Anda di halaman 1dari 173

PENGARUH PEMAHAMAN KOGNITIF SISWA TERHADAP

KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA

MATA PELAJARAN MATEMATIKA

Skripsi

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

Nama : Sabda Nurwasilah

NIM : 2018820034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2023
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Skripsi, Desember 2022

Sabda Nurwasilah (2018820034)

PENGARUH PEMAHAMAN KOGNITIF SISWA TERHADAP


KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA

XVII, 155 Halaman, 13 Tabel, 4 Gambar, 22 Lampiran

ABSTRAK

Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan siswa


yang berhubungan dengan pemahaman terhadap kemampuan
menyelesaikan soal cerita matematika. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui pengaruh pemahaman siswa terhadap kemampuan
menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitian ini dilakukan di SDN
Kedaung Kota Tangerang Selatan. Pendekatan yang dilakukan yaitu
menggunakan kuantitatif dengan metode survey. Penelitian ini dilakukan
kepada siswa kelas VI dengan jumlah populasi sebanyak 60 siswa dan
seluruh populasi tersebut digunakan sebagai sampel penelitian dengan
menggunakan dua kelas, yaitu kelas VI A sebanyak 30 siswa dan kelas VI
D sebanyak 30 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
menggunakan tes essay dan wawancara sebagai data pendukung. Teknik
analisis data yang digunakan yaitu menggunakan uji validitas, uji reliabilitas,
uji normalitas, uji homogenitas, uji analisis regresi linier sederhana, dan uji
koefisien determinasi (R-Square). Hasil dari penelitian yang didapatkan
yaitu terdapat pengaruh pemahaman kognitif terhadap kemampuan
menyelesaikan soal cerita pada mata pelajaran matematika dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, yang berarti Ha diterima. Besarnya
pengaruh yang diberikan berdasarkan perhitungan R-Square yaitu 0,237 x
100%= 23,7%.

Kata kunci : Pemahaman, Kognitif, Kemampuan dan Soal Cerita

Daftar Pustaka 48 (2008 – 2022)

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

ii
iii
iv
v
vi
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada orang tua saya yang selalu

mendoakan dan mendukung saya dalam proses perjalanan di kehidupan

saya. Kepada seluruh teman-teman saya yang sudah membantu,

memberikan dukungan, dan memberikan semangat kepada saya dalam

pengerjaan dan penyelesaian skripsi ini, serta kepada diri saya sendiri

yang sudah mampu dan bertahan sampai sejauh ini.

vii
MOTO

“Tubuh dibersihkan dengan air. Jiwa dibersihkan dengan air mata.

Akal dibersihkan dengan pengetahuan. Dan jiwa dibersihkan dengan

cinta.”

- Ali bin Abi Thalib

“Ada dua jenis manusia: 1) mereka yang mencari tapi tidak bisa

menemukan, dan 2) mereka yang menemukan tapi masih

menginginkan lebih.”

- Ali bin Abi Thalib

"Kecerdasan yang paling cerdas adalah takwa, dan kebodohan yang

paling bodoh adalah maksiat."

- Abu Bakar

viii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Penulis panjatkan

kehadirat Allah.SWT atas segala keberkahan rahmat dan hidayahnya

kepada kita semua. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada

Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, beserta kepada seluruh

umatnya yang selalu melaksanakan kewajibannya.

Skripsi ini penulis ajukan sebagai salah satu syarat dalam

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Penulisan ini tentu

memiliki banyak kekurangan dan kelemahannya, maka dari itu penulis

menyampaikan permohonan atas kritik dan saran dalam rangka

penyempurnaan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini tidak akan dapat

terselesaikan tanpa bantuan dari beberapa pihak. Pada kesempatan yang

baik ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terutama kepada:

1. Bapak Dr. Iswan, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Jakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk mengikuti studi di fakultas ini.

ix
2. Ibu Lativa Qurrotaini, M.Pd., ketua Program studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Jakarta yang telah memberikan dorongan serta arahan kepada penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Bapak Sholehuddin, M.Pd., pembimbing skripsi yang telah memberikan

dorongan, bimbingan, dan arahan kepada penulis dalam penyusunan

skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

5. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan doa, dukungan, serta

semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kepala Sekolah dan Guru kelas VI SDN Kedaung yang telah

memberikan semangat dan kasih sayang.

7. Sahabat-sahabat ku Nabilah, Sobah, Alda, Ines, Erika, Nida, Salma, dan

Sekar yang selalu memberikan dukungan, doa, semangat, serta

membantu penulis dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

8. Teman-teman angkatan 2018 PGSD FIP UMJ khususnya kelas ESD,

penulis ucapkan terimakasih atas kebersamaan dan kebahagiaan

selama masa perkuliahan hingga akhir.

x
Segala ketulusan dari hati yang bersih dan ikhlas, penulis

memberikan doa semoga amal baik yang telah mereka berikan

mendapatkan pahal yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, akan tetapi penulis

berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti

selanjutnya.

Jakarta, 15 Desember 2022

Sabda Nurwasilah

2018820034

xi
DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. ii
PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ............................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iv
PAKTA INTEGRITAS.................................................................................. v
PERSYARATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.......................................... vi
PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii
MOTO ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 9
C. Batasan Masalah ........................................................................ 10
D. Rumusan Masalah...................................................................... 10
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 11
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 14
A. Kajian Teori ................................................................................ 14
1. Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika ................ 14
a. Definisi Kemampuan Menyelesaikan ....................................... 14
b. Definisi Soal Cerita Matematika............................................... 16
c. Macam-macam soal cerita matematika ................................... 19
d. Kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika ............... 20
e. Bangun Ruang Kubus ............................................................. 27
2. Pemahaman Kognitif................................................................... 31
a. Definisi Pemahaman ............................................................... 31
b. Tingkat pemahaman ................................................................ 35
c. Jenis-jenis Pemahaman .......................................................... 37

xii
d. Definisi Kognitif ........................................................................ 39
e. Tahapan-tahapan Kognitif ....................................................... 42
f. Definisi Pemahaman Kognitif................................................... 44
g. Indikator Pemahaman Kognitif................................................. 46
B. Kerangka Berpikir ....................................................................... 47
C. Hipotesis Penelitian .................................................................... 50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 51
A. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................... 51
1. Tempat Penelitian ....................................................................... 51
2. Waktu Penelitian ......................................................................... 51
B. Metode Penelitian ....................................................................... 52
C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ................................ 53
D. Populasi dan Sampel (Teknik Sampling) .................................... 56
1. Populasi ...................................................................................... 56
2. Sampel........................................................................................ 57
E. Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian ............................................... 57
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 59
G. Teknik Analisis Data ................................................................... 61
1. Uji Coba Instrumen ..................................................................... 61
a. Validitas ................................................................................... 61
b. Reliabilitas ............................................................................... 62
2. Uji Prasyarat Analisis .................................................................. 64
a. Uji Normalitas .......................................................................... 64
b. Uji Homogenitas ...................................................................... 64
3. Uji Hipotesis ................................................................................ 65
a. Analisis Regresi Linear Sederhana ......................................... 65
b. Koefisien Determinasi .............................................................. 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 68
A. Deskripsi Data ............................................................................ 68
1. Deskripsi Tempat Penelitian ....................................................... 68
2. Deskripsi Data Responden ......................................................... 70
B. Hasil Analisis Data...................................................................... 71
1. Uji Coba Instrumen ..................................................................... 71

xiii
2. Uji Prasyarat Analisis .................................................................. 76
3. Uji Hipotesis ................................................................................ 78
C. Interpretasi Hasil Penelitian ........................................................ 80
BAB V PENUTUP .................................................................................... 84
A. Kesimpulan ................................................................................. 84
B. Saran .......................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 86
LAMPIRAN............................................................................................... 91

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ...................................................... 51


Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Variabel Pemahaman Kognitif (X) ............. 58
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Variabel Kemampuan Menyelesaikan Soal
Cerita (Y) ................................................................................................ 59
Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Tes Essay ......................... 72
Variabel x (pemahaman kognitif) ............................................................. 72
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Essay .................................. 73
Variabel x (pemahaman kognitif) ............................................................. 73
Tabel 4.3 Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Tes Essay ......................... 74
Variabel y (kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika) ............ 74
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Essay .................................. 75
Variabel y (kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika) ............ 75
Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Essay Variabel x
(pemahaman kognitif) .............................................................................. 76
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Essay Variabel y
(kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika) ............................. 76
Tabel 4.7 Ringkasan Uji Normalitas ......................................................... 77
Tabel 4.8 Ringkasan Uji Homogenitas……………………………………….78
Tabel 4.9 Ringkasan Uji Analisis Regresi Linier Sederhana .................... 79
Tabel 4.10 Hasil perhitungan Uji R-Square .............................................. 79

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bangun Ruang Kubus .......................................................... 28


Gambar 2.2 Bidang Diagonal Bangun Ruang Kubus ............................... 30
Gambar 2.3 Jaring-jaring Bangun Ruang Kubus ..................................... 30
Gambar 2.4 Kerangka Berpikir................................................................. 49

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi ........................... 92


Lampiran 2 Surat Permohonan Penelitian ........................................ 93
Lampiran 3 Surat Balasan Penelitian ................................................ 94
Lampiran 4 Surat Ujian Komprehensif .............................................. 95
Lampiran 5 Surat Keterangan Validasi Ahli ...................................... 97
Lampiran 6 Penilaian Validasi Ahli .................................................... 98
Lampiran 7 Rubrik Penilaian Instrumen Penelitian ........................... 102
Lampiran 8 Kartu Bimbingan ............................................................ 107
Lampiran 9 Kartu Menonton Sidang Skripsi ...................................... 109
Lampiran 10 Instrumen Penelitian Variabel X ................................... 110
Uji Coba Instrumen Penelitian Soal ............................. 105
Instrumen Penelitian Soal............................................ 114
Lampiran 11 Instrumen Penelitian Soal Essay Variabel Y ................ 120
Lampiran 12 Rencana Pembelajaran................................................ 130
Lampiran 13 Hasil Uji Validitas SPSS ............................................... 140
Lampiran 14 Hasil Uji Reliabilitas SPSS ........................................... 141
Lampiran 15 Tabel r Product Moment............................................... 142
Lampiran 16 Nilai Siswa ................................................................... 143
Lampiran 17 Hasil Uji Normalitas SPSS ........................................... 147
Lampiran 18 Hasil Uji Homogenitas SPSS ....................................... 148
Lampiran 19 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Sederhana SPSS....... 149
Lampiran 20 Hasil Uji Koefisien Determinasi SPSS.......................... 150
Lampiran 21 Dokumentasi ................................................................ 151
Lampiran 22 Riwayat Hidup Peneliti ................................................. 155

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rasulullah SAW sangat mendorong para umatnya untuk

belajar dan mencari ilmu secara luas. Mencari ilmu merupakan suatu

kegiatan mulia yang diutamakan oleh para Nabi dan Rasul Allah,

dimana mencari ilmu dapat menuntun kita kepada jalan kebaikan

yaitu dengan menyebarkan ilmu kepada khalayak ramai dan

menjadikan diri kita sebagai manusia yang bermanfaat bagi orang

lain. Allah SWT beserta para Nabi dan Rasul Allah menganjurkan

para umat manusia untuk menuntut ilmu dengan tidak ada batasan,

yang berarti tidak di batasi oleh usia, jenis kelamin dan kondisi fisik.

Manusia diberikan akal yang sehat untuk berpikir dan melakukan

sesuatu hal, oleh karena itu sangat mulia para manusia yang sedang

belajar dan menuntut ilmu. Allah SWT sangat meridhoi para umatnya

yang sedang berusaha berada di jalan Allah dan disertai dengan niat

karena Allah SWT. Rasulullah SAW juga memberikan tanggapan

bahwa ilmu adalah tiang agama sesuai sabda-Nya :

1
2

‫َمن أ َ َرا َد الدُّن َيا فَ َعلَيه بالعلم َو َمن أ َ َرا َد اآلخ َرةَ فَ َعلَيه بالعلم‬

‫َو َمن أ َ َرا َد ُه َما فَ َعلَيه بالعلم‬

“Barangsiapa yang menginginkan dunia (kebahagiaan dunia), maka

hendaklah dia berilmu, dan barangsiapa yang menginginkan akhirat

(kebahagiaan akhirat), maka hendaklah dia berilmu, dan

barangsiapa yang menginginkan kebahagiaan dunia dan akhirat,

maka dia pun harus memiliki ilmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits tersebut menjelaskan bahwa sangat penting bagi para

umat manusia dalam menuntut ilmu, manusia yang berilmu akan

senantiasa mendapatkan kesejahteraan yaitu berupa kebahagiaan

baik di dunia maupun di akhirat serta menghindari kita dari sifat

kebodohan. Para manusia diperintahkan menuntut ilmu dimulai dari

awal kehidupan bahkan sampai akhir hayat yaitu sampai pada liang

lahat atau pada sampai akhir hidupnya, dimana hal tersebut sesuai

dengan sabda Nabi Muhammad SAW :

َ ‫ إ َّل من‬: ‫ط َع َعنهُ َع َملُهُ إ َّل من ث َ ََلثَة‬


‫ص َدقَة‬ َ َ‫ان انق‬
ُ ‫س‬ َ ‫إ َذا َم‬
َ ‫ات اْلن‬

ُ‫عو لَه‬ َ ‫ أَو َولَد‬،‫ أَو علم يُنتَفَ ُع به‬،‫َجاريَة‬


ُ ‫صالح يَد‬
3

“Jika seorang manusia mati, maka terputuslah semua darinya

semuanya, kecuali tiga hal yaitu sedekah jariyah, ilmu yang

bermanfaat, dan anak soleh yang selalu berdoa kepada orang tua.”

(HR. Muslim)

Hadits di atas menjelaskan bahwa manusia dapat menuntut

ilmu sampai akhir hayat mereka atau sampai pada akhir kehidupan

mereka di dunia. Ilmu yang bermanfaat akan membawa manusia

kepada jalan yang baik dan dapat menolong kita sampai masuk ke

dalam surga Allah SWT.

Salah satu cara untuk menuntut ilmu yaitu dengan menempuh

suatu pendidikan. Umumnya pendidikan merupakan suatu kegiatan

yang bersifat universal, yaitu berarti suatu pendidikan dapat diterima

dan dilakukan oleh semua manusia. Pendidikan merupakan suatu

ragam kegiatan yang saling berhubungan. Salah satu kegiatan

tersebut yaitu berinteraksi dengan cara berkomunikasi antar individu

ataupun kelompok. Interaksi yang dilakukan akan menjadikan

manusia sebagai suatu individu yang utuh yaitu individu yang dapat

tumbuh dan berkembang di dalam lingkungannya dengan baik.

Seiring dengan perkembangan zaman yang terjadi,

pendidikan akan sangat berpengaruh dalam membantu

mengembangkan potensi yang dimiliki dalam setiap diri manusia.


4

Proses pembangunan Nasional Negara Indonesia memiliki

bagian terpenting yaitu dalam masalah pendidikan, dimana kualitas

pendidikan yang baik dalam suatu Negara akan menjadi aspek

kehidupan bagi para warga Negara nya, oleh karena itu pendidikan

di Indonesia memiliki pengaruh yang besar dalam proses

pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia terutama

bagi para penerus generasi bangsa. Hal tersebut tercantum pada UU

No. 20 Tahun 2003, dalam Lastini (2010:17), mengenai sistem

Pendidikan Nasional, yaitu pendidikan menjadikan watak serta

peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk mengembangkan potensi

para peserta didik sehingga menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadikan sebagai warga

Negara yang demokratis serta bertanggung jawab, hal tersebut

tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 dalam Aneka

Ilmu, Tahun: 2003 halaman 7.

Berdasarkan hal tersebut, salah satu lembaga yang

menjalankan kegiatan-kegiatan dalam hal pendidikan yaitu sekolah

(Almadiliana, Saputra, dan Setiawan, 2021:2). Sekolah merupakan

tempat berlangsungnya proses pembelajaran yang berkaitan

dengan ilmu pengetahuan dan wadah untuk melakukan suatu proses

interaksi belajar mengajar. Berlangsungnya suatu kegiatan dalam


5

pendidikan, mengharuskan tenaga pendidik atau para guru yang

kompeten, yaitu suatu kemampuan yang dimiliki dalam memberikan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang baik, serta dapat

mengajarkan secara langsung di dalam kehidupan nyata para

peserta didik, terutama pendidikan pada tingkatan sekolah dasar.

Sekolah Dasar merupakan tempat pembelajaran yang

mendapatkan fokus utama dalam memberikan harapan dan bekal

yaitu konsep dasar bagi para peserta didik. Menurut Depdiknas,

Tahun 2006, halaman 9 dalam Unaenah dan Sumantri (2019:2),

menjelaskan bahwa tujuan umum pendidikan dasar yaitu

menempatkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak

mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan melanjutkan

pendidikan.

Pendidikan sekolah dasar yang baik akan melahirkan

generasi awal penerus bangsa yang cerdas, kompeten, dan mampu

bersaing dalam ranah nasional dan internasional. Sedangkan

pendidikan sekolah dasar yang kurang baik akan sangat berdampak

terhadap kurangnya kecerdasan, kompeten, dan sikap. Hal tersebut

dapat bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dilakukan.

Semakin baik pembelajaran yang dilakukan, maka akan dapat

tercapainya suatu tujuan pendidikan, apabila pendidikan yang

dihasilkan kurang baik, maka terdapat suatu masalah atau hambatan

yang terjadi dalam proses pembelajaran, baik di dalam lingkungan


6

sekolah maupun diluar lingkungan sekolah. Masalah atau hambatan

tersebut dapat berasal dari ranah suatu pendidikan itu sendiri yaitu

pada pengembangan aspek kognitif atau pengetahuan, afektif atau

sikap, dan psikomotorik atau keterampilan.

Berdasarkan ranah pendidikan dalam Taksonomi Bloom,

salah satu kesulitan atau hambatan dalam proses pembelajaran oleh

peserta didik terdapat pada ranah kognitif yaitu dalam hal

pemahaman. Pemahaman merupakan kemampuan yang dimiliki

seseorang untuk memahami sebuah makna, arti, dan dapat

menyajikan isi dalam suatu kalimat, bacaan atau materi yang

dipelajari. Pemahaman kognitif peserta didik dalam proses

pembelajaran dapat terlihat dalam salah satu mata pelajaran yaitu

matematika. Pada ranah kognitif, peserta didik masih mengalami

kesulitan dalam hal pemahaman mata pelajaran matematika, hal ini

dikarenakan mata pelajaran matematika memiliki banyak hal yang

berbeda-beda dalam setiap perhitungannya, sehingga peserta didik

kurang menguasai dalam hal pemahaman materi salah satunya yaitu

soal cerita.

Jenjang pendidikan sekolah dasar yang mengharuskan untuk

mempelajari mata pelajaran matematika di antaranya yaitu kelas

enam sekolah dasar yang merupakan kategori kelas tinggi.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005

mengenai Standar Nasional Pendidikan, Pasal 6 Ayat (1) dalam


7

Unaenah dan Sumantri (2019:2) menjelaskan bahwa kurikulum di

dalam pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada tingkatan

pendidikan sekolah dasar dan pendidikan menengah terbagi

menjadi: 1) agama dan akhlak mulia, 2) kewarganegaraan dan

kepribadian, 3) ilmu pengetahuan dan teknologi, 4) estetika, 5)

jasmani, olahraga dan kesehatan. Pada Peraturan Pemerintah

tersebut, telah disebutkan salah satu kelompok mata pelajaran yaitu

mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, dimana di dalamnya

terdapat mata pelajaran matematika. Matematika merupakan salah

satu mata pelajaran yang selalu ada di setiap jenjang pendidikan

sekolah dasar, dengan tujuan para peserta didik dapat meningkatkan

pemahaman kognitif secara kritis, logis dan realistis. Hal tersebut

sejalan menurut Ulia dan Sari (2018:2) yang mengungkapkan bahwa

mata pelajaran matematika dapat membuat pola pikir peserta didik

menjadi sistematis, logis, kritis, dan cermat.

