Anda di halaman 1dari 6

Available online at: jurnalfkip.unram.ac.

id

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING


TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MATERI POKOK
HIDROKARBON PADA KELAS XI PMIPA SMAN 1 WOHA TAHUN
AJARAN 2019/2020

Asni*, Wildan, Saprizal Hadisaputra


Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Mataram. Jalan Majapahit No. 62
Mataram, NTB 83112, Indonesia.
*Coressponding Author. E-mail: asnihandayani57@gmail.com
Received: 6 November 2019 Accepted: 15 Mei 2020 Publish: 29 Mei 2020
doi: 10.29303/cep.v3i1.1450

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing
terhadap hasil belajar kimia siswa materi pokok hidrokarbon pada kelas XI PMIPA SMAN 1 Woha
tahun ajaran 2019/2020. Desain penelitian ini adalah quasi eksperimental design dengan rancangan
posttest only control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI PMIPA
SMAN 1 Woha yang terdiri dari tujuh kelas yang berjumlah 223 orang. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah random sampling. Sampel yang terpilih yaitu kelas XI PMIPA 5 sebagai kelas
eksperimen dan kelas XI PMIPA 6 sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan
dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing sedangkan pada kelas kontrol diberi
perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Pengumpulan data menggunakan
tes hasil belajar dalam bentuk soal uraian yang sebelumnya sudah divalidasi. Hasil penelitian
menunjukkan nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 75,33 lebih tinggi daripada kelas kontrol yaitu
54,1. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji-t diperoleh thitung (8,33) > ttabel (2,04) pada taraf
signifik 5 % sehingga Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut, disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan pengaruh yang lebih baik daripada model pembelajaran
konvensional terhadap hasil belajar kimia siswa materi pokok hidrokarbon pada kelas XI PMIPA
SMAN 1 Woha tahun ajaran 2019/2020.
Kata Kunci: Inkuiri terbimbing, hasil belajar, dan hidrokarbon

The Influence of Guided Inquiry Learning Model on The Learning Results of


Chemistry Learning Materials in Class XI PMIPA SMAN 1 Woha Academic Year
2019/2020

Abstract
This research aimed to know about the influence of guided inquiry learning model on student
chemistry learning outcomes for hydrocarbon subject matter in class XI PMIPA SMAN 1 Woha school
year 2019/2020. The research design was a quasi experimental design with a posttest only control
group design. The population in this study were all students of class XI PMIPA SMAN 1 Woha
consisting of seven classes. The sampling technique used was random sampling. The selected sample
is class XI PMIPA 5 as an experimental class and class XI PMIPA 6 as a control class. In the
experimental class treated using the guided inquiry learning model while in the control class were
treated using a conventional learning model. Data collection was using a test of learning outcomes in
the form of descriptive questions that had been validated. The results showed the average value in the
experimental class is 75.33 higher than the control class that is 54.1. Based on the results of
hypothesis testing using t-test obtained tcount (8.33)> ttable (2.04) at a significant level of 5% so that
Ho is rejected. Based on these results, it can be concluded that the application of the guided inquiry
learning model has a better influence than the conventional learning model on student learning
outcomes in hydrocarbon subject matter in class XI PMIPA SMAN 1 Woha 2019/2020 school year
Keywords: Guided inquiry, learning outcomes, and hydrocarbons.
________________________________________________________________________________
Chemistry Education Practice, 3 (1), 2020 - 18
Asni, Wildan, Hadisaputra

