Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Dewitri Ulfha Ratnasari
NIM 11140162000005
NIM 1 I 140162000005
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri
dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apayangsaya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta,Juni 2018
Mahasiswa Ybs.
Yang mengesahkan,
Pembimbing I
Mengetahui,
Burhanudin Milama,MoPd
NIP。 19770201200801 1011
!:│
LEMBAR PENGESAHAN
PenguJl I
Pengu,l II
Mengetahui,
Dekan Faku Ilmu Tarbiyah Keguruan
UIN Sy ydayatr$lah l
NIP。 195
lV
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat,
hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis diberi kesempatan dan kemudahan
untuk menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita
yakni Nabi besar kita Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya. Dalam
penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, arahan dan
bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Burhanudin Milama, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kimia yang selalu memotivasi untuk lulus cepat.
3. Bapak Tonih Feronika, M.Pd selaku dosen penasehat akademik Pendidikan
Kimia A angkatan 2014 yang telah memberikan masukan dan arahan
selama 9 semester perkuliahan serta selaku dosen penguji I atas
masukannya guna memperbaiki skripsi penulis.
4. Ibu Evi Sapinatul Bahriah, M.Pd selaku dosen penguji II atas segala
masukanya guna memperbaiki skripsi penulis.
5. Ibu Nanda Saridewi, M.Si dan Bapak Buchori Muslim, M.Pd selaku dosen
pembimbing skripsi I dan II yang telah memberi masukan, ilmu, dan arahan
yang amat bermanfaat kepada penulis selama penyusunan skripsi.
6. Kedua orangtua dan kakak-kakak penulis yang tidak henti-hentinya
memberikan do’a dan dukungan baik moril maupun materil.
7. Seluruh dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengajar ilmu
baik dalam bidang pendidikan, kimia dan keislaman kepada penulis.
8. Teman-teman Pendidikan Kimia, terutama angkatan tahun 2014 dan 2015,
yang senantiasa membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
9. Mas Wildan Rukais Sujud dan Uda Iswandi (Abang Soleh) yang senantiasa
mendengarkan keluh-kesah dan memberi masukan kepada penulis.
vii
viii
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak guna perbaikan
skripsi ini. Akhir kata, harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat.
ix
x
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu Penguruan Tinggi
Agama Islam memiliki visi menjadi universitas kelas dunia dengan keunggulan
integrasi keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan (Pedoman Akademik 2015-
2016, hlm. 10). Kekhasan UIN Jakarta adalah universitas yang memadukan
Islam dan ilmu umum, diharapkan menjadi pusat kajian integrasi ilmu dan
Islam yang ditransformasikan dalam kurikulum-kurikulum pendidikan dan
pengajarannya. Kekhasan berupa integrasi Islam dan ilmu umum nantinya juga
akan menjadi distingsi yang membedakannya dengan kampus lain. Perpaduan
antara islam dan ilmu umum muncul baik dalam bentuk mata kuliah maupun
prodi-prodi yang dirancang khusus dan sudah berjalan (Rosyada, 2017).
Visi Program Studi Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah adalah
menjadi program studi terbaik, profesional serta mampu berdaya saing di
tingkat nasional pada tahun 2025 dengan keunggulan integrasi keilmuan,
keislaman, dan keindonesiaan (Pedoman Akademik 2015-2016, hlm. 97).
Mempertimbangkan Permenristedikti Nomor 44 Tahun 2015, maka visi
Program Studi Pendidikan Kimia menyesuaikan dengan karateristik dan visi
UIN Syarif Hidayatullah yang diwujudkan melalui mata kuliah yang
memadukan Islam dan kimia dalam pengajarannya.
Islam dan Ilmu Pengetahuan (IIP) adalah mata kuliah penciri universitas
yang diterapkan di Program Studi Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Mata kuliah IIP mengajarkan integrasi Islam dan Ilmu Pengetahuan,
khususnya kimia kepada calon-calon guru. Universitas Islam perlu
mengembangkan mata kuliah maupun mengadakan pelatihan yang
mengajarkan integrasi Islam dan kimia sehingga mencetak lulusan-lulusan
yang mampu mengajarkan materi kimia yang terintegrasi Islam dengan lisan
maupun tulisan (Buchori, Salamah, & Ridho, 2017; Lubis, 2015).
1
2
Pada mata kuliah IIP, calon guru dituntut dapat mengintegrasikan Islam
pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan materi ajar kimia. Seluruh
konsep kimia dapat diintegrasikan dengan Islam. Beberapa konsep yang sudah
terintegrasi Islam adalah Sejarah Kimia, Struktur Atom, Ikatan Kimia,
Stoikiometri, Termokimia, Kesetimbangan Kimia, Larutan Asam Basa,
Hidrolisis Garam, dan Koligatif Larutan (Buchori, 2017a). Mayoritas guru
kimia mendukung dan percaya bahwa materi kimia dapat diintegrasikan
dengan nilai Islam (Buchori et al., 2017). Oleh karena itu, melalui mata kuliah
yang mengajarkan integrasi Islam dan Kimia diharapkan calon guru lulusan
UIN Syarif Hidayatullah memiliki pengetahuan tentang integrasi ilmu
pengetahuan pendidikan, kimia dan Islam serta mampu menerapkan
pengajaran kimia yang megintegrasikan Islam di institusi pendidikan.
Calon guru kimia yang telah mendapatkan mata kuliah IIP diharapkan
mampu melaksanakan pembelajaran kimia yang mengintegrasikan Islam dan
kimia karena proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di sekolah
selama ini belum sepenuhnya menerapkan proses pembelajaran yang
megintegrasikan Islam. Di sekolah-sekolah masih ada pemisahan antara ilmu
umum, seperti kimia, dan ilmu agama. Seakan-akan muatan religius hanya ada
pada mata pelajaran agama, sedangkan ilmu kimia netral dari sudut religi
(Zainudin, 2008, hlm 33). Hal ini akan menjadi tidak berarti jika integrasi Islam
dan kimia hanya pada perguruan tinggi. Integrasi Islam dan ilmu umum harus
dimulai dari kanak-kanak hingga perguruan tinggi (Munadi, 2016).
Pengintegrasian Islam dan kimia dilaksanakan pada proses pembelajaran di
sekolah-sekolah hingga perguruan tinggi dimaksudkan untuk membuatnya
berlangsung terus-menerus.
Salah satu alasan proses pembelajaran kimia belum terintegrasi Islam
dikarenakan guru masih belum begitu menguasai keilmuan kimia dalam
kaitannya dengan keilmuan agama. Guru tidak dilatih melakukan kurikulum
integrasi (Trianto, 2010a, hlm. 36). Disamping itu, tidak semua guru
mempunyai pendidikan yang berlatar belakang keagamaan dan tidak ada
pedoman standar bagaimana mengintegrasikan Islam melalui pembelajaran
3
kimia (Noor, 2012; Hadi, 2015), sehingga guru masih kesulitan dalam
memadukan kimia dan keislaman. Padahal pendidik sains, khususnya kimia,
harus peduli terhadap religious worldview dan menerapkannya dalam
pembelajaran di kelas (Turgut, 2016).
Munculnya integrasi Islam didasari dengan adanya pola pikir
dikotomistik, muncul dari ketidaksadaran masyarakat yang masih beranggapan
bahwa Islam dan kimia tidak dapat dipadukan karena keduanya memiliki ranah
bahasan yang berbeda dan tidak saling tegur sapa (Zain & Vebrianto, 2017).
