Anda di halaman 1dari 145

PERSEPSI GURU KIMIA MENGENAI KETERAMPILAN

ABAD 21

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
SYARIFAH MEUTIAH EKA SARI
NIM. 11140162000060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
ii
iii
iv
ABSTRAK

Syarifah Meutiah Eka Sari (11140162000060). Persepsi Guru Kimia Mengenai


Keterampilan Abad 21, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Guru memiliki peranan penting dalam penerapan keterampilan abad 21. Persepsi
guru dapat mempengaruhi motivasi guru dalam menerapkan keterampilan abad 21
pada pembelajaran kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
persepsi guru kimia mengenai keterampilan abad 21. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dengan instrumen berbentuk
angket. Responden merupakan alumni pendidikan kimia Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, yang berprofesi sebagai guru kimia. Data penelitian
diperoleh dari jawaban 52 orang responden terhadap angket yang diberikan. Hasil
penelitian menunjukkan keseluruhan persepsi guru kimia mengenai keterampilan
abad 21 termasuk kategori baik (73,1%). Persentase tertinggi pada komponen
keterampilan belajar diperoleh pada aspek komunikasi kolaborasi (72,4%),
sementara pada keterampilan informasi, media, dan teknologi diperoleh pada aspek
literasi informasi (79,2%). Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa guru kimia telah
memiliki persepsi baik mengenai keterampilan abad 21.

Kata Kunci: Guru kimia, Keterampilan abad 21, Persepsi.

v
ABSTRACT

Syarifah Meutiah Eka Sari (11140162000060). Chemistry Teachers Perception


About 21st Century Skills, Chemistry Education Study Program, Department of
Science Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Training, Syarif
Hidayatullah Jakarta Islamic State University.

Teachers have an important role in applying 21st century skills. Teachers'


perceptions can influence teacher motivation in applying 21st century skills to
chemistry learning. This study aims to find out how the perception of chemistry
teachers regarding 21st century skills. The study used a quantitative descriptive
method, with questionnaire instruments. The respondent were graduated students
from chemistry education at Syarif Hidayatullah Jakarta Islamic State University,
who works as a chemistry teacher. The research data was obtained from the
answers of 52 respondents to the questionnaire that was given. The results showed
that the overall perception of chemistry teachers regarding 21st century skills was
in good category (73.1%). The highest percentage of chemistry teacher perceptions
on learning skills was obtained in collaboration communication aspect (72.4%),
while on information, media, and technology skills in information literacy (79.2%).
From this study it can be seen that respondents have good perception in 21st
century skills.

Keywords: Chemistry Teacher, 21st Century Skills, Perception.

vi
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrohirm
Alhamdulillahirabil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuu Wa
Ta’ala yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Persepsi
Guru Kimia Mengenai Keterampilan Abad 21”. Sholawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Sholallahu Alaihi Wassalam
beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. Dengan tulus,
ikhlas, dan rendah hati penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Burhanudin Milama, M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik dan dosen pembimbing I
yang telah memberikan waktu, ilmu, dan bimbingan kepada penulis dengan
penuh kesabaran
3. Dewi Murniati, M.Si. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
waktu, ilmu, bimbingan, motivasi, semangat, serta saran dengan penuh
keihklasan dan kesabaran dalam penyusunan skripsi ini hingga akhir.
4. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA, khususnya dosen Program Studi
Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis selama penulis menjadi
mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Para guru kimia yang merupakan alumni Pendidikan Kimia UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, terima kasih telah membantu penulis dalam melakukan
pengambilan data penelitian.

vii
viii

6. Orang tua tersayang, Ayah Majid dan Mama Mey yang selalu memberikan
dukungan, nasehat, mencurahkan pikiran, tenaga, dan waktunya dengan
kesabaran dan keikhlasan.
7. Andini Novitasari dan Ilham Mahardika yang selalu sabar mendengarkan
keluh kesah penulis dari awal hingga akhir masa perskripsian.
8. Sahabat mantan anak dwp; Annisa Nuzula, Haditsty Sandra Nuzuliansyah,
dan Nindya Hasanah yang telah mewarnai hari-hari penulis selama di kostan.
9. Ardelia Amanda yang sudah seperti kakak sendiri, terima kasih atas segala
kebaikan dan kesabaran selama berteman dengan penulis.
10. Teman-teman PPKT SMK Nusantara 02 Kesehatan telah menjadi teman
seperjuangan dalam menghadapi setiap masalah di sekolah.
11. Teman-teman bimbingan skripsi Pak Burhan dan Bu Dewi yang sudah
berbagi waktu, kesabaran, semangat, dan motivasi dalam menyelesaikan
skripsi ini.
12. Teman-teman Pendidikan Kimia 2014 yang saling memberikan motivasi dan
semangat selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi.
13. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
membantu penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan, kritik,
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi
ini memberikan manfaat bagi semua pihak yang menggunakannya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Ciputat, 14 Agustus 2019

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... ii


LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................... iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 4
C. Batasan Masalah .......................................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian......................................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian....................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 6
A. Kajian Teoritik ............................................................................................ 6
1. Persepsi ..................................................................................................... 6
a. Pengertian Persepsi ............................................................................... 6
b. Komponen Persepsi .............................................................................. 6
c. Faktor Persepsi...................................................................................... 7
2. Guru .......................................................................................................... 8
a. Pengertian Guru .................................................................................... 8
b. Persyaratan Guru................................................................................... 8
c. Tugas dan Peran Guru........................................................................... 9
d. Guru Abad 21...................................................................................... 12
e. Tantangan Guru di Abad 21................................................................ 13
f. Kompetensi Guru abad 21 .................................................................. 15

ix
x

3. Keterampilan Abad 21............................................................................ 17


a. Format Pendidikan Abad 21 ............................................................... 18
b. Komponen Keterampilan Abad 21 ..................................................... 19
c. Lingkungan Belajar Abad 21 .............................................................. 25
B. Penelitian Relevan ..................................................................................... 28
C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 32
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 32
B. Metode Penelitian ...................................................................................... 32
C. Prosedur Penelitian .................................................................................... 32
D. Populasi dan Sampel Peneltian ................................................................. 33
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 34
F. Instrumen Penelitian .................................................................................. 35
G. Validasi dan Reabilitas Instrumen............................................................. 40
H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 44
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 44
1. Keterampilan Belajar .............................................................................. 45
a. Berpikir Kreatif dan Inovasi ............................................................... 45
b. Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah ............................................ 46
c. Komunikasi dan Kolaborasi................................................................ 47
2. Keterampilan Informasi, Media, dan Teknologi .................................... 49
a. Literasi Informasi ................................................................................ 49
b. Literasi Media ..................................................................................... 50
c. Literasi Teknologi ............................................................................... 50
3. Implementasi Keterampilan Abad 21 Dalam Pembelajaran .................. 51
B. Pembahasan ............................................................................................... 55
1. Persepsi Guru Kimia Mengenai Keterampilan Belajar. ......................... 56
a. Berpikir Kreatif dan Inovasi ............................................................... 56
b. Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah ............................................ 58
c. Komunikasi dan Kolaborasi................................................................ 59
xi

2. Persepsi Guru Kimia Mengenai Keterampilan Informasi, Media, dan


Teknologi. ...................................................................................................... 61
a. Literasi Informasi ................................................................................ 62
b. Literasi Media ..................................................................................... 63
c. Literasi Teknologi ............................................................................... 64
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 66
A. Kesimpulan................................................................................................ 66
B. Saran .......................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67
LAMPIRAN ......................................................................................................... 74
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pelangi Keterampilan Abad 21 ......................................................... 16


Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ............................................................................. 29
Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian ....................................................................... 31
Gambar 3.2 Angket yang Diunggah Ke Google Form ......................................... 32
Gambar 4.1 Sumber Pemahaman Keterampilan Abad 21 .................................... 43
Gambar 4.2 Aspek Keterampilan Abad 21 Menurut Responden.......................... 49
Gambar 4.3 Penerapan Keterampilan Abad 21 Dalam Pembelajaran .................. 50
Gambar 4.4 Model Pembelajaran Yang Digunakan Dalam Pembelajaran ........... 51
Gambar 4.5 Penggunaan Media Dalam Pembelajaran.......................................... 51
Gambar 4.6 Sumber Pembelajaran Yang Digunakan Guru Kimia ....................... 52
Gambar 4.7 Teknologi Yang Digunakan Dalam Pembelajaran ............................ 53

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Implementasi Keterampilan Abad 21 ....................... 33


Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Persepsi Keterampilan Abad 21 ............................... 35
Tabel 3.3 Tabel Penilaian...................................................................................... 40
Tabel 3.4 Tabel Klasifikasi Berdasarkan Persentase ............................................ 41
Tabel 4.1 Hasil Angket Aspek Berpikir Kreatif dan Inovasi ................................ 43
Tabel 4.2 Hasil Angket Aspek Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah ............. 44
Tabel 4.3 Hasil Angket Aspek Komunikasi dan Kolaborasi ................................ 45
Tabel 4.4 Hasil Angket Aspek Literasi Informasi ................................................ 47
Tabel 4.5 Hasil Angket Aspek Literasi Media ...................................................... 48
Tabel 4.6 Hasil Angket Aspek Literasi Teknologi................................................ 48

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi..................................................................73


Lampiran 2 Surat Permohonan Validasi .............................................................75
Lampiran 3 Lembar Validasi Ahli Instrumen .....................................................76
Lampiran 4 Lembar Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Angket .........................91
Lampiran 5 Pernyataan Angket Setelah Uji Validasi dan Reabilitas ..................96
Lampiran 6 Hasil Angket Pembuka ....................................................................99
Lampiran 7 Hasil Angket Berpikir Kreatif-Inovasi dan Berpikir Kritis -
Pemecahan Masalah ............................................................................................107
Lampiran 8 Hasil Angket Komunikasi-Kolaborasi dan Literasi Informasi ........109
Lampiran 9 Hasil Angket Literasi Media dan Literasi Teknologi ......................111
Lampiran 10 Hasil Angket Total dan Peraspek ..................................................113
Lampiran 11 Lembar Uji Referensi ....................................................................116

xiv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pendidikan adalah “Usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara”. Berdasarkan pengertian tersebut kita dapat
memahami bahwa pendidikan adalah sebuah proses yang direncanakan
sebelumnya, untuk menghasilkan pribadi yang dapat mengembangkan potensi
dirinya.
Dalam melaksanakan proses pendidikan, penting bagi kita untuk
mengetahui apa tujuan dari pendidikan nasional. Tujuan dari pendidikan di
Indonesia menurut undang-undang nomor 20, pasal 3, tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan memahami tujuan dari
pendidikan nasional ini, diharapkan seluruh warga negara Indonesia dapat
membantu pemerintah dalam mewujudkan kualitas pendidikan Indonesia yang
lebih baik.
Kualitas pendidikan di Indonesia dapat dikatakan baik jika mampu untuk
terus mengikuti perkembangan zaman. Menurut Sahin (2009), saat memasuki
Abad ke-21 kita akan mengalami perubahan besar-besaran seiring dengan
adanya pergeseran global paradigma. Perubahan ini tentu dapat mempengaruhi
banyak hal seperti; cara hidup, pekerjaan, pola bermasyarakat, serta bagaimana
pandangan dan keteraturannya. Selain itu banyaknya perubahan dalam bidang
ekonomi, politik, informasi, komunikasi, dan teknologi juga tentu akan
berpengaruh besar dalam pendidikan (Milliken, 2004).

1
2

Perubahan besar-besaran ini menuntut adanya perubahan dalam pendidikan


nasional (Wijaya, Sudjimat, Nyoto, 2016). Dalam menghadapi tuntutan abad
ke-21, siswa dituntut untuk dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilan
mereka, seperti ; berpikir kritis, menerapkan pengetahuan pada situasi baru,
menganalisis informasi, memahami gagasan baru, berkomunikasi,
berkolaborasi, memecahkan masalah, serta mampu membuat keputusan
(Sahin, 2009).
Pada abad ini, Guru memiliki peran yang besar dalam mengarahkan
siswanya agar mampu menguasi beberapa keterampilan yang diharapkan dapat
mempersiapkan kehidupannya kelak yaitu; keterampilan belajar, keterampilan
informasi, media, dan teknologi, serta keterampilan hidup dan karir (Murti,
2015). Dalam pembelajaran sebaiknya guru dapat memberikan korelasi positif
dengan cara menggunakan komunikasi yang baik, secara langung maupun
melalui media. kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengembangan
mengenai kursus, kebijakan dan tujuan, proses dan manajemen, dan sumber
daya dan lingkungan (Ninlawan, 2015).
Di Indonesia, pendidikan yang menggunakan kurikulum 2013 sudah
mengikuti pergeseran paradigma belajar abad 21. Kurikulum yang digunakan
di Indonesia tentunya mengharapkan guru yang mampu mengarahkan siswa
menguasai keterampilan abad 21, seperti; produktif, kreatif, inovatif, dan
efektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu
bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi (Hidayat dan Patras,
2013). Keterampilan abad ke-21 dalam kurikulum bermanfaat bagi siswa untuk
mempersiapkan diri dalam berkarir dan bersaing dimasa depan (Alismail dan
McGuire, 2015). Keberadaan pendidik sebagai pendamping dalam
pembelajaran pun sangat penting karena pendidik diharapkan mampu
mengarahkan siswanya untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai kurikulum
yang berlaku.
Guru pada saat ini dituntut untuk bisa menguasai dan menerapkan
keterampilan abad 21 dalam pembelajaran. Menurut Abidin, Mulyati, dan
Yunansah (2017, hlm. 44) salah satu tantangan bagi guru di abad 21 ini adalah
3

adanya kompetensi siswa yang harus dicapai. Pada penelitian yang dilakukan
oleh Sumen dan Calisici (2017), para siswa di Turki sudah memiliki
kemampuan keterampilan abad 21. Siswa menyatakan bahwa mereka
menerima kemampuan ini karena para guru sudah menerapkan keterampilan
ini dalam pembelajaran. Hal ini membuktikan bahwa guru memang memiliki
peranan penting dalam penerapan keterampilan abad 21 kepada siswanya
melaui proses pembelajaran.
Namun pada kenyataannya, masih banyak pendidik yang tidak menerapkan
keterampilan abad 21. Dalam pembelajaran, guru tidak benar-benar melibatkan
integrasi teknologi untuk meningkatkan kemampuan abad ke-21, sehingga
pembelajaran pun tetap berlangsung dengan model pembelajaran lama (O’neal,
Gibson, dan Cotten, 2017). Padahal, hasil yang diharapkan pada pendidikan di
abad 21 adalah siswa yang fokus pada pemikiran sintesis, analisis dan evaluasi
yang lebih tinggi (Osborne, 2013). Selain itu masih banyak guru yang
menganggap bahwa proses menghafal merupakan hal terpenting dalam
pembelajaran (Li, Li, 2016). Pemahaman seperti ini akan mempersulit guru
dalam mengarahkan siswannya menguasai keterampilan abad 21 di
pembelajaran kimia. Karena pengetahuan yang guru miliki tentu akan
berpengaruh terhadap persepsi yang guru miliki.
Persepsi merupakan proses kognitif seseorang dalam memahami suatu hal
(Zainal, Hadad, dan Ramly, 2017, hlm. 326). Persepsi memiliki peranan dan
berkaitan erat dengan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Pengetahuan
membuat seseorang mampu memberikan penafsiran dan penilaian kepada
sebuah objek yang diberikan persepsi (Fitrianasari, 2015). Guru yang memiliki
pengetahuan yang baik mengenai keterampilan abad 21 akan memiliki persepsi
yang baik pula mengenai keterampilan abad 21. Menurut Zainal, dkk (2017,
hlm. 328) persepsi memiliki kaitan yang erat dengan motivasi. Persepsi guru
kimia akan mempengaruhi bagaimana motivasi guru dalam menerapkan
keterampilan abad 21 dalam pembelajaran kimia (Wood, 2009, hlm. 31-32).
Dengan demikian, persepsi guru mengenai keterampilan abad 21 dalam
pembelajaran kimia perlu diketahui agar kita mengetahui seberapa siapkah
4

guru dalam menerapkan keterampilan abad 21 dalam pembelajaran khususnya


dalam pembelajaran kimia.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Persepsi Guru Kimia
Mengenai Keterampilan Abad 21”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran masih sering diabaikan.
2. Guru masih mengganggap bahwa proses menghafal adalah hal terpenting
dalam pembelajaran.
3. Guru belum dapat mengarahkan siswanya menguasai keterampilan abad
21 dalam pembelajaran.

C. Batasan Masalah
Karena luasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka peneliti merasa
perlu untuk membatasi masalah, yakni bahan kajian pada penelitian ini terbatas
pada pemahaman keterampilan belajar serta keterampilan informasi, media,
dan teknologi.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimanakah persepsi guru kimia mengenai
keterampilan abad 21?”

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian yang
dilakukan adalah mengetahui persepsi guru-guru kimia mengenai keterampilan
Abad 21.
5

F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, diharapkan dapat
bermanfaat bagi:
1. Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran sejauh
mana pemahaman guru-guru kimia mengenai keterampilan abad 21 serta
dijadikan pembelajaran dalam kehidupan berkarir
2. Guru, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi para
guru mengenai pentingnya pemahaman keterampilan abad 21 dan
mengimplementasikannya.
3. Pembaca, diharapkan penelitian ini dapat meberikan informasi mengenai
sejauh mana persepsi guru mengenai keterampilan abad 21 dan dapat
dijadikan referensi untuk diadakan penelitian yang lebih mendalam serta
relevan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Pengertian persepsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu, sedangkan menurut
Desiderato dalam Rakhmat (2008, hlm. 51) Persepsi adalah pengalaman
tentang obyek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah kemampuan membedakan
suatu benda dengan beda lainnya, mengelompokkan benda-benda yang
berdekatan atau dapat memfokuskan perhatiannya dalam suatu obyek dengan
memberikan makna melalui stimuli inderawi (Sawarsono, 2012, hlm. 86).
Menurut Zainal, Hadad, dan Ramly (2017, hlm. 326) Persepsi merupakan
proses kognitif seseorang dalam memahami lingkungannya baik lewat
penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.
Berdasarkan pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa persepsi ialah
tanggapan seorang individu terhadap suatu objek atau subjek yang dihasilkan
saat individu tersebut sedang atau sudah berikteraksi dengan subjek atau
objeknya melalui inderanya.
b. Komponen Persepsi
Baron dan Byrne menyatakan bahwa terdapat tiga aspek yang dapat
membangun sebuah persepsi, yaitu:
a) Komponen kognitif (perseptual), yaitu komponen yang berhubungan
dengan pengetahuan, pandangan, dan keyakinan seseorang terhadap
sebuah objek
b) Komponen afektif (emosional), yaitu komponen yang berkaitan rasa
senang yang positif atau tidak senang yang negatif pada suatu objek

6
7

c) Komponen konatif (perilaku), yaitu komponen yang berkaitan dengan


kecenderungan seseorang dalam bertindak terhadap suatu objek
(Kuswana, 2011, hlm. 57)

c. Faktor Persepsi
Dalam persepsi, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
seseorang dalam menimbulkan presepsinya pada suatu hal atau objek. Menurut
Rakhmat (2008, hlm. 52-58) terdapat 3 faktor yang dapat mempengaruhi
persepsi seseorang, yaitu:
a) Perhatian
Perhatian terjadi apabila kita berkonsentrasi pada salah satu indera dan
mengesampingkan indera yang lain. Perhatian memiliki fkctor eksternal
dalam penarik perhatian dan faktor internal dalam menaruh perhatian.
b) Faktor Fungsional
Faktor fungsional terjadi berdasarkan kebutuhan individu, pengalaman
dari masa lampau, serta hal-hal lain yang dapat didefinisikan sebagai
faktor-faktor kebutuhan personal
c) Faktor Struktural
Faktor struktural terjadi karena dari sifat stimuli dari fisik dan efek saraf
yang ditimbulkan pada sistem saraf individu dan bias terjadi secara tidak
sadar maupun sadar.
Selain ketiga faktor tersebut, terdapat juga beberapa faktor psikologis yang
dapat mempengaruhi seorang individu dalam mennghasilkan sebuah persepsi,
faktor- faktor tersebut ialah:
a) Kebutuhan
Ketika seseorang membutuhkan memiliki ketertarikan, atau menginginkan
suatu hal, kita akan dengan mudah mempersepsikan hal tersebut sesuai
dengan kebutuhan.
b) Kepercayaan
Sesuatu yang kita anggap benar akan mempengaruhi interpretasi kita
terhadap sebuah sinyal sensorik yang ambigu.
8

c) Emosi
Emosi dapat mempengaruhi interpretasi kita mengenai suatu informasi
sensorik suatu hal, misalnya seperti rasa ketakutan dan kecemasan.
d) Ekspektasi
Pengalaman seseorang dimasa lampau juga akan mempengaruhi seseorang
untuk mempersepsikan sesuatu (Wade dan Travis, 2007, hlm. 228).
Menurut Zainal dkk (2017, hlm. 328) Persepsi juga dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor dari dalam, seperti; belajar, motivasi, dan kerpibadian. Perbedaan
persepsi pun menurut Sawarsono (2013, hlm. 103-106) terjadi karena
dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya perhatian, kesiapan mental,
kebutuhan, sistem nilai, tipe kepribadian, dan gangguan kejiwaan.
2. Guru
a. Pengertian Guru
Guru menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang
pekerjaanya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Dalam pengertian
sederhananya guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada
anak didik dan dalam pandangan masyarakat guru adalah orang yang
melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu seperti lembaga
pendidikan formal, masjid, di rumah, dan sebagainya (Djamarah, 2000, hlm.
31). Menurut Uno dan Lamatenggo (2016, hlm. 2) guru adalah semua orang
yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap Pendidikan siswa, baik
secara individu maupun klasikal, di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
b. Persyaratan Guru
Guru sangat berperan besar dalam membangun karakter anak didik
sehingga berguna bagi agama, nusa dan bangsa serta mempersiapkan manusia
yang cakap dalam membangun diri, bangsa, dan negara (Abu Bakar, Nurjan,
Fatimatur, Mansur, Maimun, Syamsuddin, Efendi, 2009, hlm. 7). Menurut
Abidin, Mulyati, dan Yunansah (2017, hlm. 46) untuk menjadi guru terdapat
beberapa persyaratan yang telah diterapkan beberapa negara, yaitu:
a. Mempunyai kemampuan menggunakan berbagai strategi pembelajaran
yang mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan problem sloving
9

b. Menguasai teknologi pendidikan yang terus berkembang


c. Mempunyai keterampilan memanajemen kelas
d. Mampu dan terampil melaksanakan penelitian tentang praktik yang efektif
e. Mampu mendemonstrasikan kompetensi, kemampuan, serta profiensi
yang dapat diterima
c. Tugas dan Peran Guru
Guru mempunyai tugas dalam melaksanakan profesinya. Menurut
Roestiyah N.K dalam Djamarah (2000, hlm. 38-39) menyebutkan beberapa
tugas guru dalam mendidik anak didiknya, diantaranya:
a) Memberikan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian,
kecakapan dan pengalaman- pengalaman.
b) Membentuk karakter pribadi anak yang harmonis sesuai dengan cita dan
dasar negara.
c) Mempersiapkan anak didik agar menjadi warga negara yang baik.
d) Sebagai perantara atau media dalam proses pembelajaran, agar timbul
perubahan pengetahuian, tingkah laku, serta sikap.
e) Sebagai pembimbing yang membawa anak didik menuju pada
kedewasaan, tidak maha kuasa, dan tidak menurut sekehendaknya.
f) Sebagai jembatan antara lingkungan sekolah dengan lingkungan
masyarakat dari anak didik.
g) Sebagai penegak kedisiplinan seperti dengan memberikan contoh terlebih
dahulu.
h) Sebagai administrator dan manager dalam segala keguatan kelas.
i) Sebagai profesi yang tidak merasa dipaksa sehingga bekerja dengan baik
j) Sebagai perecana kurikulum yang akan dikerjakan atau dilakukan dalam
proses pembelajaran dikelas.
k) Sebagai pemimpin dimana memiliki kesempatan dan tanggung jawab
dalam proses pembelajaran.
l) Sebagai sponsor dalam kegiatan anak sehingga harus turut aktif dalam
segala aktifitas anak.
10

