Anda di halaman 1dari 140

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP IPA SISWA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

Skripsi
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :
Nama : Diana Prafiska Sari
NIM : 2014820214

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Skripsi, 27 Juli 2018

Diana Prafiska Sari (2014820214)

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ILMU PENGETAHUAN ALAM


MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

xvi + 60 halaman, 8 tabel, 4 gambar, 22 lampiran

ABSTRAK

Penulisan skripsi ini dilatar belakangi oleh masih rendahnya pemahaman konsep
IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas 5 SDIT Darul Muhsinin. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui apakah melalui model discovery learning dapat
meningkatkan pemahaman konsep IPA siswa materi sifat-sifat cahaya. Penelitian
dilaksanakan di Sekolah Dasar Islam Terpadu, Cibitung. Subjek penelitian
adalah siswa kelas 5 semester 2 tahun pelajaran 2017-2018 yang berjumlah 20
siswa, terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Bentuk penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, yaitu siklus I dan
siklus II. Penelitian dilaksanakan menggunakan model dari Kemmis dan Mc-
Taggart melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Sumber data terdiri dari siswa dan guru kelas, data nilai pemahaman konsep IPA
siswa materi sifat-sifat cahaya pra siklus dan saat tindakan. Teknik pengumpulan
data melalui observasi, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian diperoleh data
bahwa cara meningkatkan pemahaman konsep IPA siswa melalui model
discovery learning dilakukan peneliti dengan menjadikan siswa aktif dalam
pembelajaran untuk menemukan sesuatu, selama proses pembelajaran tidak
hanya dengan menggunakan metode ceramah saja, sehingga siswa akan dapat
lebih memahami materi yang sedang dipelajari. Pembelajaran menggunakan
model discovery learning dapat meningkatkan pemahaman konsep IPA materi
sifat-sifat cahaya, hasil observasi pada pra siklus diperoleh presentase sebesar
35%, siklus I sebesar 60%, dan siklus II sebesar 100%. Implikasi penelitian ini
adalah bahwa dengan menggunakan model discovery learning dapat
direkomendasikan sebagai salah satu pendekatan pembelajaran untuk
meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam memperoleh hasil
pembelajaran, khususnya siswa kelas 5 SDIT Darul Muhsinin.

Kata Kunci : Discovery Learning, Pemahaman Konsep, IPA SD


Daftar Pustaka: 18 (2010-2017)

i
ii
iii
iv
v
vi
PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk


Kedua orang tuaku tercinta dan
Tak lupa juga teman-teman seperjuangan
Yang telah membantu penyelesaian
Skripsi ini

vii
viii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, penulis panjatkan ke hadirat Allah


SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta kepada ummatnya yang selalu
melaksanakan ajarannya.

Skripsi ini sengaja penulis ajukan sebagai salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini tentu masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, untuk itu penulis ingin menyampaikan
permohonan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak, maka dalam kesempatan yang baik ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian skripsi ini, terutama kepada:

1. Bapak Prof. H. Syaiful Bakhri, S.H, M.H., Rektor Universitas Muhammadiyah


Jakarta, yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Iswan, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Jakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk mengikuti studi di fakultas ini.
3. Bapak Azmi Al Bahij, M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan dorongan
dan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan tepat
waktu.
4. Ibu Nurbaiti Widyasari, M.Pd., Dosen Pembimbing skripsi yang telah
mengarahkan dan meluruskan jalan pikiran penulis dalam penyusunan skripsi
ini.

ix
5. Bpk Yusuf Afandi, S.Pd Kepala Sekolah SDIT Darul Muhsinin, Cibitung,
beserta para guru yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di
sekolah ini.
6. Ibu Mumpuni Dinindrati, S.Pd, wali kelas 5 yang selalu mendukung,
membantu, dan memberikan motivasi serta inspirasi dalam menyelesaikan
skripsi ini.
7. Orang tua penulis, yang telah banyak memberikan semangat baik moril
maupun materil dalam melanjutkan studi di univesitas ini serta penyelesaian
studi dengan tepat waktu.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
memberikan bantuan dan dukungan serta semangat kepada penulis dalam
rangka penyelesaian studi dan penyusunan skripsi ini.
Akhirnya dengan segala ketulusan hati yang bersih dan ikhlas, penulis
berdoa semoga segala amal baik yang telah mereka berikan mendapat pahala
yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin.

Jakarta, 30 Agustus 2018

Penulis

x
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ................................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii

PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ............................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iv

FAKTA INTEGRITAS ............................................................................... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ............................ vi

PERSEMBAHAN....................................................................................... vii

MOTTO ..................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................ ix

DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1


B. Fokus Masalah .................................................................. 4
C. Rumusan Masalah ............................................................. 4
D. Tujuan Penelitian ............................................................... 4
E. Manfaat Penelitian ............................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................... 7


A. Kajian Teori .......................................................................... 7

xi
1. Hakikat Pemahaman Konsep ......................................... 7
2. Hakikat IPA..................................................................... 8
3. Hakikat Model Discovery Learning.................................. 9
B. Kerangka Berfikir .................................................................. 14
C. Hipotesis Tindakan .............................................................. 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 16

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 16


1. Tempat Penelitian........................................................... 16
2. Waktu Penelitian ............................................................ 16
B. Metode Penelitian ................................................................ 16
C. Prosedur Penelitian ............................................................. 17
D. Kriteria Keberhasilan Tindakan ............................................ 18
E. Desain dan Prosedur Tindakan ........................................... 19
1. Desain Tindakan ...................................................... 19
2. Prosedur Tindakan .................................................. 20
F. Teknik Pengambilan Data ................................................... 25
1. Definisi Konseptual ................................................... 25
2. Definisi Operasional.................................................. 26
3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian .................................... 26
4. Jenis Instrumen ........................................................ 27
G. Teknik Analisis Data ............................................................. 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 28

A. Deskripsi Hasil Penelitian ..................................................... 28


1. Data Pra Siklus .............................................................. 28
2. Data Siklus I ................................................................... 32
3. Data Siklus II .................................................................. 42
B. Pembahasan ....................................................................... 49
1. Analisis Data .................................................................. 49
a. Analisis Data Pra Siklus .............................................. 50

b. Analisis Data Siklus I ..................................................... 50

xii
c. Analisis Data Siklus II ................................................... 51

2. Interpretasi Data ............................................................. 51

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................. 55

A. Kesimpulan ......................................................................... 55
B. Implikasi .............................................................................. 56
C. Saran .................................................................................. 56

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 60

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ............................................................... 16

Tabel 3.2 Kriteria Rubrik Penilaian Pemahaman Konsep.................... 26

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Pemahaman Konsep IPA ..................... 27

Tabel 4.1 Data Hasil Tes Pemahamana Konsep Pra Siklus ............... 33

Tabel 4.2 Temuan-temuan yang harus diperbaiki pada siklus l........... 34

Tabel 4.3 Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Siklus I ...................... 41

Tabel 4.4 Temuan-temuan yang harus diperbaiki Pada Siklus II ........ 43

Tabel 4.5 Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Siklus II ..................... 50

xiv
DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis dan


Mc-Taggart ...................................................................... 20

Gambar 4.1 Grafik Hasil Observasi Pra Siklus dan Siklus l.................. 40

Gambar 4.2 Grafik Hasil Observasi Siklus l dan Siklus ll...................... 49

Gambar 4.3 Grafik Hasil Observasi Pra Siklus, Siklus l, dan Siklus II .. 54

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .............................. 62

Lampiran 2 Hasil Observasi Guru ....................................................... 77

Lampiran 3 Hasil Observasi Siswa...................................................... 88

Lampiran 4 Soal Tes Evaluasi Pembelajaran Pra Siklus ..................... 95

Lampiran 5 Soal Tes Evaluasi Pembelajaran Siklus l.......................... 98

Lampiran 6 Soal Tes Evaluasi Pembelajaran Siklus ll ......................... 99

Lampiran 7 Analisis Perbandingan Hasil Pra Siklus dan Siklus I ......... 101

Lampiran 8 Analisis Perbandingan Hasil Siklus I dan Siklus II ............ 102

Lampiran 9 Analisis Perbandingan Hasil Pra Siklus, Siklus I, dan


Siklus II ............................................................................ 103

Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa ......................................................... 104

Lampiran 11 Catatan Lapangan Pra Siklus ........................................... 107

Lampiran 12 Catatan Lapangan Siklus I ............................................... 108

Lampiran 13 Catatan Lapangan Siklus II .............................................. 110

Lampiran 14 Foto Dokumentasi ............................................................ 111

Lampiran 15 Riwayat Hidup Kolaborator ............................................... 114

Lampiran 16 Riwayat Hidup Peneliti ..................................................... 115

Lampiran 17 Surat Pembimbing Skripsi ................................................... 116

Lampiran 18 Surat Ijin Penelitian .......................................................... 117

Lampiran 19 Surat Validasi Soal ........................................................... 118

Lampiran 20 Surat Balasan Dari Sekolah ............................................. 119

xvi
Lampiran 21 Kartu Bimbingan............................................................... 120

Lampiran 22 Kartu Menyaksikan Sidang ............................................... 122

xvii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat erat hubungannya

dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan IPA merupakan

pengetahuan tentang alam dan semesta dengan segala sesuatu yang

diketahui oleh manusia, yaitu pengetahuan yang rasional dan objektif

tentang alam semesta dan isinya, oleh sebab itu IPA diperlukan untuk

dipelajari oleh peserta didik di Sekolah Dasar (SD) untuk

mengembangkan pengetahuan keterampilan dasar, dan menerapkan

dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan pengembangan tersebut

didasarkan pada teori-teori, hukum-hukum, konsep-konsep, maupun

fakta-fakta yang kesemuanya itu ditunjukan untuk menjelaskan tentang

berbagai gejala alam. Hal ini sejalan dengan pendapat Nash (dalam

Usman, 2016:3), yang menyatakan bahwa pembelajaran IPA adalah suatu

cara atau metode untuk mengamati alam yang bersifat analisis, lengkap,

dan cermat serta berpikir logis (Usman, 2016:3).

Proses pembelajaran IPA yang diharapkan adalah yang dapat

mengembangkan pemahaman konsep, keterampilan proses, aplikasi,

konsep, sikap ilmiah siswa. Untuk mendorong rasa ingin tahu siswa SD

tersebut, terlebih dahulu perlu dilakukan ekplorasi terhadap apa yang

1
2

akan di pelajari, sehingga pertanyaan-pernyataan yang muncul dari

kegiatan eksplorasi tersebut dapat dijawab dengan percobaan yang

dilakukan oleh siswa sendiri untuk menemukan konsep-konsep baru.

Materi IPA yang dipelajari di SD merupakan berbagai peristiwa alam yang

dapat muncul dan ditemui peserta didik sehari-hari.

Oleh karena itu, tugas seorang guru adalah menghubungkan

pengalaman di sekitar peserta didik. Guru bertugas menjembatani

penalaran peserta didik dengan kejadian alam, supaya pemahaman

konsep IPA yang dipelajari dapat diterapkan peserta didik dalam

kehidupan sehari-hari. Luasnya cakupan materi ini, menyebabkan pada

proses pembelajaran untuk lebih mementingkan dalam menghabiskan

seluruh materi tanpa mempertimbangkan pemahaman peserta didik

terhadap konsep yang diajarkannya. Keadaan ini mengakibatkan pada

proses pembelajaran masih cenderung menggunakan metode ceramah

dan penugasan membaca, akibatnya peserta didik meresponnya dengan

pola belajar mencatat dan menghafal.

Kondisi tersebut terlihat pada saat berlangsungnya pembelajaran

IPA seperti guru hanya mengandalkan metode ceramah, proses

pembelajaran terlihat didominasi oleh guru, tidak ada penggunaan media

dalam pembelajaran serta siswa yang terlihat bosan dan jenuh ketika

proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut diikuti dengan gaya

belajar menghafal oleh peserta didik. Langkah pembelajaran tersebut,

kurang sesuai dengan pembelajaran IPA yang menekankan pada proses

2
3

penemuan dan pengamatan terhadap realitas. Hal ini menyebabkan

rendahnya pemahaman konsep peserta didik. Sehingga dalam waktu

singkat hilang dan terlupakan dari ingatan.

Hal inilah yang menyebabkan kemampuan memahami konsep

peserta didik masih rendah. Selain itu, metode tersebut menyebabkan

kurangnya pemberian pengembangan pemahaman sesuai tujuan

pembelajaran IPA. Misalnya realitas tentang cahaya dan sifat-sifatnya, jika

hal itu hanya dihafalkan maka peserta didik akan mudah lupa dan sulit

mengenali cahaya dan sifat-sifatnya dari konsep yang hanya dihafalnya.

Berbeda jika konsep tersebut dikenalkan melalui media atau model belajar

yang mendekatkan peserta didik pada kejadian nyata.

Berdasarkan kondisi tersebut dirasakan perlunya model

pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk memahami

proses pembelajaran IPA dalam pemahaman konsep, untuk itu perlu

adanya upaya perbaikan pembelajaran agar lebih menarik dan

mendorong peserta didik untuk belajar, salah satu alternatif pembelajaran

adalah dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning

agar dapat meningkatkan pemahaman konsep dan prinsip yang belum

diketahui oleh peserta didik dalam pembelajaran IPA, dan dapat

memperoleh hasil yang maksimal dalam proses belajar.

Model pembelajaran discovery learning ini dapat digunakan

sebagai alternatif dalam merubah konsepsi siswa dengan proses

3
4

penemuan, dengan cara tersebut aktifitas siswa meningkat. Melaui model

pembelajaran discovery learning siswa lebih aktif dalam kegiatan

pembelajaran untuk menemukan konsep, prinsip dalam memecahkan

masalah, sedangkan guru berperan sebagai pembimbing atau

memberikan petunjuk serta fasilitator cara memecahkan masalah itu.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian yang diformulasikan dengan judul “Upaya

Meningkatkan Pemahaman Konsep IPA melalui model Discovery

Learning”

B. Fokus Masalah

Berdasarkan pada yang telah di jelaskan di latar belakang, maka yang

menjadi fokus peneliti dalam masalah ini adalah penerapan model

pembelajaran discovery learning dalam meningkatkan pemahaman

konsep siswa pada mata pelajara IPA materi sifat-sifat cahaya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, maka masalah yang dapat dirumuskan

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana proses penerapan model pembelajaran discovery

learning pada pelajaran IPA siswa kelas 5 Sekolah Dasar ?

2. Bagaimana upaya meningkatkan pemahaman konsep IPA melalui

model pembelajaran discovery learning ?