Al-Quran dan al-sunnah sesungguhnya tidak membedakan antara ilmu agama
Islam dengan Ilmu-ilmu umum. Al-Quran hanya mengenal ilmu dan semua
cabang ilmu dalam Islam bersumber dari satu yaitu Allah (Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Islam No. 575 Tahun 2018; Zainuddin, 2008 hlm. 54).
Keduanya dipisahkan dan seolah berjalan pada wilayahnya masing-masing.
Padahal kimia merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam
(sains) yang dapat diintergrasikan dengan Islam, yang mana alam adalah
ciptaan Allah.
Allah sebagai sumber ilmu, mengajarkan ilmu-Nya melalui ayat kauliyah
(Al-Qur’an dan hadits) dan ayat kauniyah (fenomena alam) kepada manusia
(Zainuddin, 2008, hlm. 157; Yusuf, 2015, hlm. 58). Banyak sekali ayat Al-
Qur’an berhubungan dengan kimia, sebagai salah satu contoh adalah QS. Al
Anbiyaa’ ayat 30 yang menjelaskan Teori Big Bang dan asal-muasal
terbentuknya unsur kimia di alam, yang berbunyi:
melalui peristiwa-peristiwa alam, sesuai dengan makna yang tersirat dari QS.
Al-Anbiyaa’ ayat 30 mulai dari peristiwa Dentuman besar (big bang), Cahaya-
cahaya kosmik (cosmic rays), Bintang-bintang berukuran kecil (small stars),
Bintang-bintang berukuran besar (large stars), Supernova atau ledakan
bintang, dan unsur-unsur non-alamiah atau buatan manusia (Buchori, 2016)
Kimia dianggap mampu membentuk watak peserta didik, karena
hendaknya ilmu yang dipelajari terutama oleh muslim dijadikan sarana untuk
semakin mengenal Allah sebagai pencipta alam semesta dan meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan kepada-Nya. Sehingga pembelajaran kimia dapat
berkontribusi terhadap pembentukan sikap positif seperti tujuan mata pelajaran
kimia yang tertuang dalam Standar Isi mata pelajaran kimia di Sekolah
Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Salah satu tujuan mata
pelajaran kimia adalah peserta didik memiliki kemampuan membentuk sikap
positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta
mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa (Firman, 2009).
Namun yang terjadi justru sebaliknya, orang mempelajari ilmu
pengetahuan saat ini malah semakin merosot moralnya dan menggunakan
ilmunya untuk mengeksploitasi alam untuk memuaskan egonya. Perilaku
nelayan teripang, nelayan bom, dan bius sebagai contoh, didukung sarana
selam modern terbukti berdampak pada kondisi kemerosotan populasi
sumberdaya perikakanan dan habitat ekosistem terumbu karang (Lampe,
Sairin, & Putra, 2005). Ini sebabkan ilmu yang mereka pelajari saat ini
dibangun atas dasar sekularisme dan materialisme. Ilmu pengetahuan dapat
berguna jika digunakan oleh orang berintegritas baik, tetapi dapat
menghancurkan jika digunakan oleh orang yang berintegritas buruk (Tajuddin,
2014; Firman, 2009). Oleh karena itu, pentingnya pemuatan misi penumbuhan
kesadaran tanggungjawab moral peserta didik dengan pengintegrasian antara
Islam dan kimia untuk mengantisipasi masalah sosial dan lingkungan yang
dapat ditimbulkan oleh salah guna kimia.
Sesuai dengan amanah yang tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003,
Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik menjadi
5
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Pada pasal 36, terdapat makna yang
tersirat dan tersurat mengenai integrasi dalam mata pelajaran demi
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Satuan pendidikan memiliki
wewenang dalam pengembangan kurikulum dengan memperhatikan
peningkatan iman dan takwa, peningkatan akhlak mulia dan agama.
Aspek keimanan, akhlak mulia, serta ketakwaan baru terlihat dalam
Kurikulum 2013 yang menjadi target seluruh mata pelajaran termasuk kimia.
Tidak hanya itu, bahkan ketiga aspek tersebut menjadi kompetensi inti pertama
yang harus dicapai dalam semua mata pelajaran. Hasilnya, tentu diharapkan
dapat membangun emosional dan spiritual para peserta didik (Yusuf, 2015,
hlm. 93). Mendukung tujuan pendidikan nasional, kompetensi inti yang
dirumuskan dalam Kurikulum 2013 terdiri dari empat kompetensi, yaitu
kompetensi spiritual, kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan
kompetensi keterampilan. Berdasarkan kurikulum 2013, guru dituntut dapat
mengintegrasikan pendidikan karakter (Islam) kedalam proses kegiatan belajar
mengajar (Hadi, 2015).
Berbagai kegiatan dan perbuatan yang diperintahkan dalam Islam
berkaitan dengan pekerjaan akal (kognitif), perasaan (afektif), dan perbuatan
(psikomotorik). Semua kegiatan membutuhkan kecakapan kognitif, afektif,
dan psikomotorik memerlukan proses pembelajaran yang dirancang secara
sungguh-sunggguh dan konsepsional, sehingga benar-benar terarah dan
mendapatkan hasil yang optimal (Nata, 2009, hlm. 105). Melalui implementasi
integrasi Islam dalam pembelajaran kimia yang dirancang dengan sungguh-
sungguh dan konsepsioanl diharapkan perserta didik mampu meningkatkan
kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan.
Implementasi integrasi Islam dan kimia dalam pembelajaran didukung
pula dengan terbitnya Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor
575 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kompetisi Sains
Madrasah Tahun 2018. Pada Kompetisi Sains Madrasah (KSM) melekat materi
6
Agama Islam dalam mata pelajaran sains yang dilombakan. Kimia Terintegrasi
merupakan salah satu bidang yang dilombakan pada tingkat Madrasah Aliyah
(MA). Nur Kholis dalam Fathoni (2016) mengungkapkan bahwa penambahan
materi Agama Islam dimaksud untuk mengukur kualitas murid madrasah dan
memberikan nilai tambah dari mata pelajaran keislaman untuk menjadi salah
satu bahan sebagai bahan evaluasi efektivitas mata pelajaran yang diajarkan.
Oleh karena itu, guru maupun calon guru dituntut mampu untuk merancang
pembelajaran kimia yang mengintegrasikan Islam dan kimia.
Menurut Zain dan Vebrianto (2017), implementasi integrasi Islam pada
pembelajaran IPA di kelas, guru harus menyiapkan perencanaan dalam proses
pembelajaran yang mengintegrasikan Islam dan kimia. Perencanaan
pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan
penyusunan materi ajar (bahan ajar) yang mengintgerasikan Islam dan kimia.
Menurut Rochman (2010a), diyakini bahwa kemampuan menyusun
perencanaan bagi calon guru merupakan salah satu kompetensi yang penting.
Namun apakah para mahasiswa sebagai calon guru sudah memiliki
kemampuan yang terpadu antara kemampuan penyusunan perencanaan
pembelajaran kimia dan kemampuan Agama Islam. Berdasarkan latar belakang
masalah diatas, penulis tertarik untuk mengetahui kemampuan para calon guru
kimia mengintegrasikankan Islam pada rencana pembelajaran dan materi ajar
kimia.
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah yang telah diuraikan diatas dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Adanya tuntutan Standar Perguruan Tinggi yang harus menyesuaikan
dengan karakteristik dan visi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi
universitas kelas dunia dengan keunggulan integrasi keislaman.