Selain yang telah disebutkan diatas, guru juga memiliki dua tugas lainnya.
Menurut Rusman (2013, hlm. 63-64) Guru memiliki dua kategori tugas yaitu:
tugas profesi dan tugas kemanusiaan. Tugas profesi adalah ketika seorang guru
melakukan proses pendidikan, pengajaran, dan pelatihan. Sementara tugas guru
dalam kemanusian adalah perwujudan dari tuntutan bahwa guru harus menjadi
orang tua kedua bagi anak murinya di sekolah.
Selain memiliki tugas, guru juga memiliki beberapa peranan dalam
pembelajaran. Menurut Mulyasa terdapat beberapa peran guru dalam
pembelajaran, yaitu:
a) Sebagai model dan teladan (Uswatun Hasanah)
Sebagai panutan bagi anak didik dan juga orang-orang disekitarnya. Maka
dari itu terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru ialah:
1. Sikap dasar
2. Bicara dan gaya bicara
3. Kebiasaan bekerja
4. Sikap melalui pengalaman dan kesalahan
5. Pakaian
6. Hubungan kemanusian
7. Proses berpikir
8. Perilaku neurotis
9. Keputusan
10. Kesehatan
11. Gaya hidup secara umum
b) Sebagai pembangkit pandangan
Guru diharapkan dapat memberi dan menjaga pandangan terhadap peserta
didik mengenai profesinya.
c) Sebagai pembawa cerita
d) Sebagai aktor
Guru tidak hanya bertugas untuk menyampaikan materi, namun bertugas
pula dalam membentuk kepribadian anak didik. Guru harus mampu
11

mengenal dan mengerti respons pendengarannya agar mengerti sikap apa


yang harus dilakukan.
e) Sebagai emansipator
Guru tidak boleh membeda-bedakan anak didik berdasarkan latar
belakang, jenis kelamin, dan sosial budayanya sehingga tidak ada
perbedaan dan rasa pilih kasih saat proses pembelajaran
f) Sebagai konservator
Guru sebaiknya menjaga tradisi kebudayaan yang sudah ada dan diajarkan
kepada peserta didik
g) Sebagai kulminator
Guru mengarahkan pembelajaran dengan rancangan peserta didik dapat
mengetahui kemajuan dalam pembelajarannya (Abu Bakar, dkk., 2009,
hlm. 12-13).
Menurut Rusman (2013, hlm. 52-58) guru juga mempunyai beberapa
peranan yang berkaitan dengan kompetensi guru meliputi:
a. Guru melakukan diagnose terhadap perilaku awal siswa
b. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c. Guru melaksanakan proses pembelajaran
d. Guru sebagai pelaksana administrasi sekolah
e. Guru mampu mengembangkan keterampilan diri
f. Guru dapat mengembangkan potensi anak
g. Guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah
Guru yang memiliki kompetensi profesional menurut Soedijarto dalam
Uno dan Lamatenggo (2016, hlm. 15) perlu menguasai:
a. Disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber pembelajaran
b. Memiliki bahan ajar yang akan digunakan
c. Memiliki pengetahuan mengenai karakter siswanya
d. Memahami filsafat dan tujuan Pendidikan
e. Mengetahui dan memahami metode dan model pembelajaran
f. Menguasai prinsip-prinsip teknologi pembelajaran
12

g. Memiliki pengetahuan penilaian, mampu merencanakan serta


memimpin proses Pendidikan.
Dengan melihat tugas-tugas dan peran guru tersebut tentu tugas guru
tidaklah mudah. Menjadi guru tentu harus berdasarkan panggilan jiwa, agar
dapat melaksanakannya dengan baik dan ikhlas (Djamarah, 2000, hlm. 39).
d. Guru Abad 21
Abad 21 ditandai dengan adanya globalisasi teknologi dan informasi
membawa dampak yang signifikan terhadap dunia pendidikan dan
pembelajaran, dimana guru bukan lagi berperan sebai satu-satunya sumber
belajar. Guru harus memerankan peran yang lebih kontekstual serta relevan
(Payong, 2011, hlm. 2). Pada pendidikan abad ke-21 terjadi perubahan dimana
guru dan peserta didiknya sama-sama menjadi peran penting dalam
pelaksanaan proses pembelajaran. Guru harus bisa menjadi mediator serta
fasilitator yang baik agar dapat mengembangkan potensi siswanya. Menurut
Michael Dictop terdapat 20 kriteria untuk menjadi guru diabad ke- 21, yaitu:
a) Guru tidak cepat puas hati dengan kemahiran yang sudah dimiliki, namun
terus berusaha untuk meningkatkan kemampuan dirinya
b) Guru harus selalu ingin mengetahui hal-hal baru yang penting dalam
tugas-tugas profesionalnya
c) Rasa kagum terhadap suatu hal baru yang positif dan termotivasi untuk
mengembangkan diri (sense of motivated)
d) Berpandangan dan melihat terus ke depan
e) Merasakan suatu hal itu bukanlah mustahil untuk menghasilkan ide diluar
akal pemikirannya
f) Siap menanggung resiko dan keadaan tidak nyaman
g) Terus menyesuaikan diri dengan kerja dan permasalahan baru
h) Berani untuk berbeda, mempunyai ide menarik, terus berbagi kebahagian
dengan orang lain, bersedia mempertahankan konsep dan idenya serta m.
i) Menyesuaikan diri mengikuti perkembangan dan selalu terbuka.
j) Menjaga hubungan baik dengan semua orang
k) Menilai masalah yang dihadapi dan memecahkannya.
13

l) Melihat segala hal dari perspektif yang luas


m) Tidak mudah panik saat menghadapi sesuatu
n) Terus belajar dari waktu ke waktu dalam ilmu pengetahuan dan
perkembangan teknologi
o) Memberi penilaian yang seimbang dengan pemikiran dan menganalisis
sebelum memberi keputusan
p) Selalu menyeimbangkan pikiran dan bekerja sama untuk memajukan
sekolahnya
q) Berkomunikasi secara baik serta mampu mengubah hal yang abstrak
menjadi kongkrit
r) Menghadapi masalah dengan sabar dan belajar dari kesalahan serta tidak
mudah putus asa
s) Senantiasa bekerja keras dan tekun
t) Senantiasa memiliki ide baru dan memiliki komitmen kuat terhadap
bidang profesi yang digeluti (Rusman, 2013, hlm. 18 - 19).
Dalam tugasnya, guru dituntut untuk dapat mengembangkan diri sesuai
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tugas guru sebagai profesi ialah
mendidik, mengajar, dan mendidik. Tugas guru sebagai pengajar ialah
meneruskan serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada
siswa. Tugas guru sebagai pelatih adalah mengembangkan dan menerapkan
keterampilan pada siswanya untuk menghadapi masa depan (Djamarah, 2000,
hlm. 37).
e. Tantangan Guru di Abad 21
Guru pada abad ke 21 memiliki tantangan yang besar dalam proses
Pendidikan. Menurut Abidin, Mulyati, dan Yunansah (2017, hlm. 44-47)
terdapat minimal tujuh tantangan besar yang akan guru hadapi dalam Pendidikan
yang global dan berkualitas, yaitu:
a. Konstruksi makna
Guru harus memiliki keterampilan mengarahkan siswa untuk mampu
membuat atau mengkonstruksikan makna dari pembelajaran yang dialami.
Konsep pembelajaran yang berpusat pada guru harus ditinggalkan. Guru
14

harus menggunakan pembelajaran yang berorietasi pada siswa dalam


menemukan dan menetapkan makna pembelajaran sendiri
b. Pembelajaran aktif
Guru harus bisa menggunakan model pembelajaran aktif sebagai model
pembelajaran yang utama digunakan saat pembelajaran di kelas. Dalam hal
ini siswa sudah tidak diperbolehkan pasif menerima informasi dari guru
dalam pembelajaran. Siswa diharuskan aktif untuk mampu bersikap
parsitipatif dan memiliki keterlibatan tinggi dalam pembelajaran. Tuntutan
ini menjadikan guru harus benar benar menguasai dan menerapkan
pembelajaran aktif
c. Akuntabilitas
Guru diharuskan memiliki akuntabilitas yang jelas, dimana guru harus
benar-benar kapabel dengan bidangnya. Seleksi guru yang memiliki
akuntabilitas ini sudah banyak diterapkan diberbagai sekolah unggulan di
Indonesia
d. Penggunaan teknologi
Dengan adanya perkembangan yang sangat pesat dari bidang Iptekkom
(ilmu pengetahuan teknologi dan komunikasi), teknologi seperti computer
dan internet tentu menjadi media yang paling penting dalam pembelajaran.
Guru di zaman ini tentu disyaratkan untuk mempunyai kemampuan
penguasaan teknologi. Guru atau calon guru yang belum melek akan
teknologi tentu akan tergeser posisinya dari lapangan profesi keguruan
e. Peningkatan kompetensi siswa
Guru harus mampu meningkatkan kompetensi siswa dalam
pembelajarannya. Kompetensi disini adalah keterampilan yang
sesungguhnya, bukan mengenai pengetahuan yang berupa hafalan seperti
yang masih banyak digunakan oleh para guru. Dalam hal ini guru tidak
mengembangkan IQ anak sebagai indikator yang utama, namun guru lebih
mementingkan kreatifitas siswa dalam kecerdasan majemuk
f. Kepastian pilihan
15

Guru harus memiliki kepastian tempat mengajar. Dengan adanya Badan


Hukum Pendidikan (BHP), guru dapat berubah statusnya sesuai dengan
kompetensi yang dia miliki. Tidak menutup kemungkinn guru tetap akan
berubah posisi menjadi guru kontrak walaupun berstatus PNS. Maka dari itu
hanya guru berkualitas yang memiliki kepastian pilihan dalam profesinya
g. Masyarakat multikultur
Guru diharuskan siap dengan situasi mengajar dengan masyarakat
multicultural. Globalisasi Pendidikan merupakan hal yang sudah tidak dapat
dihindari. Guru di masa ini sudah banyak yang mengelukan sulitnya
mengajar siswa dengan beragam budaya, apalagi dengan siswa yang
multibudaya secara internasional. Maka dari itu penting untuk
mempersiapkan diri atas tuntutan pembelajaran yang multikultur ini.
f. Kompetensi Guru abad 21
Menurut Undang-Undang No. 14 tahun 2005 Mengenai Guru dan Dosen
serta Peraturan Pemerintah N0. 19 tahun 2005 menyatakan bahwa guru
profesional harus memiliki syarat kualifikasi akademik sekurang-kurangnya
S1/D-IV dan memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedadogis,
professional, kepribadian, dan sosial (Payong, 2011, hlm. 3). Selain itu terdapat
beberapa keahlian standard yang harus dimiliki guru abad ke-21, diantaranya:
1. Dapat Mengoperasikan dan menggunakan laptop atau computer
2. Dapat menguasai Miscrosoft Office atau software sejenisnya
3. Dapat menggunakan kamera video yang dapat membantu siswa belajar
4. Dapat mengedit gambar atau video untuk keperluan mengajar
5. Dapat membuat slide persentasi serta menyajikannya dengan menarik
6. Dapat menulis esai dan cerita sederhana
7. Dapat menggunakan jejaring social dan internet
8. Mengenal dunia blogging atau memiliki blog sendiri walaupun dalam
bentuk sederhana (Rusman, 2013, hlm. 20).
Menurut intel education dalam Rusman (2013, 30) pada abad ke 21 ini, guru
harus memiliki beberapa kecakapan diantaranya:
1. Akuntabilitas dan kemampuan beradaptasi, dimana guru mampu
16

bertanggung jawab pribadi dan fleksibel di tempat bekerja serta


masyarakat
2. Kecakapan berkomunikasi, guru mampu memahami, mengelola, dan
meciptakan komunikasi yang efektif baik secara lisan, tulisan, maupun
multimedia
3. Kreativitas dan keingintahuan intelektual, guru mengembangkan,
melaksanakan, dan menyampaikan gagasan gagasan baru kepada orang
lain secara terbuka dan responsif pada prespektif lain yang baru dan
berbeda
4. Berpikir kritis dan dalam system, dimana guru meberikan penalaran yang
logis dalam pemahaman dan pilihan yang kompleks dan koneksi antar
sistem
5. Kecakapan melek informasi dan media, guru menganalisa, mengakses,
mendesain, mengelola, mengintegrasi, mengevaluasi, dan menciptakan
informasi ke dalam bentuk apapun
6. Kecakapan pribadi dan hubungan kerjasama, guru mampu bekerja sama,
memiliki sifat kepemimpinan, bertanggung jawab, dan bekerja produktif
7. Identifikasi masalah, penjabaran, dan solusi, dimana guru diharuskan
memiliki kemampuan untuk menyusun, mengungkapkan, dan
menyelesaikan masalah
8. Pengarahan pribadi, guru memantau pemahaman diri dan mempelajari
kebutuhan pembelajaran, dan menemukan sumber-sumber belajar yang
tepat untuk siswa
9. Tanggung jawab sosial, yaitu tanggung jawab guru dalam bertindak dan
mengutamakan kepentingan masyarakat, menunjukan perilaku yang etis
pada tempat kerja dan di masyarakat.
Selain itu, guru juga sebaiknya memiliki 7 keterampilan guru sains dalam
in-service dan pre-service dalam mengembangkan keterampilan abad 21 yang
harus dimiliki oleh siswanya, keterampilan guru tersebut diantaranya memiliki
pemahaman yang baik, dapat mengklasifikasikan, mengukur, menggunakan
angka, mengkomunikasikan, memprediksi dan menafsirkan (Kruea-In, Kruea-
17

In, Fakcharoenphol, 2015). Pada abad ke 21 ini dibutuhkan pula guru yang
bisa menjadi media yang terpelajar dan mampu mengakses, mengevaluasi,
memproduksi, dan berkomunikasi dengan menggunakan berbagai bentuk
teknologi. Hal ini dibutuhkan karena semakin hari, teknologi terus berkembang
dan guru juga harus mengikuti perkembangan tersebut agar dapat mencapai
keberhasilan dalam mengajar abad 21 (Domine, 2011).

3. Keterampilan Abad 21
Abad ke-21 dikatakan sebagai abad globalisasi dimana kehidupan manusia
pada abad ini mengalami perubahan-perubahan yang berbeda dengan tata
kehidupan dalam abad sebelumnya (Wijaya, dkk., 2016). Keadaan abad 21
ditandai oleh perubahan pada berbagai aspek kehidupan, bukan dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi, tetapi juga dalam bidang lain seperti bidang
ekonomi, sosial, dan politik (Patras dan Hidayat, 2013). Maka dari itu tentu
saja pendidikan yang ada di Indonesia harus disesuaikan dengan perubahan
abad 21 tersebut.
Pembelajaran abad 21 akan terus mengalami perubahan dramatis dan tidak
terprediksi karena mengikuti kemajuan teknologi yang berkembang pesat
(Faulkner dan Latham, 2016). Dalam memenuhi tuntutan abad ke 21 aspek
pendidikan, pekerjaan, dan perdagangan di abad ke-21 sangat memerlukan
keterampilan tambahan seperti keterampilan komunikasi, kecerdasan
teknologi, pandangan global, mampu bekerja kolaboratif, memiliki
keterampilan digital, dan dapat mengguanakan aplikasi yang lebih inovatif.
Pembelajaran pada abad yang lalu tidak dapat digunakan lagi karena
pendidikan harus terus mengikuti pesatnya perkembangan teknologi yang
berkembang di seluruh lapisan masyarakat dunia seperti misalnya penggunaan
internet (Geisinger, 2016).
Teknologi Pendidikan merupakan pengembangan serta penerapatan alat
dan teknik yang dapat menunjang proses pembelajaran (Ariyani, Astuti,
Alviawati, 2014). Menurut Osman dan Marimuthu (2010) Pada abad 21 ini
prestasi dalam akademis saja mungkin tidak cukup untuk menjamin kesuksesan
di masa depan. Makna dari prestasi siswa pada abad ini dimaknai dengan
18

penguasaan keterampilan abad ke-21 yang akan dibutuhkan siswa untuk


berkembang di masa depan. Dimana siswa dapat menerapkan keterampilannya
dan juga menerapkan pengetahuan yang sudah mereka miliki dalam
menghadapi tantangan di masa depan pada era digital.
a. Format Pendidikan Abad 21
Format Pendidikan pada abad 21 menurut Asep Herry Hermawan sebagai
berikut :
a) Cyber (E-Learning) Cyber atau electronic learning adalah pembelajaran
menggunakan teknologi komputer atau internet.
b) Pembelajaran jarak jauh (Open and Distance Learning) adalah
pembelajaran yang dilakukan tanpa guru dan murid bertatap langsung
c) Quantum Learning adalah pembelajaran yang metodenya disesuaikan
dengan cara kerja otak manusia
d) Cooperative Learning adalah pembelajaran dengan menggunakan
kelompok kecil. Dimana siswa diharapkan bias bekerja sama dan
bertanggung jawab atas tugasnya.
e) Society Technology Science (STS). Pendekatan ini digunakan untuk siswa
agar dapat mengintegrasikan pembelajaran dengan permasalahan dalam
ilmu pengetahuan, teknologi dan masyarakat.
f) Accelerated Learning adalah kemampuan untuk menyerap informasi baru
secara cepat dan dapat mempertahankannya. (Patras dan Hidayat, 2013).
Penggunaan media dan melek digital adalah aspek utama dalam
keterampilan abad 21 (Weninger, 2017). Di zaman teknologi sekarang inilah
sangat penting dalam proses belajar siswa, sekolah diharapkan dapat
memanfaatkan dan memaksimalkan potensi teknologi dan informasi dalam
mengembangkan potensi keterampilan abad ke-21 kepada semua siswa
(Sakuliampaiboon, Songkhla, Sujiva, 2014). Pemanfaatan teknologi yang
efektif tidak hanya meningkatkan pengajaran dan pembelajaran tetapi juga
dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi serta keterampilan
abad ke 21 lainnya yang penting bagi keberhasilan siswa (O’neal dkk., 2017).
19

b. Komponen Keterampilan Abad 21


Menurut Kereluik dkk (2013), terdapat model 3 x 3 (three times three)
dalam model pembelajaran abad 21 yaitu sebagai berikut:
1. Pengetahuan dasar/foundantional knowledge (apa yang perlu kita ketahui)
di dalamnya terdiri atas pengetahuan disiplin inti, pengetahuan lintas
disiplin , dan literasi digital / TIK.
2. Pengetahuan meta/meta knowledge (bagaimana kita bertindak berdasarkan
pengetahuan yang kita miliki) terdiri dari kreativitas dan inovasi,
pemecahan masalah / pemikiran kritis, dan komunikasi / kolaborasi.
3. Pengetahuan humanistik/humanistic knowledge (nilai-nilai yang kami
bawa ke pengetahuan dan tindakan) terdiri dari keterampilan hidup /
pekerjaan, kesadaran etis / emosional, dan kompetensi budaya
Institusi pendidikan dituntut untuk menggunakan pembelajaran abad 21
dimana nantinya pembelajaran ini menghasilkan siswa yang memiliki
keterampilan abad 21 yang cerdas, fleksibel, dan gesit sesuai dengan kebutuhan
dunia kerja di masa depan (Benade, Leon, 2016). Terdapat beberapa
keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa pada abad 21 ini diantaranya:
1. Keterampilan Komunikasi dan Informasi
a) Keterampilan melek informasi dan media
b) Keterampilan komunikasi
2. Keterampilan Berpikir dan Memecahkan Masalah
a) Bepikir Kritis
b) Mengidentifikasi masalah, menelaah, dan memecahkan masalah..
c) Kreatif dan mampu mengembangkan gagasan dan memberi tahu orang
lain
3. Keterampilan Interpersonal dan Self-directional
a) Kolaboratif dalam kerja tim
b) Mampu beradaptasi dan fleksibel dilingkungannya
c) Bertanggung jawab pada diri sendiri, orang lain dan dalam
bermasyarakat. (Sahin, 2009).
20