Pemahaman kognitif pada mata pelajaran matematika oleh

peserta didik kelas enam sekolah dasar dapat disajikan melalui soal

cerita matematika. Soal cerita merupakan soal yang diberikan atau

disajikan dalam sebuah cerita singkat, kalimat, atau narasi yang

memiliki suatu gambar atau suatu hal yang berkaitan dengan

kehidupan nyata. Pada mata pelajaran matematika terdapat materi

pelajaran yang dipelajari secara langsung oleh peserta didik, dimana

materi tersebut masih menggunakan pembelajaran dengan


8

menghafal rumus dan berhitung. Kurangnya pemahaman pada soal

cerita matematika dapat disebabkan oleh pembelajaran yang pasif di

dalam kelas, dimana kegiatan pembelajaran dilakukan oleh peserta

didik yang hanya membaca tanpa memahami isi soal cerita, hanya

mendengarkan penjelasan dari guru saja, serta kurangnya media

pembelajaran yang dapat membantu mengembangkan pemahaman

peserta didik secara nyata.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada hari

kamis, tanggal 28 Januari 2022 pukul 11.00 WIB, di SDN Kedaung

yang beralamat Jalan Aria Putra No. 160, Kedaung, Kecamatan

Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Peneliti melakukan wawancara

kepada guru kelas VI di SDN Kedaung terkait pengaruh pemahaman

kognitif siswa sekolah dasar kelas VI terhadap kemampuan

menyelesaikan soal cerita pada mata pelajaran matematika. Hasil

wawancara tersebut menyatakan bahwa para peserta didik masih

kurang menguasai dalam hal pemahaman kognitif terhadap soal

cerita pada mata pelajaran matematika terutama pada materi volume

bangun ruang kubus. Beberapa faktor yang menjadikan kurangnya

pemahaman kognitif para peserta didik terhadap kemampuan

menyelesaikan soal cerita matematika dikarenakan terdapat suatu

pandangan dari dalam diri peserta didik terhadap mata pelajaran

matematika, yaitu merupakan salah satu mata pelajaran yang rumit

untuk dipelajari dan dipahami, selain itu pemahaman soal cerita pada
9

mata pelajaran matematika tidak dapat dilakukan oleh satu langkah

saja, melainkan dilakukan dengan beberapa tahap, sehingga

pandangan tersebut yang akan selalu dipikirkan oleh para peserta

didik. Faktor lainnya yaitu peserta didik kurang memahami rumus

volume bangun ruang kubus, sehingga kurang memahami untuk

menjawab soal cerita yang diberikan. Selain itu, kurangnya

kemampuan membaca serta memahami suatu isi pada bacaan

menjadi faktor lain yang mempengaruhi kurangnya pemahaman

kognitif peserta didik terhadap soal cerita matematika di SDN

Kedaung. Salah satu cara yang dilakukan oleh para guru untuk

mengatasi kurangnya pemahaman kognitif peserta didik terhadap

soal cerita matematika yaitu menggunakan suatu media nyata yang

dapat dilihat dan dipelajari secara langsung oleh peserta didik di

dalam kelas. Dengan demikian, berdasarkan permasalahan tersebut

peneliti ingin mengetahui dan akan melakukan penelitian yang

berkaitan dengan “Pengaruh Pemahaman Kognitif Siswa

terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita pada Mata

Pelajaran Matematika”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka

identifikasi penelitian ini diantaranya yaitu:

1. Pemahaman kognitif peserta didik dapat dikembangkan melalui

soal cerita matematika.


10

2. Pandangan yang terdapat dalam diri para peserta didik terkait

mata pelajaran matematika yaitu merupakan salah satu mata

pelajaran yang rumit untuk dipelajari, menjadikan kurangnya

pemahaman kognitif peserta didik terhadap soal cerita

matematika.

3. Kurangnya kemampuan membaca serta memahami suatu isi

dalam bacaan, menjadikan kurangnya pemahaman kognitif

peserta didik terhadap soal cerita matematika.

4. Peserta didik kurang memahami rumus volume bangun ruang

kubus, sehingga kurang memahami soal cerita yang diberikan.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dalam penelitian di atas,

maka diperlukan suatu batasan masalah yang berfungsi untuk

memperjelas dan memfokuskan permasalahan tersebut. Batasan

masalah pada penelitian yang akan diteliti yaitu mengenai pengaruh

pemahaman kognitif siswa terhadap kemampuan menyelesaikan

soal cerita pada mata pelajaran matematika.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang permasalahan, identifikasi

masalah, dan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu:


11

1. Apakah terdapat pengaruh dari pemahaman kognitif siswa

sekolah dasar terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita

pada mata pelajaran matematika?

2. Seberapa besar pengaruh pemahaman kognitif siswa sekolah

dasar terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita pada

mata pelajaran matematika?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan

penelitian yang dilakukan terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan

khusus, yaitu:

1. Tujuan Umum

a. Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh

pemahaman kognitif siswa sekolah dasar terhadap

kemampuan menyelesaikan soal cerita pada mata pelajaran

matematika.

2. Tujuan Khusus

a. Peneliti ingin membuktikan apakah terdapat pengaruh

pemahaman kognitif siswa sekolah dasar terhadap

kemampuan menyelesaikan soal cerita pada mata pelajaran

matematika.

b. Peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh yang

terjadi pada pemahaman kognitif siswa sekolah dasar


12

terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita pada mata

pelajaran matematika.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan di dapat berdasarkan penelitian adalah

sebagai berikut :

1. Bagi orang tua

Memberi informasi bagi orang tua dalam pembelajaran anak di

sekolah mengenai ranah kognitif yaitu ranah yang berkaitan

dengan pemahaman pada soal cerita matematika.

2. Bagi Guru

Guru akan mengetahui bagaimana pemahaman kognitif peserta

didik selama pembelajaran yang diberikan mengenai mata

pelajaran matematika materi volume bangun ruang kubus dan

dapat mengevaluasi untuk pembelajaran selanjutnya, sehingga

peserta didik dapat memahami soal cerita dengan baik.

3. Peserta didik

Peserta didik akan mengetahui pemahaman kognitif mereka

mengenai soal cerita matematika pada materi volume bangun

ruang kubus, apakah mereka memahami atau kurang memahami

terhadap soal cerita yang selama ini mereka pelajari mengenai

volume bangun ruang kubus.


13

4. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui pemahaman kognitif siswa sekolah

dasar kelas enam mengenai soal cerita mata pelajaran

matematika materi volume bangun ruang kubus yang mereka

pelajari di sekolah dan dapat dijadikan acuan oleh peneliti untuk

memberikan pembelajaran yang menjadikan peserta didik

memahami isi soal cerita dan dapat mengaitkan pada kehidupan

peserta didik sehari-hari.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika

a. Definisi Kemampuan Menyelesaikan

Soedjadi (2000: 36) dalam Helyana, Zubaidah,

Nursangaji, dan Asep (2020:3) menjelaskan bahwa

kemampuan dalam menyelesaikan soal merupakan sebuah

keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik, dalam

melakukan penyelesaian secara matematis, pada soal pada

matematika.

Menurut Anggraeni, Saripudin, dan Zanthy (2020:2)

kemampuan dalam menyelesaikan dan memecahkan suatu

hal atau permasalahan sangat penting bagi kehidupan

peserta didik, yaitu untuk mengembangkan kemampuan

peserta didik dalam menyelesaikan berbagai jenis

permasalahan dalam pembelajaran, seperti permasalahan

dalam mata pelajaran matematika, dan dapat mengatasi

permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

14
15

Peserta didik yang kurang mampu dalam menguasai

pemahaman terhadap suatu masalah, akan merasa kesulitan

untuk melanjutkan langkah berikutnya yaitu kemampuan

perencanaan, penyelesaian, serta pemeriksaan kembali

(Utami, Endaryono, dan Djuhartono, 2018:2).

Menurut Helyana, Zubaidah, Nursangaji, dan Asep

(2020:3) kemampuan menyelesaikan soal adalah salah satu

cara yang digunakan untuk melihat suatu permasalahan atau

pandangan, dengan pencapaian tujuan. Kemampuan dalam

menyelesaikan suatu hal dapat dilakukan secara matematis,

hal ini sejalan menurut (Laelatunnajah, Kriswandani, dan

Prihatnani, 2018:5) kemampuan dalam menyelesaikan

masalah secara matematis, yaitu dapat menggunakan

hubungan-hubungan yang logis dan mengidentifikasi unsur

yang dibutuhkan dalam menyelesaikan persoalan yang

terjadi.

Berdasarkan teori yang telah dijelaskan, peneliti

menyimpulkan bahwa kemampuan menyelesaikan yaitu

kemampuan peserta didik dalam memecahkan dan

menyelesaikan soal pembelajaran ataupun menyelesaikan

permasalahan yang terjadi pada kehidupan sehari-hari.

Peningkatan kemampuan dalam menyelesaikan suatu hal

atau permasalahan yang dapat diberikan oleh guru yaitu


16

dapat dilatih dengan memberikan soal berbentuk soal cerita.

Kemampuan menyelesaikan dapat dilakukan secara

matematis yaitu dengan menggunakan hubungan yang logis

dan unsur yang dibutuhkan.

b. Definisi Soal Cerita Matematika

Soal cerita merupakan soal yang berisikan suatu

permasalahan yang terjadi dengan kalimat tertentu yang

memiliki makna dan dapat di pahami (Amalia, Hirza, dan

Supriyadi, 2018:3). Soal cerita merupakan salah satu soal

yang memiliki peran penting, yaitu soal yang diberikan guru

kepada peserta didik dengan tujuan untuk melihat

perkembangan peserta didik dalam memahami,

mengerjakan, dan menjawab permasalahan dalam soal cerita

tersebut. Soal cerita termasuk soal dengan tingkat kerumitan

yang cukup tinggi (Dwidarti, Mampouw dan Setyadi, 2019:2).

Menurut Dwidarti, Mampouw dan Setyadi (2019:2) soal

cerita yang disajikan merupakan soal yang berkaitan dengan

kegiatan sehari-hari. Soal cerita yang baik merupakan soal

yang diberikan memiliki hubungan dengan permasalahan

yang terjadi pada kehidupan peserta didik sehari-hari

(Damayanti dan Chamidah, 2018:4).


17

Menurut Utami, Endaryono dan Djuhartono (2018:2)

Salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh peserta didik

yaitu matematika. Menurut Wahyuddin (2016:2) pada

pembelajaran matematika untuk memperoleh hasil belajar

yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor dari

dalam (internal) seperti maupun faktor dari luar (eksternal)

yang harus dipenuhi untuk memperoleh hasil belajar

matematika yang baik yaitu terdapat pada kemampuan

verbal. Salah satu kemampuan verbal dapat terlihat ketika

menyelesaikan suatu permasalahan. Hal ini sejalan menurut

Utari, Wardana dan Damayani (2019:2) penyelesaian suatu

permasalahan pada matematika di sekolah dapat diberikan

dalam bentuk soal cerita.

Menurut Dwidarti, Mampouw dan Setyadi (2019:2) soal

cerita matematika merupakan soal yang disajikan dalam

bentuk suatu narasi dengan kalimat matematika atau

persamaan matematika. Menurut Damayanti dan Chamidah

(2018:3-4) soal cerita matematika merupakan soal

matematika yang diberikan menggunakan suatu

permasalahan yang berhubungan dengan kegiatan sehari-

hari. Menurut Utami, Endaryono dan Djuhartono (2018:2) soal

cerita yang harus diselesaikan oleh peserta didik bukan

merupakan soal dengan bentuk lambang atau simbol


18

matematika, melainkan soal dengan bentuk suatu narasi atau

cerita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pada

penyelesaian soal cerita, peserta didik harus memiliki

keterampilan, yaitu melalui beberapa langkah dalam

penyelesaian soal cerita tersebut, sehingga guru dapat

mengetahui keterampilan dan pemahaman yang dimiliki.

Berdasarkan teori yang sudah dijelaskan, peneliti

menyimpulkan bahwa soal cerita merupakan soal yang

berisikan suatu bacaan, kalimat atau narasi dengan makna

tertentu yang dapat dipahami oleh peserta didik. Soal cerita

dapat berkaitan dengan kehidupan nyata yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari peserta didik. Soal cerita yang

diberikan kepada peserta didik yaitu berupa suatu

permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Soal cerita dapat disajikan melalui bentuk tulisan atau lisan.

Oleh karena itu, soal cerita diberikan dengan tujuan untuk

dapat mengembangkan kemampuan peserta didik dalam hal

pemahaman suatu makna yang terdapat dalam soal cerita,

dan erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari peserta

didik. Salah satu penyajian soal cerita yang dapat diberikan

yaitu melalui mata pelajaran matematika. Penyelesaian pada

soal cerita, harus melalui beberapa langkah untuk

menyelesaikan soal cerita tersebut.


19

c. Macam-macam soal cerita matematika

Soal cerita pada mata pelajaran Matematika dapat

dibedakan melalui jenis-jenis operasi dalam soal cerita

Christou dalam Syafri Ahmad, 2000: 15 dalam Rahardjo dan

Waluyati (2011:21), diantaranya yaitu:

1) Soal cerita dengan satu tahapan (one-step word

problems) merupakan soal cerita matematika, yang hanya

memiliki satu macam saja operasi hitung yaitu:

(a) Penjumlahan

(b) Pengurangan

(c) Perkalian

(d) pembagian.

2) Soal cerita dengan dua tahapan (two-step word problems),

merupakan soal cerita matematika yang memiliki dua

macam operasi hitung.

3) Soal cerita dengan lebih dari dua tahapan (multi-step word

problems), merupakan soal cerita matematika yang

memiliki lebih dari dua macam operasi hitung.

Berdasarkan macam-macam soal cerita matematika

yang dijelaskan, peneliti menyimpulkan bahwa soal cerita

terdiri dari beberapa langkah, hal ini dikarenakan matematika

memiliki beragam jenis operasi hitung. Macam-macam soal

cerita matematika dapat membuat peserta didik mengenali


20

dan mengetahui bahwa kalimat yang terkandung dalam soal

dapat memiliki satu macam operasi hitung atau lebih,

sehingga peserta didik dapat menyesuaikan cara yang

digunakan untuk menyelesaikan soal cerita.

d. Kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika

Menurut Chamidah, Emanuel, dan Kirana (2021:2)

Penguasaan aritmatika pada siswa dapat ditunjukkan dengan

kemampuannya dalam menyelesaikan soal cerita. Pada

kenyataannya, masih terdapat siswa yang melakukan

kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita, hal ini

disebabkan siswa mengalami beberapa kesulitan dalam

memahami makna kalimat dalam soal cerita, kurangnya

keterampilan siswa dalam menerjemahkan suatu kalimat ke

dalam lambang matematika.

Menurut Utari, Wardana dan Damayani (2019:2)

kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu

permasalahan pada soal cerita akan sangat bermanfaat bagi

kehidupan sehari-hari. Menurut Fitry, Khamdun, dan Ulya

(2022:2) pada kasus yang terjadi mengenai kurangnya

kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita

yaitu memiliki dampak kepada hasil belajar matematika

peserta didik. Peserta didik merasa kesulitan dalam

mengerjakan dan menjawab soal cerita yang diberikan, hal ini


21

terlihat bahwa terdapat beberapa kekurangan pada proses

pembelajaran berlangsung.

Menurut Utami, Endaryono, dan Djuhartono (2018:3)

pada proses pembelajaran berlangsung, masih terdapat

penerapan pembelajaran yang menggunakan metode

ceramah, yaitu peserta didik berperan sebagai pendengar di

dalam kelas, sehingga peserta didik menjadi pasif. Keadaan

tersebut menjadi salah satu hambatan yang dialami oleh

peserta didik yaitu dalam pemahaman materi yang diberikan,

sehingga kurangnya keterampilan peserta didik dalam

menyelesaikan soal cerita.

Menurut Amalia, Hirza, dan Supriadi·(2018:2)

Keterampilan peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita

matematika yaitu menjadi salah satu keterampilan yang

penting dalam proses pembelajaran matematika. Tercapainya

tujuan pembelajaran matematika dapat terlihat pada

perkembangan dan kemajuan peserta didik dalam

mengerjakan soal cerita matematika dengan pemahaman

peserta didik yang telah dipelajari, sehingga dapat

menyelesaikan soal cerita matematika. Kesulitan peserta

didik dalam menyelesaikan suatu permasalahan yaitu

terdapat pada soal cerita matematika. Hal ini dikarenakan

peserta didik mengalami kesulitan untuk memaknai kalimat


22

dalam soal cerita dan mengubah soal tersebut ke dalam

model matematika.

Menurut Fitry, Khamdun dan Ulya (2022:1-2) dalam

menyelesaikan soal cerita, peserta didik harus memahami

permasalahan yang terjadi pada soal cerita tersebut,yaitu

dengan mengetahui pertanyaan dalam soal cerita dan

mengubahnya ke dalam bentuk lambang atau symbol

matematika, kemudian mengetahui operasi hitung yang

tepat untuk pemecahan soal cerita tersebut.

Menurut Damayanti dan Chamidah (2018:4) dalam

penyelesaian soal cerita dibutuhkan kemampuan pola pikir

bagi peserta didik, sehingga bimbingan dari guru sangat

berperan penting baik secara lisan maupun tulisan dalam

menyelesaikan soal cerita. Penyelesaian soal cerita yang

dilakukan oleh peserta didik tanpa bimbingan dari guru, akan

menimbulkan hambatan tersendiri bagi peserta didik.

Menurut Raharjo, Ekawati, dan Rudianto (2009:7)

dalam modul pembelajaran soal cerita di Sekolah Dasar

menjelaskan bahwa penyelesaian soal cerita, peserta didik

memiliki pengetahuan mengenai materi yang dipelajari

sebelumnya, yaitu pemahaman tentang satuan ukuran luas,

satuan ukuran panjang dan lebar, satuan berat, satuan isi,

nilai tukar mata uang, dan satuan waktu. Peserta didik harus
23

memahami suatu rumusan matematika, teorema, dan aturan

atau hukum yang berlaku dalam matematika. Peserta didik

yang memahami hal tersebut akan membantu dalam

menyelesaikan soal cerita.

Menurut Rahardjo dan Waluyati (2011:25-26) dalam

modul pembelajaran soal cerita operasi hitung campuran di

Sekolah Dasar menjelaskan terdapat langkah-langkah yang

digunakan dalam penyelesaian soal cerita, yaitu:

1) Pemahaman mengenai masalah dalam soal cerita, yaitu

menentukan data yang diketahui dan data yang tidak

diketahui pada soal cerita.

2) Menentukan langkah menyelesaikan soal cerita, yaitu

mengetahui keterkaitan antara data yang diketahui

dengan pertanyaan yang ditanyakan pada soal.

3) Menuliskan langkah penyelesaian pada soal cerita, yaitu

menggunakan lambang atau simbol matematika yang

telah dibuat sesuai dengan penyelesaian pada soal cerita

tersebut.

4) Melakukan pemeriksaan kembali terhadap hasil yang

telah diperoleh terhadap permasalahan yang terdapat

dalam soal cerita.