4
5

D. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan yang hendal dicapai adalah untuk mengetahui

apakah melalui model discovery learning dapat meningkatkan

pemahaman konsep IPA pada materi sifat-sifat cahaya.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui proses pembelajaran model discovery

learning dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam

pokok bahasan sifat-sifat cahaya.

b. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep IPA

terhadap aktivitas dan hasil belajar melalui model discovery

learning pada siswa kelas 5 SDIT Darul Muhsinin

E. Manfaat Penelitian

Pada penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberi

manfaat bagi perseorangan atau instansi sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran serta

dapat dijadikan bahan kajian bagi pembaca khususnya mengenai

peningkatan pemahaman konsep IPA khususnya dalam materi

sifat-sifat cahaya.

2. Manfaat Praktis

a. Siswa

5
6

1) Penelitian ini dapat meningkatkan minat peserta didik dalam

pembelajaran IPA sehingga dapat mengembangkan

pemahaman konsep dan kerja ilmiah.

2) Memberikan pengalaman bagi siswa dalam proses belajar

dengan menggunakan model pembelajaran untuk

meningkatkan pemahaman dalam pembelajaran IPA.

b. Guru

Memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam proses

pembelajaran IPA, khususnya pada materi sifat-sifat cahaya

dalam penggunaan model pembelajaran untuk meningkatkan

pemahan peserta didik dalam belajar dan mampu memperbaiki

pembelajaran ke arah yang lebih baik.

c. Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam

mengambil kebijakan sebagai upaya meningkatkan kualitas

pembelajaran melalui model, metode dan media pembelajaran.

6
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Pemahaman Konsep

Pemahaman menurut Bloom (dalam Susanto, 2014:6)

diartikan sebagai seberapa besar siswa mampu menerima,

menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru

kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta

mengerti apa yang dia baca, yang dia lihat, yang dia alami, atau

yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung

yang dilakukan. Sejalan dengan Bloom, Depdiknas (dalam Mona,

2016:1) pemahaman konsep merupakan salah satu kecakapan

atau kemahiran yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar

yaitu, dengan menunjukan pemahaman konsep yang dipelajarinya,

menjelaskan keterkaitan antar konsep, yang tepat dalam

pemecahan masalah. Adapun menurut Trianto (2010:7)

pemahaman konsep adalah pemahaman siswa terhadap dasar

kualitatif dimana fakta-fakta saling berkaitan dengan

kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan tersebut dalam

situasi baru.

7
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa pemahaman konsep dalam penelitian ini adalah proses

individu menguasai dengan cara menerima dan memahami

informasi yang diperoleh dari pembelajaran yang dilihat melalui

kemampuan bersikap, berpikir dan bertindak yang ditunjukkan oleh

siswa dalam memahami definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat

dan inti atau isi dari materi dan kemampuan dalam memilih serta

menggunakan prosedur secara efisien dan tepat. Indikator

pemahaman konsep dalam Mona (2012:46) menurut Badan

Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 antara lain :

a) Menyatakan ulang sebuah konsep

b) Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai

dengan konsepnya

c) Memberikan contoh dan non contoh dari konsepnya

Lebih lanjut indikator BSNP sejalan sejalan dengan

pemahaman instrumental yang diajukan oleh Skemp (Widyasari

dan Hayyun, 2017:194)

2. Hakikat IPA

a. Pengertian IPA

IPA menurut Powler (dalam Samatowa 2011:3)

menyatakan bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan

dengan gejala alam dan keberadaan yang sistematis yang

tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan

8
dari hasil observasi dan eksperimen atau sistematis (teratur)

artinya pengetahuan itu tersusun dalam satu sistem, tidak

berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling

menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan

yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu

tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang

dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil

yang sama atau konsisten.

Trianto (2010:136) menyatakan IPA (Ilmu Pengetahuan

Alam) merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau Sains

yang semula berasal dari bahasa Inggris ‘science’. Kata

‘science’ sendiri berasal dari kata Bahasa Latin ‘scientia’ yang

berarti saya tahu. ‘Science’ terdiri dari social sciense ilmu

pengetahuan sosial) dan natural science (ilmu pengetahuan

alam). Menguatkan pendapat sebelumnya IPA menurut (Usman,

2016:3) itu adalah suatu cara atau metode untuk mengamati

alam yang bersifat analisis, lengkap, dan cermat serta berpikir

logis.

Berdasarkan paparan para ahli di atas, maka dapat di

simpulkan bahwa pengertian IPA dalam penelitian ini adalah

ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan dalam

berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji

9
kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam

metode ilmiah.

3. Model Discovery Learning

a. Pengertian Model Discovery Learning

Definisi model Discovery Learning dalam ( Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2013) adalah teori belajar yang

didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila

pelajar tidak disajikan dengan pembelajaran dalam bentuk

finalnya, tetapi diharapkan mengorganisai sendiri. Menurut

Wilcolx dalam Nur sebagaimana dikutip oleh Suprihatiningrum

(2013: 241) yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran

discovery learning berarti, siswa didorong untuk belajar aktif

melalui keterlibatan mereka dengan konsep-konsep, prinsip-

prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman

dan melakukan percobaan yang dapat menemukan prinsip-

prinsip untuk diri mereka sendiri.

Menurut Cahyo (2013:100) discovery learning adalah

metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa

sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya

belum diketahuinya tidak melalui pemberitahuan, namun

ditemukan sendiri. Menurut Nur (dalam Suprihatiningrum,

2016:241) pembelajaran penemuan (discovery learning) muncul

dari keinginan untuk memberi rasa senang kepada anak atau

10
siswa dalam “menemukan” sesuatu oleh mereka sendiri,

dengan mengikuti jejak para ilmuwan. model penemuan

terbimbing (Guided Discovery) adalah suatu kegiatan

pembelajaran yang mana guru membimbing peserta didiknya

dengan menggunakan langkah-langkah yang sistematis

sehingga mereka merasa menemukan sesuatu.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat

disimpulkan bahwa, model discovery learning adalah kegiatan

pembelajaran yang dirancang oleh guru agar siswa dapat

menemukan sendiri konsep-konsep materi yang sedang

dipelajari, dalam metode ini tugas guru sebagai pembimbing

dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan

konsep.

b. Tujuan Pembelajaran Discovery Learning

Menurut Bell (dalam cahyo 2013: 104) beberapa tujuan

spesifik dari pembelajaran dengan penemuan, yaitu sebagai

berikut :

1) Dalam penemuan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

Kenyataan menunjukan bahwa partisipasi banyak siswa

dalam pembelajaran meningkat ketika penemuan

digunakan.

11
2) Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang

tidak rancu dan menggunkan tanya jawab untuk

memperoleh informasi yang bermanfaat dalam

menemukan.

3) Terdapat beberapa fakta yang menunjukan bahwa

keterampilan-keterampilan, konsep-konsep, dan prinsip-

prinsip yang dipelajari melalui penemuan lebih bermakna.

4) Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan

dalam beberapa kasus lebih mudah ditransfer untuk

aktivitas baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang

baru.

c. Langkah-langkah Model Discovery Lerning

Menurut Suprihatiningrum (2016: 248) langkah-langkah

pembelajaran model Discovery Learning ini adalah sebagai

berikut:

1) Menjelaskan tujuan atau mempersiapkan siswa,-

2) Orientasi siswa pada masalah,-

3) Merumuskan hipotesis,-

4) Melakukan kegiatan penemuan,-

5) Mempresentasikan hasil kegiatan penemuan,-

6) Mengevaluasi kegiatan penemuan,-

12
d. Kelebihan dan Kekurangan Model Discovery Learning

Adapun kelebihan model discovery learning (dalam

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013: 4) yaitu:

1) Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan

keterampilan-keterampiln dan proses-proses kognitif,-

2) Penguatan yang diperoleh melui metode ini sangat pribadi

dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan, dan

transfer,-

3) Menimbulkan rasa senang pada siswa karena tumbuhnya

rasa menyelidiki dan berhasil,-

4) Model ini dapat membantu siswa memperkuat konsep

dirinya karena memperoleh kepercayaan bekerja sama

dengan yang lainnya,-

5) Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif

mengeluarkan gagasan,-

6) Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide lebih baik,-

7) Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan)

karena mengarah kepada kebenaran yang final dan pasti,-

Ada beberapa kekurangan Model Discovery Learning

(dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013: 5)

yaitu:

13
1) Model ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran

untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan

mengalami kesulitan abstrak atau berpikir atau

mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep yang

tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan

menimbulkan frustasi,-

2) Model ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang

banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk

membantu mereka menemukan teori atau pemecahan

masalah lainnya,-

3) Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat

buyar jika berhadapan dengan siswa dan guru yang telah

terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama,-

4) Tidak semua guru memiliki kemampuan belajar penemuan.

5) Metode ini tidak dapat digunakan untuk mengajar semua

topic,-

6) Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir

yang akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih

dahulu oleh guru,-

B. Kerangka Berfikir

Dalam pemahaman konsep, siswa dituntut untuk mengerti

dan memahami arti dari informasi yang diterima, dapat

menganalisis, membuat dugaan, dan kesimpulan dari informasi

14
yang diberikan untuk menyelesaikan suatu masalahnya. Discovery

learning merupakan salah satu model pembelajaran yang menuntut

siswa untuk aktif dan kreatif dalam pemecahan masalah. Dalam

model pembelajaran ini, pembelajaran dirancang sedemikian rupa

sehingga siswa dapat menemukan konsep dan prinsip melalui

proses mentalnya sendiri. Dengan demikian, pembelajaran melalui

model discovery learning dapat meningkatkan kemampuan

terhadap pemahaman konsep IPA siswa.

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis

tindakan pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran

discovery learning dapat meningkatkan pemahaman konsep IPA

siswa.

15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di SDIT Darul Muhsinin yang terletak di

Jl. Citra villa, Kecamatan Cibitung.

2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu dari bulan Januari

sampai Juni tahun 2018 pada semester genap tahun ajaran

2017/2018, dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 3.1.
Jadwal Penelitian

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas

16
menurut Jalil (2014:6), menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas

merupakan sebuah pengamatan reflektif terhadap kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru itu sendiri untuk memperbaiki

kualitas pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa. Sejalan

dengan pendapat Kunandar (2011: 42) menyatakan bahwa bagian dari

penelitian tindakan (action research), dan peneliti tindakan ini bagian

dari penelitian pada umumnya. Menguatkan pendapat sebelumnya

menurut Salahudin (2015: 26) penelitian tidak kelas adalah penelitian

yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan

yang dilakukan oleh guru sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya

perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata didalam kelas

berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi

pembelajaran yang dilakukan.

Model penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini,

yaitu model penelitian tindakan Kemmis & Taggart menurut Ekawarna

(dalam Sudaryono, 2014: 116 ). Penelitian ini melalui 2 siklus dengan 4

tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

C. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian dirancang mengikuti 4 tahapan yang

harus dilalui yaitu :

1. perencanaan (planning)

2. pelaksanaan (acting)

3. pengamatan (observing)

17
4. refleksi (reflecting).

Perencanaan dilakukan sebagai dasar untuk identifikasi

masalah dan penetapan alternatif masalah. Pelaksanaan dilakukan

dengan menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario tindakan,

sedangkan pengamatan dilakukan sebagai dasar menilai hasil

tindakan melalui observasi dengan menggunakan format penilaian,

dan refleksi dilakukan sebagai dasar bagi pengembangan atau

perbaikan pada siklus selanjutnya. Jumlah siklus dapat ditambah atau

dikurangi sesuai dengan peningkatan yang dicapai di dalam proses

pembelajaran pada penelitian.

D. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Menurut Tampubolon (2014: 35) bahwa keberhasilan tindakan,

apabila rata-rata kelas telah mencapai minimal 75%, sedangkan

keberhasilan pencapaian tindakan ini dibuat berdasarkan kesepakatan

antara peneliti dengan kolaborator. Bila dari analisis deskriptif

prosentase telah mencapai total skor 75% untuk setiap aspek indikator

variabel, maka tujuan penelitian telah tercapai.

Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila :

1. Sebanyak 75% dari siswa dapat menyatakan ulang sebuah konsep

menggunakan bahasa mereka sendiri

2. Sebanyak 75% dari siswa dapat mengklasifikasi objek-objek

menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya .

18
3. Sebanyak 75% dari siswa mampu memberikan contoh dan non

contoh dari konsepnya.

E. Desain dan Prosedur Tindakan

1. Desain Tindakan

Pada penelitian ini, peneliti melaksanakan penelitian untuk

meningkatkan pemahaman konsep IPA melalui model

pembelajaran discovery learning. Melalui penelitian ini, peneliti

ingin menerapkan model pembelajaran discovery learning dalam

meningkatkan pemahaman konsep IPA agar siswa tidak lagi

menggunakan metode menghafal.

Penelitian dilaksanakan pada semester genap bulan April

hingga Mei tahun 2018 di SDIT Darul Muhsinin yang dilakukan oleh

peneliti bersama kolaborator guru yang mengajar di kelas 5.

Tindakan dilakukan dengan cara perencanaan (planning), tindakan

(acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting). Berikut

adalah rancangan gambaran model penelitian tindakan model:

19
Gambar 3.1.
Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis & Taggart

2. Prosedur Tindakan

Peneliti membuat persiapan yang mencakup semua langkah

tindakan secara rinci yaitu mulai dari memilih materi pembelajaran,

menentukan waktu pembelajaran, rencana pembelajaran, situasi

kelas, strategi pembelajaran, menentukan metode, menentukan

media, dan menyiapkan alat pengumpul data berupa kamera, dan

sebagainya. Adapun tahapan intervensi tindakan yang dilakukan

sesuai dengan Kemmis & Taggart terdiri dari :

a. Kegiatan pra penelitian

Sebelum peneliti melakukan siklus I, peneliti melakukan

persiapan-persiapan tindakan yang akan dijelaskan sebagai

berikut:

20
1) Membuat surat izin untuk kegiatan penelitian tindakan kelas

di sekolah yang akan diteliti, yaitu SDIT Darul Muhsinin.

2) Mencari dan mengumpulkan informasi atau data siswa yang

akan menjadi subjek penelitian yaitu kelas 5 Sekolah Dasar.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti,

kenyataan yang terjadi di lapangan adalah proses

pembelajaran masih menggunakan metode lama yaitu

ceramah. Hal tersebut menyebabkan proses pembelajaran

berjalan membosankan dan siswa menjadi pasif, karena

tidak berkesempatan untuk menemukan sendiri konsep yang

diajarkan dan cenderung konvensional.

