigma keilmuan yang dikenal
sebagai Paradigma Integrasi-Interkoneksi (Abdullah, 2007, hlm. vi;
Muslih, 2017). Paradigma ini ingin menunjukan bahwa antar berbagai
bidang keilmuan sebenarnya saling memiliki keterkaitan karena seluruh
disiplin keilmuan mengkaji alam semesta yang sama, hanya saja dimensi
dan fokus perhatian masing-masing disiplin keilmuan berbeda-beda
(Abdullah, 2007, hlm. viii).
Islam tidak mengenal pemisahan antara ilmu agama dan ilmu umum.
Dalam arti, tidak ada pandangan dikotomis mengenai ilmu pengetahuan.
Kedua ilmu tersebut harus dimiliki secara integral (Lubis, 2015;
Zainuddin, 2008, hlm. 46; Abdullah, 2007, hlm. 167). Integrasi antara
sains (kimia) dengan Islam dipahami sebagai upaya untuk memadukan
antara ilmu kimia dengan agama, agar keduanya menjadi sejajar. Dalam
memadukan antara kimia dengan Islam, berpedoman pada ayat kauliyah

9
10

(Al-Qur’an dan hadits) dan ayat kauniyah (fenomena alam) (Fauzan, 2017)
Dalam perspektif Alquran, ilmu adalah salah satu sifat Tuhan
sehingga Dia disebut dengan ‘Alim (Yang Maha Tahu). Dia sumber utama
ilmu pengetahuan manusia. Karena ilmu bersumber dari Allah, maka
berarti Allah-lah yang mengajar manusia dan menganugerahkan ilmu
kepadanya (Yusuf, 2015, hlm. 55). Berdasarkan penjelasan ini, Allah tidak
hanya sebagai Pencipta, tetapi juga sebagai Pengajar dan menjadi sumber
ilmu bagi manusia sumber utama ilmu-ilmu agama adalah Kitab Suci,
yang diwahyukan secara langsung oleh Tuhan kepada para nabi-Nya.
Sedangkan sumber dari ilmu-ilmu umum adalah alam semesta yang
terhampar luas dihadapan kita dari mulai galaksi-galaksi yang amat luas
sampai atom-atom yang sangat kecil (macro-cosmos) dan juga diri kita
sendiri sebagai manusia (micro-cosmos). Dengan demikian jelas bahwa
baik ilmu agama maupun ilmu umum sebenarnya sama-sama mengkaji
ayat-ayat Allah, hanya saja yang pertama mengkaji ayat kauliyah, yang
terakhir mengkaji ayat kauniyah (Zainuddin, 2008, hlm. 11-12). Al-Qur’an
dan hadis dalam pengembangan ilmu diposisikan sebagai sumber ayat
kauliyah, sedangkan hasil observasi, eksperimen dan penalaran logis dari
fenomena di alam diposisikan sebagai sumber ayat kauniyah. Dengan
posisinya seperti ini, maka berbagai cabang ilmu pengetahuan selalu dapat
dicari sumbernya dari al-Qur’an dan hadis.
Kimia adalah cabang ilmu pengetahuan alam, yang berkenaan dengan
kajian-kajian tentang struktur dan komposisi materi, perubahan yang dapat
dialami materi, dan fenomena-fenomena lain yang menyertai perubahan
materi. Konsep, hukum, teori dalam kimia dihasilkan kajian-kajian
tersebut (Firman, 2009). Sekitar 700 ayat Al-Qur’an relevan dengan ilmu
alam. Tetapi selama ini, kimia hanya dikaji berdasarkan ayat kauniyah.
Padahal, ilmu kimia dapat dikaji melalui ayat qauliyah meskipun yang
disampaikan pada Al-Qur’an bersifat umum. Al-Qur’an juga membahas
konsep tentang Tuhan, penciptaan, persoalan manusia dan perilakunya,
alam dan seisinya serta petunjuk tentang keselamatan manusia dan alam.
11

Jika ilmu pengetahuan juga menyangkut itu semua, maka tidak ada
salahnya semua hal itu ditelusuri dari Al-Qur’an dan hadits (Bagheri,
Hosseinjanzadeh & Mehr, 2015; Zainuddin, 2008, hlm. 163).
Dari beberapa pengertian tersebut maka dapat dipahami bahwa
integrasi Islam dan kimia adalah perpaduan kajian terhadap alam semesta
berupa materi beserta perubahannya melalui ayat kauliyah dan ayat
kauniyah agar menjadi satu pemahaman yang utuh.

2. Kemampuan Guru
Profesi guru sangat identik dengan peran mendidik seperti
membimbing, membina, mengasuh ataupun mengajar. Guru dituntut untuk
memiliki tiga ranah kemampuan. Pertama; kemampuan kognitif, berarti
guru harus memiliki penguasaan materi, metode, media, dan mampu
merencanakan dan mengembangkan kegiatan pembelajarannya. Kedua;
kemampuan psikomotorik, berarti guru dituntut memiliki pengetahuan dan
kemampuan dalam mengimplementasikan ilmu yang dimiliki dalam
kehidupan sehari-hari. Ketiga; kemampuan afektif, berarti guru memiliki
akhlak yang luhur, terjaga perilakunya, sehingga akan mampu menjadi
model yang bias diteladani oleh peserta didiknya (Suyanto & Jihad, 2013,
hlm. 8).
Dalam perspetif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah
merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam
Penjelasan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, yaitu (Suyanto & Jihad, 2013, hlm. 49):
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru meliputi
pemahaman guru teradap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara
rinci tiap subkompetensi dijabarkan menjadi indikator esensial
sebagai berikut:
12

1) Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator


esensial: memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-
prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan
mengindentifikasi bekal-ajar awal peserta didik;
2) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan
pendidikan untuk kepentingan pembelajaran memiliki indikator
esensial: memahami landasan pendidikan; menerapkan teori
belajar dan pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran
berdasarkan karakteristik peserta didik, menetapkan kompetensi
yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan
pembelajaran berdasarkan startegi yang dipilih;
3) Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata
latar pembelajaran, dan melaksanakan evaluasi pembelajaran
yang kondusif;
4) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki
indikator esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi proses
dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai
metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar
untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar; dan memanfaatkan
hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program
pembelajaran secara umum;
5) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensinya, memiliki indikator esensial: memfasilitasi
peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik;
dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai
potensi non akademik.
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian bagi guru merupakan kemampuan
personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, berkahlak mulia dan berwibawa, dan kemudian dapat
13

menjadi teladan bagi peserta didik. Secara rinci subkompetensi


kepribadian terdiri dari:
1) Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial:
bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan
norma sosial; bangga sebagai guru yang professional; dan
memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma yang
berlaku dalam kehidupan;
2) Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial:
menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan
memilik etos kerja yang tinggi;
3) Kepribadian yang arif memilik indikator esensial: menampilkan
tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik,
sekolah, dan masyarakat serta menunjukan keterbukaan dalam
berpikir dan bertindak;
4) Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator
esensial: bertindak sesuai dengan norma agama, iman dan taqwa,
jujur; ikhlas, suka menolong, dan memiliki perilaku yang pantas
diteladani peserta didik;
5) Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial:
memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta
didik dan memiliki perilaku yang disegani.
c. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan yang harus dimiliki
guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki
subkompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut:
1) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif
dengan peserta didik; guru bisa memahami keinginan dan
harapan siswa.
14

2) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama


pendidik dan tenaga kependidikan; misalnya bisa berdiskusi
tentang masalah-masalah yang dihadapi anak didik serta
solusinya.
3) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
orangtua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Contohnya
guru bisa memberikan informasi tentang bakat, minat dan
kemampuan pesrta didik kepada orang tua peserta didik.
d. Kompetensi Profesional
Kompetensi professional merupakan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang harus dikuasai guru
mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah
dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan
terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. Setiap subkompetensi
tersebut memiliki indikator esensial sebagai berikut:
1) Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi.
Hal ini berarti guru harus memahami materi ajar yang ada dalam
kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode
keilmuan yang menaungi dan koheren dengan materi ajar;
memahami hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; dan
menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam proses belajar
mengajar;
2) Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki implikasi
bahwa guru harus menguasai langkah-langkah penelitian dan
kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang
studi.

Keseluruhuan kompetensi guru dalam praktiknya merupakan satu


kesatuan yang utuh, pemilahan menjadi empat ini, semata-mata untuk
kemudahan memahaminya. Beberapa ahli mengatakan istilah kompetensi
professional telah mencakup semua kompetensi lainnya, sedangkan
15

penguasaan materi ajar secara luas dan mendalam lebih tepat disebut
dengan penguasaan sumber bahan ajar atau disebut bidang studi keahlian
(Suyanto & Jihad, 2013, hlm. 52).
Listyono, Supardi, Hindarto, dan Ridlo (2018) mengungkapkan
bahwa guru harus mampu menguasai Pedagogical Content Knowledge
(PCK), karena peran guru dalam pembelajaran yang mengintegrasikan
Islam dimulai dengan persiapan perencanaan pembelajaran sesuai dengan
tujuan yang diharapkan guru. Kompetensi, kepribadian dan pemahaman
agama juga perlu dimiliki oleh guru untuk mentransfer nilai kepada siswa.
Guru kimia perlu memahami materi kimia yang meliputi fakta, konsep,
prinsip, hukum dan teori serta kemampuan pedagogik untuk membantu
siswa belajar dan memecahkan masalah kimia. Pengintegrasian antara
materi kimia dan PCK sebagai konsep yang perlu dipahami. Pembelajaran
berbasis nilai Islam adalah bentuk serangkaian program pembelajaran
yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam praktik sehari-hari.
Pelaksanaanya diharapkan dapat mendorong sinergi antara pengetahuan
Islam dan kimia agar tidak ada dikotomi antara keduanya.
Calon tenaga pendidik yang diterima mejadi guru mestilah orang
yang lebih luas dan dalam ilmunya serta memiliki kepribadian yang
terbaik dari sekian banyak calon yang ada. Guru mestilah yang kuat dan
dalam imannya. Ia dapat melihat aspek-aspek iman atau tauhid dalma
setiap materi ajar yang akan diajarkan. Untuk itu, rekrutmen guru tidak
hanya didasarkan atas kualifikasi formal yang dimilikinya (Yusuf, 2015,
hlm. 105-106).
Menurut Fauzan (2017), ujung tombak pendidikan tinggi terletak
pada eksistensi program studi dalam menjalankan berbagai aktifitas
akademik atau non akademik yang mengarah pada peningkatan mutu
lulusan pendidikan. Program Studi (Prodi) Pendidikan Kimia UIN Syarif
Hidayatullah melalui mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan
menunjukan eksistensinya dalam menjalankan aktifitas akademik untuk
16

mengarahkan lulusan pendidikan kimia yang memiliki pengetahuan dan


keterampilan mengintegrasikan nilai-nilai keislaman.

3. Pembelajaran Kimia Terintegrasi Islam


Lembaga pendidikan sebagai wadah yang memproduksi para ilmuwan
tidak hanya berfungsi membangun kognitif dan daya intelektual, tetapi
juga harus mampu membangun daya emosional dan spiritual (Yusuf, 2015,
hlm. 83). Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada pasal 36, terdapat makna yang tersirat dan
tersurat mengenai integrasi dalam mata pelajaran demi mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Satuan pendidikan memiliki wewenang dalam
pengembangan kurikulum dengan memperhatikan peningkatan iman dan
takwa, peningkatan akhlak mulia dan agama. Menurut Ramli (2014),
dengan adanya prinsip diversifikasi dalam pengembangan kurikulum
memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan
dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah.
Meskipun di sekolah-sekolah terdapat mata pelajaran Pendidikan
Agama yang menjadi tanggungjawab guru agama untuk menyampaikan
nilai-nilai keislaman. Tetapi untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik dari berbagai aspek
yaitu afektif, kognitif, dan psikomotorik. Maka menjadi tanggungjawab
seluruh guru, dalam hal ini guru mata pelajaran kimia, untuk
mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran kimia. Buchori,
Salamah, dan Ridho (2017) mengungkapkan dari hasil penelitiannya yang
berjudul Chemistry Teacher’s Perceptioan About Integration of Islam and
Chemistry, yaitu mayoritas guru berpendapat bahwa mengajarkan kimia
yang mengintegrasi nilai-nilai keislaman menjadi tanggungjawab guru
kimia maupun guru agama.
Gunawan (2012, hlm. 215) menyebutkan bahwa menurut Ahmad
Tafsir, proses pengintegrasian pendidikan agama dalam pembelajaran bisa
dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya; (1) pengintegrasian materi
17

pelajaran; (2) pengintegrasian proses; (3) pengintegrasian dalam memlilih


bahan ajar, dan (4) pengintegrasian dalam memilih media pembelajaran.
a. Pengintegrasian materi maksudnya adalah mengintegraikan konsep
atau ajaran agama ke dalam materi (teori, konsep) yang sedang
diajarkan. Misalnya guru IPA mengajarkan tentang kehidupan alam
raya, maka nilai-nilai yang diajarkan adalah kepedulian, keindahan
dan lain sebagainya.
b. Pengintegrasian dalam proses pembelajarn maksudnya bahwa guru
perlu menanamkan nilai-nilai dalam proses pembelajran dengan cara
memberikan teladan kepada peserta didik dengan nilai-nilai karakter
tersebut.
c. Pengintegrasian dalam memilih bahan ajar. Misalnya guru ilmu
pengetahuan alam memilih materi-materi bahan ajar yang
mencatumkan nilai-nilai ajaran Islam sehingga siswa dapat
meneladaniny.
d. Pengintegrasian dalam memilih media pembelajaran, kita dapat
mengintegrasikan nilai-nilai. Ketika guru memilih media
pembelajaran tentang miniatur bangunan, guru memilih miniatur
masjid dari pada memilih miniatur rumah dan ini lebih efektif
mengenalkan masjid kepada para siswa. Tentu dilakukan sesekali
saja.
Saputro (2011) berpendapat bahwa penyampaian nilai-nilai religius
dalam pelajaran sains, khususnya kimia secara umum dapat ditempuh
melalui dua cara yaitu:
a. Penyampaian secara lisan
Penyampaian nilai-nilai religius secara lisan dapat ditempuh saat
menjelaskan pelajaran di depan kelas. Cara penyampaian nilai-nilai
religius disisipkan dalam penjelasan pelajaran kimia dapat dilakukan
dengan berbagai metode, tergantung kreativitas guru yang mengajar.
Alternatif metode yang dapat ditempuh yaitu antara lain: 1) mengutip
beberapa ayat Al-Qur’an yang ada hubungannya dengan materi
18

pelajaran yang akan dipelajari disertai penjelasan maknanya pada


awal pelajaran sebelum memasuki materi pelajaran, 2) menyisipkan
nilai-nilai religius dalam materi pelajaran, misalnya setelah selesai
menjelaskan sub pokok bahasan tertentu, 3) mengaitkan kesimpulan
materi pelajaran dengan nilai-nilai religius dengan merujuk kepada
ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadits, 4) memberikan suatu kasus yang
mengandung nilai-nilai religius untuk dihayati dan direnungkan
secara mendalam oleh siswa.
b. Penyampaian secara tertulis
Penyampaian nilai-nilai religius secara tertulis dapat ditempuh
melalui penyusunan buku pelajaran yang telah disusun sedemikian
rupa sehingga nilai-nilai religius telah terintegrasi di dalamnya.
Pengintegrasian nilai-nilai religius dalam buku pelajaran dapat
dilakukan melalui beberapa cara, yaitu: 1) menuliskan kalimat
basmalah pada kata pengantar buku, 2) memulai setiap bab dengan
kutipan ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan tema atau konsep
yang akan dibahas, 3) menjelaskan makna kutipan ayat-ayat Al-
Qur’an dan dikaitkan dengan permasalahan yang akan dibahas pada
bab tersebut, 4) memberikan uraian refleksi terhadap kasus-kasus
dalam pembahasan buku yang dapat mendorong terbentuknya
kesadaran dan pengagungan kebesaran Tuhan, misalnya pembentukan
air dari atom hidrogen dan oksigen hanya mungkin terjadi karena
kemurahan Allah SWT, 5) menampilkan tokoh-tokoh ilmuwan
muslim yang telah berjasa mengembangkan ilmu sains sebagai cara
untuk menghidupkan kembali tradisi ilmiah yang telah dilakukan oleh
ilmuwan-ilmuwan muslim zaman dulu, 6) menyisipkan kata-kata
mutiara yang bias diambil dari hikmah atau hadits-hadits Rosulullah
SAW.
Aspek keimanan, akhlak mulia, serta ketakwaan baru terlihat dalam
Kurikulum 2013 yang menjadi target seluruh mata pelajaran termasuk
kimia. Tidak hanya itu, bahkan ketiga aspek tersebut menjadi kompetensi
19

inti pertama yang harus dicapai dalam semua mata pelajaran. Hasilnya,
tentu diharapkan dapat membangun emosional dan spiritual para peserta
didik. Akhirnya, diharapkan lahirnya ilmuwan yang memiliki rasa dan
daya spiritual serta sikap terpuji (Yusuf, 2015, hlm. 93).
Paradigma keilmuan integrasi-interkoneksi memperkenalkan
beberapa model kajian yang dapat digunakan sebagai strategi
pembelajaran kimia terintegrasi antara lain (Aziz, 2011; Kusno, 2017;
Muslih, 2017), sebagai berikut:
a. Informatif
Suatu disiplin ilmu perlu diperkaya dengan informasi yang dimiliki
oleh disiplin ilmu lainnya sehingga wawasan siswa semakin luas.
Karakteristik dalam strategi pembelajaran informatif adalah siswa dan
guru dituntut dapat menggali dan memahami informasi tidak hanya
dari satu disiplin ilmu tetapi perlu diperkaya dengan informasi yang
dimiliki oleh berbagai disiplin ilmu lainnya.
b. Konfimatif/Klarifikasi
Disiplin ilmu tertentu untuk membangun teori yang kokoh perlu
memperoleh penegasan dari disiplin ilmu yang lain. Materi pelajaran
tidak serta merta diberikan secara langsung kepada siswa, tetapi siswa
diajak menemukan secara utuh suatu konsep secara mandiri dengan
bimbingan guru.
c. Korektif
Suatu teori ilmu tertentu perlu dikonfortir dengan ilmu agama atau
sebaliknya, sehingga yang satu dapat mengoreksi yang lain
menghasilkan disiplin ilmu yang lebbih dinamis. Adanya konfirmasi
antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu yang lain tidak lain
adalah untuk menambah pengetahuan, menambah tingkat berpikir
siswa dan tentu saja menjadi refleksi atas suatu disiplin ilmu tersebut.
d. Similarisasi
Strategi pembelajaran similarisasi diartikan sebagai strategi yang
didalamnya hanya menyamakan begitu saja konsep sains dengan
20

konsep agama. Dalam pelaksanaannya, konsep-konsep yang ada di


dalam Al-Qur’an dapat diketahui dari struktur kata maupun
tafsirannya. Dari situ kemudian disamakan dengan konsep-konsep
kimia.
e. Paralelisasi
Inti dari strategi pembelajaran paralelisasi adalah dengan menganggap
sejalan konsep yang berasal dari Al-Qur’an dengan konsep yang
berasal dari sains karena kemiripan konotasinya tanpa menyamakan
keduanya.
f. Komplementasi
Antara kimia dan agama saling mengisi dan memperkuat satu sama
lain, tetapi tetap mempertahankan eksistensi masing-masing. Dalam
proses pelaksanaan strategi pembelajaran kompelentasi yaitu siswa
saling melengkapi dengan siswa lain. Artinya saling bertukar
informasi agar kekurngan atau kekosongan materi dapat dilengkapi
sehingga konsep yang didapatpun utuh.
g. Komparasi
Konsep startegi pembelajaran komparasi tertuju pada proses
membandingkan konsep/teori sains dengan konsep/wawasan agama
mengenai gejala-gelaja yang sama. Membandingkan dalam hal ini
tidak sampai mengarah pada munculnya konflik benar salah antara
sains dengan Islam.
h. Induktifikasi
Pelaksanaan strategi pembelajaran induktifikasi adalah bagaimana
asumsi-asumsi dasar dari teori-teori ilmiah yang didukung oleh
temuan-temuan empiric, dilanjutkan pemikirannya secara teoritis
abstrak kearah pemikiran metafisik, kemudian dihubungkkan dengan
prinsip-prinsip agama dan Al-Quran mengenai hal tersebut.
i. Verifikasi
Mengungkapkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang menunjang
kebenaran-kebenaran Al-Qur’an.
21

Pelaksanaan pembelajaran kimia terintegrasi Islam sepantasnya


berpijak atas pandangan Al-Qur’an mengenai alam dan harus
direncanakan dengan sungguh-sungguh dan konsepsional, sehingga
pembelajaran terarah dan mendapatkan hasil optimal. Perencanaan yang
disiapkan oleh guru rumpun mata pelajaran IPA (kimia) dalam proses
pembelajaran yang mengintegrasikan materi keagamaan yakni
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), penyusunan
materi ajar (bahan ajar), dan penyiapan media pembelajaran. Setiap materi
ajar, tujuan, metode, dan bahkan evaluasi sepatutnya relevan dengan
pandangan ini. Alam sebagai objek kajian ilmu pengetahuan, yang tentu
juga akan selalu diperbincangkan dan dikaji dalam setiap materi ajar,
benar-benar disadari sebagai suatu hal yang tak terpisahkan dari Tuhan,
baik materialnya, sistem, maupun hukum yang berlaku. Dengan demikian,
mengkaji alam akan selalu menumbuhkan dan mengembangkan akidah
tauhid dan kekaguman kepada Allah Yang Maha Penentu (Yusuf, 2013,
hlm. 102; Nata, 2009, hlm. 105; Zain & Vebrianto, 2017).
a. RPP Kimia Terintegrasi Islam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah bagian utama
yang harus disiapkan dalam perencanaan proses pembelajaran
terintegrasi antara mata pelajaran rumpun IPA (kimia) dengan materi
keagamaan. Rencana pembelajaran hendaknya mengandung tiga
komponen yang disebut Anchor point, yaitu 1) tujuan pembelajaran;
2) materi pelajaran, pendekatan dan metode mengajar, media
pengajaran dan pengalaman belajar; dan 3) evaluasi keberhasilan.
Komponen penting tersebut direalisasikan dalam penyusunan RPP
(Zain & Vebrianto, 2017; Rahminawati & Indrasari, 2014).
Prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dalam
mengembangkan RPP dalam menyukseskan implementasi kurikulum
di satuan pendidikan, termasuk madrasah, adalah sebagai berikut
(Gunawan, 2012, hlm. 300):
22

1) Kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas;


2) RPP yang dibuat harus sederhana dan fleksibel;
3) Kegiatan pembelajaran yang dikembangkan dalam RPP harus
menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan
diwujudkan;
4) RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas
pencapaiannya;
5) Harus ada koordinasi antar komponen pelaksanaan program di
sekolah.
Berdasarkan Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang standar
proses, RPP terdiri atas komponen identitas, materi pokok, alokasi
waktu, tujuan pembelajaran, kompetensi dasar beserta indikator
pencapaian, materi pelajaran, metode, media pembelajaran, sumber
belajar, langkah-langkah pembelajaran dan penilaian hasil
pembelajaran. Gunawan (2012, hlm. 225-226) mengungkapan bahwa
cara mudah untuk mengembangankan RPP yang terintegrasi Islam
adalah dengan mengadaptasi RPP yang telah ada dengan
menambahkan/mengadaptasi kegiatan pembelajaran yang bersifat
memfasilitasi integrasi Islam, adaptasi yang dimaksud meliputi: 1)
penambahan dan/atau modifikasi kegiatan pembelajaran sehingga ada
kegiatan pembelajaran yang mengembangkan Integrasi Islam; 2)
penambahan dan/atau modifikasi indikator pencapaian sehingga ada
indikator yang terkait dengan pencapaian peserta didik dalam hal
integrasi Islam; 3) penambahan dan/atau modifikasi teknik penilaian
sehingga ada teknik penilaian yang dapat mengembangkan dan/atau
mengukur kemampuan terkait integrasi Islam.
Dalam mengembangkan RPP terintegrasi Islam tidak ada model
yang baku, dengan demikian guru memiliki banyak kesempatan untuk
memodifikasi model-model baru dalam menyusun dan
mengembangkan RPP. Karena sifatnya yang fleksibel dan tidak baku
maka tidak ada keseragaman diantara guru dalam menyusun dan
23

mengembangkan RPP atau persiapan mengajar (Gunawan, 2012, hlm.