Peserta didik seringkali mengalami


PENDAHULUAN
kesulitan pada materi kimia yang bersifat
Keberhasilan siswa dalam belajar dapat konseptual maupun hitungan, dan partisipasi
dilihat dari hasil Kriteria Ketuntasan Minimal siswa dalam kegiatan pembelajaran kimia juga
(KKM) (Sutarno dan Mukhidin, 2013). Hasil rendah, hal tersebut menunjukan bahwa siswa
belajar siswa perlu sekali dilakukan penilaian kurang aktif dalam pembelajaran. Materi pokok
guna untuk mengetahui tingkat pemahaman dan pada kelas XI semester ganjil yang bersifat
kemampuan siswa setelah pembelajaran, dimana konseptual salah satunya adalah hidrokarbon.
hasil belajar merupakan perubahan pengetahuan, Pada materi pokok hidrokarbon peserta didik
tingkah laku, dan keterampilan yang dicapai dituntut untuk memahami konsep-konsep kimia
oleh siswa setelah mengikuti proses yang sesuai dengan model pembelajaran inkuiri
pembelajaran dan kemudian dinilai dan diukur terbimbing yang menekankan siswa untuk dapat
berupa angka (Siagian, 2015). Hasil belajar bisa mengajukan pertanyaan atau soal-soal
dijadikan sebagai acuan evaluasi proses berdasarkan pemahaman masing-masing siswa
pembelajaran yang mencakup ranah kognitif, yang dapat mengembangkan kemampuan
psikomotor, maupun afektif (Rosa, 2015). berfikir kreatif dan bernalar matematis siswa,
Hasil belajar kimia siswa di beberapa sehingga pemahan konsep siswa dapat tercapai
sekolah masih rendah jauh dari Standar Kriteria dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
Ketuntasan Minimal (KKM) (Munatri, 2016), Berdasarkan penjelasan masalah-
seperti di SMAN 1 Woha. Berdasarkan hasil masalah di atas, maka diperlukan upaya untuk
observasi yang telah dilakukan peneliti, nilai mencari dan menemukan model pembelajaran
rata-rata ujian akhir semester genap semua siswa kimia yang mampu memotivasi siswa agar lebih
kelas X masih rendah dari KKM yang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Salah satu
ditentukan, yaitu 75. model pembelajaran yang mampu memotivasi
Rendahnya nilai rata-rata siswa tidak siswa untuk menjadi lebih aktif dalam mengikuti
terlepas dari cara guru mengelolah proses pembelajaran adalah model pembelajaran inkuiri
pembelajaran, baik dalam memilih atau terbimbing. Seorang siswa dalam memahami
menentukan model dan metode pembelajaran, materi pembelajaran dapat memanfaatkan
berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang keberadaan teman di sekitarnya, sehingga
telah dilakukan, diperoleh informasi bahwa guru konsep-konsep yang dipelajari akan lebih mudah
lebih cenderung menggunakan model diterima.
pembelajaran klasikal dengan model Pembelajaran dengan menerapkan
pembelajaran konvesional disertai metode model inkuiri terbimbing memberikan
ceramah dan tanya jawab dalam proses kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan
pembelajaran kimia. konsep yang mereka pelajari dan mereka diberi
Berdasarkan Kurikulum 2013 kesempatan untuk memecahkan masalah yang
pembelajaran hendaknya didesain untuk mereka hadapi secara berkelompok. Jadi dapat
pembelajaran yang berorientasi pada siswa, disimpulkan bahwa model inkuiri terbimbing
dimana siswa ditempatkan sebagai subjek adalah model pembelajaran yang bertujuan
pembelajaran. Pembelajaran yang berorientasi untuk melibatkan siswa secara aktif dalam
pada siswa akan menghasilkan hasil belajar kegiatan belajar menggajar (KBM), dimana
berupa aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam pelaksanaannya guru menyediakan
secara merata. bimbingan yang cukup luas untuk siswa.
Faktor lain yang menyebabkan Pembelajaran inkuri terbimbing
rendahnya nilai rata-rata siswa yaitu materi merupakan suatu model pembelajaran yang
pembelajaran kimia itu sulit sehingga cukup dalam pelaksanaannya guru menyediakan
membosankan dan kurang minat belajar. bimbingan atau petunjuk yang cukup luas
Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara kepada peserta didik (Fathurrohman, 2015).
dengan guru kimia bahwa peserta didik Dalam model ini guru membimbing siswa
seringkali mengalami kesulitan pada materi melakukan kegiatan dengan memberikan
kimia yang bersifat konseptual maupun pernyataan awal dan mengarahkan pada suatu
hitungan, partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam
pembelajaran rendah, hal tersebut menunjukan menentukan suatu permasalahan dan tahap-tahap
bahwa siswa kurang aktif dalam pembelajaran. pemecahanya. Model inkuiri terbimbing
merupakan salah satu model pembelajaran yang

