Anda di halaman 1dari 147

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI OPERASI HITUNG

CAMPURAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF


TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 KONDA
KABUPATEN KONAWE SELATAN

SKRIPSI

OLEH

IKE WIDIA NINGSIH


A1B3 11 129

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
ABSTRAK

Ike Widia Ningsih. A1B3 11 129. ” Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi
Operasi Hitung Campuran melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Teams Achievement Division (STAD) pada Siswa Kelas IV SDN
6 Konda Kabupaten Konawe Selatan”. Skripsi. Pembimbing (1) Dra. Yoo
Eka Yana Kansil, M.Pd, dan (2) Drs. La Ode Kaimuddin, S.Pd., M.Pd.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar siswa
pada materi operasi hitung campuran dapat ditingkatkan melalui penerapan
model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 6 Konda
Kabupaten Konawe Selatan? Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi operasi hitung campuran melalui
penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 6
Konda Kabupaten Konawe Selatan.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
Penerapan Model Pembelajaran Tipe STAD. Penelitian ini disetting dalam dua
siklus untuk mencapai tahap perencanaan, tindakan, observasi/evaluasi dan
refleksi sampai mencapai tujuan yang ditetapkan. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas IV SDN 6 Konda yang berjumlah 24 orang siswa yang terdiri dari 12
orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Prosedur penelitian ini meliputi tahap
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi.
Hasil penelitian dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar
matematika, aktivitas mengajar guru, dan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 6
Konda pada materi operasi hitung campuran. Hal ini dapat dilihat bahwa: 1)
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran
matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 6 Konda pada
materi operasi hitung campuran. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa
pada siklus I siswa yang tuntas yakni 41,6% atau (10 orang siswa), yang tidak
tuntas 58,4% atau 14 orang siswa dengan nilai rata-rata 58,75. Dan siklus II,
siswa yang tuntas meningkat menjadi 87,5% atau (21 orang siswa) dan siswa
yang tidak tuntas yakni 12,5% atau 3 orang siswa dengan nilai rata-rata 85 ; 2)
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
aktivitas mengajar guru pada siswa kelas IV SDN 6 Konda. Persentase
keberhasilan aktivitas mengajar guru pada siklus I pertemuan pertama adalah
53,3% dan pertemuan kedua 66,6% dengan rata-rata 59,95 meningkat menjadi
80% pada siklus II pertemuan pertama dan 93,3% pada pertemuan kedua dengan
rata rata 86,65; 3) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada
mata pelajaran matematika dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV
SDN 6 Konda, hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan keberhasilan aktivitas
belajar siswa. Pada siklus I pertemuan pertama keberhasilan aktivitas belajar
siswa adalah 57,14% dan pertemuan kedua 71,42%, meningkat menjadi 78,57%
pada siklus II pertemuan pertama dan 100% pada pertemuan kedua.

v
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini berdasarkan

skenario pembelajaran yang telah dirancang. Disamping itu, dukungan dan

keterlibatan berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan

Skripsi ini. Olehnya itu, pertama-tama penulis ingin menghaturkan terimakasih

yang mendalam kepada pembimbing: Dra. Yoo Eka Yana Kansil, M.Pd.,

sebagai Pembimbing I dan Drs. La Ode Kaimuddin, S.Pd., M.Pd. sebagai

pembimbing II atas kontribusi yang besar, dukungan, arahan, dan masukan-

masukan yang bermanfaat untuk kesempurnaan penulisan Skripsi ini.

Penulis juga menghaturkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak

yang terkait baik itu secara langsung maupun tidak langsung dalam studi ini.

1. Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S., selaku Rektor Universitas Halu Oleo

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi di

Universitas Halu Oleo.

2. Prof. Dr. La Iru, S.H., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Halu Oleo yang telah memberikan kemudahan dalam

mengikuti proses perkuliahan.

3. Drs. La Rabani, S.Pd., M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Universitas Halu Oleo yang mendukung penyusunan skripsi ini.

4. Lisnawati Rusmin, S.Pd., M.Sc, selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Universitas Halu Oleo yang memberi motivasi akan

penyusunan skripsi ini.

vi
5. Dosen serta Staf Administrasi dalam lingkungan FKIP Universitas Halu Oleo

yang telah membantu dalam proses perkuliahan.

6. Kepala SD Negeri 6 Konda, yang telah bersedia memberikan izin dan waktu

kepada penulis untuk melaksanakan penelitian pada sekolah yang

dipimpinnya.

7. Guru kelas IV SD Negeri 6 Konda sekaligus observer yang telah membantu

peneliti dalam melaksanakan penelitian ini sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

8. Rasa hormat dan terimakasih setinggi-tingginya kepada kedua orang tua

tercinta ayahanda Suwardi, S.Pd dan ibunda Nurlina yang telah banyak

memberikan inspirasi, kekuatan, dan ketabahan selama proses penyelesaian

penulisan skripsi ini.