308). Ada beberapa model yang dapat dijadikan bahan acuan dalam
mengembangkan RPP kimia yang mengintegrasikan Islam dan kimia
salah satunya adalah model satuan pelajaran (satpel) (Gunawan, 2012,
hlm. 318; Zubaedi, 2011, hlm. 301), desain RPP model satpel dapat
dilihat pada gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1. RPP Model Satuan Pelajaran


Model lain yang dapat dijadikan acuan adalah RPP model
correlated. RPP model correlated yang dikembangkan Rahminawati
& Indrasari (2014) pada penelitiannya yang berjudul Integrasi Proses
24

Pembelajaran Rumpun Mata Pelajaran IPA dengan Materi


Keagamaan di SMA IT Al-Mumtazam Kuningan (Studi Kasus Kelas
XI IPA). Desain RPP model correlated dapat dilihat pada gambar 2.2
berikut:

Gambar 2.2. RPP Model Correlated

Penerapan perencanaan harian terdiri dari pendahuluan, inti, dan


penutup. Kegiatan pendahuluan diisi dengan motivasi, pendapat, serta
eksplorasi pengatahuan awal siswa. Kegiatan inti terkait perumusan
masalah, observasi dan pengumpulan data serta pemecahan masalah.
Kegiatan inti pada hakekatnya adalah kegiatan utama untuk
menanamkan, mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan
berkaitan dengan bahan ajar yang akan disampaikan. Pada kegiatan
penutup terkait membuat kesimpulan, refleksi terhadap kegiatan yang
25

sudah dilakukan, memberikan umpan balik terhadap proses hasil


pembelajaran dan evaluasi (Rahminawati & Indrasari, 2014; Listyono
et al., 2018).
Terkait evaluasi belajar, penilaian pembelajaran pada kurikulum
2013 menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic
assessment). Teknik dan instrumen yang dipilih dan dilaksanakan
tidak hanya mengukur pencapaian akademik atau kognitif siswa,
tetapi juga mengukur perkembangan kepribadian (Gunawan, 2012,
hlm. 235; Permendikbud No. 22 Tahun 2016).

b. Materi Ajar Terintegrasi


Materi ajar juga merupakan bagian dari kurikulum. Kelayakan
materi ajar harus mendapat perhatian serius, karena materi ajar
merupakan salah satu komponen utama dalam proses pembelajaran.
Dalam menyususun dan menentukan materi ajar, sepatutnya
berangkat dari tujuan pembentukan keimanan, ketakwaan, akhlak
mulia, maupun penguasaan kognitif dan psikomotor bidang yang
diajarkan. Dimensi spiritual dan sosial dalam materi mesti dibeberkan
dan disampaikan kepada semua peserta didik sehingga mereka tidak
hanya menguasai aspek kognitif dan psikomotorik. Akan tetapi,
mereka juga memahami relevansi setiap bidang kajian yang dipelajari
dengan dimensi spiritual dan sosial (Yusuf, 2015: 104; Syamsuri,
Sjaeful & Sumarna, 2018). Semua guru dan calon guru dituntut
mampu menemukan, menggali dan mengembangkan aspek iman
dalam setiap materi kimia yang akan diajarkan.
Berkaitan dengan upaya penanaman karakter kepada siswa,
sangat penting adanya upaya untuk meciptakan materi ajar kimia yang
memasukan unsur Islam. Dalam pembelajaran semestinya jangan
terjadi distorsi keimanan dan kesalehan yang disebabkan oleh materi
ajar yang tidak diseleksi. Guru mesti melakukan analisis dan krirtik
terhadap materi yang diajarkan sehingga semuanya dapat dipahami
26

relevansinya dengan keimanan dan kesalehan. Dengan demikian,


terbangunlah keimanan dan kesalehan peserta didik itu melalui ilmu
yang dipelajari (Yusuf, 2015, hlm. 105).
Salah satu contoh model integrasi yang dapat digunakan untuk
mengembangan materi ajar kimia yang mengintegrasikan unsur Islam
adalah Model Integrasi Sains dan Islam Tipe Buchori. Model integrasi
ini terdiri dari 5 tahap (Buchori, 2017b) dapat dilihat pada gambar
2.1., sebagai berikut:

Gambar 2.3. Model Integrasi Sains dan Islam Tipe Buchori

1) Menentukan materi: dalam menentukan materi ajar yang akan di


integrasikan harus bersumber dari refrensi utama. Kemudian
kompetensi dan indikator yang ingin dicapai. Bahan ajar mengacu
pada standar isi pada kurikulum yang berlaku.
27

2) Analisis konsep: dilakukan dengan mengidentifikasi dasar-dasar


pokok yang akan disajikan dengan mengacu pada kompetensi dan
indikator yang telah ditetapkan. Analisis konsep dilakukan
dengan mengidentifikasi karakteristik yang dimiliki konsep,
meliputi; label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut
konsep (kritis, variabel), posisi atau hierarki konsep
(superordinat, koodinat, subordinat), contoh dan non contoh.
3) Struktur makro/peta konsep: hasil identifikasi analisis konsep
membentuk struktur makro atau peta konsep yang kemudian akan
diintegrasikan keislamannya.
4) Integrasi sains dan Islam: merupakan gabungan konsep-konsep
sains (kimia, fisika, biologi) dengan Islam (ayat Qauliyah, ayat
Kauniyah, nilai-nilai keislaman atau karakter) yang kemudian
dilakukan validasi ahli untuk mendapat CVR (Content Validity
Ratio).
5) Kontruk materi terintegrasi: setelah integrasi atau gabungan
konsep-konsep sains dan Islam dinyatakan valid oleh ahli, maka
dibuatlan kontruk materi terintegrasi Islam. Produk bahan ajar ini
merupakan hasil akhir dari proses integrasi islam pada materi
sains (kimia, fisika, biologi).

Model lain yang dapat digunakan untuk mengembangkan materi


ajar kimia terintegrasi Islam adalah Four Steps Teaching Material
Development (4S TMD). Sesuai dengan namanya, model 4S TMD
terdiri dari empat tahap dalam mengembangakan materi ajar yaitu
seleksi, srukturisasi, karakterisasi, dan reduksi. Pengembangan materi
ajar melalui model ini, diharapkan memenuhi kriteria materi ajar dari
aspek kesesuaian dengan kurikum, benar secara ilmiah, dan memiliki
nilai kegunaan bagi siswa (Sjaeful, 2015; Syamsuri et al., 2017).
Berikut penjelasan empat tahap pengolahan materi ajar:
28

1) Proses Seleksi
Untuk memperoleh materi ajar yang sesuai dengan kebutuhan
siswa maka pelu dilakukan seleksi, Pada proses seleksi,
pengembangan materi ajar dimulai dengan pemilihan konsep
materi kimia berdasarkan tuntutan kurikulum, pengembangan
indikator, kemudian pengembangan konsep bersumber dari buku
kimia dasar, buku kimia sekolah dan buku internasional yang
berhubungan dengan materi yang dikembangan, dan yang
terakhir adalah pengembangan nilai atau keterampilan yang dapat
dikembangan melalui materi kimia.
2) Proses Strukturisasi
Materi yang telah diseleksi kemudian perlu distrukturisasikan
secara didaktis, sesuai karakteristik struktur materi ajar. Proses
strukturisasi menghasilkan peta konsep materi ajar sebagai
panduan tentang hubungan antar konsep yang ada pada materi
kimia yang dikembangkan. Struktur makro memberikan panduan
pada penulisan materi ajar yang sistematis. Dan multiple
representation merupakan gambaran hubungan antara
representasi tingkat makroskopik, submikroskopik dan simbolik.
Dengan proses ini dapat memfasilitasi siswa untuk
menghubungkan konsep dengan konsep lainnya, sehingga
pengetahuan siswa kebih terstruktur.
3) Proses Karakterisasi
Karakterisasi materi ajar diperlukan agar bahan ajar yang sulit
dapat dikemas secra spesifik sesuai dengan karakteistik masing-
masing konsep. Sehingga materi ajar tersebut sesuai dengan
pandangan siswa, apakah konsep tersebut sulit atau mudah
dipahami.
4) Proses Reduksi
Kata reduksi pada proses ini dapat diartikan sebagai pengurangan
tingkat kesulitan materi ajar, sebab pada proses ini materi ajar
29

direduksi secara didaktis dengan pertimbangan aspek psikologis


dan keilmuan agar materi ajar mudah dipahami siswa. Reduksi
tingkat kesulitan konsep pada materi ajar dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu (1) anotasi dalam bentuk gambar, simbol,
sketsa dan percobaan; (2) menggunakan analogi; (3) generalisasi;
dan (4) mekanisme tertentu.

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Penelitian ini dilaksanakan mengacu pada penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya oleh peneliti lain, yang dianggap relevan dengan penelitian yang
akan dilaksanakan. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, sebagai
berikut:
1. Integrasi Keilmuan Sains dan Islam Dalam Proses Pembelajaran Rumpun
IPA oleh Zarima Zain dan Rian Vebrianto (2017). Hasil dari penelitian ini
berupa rancangan, langkah-langkah dan implementasi yang dilakukan
guru mata pelajaran rumpun IPA dalam proses pembelajaran terintegrasi
dengan Islam.
2. Pembelajaran Fisika Berbasis Nilai Agama Islam Pada Perguruan Tinggi
Agama Islam oleh Chaerul Rochman (2010). Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa (1) nilai Islami dan pentingnya pengintegrasian nilai
Islam berdasarkan Iman, Islam dan Ihsan penjelasan dalam program
pembelajaran Fisika dengan mengintegrasikan tujuh nilai prinsip, seperti
nilai kejujuran, disiplin, adil, visioner, kerjasama, tanggungjawab dan
peduli. (2) program pembelajaran memberikan perubahan pada siswa
dalam perencanaan pembelajaran fisika (N-gain 0,38). (3) kemampuan
rata-rata siswa dalam mengintegrasikan nilai-nilai Islami dalam rencana
pembelajaran fisika adalah 63,5%. (4) Hubungan antara kemampuan
akademik siswa dalam pengintegrasian nilai-nilai Islami dalam
pembelajaran tergolong kuat (r=0,77). (5) factor yang mendukung
penerapan nilai integrasi Islam pada pembelajaran fisika; visi, misi dan
karakter; struktur kurikulum dan program, bakat siswa, materi ajar yang
30

relevan, team pengajar yang inovasi, dan faktor penghambat adalah


kurangnya pemahaman dan kesadaran tentang penerapan integrase nilai-
nilai Islam, akses terhadap visi, misi dan para ahli.
3. Effective Implementation of the Integrated Islamic Education oleh
Maimun Aqsha Lubis (2015). Hasil penelitian menemukan bahwa
keberhasilan sistem pendidikan terintegrasi Islam di negara Malaysia dan
Brunei bergantung pada penerapan konsep pendidikan integrasi Islam di
sekolah dan kemampuan pendidik untuk mempersiapkan dan
melaksanakan rencana pembelajaran yang baik.
4. Integration of Islam and Science: Study of Two Science Pesantrens
(Trensain) in Jombang and Sragen oleh Muhammad Munadi (2016). Hasil
penelitian menunjukan bahwa pendidikan di kedua pesantren tersebut
bertujuan untuk membentuk kreativitas dalam kerangka integrasi islam
dan sains. Kerangka integrasi kedua pesantren tersebut merujuk pada Al-
Qur’an dan Sunnah, filosofi, penguatan penguasaan ilmu alam dan
penguasaan bahasa asing.
5. Methods of Integrating Islamic Values in Teaching Biology for Shaping
Attitude and Character oleh Listyono, K. I. Supardi, N. Hindarto, dan S.
Ridlo (2018). Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi yang benar
dalam mengintegrasikan nilai Islam adalah diuraikan dalam rancangan
rencana pembelajaran. Integrasi nilai Islam dalam rencana pembelajaran
akan memfasilitasi guru untuk membangun karakter siswa karena nilai
Islam dapat diimplentasikan dalam setiap langkah pembelajaran.
6. Chemistry Teacher’s Perception about Integration of Islam and Chemistry
oleh Buchori Muslim, Salamah Agung dan Ridho Zukhrufian Al Islam
(2017). Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas guru kimia (91,9%)
mendukung dan meyakini bahwa kimia dapat diintegrasikan dengan nilai-
nilai Islam dan mayoritas guru kimia (85,5%) meyakini bahwa wawasan
keislaman yang mereka miliki berpengaruh terhadap cara mereka
mengajar kimia di kelas.
31

7. Integrating Islamic Perspective in Teaching General Chemsitry oleh


Buchori Muslim (2017a). Hasil penelitian menunjukan bahwa konsep
kimia yang dapat diintegrasikan dengan perspektif Islam adalah Sejarah
Kimia, Strktur Atom, Ikatan Kimia, Stoikiometri, Termokimia,
Kesetimbangan Kimia, Larutan Asam dan Basa, Hidrolisis Garam, dan
Koligatif Larutan.
Dari seluruh penelitian tersebut, penulis merasakan perlu adanya
penelitian yang khusus meneliti kemampuan calon guru mengintegrasikan
Islam dan kimia.

C. Kerangka Berpikir
Berikut merupakan alur kerangka berpikir dari teori yang ditetapkan oleh
peneliti:

Tuntutan kurikulum 2013 untuk


mengembangkan potensi peserta Kompetisi Sains Madrasah
didik dalam empat kompetensi (KSM) terdapat materi kimia
(spiritual, sikap, pengetahuan, terintegrasi Agama Islam untuk
dan keterampilan) dilombakan

Pembelajaran kimia
terintegrasi Islam

Perencanaan pembelajaran kimia


terintegrasi Islam

Rencana Pelaksanaan Materi ajar kimia terintegrasi


Pembelajaran (RPP) kimia Islam
terintegrasi Islam

Gambar 2.4. Kerangka Berpikir


32

Kurikulum 2013 merumuskan Kompetensi Inti guna mendukung tujuan


pendidikan nasional yang tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 untuk
mengembangkan potensi peserta didik dalam empat kompetensi yaitu
kompetensi spiritual, kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan
kompetensi keterampilan. Selain itu, berdasarkan terbitnya Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Islam No. 575 Tahun 2018 maka pada Kompetisi Sains
Madrasah (KSM) melekat materi Agama Islam dalam mata pelajaran sains
yang akan dilombakan, salah satunya Kimia Terintegrasi. Pembelajaran kimia
terintegrasi Islam perlu dirancang secara sungguh-sungguh dan konsepsional
oleh guru kimia. Perencanaan pembelajaran kimia terintegrasi Islam meliputi
penyusunan RPP dan materi ajar kimia terintegrasi Islam.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini berlangsung selama 11 bulan, yaitu pada bulan Oktober 2017
– September 2018. Penelitian dilakukan kepada mahasiswa semester 6
angkatan 2015 Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
mengikuti mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan.

B. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui,
menggambarkan dan menginterpretasikan nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih dengan apa adanya tanpa membuat perbandingan, atau
menghubungkan antara variabel yang lain (Sugiyono, 2012, hlm. 11, Darmadi,
2011, hlm. 151; Trianto, 2010b, hlm 197).
Penelitian deskriptif hanya berusaha menggambarkan secara jelas dan
sekuensial terhadap pertanyaan penelitian yang telah ditentukan sebelumnya
dan penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Oleh
karena itu penelitian deskriptif disebut juga penelitian pra-eksperimen
(Darmadi, 2011, hlm. 34; Arikunto, 2007, hlm. 234).

C. Unit Analisis
Pada penelitian ini, variabel yang diteliti adalah kemampuan integrasi
calon guru kimia. Objek penelitian pada dasarnya merupakan variabel yang
dikaji. Objek penelitian dapat melekat sebagai data penelitian yang dapat
disadap dari subjek penelitian atau responden (Trianto, 2010b, hlm. 253). Oleh
karena itu, objek yang akan dianalisis adalah kemampuan integrasi Islam dan

33
34

kimia sedangkan subjek penelitian adalah calon guru kimia. Subjek penelitian
adalah benda, hal atau orang dimana variabel yang dikaji melekat (Arikunto,
2007, hlm. 88). Adapun sumber data dari penelitian ini adalah portofolio RPP
dan materi ajar kimia terintegrasi Islam yang telah dibuat oleh calon guru.
Sumber data adalah benda, hal atau orang dimana peneliti dapat mengamati,
membaca, atau bertanya tentang data (Arikunto, 2007, hlm 88). Berdasarkan
uraian tersebut, maka unit analisis dalam penelitian ini adalah calon guru kimia
yang akan diukur kemampuan mengintegrasikan Islam dan kimia.

D. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh penelitian dalam kegiatannya menggumpulkan atau menjaring data-data
penelitian, agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan lebih mudah dengan
instrumen penelitian (Trianto, 2010b, hlm. 263; Arikunto, 2007, hlm. 101).
Untuk mendapatkan data kemampuan integrasi Islam dan kimia calon guru
dengan metode dokumentasi berasal dari portofolio RPP dan materi ajar kimia
yang dibuat oleh calon guru. Portofolio digunakan untuk mengetahui
kemampuan calon guru kimia mengintegrasikan Islam pada RPP dan materi
ajar kimia.
Portofolio tersebut dinilai berpedoman rubrik penilaian portofolio
(Lampiran 2). Rubrik penilaian diadaptasi dari instrumen penelitian yang telah
dilakukan Rochman (2010a) yang berjudul Pembelajaran Fisika Berbasis Nilai
Agama Islam pada Perguruan Tinggi Agama Islam. Berikut indikator penilaian
pada rubrik penilaian portofolio RPP dan materi ajar kimia terintegrasi Islam
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Indikator Penilaian Portofolio

Jenis data Indikator

Kemampuan 1. Kelengkapan komponen RPP


mengintegrasikan 2. Merumuskan tujuan pembelajaran kimia
35

Islam dan kimia pada 3. Menguraikan secara singkat materi essensial


RPP pembelajaran kimia
4. Ketepatan penggunaan metode dengan
karakteristik materi/tujuan pembelajaran
5. Kesesuaian langkah-langkah pembelajaran
dengan tujuan pembelajaran
6. Merumuskan penilaian pembelajaran
7. Komponen RPP kimia memuat konsep
integrasi Islam dan sains
8. Kesesuaian model pembelajaran integrasi
yang digunakan dalam RPP dengan
karakteristik materi
Kemampuan 1. Menguraikan konsep esensial, prinsip atau
mengintegrasikan teori berdasarkan kompetensi dasar yang
Islam dan kimia pada dipilih
materi ajar 2. Menggunakan konsep kimia terintegrasi Islam
3. Relevansi pokok materi integrasi Islam dan
kimia dengan indikator yang ditetapkan
4. Merumuskan nilai-nilai terkait materi kimia
terintegrasi Islam yang telah dipelajari
5. Merumuskan perilaku positif dan akhlak
mulia sebagai amtsal atau perumpamaan dari
materi kimia
6. Memilih dan menuliskan ayat kauliyah (Al-
Quran dan/atau hadits) yang terkait atau yang
saling memperkuat materi kimia
7. Memilih dan menuliskan ayat Kauniyah
(fenomena alam) yang terkait atau yang saling
memperkuat materi kimia
36

Pada rubrik penilaian terdapat skala (Lampiran 2). Skala menunjukan pada
sebuah instrumen pengumpulan data dengan alternatif jawaban dibuat
bertingkat sebagai bentuk gradasi dari satu jenis kualitas (Arikunto, 2007, hlm.
105). Peneliti membuat variabel dengan lima tingkatan:
1 = Sangat Baik
2 = Baik
3 = Cukup
4 = Kurang
5 = Sangat Kurang

E. Teknik Pengumpulan Data


Menurut Arikunto (2007, hlm. 100), teknik pengumpulan data adalah cara
yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik
pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel
3.2. sebagai berikut:
Tabel 3.2. Teknik Pengumpulan Data
Data Instrumen Keterangan
Kemampuan Portofolio RPP kimia yang
mengintegrasikan Rubrik Penilaian telah dibuat oleh calon guru
Islam dan kimia pada Portofolio kimia dinilai dengan rubrik
RPP Kimia penilaian.
Kemampuan Portofolio materi ajar kimia
mengintegrasikan Rubrik Penilaian yang telah dibuat oleh calon
Islam dan kimia pada Portofolio guru kimia dinilai dengan
RPP Kimia rubrik penilaian.

F. Teknik Analisis Data


Data dan informasi yang telah diperoleh dengan instrumen yang dipilih
dan sumber data atau sampel tertentu masih merupakan informasi atau data
kasar. Informasi data tersebut perlu diolah agar dapat dijadikan bahan untuk
menjawab pertanyaan penelitian (Trianto, 2010b, hlm. 198). Data yang didapat
37

setelah pengumpulan data dengan rubrik penilaian portofolio terdiri dari dua
jenis, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuatitatif didapatkan dari
skor rata-rata tiap indikator, sedangkan data kualitatif didapatkan dari catatan
rater terhadap portofolio RPP dan materi ajar kimia.
Data kuantitatif dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif untuk
menganalisis (1) data kemampuan mahasiswa dalam mengintegrasikan Islam
dan kimia pada RPP kimia; (2) data kemampuan mahasiswa dalam
mengintegrasikan Islam dan kimia pada materi ajar kimia. Langkah-langkah
dalam menganalisis data kuantitatif (Rochman, 2010b), yaitu (1) menetapkan
angka atau skor pada setiap komponen instrumen yang telah diisi; (2)
menjumlahkan angka atau skor dari setiap komponen data yang diperoleh; (3)
menentukan jumlah responden (N) pada setiap komponen; (4) menghitung
proposi setiap komponen dalam bentuk satuan persentase; (5) menyajikan
dalam bentuk daftar atau tabel; dan (6) memberikan interpretasi kualitatif
terhadap hasil perhitungan proporsi.

𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟


𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = × 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Analisis data yang menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif


memanfaatkan persentase yang bersifat kuantitatif sebagai langkah awal dari
keseluruhan proses analisis. Hasil analisis berupa persentase tersebut harus
diubah menjadi sebuah predikat, bersifat kualitatif, yang menunjuk pernyataan
keadaan atau ukuran kualitas (Arikunto, 2007, hlm. 269). Interpretasi kualitatif
terhadap perhitungan proposi berupa bilangan ditafsirkan dalam pengertian
kualitatif menggunakan skala rating (Rating Scale) (Sugiyono, 2012, hlm. 113;
Firmansyah, 2015). Skala rating pada umumnya digunakan pada penelitian
yang melibatkan penilaian kemampuan partisipan (Darmadi, 2011, hlm. 111).
Sebelum menentukan predikat atau kategori terhadap kemampuan calon guru
kimia mengintegrasikan Islam dan kimia, peneliti terlebih dahulu menentukan
kriteria yang akan dijadikan patokan penilaian selanjutnya.
38

Tabel 3.3. Kriteria Penilaian Ideal


Rentang Skor Kategori
X > Mi + 1,5 SBi Sangat Baik
Mi + 0,5 SBi < X ≤ Mi + Baik
Mi - 0,5 SBi < X ≤ Mi + Cukup
Mi - 1,5 SBi < X ≤ Mi +- Kurang
X ≤ Mi – 1,5 SBi Sangat Kurang

Keterangan:
X = Skor rata-rata
Mi = Rata-rata ideal
= ½ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
SBi = Simpangan baku
= 1/6 (skor maksimal idela – skor minimal ideal)
Skor maksimal ideal = ∑butir × skor tertinggi
Skor minimal ideal = ∑butir × skor terendah

Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa menganalisis dengan deskriptif


kualitatif adalah memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai
dengan kondisi sebenarnya. Predikat yang diberikan tersebut dalam bentuk
peringkat yang sebanding dengan atau atas dasar kondisi yang diinginkan
(Arikunto, 2007, hlm. 269).
Data kualitatif yang telah terkumpul dianalisis dengan reduksi. Data hasil
reduksi yang sama dikelompokan menjadi beberapa tema. Catatan rater
direduksi kemudian hasil reduksi yang sama dikelompokan dalam satu tema
(Buchori et al., 2017). Kelompok tema dibedakan dengan warna yang berbeda.
BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Penelitian
Partisipan adalah mahasiswa semester 6 Pendidikan Kimia angkatan 2015
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 71 partisipan pada mata
kuliah studi Islam dan Ilmu Pengetahuan. Mata kuliah Islam dan Ilmu
Pengetahuan terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas A sebanyak 33 mahasiswa
dan kelas B sebanyak 38 mahasiswa. Syarat untuk mengikuti perkuliahan ini,
seluruh partisipan telah mendapatkan mata kuliah bidang pendidikan, bidang
kimia dan juga bidang agama.
Pada mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan, partisipan ditugaskan
untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta materi ajar
sesuai Kompetensi Dasar dan materi kimia yang telah sediakan. Instrumen
penilaian RPP dan materi ajar mengadaptasi instrumen yang digunakan
Rochman (2010a) sesuai dengan kriteria pada rubrik penilaian RPP dan materi
ajar. Data yang didapat terdiri dari dua jenis data, yaitu kuantitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif didapatkan dari skor rata-rata tiap indikator
sedangkan data kualitatif didapatkan dari catatan rater. Data kuantitatif dari
skor rata-rata dari masing-masing indikator ditampilkan dalam Tabel 4.1 dan
Tabel 4.2.
1. Kemampuan Calon Guru Kimia Mengintegrasikan Islam dan Kimia
pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kimia
Kemampuan calon guru mengintegrasikan Islam dan kimia pada
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kimia dapat dilihat pada Tabel
4.1. Calon guru kimia memiliki rata-rata kemampuan integrasi Islam pada
RPP sebesar 75% termasuk dalam kategori Baik. Persentase tertinggi
kemampuan integrasi Islam pada RPP kimia yaitu pada indikator
kelengkapan komponen RPP sebesar 96%. Kemampuan integrasi Islam
pada RPP kimia dengan persentase terendah yaitu pada indikator

39
40

kesesuaian model pembelajaran dengan integrasi yang digunakan dalam


RPP dengan karakteristik materi sebesar 65%.
Tabel 4.1. Persentase Kemampuan Integrasi Islam dan Kimia pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kimia
Indikator Persentase Kategori
(%)
Kelengkapan komponen RPP 96 Sangat Baik
Merumuskan tujuan pembelajaran kimia 75 Baik
Menguraikan secara singkat materi 67 Cukup
essensial pembelajaran kimia
Ketepatan penggunaan metode dengan 75 Baik
karakteristik materi atau tujuan
pembelajaran
Kesesuaian langkah-langkah 75 Baik
pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran
Merumuskan penilaian pembelajaran 67 Cukup
Komponen RPP kimia memuat konsep 78 Baik
integrasi Islam dan kimia
Kesesuaian model pembelajaran dengan 65 Cukup
integrasi yang digunakan dalam RPP
dengan karakteristik materi
Rata-rata 75 Baik

2. Kemampuan Calon Guru Kimia Mengintegrasikan Islam dan Kimia


pada Materi Ajar Kimia
Kemampuan calon guru mengintegrasikan Islam dan kimia pada
materi ajar kimia dapat dilihat pada Tabel 4.2. Calon guru kimia memiliki
rata-rata kemampuan integrasi Islam pada materi ajar kimia sebesar 65%
termasuk kategori Cukup. Persentase tertinggi kemampuan integrasi Islam
pada materi ajar kimia yaitu pada indikator menguraikan konsep, prinsip
41

atau teori berdasarkan KD yang dipilih sebesar 75%. Persentase terendah


kemampuan integrasi Islam pada RPP kimia yaitu pada indikator
merumuskan perilaku positif dan akhlak mulia sebagai amtsal atau
perumpamaan dari materi kimia sebesar 55%.
Tabel 4.2. Persentase Kemampuan Integrasi Islam dan Kimia pada
Materi Ajar Kimia
Indikator Persentase Kategori
(%)
Menguraikan konsep esensial, prinsip 75 Baik
atau teori berdasarkan KD yang dipilih
Menggunakan konsep kimia terintegrasi 64 Cukup
Islam
Relevansi pokok materi integrasi Islam 68 Baik
dan kimia dengan indikator yang
ditetapkan
Merumuskan nilai-nilai terkait materi 65 Cukup
kimia terintegrasi Islam yang telah
dipelajari
Merumuskan perilaku positif dan akhlak 55 Cukup
mulia sebagai amtsal atau perumpamaan
dari materi kimia
Memilih dan menuliskan ayat kauliyah 64 Cukup
(Al-Qur’an dan/atau hadist) yang terkait
atau yang saling memperkuat materi
kimia
Memilih dan menuliskan ayat kauniyah 59 Cukup
(fenomena alam) yang terkait atau yang
saling memperkuat materi kimia
Rata-rata 65 Cukup
42

B. Pembahasan
Data hasil penelitian Tabel 4.1, menunjukan bahwa calon guru kimia
memiliki rata-rata kemampuan integrasi Islam da kimia RPP kimia sebesar
75% dengan kategori baik. Sedangkan data hasil penelitian Tabel 4.2
menunjukan bahwa calon guru kimia memiliki rata-rata kemampuan integrasi
Islam da kimia pada materi ajar kimia sebesar 65% dengan kategori cukup. Hal
ini sesuai dengan pendapat Lubis (2015) yang menyatakan bahwa guru harus
siap dan memahami Pendidikan Integrasi. Dalam Pendidikan Integrasi, guru
berperan sebagai katalis yang harus memahami dan mampu menerapkan sistem
Pendidikan Integrasi. Guru tidak hanya harus memahami teori tetapi juga
terlatih menjadi guru yang lebih inovatif dalam mempersiapkan bahan
pembelajaran. Untuk memastikan Pendidikan Integrasi terlaksana, tugas guru
adalah menterjemahkan kurikulum ke dalam pembelajaran di kelas.
Guru harus memahami dan menguasai keempat kompetensi guru untuk
menterjemahkan kurikulum ke dalam pembelajaran di kelas. Pembelajaran
kimia yang mengintegrasikan Islam memerlukan perencanaan pembelajaran
yang dirancang secara sungguh-sungguh dan konsepsional. Perencanaan
pembelajaran merupakan salah satu subkompetensi pada kompetensi
pedagogik. Menurut Listyono, Supardi, Hindarto dan Ridlo. (2018), seorang
guru harus menguasai PCK, karena tugas guru dalam pembelajaran kimia
terintegrasi Islam dimulai dari tahap perencanaan pembelajaran. Selain itu guru
perlu memilik kepribadian dan pemahaman agama serta materi kimia. Pada
tahap perencanaan pembelajaran, guru perlu mempersiapkan rencana
pembelajaran (RPP) dan materi ajar kimia terintegrasi Islam.
Mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan sebagai wujud eksistensi
Program Studi Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam
menjalankan aktifitas akademik untuk meningkatkan mutu calon guru kimia
yang memiliki pengetahuan dan keterampilan mengintegrasikan nilai-nilai
keislaman. Berikut pembahasan kemampuan calon guru kimia
mengintegrasikan Islam dan kimia pada RPP dan materi ajar kimia.
43

1. Kemampuan Calon Guru Kimia Mengintegrasikan Islam dan Kimia


pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kimia
RPP dapat menjadi panduan langkah-langkah yang akan dilakukan
guru pada kegiatan pembelajaran. Hal ini perlukan agar rumusan tujuan
pembelajaran yang mengacu pada indikator tercapai sesuai Kompetensi
Dasar Kurikulum 2013. Oleh karena itu, salah satu yang harus
dipersiapkan sebelum proses pembelajaran kimia yang mengintegrasikan
Islam adalah penyusunan RPP (Permendikbud No. 22 Tahun 2016;
Rahminawati & Indrasari, 2014; Trianto, 2010a, hlm. 108; Zain &
Vebrianto, 2017; Rochman, 2010a). RPP yang dimaksud adalah rencana
pembelajaran kimia yang berorientasi integrasi Islam yang menjadi
pedoman guru dalam proses mengajar, karena salah satu prinsip
penyusunan RPP adalah mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu,
keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek dan keragaman budaya.
a. Kelengkapan Komponen RPP
Sebanyak 71 RPP yang dianalisis, mayoritas RPP yang disusun
telah lengkap memasukan komponen RPP. Hanya terdapat tujuh RPP
yang tidak lengkap memasukan komponen RPP sesuai dengan
kriteria. Komponen yang tidak dimasukan terbanyak adalah
komponen penilaian hasil pembelajaran (Lampiran 3).
Berdasarkan Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar
Proses, mewajibkan setiap pendidik pada satuan pendidikan untuk
menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, insipratif, menyenangkan, menantang,
efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. Komponen RPP yang lengkap terdiri
atas: a) identitas sekolah; b) identitas mata pelajaran; c) kelas; d)
materi pokok; e) alokasi waktu; f) tujuan pembelajaran; g) kompetensi
dasar dan indikator; h) materi pembelajaran; i) metode pembelajaran;
44

j) media pembelajaran; k) sumber belajar; l) langkah-langkah


pembelajaran; dan m) penilaian hasil belajar.
Menurut Gunawan (2012, hlm. 301), dalam penyusunan dan
pengembangan RPP perlu memperhatikan keterkaitan dan
keterpaduan antar komponen RPP. Oleh karena itu, guru seharusnya
memperhatikan kelengkapan komponen RPP yang disusun.
b. Merumuskan tujuan pembelajaran kimia
Kemampuan calon guru kimia dalam merumuskan tujuan
pembelajaran kimia sudah berada pada kategori baik (75%). Tujuan
pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)
mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ada empat unsur
yang harus ada dalam rumusan tujuan pembelajaran yaitu audience,
behavior, condition, dan degree (Sulistiana, 2016). Tujuan
pembelajaran yang dirumuskan oleh calon guru seluruhnya sudah
memasukan peserta didik sebagai unsur audience dan perubahan
perilaku peserta didik sebagai unsur behavior. Sebanyak enam RPP
tidak ada unsur condition dalam rumusan tujuan pembelajaran yang
merupakan prasyarat atau kondisi yang harus disediakan agar tujuan
pembelajaran tercapai. Sebanyak lima RPP tidak ada unsur degree
dalam rumusan tujuan pembelajaran yang merupakan ukuran
tingkatan atau level kemampuan yang harus dicapai peserta didik
mencakup aspek afektif dan sikap (Lampiran 3).
Menurut Gunawan (2012, hlm. 227), dalam kegiatan belajar
mengintegrasikan Islam dan menanamkan nilai adalah tujuan kegiatan
tersebut tidak hanya berorientasi pada pengetahuan tetapi juga sikap.
Oleh karenanya, guru perlu menambahkan orientasi tujuan pada setiap
atau sejumlah kegiatan belajar dengan pencapaian sikap atau nilai
tertentu.
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, guru perlu juga
memperhatikan lima kriteria yaitu kelengkapan, keseluruhan,
kesesuaian, kekhususan, dan ketercapaian (Sulistiana, 2016).
45

Sebanyak 71 RPP yang dianalisis, ada 44 RPP yang sudah memenuhi


kriteria tujuan pembelajaran. Selain itu, sebanyak tujuh RPP yang
memasukan materi agama Islam kedalam tujuan pembelajaran yang
dirumuskan (Lampiran 3).
Rahminawati dan Indrasari (2014) pada penelitiannya yang
berjudul Integrasi Proses Pembelajaran Rumpun Mata Pelajaran IPA
dengan Materi Keagamaan di SMA IT Al-Multazam Kuningan,
mengembangkan RPP model correlated, dimana tujuan pembelajaran
pada RPP terdiri dari mata pelajaran pokok (kimia) dan materi agama
yang akan dipadukan (Islam).
Ramli (2014) mengungkapkan dari hasil penelitiannya yang
berjudul Integrasi Pendidikan Agama Islam ke dalam Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam di Madrasah Tsanawiyah Negeri
Mulawarman Banjarmasin, didapatkan beberapa tujuan
mengintegrasikan agama Islam dalam pembelajaran IPA yang ingin
dicapai oleh guru. Tujuan yang ingin dicapai yaitu: 1) menambah
keimanan dan penghayatan terhadap agama terutama berkaitan
dengan kebesaran dan kekuasaan Allah dalam menciptakan segala
sesuatu serta seluruh alam; 2) memberikan pemahaman kepada siswa
bahwa antara pelajaran IPA dengan agama memiliki keterkaitan; 3)
agar siswa lebih mencintai dan memelihara alam serta segala makhluk
ciptaan-Nya; 4) menambah bekal keagamaan kepada siswa terutama
adanya bukti-bukti ayat Al-Quran yang berkaitan dengan IPA; dan 5)
adanya tuntutan lembaga pendidikan yang berciri khas agama Islam
dan kurikulum pelajaran IPA untuk Madrasah Tsanawiyah.
Dengan dirumuskannya tujuan pembelajaran yang
memperhatikan unsur dan kriteria tujuan pembelajaran serta
memasukan materi agama Islam yang akan diintegrasikan, maka
diharapkan pembelajaran kimia yang mengintegrasikan Islam dan
kimia dapat mencakup kompetensi spiritual, kompetensi sosial,
kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan.
46

c. Menguraikan secara singkat materi essensial pembelajaran


Calon guru sudah cukup (67%) mampu menguraikan secara
singkat materi essensial pembelajaran. Mayoritas calon guru sudah
mampu menguraikan secara singkat materi pembelajaran memuat
materi fakta, konsep, prinsip dan prosedur sesuai dengan indikator
yang diturunkan dari kompetensi dasar yang dipilih (Lampiran 3).
Berdasarkan Permendikbud No. 22 Tahun 2016, materi pembelajaran
pada RPP memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
ketercapaian kompetensi. Menurut Hakiim (2009, hlm. 119), dalam
menguraikan materi tidak mudah menentukan materi yang bersifat
prinsip dan fakta.
Selain menguraikan materi kimia, calon guru juga menambahkan
materi agama Islam yang akan diintegrasikan (Lampiran 3). Pada RPP
model satuan pembelajaran, guru dapat mencantumkan secara ringkas
atau butir-butir inti materi yang akan disampaikan (Gunawan, 2012,
hlm. 317). Pada RPP model correlated, komponen materi ajar
memasukan materi agama Islam dalam bentuk butir-butir selain
materi mata pelajaran kimia (Rahminawati & Indrasari, 2014).
d. Ketepatan menggunakan metode dengan karakteristik
materi/tujuan pembelajaran
Calon guru kimia sudah mampu dengan baik dalam menentukan
metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteistik atau
tujuan pembelajaran (75%). Dalam penelitian ini, sebagian besar RPP
tersebut hanya menggunakan metode ceramah atau diskusi.
Sedangkan kompetensi dasar keterampilan (KD 4) menuntut siswa
melakukan percobaan sehingga terumuskan dalam tujuan
pembelajaran (Lampiran 3). Menurut Syah (2014, hlm 199), guru
professional dan kreatif hanya akan memilih metode yang lebih tepat
setelah menetapkan topik pembahasan materi dan tujuan
pembelajaran serta jenis kegiatan belajar yang dibutuhkan siswa,
47

karena tidak satu pun metode mengajar yang dapat dipandnag


sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan.
Dalam hal pembelajaran kimia yang mengintegrasikan Islam dan
kimia, metode ceramah sesuai digunakan pada kegiatan pembelajaran.
Aziz (2011) berpendapat bahwa metode ceramah dalam pembelajaran
integrasi tidak sepenuhnya mematikan kreatifitas siswa, meski
dianggap klasik dan konvesional. Siswa diajak berimajinasi dan
membawa siswa ke waktu dan suasana berbeda, metode ini
menginginkan agar kita selalu bercermin dan berintrospeksi diri atas
apa yang telah dilakukan dan berusaha selalu mengembangkan
kreatifitas dan moralitas keilmuan yang sesuai dengan Al-Qur’an dan
konsep-konsep kimia yang ada. Syah (2014, hlm. 201-202)
menambahkan bahwa menggunaan metode ceramah memerlukan
keterampilan guru. Pada akhir pembelajaran dianjurkan membuka
forum tanya jawab untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
tehadap materi yang disampaikan oleh guru.
Ramli (2014) mengungkapkan bahwa guru IPA mengunakan
berbagai variasi metode seperti eksperimen, pembelajaran langsung,
diskusi, tanya jawab, demostrasi, ceramah, dan penugasan namun
tetap mengacu pada kurikulum serta tujuan yang ingin dicapai pada
tiap pokok bahasan. Dalam hal pembelajaran terintegrasi agama,
sebagian besar guru IPA mempergunakan metode ceramah dengan
menyisipkan unsur-unsur keimanan.
Metode praktikum atau percobaan dapat tetap dapat dilakukan
dalam pembelajaran kimia yang mengintegrasikan Islam dan kimia.
Buchori, Zulfiani, dan Irwandi (2014), memberikan contoh
pembelajaran kimia yang Islami melalui metode percobaan berbasis
bahan sehari-hari. Banyak guru yang tidak melaksanakan percobaan
dengan alasan ketidaksediaannya peralatan maupun bahan di
laboratorium. Sedangkan Islam mengajarkan untuk tidak mempersulit
sesuatu seperti dalam surat Al-Baqarah: 185, An-Nisa’: 28, dan Al
48

Ha-Hajj: 78. Islam pun memberikan solusi melalui surat Hud: 61


dengan memanfaatkan alam sekitar (peralatan sehari-hari) untuk
percobaan kimia.
e. Kesesuaian langkah-langkah pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran
Kemampuan calon guru untuk menyusun langkah pembelajaran
kimia yang disesuaikan dengan rumusan tujuan pembelajaran sudah
dalam kategori cukup (75%). Mayoritas RPP yang dianalisis langkah-
langkah pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
dirumuskan. Tujuan pembelajaran yang terdiri dari unsur audience,
behavior, condition, dan degree diwujudkan melalui langkah-langkah
pembelajaran. Langkah pembelajaran yang disusun calon guru
berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 meliputi kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup. Penyusunan langkah pembelajaran
sebagai strategi pembelajaran adalah pola-pola umum kegiatan guru
dan peserta didik dalam perwujudan belajar mengajar untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (Rahminawati & Indrasari, 2014; Zain &
Vebrianto, 2017; Listyono et al., 2018).
Langkah pembelajaran kimia yang mengintegrasikan Islam dan
kimia dimulai dengan kegiatan pendahuluan, berisikan kegiatan salam
dan doa, apersepsi, motivasi dan penyampaian tujuan dari
pembelajaran. Salah satu calon guru mengisi kegiatan pendahuluan
dengan memutarkan video manfaat dan penerapan materi kimia yang
diintegrasikan dengan Islam. Integrasi Islam lebih banyak
disampaikan pada kegiatan inti yaitu saat penyampaian materi. Calon
guru menggunakan pendekatan saintifik pada kegiatan inti, dijabarkan
lebih lanjut dalam langkah mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Pada kegiatan
inti ini, aspek yang wajib dikembangkan adalah sikap sosial,
pengetahuan dan keterampilan siswa. (Clorawati, Rohiat & Amir,
2017). Pada kegiatan penutup, dilakukan dengan penarikan
49

kesimpulan atau refleksi pembelajaran yang biasanya dimasukan


nilai-nilai keislaman yang dimaksudkan untuk wujud rasa syukur
kepada Allah, kemudian ditutup dengan salam dan doa (Lampiran 3).
Noor (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Integrasi-
Interkoneksi Keimuan Sains dan Islam dalam Proses Pembelajaran
Fisika, memberikan desain sintaks pembelajaran terpadu yang terdiri
dari enam fase yaitu 1) menyampaikan tujuan dan mempersiapkan
siswa, 2) apersepsi, 3) menyampaikan konsep materi pelajaran dan
ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan menggunakan paradigma
integrasi-interkoneksi, 4) penarikan contoh dari siswa untuk
menyebutkan contoh dalam kehidupan sehari-hari, 5) menyajikan
contoh soal dan pembahasan serta latihan soal, dan 6) penutup.
Terlihat pola yang sama seperti langkah pembelajaran yang
dirumuskan calon guru, bahwa integrasi Islam dan kimia lebih banyak
pada kegiatan inti dan pembelajaran ditutup dengan penarikan
kesimpulan yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari atau
nilai-nilai keislaman.
f. Merumuskan penilaian pembelajaran
Kemampuan calon guru dalam merumuskan penilaian
pembelajaran dalam kategori cukup (67%). Calon guru diberikan
kebebasan untuk memilih teknik penilaian atau pengujian yang
dirancang menyangkut jenis tagihan, bentuk instrumen, dan butir-
butir isntrumen yang akan digunakan untuk mengukur indikator yang
telah dirumuskan (Pantiwati, 2016).
Berdasarkan Permendikbud No. 22 Tahun 2016, penilaian proses
pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic
assessment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil.
Gunawan (2012, hlm. 235) menambahkan bahwa penilaian otentik
tidak hanya mengukur pencapaian akademik atau kognitif siswa,
tetapi juga mengukur perkembangan kepribadian siswa.
50

Penilaian pembelajaran yang mengintegrasikan Islam dan kimia


yang dirumuskan oleh calon guru meliputi ranah afektif, kognitif dan
psikomotor. Penilaian untuk ranah afektif, sebagian penilaian pada
RPP dilakukan dengan memasukan nilai-nilai dasar pada penilaian
sikap, seperti nilai jujur, disiplin, tanggung jawab, kerjasama, adil,
peduli dan lain-lain sebagaimana yang dirumuskan dalam Kompetensi
Inti 2. Penilaian ranah kognitif dapat dilakukan pada penilaian harian,
seperti latihan soal dan ulangan harian yang memasukan materi agama
Islam kedalam soal-soal. Penilaian ranah psikomotor dilakukan
melalui portofolio, presentasi dan percobaan.
Menurut Pantiwati (2016), guru membutuhkan penilaian otentik
yang dapat melakukan penilaian secara holistik meliputi kognitif,
afektif dan psikomotor. Jenis penilaian otentik sangat bervariasi oleh
karena itu guru perlu menyesuaikan kriteria dan aspek yang akan
diukur agar penilaian bermakna sehingga dapat menggambarkan
kemampuan peserta didik.
g. Komponen RPP kimia memuat konsep integrasi Islam dan kimia
Calon guru sudah mampu dengan baik dalam mengembangkan
RPP kimia yang mengintegrasikan Islam dan kimia (78%). Calon guru
menambahkan integrasi Islam dan kimia secara eskplisit pada
komponen indikator, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
dan penilaian. Sebanyak 21 RPP tidak lengkap memasukan konsep
integrasi Islam pada komponen RPP. Komponen RPP terbanyak yang
tidak memuat konsep integrasi adalah komponen indikator. Hanya dua
RPP yang sama sekali tidak memuat konsep integrasi Islam pada
seluruh komponen (Lampiran 3).
Cara untuk membuat RPP kimia yang terintegrasi Islam adalah
dengan mengadaptasi RPP yang telah dibuat atau ada dengan
menambahkan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi terjadinya
integrasi antara kimia dan Islam. RPP perlu diadaptasi meliputi
penambahan indikator, kegiatan pembelajaran dan teknik penilaian
51

terkait integrasi Islam (Gunawan, 2012, hlm. 225-226). Pada RPP


model correlated, komponen tujuan pembelajaran dan materi ajar
perlu menambahkan materi agama Islam selain materi pokok mata
pelajaran kimia (Rahminawati & Indrasari, 2014).
h. Kesesuaian model pembelajaran integrasi yang digunakan dalam
RPP dengan karakteristik materi
Calon guru sudah cukup mampu menentukan model
pembelajaran intgerasi yang sesuai dengan karakteristik materi (65%).
Model pembelajaran terintegrasi yang digunakan berhubungan
dengan keterkaitan materi kimia dengan agama. Materi kimia ada
yang terkait langsung dan ada tidak terkait langsung dengan agama.
Namun, seluruh materi kimia dapat diintegrasikan dengan Islam
(Buchori, 2017a).
Darmana (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Internalisasi
Nilai Tauhid dalam Pembelejaran Sains, merumuskan internalisasi
nilai tauhid dapat dilakukan pada materi sains yang terkait dengan
agama maupun yang tidak terkait dengan agama. Hal ini karena
pembahasan topik sains yang nukil secara eksplisit dalam ayat Al-
Quran hanya sedikit sehingga melalui penjelasan ilmiah maka ditarik
hikmah, manfaat atau pesan dari materi sains.
Paradigma keilmuan integrasi-interkoneksi memperkenalkan
model pembelajaran integrasi antara lain informatif, konfirmatif,
korektif, similarisasi, paralelisasi, komplementasi, komparasi,
induktifikasi dan verifikasi (Aziz, 2011; Kusno, 2017; Muslih, 2017).
Sebagian besar model pembelajaran yang digunakan dalam RPP
adalah model pembelajaran induktifikasi. Pembelajaran integrasi
model ini guru dengan mengajak siswa untuk menyadari keteraturan
di alam setelah mempelajari teori-teori pada materi kimia sehingga
tumbuh rasa syukur atas kebesaran Allah (Lampiran 3).
Sebagian lain menggunakan model verifikasi, korektif,
konfirmatif, similarisasi, informatif dan komplementasi. Model
52

verifikasi seperti pada materi Minyak Bumi, siswa diminta


menganalisis proses pembentukan mintak bumi berdasarkan ayat Al-
Qur’an. Korektif dilakukan pada materi Sejarah Kimia dengan adanya
konfirmasi bahwa ilmu kimia bukan berasal dari barat tetapi pertama
kali ditemukan oleh ilmuwan muslim. Konfirmatif dengan
membutikan materi kimia dengan ayat Al-Qur’an relevan atau sesuai
untuk pembenaran, siswa diminta menemukan secara mandiri dengan
berdiskusi untuk menemukan secara utuh suatu konsep dengan
bimbingan guru. Model similarisasi diartikan menyamakan begitu
saja konsep kimia dengan konsep Islam, seperti persamaan manusia
dengan tanah. Komplementasi contohnya pengintegrasian pada RPP
Termokimia, peristiwa kiamat dijelaskan secara kimia artinya konsep
kimia dan konsep Islam saling bertukar informasi sehingga
pemahaman yang didapat pun akan utuh dan memberi nilai lebih
dalam mempertebal rasa keimanan kepada Allah. Sedangkan model
informatif dilakukan dengan menggali dan memahami informasi tidak
hanya dari disiplin ilmu kimia seperti pada RPP laju reaksi dan
kesetimbangan kimia (Lampiran 3).
Muslih (2017) mengungkapkan dari hasi penelitiannya yang
berjudul Tren Pengembangan Ilmu di UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta bahwa model komparasi, induktifikasi, dan verifikasi
lebih cocok diterapkan karena integrasi-interkoneksi antara satu
disiplin ilmu dengan disiplin ilmu yang lain dapat lebih dinamis dan
seimbang.