Keterampilan abad 21 mencangkup 3 hal yaitu (1) life and career skills,
(2) learning and innovation skills, dan (3) Information media and technology
skills (Murti, 2015) yang dapat digambarkan dengan pelangi keterampilan
dalam bentuk seperti berikut:

Gambar 2.1. Pelangi Keterampilan Abad 21 (P21, 2015)

Terdapat empat aspek dalam keterampilan abad 21 menurut NEA


(National Education Association) yang pertama adalah berpikir kritis. Berpikir
kritis dapat memberikan kesuksesan dalam studi dan karir. Dimana
keterampilan seperti analisis, interpretasi, ketepatan dan ketelitian, pemecahan
masalah, dan penalaran lebih penting daripada hanya sekadar penguasaan
konten tertentu. Belajar berpikir kritis membimbing peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan yang lain, seperti level konsentrasi tingkat
tinggi, kemampuan menganalisis dan proses berpikir secara mendalam.
Keterampilan yang kedua adalah komunikasi. Peserta didik harus dapat
menganalisis dan memproses sejumlah informasi yang jumlahnya sangat
melimpah dalam kehidupan atau pekerjaan sehari-hari. Peserta didik harus
mampu menilai sumber-sumber informasi yang kredibel dan bagaimana
sumber-sumber informasi ini dapat digunakan. Keterampilan yang ketiga
menurut NEA (n.d.) adalah kolaborasi. Pada umumnya, kolaborasi telah
21

diterima sebagai keterampilan yang penting untuk mencapai hasil-hasil belajar


maupun pekerjaan yang efektif dan bermakna.
Pada dekade sekarang ini, kolaborasi tidak hanya penting, tetapi juga
diperlukan oleh semua orang. Peserta didik harus mampu berkolaborasi satu
sama lain dalam masyarakat global. Dan keterampilan yang terakhir adalah
kreativitas. Pada abad ini dunia membutuhkan orang-orang yang dapat berpikir
kreatif. Oleh karena itu, maka diharapkan peserta didik dapat menjadi kreator.
Jika pada saat mereka lulus namun tidak mampu mencipta dan berinovasi,
maka mereka tidak akan siap menghadapi tantangan di dunia kerja dan
masyarakat global (Redhana, 2015).
Dalam keterampilan abad 21 terdapat beberapa komponen serta aspek-
aspek yang harus diperhatikan dan dipahami terutama oleh pendidik.
Komponen serta aspek yang harus diperhatikan menurut Partneship for 21st
Century Learning (2015) meliputi:
1. Subjek inti dan tema abad 21.
Siswa diharapkan mampu menguasai subjek inti dan dapat
mengintegrasikan seluruh tema abad 21 kedalam subjek inti yang
diajarkan. Subjek inti dalam abad 21 ini meliputi materi pelajaran dasar
seperti bahasa (terutama bahasa inggris sebagai bahasa penghubung antar
negara), membaca, seni, matematika, ekonomi, sains, geografi, sejarah,
pemerintahan, dan kewarganegaraan. Selain itu terdapat beberapa tema
abad 21 yang perlu diintegrasikan meliputi kesadaran global, literasi
finansial, ekonomi, bisnis, dan interprener, literasi kewarganegaraan,
literasi kesehatan, dan literasi lingkungan.
2. Keterampilan belajar dan inovasi
Keterampilan ini digunakan untuk mempersiapkan peserta didik agar
siap dalam lingkungan kerja dan permasalahan kehidupan yang lebih
kompleks pada abad 21. Fokus pada keterampilan ini adalah berpikir kritis
dan pemecahan masalah, berpikir kreatif dan inovasi, serta komunikasi,
dan kolaborasi.
22

a. Kreativitas dan inovasi meliputi:


1) Berpikir kreatif, dimana siswa mampu:
- Menggunakan berbagai teknik pembuatan ide (seperti
brainstorming)
- Menciptakan ide baru dan bermanfaat
- Mampu menyaring, menganalisis, dan mengevaluasi ideide
yang mereka ciptakan sendiri
2) Bekerja kreatif dengan orang lain, dimana siswa mampu
- Mengembangkan, menerapkan, dan mengkomunikasikan ide
baru secara efektif pada orang lain
- Bersikap terbuka dan responsif pada prespektif baru dan
beragam
- Menunjukan keaslian dan daya cipta dalam pekerjaan, serta
mengetahui batasan-batasan dalam mengadopsi ide
- Menjadikan kegagalan sebagai pembelajaran kedepannya
3) Menerapkan inovasi
- Menggunakan ide-ide kreatif yang telah dimiliki dan terapkan
agar bermanfaat bagi bidang bidang yang sesuai inovasi
tersebut.
b. Berpikir kritis dan pemecahan masalah meliputi:
1) Bernalar secara efektif, dimana siswa mampu menggunakan
berbagai jenis penalaran (induktif, deduktif) sesuai kondisinya
2) Menggunakan berpikir sistem, berarti mampu menganalisis
bagaimana setiap bagian berhubungan satu sama lain membentuk
sebuat sistem yang kompleks
3) Membuat penilaian serta keputusan, dimana seseorang mampu:
- Efektif dalam menganalisis dan mengevaluasi bukti, argumen,
klaim, dan kepercayaan
- Menganalisis dan mengevaluasi berbagai sudut pandang
- Mensintesis dan membuat hubungan antara informasi dan
argumen yang dimiliki
23

- Menafsirkan informasi dan mengambil kesimpulan berdasarkan


analisis tyang baik
- Merefleksiskan dengan kritis berdasarkan pengalaman dan
proses pembelajaran
4) Memecahkan masalah, berarti siswa mampu:
- Memecahkan berbagai jenis masalah yang tidak familier baik
dalam cara konvensional maupun inovatif
- Identifikasi dan ajukan pertanyaan signifikan yang
mengklarifikasi berbagai sudut pandang dan mengarah pada
solusi yang lebih baik
c. Komunikasi dan kolaborasi meliputi:
1) Berkomunikasi ecara efektif
- Menyampaikan pemikiran dan gagasan secara efektif
menggunakan keterampilan komunikasi secara lisan, tertulis,
dan nonverbal dalam berbagai konteks
- Mendengarkan secara efektif untuk menguraikan makna, baik
dari segi pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap
- Menggunakan komunikasi untuk berbagai tujuan yang jelas
(misalnya untuk memberi informasi, menginstruksikan,
memotivasi, atau membujuk)
- Memanfaatkan berbagai media dan teknologi, serta memahami
bagaimana keefektifan penggunannya serta dampaknya
- Berkomunikasi secara efektif di lingkungan yang beragam
(penggunaan multi-bahasa)
2) Berkolaborasi dengan Orang Lain
- Memiliki kemampuan untuk bekerja efektif dan penuh rasa
hormat dalam satu tim
- Melatih fleksibilitas dan kemapuan untuk membantu, berdiskusi
membuat sebuah kesepakatan untuk mencapai tujuan bersama
24

3. Keterampilan informasi, media dan teknologi


Siswa diharapkan dapat menguasai keterampilan berpikir kritis dan
dapat menghubungkannya dengan informasi, media dan teknologi.
a. Literasi informasi dimana siswa diharapkan mampu
1) Mengakses dan menilai informasi
- Mengakses informasi dengan efisien dan efektif
- Mengevaluasi informasi dengan kritis
2) Menggunakan dan mengelola informasi
- Menggunakan informasi secara akurat dan efektif terhadap
berbagai isu dan masalah
- Mengelola informasi dari berbegai sumber
- Menerapkan pemahaman isu isu etik dan legal dalam
penggunaan informasi
b. Literasi media dimana siswa diharapkan mampu
1) Menganalisis media
- Memahami bagaimana dan mengapa pesan media dibuat serta
mengetahui tujuannya
- Menganalisis bagaimana seseorang menggunakan pesan yang
berbeda, bagaimana pengaruh pandangan dan nilai-nilai pada
media, dan memahami bagaimana media dapat mempengaruhi
seseorang
- Memahami dasar isu isu etik dan legal dalam mengakses dan
menggunakan media
2) Menciptakan produk media
- Memahami serta menggunakan alat-alat dalan pembuatan
media yang sesuai
- Memahami dan menggunakan media yang sesuai dengan
lingkungan yang berbeda serta multikultur
25

c. Literasi infrormasi, komunikasi, dan teknologi (ICT) dimana siswa


diharapkan mampu menerapkan teknologi secara efektif
- Menggunakan teknologi untuk menyelidiki, mengorganisasikan,
mengevaluasi, serta mengkomunikasikan ide yang dimiliki
- Mampu menggunakan teknologi digital, alat-alat komunikasi, dan
jejaring sosial yang sesuai dalam mengakses, mengelola,
mengaplikasikan, mengevaluasi, serta menciptakan informasi di
abad globalisasi ini
- Memahami isu-isu etik dan legal dalam penggunaan teknologi
yang ada
4. Keterampilan hidup dan karir
Pada zaman ini peserta didik tidak hanya cukup menguasai
keterampilan berpikir dan memahami konsep saja, namun juga menguasai
keterampilan hidup dan karir seperti
a. Fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi seperti beradaptasi terhadap
perubahan dan memiliki fleksibilitas.
b. Inisiatif dan pengarahan diri seperti mengelola tujuan dan waktu,
bekerja secara independen, dan meliputi menjadi pebelajar mandiri,
c. Keterampilan sosial dan lintas budaya seperti berinteraksi secara
efektif dengan orang lain, bekerja secara efektif dengan anggota tim
yang berbeda
d. Produktivitas dan akuntabilitas seperti mengelola projek dan
memproduksi hasil,
e. Kepemimpinan dan tanggung jawab seperti membimbing dan
mengarahkan orang lain, serta betanggung jawab kepada orang lain

c. Lingkungan Belajar Abad 21


Selain memperhatikan komponen serta aspek yang harus dicapai, terdapat
beberapa kriteria lingkungan pembelajaran abad 21 menurut Partneship for 21st
Century Learning (2015), diantaranya:
26

1) menciptakan praktik belajar dan lingkungan fisik yang mendukung


pembelajaran keterampilan abad 21,
2) mendukung masyarakat belajar secara profesional yang memungkinkan
pendidik berkolaborasi, berbagi praktik terbaik, dan mengintegrasikan
keterampilan abad 21 ke dalam praktik kelas; mendorong peserta didik
belajar dalam konteks abad XXI yang relevan (misalnya, melalui
pekerjaan berbasis projek atau pekerjaan terapan lainnya),
3) memungkinkan akses yang sama terhadap alat-alat belajar yang
berkualitas, teknologi, dan sumber-sumber lainnya,
4) menyediakan rancangan interior dan arsitektur bagi kelompok, tim, dan
belajar individu,
5) mendukung keterlibatan internasional dan masyarakat dalam belajar, baik
secara tatap muka maupun online.
Di Indonesia sendiri kesadaran mengenai pentingya keterampilan abad 21
sudah ada. Hal ini dapat ditemukan dalam (Afandi, Junanto, Afriyani, 2016)
Badan Nasional Standar Pendidikan tahun 2010 yang menyatakan bahwa
“Pendidikan Nasional abad 21 bertujuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa,
yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia, dengan
kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia global,
melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia yang
berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuan untuk
mewujudkan cita-cita bangsanya”. Selain itu terdapat paradigma dalam
mewujudkan abad 21 di Indonesia diantaranya adalah:
1. Pendidikan hakekatnya adalah proses penemuan diri yang berlangsung
sepanjang hayat untuk mengembangkan potensi diri yang memberikan
kepuasan dan makna dalam kehidupannya.
2. Pendidikan adalah pengawal dalam mengikuti peradaban.
3. Pendidikan merupakan kekuatan moral dan intelektual yang seimbang
4. Pendidikan tidak bergantung pada pengajaran, namun muncul karena rasa
ingin tahu dan dilakukan atas kemauan sendiri. (BSNP, 2010).
27

Menurut Redhana (2015), terdapat beberapa model pembelajaran yang dapat


digunakan dalam kelas untuk menunjang penerapan keterampilan abad 21
dalam pembelajaran, diantaranya:
1) Pembelajaran berbasis projek, Model pembelajaran berbasis projek
merupakan model pembelajaran yang mengacu pada filosofi
konstruktivisme, yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil
konstruksi kognitif melalui suatu aktivitas peserta didik. Melalui projek
yang dikerjakan oleh peserta didik, secara tidak langsung aktivitas peserta
didik meningkat karena mereka bebas mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang mereka miliki. Pembelajaran berbasis projek dalam
penerapannya berfokus pada keterlibatan peserta didik dalam menemukan,
merancang, dan memecahkan masalah dengan usaha sendiri
2) Pembelajaran berbasis masalah, Pembelajaran berbasis masalah
merupakan model kurikulum yang menggunakan masalah. Tidak seperti
pembelajaran konvensional, pembelajaran berbasis masalah dirancang
oleh peserta didik. Artinya, peserta didik menjadi “arsitek” dari
pembelajaran yang dilakukannya yaitu peserta didik bertanggung jawab
dan mengendalikan pembelajarannya. Peserta didik mengidentifikasi apa
yang mereka ketahui dan apa yang mereka belum ketahui (isu-isu belajar).
Ini merupakan prasyarat untuk memahami masalah dan membuat
keputusan yang diperlukan untuk memecahkan masalah. Peserta didik
harus mengumpulkan informasi dari buku-buku teks dan/atau sumber-
sumber informasi lain agar mereka dapat menggali pengetahuan sebanyak-
banyaknya.
3) Pembelajaran berbasis desain, Dalam pembelajaran berbasis desain,
peserta didik disuruh merancang atau menciptakan suatu artefak yang
mengharapkan peserta didik menerapkan pengetahuan dan prinsip-prinsip
yang dipelajari (Darling-Hammond, 2008). Pembelajaran berbasis desain
sering ditemukan dalam domain teknologi, seni, teknik, arsitektur, dan
sains, yaitu peserta didik diminta menghasilkan ide-ide, membuat
prototype, dan menguji hasil kreasinya
28

4) Pembelajaran berbasis argument, pembelajaran berbasis argumen adalah


suatu model pembelajaran yang menggunakan argumen dalam penyajian
konten materi subjek. Berdasarkan argumen ini, peserta didik
mengidentifikasi klaim dan premis dan kemudian membuah hubungan di
antara keduanya. Dengan pembelajaran berbasis argumen ini, banyak
sekali ketarampilan yang dapat dilatihkan. Tidak saja keterampilan
berpikir kritis, tetapi juga keterampilan kolaborasi, komunikasi, dan
kreativitas
Menurut Thieman (2008) terdapat beberapa teknologi yang diharapkan dapat
guru kuasai pada pembelajaran abad 21, diantanya aplikasi power point,
graphic organizer, desktop publishing, software spreadsheet, web tools,
aplikasi digital, video, dan perangkat proyeksi komputer atau video.
B. Penelitian Relevan
Terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan judul yang peneliti ambil,
diantaranya:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sumen dan Salisici (2017) dengan judul
“Examining the 21st Century Skill of Secondary School Students: A Mixed
Method Study” Pada penelitian ini ditemukan bahwa siswa memiliki
penguasaan keterampilan abad 21 yang sangat baik. Siswa menyatakan
bahwa para guru memberikan pengarahan dan penerapan keterampilan abad
21 dalam pembelajaran sehingga mereka mampu memiliki pengusaan
keterampilan abad 21 yang baik
2. Penelitian yang dilakukan oleh Setyana (2014) dengan judul “Peran guru
dalam mengembangkan keterampilan sosial siswa mata pelajaran IPS di
SMK”. Pada penelitian ini ditemukan bahwa masih banyak guru yang
memahami bahwa menghafal adalah proses terpenting dalam pembelajaran.
Selain itu ditemukan juga bahwa para guru masih belum memahami
mengenai keterampilan apa saja yang perlu dikuasai oleh siswa dan
diterapkan dalam pembelajaran.
3. Penelitian yang dilakukan oleh O’neal, Gibson, dan Cotten (2017) dengan
judul “Elementary School Teachers' Beliefs about the Role of Technology
29

in 21st-Century Teaching and Learning”. Sampel pada penelitian adalah


mayoritas perempuan dan semua sampel berasal dari Afrika-Amerika. Pada
penelitian tersebut ditemukan bahwa masih banyak yang guru tidak
memahami dan melibatkan literasi teknologi untuk meningkatkan
kemampuan abad ke-21. Mereka hanya menggunakan teknologi dalam
pembelajaran hanya sebagai tambahan fasilitas di kelas.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Fatimah dan Santiana (2017) dengan judul
“Teaching in 21st century: Students-Teachers’ pereption of technology use
in the classroom”. Pada penelitian tersebut ditemukan bahwa para guru
memiliki persepsi yang baik mengenai penggunaan literasi media teknologi.
Mereka memahami dalam pembelajaran, penggunaan media teknologi
sangat diperlukan untuk memaksimalkan kualitas siswa di abad ke 21 ini.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Li Li (2016) dengan judul “Integrating
thinking skills in foreign language learning: What can we learn from
teachers’ perspectives?”. Pada penelitian tersebut ditemukan bahwa masih
banyak guru yang memiliki persepsi bahwa menghafal adalah hal yang
paling penting dalam pembelajaran. Masih banyak guru yang memahami
bahwa penalaran, logika, kecerdasan, dan pemikiran kritis pada
keterampilan berpikir kreatif dan berpikir kritis yang dimiliki oleh siswa
muncul bukan karena guru mengasah keterampilan belajarnya, namun akan
muncul apabila siswa mampu menghafal materi pembelajaran.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Mishra dan Mehta (2017) dengan judul
“What We Educators Get Wrong About 21st-Century Learning: Results of
a Survey”. Sampel pada penelitian adalah mayoritas guru perempuan. Pada
penelitian ini ditemukan beberapa kesalahpaham guru dalam mengarahkan
keterampilan abad 21. Seperti makna dari kreativitas, kolaborasi, berpikir
kritis, dan komunikasi merupakan konten netral dimana dalam
mewujudkannya tidak memerlukan disiplin ilmu pengetahuan, lalu terdapat
juga paham bahwa menghafal merupakan hal yang baik dalam proses
pembelajaran. Hal ini menunjukan bahwa masih banyak guru yang memiliki
30

persepsi kurang baik mengenai keterampilan abad 21 baik dari tujuan


maupun dalam proses pencapaiannya.
Berdasarkan beberapa penelitian relevan tersebut, peneliti tertarik mengambil
judul persepsi guru kimia mengenai keterampilan abad 21.
C. Kerangka Berpikir
Guru berperan dalam membina siswa agar mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Mengingat peranan guru yang begitu penting dalam proses
pembelajaran, seorang guru yang mengajar pada abad 21 ini tentunya harus
memiliki pemahaman dan pengetahuan mengenai keterampilan abad 21 yang baik.
Dalam pembelajaran abad ini, siswa diharapkan dapat menguasai keterampilan
abad 21 untuk menunjang kehidupan masa depannya. Keterampilan abad 21 yang
dimaksud adalah keterampilan belajar dan inovasi, keterampilan informasi, media,
dan teknologi. Dan untuk mencapai itu semua maka persepsi guru harus sesuai
dengan teori yang berkembang saat ini. Maka dari itu peneliti ingin mengetahui
seperti apa persepsi para guru kimia mengenai keterampilan abad 21.
31

Perkembangan zaman menuntut peserta didik mampu mengimplementasikan


keterampilan abad 21

Kurikulum di Indonesia sudah mengarah pada penerapan keterampilan


abad 21 dalam pembelajaran

Guru memiliki peranan penting dalam mengarahkan


siswa menguasai keterampilan abad 21

Masih banyak guru yang memahami bahwa


kemampuan menghafal merupakan hal
terpenting dalam pembelajaran

Pemahaman mempengaruhi bagaimana


guru menerapkan keterampilan abad 21
dalam pembelajaran kimia

Persepsi guru kimia mengenai


keterampilan abad 21

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian telah dilaksanakan selama 4 minggu dari tanggal 8 November
2018 sampai dengan 9 Desember 2018. Penelitian dilakukan kepada alumni
Pendidikan Kimia, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
berprofesi sebagai guru kimia di Sekolah Menengah Atas, atau Madrasah
Aliyah.

B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif
deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang tidak melakukan
kegiatan eksperimen dan hanya bermaksud untuk menggambarkan atau
menjelaskan gejala yang ada terjadi (Arikunto, 2013, hlm. 250).
Penelitian survei merupakan strategi yang digunakan dalam penelitian ini.
Penelitian survei merupakan penelitian yang mengumpulkan informasi dari
sumber dengan menggunakan angket atau sistem wawancara (Arifin, 2011,
hlm 64). Penelitian ini menjelaskan secara kuantitatif opini dari suatu populasi,
dengan cara mengambil sampel dari pupulasi yang ada (Creswell, 2014, hlm.
18-19). Penelitian survey ini menggunakan kuisioner yang berkisar pada ruang
lingkup seperti lingkungan sosial, aktivitas, dan pendapat serta sikap (Bungin,
2005, hlm. 52).