24

Menurut Kurshumlia, Vula (2019:1) Penyelesaian soal

cerita matematika, peserta didik perlu memahami,

menganalisis, merepresentasikan, melaksanakan dan

mengevaluasi masalah. Hal tersebut sejalan menurut Polya

(1957) dalam Kurshumlia, Vula (2019:1) terdapat empat

langkah dalam memecahkan soal cerita matematika yaitu

memahami masalah, merancang rencana, melaksanakan

rencana, dan mengkaji ulang.

Menurut George Polya (1973) dalam Utami,

Endaryono dan Djuhartono (2018:3) menjelaskan bahwa

dalam menyelesaikan suatu permasalahan dalam soal

termasuk soal cerita, memiliki beberapa langkah yang

digunakan, yaitu:

1) Understanding the problem (memahami masalah)

Peserta didik diharuskan untuk dapat mengerti isi suatu

permasalahan. Dapat memahami informasi yang

disajikan dalam pernyataan masalah serta tujuan yang

diberikan.

2) Devising a plan (perencanaan menyelesaikan masalah)

Langkah berikutnya yaitu peserta didik mengungkapkan

ketetapan mengenai langkah tindakan yang akan

dilakukan, sehingga permasalahan yang disajikan dapat

terselesaikan.
25

3) Carrying out the plan (penyelesaian masalah berdasarkan

rencana)

Tahap selanjutnya, yaitu peserta didik memiliki

kemampuan dalam perencanaan penyelesaian masalah.

Peserta didik diharuskan untuk menetapkan langkah yang

akan digunakan, sehingga menghasilkan suatu cara yang

dapat menyelesaikan suatu permasalahan tersebut.

4) Looking back (melakukan pemeriksaan kembali)

Setelah penyelesaian masalah berdasarkan rencana,

peserta didik melakukan pemeriksaan kembali terhadap

proses solusi yang terbagi menjadi dua alasan. Alasan

pertama yaitu memberikan kesempatan bagi peserta didik

untuk melakukan penilaian kembali, sehingga dapat

memperbaiki hasil akhir. Alasan kedua yaitu peserta didik

membawa proses solusi ke dalam fokus yang lebih tajam.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Wulandari (2014) dalam Utami, Endaryono dan Djuhartono

(2018:3) menjelaskan bahwa kesulitan peserta didik dalam

menyelesaikan soal cerita pada mata pelajaran matematika

dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

1) Kurangnya pemahaman peserta didik terhadap suatu

permasalahan yaitu seperti menceritakan kembali apa


26

yang diketahui dan apa yang dipertanyakan di dalam soal

cerita tersebut.

2) Kurangnya kemampuan peserta didik dalam merubah soal

cerita ke dalam bentuk matematika.

3) Peserta didik kurang terampil dalam berhitung yang

menyebabkan adanya suatu kesalahan, dimana hal

tersebut dapat dihindari.

Berdasarkan teori yang sudah dijelaskan, peneliti

menyimpulkan bahwa dalam menyelesaikan soal cerita,

peserta didik harus memahami isi permasalahan yang

terdapat dalam soal. Peserta didik akan mampu menghadapi

permasalahan yang terjadi dalam kehidupan para peserta

didik dan dapat menyelesaikannya dengan cara berpikir yang

logis dan kritis. Peserta didik yang kurang mampu dalam

memahami isi suatu permasalahan dalam soal, akan

mengakibatkan kesulitan untuk melakukan langkah

selanjutnya dalam proses pembelajaran yaitu kemampuan

dalam perencanaan, penyelesaian, dan pemeriksaan kembali

pada soal cerita. Kurangnya kemampuan dalam

menyelesaikan soal cerita dapat terjadi dikarenakan

kurangnya kepercayaan diri pada peserta didik dalam

mengungkapkan gagasan atau pendapat nya mengenai

permasalahan dalam soal.


27

e. Bangun Ruang Kubus

Pemahaman peserta didik dapat terlihat dengan

kemampuan nya dalam menyelesaikan soal cerita pada mata

pelajaran matematika, salah satu nya yaitu pemberian soal

cerita mengenai volume bangun ruang kubus. Menurut Awal,

Yusraningsih, dan Pongoliu (2021:4) pada mata pelajaran

matematika, isi suatu bangun ruang dapat disebut dengan

volume. Volume merupakan sebuah benda yang

menunjukkan jumlah pada suatu ruang yang telah diisi.

Sedangkan bangun ruang merupakan sebuah bangun

dengan bentuk tiga dimensi atau bentuk yang dapat dilihat

dari segala arah, yang memiliki volume atau isi (Sari, 2012:8).

Bangun ruang kubus mempunyai enam buah sisi, dua

belas rusuk dan delapan titik sudut. Bangun ruang kubus

dapat diartikan sebagai bangun ruang yang memiliki enam

bidang dengan bentuk yang sama (Awal, Yusraningsih, dan

Pongoliu, 2021:4).

Menurut Sutrisno (2018:5) penggunaan media dengan

kubus satuan bertujuan untuk mempermudah peserta didik

dalam mempelajari volume bangun ruang kubus dan balok.

Media dengan menggunakan kubus satuan akan membantu

peserta didik untuk belajar aktif, kreatif, terampil, dan

pembelajaran akan terasa menarik, hal ini dikarenakan


28

peserta didik dapat merasakan langsung pembelajaran yang

diberikan.

Gambar 2.1
Bangun Ruang Kubus

Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun ruang

kubus (Herista, 2021:6) yaitu:

1) Memiliki enam bidang sisi dengan ukuran dan bentuk yang

sama yaitu persegi

2) Memiliki dua belas sisi rusuk yang sama panjang

3) Memiliki delapan buah titik sudut

4) Memiliki dua belas diagonal bidang

5) Memiliki empat diagonal ruang.

Sedangkan unsur-unsur yang terdapat pada bangun

ruang kubus (Suharjana, Rahardjo, Sutanti, Sasongko,

2008:63) yaitu:

1) Pada gambar kubus di atas, sisi ABCD sebagai alas, sisi

EFGH sebagai tutup, sisi ADHE sebagai sisi kiri, sisi

BCGF sebagai sisi kanan, sisi ABFE sebagai sisi depan,


29

dan DCGH sebagai sisi belakang, sehingga kubus

memiliki 6 buah sisi yang sama dengan bentuk persegi.

2) Titik sudut kubus yaitu titik potong antara dua rusuk. Kubus

ABCD.EFGH memiliki 8 titik sudut, yaitu titik A, B, C, D, E,

F, G, DAN H.

3) Rusuk kubus yaitu garis potong antara dua sisi pada

bidang kubus. Rusuk kubus ABCD.EFGH yaitu AB, BC,

CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG dan DH.

4) Pada gambar di atas, titik E dan titik G dihubungkan, maka

akan membentuk garis EG, lalu titik A dan titik H

dihubungkan akan membentuk garis AH. Garis seperti EG

dan AH disebut dengan diagonal bidang. Bangun ruang

kubus, memiliki 12 buah diagonal bidang.

5) Pada gambar kubus di atas, titik E dan titik C dihubungkan,

maka akan mendapatkan garis EC, dan garis EC dapat

disebut dengan diagonal ruang. Bangun ruang kubus

memiliki 4 diagonal ruang.

6) Pada gambar di atas, diagonal bidang AC dan EG, lalu dua

buah rusuk kubus yang berhadapan. yaitu AE dan CG,

sehingga membentuk suatu bidang di dalam ruang kubus

bidang ACGE.
30

Gambar 2.2
Bidang Diagonal Bangun Ruang Kubus

Pada bangun ruang kubus terdapat perhitungan untuk

menghitung volume bangun ruang kubus (Sari, 2012:18).

Volume bangun ruang kubus dapat ditulis dengan rumus:

Volume = s x s x s. Volume tersebut dihitung dengan

mengalikan rusuk kubus sebanyak tiga kali.

Bangun ruang kubus terbentuk berdasarkan susunan

atas jaring-jaring kubus. Menurut Suharjana, Rahardjo,

Susanti, dan Sasongko (2008:24) jaring-jaring kubus

merupakan sebuah rangkaian yang tersusun dari enam buah

persegi, kemudian disusun kembali yaitu dengan

menempelkan satu sisi dengan sisi lainnya sehingga

berbentuk bangun ruang kubus.

Gambar 2.3
Jaring-jaring Bangun Ruang Kubus
31

Berdasarkan teori yang telah dijelaskan, volume

bangun ruang kubus merupakan sebuah perhitungan yang

digunakan untuk menghitung isi suatu bangun ruang, yang

ditunjukkan dengan banyak nya jumlah dalam bangun ruang

kubus. Bangun ruang kubus dapat terbentuk oleh beberapa

jaring-jaring kubus, sehingga membentuk sebuah bangun

ruang kubus. Volume bangun ruang kubus mempunyai sifat-

sifat dan unsur-unsur yang memberikan ciri tertentu apabila

dibandingkan dengan bangun ruang lain. Volume bangun

ruang kubus memiliki rumus yaitu volume = sisi x sisi x sisi

atau v= s3.

2. Pemahaman Kognitif
a. Definisi Pemahaman

Menurut Nuraeni, Uswatun dan Nurasiah (2020:2)

pemahaman adalah suatu keterampilan yang dimiliki oleh

seorang individu dalam memahami, memaknai dan mengerti

terhadap suatu hal. Sedangkan, menurut Santoso (2017:3)

pemahaman memiliki pengertian yaitu berupa suatu

pembelajaran terhadap materi yang dipelajari. Menurut

Zamariah (2016:6) pemahaman merupakan sebuah

keterampilan yang dimiliki oleh seorang individu dalam hal

mengetahui, mengenali, dan mendeskripsikan suatu fakta


32

yang berupa pengetahuan. Pemahaman adalah proses

penguraian suatu pengetahuan, informasi, dan ilmu yang

didapat melalui materi pembelajaran yang dipelajari.

Menurut Menurut Arikuntobahwa dalam Zamariah

(2016:4-5) pemahaman (comprehension) merupakan

pembuktian adanya hubungan yang sederhana diantara

fakta-fakta atau konsep. Hal tersebut sejalan menurut

Febriyanto, Haryanti, dan Komalasari (2018:3) yaitu

pemahaman adalah salah satu keterampilan yang dimiliki

oleh peserta didik untuk mengenali atau memahami sesuatu

hal, kemudian pemahaman tersebut dapat digunakan untuk

memberikan gambaran, contoh atau penjelasan yang lebih

mendalam mengenai materi yang telah dipelajari, serta dapat

menjelaskannya kembali kepada orang lain.

Pemahaman merupakan wawasan atau pengetahuan

yang meluas dan berhubungan dengan suatu pandangan

terhadap pengetahuan, sehingga dapat digunakan untuk

pemecahan dan penyelesaian masalah dengan tujuan

mendapat mencapai suatu hasil (Ulwiyah dan Indarti, 2018:9).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1993) dalam

Sukmana, Iriansyah, dan Erham (2019:3) pemahaman

merupakan suatu proses, perilaku, dan cara memahami.

Pada hal ini pemahaman memiliki arti sebagai suatu proses


33

pembelajaran yang berdampak pada hasil belajar peserta

didik, sehingga tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut

Sukmana, Iriansyah, dan Erham (2019:3) Pemahaman

merupakan suatu perilaku, kegiatan atau upaya yang

dilakukan untuk menjadikan peserta didik memahami

pembelajaran yang diberikan. Perkembangan pemahaman

peserta didik dapat terlihat pada hasil belajar. Hasil belajar

yang baik sesuai dengan tolak ukur, yaitu pemahaman

peserta didik telah mencapai hasil yang ditentukan.

Pada proses pembelajaran, timbulnya kerumitan

terhadap pemahaman suatu materi merupakan hal yang

wajar untuk dialami. Hal tersebut merupakan suatu proses

berpikir yang dialami oleh peserta didik, yaitu suatu usaha

untuk mengumpulkan dan menggabungkan informasi ke

dalam bentuk pengetahuan yang dimilikinya (Sidik, 2016:2).

Peningkatan pemahaman pada peserta didik dapat dilakukan

dengan beberapa upaya, salah satunya yaitu menurut

Zamariah (2016:4) yang menjelaskan bahwa guru dapat

memberikan program remedial atau perbaikan kembali

terhadap materi yang telah dipelajari, sehingga pemahaman

peserta didik menjadi lebih baik. Menurut Tamarli dan Akhyar

(2019:3) upaya lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran


34

yaitu dalam melakukan proses belajar mengajar guru harus

mengetahui perkembangan kecerdasan peserta didik, dan

media pembelajaran yang sesuai. Hal tersebut dapat

dilakukan dengan tujuan peserta didik dapat

mengembangkan kemampuan berpikir dan dapat

merealisasikan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga

peserta didik lebih memahami.

Menurut Santoso (2017:3) pemahaman peserta didik

tidak hanya dapat ditentukan ketika memahami suatu hal,

akan tetapi dapat terlihat pada keobjektifan, perilaku dan

memberikan arti dari suatu hal. Peserta didik dapat

menjadikan sebuah penjelasan dari pemikirannya kedalam

bentuk lain dengan makna yang berbeda. Menurut Sukmana,

Iriansyah, dan Erham (2019:3) peserta didik yang memiliki

keterampilan dalam pemahaman dapat terlihat ketika peserta

didik mampu memberikan penjelasan kembali mengenai

suatu hal dan dapat mendeskripsikan menggunakan kalimat

yang telah mereka pelajari. Selain itu, pemahaman peserta

didik akan terlihat lebih baik apabila dapat berkaitan dengan

permasalahan yang terjadi pada kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan teori mengenai pemahaman yang sudah

dijelaskan, peneliti menyimpulkan bahwa pemahaman

merupakan keterampilan yang dimiliki oleh seorang individu


35

dalam memahami, memberikan makna, dan mengartikan

sesuatu hal. Pemahaman dapat berartikan sebagai

kemampuan untuk melihat, mengenali, menilai, dan

menguasai sebuah informasi. Seorang individu yang memiliki

pemahaman terhadap suatu hal yaitu dapat mengartikan

objek atau konsep yang telah diperoleh dan dipelajari.

Pemahaman memiliki keterkaitan terhadap wawasan atau

pengetahuan seorang individu terhadap suatu pandangan

tertentu. Seorang individu yang memiliki pemahaman

terhadap suatu hal dapat menjelaskan kembali apa yang telah

dipelajari, serta dapat mendeskripsikan mengenai hal

tersebut. Upaya yang dapat dilakukan untuk

mengembangkan pemahaman pada peserta didik yaitu

dengan memberikan pengajaran kembali atau melakukan

pengulangan terhadap materi yang telah dipelajari. Selain itu,

guru dapat menggunakan alat peraga sebagai salah satu

media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman

peserta didik.

b. Tingkat pemahaman

Menurut Ulwiyah dan Indarti (2018:10) pemahaman

peserta didik dapat terlihat berdasarkan indikator tingkat

pemahaman peserta didik, yaitu terdiri dari:


36

1) Peserta didik memiliki pengetahuan yang luas terhadap

materi pembelajaran yang telah dipelajarinya.

2) Peserta didik memiliki kemampuan dalam hal strategi dan

upaya untuk mempelajari materi pembelajaran.

3) Peserta didik memiliki waktu yang lebih efisien dan singkat

untuk mempelajari materi pembelajaran.

4) Strategi dan upaya belajar yang telah dikuasai dapat

digunakan untuk mempelajari hal yang berbeda.

Berdasarkan teori yang sudah dijelaskan sebelumnya

mengenai tingkat pemahaman peserta didik, peneliti

menyimpulkan bahwa tingkat pemahaman peserta didik terdiri

atas beberapa indikator, yaitu peserta didik memiliki

pengetahuan yang luas terhadap materi pembelajaran,

memiliki strategi dan upaya dalam mempelajari materi

pembelajaran, memiliki waktu yang singkat untuk mempelajari

materi pembelajaran, dan memiliki menguasai strategi untuk

mempelajari hal lain yang berbeda. Tingkatan pemahaman

pada peserta didik dapat dilakukan dengan beberapa upaya

yaitu melakukan perbaikan pada materi pembelajaran, guru

dapat memberikan pengarahan pembelajaran, menggunakan

waktu belajar dengan baik, memberikan tanggapan yang baik

selama kegiatan pembelajaran, memberikan dorongan

kepada peserta didik untuk percaya diri ketika belajar, dan


37

melakukan pengulangan kembali terhadap pembelajaran

yang telah diberikan.

c. Jenis-jenis Pemahaman

Menurut Bloom (Russefendi, 2006) dalam Ginanjar

dan Kusmawati (2016:4) terdapat tiga macam pemahaman,

yaitu:

1) Pengubahan (translation) yaitu kemampuan seseorang

untuk mengubah suatu kalimat menjadi lambang atau

simbol. Pemahaman translasi dapat diartikan sebagai

kemampuan dalam mengartikan yaitu kemampuan untuk

memahami suatu hal.

2) Pengartian (interpretation) keterampilan seseorang dalam

mengartikan suatu persamaan. Pemahaman interpretasi

dapat diartikan sebagai keterampilan dalam menguraikan

yaitu kemampuan dalam memahami materi yang dipelajari

menjadi bentuk yang lain.

3) Perkiraan (ekstrapolasi) pemahaman ekstrapolasi

merupakan keterampilan dalam hal mengamati yaitu

kemampuan untuk mengamati kecenderungan yang

terlihat sesuai dengan data yang ada. Pemahaman

ekstrapolasi berhubungan dengan keterampilan peserta

didik dalam mengaplikasikan suatu perhitungan

matematis dalam menyelesaikan soal.


38

Sedangkan menurut Polya (Sumarmo, Utari, 2006 : 4)

dalam Santoso (2017:4) membedakan kemampuan

pemahaman ke dalam empat jenis, yaitu:

1) Pemahaman mekanikal, yaitu merupakan kemampuan

pemahaman dalam hal mengingat dan mengaplikasikan

rumus, serta menghitung dengan sederhana.

2) Pemahaman induktif, yaitu kemampuan pemahaman

dalam menggunakan rumus terhadap peristiwa yang

terjadi.

3) Pemahaman rasional, yaitu kemampuan pemahaman

dalam hal menguji suatu kebenaran mengenai rumus dan

teorema.

4) Pemahaman intuitif, yaitu kemampuan pemahaman dalam

meyakinkan suatu kebenaran sesuai dengan fakta yang

terjadi sebelum diuraikan lebih lanjut.

Berdasarkan penjelasan mengenai jenis-jenis

pemahaman tersebut, peneliti menyimpulkan berdasarkan

teori menurut Bloom, pemahaman terbagi menjadi tiga jenis

yaitu pengubahan (translation) adalah kemampuan

seseorang untuk mengubah suatu kalimat menjadi lambang

atau simbol, pengartian (interpretation) adalah keterampilan

untuk mengartikan atau menguraikan materi yang dipelajari

menjadi bentuk yang lain, dan perkiraan (ekstrapolasi) adalah


39

keterampilan untuk mengamati sesuatu hal. Berbeda dengan

Polya, pemahaman terbagi ke dalam empat jenis yaitu

pemahaman mekanikal merupakan kemampuan untuk

mengingat serta mengaplikasikan suatu rumus, pemahaman

induktif adalah kemampuan pemahaman dalam

menggunakan rumus terhadap suatu peristiwa, pemahaman

rasional adalah kemampuan pemahaman dalam menguji

suatu kebenaran mengenai rumus dan teorema, dan

pemahaman intuitif adalah kemampuan pemahaman dalam

meyakinkan suatu kebenaran sesuai dengan fakta.

d. Definisi Kognitif

Salah satu aspek penting yang memiliki pengaruh

terhadap proses pembelajaran yaitu aspek kognitif. Menurut

Mulatsih (2021:3) ranah kognitif merupakan proses

pembelajaran yang dimulai dengan memberikan tanggapan

dari sensori, kemudian mengingat akan suatu hal, serta

pengolahan di dalam otak yang dijadikan acuan untuk

memecahkan suatu permasalahan.