2. Kemampuan Calon Guru Kimia Mengintegrasikan Islam dan Kimia


pada Materi Ajar Kimia
Perencanaan yang perlu dipersiapkan selain RPP adalah materi ajar
kimia (Zain & Verbrianto, 2017). Dalam menyusun dan menentukan
materi ajar, sepatutnya berangkat dari tujuan, baik tujuan pembentukan
keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, maupun penguasaan kognitif dan
53

psikomotor bidang yang diajarkan materi ajar dirancang berdasarkan


standar keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, dan penguasaan ilmu.
Sementara itu, dimensi spiritual dan sosial dalam materi mesti dibeberkan
dan disampaikan kepada semua peserta didik sehingga mereka tidak hanya
menguasai aspek kognitif dan psikomotorik. Akan tetapi, mereka juga
memahami relevansi setiap bidang kajian yang dipelajari dengan dimensi
spiritual dan sosial (Yusuf, 2015 hlm. 104). Jadi materi ajar yang dimaksud
adalah materi ajar yang mendukung integrasi antara kimia dan Islam.
Mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan memberikan dua model
integrasi yang dapat digunakan oleh calon guru untuk membuat materi ajar
kimia terintegrasi Islam, yaitu Model Integrasi Four Steps Teaching
Material Development (4S TMD) dan Model Integrasi Sains dan Islam
Tipe Buchori. Perbedaan antara keduanya adalah pada tahap validasi ahli,
dimana Model Integrasi Sains dan Islam Tipe Buchori menggunakan CVR
dengan pendekatan kuantifikasi. Selain itu, pada model 4S TMD ada tahap
reduksi yang diartikan sebagai pengurangan tingkat kesulitan materi ajar.
a. Menguraikan konsep essensial, prinsip atau teori berdasarkan
KD yang dipilih
Materi ajar salah satu komponen pembelajaran yang memegang
peranan penting dalam membantu siswa mencapai kompetensi dasar
(Hakiim, 2012 hlm. 117). Pengembangan materi ajar memperhatikan
tuntutan kurikulum yang berlaku, dimulai dengan pemilihan KD.
Kemudian merumuskan indikator untuk mengukur ketercapaian KD
dan panduan pengembangan bahan ajar. Tahap selanjutnya adalah
identifikasi label konsep yang dikumpulkan dari referensi utama
(Syamsuri et al., 2017).
Dari hasil penelitian, sebanyak 13 materi kimia terintegrasi Islam
kurang lengkap menguraikan materi kimia berdasarkan KD. Seperti
materi Kesetimbangan Kimia, hanya menguraikan contoh
kesetimbangan reaksi kimia tanpa menjelaskan lebih lanjut hubungan
antara Kc dan Kp serta cara menentukannya. Selain itu, lima materi
54

ajar kurang sesuai menguraikan materi kimia berdasarkan KD. Seperti


materi kimia terintegrasi Islam pada konsep Hidrokarbon (Lampiran
4). Dalam materi hidrokarbon calon guru membuat materi kimia
terintegrasi Islam tentang bom atom, sedangkan materi hidrokarbon
yang harusnya diintegrasikan yaitu struktur dan senyawa hidrokarbon.
Oleh karena itu, mengembangkan bahan ajar sangat perlu
memperhatikan tuntutan kurikulum yang berlaku. Berdasarkan model
4S TMD, proses tersebut adalah proses seleksi. Proses ini diperlukan
untuk memperoleh bahan ajar yang essensial sesuai dengan kebutuhan
siswa untuk belajar lebih lanjut (Sjaeful, 2015). Sedangkan pada
model Integrasi Sains dan Islam Tipe Buchori, menguraikan konsep,
prinsip dan teori kimia pada tahap menentukan materi dan analisis
konsep (Buchori, 2017b).
b. Menggunakan konsep kimia terintegrasi Islam
Pada tingkat materi, integrasi-interkoneksi dapat dilakukan
dengan model pengintegrasian ke dalam konsep kimia. Model ini
memasukan nilai-nilai Islam (materi keagamaan) dalam teori-teori
kimia (materi kimia) terkait sebagai wujud interkoneksi keduanya.
Materi kimia tidak hanya mengembangkan potensi kognitif tetapi
dapat mengembangkan potensi afektif (Fatonah, 2009; Darmana,
2012).
Berdasarkan Tabel 4.2, kemampuan calon guru menggunakan
konsep kimia terintegrasi 64%. Hal ini menunjukan bahwa sebagian
besar calon guru sudah cukup mampu menggunakan konsep kimia
terintegrasi Islam. Buchori (2017a) menyatakan bahwa seluruh
konsep kimia dapat diintegrasikan dengan Islam. Beberapa konsep
yang sudah dapat diintegrasikan antara lain Sejarah Perkembangan
Kimia, Struktur Atom, Ikatan Kimia, Stoikiometri, Termodinamika,
Kesetimbangan Kimia, Asam-Basa, Larutan Penyangga, Hidrolisis
Garam, dan Koligatif Larutan.
55

Pada model integrasi sains dan Islam tipe Buchori, setelah


menyeleksi dan mengidentifikasi konsep maka kimia dilanjutkan
tahap integrasi sains dan Islam. Pada tahap ini konsep-konsep kimia
yang telah dianalisis digabungkan dengan Islam. Konsep kimia yang
telah diintegrasikan dengan Islam kemudian dilakukan validasi oleh
ahli untuk mendapatkan Content Validity Ratio (CVR). CVR
diharapkan dapat mempertajam konsep validitas isi dengan
pendekatan kuantifikasi validitas konten (Lawshe, 1975). Dengan
adanya tahap ini menunjukan bahwa seluruh konsep kimia dapat
diintegrasikan Islam dengan kapasitas integrasinya masing-masing.
Jadi kapasitas atau perbandingan konsep kimia satu dengan konsep
kimia lainnya untuk diintegrasikan dengan Islam berbeda-beda.
Sedangkan pada model 4S TMD, pengembangan nilai atau integrasi
Islam dan kimia pada tahap seleksi (Syamsuri et al., 2017).
Ramli (2014) mengungkapkan bahwa pada dasarnya setiap materi
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat diintegrasikan ke
agama, tetapi ada sebagian guru (IPA) yang mengintegrasikan apabila
materi pelajaran tersebut lebih besar konteksnya kepada pendidikan
agama.
c. Relevansi pokok materi integrasi Islam dan kimia dengan
indikator yang ditetapkan
Dari seluruh materi ajar yang dianalisis, sebanyak 12 materi ajar
kurang relevan antara pokok materi integrasi Islam dan kimia dengan
indikator (Lampiran 4). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar
calon guru mampu dengan baik untuk menentukan pokok materi
integrasi Islam dan kimia yang relevan dengan indikator yang
ditetapkan. Hal ini terlihat dari Tabel 4.2, kemampuan calon guru pada
indikator relevansi sebesar 68% yang termasuk katergori baik.
Berdasarkan model 4S TMD untuk menentukan relevansi materi
integrasi dengan indikator ada pada tahap pertama yaitu seleksi. Pada
tahap ini, setelah langkah pengembangan indikator yang diturunkan
56

dari KD dan identifikasi konsep maka langkah selanjutnya


mengembangkan materi integrasi berdasarkan indikator yang sudah
ditetapkan. Konsep kimia yang telah dikembangan dan diintegrasikan
dengan Islam distrukturisasi secara didaktis sebagai panduan
sistematika penulisan materi ajar yang kemudian divalidasi oleh ahli
(Syamsuri et al., 2017; Arifin & Sjaeful, 2016).
Berdasarkan Model Integrasi Sains dan Islam Tipe Buchori
(Buchori, 2017b), relevansi integrasi Islam dan kimia dengan
indikator yang ditetapkan ditentukan pada tahap integrasi sains dan
Islam. Pada tahap integrasi sains dan Islam konsep kimia digabungan
dengan ayat kauliyah, ayat kauniyah, nilai-nilai keislaman atau
karakter yang kemudian divalidasi oleh ahli untuk mendapatkan CVR.
Sjaeful (2015) menjelaskan bahwa proses ini diperlukan untuk
memperoleh materi ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Artinya, suatu materi pembelajaran itu dianggap penting jika sesuai
dengan kebutuhan siswa untuk belajar lebih lanjut, atau diperlukan
untuk hidup sehari-hari, atau untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan
perkembangan masyarakat. Materi-materi yang telah dikumpulkan
dari berbagai sumber, perlu dilakukan seleksi sehingga sesuai dengan
kriteria.
d. Merumuskan nilai-nilai terkait materi kimia terintegrasi Islam
yang telah dipelajari
Tabel 4.2 menunjukan bahwa kemampuan calon guru
merumuskan nilai terkait materi kimia terintegrasi Islam sudah cukup
(65%). Nilai dari pembelajaran kimia terdiri dari beberapa nilai yaitu
nilai manfaat, religius, pendidikan sehari-hari, sosio-ekonomi dan seni
(Listyono et al., 2018; Trianto, 2010a, hlm. 138-141) Sebagian besar
calon guru merumuskan nilai religius dan nilai manfaat pada materi
ajar kimia yang dikembangkan. Nilai religius yang dirumuskan untuk
mengarahkan siswa untuk menyadari kekuasaan Allah serta
menumbuhkan rasa bersyukur atas segala ciptaan-Nya yang tidak
57

pernah sia-sia. Nilai manfaat yang dirumuskan mengenai manfaat dari


berbagai konsep kimia bagi makhluk hidup. Sebagian kecil lainnya
merumuskan nilai sosio-ekonomi, nilai seni, dan nilai pendidikan
sehari-hari (Lampiran 4).
Muspiroh (2013); Fatonah (2009) berpendapat bahwa dalam ilmu
kimia banyak terdapat materi pelajaran yang mengandung nilai
keindahan dan keteraturan yang dapat diaplikasikan secara
kontekstual dan aktual pada kehidupan sehari-hari. Sehingga
mengarah kepada pengagungan Sang Pencipta serta menambah
keislaman pada diri siswa. Saputro (2011) menambahkan bahwa
banyak sekali nilai religius yang berguna bagi kehidupan siswa jika
mampu menggali makna dibalik peristiwa-peristiwa kimia sebagai
bekal menjalani hidup di dunia.
Buchori (2017b) mengembangkan model integrasi sains dan
Islam, berdasarkan model tersebut integrasi kimia dan Islam
memungkinkan untuk menggabungkan konsep kimia dengan nilai-
nilai keislaman atau karakter pada tahap integrasi sains dan Islam.
Syamsuri, Anwar dan Sumara (2017) pada penelitian Development of
Teaching Material Oxidation-Reduction reactions through Four Steps
Teaching Material Development, mengembangkan materi ajar kimia
yang dihubungan dengan nilai religius, peduli sosial, kreatif, peduli
lingkungan dan disiplin dengan model 4S TMD.
Menurut Darmana (2012), semua materi sains baik yang dinukil
maupun tidak dalam ayat kauliyah dapat dilakukan internalisasikan
nilai tauhid. Hal ini disasari keyakinan bahwa Allah telah
menciptakan semuanya dengan tidak sia-sia seperti pada Al-Qur’an
surat Ali ‘Imran: 191 dan Al-Hasyr: 24.
e. Merumuskan perilaku positif dan akhlak mulia sebagai amtsal
atau perumpamaan dari materi kimia
Kemampuan calon guru untuk merumuskan perilaku positif
sebagai amtsal dari materi kimia tergolong cukup (55%). Ada delapan
58

materi ajar yang merumuskan perilaku positif dan akhlak mulia


sebagai perumpamaan dari materi kimia. Salah satunya adalah materi
kimia terintegrasi Islam pada konsep Korosi. Calon guru
menganalogikan korosi sebagai dosa yang harus dicegah atau dilapisi
dengan keimanan agar tidak bertambah dan juga menganalogikan
kerusakan dan kehancuran di alam bagaikan sifat ceroboh sehingga
manusia harus memiliki sifat teliti (Lampiran 4).
Amtsal merupakan cara memberi pemahaman materi/konsep
yang bersifat abstrak dengan menggunakan perumpamaan atau
memperhatikan konsep yang konkret yang lebih konkret. Pengertian-
pengertian yang abstrak itu tidak akan mudah dipahami kecuali jika
dituangkan dalam bentuk yang lebih dekat atau mudah dipahami
(Subur, 2016; Harrison & Coll, 2013, hlm. 10).
Sejalan dengan model 4S TMD, tahap terakhir dari
pengembangan materi ajar adalah proses reduksi. Kata reduksi pada
model ini dapat diartikan sebagai pengurangan tingkat kesulitan
materi ajar sehingga dapat dipahami siswa dengan mudah (Sjaeful,
2015). Reduksi tingkat kesulitan dapat dilakukan dengan beberapa
cara, salah satunya dengan menggunakan amstal (Arifin & Sjaeful,
2016). Amstal merupakan salah satu metode untuk mengajarkan nilai
Al-Qur’an dan hadits atau karakter kepada peserta didik (Gunawan,
2012, hlm. 91; Listyono et al., 2018).
Karakteristik materi dari ilmu kimia bersifat abstrak hingga
sering dianggap mata pelajaran yang sulit untuk dipaham karena
kajian dalam kimia melibatkan tiga dimensi penalaran yaitu
makroskopik, submikroskopik, dan simbolik (Sari & Vebrianto, 2017;
Firman, 2009; Harrison & Coll, 2013, hlm. 142). Dengan demikian,
merumuskan perilaku positif atau akhlak mulia sebagai perumpamaan
dari materi kimia diharapkan dapat memberikan solusi bagaimana
menyampaikan konsep kimia yang abstrak tetapi mudah dipahami
sekaligus menanamkan akhlak mulia pada saat yang sama.
59

f. Memilih dan menuliskan ayat kauliyah yang terkait atau yang


saling memperkuat materi kimia
Integrasi Islam pada pembelajaran kimia dapat dilakukan melalui
menuliskan kutipan ayat-ayat kauliyah (Al-Qur’an dan hadits) yang
dikaitkan dengan materi yang dipelajari (Saputro, 2011; Sunhaji,
2016; Amir, 2017). Berdasarkan Tabel 4.2 kemampuan calon
mengaitkan ayat kauliyah dengan materi kimia sudah cukup (64%).
Salah satu calon guru mengaitkan Surah Al-A’la ayat 1-5 dengan
teori tentang pembentukan minyak bumi yang ditemukan oleh para
ahli. Allah telah menciptakan rerumputan hijau (zat organik) yang
kemudian rerumputan itu dijadikan kering kehitaman (minyak bumi).
Sejalan dengan teori yang dikemukakan para ahli bahwa minyak bumi
berasal dari hasil pelapukan organisme hidup yang tertimbun selama
jutaan tahun, membentuk minyak bumi yang mengalir melalui celah-
celah bebatuan.
Menurut Yusuf (2015, hlm. 59), wahyu (Al-Qur’an) yang
merupakan pemberitahuan tersurat Allah kepada manusia tentang
fenomena alam. Al-Qur’an tidak akan pernah bertentangan dengan
temuan ilmiah karena tidak mungkin perkataan Allah dengan
perbuatan-Nya.
Contoh lainnya pada materi ajar radioaktif, calon guru
memasukan Surah Asy-Shu’ara’ ayat 185-189 dikaitkan dengan
reaksi pembelahan inti pada bom atom. Ayat Al-Qur’an tersebut
memberikan gambaran tentang dahsyatnya bencana awan beracun
yang menimpa bangsa Madyan seperti ledakan bom atom yang
dialami Jepang saat Perang Dunia II.
Ayat-ayat tentang sains (kimia) banyak terungkap di dalam ayat-
ayat mutasyabihat, yaitu ayat yang memiliki banyak kemungkinan
makna dan pemahaman sehingga perlu direnungkan. Manusia
memerlukan usaha untuk memahami ayat-ayat tersebut karena
memuat informasi sains di masa depan. Setiap penemuan hebat abad
60

kontemporer ternyata sudah dijelaskan oleh Al-Qur’an sejak abad


ketujuh silam (Purwaningrum, 2015). Maka dalam mengembangkan
materi ajar yang mengintegrasikan Islam dan kimia, perlu
menambahkan tafsir yang memperkuat materi kimia.
Darmana (2012) berpendapat bahwa guru perlu menekankan
kepada siswa bahwa Al-Qur’an dan hadits berfungsi sebagai pedoman
sains (kimia) sehingga bersifat umum, sedangkan rinciannya terdapat
pada sains (kimia). Amir (2017) mengungkapkan bahwa pada
dasarnya Al-Qur’an hanya menjelaskan tentang ilmu pengetahuan.
g. Memilih dan menuliskan ayat kauniyah yang terkait atau yang
saling memperkuat materi kimia
Berdasarkan Tabel 4.2, kemampuan calon guru mengaitkan ayat
kauniyah dengan materi kimia sudah cukup (59%). Allah sebagai
sumber ilmu menyampaikan pembelajaran kepada manusia melalui
ayat kauliyah (Al-Qur’an dan hadits) dan ayat kauniyah (fenomena
alam). Dari kedua ayat ini lahir ilmu kimia yang mengkaji fenomena
alam (ayat kauniyah) (Purwaningrum, 2015; Yusuf, 2015, hlm 59).
Pada materi tata nama dan persamaan reaksi, calon guru
mengaitkan reaksi kimia yang ada dikehidupan sehari-hari yaitu
reaksi fotosintesis dan reaksi pernafasan. Berdasarkan fenomena
tersebut, materi ajar dikembangkan untuk menumbuhkan rasa syukur
kepada Allah atas nikmat yang diberikan dari hasil reaksi fotosintesis
dan reaksi pernapasan.
Yusuf (2013, hlm. 102) berpendapat bahwa alam sebagai objek
kajian akan selalu dikaji dalam setiap materi ajar. Tanpa disadari
sebagai suatu hal yang tidak terpisahkan dari Allah. Maka, selalu
mengkaji alam akan menumbuhkan dan mengembangkan akidah dan
kekaguman kepada Allah.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Ramli (2014), menemukan
bahwa guru IPA menjelaskan fenomena yang ada dikehidupan sehari-
hari beserta fungsinya untuk menumbuhkan rasa syukur kepada Allah.
61

Fenomena yang ada dikehidupan sehari-hari merupakan bukti


kekuasaan Allah, tidak ada yang mampu menciptakan dan
mengendalikannya dengan baik selain Allah.

Dari hasil ini menunjukan bahwa calon guru kimia mampu


mengintegrasikan Islam pada RPP maupun materi ajar kimia. Rencana
pembelajaran kimia terintegrasi Islam yang disusun oleh calon guru meliputi
tujuan pembelajaran, metode pembelajaran dan pengalaman belajar serta
evaluasi hasil pembelajaran. Integrasi Islam pada materi ajar kimia berupa
penggabungan konsep kimia dengan ayat kauliyah, ayat kauniyah, nilai-nilai
keislaman maupun karakter.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan calon guru kimia
mengintegrasikan Islam dan kimia pada RPP dan materi ajar kimia.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa:
1. Kemampuan calon guru kimia mengintegrasikan Islam dan kimia pada RPP
kimia termasuk dalam kategori baik yakni sebesar 75%.
2. Kemampuan calon guru kimia mengintegrasikan Islam dan kimia pada
materi ajar kimia termasuk dalam kategori cukup yakni sebesar 65%.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan dan ditemukan
beberapa permasalahan yang belum terpecahkan, sehingga peneliti
mengajukan beberapa saran, sebagai berikut:
1. Pemerintah khususnya Kemendikbud dan Kemenag disarankan
memberikan pedoman standar untuk mengajarkan nilai keislaman
melalui mata pelajaran kimia agar guru maupun calon guru paham
bagaimana mengintegrasikan Islam pada mata pelajaran kimia.
2. Universitas atau institusi keguruan, khususnya universitas atau
institusi Islam, sebagai pencetak guru harus memberikan mata kuliah
atau pelatihan yang mengajarkan integrasi Islam dan kimia sehingga
mencetak lulusan yang mampu mengajarkan materi kimia terintegrasi
Islam.
3. Guru maupun calon guru kimia, terutama yang beragama Islam, harus
aktif menambah pengetahuan tentang isu-isu Islam dan kimia serta
pembelajaran kimia terintegrasi Islam melalui pelatihan, media cetak
maupun digital serta diskusi bersama guru agama Islam dan kimia. Hal

62
63

ini bertujuan untuk memperkuat argumen saat mengaitkan materi


kimia dan Islam dalam pembelajaran kimia sehingga penjelasan guru
lebih mudah diterima siswa.
4. Dengan adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, penelitian
selanjutnya perlu meminta pendapat kepada calon guru mengenai
kendala dalam mengintegrasikan Islam dan kimia pada RPP maupun
materi ajar kimia agar data lebih kaya dan argumen lebih kuat.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Amin. (2007). Islamic Studies: Dalam Paradigma Integrasi-Interkoneksi


(Sebuah Antologi). Yogyakarta: Suka Press.
Al-Qur’an dan Terjemahannya.
Amir, M. (2017). Integration of Science According to Al-Quran: Analyza in Term
of Education, in The Social Sciences 12(7), 1221-1227.
Anwar, Sjaeful. (2015). Pengolahan Bahan Ajar (4 Steps Teaching Material
Development) [Handout Perkuliahan]. Bandung: Tidak diterbitkan.
Arifin, & Anwar, Sjaeful. (2016). The Development of Air-Theme in Integrated
Science Teaching Material Using for Steps Teaching Material
Development. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 12(1), 8-18.
Arikunto, Suharsimi. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Aziz, F. S. (2011). Implementasi Paradigma Integrasi-Interkoneksi dalam
Pembelajaran Fisika. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan
dan Penerapan MIPA, F345-F349.
Bagheri, A., Hosseinjanzadech, F., & Mehr, M. S. (2015). The Consideration of
Physics and Chemistry Sciences in Holy Quran. Jounal of Applied
Environmental and Biological Sciences, 4(12S), 260-265.
Clorawati, A. R, Rohiat, S., & Amir, H. (2017). Implementasi Kurikulum 2013 Bagi
Guru Kimia di SMA Negeri Sekota Bengkulu. Jurnal Pendidikan dan Ilmu
Kimia, 1(2), 132-135.
Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Darmana, Ayi. (2012). Internalisasi Nilai Tauhid dalam Pembelajaran Sains. Jurnal
Pendidikan Islam, 17(1), 66-82.
Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan (2016, Maret). Kemristekdikti
Sosialisasikan Permen Nomor 44 Tahun 2015 tentang SN DIKTI. Diakses
dari http://www.belmawa.ristekdikti.go.id/2016/03/04/ kemristekdikti-
sosialisasikan-permen-nomor-44-tahun-2015-tentang-sn-dikti/
Fathoni. (2016, Agustus). Perdana, KSM 2016 Lekatkan Materi Agama Islam di
Tiap Mapel Sains. Diakses dari http://www.nu.or.id/post/read/
70666/perdana-ksn-2016-lekatkan-materi-agama-islam-di-tiap-mapel-sains