3) Menentukan waktu pelaksanaan penelitian, yaitu pada bulan

Maret 2016.

4) Mempersiapkan strategi pembelajaran yang akan digunakan

selama penelitian terkait dengan pemahaman konsep

melalui model discovery learning.

5) Mempersiapkan rubrik penilaian pemahaman konsep IPA

dan LKS yang berbasis discovery learning.

b. Kegiatan Siklus 1

Setelah melakukan persiapan-persiapan pra penelitian,

peneliti melakukan langkah-langkah penelitian tindakan yang

dimulai dari siklus I dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

21
1) Perencanaan (planning)

Berdasarkan hasil observasi pra-penelitian, peneliti

menyusun perencanaan untuk pelaksanaan penelitian

tindakan siklus I, yaitu: a) peneliti bersama kolaborator

menentukan pokok bahasan materi IPA untuk meningkatkan

pemahaman konsep siswa. Selanjutnya, peneliti bersama

kolaborator membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

yang akan diberikan kepada anak pada siklus I, b)

Menyiapkan media dan LKS yang sesuai dengan tindakan

yang akan diberikan, c) Menyiapkan alat yang akan

digunakan sebagai alat pengumpulan data, yaitu pedoman

kisi-kisi instrumen, kamera atau (video recorder), dan

catatan lapangan saat dilaksanakannya penelitian.

2) Tindakan (acting)

Setelah menyiapkan peralatan dan tempat, maka

peneliti bersama kolaborator memulai pelaksanaan sesuai

rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dirancang

bersama-sama sebelumnya. Program tindakan di setiap

siklusnya terdiri atas 2 pertemuan masing-masing berdurasi

35 menit, yaitu 5 menit untuk pembukaan (apersepsi), 25

menit untuk pengenalan konsep IPA dan model discovery

learning, dan 5 menit untuk evaluasi. Pada setiap akhir

siklus I dan siklus II dari pembelajaran akan dilakukan

22
evaluasi formatif untuk melihat hasil proses belajar siswa

dari penerapan model discovery learning yang telah

dilakukan. Skor hasil evaluasi formatif pada setiap akhir

pokok bahasan tersebut akan menjadi salah satu bahan

refleksi yang akan dilakukan peneliti bersama kolaborator

pada akhir siklus I. Refleksi secara keseluruhan dari siklus I

akan dilakukan oleh peneliti bersama kolaborator pada akhir

siklus setelah 4 kali pertemuan, sama halnya dengan siklus

II, refleksi juga dilakukan di akhir pertemuan, yaitu pada

pertemuan keempat.

3) Pengamatan (Observing)

Selama pelaksanaan dari model discovery learning

yang dilakukan, peneliti dan kolaborator mengamati jalannya

kegiatan untuk melihat apakah tindakan-tindakan tersebut

sesuai dengan apa yang sudah direncanakan, dan melihat

ketercapaian dari indikator-indikator yang ingin dicapai. Hasil

pengamatan dicatat dalam bentuk uraian pada lembar

catatan lapangan berdasarkan pengamatan secara langsung

yang sedang dilakukan oleh peneliti dan kolaborator. Selain

itu, peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi formatif di

setiap akhir pelaksanaan kegiatan permainan yang telah

diberikan untuk melihat pengaruh dari dilaksanakannya

kegiatan tersebut bagi siswa. Selanjutnya, peneliti dan

23
kolaborator mengamati hal-hal yang muncul selama kegiatan

berlangsung, dapat ditandai dengan pemberian simbol

checklist (√) pada lembar pedoman kisi-kisi instrument

pemahaman konsep siswa. Laporan hasil observasi

digunakan sebagai bahan tambahan penentuan

ketercapaian dari indikator-indikator variabel di dalam

penelitian, sehingga menjadi bahan pertimbangan untuk

membuat program perbaikan selanjutnya. Selain itu, selama

tindakan berlangsung peneliti juga melakukan dokumentasi

kegiatan dengan menggunakan kamera foto. Dengan

demikian, data yang diperoleh di dalam penelitian ini dapat

menjadi bukti otentik dari hasil data penelitian selama

kegiatan berlangsung.

4) Refleksi (Reflecting)

Refleksi merupakan upaya evaluasi yang dilakukan

bersama kolaborator. Maksud pelaksanaan refleksi ini

bertujuan untuk menganalisis ketercapaian proses

pemberian tindakan, maupun untuk menganalisis faktor

penyebab tidak tercapainya dari tindakan yang telah

dilakukan, yaitu pada model discovery learning pada siklus I,

apakah pembelajaran model tersebut tersebut dapat

meningkatkan pemahaman konsep siswa, kemudian

bagaimana pemahaman konsep IPA siswa sebelum dan

24
sesudah diberikan treatment (tindakan) pada setiap akhir

siklus.

Peneliti bersama kolaborator menganalisis tingkat

ketercapaian dari indikator-indikator variabel dalam

penelitian, serta hal-hal apa saja yang menjadi faktor

penghambat saat berlangsungnya kegiatan penelitian. Hasil

refleksi dari keseluruhan siklus I akan menjadi dasar

perbaikan-perbaikan tindakan yang akan dilakukan pada

siklus berikutnya. Apabila pada siklus I ketercapaian

indikator sudah tercapai tetap akan dilanjutkan pada

kegiatan di siklus II untuk menguatkan data yang didapat

dari proses penelitian.

F. Teknik Pengambilan Data

1. Definisi Konseptual

Pemahaman konsep adalah proses individu menguasai

dengan cara menerima dan memahami informasi yang diperoleh

dari pembelajaran yang dilihat melalui kemampuan bersikap,

berpikir dan bertindak yang ditunjukkan oleh siswa dalam

memahami definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat dan inti atau isi

dari materi dan kemampuan dalam memilih serta menggunakan

prosedur secara efisien dan tepat. Indikator pemahaman konsep

yang digunakan dalam penelitian ini adalah menyatakan ulang

sebuah konsep, mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat

25
tertentu sesuai dengan konsepnya, memberikan contoh dan non

contoh dari konsepnya.

2. Definisi Operasional

Secara operasional pemahaman konsep IPA adalah skor

tentang pemahaman konsep yang diperoleh setelah proses belajar

IPA. Skor pemahaman konsep IPA siswa diukur dengan

menggunakan LKS dan tes berupa essay sebanyak 5 butir soal

dimana masing-masing butir diberi bobot maksimal 2. Pemberian

skor seperti dibawah ini:

Tabel 3.3
Kriteria Rubrik Penilaian Pemahaman Konsep IPA
Pemahaman Bobot

Tidak ada jawaban atau salah 0

menginterpretasikan permasalahan

Hanya menulis konsep yang akan digunakan 1

Jawaban benar, siswa menuliskan konsep 2

dan menerapkannya dengan lengkap dan

benar

3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen dibuat dengan mengacu pada kompetensi

dasar yang ditetapkan. Adapun kisi-kisi instrumen pemahaman

kosep IPA siswa dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah ini.

26
Tabel 3.3
Kisi – Kisi Instrumen Pemahaman Konsep IPA
No.
Variabel Dimensi Indikator
soal
Pemahaman Instrumental Mengidentifikasi sifat-
konsep sifat cahaya dalam 1
kehidupan sehari-hari
Memberikan contoh
sifat cahaya dalam 2
kehidupan sehari hari
Mengklasifikasikan
benda yang dapat
3
ditembus oleh cahaya
dan tidak
Menyimpulkan hasil
percobaan mengenai
4
sifat-sifat cahaya yang
telah dilakukan
Menerapkan konsep
sifat-sifat cahaya dalam 5
kehidupan sehari-hari

4. Jenis Instrumen

Alat pengumpul data yang digunakan dalam menjaring data

penelitian (research) adalah pedoman observasi yang terdiri atas

sintak discovery learning yang berkaitan dengan pemahaman

konsep IPA siswa dan lembar kegiatan siswa (LKS). Peneliti

bersama kolaborator melakukan pengamatan ketika proses

pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya melalui model discovery

27
learning. Pedoman ini digunakan untuk menjaring data tentang

peningkatan pemahaman konsep IPA siswa kelas 5 di SDIT Darul

Muhsinin.

G. Teknis Analisis Data

Analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan

sejak penelitian terlaksana dan dikembangkan selama proses refleksi

sampai proses penyusunan laporan. Data dikumpulkan pada setiap

kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian, kemudian akan

dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase

untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam tingkat pemahaman

konsep IPA.

Penelitian rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan

rumus Sudijono (2011: 81), sebagai berikut :

Rumus :

Keterangan :

Mx = Nilai rata-rata

∑X = Jumlah nilai semua anak

N = Jumlah anak

Sedangkan keberhasilan akan dihitung dari nilai rata-rata

menggunakan rumus, sebagai berikut :

Rumus :

28
Mx = Persentase Kenaikan

∑X = Jumlah Skor

N = Total Skor Maksimum

Prosentase kenaikan siklus I = prosentase siklus I – prosentase pra


penelitianPada analisis ini akan diketahui perubahan kenaikan
Prosentase
kemampuankenaikan siklus IIkonsep
pemahaman = Prosentase siklus
IPA pada II –kelas
siswa prosentase siklus I
5 Sekolah

Dasar melalui model pembelajaran discovery learning pada

kemampuan pemahaman IPA dan setelah diberikan tindakan siklus I

dan siklus II serta ditentukan apakah penelitian ini akan dilanjutkan

pada siklus berikutnya.

29
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SDIT Darul

Muhsinin Cibitung. Subjek yang menjadi penelitian adalah siswa kelas

5 yang berjumlah 20 siswa, yang terdiri dari 8 laki-laki dan 12

perempuan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat di

deskripsikan data hasil penelitian untuk melihat pengaruh pemberian

tindakan melalui model discovery learning terhadap pemahaman

konsep IPA siswa materi sifat-sifat cahaya. Penelitian tindakan kelas

ini disusun sebagai berikut:

1. Pra Siklus

Data yang diperoleh di kelas 5 SDIT Darul Muhsinin, masih

menggunakan metode ceramah dimana guru masih bersifat

sebagai teacher center. Hal ini menyebabkan siswa lebih mudah

bosan, sehingga perolehan hasil belajar siswa mengenai

pemahaman konsep IPA pada materi sifat-sifat cahaya masih

rendah. Berdasarkan data pengamatan pra siklus inilah yang akan

dijadikan sebagai acuan peneliti untuk menetukan tidakan

perbaikan pembelajaran untuk siklus 1 hingga siklus berikutnya

dengan tahapan sebagai berikut :

30
a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, peneliti dan kolaborator

merancang dan mendesain kegiatan pembelajaran IPA materi sifat-

sifat cahaya. Peneliti membuat indikator yang akan dicapai dalam

kegiatan pemahaman konsep IPA. Pada tahap ini, peneliti yang

menjadi guru dalam penelitian ini menerapkan metode ceramah

yang biasanya digunakan oleh kolaborator. Hal ini dilakukan agar

tetap sama dengan metode pembelajaran yang biasanya dilakukan.

b. Tahap Tindakan (Action)

Pada tahap tindakan ini, proses pembelajaran diawali

dengan guru mengucapkan salam, lalu berdoa bersama dan

mengisi daftar hadir siswa. Kemudian, guru memerintahkan seluruh

siswa untuk membuka dan membaca buku paket IPA materi sifat-

sifat cahaya secara bersama-sama, setelah itu peneliti sebagai

guru menjelaskan sifat-sifat cahaya, kemudian peneliti memberikan

tugas berupa soal-soal tentang sifat-sifat cahaya sebanyak 10 soal

yang harus dikerjakan siswa pada lembar yang sudah disediakan.

Alasan pemberian soal ditunjukan untuk mengetahui kemampuan

pemahaman konsep IPA siswa pada materi sifat-sifat cahaya, yang

akan digunakan sebagai acuan data dalam penelitian ini.

c. Tahap Pengamatan (Observasi)

31
Pada tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

belajar mengajar. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh

gambaran bahwa hampir seluruh siswa kelas 5 belum mampu

memahami konsep sifat cahaya dengan baik, dimana hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :

1) Metode ceramah ini tidak dapat menggali kemampuan

pemahaman konsep siswa sehingga pemahaman siswa tidak

dapat berkembang.

2) Siswa tidak disiplin saat dikelas, karena sibuk bercanda dengan

temannya ketika disuruh membaca. Hal ini dikarenakan metode

pembelajaran yang dilakukan masih bersifat teacher center.

3) Minimnya penggunaan model pembelajaran, sehingga

pembelajaran IPA menjadi membosankan, siswa terlihat pasif,

dan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi tersebut.

d. Tahap Refleksi (reflection)

Tahap refleksi dilakukan sebagai tahap terakhir dari

serangkaian tahapan yang dilakukan peneliti dan kolaborator untuk

mengkaji ketercapaian pemahaman konsep IPA pada siswa kelas 5

sebelum diberikan model discovery learning. Setelah peneliti

melaksanakan pra observasi, ternyata belum semua siswa kelas 5

memahami konsep sifat cahaya seperti yang terlihat pada tabel

dibawah ini :

32
Tabel 4.1
Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Pra Siklus

No Nama Nilai Keterangan


1 Ad 60 BT
2 Al 70 T
3 An 60 BT
4 Ar 50 BT
5 Ay 70 T
6 El 50 BT
7 Gt 50 BT
8 Gl 50 BT
9 Hf 60 BT
10 Ky 40 BT
11 Mn 60 BT
12 Na 70 T
13 No 50 BT
14 Nd 70 T
15 Re 40 BT
16 Ri 40 BT
17 Sa 70 T
18 Se 50 BT
19 Qo 70 T
20 Wr 70 T
Jumlah Total 1140
Rata-rata 57
Persentase 35%
Keterangan :

T = Tuntas

BT = Belum Tuntas

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada saat pra

siklus di dapat persentase pemahaman konsep siswa dalam materi

sifat-sifat cahaya secara keseluruhan hanya sebesar 35%.

33
Diharapkan dengan menggunakan model discovery learning

pemahaman konsep IPA siswa dalam materi sifat-sifat cahaya

dapat lebih baik dibandingkan sebelumnya. Pada observasi pra

siklus juga ditemukan beberapa temuan yang harus diperbaiki pada

siklus I. Temuan-temuan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2

dibawah ini :

Tabel 4.2
Temuan – temuan yang harus diperbaiki pada siklus I
No Temuan Pada Pra-Siklus Rencana Perbaikan
1. Sebagian besar siswa Peneliti dan kolaborator
masih malas untuk belajar memberikan motivasi
secara mandiri sehingga aspek ini menjadi
lebih baik.
2. Dari 20 siswa baru 7 siswa Peneliti dan guru
yang memiliki pemahaman memberikan pembelajaran
konsep materi sifat-sifat dengan menggunakan
cahaya dengan baik model discovery learning
(mencapai KKM yang untuk memaksimalkan
ditentukan) pembelajaran sifat-sifat
cahaya.