Menurut Ruwaida (2019:8) ranah kognitif merupakan

ranah yang berkaitan dengan kegiatan mental atau kegiatan

yang melibatkan otak. Ranah kognitif merupakan ranah yang

berhubungan dengan pencapaian belajar yang mengarah

pada keterampilan berpikir peserta didik, dalam dunia


40

pendidikan dapat diketahui dengan teori Taksonomi Bloom

ranah kognitif, (Bujuri, 2018:4). Pada buku yang berjudul

kognitif oleh Matlin (1983:20) menjelaskan bahwa pendekatan

kognitif merupakan suatu pendekatan yang memberikan

partisipasi pada pembelajaran mengenai gangguan

emosional, yang menjadi salah satu perspektif terhadap

perspektif lainnya.

Menurut Sari dan Wulandari (2020:2) ranah kognitif

merupakan kemampuan yang meliputi mengenai logika,

analisis, pengetahuan dan bagaimana cara berpikir peserta

didik. Sedangkan menurut Magdalena, Prabandani, dan Rini

(2021:4) ranah kognitif merupakan ranah yang berhubungan

dengan mental atau otak, yaitu bagaimana proses berpikir

peserta didik, memberikan pemahaman, menghafal,

menguraikan, dan memberikan evaluasi. Menurut Khadijah

(2016:17) dalam bukunya yang berjudul perkembangan

kognitif anak usia dini, menjelaskan bahwa kognitif

merupakan salah satu ranah psikologis manusia yang

berhubungan dengan kegiatan otak yaitu seperti memahami,

menimbang suatu hal, mengolah suatu hal, penyelesaian

masalah, kesengajaan, dan kepercayaan. Kognitif dapat

diartikan sebagai kecerdasan, daya nalar atau berpikir.


41

Menurut Chairilsyah (2018:17) dalam bukunya yang

berjudul mengidentifikasi indikator kognitif dan membuat

instrumen perkembangan kognitif pada anak usia dini,

menjelaskan yaitu kemampuan kognitif merupakan

kemampuan yang dimiliki peserta didik dalam proses berpikir

yang saling berhubungan, serta kemampuan dalam hal

berpikir dengan akal dan menyelesaikan suatu masalah.

Menurut Magdalena, Islami, Rasid, dan Diasty (2020:6)

peserta didik yang menguasai ranah kognitif dapat

berhubungan dengan perilaku peserta didik yang dapat

terlihat dalam aspek intelektual, yaitu pengetahuan serta

kemampuan dalam berpikir. Menurut teori kognitif Piaget

dalam Zakiah dan Khairi (2019:1) anak pada usia siswa

sekolah dasar (7-8 tahun hingga 12-13 tahun) berada pada

tahap operasional konkret, yaitu pada proses belajar, anak

akan mengalami kesulitan untuk memahami sesuatu yang

bersifat abstrak, sehingga anak membutuhkan objek yang

konkret agar bisa berpikir secara logis.

Berdasarkan teori mengenai definisi kognitif yang telah

dijelaskan sebelumnya, peneliti menyimpulkan bahwa ranah

kognitif yaitu merupakan kemampuan yang dimiliki oleh

peserta didik yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan

mental atau otak. Ranah kognitif selalu berkaitan dengan


42

kegiatan dalam berpikir, seperti mengingat, mengenali,

memahami, menguraikan, dan mengevaluasi. Kemampuan

kognitif peserta didik usia sekolah dasar membutuhkan objek

yang konkret, sehingga dapat berpikir secara logis.

Kemampuan kognitif selalu berkaitan dengan cara berpikir

dan daya nalar peserta didik dalam menerima materi

pembelajaran.

e. Tahapan-tahapan Kognitif

Pada teori Taksonomi Bloom (Lilis Tri Ariyana, 2011)

dalam Mulatsih (2021:3) menjelaskan tahap-tahap dalam

ranah kognitif, yaitu:

1) Penghafalan (C1) yaitu peserta didik dapat menjelaskan

kembali mengenai suatu pengetahuan, informasi, konsep,

atau istilah.

2) Pemahaman (C2) yaitu peserta didik dapat mengerti dan

memahami suatu informasi, fakta atau penyelesaian

dalam masalah.

3) Penerapan (C3) yaitu peserta didik dapat menerapkan

suatu hal, seperti ide, gagasan, teori terhadap peristiwa

yang nyata.

4) Analisis (C4), yaitu peserta didik dapat menganalisis

sesuatu hal ke dalam komponen penyusunnya, dan dapat


43

mendeskripsikan suatu peristiwa atau menjelaskan

bagaimana sesuatu hal dapat bekerja.

5) Sintesis (C5), yaitu peserta didik dapat menguraikan

hubungan sebab akibat, mengurutkan sesuatu hal, dan

dapat menghubungkan komponen menjadi suatu bentuk

yang menyeluruh.

6) Evaluasi (C6), yaitu peserta didik untuk dapat mengetahui

kondisi, situasi, konsep ataupun sebuah pengertian yang

berdasarkan pada kriteria tertentu.

Menurut Ruwaida (2019:10) Keenam tahapan tersebut

dapat menjadi tolak ukur dalam mencapai tujuan

pembelajaran, hal tersebut sebagai suatu proses dalam

mengembangkan materi kepada peserta didik yang

berdasarkan keenam tahapan kognitif tersebut, sehingga

peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran dimulai

pada tahapan penghafalan sampai mencapai tahapan

mengevaluasi.

Berdasarkan teori taksonomi bloom, peneliti

menyimpulkan bahwa terdapat enam tahapan pada ranah

kognitif yaitu penghafalan (C1), pemahaman (C2), penerapan

(C3), menganalisis (C4), sintesis (C5), dan tahapan tertinggi

yaitu mengevaluasi (C6). Tahapan tersebut berperan penting

dalam pencapaian tujuan belajar peserta didik, hal ini


44

dikarenakan semua proses dalam tahapan-tahapan kognitif

melibatkan kemampuan berpikir dan daya nalar pada peserta

didik, sehingga mampu untuk menerapkan pada situasi atau

kondisi yang nyata.

f. Definisi Pemahaman Kognitif

Pada teori Taksonomi Bloom dalam Ruwaida (2019:9),

pemahaman kognitif yaitu suatu keterampilan dalam

memahami materi pembelajaran. Pemahaman kognitif adalah

sebuah pengetahuan yang dapat terjadi karena terdapatnya

suatu keterampilan untuk menguraikan beberapa materi yang

diberikan. Pemahaman kognitif dapat terlihat pada

keterampilan dalam melihat suatu kecenderungan,

keterampilan dalam mengamati sebuah permasalahan.

Menurut Juliana, Muflihah, dan Usman (2019:1) pemahaman

kognitif adalah kegiatan dalam berpikir, mengenali, dan

penyelesaian masalah sesuai dengan materi atau

pembelajaran yang telah diperoleh.

Pada teori Taksonomi Bloom, aspek pemahaman

kognitif memiliki tingkat yang lebih diatas dibandingkan

dengan aspek pengetahuan, Sudjana (1995) dalam

Sukmana, Iriansyah, dan Erham (2019:3). Tahap

perkembangan pada pemahaman kognitif yang terjadi pada

peserta didik, tidak dapat diartikan sebagai pemahaman yang


45

mudah untuk dilakukan, tetapi merupakan pemahaman yang

memiliki pengaruh terhadap pencapaian kegiatan belajar

mengajar, terutama pada pencapaian dalam hal keterampilan

kognitif peserta didik (Bujuri, 2018:3). Menurut Anugrahana

(2021:3) pemahaman kognitif merupakan sebuah

pemahaman dalam memahami sebuah hal dengan

berdasarkan kepada kegiatan otak, yang dilakukan secara

perlahan dan bertingkat.

Berdasarkan teori yang telah dijelaskan sebelumnya,

peneliti menyimpulkan bahwa pemahaman kognitif

merupakan keterampilan dalam berpikir, mengenali,

memahami, mengamati, menguraikan, dan bagaimana dalam

menyelesaikan suatu permasalahan yang terjadi, sesuai

dengan materi pembelajaran yang telah diperoleh. Aspek

pemahaman kognitif memiliki tingkat yang lebih tinggi

dibandingkan dengan aspek sebelumnya yaitu pengetahuan,

hal ini dikarenakan pemahaman memiliki pengaruh terhadap

perkembangan kognitif peserta didik, yaitu berhubungan

dengan bagaimana cara berpikir yang dilakukan peserta didik

dalam melihat, mengamati, dan memecahkan sesuatu

masalah yang terjadi.


46

g. Indikator Pemahaman Kognitif

Pemahaman kognitif berdasarkan pada revisi teori

Taksonomi Bloom dapat terbagi menjadi tujuh indikator

(Juliana, Muflihah, dan Usman, 2019:2), yaitu:

1) Menafsirkan

Menafsirkan yaitu menjadikan sebuah hal atau informasi

ke dalam bentuk lain, seperti merubah kalimat, gambar,

dan angka.

2) Mencontohkan

Keterampilan yang dimiliki peserta didik dalam

memberikan contoh mengenai suatu hal, yaitu dengan

memberikan penjelasan atau berupa ciri-ciri yang terdapat

dalam hal tersebut.

3) Mengklasifikasikan

Mengklasifikasikan adalah sebuah kegiatan yang

dilakukan dengan mengetahui jenis suatu hal tertentu.

Mengklasifikasikan merupakan kegiatan dalam

memberikan penilaian untuk memenuhi kegiatan

sebelumnya yaitu mencontohkan.

4) Meringkas

Meringkas adalah kegiatan yang dilakukan untuk dapat

menyajikan sebuah informasi atau pengetahuan yang

telah diperoleh dan dipelajari.


47

5) Menyimpulkan

Menyimpulkan merupakan kegiatan dalam memberikan

keterkaitan antara menjelaskan sebuah informasi dengan

mengamati ciri-cirinya.

6) Membandingkan

Membandingkan merupakan keterampilan dalam

memberikan persamaan dan perbedaan antara dua hal

atau lebih.

7) Menjelaskan

Menjelaskan merupakan keterampilan dalam memberikan

penjelasan mengenai penyebab dan dampak yang terjadi

pada suatu hal.

B. Kerangka Berpikir

Pemahaman termasuk ke dalam ranah kognitif yaitu kegiatan

yang berhubungan dengan bagaimana cara berpikir, memahami,

memaknai, mengenali, dan menyelesaikan masalah sesuai dengan

konsep yang telah dipelajari. Pemahaman kognitif memiliki beberapa

indikator, yaitu menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan,

meringkas, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.

Pemahaman kognitif memiliki peran penting terhadap hasil

belajar yang selalu berhubungan dalam hal mengingat dan berpikir.

Salah satunya yaitu kemampuan dalam menyelesaikan suatu

permasalahan yang dapat diberikan melalui soal cerita matematika.


48

Peserta didik harus memiliki pemahaman mengenai permasalahan

dalam soal cerita yaitu dengan mengetahui pertanyaan dalam soal

dan dapat mengubahnya kedalam model, lambang, atau simbol

matematika, dan menggunakan cara penyelesaian yang tepat untuk

soal cerita tersebut. Langkah-langkah penyelesaian soal cerita

matematika yaitu memahami permasalahan dalam soal cerita,

menentukan cara penyelesaian dengan mengetahui data dan

pertanyaan dalam soal, menuliskan cara penyelesaian dengan

menggunakan lambang atau simbol matematika, dan melakukan

pemeriksaan kembali terhadap hasil yang telah diperoleh.

Pemahaman kognitif dalam kemampuan menyelesaikan soal

cerita dalam faktor internal yaitu kurangnya kepercayaan diri pada

peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita, kesulitan dalam

memaknai kalimat pada soal cerita, dan kurangnya penguasaan

dalam hal mengubah soal cerita ke dalam model matematika. Lalu,

faktor eksternal yang terjadi yaitu metode pembelajaran yang kurang

tepat sehingga proses pembelajaran menjadi pasif, dan kurangnya

media pembelajaran yang konkret dengan kehidupan peserta didik

sehingga kurang terealisasikan.


49

Gambar 2.4
Kerangka Berpikir

Faktor Internal:

1. Kurangnya kepercayaan diri dalam


memahami soal cerita
2. kesulitan dalam memaknai kalimat
pada soal
3. Kurangnya penguasaan dalam
mengubah soal ke dalam model
matematika

Pemahaman Kemampuan
Kognitif Menyelesaikan
Soal Cerita

Faktor Eksternal:

1. Metode pembelajaran yang


kurang tepat
2. Kurangnya media pembelajaran
yang konkret

Indikator Pemahaman Langkah-langkah menyelesaikan soal


Kognitif: cerita:

1. Menafsirkan 1. Memahami permasalahan dalam


2. Mencontohkan soal
3. Mengklasifikasikan 2. Menentukan cara penyelesaian
4. Meringkas soal dengan mengetahui antara
5. Menyimpulkan data dan pertanyaan
6. Membandingkan 3. Menuliskan cara penyelesaian
7. Menjelaskan menggunakan lambang atau
simbol matematika
4. Melakukan pemeriksaan kembali
terhadap hasil yang diperoleh.
50

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah

diuraikan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat

pengaruh pada pemahaman kognitif siswa sekolah dasar kelas VI

terhadap kemampuan dalam menyelesaikan soal cerita pada mata

pelajaran matematika.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat untuk melakukan penelitian yaitu di Sekolah

Dasar Negeri Kedaung yang beralamat Jalan Aria Putra No. 160,

Kedaung, Kecamatan Pamulang, Provinsi Banten, Kota

Tangerang Selatan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama sepuluh bulan, yaitu di

mulai pada bulan Januari tahun 2022 sampai dengan bulan

Januari tahun 2023 , waktu penelitian dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
2022 2023

No Jenis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1
Kegiatan

1 Pengajuan
judul
penelitian

2 Pembuatan
proposal
penelitian

51
52

3 Pembuatan
Instrumen
Penelitian

4 Seminar
Proposal

5 Revisi
Instrumen
Penelitian

6 Pelaksanaan
Penelitian

7 Pengolahan
Data

8 Analisis
Data

9 Laporan
Hasil
Penelitian

B. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan

menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

penelitian yang dilakukan dengan memberikan data yang berbentuk

angka atau bilangan (Abdullah, 2015:144). Penelitian kuantitatif

menggunakan fokus terhadap pengambilan dan pengolahan data

yang diubah ke dalam angka dan sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya tanpa melibatkan pandangan lain (Abdullah, 2015:9)


53

Menurut Sugiyono (2013:19) metode penelitian kuantitatif

disebut dengan metode penelitian yang didasarkan pada filsafat

positivisme, yang digunakan untuk meneliti suatu populasi atau

sampel tertentu, pengambilan data dilakukan dengan memberikan

instrumen penelitian, kemudian melakukan analisis data dengan

statistik, yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan.

Metode penelitian kuantitatif yang digunakan oleh peneliti

yaitu dengan pendekatan survey dalam bentuk kuesioner atau

berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan kepada

responden. Kuesioner yang digunakan oleh peneliti yaitu berupa

pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk essay.

C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Pemahaman Kognitif (x)

a. Definisi Konseptual

Pemahaman kognitif merupakan keterampilan yang

dimiliki oleh peserta didik dalam memahami materi

pembelajaran. Pemahaman kognitif berhubungan kepada

kegiatan otak yaitu berpikir, yang dilakukan secara perlahan

dan bertingkat.
54

b. Definisi Operasional

Secara operasional pemahaman kognitif memiliki

peran penting terhadap hasil belajar peserta didik, hal ini

dikarenakan pemahaman kognitif berhubungan dengan

kegiatan otak berpikir yang selalu dilakukan selama proses

pembelajaran dan pemberian materi. Pemahaman kognitif

memiliki beberapa Indikator yang dapat digunakan dalam

kegiatan belajar mengajar, yaitu:

1) Menafsirkan adalah kegiatan untuk mengubah suatu

informasi ke dalam bentuk lain

2) Mencontohkan adalah kemampuan dalam memberikan

contoh menggunakan penjelasan, ciri-ciri terhadap suatu

hal

3) Mengklasifikasikan adalah kegiatan yang dilakukan dalam

memberikan penilaian untuk memenuhi kegiatan

sebelumnya yaitu mencontohkan

4) Meringkas adalah kegiatan untuk menyajikan sebuah

informasi atau pengetahuan yang telah diperoleh dan

dipelajari.

5) Menyimpulkan adalah kegiatan dalam memberikan

keterkaitan antara menjelaskan sebuah informasi dengan

mengamati ciri-cirinya.
55

6) Membandingkan adalah kemampuan dalam memberikan

persamaan dan perbedaan antara dua hal atau lebih.

7) Menjelaskan adalah kemampuan dalam memberikan

penjelasan mengenai penyebab dan dampak yang terjadi

pada suatu hal.

2. Variabel Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika

(y)

a. Definisi Konseptual

Kemampuan dalam menyelesaikan soal cerita

matematika yaitu kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik

dalam memahami, mengerjakan, memecahkan, dan

menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada soal cerita

matematika, dengan menggunakan cara penyelesaian yang

tepat sesuai dengan soal cerita tersebut.

b. Definisi Operasional

Secara operasional kemampuan menyelesaikan soal

cerita dapat terlihat ketika peserta didik dapat mengetahui,

mengenali, memecahkan, dan menyelesaikan permasalahan

pada soal cerita tersebut. Kemampuan menyelesaikan soal

cerita yang dimiliki peserta didik akan sangat bermanfaat bagi

kehidupan sehari-hari, yaitu dapat melatih peserta didik untuk

berpikir kritis dan logis terhadap suatu peristiwa yang terjadi.


56

Menyelesaikan soal cerita matematika memiliki beberapa

langkah, yaitu:

1) Memahami permasalahan pada soal cerita

2) Menentukan cara penyelesaian pada soal cerita

3) Menuliskan cara penyelesaian pada soal cerita

4) Melakukan pemeriksaan kembali terhadap hasil yang

telah diperoleh dari perhitungan soal cerita tersebut.

D. Populasi dan Sampel (Teknik Sampling)

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2013:91) populasi merupakan wilayah

generalisasi yang memiliki suatu objek atau subjek dengan

kemampuan dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh

peneliti untuk dipelajari dan memperoleh hasil penelitian.

Populasi tidak hanya terdiri dari individu saja, akan tetapi pada

objek dan benda-benda di sekitar. Populasi tidak ditentukan oleh

jumlah yang terdapat pada objek atau subjek yang diteliti, tetapi

melibatkan seluruh karakteristik pada subjek atau objek tersebut.

Populasi target yang digunakan dalam penelitian ini

adalah peserta didik sekolah dasar kelas VI di SDN Kedaung

pada semester genap tahun ajaran 2021/2022. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI yaitu kelas VI A, VI B,

VI C, dan VI D, yang menghasilkan jumlah 120 peserta didik.


57

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2013:92) sampel merupakan

komponen dari jumlah suatu populasi. Populasi dengan jumlah

yang besar, tidak akan diteliti untuk seluruh jumlah yang ada, hal

ini dikarenakan terdapat keterbatasan mengenai dana, tenaga

dan waktu. Teknik sampel yang digunakan peneliti yaitu Teknik

Purposive Sampling, yaitu didasarkan atas tujuan tertentu, ciri-ciri,

sifat-sifat, atau karakteristik yang merupakan ciri-ciri pokok

populasi (Abdullah, 2015:262). Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan sampel dengan seluruh populasi yang berjumlah

120 peserta didik, yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas VI B

dengan jumlah 30 siswa dan kelas VI C dengan jumlah 30 siswa,

sebagai kelas uji validasi soal. Kemudian peneliti menggunakan

Kelas VI A dengan jumlah 30 siswa dan kelas VI D dengan jumlah

30 siswa, sebagai kelas uji dengan soal yang telah tervalidasi.

E. Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian yaitu disebut

sebagai instrumen penelitian. Instrumen penelitian merupakan alat

ukur yang digunakan terhadap suatu fenomena alam maupun sosial

yang sedang diamati. Fenomena tersebut secara spesifik dinamakan

variabel penelitian, (Sugiyono, 2019:166).


58

Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Variabel Pemahaman Kognitif (X)

Variabel (X) Aspek Indikator Butir Soal

Pemahaman 1. Menafsirkan Mengubah suatu 1,2


Kognitif permasalahan ke dalam
bentuk gambar.

2. Mencontohkan Memberikan contoh 3


penjelasan melalui ciri-ciri
dari suatu materi.

3. Mengklasifikasikan Mengkategorikan beberapa 4,5


hal berdasarkan jenis dan
ciri-ciri dari suatu materi.

4. Meringkas Memberikan ringkasan dari 6,7


suatu permasalahan dalam
soal cerita.

5. Menyimpulkan Mengetahui inti 8,9


permasalahan berdasarkan
keterkaitan antara
penjelasan dan ciri-ciri
terhadap suatu materi.

6. Membandingkan Menuliskan perbedaan 10,11


antara dua jenis materi
yang terdapat dalam
soal.

7. Menjelaskan Memberikan penjelasan 12


mengenai sebab dan
akibat dalam suatu hal.
59

Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Variabel Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
(Y)
Variabel (Y) Aspek Indikator Butir Soal

Kemampuan 1. Memahami Memahami dan menemukan data 1


Menyelesaikan permasalahan dalam yang diketahui dalam soal.
soal cerita soal

2. Menentukan cara Mengetahui cara yang tepat 2


penyelesaian soal untuk menyelesaikan soal.

3. Menuliskan cara Melakukan perhitungan dengan 3


penyelesaian soal cara penyelesaian yang telah
ditetapkan.

4. Melakukan Menguji kebenaran dengan 4


pemeriksaan kembali menuliskan kembali proses
terhadap soal. penyelesaian dari awal sampai
akhir dalam soal

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan

dalam penelitian, peneliti menggunakan beberapa jenis teknik

pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu:

1. Tes

Tes dilakukan untuk mendapatkan penilaian di dalam

kelas dan memiliki bentuk yaitu tes pilihan ganda dan tes uraian,

Popham (1995) dalam Tarhadi, Kartono, Yumiati (2017:4).

Penggunaan tes dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

perkembangan belajar peserta didik, yaitu pada ranah kognitif


60

yang berkaitan dengan penguasaan materi selama proses

pembelajaran (Nurjanah dan Noni Marlianingsih, 2015:2).

Menurut Djiwandono (2008) dalam Wachidah, Laila,

Irmawati, dan Amin (2020:2-3), menjelaskan mengenai bentuk

tes uraian yang berfokus terhadap jawabannya yaitu berupa

essay dengan beragam gaya penulisan baik dalam bentuk

deskriptif maupun argumentatif, hal tersebut sejalan dengan isi

yang terdapat dalam materi. Tes yang digunakan oleh peneliti

yaitu tes berupa essay dengan 12 butir soal untuk Variabel x

(pemahaman kognitif) terhadap materi volume bangun ruang

kubus dan 4 butir soal untuk Variabel y (kemampuan

menyelesaikan soal cerita) terhadap materi volume bangun

ruang kubus.

2. Wawancara (Data Pendukung)

Teknik pengumpulan data dengan wawancara yaitu

melakukan studi pendahuluan dalam menemukan permasalahan

yang akan diteliti, wawancara dilakukan untuk mengetahui hal-

hal yang terjadi pada responden secara mendalam (Sugiyono,

2019:214). Data penelitian yang dihasilkan melalui wawancara

yaitu merupakan data pendukung. Wawancara yang dilakukan

oleh peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur, yaitu

wawancara yang tidak menggunakan pedoman wawancara

secara tersusun dan sistematis dalam mengumpulkan data.


61

Wawancara yang dilakukan hanya menggunakan pedoman

secara garis besar terhadap permasalahan yang akan diteliti

(Sugiyono, 2019:217).

G. Teknik Analisis Data

Setelah penyusunan instrumen penelitian, langkah berikutnya

yaitu menguji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen penelitian.

Instrumen yang tepat dapat terlihat ketika sudah memenuhi dua hal

yaitu valid dan reliabel. Pada proses pengumpulan data, instrumen

yang valid dan reliabel dapat memperoleh hasil penelitian yang valid.

Berikut ini merupakan teknik analisis data yang digunakan pada

penelitian ini:

1. Uji Coba Instrumen

a. Validitas

Menurut Sugiyono (2019:192) uji validitas yaitu

hasil penelitian yang valid dan terdapat kesamaan antara

data yang diperoleh dengan data yang sebenarnya terjadi

pada objek penelitian. Valid berarti instrumen penelitian

yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya

diukur. Pengujian validitas pada penelitian ini yaitu

menggunakan Korelasi Product Moment, berikut

rumusnya:
62

𝑁(∑ 𝑋𝑌)−(∑ 𝑋) (∑ 𝑌)
rxy=
√{𝑁(∑ 𝑋 2 )−(∑ 𝑋)2 }{𝑁(∑ 𝑌 2 )−(∑ 𝑌)2 }

Keterangan :

r xy = Koefisien korelasi atau r hitung

n = Banyaknya sampel uji coba

x = Jumlah skor sampel x

y = Jumlah skor sampel y

xy = Jumlah hasil perkalian skor item soal x dengan skor

total

x2 = jumlah kuadrat seluruh skor x

y2 = jumlah kuadrat seluruh skor y

Uji validitas ini dilakukan di SDN Kedaung, dengan butir soal

essay. Pengambilan keputusan terhadap valid atau tidak valid

nya suatu penelitian yaitu menggunakan cara perbandingan

rhitung>rtabel.

b. Reliabilitas

Uji reliabilitas yaitu hasil penelitian yang apabila

memiliki kesamaan data dalam waktu yang berbeda.

Instrumen yang reliabel merupakan instrumen yang apabila

digunakan dalam beberapa kali dengan tujuan untuk


63

mengukur objek yang sama dan menghasilkan data yang

sama (Sugiyono, 2019:193).

Uji reliabilitas penelitian ini menggunakan rumus Alpha

Cronbach:

𝑘 ∑ 𝜎𝑏 2
𝑟11 =[ ] [1 − ]
(𝑘 − 1) 𝜎𝑡2

Keterangan:

𝑟11 = Koefisien reliabilitas instrumen

𝑘 = Jumlah item dalam instrumen

∑ 𝜎𝑏 2 = Jumlah varians item

𝜎𝑡2 = Varians total

Pengujian reliabilitas pada instrumen ini yaitu

menggunakan rumus Alpha Cronbach, instrumen penelitian

ini dilakukan dengan bentuk kuesioner atau angket. Apabila

alpha > 0.90 maka reliabilitas dinyatakan sempurna. Apabila

alpha antara 0.70 – 0.90 maka dinyatakan reliabilitas tinggi.

Apabila alpha 0.50 – 0.70 maka dinyatakan reliabilitas

moderat. Apabila alpha < 0.50 maka dinyatakan reliabilitas

rendah. Apabila alpha rendah, terdapat perkiraan satu atau

beberapa item yang dinyatakan tidak reliabel.


64

2. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Menurut Priyono (2008:342) Uji normalitas suatu

perhitungan yang digunakan untuk menguji apakah data yang

digunakan dalam penelitian memiliki distribusi normal dan

digunakan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal

dari populasi yang berdistribusi normal, terdapat beberapa

teknik yang digunakan untuk menguji normalitas data, yaitu

dengan kertas peluang normal, uji chi-kuadrat, uji Liliefors,

dengan teknik kolmogrov- smirnov dengan SPSS. Uji

normalitas yang digunakan peneliti yaitu uji Kolmogorov-

Smirnov SPSS:

D= Fo/n – (Fk/n – F ((Zi))

Keterangan:

D = Koefisien hitung Kolmogorov-Smirnov

Fo = Frekuensi

n = Jumlah responden

F(Zi) = Besar peluang masing-masing nilai

b. Uji Homogenitas

Menurut Priyono (2008:343) Uji homogenitas adalah uji

kesamaan dua varians apakah sebaran data tersebut

homogen atau tidak, yaitu dengan membandingkan kedua

variansnya. Apabila dua kelompok data atau lebih mempunyai


65

varian yang sama besarnya, maka uji homogenitas tidak perlu

dilakukan lagi karena datanya sudah dapat dianggap

homogen. Perhitungan uji homogenitas dilakukan

menggunakan uji statistic Levene test, dengan rumus:

Keterangan:

N = Jumlah pengamatan

K = Banyaknya kelompok

Zij =  Yij - 𝑌̅ij 

𝑌̅ij = Rata-rata dari kelompok ke-i

𝑍̅i = Rata-rata kelompok dari Zi

𝑍̅.. = Rata-rata menyeluruh dari Zij

Pada penelitian ini dasar pengambilan keputusan,

yaitu:

Jika Sig <  maka Ho ditolak,  = 0,05

Jika Sig   maka Ha diterima,  = 0,05

3. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Linear Sederhana

Menurut (Ibrahim et al., 2018) Analisis regresi

digunakan untuk melihat terdapat pengaruh antara dua

variabel atau lebih. Analisis regresi linier sederhana

digunakan untuk menguji satu variabel bebas dan satu


66

variabel terikat dan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel X (bebas) terdadap Y (terikat).

Pengujian menggunakan regresi sederhana pada

penelitian ini yaitu dengan perhitungan SPSS, untuk

mengetahui pengaruh antar variabel, mengukur seberapa

besar pengaruh dan membuat suatu perkiraan pengaruh

antar variabel, maka digunakan rumus regresi sederhana

sebagai berikut:

Y=a+bX

Keterangan:

Y = nilai yang diprediksikan

a = konstanta atau bila harga X = 0

b = koefisien regresi

X = nilai variabel independen

Selanjutnya, untuk melihat hipotesis pada hasil regresi, yaitu:

Ho = tidak ada pengaruh antar variabel

Ha = terdapat pengaruh antar variabel.

Uji hipotesis diukur dengan nilai signifikansi 0.05:

1) Jika nilai sig < 0.05 mengandung arti bahwa terdapat suatu

pengaruh

2) Jika nilai sig > 0.05 mengandung arti bahwa tidak terdapat

pengaruh
67

b. Koefisien Determinasi

Menurut Sugiyono (2013:165) Koefisien Determinasi

digunakan untuk mencari pengaruh varians variabel dengan

teknik statistik yaitu menghitung besarnya koefisien

determinasi. Koefisien deterrninasi dihitung dengan

mengkuadratkan koefisien yang telah ditemukan, dan

selanjutnya dikalikan dengan 100%. Koefisien deterrninasi

(penentu) dinyatakan dalam persen. Oleh karena itu peneliti

harus mengetahui nilai koefisien determinasi r2 karena nilai

tersebut merupakan perbandingan, r2 digunakan untuk

mengukur besar persentase dari variabel bebas dengan

variabel terikat.

KP = r2 x 100%

Keterangan:

KP = nilai koefisien determinasi

r = nilai koefisien korelasi


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Tempat Penelitian

a. Profil Sekolah

1) Nama Sekolah : SDN Kedaung

2) NSS : 101280309012

3) Alamat : Jalan Aria Putra No.160,

Kecamatan Pamulang, Kota

Tangerang Selatan , Provinsi

Banten.

4) Status Sekolah : Negeri

5) Nilai Akreditasi :A

6) Tahun Pendirian : 1984

7) Jumlah Bidang : 24 Lokal

8) Luas Tanah : 1.040 m2

9) Status Tanah : Milik Pemerintah Daerah

68
69

b. Visi dan Misi Sekolah

1) Visi

“Membina siswa berakhlakul karimah, meraih prestasi

berwawasan global yang dilandasi nilai-nilai budaya luhur

sesuai dengan ajaran agama”

2) Misi

a. Menanamkan keyakinan atau aqidah melalui

pengamalan ajaran agama.

b. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan

bimbingan.

c. Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga

sekolah dan lingkungan.

d. Melengkapi sarana prasarana.

e. Membentuk sumber daya manusia yang efektif,

kreatif, inovatif sesuai perkembangan zaman.

Memberikan pelatihan-pelatihan kepada guru dalam

rangka peningkatan profesionalisme.

f. Menyelenggarakan Pendidikan yang berdasar pada

sistem nilai, adat istiadat dan budaya.

g. Mengembangkan minat baca kepada anak didik dan

orang tua murid.


70

h. Meningkatkan administrasi atau manajemen

Pendidikan yang berbasis sekolah dan berbasis

masyarakat.

i. Meningkatkan prestasi dalam bidang ekstrakurikuler

sesuai dengan potensi yang dimiliki.

j. Menyiapkan generasi yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa.

k. Menjadi siswa yang cerdas, terampil, dan mampu

berkompetensi seirama dengan kemajuan zaman.

l. Mewujudkan sekolah sebagai sarana untuk

membentuk SDM yang bersih dalam berpikir,

bersikap, berbuat demi pembangunan bangsa.

m. Mengembangkan pengetahuan bidang IPTEK,

IMTAQ, olahraga dan seni budaya sesuai dengan

bakat, minat, dan potensi siswa.

n. Menyiapkan generasi yang unggul yang memiliki

potensi di bidang akademik maupun non akademik.

2. Deskripsi Data Responden

Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan metode

kuantitatif. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan November

tahun ajaran 2021/2022. Penelitian ini dilakukan kepada siswa kelas

VI dengan jumlah populasi sebanyak 60 siswa. Seluruh populasi

tersebut digunakan oleh peneliti sebagai sampel penelitian dengan


71

menggunakan dua kelas, yaitu kelas VI A sebanyak 30 siswa dan

kelas VI D sebanyak 30 siswa. Tujuan penelitian ini yaitu untuk

melihat ada atau tidak adanya pengaruh pemahaman kognitif siswa

terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita pada mata

pelajaran matematika materi bangun ruang kubus di SDN Kedaung.

Peneliti menggunakan tes essay dalam pengambilan data

yang berisikan soal-soal mengenai pemahaman kognitif peserta

didik dan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika materi

bangun ruang kubus. Tujuan pengambilan data menggunakan tes

essay ini dikarenakan peneliti ingin melihat ada atau tidaknya

pengaruh dan seberapa besar pengaruh pemahaman kognitif

peserta didik terhadap kemampuan mereka dalam menyelesaikan

soal cerita matematika materi bangun ruang kubus.

B. Hasil Analisis Data

1. Uji Coba Instrumen

a. Uji Validitas

Pada penelitian ini, uji validitas menggunakan SPSS

versi 23 dengan kriteria valid yaitu 0,254. Uji validitas ini

dilakukan pada kelas VI SDN Kedaung, Kota Tangerang

Selatan yang beralamat di Jalan Aria Putra No.160,

Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Provinsi

Banten. Kelas yang digunakan untuk uji coba instrumen yaitu

kelas VI B sebanyak 30 siswa dan kelas VI C sebanyak 30


72

siswa, total keseluruhan yaitu berjumlah 60 siswa. Uji coba

instrumen ini dilakukan untuk mengetahui validitas dan

reliabilitas pada instrumen soal variabel x (pemahaman

kognitif) dan variabel y (kemampuan menyelesaikan soal

cerita matematika) menggunakan perhitungan SPSS. Hasil uji

coba instrumen soal yang diuji coba adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1
Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Tes Essay
Variabel x (pemahaman kognitif)

No Soal R hitung R tabel 5% Nilai Kriteria


Signifikansi

1 0,344 0,254 0,007 Valid

2 0,302 0,254 0,019 Valid

3 0,259 0,254 0,046 Valid

4 0,116 0,254 0,379 Tidak Valid

5 0,346 0,254 0,007 Valid

6 0,392 0,254 0,002 Valid

7 0,367 0,254 0,004 Valid

8 0,305 0,254 0,018 Valid

9 0,277 0,254 0,032 Valid

10 0,350 0,254 0,006 Valid

11 0,348 0,254 0,006 Valid

12 0,372 0,254 0,003 Valid

13 0,030 0,254 0,818 Tidak Valid

14 0,342 0,254 0,008 Valid


73

Berdasarkan tabel 4.1, maka hasil uji coba instrumen

tes essay pada variabel x (pemahaman kognitif)

menggunakan 60 responden dengan 14 butir soal, dan

terdapat 2 butir soal dinyatakan tidak valid. Berdasarkan

pernyataan tersebut, peneliti menggunakan uji instrumen

penelitian dengan jumlah 12 butir soal.

Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Essay
Variabel x (pemahaman kognitif)

No Soal R hitung R tabel 5% Nilai Kriteria


Signifikansi

1 0,303 0,254 0,019 Valid

2 0,320 0,254 0,013 Valid

3 0,284 0,254 0,028 Valid

4 0,268 0,254 0,039 Valid

5 0,405 0,254 0,001 Valid

6 0,319 0,254 0,013 Valid

7 0,305 0,254 0,018 Valid

8 0,268 0,254 0,039 Valid

9 0,270 0,254 0,037 Valid

10 0,347 0,254 0,007 Valid

11 0,388 0,254 0,002 Valid

12 0,479 0,254 0,000 Valid


74

Berdasarkan tabel 4.2, maka hasil uji coba instrumen

tes essay pada variabel x (pemahaman kognitif)

menggunakan 60 responden dengan 12 butir soal, dan

terdapat 12 butir soal tersebut dinyatakan valid.

Tabel 4.3
Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Tes Essay
Variabel y (kemampuan menyelesaikan soal cerita
matematika)

No Soal R hitung R tabel 5% Nilai Kriteria


Signifikansi

1 0,533 0,254 0,000 Valid

2 0,563 0,254 0,000 Valid

3 0,794 0,254 0,000 Valid

4 0,617 0,254 0,000 Valid

Berdasarkan tabel 4.2, maka hasil uji coba instrumen

tes essay pada variabel y (kemampuan menyelesaikan soal

cerita) menggunakan 60 responden dengan 4 butir soal

dimana pada setiap butir soal memenuhi semua aspek dalam

menyelesaikan soal cerita, dan 4 soal tersebut dinyatakan

valid.
75

Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Essay
Variabel y (kemampuan menyelesaikan soal cerita
matematika)

No Soal R hitung R tabel 5% Nilai Kriteria


Signifikansi

1 0,801 0,254 0,000 Valid

2 0,464 0,254 0,000 Valid

3 0,323 0,254 0,000 Valid

4 0,447 0,254 0,000 Valid

Berdasarkan tabel 4.2, maka hasil uji instrumen tes

essay pada variabel y (kemampuan menyelesaikan soal

cerita) menggunakan 60 responden dengan 4 butir soal

dimana pada setiap butir soal memenuhi semua aspek dalam

menyelesaikan soal cerita, dan 4 soal tersebut dinyatakan

valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas yang digunakan yaitu untuk mengukur

tingkat konsisten pada suatu instrumen. Peneliti

menggunakan rumus Cronbach’s Alpha dengan memakai

SPSS versi 23. Uji reliabilitas memiliki pengukuran yaitu

apabila alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna. Apabila

alpha antara 0.70 – 0.90 maka reliabilitas tinggi. Apabila alpha

0.50 – 0.70 maka reliabilitas moderat. Apabila alpha < 0.50

maka reliabilitas rendah.