64
66

Fatonah, S. (2009). Integrasi Nilai-Nilai Ajaran Islam dalam Pembelajaran (Studi


Kasus Pembelajaran Kimia di SMA Islam Terpadu Abu Bakar Yogyakarta),
55-69.
Fauzan. (2017). Integrasi Islam dan Sains dalam Kurikulum Program Studi
Pendidikan Guru MI Berbasis KKNI. Journal of Madrasah Ibtidaiyah
Education (JMIE), 1(1), 1-13Firman, Harry. (2009). Pendidikan Kimia.
Dalam Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan
Bagian III: Pendidikan Disiplin Ilmu. Bandung: Imtima.
Firman, Harry. (2009). Pendidikan Kimia. Dalam Tim Pengembangan Ilmu
Pendidikan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian III: Pendidikan Disiplin
ilmu. Bandung: Imtima.
Firmasyah, R. A. (2015). Kemampuan Mahasiswa Pendidikan Kimia dalam
Menganalisis Ayat-ayat Kauniyah yang berasal dari Al-Quran dan As-
Sunnah sebagai Petunjuk Pengembangan Kimia Berbasis Wahyu. Jurnal
Pendidikan MIPA, 5(1), 85-96.
Ginanjar, A. (2001). ESQ. Jakarta: Agra.
Gunawan. (2012). Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi. Bandung:
Alfabeta.
Hadi, R. (2015). The Integration of Character Values in the Teaching of Economics:
A Case of Selected High Schools in Banjarmasin. International Education
Studies, 8(7), 11-19.
Hakiim, L. (2009). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Harrison, A. G. & Coll, R. K. (2013). Analogi dalam Kelas Sains: Panduan FAR –
Cara Menarik untuk Mengajar dengan Menggunakan Analogi. Terjemahan
oleh Akhlis Nursetiadi. Jakarta: Indeks. (Original Work Published 2008)
Ibrahim, Yusoff, N., & Awang, I. (2016). Teachers Ability to Identify Islamic
Values in Learning Science – Biology. Proceeding of the 1st English
Education International Conference (EEIC) in conjuction with the 2nd
Reciprocal Graduate Research Symposium (RDRS) of the Consortium of
Asia-Pasific Educational Universities (CAPEU) between Sultan Idris
Education University and Syiah Kuala University, 483-486.
67

Kemendikbud. (2013). Kompetensi Dasar untuk Sekolah Menengah


Atas/Madrasah Aliyah.
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 575 Tahun 2018 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kompetisi Sains Madrasah Tahun 2018
Kusno. (2017). Model Integrasi Nilai-Nilai Spiritual Islam dalam Pendidikan
Matematika. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika,
113-122.
Lampe, M., Sairin, S., & Putra, H. S. A. (2005). Perilaku Eksploitasi Sumberdaya
Perikanan Taka dan Konsekuensi Lingkungan dalam KOnteks Internal dan
Eksternal: Studi Kasus pada Nelayan Pulau Sembilan. Humaniora, 17(3),
312-325.
Lawshe, C. H. (1975). A Qualitative Approach to Content Validity. Personnel
Psychology, 28, 563-575.
Listyono, Supardi, K., Hindarto, N., & Ridlo, S. (2018). Methods of Integrating
Islamic Values in Teaching Biology for Shaping Attitude and Character.
Journal of Physics: Conference Series.
Lubis, M. A. (2015). Effective Implementation of the Integrated Islamic Education.
GJAT, 5(1), 59-67.
Munadi, M. (2016). Integration of Islam and Science: Study of Two Science
Pesantrens (Trensains) in Jombang and Sragen. Jurnal Pendidikan Islam,
5(2), 287-303.
Muslih, Muhammad. (2017). Tren Pengembangan Ilmu di UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Episteme, 12(1), 103-139.
Muslim, Buchori, Agung, S., & Al Islam, R. Z. (2017). Chemistry Teacher’s
Perception About Integration of Islam and Chemistry. The 3rd International
Conference on Education in Muslim Society (ICEMS), 168-182.
Muslim, Buchori, Zulfiani, & Irwandi, D. (2014). Pembelajaran Kimia melalui
Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan Alam Sekitar Ditinjau dalam
Perspektif Islam. TARBIYAH, 1(2), 189-201.
68

Muslim, Buchori. (2016). Kimia dalam Perspektif Islam. Proceeding Seminar &
Bedah Buku “Islam dan Sains Upaya Pengintegrasian Islam dan Sains di
Indonesia”, 138-149.
Muslim, Buchori. (2017a). Integrating Islamic Perspective in Teaching General
Chemistry. AICIS 2017, 17th Annual International Conference on Islamic
Studies.
Muslim, Buchori. (2017b). Model Integrasi Sains dan Islam. Tangerang Selatan:
Kemenkumham.
Muspiroh, Novianti. (2013). Integrasi Nilai Islam dalam Pembelajaran Kimia
(Perspektif Pendidikan Islam)
Nata, A. (2009). Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta:
Prenadamedia.
Noor, F. M. (2012). Integrasi-Interkoneksi Keilmuan Sains dan Islam dalam Proses
Pembelajaran Fisika. Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika, 1(4),
303-312.
Pantiwati, Yuni. (2016). Hakekat Asesmen Autentik dan Penerapannya dalam
Pembelajaran Biologi. Jurnal Edukasi Matematika dan Sains, 1(1), 18-27.
Pedoman Akademik Program Strata 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015-2016
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses
Purwaningrum, Septiana. (2015). Elaborasi Ayat-ayat Sains dalam Al-Qur’an:
Langkah Menuju Integrasi Agama dan Sains dalam Pendidikan. Inovatif ,
1(1), 124-141.
Rahminawati, N., & Indrasari, I. P. (2014). Integrasi Proses Pembelajaran Rumpun
Mata Pelajaran IPA dengan Materi Keagamaan di SMA IT Al-Mumtazam
Kuningan (Studi Kasus Kelas XI IPA). Prosiding Seminar Nasional
Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi, dan Humaniora, 491-498.
Ramli, M. (2014). Integrasi Pendidikan Agama Islam ke dalam Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam di Madrasah Tsanawiyah Negeri Mulawarman
Banjarmasin. Ittihad Jurnal Kopertains Wilyah XI Kalimantan, 12(21).
69

Rochman, C. (2010a). Pembelajaran Fisika Berbasis Nilai Agama Islam pada


Perguruan Tinggi Agama Islam. Jurnal Penelitian Pendidikan, 11(2), 52-
59.
Rochman, C. (2010b). Pengembangan Program untuk Meningkatkan Kemampuan
Mahasiswa Calon Guru Fisika dalam Menyusun Program Pembelajaran
yang Mengintegrasikan Nilai Agama Islam (Tesis, Universitas Pendidikan
Indonesia). Diakses dari http://repository.upi.edu/8708/
Rosyada, D. (2017, Januari). Rencana Strategis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Diakses dari http://www.uinjkt.ac.id/id/renstra-uin
Saputro, A. N. C. (2011). Pengintegrasian Nilai-Nilai Religius dalam Buku
Pelajaran Kimia SMA/MA Sebagai Metode Alternatif Membentuk Karakter
Insan Mulia Pada Siswa. Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi, 304-
310.
Sari, N. D. & Vebrianto, R. (2017). Pengembangan Multimedia Interaktif
Pembelajaran Kimia Materi Koloid Terintegrasi Nilai-Nilai Keislaman:
Studi Literatur. Seminar Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi dan
Industri (SNTIKI), 9, 696-702.
Sari, N. W. (2013). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Berbasis
Integrasi Islam dan Sains pada Materi Pokok Kimia Unsur Kelas XII
Semester Gasal (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga). Diakses
dari http://digilib.uin-suka.ac.id/
Subur. (2016). Amtsal dalam Al-Qur’an – Hadits dan Implikasinya Terhadap
Pendidikan Islam. Jurnal Kependidikan, 4(1), 95-113.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sulistiana, Devita. (2016). Kemampuan Mahasiswa PPL Merumuskan Tujuan
Pembelajaran pada Materi SMA/MA Kelas X. Konstruktivisme, 8(1), 54-
60.
Sunhaji. (2016). The Implementation of Integrated Learning in the Islamic Religion
Education Education as to Grow the Religiosity and Faith of Learners.
International Journal of Humanities and Social Science, 6(11), 279-289.
70

Suyanto & Jihad, A. (2013). Bagaimana Men jadi Calon Guru dan Guru
Profesional. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Suyatmini. (2017). Implementasi Kurikulum 2013 pada Pelaksanaan Pembelajarn
Akutansi di Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial,
27(1), 60-68.
Syah, M. (2014). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Syamsuri, B. S., Anwar, Sjaeful, & Sumarna, O. (2017). Development of Teaching
Material Oxidation Reduction Reactions through Four Steps Teaching
Material Development (4S TMD). Journal of Physics: Conference Series.
Tajuddin, M. S. & Khadafi, M. (2014). A New Paradigm of Integration Between
Science and Islam: An Epistemological Framework. Journal of Islam and
Science, 1(1).
Trianto. (2010a). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan
Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Bumi Aksara.
Trianto. (2010b). Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan & Tenaga Kependidikan. Jakarta: Prenada.
Turgut, H. (2016) Pre-Service Science Teachers’ Perception about Relation
between Religion and Science in the Context of Their Worldviews.
International Online Journal of Educational Sciences, 8.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Yusuf, K. M. (2015). Konstruksi Ilmu dan Pendidikan: Menelusuri Ontologi,
Epistemologi, dan Aksiologi Qurani. Jakarta: Bumi Aksara.
Zain, Z. & Vebrianto, R. (2017). Integrasi Keilmuan Sains dan Islam dalam Proses
Pembelajaran Rumpun IPA. Seminar Nasional Teknologi Informasi,
Komunikasi dan Industri (SNTIKI), 9, 703-705.
Zainuddin. (2008). Paradigma Pendidikan Terpadu, Menyiapkan Generasi Ulul
Albab. Malang: UIN-Malang Press.
71

Lampiran 1. Lembar Penilaian Portofolio RPP dan Materi Ajar

LEMBAR PENILAIAN
KEMAMPUAN CALON GURU KIMIA MENGINTEGRASIKAN ISLAM DAN
KIMIA

NAMA : .....................................................................................
NIM : .....................................................................................
KELAS/SEMESTER : .....................................................................................
MATERI / KD : .....................................................................................

Petunjuk Pengisian :
1. Berilah tanda cek (√) pada kolom kode sesuai penilaian Anda terhadap RPP dan
Materi Ajar, dengan kriteria SB = Sangat Baik (5), B = Baik (4), C = Cukup (3), K =
Kurang (2), SK = Sangat Kurang (1)
2. Berilah saran terhadap perangkat pembelajaran kimia ini dan tuliskan pada lembar
yang telah disediakan

Terimakasih kami ucapkan atas kerjasama Anda.


72

LEMBAR PENILAIAN RPP DAN MATERI AJAR KIMIA TERINTEGRASI ISLAM

Skor
No. Jenis Indikator
1 2 3 4 5
1. RPP 1. Kelengkapan komponen RPP
2. Merumuskan tujuan pembelajaran kimia
3. Menguraikan secara singkat materi essensial
pembelajaran kimia
4. Ketepatan penggunaan metode dengan
karakteristik materi/tujuan pembelajaran
5. Kesesuaian langkah-langkah pembelajaran
dengan tujuan pembelajaran terkait integrasi Islam
6. Merumuskan penilaian pembelajaran
7. Komponen RPP kimia memuat konsep integrasi
Islam dan sains
8. Kesesuaian model pembelajaran integrasi yang
digunakan dalam RPP dengan karakteristik materi
2. Materi 1. Menguraikan konsep esensial, prinsip atau teori
Ajar berdasarkan kompetensi dasar yang dipilih
2. Menggunakan konsep kimia terintegrasi Islam
3. Relevansi pokok materi integrasi Islam dan sains
dengan indikator yang ditetapkan
4. Merumuskan proses mempelajari materi kimia
terintegrasi Islam
5. Merumuskan nilai-nilai terkait materi kimia
terintegrasi Islam yang telah dipelajari
6. Merumuskan perilaku positif dan akhlak mulia
sebagai amtsal atau perumpamaan dari materi
kimia
7. Memilih dan menuliskan ayat Al-Quran dan/atau
hadist yang terkait atau yang saling memperkuat
materi kimia
8. Memilih dan menuliskan ayat Kauniyah
(fenomena alam) yang terkait atau yang saling
memperkuat materi kimia
Lampiran 2. Rubrik Penilaian RPP dan Materi Ajar

RUBRIK PENILAIAN
RPP DAN MATERI AJAR KIMIA TERINTEGRASI ISLAM
A. RPP

No. Aspek Skor Kriteria


1. Kelengkapan komponen RPP meliputi: 5 Jika 8 komponen lengkap
a. Identitas sekolah
b. Rumusan Kompetensi (KI, KD, indikator, dan tujuan) 4 Jika 7 komponen lengkap
c. Alokasi waktu
d. Materi ajar (materi apersepsi kimia terintegrasi Islam 3 Jika 6 komponen lengkap
dan materi inti)
e. Strategi pembelajaran (pendekatan, model, dan
metode) 2 Jika 5 komponen lengkap
f. Kegiatan pembelajaran
g. Media pembelajaran (alat, bahan, dan sumber) 1 Jika ≤ 4 komponen lengkap
h. Penilaian
2. Merumuskan tujuan pembelajaran kimia memenuhi unsur: 5 Jika ada 4 unsur yang muncul dalam tujuan pembelajaran
a. Audience 4 Jika ada 3 unsur yang muncul dalam tujuan pembelajaran
b. Behavior 3 Jika ada 2 unsur yang muncul dalam tujuan pembelajaran
c. Condition 2 Jika ada 1 unsur yang muncul dalam tujuan pembelajaran
d. Degree 1 Jika tidak ada unsur yang muncul dalam tujuan pembelajaran
3. Menguraikan secara singkat materi essensial pembelajaran 5 Jika memuat 4 materi essensial pembelajaran kimia secara
kimia memuat: singkat
a. Fakta 4 Jika memuat 3 materi essensial pembelajaran kimia secara
b. Konsep singkat
c. Prinsip 3 Jika memuat 2 materi essesial pembelajaran kimia secara singkat
d. Prosedur

73
2 Jika memuat 1 materi essensial pembelajaran kimia secara
singkat
1 Jika tidak ada memuat materi essensial pembelajaran kimia
secara singkat
4. Ketepatan penggunaan metode dengan karakeristik 5 Jika 4 metode sesuai dengan karakteristik materi
materi/tujuan pembelajaran: 4 Jika 3 metode sesuai dengan karakteristik materi
a. Ceramah 3 Jika 2 metode sesuai dengan karakteristik materi
b. Diskusi
c. Praktikum 2 Jika 1 metode sesuai dengan karakteristik materi
d. Ceramah Plus 1 Jika tidak ada metode yang sesuai dengan karakteristik materi
5. Kesesuaian langkah-langkah pembelajaran dengan tujuan 5 Jika 8 langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran: pembelajaran dan seluruhnya mengintegrasikan nilai
a. Pembukaan/Apersepsi 4 Jika 7 langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tujuan
b. Mengamati pembelajaran
c. Menanya 3 Jika 6 langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tujuan
d. Mengeksplorasi pembelajaran
e. Mengasosiasi 2 Jika 5 langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tujuan
f. Mengkomunikasikan pembelajaran
g. Kesimpulan/Penguatan materi 1 Jika ≤ 4 langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tujuan
h. Penutup pembelajaran
6. Merumuskan penilaian pembelajaran: 5 Jika merumuskan 4 komponen penilaian pembelajaran
a. Jenis tagihan penilaian 4 Jika merumuskan 3 komponen penilaian pembelajaran
b. Teknik penilaian 3 Jika merumuskan 2 komponen penilaian pembelajaran
c. Bentuk instrumen 2 Jika merumuskan 1 komponen penilaian pembelajaran
d. Contoh instrumen 1 Jika tidak ada merumuskan penilaian pembelajaran
7. Komponen RPP kimia memuat konsep integrasi Islam dan 5 Jika 5 komponen memuat konsep integrasi Islam dan sains
sains:
a. Indikator 4 Jika 4 komponen memuat konsep integrasi Islam dan sains
b. Tujuan 3 Jika 3 komponen memuat konsep integrasi Islam dan sains
c. Materi
d. Kegiatan pembelajaran 2 Jika 2 komponen memuat konsep integrasi Islam dan sains

74
e. Penilaian 1 Jika ≤1 tidak ada komponen memuat knsep integrasi Islam dan
sains
8. Kesesuaian model pembelajaran integrasi yang digunakan 5 Jika seluruh model pembelajaran integrasi yang digunakan pada
dalam RPP dengan karakteristik materi setiap pertemuan dalam RPP sesuai dengan karakteristik materi
a. Informatif 4 Jika 75% model pembelajaran integrasi yang digunakan pada
b. Konfirmatif setiap pertemuan dalam RPP dengan karakteristik materi
c. Korektif 3 Jika 50% model pembelajaran integrasi yang digunakan pada
d. Similarisasi setiap pertemuan dalam RPP sesuai dengan karakteristik materi
e. Paralelisasi
f. Komplementasi 2 Jika 25% model pembelajaran integrasi yang digunakan pada
g. Komparasi setiap pertemuan dalam RPP sesuai dengan karakteristik materi
h. Induktifikasi 1 Jika ≤25% model pembelajaran integrasi yang digunakan pada
i. Verifikasi setiap pertemuan dalam RPP sesuai dengan karakteristik materi

B. Materi Ajar

No. Aspek Skor Kriteria


1. Menguraikan konsep esensial, prinsip atau teori berdasarkan 5 Jika seluruh uraian konsep esensial, prinsip atau teori sesuai
KD yang dipilih dengan KD yang dipilih
4 Jika 75% menguraikan konsep esensial, prinsip atau teori sesuai
dengan KD yang dipilih
3 Jika 50% menguraikan konsep esensial, prinsip atau teori sesuai
dengan KD yang dipilih
2 Jika 25% menguraikan konsep esensial, prinsip atau teori sesuai
dengan KD yang dipilih
1 Jika ≤ 25% menguraikan konsep esensial, prinsip atau teori
sesuai dengan KD yang dipilih
2. Menggunakan konsep kimia terintegrasi Islam 5 Jika seluruh penjabaran konsep kimia terintegrasi Islam
4 Jika 75% penjabaran konsep kimia terintegrasi Islam
3 Jika 50% penjabaran konsep kimia terintegrasi Islam

75
2 Jika 25% penjabaran konsep kimia terintegrasi Islam
1 Jika ≤ 25 % penjabaran konsep kimia terintegrasi Islam
3. Relevansi pokok materi integrasi Islam dan sains dengan 5 Jika seluruh pokok materi integrasi Islam dan sains relevan
indikator yang ditetapkan dengan indikator yang ditetapkan
4 Jika 75% pokok materi integrasi Islam dan sains relevan dengan
indikator yang ditetapkan
3 Jika 50% pokok materi integrasi Islam dan sains relevan dengan
indikator yang ditetapkan
2 Jika 25% pokok materi integrasi Islam dan sains kurang relevan
dengan indikator yang ditetapkan
1 Jika ≤25% pokok materi integrasi Islam dan sains tidak relevan
dengan indikator yang ditetapkan
4. Merumuskan nilai-nilai terkait materi kimia terintegrasi Islam 5 Jika merumuskan 5 nilai terkait materi kimia terintegrasi Islam
yang telah dipelajari
a. Nilai manfaat 4 Jika merumuskan 4 nilai terkait materi kimia terintegrasi Islam
b. Nilai religius
c. Nilai pendidikan sehari-hari 3 Jika merumuskan 3 nilai terkait materi kimia terintegrasi Islam
d. Nilai sosio-ekonomi
e. Nilai seni 2 Jika merumuskan 2 nilai terkait materi kimia terintegrasi Islam

1 Jika merumuskan ≤1 nilai terkait materi kimia terintegrasi Islam

Merumuskan
5. perilaku positif dan akhlak mulia sebagai amtsal 5 Jika seluruh perilaku positif dan akhlak mulia yang dirumuskan
atau perumpamaan dari materi kimia sebagai amstal dari materi
4 Jika 75% merumuskan perilaku positif dan akhlak mulia yang
dirumuskan sebagai amstal dari materi
3 Jika 50% merumuskan perilaku positif dan akhlak mulia yang
dirumuskan sebagai amstal dari materi
2 Jika 25% merumuskan perilaku positif dan akhlak mulia yang
dirumuskan sebagai amstal dari materi

76
1 Jika ≤25% merumuskan perilaku positif dan akhlak mulia yang
dirumuskan sebagai amstal dari materi

6. Memilih dan menuliskan ayat Kauliyah (Al-Qur’an dan hadist) 5 Jika seluruh ayat kauliyah yang dipilih dan dituliskan terkait atau
yang terkait atau yang saling memperkuat materi kimia saling memperkuat materi kimia
4 Jika 75% ayat kauliyah yang dipilih dan dituliskan terkait atau
saling memperkuat materi kimia
3 Jika 50% ayat kauliyah yang dipilih dan dituliskan terkait atau
saling memperkuat materi kimia
2 Jika 25% ayat kauliyah yang dipilih dan dituliskan terkait atau
saling memperkuat materi kimia
1 Jika ≤25% ayat kauliyah yang dipilih dan dituliskan terkait atau
saling memperkuat materi kimia
7. Memilih dan menuliskan ayat Kauniyah (fenomena alam) 5 Jika seluruh ayat kauniyah yang dipilih dan dituliskan terkait atau
yang terkait atau yang saling memperkuat materi kimia saling memperkuat materi kimia
4 Jika 75% ayat kauniyah yang dipilih dan dituliskan terkait atau
saling memperkuat materi kimia
3 Jika 50% ayat kauniyah yang dipilih dan dituliskan terkait atau
saling memperkuat materi kimia
2 Jika 25% ayat kauniyah yang dipilih dan dituliskan terkait atau
saling memperkuat materi kimia
1 Jika ≤25% ayat kauniyah yang dipilih dan dituliskan terkait atau
saling memperkuat materi kimia

77
78

Lampiran 3. Olahan Data Mentah RPP

a. Kelengkapan komponen RPP


Materi Catatan Rater Reduksi
Sejarah kimia Lengkap
Struktur Atom Lengkap
SPU Lengkap
Ikatan kimia Lengkap
Hibridisasi dan geometri Lengkap
Gaya antar molekul Tidak ada komponen Kurang 1 komponen
penilaian pembelajaran (penilaian)
Larutan elektrolit dan non Lengkap
elektrolit
Tatanama dan persamaan Tidak ada komponen Kurang 1 komponen
reksi penilaian pembelajaran (penilaian)
Stoikiometri Lengkap
Hidrokarbon Lengkap
Minyak bumi Lengkap
Termokimia Lengkap
Laju reaksi Tidak ada alokasi waktu Kurang 2 komponen
dan penilaian (alokasi waktu dan
penilaian)
Kesetimbanagn kimia Lengkap
Asam basa Materi pelajaran tidak ada Kurang 1 komponen
(materi pelajaran)
Hidrolisis garam Lengkap
Kelarutan Lengkap
Larutan penyangga Lengkap
Koloid Lengkap
Koligatif larutan Alokasi waktu tidak ada Kurang 1 komponen
(alokasi waktu)
Redoks Lengkap
Elektrokimia Lengkap
Korosi Lengkap
Kimia unsur Tidak ada identitas sekolah Kurang 1 komponen
(identitas sekolah)
Radiokimia Format RPP sulit dipahami Kurang 1 komponen
dan tidak ada identitas (identitas sekolah) dan
sekolah sulit dipahami
Gugus fungsi, benzene dan Lengkap
turunan
Makromolekul Lengkap

b. Merumuskan tujuan pembelajaran kimia


Materi Catatan Rater Reduksi
79

Sejarah kimia Tujuan dalam RPP kurang Tidak ada unsur condition
menunjukan proses/melalui
kegiatan apa
Struktur Atom Tujuan dalam RPP kurang Tidak ada unsur condition
menunjukan proses/melalui
kegiatan apa
SPU Tidak boleh menambahkan KD kurang sesuai
KD, karena KD tidak bida (kesesuaian)
diubah oleh kita (guru) baik
menambahkan atau
mengurangi
Tujuan dalam RPP kurang Tidak ada unsur condition
menunjukan proses/melalui
kegiatan apa
Tidak ada KD 4.2 Tujuan kurang lengkap
(kelengkapan)
Ikatan kimia Tujuan pembelajaran ada Tujuan kurang lengkap
yang kurang dari tuntutan (kelengkapan)
KD
Kurang tujuan hubungan Tujuan kurang lengkap
ikatan dengan sifat zat (kelengkapan)
Hibridisasi dan geometri Merumuskan tujuan sikap Ada unsur degree
dan spiritual
Gaya antar molekul Tujuan pembelajaran ada Tujuan kurang lengkap
yang kurang dari tuntutan (kelengkapan)
KD
Merumuskan tujuan KI 1 Ada unsur degree
dan KI 2
Larutan elektrolit dan non Tujuan tidak menuliskan Tidak ada unsur condition
elektrolit melalui kegiatan apa
Tidak ada KD 4 Tujuan kurang lengkap
(kelengkapan)
Ada tujuan untuk KI 1 dan Ada unsur degree
KI 2 teteapi rumusan tujuan Sudah terintegrasi
KD 3 dan 4 kurang sesuai Tujuan kurang sesuai
KD (kesesuaian)
Tatanama dan persamaan Ada tujuan KI 1 dan KI 2 Ada unsur degree
reksi Sudah terintegrasi
Stoikiometri KI dan KD kurang sesuai Kurang sesuai (kesesuaian)
Hidrokarbon Tujun terlalu luas, lebih Tujuan kurang sesuai
membahas tentang minyak (kesesuaian)
bumi dan pembakaran,
sedangkan KD 3.1
seharusnya membahas
tentang alkana, alkena,
alkuna
Rumusan tujuan tidak Tujuan kurang sesuai
sesuai, seharusnya (kesesuaian)
membahas alkana, alkena
80

dan alkuna serta sifat atom Sudah terintegrasi


karbon. Lebih terfokus
kepada materi integrasi
Islam

Rumusan tujuan Tujuan kurang sesuai


pengetahuan dan (kesesuaian)
keterampilan tidak sesuai Ada unsur degree
dengan KD, tujuan afektif
ada
Minyak bumi Tidak ada tujuan untuk Tujuan kurang lengkap
menjelaskan pemisahan (kelengkapan)
fraksi-fraksi minyak bumi,
tujuan aspek afektif sudah Sudah terintegrasi
ada, tidak ada tujuan
keterampilan. Sudah
terintegrasi
Termokimia Tujuan sudah terintegrasi Tujuan kurang sesuai
hanya lebih fokus kepada (kesesuaian)
materi islam sehingga Sudah terintegrasi
tuntutan KD tidak terpenuhi
Laju reaksi Laju reaksi masuk kedalam Tujuan kurang lengkap
KD 3.6 dan 3.7 tetapi (kelengkapan)
penulis hanya Sudah terintegrasi
mencantumkan KD 3.6
tetapi sudah terintegrasi
Islam
Tidak ada KD 3.7 tentang Tujuan kurang lengkap
orde reaksi (kelengkapan)
Kesetimbangan kimia Kurang tujuan untuk KD 1, Tujuan kurang lengkap
2 dan 4 (kelengkapan)
Asam basa Lengkap
Hidrolisis garam Tidak ada tujuan agar siswa Tujuan kurang lengkap
mampu menghitung pH dan (kelengkapan)
menentukan jenis hidrolisis
Kelarutan Kurang tujuan untuk KD 4 Tujuan kurang lengkap
(kelengkapan)
Larutan penyangga Kurang tujuan untuk Tujuan kurang lengkap
menghitung pH dan (kelengkapan)
mengetahui peran larutan
penyangga
Lebih fokus pada integrasi Sudah terintegrasi
sehingga tujuan Tujuan tidak sesuai
pembelajaran tidak sesuai (kesesuaian)
tuntutan KD
Koloid Tidak ada tentang sifat, Tujuan kurang lengkap
pengelompokan dan cara (kelengkapan)
pembuatan koloid
81