2. Data Siklus I

Pada pelaksanaan siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali

pertemuan. Adapun satuan perencanaan pelaksanaan tindakan

pada siklus 1 adalah sebagai berikut :

34
a. Tahap Perencanaan

Pelaksaan siklus I dilaksanakan pada tanggal 13, 14, dan 15 Maret

2018. Peneliti mengadakan penelitian dengan perencanaan

sebagai berikut :

1) Pertemuan 1

Tujuan : Meningkatkan pemahaman konsep IPA siswa

materi sifat-sifat cahaya

Materi pokok : Sifat-sifat cahaya

Sub Materi : Cahaya merambat lurus

Model : Discovery Learning

Kegiatan : Pemahaman konsep sifat cahaya merambat

lurus menggunakan model discovery learning

Waktu : 35 menit

2) Pertemuan 2

Tujuan : Meningkatkan pemahaman konsep IPA siswa

materi sifat-sifat cahaya

Materi pokok : Sifat – sifat cahaya

Sub Materi : Cahaya dapat dibiaskan

Model : Discovery Learning

Kegiatan :Pemahaman konsep sifat cahaya dapat

dibiaskan menggunakan model discovery

learning

Waktu : 35 menit

35
3) Pertemuan 3

Tujuan : Meningkatkan pemahaman konsep IPA siswa

materi sifat-sifat cahaya

Materi pokok : Sifat-sifat Cahaya

Model : Discovery Learning

Kegiatan : Mengulas kembali materi sifat-sifat cahaya

dilanjutkan dengan pemberian tes evaluasi

siklus I

Waktu : 35 menit

Selain perencanaan tindakan di atas, peneliti juga membuat

rencana tindakan dengan menyiapkan :

a) Menyiapkan LKS yang berupa lembaran Kerja Siswa yang

dibuat oleh peneliti.

b) Menyiapkan alat pengumpul data berupa catatan lapangan,

lembar observasi, lembar soal, dan dokumentasi (kamera).

b. Tahap Tindakan (Action)

Tindakan yang diberikan pada siklus 1 adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan 1

Pelaksanaan pertemuan pertama pada hari selasa, tanggal

13 Maret 2018. Pertemuan ini merupakan pemberian perlakuan

yang pertama pada siklus 1, dimana pada pertemuan ini untuk

membahas tentang pemahaman konsep sifat cahaya merambat

lurus melalui model discovery learning. Sebelum kegiatan dimulai,

36
siswa membaca doa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas.

Pada pertemuan ini, peneliti menjelaskan terlebih dahulu tujuan

dari pembelajaran materi cahaya merambat lurus, selanjutnya

peneliti membagi siswa ke dalam 4 kelompok yang terdiri dari 5

siswa. Setelah itu, peneliti memberi pertanyaan kepada siswa

mengenai macam-macam sifat cahaya dan memberikan

pertanyaan yang membimbimbing siswa untuk dapat memahami

sifat cahaya merambat lurus. Peneliti membimbing siswa untuk

berdiskusi bersama kelompoknya mengenai hipotesis dari

permasalahan yang disajikan. Selanjutnya peneliti memberikan

intruksi kepada masing-masing kelompok untuk melakukan

percobaan. Peneliti meminta pada setiap kelompok untuk mencatat

hasil observasinya ke lembar kerja siswa kemudian hasilnya

dipersentasikan di depan kelas. Selama proses tersebut peneliti

bertindak sebagai fasilitator dalam proses diskusi.

2) Pertemuan 2

Pelaksanaan pertemuan kedua pada hari rabu, tanggal 14

Maret 2018. Pada pertemuan ini peneliti membahas pemahaman

konsep IPA mengenai sifat cahaya yang dapat dibiaskan.

Kemudian peneliti melakukan apersepsi, kemudian dilanjutkan

dengan mengingatkan kembali materi pada pertemuan pertama

dengan menyebutkan kembali sifat-sifat cahaya. Setelah peneliti

menjelaskan kembali materi sifat-sifat cahaya, kemudian peneliti

37
membagikan lembar kerja kepada siswa untuk dikerjakan bersama

kelompoknya. Selama proses tersebut peneliti bertindak sebagai

fasilitator dalam proses diskusi.

3) Pertemuan 3

Pelaksaan pertemuan ketiga pada hari kamis, tanggal 15

Maret 2018. Pada pertemuan ini, peneliti memberikan soal tes

evaluasi siklus I. Kegiatan belajar mengajar siswa dimulai dengan

berdoa setelah itu peneliti mengabsen siswa dan mengkondisikan

kelas, kemudian peneliti mengingatkan kembali materi pada

pertemuan kedua dengan melakukan tanya jawab kepada siswa

materi sifat cahaya merambat lurus dan cahaya dapat dibiaskan.

Kemudian peneliti memberikan soal tes evaluasi siklus I. Peneliti

bersama kolaborator melakukan pengamatan selama kegiatan

berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

dalam pemahaman konsep IPA siswa yang telah dilakukan pada

siklus I.

c. Tahap Pengamatan (Observasi)

Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan

pembelajaran pemahaman konsep IPA materi sifat-sifat cahaya,

maka terdapat beberapa hal yang menjadi catatan untuk peneliti

antara lain :

1) Pengamatan siklus I

38
a) Pelaksanaan yang kurang terorganisir, sehingga ada

beberapa siswa yang bertanya-tanya tentang tugas mereka.

b) Peneliti belum sepenuhnya mampu mengkondisikan siswa

dengan baik, karena ada beberapa siswa yang berisik dan

bercanda dengan temannya disaat kegiatan berlangsung.

c) Beberapa siswa merasa malu dan tidak percaya diri saat

mempresentasikan hasil bersama kelompoknya.

d) Siswa masih malu-malu untuk bertanya kepada peneliti jika

ada hal yang belum dimengerti

e) Ketika kegiatan persentasi berlangsung, sebagian siswa

tidak memperhatikan kelompok penyaji dan berbicara sendiri

dengan temannya.

f) Kurangnya punishmen atau ketegasan yang diberikan guru

jika situasi kelas ramai dan tidak terkendali

Berdasarkan pengamatan selama kegiatan pembelajaran

berlangsung, setelah peneliti menggunakan model pembelajaran

discovery learning, terjadi peningkatan pemahaman IPA siswa

materi sifat-sifat cahaya, dibandingkan pada saat sebelum

menggunakan model discovery learning. Hasil observasi yang

didapat pada siklus I, diketahui pemahaman konsep IPA siswa

materi sifat-sifat cahaya secara keseluruhan didapat nilai rata-rata

sebesar 67, dengan persentase siswa yang mencapai KKM secara

keseluruhan yaitu sebesar 60%, dan siswa yang belum mencapai

39
KKM yaitu sebesar 40%. Adapun gambaran pencapaian

pemahaman konsep IPA materi sifat-sifat cahaya dalam diagram

4.1.

Gambar 4.1
Grafik Hasil Observasi Pra Siklus dan Siklus I
Berdasarkan gambar grafik, dapat dideskripsikan bahwa

pemahaman konsep IPA materi sifat-sifat cahaya terdapat

peningkatan. Hal ini terlihat dari data pra siklus ke siklus I rata-rata

persentase kenaikan mencapai 25%, ini menunjukan adanya

peningkatan tetapi masih kurang dari target yang ingin dicapai oleh

peneliti yakni 75%. Oleh sebab itu, pemahaman konsep IPA siswa

materi sifat-sifat cahaya di kelas 5 SDIT Darul Muhsinin belum

optimal, sehingga perlu dilanjutkan ke siklus II. Untuk data lengkap

hasil data tes kognitif siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini,

dengan keterangan : 1) mengidentifikasi sifat cahaya merambat

lurus, 2) memberikan contoh sifat cahaya dalam kehidupan sehari-

hari, 3) menerapkan konsep sifat cahaya dikehidupan, 4)

40
Menjelaskan peristiwa pembiasan cahaya, 5) menjelaskan peristiwa

pembiasan cahaya.

Tabel 4.3
Hasil Tes Pemahaman Konsep Siswa
Nama Skor setiap soal Kriteria
No Nilai
Siswa 1 2 3 4 5 T BT
1 Ad 1 1 2 2 2 80 √
2 Al 2 1 2 1 2 80 √
3 An 2 1 1 1 2 70 √
4 Ar 1 1 2 1 1 60 √
5 Ay 1 1 2 2 2 80 √
6 El 2 1 1 1 1 60 √
7 Gt 2 1 1 1 0 50 √
8 Gl 1 2 2 1 0 60 √
9 Hf 2 1 2 0 2 70 √
10 Ky 2 1 1 1 0 50 √
11 Mn 2 1 1 2 1 70 √
12 Na 2 2 1 2 2 90 √
13 No 2 2 1 1 1 70 √
14 Nd 1 1 2 1 2 70 √
15 Rh 1 1 2 1 0 50 √
16 Ri 1 1 0 1 0 30 √
17 Sa 2 2 1 2 2 90 √
18 Sp 2 2 0 1 0 50 √
19 Qn 2 2 2 1 1 80 √
20 Wr 2 2 1 2 1 80 √
Jumlah 13 7 9 6 8 1340 12 8
Rata-rata 67
Persentase 65% 35% 45% 30% 40% 60% 40%

Kurangnya persentase pemahaman konsep IPA materi sifat-

sifat cahaya menggunakan model discovery learning pada siklus I,

di duga karena ada beberapa siswa yang belum terbiasa dengan

penemuan terbimbing karena selama ini anak-anak cenderung

hanya menerima ilmu tanpa dia mengkonstruk pengetahuannya

secara mandiri melalui model discovery learning, karena siswa


41
masih terbiasa menerima ilmu begitu saja dari apa yang diberikan

oleh guru, dan ada beberapa siswa yang masih bingung jika sifat-

sifat cahaya dituangkan dalam bentuk yang lain. Oleh sebab itu,

masih ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM yang sudah

ditentukan. Pemberian motivasi dan arahan-arahan yang baik

diperlukan sehingga pemahaman konsep IPA materi sifat-sifat

cahaya menjadi lebih baik dibanding sebelumnya.

d. Tahap Refleksi (Reflecting)

Tahap refleksi dilakukan sebagai tahap terakhir pada setiap

siklus. Tahapan ini dilakukan sebagai tahap evaluasi kegiatan

selama penelitian dilaksanakan, refleksi dilakukan oleh peneliti

bersama kolaborator untuk mengkaji sejauh mana ketercapaian

pemahaman konsep IPA siswa materi sifat-sifat cahaya

menggunakan model discovery learning. Inti dari tahap ini adalah

untuk membahas kelemahan dan kelebihan kegiatan yang

dilaksanakan pada pertemuan pertama sampai dengan pertemuan

ketiga pada siklus I.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, terdapat

beberapa hal yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan, baik

pada pertemuan pertama sampai pertemuan ke tiga pada siklus I.

Temuan itu diantaranya dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini :

Tabel 4.4
42
Temuan-temuan yang Harus Diperbaiki pada Siklus II

No Temuan pada Siklus I Rencana Perbaikan

Kurang kompaknya siswa Peneliti memberikan ice


dalam mengerjakan breaking, semangat serta
1.
tugas yang diberikan oleh reward kepada siswa
peneliti
Ada beberapa siswa Peneliti memberikan motivasi
yang masih malu untuk kepada siswa untuk berani
2. mengajukan pertanyaan dan membiasakan siswa
atau jawaban kepada untuk lebih aktif bertanya dan
peneliti dan temannya menjawab dalam kegiatan.
Siswa belum terbiasa Peneliti memberikan
memberikan contoh dan dorongan kepada siswa untuk
menjelaskan tentang dapat mengembangkan
3.
sesuatu kemampuannya dalam hal
memberikan contoh dan
menjelaskan suatu peristiwa

Berdasarkan hasil refleksi tersebut, dapat diketahui pada

siklus I persentase pemahaman konsep IPA siswa materi sifat-sifat

cahaya melalui model discovery learning pada siswa kelas 5 secara

keseluruhan sebesar 60%, sehingga masih belum mencapai target

yang ditetapkan, maka perlu diadakan perbaikan pada siklus

berikutnya.

43
3. Data Siklus II

Adapun pelaksanaan siklus II dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan,

yaitu sebagai berikut:

a. Pertemuan 4

Tujuan : Meningkatkan pemahaman konsep IPA siswa

materi sifat-sifat cahaya

Materi pokok : Sifat-sifat cahaya

Sub Materi : Cahaya menembus benda bening

Model : Discovery Learning

Kegiatan : Pemahaman konsep sifat cahaya menembus

benda bening menggunakan model discovery

learning

Waktu : 35 menit

b. Pertemuan 5

Tujuan : Meningkatkan pemahaman konsep IPA siswa

materi sifat-sifat cahaya

Materi pokok : Sifat-sifat cahaya

Sub Materi : Cahaya dapat di pantulkan

Model : Discovery Learning

Kegiatan :Pemahaman konsep cahaya dapat

dipantulkan menggunakan model discovery

learning

Waktu : 35 menit

44
c. Pertemuan 6

Tujuan : Meningkatkan pemahaman konsep IPA siswa

materi sifat-sifat cahaya

Materi pokok : Sifat-sifat cahaya

Model : Discovery Learning

Kegiatan :Mengulas kembali materi sifat cahaya

menembus benda bening dan dapat

dipantulkan, dilanjutkan dengan pemberian

tes evaluasi siklus II

Waktu : 35 menit

a. Tahap Perencanaan (Planning)

Perencanaan tindakan pada siklus II disusun berdasarkan

hasil analisis dan refleksi pada siklus I, diketahui bahwa ada 40%

siswa yang belum memiliki pemahaman konsep IPA materi sifat-

sifat cahaya secara maksimal. Lebih lanjut, motivasi dan

pembelajaran dengan model discovery learning belum sepenuhnya

dapat dilakukan oleh peneliti dengan baik, sehingga pada siklus II

peneliti diharapkan dapat membenahi kualitas dan memberikan

pembelajaran IPA materi sifa-sifat cahaya melalui model discovery

learning agar lebih baik, serta dapat mengkondisikan pembelajaran

yang kondusif, dan pemahaman konsep IPA materi sifat-sifat

cahaya dapat tercapai dengan baik. Adapun perencanaan pada

siklus II ini adalah sebagai berikut :

45
1) Membuat satuan perencanaan siklus II yang didiskusikan

dengan kolaborator. Pemberian tindakan pemberian tindakan

ditekankan pada pemahaman konsep IPA materi sifat-sifat

cahaya.