ISSN 2654-8119 (print), ISSN 2656-3940 (online)


Chemistry Education Practice, 3 (1), 2020 - 19
Asni, Wildan, Hadisaputra

dirancang untuk mengajarkan konsep dan dalam kegiatan belajar mengajar maka hasil
hubungan antara konsep (Puspaningtyas, 2017). belajar siswa dapat meningkat.
Model inkuiri terbimbing terbukti Langkah-langkah pembelajaran inkuiri
efektif dalam membantu melatih dan terbimbing yang dikemukakan oleh (Trianto,
membimbing siswa dalam memahami konsep 2009) dalam pembelajaran dilakukan sebagai
konkret, dan kemampuan mereka untuk berikut : 1) Orientasi, guru menyampaikan
membangun pola berpikir tingkat tinggi. mengenai materi yang akan dipelajari dan tujuan
Pembelajaran berbasis inkuiri bertujuan untuk dari materi yang dipelajari dan guru juga
mengajarkan siswa proses meneliti dan membagi siswa dalam beberapa kelompok. 2)
menjelaskan suatu peristiwa (Ramandha, 2018). Merumuskan masalah, guru mengarahkan siswa
Inkuiri mengarahkan siswa untuk menemukan pada suatu masalah dan siswa akan merumuskan
sesuatu melalui proses mencari dengan sendiri pemecahan masalah tersebut. 3)
menggunakan metode ilmiah. Sehingga dalam Merumuskan hipotesis, guru memberikan
pelaksanaannya siswa secara kritis mampu kesempatan pada siswa untuk menyampaikan
menemukan masalah di lingkungan sekitar, serta pendapatnya mengenai jawaban dari masalah
dapat menemukan solusinya (Muntari, 2018). yang diberikan sebelumnya dan guru
Dalam model pembelajaran inkuiri membimbing siswa dalam menentukan
terbimbing, penyajian pelajaran diawali dengan hipotesis-hipotesis dari beberapa siswa yang
penjelasan suatu peristiwa yang penuh teka-teki. relevan dengan permasalahan dan
Siswa secara individu akan termotivasi memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi
menyelesaikan teka-teki yang dihadapkan prioritas penyelidikan. 4) Mengumpulkan data,
kepada mereka dan membimbing mereka kepada guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
suatu pencarian dan penyelidikan secara disiplin. mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk
Inkuiri diharapkan dapat memberikan menguji hipotesis yang dirumuskan bersama dan
kesempatan lebih leluasa kepada siswa untuk bekerja sama dengan teman kelompoknya
belajar dan bekerja melalui proses inkuiri masing-masing saling bertukar pikiran untuk
sebagaimana seorang ilmuwan atau peneliti mencari jawaban permasalahan yang telah
bekerja (Agustin, 2014). diberikan. 5) Merumuskan kesimpulan, guru
Proses Inkuiri terbimbing (guided memberi kesempatan pada setiap kelompok
inquiry), yaitu siswa diberikan kesempatan untuk menyampaian hasil pengumpulan
bekerja untuk merumuskan prosedur, informasi yang telah diperoleh yang relevan
menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan dengan hipotesis dan mampu menjawab dari
secara mandiri, sedangkan hal menentukan permasalahan yang diberikan.
topik, pertanyaan dan bahan penunjang, guru Berdasarkan uraian di atas, peneliti
hanya berperan sebagai fasilitator (Sugiarti, bermaksud untuk melakukan penelitian yang
2018). Dalam hal ini memungkinkan siswa berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
terlibat secara aktif dalam proses belajar. Karena Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa
siswa melakukan sebagain besar pekerjaan yang Materi Pokok Hidrokarbon Pada Kelas XI
dilakukan. Siswa menggunakan kemampuan PMIPA SMAN 1 Woha Tahun Ajaran
berpikirnya untuk mempelajari gagasan, 2019/2020”.
memecahkan berbagai masalah dan menerapkan
METODE PENELITIAN
apa yang mereka palajari. Pembelajaran inkuiri
terbimbing memberikan kebebasan kepada siswa Penelitian ini dilakukan pada Bulan Juli-
dalam mengembangkan konsep yang mereka Agustus 2019 di SMAN 1 Woha yang berlokasi
pelajari dan mereka diberi kesempatan dalam di desa Rabakodo Kecamatan Woha, Kabupaten
memecahkan masalah yang mereka hadapi Bima. Populasinya adalah seluruh siswa kelas
secara berkelompok. XI PMIPA SMAN 1 Woha yang terdiri dari
Jadi dapat disimpulkan bahwa model tujuh kelas, jumlah siswa 223 orang. Teknik
pembelajaran inkuri terbimbing adalah salah pengambilan sampel (sampling) yang digunakan
satu model pembelajaran yang melibatkan siswa pada penelitian ini yaitu teknik random
secara aktif dalam melaksanakan suatu sampling. Random sampling adalah teknik
percobaan yang diberikan oleh guru, sehingga penentuan sampel dengan pengambilan secara
siswa memiliki peran aktif dalam setiap kegiatan acak (Sugiyono, 2012).
percobaannya. Jika siswa terlibat secara aktif Jenis penelitian yang digunakan adalah
quasi experimental design (Sugiyono, 2014).