Tidak ada tujuan mampu


membedakan koloid,
larutan dan suspense
Koligatif larutan Lengkap
Redoks Tujuan dalam RPP kurang Tujuan kurang lengkap
menunjukan proses/melalui (kelengkapan)
kegiatan apa dan KD 3 Tidak ada unsur condition
kurang jelas
Tidak ada tujuan untuk Tujuan kurang lengkap
penyetaraan reaksi redoks (kelengkapan)
Elektrokimia Tidak ada tujuan untuk KD Tujuan kurang lengkap
4 (kelengkapan)
Korosi Tidak ada tujuan untuk KD Tujuan kurang lengkap
4 (kelengkapan)
Kimia unsur - Tidak ada tujuan untuk Tujuan kurang lengkap
menganalisis (kelengkapan)
kecenderungan sifat fisik
Tidak ada unsur condition
dan cara pembuatan unsur
- Tidak ada melalu kegiatan
apa
Radiokimia Lengkap
Gugus fungsi, benzene dan Lengkap
turunan
Makromolekul Tidak ada penggolongan Tujuan kurang lengkap
dan tata nama (kelengkapan)

c. Menguraikan secara singkat materi essensial pembelajaran


Materi Catatan Rater Reduksi
Sejarah kimia Sesuai
Struktur Atom Sesuai
SPU Kurang jelas dalam Rumusan materi konsep,
merumuskan konsep, prinsip, prosedur dan fakta
prinsip, prosedur, dan fakta kurang sesuai
Ikatan kimia - Ikatan hidrogen tidak masuk Materi kurang sesuai
KD ikatan kimia, tetapi KD indikator dan KD
gaya antar molekul. Tidak terintegrasi Islam
- Uraian materi tidak
terintegrasi
Hibridisasi dan geometri Uraian tidak terintegrasi Tidak terintegrasi Islam
Gaya antar molekul Materi tidak terintegrasi Tidak terintgerasi Islam
Larutan elektrolit dan non - Menurut saya materi ajar Materi kurang sesuai
elektrolit kurang sesuai dengan indikator dan KD
kompetensi dasar. Penulis
mengangkat materi ajar
tentang “petir” sementara
KD-nya “menganalisis
larutan”
82

- Uraian sesuai KD dan Sudah terintegrasi Islam


mengintegrasikan dengan
fenomena petir
Tatanama dan persamaan Kurang bilangan biloks Materi kurang sesuai
reksi dengan indikator dan KD
Stoikiometri - Kurang jelas dalam Rumusan materi konsep,
merumuskan konsep, prinsip, prosedur dan fakta
prinsip, prosedur, dan fakta kurang sesuai
- Materi hanya tentang hukum Materi kurang sesuai
dasar indikator dan KD
Hidrokarbon Materi dan uraiannya kurang Materi kurang sesuai
sesuai dengan KD 3.1 yang indikator dan KD
menuntut siswa mempelajari
alkane, alkena dan alkuna,
sifat atom karbon berserta
reaksinya
Bom hidrogen tidak sesuai
dengan materi hidrokarbon
Minyak bumi - Materi minyak bumi Materi kurang sesuai
terdapat pada KD 3.2 (fraksi indikator dan KD
minyak bumi) dan 3.3
(pembakaran) tetapi penulis
hanya mencantumkan KD
3.3
Materi sudah terintegrasi Sudah terintegrasi Islam
hanya uraiannya dan
menambahkan penemuan
sumur oleh ilmuan muslim, Materi kurang sesuai
Muhammad Ibn Zakaria, indikator dan KD
hanya kurang teknik
pemisahan minyak bumi
Termokimia Sesuai
Laju reaksi Tidak membahas/kurang Materi kurang sesuai
materi factor-faktor laju indikator dan KD
reaksi
Uraian materi kurang sesuai Materi kurang sesuai
dengan tuntutan indikator dan KD
indikator/KD
Kesetimbangan kimia Kurang tepat merumuskan Rumusan materi konsep,
konsep, prinsip, prosedur, prinsip, prosedur dan fakta
dan fakta kurang sesuai
Asam basa Judul materi tentang SPU Materi kurang sesuai
tetapi pada komponen indikator dan KD
materi merumuskan tentang
asam basa
Hidrolisis garam Kurang jelas dalam Rumusan materi konsep,
merumuskan konsep, prinsip, prosedur dan fakta
prinsip, prosedur, dan fakta kurang sesuai
83

Kelarutan Kurang jelas dalam Rumusan materi konsep,


merumuskan konsep, prinsip, prosedur dan fakta
prinsip, prosedur, dan fakta kurang sesuai
Larutan penyangga Kurang jelas dalam Rumusan materi konsep,
merumuskan konsep, prinsip, prosedur dan fakta
prinsip, prosedur, dan fakta kurang sesuai
Fokus pada uraian Sudah terintegrasi Islam
terintegrasi sehingga kurang
Materi kurang sesuai
memenuhi tuntutan
indikator dan KD
indikator/KD
Koloid Uraian terlalu panjang Tidak diuraikan dengan
singkat
Koligatif larutan Kurang jelas dalam Rumusan materi konsep,
merumuskan konsep, prinsip, prosedur dan fakta
prinsip, prosedur, dan fakta kurang sesuai
Redoks Sesuai
Elektrokimia Materi pokok tertulis Tata Materi kurang sesuai
Nama tetapi uraian indikator dan KD
mengenai sel volta dan
elektrolisis
Korosi Kurang jelas dalam Rumusan materi konsep,
merumuskan konsep, prinsip, prosedur dan fakta
prinsip, prosedur, dan fakta kurang sesuai
Kimia unsur Sesuai
Radiokimia Sesuai
Gugus fungsi, benzene dan Kurang tentang gugus fungsi Materi kurang sesuai
turunan indikator dan KD
Makromolekul Kurang polimer Materi kurang sesuai
indikator dan KD
Kurang jelas dalam Rumusan materi konsep,
merumuskan konsep, prinsip, prosedur dan fakta
prinsip, prosedur, dan fakta kurang sesuai

d. Ketepatan menggunakan metode dengan karakteristik materi/tujuan


pembelajaran
Materi Catatan Rater Reduksi
Sejarah kimia Metode hanya bertuliskan Diskusi
ceramah, tetapi pada
langkah pembelajaran
dilaksanakan diskusi
kelompok
Struktur Atom Untuk menentukan Diskusi
bilangan kuantum
memberikan tugas, untuk
penggunaan Hunn, Pauli
dan teori atom dengan
diskusi
SPU Tepat
84

Ikatan kimia Pada komponen tujuan Diskusi


dilakukan percobaan, pada
metode yang dilakukam
diskusi kelompok
Hibridisasi dan geometri Dilakukan diskusi untuk Diskusi
mencari informasi
fenomena terkait bentuk
molekul
Gaya antar molekul Dilakukan diskusi Diskusi
kelompok untuk mencari
informasi dan
dipresentasikan
Larutan elektrolit dan non Seharusnya dilakukan Diskusi
elektrolit percobaan tetapi dilakukan
diskusi kelompok
Tatanama dan persamaan - Untuk materi Tata Nama, Diskusi
reksi menurut saya si murid akan
jauh lebih paham dengan
metode mix and match yang
dibarengin dengan diskusi
kelompok
- Materi tatanama
menggunakan metode
diskusi, tugas, dan
Tanyajawab karena materi
banyak tetapi waktu
terbatas
Stoikiometri Penulis menggunakan Ceramah
strategi discovery learning
tetapi metode yang
digunakan hanya ceramah
dan tanyajawab
Hidrokarbon Metode yang digunakan Ceramah
hanya ceramah dan
tanyajawab, ada tuntutan
untuk membuat model
visual
Minyak bumi Menggunakan metode Diskusi dan Ceramah
diskusi, tanyajawab, Plus
penugasan, tuntutan KD 4
hanya membuat gagasan
Termokimia Tepat
Laju reaksi Laju reaksi merupakan Diskusi
salah satu materi yang dapat
dilakukan percobaan dalam
pembelajarannya tetapi
hanya dilakukan diskusi
kelompok
85

Kesetimbangan kimia Guru memberikan artikel Diskusi


untuk didiskusikan,
kemudian dipresentasikan
Asam basa Lebih baik lagi dilakukan Diskusi
percobaan karena materi
asam basa merupakan salah
satumateri yang dapat
dilaksanakan percobaan
dalam pembelajaran
Hidrolisis garam Diskusi kelompok Diskusi
kemudian presentasi hasil
diskusi
Kelarutan Dilakukan diskusi dan Diskusi dan ceramah
ceramah. Seharusnya
dilakukan demotrasi
Larutan penyangga Seharusnya dilakukan Ceramah
percobaan
Tidak dilakukan percobaan,
diganti ceramah
Koloid Dilakukan diskusi. Diskusi
Seharusnya dilakukan
percobaan
Dilakukan diskusi dan Diskusi dan percobaan
percobaan
Koligatif larutan Eksperimen dapat Diskusi
dilakukan tetapi tidak
dilakukan, hanya diskusi
kelompok
Redoks Dilakukan diskusi karena Diskusi
banyak materi bersifat
konsep dan perhitunga
Elektrokimia Pembelajaran dilakukan Diskusi dan ceramah
dengan ceramah dan diskusi
kelompok
Korosi Seharusnya dilakukan Diskusi
percobaan untuk
menunjukan factor-faktor
korosi tetapi hanya
dilakukan diskusi
Hanya diskusi dan tanya Diskusi
jawab
Kimia unsur Diawali dengan Diskusi
penayangan video
dilanjutkan diskusi
kelompok
Diawali dengan ceramah, Diskusi dan ceramah
kemudian diskusi

Radiokimia Guru mengarahkan untuk Diskusi


diskusi kelompok
86

Gugus fungsi, benzene dan Tepat


turunan
Makromolekul Materinya banyak dan Diskusi
beragam sesuai dengan
metode diskusi kelompok

e. Kesesuaian langkah-langkah pembelajaran dengan tujuan pembelajaran


Materi Alasan Reduksi
Sejarah kimia Sesuai
Struktur Atom Sesuai
SPU Tidak terjadi diskusi antara Langkah pembelajaran
kelompok saat presentasi kurang sesuai dengan
tujuan
(Mengkomunikasikan)
Pada tahap eksplorasi Langkah pembelajaran
membahas IUPAC kurang sesuai dengan
(sedangkan materi tentang tujuan (mengamati dan
SPU) menanya)
Ikatan kimia Tidak dilakukan percobaan Langkah pembelajaran
Pendahuluan: mengucap kurang sesuai dengan
salam tetapi tidak berdoa tujuan (mencoba)
Inti: diskusi mencari
informasi untuk
dipresentasikan tentang
ikatan, tahap menguji
hipotesis guru menampilkan Langkah pembelajaran
video penciptaan air terintegrasi Islam
dihubungkan dengan ayat Al
Qur’an. Untuk tujuan
afektif/integras terpenuhi
tetapi untuk pengetahuan
kurang rinci
Penutup: salam dan doa
Hibridisasi dan geometri Pembukaan: salam dan Langkah pembelajaran
berdoa terintegrasi Islam
Inti: guru memberi contoh
senyawa di alam dengan
bentuk molekulnya untuk
menumbuhkan rasa
bersyukur, kemudian
menampilkan video bentuk
molekul air, sarang kebah dan Langkah pembelajaran
metana dihubungkan dengan kurang sesuai dengan
ayat Al Quran tujuan (menalar)
Penutup: salam tanpa berdoa
Kurang spesifik/memenuhi
tujuan mengidentifikasi
bentuk molekul berdasarkan
87

teori VSEPR dan domain


electron

Gaya antar molekul Sesuai


Larutan elektrolit dan non Pembukaan: salam dan doa Langkah pembelajaran
elektrolit Inti: dilakukan diskusi terintegrasi Islam
kelompok hanya diminta
untuk mencari informasi
tentang informasi tentang
larutan elektrolit dan non
elektrolit
Tatanama dan persamaan Langkah-langkah untuk Langkah pembelajaran
reksi tujuan sikap selama kegiatan kurang sesuai dengan
dan psikomotor pada kegiatan tujuan (menalar dan
inti tergambar, tetapi untuk mencoba)
tujuan pengetahuan kurang
tergambar/tidak spesifik pada
kegiatan pembelajaran
Stoikiometri Sesuai
Hidrokarbon Selama langkah kegiatan Langkah pembelajaran
pembelajaran, guru dominan terintegrasi Islam
dengn cara ceramah
menjelaskan materi
hidrokarbon yang
diintegrasikan dengan
penciptaan manusia,
pembakaran energi dalam Langkah pembelajaran
tubuh. Lebih fokus pada kurang sesuai dengan
tujuan afektif karena kognitif tujuan
dan keterampilannya kurang
bahkan tidak terpenuhi.
Minyak bumi Sesuai
Termokimia Sesuai
Laju reaksi Pembukaan: salam Langkah pembelajaran
Inti: guru memberi arahan terintegrasi islam
artikel mengenai laju reaksi
(teori tumbukan) kemudian
Langkah pembelajaran
dihubungkan dengan ayat Al
kurang sesuai tujuan
Quran tetapi tidak sesuai
(menalar)
dengan indikator
Kesetimbangan kimia Langkah pembelajaran hanya Langkah pembelajaran
menggambarkan beberapa kurang sesuai tujuan
dari sekian banyak tujuan
yang dirumuskan
88

Tujuan untuk materi Langkah pembelajaran


pengetahuan kimia kurang kurang sesuai tujuan
terpenuhi. (kegiatan inti)
Pembuka: salam dan doa,
membagi kelompok
Inti: guru membagikan artikel
tentang kesetimbangan dan
meminta siswa mencari ayat
al Quran yang relevan Langkah pembelajaran
kemudian dipresentasikan terintegrasi Islam
Penutup: kesimpulan pada
kehidupan sehari-hari, doa dn
salam, penjelasan materi
peretemuan berikutnya
Asam basa Rumusan tujuan banyak, Langkah pembelajaran
hanya direalisasikan sedikit kurang sesuai tujuan
melalui kegiatan
pembelajaran
Hidrolisis garam Sesuai
Kelarutan Pada langkah pembelajaran Langkah pembelajaran
tidak melakukan tujuan untuk kurang sesuai tujuan
mengetahui faktor kelarutan
Larutan penyangga Sesuai
Koloid Sesuai
Koligatif larutan Sesuai
Redoks Kegiatan pembelajaran tidak Langkah pembelajaran
membahas redoks, lebih kurang sesuai tujuan
fokus pada materi Langkah pembelajaran
integrasinya yaitu petir terintegrasi Islam
Elektrokimia - Banyak terselip kata tatanama Langkah pembelajaran
dalam kegiatan pembelajaran kurang sesuai tujuan
- Pada komponen tujuan,
pertemuan dibagi menjadi 2
tetapi kegiatan pembelajaran
hanya ada 1 pertemuan
Korosi Kegiatan pembelajaran Langkah pembelajaran
terlalu umum atau kurang kurang sesuai tujuan
spesifik tentang materi apa
Kimia unsur Tidak membahas manfaat Langkah pembelajaran
unsur seperti pada rumusan kurang sesuai tujuan
tujuan
- Pada kegiatan pembelajaran Langkah pembelajaran
tidak dilakukan percobaan kurang sesuai tujuan
tetapi pada metode
menggunakan percobaan
- Pada tujuan tidak ada
rumusan untuk menjelaskan
manfaat dan kegunaan unsur
tetapi pada kegiatan
89

pembelajaran siswa dituntu


untuk mencari manfaat dan
kegunaan unsur
Radiokimia Sesuai
Gugus fungsi, benzene Sesuai
dan turunan
Makromolekul Sesuai

f. Merumuskan penilaian pembelajaran


Materi Catatan Rater Reduksi
Sejarah kimia Tidak ada penilaian Penilaian pembelajaran
pengetahuan dan tidak lengkap (tagihan
keterampilan penilaian)
Struktur Atom Penilaian RPP kurang Penilaian pembelajaran
lengkap. Ada penilaian sikap tidak lengkap (tagihan
dan psikomotor tetapi tidak penilaian)
tecantum ditujuan
SPU Kurang melampirkan Penilaian pembelajaran
penilaian pengetahuan dan tidak lengkap (tagihan
portofolio penilaian)
Hanya melampirkan
penilaian sikap
Hanya melampirkan
penilaian kognitif
Ikatan kimia Lengkap, tetapi pada Lengkap
penilaian pengetahuan dan
keterampilan tidak
terintegrasi Islam
Hibridisasi dan geometri Hanya melampirkan Penilaian pembelajaran
penilaian pengetahuan, tidak lengkap
sudah terintegrasi soal uraian
menjelaskan hikmah
Hanya melampirkan Penilaian pembelajaran
penilaian afektif dan tidak lengkap
kognitif, belum terintegrasi
Gaya antar molekul Seluruh penilaian Lengkap
terintegrasi Islam
Tidak melampirkan Tidak ada penilaian
penilaian pembelajaran
Larutan elektrolit dan non Tidak ada penilaian afektif/ Penilaian pembelajaran
elektrolit sikap, tetapi kognitif telah tidak lengkap
terintegrasi
Tidak ada penilaian KD 3
dan 4
Tatanama dan persamaan Tidak ada komponen Tidak ada penilaian
reksi penilaian pembelajaran
Penilaian pengetahuan tidak Penilaian pembelajaran
ada integrasi tidak lengkap
90

Stoikiometri Penilaian KD 4 Penilaian pembelajaran


(keterampilan) tidak ada tidak lengkap
Hidrokarbon Penilaian pengetahuan sudah Penilaian pembelajaran
terintegrasi, untuk penilaian tidak lengkap
afektif dan keterampilan
tidak dilampirkan hanya
disebutkan bentuk
penilaiannya
Minyak bumi Tidak ada penilaian KD 4 Penilaian pembelajaran
(keterampilan) tidak lengkap
Termokimia Penilaian sesuai dengan Penilaian pembelajaran
indikator yang dibuat tetapi tidak lengkap (tagihan
indikator yang dibuat kurang penilaian)
sesuai dengan KD
Laju reaksi Tidak ada penilaian KD 4 Penilaian pembelajaran
(keterampilan) tidak lengkap (tagihan
penilaian)
Tidak ada penilaian Tidak ada penilaian
pembelajaran
Hanya melampirkan Penilaian pembelajaran
penilaian afektif, lengkap tidak lengkap (tagihan
dengan deskripsi penilaian)
Kesetimbangan kimia - Ada indikator KD 4 untuk Penilaian pembelajaran
percobaan tetapi tidak tidak lengkap (tagihan
dituliskan penilaian)
- KD 3 pun tidak terlalu sesuai
dengan indikator
Asam basa Lengkap
Hidrolisis garam Tidak ada penilaian untuk Penilaian pembelajaran
KD 3 (pengetahuan) dan KD tidak lengkap (tagihan
4 (keterampilan) penilaian)
Kelarutan Penilaian tidak sesuai Penilaian pembelajaran
tidak sesuai
Larutan penyangga Penilaian lengkap untuk Lengkap
sikap, pengetahuan dan
keterampilan
Koloid Pada lampiran RPP ada Penilaian pembelajarn
penilaian untuk praktikum tidak sesuai
tetapi pada komponen
metode dan kegiatan
pembelajaran tidak
dilaksanakan
percobaan/praktikum
Koligatif larutan Penulis tidak merumuskan Penilaian pembelajaran
indikator untuk KD 4 tidak lengkap
(keterampilan) sehingga
tidak terlihat kesesuian
antara penilaian
pembelajaran dengan
indikator
91

Redoks Tidak terlampir lembar Penilaian pembelajaran


penilaian, penulis hanya tidak sesuai
merumuskan teknik
penilaian
Elektrokimia Tidak terlampir penilaian Penilaian pembelajaran
untuk KD 3 (pengetahuan) tidak lengkap
Korosi Tidak ada penilaian KD 4 Penilaian pembelajaran
(keterampilan) tidak lengkap
Tidak ada penilaian KD 3
Kimia unsur Tidak ada penilaian sikap Penilaian pembelajaran
dan keterampilan tidak lengkap
Radiokimia Lengkap
Gugus fungsi, benzene dan Lengkap
turunan
Makromolekul Lengkap

g. Komponen RPP kimia memuat konsep integrasi Islam dan kimia


Materi Catatn Rater Reduksi
Sejarah kimia Lengkap
Struktur Atom Lengkap
SPU Lengkap
Ikatan kimia Penilaian tidak ada integrasi 1 komponen tidak ada
islam (penilaian)
Semua komponen Lengkap
terintegrasi Islam, tetapi
pada penilaian hanya pada
aspek afektif
Hibridisasi dan geometri Lengkap
Gaya antar molekul Seluruh penilaian Lengkap
terintegrasi Islam
Larutan elektrolit dan non Lengkap
elektrolit
Tatanama dan persamaan Tidak ada komponen 1 komponen tidak ada
reksi penilaian terintegrasi islam (penilaian)
Stoikiometri Komponen penilaian tidak 1 komponen tidak ada
terintegrasi Islam (penilaian)
Hanya langkah pembelajaran 2 komponen tidak ada
dan penilaian (indikator dan tujuan)
Hidrokarbon Indikator tidak terintegrasi 1 komponen tidak ada
Islam (indikator)
Minyak bumi Seluruh komponen telah Lengkap
terintegrasi islam
Pada komponen indikator 1 komponen tidak ada
tidak terintegrasi Islam (indikator)
Termokimia Indikator tidak terintegrasi 1 komponen tidak ada
Islam (indikator)
Laju reaksi Pada komponen indikator 1 komponen tidak ada
tidak terintegrasi Islam (indikator)
92