2. Pengintegrasian keislaman oleh guru-guru kimia dalam pembelajaran
kimia belum sepenuhnya terlaksana.
3. Adanya pola pikir dikotomistik antara Islam dan sains.
7
C. Batasan masalah
Peneliti merasa perlu adanya pembatasan masalah karena luasnya masalah
dalam penelitian ini, yakni:
1. Penelitian dilakukan sebatas pada mahasiswa semester 6 angkatan 2015
Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada mata kuliah
Islam dan Ilmu Pengetahuan.
2. Bahan kajian terbatas pada kemampuan membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan materi ajar kimia yang mengintegrasikan Islam
dan kimia.
D. Rumusan masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan calon guru kimia mengintegrasikan Islam dan
kimia pada rencana pembelajaran kimia?
2. Bagaimana kemampuan calon guru kimia mengintegrasikan Islam dan
kimia pada materi ajar kimia?
E. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini sebagai berikut:
1. Mengetahui kemampuan calon guru kimia mengintegrasikan Islam dan
kimia pada rencana pembelajaran kimia.
2. Mengetahui kemampuan calon guru kimia mengintegrasikan Islam dan
kimia pada materi ajar kimia.
F. Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
8
1. Manfaat Teoritis
a. Mengetahui kemampuan calon guru kimia mengintegrasikan Islam
pada rencana pembelajaran kimia.
b. Mengetahui kemampuan calon guru kimia mengintegrasikan Islam
pada materi ajar kimia.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan paradigma yang berbeda terhadap ilmu kimia dengan
penerapan pembelajaran terintegrasi Islam.
b. Evaluasi kemampuan calon-calon guru kimia dalam
mengintegrasikan Islam dan kimia di dalam kelas.
c. Sebagai masukan dalam upaya peningkatan strategi pembelajaran
yang mengintegrasikan Islam dan kimia untuk membentuk jati diri
dan pemahaman peserta didik yang utuh.
BAB II
KAJIAN TEORETIK
9
10
(Al-Qur’an dan hadits) dan ayat kauniyah (fenomena alam) (Fauzan, 2017)
Dalam perspektif Alquran, ilmu adalah salah satu sifat Tuhan
sehingga Dia disebut dengan ‘Alim (Yang Maha Tahu). Dia sumber utama
ilmu pengetahuan manusia. Karena ilmu bersumber dari Allah, maka
berarti Allah-lah yang mengajar manusia dan menganugerahkan ilmu
kepadanya (Yusuf, 2015, hlm. 55). Berdasarkan penjelasan ini, Allah tidak
hanya sebagai Pencipta, tetapi juga sebagai Pengajar dan menjadi sumber
ilmu bagi manusia sumber utama ilmu-ilmu agama adalah Kitab Suci,
yang diwahyukan secara langsung oleh Tuhan kepada para nabi-Nya.
Sedangkan sumber dari ilmu-ilmu umum adalah alam semesta yang
terhampar luas dihadapan kita dari mulai galaksi-galaksi yang amat luas
sampai atom-atom yang sangat kecil (macro-cosmos) dan juga diri kita
sendiri sebagai manusia (micro-cosmos). Dengan demikian jelas bahwa
baik ilmu agama maupun ilmu umum sebenarnya sama-sama mengkaji
ayat-ayat Allah, hanya saja yang pertama mengkaji ayat kauliyah, yang
terakhir mengkaji ayat kauniyah (Zainuddin, 2008, hlm. 11-12). Al-Qur’an
dan hadis dalam pengembangan ilmu diposisikan sebagai sumber ayat
kauliyah, sedangkan hasil observasi, eksperimen dan penalaran logis dari
fenomena di alam diposisikan sebagai sumber ayat kauniyah. Dengan
posisinya seperti ini, maka berbagai cabang ilmu pengetahuan selalu dapat
dicari sumbernya dari al-Qur’an dan hadis.
Kimia adalah cabang ilmu pengetahuan alam, yang berkenaan dengan
kajian-kajian tentang struktur dan komposisi materi, perubahan yang dapat
dialami materi, dan fenomena-fenomena lain yang menyertai perubahan
materi. Konsep, hukum, teori dalam kimia dihasilkan kajian-kajian
tersebut (Firman, 2009). Sekitar 700 ayat Al-Qur’an relevan dengan ilmu
alam. Tetapi selama ini, kimia hanya dikaji berdasarkan ayat kauniyah.
Padahal, ilmu kimia dapat dikaji melalui ayat qauliyah meskipun yang
disampaikan pada Al-Qur’an bersifat umum. Al-Qur’an juga membahas
konsep tentang Tuhan, penciptaan, persoalan manusia dan perilakunya,
alam dan seisinya serta petunjuk tentang keselamatan manusia dan alam.
11
Jika ilmu pengetahuan juga menyangkut itu semua, maka tidak ada
salahnya semua hal itu ditelusuri dari Al-Qur’an dan hadits (Bagheri,
Hosseinjanzadeh & Mehr, 2015; Zainuddin, 2008, hlm. 163).
Dari beberapa pengertian tersebut maka dapat dipahami bahwa
integrasi Islam dan kimia adalah perpaduan kajian terhadap alam semesta
berupa materi beserta perubahannya melalui ayat kauliyah dan ayat
kauniyah agar menjadi satu pemahaman yang utuh.
2. Kemampuan Guru
Profesi guru sangat identik dengan peran mendidik seperti
membimbing, membina, mengasuh ataupun mengajar. Guru dituntut untuk
memiliki tiga ranah kemampuan. Pertama; kemampuan kognitif, berarti
guru harus memiliki penguasaan materi, metode, media, dan mampu
merencanakan dan mengembangkan kegiatan pembelajarannya. Kedua;
kemampuan psikomotorik, berarti guru dituntut memiliki pengetahuan dan
kemampuan dalam mengimplementasikan ilmu yang dimiliki dalam
kehidupan sehari-hari. Ketiga; kemampuan afektif, berarti guru memiliki
akhlak yang luhur, terjaga perilakunya, sehingga akan mampu menjadi
model yang bias diteladani oleh peserta didiknya (Suyanto & Jihad, 2013,
hlm. 8).
Dalam perspetif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah
merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam
Penjelasan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, yaitu (Suyanto & Jihad, 2013, hlm. 49):
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru meliputi
pemahaman guru teradap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara
rinci tiap subkompetensi dijabarkan menjadi indikator esensial
sebagai berikut:
12
penguasaan materi ajar secara luas dan mendalam lebih tepat disebut
dengan penguasaan sumber bahan ajar atau disebut bidang studi keahlian
(Suyanto & Jihad, 2013, hlm. 52).
Listyono, Supardi, Hindarto, dan Ridlo (2018) mengungkapkan
bahwa guru harus mampu menguasai Pedagogical Content Knowledge
(PCK), karena peran guru dalam pembelajaran yang mengintegrasikan
Islam dimulai dengan persiapan perencanaan pembelajaran sesuai dengan
tujuan yang diharapkan guru. Kompetensi, kepribadian dan pemahaman
agama juga perlu dimiliki oleh guru untuk mentransfer nilai kepada siswa.
Guru kimia perlu memahami materi kimia yang meliputi fakta, konsep,
prinsip, hukum dan teori serta kemampuan pedagogik untuk membantu
siswa belajar dan memecahkan masalah kimia. Pengintegrasian antara
materi kimia dan PCK sebagai konsep yang perlu dipahami. Pembelajaran
berbasis nilai Islam adalah bentuk serangkaian program pembelajaran
yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam praktik sehari-hari.