ISSN 2654-8119 (print), ISSN 2656-3940 (online)


Chemistry Education Practice, 3 (1), 2020 - 20
Asni, Wildan, Hadisaputra

Desain penelitian yang digunakan dalam pada ranah kognitif yang didapatkan dari hasil
penelitian ini yaitu posttest only control design. post-test. Setelah melakukan penelitian dengan
Efektivitas atau pengaruh dari variabel bebas menerapkan model pembelajaran inkuiri
terhadap variabel terikat dapat dilihat dari terbimbing pada materi hidrokarbon, diperoleh
perbedaan skor post-test kelompok eksperimen hasil penelitian bahwa terdapat perbedaan hasil
dan kelompok kontrol. Apabila skor pada belajar kimia antara siswa yang diajarkan
kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan menggunakan model pembelajaran inkuiri
dengan skor kelompok kontrol, maka dapat terbimbing dengan siswa yang diajarkan
disimpulkan bahwa perlakuan yang diberikan menggunakan model pembelajaran
mempunyai pengaruh atau efektif terhadap konvensional. Nilai rata-rata post-test kelas
perubahan yang terjadi pada variabel terikat eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada
(Sugiyono, 2011). Gambar 1.
Pada penelitian ini, perlakuan yang 100
peneliti berikan pada kelas eksperimen berupa Kelas
penerapan model pembelajaran inkuiri 80 Kelas Eksperi
terbimbing, sedangkan pada kelas kontrol Kontrol men ,
menggunakan model konvensional (ceramah). 60 , 54.1 75.33