76

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Essay


Variabel x (pemahaman kognitif)

Cronbach’s Alpha N Keterangan

0,258 12 Reliabilitas Sempurna

Berdasarkan tabel 4.3 tersebut, nilai Cronbach’s Alpha

pada variabel x (pemahaman kognitif) peserta didik yaitu

0,258 > 0,90 maka dinyatakan reliabilitas sempurna.

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Essay


Variabel y (kemampuan menyelesaikan soal cerita
matematika)

Cronbach’s Alpha N Keterangan

0,179 4 Reliabilitas Sempurna

Berdasarkan tabel 4.4 tersebut, nilai Cronbach’s Alpha

pada variabel y (kemampuan menyelesaikan soal cerita

matematika) pada peserta didik yaitu 0,179 > 0,90 maka

dinyatakan reliabilitas sempurna.

2. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah variabel

x dan variabel y berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

menggunakan persamaan Kolmogorov-Smirnov dalam

perhitungan menggunakan SPSS versi 23. Hasil dapat

dikatakan normal apabila sig >0,05 dan dikatakan tidak


77

normal apabila sig <0,05. Hasil perhitungan yang didapat oleh

peneliti yaitu:

Tabel 4.7 Ringkasan Uji Normalitas

Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. 2.88325247
Deviation
Most Extreme Absolute .111
Differences Positive .072
Negative -.111
Test Statistic .111
Asymp. Sig. (2-tailed) .063c

Berdasarkan pada tabel 4.5 hasil uji normalitas

Kolmogorov-Smirnov diketahui nilai signifikansi pada variabel

x dan variabel y yaitu 0,063 > 0,05, maka dapat disimpulkan

variabel x dan variabel y berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Setelah mengetahui tingkat kenormalan data,

berikutnya yaitu melakukan uji homogenitas. Uji homogenitas

digunakan untuk menentukan tingkat kesamaan varians

antara dua variabel yaitu variabel x (pemahaman kognitif) dan

variabel y (kemampuan menyelesaikan soal cerita

matematika). Pada perhitungan ini, apabila nilai sig dalam

levene’s statistic > 0,05, maka sampel merupakan bagian dari


78

populasi yang homogen. Hasil uji homogenitas dapat pada

tabel berikut:

Tabel 4.8 Ringkasan Uji Homogenitas

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.656 7 50 .708

Berdasarkan tabel 4.6 pada hasil uji homogenitas pada

variabel x dan variabel y dengan menggunakan Levene Test

diperoleh bahwa nilai signifikansi 0,708 dengan taraf

signifikan 0,05. Menurut standar kesimpulan, Ha diterima

apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, artinya sampel

merupakan bagian dari populasi yang homogen.

3. Uji Hipotesis

a. Uji Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linear sederhana ini dilakukan untuk

menguji antara variabel x dan variabel y dalam memiliki atau

tidaknya suatu pengaruh, Analisis Regresi Linier Sederhana

ini menggunakan perhitungan dengan SPSS versi 23. Uji

hipotesis menggunakan nilai signifikansi yaitu 0.05. Hasil uji

dikatakan memiliki pengaruh apabila nilai sig < 0.05 dan

dikatakan tidak memiliki pengaruh apabila nilai sig >0.05.

Hasil perhitungan yang didapat oleh peneliti, yaitu:


79

Tabel 4.9 Ringkasan Uji Analisis Regresi Linier


Sederhana
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 119.240 1 119.240 17.966 .000b
Residual 384.944 58 6.637
Total 504.183 59
Berdasarkan hasil uji analisis regresi linier sederhana

pada tabel 4.7 tersebut, dapat diketahui bahwa nilai F hitung

yaitu 17.966 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05.

Maka, variabel x (pemahaman kognitif) terdapat pengaruh

terhadap variabel y (kemampuan menyelesaikan soal cerita

matematika).

b. Uji Koefisien Determinasi

Uji Koefisien Determinasi (R-Square) digunakan untuk

mengetahui persentase pengaruh variabel x (pemahaman

kognitif) terhadap variabel y (kemampuan menyelesaikan soal

cerita matematika) pada peserta didik dalam materi bangun

ruang kubus. Hasil perhitungan yang didapat oleh peneliti,

yaitu:

Tabel 4.10 Hasil perhitungan Uji R-Square

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
1 .486a .237 .223 2.576
80

Berdasarkan tabel hasil uji koefisien determinasi pada

4.8 tersebut, menunjukkan bahwa nilai R Square yaitu

sebesar 0,237. Sehingga besarnya nilai R Square tersebut

dapat dihitung dengan 0,237 x 100% = 23,7%, maka nilai R

Square (%) pada pengaruh variabel x (pemahaman kognitif)

terhadap variabel y (kemampuan menyelesaikan soal cerita

matematika) yaitu sebesar 23,7%.

C. Interpretasi Hasil Penelitian

Pada penelitian yang dilakukan, peneliti melihat ada atau tidak

adanya suatu pengaruh pemahaman kognitif siswa terhadap

kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika, maka peneliti

menggunakan instrumen yaitu berupa tes essay untuk mengukur hal

tersebut. Uji coba instrumen tes essay tersebut diberikan dan diuji

kepada 60 peserta didik yaitu kelas VI B sebanyak 30 peserta didik

dan kelas VI C sebanyak 30 peserta didik di SDN Kedaung yaitu

mengenai materi bangun ruang kubus. Pada uji coba instrumen tes

essay tersebut, terdiri dari variabel x (pemahaman kognitif)

mengenai bangun ruang kubus, sejumlah 14 butir soal dan variabel

y (kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika) sejumlah 4

butir soal dengan beberapa aspek yang terdapat pada setiap butir

soal. Hasil data dari uji coba instrumen tes essay pada variabel x

terdapat 12 butir soal dinyatakan valid dan 2 butir soal dinyatakan

tidak valid. Jumlah 12 butir soal tersebut yang digunakan peneliti


81

sebagai instrument penelitian tes essay. Pada variabel y, 4 soal

dinyatakan valid, dan dapat digunakan sebagai instrument

penelitian.

Uji instrument penelitian tes essay diberikan kepada 60

peserta didik yaitu 30 peserta didik kelas VI A dan 30 peserta didik

kelas VI D. Pada Uji Validitas yang dilakukan, peneliti mendapatkan

hasil yaitu pada variabel x terdapat 12 butir soal dengan keterangan

valid dan variabel y terdapat 4 butir soal dengan keterangan valid.

Pada hasil Uji reliabilitas dengan menggunakan perhitungan

Cronbach’s Alpha, yaitu variabel x mendapatkan hasil 0,258 yang

dimana 0,258 > 0,90 yaitu reliabilitas sempurna, dan variabel y

mendapatkan hasil 0,179 > 0,90 yaitu reliabilitas sempurna. Maka,

kesimpulan untuk instrumen tes essay yang dilakukan dapat

dikatakan reliabel dan dapat dipercaya.

Setelah melakukan uji coba instrumen, peneliti melakukan uji

prasyarat analisis yaitu melakukan perhitungan uji normalitas data

dan uji homogenitas. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan untuk

uji normalitas, peneliti menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov,

perhitungan yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan hasil

yaitu dengan nilai signifikansi sebesar 0,063. Maka, dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Selanjutnya,

pada perhitungan uji homogenitas dalam levene’s statistic > 0,05,

peneliti mendapatkan hasil nilai Signifikansi sebesar 0,708 > 0,05,


82

maka dapat disimpulkan Ha diterima, yang berarti sampel merupakan

bagian dari populasi yang homogen.

Selanjutnya, peneliti melakukan perhitungan uji analisis

regresi linier sederhana yaitu untuk mengetahui terdapatnya suatu

pengaruh antara variabel x dan variabel y dan perhitungan koefisien

determinasi (R-Square) yaitu untuk mengetahui seberapa besar (%)

pengaruh antara variabel x dan variabel y. Pada perhitungan uji

analisis regresi linier sederhana, peneliti mendapatkan hasil yaitu

nilai F hitung sebesar 17.966 dengan tingkat signifikansi sebesar

0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel x

(pemahaman kognitif) terdapat pengaruh terhadap variabel y

(kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika). Terdapatnya

pengaruh tersebut sesuai dengan tahapan penyelesaian Polya

dalam Djuhartono, Endaryono, Utami (2018:2) yaitu merencanakan,

menyelesaikan, serta memeriksa kembali, sehingga peserta didik

harus memiliki pemahaman dalam setiap permasalahan yang

terdapat dalam soal cerita. Oleh karena itu, pemahaman kognitif

siswa berpengaruh terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita

matematika.

Selanjutnya, perhitungan yang dilakukan peneliti pada uji

koefisien determinasi (R-Square) mendapatkan hasil yaitu nilai R

Square sebesar 0,237. Sehingga, besarnya nilai R Square tersebut

dihitung dengan 0,237 x 100% = 23,7%. Maka, kesimpulan


83

berdasarkan nilai R Square (%) tersebut yaitu pengaruh antara

variabel x (pemahaman kognitif) terhadap variabel y (kemampuan

menyelesaikan soal cerita matematika) sebesar 23,7%. Berdasarkan

perhitungan yang dilakukan oleh peneliti, bahwa nilai R-Square yang

didapat oleh peneliti dapat dikatakan rendah, hal ini dikarenakan

terdapat pengaruh oleh beberapa faktor. Rendahnya nilai R-Square

yang didapat oleh peneliti dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu

kurangnya penguasaan materi pembelajaran, kurangnya waktu

dalam pengerjaan dan penyelesaian soal cerita, kurangnya minat

siswa pada mata pelajaran matematika, serta kurangnya

penguasaan dalam memahami tahapan-tahapan menyelesaikan

soal cerita matematika.

Sedangkan menurut hasil penelitiaan Wulandari (2014) dalam

Djuhartono, Endaryono, dan Utami (2018:3) menjelaskan bahwa

kesulitan peserta didik dalam meyelesaikan soal cerita dapat

disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu, peserta didik

kurang memahami permasalahan dalam soal seperti menuliskan

apa yang di ketahui dan apa yang di tanyakan dalam soal cerita,

peserta didik kesulitan ketika mengubah soal cerita ke bentuk

matematika, kurang menguasai keterampilan berhitung sehingga

terjadi kesalahan yang seharusnya dapat dihindari.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Hasil analisis data penelitian tersebut dilakukan dengan

pengujian hipotesis yaitu diperoleh kesimpulan bahwa

pemahaman kognitif siswa memiliki pengaruh terhadap

kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika pada

peserta didik kelas VI di SDN Kedaung. Hal tersebut ditunjukkan

melalui hasil analisis regresi linear sederhana dengan perolehan

nilai F hitung yaitu 17.966 dengan tingkat signifikansi sebesar

0,000 < 0,05. Maka, variabel x (pemahaman kognitif) terdapat

pengaruh terhadap variabel y (kemampuan menyelesaikan soal

cerita matematika) yang berarti Ha diterima dan terdapat

pengaruh pemahaman kognitif terhadap kemampuan

menyelesaikan soal cerita pada mata pelajaran matematika.

2. Besarnya pengaruh pemahaman kognitif pada siswa terhadap

kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika dapat terlihat

berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi (R-Square)

yaitu sebesar 23,7%. Besarnya R Square yaitu 0,237 x 100% =

23,7%. Maka dapat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh

pemahaman kognitif siswa terhadap kemampuan menyelesaikan

soal cerita matematika yaitu sebesar 23,7%.

84
85

B. Saran

Berikut merupakan saran yang dapat peneliti tulis berdasarkan

kesimpulan yang telah diperoleh.

1. Bagi Sekolah

Peneliti menyarankan agar sekolah memberikan kegiatan-

kegiatan pembelajaran yang dapat menunjang pemahaman

kognitif peserta didik dalam kehidupan nyata atau realita.

Terutama dalam hal pembelajaran matematika, sehingga peserta

didik dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Bagi Guru

Peneliti menyarankan bagi guru untuk menggunakan alat peraga

atau media pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan

mata pelajaran matematika materi bangun ruang kubus. Guru

dapat menerapkan pembelajaran dengan pendekatan

matematika realistik. Sehingga peserta didik dapat lebih

merealisasikan setiap pemecahan masalah terutama dalam

menyelesaikan soal cerita matematika.

3. Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, hasil skripsi ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai pijakan awal untuk melakukan penelitian

mengenai pengaruh pemahaman kognitif siswa terhadap

kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif (E. Mahriani (Ed.)).


Aswaja Pressindo.

Almadiliana, Hadi Saputra, H., & Setiawan, H. (2021). Hubungan Antara


Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Kemampuan
Memahami Soal Cerita Matematika Siswa Kelas V Sekolah Dasar.
PENDAGOGIA: Jurnal Pendidikan Dasar, 1(2), 57–65.

Anggraeni, P., Zanthy, L. S., & Saripudin. (2020). ANALISIS


KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP PADA SOAL
PROBLEM SOLVING. Jurnal Ilmiah Pendidikan, 7(2), 204–211.

Anugrahana, A. (2021). Analisis Kemampuan Pemahaman Kognitif Dan


Kesulitan Belajar Matematika Konsep “ Logika ” Dengan Model
Pembelajaran Daring. Jurnal Ilmiah Matematika, 2017, 37–46.

Awal, R. K., Yusraningsih, & Pongoliu. (2021). Kemampuan Menghitung


Volume Kubus dan Balok dengan Menggunakan Media Tabel
Perkalian Pintar. Jurnal Ilmiah Media Publikasi Ilmu Pengetahuan Dan
Tekonologi, 10(1), 44–51.

Bujuri, D. A. (2018). Analisis Perkembangan Kognitif Anak Usia Dasar dan


Implikasinya dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Jurnal Literasi, 9(1),
37–50.

Damayanti, R., & Chamidah, A. (2018). Penggunaan Strategi Polya untuk


Pemahaman Soal Cerita dalam Pembelajaran Penggunaan Strategi
Polya untuk Pemahaman Soal Cerita Dalam Pembelajaran
Matematika. Jurnal Inovasi Penelitian, 20(1), 11–16.

Dwidarti, U., Mampouw, H. L., & Setyadi, D. (2019). Analisis Kesulitan


Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Himpunan.
Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika, 3(2), 315–322.
https://doi.org/10.31004/cendekia.v3i2.110

Emanuel, E. P. L., Kirana, A., & Chamidah, A. (2021). Enhancing students’


ability to solve word problems in Mathematics. Journal of Physics:
Conference Series, 1832(1). https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1832/1/012056

Fitry, R. S., Khamdun, & Ulya, H. (2022). Analisis Kesalahan Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Kelas V di SDN Rongggo 03
Kecamatan Jaken. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(8), 2433–2442.

86
87

Ginanjar, G., & Kusumawati, L. (2016). Peningkatan Kemampuan


Pemahaman Konsep Perkalian Melalui Pendekatan Pembelajaran
Konstruktivisme Pembelajaran Matematika di Kelas 3 SDN Cibaduyut
4. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, I(2), 262–271.

Herista, D. (2021). VOLUME KUBUS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN


GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS MEGAREZKY. Jurnal
Ilmiah Pendidikan, 1–23.

Ibrahim, A., Alang, A. H., Madi, Baharuddin, Muhammad Aswar Ahmad, &
Darmawati. (2018). Metodologi Penellitian.

Juliana, N., Muflihah, & Usman. (2019). PEMAHAMAN KOGNITIF SISWA


TENTANG STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR
SETELAH DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED
CLASSROOM TIPE PEER INSTRUCTION FLIPPED. Jurnal Ilmiah
Pendidikan, 2(2), 14–17.

Khadijah. (2016). Pengembangan kognitif anak usia dini. Anggota Ikatan


Penerbit Indonesia (IKAPI).

Kurnia, I., Sari, W., Wulandari, R., Studi, S., & Ipa, P. (2020).
PEMBELAJARAN IPA SMP. 3, 145–152.

Kurshumlia, R., & Vula, E. (2019). the Impact of Reading Comprehension


on Mathematics Word Problem Solving. Education and New
Developments 2019, 2, 331–335.
https://doi.org/10.36315/2019v2end076

Laelatunnajah, N., Kriswandani, & Prihatnani, E. (2018). Pengaruh


Strategi React Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Bagi Siswa Kelas VIII SMPN 3 Pabelan Kabupaten
Semarang. Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online), 2(1), 91–105.

Lastini, F., Keguruan, F., Ilmu, D. A. N., & Maret, U. S. (2010). Soal Cerita
Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Metode Problem Solving.

Magdalena, I., Islami, N. F., Rasid, E. A., Diasty, N. T., & Tangerang, U.
M. (2020). Tiga ranah taksonomi bloom dalam pendidikan. Jurnal
Edukasi Dan Sains, 2(1), 132–139.

Magdalena, I., Prabandani, R. O., & Rini, E. S. (2021). Analisis Taksonomi


Bloom Sebagai Alat Evaluasi Pembelajaran di SDN Kosambi 06 Pagi.
Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 3(2), 227–234.

Matlin, M. W. (1994). KOGNITIF (Maisuri (Ed.); 3rd ed.). Harakindo


Publishing.
88

Mulatsih, B. (2021). Penerapan Taksonomi Bloom Revisi pada


Pengembangan Soal Kimia Ranah Pengetahuan. Jurnal Karya Ilmiah
Guru, 6(1), 1–10.

Nurjanah, & Noni Marlianingsih. (2015). ANALISIS BUTIR SOAL PILIHAN


GANDA DARI ASPEK KEBAHASAAN. Jurnal Ilmu Kependidikan,
II(1), 69–78.

Priyono. (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif (T. Chandra (Ed.)).


Zifatama Publishing.

Rahardjo, M., & Waluyati, A. (2011a). Pembelajaran soal cerita operasi


hitung campuran di Sekolah Dasar (C. Sa’dijah (Ed.)). Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Matematika.

Rahardjo, M., & Waluyati, A. (2011b). Pembelajaran Soal Cerita pada


Operasi Hitung Campuran di SD. Kementerian Pendidikan Nasional
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan Dan
Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat Pengembangan Dan
Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Matematikaminan Mutu Pendidikan, 85.

Raharjo, M., Ekawati, E., Rudianto, Y., Wirdayani, A., Nugroho, B.,
Raharjo, S. E., Nasional, D. P., & Kependidikan, T. (n.d.). No Title.

Ruwaida, H. (2019). Proses Kognitif dalam Taksonomi Bloom Revisi :


Analisis Kemampuan Mencipta (C6) Pada Pembelajaran Fikih Di MI
Miftahul Anwar Desa Banua Lawas. Al-Madrasah: Jurnal Pendidikan
Madrasah Ibtidaiyah, 4(1), 51. https://doi.org/10.35931/am.v4i1.168

Santoso, E. (2017). Penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk


Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematika Siswa Sekolah
Dasar. Jurnal Cakrawala Pendas, 3(1), 2442–7470.

Sari, N. L. I. (2012). Asyiknya Belajar Bangun Ruang Sisi Datar (T. E. BP


(Ed.)). PT Balai Pustaka (Persero).

Sidik, G. S. (2016). ANALISIS PROSES BERPIKIR DALAM PEMAHAMAN


MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR DENGAN PEMBERIAN
SCAFFOLDING. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 2(2), 192–204.

Sugiyono. (2013). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D


(19th ed.). Alfabeta.

Suharjana, A., Rahardjo, M., Sutanti, T., & Sasongko, C. (2008).


Pengenalan Bangun Ruang dan Sifat-sifatnya di SD.
89

Sukmana, A. P., Iriansyah, H. S., & Erham. (2019). Upaya Meningkatkan


Pemahaman Peserta Didik pada Materi Dampak Globalisasi melalui
Pembelajaran Discovery Learning. Jurnal Pendidikan, 1–6.

Sutrisno, P. (2018). Meningkatkan Pemahaman Konsep Volume Bangun


Ruang Kubus dan Balok Melalui Penggunaan Alat Peraga Kubus
Satuan Dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Civics and Social
Studies, 2(1), 21–35.