Pelaksanaanya diharapkan dapat mendorong sinergi antara pengetahuan
Islam dan kimia agar tidak ada dikotomi antara keduanya.
Calon tenaga pendidik yang diterima mejadi guru mestilah orang
yang lebih luas dan dalam ilmunya serta memiliki kepribadian yang
terbaik dari sekian banyak calon yang ada. Guru mestilah yang kuat dan
dalam imannya. Ia dapat melihat aspek-aspek iman atau tauhid dalma
setiap materi ajar yang akan diajarkan. Untuk itu, rekrutmen guru tidak
hanya didasarkan atas kualifikasi formal yang dimilikinya (Yusuf, 2015,
hlm. 105-106).
Menurut Fauzan (2017), ujung tombak pendidikan tinggi terletak
pada eksistensi program studi dalam menjalankan berbagai aktifitas
akademik atau non akademik yang mengarah pada peningkatan mutu
lulusan pendidikan. Program Studi (Prodi) Pendidikan Kimia UIN Syarif
Hidayatullah melalui mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan
menunjukan eksistensinya dalam menjalankan aktifitas akademik untuk
16
inti pertama yang harus dicapai dalam semua mata pelajaran. Hasilnya,
tentu diharapkan dapat membangun emosional dan spiritual para peserta
didik. Akhirnya, diharapkan lahirnya ilmuwan yang memiliki rasa dan
daya spiritual serta sikap terpuji (Yusuf, 2015, hlm. 93).
Paradigma keilmuan integrasi-interkoneksi memperkenalkan
beberapa model kajian yang dapat digunakan sebagai strategi
pembelajaran kimia terintegrasi antara lain (Aziz, 2011; Kusno, 2017;
Muslih, 2017), sebagai berikut:
a. Informatif
Suatu disiplin ilmu perlu diperkaya dengan informasi yang dimiliki
oleh disiplin ilmu lainnya sehingga wawasan siswa semakin luas.
Karakteristik dalam strategi pembelajaran informatif adalah siswa dan
guru dituntut dapat menggali dan memahami informasi tidak hanya
dari satu disiplin ilmu tetapi perlu diperkaya dengan informasi yang
dimiliki oleh berbagai disiplin ilmu lainnya.
b. Konfimatif/Klarifikasi
Disiplin ilmu tertentu untuk membangun teori yang kokoh perlu
memperoleh penegasan dari disiplin ilmu yang lain. Materi pelajaran
tidak serta merta diberikan secara langsung kepada siswa, tetapi siswa
diajak menemukan secara utuh suatu konsep secara mandiri dengan
bimbingan guru.
c. Korektif
Suatu teori ilmu tertentu perlu dikonfortir dengan ilmu agama atau
sebaliknya, sehingga yang satu dapat mengoreksi yang lain
menghasilkan disiplin ilmu yang lebbih dinamis. Adanya konfirmasi
antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu yang lain tidak lain
adalah untuk menambah pengetahuan, menambah tingkat berpikir
siswa dan tentu saja menjadi refleksi atas suatu disiplin ilmu tersebut.
d. Similarisasi
Strategi pembelajaran similarisasi diartikan sebagai strategi yang
didalamnya hanya menyamakan begitu saja konsep sains dengan
20
1) Proses Seleksi
Untuk memperoleh materi ajar yang sesuai dengan kebutuhan
siswa maka pelu dilakukan seleksi, Pada proses seleksi,
pengembangan materi ajar dimulai dengan pemilihan konsep
materi kimia berdasarkan tuntutan kurikulum, pengembangan
indikator, kemudian pengembangan konsep bersumber dari buku
kimia dasar, buku kimia sekolah dan buku internasional yang
berhubungan dengan materi yang dikembangan, dan yang
terakhir adalah pengembangan nilai atau keterampilan yang dapat
dikembangan melalui materi kimia.
2) Proses Strukturisasi
Materi yang telah diseleksi kemudian perlu distrukturisasikan
secara didaktis, sesuai karakteristik struktur materi ajar. Proses
strukturisasi menghasilkan peta konsep materi ajar sebagai
panduan tentang hubungan antar konsep yang ada pada materi
kimia yang dikembangkan. Struktur makro memberikan panduan
pada penulisan materi ajar yang sistematis. Dan multiple
representation merupakan gambaran hubungan antara
representasi tingkat makroskopik, submikroskopik dan simbolik.
Dengan proses ini dapat memfasilitasi siswa untuk
menghubungkan konsep dengan konsep lainnya, sehingga
pengetahuan siswa kebih terstruktur.
3) Proses Karakterisasi
Karakterisasi materi ajar diperlukan agar bahan ajar yang sulit
dapat dikemas secra spesifik sesuai dengan karakteistik masing-
masing konsep. Sehingga materi ajar tersebut sesuai dengan
pandangan siswa, apakah konsep tersebut sulit atau mudah
dipahami.
4) Proses Reduksi
Kata reduksi pada proses ini dapat diartikan sebagai pengurangan
tingkat kesulitan materi ajar, sebab pada proses ini materi ajar
29
C. Kerangka Berpikir
Berikut merupakan alur kerangka berpikir dari teori yang ditetapkan oleh
peneliti:
Pembelajaran kimia
terintegrasi Islam
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui,
menggambarkan dan menginterpretasikan nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih dengan apa adanya tanpa membuat perbandingan, atau
menghubungkan antara variabel yang lain (Sugiyono, 2012, hlm. 11, Darmadi,
2011, hlm. 151; Trianto, 2010b, hlm 197).
Penelitian deskriptif hanya berusaha menggambarkan secara jelas dan
sekuensial terhadap pertanyaan penelitian yang telah ditentukan sebelumnya
dan penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Oleh
karena itu penelitian deskriptif disebut juga penelitian pra-eksperimen
(Darmadi, 2011, hlm. 34; Arikunto, 2007, hlm. 234).
C. Unit Analisis
Pada penelitian ini, variabel yang diteliti adalah kemampuan integrasi
calon guru kimia. Objek penelitian pada dasarnya merupakan variabel yang
dikaji. Objek penelitian dapat melekat sebagai data penelitian yang dapat
disadap dari subjek penelitian atau responden (Trianto, 2010b, hlm. 253). Oleh
karena itu, objek yang akan dianalisis adalah kemampuan integrasi Islam dan
33
34
kimia sedangkan subjek penelitian adalah calon guru kimia. Subjek penelitian
adalah benda, hal atau orang dimana variabel yang dikaji melekat (Arikunto,
2007, hlm. 88). Adapun sumber data dari penelitian ini adalah portofolio RPP
dan materi ajar kimia terintegrasi Islam yang telah dibuat oleh calon guru.
Sumber data adalah benda, hal atau orang dimana peneliti dapat mengamati,
membaca, atau bertanya tentang data (Arikunto, 2007, hlm 88). Berdasarkan
uraian tersebut, maka unit analisis dalam penelitian ini adalah calon guru kimia
yang akan diukur kemampuan mengintegrasikan Islam dan kimia.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh penelitian dalam kegiatannya menggumpulkan atau menjaring data-data
penelitian, agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan lebih mudah dengan
instrumen penelitian (Trianto, 2010b, hlm. 263; Arikunto, 2007, hlm. 101).