2) Menyiapkan LKS untuk pembelajaran

3) Menyiapkan alat pengumpul data berupa catatan lapangan,

lembar observasi, dan dokumentasi (kamera)

b. Tahap Tindakan (Action)

Pada siklus II ini terdiri dari 3 kali pertemuan, dengan

tindakan yang diberikan sebagai berikut :

1) Pertemuan Keempat

Pertemuan ini merupakan pemberian perlakuan pertama

pada siklus II, pada hari senin tanggal 19 Maret 2018. Pada

pertemuan ini peneliti membahas pemahaman konsep IPA

mengenai sifat cahaya yang dapat menembus benda bening.

Kemudian peneliti melakukan apersepsi, selanjutnya peneliti

melakukan ice breaking bersama siswa untuk membuat siswa

rileks dan melatih kekompakan mereka di dalam kerjasama.

Setelah kegiatan ice breaking dan sebelum memasuki tahap

pembelajaran, peneliti menanyakan kesediaan siswa untuk

memulai materi selanjutnya, kemudian tanpa diminta siswa

langsung membuat kelompoknya. Peneliti menjelaskan kembali

materi sifat-sifat cahaya, kemudian peneliti membagikan lembar

46
kerja kepada siswa untuk dikerjakan bersama kelompoknya,

kemudian tanpa diperintah siswa langsung mengerjakannya

Selama proses tersebut peneliti bertindak sebagai fasilitator

dalam proses diskusi. Lebih lanjut, saat ada salah satu yang

mempersentasikan hasilnya didepan kelas, siswa yang lain

memperhatikan dengan tertib dan juga siswa terlihat lebih aktif

untuk bertanya, sehingga pada pertemuan kali ini siswa lebih

dapat memahami yang sudah dibahas bersama temannya.

2) Pertemuan Kelima

Pertemuan ini merupakan pemberian perlakuan yang

kedua pada siklus II, pada hari selasa tanggal 20 Maret 2018.

Peneliti melakukan apersepsi , kemudian dilanjutkan dengan ice

breaking agar suasana kelas menjadi menyenangkan.

Selanjutnya peneliti melakukan kegiatan tanya jawab tentang

materi pada pertemuan sebelumnya, kemudian peneliti

membagikan LKS kepada siswa. Semua kelompok mengerjakan

LKS dengan tenang dan tertib. Siswa sangat antusias saat

berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Siswa juga menjadi

lebih berani, hal ini terlihat pada saat perwakilan dari masing-

masing kelompok diminta maju kedepan untuk

mempersentasikan hasinya di depan kelas.

47
3) Pertemuan Keenam

Pertemuan ini merupakan pemberian perlakuan pertama yang

ketiga pada siklus II, pada hari jumat, tanggal 21 Maret 2018.

Pada pertemuan ini, peneliti memberikan soal tes evaluasi

siklus II. Peneliti melakukan apersepsi, kemudian peneliti

mengingatkan kembali materi pada pertemuan ke 4 dan ke 5

dengan melakukan tanya jawab. Kemudian peneliti memberikan

soal tes evaluasi siklus II. Sebelum siswa mulai mengerjakan

soal, peneliti memberikan motivasi dan arahan agar siswa lebih

teliti dan tidak terburu-buru dalam mengerjakan soal, agar hasil

yang di dapat bisa sesuai dengan target KKM yang sudah

ditentukan. Penelti bersama kolaborator melakukan

pengamatan selama kegiatan berlangsung.

c. Tahap Pengamatan (Observasi)

Hasil pengamatan peneliti dan kolaborator, seperti yang

dilakukan pada siklus I. Proses kegiatan pada siklus II hampir sama

dengan siklus I, namun pada siklus II ini siswa lebih antusias dalam

mengikuti pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Berikut

catatan hasil pengamatan pada siklus II antara lain :

1) Siswa menjadi lebih aktif dan kompak dalam kegiatan diskusi

2) Siswa lebih berani pada saat kelompok diminta untuk

mempersentasikan hasil kerja kelompoknya, dan anggota

kelompok mendengarkan

48
3) Selama kegiatan presentasi berlangsung, hampir seluruh siswa

memperhatikan kelompok penyaji dengan baik dan mampu

menanggapi presentasi siswa lain.

4) Guru sudah memberikan motivasi dan semangat dalam

kegiatan pembelajaran terutama untuk mencari jawaban yang

tepat dan mengarahkan siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang didapat pada siklus II,

diketahui bahwa pemahaman konsep IPA siswa materi sifat-sifat

cahaya secara keseluruhan didapat nilai rata-rata sebesar 87

dengan persentase siswa yang mencapai KKM secara keseluruhan

sebesar 100%, dan siswa yang belum mencapai KKM yaitu

sebesar 0%. Adapaun gambaran pencapaian pemahaman konsep

IPA materi sifat-sifat cahaya dari siklus I ke siklus II dapat dilihat

pada gambar 4.2

Gambar 4.2
Grafik Hasil Observasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

49
Berdasarkan gambar grafik 4.2, dapat dideskripsikan bahwa

hasil evaluasi pada siklus ke II mengalami peningkatan sebesar

40% dibandingkan dengan hasil evaluasi siklus I. hal ini

menunjukan adanya peningkatan yang signifikan. Pemahaman

konsep IPA siswa materi sifat-sifat cahaya telah memenuhi target

yang telah ditetapkan, yaitu 75%. Untuk data lengkap hasil

observasi siklus II siswa dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini :

Tabel 4.5
Hasil Tes Pemahaman Konsep Siswa Siklus II
Nama Skor setiap soal Kriteria
No Nilai
Siswa 1 2 3 4 5 T BT
1 Ad 2 1 2 2 2 90 √
2 Al 2 2 2 2 2 100 √
3 An 2 2 2 1 2 90 √
4 Ar 2 2 2 1 1 80 √
5 Ay 2 2 2 2 2 100 √
6 El 2 1 2 1 2 80 √
7 Gt 2 1 2 1 2 80 √
8 Gl 2 2 2 1 1 80 √
9 Hf 2 1 2 1 2 80 √
10 Ky 2 1 2 1 2 80 √
11 Mn 2 1 2 2 2 90 √
12 Nf 2 2 2 2 2 100 √
13 No 2 2 2 1 2 90 √
14 Nd 1 2 2 1 2 80 √
15 Rh 1 1 2 2 1 70 √
16 Ri 2 1 2 1 1 70 √
17 Sa 2 2 2 2 2 100 √
18 Sp 2 1 2 2 1 80 √
19 Qn 2 2 2 2 1 100 √
20 Wr 2 2 2 2 2 100 √
Jumlah 18 11 20 10 14 1700 20 0
Rata-rata 85
Persentase 90% 55% 100% 50% 70% 100% 0%

50
d. Tahap Refleksi (Reflecting)

Berdasarkan hasil akhir dari siklus II dan hasil pengamatan

serta diskusi dengan kolaborator, terlihat kegiatan siklus II

menunjukan hasil yang sangat baik dan telah mecapai target yang

telah diinginkan. Pemahaman konsep IPA siswa materi sifat-sifat

cahaya melalui model discovery learning di siklus II telah mencapai

sebesar 100%. Hal ini menunjukan bahwa peningkatan

pemahaman konsep IPA siswa materi sifat-sifat cahaya pada siswa

kelas 5 SDIT Darul Muhsinin dapat meningkat melalui model

discovery learning.

Secara garis besar pelaksanaan penelitian berjalan sesuai

dengan rencana yang disusun dan mengalami peningkatan yang

signifikan, sehingga penelitian ini tidak perlu dilanjutkan ke siklus

selanjutnya yaitu siklus III.

B. Pembahasan

1. Analisis Data

Setelah dilakukan berbagai kegiatan dari kegiatan pra siklus,

siklus I, dan siklus II, diperoleh data-data hasil observasi dan

refleksi akhir pada siklus I dan siklus II tentang pemahaman konsep

IPA siswa materi sifat-sifat cahaya. Hasil observasi tersebut

kemudian dilakukan analisis data sebagai bentuk pengujian

hipotesis tindakan dengan perbandingan antara pemahaman

51
konsep IPA siswa materi sifat-sifat cahaya sebelum diberikan

tindakan dengan sesudah diberikan tindakan siklus I dan akhir

siklus II.

a. Analisis Data Pra Siklus

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada saat pra

siklus, dapat diketahui bahwa pemahaman konsep IPA siswa

materi sifat-sifat cahaya masih rendah, karena masih

menggunakan metode pembelajaran ceramah. Dari 20 siswa

baru 7 siswa yang mencapai nilai KKM yang sudah ditentukan

dan didapat persentase pemahaman konsep IPA siswa materi

sifat-sifat cahaya secara keseluruhan sebesar 35%.

b. Analisis Data Siklus I

Analisis data pemahaman konsep IPA siswa materi sifat-

sifat cahaya dilihat dari lembaran observasi. Berdasarkan

pengamatan selama kegiatan berlangsung, setelah diberikan

perlakuan dengan model discovery learning terjadi peningkatan

pemahaman konsep pada siswa, dibandingkan pada saat

sebelum diberikan perlakuan. Pemahaman konsep IPA siswa

materi bangun ruang mengalami peningkatan, siswa tidak

hanya mendengarkan materi dari guru saja, tapi siswa juga

belajar mencari tahu sendiri. Berdasarkan hasil data observasi

yang didapat pada siklus I, diketahui bahwa pemahaman

konsep IPA siswa materi sifat-sifat cahaya secara keseluruhan

52
sebesar 60%, dari data pra siklus ke siklus I rata-rata

persentase kenaikan mencapai 25%.

c. Analisis Data Siklus II

Analisis data pada siklus II, dapat dilihat dari pemahaman

konsep IPA siswa materi sifat-sifat cahaya secara keseluruhan

sebesar 100%, dari data siklus I ke siklus II rata-rata persentase

kenaikan mencapai 40%, ini menunjukan adanya peningkatan

yang signifikan. Peningkatan pemahaman konsep IPA siswa

materi sifat-sifat cahaya telah memenuhi target yang telah

ditetapkan, yaitu minimal rata-rata 75%. Hal ini menunjukan

bahwa pemahaman konsep IPA materi sifat-sifat cahaya pada

siswa kelas 5 SD di SDIT Darul Muhsinin dapat meningkat

melalui model discovery learning. Oleh karena itu, peneliti

merasa cukup dengan tindakan yang telah dilaksanakan

sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.

2. Interpretasi Data

Setelah dilakukan berbagai kegiatan dari mulai pra siklus

sebesar 35% sampai diberikan tindakan pada siklus I sebesar 60%

dan siklus II sebesar 100%, diperoleh data dari hasil observasi

yaitu adanya kenaikan dari pra siklus ke siklus I sebesar 25%,

sedangkan siklus I ke siklus II sebesar 40%. Adapun peningkatan

pemahaman konsep IPA materi sifat-sifat cahaya sebelum dan

sesudah diberikan tindakan dalam diagram adalah sebagai berikut :

53
Gambar 4.3
Grafik Hasil Observasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Berdasarkan gambar 4.3 ,yaitu data hasil pemahaman

konsep dan lembar observasi diatas terlihat bahwa pemahaman

konsep IPA meningkat. Untuk mengembangkan pemahaman

konsep siswa, diperlukan suatu aktivitas yang dapat membantu

siswa dalam memaknai konsep yang siswa pelajari. Hal ini

sejalan dengan pendapat Bruner (2014: 180) yang menyatakan

bahwa anak harus berperan secara aktif saat belajar dikelas.

Aktifitas yang terjadi selama proses pembelajaran dikelas dapat

dicapai dengan menggunakan model discovery learning. Lebih

lanjut, berdasarkan data yang telah dipaparkan sebelumnya,

terlihat bahwa aktivitas belajar siswa ini meningkat dikarenakan

dengan menggunakan model discovery learning, telah

mendorong siswa untuk berpikir secara mandiri dengan bantuan

guru sebagai penuntun, dan fasilitator. Pelaksanaan strategi

54
dengan model discovery learning sangat membantu siswa untuk

berani mengemukakan pendapat dan menumbuhkan aktivitas

belajar siswa. Selain itu, siswa lebih mengingat hal-hal yang

telah mereka lakukan secara langsung, siswa telah menemukan

suatu konsep sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Wilcolx

dalam Nur sebagaimana dikutip oleh Suprihatiningrum

(2013:241) yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran

discovery, siswa didorong untuk belajar aktif melalui keterlibatan

mereka dengan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan guru

mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan

percobaan yang dapat menemukan prinsip-prinsip untuk diri

mereka sendiri.

Sebelum menggunakan model discovery learning

sebagian besar siswa belum begitu mampu memahami materi

sifat-sifat cahaya, karena dalam belajar mereka hanya

mendengarkan ceramah, menulis materi yang ada dibuku paket,

dan menghafal materi. Sehingga pemahaman konsep siswa

kurang diperhatikan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa

penggunaan model discovery learning telah mencapai

keberhasilan seperti yang telah ditetapkan oleh peneliti dan

kolaborator, terhadap pemahaman konsep IPA pada siswa

kelas 5 di SDIT Darul Muhsinin pada materi sifat-sifat cahaya.

55
Pada pelaksanaan penelitian yang dimulai dari tahap

perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan, dan tahap

refleksi ini, penelitian mendapat temuan-temuan yang berkaitan

dengan masalah yang sedang diteliti, yaitu :

a. Siswa lebih menikmati kegiatan pembelajaran karena siswa

diajak untuk belajar bekerjasama dengan menyelesaikan

latihan soal secara berkelompok, sehingga tercipta suasana

belajar yang menyenangkan dan aktif.

b. Melalui pemberian pengajaran menggunakan model

discovery learning pada materi sifat-sifat cahaya, siswa

dapat lebih memahami sendiri materi yang sedang

dipelajarinya.

c. Melalui pemberian pengajaran menggunakan model

discovery learning, maka siswa tidak lagi menghafal materi

secara bersama. Siswa terlibat langsung dalam proses

pembelajaran dan siswa lebih aktif, sehingga proses

pembelajaran tidak monoton dan membosankan.

d. Pemahaman konsep IPA siswa dalam materi sifat-sifat

cahaya mengalami peningkatan dibandingkan pada saat

sebelum diberikan tindakan.

e. Dari 20 siswa, semuanya berhasil mencapai nilai KKM pada

siklus II

56
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindak Kelas (PTK) yang telah

dilakukan pengolahan data, yang diperoleh dari setiap siklus yaitu

dari tahap pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat ditarik kesimpulan :

1. Pada proses penerapan model pembelajaran discovery learning

pada siswa kelas 5 SDIT Darul Muhsinin dilakukan dengan

tahapan sebagai berikut: a) mempersiapkan siswa dan

menjelaskan tujuan pembelajaran, b) mengorientasi siswa pada

masalah, c) merumuskan hipotesis, d) melakukan kegiatan

penemuan, d) mempresentasikan hasil kegiatan penemuan, e)

mengevaluasi kegiatan penemuan siswa bersama guru.