9. Rekan-rekan mahasiswa PGSD Angkatan 2011 Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Halu Oleo yang memberikan bantuan kepada penulis

selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh

dari kesempurnaan. Olehnya itu, kritik dan saran yang membangun sangat

diharapkan untuk penyempurnaan skripsi ini.

Kendari, September 2015

Penulis

vvii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
PERNYATAAN.............................................................................................. iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Kajian Teori ............................................................................ 6
1. Belajar dan Pembelajaran ................................................. 6
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD................................ 11
3. Operasi hitung Campuran ................................................. 16
B. Penelitian yang Relevan ......................................................... 20
C. Kerangka Pikir ........................................................................ 21
D. Hipotesis Tindakan ................................................................. 22

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian ....................................................................... 23
B. Setting Penelitian .................................................................... 23
C. Subjek Penelitian .................................................................... 23
D. Faktor yang Diteliti ................................................................. 23
E. Prosedur Penelitian ................................................................. 24
F. Data dan Teknik Pengumpulan Data ...................................... 26
G. Teknik Analisis Data .............................................................. 27
H. Indikator Kinerja ..................................................................... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ....................................................................... 30
1. Kegiatan Pendahuluan ...................................................... 30
2. Tindakan Siklus I .............................................................. 31

viii
3. Tindakan Siklus II ............................................................. 44
B. Pembahasan ............................................................................ 56

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................. 60
B. Saran ....................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Isi Hal

4.1 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I .............................. 39


4.2 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I................................. 41
4.3 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II ............................. 51
4.4 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II .............................. 52

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar Isi Hal

3.1 Alur Model Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas............................ 26

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Isi Hal

1. Silabus .................................................................................................. 63
2. RPP Siklus I Pertemuan 1..................................................................... 64
3. LKS Siklus I Pertemuan 1 .................................................................... 68
4. Kunci Jawaban LKS Siklus I Pertemuan 1........................................... 69
5. Soal Kuis I ............................................................................................ 70
6. Kunci Jawaban Kuis I........................................................................... 71
7. Nilai Kuis Siklus I Pertemuan 1 ........................................................... 72
8. Hasil Observasi Guru Siklus I Pertemuan 1 ......................................... 73
9. Hasil Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 1........................................ 76
10. RPP Siklus I Pertemuan 2..................................................................... 78
11. LKS Siklus I Pertemuan 2 .................................................................... 82
12. Kunci Jawaban LKS Siklus I Pertemuan 2........................................... 83
13. Soal Kuis II ........................................................................................... 84
14. Kunci Jawaban Kuis II.......................................................................... 85
15. Nilai Kuis Siklus I Pertemuan 2 ........................................................... 86
16. Penentuan Penghargaan Kelompok Siklus I......................................... 87
17. Hasil Observasi Guru Siklus I Pertemuan 2 ......................................... 88
18. Hasil Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 2........................................ 91
19. Tes Evaluasi Siklus I ............................................................................ 93
20. Kunci Jawaban Tes Evaluasi Siklus I................................................... 94
21. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus I ................................................... 95
22. RPP Siklus II Pertemuan 1 ................................................................... 96
23. LKS Siklus II Pertemuan 1 ................................................................... 100
24. Kunci Jawaban LKS Siklus II Pertemuan 1 ......................................... 101
25. Soal Kuis Siklus II Pertemuan 1........................................................... 102
26. Kunci Jawaban Kuis Siklus II Pertemuan 1 ......................................... 103
27. Nilai Kuis Siklus II Pertemuan 1 .......................................................... 104

xii
28. Hasil Observasi Guru Siklus II Pertemuan 1........................................ 105
29. Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 1....................................... 108
30. RPP Siklus II Pertemuan 2 ................................................................... 110
31. LKS Siklus II Pertemuan 2 ................................................................... 114
32. Kunci Jawaban LKS Siklus II Pertemuan 2 ......................................... 115
33. Soal Kuis Siklus II Pertemuan 2........................................................... 116
34. Kunci Jawaban Kuis Siklus II Pertemuan 2 ......................................... 117
35. Nilai Kuis Siklus II Pertemuan 2 .......................................................... 118
36. Penentuan Penghargaan Kelompok Kuis Siklus II Pertemuan 2.......... 119
37. Hasil Observasi Guru Siklus II Pertemuan 2........................................ 120
38. Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 2....................................... 123
39. Tes Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 ...................................................... 125
40. Kunci Jawaban Siklus II Pertemuan 2 .................................................. 126
41. Analisis Hasil Belajar Siswa Siswa Siklus II Pertemuan 2 .................. 127
42. Dokumentasi Penelitian ....................................................................... 128
43. Surat Izin Penelitian
44. Surat Keterangan Penelitian

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan

individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan

sepanjang hidup. Dalam arti sempit pendidikan adalah pengajaran yang

diselenggarakan umumnya di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dilihat

dari sudut proses bahwa pendidikan adalah proses dalam rangka mempengaruhi

peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan

lingkungannya dan yang akan menimbulkan perubahan pada dirinya yang

memungkinkan sehingga berfungsi sesuai kompetensinya dalam kehidupan

masyarakat.

Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan tujuan

pendidikan nasional, maka penting bagi guru untuk memiliki atau meningkatkan

kompetensiyang ada pada dirinya sehingga ilmu yang di salurkan kepada siswa dapat

diterima dengan baik dan bermakna. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

memberikan pengetahuan dasar intelektual (kognitif), sikap (afektif), serta

keterampilan (psikomotorik). Ilmu yang diberikan pada tingkat sekolah dasar bersifat

mendasar matematika.

Pembelajaran pendidikan matematika mempunyai potensi besar untuk

memainkan peran strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk

1
2

menghadapi era industrialisasi dan globalisasi. Potensi ini dapat terwujud jika

pendidikan matematika mampu melahirkan peserta didik yang cakap dalam

matermatika dan berhasil menumbuhkan kemampuan berpikir logis, bersifat kritis,

kreatif, inisiatif dan adaptif terhadap perubahan dan perkembangan.

Proses belajar matematika yang baik adalah menerapkan suasana yang dapat

membuat murid antusias terhadap persoalan yang ada sehingga mereka mampu

mencoba memecahkan persoalannya, dan proses pembelajaran membutuhkan metode

yang tepat. Kesalahan menggunakan metode yang tepat dapat menghambat

tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan. Dampak yang lain adalah rendahnya

kemampuan bernalar siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini disebabkan

karena dalam proses siswa kurang dilibatkan dalam situasi optimal untuk belajar,

pembelajaran cenderung berpusat pada guru. Oleh karena itu guru yang mengajar

didepan kelas harus mempunyai prinsip-prinsip mengajar, dan harus dilaksanakan

seefektif mungkin, agar guru tidak asal mengajar.

Pelaksanaan pembelajaran matematika akan berhasil apabila guru memahami

perkembangan intektual anak usia SD. Usia anak SD berkisar antara 7 tahun sampai

dengan 11 tahun. Menurut Sutrisno (2007: 2-9 ) bahwa anak seumur ini berada pada

periode operasional konkrit. Banyak faktor yang menyebabkan pasifnya siswa dalam

proses pembelajaran dan rendahnya hasil belajar siswa, antara lain adanya dominasi

guru dalam pembelajaran, sehingga mengurangi minat dan motivasi siswa dalam

mengikuti pembelajaran.
3

Pada kenyataannya, dimana-mana terdengar keluhan bahwa pelajaran

matematika khususnya operasi hitung campuran dirasakan sangat sukar dan

membosankan. Hal ini disebabkan karena metode yang digunakan disekolah adalah

siswa diharuskan menghafal.

Berdasarkan obrservasi awal peneliti dengan Guru Kelas IV SDN 6 Konda

Kabupaten Konawe Selatan pada Agustus 2015 diketahui bahwa pemahaman siswa

tentang operasi hitung campuran masih tergolong rendah. Hal ini dapat di lihat dari

rata-rata nilai ulangan harian siswa pada kompetensi dasar operasi hitung campuran

pada tahun pelajaran 2015/2016 dari 24 orang siswa, hanya 15 orang yang mendapat

nilai > 65 atau 60% dari jumlah siswa. Dan pada tahun pelajaran 2014/2015 dari 24

orang siswa hanya 14 orang yang berhasil mendapat nilai > 65 atau 58,33% dari

jumlah siswa. (sumber: Data SDN 6 Konda)

Berbicara tentang pelajaran matematika di sekolah tidak akan terlepas dari

masalah yang terdapat di dalamnya. Banyak siswa yang merasa bosan atau sama

sekali tidak tertarik, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami dan

menyelesaikan materi tersebut, meskipun telah diusahakan sebaik-baiknya oleh guru.

Apabila masalah tersebut dibiarkan, maka mereka akan selalu mengalami

permasalahan sampai kejenjang pendidikan selanjutnya. Masalah yang timbul dalam

pikiran peneliti adalah pembelajaran matematika yang berbagaimana dapat menjadi

siswa terlibat aktif, sehingga peneliti ingin menawarkan suatu model pembelajaran

yaitu model pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division

(STAD). Model STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang sangat
4

sederhana. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa ditempatkan dalam kelompok belajar

yang terdiri dari empat sampai lima orang yang heterogen. Anggota kelompok terdiri

siswa yang tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku berbeda-beda. Pada awal

pembelajaran, Guru menyajikan materi pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim.

Hal ini untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran

tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi tersebut secara

individual.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis dan hasil wawancara dengan guru

bidang studi matematika kelas IV SD Negeri 6 Konda. Dapat diperoleh informasi

bahwa hasil belajar siswa terhadap bidang studi matematika sangatlah minim

khususnya pada materi operasi hitung campuran. Sehingga mendorong penulis untuk

mengambil fokus penelitian dengan judul, “ Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Materi Operasi Hitung Campuran Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) di Kelas IV SD Negeri 6 Konda

Kabupaten Konawe Selatan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Apakah hasil belajar siswa pada materi operasi hitung campuran dapat

ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas

IV SD Negeri 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan”.