Untuk mendapatkan data kemampuan integrasi Islam dan kimia calon guru
dengan metode dokumentasi berasal dari portofolio RPP dan materi ajar kimia
yang dibuat oleh calon guru. Portofolio digunakan untuk mengetahui
kemampuan calon guru kimia mengintegrasikan Islam pada RPP dan materi
ajar kimia.
Portofolio tersebut dinilai berpedoman rubrik penilaian portofolio
(Lampiran 2). Rubrik penilaian diadaptasi dari instrumen penelitian yang telah
dilakukan Rochman (2010a) yang berjudul Pembelajaran Fisika Berbasis Nilai
Agama Islam pada Perguruan Tinggi Agama Islam. Berikut indikator penilaian
pada rubrik penilaian portofolio RPP dan materi ajar kimia terintegrasi Islam
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Indikator Penilaian Portofolio
Pada rubrik penilaian terdapat skala (Lampiran 2). Skala menunjukan pada
sebuah instrumen pengumpulan data dengan alternatif jawaban dibuat
bertingkat sebagai bentuk gradasi dari satu jenis kualitas (Arikunto, 2007, hlm.
105). Peneliti membuat variabel dengan lima tingkatan:
1 = Sangat Baik
2 = Baik
3 = Cukup
4 = Kurang
5 = Sangat Kurang
setelah pengumpulan data dengan rubrik penilaian portofolio terdiri dari dua
jenis, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuatitatif didapatkan dari
skor rata-rata tiap indikator, sedangkan data kualitatif didapatkan dari catatan
rater terhadap portofolio RPP dan materi ajar kimia.
Data kuantitatif dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif untuk
menganalisis (1) data kemampuan mahasiswa dalam mengintegrasikan Islam
dan kimia pada RPP kimia; (2) data kemampuan mahasiswa dalam
mengintegrasikan Islam dan kimia pada materi ajar kimia. Langkah-langkah
dalam menganalisis data kuantitatif (Rochman, 2010b), yaitu (1) menetapkan
angka atau skor pada setiap komponen instrumen yang telah diisi; (2)
menjumlahkan angka atau skor dari setiap komponen data yang diperoleh; (3)
menentukan jumlah responden (N) pada setiap komponen; (4) menghitung
proposi setiap komponen dalam bentuk satuan persentase; (5) menyajikan
dalam bentuk daftar atau tabel; dan (6) memberikan interpretasi kualitatif
terhadap hasil perhitungan proporsi.
Keterangan:
X = Skor rata-rata
Mi = Rata-rata ideal
= ½ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
SBi = Simpangan baku
= 1/6 (skor maksimal idela – skor minimal ideal)
Skor maksimal ideal = ∑butir × skor tertinggi
Skor minimal ideal = ∑butir × skor terendah
A. Temuan Penelitian
Partisipan adalah mahasiswa semester 6 Pendidikan Kimia angkatan 2015
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 71 partisipan pada mata
kuliah studi Islam dan Ilmu Pengetahuan. Mata kuliah Islam dan Ilmu
Pengetahuan terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas A sebanyak 33 mahasiswa
dan kelas B sebanyak 38 mahasiswa. Syarat untuk mengikuti perkuliahan ini,
seluruh partisipan telah mendapatkan mata kuliah bidang pendidikan, bidang
kimia dan juga bidang agama.
Pada mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan, partisipan ditugaskan
untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta materi ajar
sesuai Kompetensi Dasar dan materi kimia yang telah sediakan. Instrumen
penilaian RPP dan materi ajar mengadaptasi instrumen yang digunakan
Rochman (2010a) sesuai dengan kriteria pada rubrik penilaian RPP dan materi
ajar. Data yang didapat terdiri dari dua jenis data, yaitu kuantitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif didapatkan dari skor rata-rata tiap indikator
sedangkan data kualitatif didapatkan dari catatan rater. Data kuantitatif dari
skor rata-rata dari masing-masing indikator ditampilkan dalam Tabel 4.1 dan
Tabel 4.2.
1. Kemampuan Calon Guru Kimia Mengintegrasikan Islam dan Kimia
pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kimia
Kemampuan calon guru mengintegrasikan Islam dan kimia pada
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kimia dapat dilihat pada Tabel
4.1. Calon guru kimia memiliki rata-rata kemampuan integrasi Islam pada
RPP sebesar 75% termasuk dalam kategori Baik. Persentase tertinggi
kemampuan integrasi Islam pada RPP kimia yaitu pada indikator
kelengkapan komponen RPP sebesar 96%. Kemampuan integrasi Islam
pada RPP kimia dengan persentase terendah yaitu pada indikator
39
40
B. Pembahasan
Data hasil penelitian Tabel 4.1, menunjukan bahwa calon guru kimia
memiliki rata-rata kemampuan integrasi Islam da kimia RPP kimia sebesar
75% dengan kategori baik. Sedangkan data hasil penelitian Tabel 4.2
menunjukan bahwa calon guru kimia memiliki rata-rata kemampuan integrasi
Islam da kimia pada materi ajar kimia sebesar 65% dengan kategori cukup. Hal
ini sesuai dengan pendapat Lubis (2015) yang menyatakan bahwa guru harus
siap dan memahami Pendidikan Integrasi. Dalam Pendidikan Integrasi, guru
berperan sebagai katalis yang harus memahami dan mampu menerapkan sistem
Pendidikan Integrasi. Guru tidak hanya harus memahami teori tetapi juga
terlatih menjadi guru yang lebih inovatif dalam mempersiapkan bahan
pembelajaran. Untuk memastikan Pendidikan Integrasi terlaksana, tugas guru
adalah menterjemahkan kurikulum ke dalam pembelajaran di kelas.
Guru harus memahami dan menguasai keempat kompetensi guru untuk
menterjemahkan kurikulum ke dalam pembelajaran di kelas. Pembelajaran
kimia yang mengintegrasikan Islam memerlukan perencanaan pembelajaran
yang dirancang secara sungguh-sungguh dan konsepsional. Perencanaan
pembelajaran merupakan salah satu subkompetensi pada kompetensi
pedagogik. Menurut Listyono, Supardi, Hindarto dan Ridlo. (2018), seorang
guru harus menguasai PCK, karena tugas guru dalam pembelajaran kimia
terintegrasi Islam dimulai dari tahap perencanaan pembelajaran. Selain itu guru
perlu memilik kepribadian dan pemahaman agama serta materi kimia. Pada
tahap perencanaan pembelajaran, guru perlu mempersiapkan rencana
pembelajaran (RPP) dan materi ajar kimia terintegrasi Islam.
Mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan sebagai wujud eksistensi
Program Studi Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam
menjalankan aktifitas akademik untuk meningkatkan mutu calon guru kimia
yang memiliki pengetahuan dan keterampilan mengintegrasikan nilai-nilai
keislaman. Berikut pembahasan kemampuan calon guru kimia
mengintegrasikan Islam dan kimia pada RPP dan materi ajar kimia.
43
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan calon guru kimia
mengintegrasikan Islam dan kimia pada RPP dan materi ajar kimia.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa:
1. Kemampuan calon guru kimia mengintegrasikan Islam dan kimia pada RPP
kimia termasuk dalam kategori baik yakni sebesar 75%.
2. Kemampuan calon guru kimia mengintegrasikan Islam dan kimia pada
materi ajar kimia termasuk dalam kategori cukup yakni sebesar 65%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan dan ditemukan
beberapa permasalahan yang belum terpecahkan, sehingga peneliti
mengajukan beberapa saran, sebagai berikut:
1. Pemerintah khususnya Kemendikbud dan Kemenag disarankan
memberikan pedoman standar untuk mengajarkan nilai keislaman
melalui mata pelajaran kimia agar guru maupun calon guru paham
bagaimana mengintegrasikan Islam pada mata pelajaran kimia.