C. Prosedur Penelitian
Penelitian dimulai dengan membuat instrumen berupa angket dengan kisi-
kisinya berdasarkan aspek Keterampilan Abad 21 dalam Partnership for 21st
Century Learning (2015). Instrumen tersebut kemudian di validasi isi dan
empirik. Validasi isi dilakukan ke dosen Pendidikan Kimia sementara validasi
empirik ke mahasiswa pendidikan kimia 2014. Setelah melakukan validasi,
pernyataan angket yang valid diinput ke dalam bentuk google form, sehingga
angket dapat diisi secara online oleh Alumni Pendidikan Kimia UIN Syarif

32
33

Hidayatullah Jakarta. Tautan google form kemudian disebarkan melalui grup-


grup alumni yang terdata disetiap angkatan. Setelah dilakukan pengisian
angket secara online oleh alumni Pendidikan Kimia yang berprofesi sebagai
guru mata pelajaran kimia, data angket dikumpulkan kemudian dianalisis.

Pembuatan instrumen
Validasi Isi Instrumen ke Validasi Empirik ke
angket berdasarkan
salah satu dosen mahasiswa pendidikan
Partnership for 21st
pendidikan kimia kimia 2014
Century Learning (2015)

Pengisian angket oleh Tautan Google form


disebarkan ke Alumni
Angket valid diinput ke
alumni yang menjadi
guru kimia Pendidikan Kimia
bentuk Google form

Data Persepsi Guru Analisis Data


Kimia

Gambar 3.1. Skema Alur Penelitian

D. Populasi dan Sampel Peneltian


Populasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada
(Bungin, 2010, hlm. 109), dimana keseluruhan objek menjadi sumber data dari
penelitian. Populasi yang dimaksud disini adalah keseluruhan data yang
menjadi perhatian peneliti dalam sebuah ruang lingkup tempat maupun waktu
yang sudah ditentukan (Zuriah, 2006, hlm. 116). Maka populasi dalam
penelitian ini adalah guru yang memiliki latar belakang pendidikan kimia.
Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling,
dimana sampel yang diambil telah melewati seleksi dan dapat mewakili
populasi yang diteliti (Zuriah, 2006, hlm.119). Dalam penelitian ini, peneliti
34

mengambil sampel yaitu Alumni Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah


Jakarta dikarenakan sampel memiliki akses yang lebih mudah dijangkau oleh
peneliti.

E. Teknik Pengumpulan Data


Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
dengan angket atau kuisioner. Angket diberikan dengan mengajukan
pertanyaan tertulis dan diberikan kepada orang yang bersedia menjadi
responden (Arikunto, 2010, hlm. 102-103).
Angket terdiri dari beberapa bagian yaitu, pendahuluan yang berisikan
petunjuk untuk narasumber dalam mengisi angket, bagian identitas yang
berisikan identitas dari narasumber, dan yang terakhir bagian isi angket
(Bungin, 2010, hlm. 133). Dalam penelitian ini, para guru akan diberi beberapa
pernyataan angket mengenai persepsinya pada keterampilan abad 21 yang
diunggah ke google form (hhtps://goo.gl/forms/p2g9jllalnK5vPhF2) disebar
melalui grup alumni perangkatannya.

Gambar 3.2. Angket yang diunggah ke Google Form


35

F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
angket atau kuisioner persepsi guru mengenai keterampilan abad 21. Angket
atau kuisioner diberikan kepada Alumni Pendidikan Kimia yang dijadikan
sampel dengan menggunakan Google Form. Angket yang digunakan adalah
jenis angket langsung dan tertutup. Angket langsung tertutup digunakan untuk
menggali apa yang dialami oleh responden sendiri mengenai objek dan subjek
tertentu (Bungin, 2010, hlm. 133). Di dalam penelitian ini terdapat dua jenis
angket yang diisi oleh responden. Pertama responden mengisi angket multiple
choice, yang digunakan untuk mengetahui pemahaman awal responden
mengenai keterampilan abad 21.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Implementasi Keterampilan Abad 21


Dimensi Indikator Butir Pernyataan
Apakah Anda mengetahui apa itu
keterampilan abad 21?
Ya Tidak
Darimana Anda mengetahui apa itu
Mengetahui keterampilan abad 21?
Keterampilan Internet
Abad 21 Pelatihan Guru
Pemahaman
Talkshow TV
Mengenai
Workshop/Seminar
Keterampilan
Koran/Majalah
Abad 21
Jurnal
Berdasarkan pilihan di bawah ini,
keterampilan mana saja yang termasuk
Memahami
dalam keterampilan abad 21?
Keterampilan
Berpikir kreatif
Abad 21
Literasi teknologi
Pemecahan Masalah
36

Literasi Media
Komunikasi
Berpikir Kritis
Literasi Informasi
Berinovasi
Kolaboratif
Menyadari Menurut Anda, perlukah keterampilan
Pentingnya abad 21 diterapkan di pembelajaran
Keterampilan kimia?
Abad 21 Ya Tidak
Menerapkan Apakah anda menerapkan keterampilan
Keterampilan abad 21 dalam pembelajaran kimia?
Abad 21 Ya Tidak
Model pembelajaran apa yang biasa
Anda gunakan dalam pembelajaran
kimia?
Menerapkan Project Based Learning
Keterampilan Discovery Learning
Penerapan Belajar Cooperative Learning
Keterampilan Direct Learning
Abad 21 Problem Based Learning
Quantum Learning
Berdasarkan pilihan dibawah ini,
Menerapkan sumber apa saja yang anda gunakan
Keterampilan dalam mengambil materi kimia?
Informasi, Jurnal Buku
Media, dan Website Eksiklopedia
Teknologi Modul Youtube
E-book
37

Apakah Anda menggunakan media


dalam pembelajaran kimia?
Ya Tidak
Teknologi apa saja yang sudah Anda
gunakan untuk pembelajaran kimia?
Video PowerPoint
Aplikasi smartphone
Flipbook Flash
Word
Overhead Projector

Jenis angket kedua yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
dengan skala likert. Likert Style Formats rating scales merupakan format
angket dimana responden diminta untuk mengisi angket dengan cara memilih
salah satu option atau pilihan yang disediakan mengenai pernyataan atau
statement yang terdapat pada option atau pilihan tersebut (Hadeli, 2006, hlm.
78). Pernyataan yang terdapat pada angket sesuai dengan kisi - kisi angket yang
telah dibuat, yaitu:

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Persepsi Keterampilan Abad 21


Butir
Variabel Komponen Aspek Indikator
Pernyataan

Memahami
konsep berpikir Item 3

Persepsi kreatif

guru Keterampilan Menyadari


Kreatifitas
mengenai Belajar dan pentingnya Item 1 dan 6
dan Inovasi
keterampilan inovasi berpikir kreatif
abad 21
Menerapkan
kemampuan Item 2
berpikir kreatif
38

Memahami
Item 5
konsep inovasi

Menyadari
pentingnya Item 4
inovasi

Menerapkan
kemampuan Item 7
Inovasi

Memahami
konsep berpikir Item 8 dan 12
kritis

Mendukung
kemampuan Item 9 dan 11
berpikir kritis

Mengarahkan
kemampuan Item 10 dan 13
Berpikir berpikir kritis
Kritis dan
Memahami
Pemecahan
konsep
Masalah Item 14 dan 18
pemecahan
masalah

Menyadari
pentingnya
kemampuan Item 16 dan 19
pemecahan
masalah
Mengarahkan
Item 15 dan 17
kemampuan
39

pemecahan
masalah
Memahami
konsep Item 21 dan 23
komunikasi
Menyadari
pentingnya
Item 20 dan 24
kemampuan
komunikasi
Menggarahkan
Komunikasi keterampilan Item 22

dan komunikasi
Kolaborasi Memahami
konsep Item 26 dan 29
kolaborasi
Mendukung
proses Item 27
berkolaborasi
Menerapkan
keterampilan Item 25 dan 28
kolaborasi
Memahami
Literasi Item 30 dan 35
Informasi
Keterampilan
Menyadari
Informasi, Literasi
pentingnya Item 31 dan 33
Media, dan Informasi
literasi informasi
Teknologi
Mengarahkan
literasi Item 32 dan 34
Informasi
40

Memahami
Konsep Literasi Item 37 dan 39
Media

Literasi Menyadari
Media pentingnya Item 38 dan 40
literasi Media

Menerapkan
Item 36
literasi Media

Mengetahui
konsep Literasi Item 41
Teknologi

Menyadari
Literasi
pentingnya Item 42 dan 44
Teknologi
Teknologi

Menerapkan
penggunaan Item 43
Teknologi

G. Validasi dan Reabilitas Instrumen


Validasi dalam penelitian ini dilakukan untuk menunjukan tingkat kevalidan
atau kesahihan dari instrumen yang telah dibuat (Arikunto, 2010, hlm. 211).
Pada penelitian ini dilakukan 2 uji validitas, yaitu validitas isi dan validitas
empiris. Validitas isi dilakukan dengan menilai kerelevanan instrumen dengan
materi dan butir-butir pernyataan angket yang harus representatif dari ruang
lingkup (Rustam, Sari, & Yunita (2018, hlm. 69). Validasi isi dalam penelitian
ini dilakukan oleh dosen Pendidikan Kimia.
Uji validitas yang kedua adalah validasi empiris. Validasi ini bertujuan
untuk memilih atau memperbaiki instrumen yang dibuat dengan melakukan uji
coba di lapangan (Rustam, dkk., hlm. 63). Pada penelitian ini, validasi empiris
41

dilakukan dengan mengambil data ke mahasiswa angkatan 2014 Pendidikan


kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Setelah melakukan tahap validasi, peneliti melakukan uji reabilitas terhadap
instrumen penelitian. Uji reabilitas diperlukan untuk mengetahui derajat
konsistensi dari instrumen serta kesesuaian isi dengan kriteria yang telah
ditetapkan (Arifin, 2011, hlm. 248). Reabilitas dari istrument diuji dengan
menggunakan program SPSS 22. Dari 54 pernyataan angket persepsi guru
mengenai keterampilan abad 21 yang telah disiapkan, hanya 44 pernyataan
angket saja yang diketahui valid dan reliabel untuk digunakan dalam
pengambilan data penelitian.

H. Teknik Analisis Data


Beberapa langkah peneliti gunakan dalam menganilisis data penelitian ini.
Langkah – langkah yang peneliti gunakan adalah:
1. Langkah pertama adalah Editing, dimana peneliti memeriksa kelengkapan
data angket yang sudah berhasil dikumpulkan saat penelitian. Tahap ini
diperlukan untuk mengetahui apakah seluruh data responden yang
terkumpul dapat digunakan seluruhnya, atau hanya data yang sesuai
klasifikasi saja yang dianalisis.
2. Langkah kedua adalah Scorring untuk angket dengan skala likert, dimana
setiap jawaban angket diberikan nilai sesuai skala yang telah ditentukan.
Peneliti menggunakan 4 skala penilaian, dimana setiap pilihan memiliki
skala penilaian yang berbeda. Nilai scorring dari setiap skala pernyataan
bernilai:
Tabel 3.3 Tabel Penilaian
Nilai

No Jawaban Pernyataan Pernyataan


Positif Negatif

1 Sangat Setuju (SS) 4 1

2 Setuju (S) 3 2
42

3 Tidak Setuju (TS) 2 3

4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Menurut Arikunto (2014, hlm 100) angket dengan alternatif pilihan


jawaban Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju
maupun pilihan lainnya yang berskala penilaian 4, sesuai digunakan dalam
penelitian yang sifatnya untuk mengetahui pendapat pribadi atau kesaksian
seseorang mengenai suatu fakta, opini atau persepsi seseorang mengenai
suatu hal.
3. Langkah ketiga Tabulating, yaitu peneliti merapihkan setiap jawaban
responden ke dalam tabel dan diagram agar mempermudah pengolahan
data. Dalam proses tabulating, kedua hasil angket penelitian persepsi guru
dihitung dengan menggunakan persentase. Rumus persentase adalah:
𝑓
𝑃= × 100%
𝑁
Keterangan:
f = Frekuensi jawaban responden
N = Number of cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu)
P = Angka persentase (Sudiyono, 2006, hlm. 43)
Setelah data dalam bentuk persentase didapat, hasil pada angket dengan
skala likert dikelompokkan sesuai dengan kategori yaitu:
Tabel 3.4 Tabel Klasifikasi Berdasarkan Persentase
No Persentase Penafsiran

1 81 – 100 % Sangat Baik

2 61 – 80 % Baik

3 41 – 60 % Cukup

4 31 – 40 % Kurang

5 0 – 20 % Sangat Kurang

(Riduwan, 2007, hlm. 15)


43

4. Langkah keempat yaitu Display data atau penyajian data, dimana peneliti
menyajikan data dalam bentuk teks naratif. Hal dilakukan agar
mempermudah pembaca memahami hasil angket.
5. Langkah terakhir adalah Conclusion Drawing Verification atau penarikan
kesimpulan dengan meninjau hasil penelitian dengan teori yang ada
(Hadeli, 2006, hlm. 91).
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah alumni Pendidikan Kimia yang
telah menjadi guru kimia. Jumlah responden adalah 52 orang, terdiri dari 38
guru wanita dan 14 sisanya merupakan guru pria. Seluruh responden mengisi
pernyataan angket yang telah diberikan melalui google form dengan tautan
hhtps://goo.gl/forms/p2g9jllalnK5vPhF2 dan disebarkan ke alumni Pendidikan
Kimia. Dari hasil data yang didapat 46 responden mengaku telah mengetahui
apa itu Keterampilan Abad 21 sebelum mengisi angket ini, sedangkan 6
Responden lainnya mengaku tidak mengetahui apa itu Keterampilan Abad 21
sebelumnya.
Responden yang telah mengetahui Keterampilan abad 21 sebelumnya
mengaku mengetahui keterampilan abad 21 dari berbagai sumber yang
berbeda. Sebanyak 19 orang responden mengetahui keterampilan abad 21 dari
sumber internet, 13 orang responden mengetahui keterampilan abad 21 dari
pelatihan guru, 6 orang responden mengetahui keterampilan abad 21 dari
seminar atau workshop, 6 orang dari diskusi teman sejawat, dan 2 orang
lainnya mengetahui keterampilan abad 21 dari jurnal penelitian. Hasil
mengenai sumber pemahaman ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.

5% 13%
Internet

41% Pelatihan guru


13% workshop/seminar
jurnal penelitian
diskusi teman sejawat
28%

Gambar 4.1. Sumber Pemahaman Keterampilan Abad 21

44
45

1. Keterampilan Belajar
a. Berpikir Kreatif dan Inovasi
Tingkat pemahaman persepsi guru kimia mengenai aspek berpikir
kreatif dan inovasi dalam keterampilan abad 21 diukur dengan
diberikannya 7 butir item pernyataan angket mewakili 6 indikator yang
sudah dicantumkan dalam kisi-kisi instrumen angket penelitian. Nilai
maksimun dalam aspek berpikir kreatif dan inovasi adalah 28 dan skor
minimun 7. Tingkat pemahaman guru dapat dilihat pada Tabel 4.1
(Lampiran 6).

Tabel 4.1. Hasil Angket Aspek Berpikir Kreatif dan Inovasi


Skor rata
Indikator Pernyataan Persentase Kriteria
rata

Memahami
konsep berpikir Item 3 3,1 77,9% Baik
kreatif

Menyadari
pentingnya Item 1 dan 6 5,9 73,8% Baik
berpikir kreatif

Menerapkan
kemampuan Item 2 2,7 68,3% Baik
berpikir kreatif

Memahami
Item 5 2,3 57,7% Cukup
konsep inovasi

Menyadari
pentingnya Item 4 3,1 77,4% Baik
inovasi
46

Menerapkan
kemampuan Item 7 2,9 73,6% Baik
Inovasi

Total per-aspek 20,10 71,8% Baik

Berdasarkan Tabel 4.1. pada indikator memahami konsep berpikir


kreatif, menyadari pentingnya berpikir kreatif, menerapkan kemampuan
berpikir kreatif, menyadari pentingnya inovasi, dan menerapkan
kemampuan inovasi responden guru kimia memperoleh kriteria persepsi
baik. Pada indikator memahami konsep inovasi responden guru
memperoleh kriteria persepsi cukup.

b. Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah


Tingkat pemahaman guru kimia mengenai aspek berpikir kritis dan
pemecahan masalah dalam keterampilan abad 21 diukur dengan
memberikan 12 pernyataan angket mewakili 6 indikator yang akan
ditanyakan. Nilai skor maksimun pada aspek ini adalah 48. Tingkat
pemahaman guru dapat dilihat pada Tabel 4.2 (Lampiran 6).

Tabel 4.2. Hasil Angket Aspek Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah
Skor rata
Indikator Pernyataan Persentase Kriteria
rata
Memahami
konsep berpikir Item 8 dan 12 5,7 70,7% Baik
kritis
Mendukung
kemampuan Item 9 dan 11 5,4 68,0% Baik
berpikir kritis
Mengarahkan
Item 10 dan
kemampuan 5,4 67,5% Baik
13
berpikir kritis
47

Memahami
konsep Item 14 dan
5,6 69,5% Baik
pemecahan 18
masalah
Menyadari
pentingnya
Item 16 dan
kemampuan 5,8 72,1% Baik
19
pemecahan
masalah
Mengarahkan
kemampuan Item 15 dan
5,5 68,8% Baik
pemecahan 17
masalah
Total per-aspek 33.33 69,4% Baik

Berdasarkan Tabel 4.2. dapat dilihat seluruh indikator dalam aspek


berpikir kritis dan pemecahan masalah memperoleh kriteria penilaian
persepsi baik. Persentase penilaian persepsi tertinggi terdapat pada indikator
menyadari pentingnya pemecahan masalah, sedangkan persentase penilaian
terendah terdapat pada indikator mengarahkan kemampuan berpikir kritis.

c. Komunikasi dan Kolaborasi


Tingkat pemahaman guru kimia mengenai aspek komunikasi dan
kolaborasi dalam keterampilan abad 21 diukur dengan memberikan 10
pernyataan angket mewakili 6 indikator yang ingin diketahui hasil
kriterianya. Nilai skor maksimun pada aspek ini adalah 40. Tingkat
pemahaman guru dapat dilihat pada Tabel 4.3 (Lampiran 7).
48

Tabel 4.3. Hasil Angket Aspek Komunikasi dan Kolaborasi


Skor rata
Indikator Pernyataan Persentase Kriteria
rata

Memahami
konsep Item 21 dan 23 6,3 78,8% Baik
komunikasi

Menyadari
pentingnya
Item 20 dan 24 5,7 71,2% Baik
kemampuan
komunikasi

Menggarahkan
keterampilan Item 22 3,1 76,4% Baik
komunikasi

Memahami
konsep Item 26 dan 29 5,5 68,3% Baik
kolaborasi

Mendukung
Sangat
proses Item 27 3,3 81,7%
Baik
berkolaborasi

Menerapkan
keterampilan Item 25 dan 28 5,2 64,4% Baik
kolaborasi

Total per-aspek 28,94 72,4% Baik

Berdasarkan Tabel 4.3. pada aspek komunikasi dan kolaborasi,


indikator memahami konsep komunikasi, menyadari pentingnya
kemampuan komunikasi, mengarahkan keterampilan komunikasi,
memahami konsep kolaborasi, dan menerapkan keterampilan kolaborasi
49

memperoleh kriteria penilaian persepsi baik. Indikator mendukung proses


berkolaborasi, responden memperoleh kriteria penilaian sangat baik.

2. Keterampilan Informasi, Media, dan Teknologi


a. Literasi Informasi
Tingkat pemahaman guru kimia mengenai literasi informasi dalam
keterampilan abad 21 diukur dengan memberikan 6 pernyataan angket
yang mewakilkan 3 indikator yang ingin dinilai. Nilai skor maksimun pada
aspek ini adalah 28. Tingkat pemahaman guru dapat dilihat pada Tabel 4.4
(Lampiran 7).
Tabel 4.4. Hasil Angket Aspek Literasi Informasi
Skor rata
Indikator Pernyataan Persentase Kriteria
rata

Memahami
Sangat
Literasi Item 30 dan 35 6,5 81,3%
Baik
Informasi

Menyadari
pentingnya
Item 31 dan 33 6,2 77,2% Baik
literasi
informasi

Mengarahkan
literasi Item 32 dan 34 6,3 79,3% Baik
Informasi

Total per-aspek 19,02 79,2% Baik

Berdasarkan Tabel 4.4. pada indikator memahami literasi informasi


memperoleh kriteria penilaian sangat baik, indikator menyadari pentingnya
literasi informasi dan mengarahkan literasi informasi memperoleh kriteria
baik.
50

b. Literasi Media
Persepsi guru kimia mengenai literasi media diukur dengan
memberikan 5 butir pernyataan angket yang mewakili 3 indikator dengan
skor maksimun 20. Tingkat pemahaman responden guru kimia dapat dilihat
pada Tabel 4.5 (Lampiran 8).
Tabel 4.5. Hasil Angket Aspek Literasi Media
Skor
Indikator Pernyataan Persentase Kriteria
rata rata
Memahami
Konsep Literasi Item 37 dan 39 5,6 69,7% Baik
Media
Menyadari
Sangat
pentingnya Item 38 dan 40 6,7 84,1%
Baik
literasi Media

Menerapkan
Item 36 2,7 68,3% Baik
literasi Media

Total per-aspek 15,04 75,2% Baik

Berdasarkan Tabel 4.5. dilihat pada indikator memahami konsep literasi


media dan menerapkan literasi media, responden memperoleh kriteria
penilaian persepsi baik. Pada indikator menyadari pentingnya literasi media,
responden memperoleh kriteria penilaian sangat baik.

c. Literasi Teknologi
Pemahaman guru kimia mengenai literasi teknologi diukur dengan
memberikan 4 pernyataan, mewakili 3 indikator dengan skor maksimun 16.
Tingkat pemahaman guru dapat dilihat pada Tabel 4.6 (Lampiran 8).
51

Tabel 4.6. Hasil Angket Aspek Literasi Teknologi


Skor rata
Indikator Pernyataan Persentase Kriteria
rata

Mengetahui
Item 41 3,1 78,4% Baik
konsep ICT

Menyadari
Item 42 dan 44 6,4 80,0% Baik
pentingnya ICT

Menerapkan
Item 43 2,7 68,3% Baik
penggunaan ICT

Total per-aspek 12,27 76,7% Baik

Dari Tabel 4.6. dapat dilihat bahwa seluruh indikator pada aspek literasi
teknologi memperoleh kriteria penilaian persepsi baik, dengan persentase
tertinggi terdapat pada indikator menyadari pentingnya teknologi dan
persentase terendah pada indikator menerapkan penggunaan teknologi.