Nilai
Kemudian pada kelompok eksperimen diberikan
perlakuan selama kurun waktu yang telah 40
diltentukan. Setelah perlakukan selesai
diberikan, dilakukan pengukuran terhadap kedua 20
kelompok. Kelompok kontrol berfungsi sebagai
pembanding dengan kelompok eksperimen yang 0
telah diberikan perlakuan selama kurun waktu Nilai Rata-Rata
tertentu. Variabel bebas dalam penelitian ini Gambar 1. Perbandingan Nilai Rata-Rata Post-
adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing Test
pada kelas eksperimen dan model pembelajaran
konvensional pada kelas kontrol, sedangkan Berdasarkan Gambar 1 di atas, terlihat
variabel terikatnya adalah hasil belajar kognitif perbedaan yang cukup jauh dari nilai hasil
siswa pada materi hidrokarbon. belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas
Instrumen yang digunakan dalam kontrol. Nilai rata-rata posttest pada kelas
penelitian ini berupa soal uraian. Instrumen yang eksperimen memiliki rata-rata 75,33. Sedangkan
dibuat terlebih dahulu diuji tingkat validitasnya pada kelas kontrol nilai rata-rata post-test
dengan uji validitas isi menggunakan statistik sebesar 54,1. Berdasarkan nilai rata-rata post-
Aiken’s V (Azwar, 2013) dan validitas butir soal test yang diperoleh maka dapat diketahui bahwa
menggunakan rumus Product Moment (Riduwan hasil belajar kelas eksperimen yang
dan Akdon, 2013). Selain itu, instrumen diuji menggunakan model pembelajaran inkuiri
tingkat reliabilitasnya dengan menggunakan terbimbing lebih baik daripada kelas kontrol
rumus Alpha Cronbach (Arikunto, 2010). Uji yang menggunakan model pembelajaran
hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t konvensional.
dengan rumus Separated Varians. Uji-t Menentukan jenis uji yang digunakan
dilakukan setelah data dianalisis dengan uji untuk uji hipotesis (uji-t) yaitu melakukan uji
normalitas dan homogenitas (Sugiyono, 2017). prasyarat telebih dahulu yakni uji normalitas
data hasil post-test siswa dan uji homogenitas
HASIL DAN PEMBAHASAN
data hasil post-test siswa. Uji normalitas dalam
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian ini menggunakan rumus chi-kuadrat.
penerapan model pembelajaran inkuiri Berdasarkan hasil perhitungan uji
terbimbing memberikan pengaruh yang lebih normalitas dengan menggunakan rumus chi-
baik daripada model pembelajaran konvensional kuadrat diperoleh χ2hitung untuk kelas XI PMIPA
terhadap hasil belajar kimia siswa materi pokok 5 (kelas eksperimen) yaitu sebesar 9,7,
hidrokarbon pada kelas XI PMIPA SMAN 1 sedangkan nilai χ2tabel pada taraf signifikan 5%
Woha Tahun Ajaran 2019/2020. Instrumen yang yaitu sebesar 11,070, sehingga diperoleh untuk
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 7 soal kelas eksperimen χ2hitung (9,7) < χ2tabel (11,070)
uraian yang valid. Hasil belajar siswa yang yang berarti bahwa data hasil uji normalitas pada
diperoleh dari penelitian ini adalah hasil belajar kelas eksperimen terdistribusi normal.

ISSN 2654-8119 (print), ISSN 2656-3940 (online)