5

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

materi operasi hitung campuran melalui penerapan model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) di Kelas IV SD Negeri 6 Konda

Kabupaten Konawe Selatan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Siswa, untuk meningkatkan hasil belajar mengenai materi operasi hitung

campuran, mata pelajaran matematika serta meningkatkan rasa tanggung jawab

dan kerjasama siswa.

2. Bagi Guru, untuk mengembangkan potensi guru dalam pembelajaran matematika

melalui model Pembelajaran Koopertif Tipe (STAD).

3. Bagi Sekolah, untuk meningkatkan kualitas pendidikan Sekolah Dasar.


6

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan

dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit

(tersembunyi). Menurut pendapat yang tradisional, belajar hanyalah dianggap sebagai

penambahan dan pengumpulan sejumlah ilmu pengetahuan. Pendapat ini terlalu

sempit dan sederhana serta hanya berpusat pada mata pelajaran belaka. (Kunandar,

2007:319) Belajar tidak hanya sekedar mengumpulkan ilmu pengetahuan, tetapi

belajar itu lebih menekankan pada perubahan individu yang belajar.

Belajar menurut B. F. Skinner (dalam Sagala, 2012 : 14), adalah suatu proses

adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif. Belajar

juga dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka responnya lebih

baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar, maka responnya menurun. Jadi belajar ialah

suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respon.

Slameto (2003: 2) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Sedangkan menurut pandangan Robert M. Gagne (dalam Sagala,

2012:17) belajar merupakan kegiatan yang kompleks, dan hasil belajar berupa

kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebabkan: (1) stimulasi yang berasal dari

6
7

lingkungan; dan (2) proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Setelah belajar orang

memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.

Belajar juga dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang disengaja dilakukan

oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang

tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu yang

tadinya tidak terampil menjadi terampil. (Siddiq, 2010 : 3)

Kegiatan atau tingkah laku belajar terdiri dari kegiatan psikis dan fisis yang

saling bekerja sama secara terpadu dan komprehensif integral. Sejalan dengan itu,

belajar dapat dipahami sebagai berusaha dan berlatih supaya mendapat suatu

kepandaian. Dalam implementasinya, belajar adalah kegiatan individu memperoleh

pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan caramengolah bahan belajar. Para

ahli psikologi dan guru-guru pada umumnya memandang belajar sebagai kelakuan

yang berubah, pandangan ini memisahkan pengertin yang tegas antara pengertian

proses belajar dengan kegiatan yang semata-mata bersifat hapalan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai pengertian belajar, maka

dapat di tarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu

secara sadar untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai

hasil pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Membahas masalah pembelajaran, tentunya tidak terlepas dari proses belajar

mengajar yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Para ahli

psikologi dan ahli pendidikan memberikan pengertian mengajar yang berbeda-beda

rumusannya.
8

Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam (Sagala, 2012 : 62) pembelajaran

adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat

siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, penulis berpendapat bahwa yang

dimaksud mengajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam

hubungannya dengan siswa, dan bahan pengajar serta mengatur situasi belajar siswa

sehingga tercipta situasi dan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung proses

belajar mengajar. Jadi dalam hal ini guru tidak hanya memberikan materi pelajaran

saja melainkan harus mampu berperan sebagai fasilitator, organisator dan motivator

belajar bagi siswa serta mampu membimbing siswa dalam mencapai tujuan

belajarnya.

Dalam proses pembelajaran matematika keberhasilan pembelajaran tidak

hanya tergantung pada kuat tidaknya interaksi antara pengajar dan pelajar tetapi juga

hubungan emosional antara pengajar dan pelajar, sebab masih banyak faktor-faktor

lain yang menentukan keberhasilan pembelajaran. Pembelajaran dalam konsep

tradisional pelaksanaannya melibatkan tiga komponen yaitu guru, siswa dan buku

pelajaran.

Tugas guru adalah memasukkan materi dari buku ke pikiran siswa. Untuk

mengetahui apakah siswa sudah memahami apa yang telah diajarkan oleh guru siswa

diminta untuk mengerjakan tugas dalam buku kerja. Berbeda dengan pembelajaran

masa kini. Pembelajaran masa kini memandang bahwa pembelajaran merupakan

suatu proses yang kini, sistematik dan melibatkan siswa dan sumber belajar.
9

Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi dapat berupa benda-benda nyata

yaitu buku, audio visual, komputer dan teknologi yang terkini. Di dalam interaksi

antara guru dengan siswa terdapat komponen-komponen utama yang menentukan

keberhasilan pembelajaran yaitu : kurikulum, materi pada buku pelajaran, media

belajar, metode dan sistem evaluasi. Tiap komponen tidak dapat berdiri sendiri

melainkan saling terkait.