3. Implementasi Keterampilan Abad 21 Dalam Pembelajaran


Pemahaman awal guru mengenai keterampilan abad 21 diukur dengan
diberikannya beberapa pernyataan diawal angket. Hasil dari angket ini dapat
dilihat sebagai berikut.
a. Pemahaman mengenai aspek keterampilan abad 21
Pada pernyataan ini guru kimia memilih aspek keterampilan mana saja
yang termasuk ke dalam keterampilan abad 21 sebelum mengisi angket
persepsi. Maka keterampilan yang dipilih oleh guru kimia dapat dilihat dalam
Gambar 4.2.
52

Informasi 12

Kolaboratif 30

Komunikasi 29

Berpikir Kreatif 39

Inovasi 29

Media 19

Pemecahan masalah 29

Teknologi 32

Berpikir kritis 40

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Gambar 4.2. Aspek Keterampilan Abad 21 Menurut Responden


Diagram pada Gambar 4.2. menunjukan bahwa guru paling banyak
memilih keterampilan berpikir kritis dan berpikir kreatif sebagai aspek yang
terdapat di keterampilan abad 21.

b. Penerapan Keterampilan Abad 21


Pada pernyataan ini, responden menjawab apakah mereka sudah
menerapkan keterampilan abad 21 dalam pembelajaran kimia. Hasil dari
jawaban responden dapat dilihat dalam Gambar 4.3.

21%

Ya
Tidak

79%

Gambar 4.2. Penerapan Keterampilan Abad 21 Dalam Pembelajaran


53

Berdasarkan Gambar 4.3. terlihat bahwa sebagian besar responden


menjawab bahwa mereka telah menerapkan keterampilan abad 21 dalam
pembelajaran kimia.

c. Model Pembelajaran
Pada pernyataan ini guru kimia memilih model pembelajaran apa saja yang
mereka gunakan dalam pembelajaran kimia. Model pembelajaran yang sudah
pernah digunakan oleh responden guru kimia dapat dilihat dari Gambar 4.4.

Problem Based Learning 36

Cooperative Learning 19

Direct Learning 9

Quantum Learning 2

Discovery Learning 35

Project Based Learning 27

0 5 10 15 20 25 30 35 40

Gambar 4.4. Model Pembelajaran yang Digunakan Dalam Pembelajaran

Berdasarkan Diagram 4.3. model pembelajaran yang paling diminati oleh


para responden guru kimia adalah Problem Based Learning, sedangkan
Quantum Learning merupakan model pembelajaran yang paling sedikit
diminati oleh responden guru kimia.

d. Penggunaan Media
Pada pernyataan ini, responden menjawab apakah mereka menggunakan
media dalam pembelajaran kimia atau tidak. Hasil dari jawaban responden
dapat dilihat dalam Gambar 4.5.
54

4%

Ya
Tidak

96%

Gambar 4.5. Penggunaan Media dalam Pembelajaran


Berdasarkan Gambar 4.5. terlihat bahwa sebagian besar responden
menjawab bahwa mereka telah telah menggunakan media dalam pembelajaran
kimia
e. Sumber Materi Pembelajaran
Pada pernyataan ini, guru kimia memilih beberapa sumber pembelajaran
apa saja yang telah mereka gunakan dalam pembelajaran kimia. Sumber
pembelajaran yang dipilih oleh guru kimia dapat dilihat dari Gambar 4.6.

Eksiklopedia 6

Website 38

Youtube 40

Modul 29

E-Book 26

Jurnal 20

Buku 50

0 10 20 30 40 50 60

Gambar 4.6. Sumber Pembelajaran yang Digunakan Oleh Guru Kimia


Pada Gambar 4.6. terlihat bahwa buku masih menjadi pilihan terbanyak
dari responden guru kimia sebagai informasi sumber pembelajaran, sedangkan
informasi sumber pembelajaran yang paling sedikit digunakan oleh para
responden adalah eksiklopedia.
55

f. Teknologi Pembelajaran
Pada pernyataan ini guru kimia memilih teknologi pembelajaran apa saja
yang sudah mereka pernah gunakan dalam pembelajaran kimia. Tekonologi
pembelajaran yang dipilih serta digunakan oleh responden dapat dilihat dari
Gambar 4.7 berikut:

Alat Peraga Sederhana 1


Flipbook 7
Aplikasi Smartphone 19
Overhead Projector 11
Flash 23
Power Point 44
Word 26
Video 47

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Gambar 4.7. Teknologi yang Digunakan Guru Kimia Dalam Pembelajaran


Dari Diagram 4.7. menunjukan minat terbanyak responden adalah
menggunakan teknologi Video, diikuti oleh penggunaan Word, Power Point,
Flash, Overhead Projector, aplikasi smartphone, dan Flipbook. Alat peraga
sederhana merupakan teknologi pembelajaran yang paling sedikit peminatnya.

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 52 responden guru kimia,
memperlihatkan bahwa persepsi keterampilan abad 21 termasuk kategori baik,
dengan nilai rata-rata 73,1%. Persepsi guru terhadap keterampilan abad 21
sesuai dengan pemilihan model pembelajaran, sumber materi pembelajaran,
dan teknologi pembelajaran yang menunjang dalam pembelajaran kimia.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa faktor yang mendukung persepsi
guru mengenai keterampilan abad 21. Faktor pertama karena responden
merupakan alumni pendidikan kimia yang semasa perkuliahan mendapatkan
materi perkuliahan tentang proses pembelajaran yang sesuai dengan abad 21.
Menurut Ohoiner (2016) terdapat hubungan yang signifikan antara latar
56

belakang pendidikan dengan kompetensi yang guru miliki. Faktor kedua,


responden sebagian besar sudah mengikuti pelatihan dan seminar mengenai
keterampilan abad 21. Hasil ini sesuai dengan penelitian Rakib, Rombe, dan
Yunus (2016) yang memperlihatkan bahwa pelatihan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pemahaman guru. Faktor lain yang juga mendukung
responden memahami keterampilan abad 21 adalah berdiskusi dengan teman
sejawat, dan membaca jurnal penelitian terkait dengan keterampilan abad 21.
Keterampilan abad 21 terdiri dari tiga komponen, yaitu; 1) Keterampilan
belajar; 2) Keterampilan informasi, media, dan teknologi; 3) Keterampilan
hidup dan karir. Penelitian ini menfokuskan pada keterampilan belajar dan
keterampilan informasi, media, dan teknologi. Persepsi guru mengenai
keterampilan belajar dan keterampilan informasi, media, dan teknologi dapat
dijelaskan sebagai berikut:

1. Persepsi Guru Kimia Mengenai Keterampilan Belajar.


Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.7 terlihat bahwa aspek
komunikasi dan kolaborasi merupakan aspek yang memiliki persentase
penilaian tertinggi, diikuti dengan persentase berpikir kreatif dan inovasi, dan
aspek berpikir kritis dan pemecahan masalah. Aspek komunikasi dan
kolaborasi merupakan aspek yang sangat diperhatikan oleh guru, mengingat
siswa harus memiliki kemampuan untuk menyampaikan hasil pemikirannya,
dan mampu bekerja sama dengan orang lain. Hal ini sejalan dengan penelitian
Mishra (2017) yang menyatakan bahwa komunikasi dan kolaborasi merupakan
aspek tertinggi yang dipilih oleh guru, karena aspek ini dianggap sangat
dibutuhkan oleh siswa di abad 21. Kemampuan berkomunikasi dan
berkolaborasi diperlukan agar siswa siap menghadapi persaingan di era global.
Pembahasan mengenai persepsi guru pada setiap aspek keterampilan belajar
dijelaskan sebagai berikut:
a. Berpikir Kreatif dan Inovasi
Pada penilaian persepsi aspek berpikir kreatif dan inovasi, responden
diberikan 6 indikator dengan 7 pernyataan. Hasil menunjukan bahwa
57

responden memiliki persepsi baik pada indikator memahami konsep berpikir


kreatif, menyadari pentingnya berpikir kreatif, menerapkan kemampuan
berpikir kreatif, menyadari pentingnya inovasi, dan menerapkan kemampuan
inovasi.
Berbeda dengan indikator sebelumnya yang termasuk kategori baik,
memahami konsep inovasi termasuk dalam kategori cukup baik. Hal ini
dikarenakan masih banyak responden yang menganggap bahwa inovasi dapat
dilakukan secara spontan. Padahal sebenarnya inovasi baru dapat diterapkan
jika siswa telah memiliki ide-ide kreatif (Redhana, 2015).
Secara keseluruhan, hasil responden pada aspek berpikir kreatif dan
inovasi termasuk dalam kategori baik. Persepsi baik pada aspek ini didapat
karena banyak responden telah mengikuti workshop keterampilan abad ke 21,
yang materinya menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif dan inovasi
penting diterapkan dalam pembelajaran, agar para siswa siap menghadapi abad
21. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sinay, Nahornick, dan
Graikinis (2017) yang menyatakan bahwa guru memiliki persepsi lebih baik
setelah mengikuti workshop, dibandingkan dengan yang tidak.
Guru yang telah mengikuti workshop akan lebih memahami bahwa
kreativitas dan inovasi itu penting diterapkan di semua mata pelajaran,
khususnya pengetahuan alam (Sinay, dkk., 2017). Persepsi guru yang baik akan
membantu siswa dalam menguasai aspek berpikir kreatif dan inovasi, karena
kreativitas dan inovasi adalah keterampilan yang diperlukan untuk kesiapan
menghadapi abad 21, yang memerlukan banyak solusi baru serta kreatifitas
(Kereluik dkk., 2013). Berpikir kreatif dan inovasi perlu diterapkan oleh para
guru, agar siswa mampu menghadapi kehidupan global di abad 21. Untuk itu
guru harus mampu mengarahkan siswa dan menerapkan ide ide baru dalam
pembelajaran (Sahin, 2009).
Tiga komponen utama yang harus bisa diterapkan guru dalam
pembelajaran yaitu; kemampuan berpikir kreatif secara individu, berpikir
kreatif dengan orang lain, dan menerapkan inovasi. Menurut Sinay dkk (2017)
guru yang dalam proses pembelajaran dapat mengarahkan siswanya untuk
58

berpikir kreatif dan inovasi merupakan guru kreatif dan inovatif. Sehingga
tidak heran jika guru yang memiliki persepsi baik pada aspek berpikir kreatif
serta inovasi akan memiliki peluang untuk mendapatkan siswa yang mampu
menguasai kemampuan berpikir kreatif dan inovatif dalam pembelajaran
kimia.
b. Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah
Aspek berpikir kritis merupakan aspek yang paling banyak dipilih
responden sebagai bagian keterampilan abad 21. Persepsi aspek berpikir kritis
dan pemecahan masalah, dinilai dengan 12 pernyataan yang dikelompokkan
dalam 6 indikator. Hasil penelitian pada Tabel 4.2 menunjukan responden
memiliki persepsi baik pada indikator menyadari pentingnya kemampuan
pemecahan masalah, memahami konsep berpikir kritis, memahami konsep
pemecahan masalah, mengarahkan kemampuan berpikir kritis, dan
mengarahkan kemampuan berpikir kritis.
Secara keseluruhan, responden memperoleh kategori baik pada aspek
berpikir kritis dan pemecahan masalah. Pemahaman baik ini didapatkan karena
responden sebelumnya sudah mengikuti pelatihan keterampilan abad 21. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian Tuzlukova dkk (2018), dimana guru yang
telah mengikuti pelatihan akan memperoleh pemahaman yang baik pada aspek
berpikir kritis dan pemecahan masalah. Konsep ini mendukung responden
dalam mengimplementasikan berpikir kritis dan pemecahan masalah dalam
pembelajaran kimia.
Guru yang memiliki persepsi baik pada aspek berpikir kritis dan
pemecahan masalah, diharapkan mampu untuk menerapkan aspek tersebut
dalam pembelajaran kimia (Toharudin, 2017). Guru yang menerapkan aspek
berpikir kritis dan pemecahan masalah berarti mampu mengarahkan siswanya
untuk menguasai aspek ini, dan menerapkannya dalam kehidupannya. Menurut
Kereluik dkk (2013), kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah
sangat diperlukan siswa untuk menafsirkan informasi yang didapat. Hal ini
akan membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan pada
abad 21 ini.
59

Berpikir kritis dan pemecahan masalah penting diterapkan oleh guru di


dalam kelas. Penerapan ini diperlukan untuk melatih kemampuan berpikir
siswa menyelesaikan masalah yang sering ditemukan dalam proses
pembelajaran. Menurut Hidayah, Salimih, dan Susiani (2017) berpikir kritis
adalah merupakan kemampuan untuk berpikir secara logis, reflektif, sistematis,
dan produktif yang dilakukan dengan berbagai pertimbangan, dan keputusan
yang baik. Teori ini menunjukan bahwa seorang pendidik sudah sewajarnya
harus memahami dan mampu menerapkan aspek berpikir kritis dan pemecahan
masalah dalam pembelajaran, khususnya di pelajaran kimia. Indikator
terpenting dari berpikir kritis adalah kemampuan menelaah, menganalisis,
mengidentifikasi sumber yang relevan, mengambil dan menyimpulkan suatu
keputusan (Hidayah dkk, 2017).
Pemecahan masalah merupakan aspek yang juga harus diperhatikan dalam
suatu pembelajaran. Menurut Toharudin (2017) guru memegang peranan
penting dalam mengarahkan proses pemecahan masalah, oleh karena hal itu
guru harus memahami betul bagaimana cara menyelesaikan masalah dalam
pembelajaran. Berpikir kritis dan pemecahan masalah merupakan hal yang
tidak dapat terpisahkan. Wahyuddin dan Syahri (2018) menyatakan bahwa
dalam pemecahan suatu masalah diperlukan kemampuan berpikir kritis. Guru
mempunyai tanggung jawab untuk melatih kemapuan pemecahan masalah
pada siswa, khususnya dalam pembelajaran kimia.
c. Komunikasi dan Kolaborasi
Pada aspek komunikasi dan kolaborasi, persepsi responden dinilai dengan
mengisi 10 pernyataan yang dikelompokan ke dalam 6 indikator. Pada Tabel
4.3 dapat dilihat bahwa dari 6 indikator yang diberikan, responden memiliki
persepsi baik pada 5 indikator, dan sangat baik pada 1 indikator. Responden
memperoleh kategori baik pada indikator memahami konsep komunikasi,
mengarahkan kemampuan komunikasi, menyadari pentingnya kemampuan
komunikasi, memahami konsep kolaborasi, dan menerapkan kolaborasi.
Indikator yang berkategori sangat baik adalah indikator mendukung proses
kolaborasi. Dari hasil angket terlihat bahwa responden sudah mendukung
60

proses kolaborasi dalam pembelajaran kimia. Responden mendukung proses


kolaborasi dengan cara mengapresiasi setiap siswa, tanpa membeda-bedakan
posisinya saat bekerja kelompok. Menurut Ngang, Hasyim, dan Yunus (2015)
dalam berkolaborasi, penting untuk saling menghormati dan menghargai setiap
anggota tanpa membeda-bedakan latar belakangnya.
Secara keseluruhan responden memperoleh persepsi baik pada aspek
komunikasi dan kolaborasi. Hasil ini didapat karena responden telah mengikuti
pelatihan mengenai komunikasi dan kolaborasi dalam keterampilan abad ke 21.
Kemampuan ini perlu diterapkan dalam pembelajaran kimia, agar siswa siap
menghadapi era global. Hasil ini sesuai dengan penelitian Ngang, dkk (2015)
yang menyatakan bahwa guru yang telah mengikuti pelatihan professional
memiliki persepsi bahwa keterampilan komunikasi dan kolaborasi merupakan
dua soft skill utama yang penting dipersiapkan untuk masa depan.
Guru yang memiliki persepsi baik dalam aspek komunikasi dan kolaborasi
akan menerapkan aspek komunikasi dan kolaorasi dalam pembelajaran kimia.
Kereluik dkk (2013) menyatakan bahwa kemampuan berkomunikasi dan
berkolaborasi penting untuk siswa dalam menghadapi perkembangan budaya,
dan ekonomi di era global. Selain itu guru yang memiliki persepsi baik dalam
aspek komunikasi dan kolaborasi akan mengarahkan siswa untuk dapat
memahami dan menggunakan bahasa lisan dengan baik, serta mampu bekerja
dalam tim, mempunyai sifat pemimpin, dan tanggung jawab bersama (Sahin,
2009).
Kemampuan komunikasi dan kolaborasi dipersiapkan agar siswa mampu
berkerja tim, dan mengartikulasikan pemikirannya dengan baik di
lingkungannya. Menurut Redhana (2015), dalam kemampuan berkomunikasi
diharapkan guru dapat mengarahkan siswa untuk dapat menjelaskan gagasan
yang dimilikinya, dengan memanfaatkan media dan teknologi yang ada. Selain
dilingkungan sekolah, siswa juga diharapkan mampu mengkomunikasikannya
di lingkungan di luar sekolah. Selain itu guru diharapkan juga dapat
mengarahkan siswanya untuk berkolaborasi dengan tim agar mampu bekerja
fleksibel untuk mencapai tujuan bersama.
61

Persepsi baik dalam keterampilan belajar yang dimiliki para responden


berkesinambungan dengan pemilihan model pembelajaran kimia yang mereka
gunakan. Berdasarkan hasil penelitian pada Gambar 4.4 terlihat bahwa
responden paling banyak memilih problem-based learning sebagai model yang
digunakan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran kimia, penggunaan
model pembelajaran problem-based learning menunjang penerapan
keterampilan belajar di abad 21. Menurut Alismail dan McGuire (2015) model
ini melatih siswa mendiskusikan dan menganalisis permasalahan dan topik
yang terkait dengan fakta. Pendekatan ini mengarahkan siswa menyelidiki
masalah, menjelaskan, menghasilkan ide, menganalisis data, dan memberi
penilaian agar menemukan solusi yang tepat.
Penggunaan model pembelajaran yang paling banyak dipilih selanjutnya
adalah discovery learning, dan project-based learning. Penggunaan discovery
learning dan project-based learning ini sudah tepat untuk digunakan pada
pembelajaran kimia di abad 21 ini. Model pembelajaran project-based learning
dan discovery learning merupakan model pembelajaran yang berpusat pada
aktivitas siswa, sehingga dapat menunjang penerapan keterampilan abad 21.
Menurut Hidayah dkk (2017) penggunaan model pembelajaran berbasis
student center memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif
mengasah kemampuan pada keterampilan belajar.