2. Universitas atau institusi keguruan, khususnya universitas atau
institusi Islam, sebagai pencetak guru harus memberikan mata kuliah
atau pelatihan yang mengajarkan integrasi Islam dan kimia sehingga
mencetak lulusan yang mampu mengajarkan materi kimia terintegrasi
Islam.
3. Guru maupun calon guru kimia, terutama yang beragama Islam, harus
aktif menambah pengetahuan tentang isu-isu Islam dan kimia serta
pembelajaran kimia terintegrasi Islam melalui pelatihan, media cetak
maupun digital serta diskusi bersama guru agama Islam dan kimia. Hal
62
63
64
66
Muslim, Buchori. (2016). Kimia dalam Perspektif Islam. Proceeding Seminar &
Bedah Buku “Islam dan Sains Upaya Pengintegrasian Islam dan Sains di
Indonesia”, 138-149.
Muslim, Buchori. (2017a). Integrating Islamic Perspective in Teaching General
Chemistry. AICIS 2017, 17th Annual International Conference on Islamic
Studies.
Muslim, Buchori. (2017b). Model Integrasi Sains dan Islam. Tangerang Selatan:
Kemenkumham.
Muspiroh, Novianti. (2013). Integrasi Nilai Islam dalam Pembelajaran Kimia
(Perspektif Pendidikan Islam)
Nata, A. (2009). Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta:
Prenadamedia.
Noor, F. M. (2012). Integrasi-Interkoneksi Keilmuan Sains dan Islam dalam Proses
Pembelajaran Fisika. Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika, 1(4),
303-312.
Pantiwati, Yuni. (2016). Hakekat Asesmen Autentik dan Penerapannya dalam
Pembelajaran Biologi. Jurnal Edukasi Matematika dan Sains, 1(1), 18-27.
Pedoman Akademik Program Strata 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015-2016
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses
Purwaningrum, Septiana. (2015). Elaborasi Ayat-ayat Sains dalam Al-Qur’an:
Langkah Menuju Integrasi Agama dan Sains dalam Pendidikan. Inovatif ,
1(1), 124-141.
Rahminawati, N., & Indrasari, I. P. (2014). Integrasi Proses Pembelajaran Rumpun
Mata Pelajaran IPA dengan Materi Keagamaan di SMA IT Al-Mumtazam
Kuningan (Studi Kasus Kelas XI IPA). Prosiding Seminar Nasional
Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi, dan Humaniora, 491-498.
Ramli, M. (2014). Integrasi Pendidikan Agama Islam ke dalam Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam di Madrasah Tsanawiyah Negeri Mulawarman
Banjarmasin. Ittihad Jurnal Kopertains Wilyah XI Kalimantan, 12(21).
69
Suyanto & Jihad, A. (2013). Bagaimana Men jadi Calon Guru dan Guru
Profesional. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Suyatmini. (2017). Implementasi Kurikulum 2013 pada Pelaksanaan Pembelajarn
Akutansi di Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial,
27(1), 60-68.
Syah, M. (2014). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Syamsuri, B. S., Anwar, Sjaeful, & Sumarna, O. (2017). Development of Teaching
Material Oxidation Reduction Reactions through Four Steps Teaching
Material Development (4S TMD). Journal of Physics: Conference Series.
Tajuddin, M. S. & Khadafi, M. (2014). A New Paradigm of Integration Between
Science and Islam: An Epistemological Framework. Journal of Islam and
Science, 1(1).
Trianto. (2010a). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan
Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Bumi Aksara.
Trianto. (2010b). Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan & Tenaga Kependidikan. Jakarta: Prenada.
Turgut, H. (2016) Pre-Service Science Teachers’ Perception about Relation
between Religion and Science in the Context of Their Worldviews.
International Online Journal of Educational Sciences, 8.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Yusuf, K. M. (2015). Konstruksi Ilmu dan Pendidikan: Menelusuri Ontologi,
Epistemologi, dan Aksiologi Qurani. Jakarta: Bumi Aksara.
Zain, Z. & Vebrianto, R. (2017). Integrasi Keilmuan Sains dan Islam dalam Proses
Pembelajaran Rumpun IPA. Seminar Nasional Teknologi Informasi,
Komunikasi dan Industri (SNTIKI), 9, 703-705.
Zainuddin. (2008). Paradigma Pendidikan Terpadu, Menyiapkan Generasi Ulul
Albab. Malang: UIN-Malang Press.
71
LEMBAR PENILAIAN
KEMAMPUAN CALON GURU KIMIA MENGINTEGRASIKAN ISLAM DAN
KIMIA
NAMA : .....................................................................................
NIM : .....................................................................................
KELAS/SEMESTER : .....................................................................................
MATERI / KD : .....................................................................................
Petunjuk Pengisian :
1. Berilah tanda cek (√) pada kolom kode sesuai penilaian Anda terhadap RPP dan
Materi Ajar, dengan kriteria SB = Sangat Baik (5), B = Baik (4), C = Cukup (3), K =
Kurang (2), SK = Sangat Kurang (1)
2. Berilah saran terhadap perangkat pembelajaran kimia ini dan tuliskan pada lembar
yang telah disediakan
Skor
No. Jenis Indikator
1 2 3 4 5
1. RPP 1. Kelengkapan komponen RPP
2. Merumuskan tujuan pembelajaran kimia
3. Menguraikan secara singkat materi essensial
pembelajaran kimia
4. Ketepatan penggunaan metode dengan
karakteristik materi/tujuan pembelajaran
5. Kesesuaian langkah-langkah pembelajaran
dengan tujuan pembelajaran terkait integrasi Islam
6. Merumuskan penilaian pembelajaran
7. Komponen RPP kimia memuat konsep integrasi
Islam dan sains
8. Kesesuaian model pembelajaran integrasi yang
digunakan dalam RPP dengan karakteristik materi
2. Materi 1. Menguraikan konsep esensial, prinsip atau teori
Ajar berdasarkan kompetensi dasar yang dipilih
2. Menggunakan konsep kimia terintegrasi Islam
3. Relevansi pokok materi integrasi Islam dan sains
dengan indikator yang ditetapkan
4. Merumuskan proses mempelajari materi kimia
terintegrasi Islam
5. Merumuskan nilai-nilai terkait materi kimia
terintegrasi Islam yang telah dipelajari
6. Merumuskan perilaku positif dan akhlak mulia
sebagai amtsal atau perumpamaan dari materi
kimia
7. Memilih dan menuliskan ayat Al-Quran dan/atau
hadist yang terkait atau yang saling memperkuat
materi kimia
8. Memilih dan menuliskan ayat Kauniyah
(fenomena alam) yang terkait atau yang saling
memperkuat materi kimia
Lampiran 2. Rubrik Penilaian RPP dan Materi Ajar
RUBRIK PENILAIAN