Pembelajaran matematika menurut pandangan konstruktivis adalah

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi konsep-konsep atau

prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses internalisasi.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah

suatu tindakan yang dilakukan oleh guru yang bertujuan untuk mengadakan

perubahan tingkah laku siswa terhadap matematika sehingga siswa dapat

menggunakan daya nalar secara logis, sistematik, konsisten dan kritis.

Hasil belajar merupakan ukuran keberhasilan seseorang dalam memahami

materi yang diberikan. Ukuran keberhasilan itu dapat diketahui dari evaluasi yang

berbentuk skor untuk kerja seseorang dalam memahami konsep dan bagaimana

menggunakan konsep itu dalam bidang ilmu itu sendiri maupun terhadap bidang ilmu

lainnya.

Hasil belajar siswa merupakan indikator kualitas proses pembelajaran di

kelas. Mulyasa (2009: 172) mengatakan, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,

guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat

mencapai tujuan pembelajaran. Setiap guru harus memiliki rasa ingin tahu, mengapa
10

dan bagaimana anak belajar dan menyesuaikan dirinya dengan kondisi-kondisi belajar

dalam lingkungannya. Hal tersebut akan menambah pemahaman dan wawasan guru

sehingga memungkinkan proses pembelajaran berlangsung lebih efektif dan optimal.

Hasil belajar berkaitan dengan seluruh percakapan dan segala hal yang

diperoleh melalui proses belajar disekolah yang dinyatakan dengan angka dan diukur

dengan menggunakan tes hasil belajar. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan

pendidikan amat tergantung pada proses belajar mengajar yang dialami siswa dan

pendidik baik ketika para siswa itu di sekolah maupun dilingkungan keluarganya

sendiri.

Nasution dalam (Aunurrahman, 2009: 35) mengungkapkan bahwa hasil

belajar adalah perubahan yang terjadi pada individu yang belajar dapat pula diartikan

bahwa belajar adalah hasil yang dicapai akibat perubahan-perubahan karena usaha

sadar baik jasmani maupun rohani. Perubahan tingkah laku yang terjadi dan diperoleh

siswa setelah mengikuti atau mengalami suatu program pembelajaran merupakan

kemampuannya yang berbentuk hasil belajar. Sedangkan Arifin (1991:3) mengartikan

bahwa hasil belajar sebagai kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam

menyelesaikan sesuatu berkaitan dengan usaha belajar, maka hasil belajar

menunjukan kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam melakukan

kegiatan belajar dalam kurun waktu tertentu.

Secara umum dapat didefinisikan bahwa hasil belajar adalah tingkat

penguasaan yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Dari

uraian diatas dapat dikatakan bahwa hasil belajar dapat diperoleh setelah seseorang
11

melakukan usaha belajar. Oleh Karena itu, hasil belajar merupakan ukuran untuk

melihat keberhasilan yang dilakukan disekolah. Hasil belajar adalah hasil perolehan

siswa terhadap suatu pelajaran tertentu. Perubahan ini mengkhususkan pada hasil

belajar matematika, hasil belajar matematika merupakan pemahaman siswa terhadap

konsep matematika yang telah diajarkan dan akanvnampak setelah dilakukan suatu

tekhnik pengukuran tertentu.

Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di

kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut:

1) Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.

Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.

2) Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal

meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan factor masyarakat.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas, peneliti

menggunakan faktor eksternal berupa penggunaan model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Pelaksanaan jenis model

pembelajaran kooperatif ini menuntut keterlibatan siswa secara aktif dalam

pembelajaran matematika.

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut Widyantini (2008:4) pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan

pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sementara itu menurut Wina (2006) dalam
12

Widyantini (2008:4) model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan

belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok- kelompok tertentu untuk

mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

Agar proses pembelajaran terlaksana dengan baik, maka sebaiknya guru harus

memahami langkah-langkah pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran

kooperatif terdapat 6 fase atau langkah utama yang dirangkum pada tabel berikut ini.

Tabel 1. Langkah - Langkah Pembelajaran Kooperatif

Fase Kegiatan Guru

Fase I Guru menyampaikan semua tujuan


Menyampaikan tujuan dan motivasi siswapembelajaran yang dicapai pada
pelajaran tersebut dan motivasi siswa
belajar
Fase II Guru menyajikan informasi kepada
Menyajikan Informasi siswa baik dengan peragaan
(demonstrasi) atau teks.
Fase III Guru menjelaskan siswa bagaimana
Mengorganisasikan siswa ke dalam cara membentuk kelompok belajar dan
kelompok – kelompok belajar membantu setiap kelompok agar
melakukan perubahan yang efisien.
Fase IV Guru membimbing kelompok –
Membantu kerja kelompok dalam belajar kelompok pada saat mereka
mengerjakan tugas
Fase V Guru mengetes materi pelajaran atau
Mengetes Materi kelompok menyajikan hasil – hasil
pekerjaan mereka
Fase VI Guru memberikan cara – cara untuk
Memberikan Penghargaan menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompok
Sumber : Widyantini, 2008 : 6

STAD di kembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas

John Hopkin, dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling


13

sederhana. Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu model

pembelajaran dimana siswa – siswa dikelompokkan menjadi kelompok – kelompok

yang beranggotakan 4 sampai 5 orang siswa yang terdiri dari siswa dengan

kemampuan akademik tunggi, sedang, dan rendah. Pembagian siswa dalam kelompok

mempertimbangkan kriteria akademik.