2. Persepsi Guru Kimia Mengenai Keterampilan Informasi, Media, dan


Teknologi.
Hasil penelitian pada Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa literasi informasi
merupakan aspek dengan persentase persepsi tertinggi, diikuti aspek literasi
teknologi, dan aspek literasi media. Tingginya persepsi literasi informasi ini
disebabkan karena responden sudah terbiasa menggunakan informasi yang
akurat, dan bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya selama masa
perkuliahannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Bury, Craig, dan
Shujah (2017) yang menyatakan bahwa mahasiswa pada semester akhir
memiliki pemahaman dan penerapan literasi informasi yang lebih baik
dibandingkan dengan mahasiswa pada semester di bawahnya. Hal ini tentu
62

membuat responden sudah sangat memahami pentingnya literasi informasi


untuk diterapkan kepada siswa sejak dini. Penjelasan mengenai persepsi guru
pada setiap aspek keterampilan informasi, media, dan teknologi dijelaskan
sebagai berikut:
a. Literasi Informasi
Pada aspek literasi informasi, persepsi responden dinilai dengan 6
pernyataan yang dikelompokkan dalam 3 indikator. Hasilnya menunjukan
bahwa responden memperoleh kategori sangat baik pada indikator memahami
konsep literasi, dan kategori baik pada 2 indikator lainnya yaitu mengarahkan
literasi informasi dan menyadari pentingnya literasi informasi.
Indikator memahami konsep literasi informasi termasuk kategori sangat
baik. Ini menunjukan responden telah memahami bahwa informasi yang akan
digunakan dalam pembelajaran harus dipastikan kebenarannya. Kepastian
kebenaran informasi yang akan diberikan kepada siswa menjadi penting agar
tidak terjadi kesalahan dalam menyampaikan isi materi pembelajaran. Menurut
Yang (2012) Salah satu karakteristik dari literasi informasi yang baik adalah
dengan mengidentifikasi dan mengevaluasi informasi yang akan digunakan.
Namun secara kesuluruhan responden memperoleh persepsi baik dalam
aspek literasi informasi. Hal ini dikarenakan responden sudah memahami dan
menerapkan penggunaan informasi yang baik selama masa perkuliahan. Hasil
ini sesuai dengan penelitian Bury dkk (2017), yang menyatakan bahwa alumni
dan mahasiswa tingkat akhir memiliki pemahaman dan penerapan literasi
informasi yang baik karena sudah terbiasa menerapkannya selama masa
perkuliahan. Hal ini tentu akan membantu responden dalam mengarahkan
siswanya menggunakan informasi dengan baik. Menurut Kereluik (2013)
setiap individu harus mampu memilah informasi yang diterimanya. Informasi
yang masih dipertanyakan kebenarannya sebaiknya tidak digunakan dalam
pembelajaran. Pada abad 21, sudah guru diharuskan mampu mengarahkan
siswanya agar terbiasa menggunakan informasi yang baik, dari sumber yang
dapat dipercaya kebenarannya.
63

Pada Gambar 4.6. terlihat bahwa responden banyak menggunakan sumber


pembelajaran kimia yang berasal dari buku, youtube, dan juga website. Hal ini
menunjukan bahwa responden mencari informasi pembelajaran tidak hanya
dari buku, sehingga dapat memilih sumber pembelajaran yang sesuai dengan
materi kimia yang akan disampaikan dalam pembelajaran. Untuk saat ini
mendapatkan informasi tidak hanya dari buku saja, tetapi dapat diperoleh
dengan penggunaan sumber lainnya seperti; youtube dan website. Guru dan
siswa di abad 21 sebaiknya menggunakan informasi bukan hanya dari satu
sumber saja. Penggunaan informasi di lingkungan pendidikan pada abad ke 21
dicirikan dengan karekteristik manusia yang mengambil sumber informasi dari
berbagai sumber (Redhana, 2015).
b. Literasi Media
Penilaian persepsi aspek literasi media dilakukan dengan memberikan
responden 5 pernyataan yang dikelompokkan menjadi 3 indikator. Responden
memperoleh kategori persepsi baik pada indikator memahami konsep literasi
media dan penerapan literasi media, serta persepsi sangat baik pada menyadari
pentingnya literasi media. Persepsi sangat baik ini dikarenakan responden telah
menyadari bahwa penggunaan media di abad 21, sangat membantu dalam
proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran kimia.
Berdasarkan hasil data secara keseluruhan, responden memperoleh
kategori persepsi baik pada aspek literasi media. Hasil persepsi baik didapat
karena responden telah mendapat mata kuliah dan mengikuti pelatihan dari
sekolah, sehingga guru memahami pentingnya penerapan literasi media dalam
pembelajaran kimia. Hasil ini sesuai dengan penelitian Stein dan Prewett
(2009), yang memperlihatkan bahwa guru yang mengikuti pelatihan akan
memiliki pandangan baik mengenai dan akan mudah menerapkan literasi
media dalam pembelajaran.
Persepsi baik guru mengenai literasi media menurut LÒpez, Pedreira, dan
Lisboa (2017) akan membantu guru dalam mengembangkan cara-cara belajar
yang baru sesuai perkembangan media. Pada abad 21 ini tentunya penggunaan
media bukanlah hal yang asing bagi guru. Guru sudah dituntut untuk bisa
64

mengaplikasikan media dalam pembelajaran. Siswa yang melihat gurunya


menggunakan media dalam pembelajaran tentu akan mudah memahami dan
menerapkan proses literasi media dalam pembelajaran.
Guru kimia diharuskan memahami bahwa literasi media adalah hal yang
tidak bisa lepas dari dunia pendidikan zaman ini. Dalam abad 21 ini menurut
Redhana (2015) guru diharuskan paham bagaimana cara menggunakan media
yang tepat agar mampu mengarahkan siswa menggunakan media dalam
pembelajaran. Menurut penelitian yang dilakukan LÒpez dkk (2017) literasi
media adalah literasi yang paling diminati dan ingin banyak diketahui oleh para
guru di sekolah. Hal ini dikarenakan guru memahami bahwa pada zaman ini
penggunaan media tidak dapat dilepaskan dari proses pembelajaran. Selain itu
guru memahami bahwa siswa harus mampu menggunakan media untuk
mempermudah dirinya di masa mendatang.
c. Literasi Teknologi
Persepsi aspek literasi teknologi terdiri dari 3 indikator, dinilai dengan 4
pernyataan. Hasil pada Tabel 4.6 menunjukan bahwa responden memiliki
persepsi baik dari indikator menyadari pentingnya teknologi, memahami
konsep literasi teknologi, dan menerapkan literasi teknologi.
Persepsi baik responden pada keseluruhan indikator diperoleh karena
responden telah mengikuti pelatihan, sehingga guru mampu memahami
pentingnya penerapan literasi teknologi dalam pembelajaran kimia. Hasil ini
sesuai dengan peneltian Mundy, Kupczyski, dan Kee (2012) bahwa guru yang
telah mengikuti pelatihan teknologi memiliki akan mempunyai persepsi baik
mengenai literasi teknologi, sehingga dapat memberi dampak positif pada
pemahaman siswa mengenai literasi teknologi. Guru yang memiliki persepsi
baik dalam literasi teknologi sangat diperlukan dalam abad ini. Setiap individu
(dalam hal ini guru) tidak cukup hanya mengetahui teknologinya, tapi juga
harus mengetahui kapan dan bagaimana menggunakan teknologi dalam
pembelajaran (Kereluik dkk, 2013).
Gambar 4.7 memperlihatkan bahwa responden lebih banyak menggunakan
video dan power point dalam proses pembelajaran. Hasil ini menunjukan
65

bahwa reponden sudah menerapkan literasi teknologi dalam pembelajaran


kimia. Data ini memperkuat hasil persepsi yang baik dari responden dalam
indikator menerapkan literasi teknologi, sehingga selain memiliki konsep,
responden juga menerapkannya dalam pembelajaran. Hasil ini sesuai dengan
penelitian Thieman (2008) yang menyatakan bahwa 85% guru sudah
menerapkan literasi teknologi dalam pembelajaran. Selain itu dapat dilihat juga
bahwa penggunaan literasi teknologi dalam pembelajaran kimia dapat
meningkatkan kreativitas dan antusias dalam pembelajaran. Penelitian Fatimah
dan Santiana (2017) telah memperlihatkan bagaimana guru yang menggunakan
video dan power point dalam pembelajaran dapat meningkatkan antusias siswa.
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara keseluruhan persepsi guru kimia mengenai keterampilan abad 21
termasuk dalam kategori baik (73,1%), dalam komponen keterampilan
belajar maupun keterampilan informasi, media, dan teknologi. Pada
penilaian persepsi guru kimia mengenai keterampilan belajar, persentase
tertinggi diperoleh pada aspek komunikasi kolaborasi (72,4%), diikuti
dengan aspek berpikir kreatif dan inovasi (71,8%), serta aspek berpikir kritis
dan pemecahan masalah (69,4%). Dalam penerapannya, responden paling
banyak memilih Problem-Based Learning, Discovery Learning, dan
Project-Based Learning sebagai model pembelajaran yang digunakan di
kelas.
Persepsi guru kimia mengenai komponen keterampilan informasi, media,
dan teknologi, termasuk kategori baik. Aspek literasi informasi (79,2%)
merupakan aspek dengan persentase tertinggi, diikuti dengan aspek literasi
teknologi (76,7%), dan literasi media (75,2%). Persepsi baik pada
keterampilan informasi, media, dan teknologi didukung oleh sumber
pembelajaran yang bervariasi, dan telah diterapkannya teknologi dalam
proses pembelajaran.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut;
1. Guru kimia harus aktif menambah pengetahuan mengenai keterampilan
abad 21, dengan cara mengikuti seminar, pelatihan, dan mencari
informasi yang terkait, sehingga mampu menguasai keterampilan abad
21 dalam pembelajaran kimia.
2. Guru kimia harus mampu menerapkan keterampilan abad 21 dalam
pembelajaran, sehingga siswa dapat memahami dan menguasinya.

66
DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar, Yunus, S. Nurjan, Evi Fatimatur R., R. Mansur, Maimun, Syamsuddin,
dan M. Efendi. (2009). Profesi Keguruan: Edisi Pertama. Surabaya:
Penerbit AprintA.
Abidin, Y., Mulyati, T., & Yunansah, H. (2017). Pembelajaran Literasi: Strategi
Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematika, Sains, Membaca, dan
Menulis. Jakarta: Bumi Aksara.
Afandi, Junanto, T., & Afriani, R. (2016). Implementasi Digital-Age Literacy
dalam Pendidikan Abad 21 di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Sains, 113–120.
Alismail, Halah Ahmed dan McGuire, Dr. Patrick. (2015). 21st Century Standards
and Curriculum: Current Research and Practice. Journal of Education and
Practice. 6(6), 150-154.
Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Remaja
Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. (2013). Manajemen Peneltitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S., & Jabar, C. S. A. (2014). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Ariyani, Dwi D., Hastuti, K.P., & Alviawati E. (2014). Pengaruh Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai sumber belajar
terhadap Prestasi belajar siswa di SMP Negeri 15 banjarmasin. Jurnal
Pendidikan Geografi ISSN: 2356-5225, 3(1), 51-58.
Badan Nasional Standar Pendidikan. 2010. Paradigma pendidikan nasional abad
XXI. Badan Standar Nasional Pendidikan. Diakses melalui
http://www.bsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/2012/04/Laporan-
BSNP-2010.pdf.

67
68

Benade, L. (2017). Is the classroom obsolete in the twenty-first century?.


Educational Philosophy and Theory Incorporating ACCESS Journal ISSN:
0013-1857, 49(8), 796–807.
Bungin, Burhan. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana
Prenada Group.
Bury, S., Craig, D., Shujah, S., Craig, & Shujah. (2017). Celebrating undergraduate
students’ research at York University: Information literacy competencies of
high- achieving students. Journal of Information Literacy, 11(2), 4–27.
Creswell, John W. (2014). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan Mixed. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
Djamarah, Syaiful Bhari. (2000). Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Domine, Vanessa. (2011). Building 21st-Century Teachers: An Intentional
Pedagogy of Media Literacy Education. Action in Teacher Education Journal,
33(2), 194–205.
Fatimah, A. S., & Santiana, S. (2017). Teaching in 21St Century: Students-
Teachers’ Perceptions of Technology Use in the Classroom. Script Journal:
Journal of Linguistic and English Teaching, 2(2), 125-135.
Faulkner, Julie, & Latham, Gloria. (2016). Adventurous lives: Teacher qualities for
21 st century learners. Australian Journal of Teacher Education, 41(4), 137–
150.
Fitrianasari, Hanik. (2015). Persepsi Guru Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Inklusif Sesuai Latar Pendidikan di Kabupaten Blitar. Jurnal Pendidikan
Khusus, 1–5.
Geisinger, K. F. (2016). 21st Century Skills: What Are They and How Do We
Assess Them?. Education Journal ISSN: 0895-7347, 29(4), 245–249.
Hadeli. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Ciputat: PT. Ciputat Press.
Halah, A. A., & Patrick, M. (2015). 21st Century Standards and Curriculum:
Current Research and Practice. Journal of Education and Practice, 6(6), 150–
155.
69

Hidayah, R., Salimi, Moh., & Susiani, T. S. (2017). Critical Thinking Skill: Konsep
dan Indiktor Penilaian. Jurnal Taman Cendekia, e-ISSN: 2579-5147, 1, 127-
133.
Hidayat, Rais, dan Patras, Yuyun Elizabeth. (2013). Pendidikan Abad 21 dan
Kurikulum 2013: Survey terhadap Guru-guru Sekolah Dasar Mengenai
Wacana Perubahan Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan Universitas
Pakuan, 235-244.
Kereluik, K., Mishra, P., Fahnoe, C., & Terry, L. (2013). What Knowledge Is of
Most Worth: Teacher Knowledge for 21 st Century Learning. Journal of
Digital Learning in Teacher Education, 29(4), 127–140.
Kruea-In, C., Kruea-In, N., & Fakcharoenphol, W. (2015). A Study of Thai In-
Service and Pre-Service Science Teachers’ Understanding of Science Process
Skills. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 197, 993–997.
Kuswana, W. S. 2011. Taksonomi Berpikir. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Li, Li. (2016). Integrating thinking skills in foreign language learning: What can
we learn from teachers’ perspectives?. Thinking Skills and Creativity Journal,
22, 273–288.
Lopez, P. M., Pedreira, M. C., & Lisboa, S.P. (2017). Perception of media literacy
and training in teachers from Chile. Universitas Journal, Revista de Ciencias
Sociales y Humanas de la Universidad Politécnica Salesiana del Ecuador,
25(27), 201–218.
Mishra, P., & Mehta, Rohit. (2017). What We Educators Get Wrong About 21st-
Century Learning: Results of a Survey. Journal of Digital Learning in Teacher
Education, 33(1), 6–19.
Milliken, John. (2004). Thematic Reflections on Higher Education: Postmodernism
versus Professionalism in Higher Education. Journal Higher Education in
Europe, 29(1). 37–41.
Mundy, M. A., Kupczynski, L., & Kee, R. (2012). Teacher’s perceptions of
technology use in the schools. SAGE Open Journal, 2(1), 1–8.
Murti, K. E. (2015). Pendidikan Abad 21 dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran di
SMK. Artikel Jurnal Kurikulum 2013 SMK, 1. 1–23.
70

Ngang, T. K., Hashim, N. H., & Yunus, H. M. (2015). Novice Teacher Perceptions
of the Soft Skills Needed in Today’s Workplace. Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 177, 284–288.
Ninlawan, G. (2015). Factors Which Affect Teachers’ Professional Development
in Teaching Innovation and Educational Technology in the 21st Century under
the Bureau of Special Education, Office of the Basic Education Commission.
Procedia - Social and Behavioral Sciences, 197(2), 1732–1735.
Nuraida, dan Alkaf, Hadid. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Ciputat:
Islamic Research Publishing.
O’Neal, L. T. J., Gibson, P., & Cotten, S. R. (2017). Elementary School Teachers’
Beliefs about the Role of Technology in 21st-Century Teaching and Learning.
Computers in the Schools Journal of Practice, 34(3), 192–206.
Ohoiner, O. E. (2016). Hubungan Latar Belakang Pendidikan dan Persepsi
Pemanfaatan Media Pembelajaran dengan Kompetensi Guru Fisika. Jurnal
Pendidikan Matematika dan Sains, 4 (1), 43-53.
Osborne, J. (2013). The 21st century challenge for science education: Assessing
scientific reasoning. Thinking Skills and Creativity Journal, 10, 265–279.
Osman, K., & Marimuthu, N. (2010). Setting new learning targets for the
21stcentury science education in Malaysia. Procedia - Social and Behavioral
Sciences Journal, 2(2), 3737–3741.
Partnership For 21st Century Skills (P21). (2009). 21st Century Student Outcomes.
Framework, 1–9. Retrieved from http://www.p21.org/documents/P21_
Framework Definitions.pdf.
Payong, Marselus R. (2011). Setifikasi Ptofesi Guru: Konsep Dasar, Problematika,
dan Implementasinya. Jakarta: PT Indeks.
Prewett, A., & Stein, L. (2009). Media literacy education in the Social Studies:
Teacher perceptions and curricular challenges. Teacher Education Quaterly
Journal, 36(1), 131–148.
Rakhmat, Jalaluddin. (2008). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
71

Rakib, M., Rombe, A., & Yunus, M. (2016). Pengaruh Pelatihan dan Pengalaman
Mengajar Terhadap Profesionalitas Guru (Studi pada Guru IPS Terpadu yang
Memiliki Latar Belakang Pendidikan dalam Bidang Pendidikan Ekonomi).
Jurnal Ad’ministrare, 3(2), 137-148.
Redhana, Wayan I. (2015). Menyiapkan lulusan fmipa yang menguasai
keterampilan abad XXI. SemNas FMIPA Undiksha V, Optimalisasi Peran
MIPA dalam Membangun SDM Indonesia yang Kompetitif.
Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Rusman. (2013). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Rustam, A., Sari, E. D. K., & Yunita, L. (2018). Statistika dan Pengukuran
Pendidikan: Analisis Menggunakan SPSS, Iteman, dan Lisrel. Bogor: PT.
Ilham Sejahtera Persada.
Sahin, M. C. (2009). Instructional design principles for 21st century learning skills.
Procedia - Social and Behavioral Sciences Journal, 1(1), 1464–1468.
Sakuliampaiboon, C., Songkhla, J. N., & Sujiva, S. (2015). Strategies of
Information Communication and Technology Integration by Benchmarking
for Primary School in Catholic (Layman) School Administration Club
Bangkok Arch Diocese for Students’ 21st Century Skill. Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 174, 1026–1030.
Sawarsono, Sarlinto Wirawan. (2013). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta:
Rajawali Press
Sawarsono, Sarlinto Wirawan. (2012). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta:
Rajawali Press.
Setyana, Mujiatin. (2014). Peran Guru dalam Mengembangkan Keterampilan
Sosial. Jurnal Pendidikan Humaniora, 2(1), 8–9.
Sinay, E., Nahornick, A., & Graikinis, D. (2017). Fostering global competencies
and deeper learning with digital technologies research series: Creativity and
innovation in teaching and learning: A focus on innovative intelligence (I2Q)
pilot program. Toronto District School Board Journal. 17, 9-91.
72

Stein, L., & Prewett, Anita. (2009). Media Literacy Education in the Social Studies:
Teachers Perception and Curricular Challenges. Teacher Education Quarterly
Journal, 36 (1), 131-148.
Sudijono, Anas. (2006). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sumen, O. O., & Calisici, H. (2017). Examining the 21st Century Skills of
Secondary School Students: A Mixed Method Study. Journal of Education &
Social Policy, 4(4), 92–100.
Syah, Muhibbin. (2004). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Thieman, G. Y. (2008). Using Technology as a Tool for Learning and Developing
21st Century Citizenship Skills : An Examination of the NETS and
Technology Use by Preservice Teachers With Their K-12 Students.
Contemporary Issues in Technology and Teacher Education, 8(4), 342–366.
Toharudin, U. (2017). Critical Thinking and Problem Solving Skills: How these
Skills are needed in Educational Psychology?. International Journal of
Science and Research (IJSR), 6(3), 2004–2007.
Tuzlukova, V., Al Busaidi, S., Burns, S., & Bugon, G. (2018). Exploring Teachers’
Perceptions of 21St Century Skills in Teaching and Learning in English
Language Classrooms in Oman’S Higher Education Institutions. Journal of
Teaching English for Specific and Academic Purposes, 6(1), 191-202.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan
Nasional. 8 Juli 2003. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 4301. Jakarta.
Uno, H. B., & Lamatenggo, N. (2016). Tugas Guru Dalam Pembelajaran: Aspek
Yang Mempengaruhi. Jakarta: Bumi Aksara.
Wade, Carole dan Tavris, Carol. (2007). Psikologi: Edisi Kesembilan Jilid 1.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Wahyudin, & Syahri, A. A. (2018). Implementation of Learning Problem Solving
in Improving Critical Thinking Ability Mathematics Students. IOSR
Journal of Mathematics (IOSR-JM), 14(3) , 06-11.
73

Weninger, C. (2017). The “vernacularization” of global education policy: media


and digital literacy as twenty-first century skills in Singapore. Asia Pacific
Journal of Education, 37(4), 500–516.
Wijaya, E. Y., Sudjimat, D. A., & Nyoto, A. (2016). Transformasi Pendidikan Abad
21 Sebagai Tuntutan. Transformasi Pendidikan Abad 21 Sebagai Tuntutan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Di Era Global, Jurnal Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Matematika, 1(26), 263–278.
Wood, Julia T. (2009). Communication in our lives. Boston: Wadsworth Cengage
Learning.
Yang, H. B., Zhang, Y. Y., & Yu, N. (2012). Study on information literacy of
college students with university library. Communications in Computer and
Information Science, 307(1), 414–420.
Zainal, R. V., Hadad, M. D., & Ramly, M. (2017). Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi. Jakarta: Rajawali Press.
Zuriah, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
LAMPIRAN

74
75

Lampiran 1. Surat Bimbingan Skripsi


76
77

Lampiran 2. Surat Permohonan Validasi


78

Lampiran 3. Lembar Validasi Ahli Instrumen


79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91

Lampiran 4. Lembar Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Angket

A. Uji Validitas Pernyataan Angket

No Pernyataan Uji SPSS per butir soal


Keterangan
Item (* = pernyataan negatif) Correlations total
Berpikir kreatif merupakan item1 Pearson Correlation ,228
1 kemampuan menghasilkan Sig. (2-tailed) ,112 Tidak Valid
satu gagasan yang relevan* N 50
Berpikir kreatif merupakan item2 Pearson Correlation ,597**
kemampuan menghasilkan Sig. (2-tailed) ,000
2 Valid
banyak gagasan yang N
50
relevan
Menurut saya, penting item3 Pearson Correlation ,689**
3 untuk mengasah Sig. (2-tailed) ,000 Valid
kemampuan berpikir kreatif N 50
Menurut saya, kemampuan item4 Pearson Correlation ,449**
4 berpikir kreatif muncul Sig. (2-tailed) ,001 Valid
dengan sendirinya* N 50
Saya menggunakan Project item5 Pearson Correlation ,622**
5 Based Learning dalam Sig. (2-tailed) ,000 Valid
pembelajaran kimia N 50
Saya menggunakan Direct item6 Pearson Correlation ,186
6 Learning dalam Sig. (2-tailed) ,195 Tidak Valid
pembelajaran kimia* N 50
Berinovasi berarti item7 Pearson Correlation ,369**
7 menggunakan ide baru Sig. (2-tailed) ,008 Valid
secara spontan* N 50
Berinovasi berarti item8 Pearson Correlation ,133
8 menggunakan ide baru Sig. (2-tailed) ,357 Tidak Valid
secara sistematis N 50
item9 Pearson Correlation ,398**
Saya senang berinovasi
9 Sig. (2-tailed) ,004 Valid
dalam pembelajaran kimia
N 50
Saya kesulitan untuk item10 Pearson Correlation ,126
10 berinovasi dalam Sig. (2-tailed) ,382 Tidak Valid
pembelajaran kimia* N 50
Saya menggunakan materi item11 Pearson Correlation ,095
11 dari buku untuk praktikum Sig. (2-tailed) ,511 Tidak Valid
kimia* N 50
92