Chemistry Education Practice, 3 (1), 2020 - 21
Asni, Wildan, Hadisaputra

Hasil perhitungan normalitas data untuk menyelidiki sendiri maka hasil yang akan
kelas XI PMIPA 6 (kelas kontrol) yaitu nilai diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan
χ2hitung sebesar 6,046, sedangkan nilai χ2tabel pada tidak mudah dilupakan (pembelajaran
taraf signifikan 5% yaitu sebesar 11,070, bermakna), pembelajaran inkuiri terbimbing
sehingga diperoleh untuk kelas kontrol χ2hitung menekankan kepada pengembangan aspek
(6,046) < χ2tabel (11,070) yang berarti bahwa kognitif, afektif, dan psikomotorik secara
data hasil uji normalitas pada kelas kontrol juga seimbang, pembelajaran ini dapat memberikan
terdistribusi normal. pada kelas eksperimen dan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
kelas kontrol memiliki nilai X2hitung < X2tabel, gaya belajar mereka, pembelajaran ini
maka data hasil uji normalitas kedua kelas merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan
terdistribusi normal. perkembangan psikologi belajar modern yang
Uji homogenitas varian dalam penelitian menganggap belajar adalah proses perubahan
ini menggunakan rumus uji-F. Berdasarkan hasil tingkah laku berkat adanya pengalaman, dan
perhitungan diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,85 keuntungan yang lain dari model pembelajaran
sedangkan Ftabel yaitu sebesar 2,04 dengan dk inkuiri terbimbing ini dapat melayani kebutuhan
pembilang = 30 dan dk penyebut =30, diperoleh siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-
Fhitung (1,85) < Ftabel (2,04). Data dikatakan rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan
homogen jika nilai Fhitung < Ftabel yang berarti belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa
bahwa varian kedua kelas tersebut dikatakan yang lemah dalam belajar.
homogen. Pengujian hipotesis dilakukan setelah Langkah/sintak model pembelajaran
mengetahui data terdistribusi normal dan inkuiri terbimbing yang sangat berperan dalam
homogen. meningkatkan semangat dan motivasi belajar
Uji hipotesis dalam penelitian ini diuji siswa yaitu mengumpulkan data. Sintak
menggunakan uji-t dengan rumus Separated mengumpulkan data (pada saat melakukan
Varians. Penggunaan uji-t Separated Varian praktikum) menyebabkan siswa lebih aktif pada
ditentukan berdasarkan hasil uji prasyarat yang saat proses pembelajaran berlangsung. Hal
telah dilakukan sebelumnya yaitu data tersebut menyebabkan siswa lebih memahami
terdistribusi normal dan data tersebut homogen. penerapan konsep yang mereka pelajari melalui
Pengambilan keputusan berdasarkan pada praktikum yang dilakukan tanpa menghayal.
hipotesis statistik yang diuji sebagai berikut: Faktor lain yang membuat penelitian ini
Ho: µ eksperimen = µ control berhasil yaitu keaktivan siswa maupun guru di
Ha: µ eksperimen > µ control dalam kelas. Tingkat aktivitas guru pada kelas
eksperimen lebih tinggi (82,01 %) dibandingkan
Dimana kriteria pengujian, bila thitung > dengan kelas kontrol (71,64 %). Tingkat
ttabel maka maka Ha diterima, sebaliknya bila aktivitas siswa pada kelas eksperimen lebih
thitung = ttabel maka Ha ditolak, dengan taraf tinggi (83,40 %) dibandingkan dengan kelas
signifikan 5%. Berdasarkan perhitungan kontrol (66,34 %).
menggunakan uji-t dengan rumus Separated Hal ini menandakan bahwa guru dan
Varians diperoleh thitung = 8,33, sedangkan siswa pada kelas eksperimen lebih aktif karena
ttabel dengan dk =30+30-2=54 pada taraf pembelajaran berpusat pada siswa dengan
signifikansi 5% sebesar 2,04. Nilai thitung diterapkannya model pembelajaran inkuiri
dikonfirmasikan dengan nilai ttabel, hasil yang terbimbing, sedangkan pada kelas kontrol,
diperoleh adalah thitung (8,33) > ttabel (2,04) diterapkan model konvensional (ceramah) yang
sehingga Ha diterima, Hal ini menunjukkan pembelajarannya berpusat pada guru sehingga
bahwa hasil belajar siswa yang diajar siswa menjadi kurang aktif. Hal tersebut sesuai
menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan penelitian Wahyuni, R dkk (2016) yang
terbimbing lebih tinggi dibandingkan hasil menyatakan bahwa hasil belajar fisika siswa
belajar siswa yang diajar menggunakan model yang menggunakan model pembelajaran inkuiri
pembelajaran konvensional. terbimbing memberikan pengaruh lebih baik
Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa dibandingkan dengan model pembelajaran
faktor yang menguatkan proses pembelajaran konvensional.
inkuiri terbimbing dalam penelitian ini. Adapun
KESIMPULAN
faktor tersebut yakni kelebihan dari model
inkuiri terbimbing yaitu mengembangkan cara Berdasarkan data hasil penelitian dan
belajar siswa dengan menemukan sendiri dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa

ISSN 2654-8119 (print), ISSN 2656-3940 (online)