Guru yang menggunakan STAD, juga mengacu kepada belajar kelompok

siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu

menggunakan presentasi verbal atau teks. Selain itu, dapat digunakan untuk

memberikan pemahaman konsep materi yang sulit kepada siswa dimana materi

tersebut telah dipersiapkan oleh guru melalui lembar kerja atau perangkat

pembelajaran yang lain. Yang secara garis besar model ini terdiri dari 4 langkah,

yaitu :

1) Pembentukan Kelompok Heterogen

Pembentukan kelompok ditentukan oleh guru. Guru lebih tahu siswa mana yang

pandai dan yang lemah. Secara heterogen (memperhatikan gender, pandai-lemah,

leader-anggota) guru membuat kelompok-kelompok kecil, 4 – 5 siswa untuk

setiap kelompok.

2) Penjelasan materi dan kegiatan kelompok

Guru memberikan informasi kepada siswa berkenaan dengan kegiatan yang akan

dilakukan siswa serta relevansi kegiatan dengan materi pelajaran. Pada saat

penjelasan siswa sudah duduk dalam kelompoknya. Selanjutnya, siswa

melakukan diskusi sesuai arahan guru berdasarkan LKS atau bentuk tugas yang
14

lain. Jika terdapat kesulitan dengan hal ini interpretasi petunjuk siswa bisa minta

bantuan guru.

3) Pelaksanaan Kuis atau Evaluasi

Setelah diskusi, guru memberikan tes atau kuis yang harus dikerjakan oleh siswa

secara individu.

4) Pemberian penghargaan

Guru memberikan penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai

peningkatan hasil belajar dari nilai dasar (awal) kenilai kuis atau tes setelah siswa

bekerja dalam kelompok.

Cara-cara penentuan nilai penghargaan kepada kelompok dijelaskan sebagai

berikut. Langkah-langkah memberi penghargaan kelompok :

1) Menentukan nilai dasar (awal) masing-masing siswa. Nilai dasar (awal) dapat

berupa nilai tes/kuis awal atau menggunakan nilai ulangan sebelumnya;

2) Menentukan nilai tes/kuis yang telah dilaksanakan setelah siswa bekerja dalam

kelompok, misal nilai kuis I, nilai kuis II, atau rata-rata nilai kuis I dan kuis II

kepada setiap siswa, yang kita sebut dengan nilai kuis terkini;

3) Menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan berdasarkan

selisih nilai kuis terkini dan nilai dasar (awal) masing-masing siswa.

Kriteria untuk status kelompok Muslimin dkk, (2000) dalam (Widiyantini,

2008: 9), adalah sebagai berikut :

a) Cukup, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok kurang dari 15 (rata-rata

nilai peningkatan kelompok < 15)


15

b) Baik, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok antara 15 sampai 19 (15< rata-

rata nilai peningkatan kelompok < 19)

c) Hebat, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok antara 20 sampai 24 (20<

rata-rata nilai peningkatan kelompok <24)

d) Super, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok lebih atau sama dengan 25

(rata- rata nilai peningkatan > 25)

Langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah

sebagai berikut :

a. Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai kompetensi dasar

yang akan dicapai. Guru dapat menggunakan berbagai pilihan dalam

menyampaikan materi pembelajaran ini kepada siswa, misal antara lain dengan

metode penemuan terbimbing atau metode ceramah. Langkah ini tidak harus

dilakukan dalam satu kali pertemuan, tetapi dapat lebih dari 1.

b. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu sehingga akan

diperoleh nilai awal kemampuan siswa.

c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 anggota,

dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-beda

(tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin, anggota kelompok berdasarkan dari

budaya atau suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender.

d. Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah

diberikan, mendiskusikannya secara bersama – sama, saling membantu antara

anggota lain, serta membahas tugas yang diberikan guru.


16

e. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu

f. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan

memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.

g. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai

peningkatan hasil belajar individual dari nilai awal ke nilai kuis berikutnya.

3. Operasi Hitung Campuran

Operasi hitung campuran adalah sebuah penghitungan yang di dalamnya

terdiri atas berbagai jenis operasi hitung yang terdiri dari penjumlahan, pengurangan,

perkalian dan pembagian di mana operasi-operasi tersebut mempunyai kaitan yang

kuat. Komponen Operasi Hitung Campuran terdiri dari:

1. Operasi Penjumlahan

Operasi penjumlahan pada bilangan cacah pada dasarnya merupakan suatu aturan

yang mengkaitkan setiap pasang bilangan cacah dengan suatu bilangan cacah

yang lain. Jika a dan b adalah bilangan cacah maka jumlah dari kedua bilangan

tersebut dilambagkan dengan “a + b” yang dibaca “a ditambah b” atau “jumlah

dari a dan b”, jumlah a dan b ini diperoleh dengan menentukan cacah gabungan

himpunan yang mempunyai sebanyak a anggota dengan himpunan yang

mempunyai sebanyak b anggota, asalkan kedua himpunan tersebut tidak

mempunyai unsur persekutuan.