Saya menggunakan bahan item12 Pearson Correlation ,354*


12 sehari hari untuk praktikum Sig. (2-tailed) ,012 Valid
kimia N 50
Berpikir kritis merupakan item13 Pearson Correlation ,468**
13 kemampuan bernalar secara Sig. (2-tailed) ,001 Valid
sistematis N 50
Berpikir kritis merupakan item14 Pearson Correlation ,455**
14 kemampuan bernalar secara Sig. (2-tailed) ,001 Valid
acak* N 50
Saya mendukung siswa item15 Pearson Correlation ,398**
15 berpikir spontan dalam Sig. (2-tailed) ,004 Valid
membuat keputusan* N 50
Saya mendukung siswa item16 Pearson Correlation ,445**
berpikir sistematis dalam Sig. (2-tailed) ,001
16 Valid
membuat keputusan N 50

Saya mengarahkan siswa item17 Pearson Correlation ,462**


17 berpikir sistematis dalam Sig. (2-tailed) ,001 Valid
pembelajaran N 50
Saya mengarahkan siswa item18 Pearson Correlation ,457**
berpikir secara spontan Sig. (2-tailed) ,001
18 Valid
dalam pembelajaran* N
50

Pemecahan masalah berarti item19 Pearson Correlation ,490**


19 menemukan solusi secara Sig. (2-tailed) ,000 Valid
spontan* N 50
Pemecahan masalah berarti item20 Pearson Correlation ,712**
20 menemukan solusi secara Sig. (2-tailed) ,000 Valid
sistematis N 50
Saya senang menggunakan item21 Pearson Correlation ,651**
metode problem solving Sig. (2-tailed) ,000
21 Valid
dalam pembelajaran N
50

Saya senang menggunakan item22 Pearson Correlation ,395**


22 metode ceramah dalam Sig. (2-tailed) ,004 Valid
pembelajaran* N 50
Saya memberikan siswa item23 Pearson Correlation ,309*
23 solusi dari masalah dalam Sig. (2-tailed) ,029 Valid
pembelajaran* N 50
93

Saya mengarahkan siswa item24 Pearson Correlation ,737**


Sig. (2-tailed) ,000
24 membuat solusi dari masalah Valid
N
dalam pembelajaran 50

Komunikasi yang efektif item25 Pearson Correlation ,602**


25 dilakukan dengan memiliki Sig. (2-tailed) ,000 Valid
tujuan* N 50
Komunikasi yang efektif item26 Pearson Correlation ,585**
26 dilakukan tanpa memiliki Sig. (2-tailed) ,000 Valid
tujuan N 50
Menurut saya, kemampuan item27 Pearson Correlation ,411**
berbicara diasah saat Sig. (2-tailed) ,003
27 Valid
mengobrol dengan teman N
50
dekat*
Menurut saya, perlu untuk item28 Pearson Correlation ,575**
28 mengasah kemampuan Sig. (2-tailed) ,000 Valid
berbicara di depan kelas N 50
Saya mengarahkan siswa item29 Pearson Correlation ,716**
menyampaikan hasil Sig. (2-tailed) ,000
29 Valid
pemahaman kimianya di N 50
depan kelas
Saya mengarahkan siswa item30 Pearson Correlation ,147
30 menulis hasil pemahaman Sig. (2-tailed) ,309 Tidak Valid
kimianya di buku tulisnya* N 50
Dalam berkolaborasi, item31 Pearson Correlation ,446**
31 anggota memikul tanggung Sig. (2-tailed) ,001 Valid
jawab yang berbeda* N 50
Dalam berkolaborasi, item32 Pearson Correlation ,466**
anggota memikul tanggung Sig. (2-tailed) ,001
32 Valid
jawab yang sama N 50

Saya mengarahkan siswa item33 Pearson Correlation ,660**


menyampaikan hasil Sig. (2-tailed) ,000
33 pemahaman kimianya di N 50 Valid
depan kelas

Saya mengapresiasi siswa item34 Pearson Correlation ,252


34 yang menjadi ketua di Sig. (2-tailed) ,077 Tidak Valid
kelompoknya* N 50
94

Saya menerapkan tugas item35 Pearson Correlation ,607**


35 kelompok saat Sig. (2-tailed) ,000 Valid
pembelajaran kimia N 50
Saya menerapkan tugas item36 Pearson Correlation ,472**
36 individu saat pembelajaran Sig. (2-tailed) ,001 Valid
kimia* N 50
Informasi yang diterima item37 Pearson Correlation ,547**
37 bisa langsung kita yakini Sig. (2-tailed) ,000 Valid
kebenarannya* N 50
Informasi yang diterima item38 Pearson Correlation ,637**
38 harus dipastikan dahulu Sig. (2-tailed) ,000 Valid
kebenarannya N 50
Saya perlu memastikan item39 Pearson Correlation ,712**
kebenaran informasi yang Sig. (2-tailed) ,000
39 Valid
akan disampaikan dalam N
50
pembelajaran
Saya langsung item40 Pearson Correlation ,544**
menggunakan informasi Sig. (2-tailed) ,000
40 Valid
yang saya temukan untuk N
50
pembelajaran*
Saya mengarahkan siswa item41 Pearson Correlation ,692**
41 mengambil informasi dari Sig. (2-tailed) ,000 Valid
sumber akurat N 50
Saya mengarahkan siswa item42 Pearson Correlation ,483**
42 mengambil informasi dari Sig. (2-tailed) ,000 Valid
sumber fiktif* N 50
Literasi media berarti item43 Pearson Correlation ,415**
kemampuan menganalisis Sig. (2-tailed) ,003
43 informasi melalui media N Valid
tertentu 50

Literasi media berarti item44 Pearson Correlation ,477**


menggunakan informasi Sig. (2-tailed) ,000
44 secara spontan melalui N Valid
media apapun* 50

Menurut saya, penggunaan item45 Pearson Correlation ,516**


45 media mempersulit proses Sig. (2-tailed) ,000 Valid
pembelajaran* N 50
95

Menurut saya, penggunaan item46 Pearson Correlation ,643**


46 media diperlukan dalam Sig. (2-tailed) ,000 Valid
pembelajaran
N 50
Saya menggunakan jurnal item47 Pearson Correlation ,429**
dalam pembelajaran kimia
47 Sig. (2-tailed) ,002 Valid
N 50
Saya menggunakan buku item48 Pearson Correlation -,298*
paket saja dalam
48 Sig. (2-tailed) ,036 Tidak Valid
pembelajaran kimia*
N 50
ICT digunakan untuk item49 Pearson Correlation ,585**
49 mempermudah guru dalam Sig. (2-tailed) ,000 Valid
proses pembelajaran
N 50
item50 Pearson Correlation ,233
ICT digunakan untuk
50 menggantikan guru dalam Sig. (2-tailed) ,103 Tidak Valid
proses pembelajaran*
N 50
Saya mengabaikan item51 Pearson Correlation ,480**
51 pentingnya ICT dalam Sig. (2-tailed) ,000 Valid
pembelajaran kimia*
N 50
Saya menyadari pentingnya item52 Pearson Correlation ,631**
52 ICT dalam pembelajaran Sig. (2-tailed) ,000 Valid
kimia
N 50
Saya menggunakan media item53 Pearson Correlation ,334*
53 flash dalam pembelajaran Sig. (2-tailed) ,018 Valid
kimia
N 50
item54 Pearson Correlation -,029
Saya menggunakan media
54 papan tulis dalam Sig. (2-tailed) ,839 Tidak Valid
pembelajaran kimia*
N 50
Jumlah Butir Valid 44
Jumlah Butir Tidak Valid 10
Total Butir Pernyataan 54
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa dari 54 pernyataan angket hanya 44 penyataan
angket yang dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk penelitian.

B. Uji Reabilitas Angket

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,922 54
Berdasarkan tabel di atas, koefisien reabilitas instrumen angket sebesar 0.922, maka
dapat disimpulkan bahwa instrumen angket tersebut reliabel dan dapat digunakan.
96

Lampiran 5. Pernyataan Angket Setelah Uji Validitas dan Reabilitas

No. Item Pernyataan


A. Keterampilan Belajar
1. Berpikir Kreatif dan Inovasi
Menurut saya, kemampuan berpikir kreatif muncul dengan
Item 1
sendirinya*
Saya menggunakan Project Based Learning dalam pembelajaran
Item 2
kimia
Berpikir kreatif merupakan kemampuan menghasilkan banyak
Item 3
gagasan yang relevan
Item 4 Saya senang berinovasi dalam pembelajaran kimia
Item 5 Berinovasi berarti menggunakan ide baru secara spontan*
Menurut saya, penting untuk mengasah kemampuan berpikir
Item 6
kreatif
Item 7 Saya menggunakan bahan sehari hari untuk praktikum kimia
2. Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah
Item 8 Berpikir kritis merupakan kemampuan bernalar secara sistematis
Saya mendukung siswa berpikir spontan dalam membuat
Item 9
keputusan*
Item 10 Saya mengarahkan siswa berpikir sistematis dalam pembelajaran
Saya mendukung siswa berpikir sistematis dalam membuat
Item 11
keputusan
Item 12 Berpikir kritis merupakan kemampuan bernalar secara acak*
Saya mengarahkan siswa berpikir secara spontan dalam
Item 13
pembelajaran*
Item 14 Pemecahan masalah berarti menemukan solusi secara spontan*
Saya mengarahkan siswa membuat solusi dari masalah dalam
Item 15
pembelajaran
Item 16 Saya senang menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran*
Item 17 Saya memberikan siswa solusi dari masalah dalam pembelajaran*
Item 18 Pemecahan masalah berarti menemukan solusi secara sistematis
97

Saya senang menggunakan metode problem solving dalam


Item 19
pembelajaran
3. Komunikasi dan Kolaborasi
Menurut saya, kemampuan berbicara diasah saat mengobrol
Item 20
dengan teman dekat*
Item 21 Komunikasi yang efektif dilakukan dengan memiliki tujuan
Saya mengarahkan siswa menyampaikan hasil pemahaman
Item 22
kimianya di depan kelas
Item 23 Komunikasi yang efektif dilakukan tanpa memiliki tujuan*
Menurut saya, perlu untuk mengasah kemampuan berbicara di
Item 24
depan kelas
Item 25 Saya menerapkan tugas kelompok saat pembelajaran kimia
Dalam berkolaborasi, anggota memikul tanggung jawab yang
Item 26
berbeda*
Saya mengapresiasi setiap siswa yang berkonstribusi di
Item 27
kelompoknya
Item 28 Saya menerapkan tugas individu saat pembelajaran kimia*
Dalam berkolaborasi, anggota memikul tanggung jawab yang
Item 29
sama
B. Keterampilan Informasi, Media, dan Teknologi
1. Keterampilan Informasi
Item 30 Informasi yang diterima bisa langsung kita yakini kebenarannya*
Saya perlu memastikan kebenaran informasi yang akan
Item 31
disampaikan dalam pembelajaran
Item 32 Saya mengarahkan siswa mengambil informasi dari sumber akurat
Saya langsung menggunakan informasi yang saya temukan untuk
Item 33
pembelajaran*
Item 34 Saya mengarahkan siswa mengambil informasi dari sumber fiktif*
Item 35 Informasi yang diterima harus dipastikan dahulu kebenarannya
2. Keterampilan Media
Item 36 Saya menggunakan jurnal dalam pembelajaran kimia
98

Literasi media berarti menggunakan informasi secara spontan


Item 37
melalui media apapun*
Item 38 Menurut saya, penggunaan media diperlukan dalam pembelajaran
Literasi media berarti kemampuan menganalisis informasi melalui
Item 39
media tertentu
Menurut saya, penggunaan media mempersulit proses
Item 40
pembelajaran*
3. Keterampilan Teknologi
ICT digunakan untuk mempermudah guru dalam proses
Item 41
pembelajaran
Item 42 Saya menyadari pentingnya ICT dalam pembelajaran kimia
Item 43 Saya menggunakan media flash dalam pembelajaran kimia
Item 44 Saya mengabaikan pentingnya ICT dalam pembelajaran kimia*
Keterangan:
(*) = Pernyataan negatif
99

Lampiran 6. Hasil Angket Implementasi


Mengetahui Aspek dalam Teknologi
Jenis Sumber Perlukah Apa Model Sumber Penggunaan
Nama Angkatan Sekolah Keterampilan keterampilan yang
Kelamin Informasi diterapkan Menerapkan Pembelajaran materi Media
Abad 21 abad 21 digunakan
Project Based
Pemecahan Learning,
Masalah, Quantum
MA Diskusi Buku, Jurnal,
Berpikir Learning,
Ahmad Ali Pria 2011 Hidayatullah Ya Teman Ya Ya E-Book, Ya Video
Kreatif, Cooperative
Depok Sejawat Youtube
Komunikasi, Learning,
Kolaboratif Problem Based
Learning
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Pemecahan Project Based
Masalah, Learning,
Diskusi
Ika SMAN 2 Media, Inovasi, Discovery Buku,
Wanita 2011 Ya Teman Ya Ya Ya Video
Humaeroh Pandeglang Berpikir Learning, Website
Sejawat
Kreatif, Problem Based
Komunikasi, Learning
Kolaboratif,
Informasi
Berpikir Kritis,
Project Based
Teknologi,
Learning, Buku, Jurnal, Video,
Amelia Inovasi,
SMAN 1 Discovery E-Book, PowerPoint,
Rachmawa Wanita 2012 Ya Internet Berpikir Ya Ya Ya
CISEENG Learning, Youtube, Overhead
ti Kreatif,
Problem Based Website Projector
Komunikasi,
Learning
Kolaboratif

Project Based Video, Word,


Ahmad
SMAN 3 Teknologi, Learning, PowerPoint,
Ainul Pria 2012 Ya Internet Ya Ya Buku Ya
Karawang Media Problem Based Flash,
Yakin
Learning Flipbook

Berpikir Kritis,
Teknologi,
Pemecahan Project Based
Buku, Jurnal,
Masalah, Learning,
Ira SMK E-Book,
Media, Inovasi, Cooperative Video, Word,
Nurpialaw Wanita 2012 Muhammadiya Ya Internet Ya Ya Modul, Ya
Berpikir Learning, PowerPoint
ati h Cilegon Youtube,
Kreatif, Problem Based
Website
Komunikasi, Learning
Kolaboratif,
Informasi
100

Discovery
Video, Word,
Teknologi, Learning, Buku, E-
SMK PowerPoint,
liestiana Seminar/Wor Media, Inovasi, Cooperative Book,
Wanita 2010 AVICENA Ya Ya Ya Ya Flash,
Apriyani kshop Komunikasi, Learning, Modul,
RAJEG Aplikasi
Kolaboratif Problem Based Youtube
Smartphone
Learning
Berpikir Kritis,
Project Based
Pemecahan
Learning,
Sella SMAN 8 Masalah, Buku,
Discovery Video, Word,
Marselyan Wanita 2011 Kabupaten Ya Internet Media, Inovasi, Ya Ya Modul, Ya
Learning, PowerPoint
a Tangerang Berpikir Youtube
Cooperative
Kreatif,
Learning
Informasi
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Buku,
SMAN 18 Diskusi Media, Inovasi, Project Based
Deccia Modul, Video, Word,
Wanita 2011 KAB. Tidak Teman Berpikir Ya Tidak Learning, Ya
citra Youtube, PowerPoint
TANGERANG Sejawat Kreatif, Direct Learning
Website
Komunikasi,
Informasi
Berpikir Kritis,
Discovery
Teknologi,
Learning, Buku,
Diskusi Pemecahan Video,
Dyah MAN 2 KOTA Direct Modul,
Wanita 2011 Ya Teman Masalah, Ya Tidak Ya PowerPoint,
indah rini BEKASI Learning, Youtube,
Sejawat Berpikir Flash
Problem Based Website
Kreatif,
Learning
Komunikasi
Project Based
Berpikir Kritis,
Learning,
Teknologi, Buku, Video,
Dewi SMAIT Al Discovery
Wanita 2011 Ya Internet Pemecahan Ya Ya Youtube, Ya PowerPoint,
Agustina Qur'aniyyah Learning,
Masalah, Website Flash
Problem Based
Berpikir Kreatif
Learning
Berpikir Kritis,
Discovery Buku, Jurnal,
Rahayu SMAN 28 Berpikir
Pelatihan Learning, E-Book, Video, Word,
Rahmawat Wanita 2011 Kabupaten Ya Kreatif, Ya Ya Ya
guru Problem Based Modul, PowerPoint
i Dewi Tangerang Komunikasi,
Learning Youtube
Kolaboratif
Project Based
Learning,
Berpikir Kritis, Discovery
Video,
Teknologi, Learning,
Buku, Jurnal, PowerPoint,
Hari SMAN 1 Pelatihan Berpikir Quantum
Pria 2011 Ya Ya Ya Modul, Ya Aplikasi
Suharto Tangsel guru Kreatif, Learning,
Website Smartphone,
Komunikasi, Cooperative
Flipbook
Kolaboratif Learning,
Problem Based
Learning
101

Berpikir Kritis, Discovery


Teknologi, Learning,
Buku,
Febriani Pelatihan Inovasi, Cooperative
Wanita 2011 SMA IP Yakin Ya Ya Ya Youtube, Ya Video
Sofyan guru Berpikir Learning,
Website
Kreatif, Problem Based
Kolaboratif Learning
Berpikir Kritis,
Video, Word,
Teknologi, Project Based Buku, Jurnal,
PowerPoint,
Riska Smk darma Seminar/Wor Pemecahan Learning, E-Book,
Wanita 2011 Ya Ya Ya Ya Aplikasi
fitriyani bakti kshop Masalah, Problem Based Modul,
Smartphone,
Media, Inovasi, Learning Website
Flipbook
Berpikir Kreatif
Berpikir Kritis, Discovery
Buku, E-
Teknologi, Learning,
SMAS AL- Book,
Abdurrohi Seminar/Wor Inovasi, Cooperative Video, Word,
Pria 2011 HASRA Ya Ya Ya Modul, Ya
m kshop Berpikir Learning, PowerPoint
DEPOK Youtube,
Kreatif, Problem Based
Website
Kolaboratif Learning
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Project Based
Pemecahan
SMK Learning, Buku, Jurnal,
Masalah, Video, Word,
Kesehatan Cooperative E-Book,
Melinda Wanita 2012 Ya Internet Inovasi, Ya Ya Ya PowerPoint,
Letris Indonesia Learning, Modul,
Berpikir Flash
2 Problem Based Youtube
Kreatif,
Learning
Komunikasi,
Kolaboratif

Berpikir Kritis,
Ummu
Pelatihan Pemecahan Project Based Buku, Video,
kalsum Wanita 2012 MAN 5 Jakarta Ya Ya Ya Tidak
guru Masalah, Learning Website PowerPoint
andi lajeng
Berpikir Kreatif

Berpikir Kritis, Buku,


Project Based
Berpikir Modul, Video, Word,
Sman 3 Pelatihan Learning,
Nida Wanita 2012 Ya Kreatif, Ya Ya Youtube, Ya PowerPoint,
kuningan guru Discovery
Komunikasi, Website, Flash
Learning
Kolaboratif Eksiklopedia

Pemecahan Aplikasi
Sintya A Wanita 2013 BQ Ya Internet Ya Tidak Direct Learning E-Book Tidak
Masalah Smartphone
102

Project Based
Flash,
Berpikir Kritis, Learning,
Gilang SMKN 6 Kota Buku, Jurnal, Aplikasi
Seminar/Wor Teknologi, Discovery
Yuda Pria 2012 Tangerang Ya Ya Ya E-Book, Ya Smartphone,
kshop Media, Inovasi, Learning,
Pratama Selatan Website Alat peraga
Berpikir Kreatif Problem Based
sederhana
Learning
Berpikir Kritis,
Teknologi, Project Based
Buku, E-
Pemecahan Learning,
Book, Video,
SMA Tadika Pelatihan Masalah, Discovery
Wulan Sari Wanita 2013 Ya Ya Ya Modul, Ya PowerPoint,
Pertiwi guru Berpikir Learning,
Youtube, Flash
Kreatif, Problem Based
Website
Komunikasi, Learning
Kolaboratif
Video, Word,
Discovery PowerPoint,
Buku,
Siti Man 4 Learning, Overhead
Wanita 2012 Tidak Tidak Youtube, Ya
masitoh tangerang Problem Based Projector,
Website
Learning Aplikasi
Smartphone
Berpikir Kritis, Project Based
Teknologi, Learning,
Pemecahan Discovery
Buku, E-
Masalah, Learning, Video, Word,
Book,
Media, Inovasi, Direct PowerPoint,
GR Wanita 2010 SMA I HI Ya Internet Ya Ya Modul, Ya
Berpikir Learning, Aplikasi
Youtube,
Kreatif, Cooperative Smartphone
Website
Komunikasi, Learning,
Kolaboratif, Problem Based
Informasi Learning
Project Based
Berpikir Kritis, Video, Word,
Learning,
Dana Berpikir PowerPoint,
SMK Via Pelatihan Discovery Buku,
Adrian Pria 2010 Ya Kreatif, Ya Ya Ya Flash,
Medika guru Learning, Youtube
Saputra Komunikasi, Aplikasi
Problem Based
Kolaboratif Smartphone
Learning
Buku, E-
Video, Word,
Book,
Yuni SMA Garuda Problem Based PowerPoint,
Wanita 2010 Tidak Ya Tidak Modul, Ya
Noviyanti Cendekia Learning Overhead
Youtube,
Projector
Website