RPP DAN MATERI AJAR KIMIA TERINTEGRASI ISLAM
A. RPP
73
2 Jika memuat 1 materi essensial pembelajaran kimia secara
singkat
1 Jika tidak ada memuat materi essensial pembelajaran kimia
secara singkat
4. Ketepatan penggunaan metode dengan karakeristik 5 Jika 4 metode sesuai dengan karakteristik materi
materi/tujuan pembelajaran: 4 Jika 3 metode sesuai dengan karakteristik materi
a. Ceramah 3 Jika 2 metode sesuai dengan karakteristik materi
b. Diskusi
c. Praktikum 2 Jika 1 metode sesuai dengan karakteristik materi
d. Ceramah Plus 1 Jika tidak ada metode yang sesuai dengan karakteristik materi
5. Kesesuaian langkah-langkah pembelajaran dengan tujuan 5 Jika 8 langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran: pembelajaran dan seluruhnya mengintegrasikan nilai
a. Pembukaan/Apersepsi 4 Jika 7 langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tujuan
b. Mengamati pembelajaran
c. Menanya 3 Jika 6 langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tujuan
d. Mengeksplorasi pembelajaran
e. Mengasosiasi 2 Jika 5 langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tujuan
f. Mengkomunikasikan pembelajaran
g. Kesimpulan/Penguatan materi 1 Jika ≤ 4 langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tujuan
h. Penutup pembelajaran
6. Merumuskan penilaian pembelajaran: 5 Jika merumuskan 4 komponen penilaian pembelajaran
a. Jenis tagihan penilaian 4 Jika merumuskan 3 komponen penilaian pembelajaran
b. Teknik penilaian 3 Jika merumuskan 2 komponen penilaian pembelajaran
c. Bentuk instrumen 2 Jika merumuskan 1 komponen penilaian pembelajaran
d. Contoh instrumen 1 Jika tidak ada merumuskan penilaian pembelajaran
7. Komponen RPP kimia memuat konsep integrasi Islam dan 5 Jika 5 komponen memuat konsep integrasi Islam dan sains
sains:
a. Indikator 4 Jika 4 komponen memuat konsep integrasi Islam dan sains
b. Tujuan 3 Jika 3 komponen memuat konsep integrasi Islam dan sains
c. Materi
d. Kegiatan pembelajaran 2 Jika 2 komponen memuat konsep integrasi Islam dan sains
74
e. Penilaian 1 Jika ≤1 tidak ada komponen memuat knsep integrasi Islam dan
sains
8. Kesesuaian model pembelajaran integrasi yang digunakan 5 Jika seluruh model pembelajaran integrasi yang digunakan pada
dalam RPP dengan karakteristik materi setiap pertemuan dalam RPP sesuai dengan karakteristik materi
a. Informatif 4 Jika 75% model pembelajaran integrasi yang digunakan pada
b. Konfirmatif setiap pertemuan dalam RPP dengan karakteristik materi
c. Korektif 3 Jika 50% model pembelajaran integrasi yang digunakan pada
d. Similarisasi setiap pertemuan dalam RPP sesuai dengan karakteristik materi
e. Paralelisasi
f. Komplementasi 2 Jika 25% model pembelajaran integrasi yang digunakan pada
g. Komparasi setiap pertemuan dalam RPP sesuai dengan karakteristik materi
h. Induktifikasi 1 Jika ≤25% model pembelajaran integrasi yang digunakan pada
i. Verifikasi setiap pertemuan dalam RPP sesuai dengan karakteristik materi
B. Materi Ajar
75
2 Jika 25% penjabaran konsep kimia terintegrasi Islam
1 Jika ≤ 25 % penjabaran konsep kimia terintegrasi Islam
3. Relevansi pokok materi integrasi Islam dan sains dengan 5 Jika seluruh pokok materi integrasi Islam dan sains relevan
indikator yang ditetapkan dengan indikator yang ditetapkan
4 Jika 75% pokok materi integrasi Islam dan sains relevan dengan
indikator yang ditetapkan
3 Jika 50% pokok materi integrasi Islam dan sains relevan dengan
indikator yang ditetapkan
2 Jika 25% pokok materi integrasi Islam dan sains kurang relevan
dengan indikator yang ditetapkan
1 Jika ≤25% pokok materi integrasi Islam dan sains tidak relevan
dengan indikator yang ditetapkan
4. Merumuskan nilai-nilai terkait materi kimia terintegrasi Islam 5 Jika merumuskan 5 nilai terkait materi kimia terintegrasi Islam
yang telah dipelajari
a. Nilai manfaat 4 Jika merumuskan 4 nilai terkait materi kimia terintegrasi Islam
b. Nilai religius
c. Nilai pendidikan sehari-hari 3 Jika merumuskan 3 nilai terkait materi kimia terintegrasi Islam
d. Nilai sosio-ekonomi
e. Nilai seni 2 Jika merumuskan 2 nilai terkait materi kimia terintegrasi Islam
Merumuskan
5. perilaku positif dan akhlak mulia sebagai amtsal 5 Jika seluruh perilaku positif dan akhlak mulia yang dirumuskan
atau perumpamaan dari materi kimia sebagai amstal dari materi
4 Jika 75% merumuskan perilaku positif dan akhlak mulia yang
dirumuskan sebagai amstal dari materi
3 Jika 50% merumuskan perilaku positif dan akhlak mulia yang
dirumuskan sebagai amstal dari materi
2 Jika 25% merumuskan perilaku positif dan akhlak mulia yang
dirumuskan sebagai amstal dari materi
76
1 Jika ≤25% merumuskan perilaku positif dan akhlak mulia yang
dirumuskan sebagai amstal dari materi
6. Memilih dan menuliskan ayat Kauliyah (Al-Qur’an dan hadist) 5 Jika seluruh ayat kauliyah yang dipilih dan dituliskan terkait atau
yang terkait atau yang saling memperkuat materi kimia saling memperkuat materi kimia
4 Jika 75% ayat kauliyah yang dipilih dan dituliskan terkait atau
saling memperkuat materi kimia
3 Jika 50% ayat kauliyah yang dipilih dan dituliskan terkait atau
saling memperkuat materi kimia
2 Jika 25% ayat kauliyah yang dipilih dan dituliskan terkait atau
saling memperkuat materi kimia
1 Jika ≤25% ayat kauliyah yang dipilih dan dituliskan terkait atau
saling memperkuat materi kimia
7. Memilih dan menuliskan ayat Kauniyah (fenomena alam) 5 Jika seluruh ayat kauniyah yang dipilih dan dituliskan terkait atau
yang terkait atau yang saling memperkuat materi kimia saling memperkuat materi kimia
4 Jika 75% ayat kauniyah yang dipilih dan dituliskan terkait atau
saling memperkuat materi kimia
3 Jika 50% ayat kauniyah yang dipilih dan dituliskan terkait atau
saling memperkuat materi kimia
2 Jika 25% ayat kauniyah yang dipilih dan dituliskan terkait atau
saling memperkuat materi kimia
1 Jika ≤25% ayat kauniyah yang dipilih dan dituliskan terkait atau
saling memperkuat materi kimia
77
78
Sejarah kimia Tujuan dalam RPP kurang Tidak ada unsur condition
menunjukan proses/melalui
kegiatan apa
Struktur Atom Tujuan dalam RPP kurang Tidak ada unsur condition
menunjukan proses/melalui
kegiatan apa