2. Operasi Pengurangan

Operasi pengurangan pada dasarnya merupakan kebalikan dari pada operasi

penjumlahan. Jika dalam suatu situasi penjumlahan, jumlahnya dan salah satu
17

unsur penjumlahannya sudah diketahui, maka proses penentuan yang lainnya

menuntut operasi pengurangan. Oleh karena itu di dalam prakteknya jika sebuah

bilangan cacah a dikurangi dengan bilangan cacah b menghasilkan bilangan cacah

c (dilambangkan dengan a – b = c), maka operasi penjumlahan yang terkait adalah

b + c = a.

3. Operasi Perkalian

Operasi perkalian dapat didefinisikan sebagai hasil penjumlahan berulang

bilangan-bilangan cacah. Jika a dan b bilangan cacah maka a×b dapat

didefinisikan sebagai b + b + b + ...+ b (sebanyak a kali). Oleh karena itu, 4×3

sama dengan 3 + 3 + 3 + 3, sementara 3×4 sama dengan 4 + 4 + 4. Jadi secara

konseptual a×b tidak sama dengan b×a akan tetapi hasilnya sama.

4. Operasi pembagian

Operasi pembagian pada dasarnya merupakan kebalikan dari operasi perkalian.

Jika sebuah bilangan cacah a dibagi bilangan cacah b menghasilkan bilangan

cacah c (dilambangkan dengan a : b = c), maka konsep perkalian yang

bersangkutan adalah c×b=a.

Di dalam pelajaran matematika ada beragam jenis operasi hitung, salah

satunya adalah operasi hitung campuran. Penjelasan mengenai pengertian operasi

hitung campuran dan aturan yang ada di dalamnya serta contoh soal lengkap dengan

pembahasannya adalah sebagai berikut.


18

 Jika dalam operasi hitung campuran terdapat tanda kurung, maka operasi

hitung yang di dalamnya dikerjakan lebih dahulu.

 Operasi penjumlahan dan pengurangan adalah setingkat/sama kuat. Urutan

pengerjaannya mulai dari kiri.

 Operasi perkalian dan pembagian adalah setingkat/sama kuat. Urutan

pengerjaannya mulai dari kiri.

 Operasi perkalian dan pembagian lebih tinggi tingkatannya dari operasi

penjumlahan dan pengurangan, artinya jika menemukan operasi perkalian

atau pembagian dan penjumlahan atau pengurangan dalam soal maka yang

dikerjakan lebih dahulu adalah operasi perkalian dan pembagian.

Aturan-aturan tersebut berlaku baik untuk bilangan bulat maupun bilangan

cacah. Untuk memahaminya dengan lebih baik, mari kita simak contoh soal dan

pembahasan mengenai operasi hitung campuran di bawah ini:

Contoh 1

Hasil dari 300 + 25 – 60 = …

Pembahasan:

Karena operasi tersebut hanya berisi penjumlahan dan pengurangan maka kita

cukup menghitungnya dari kiri saja.

300 + 25 – 60

= (300 + 25) – 60

= 325 – 60
19

= 265

Contoh 2

Hasil pengerjaan dari 187 + 39 : 3 adalah …

Pembahasan:

Operasi pembagian harus kita kerjakan lebih dahulu.

187 + 39 : 3

= 187+ (39 : 3)

= 187 + 13

= 200

Contoh 3

Hasil dari operasi hitung 225 : 5 x 43 =

Pembahasan:

Karena perkalian dan pembagian memiliki posisi yang sama kuat maka kita hanya

perlu menghitungnya dari kiri saja.

225 : 5 x 43

= (225: 5) x 43

= 45 x 43

= 1935

Contoh 4

Suhu udara di kota Bangkok pada pagi hari adalah 3°celcius. Pada siang hari,

suhu tersebut naik sebanyak 14°celcius. Lalu pada malam hari suhunya naik lagi

16°celcius. Maka suhu udara di Bangkok pada malam hari tersebut adalah …
20

Pembahasan:

Suhu udara di Bangkok pagi hari (3°C) + kenaikan suhu pada siang hari (14°C) –

suhu turun pada malam hari (16°C)

= 3 + 14 – 16

= 17 – 16

=1

Maka suhu sebenarnya di kota Bangkok pada malam tersebut adalah 1°Celcius

Contoh 5

Di Toko Maju Abadi tersedia 17 karung tepung yang masing-masing berisi 25 kg.

Hari ini toko tersebut mendapat tambahan kiriman tepung sebanyak 132 Kg.

maka berapakah berat keseluruhan tepung yang ada di toko tersebut …

Pembahasan:

17 karung tepung yang masing-masing berisi 25 kg ditambah 132 kg.