Tamarli, & Akhyar. (2019). Analisis Pemahaman Siswa Terhadap Materi


Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan Menggunakan
Alat Peraga Dalam Proses Pembelajaran. Jurnal Serambi Ilmu, 20(1),
137–159.

Tarhadi, Kartono, & Yumiati. (2017). PENGGUNAAN TES URAIAN


DIBANDINGKAN DENGAN TES PILIHAN GANDA TERSTRUKTUR
DAN TES PILIHAN GANDA BIASA. Jurnal Pendidikan, 8(November
2017), 102–109.

Teresa, Helyana, Zubaidah, Nursangaji, & Asep. (2020). KEMAMPUAN


MENYELESAIKAN SOAL PISA PADA KONTEN CHANGE AND
RELATIONSHIP. Jurnal Alpha Euclid Edu, 1(2), 60–68.

Ulia, N., & Sari, Y. (2018). Pembelajaran Visual, Auditory dan Kinestetik
Terhadap Keaktifan dan Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Sekolah Dasar. Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI, 5(2), 175.
https://doi.org/10.24235/al.ibtida.snj.v5i2.2890

Ulwiyah, N., & Indarti, S. S. (2018). Hubungan Model Pembelajaran


dengan Tingkat Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran PAI di
Madrasah Tsanawiyah. Jurnal Pendidikan Islam, 2(1), 137–156.

Unaenah, E., & Sumantri, M. S. (2019). Analisis Pemahaman Konsep


Matematis Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar Pada Materi Pecahan.
Jurnal Basicedu, 3(1), 106–111.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v3i1.78

Utami, R. W., Endaryono, B. T., & Djuhartono, T. (2018). KEMAMPUAN


PESERTA DIDIK DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA
MATEMATIKA. Jurnal Ilmiah Kependidikan, 5(3), 187–192.

Utari, D. R., Wardana, M. Y. S., & Damayani, A. T. (2019). Analisis


Kesulitan Belajar Matematika dalam Menyelesaikan Soal Cerita.
Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 3(4), 534–540.
90

Wachidah, L. R., Laila, Y., Irmawati, A., & Amin, S. (2020). Implementasi
Penggunaan Tes Essay dalam Evaluasi Pembelajaran Daring pada
Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tlanakan. Jurnal Pendidikan Bahasa
Dan Sastra Indonesia, 2(1), 1–10.

Wahyuddin. (2016). Analisis kemampuan menyelesaikan soal cerita


matematika ditinjau dari kemampuan verbal. Jurnal Tadris
Matematika, 9(2), 148–160.

Zakiah, & Fikratul Khairi. (2019). PENGARUH KEMAMPUAN KOGNITIF


TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V
SDN GUGUS 01 KECAMATAN SELAPARANG. Jurnal PGMI, 11(1),
85–100.

Zamariah, M. (2016). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Bahasa


Indonesia Dengan Penerapan Program Remedial Tutor Sebaya Pada
Siswa Kelas VI SDN 2 Metro Barat Tahun Pelajaran 2009/2010.
Jurnal Pendidikan Guru SD, 1(1), 2527–4430.
LAMPIRAN

91
92

Lampiran 1

Surat Permohonan Bimbingan Skripsi


93

Lampiran 2

Surat Permohonan Penelitian

Lampiran
94

Lampiran 3

Surat Balasan Penelitian


95

Lampiran 4

Surat Ujian Komprehensif


96
97

Lampiran 5

Surat Keterangan Validasi Ahli


98

Lampiran 6

Penilaian Validasi Ahli


99
100
101
102

Lampiran 7

Rubrik Penilaian Instrumen


Variabel x (pemahaman kognitif)

Butir Aspek Indikator Skor


Soal
1,2 1. Menafsirkan Tidak dapat menuliskan 0
jawaban sama sekali
Memberikan gambar, akan 1
tetapi dengan bentuk yang
salah dan ukuran yang
salah
Memberikan gambar 2
dengan bentuk yang salah,
akan tetapi dengan ukuran
yang benar ataupun dengan
bentuk yang benar dan
ukuran yang salah
Memberikan gambar 3
dengan bentuk yang benar
dan ukuran yang tepat
Skor maksimal 3
3,4 2. Mencontohkan Tidak dapat menuliskan 0
jawaban sama sekali
Menuliskan contoh 1
penjelasan melalui ciri-ciri
dengan jawaban yang salah
Dapat menuliskan contoh 2
penjelasan melalui ciri-ciri,
akan tetapi hanya sebagian
jawaban yang benar
Dapat menuliskan contoh 3
penjelasan melalui ciri-ciri
dengan tepat dan benar
Skor maksimal 3

5,6 3. Mengklasifikasikan Tidak dapat menuliskan 0


jawaban sama sekali
103

Dapat menuliskan dan 1


mengkategorikan beberapa
hal berdasarkan jenis dan
ciri-ciri dari suatu materi,
akan tetapi dengan jawaban
yang salah
Dapat menuliskan dan 2
mengkategorikan beberapa
hal berdasarkan jenis dan
ciri-ciri dari suatu materi,
akan tetapi hanya sebagian
jawaban yang benar
Dapat menuliskan dan 3
mengkategorikan beberapa
hal berdasarkan jenis dan
ciri-ciri dari suatu materi
dengan keterangan yang
benar dan sesuai
Skor maksimal 3
7,8 4. Meringkas Tidak dapat menuliskan 0
jawaban sama sekali
Menuliskan dan meringkas 1
permasalahan pada soal,
akan tetapi dengan
ringkasan yang tidak tepat
dan tidak sesuai
Menuliskan dengan tuntas 2
permasalahan pada soal,
akan tetapi hanya sebagian
ringkasan yang sesuai
dengan permasalahan pada
soal
Menuliskan dengan tuntas 3
ringkasan permasalahan
pada soal dengan tepat dan
sesuai
Skor maksimal 3
9,10 5. Menyimpulkan Tidak dapat menuliskan 0
jawaban sama sekali
104

Menuliskan suatu 1
keterangan, akan tetapi
tidak sesuai dengan
permasalahan berdasarkan
keterkaitan antara
penjelasan dan ciri-ciri pada
soal
Menuliskan inti 2
permasalahan berdasarkan
keterkaitan antara
penjelasan dan ciri-ciri pada
soal, akan tetapi hanya
sebagian jawaban yang
sesuai
Menuliskan dan mengetahui 3
inti permasalahan
berdasarkan keterkaitan
antara penjelasan dan ciri-
ciri pada soal dengan tepat
dan benar
Skor maksimal 3
11,12 6. Membandingkan Tidak dapat menuliskan 0
jawaban sama sekali
Menuliskan perbedaan 1
antara dua jenis materi yang
terdapat pada soal, akan
tetapi dengan jawaban yang
salah dan tidak tepat
Menuliskan perbedaan 2
antara dua jenis materi yang
terdapat pada soal, akan
tetapi hanya sebagian
jawaban yang benar
Menuliskan perbedaan 3
antara dua jenis materi yang
terdapat pada soal dengan
benar dan tepat
Skor maksimal 3
13,14 7. Menjelaskan Tidak dapat menuliskan 0
jawaban sama sekali
105

Menuliskan suatu 1
penjelasan mengenai sebab
dan akibat dalam suatu hal,
akan tetapi dengan
keterangan yang salah dan
tidak tepat
Menuliskan suatu 2
penjelasan mengenai sebab
dan akibat dalam suatu hal
dengan tepat dan sesuai
Skor maksimal 2

Rubrik Penilaian Instrumen


Variabel y (kemampuan menyelesaikan soal cerita)
Skor Aspek
Memahami Menentukan Menuliskan Melakukan
permasalahan cara cara pemeriksaan
dalam soal penyelesaian penyelesaian kembali
soal soal terhadap soal
Tidak Tidak dapat Tidak Tidak ada
0 memahami menentukan menuliskan pemeriksaan
soal dan tidak cara dan dan tidak ada
menuliskan penyelesaian melakukan penjelasan
data yang yang tepat perhitungan sama sekali
diketahui dan tidak sama sekali mengenai soal
dalam soal menulis sama
sama sekali sekali pada
lembar
jawaban
Memahami Memberikan Menuliskan Melakukan
1 peristiwa yang cara cara pemeriksaan
ada pada soal, penyelesaian penyelesaian kembali, akan
tetapi salah yang salah yang tidak tetapi hanya
menuliskan dan tidak tepat, dan menuliskan
data yang tepat mendapatkan sebagian
diketahui hasil yang proses
dalam soal salah penyelesaian
106

Memahami Memberikan Menuliskan Melakukan


2 seluruh isi cara cara pemeriksaan
dalam soal, penyelesaian penyelesaian kembali yaitu
dan yang benar yang tepat, menuliskan
menuliskan dan tepat akan tetapi seluruh proses
data yang mendapatkan penyelesaian
diketahui hasil yang dengan benar
dalam soal salah
dengan benar
Menuliskan
3 cara
penyelesaian
yang tidak
tepat, akan
tetapi
mendapatkan
hasil yang
benar
Menuliskan
4 cara
penyelesaian
yang tepat
dan
mendapatkan
hasil yang
benar
Skor maksimal Skor Skor Skor maksimal
2 maksimal 2 maksimal 4 2
107

Lampiran 8

Kartu Bimbingan
108
109

Lampiran 9

Kartu Menonton Sidang Skripsi


110

Lampiran 10

Instrumen Penelitian Soal (Tes Essay)

Uji Coba Instrumen Soal Essay Variabel x (pemahaman kognitif)

Tes Pemahaman Kognitif Siswa Materi Volume Bangun Ruang Kubus

Satuan Pendidikan : SDN Kedaung


Mata Pelajaran : Matematika
Nama :
Kelas :
Nomor Absen :

PETUNJUK PENGERJAAN SOAL


1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal.
2. Tuliskan identitas diri yaitu nama, kelas, dan nomor absen pada lembar
yang telah disediakan.
3. Bacalah dengan teliti soal yang diberikan, dan periksalah kembali
jawaban yang telah dikerjakan dengan teliti.

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar!


1. Rara membeli sebuah mainan yaitu rubik, rubik tersebut memiliki bentuk

salah satu bangun ruang yaitu kubus, gambarlah kubus tersebut dengan

panjang sisi nya 3 cm!

2. Sarah ingin membuat kotak kado untuk teman nya yang sedang

berulang tahun. Sarah ingin membuat kotak kado tersebut dengan

bentuk bangun ruang kubus. Apabila Sarah ingin membuat kotak kado

tersebut, gambarlah jaring-jaring yang dapat membentuk bangun ruang

kubus pada kotak kado Sarah!

3. Setiap bangun ruang memiliki suatu ciri-ciri, salah satu bangun ruang

yaitu kubus memiliki ciri-ciri berdasarkan sifatnya. Sebutkan sifat-sifat

yang terdapat pada bangun ruang kubus!


111

4. Perhatikan gambar bangun ruang kubus di samping.

Sebutkan lah unsur-unsur yang dapat membentuk

bangun ruang kubus tersebut!

5. Tentukanlah sifat-sifat pada bangun ruang kubus tersebut berdasarkan

pilihan di bawah ini!

a. 6 bidang sisi

b. 12 rusuk

c. Titik sudut: A, B, C, D, E, F, G, H

d. 4 diagonal ruang

e. Rusuk kubus: AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG dan

DH

f. sisi: ABCD, EFGH, ADHE, BCGF, ABFE, dan DCGH

6. Berdasarkan pilihan yang terdapat pada no 5, tentukanlah unsur-unsur

yang termasuk pada bangun ruang kubus!

7. Sarah sedang merayakan ulang tahun bersama keluarganya di rumah,

Ayah memberikan Sarah kado yaitu boneka, dan Ibu memberikan sarah

satu buah kotak kado yang berisikan sepatu. Sarah sangat senang

mendapatkan hadiah ulang tahun dari Ayah dan Ibu. Kotak kado yang

diberikan oleh Ibu berbentuk bangun ruang kubus dengan 6 buah bidang

sisi, memilliki 12 buah sisi rusuk, 8 buah titik sudut, 12 diagonal bidang,

dan 4 diagonal ruang. Berdasarkan cerita tersebut, ringkaslah menjadi

suatu informasi yang penting!


112

8. Danil membeli sebuah brankas untuk menyimpan dokumen-dokumen

penting yang berada di rumah nya. Danil membeli brankas tersebut

secara online. Brankas tersebut sampai di rumah Danil pada hari

Minggu. Sesampainya brankas tersebut, Danil melihat brankas milikinya

memiliki bentuk bangun ruang kubus. Brankas milik Danil mempunyai

bidang sisi dengan bentuk persegi, masing-masing rusuk nya berukuran

sama panjang, memiliki diagonal bidang dengan ukuran yang sama

panjang, bidang diagonal nya berbentuk persegi panjang, dan diagonal

ruang brankas tersebut memiliki ukuran yang sama panjang.

Berdasarkan cerita tersebut, ringkaslah menjadi suatu informasi yang

penting!

9. Pada hari libur Sandi pergi ke toko elektronik dengan Ibu nya. Sandi

melihat sebuah televisi. Kemudian, Sandi mengamati bentuk televisi

tersebut yaitu memiliki 6 bidang yang sama besar, dua belas sisi yang

sama panjang, dan delapan titik sudut yang sama. Apakah bentuk

televisi tersebut?

10. Dodi sedang duduk dan menonton televisi di ruang tamu. Kemudian

Dodi melihat benda-benda di ruang tamu tersebut. Benda-benda yang

dilihat oleh Dodi yaitu mainan dadu, televisi, mainan rubik, kardus kado,

kotak tisu, bak mandi, jam digital, dan akuarium. Setelah diamati,

ternyata benda-benda tersebut memiliki bentuk dan ciri-ciri yang sama.

Apakah persamaan ciri-ciri yang dimiliki oleh benda-benda yang dilihat

oleh Dodi?
113

11.

Bangun ruang kubus dan balok memiliki bentuk dan ciri-ciri yang hamper

sama, akan tetapi tetap memiliki perbedaan pada masing-masing

bangun ruang. Berdasarkan gambar kubus dan balok di atas, sebutkan

perbedaan antara bangun ruang kubus dan balok!

12. Berikut merupakan sifat-sifat pada bangun ruang kubus dan balok!

a. memiliki simetri putar

b. tidak memiliki simetri putar

c. memiliki 12 rusuk yang sama panjang

d. sisi nya berbentuk persegi panjang

e. semua sisi nya sama besar

f. tidak memiliki rusuk yang sama panjang

Tentukan sifat-sifat yang termasuk ke dalam bangun ruang kubus dan

balok!

13. Bangun ruang kubus mempunyai salah satu ciri yaitu memilki simetri

putar. Apa yang membuat bangun ruang kubus tersebut memiliki simetri

putar?
114

14. Rara memiliki dadu mainan dengan bentuk bangun ruang kubus.

Setelah diamati, dadu tersebut memiliki 12 buah rusuk yang sama

panjang. 12 buah rusuk yang sama panjang tersebut membentuk bidang

sisi dengan ukuran yang sama. Oleh karena itu, bidang sisi pada

tersebut memiliki bentuk?

Uji Instrumen Penelitian Soal Variabel X (Pemahaman Kognitif)

Tes Pemahaman Kognitif Siswa Materi Volume Bangun Ruang Kubus

Satuan Pendidikan : SDN Kedaung


Mata Pelajaran : Matematika
Nama :
Kelas :
Nomor Absen :

PETUNJUK PENGERJAAN SOAL


1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal.
2. Tuliskan identitas diri yaitu nama, kelas, dan nomor absen pada lembar
yang telah disediakan.
3. Bacalah dengan teliti soal yang diberikan, dan periksalah kembali
jawaban yang telah dikerjakan dengan teliti.

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar!

1. Rara membeli sebuah mainan yaitu rubik, rubik tersebut memiliki bentuk

salah satu bangun ruang yaitu kubus, gambarlah kubus tersebut dengan

panjang sisi nya 3 cm!

2. Sarah ingin membuat kotak kado untuk teman nya yang sedang

berulang tahun. Sarah ingin membuat kotak kado tersebut dengan

bentuk bangun ruang kubus. Apabila Sarah ingin membuat kotak kado
115

tersebut, gambarlah jaring-jaring yang dapat membentuk bangun ruang

kubus pada kotak kado Sarah!

3. Setiap bangun ruang memiliki suatu ciri-ciri, salah satu bangun ruang

yaitu kubus memiliki ciri-ciri berdasarkan sifatnya. Sebutkan sifat-sifat

yang terdapat pada bangun ruang kubus!

4. Tentukanlah sifat-sifat pada bangun ruang kubus tersebut berdasarkan

pilihan di bawah ini!

a. 6 bidang sisi

b. 12 rusuk

c. Titik sudut: A, B, C, D, E, F, G, H

d. 4 diagonal ruang

e. Rusuk kubus: AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG dan

DH

f. sisi: ABCD, EFGH, ADHE, BCGF, ABFE, dan DCGH

5. Berdasarkan pilihan yang terdapat pada no 5, tentukanlah unsur-unsur

yang termasuk pada bangun ruang kubus!

6. Sarah sedang merayakan ulang tahun bersama keluarganya di rumah,

Ayah memberikan Sarah kado yaitu boneka, dan Ibu memberikan sarah

satu buah kotak kado yang berisikan sepatu. Sarah sangat senang

mendapatkan hadiah ulang tahun dari Ayah dan Ibu. Kotak kado yang

diberikan oleh Ibu berbentuk bangun ruang kubus dengan 6 buah bidang

sisi, memilliki 12 buah sisi rusuk, 8 buah titik sudut, 12 diagonal bidang,
116

dan 4 diagonal ruang. Berdasarkan cerita tersebut, ringkaslah menjadi

suatu informasi yang penting!

7. Danil membeli sebuah brankas untuk menyimpan dokumen-dokumen

penting yang berada di rumah nya. Danil membeli brankas tersebut

secara online. Brankas tersebut sampai di rumah Danil pada hari

Minggu. Sesampainya brankas tersebut, Danil melihat brankas milikinya

memiliki bentuk bangun ruang kubus. Brankas milik Danil mempunyai

bidang sisi dengan bentuk persegi, masing-masing rusuk nya berukuran

sama panjang, memiliki diagonal bidang dengan ukuran yang sama

panjang, bidang diagonal nya berbentuk persegi panjang, dan diagonal

ruang brankas tersebut memiliki ukuran yang sama panjang.

Berdasarkan cerita tersebut, ringkaslah menjadi suatu informasi yang

penting!

8. Pada hari libur Sandi pergi ke toko elektronik dengan Ibu nya. Sandi

melihat sebuah televisi. Kemudian, Sandi mengamati bentuk televisi

tersebut yaitu memiliki 6 bidang yang sama besar, dua belas sisi yang

sama panjang, dan delapan titik sudut yang sama. Apakah bentuk

televisi tersebut?

9. Dodi sedang duduk dan menonton televisi di ruang tamu. Kemudian

Dodi melihat benda-benda di ruang tamu tersebut. Benda-benda yang

dilihat oleh Dodi yaitu mainan dadu, televisi, mainan rubik, kardus kado,

kotak tisu, bak mandi, jam digital, dan akuarium. Setelah diamati,

ternyata benda-benda tersebut memiliki bentuk dan ciri-ciri yang sama.


117

Apakah persamaan ciri-ciri yang dimiliki oleh benda-benda yang dilihat

oleh Dodi?

10.

Bangun ruang kubus dan balok memiliki bentuk dan ciri-ciri yang hamper

sama, akan tetapi tetap memiliki perbedaan pada masing-masing

bangun ruang. Berdasarkan gambar kubus dan balok di atas, sebutkan

perbedaan antara bangun ruang kubus dan balok!