SPU Tidak boleh menambahkan KD kurang sesuai
KD, karena KD tidak bida (kesesuaian)
diubah oleh kita (guru) baik
menambahkan atau
mengurangi
Tujuan dalam RPP kurang Tidak ada unsur condition
menunjukan proses/melalui
kegiatan apa
Tidak ada KD 4.2 Tujuan kurang lengkap
(kelengkapan)
Ikatan kimia Tujuan pembelajaran ada Tujuan kurang lengkap
yang kurang dari tuntutan (kelengkapan)
KD
Kurang tujuan hubungan Tujuan kurang lengkap
ikatan dengan sifat zat (kelengkapan)
Hibridisasi dan geometri Merumuskan tujuan sikap Ada unsur degree
dan spiritual
Gaya antar molekul Tujuan pembelajaran ada Tujuan kurang lengkap
yang kurang dari tuntutan (kelengkapan)
KD
Merumuskan tujuan KI 1 Ada unsur degree
dan KI 2
Larutan elektrolit dan non Tujuan tidak menuliskan Tidak ada unsur condition
elektrolit melalui kegiatan apa
Tidak ada KD 4 Tujuan kurang lengkap
(kelengkapan)
Ada tujuan untuk KI 1 dan Ada unsur degree
KI 2 teteapi rumusan tujuan Sudah terintegrasi
KD 3 dan 4 kurang sesuai Tujuan kurang sesuai
KD (kesesuaian)
Tatanama dan persamaan Ada tujuan KI 1 dan KI 2 Ada unsur degree
reksi Sudah terintegrasi
Stoikiometri KI dan KD kurang sesuai Kurang sesuai (kesesuaian)
Hidrokarbon Tujun terlalu luas, lebih Tujuan kurang sesuai
membahas tentang minyak (kesesuaian)
bumi dan pembakaran,
sedangkan KD 3.1
seharusnya membahas
tentang alkana, alkena,
alkuna
Rumusan tujuan tidak Tujuan kurang sesuai
sesuai, seharusnya (kesesuaian)
membahas alkana, alkena
80
Laju reaksi Tidak ada integrasi Islam Tidak ada integrasi Islam
dan kimia
Guru meminta siswa mencari Informatif
fenomena alam terkait teori
tumbukan, kemudian dijelaskan
dengan ayat Al-Qur’an
94
Radiokimia Sesuai
Gugus fungsi, benzene dan Wujud rasa syukur Induktifikasi
turunan
Makromolekul Wujud rasa syukur Induktifikasi
95
c. Relevansi pokok materi integrasi Islam dan sains dengan indikator yang
ditetapkan
Materi Catatan Rater Reduksi
Sejarah kimia Membahas percobaan dan Materi relevan
penelitian dari sisi Islam dan
ilmuwan islam yang menemukan
kimia bukan ilmuwan barat
Struktur Atom Materi yang bertentangan antara Materi relevan
kimia dan islam juga dibahas.
SPU Tidak menjelaskan tentang materi Materi kurang relevan
SPU (keperiodikan unsur)
Ikatan kimia Penciptaan unsur kurang sesuai Materi kurang relevan
dengan materi ikatan kimia
Hibridisasi dan geometri Struktur molekul pada air sat Materi relevan
diberi perlakuan
Gaya antar molekul Gaya hidrogen pada air Materi relevan
99
Larutan elektrolit dan non - Menurut saya materi ajar kurang Materi kurang relevan
elektrolit sesuai dengan kompetensi dasar.
Penulis mengangkat materi ajar
tentang “petir” sementara KDnya
“menganalisis larutan
Tatanama dan persamaan reksi Membahas reaksi kimia pada Materi relevan
proses fotosintesis dan
pernapasan
Stoikiometri Materi integrasi islam tentang Materi kurang relevan
peputaran matahari dan bulan
serta habatussauda kurang sesuai
dengan materi stoikiometri
Hidrokarbon Tidak ada integrasi Tidak relevan
Minyak bumi Menjelaskan proses pembentukan Materi relevan
minyak bumi dari segi ilmuan dan
Islam
Termokimia Sesuai indikator tetapi indikator Materi kurang relevan
tidak sesuai dengan KD
Laju reaksi Materi relevan
Kesetimbanagn kimia Lebih kepada materi biologi yang Materi kurang relevan
dihubungkan dengan Islam
Asam basa Membahas manfaat buah tin Materi kurang relevan
Hidrolisis garam Hanya membahas manfaat Materi kurang relevan
hidrolisis garam yang
dihubungkan dengan ayat/hadis
Kelarutan Hanya beberapa yang sesuai Materi kurang relevan
seperti sidik jari
Larutan penyangga Membahas makanan yang halal Relevan
dan baik, adab minum
Koloid Penciptaan manusia agaknya Materi kurang relevan
kurang sesuai dengan materi
koloid, karena lebih membahas
biologinya dari pada kimia
Koligatif larutan Tekanan osmosis pada proses Materi relevan
penyerapan air oleh tumbuhan
dibahas dengan surat An-Naml
Redoks Terjadinya petir karena reaksi Materi relevan
redoks di udara, dibahas dgn
hadist dan ayat Al-Quran dan isra’
mi’raj
Elektrokimia Lebih membahas kimia unsur dan Materi kurang relevan
metalurgi
Korosi Utnuk penciptaan besi lebih Materi kurang relevan
sesuai untuk materi kimia unsur
transisi
Kimia unsur Membahas pembentuk unsur Materi relevan
adalah kekuasaan Allah,
memasukan ayat tentang besi dan
manfaat kurma
Radiokimia Membahas dahsyatnya ledakan Materi relevan
bom atom, bahaya dan manfaat
radiokimia, memasukan
ayat/hadis beserta tafsir dan
pnejelasan
100
f. Memilih dan menuliskan ayat Kauliyah (Al Quran dan hadist) yang terkait
atau yang saling memperkuat materi kimia
Materi Catatan Rater Reduksi
Sejarah kimia Tidak ada sama sekali Tidak ada
Struktur Atom Cukup banyak memasukan ayat Sesuai
dengan artinya, tetapi hanya
beberapa yang terdapat penjelasan
SPU Banyak tetapi kurang sesuai Banyak tetapi kurang
dengan materi SPU sesuai
Banyak menuliskan ayat tetapi
tidak mendukung penjelasan
materi
Ikatan kimia Memasukan ayat tentang manfaat Sedikit tapi sesuai
besi (ikatan logam)
Hibridisasi dan geometri Banyak dan cukup relevan tetapi Sesuai
beberapa tidak dimencantumkan
ayat dan artinya
Gaya antar molekul Sesuai
Larutan elektrolit dan non Sesuai
elektrolit
Tatanama dan persamaan reksi Menvahas reaksi kimia pada Sesuai
proses fotosintesis dan pernapan
dihubungkan dengan yat Al-Quran
dan menumuhkan rasa bersyukur
Stoikiometri Cukup banyak memasukan ayat Sesuai
dengan arti dan juga penjelasan
Hidrokarbon Kurang sesuai dengan konsep Banyak tetapi kurang
kimia terintegrasi Islam sesuai
Tidak ada sama sekali Tidak ada
Minyak bumi Proses pembentukan minyak Sesuai
bumi, kerusakan lingkungan
dihubungkan dengan ayat/hadis
Termokimia Sesuai
Laju reaksi Banyak menuliskan ayat Al Quran Banyak tetapi kurang
dan hadist tetapi hanya beberapa sesuai
yang relevan dengan materi kimia
104
g. Memilih dan menuliskan ayat Kauniyah (fenomena alam) yang terkait atau
yang saling memperkuat materi kimia
Materi Catatan Rater Reduksi
Sejarah kimia Tidak ada sama sekali Tidak ada
Struktur Atom Tidak ada sama sekali Tidak ada
SPU Cukup banyak tetapi kurang Banyak tetapi kurang
sesuai dengan materi SPU sesuai
Ikatan kimia Sesuai
105