2. Pada proses model pembelajaran discovery learning siswa

dituntut untuk aktif selama proses pembelajaran, dan

mengkontruksikan pemikiran mereka secara mandiri tanpa

melalui pemberitahuan oleh guru sebelumnya. Kemudian

berdasarkan hasil analisis data selama penelitian pemahaman

konsep IPA materi sifat-sifat cahaya pada pra siklus mencapai

35%, siklus I mencapai 60%, pada siklus II meningkat sampai

100%. Sehingga rata-rata persentase kenaikan dari pra siklus ke

siklus II adalah 65%. Berdasarkan data hasil perbandingan

57
tersebut membuktikan bahwa pemahaman konsep IPA siswa

materi sifat-sifat cahaya kelas 5 di SDIT Darul Muhsinin dapat

meningkat.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka

implikasi penelitian ini terdapat beberapa hal yang perlu

dikemukakan sesuai dengan hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Penggunaan model pembelajaran discovery learning dapat

direkomendasikan sebagai salah satu model pembelajaran yang

dapat meningkatkan pemahaman konsep IPA siswa dalam

memperoleh hasil pembelajaran.

2. Penerapan model discovery learning dapat memacu siswa

berperan aktif dan antusias dalam meningkatkan hasil

pembelajaran.

3. Melalui model discovery learning, guru menjadi lebih kreatif dan

mampu menciptakan suasana belajar yang memberikan

kebebasan siswa untuk mengajukan pendapat dan berdiskusi

dengan teman sekelas akan memberikan peluang kepada siswa

untuk mencapai hasil belajar yang optimal.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, maka

saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :

58
1. Saran untuk guru

a. Melalui penerapan model discovery learning, guru harus

bersikap sebagai fasilitator bukan sebagai informator,

sehingga siswa dapat merasakan bahwa pengetahuan yang

diperoleh merupakan hasil dari suatu proses.

b. Agar pelaksanaan guru dilapangan tidak mengalami

kekurangan, terlebih dahulu guru melakukan lesson study

sehingga kekurangan atau kesalahan dapat terhindari dan

Guru perlu membuat LKS yang baik sehingga dapat

membantu siswa mengkontruksikan ilmunya.

2. Saran Untuk Penelitian Selanjutnya

Model discovery learning dapat dijadikan solusi yang cerdas

yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses

pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar. Sebelum

melakukan model discovery learning ketika dikelas, perlunya

pengembangan lesson study terlebih dahulu agar dapat

menghindari kekurangan yang terjadi saat dilapangan, dan model

discovery learning akan lebih baik jika digabungkan dengan

media pembelajaran sehingga dapat lebih meningkatkan

pehaman, aktivitas, dan hasil belajar siswa, yang diharapkan

dapat diteliti oleh peneliti selanjutnya.

59
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. dkk. (2008). Pendidikan Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi


Aksara

Cahyo N. Agus. (2013). Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar.


Jogjakarta: Diva Press
Hamiyah Nur, dkk. (2014). Strategi Belajar Mengajar Di Kelas. Jakarta :
Prestasi Pustakaraya
Haryanto. (2012). Sains. Jakarta : Erlangga

Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai


Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Rohayati (2017). Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Discovery


Learning di Kelas V Sekolah Dasar, (Online),
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://tril
ogi.ac.id/journal/ks/index.php/JIPGSD/article/download/142-
152/4&ved=2ahUKEwj7oNvn8PjcAhVIfn0KHY5qDjs4ChAWMAh6
BAgDEAE&usg=AOvVaw3TpF9qXXw9oHYDU6S-eEC0 (diakses
pada tanggal 20 Juni 2018, pukul 19.00)

Sahat Saragih.(2012). Peningkatan Pemahaman Konsep Grafik Fungsi


Trigonometri Siswa SMK Melalui Penemuan Terbimbing
Berbantuan Software Autograph, (Online),
https://www.scribd.com/doc/247106543/jurnal-pemahaman-
konsep (diakses pada tanggal 23 juni 2018, pukul 20.00)

Samatowa Usman. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta:


PT Indeks

Sudijono, A. 2015. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.

Suprihatiningrum Jamil. (2016). Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi.


Jogjakarta : Ar-Ruzz Media

Susanto Ahmad. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah


Dasar. Jakarta : Prenadamedia Group.

Tampubolon, S. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan


Profesi Pendidikan dan Keilmuan. Jakarta: Erlangga.
Trianto.(2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : PT Bumi Aksara

60
(2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif.
Jakarta : Kencana
Triwahyuni Eges.( 2017).Pengaruh Pemahaman Konsep IPA Melalui
Pendekatan Discovery Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa,
(Online),http://fbs.uwks.ac.id/myfiles/files/INOVASI,%20Volume%
20XIX,%20Nomor%201,%20Januari%202017/1.%20Artikel%20E
ges%20Edit%20hal%201%20-%208.pdf (diakses pada tanggal 23
Juni 2018, pukul 20.45)
Widyasari, N. dan M, Hayyun. (2017). Pengembangan Pembelajaran
Matematika SD. Ciputat: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Jakarta.

Widiadnyana, dkk. (2014). Pengaruh Model Discovery Learning terhadap


Pemahan Konsep IPA dan Sikap Ilmiah Siswa SMP, (Online),
https://media.neliti.com/media/publications/123048-ID-pengaruh-
model-discovery-learning-terhad.pdf (diakses pada tanggal 23
Juni 2018, pukul 15.00)

Widiawati Ni Putu, dkk. (2015). Analisis Pemahaman Konsep dalam


Pelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SD Di Gugus Kecamatan
Banjar, (Online),
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://p
2m.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/download/5847/4221
&ved=2ahUKEwiCtaPL5vjcAhUMeisKHQKkD7wQFjABegQICBAB
&usg=AOvVaw3hRSmgtxJs-
M7MBijLWdpn&cshid=1534671063104 (diakses pada tanggal 20
Juni 2018, pukul 21.00)

61
LAMPIRAN 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SDIT Darul Muhsinin

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Kelas/Semester : 5/2

Alokasi Waktu : 1 x 35 menit

A. Standar Kompetensi :

Mengenal dan menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan

membuat suatu karya/model

B. Kompetensi Dasar :

Mendeksripsikan sifat-sifat cahaya

C. Indikator :

• Mengidentifikasi sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari

• Memberikan contoh sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari

• Menjelaskan sifat cahaya dapat dibiaskan

• Menyimpulkan hasil percobaan mengenai sifat – sifat cahaya

yang telah dilakukan

D. Nilai Karakter Dintegrasikan : rasa ingin tahu, mandiri, bersahabat,

bekerjasama, disiplin, tanggung jawab.

E. Tujuan Pembelajaran :

62
• Melalui pengamatan siswa mampu mengidentifikasi sifat-sifat

cahaya dalam kehidupan sehari-hari yang meliputi cahaya

merambat lurus

• Siswa mampu memberikan contoh sifat cahaya dapat

dibiaskan dalam kehidupan sehari-hari

• Siswa mampu menyimpulkan hasil percobaan mengenai sifat

cahaya yang dapat dibiaskan

F. Materi Pelajaran :

Sifat – Sifat Cahaya

G. Model dan Metode Pembelajaran

Model : Discovery Learning

Metode : Penugasan, Diskusi, Percobaan dan Tanya Jawab

H. Kegiatan Pembelajaran

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Pendahuluan  Mengajak semua siswa berdo’a menurut


Agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengawali kegiatan pembelajaran)
 Melakukan komunikasi tentang kehadiran
siswa 5 menit
 Mengkondisikan Kelas pada KBM yang
kondusif dengan menyampaikan tujuan
materi dan proses pembelajaran yang
akan disampaikan

63
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

 Motivasi dengan tanya jawab

Inti Eksplorasi
 Peserta didik menanggapi materi yang
dipaparkan oleh guru dan masalah yang
relevan
 Guru bertanya kepada siswa tentang sifat
cahaya yang dapat dibiaskan
 Siswa mengungkapkan pikirannya
mengenai sifat cahaya dapat dibiaskan
Elaborasi
 Guru membagi siswa kedalam 5 kelompok
belajar dengan anggota 4 orang
 Guru memberikan pertanyaan arahan
25
yang untuk memfokuskan pada konsep
Menit
yang akan dibahas
“sifat cahaya merambat lurus”
 Siswa bersama kelompoknya membuat
hipotesis dari permasalahan yang
disajikan.
 Siswa menyampaikan hipotesis dari hasil
yang sudah dibuatnya bersama kelompok
 Guru memberikan LKS yang sudah dibuat
kepada masing-masing kelompok
 Guru memberikan pertanyaan arahan
sebelum siswa melakukan percobaan
 Siswa bersama kelompoknya melakukan

64
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

percobaan berdasarkan langkah-langkah


yang telah mereka rumuskan.
 Siswa memecahkan masalah dengan
menarik kesimpulan melalui diskusi
kelompok
 Masing-masing kelompok maju kedepan
kelas untuk mempresentasikan hasil
diskusinya dan kelompok lainnya
menanggapi
Konfirmasi
 Siswa membuat rangkuman hasil belajar
 Guru membimbing siswa untuk membuat
kesimpulan berdasarkan diskusi yang
telah dibuat

Penutup  Bersama-sama siswa membuat


kesimpulan / rangkuman hasil belajar
 Melakukan evaluasi penilaian hasil belajar 5 menit
 Mengajak semua siswa berdo’a menurut
Agama dan keyakinan masing-masing

I. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

 Buku Paket IPA Kelas 5

 pensil, gelas kaca, air, uang logam

J. PENILAIAN

Intrumen tes : Terlampir

65
Mengetahui Bekasi, 14 Maret 2018

Kepala Sekolah Peneliti

( Yusuf Afandi S.Pd) ( Diana Prafiska Sari )

66
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SDIT Darul Muhsinin

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Kelas/Semester : 5/2

Alokasi Waktu : 1 x 35 menit

A. Standar Kompetensi :

Mengenal Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat

suatu karya/model

B. Kompetensi Dasar :

Mendeksripsikan sifat-sifat cahaya

C. Indikator :

• Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-

hari

- Cahaya menembus benda bening

• Memberikan contoh sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari

• Mengklasifikasikan sifat cahaya yang dapat menembus benda

bening dan yang tidak dapat menembus benda bening

• Menyimpulkan hasil percobaan mengenai sifat – sifat cahaya

yang telah dilakukan

67
D. Nilai Karakter Dintegrasikan : rasa ingin tahu, mandiri, bersahabat,

demokrasi, disiplin, tanggung jawab, dan kerja keras

E. Tujuan Pembelajaran :

• Melalui pengamatan siswa mampu mengidentifikasi sifat-sifat

cahaya dalam kehidupan sehari-hari yang meliputi cahaya

merambat lurus

• Siswa mampu memberikan contoh sifat cahaya dapat menembus

benda bening dan tidak dapat menembus benda bening dalam

kehidupan sehari-hari

• Siswa mampu mengklasifikasikan cahaya yang dapat menembus

benda bening dan yang tidak dapat menembus benda bening

• Siswa mampu menyimpulkan hasil percobaan mengenai sifat

cahaya yang dapat menembus benda bening

F. Materi Pelajaran :

Sifat – Sifat Cahaya

G. Model dan Metode Pembelajaran

Model : Discovery Learning

Metode : Penugasan, Diskusi, Percobaan dan Tanya Jawab

H. Kegiatan Pembelajaran

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Pendahuluan  Mengajak semua siswa berdo’a menurut


5 menit
Agama dan keyakinan masing-masing

68
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

(untuk mengawali kegiatan pembelajaran)


 Melakukan komunikasi tentang kehadiran
siswa
 Melakukan tepuk “jakarte” bersama siswa
 Melakukan ice breaking bersama siswa
 Guru memotivasi siswa untuk lebih berani
dan mandiri dalam belajar

Inti Eksplorasi
 Guru mereview kembali materi pada
pertemuan sebelumnya kemudian
melanjutkan pembelajaran
 Peserta didik menanggapi materi yang
dipaparkan oleh guru dan masalah yang
relevan
 Guru bertanya kepada siswa tentang sifat
cahaya menembus benda bening
25
 Siswa mengungkapkan pikirannya
Menit
mengenai cahaya menembus benda
bening
Elaborasi
 Siswa bersama kelompoknya membuat
hipotesis dari permasalahan yang
disajikan.
 Siswa menyampaikan hipotesis dari hasil
yang sudah dibuatnya bersama kelompok
 Guru membagikan Lembar Kerja Siswa

69
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

yang sudah dibuat kepada masing-masing


kelompok
 Guru memberikan pertanyaan arahan
sebelum siswa melakukan percobaan
 Siswa bersama kelompoknya melakukan
percobaan berdasarkan langkah-langkah
yang telah mereka rumuskan.
 Siswa memecahkan masalah dengan
menarik kesimpulan melalui diskusi
kelompok
 Masing-masing kelompok maju kedepan
kelas untuk mempresentasikan hasil
diskusinya dan kelompok lainnya
menanggapi
Konfirmasi
 Siswa membuat rangkuman hasil belajar
 Guru memberikan tentang penguatan
pemahaman konsep
 Guru membimbing siswa untuk membuat
kesimpulan berdasarkan diskusi yang
telah dibuat

Penutup  Bersama-sama guru dan siswa membuat


kesimpulan / rangkuman hasil belajar
 Melakukan evaluasi penilaian hasil belajar 5 menit
 Mengajak semua siswa berdo’a menurut
Agama dan keyakinan masing-masing

70
I. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

 Buku Paket IPA Kelas 5

 Senter, gelas air bening, gelas air kopi, kardus, plastik bening

J. Penilaian

Instrumen tes : Terlampir

Mengetahui Bekasi, 19 Maret 2018

Kepala Sekolah Peneliti

( Yusuf Afandi, S.Pd) ( Diana Prafiska Sari )

71
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SDIT Darul Muhsinin

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Kelas/Semester : 5/2

Alokasi Waktu : 1 x 35 menit

A. Standar Kompetensi :

Mengenal Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat

suatu karya/model

B. Kompetensi Dasar :

Mendeksripsikan sifat-sifat cahaya

C. Indikator :

• Mengidentifikasi sifat cahaya yang dapat dipantulkan

• Memberikan contoh sifat cahaya yang dipantulkan dalam

kehidupan sehari-hari

• Mengklasifikasikan benda yang dapat dipantulkan oleh cahaya

dan tidak dapat dipantulkan oleh cahaya

• Menyimpulkan hasil percobaan mengenai sifat – sifat cahaya

yang telah dilakukan

D. Nilai Karakter Dintegrasikan : rasa ingin tahu, mandiri, bersahabat,

bekerja sama, disiplin,dan tanggung jawab.