Tidak ada integrasi sama Tidak ada integrasi


sekali
Kesetimbanagn kimia Lengkap
Asam basa Lengkap
Hidrolisis garam Pada komponen indikator 1 komponen tidak ada
tidak terintegrasi Islam (indikator)
Kelarutan Lengkap
Larutan penyangga Pada komponen indikator 1 komponen tidak ada
tidak terintegrasi Islam (indikator)
Koloid Lengkap
Koligatif larutan Komponen indikator tidak 1 komponen tidak ada
terintegrasi Islam (indikator)
Komponen penilaian tidak
terintegrasi Islam
Redoks Komponen penilaian tidak 1 komponen tidak ada
terintegrasi Islam (indikator)
Komponen tujuan dan 2 komponen tidak ada
indikator tidak terintegrasi (indikator dan penilaian)
Islam
Elektrokimia Komponen indikator dan 2 komponen tidak ada
penilaian tidak terintegrasi (indikator dan penilaian)
Islam
Tujuan tidak ada integrasi 1 komponen tidak ada
(tujuan)
Korosi Komponen penilaian tidak 1 komponen tidak ada
terintegrasi Islam (penilaian)
Komponen indikator, tujuan 3 komponen tidak ada
dan penilaian tidak (indikator, tujuan dan
terintegrasi Islam penilaian)
Kimia unsur Komponen indikator dan 2 komponen tidak ada
penilaian tidak terintegrasi (indikator dan penilaian)
Islam
Radiokimia Tidak ada samasekali Tidak ada integrasi
Gugus fungsi, benzene Komponen penilaian tidak 1 komponen tidak ada
dan turunan terintegrasi Islam (penilaian)
Makromolekul Pada komponen indikator 1 komponen tidak ada
tidak terintegrasi Islam (indikator)

h. Kesesuaian model pembelajaran integrasi yang digunakan dalam RPP dengan


karakteristik materi
Materi Catatan Rater Reduksi
Sejarah kimia Mengoreksi bahwa ilmu kimia Koretif
pertama kali ditemukan oleh
ilmuan muslim
Struktur Atom Sesuai
SPU Sesuai
Ikatan kimia Siswa diminta mencari dan Konfirmasi/Klarifikasi/verif
berdiskusi tentang penciptaan ikasi
93

manusia, air, dan udara karena


ikatan kovalen, dijawab atau
dibuktikan dengan video
terintegrasi (fenomena ikatan
kimia dan ayat Al Quran yang
berkaitan)
Hibridisasi dan geometri Pada tujuan menumbuhka rasa Induktifikasi
syukur dan pada langkah
kegiatan fenomena dihubungkan
dengan ayat Al-Qur’an
Gaya antar molekul RPP tidak terlalu Model integrasi tidak sesuai
menggambarkan proses dengan karakteristik
mempelajari/kegiatan
pembelajaran terintegrasi dan
terkesan memaksakan
Materi yang tidak dapat Induktifikasi
diintegrasikan dijadikan hikmah
dalam pembelajaran
Larutan elektrolit dan non Ada rumusan tujuan untuk Induktifikasi
elektrolit menumbuhkan rasa syukur
dengan adanya kilat/petir agara
manusia takut kepada Allah
Tatanama dan persamaan Materi yang tidak dapat Induktifikasi
reksi diintegrasikan dijadikan hikmah
dalam pembelajaran
Stoikiometri Menumbuhkan kesadaran akan Induktifikasi
kekuasaan Allah
Hidrokarbon Pada langkah kegiatan guru Similarisasi
membimbing siswa untuk
mencari persamaan manusia
dengan tanah, penciptaan
manusia dari tanah, reaksi
pembakaran yang dihubungkan
dengan ayat Al-Qur’an
Minyak bumi Sesuai
Termokimia Hk. II tentang derajat Komplementasi
ketidakteraturan: alam semesta
menuju ketidakteraturan yang
artinya akan terjadi peristiwa
kiamat
Hk. III tentang Kristal murni
yang menunjukan keteraturan
hasil ciptaan Allah.
Lalu dihubungkan dengan
kekuasaan Allah yang berhak
dan mengetahui kapan
terjadinya kiamat.

Laju reaksi Tidak ada integrasi Islam Tidak ada integrasi Islam
dan kimia
Guru meminta siswa mencari Informatif
fenomena alam terkait teori
tumbukan, kemudian dijelaskan
dengan ayat Al-Qur’an
94

Kesetimbangan kimia Pada langkah pembelajarn guru Informatif


memina siswa untuk mencari
ayat Al-Qur’an yang sesuai
dengan artikel kesetimbangan
kimia yang dibagikan
Asam basa Sesuai
Hidrolisis garam Aplikasi hidrolisis garam Induktifikasi
dihubungkan dengan nilai Islam
dan pada tahap penutup refleksi
pembelajaran wujud rasa syukur
terhadap kekuasaan Allah
Kelarutan Sesuai
Larutan penyangga Sesuai
Koloid Membuktikan suatu ayat yang Konfirmatif/klarifikatif/verif
sesuai dengan materi koloid ikatif
Koligatif larutan Sesuai
Redoks Menyadarkan akan kebesaran Induktifikasi
Allah melalui materi redoks
Menumbuhkan rasa syukur Induktifikasi
Sesuai
Elektrokimia Pada kegiatan penutup guru Induktifikasi
melakukan refleksi pentingnya
mempelajari materi dan
hubungannya dengan kehidupan
sehari-hari sebagai wujud
syukur kepada Tuhan
Korosi Menghubungkan korosi dengan Induktifikasi
ayat Al-Qur’an tentang
kerusakan akibat kelalaian
manusia dan rasa bersyukur
kepada Allah atas kebenaran
yang diciptakan Allah
Melakukan refleksi dengan Induktifikasi
mengungkapkan kesan tentang
pentingnya mempelajari materi
korosi dan hubungannya dengan
kehidupan sehari-hari sebagai
wujud syukur terhadap
kebesaran Tuhan
Kimia unsur Menyadari kekuasaan Allah Induktifikasi

Radiokimia Sesuai
Gugus fungsi, benzene dan Wujud rasa syukur Induktifikasi
turunan
Makromolekul Wujud rasa syukur Induktifikasi
95

Lampiran 4. Olahan Data Mentah Materi Ajar

a. Menguraikan konsep esensial, prinsip atau teori berdasarkan KD yang dipilih


Materi Catatan Rater Reduksi
Sejarah kimia Sesuai KD
Struktur Atom Sesuai KD
SPU Sesuai KD
Ikatan kimia Sesuai KD
Hibridisasi dan geometri Sesuai KD
Gaya antar molekul Sesuai KD
Larutan elektrolit dan non Sesuai KD
elektrolit
Tatanama dan persamaan Sesuai KD
reksi
Stoikiometri Hanya menjelaskan tentang Materi kurang memenuhi
hukum dasar (Hk. Kekekalan tuntutan KD
massa dan Hk. Perbandingan)
Hidrokarbon Materi ajar kurang sesuai Materi kurang sesuai
dengan tuntutan KD 3.1 yang tuntutan KD
seharusnya membahas alkane,
alkena dan alkuna, sifat
hidrokarbon/atom karbon
- Materi lebih fokus menjalaskan Materi kurang sesuai
ilmuan barat tuntutan KD
- Materi tidak sesuai dengan KD
3.1, tetapi lebih membahas
radioaktif
- Materi yang dijabarkan lebih
kepada sejarah bom atom dan
kurang menjelaskan KD yang
dituju

Materi sesuai tuntutan KD, Materi sesuai KD


tetapi tidak ada integrasi sama
sekali
Minyak bumi - Dalam RPP hanya Materi sesuai KD
mencantukan KD 3.3 tetapi
pada materi ajar penulis
menjelaskan secara lengkap
untuk KD 3.2 dan 3.3
- Materi sesuai indikator
Termokimia Hanya menjelaskan hukum I, II Materi kurang memenuhi
dan III termodinamika tuntutan KD
Laju reaksi Tidak membahas faktor yang Materi kurang memenuhi
mempengaruhi laju reaksi tuntutan materi KD
Kesetimbangan Kimia Hanya menguraikan contoh Materi kurang memenuhi
kesetimbangan reaksi kimia tuntutan materi KD
tanpa menjelaskan lebih lanjut
tentan Kc dan Kp serta cara
menentukannya
Asam basa Sesuai KD
96

Hidrolisis garam Tidak ada menghitung pH Materi kurang memenuhi


garam tuntutan KD
Kelarutan Sesuai KD
Larutan penyangga - Hanya menjelaskan pengertian, Materi kurang sesuai dengan
fungsi dan peran. Tidak tuntutan KD
menjelaskan prinsip dan
penentuan pH penyangga
- Materi yang dijelaskan kurang
sesuai dengan larutan
penyangga
Koloid Tidak membahas Materi kurang memenuhi
penggolongan, sifat dan cara tuntutan KD
pembuatan koloid
Koligatif larutan Sesuai KD
Redoks Kurang materi penyetaraan Materi kurang memenuhi
redoks tuntutan KD
Elektrokimia Hanya membahas reaksi Materi kurang memenuhi
spontan tuntutan KD
Tidak menjelaskan Hk.
Faraday
Korosi Tidak membahas tentang Materi kurang memenuhi
pengertian korosi dan faktor- tuntutan KD
faktor yang mempengaruhi
korosi
Kimia unsur Hanya membahas unsur besi Materi kurang memenuhi
dan kalium tanpa menganalisis tuntutan KD
kecenderungan fisik dan cara
pembuatan
Radiokimia Banyak yang tidak dibahas Materi kurang memenuhi
sesuai tuntutan KD tuntutan KD
Hanya membahas pengertian Materi kurang sesuai
dan dampak radioaktif. Unsur tuntutan KD
yang dibahas adalah besi lebih
cocok untuk materi kimia unsur
transisi
Gugus fungsi, benzene dan Tidak membahas sesuai Materi kurang sesuai
turunan tuntutan KD tuntutan KD
Kurang tentang gugus fungsi Materi kurang memenuhi
tuntutan KD
Makromolekul - Tidak ada pengelompokan Materi kurang memenuhi
karbohidrat tuntutan KD
- Tidak membahas lemak
- Tidak membahas pembuatan
polimer dan
pengelompokannya

b. Menggunakan konsep kimia terintegrasi Islam


Materi Catatan Rater Reduksi
Sejarah kimia Banyak membahas sejarah Banyak menggunakan
kimia dan metode kimia dari konsep kimia terintegrasi
sisi islam dan barat Islam
97

Struktur Atom Membahas atom dari Banyak menggunakan


perspektif Islam konsep kimia terintegrasi
Islam
SPU Banyak menggunakan konsep Banyak menggunakan
yang terintegrasi tetapi kurang konsep kimia terintegrasi
relevan dengan materi Islam
Hanya sedikit Sedikit menggunakan konsep
mengintegrasikan Islam terintegrasi Islam
dengan materi, padahal
struktur atom dapat untuk
menjelaskan keteraturan
ciptaan Allah
Ikatan kimia Penciptaan unsur kurang Sedikit menggunakan konsep
sesuai dengan materi ikatan terintegrasi Islam
kimia
Hibridisasi dan geometri Hamper semua konsep kimia Banyak menggunakan
dihubungkan dengan nilai, konsep kimia terintegrasi
ayat dan fenomena Islam
Gaya antar molekul Gaya hidrogen pada air Banyak menggunakan
merupakan kebesaran Allah konsep kimia terintegrasi
Islam
Larutan elektrolit dan non Lebih ke materi fisika jika Sedikit menggunakan konsep
elektrolit membahas integrasi dengan terintegrasi Islam
petir
Tatanama dan persamaan Membahas reaksi kimia pada Sedikit menggunakan konsep
reksi proses fotosintesis dan terintegrasi Islam
pernapasan
Stoikiometri Materi integrasi islam tentang Banyak menggunakan
peputaran matahari dan bulan konsep kimia terintegrasi
serta habatussauda kurang Islam
sesuai dengan materi
stoikiometri
Hidrokarbon Tidak ada integrasi Tidak menggunakan konsep
kimia terintegrasi Islam
Minyak bumi Menjelaskan proses Banyak menggunakan
pembentukan minyak bumi konsep kimia terintegrasi
dari segi ilmuan dan Islam Islam
Termokimia Kiamat dibahas dari ilmu Banyak menggunakan
kimia dan Islam konsep kimia terintegrasi
Islam
Laju reaksi Lebih kepada materi biologi Sedikit menggunakan konsep
yang dihubungkan dengan terintegrasi Islam
Islam
Kesetimbangan kimia Lebih kepada materi biologi Sedikit menggunakan konsep
yang dihubungkan dengan terintegrasi Islam
Islam
Asam basa Hanya merumuskan manfaat Sedikit menggunakan konsep
buah tin yang diakitkan terintegrasi Islam
dengan ayat/hadis
Hidrolisis garam Hanya membahas manfaat Sedikit menggunakan konsep
hidrolisis garam yang terintegrasi Islam
dihubungkan dengan
ayat/hadis
Kelarutan Sedikit membahas kelarutan Sedikit menggunakan konsep
dari perspektif Islam terintegrasi Islam
98

Larutan penyangga Membahas makanan yang hala Banyak menggunakan


dan baik, adab minum konsep kimia terintegrasi
Islam
Koloid Membahas koloid pada susu Banyak menggunakan
sapi dan awan konsep kimia terintegrasi
Islam
Koligatif larutan Tekanan osmosis pada proses Banyak menggunakan
penyerapan air oleh tumbuhan konsep kimia terintegrasi
dibahas dengan surat An- Islam
Naml
Redoks Terjadinya petir karena reaksi Banyak menggunakan
redoks di udara, dibahas dgn konsep kimia terintegrasi
hadist dan ayat Al-Quran Islam
Elektrokimia Hanya memasukan 2 ayat dan Sedikit menggunakan konsep
kisah Zulkarnain terintegrasi Islam
Korosi Membedah elemen kimia yg Banyak menggunakan
berhubungan dengan surat Al konsep kimia terintegrasi
Hadid Islam
Kimia unsur Membahas pembentuk unsur Banyak menggunakan
adalah kekuasaan Allah, konsep kimia terintegrasi
memasukan ayat tentang besi Islam
dan manfaat kurma
Radiokimia Membahas dahsyatnya Banyak menggunakan
ledakan bom atom, bahaya dan konsep kimia terintegrasi
manfaat radiokimia, Islam
memasukan ayat/hadis beserta
tafsir dan pnejelasan
Gugus fungsi, benzene dan Manfaat dan bahaya senyawa Banyak menggunakan
turunan benzene dikaitkan dengan konsep kimia terintegrasi
ayat/hadis Islam
Makromolekul Membahasa maromolekul dari Banyak menggunakan
segi makanan yang konsep kimia terintegrasi
dihubungkan dengan makanan Islam
halal dan baik

c. Relevansi pokok materi integrasi Islam dan sains dengan indikator yang
ditetapkan
Materi Catatan Rater Reduksi
Sejarah kimia Membahas percobaan dan Materi relevan
penelitian dari sisi Islam dan
ilmuwan islam yang menemukan
kimia bukan ilmuwan barat
Struktur Atom Materi yang bertentangan antara Materi relevan
kimia dan islam juga dibahas.
SPU Tidak menjelaskan tentang materi Materi kurang relevan
SPU (keperiodikan unsur)
Ikatan kimia Penciptaan unsur kurang sesuai Materi kurang relevan
dengan materi ikatan kimia
Hibridisasi dan geometri Struktur molekul pada air sat Materi relevan
diberi perlakuan
Gaya antar molekul Gaya hidrogen pada air Materi relevan
99

Larutan elektrolit dan non - Menurut saya materi ajar kurang Materi kurang relevan
elektrolit sesuai dengan kompetensi dasar.
Penulis mengangkat materi ajar
tentang “petir” sementara KDnya
“menganalisis larutan

Tatanama dan persamaan reksi Membahas reaksi kimia pada Materi relevan
proses fotosintesis dan
pernapasan
Stoikiometri Materi integrasi islam tentang Materi kurang relevan
peputaran matahari dan bulan
serta habatussauda kurang sesuai
dengan materi stoikiometri
Hidrokarbon Tidak ada integrasi Tidak relevan
Minyak bumi Menjelaskan proses pembentukan Materi relevan
minyak bumi dari segi ilmuan dan
Islam
Termokimia Sesuai indikator tetapi indikator Materi kurang relevan
tidak sesuai dengan KD
Laju reaksi Materi relevan
Kesetimbanagn kimia Lebih kepada materi biologi yang Materi kurang relevan
dihubungkan dengan Islam
Asam basa Membahas manfaat buah tin Materi kurang relevan
Hidrolisis garam Hanya membahas manfaat Materi kurang relevan
hidrolisis garam yang
dihubungkan dengan ayat/hadis
Kelarutan Hanya beberapa yang sesuai Materi kurang relevan
seperti sidik jari
Larutan penyangga Membahas makanan yang halal Relevan
dan baik, adab minum
Koloid Penciptaan manusia agaknya Materi kurang relevan
kurang sesuai dengan materi
koloid, karena lebih membahas
biologinya dari pada kimia
Koligatif larutan Tekanan osmosis pada proses Materi relevan
penyerapan air oleh tumbuhan
dibahas dengan surat An-Naml
Redoks Terjadinya petir karena reaksi Materi relevan
redoks di udara, dibahas dgn
hadist dan ayat Al-Quran dan isra’
mi’raj
Elektrokimia Lebih membahas kimia unsur dan Materi kurang relevan
metalurgi
Korosi Utnuk penciptaan besi lebih Materi kurang relevan
sesuai untuk materi kimia unsur
transisi
Kimia unsur Membahas pembentuk unsur Materi relevan
adalah kekuasaan Allah,
memasukan ayat tentang besi dan
manfaat kurma
Radiokimia Membahas dahsyatnya ledakan Materi relevan
bom atom, bahaya dan manfaat
radiokimia, memasukan
ayat/hadis beserta tafsir dan
pnejelasan
100

Gugus fungsi, benzene dan Materi relevan


turunan
Makromolekul Membahasa maromolekul dari Materi cukup relevan
segi makanan yang dihubungkan
dengan makanan halal dan baik

d. Merumuskan nilai-nilai terkait materi kimia terintegrasi Islam yang telah


dipelajari
Materi Catatan Rater Reduksi
Sejarah kimia Tidak merumuskan nilai
Struktur Atom Nilai manfaatnya lebih kearah Nilai religius
afektif/sikap untuk menyadari
keteraturan alam semesta yang
merupakan hasil ciptaan Allah
SPU Tidak merumuskan nilai
Ikatan kimia Mudah bagi Allah menciptakan Nilai religius
segala sesuatu salah satnya air
sehingga ada kehidupan di bumi Nilai sosial-ekonomi
Hibridisasi dan geometri - Allah menciptakan segala Nilai religius
sesuatu berpasang-pasangan dan
dengang sebaik-baiknya
- Keindahan struktur air ketika Nilai seni
diberikan perlakukan tertentu
(penelitian Masaru Emoto)
Gaya antar molekul Tidak merumuskan nilai
Larutan elektrolit dan non Tidak merumuskan nilai
elektrolit
Tatanama dan persamaan Nilai manfaat menumbuhkan rasa Nilai relligius
reksi bersyukur kepada Allah
Stoikiometri - Manfaat habbatussauda karena Nilai manfaat
mengandung timoquinon untuk
mencegah redikal bebas
- Reaksi fotosintesis untuk Nilai sosial
menghasilkan makanan bagi
tumbuhan, dan menghasilkan
oksigen untuk makhluk hidup Nilai religius
- Allah menciptakan segala
sesuatu tidak ada yang sia-sia
Hidrokarbon Tidak ada integrasi Tidak merumuskan nilai
Minyak bumi - Kegunaan minyak bumi Nilai manfaat
- Dampak pembakaran bahan
bakar Nilai sosial
Termokimia Kiamat Nilai religius
Laju reaksi Manfaat nanas dan kurma karena Nilai manfaat
terdapat enzim untuk kesehatan
Kesetimbangan kimia Lebih membhas dari ilmu biologi Tidak merumuskan nilai
Asam basa Manfaat buah tin Nilai manfaat
Hidrolisis garam - Penerapan hidrolisis pada Nilai manfaat
kehidupan sehari-hari Nilai religius
- Segala penyakit perlu dicari
obatnya dengan ikhtiar
101

Kelarutan - Bahaya menggunakan emas Nilai pendidikan sehari-


bagi kaum pria hari
Larutan penyangga - Bernapas/meniup minuman Nilai pendidikan sehari-
tidak baik untuk kesehatan hari
- Makan jangan berlebihan
- Makanlah makanan yang baik
dan halal
Koloid - Menjelaskan proses Nilai pendidikan sehari-
pembentukan awan hari
- Susu sapi tidak bercampur
dengan darah bukti kebesaran Nilai religius
Allah
Koligatif larutan Peran tekanan osmosis pada Nilai manfaat
tumbuhan
Redoks Takutlah kepada Allah Nilai religius
Elektrokimia Cara perlindungan besi Nilai pendidikan
sehari-hari
Korosi - Menjaga kelestarian Nilai sosial
lingkungan
Nilai manfaat
- Manfaat besi
- Cara mencegah korosi Nilai pendidikan
sehari-hari
Kimia unsur - Unsur dialam merupakan Nilai religius
kekuasaan Allah
- Keberadaan unsur N dan O
diatmosfer untuk melindungi Nilai manfaat
makhluk hisup di bumi
Radiokimia - Menjaga kelestarian Nilai sosial
lingkungan
- Manfaat Nilai manfaat
radiokimia/radioaktif
Gugus fungsi, benzene dan Manfaat dan bahaya senyawa Nilai manfaat
turunan yang mengandung benzene
Makromolekul Hidup seimbang dan jangan Nilai pendidikan
berlebihan sehari-hari

e. Merumuskan perilaku positif dan akhlak mulia sebagai amtsal atau


perumpamaan dari materi kimia
Materi Catatan Rater Reduksi
Sejarah kimia Tidak ada Tidak merumuskan
perumpamaan
Struktur Atom Mengibaratkan elektron yang Merumuskan
mengelilingi inti atom bagaikan perumpamaan (beriman)
manusia yang beriman kepada
Allah
SPU Tidak ada Tidak merumuskan
perumpamaan
102

Ikatan kimia - Serah terima elektron bagaikan Merumuskan


manusia yang saling tolong perumpamaan (tolong
menolong (serah terima rezeki) menolong)
- Penggunaan elektron bersama
bagaikan hidup bersaman
dengan memanfaatkan sumber Merumuskan
daya alam perumpamaan (bijak
menggunakan
sumberdaya)

Hibridisasi dan geometri Tidak ada Tidak merumuskan


perumpamaan
Gaya antar molekul Tidak ada Tidak merumuskan
perumpamaan
Larutan elektrolit dan non Tidak ada Tidak merumuskan
elektrolit perumpamaan
Tatanama dan persamaan Hanya menggambarkan atau Merumuskan
reksi merumuskan perilaku bersyukur perumpamaan (selalu
bersyukur)
Stoikiometri Tidak ada Tidak merumuskan
perumpamaan
Hidrokarbon Tidak merumuskan atau tidak Tidak merumuskan
terlihat perilaku positif yang perumpamaan
diharapkan terbentuk dari
mempelajari materi tersebut
Tidak ada integrasi Tidak ada merumuskan
perumpamaan
Minyak bumi Tidak ada Tidak merumuskan
perumpamaan
Termokimia Tidak ada Tidak merumuskan
perumpamaan
Laju reaksi Tidak ada Tidak merumuskan
perumpamaan
Kesetimbangan kimia Tidak ada Tidak merumuskan
perumpamaan
Asam basa Macam-macam jenis larutan asam- Merumuskan
basa bagaikan perbedaan dalam perumpamaan (toleransi)
kehidupan sehari-hari sehingga
kita harus hidup bertoleransi
Hidrolisis garam Tidak ada Tidak merumuskan
perumpamaan
Kelarutan Tidak ada Tidak merumuskan
perumpamaan
Larutan penyangga Tidak ada Tidak merumuskan
perumpamaan
Koloid Tidak ada Tidak merumuskan
perumpamaan
Koligatif larutan Tidak ada Tidak merumuskan
perumpamaan
Redoks Tidak ada Tidak merumuskan
perumpamaan
Elektrokimia Tidak ada Tidak merumuskan
perumpamaan
103