Chemistry Education Practice, 3 (1), 2020 - 22
Asni, Wildan, Hadisaputra

penerapan model pembelajaran inkuiri Riduwan, A., & Akdon, A. 2013. Rumus dan
terbimbing memberikan pengaruh yang lebih data dalam analisis statistika. Bandung:
baik daripada model pembelajaran konvensional Alfabeta.
terhadap hasil belajar kimia siswa materi pokok Rosa, F. O. 2015. Analisis Kemampuan Siswa
hidrokarbon pada kelas XI PMIPA SMAN 1 Kelas X pada Ranah Kognitif, Afektif dan
Woha Tahun Ajaran 2019/2020. Psikomotorik. Omega: Jurnal Fisika dan
Pendidikan Fisika, 1(2), 24-28.
DAFTAR PUSTAKA
Siagian, R. E. F. 2015. Pengaruh minat dan
Agustin, R. 2014. Penerapan Model kebiasaan belajar siswa terrhadap prestasi
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk belajar matematika. Formatif: Jurnal
Melatihkan Kemampuan Keterampilan Ilmiah Pendidikan MIPA, 2(2).
Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMAN 1 Sugiarti, S. 2018. Penilaian Psikomotor Siswa
Kalianget. Inovasi Pendidikan Fisika, Pada Pembelajaran Fisika Melalui Model
3(2). Pembelajaran Guided Inquiry. Pascal
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu (Journal of Physics and Science
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Learning), 2(1), 78-84.
Cipta. Sugiyono, D. 2011. Statistika untuk Penelitian.
Azwar, S. 2013. Reliabiltas dan Validitas. Bandung: CV. Alfabeta.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sugiyono, D. 2012. Metode Penelitian
Fathurrohman, M. 2015. Model-model Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
pembelajaran inovatif.Yogyakarta: Ar- Sugiyono, D. 2014. Metode penelitian
Ruzz Media. Kuantitatif dan R &D . Bandung:
Munatri, S. 2016. Penerapan Model Alfabeta.
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Sugiyono, D. 2017. Statistika Untuk Penelitian.
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Bandung: CV. Alfabeta.
Materi Sifat Koligatif Larutan di Kelas XI Sutarno, E., & Mukhidin, M. 2013.
TKJ SMK Negeri 1 Buay Bahuga Pengembangan Model Pembelajaran
(Doctoral dissertation, UNIVERSITAS Berbasis Multimedia Interaktif
LAMPUNG). Pengukuran untuk Meningkatkan hasil
Muntari, M., Purwoko, A. A., Savalas, L. R. T., dan Kemandirian Belajar Siswa SMP di
& Wildan, W. 2018. Pembelajaran Kota Bandung. Jurnal Pendidikan
Berbasis Proyek untuk Meningkatkan Teknologi dan Kejuruan, 21(3).
Keterampilan Proses Sains dan Berpikir Trianto, M. P. 2009. Mendesain Model
Kritis Siswa. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Pengabdian Masyarakat, 1(1). Kencana.Gorghiu, Gabriel, Luminita, M.,
Puspaningtyas, K., & Suparno, S. 2017. Sorin,C., Ana, M., Laura, M. 2015.
Pengaruh Penerapan Model Inkuiri Problem- Based Learning – An Efficient
Terbimbing terhadap Kemampuan Learning Strategy In The Science Lesson
Analisis Danketerampilan Proses Sains. Context. Procedia- Social and Behavioral
Indonesian Journal of Science and Sciences 191. 2015.
Education, 1(1), 8-16. Wahyuni, R., Hikmawati, H., & Taufik, M.
Ramandha, M. E. P., Andayani, Y., & 2017. Pengaruh Model Pembelajaran
Hadisaputra, S. 2018, October. An Inkuiri Terbimbing dengan Metode
analysis of critical thinking skills among Eksperimen terhadap Hasil Belajar Fisika
students studying chemistry using guided Siswa Kelas XI IPA SMAN 2 Mataram
inquiry models. In AIP Conference Tahun Pelajaran 2016/2017. Jurnal
Proceedings (Vol. 2021, No. 1, p. Pendidikan Fisika dan Teknologi, 2(4),
080007). AIP Publishing. 164-169.

ISSN 2654-8119 (print), ISSN 2656-3940 (online)

Anda mungkin juga menyukai