72
E. Tujuan Pembelajaran :

• Melalui percobaan siswa mampu mengidentifikasi sifat-sifat cahaya

dalam kehidupan sehari-hari yang meliputi cahaya merambat lurus

• Siswa mampu memberikan contoh sifat cahaya yang dapat

menembus benda bening dan tidak dapat menembus benda bening

dalam kehidupan sehari-hari

• Siswa mampu mengklasifikan benda yang dapat memantulkan

cahaya dan yang tidak

• Siswa mampu menyimpulkan hasil percobaan mengenai sifat

cahaya yang dapat menembus benda bening

F. Materi Pelajaran :

Sifat – Sifat Cahaya

G. Model dan Metode Pembelajaran

Model : Discovery Learning

Metode : Penugasan, Diskusi, Percobaan dan Tanya Jawab

H. Kegiatan Pembelajaran

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Pendahuluan  Mengajak semua siswa berdo’a menurut


Agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengawali kegiatan pembelajaran)
5 menit
 Melakukan komunikasi tentang kehadiran
siswa
 Melakukan tepuk “jakarte” bersama siswa

73
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

 Melakukan ice breaking bersama siswa


 Memotivasi siswa supaya lebih baik lagi
dalam belajar
 Guru mereview kembali pembelajaran
pada pertemuan yang sebelumnya

Inti Eksplorasi
 Guru mereview kembali pembelajaran
pada pertemuan yang sebelumnya
 Peserta didik menanggapi materi yang
dipaparkan oleh guru dan masalah yang
relevan
 Guru bertanya kepada siswa tentang sifat
cahaya menembus benda bening
 Siswa mengungkapkan pikirannya
mengenai cahaya menembus benda
25
bening
Menit
Elaborasi
 Siswa bersama kelompoknya membuat
hipotesis dari permasalahan yang
disajikan.
 Siswa menyampaikan hipotesis dari hasil
yang sudah dibuatnya bersama kelompok
 Guru membagikan LKS yang sudah dibuat
kepada masing-masing kelompok
 Guru memberikan pertanyaan arahan
sebelum siswa melakukan percobaan

74
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

 Siswa bersama kelompoknya melakukan


percobaan berdasarkan langkah-langkah
yang telah mereka rumuskan.
 Siswa memecahkan masalah dengan
menarik kesimpulan melalui diskusi
kelompok
 Masing-masing kelompok maju kedepan
kelas untuk mempresentasikan hasil
diskusinya dan kelompok lainnya
menanggapi
Konfirmasi
 Siswa membuat rangkuman hasil belajar
 Guru memberikan tentang penguatan
pemahaman konsep
 Guru membimbing siswa untuk membuat
kesimpulan berdasarkan diskusi yang
telah dibuat

Penutup  Bersama-sama siswa membuat


kesimpulan / rangkuman hasil belajar
 Melakukan evaluasi penilaian hasil belajar
 Memberikan reward bagi siswa dengan 5 menit
kelompoknya yang paling baik
 Mengajak semua siswa berdo’a menurut
Agama dan keyakinan masing-masing

I. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

 Buku Paket IPA Kelas 5

75
 Senter, cermin, kardus

J. PENILAIAN

Instrumen tes : Terlampir

Mengetahui Bekasi, 20 Maret 2018

Kepala Sekolah Peneliti

( Yusuf Afandi, S.Pd ) ( Diana Prafiska Sari )

76
LAMPIRAN 2
Lembar Observasi Guru

Observer : Diana Prafiska Sari


Hari/Tanggal : Selasa/13 Maret 2018 (pertemuan pertama)

Hasil
No Aktivitas Guru Pengamatan
Ya Tidak
1. Guru mengkondisikan kelas √
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan
2. √
berdoa dan mengabsen siswa
Guru mereview kegiatan pembelajaran materi sifat-
3. sifat cahaya yang telah dilakukan pada pertemuan √
sebelumnya
Guru menginformasikan pembelajaran yang akan
4. √
dilakukan
5. Guru menunjukan penguasaan materi pembelajaran √
6. Guru mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan √
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
7. √
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
8. Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut √
9. Guru menguasai kelas √
Guru menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
10. √
pembelajaran
Guru menunjukan sikap terbuka terhadap respon
11. √
siswa
Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme
12. √
siswa dalam belajar
13. Guru memantau kemajuan belajar selama proses √
14. Guru melakukan penilaian akhir sesuai kompetensi √

77
(tujuan)
Guru melakukan refleksi atau membuat rangkuman
15. √
dengan melibatkan siswa

78
Lembar Observasi Guru

Observer : Diana Prafiska Sari


Hari/Tanggal : Rabu/14 Maret 2018 (pertemuan kedua)

Hasil
No Aktivitas Guru Pengamatan
Ya Tidak
1. Guru mengkondisikan kelas √
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan
2. √
berdoa dan mengabsen siswa
Guru mereview kegiatan pembelajaran materi sifat-
3. sifat cahaya yang telah dilakukan pada pertemuan √
sebelumnya
Guru menginformasikan pembelajaran yang akan
4. √
dilakukan
5. Guru menunjukan penguasaan materi pembelajaran √
6. Guru mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan √
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
7. √
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
8. Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut √
9. Guru menguasai kelas √
Guru menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
10. √
pembelajaran
Guru menunjukan sikap terbuka terhadap respon
11. √
siswa
Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme
12. √
siswa dalam belajar
13. Guru memantau kemajuan belajar selama proses √

79
Guru melakukan penilaian akhir sesuai kompetensi
14. √
(tujuan)
Guru melakukan refleksi atau membuat rangkuman
15. √
dengan melibatkan siswa

80
Lembar Observasi Guru

Observer : Diana Prafiska Sari


Hari/Tanggal : Kamis/15 Maret 2018 (pertemuan ketiga)

Hasil
No Aktivitas Guru Pengamatan
Ya Tidak
1. Guru mengkondisikan kelas √
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan
2. √
berdoa dan mengabsen siswa
Guru mereview kegiatan pembelajaran materi sifat-
3. sifat cahaya yang telah dilakukan pada pertemuan √
sebelumnya
Guru menginformasikan pembelajaran yang akan
4. √
dilakukan
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
5. √
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
6. Guru menguasai kelas √
Guru menumbuhkan kedisiplinan dan ketertiban
7. √
saat proses pengerjaan soal
Guru memantau kemajuan belajar selama proses
8. √
mengerjakan soal evaluasi
Guru melakukan penilaian akhir sesuai kompetensi
9. √
(tujuan)
Guru melakukan refleksi atau membuat rangkuman
10. √
dengan melibatkan siswa

81
82
Lembar Observasi Guru

Observer : Diana Prafiska Sari


Hari/Tanggal : Senin/19 Maret 2018 (pertemuan keempat)

Hasil
No Aktivitas Guru Pengamatan
Ya Tidak
1. Guru mengkondisikan kelas √
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan
2. √
berdoa dan mengabsen siswa
3. Guru melakukan ice breaking √
Guru mereview kegiatan pembelajaran materi sifat-
4. sifat cahaya yang telah dilakukan pada pertemuan √
sebelumnya
Guru menginformasikan pembelajaran yang akan
5. √
dilakukan
6. Guru menunjukan penguasaan materi pembelajaran √
7. Guru mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan √
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
8. √
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
9. Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut √

10. Guru menguasai kelas √

Guru menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam


11. √
pembelajaran
Guru menunjukan sikap terbuka terhadap respon
12. √
siswa
Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme
13. √
siswa dalam belajar

83
14. Guru memantau kemajuan belajar selama proses √
Guru melakukan refleksi atau membuat rangkuman
15. √
dengan melibatkan siswa

84
Lembar Observasi Guru

Observer : Diana Prafiska Sari


Hari/Tanggal : Selasa/20 Maret 2018 (pertemuan kelima)

Hasil
No Aktivitas Guru Pengamatan
Ya Tidak
1. Guru mengkondisikan kelas √
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan
2. √
berdoa dan mengabsen siswa
3. Guru melakukan ice breaking √
Guru mereview kegiatan pembelajaran materi sifat-
4. sifat cahaya yang telah dilakukan pada pertemuan √
sebelumnya
Guru menginformasikan pembelajaran yang akan
5. √
dilakukan
6. Guru menunjukan penguasaan materi pembelajaran √
7. Guru mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan √
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
8. √
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
9. Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut √

10. Guru menguasai kelas √

Guru menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam


11. √
pembelajaran
Guru menunjukan sikap terbuka terhadap respon
12. √
siswa
Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme
13. √
siswa dalam belajar

85
14. Guru memantau kemajuan belajar selama proses √
Guru melakukan refleksi atau membuat rangkuman
15. √
dengan melibatkan siswa

86
Lembar Observasi Guru

Observer : Diana Prafiska Sari


Hari/Tanggal : Rabu/21 Maret 2018 (pertemuan keenam)

Hasil
No Aktivitas Guru Pengamatan
Ya Tidak
1. Guru mengkondisikan kelas √
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan
2. √
berdoa dan mengabsen siswa
Guru mereview kegiatan pembelajaran materi sifat-
3. sifat cahaya yang telah dilakukan pada pertemuan √
sebelumnya
Guru menginformasikan pembelajaran yang akan
4. √
dilakukan
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
5. √
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
6. Guru menguasai kelas √
Guru menumbuhkan kedisiplinan dan ketertiban
7. √
saat proses pengerjaan soal
Guru memantau kemajuan belajar selama proses
8. √
mengerjakan soal evaluasi
Guru melakukan penilaian akhir sesuai kompetensi
9. √
(tujuan)
Guru melakukan refleksi atau membuat rangkuman
10. √
dengan melibatkan siswa

87
LAMPIRAN 3
Lembar Observasi Kegiatan Siswa

Sekolah : SDIT Darul Muhsinin


Hari/Tanggal : Senin, 12 Maret 2018

Hasil
No Aktivitas Siswa Pengamatan
Ya Tidak
Pada saat guru membuka pelajaran, siswa
1. √
memperhatikannya
Siswa menjawab pertanyaan guru pada
2. √
kegiatan apersepsi
3. Siswa memperhatikan penjelasan guru √
4. Siswa bekerjasama dalam diskusi √
5. Siswa mampu mengemukakan pendapat √
6. Siswa aktif dalam pembelajaran dikelas √
Siswa dapat memahami materi yang sudah
7. √
diajarkan
Siswa mampu mengerjakan soal evaluasi
8. √
dengan baik
Siswa tertarik dan merasa antusias selama
9. √
proses pembelajaran

88
Lembar Observasi Kegiatan

Sekolah : SDIT Darul Muhsinin


Hari/Tanggal : Selasa, 13 Maret 2018 (Pertemuan Pertama)

Hasil
No Aktivitas Siswa Pengamatan
Ya Tidak
Pada saat guru membuka pelajaran, siswa
1. √
memperhatikannya
Siswa menjawab pertanyaan guru pada
2. √
kegiatan motivasi dan apersepsi
Siswa berdiskusi untuk menyelesaikan LKS
3. yang sudah dibagikan berbasis discovery √
learning
Siswa mampu bekerja sama dalam
4. √
kelompoknya.
Siswa mampu menghargai perbedaan
5. √
pendapat yang ada.
Siswa berani mengemukakan pendapatnya
6. dan mempresentasikan hasil tugas √
kelompoknya di depan kelas.
Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas
7. yang sudah ditemukan dengan menggunakan √
LKS
8. Siswa menanggapi penjelasan dari guru √
Siswa menyimpulkan penjelasan materi yang
9. √
telah disampaikan oleh guru
Siswa mendengarkan penguatan materi sifat-
10. √
sifat cahaya yang disampaikan oleh guru

89
Lembar Observasi Kegiatan Siswa

Sekolah : SDIT Darul Muhsinin


Hari/Tanggal : Rabu, 14 Maret 2018 (Pertemuan kedua)

Hasil
No Aktivitas Siswa Pengamatan
Ya Tidak
Pada saat guru membuka pelajaran, siswa
1. √
memperhatikannya
Siswa menjawab pertanyaan guru pada
2. √
kegiatan motivasi dan apersepsi
Siswa berdiskusi untuk menyelesaikan LKS
3. yang sudah dibagikan berbasis discovery √
learning
Siswa mampu bekerja sama dalam
4. √
kelompoknya.
Siswa mampu menghargai perbedaan
5. √
pendapat yang ada.
Siswa berani mengemukakan pendapatnya
6. dan mempresentasikan hasil tugas √
kelompoknya di depan kelas.
Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas
7. yang sudah ditemukan dengan menggunakan √
LKS
8. Siswa menanggapi penjelasan dari guru √
Siswa menyimpulkan penjelasan materi yang
9. √
telah disampaikan oleh guru
Siswa mendengarkan penguatan materi sifat-
10. √
sifat cahaya yang disampaikan oleh guru

90
Lembar Observasi Kegiatan

Sekolah : SDIT Darul Muhsinin


Hari/Tanggal : Kamis, 15 Maret 2018 (pertemuan ketiga)

Hasil
No Aktivitas Siswa Pengamatan
Ya Tidak
Pada saat guru membuka pelajaran, siswa
1. √
memperhatikannya
Siswa menjawab pertanyaan guru pada
2. √
kegiatan motivasi dan apersepsi
Siswa antusias dan tertarik selama proses
3. √
pembelajaran
Siswa disiplin dan tertib saat proses
4. √
pembelajaran
Siswa mampu mengerjakan soal evaluasi
5. √
dengan tertib
6. Siswa berani mengemukakan pendapatnya √
Siswa berani menanyakan hal-hal yang belum
7. √
jelas
8. Siswa menanggapi penjelasan dari guru √
Siswa menyimpulkan penjelasan materi yang
9. √
telah disampaikan oleh guru
Siswa mendengarkan penguatan materi sifat-
10. √
sifat cahaya yang disampaikan oleh guru

91
Lembar Observasi Kegiatan

Sekolah : SDIT Darul Muhsinin


Hari/Tanggal : Senin, 19 Maret 2018 (pertemuan keempat)