Korosi Kerusakan dan kehancuran Merumuskan


diumpakan dengan sifat perumpamaan (teliti)
ketidaktelitian
Mengumpakan korosi sebagai dosa Merumuskan
manusia sehingga harus dilindungi perumpamaan (beriman)
agar tidak terus terjadi korosi
Kimia unsur Tidak ada Tidak merumuskan
perumpamaan
Radiokimia Tidak ada Tidak merumuskan
perumpamaan
Gugus fungsi, benzene dan Mengumpamakan sifat gigih Merumuskan
turunan perumpamaan (gigih)
Makromolekul Tidak ada Tidak merumuskan
perumpamaan

f. Memilih dan menuliskan ayat Kauliyah (Al Quran dan hadist) yang terkait
atau yang saling memperkuat materi kimia
Materi Catatan Rater Reduksi
Sejarah kimia Tidak ada sama sekali Tidak ada
Struktur Atom Cukup banyak memasukan ayat Sesuai
dengan artinya, tetapi hanya
beberapa yang terdapat penjelasan
SPU Banyak tetapi kurang sesuai Banyak tetapi kurang
dengan materi SPU sesuai
Banyak menuliskan ayat tetapi
tidak mendukung penjelasan
materi
Ikatan kimia Memasukan ayat tentang manfaat Sedikit tapi sesuai
besi (ikatan logam)
Hibridisasi dan geometri Banyak dan cukup relevan tetapi Sesuai
beberapa tidak dimencantumkan
ayat dan artinya
Gaya antar molekul Sesuai
Larutan elektrolit dan non Sesuai
elektrolit
Tatanama dan persamaan reksi Menvahas reaksi kimia pada Sesuai
proses fotosintesis dan pernapan
dihubungkan dengan yat Al-Quran
dan menumuhkan rasa bersyukur
Stoikiometri Cukup banyak memasukan ayat Sesuai
dengan arti dan juga penjelasan
Hidrokarbon Kurang sesuai dengan konsep Banyak tetapi kurang
kimia terintegrasi Islam sesuai
Tidak ada sama sekali Tidak ada
Minyak bumi Proses pembentukan minyak Sesuai
bumi, kerusakan lingkungan
dihubungkan dengan ayat/hadis
Termokimia Sesuai
Laju reaksi Banyak menuliskan ayat Al Quran Banyak tetapi kurang
dan hadist tetapi hanya beberapa sesuai
yang relevan dengan materi kimia
104

Kesetimbangan kimia Materinya kurang relevan dengan Banyak tetapi kurang


KD dan indikator sehingga ayat sesuai
yang dirumuskan kurang sesuai
Asam basa Merumuskan manfaat buah tin Kurang sesuai
dikaitkan dengn ayat/hadis
Hidrolisis garam Dikaitkan dengan ayat Al-Quran Sesuai
dan hadis
Kelarutan Sedikit menuliskan ayat Al- Banyak tetapi kurang
Qur’an sesuai
Larutan penyangga Banyak menuliskan ayat Al Quran Banyak tetapi kurang
dan hadist tetapi hanya beberapa sesuai
yang relevan dengan materi kimia
Koloid Memasukan ayat tentang awan Sesuai
dan susu yang bersih
Koligatif larutan Hanya memasuka 1 ayat tentang Sesuai
hujan dihubungkan dengan
tekanan osmosis pada tumbuhan
Redoks Membahas terjadinya petir karena Sesuai
reaksi redoks dikaitkan dengan
hadis dan ayat Al-Quran, petir
dihubungkan dengan peristiwa
isra’ mi’raj
Elektrokimia Lebih banyak membahas kimia Banyak tetapi kurang
unsur dan metalurgi sehingga ayat sesuai
Al Quran dan hadist yang
dituliskan kurang terkait dengan
materi kimia yang dimaksud
Sedikit menuliskan ayat Al Quran Sesuai tetapi sedikit
dan hadist terkait materi tetapi
sesuai
Korosi Banyak menuliskan ayat Al Quran Banyak dan sesuai
dan hadis yang sesuai dengan
materi tentang kerusakan alam
Kimia unsur Memasukan ayat tentang besi Sedikit dan sesuai
Radiokimia Membahas dahsyatnya ledakan Banyak dan sesuai
bom atom, bahaya dan manfaat
radiokimia, memasukan
ayat/hadis beserta tafsir dan
pnejelasan
Gugus fungsi, benzene dan Sesuai
turunan
Makromolekul Banyak menuliskan ayat dan hadis Banyak dan sesuai
yang berhubungan dengan
makanan

g. Memilih dan menuliskan ayat Kauniyah (fenomena alam) yang terkait atau
yang saling memperkuat materi kimia
Materi Catatan Rater Reduksi
Sejarah kimia Tidak ada sama sekali Tidak ada
Struktur Atom Tidak ada sama sekali Tidak ada
SPU Cukup banyak tetapi kurang Banyak tetapi kurang
sesuai dengan materi SPU sesuai
Ikatan kimia Sesuai
105

Hibridisasi dan geometri Fenomena anomali air Sesuai


digubungkan dengan hikmah
struktur air
Gaya antar molekul Sesuai
Larutan elektrolit dan non Tentang elektrolit dan tubuh Sedikit tapi sesuai
elektrolit manusia
Tatanama dan persamaan Menbahas reaksi kimia pada Sesuai
reaksi proses fotosintesis dan pernapan
Stoikiometri - Dalam tubuh, makanan larut Sedikit tapi sesuai
dalam darah (kadar zat dalam
campuran)
- Reaksi kimia pada fotosintesis
Hidrokarbon Ada membahas beberapa Banyak tetapi kurang
fenomena alam tetapi kurang sesuai
sesuai dengan materi jadi tidak
saling memperkuat
Tidak ada sama sekali Tidak ada
Minyak bumi Dampak pembakaran Sesuai
Termokimia Sesuai
Laju reaksi Hanya menjelaskan fenomena Kurang sesuai
petir
Cukup banyak tetapi kurang Banyak tetapi kurang
relevan jadi tidak terlalu sesuai
memperkuat materi
Kesetimbanagn kimia Lebih membahas dari ilmu Tidak sesuai
biologi
Asam basa Merumuskan manfaat buah tin Kurang sesuai
Hidrolisis garam Reaksi hidrolisis pada penerapan Sesuai
di kehidupan sehari-hari
Kelarutan Sedikit memgaitkan fenomena Kurang sesuai
dengan kelarutan
Larutan penyangga Penyangga pada darah, sistem Sesuai
pernapasan
Koloid Susu sapi yang tdak bercampur Sesuai
dengan dara dan pembentukan
awan
Koligatif larutan Membahas tekanan osmosis pada Sesuai
proses penyerapan air oleh
tumbuhan
Redoks Membahas terjadinya petir karena Sesuai
reaksi redoks di udara
Elektrokimia Lebih membahas kimia unsur dan Kurang sesuai
metalurgi sehingga fenomena
alam yang dibahas kurang terkait
dengan materi kimia yang
dimaksud
Sedikit menuliskan contoh Sedikit tapi sesuai
fenomena alam terkait materi
tetapi sesuai
Korosi Kerusakan pipa tambang sebagai Sedikit tapi sesuai
contoh dari fenomena alam materi
korosi
Kimia unsur Contoh fenomena alam yang Kurang sesuai
digunakan (reaksi pada matahari)
106

lebih cocok untuk materi


radioaktif /radiokimia
Radiokimia Membahas dahsyatnya ledakan Banyak dan sesuai
bom atom, bahaya dan manfaat
radiokimia, memasukan
ayat/hadis beserta tafsir dan
pnejelasan
Gugus fungsi, benzene dan Sesuai
turunan
Makromolekul Sedikit membahas tentang ayat Sedikit tapi sesuai
kauniyah
107
Lampiran 5. Skor Penilaian Portofolio
a. RPP Kimia
Aspek Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kimia (RPP)
Part Model
Materi isip Langkah Komponen RPP Pembelajaran
an Komponen Tujuan Materi Pokok Metode Pembelajaran Penilaian Terintegrasi Terintegrasi
R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3
P1 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 5 4 2 1 2 5 4 5 3 3 3
Sejarah Kimia P2 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 3 3 5 5 5 4 3 4
P3 5 4 4 4 2 3 4 3 4 4 3 4 3 4 5 2 2 2 5 3 4 3 3 3
P4 5 5 5 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 5 4 5 2 4 2
Struktur Atom P5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 3 4 5 3 5 3 2 3 5 4 5 4 3 4
P6 5 5 5 4 4 3 4 3 5 4 2 3 3 3 5 4 3 4 5 4 3 3 3 4
Sistem P7 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 2 2 5 4 5 4 3 4
Periodik P8 5 5 5 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 5 3 4 3 4 5 2 5 2 3 2
Unsur P9 5 4 4 5 3 4 3 2 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 5 4
P10 5 5 5 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 5 4 3 4
Ikatan Kimia P11 5 5 5 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 5 3 4 4 4 5 4 5 3 3 3
P12 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 2 3 4 3 4 3 4 3
P13 5 5 5 4 5 4 3 4 3 3 4 3 4 5 4 4 4 4 5 3 5 4 3 4
Hibridisasi &
P14 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 3 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 3 4
Geometri
P15 5 5 5 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3
P16 5 5 5 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 4 3 4
Gaya Antar
P17 5 5 5 5 4 5 3 4 3 5 4 5 5 4 5 4 3 4 5 4 5 4 3 4
Molekul
P18 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 1 1 1 4 4 4 2 3 3
P19 5 5 5 4 4 4 3 4 3 3 3 3 5 4 5 3 3 3 5 3 5 3 3 3
Larutan
P20 5 5 5 3 4 3 4 3 4 5 3 5 3 4 3 3 3 3 5 4 5 4 3 4
Elektrolit &
P21 5 5 5 4 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3
Nonelektrolit
P22 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 3 3 3
Tata Nama & P23 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 5 3 5 2 3 2
Persamaan P24 5 5 5 5 2 5 4 2 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3 5 4 5 4 3 4
Reaksi P25 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 5 3 1 1 1 4 4 4 3 3 3
P26 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5
Stoikiometri P27 5 4 5 2 3 2 2 4 2 4 3 4 3 5 3 3 4 3 5 3 5 4 4 4
P28 5 4 5 5 2 5 4 2 4 4 3 4 5 4 5 3 2 3 3 1 3 3 3 3
P29 5 5 5 4 4 4 3 4 3 5 3 5 5 4 5 3 2 3 5 3 5 4 3 4
P30 5 5 5 3 4 3 2 3 2 3 4 3 4 4 4 3 2 3 4 2 4 3 4 3
Hidrokarbon
P31 5 4 5 2 5 2 2 3 2 3 4 3 2 4 2 3 4 3 5 4 5 3 4 3
P32 5 5 5 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 5 3 3 4 3 2 3 2 2 4 2
P33 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 5 3 3 3 4 2 4 1 3 1
Minyak Bumi P34 5 5 5 5 3 5 4 3 4 5 3 5 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3
P35 5 5 5 4 5 4 4 4 4 3 4 3 3 5 3 3 4 3 5 5 5 4 4 4
P36 5 5 5 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 1 4 1
Termokimia
P37 5 5 5 2 4 2 2 3 2 3 3 3 3 5 3 4 4 4 5 5 5 3 3 3
P38 3 3 3 3 3 3 4 3 4 5 3 5 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 3 1
Laju Reaksi
P39 5 5 5 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3
Kesetimbanga P40 5 5 5 5 4 5 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 1 4 1
n Kimia P41 5 5 5 4 5 4 3 3 3 4 4 4 4 2 2 3 5 3 4 3 4 3 4 3
P42 4 4 4 4 3 4 1 1 1 3 4 3 2 3 2 5 4 5 5 4 5 3 3 4
Asam Basa
P43 5 4 5 2 3 2 2 4 2 3 4 3 2 5 4 3 3 3 5 3 5 3 4 3
Hidrolisis P44 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 3 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 3
Garam P45 5 4 5 2 4 2 2 4 2 5 4 5 3 3 5 3 3 3 5 3 5 4 3 4
P46 5 5 5 4 4 4 4 3 4 5 3 5 4 4 4 4 2 4 5 4 5 4 3 4
Kelarutan
P47 5 5 5 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 5 3 3 4 3 5 4 5 3 3 3
Larutan P48 5 5 5 5 4 5 3 4 3 5 3 5 4 3 4 4 2 4 5 4 5 4 3 4
Penyangga P49 5 5 5 3 5 3 3 5 3 3 4 3 3 5 3 4 5 4 4 3 4 3 4 3
P50 5 5 5 2 4 2 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 5 4 5 4 3 4
Koloid
P51 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 5 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4
Koligatif P52 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 3 5 3 5 4 2 4 3 3 3
Larutan P53 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 2 4 4 3 4
P54 5 4 5 3 5 3 3 3 3 3 4 3 4 5 4 2 1 2 4 3 4 5 4 5
Redoks P55 5 5 5 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 5 2 3 3 3 5 5 5 4 4 4
P56 5 5 5 5 4 5 3 4 3 4 4 4 3 2 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3
P57 5 5 5 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 5 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3
Elektrokimia P58 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 3 1 3 2 3 2
P59 5 5 5 2 2 2 2 3 3 5 3 5 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3
P60 5 5 5 5 2 5 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
Korosi P61 5 5 5 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 5 4 3 4 3 2 2 2 4 3 4
P62 5 5 5 4 5 4 3 4 3 3 4 3 4 5 4 4 4 5 4 3 4 3 3 3
P63 5 5 5 5 4 5 3 3 3 4 3 4 4 4 5 5 3 5 5 5 5 4 3 4
Kimia Unsur P64 4 4 4 3 4 3 2 3 2 4 5 4 2 5 2 3 4 3 3 3 3 3 5 3
P65 4 4 4 2 4 2 2 3 2 2 4 2 3 4 3 4 3 4 1 1 1 1 3 1
P66 5 5 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 5 4 2 5 4 5 5 5 4 3 4
Radiokimia
P67 5 3 4 3 3 3 2 4 2 4 3 4 2 4 5 3 4 4 2 3 2 2 2 2
Gugus Fungsi, P68 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 4 5 4 4 2 3 3 3 3
Benzena &
Turunannya P69 5 5 5 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 3 4
P70 5 5 5 3 4 3 3 2 3 4 3 4 2 4 2 3 4 4 5 4 4 3 3 3
Makromolekul
P71 5 5 5 3 3 3 3 3 3 5 5 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4
Total 347 335 340 267 266 262 234 239 237 274 256 269 250 292 262 239 225 245 302 235 296 224 234 230
4.8 4.7 4.7 3.7 3.7 3.6 3.2 3.3 3.3 3.8 3.6 3.7 3.5 4.1 3.6 3.3 3.1 3.4 4.2 3.3 4.1 3.1 3.29 3.23
Rerata Total Skor 873 18 887 605 464 901 957 661 380 591 056 887 211 126 901 661 690 507 535 098 690 549 577 943
24 31 32 63 79 41 75 97 28 55 34 32 27 76 41 97 14 04 21 59 14 3 5 7
Rerata Skor tiap
indikator 4.798122066 3.732394366 3.333333333 3.751173709 3.774647887 3.328638498 3.910798122 3.230046948
Prosentase 96% 75% 67% 75% 75% 67% 78% 65%
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑔𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑅𝑃𝑃 = × 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
(29,859⁄8)
= × 100% = 75%
5
108

b. Materi Ajar Kimia


Parti Indikator Materi Ajar
Materi sipa Konsep Essensial Konsep Terintegrasi Relevansi Nilai-nilai Amstal Ayat Kauliyah Ayat Kauniyah
n R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3
P1 5 5 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 1 4 1 2 3 2 1 2 1
Sejarah Kimia P2 3 5 3 2 3 2 3 4 3 2 3 2 1 4 1 1 3 1 1 2 2
P3 2 4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4 2 2 2 1 1 1 1 1 1
P4 4 4 3 2 3 2 3 3 3 1 3 1 1 3 1 2 3 2 2 2 2
Struktur Atom P5 5 4 5 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3
P6 5 5 5 5 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 5 4
P7 3 5 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 1 3 1 4 4 4 4 4 4
Sistem Periodik
P8 2 4 2 2 3 2 2 4 2 3 3 3 1 3 1 2 2 2 4 3 4
Unsur
P9 2 3 2 4 3 4 2 4 2 2 3 2 1 3 1 3 3 3 3 4 3
P10 5 4 5 4 3 4 4 4 4 3 5 3 3 5 3 4 4 4 3 2 3
Ikatan Kimia P11 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 1 4 1 3 4 3 2 4 2
P12 2 4 2 3 3 3 2 4 2 2 3 2 2 4 2 3 4 3 3 4 3
P13 3 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3 4 2 4 2 4 4 4 3 4 3
Hibridisasi &
P14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 5 4 4 4 4
Geometri
P15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3
P16 5 4 5 4 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4
Gaya Antar
P17 5 4 5 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4
Molekul
P18 2 5 2 2 5 2 2 5 2 2 4 3 2 4 2 2 4 2 3 4 3
P19 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 4 3 4 3 4 3
Larutan
P20 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3 3 3
Elektrolit &
P21 3 2 3 4 2 4 3 2 3 2 5 4 3 4 3 3 5 3 3 4 3
Nonelektrolit
P22 2 2 2 4 2 4 3 2 3 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 3
Tata Nama & P23 5 4 5 3 2 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2
Persamaan P24 5 4 5 3 2 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3
Reaksi P25 4 4 4 4 2 4 5 3 5 3 4 3 2 4 2 4 3 4 4 3 4
P26 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5
Stoikiometri P27 2 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3
P28 5 4 5 3 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 2 3 4 3 3 3 3
P29 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3
P30 5 4 5 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
Hidrokarbon
P31 2 3 1 4 4 4 2 3 2 3 4 3 2 4 2 3 4 3 3 3 3
P32 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 3 2 1 4 2 3 3 3 2 3 2
P33 5 3 5 2 3 2 4 3 4 3 4 3 2 4 2 2 2 2 3 2 3
Minyak Bumi P34 5 3 5 3 3 3 4 3 4 3 4 3 1 3 2 3 2 3 3 1 3
P35 5 5 5 4 4 4 5 4 5 3 5 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3
P36 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 5 4 5 3 3 3
Termokimia
P37 2 4 2 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 5 3 4 3 3 3 3
P38 5 4 5 3 2 3 2 4 2 3 4 3 1 4 1 2 3 2 3 3 3
Laju Reaksi
P39 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 1 3 2 3 3 3 3 4 3
Kesetimbangan P40 5 4 5 4 4 4 5 3 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3 2 3
Kimia P41 2 4 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 3 3 3
P42 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4
Asam Basa
P43 2 4 2 3 3 3 4 4 4 1 4 2 3 4 3 2 2 2 2 2 2
Hidrolisis P44 5 4 5 3 3 5 5 5 5 4 4 4 2 3 2 4 3 4 4 3 4
Garam P45 3 5 3 2 3 2 4 4 4 3 3 4 1 4 1 3 4 3 2 3 2
P46 5 4 5 2 2 2 3 4 3 3 3 4 2 3 2 2 3 2 3 1 3
Kelarutan
P47 5 4 5 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 4 2 3 3 3 4 3 4
Larutan P48 5 4 5 3 3 3 4 4 4 4 3 5 2 3 2 4 4 4 3 3 3
Penyangga P49 2 4 2 3 4 3 2 4 2 3 5 5 3 4 3 2 4 2 3 4 3
P50 2 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3
Koloid
P51 5 5 5 3 2 3 3 4 3 2 2 4 2 2 4 3 3 3 3 3 3
Koligatif P52 5 4 5 3 3 3 4 3 4 4 3 4 2 3 2 3 3 3 3 2 4
Larutan P53 4 5 4 2 3 2 4 4 4 3 4 3 2 4 2 2 1 3 2 2 2
P54 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3
Redoks P55 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3
P56 5 3 4 2 3 2 3 4 3 2 4 3 1 3 2 3 3 3 3 4 5
P57 2 4 3 4 3 4 2 4 3 2 3 3 1 4 3 2 4 4 2 4 3
Elektrokimia P58 4 4 4 3 1 2 4 1 2 2 3 2 1 3 2 2 1 2 2 1 2
P59 4 4 3 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2
P60 4 5 3 2 3 3 2 4 3 1 4 2 1 3 2 2 3 2 1 4 3
Korosi P61 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 3 5 4 4 3
P62 2 4 3 3 4 3 4 4 3 2 4 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3
P63 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 3 3 4 4 2 4
Kimia Unsur P64 2 4 2 3 3 3 2 4 2 3 4 3 2 4 2 3 4 3 2 4 2
P65 2 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4 2 1 4 4 4 3 4 2 4 2
P66 5 4 5 5 3 5 5 4 5 4 3 4 3 2 3 4 3 4 5 3 5
Radiokimia
P67 2 4 2 4 3 4 2 3 2 3 4 3 1 3 2 2 3 3 3 3 3
Gugus Fungsi, Benzena P68 1 3 3 3 2 4 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4 2 4 3
& Turunannya
P69 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 2 5 4 5 4 3 2
P70 4 3 3 4 3 3 5 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3
Makromolekul
P71 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 2
Total 259 279 261 231 224 229 241 249 238 205 262 224 162 246 183 221 233 229 206 216 211
3.64 3.92 3.67 3.25 3.1 3.22 3.39 3.50 3.35 2.88 3.69 3.1 2.2 3.46 2.57 3.11 3.2 3.22 2.90 3.04 2.97
Rerata Total Skor 788 957 605 352 549 535 436 704 211 732 014 549 816 478 746 267 816 535 140 225 183
7 7 6 1 3 2 6 2 3 4 1 3 9 9 5 6 9 2 8 4 1
Rerata Skor tiap Aspek 3.751173709 3.211267606 3.417840376 3.244131455 2.774647887 3.20657277 2.971830986
Prosentase 75% 64% 68% 65% 55% 64% 59%

𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟


𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑔𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖 𝑎𝑗𝑎𝑟 = × 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
(22,577⁄7)
= × 100% = 65%
5
109

Lampiran 6. Kriteria Kategori Kemampuan Calon Guru Kimia

Kategori Persentase Penilaian


Rentang Skor Rata-rata Nilai Kelas Kategori
X > Mi + 1,5 SBi 80% < X ≤ 100% Sangat Baik
Mi + 0,5 SBi < X ≤ Mi + 67% < X ≤ 80% Baik
Mi - 0,5 SBi < X ≤ Mi + 53% < X ≤ 67% Cukup
Mi - 1,5 SBi < X ≤ Mi +- 40% < X ≤ 53% Kurang
X ≤ Mi – 1,5 SBi X < 40% Sangat Kurang
Mi : ½ (5 + 1) = 3 SBi : 1/6 (5 – 1) = 0.667

1. Kategori Kemampuan Integrasi Islam dan Kimia pada RPP


X : 29.859 / 8 = 3.732
3.732
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑔𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑅𝑃𝑃 = 5
× 100% = 75% (Baik)

2. Kategori Kemampuan Integrasi Islam dan Kimia pada Materi Ajar


X : 22.577 / 7 = 3.225
3.225
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑔𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑅𝑃𝑃 = 5
× 100% = 65% (Cukup)

3. Kategori tiap Indikator


a. Kelengkapan komponen (RPP)
X : 4.798 f. Evaluasi pembelajaran (RPP)
4.798 X : 3.329
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 5
× 100% =
3.329
96% (Sangat Baik) 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = × 100% =
5
67% (Cukup)
b. Rumusan tujuan (RPP)
X : 3.732 g. Komponen terintegrasi Islam
3.732 (RPP)
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = × 100% =
5
X : 3.911
75% (Baik) 3.911
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 5
× 100% =
c. Uraian materi pokok (RPP) 78% (Baik)
X : 3.333
3.333 h. Model pembelajaran
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 5
× 100% =
terintegrasi (RPP)
67% (Cukup)
X : 3.23
3.23
d. Metode pembelajaran (RPP) 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = × 100% =
5
X : 3.751 65% (Cukup)
3.751
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 5
× 100% =
75% (Baik)

e. Langkah pembelajaran (RPP)


X : 3.775
3.775
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 5
× 100% =
75% (Baik)
110

a. Konsep essensial (Materi d. Nilai-nilai (Materi Ajar)


Ajar) X : 3.244
X : 3.751 3.244
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = × 100% =
3.751 5
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = × 100% = 65% (Cukup)
5
75% (Baik)
e. Amstal (Materi Ajar)
b. Konsep terintegrasi Islam X : 2.775
(Materi Ajar) 2.775
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 5
× 100% =
X : 3.211
3.211 55% (Cukup)
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 5
× 100% =
64% (Cukup) f. Ayat kauliyah (Materi Ajar)
X : 3.207
c. Relevansi (Materi Ajar) 3.207
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 5
× 100% =
X : 3.418
3.418 64% (Cukup)
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = × 100% =
5
68% (Baik) g. Ayat kauniyah (Materi Ajar)
X : 2.972
2.972
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 5
× 100% =
59% (Cukup)
111

Lampiran 7. Surat Bimbingan Skripsi


112
113

Lampiran 8. Surat Permohonan Izin Penelitian


114

Lampiran 9. Lembar Uji Referensi


115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130

Lampiran 10. Contoh Portofolio RPP


131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142

Lampiran 11. Contoh Portofolio Materi Ajar


143
144
145
146
147
148
149
150
151

Anda mungkin juga menyukai