11. Berikut merupakan sifat-sifat pada bangun ruang kubus dan balok!

a. memiliki simetri putar

b. tidak memiliki simetri putar

c. memiliki 12 rusuk yang sama panjang

d. sisi nya berbentuk persegi panjang

e. semua sisi nya sama besar

f. tidak memiliki rusuk yang sama panjang

Tentukan sifat-sifat yang termasuk ke dalam bangun ruang kubus dan

balok!

12. Rara memiliki dadu mainan dengan bentuk bangun ruang kubus.

Setelah diamati, dadu tersebut memiliki 12 buah rusuk yang sama

panjang. 12 buah rusuk yang sama panjang tersebut membentuk bidang


118

sisi dengan ukuran yang sama. Oleh karena itu, bidang sisi pada

tersebut memiliki bentuk?

Lembar Jawaban Peserta didik Variabel x (pemahaman kognitif)

Soal Essay Variabel Y (kemampuan menyelesaikan soal cerita)


119
120

Lampiran 11

Instrumen Penelitian Soal (Tes Essay)

Soal Essay Variabel y (Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita)

Tes Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Materi Volume


Bangun Ruang Kubus

Satuan Pendidikan : SDN Kedaung


Mata Pelajaran : Matematika
Nama :
Kelas :
Nomor Absen :
PETUNJUK PENGERJAAN SOAL
1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal.
2. Tuliskan identitas diri yaitu nama, kelas, dan nomor absen pada lembar
yang telah disediakan.
3. Bacalah dengan teliti soal yang diberikan, dan periksalah kembali
jawaban yang telah dikerjakan dengan teliti.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar!

1. Perhatikan gambar di bawah ini!

Sarah memiliki sebuah kardus berbentuk bangun ruang kubus.

Dalam kardus tersebut tersusun oleh 6 buah kotak kecil berbentuk


121

persegi dengan panjang masing-masing 1 cm. Berapakah panjang

seluruh sisi pada kardus dan berapa volume kardus tersebut!

Memahami dan mengetahui data pada soal:

Mengetahui cara penyelesaian dalam soal:

Melakukan perhitungan dengan cara penyelesaian:

Menguji kebenaran dengan menuliskan kembali data yang


di ketahui dan cara penyelesaian:
122

2. Bian membeli sebuah kotak kado yang memiliki bentuk bangun ruang

kubus. Kotak ado milik Bian memiliki panjang sisi 20 cm. Jika Bian ingin

membungkus kado tersebut, berapakah volume kelesuruhan kotak kado

Bian?

Memahami dan mengetahui data pada soal:

Mengetahui cara penyelesaian dalam soal:

Melakukan perhitungan dengan cara penyelesaian:

Menguji kebenaran dengan menuliskan kembali data yang


di ketahui dan cara penyelesaian:
123

3. Pada hari Minggu, Ayah menguras bak mandi. Bak mandi tersebut

memiliki bentuk bangun ruang kubus, dan memiliki kedalaman 50 cm.

Setelah dikuras, Ayah mengisi bak mandi hingga penuh. Berapa volume

air yang diperlukan?

Memahami dan mengetahui data pada soal:

Mengetahui cara penyelesaian dalam soal:

Melakukan perhitungan dengan cara penyelesaian:

Menguji kebenaran dengan menuliskan kembali data yang


di ketahui dan cara penyelesaian:
124

4. Edo membuat sebuah kandang untuk kelinci nya. Kandang tersebut

berbentuk bangun ruang kubus dengan panjang kayu yaitu 40 cm.

Tentukanlah berapa volume seluruhnya dari kandang kellinci Edo!

Memahami dan mengetahui data pada soal:

Mengetahui cara penyelesaian dalam soal:

Melakukan perhitungan dengan cara penyelesaian:

Menguji kebenaran dengan menuliskan kembali data yang


di ketahui dan cara penyelesaian:
125

Lembar Jawaban Peserta Didik Variabel Y (kemampuan

menyelesaikan soal cerita)


126
127
128
129
130

Lampiran 12

Rencana Pembelajaran

Kelas VI A

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


MATEMATIKA

Satuan Pendidikan : SD Negeri Kedaung


Kelas / Semester : 6/1
Pelajaran : Bangun Ruang
Sub Pelajaran : Kubus
Alokasi waktu : 3 x 45 Menit (1 kali pertemuan)

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan betanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
131

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Kompetensi Dasar Indikator


3.7 Menjelaskan bangun 3.7.1 Menemukan unsur-unsur
ruang yang merupakan bangun yang berkaitan dengan
gabungan dari beberapa kubus
bangun ruang, serta luas
permukaan dan volumenya.
4.7 Mengidentifikasi bangun 4.7.1 Menyelesaikan
ruang yang merupakan permasalahan yang berkaitan
gabungan dari beberapa dengan kubus
bangun ruang, serta luas
permukaan dan volumenya

C. TUJUAN
1. Peserta didik dapat memahami sifat, unsur, dan volume kubus
setelah mempelajari materi pembelajaran tentang bangun ruang
kubus
2. Peserta didik dapat menuliskan sifat, unsur, dan volume kubus
setelah mempelajari materi pembelajaran tentang bangun
ruang kubus
3. Peserta didik dapat menyelesaikan soal cerita yang berkaian
dengan sifat, unsur, dan volume kubus

D. MATERI
Bangun ruang kubus

E. PENDEKATAN & METODE


Model : Problem Based Learning
Pendekatan : Saintifik dengan HOTS
Metode : Diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah
132

F. LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan 5 menit
• Kelas dimulai dengan pengucapan salam, 2 menit
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
• Pembacaan do’a bersama-sama dan dipimpin oleh
guru
• Memberikan pengetahuan awal mengenai sikap jujur
dan disiplin dalam pembelajaran
• Guru memberitahukan materi yang akan dipelajari 3 menit
• Berdiskusi mengenai materi dengan tanya jawab
• Guru memberikan pertanyaan pendahuluan yaitu:
1. Apa yang kalian ketahui mengenai bangun ruang
kubus?
2. Bagaimana menghitung volume bangun ruang
kubus?
Kegiatan Inti 35 menit
• Guru menjelaskan terlebih dahulu mengenai materi 35 menit
volume bangun ruang kubus
• Guru menggambarkan bentuk bangun ruang kubus
di depan kelas
• Guru menjelaskan pengertian bangun ruang kubus,
sifat-sifat bangun ruang kubus, unsur-unsur bangun
ruang kubus, dan volume bangun ruang kubus
• Guru berdiskusi dan melakukan tanya jawab dengan
peserta didik mengenai bangun ruang kubus
• Guru memberikan tes essay kepada para peserta
didik mengenai bangun ruang kubus dan volume
133

bangun ruang kubus.


Penutup 5 menit
• Peserta didik mengumpulkan hasil lembar tes 5 menit
mereka kepada guru
• Guru dan peserta didik melakukan refleksi
pembelajaran yang telah diberikan
• Guru dan peserta didik bersama-sama
menyimpulkan hasil pembelajaran
• Penutupan kelas ditutup oleh doa bersama yang
dipimpin oleh guru.

G. PENILAIAN
PENILAIAN PENGETAHUAN SIKAP
Penilaian yang Pengetahuan yang Penilaian sikap
dilakukan oleh guru dilakukan yaitu dilakukan selama proses
menggunakan alat dengan menilai pembelajaran
penilaian yaitu berdasarkan hasil berlangsung, yaitu
berupa tes essay jawaban yang dimulai dari kegiatan
yang diberikan terlampir pada tes pendahuluan sampai
kepada masing- essay masing- kegiatan penutup. Sikap
masing peserta didik. masing peserta yang termasuk ke dalam
didik. penilaian, diantaranya
yaitu religious, tanggung
jawab, jujur, disiplin, dan
aktif selama proses
pembelajaran.

H. SUMBER DAN MEDIA


1. Buku pedoman guru SD/MI Kelas VI “Senang Belajar Matematika”
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: Kementerian
134

Pendidikan dan Kebudayaan, 2018.


2. Buku Siswa SD/MI Kelas VI “Senang Belajar Matematika”
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Edisi Revisi, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018.
3. Tes Essay

Tangerang Selatan, 5 November 2022

Mengetahui
Guru Kelas VI A Praktikan

Aminah, S.Pd. Sabda Nurwasilah


NIP. 197806242022212009 NIM. 2018820034
135

Rencana Pembelajaran

Kelas VI D

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

MATEMATIKA

Satuan Pendidikan : SD Negeri Kedaung


Kelas / Semester : 6/1
Pelajaran : Bangun Ruang
Sub Pelajaran : Kubus
Alokasi waktu : 3 x 45 Menit (1 kali pertemuan)

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan betanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
136

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Kompetensi Dasar Indikator


3.7 Menjelaskan bangun 3.7.1 Menemukan unsur-unsur
ruang yang merupakan bangun yang berkaitan dengan
gabungan dari beberapa kubus
bangun ruang, serta luas
permukaan dan volumenya.
4.7 Mengidentifikasi bangun 4.7.1 Menyelesaikan
ruang yang merupakan permasalahan yang berkaitan
gabungan dari beberapa dengan kubus
bangun ruang, serta luas
permukaan dan volumenya

C. TUJUAN
1. Peserta didik dapat memahami sifat, unsur, dan volume kubus
setelah mempelajari materi pembelajaran tentang bangun ruang
kubus
2. Peserta didik dapat menuliskan sifat, unsur, dan volume kubus
setelah mempelajari materi pembelajaran tentang bangun
ruang kubus
3. Peserta didik dapat menyelesaikan soal cerita yang berkaian
dengan sifat, unsur, dan volume kubus

D. MATERI
Bangun ruang kubus

E. PENDEKATAN & METODE


Model : Problem Based Learning
Pendekatan : Saintifik dengan HOTS
Metode : Diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah
137

F. LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan 5 menit
• Kelas dimulai dengan pengucapan salam, 2 menit
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
• Pembacaan do’a bersama-sama dan dipimpin oleh
guru
• Memberikan pengetahuan awal mengenai sikap jujur
dan disiplin dalam pembelajaran
• Guru memberitahukan materi yang akan dipelajari 3 menit
• Berdiskusi mengenai materi dengan tanya jawab
• Guru memberikan pertanyaan pendahuluan yaitu:
3. Apa yang kalian ketahui mengenai bangun ruang
kubus?
4. Bagaimana menghitung volume bangun ruang
kubus?
Kegiatan Inti 35 menit
• Guru menjelaskan terlebih dahulu mengenai materi 35 menit
volume bangun ruang kubus
• Guru menggambarkan bentuk bangun ruang kubus
di depan kelas
• Guru menjelaskan pengertian bangun ruang kubus,
sifat-sifat bangun ruang kubus, unsur-unsur bangun
ruang kubus, dan volume bangun ruang kubus
• Guru berdiskusi dan melakukan tanya jawab dengan
peserta didik mengenai bangun ruang kubus
• Guru memberikan tes essay kepada para peserta
didik mengenai bangun ruang kubus dan volume
bangun ruang kubus.
138

Penutup 5 menit
• Peserta didik mengumpulkan hasil lembar tes 5 menit
mereka kepada guru
• Guru dan peserta didik melakukan refleksi
pembelajaran yang telah diberikan
• Guru dan peserta didik bersama-sama
menyimpulkan hasil pembelajaran
• Penutupan kelas ditutup oleh doa bersama yang
dipimpin oleh guru.

G. PENILAIAN
PENILAIAN PENGETAHUAN SIKAP
Penilaian yang Pengetahuan yang Penilaian sikap
dilakukan oleh guru dilakukan yaitu dilakukan selama proses
menggunakan alat dengan menilai pembelajaran
penilaian yaitu berdasarkan hasil berlangsung, yaitu
berupa tes essay jawaban yang dimulai dari kegiatan
yang diberikan terlampir pada tes pendahuluan sampai
kepada masing- essay masing- kegiatan penutup. Sikap
masing peserta didik. masing peserta yang termasuk ke dalam
didik. penilaian, diantaranya
yaitu religious, tanggung
jawab, jujur, disiplin, dan
aktif selama proses
pembelajaran.

H. SUMBER DAN MEDIA


1. Buku pedoman guru SD/MI Kelas VI “Senang Belajar Matematika”
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2018.
139

2. Buku Siswa SD/MI Kelas VI “Senang Belajar Matematika”


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Edisi Revisi, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018.
3. Tes Essay

Tangerang Selatan, 5 November 2022

Mengetahui
Guru Kelas VI D Praktikan

Wini Widyaningsih, S.Pd. Sabda Nurwasilah


NIP. 198009062022212009 NIM. 2018820034
140

Lampiran 13
Hasil Uji Validitas SPSS
Variabel x (pemahaman kognitif)

No Soal R hitung R tabel 5% Nilai Kriteria


Signifikansi

1 0,303 0,254 0,019 Valid

2 0,320 0,254 0,013 Valid

3 0,284 0,254 0,028 Valid

4 0,268 0,254 0,039 Valid

5 0,405 0,254 0,001 Valid

6 0,319 0,254 0,013 Valid

7 0,305 0,254 0,018 Valid

8 0,268 0,254 0,039 Valid

9 0,270 0,254 0,037 Valid

10 0,347 0,254 0,007 Valid

11 0,388 0,254 0,002 Valid

12 0,479 0,254 0,000 Valid

Hasil Uji Validitas SPSS


Variabel Y (kemampuan menyelesaikan soal cerita)

No Soal R hitung R tabel 5% Nilai Kriteria


Signifikansi

1 0,801 0,254 0,000 Valid

2 0,464 0,254 0,000 Valid

3 0,323 0,254 0,000 Valid

4 0,447 0,254 0,000 Valid


141

Lampiran 14
Hasil Uji Reliabilitas SPSS
Variabel X (pemahaman kognitif)

Cronbach’s Alpha N Keterangan

0,258 12 Reliabilitas Sempurna

Hasil Uji Reliabilitas SPSS


Variabel Y (kemampuan menyelesaikan soal cerita)

Cronbach’s Alpha N Keterangan

0,179 4 Reliabilitas Sempurna


142

Lampiran 15
Tabel Product Moment
143

Lampiran 16
Nilai Siswa
Variabel X (Pemahaman Kognitif)

No Nama Siswa Kelas Nilai


1 AP VI A 32
2 AMA VI A 33
3 ASH VI A 34
4 AS VI A 33
5 ANF VI A 33
6 BPN VI A 34
7 FBR VI A 34
8 FAN VI A 33
9 FANA VI A 34
10 GNM VI A 35
11 HAH VI A 34
12 JA VI A 32
13 KA VI A 32
14 MA VI A 29
15 MRAK VI A 33
16 MHW VI A 33
17 MFH VI A 32
18 MRA VI A 30
19 MZA VI A 35
20 NA VI A 34
21 RPA VI A 32
22 RA VI A 32
23 RSP VI A 32
24 SOM VI A 31
25 SAF VI A 34
26 SDR VI A 34
27 MZA VI A 31
144

28 CA VI A 34
29 CKT VI A 35
30 RAA VI A 35
31 AL VI D 27
32 AGP VI D 35
33 DAW VI D 31
34 HDK VI D 33
35 IC VI D 32
36 JAA VI D 32
37 KAS VI D 32
38 KK VI D 33
39 KEH VI D 29
40 MPA VI D 32
41 AMR VI D 33
42 AE VI D 32
43 BP VI D 34
44 AS VI D 32
45 AAH VI D 33
46 FPS VI D 34
47 MM VI D 31
48 NWN VI D 34
49 PAA VI D 35
50 PS VI D 33
51 RM VI D 33
52 TAF VI D 34
53 QPA VI D 35
54 RPM VI D 32
55 RNF VI D 34
56 RAM VI D 32
57 RA VI D 32
58 SGS VI D 33
59 SAA VI D 33
60 WCU VI D 33
145

Nilai Siswa Variabel Y (Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita


Matematika)
No Nama Siswa Kelas Nilai
1 AP VI A 37
2 AMA VI A 40
3 ASH VI A 40
4 AS VI A 37
5 ANF VI A 40
6 BPN VI A 40
7 FBR VI A 37
8 FAN VI A 37
9 FANA VI A 37
10 GNM VI A 40
11 HAH VI A 40
12 JA VI A 40
13 KA VI A 40
14 MA VI A 31
15 MRAK VI A 40
16 MHW VI A 40
17 MFH VI A 34
18 MRA VI A 35
19 MZA VI A 40
20 NA VI A 31
21 RPA VI A 35
22 RA VI A 34
23 RSP VI A 31
24 SOM VI A 28
25 SAF VI A 40
26 SDR VI A 40
27 MZA VI A 40
28 CA VI A 40
146

29 CKT VI A 34
30 RAA VI A 35
31 AL VI D 33
32 AGP VI D 36
33 DAW VI D 36
34 HDK VI D 34
35 IC VI D 33
36 JAA VI D 37
37 KAS VI D 34
38 KK VI D 34
39 KEH VI D 40
40 MPA VI D 40
41 AMR VI D 37
42 AE VI D 34
43 BP VI D 37
44 AS VI D 36
45 AAH VI D 34
46 FPS VI D 33
47 MM VI D 31
48 NWN VI D 31
49 PAA VI D 40
50 PS VI D 37
51 RM VI D 34
52 TAF VI D 40
53 QPA VI D 40
54 RPM VI D 40
55 RNF VI D 40
56 RAM VI D 34
57 RA VI D 40
58 SGS VI D 40
59 SAA VI D 37
60 WCU VI D 31
147

Lampiran 17
Hasil Uji Normalitas SPSS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. 2.88325247
Deviation
Most Extreme Absolute .111
Differences Positive .072
Negative -.111
Test Statistic .111
Asymp. Sig. (2-tailed) .063c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
148

Lampiran 18
Hasil Uji Homogenitas SPSS

Test of Homogeneity of Variances


Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Pemahaman Kognitif Based on Mean .656 7 50 .708
Based on Median .575 7 50 .772
Based on Median .575 7 44.212 .772
and with adjusted
df
Based on trimmed .653 7 50 .710
mean
149

Lampiran 19
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Sederhana SPSS

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 119.240 1 119.240 17.966 .000b
Residual 384.944 58 6.637
Total 504.183 59
a. Dependent Variable: Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika
b. Predictors: (Constant), Pemahaman Kognitif
150

Lampiran 20
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R-Square) SPSS

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .486a .237 .223 2.576
a. Predictors: (Constant), Pemahaman Kognitif
151

Lampiran 21
Dokumentasi

Proses Pembelajaran dengan memberikan dan menjelaskan mengenai


Materi Bangun Ruang Kubus
152

Siswa mengerjakan tes essay soal cerita variabel x (pemahaman kognitif)


153

Siswa mengerjakan tes essay soal cerita variabel y (kemampuan


menyelesaikan soal cerita matematika)
154

Foto Bersama Kepala Sekolah SDN Kedaung


155

Lampiran 22
Riwayat Hidup Peneliti

Nama : Sabda Nurwasilah


Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 24 April 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum Kawin
Agama : Islam
Alamat : Jl. Jalur Pipa Gas Rt.0001/002 No. 25
Pamulang Timur, Kota Tangerang Selatan
15418
No. Telp : 085719795539
Email : sabdanurwasilah56@gmail.com

Riwayat Keluarga
Orang Tua : Ayah : Martawi (Alm)
Ibu : Siti Kholilah
Kakak : Zaky Hadi Al Faris
Muhammad Mahdi Saleh, S.Sos
Adik : Ibnu Subhan

Riwayat Pendidikan
2005 – 2006 : TK Islam Al-Ghifary
2006 – 2012 : SDN Pamulang Tengah
2012 – 2015 : MTsN II Pamulang
2015 – 2018 : SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan
2018 : Diterima Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Anda mungkin juga menyukai