Video, Word,
Berpikir Kritis, Buku, Jurnal, PowerPoint,
Ias Firdaus
Pria 2013 Sma delta Ya Internet Teknologi, Ya Tidak Direct Learning Modul, Ya Aplikasi
Alam
Media Website Smartphone,
Flipbook
103

khansa nur Buku, Word,


muhamadiyah Teknologi, Problem Based
haida Wanita 2013 Ya Internet Ya Ya Modul, Ya Overhead
boarding school Media, Inovasi Learning
muhsin Youtube Projector

Berpikir Kritis,
Project Based
Pemecahan Buku, Jurnal, Video, Word,
Learning,
Masalah, E-Book, PowerPoint,
MURNI SMA NEGERI Jurnal Discovery
Wanita 2013 Ya Berpikir Ya Ya Modul, Ya Flash,
ARIFAH 2 BREBES Penelitian Learning,
Kreatif, Youtube, Aplikasi
Problem Based
Komunikasi, Website Smartphone
Learning
Kolaboratif
Berpikir Kritis,
Teknologi, Project Based
Pemecahan Learning, Buku, E-
Video,
Masalah, Discovery Book,
PowerPoint,
M.Ikhwan SMAN 2 Pelatihan Media, Inovasi, Learning, Modul,
Pria 2004 Ya Ya Ya Ya Flash,
udin Af BREBES guru Berpikir Cooperative Youtube,
Aplikasi
Kreatif, Learning, Website,
Smartphone
Komunikasi, Problem Based Eksiklopedia
Kolaboratif, Learning
Informasi
Berpikir Kritis,
Discovery
Ahmad Teknologi, Buku, Video,
SMA Jurnal Learning,
Riza Pria 2010 Ya Berpikir Ya Tidak Modul, Ya PowerPoint,
Sumbangsih Penelitian Cooperative
Maulana Kreatif, Youtube Flash
Learning
Informasi

Teknologi,
Buku, E- Video,
Pemecahan Discovery
Ahmad SMAN 26 KAB Book, PowerPoint,
Pria 2010 Tidak Masalah, Ya Tidak Learning, Ya
Fauzi TANGERANG Youtube, Overhead
Media, Berpikir Direct Learning
Website Projector
Kreatif
Berpikir Kritis, Buku, Jurnal,
Video,
Teknologi, Discovery E-Book,
PowerPoint,
SMK Budi Pelatihan Inovasi, Learning, Modul,
Novitasari Wanita 2011 Ya Ya Ya Ya Flash,
Mulia Ciledug guru Berpikir Problem Based Youtube,
Aplikasi
Kreatif, Learning Website,
Smartphone
Kolaboratif Eksiklopedia
Berpikir Kritis, Video,
Teknologi, PowerPoint,
Pemecahan Jurnal, E- Flash,
Prayoga SMK YMIK Seminar/Wor Masalah, Discovery Book, Overhead
Pria 2011 Ya Ya Ya Ya
Hadi Putra jakarta kshop Media, Inovasi, Learning Youtube, Projector,
Berpikir Website Aplikasi
Kreatif, Smartphone,
Komunikasi, Flipbook
104

Kolaboratif,
Informasi
Berpikir Kritis, Project Based
Buku, E-
Pemecahan Learning,
Citra Book, Video, Word,
Bogor Center Masalah, Direct
Chairunnis Wanita 2012 Tidak Ya Tidak Modul, Ya PowerPoint,
School Berpikir Learning,
a Youtube, Flash
Kreatif, Problem Based
Website
Kolaboratif Learning
Berpikir Kritis,
Project Based
Teknologi,
Learning,
Pemecahan Buku, Jurnal,
Discovery Video,
SMAN 2 Masalah, Modul,
Learning, PowerPoint,
Arif Soleh Pria 2008 KABUPATEN Ya Internet Inovasi, Ya Ya Youtube, Ya
Cooperative Aplikasi
TANGERANG Berpikir Website,
Learning, Smartphone
Kreatif, Eksiklopedia
Problem Based
Komunikasi,
Learning
Kolaboratif
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Pemecahan
Buku, Jurnal,
Masalah, Discovery
E-Book,
SMA Mutiara Media, Inovasi, Learning,
Rizka Wanita 2013 Ya Ya Ya Modul, Ya Flipbook
Islami Plus Berpikir Problem Based
Youtube,
Kreatif, Learning
Website
Komunikasi,
Kolaboratif,
Informasi

Berpikir Kritis, Buku,


Petri MA Khazanah Teknologi, Cooperative Modul, Video,
Wanita 2012 Ya Internet Ya Tidak Ya
Wahyusari Kebajikan Inovasi, Learning Youtube, PowerPoint
Berpikir Kreatif Website

Video, Word,
Berpikir Kritis,
PowerPoint,
Pemecahan Project Based
SMAIT Buku, Jurnal, Flash,
Mudzilatu Masalah, Learning,
Wanita 2012 Raudhatut Ya Internet Ya Ya Modul, Ya Overhead
n Nupus Inovasi, Problem Based
Tauhid Youtube Projector,
Komunikasi, Learning
Aplikasi
Kolaboratif
Smartphone

Discovery Buku, E-
Video,
Learning, Book,
Gofar Pria 2008 TGI Tidak Tidak Ya PowerPoint,
Cooperative Youtube,
Flash
Learning Website
105

Project Based
Berpikir Kritis, Learning,
Buku, Jurnal, Video,
Sman 1 Seminar/Wor Pemecahan Discovery
Rosalia Wanita 2008 Ya Ya Ya Youtube, Ya PowerPoint,
dramaga kshop Masalah, Learning,
Website Flash
Berpikir Kreatif Problem Based
Learning
Diskusi
Anisa Sma adria Problem Based Buku, Video, Word,
Wanita 2011 Ya Teman Berpikir Kritis Ya Ya Ya
saida pratama mulya Learning Website PowerPoint
Sejawat
Teknologi,
Buku, Jurnal,
Pemecahan
E-Book,
Masalah, Discovery Video,
SMK Yapia & Modul,
Ahda Wanita 2008 Ya Internet Media, Inovasi, Ya Ya Learning, Ya PowerPoint,
SMP IT Azhari Youtube,
Komunikasi, Direct Learning Flash
Website,
Kolaboratif,
Eksiklopedia
Informasi
Project Based Video,
Berpikir Kritis,
Learning, PowerPoint,
Berpikir
Yudianton SMA YADIKA Pelatihan Discovery Buku, Overhead
Pria 2011 Ya Kreatif, Ya Ya Ya
o 6 guru Learning, Youtube Projector,
Komunikasi,
Problem Based Aplikasi
Kolaboratif
Learning Smartphone
Berpikir Kritis,
Pemecahan
Discovery Video,
Masalah,
Yasa Esa Khazanah Pelatihan Learning, Buku, PowerPoint,
Wanita 2012 Ya Berpikir Ya Ya Ya
Yasinta Kebajikan guru Problem Based Youtube Overhead
Kreatif,
Learning Projector
Komunikasi,
Kolaboratif
Berpikir Kritis,
Pemecahan
Masalah, Discovery
Diana MA Soebono Pelatihan Inovasi, Learning, Buku,
Wanita 2004 Ya Ya Ya Ya Word
Supriyatin Mantofani guru Berpikir Cooperative Website
Kreatif, Learning
Komunikasi,
Kolaboratif
Berpikir Kritis,
Pemecahan
Masalah, Cooperative
Buku,
Kiki Inovasi, Learning, Video, Word,
Wanita 2012 Sma waskito Ya Internet Ya Ya Youtube, Ya
sukirman Berpikir Problem Based PowerPoint
Website
Kreatif, Learning
Komunikasi,
Kolaboratif
106

Berpikir Kritis, Project Based


Teknologi, Learning,
Pemecahan Discovery
Masalah, Learning,
Diskusi Buku, E-
Ani SMA Negeri 1 Media, Inovasi, Direct Video, Word,
Wanita 2009 Ya Teman Ya Ya Book, Ya
Syahida Ciomas Berpikir Learning, PowerPoint
Sejawat Website
Kreatif, Cooperative
Komunikasi, Learning,
Kolaboratif, Problem Based
Informasi Learning
Teknologi, Video, Word,
Project Based
Pemecahan Buku, Jurnal, PowerPoint,
Learning,
Sarah Masalah, E-Book, Flash,
Discovery
Hanifa Wanita 2009 SMAIT Aulady Ya Internet Inovasi, Ya Ya Modul, Ya Overhead
Learning,
Purnomo Berpikir Youtube, Projector,
Problem Based
Kreatif, Website Aplikasi
Learning
Komunikasi Smartphone
Berpikir Kritis,
Teknologi, Buku, E-
Video, Word,
Siti Nur SMK Pustek Pelatihan Pemecahan Problem Based Book,
Wanita 2009 Ya Ya Ya Ya PowerPoint,
Aeniah Mitra Tigaraksa guru Masalah, Learning Youtube,
Flash
Inovasi, Website
Berpikir Kreatif
Buku,
Berpikir Kritis,
SMAN 1 Discovery Youtube, Video, Word,
Indriyani Wanita 2009 Ya Internet Teknologi, Ya Ya Ya
Cigudeg Learning Website, PowerPoint
Media, Inovasi
Eksiklopedia
Video,
Teknologi, Project Based PowerPoint,
Buku, Jurnal,
Media, Inovasi, Learning, Flash,
Mutiara E-Book,
Ira Berpikir Discovery Overhead
Wanita 2009 Harapan Ya Internet Ya Ya Modul, Ya
Isnawati Kreatif, Learning, Projector,
Islamic school Youtube,
Komunikasi, Cooperative Aplikasi
Website
Kolaboratif Learning Smartphone,
Flipbook
Berpikir Kritis,
Pemecahan Video,
Discovery
SMAN 11 Masalah, PowerPoint,
Nur Fitri Learning, Buku, Jurnal,
Wanita 2009 Kabupaten Ya Internet Inovasi, Ya Ya Ya Flash,
Novianti Cooperative Modul
Tangerang Komunikasi, Aplikasi
Learning
Kolaboratif, Smartphone
Informasi
107

Lampiran 7. Hasil Angket Berpikir Kreatif-Inovasi dan Berpikir Kritis-Pemecahan Masalah

Berpikir Kreatif dan Inovasi Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah


Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator
Nama Indikator 2 Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5 Indikator 6
1 3 4 5 6
item item item item item item item item item item item item item item
item 3 item 2 item 5 item 4 item 7
1 6 8 12 9 11 10 13 14 18 16 19 15 17
AA 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3
IK 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3
AR 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 4 2 2 3
AAY 3 3 3 3 1 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 4 3 4 2
IN 4 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 4 3 3 2
LA 4 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 2 2 3 3 4 4 3
SM 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2
DC 1 3 1 1 3 1 1 1 3 4 1 1 4 4 1 4 2 1 3
DIR 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
DA 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 4 3 3 4
RRD 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3
HS 3 3 3 3 2 4 3 3 2 2 3 3 1 4 3 4 3 3 3
FS 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3
RF 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3
A 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2
M 3 2 4 3 1 4 4 3 2 1 4 4 2 2 3 3 3 4 2
UKAL 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2
N 4 3 4 4 1 4 3 4 2 1 4 4 2 1 3 2 2 3 2
SA 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2
GYP 4 2 4 3 1 4 3 3 1 1 4 4 1 2 4 3 3 3 2
WS 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3
SM 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2
GR 3 3 4 3 1 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2
DAS 4 3 4 3 2 4 3 3 3 2 4 4 2 3 3 3 2 3 2
YN 4 3 4 3 1 4 4 4 4 1 4 4 2 2 4 3 3 3 2
IFA 3 3 3 2 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3
108

KNHM 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2
MA 4 3 4 2 2 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3
MIA 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2
ARM 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2
AF 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
N 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 4 3 3 2
PHP 3 2 3 3 2 3 3 3 2 1 4 3 2 1 3 2 3 3 1
CC 3 3 3 3 2 3 3 4 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2
AS 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4
R 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2
PW 4 3 4 3 3 3 2 4 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2
MN 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2
G 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2
R 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 2 3 4 3 3 4
AS 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2
A 1 3 1 2 4 1 1 4 3 3 4 4 3 3 4 2 3 4 3
Y 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
YEY 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2
DS 3 4 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2
KS 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2
AS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
SHP 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2
SNA 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2
I 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
II 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2
NFN 3 4 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3
Skor rata-
3,1 5,9 2,7 2,3 3,1 2,9 5,7 5,4 5,4 5,6 5,8 5,5
rata
Skor
4 8 4 4 4 4 8 8 8 8 8 8
maksimal
Persentase 77,9% 73,8% 68,3% 57,7% 77,4% 73,6% 70,7% 68,0% 67,5% 69,5% 72,1% 68,8%
109

Lampiran 8. Hasil Angket Komunikasi-Kolaborasi dan Literasi Informasi

Komunikasi dan Kolaborasi Literasi Informasi


Indikator Indikator
Nama Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 6 Indikator 2 Indikator 3
5 1
item item item item item item item item
item 23 item 20 item 24 item 22 item 26 item 29 item 27 item 25
21 28 30 35 31 33 32 34
AA 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4
IK 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4
AR 3 3 2 4 3 2 2 2 2 2 3 3 4 3 3 2
AAY 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
IN 3 4 2 3 3 4 3 3 3 2 4 4 4 2 4 4
LA 4 4 3 4 4 2 2 4 3 1 4 3 4 3 4 3
SM 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3
DC 1 4 4 1 1 4 1 1 1 4 4 1 1 4 1 3
DIR 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2
DA 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
RRD 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3
HS 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4
FS 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3
RF 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 4 3 4 3 3
A 4 3 1 3 3 2 2 4 4 2 2 3 3 2 3 2
M 4 1 2 4 4 1 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3
UKAL 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3
N 4 4 2 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4
SA 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2
GYP 3 4 3 4 3 3 3 4 4 2 3 4 4 3 4 2
WS 3 3 2 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 4 3
SM 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
GR 4 3 1 4 4 3 3 4 3 2 1 4 4 3 4 4
DAS 4 3 4 3 3 2 2 4 3 2 4 4 4 4 4 4
YN 3 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4
110

IFA 4 4 2 4 3 1 1 4 2 2 4 4 3 3 4 4
KNHM 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2
MA 3 3 3 4 4 1 2 4 4 1 4 4 3 3 3 4
MIA 3 1 2 4 3 1 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4
ARM 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3
AF 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2
N 3 4 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4
PHP 4 2 2 3 3 2 4 4 4 2 1 4 4 2 4 1
CC 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4
AS 4 4 3 4 3 2 2 4 3 2 4 4 4 4 4 4
R 3 3 3 4 2 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3
PW 3 3 2 4 3 3 3 4 3 1 4 4 4 3 4 4
MN 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
G 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
R 3 4 2 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 2
AS 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2
A 4 4 2 4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4
Y 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
YEY 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
DS 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3
KS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2
AS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4
SHP 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4
SNA 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
I 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3
II 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2
NFN 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
Skor rata-
6,3 5,7 3,1 5,5 3,3 5,2 6,5 6,2 6,3
rata
Skor
8 8 4 8 4 8 8 8 8
maksimal
Persentase 78,8% 71,2% 76,4% 68,3% 81,7% 64,4% 81,3% 77,2% 79,3%
111

Lampiran 9. Hasil Angket Literasi Media dan Literasi Teknologi

Literasi Media Literasi Teknologi


Nama Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3
item 37 item 39 item 38 item 40 item 36 item 41 item 42 item 44 item 43
AA 2 3 3 3 3 3 3 3 1
IK 3 3 3 3 2 3 3 4 3
AR 1 4 4 3 3 3 3 3 2
AAY 2 3 4 4 2 4 4 4 3
IN 2 3 3 4 3 4 4 1 4
LA 2 3 4 4 3 4 4 4 3
SM 3 3 3 3 3 3 3 3 3
DC 4 1 1 4 1 1 1 3 2
DIR 2 3 3 3 3 3 3 3 3
DA 3 3 3 4 3 3 3 3 3
RRD 3 3 3 3 3 3 3 3 2
HS 3 3 3 4 3 4 3 4 3
FS 3 3 3 3 2 3 3 2 2
RF 3 3 4 4 3 3 3 3 3
A 1 3 4 3 3 4 4 3 2
M 2 4 4 4 3 3 3 2 4
UKAL 3 3 3 3 2 3 3 2 2
N 3 4 4 4 3 3 4 3 2
SA 2 3 3 2 3 3 3 2 3
GYP 2 4 4 4 3 4 4 4 3
WS 1 3 4 4 3 3 3 4 3
SM 3 3 3 3 3 3 3 3 3
GR 2 3 4 4 2 3 3 4 2
DAS 1 3 4 4 3 4 4 4 3
YN 1 4 4 4 4 4 4 4 2
IFA 4 3 4 4 4 2 4 4 3
KNHM 2 3 3 2 2 3 3 2 3
112

MA 3 4 4 4 3 3 4 4 4
MIA 2 4 4 3 3 4 4 4 3
ARM 3 3 3 4 2 3 3 4 3
AF 3 3 3 3 2 3 3 3 2
N 2 3 3 4 3 3 3 4 3
PHP 2 4 4 3 3 4 4 1 4
CC 2 3 3 4 3 3 3 4 3
AS 3 3 4 3 3 3 4 4 3
R 3 3 3 3 3 3 3 3 2
PW 3 3 4 3 2 3 3 3 2
MN 3 3 3 3 3 3 3 3 3
G 3 3 3 3 2 3 3 3 3
R 2 3 3 4 2 3 3 4 3
AS 2 3 3 3 3 3 3 3 3
A 4 3 4 4 4 3 3 4 3
Y 3 2 3 4 3 3 3 4 3
YEY 3 3 3 3 3 3 3 3 2
DS 2 2 3 3 2 3 3 3 2
KS 2 3 3 4 2 3 3 3 2
AS 3 3 3 4 2 3 3 3 2
SHP 3 3 3 3 3 3 3 4 3
SNA 3 3 3 3 2 3 3 3 3
I 3 3 3 3 3 3 3 3 3
II 2 3 3 2 3 3 3 2 3
NFN 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Skor rata-rata 5,6 6,7 2,7 3,1 6,4 2,7
Skor maksimal 8 8 4 4 8 4
Persentase 69,7% 84,1% 68,3% 78,4% 80,0% 68,3%
113

Lampiran 10. Hasil Angket Total dan Per-Aspek

Skor Berpikir Kreatif Berpikir Kritis dan Komunikasi Literasi Literasi Literasi
Nama
Total dan Inovasi Pemecahan Masalah dan Kolaborasi Informasi Media Teknologi
Ahmad Ali 120 19 31 27 19 14 10
Ika Humaeroh 130 21 33 28 21 14 13
Amelia
119 19 31 25 18 15 11
Rachmawati
Ahmad Ainul
135 20 34 31 20 15 15
Yakin
Ira Nurpialawati 132 20 32 30 22 15 13
liestiana Apriyani 145 25 37 31 21 16 15
Sella Marselyana 127 20 34 27 19 15 12
Deccia citra 94 11 29 22 14 11 7
Dyah indah rini 126 21 34 29 16 14 12
Dewi Agustina 129 20 34 29 18 16 12
Rahayu
123 19 31 30 17 15 11
Rahmawati Dewi
Hari Suharto 132 21 34 27 20 16 14
Febriani Sofyan 119 18 33 27 17 14 10
Riska fitriyani 134 21 32 32 20 17 12
Abdurrohim 117 17 30 28 15 14 13
Melinda 133 21 33 30 20 17 12
114

Ummu kalsum
121 19 32 27 19 14 10
andi lajeng
Nida 140 23 30 34 23 18 12
Sintya A 114 19 30 26 15 13 11
Gilang Yuda
137 21 31 33 20 17 15
Pratama
Wulan Sari 136 20 34 32 22 15 13
Siti masitoh 128 21 34 28 18 15 12
GR 132 20 34 31 20 15 12
Dana Adrian
141 23 34 30 24 15 15
Saputra
Yuni Noviyanti 148 23 36 35 23 17 14
Ias Firdaus Alam 144 20 43 27 22 19 13
khansa nur haida
113 19 30 26 15 12 11
muhsin
MURNI ARIFAH 141 21 37 29 21 18 15
M.Ikhwanudin Af 133 20 33 27 22 16 15
Ahmad Riza
124 20 33 25 18 15 13
Maulana
Ahmad Fauzi 126 20 35 29 17 14 11
Novitasari 123 19 29 28 19 15 13
Prayoga Hadi P. 122 19 28 30 16 16 13
Citra Chairunnisa 126 20 32 28 18 15 13
115

Arif Soleh 146 23 38 31 24 16 14


Rizka 133 20 37 31 19 15 11
Petri Wahyusari 133 22 33 29 23 15 11
MudzilatunNupus 128 20 34 29 18 15 12
Gofar 125 20 33 28 18 14 12
Rosalia 133 21 36 30 19 14 13
Anisa saida 118 21 30 26 15 14 12
Ahda 141 13 40 33 23 19 13
Yudiantono 132 21 36 29 18 15 13
Yasa Esa Yasinta 130 20 36 30 18 15 11
Diana Supriyatin 122 21 32 27 19 12 11
Kiki sukirman 121 18 33 29 16 14 11
Ani Syahida 131 21 36 29 19 15 11
Sarah Hanifa P.o 135 21 33 34 19 15 13
Siti Nur Aeniah 125 20 33 28 18 14 12
Indriyani 132 21 36 29 19 15 12
Ira Isnawati 116 19 30 26 17 13 11
Nur Fitri Novianti 127 23 30 29 18 15 12
Skor Rata-Rata 128,7 20,1 33,3 28,9 19,0 15,0 12,3
Skor Maksimun 176 28 48 40 24 20 16
Persentase 73,1% 71,8% 69,4% 72,4% 79,2% 75,2% 76,7%
116

Lampiran 11. Lembar Uji Referensi


117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131

Anda mungkin juga menyukai