Hasil
No Aktivitas Siswa Pengamatan
Ya Tidak
Pada saat guru membuka pelajaran, siswa
1. √
memperhatikannya
Siswa menjawab pertanyaan guru pada
2. √
kegiatan motivasi dan apersepsi
Siswa berdiskusi untuk menyelesaikan LKS
3. yang sudah dibagikan berbasis discovery √
learning
Siswa mampu bekerja sama dalam
4. √
kelompoknya.
Siswa mampu menghargai perbedaan
5. √
pendapat yang ada.
Siswa berani mengemukakan pendapatnya
6. dan mempresentasikan hasil tugas √
kelompoknya di depan kelas.
Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas
7. yang sudah ditemukan dengan menggunakan √
LKS
8. Siswa menanggapi penjelasan dari guru √
Siswa menyimpulkan penjelasan materi yang
9. √
telah disampaikan oleh guru
Siswa mendengarkan penguatan materi sifat-
10. √
sifat cahaya yang disampaikan oleh guru

92
Lembar Observasi Kegiatan Siswa

Sekolah : SDIT Darul Muhsinin


Hari/Tanggal : Selasa, 20 Maret 2018 (pertemuan kelima)

Hasil
No Aktivitas Siswa Pengamatan
Ya Tidak
Pada saat guru membuka pelajaran, siswa
1. √
memperhatikannya
Siswa menjawab pertanyaan guru pada
2. √
kegiatan motivasi dan apersepsi
Siswa berdiskusi untuk menyelesaikan LKS
3. yang sudah dibagikan berbasis discovery √
learning
Siswa mampu bekerja sama dalam
4. √
kelompoknya.
Siswa mampu menghargai perbedaan
5. √
pendapat yang ada.
Siswa berani mengemukakan pendapatnya
6. dan mempresentasikan hasil tugas √
kelompoknya di depan kelas.
Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas
7. yang sudah ditemukan dengan menggunakan √
LKS
8. Siswa menanggapi penjelasan dari guru √
Siswa menyimpulkan penjelasan materi yang
9. √
telah disampaikan oleh guru
Siswa mendengarkan penguatan materi sifat-
10. √
sifat cahaya yang disampaikan oleh guru

93
Lembar Observasi Kegiatan Siswa

Sekolah : SDIT Darul Muhsinin


Hari/Tanggal : Kamis, 22 Maret 2018 (pertemuan keenam)
Hasil
No Aktivitas Siswa Pengamatan
Ya Tidak
Pada saat guru membuka pelajaran, siswa
1. √
memperhatikannya
Siswa menjawab pertanyaan guru pada
2. √
kegiatan motivasi dan apersepsi
Siswa antusias dan tertarik selama proses
3. √
pembelajaran
Siswa disiplin dan tertib saat proses
4. √
pembelajaran
Siswa mampu mengerjakan soal evaluasi
5. √
dengan tertib
6. Siswa berani mengemukakan pendapatnya √
Siswa berani menanyakan hal-hal yang belum
7. √
jelas
8. Siswa menanggapi penjelasan dari guru √
Siswa menyimpulkan penjelasan materi yang
9. √
telah disampaikan oleh guru
Siswa mendengarkan penguatan materi sifat-
10. √
sifat cahaya yang disampaikan oleh guru

94
LAMPIRAN 4

Soal Pra Siklus

Nama :

Kelas :

Tanggal :

Berilah tanda (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar!

1. Dibawah ini merupakan benda yang dapat ditembus oleh cahaya,

yaitu ….

a. Karton c. Batu

b. Buku d. Mika

2. Cahaya memiliki sifat dibawah ini, kecuali …..

a. Cahaya dapat diubah c. Cahaya dapat dipantulkan

b. Cahaya merambat lurus d. Cahaya dapat dibiaskan

3. Dasar kolam yang airnya jernih terlihat lebih dangkal dari yang

sebenarnya, merupakan salah satu sifat cahaya yang …

a. Pemantulan cahaya c. Perambatan cahaya

b. Pembiasan cahaya d. pembentukan bayangan

4. Jika benda terlihat dari cermin cekung, maka bayangan benda

adalah …

a. Tegak, Maya, Lebih besar

b. Tegak, Maya, Lebih kecil

c. Tegak, Nyata, Lebih besar


95
d. Tegak, Nyata, Lebih Kecil

5. Jika listrik rumahmu padam, kamu tentu akan memanfaat senter

untuk melihat dalam kegelapan. Senter yang kamu pakai tersebut

menerapkan sifat cahaya ….

a. Cahaya dapat dibiaskan

b. Cahaya merambat lurus

c. Cahaya dapat dipantulkan

d. Cahaya dapat menerangi

6. Pemanfaatan cermin cekung terdapat pada benda dibawah ini,

yaitu …

a. Reflekstor lampu senter c. Pemantau jalan

b. Spion motor d. Cermin rias

7. Benda yang dapat memancarkan cahaya sendiri disebut …

a. Sinar cahaya c. Sumber cahaya

b. Berkas cahaya d. pemantulan cahaya

8. Hampir setiap hari kita berkaca di depan cermin, cermin apakah

yang kita gunakan?

a. Cermin cekung c. cermin datar

b. Cermin cembung d. cermin cahaya

9. Pemantulan teratur terjadi jika cahaya mengenai benda dibawah

ini, yaitu …

a. Aspal jalan c. Tanah

b. Pecahan kaca d. Permukaan air yang tenang

96
10. Dibawah ini yang merupakan contoh peristiwa pembiasan cahaya

adalah …

a. Penggunaan kaca spion pada motor

b. Terjadinya pelangi

c. Sampainya cahaya matahari pada permukaan bumi

d. Ketika berenang kaki terlihat lebih pendek

97
LAMPIRAN 5

LEMBAR SOAL SIKLUS I

Nama :

Kelas :

Jawablah soal dibawah ini dengan tepat!

1. Jelaskan sifat cahaya yang terjadi pada gambar di bawah ini!

…………………………………………………..
……………………………………………………………………………...

2. Berikan contoh peristiwa sehari-hari yang membuktikan cahaya


merambat lurus! (minimal 2)
………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………….....
.
3. Perhatikan gambar dibawah ini
Pensil yang berada didalam air terlihat seperti patah.
Mengapa hal itu bisa terjadi?
...……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
…………………………………………………………………..
4. Apa yang dimaksud dengan pembiasan cahaya? Jelaskan dengan
bahasamu!
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
5. Mengapa pembiasan cahaya bisa terjadi?
…………………………………………………………………………………

98
LAMPIRAN 6

LEMBAR SOAL SIKLUS II

Nama :

Kelas :

Jawablah soal dibawah ini dengan benar!

1. Perhatikan gambar dibawah ini!


Gambar disamping menunjukan jika?
………………………………………………..
………………………………………………..

2. Pada saat kamu mengendarai sepeda motor. Bagaimana bayangan


yang tampak pada kaca spion?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3. Perhatikan daftar benda dibawah ini:
Kaca Triplek Plastik
Tembok Gelas kaca Kardus
Manakah dari benda-benda diatas yang termasuk:
a. Benda yang tembus cahaya :
b. Benda yang tidak tembus cahaya :
4. Jelaskan jenis pemantulan cahaya yang terjadi pada gambar dibawah
ini!

…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

99
5. Berikan contoh peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang
menunjukan jika cahaya dapat menembus benda bening! (minimal 2)
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

100
LAMPIRAN 7

Analisis Perbandingan Hasil Pra Siklus dan Siklus I


Skor Presentase
Nama
No Pra Pra Kenaikan
Anak Siklus I Siklus I
Siklus Siklus
1 Ad 60 80 30% 40% 10%
2 Al 70 80 35% 40% 5%
3 An 60 70 30% 35% 5%
4 Ar 50 60 25% 30% 5%
5 Ay 70 80 35% 40% 5%
6 El 50 60 25% 30% 5%
7 Gt 50 50 25% 25% 0%
8 Gl 50 60 25% 30% 5%
9 Hf 60 70 30% 35% 5%
10 Ky 40 50 20% 25% 5%
11 Mn 60 70 30% 35% 5%
12 Na 70 90 35% 45% 10%
13 No 50 70 25% 35% 10%
14 Nd 70 70 35% 35% 0%
15 Re 40 50 20% 25% 5%
16 Ri 40 30 20% 15% 5%
17 Sa 70 90 35% 45% 10%
18 Se 50 50 25% 25% 0%
19 Qo 70 80 35% 40% 5%
20 Wr 70 80 35% 40% 5%

101
LAMPIRAN 8

Analisis Perbandingan Hasil Siklus I dan Siklus II


Nama Skor Presentase
No Kenaikan
Anak Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
1 Ad 80 90 40% 45% 5%
2 Al 80 90 40% 45% 5%
3 An 70 90 35% 45% 10%
4 Ar 60 80 30% 40% 10%
5 Ay 80 90 40% 45% 5%
6 El 60 80 30% 40% 10%
7 Gt 50 80 25% 40% 15%
8 Gl 60 80 30% 40% 10%
9 Hf 70 80 35% 40% 5%
10 Ky 50 80 25% 40% 15%
11 Mn 70 90 35% 45% 10%
12 Na 90 100 45% 50% 5%
13 No 70 90 35% 45% 10%
14 Nd 70 80 35% 40% 5%
15 Re 50 70 25% 35% 10%
16 Ri 50 70 25% 35% 10%
17 Sa 90 100 45% 50% 5%
18 Se 50 80 25% 40% 15%
19 Qo 80 100 40% 50% 10%
20 Wr 80 100 40% 50% 10%

102
LAMPIRAN 9

Analisis Perbandingan Data Hasil Pra Siklus, Siklus I, Siklus II


Skor Persentase
Nama
No Pra Siklus Siklus Pra Siklus Siklus keterangan
Anak
Siklus I II Siklus I II
1 Ad 60 80 90 30% 40% 45% Meningkat
2 Al 70 80 90 35% 40% 45% Meningkat
3 An 60 70 90 30% 35% 45% Meningkat
4 Ar 50 60 80 25% 30% 40% Meningkat
5 Ay 70 80 90 35% 40% 45% Meningkat
6 El 50 60 80 25% 30% 40% Meningkat
7 Gt 50 50 80 25% 25% 40% Meningkat
8 Gl 50 60 80 25% 30% 40% Meningkat
9 Hf 60 70 80 30% 35% 40% Meningkat
10 Ky 40 50 80 20% 25% 40% Meningkat
11 Mn 60 70 90 30% 35% 45% Meningkat
12 Na 70 90 100 35% 45% 50% Meningkat
13 No 50 70 90 25% 35% 45% Meningkat
14 Nd 70 70 80 35% 35% 40% Meningkat
15 Re 40 50 70 20% 25% 35% Meningkat
16 Ri 40 50 70 20% 25% 35% Meningkat
17 Sa 70 90 100 35% 45% 50% Meningkat
18 Se 50 50 80 25% 25% 40% Meningkat
19 Qo 70 80 100 35% 40% 50% Meningkat
20 Wr 70 80 100 35% 40% 50% Meningkat

103
LAMPIRAN 10

Lembar Kerja Siswa

Ketua Kelompok :
Anggota Kelompok :

1. Tulislah tujuan dari percobaan yang telah kalian lakukan pada


kolom yang telah disediakan !

2. Alat dan bahan apa saja yang kalian gunakan dalam percobaan?

3. Tulislah langkah-langkah dari percobaan yang telah kalian lakukan!


104
4. Tulislah hasil pengamatan dari percobaan yang telah kalian
lakukan!

5. Buatlah kesimpulan berdasarkan pengamatan yang telah kalian


lakukan!

105
SELAMAT MENGERJAKAN......

106
107
108
109
LAMPIRAN 13
Catatan Lapangan Siklus II

Sekolah : SDIT Darul Muhsinin


Hari/Tanggal : Rabu/21 Maret 2018
Observer : Diana Prafiska Sari

A. Siswa yang aktif

Seluruh siswa sudah terlibat aktif didalam pembelajaran


B. Hambatan

Perlu memaksa siswa bersama kelompoknya untuk berani maju


terlebih dahulu
C. Saran
-

110
LAMPIRAN 14

Foto Dokumentasi

Siswa melakukan kegiatan percobaan

Siswa berdiskusi bersama kelompoknya

111
Siswa mempersentasikan hasil didepan kelas

112
Sisw
a mengerjakan tes evaluasi

Peneliti dan siswa melakukan foto bersama

113
LAMPIRAN 15

RIWAYAT HIDUP KOLABORATOR

Nama : Mumpuni Dinindrati S.Pd

Jabatan : Guru

Unit Kerja : SDIT Darul Muhsinin

Alamat : Perum Graha Melasti

Masa Kerja :

1. Kelas 4 (Empat) Tahun Pelajaran 2012-2013


2. Kelas 4 (Empat) Tahun Pelajaran 2013-2014
3. Kelas 1 (Satu) Tahun Pelajaran 2014-2015
4. Kelas 1 (Satu) Tahun Pelajaran 2015-2016
5. Kelas 4 (Empat) Tahun Pelajaran 2016-2017
6. Kelas 5 (Lima) Tahun Pelajaran 2017-2018

114
LAMPIRAN 16

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Diana Prafiska Sari


Tempat, Tanggal Lahir : Garut, 17 Juli 1996
Agama : Islam
Alamat : Perumahan Regensi 2 Blok 2 AA 4/26.
Cibitung
Riwayat Keluarga
1. Orang Tua : a. Ayah : Upid Sanudin
b. Ibu : Siti Fatimah
2. Anak ke : 1 (Pertama)
3. Adik : 1. Muhammad Yogi Arif Hidayat
2. Rissyda Khoirunisa Aulia Sari
Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri Wanasari 12, Cibitung, Tamat Tahun 2008


2. SMPIT Darul Muhsinin, Cibitung, Tamat Tahun 2011
3. SMA Plus Binaaul Ummah, Tambun, Tamat Tahun 2014
4. Diterima di Fakultas Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Jakarta
Tahun 2014

115
116
117
SURAT KETERANGAN VALIDASI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Mumpuni Dinindrati, S.Pd

Instansi : SDIT DARUL MUHSININ

Jabatan : Guru

Telah membaca instrument tes penelitian sebelum tindakan dan sesudah


tindakan yang akan digunakan dalam penelitian skripsi dengan judul
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP IPA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING oleh peneliti :

Nama : Diana Prafiska Sari

NIM : 2014820214

Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Menyatakan bahwa instrument yang digunakan :

Layak

Tidak Layak

Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat digunakan dalam


pengumpulan data di lapangan.

Bekasi, 10 Maret 2018

118
119
120
121
122

Anda mungkin juga menyukai