= 17 x 25 + 132

= (17 x 25) + 132

= 425 + 132

= 557

Maka berat keseluruhan tepung yang ada di Toko Maju Abadi adalah 557 Kg.

B. Penelitian Yang Relevan

Hujaima (2012), upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pembelajaran

Kooperatif tipe STAD di kelas IV SDN 2 Wanci menyimpulkan bahwa dengan

menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD kemampuan siswa kelas


21

IV SDN 2 Wanci dalam memahami konsep operasi hitung campuran dapat

ditingkatkan.

Harni Arif Kolewara (2010:30) menyimpulkan bahwa dengan penggunaan

pembelajaran koopertif tipe STAD lebih efektif dari pada penggunaan model

pembelajaran konvensional dalam mengajarkan matematika pada pokok bahasan

simetri lipat dan pencerminan di kelas IV semester II SD Negeri 1 Kabangka.

C. Kerangka Berpikir

Pemilihan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran matematika

akan mengaktifkan siswa serta menyadarkan siswa bahwa matematika tidak selalu

sulit, kurang menarik dan membosankan dan rendahnya hasil belajar siswa pada

pokok bahasan Operasi Hitung Campuran mata pelajaran Matematika dipecahkan

dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team

Achievement Division (STAD).

Dalam metode pembelajaran ini siswa dibentuk dalam kelompok – kelompok

kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran tersebut, yang nantinya

materi tersebut akan diuraikan dalam bentuk diskusi. Dengan model pembelajaran

Tipe STAD, diharapkan siswa lebih aktif, bertanggung jawab, bekerja sama dan

saling memahami cara berpikir diantara sesama anggota kelompok masing-masing.


22

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, maka hipotesis tindakan dalam

penelitian ini adalah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

maka hasil belajar matematika siswa pada materi Operasi Hitung Campuran di kelas

IV SD Negeri 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan dapat ditingkatkan.


23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termaksud penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas

adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi

diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil

belajar siswa menjadi meningkat. (Wardhani,dkk 2008:4)

B. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016

di kelas IV SD Negeri 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini

dilaksanakan mulai bulan Agustus 2015 sampai selesai, dilaksanakan dalam dua

siklus, dimana setiap siklus terdiri dua kali pertemuan.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di kelas IV SD Negeri 6

Konda yang terdaftar pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016 berjumlah 24

orang terdiri dari 12 siswa laki – laki dan 12 siswa perempuan.

D. Faktor Yang Diteliti

Untuk menjawab permasalahan dari penelitian ini, maka ada beberapa faktor

yang ingin diteliti, faktor tersebut adalah sebagai berikut :

23
24

1. Faktor Siswa

Faktor pemahaman siswa pada materi pokok Operasi Hitung Campuran

pelajaran Matematika dengan menggunakan lembar observasi dan evaluasi belajar

setiap siklus.

2. Faktor Guru

Bagaimana materi pelajaran yang disiapkan, dan tekhnik yang digunakan

dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

menggunakan lembar observasi.

3. Faktor hasil belajar

Melihat peningkatannya pada setiap siklus ketika guru menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam mengajarkan Matematika.

E. Prosedur Penelitian

1. Perencanaan

a. Membuat skenario pembelajaran berupa Rencana Perbaikan Pembelajaaran

(RPP) dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Team Achievment Division (STAD) .

b. Membuat lembar observasi untuk siswa dan guru, guna melihat bagaimana

kondisi belajar mengajar di kelas ketika model pembelajaran kooperatif tipe

STAD diterapkan.

c. Menyiapkan LKS untuk membantu siswa memahami materi yang diajarkan.

d. Membuat beberapa perangkat tes hasil belajar untuk tindakan siklus I.


25

2. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah mengimplementasikan

rencana yang telah dikembangkan dalam RPP pada materi Operasi Hitung

Campuran. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh guru model (Ike Widia

Ningsih) dan observasi dilakukan oleh observer (Wa Ode Arni, S.Pd)

3. Observasi

Kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses observasi terhadap

pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.

Proses observasi dilakukan sejak awal hingga berakhirnya proses pembelajaran.

4. Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan pada akhir siklus pelaksanaan tindakan. Evaluasi

tersebut ditunjukkan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar

matematika siswa pada pokok bahasan yang diajarkan dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

5. Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi dianalisis.

Kelemahan – kelemahan atau kekurangan – kekurangan yang terjadi pada setiap

siklus akan diperbaiki pada siklus berikutnya. Prosedur penelitian ini direncanakan

terdiri dari 2 siklus.


26

Adapun desain dan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

Permasalahan Alternatif Pemecahan Pelaksanaan


(Rencana Tindakan I) Tindakan I

Siklus I

Refleksi I Analisis Data I Observasi I


Evaluasi

Belum Alternatif Pemecahan Pelaksanaan


Terselesaikan (Rencana Tindakan II) Tindakan II

Siklus II

Terselesaikan Refleksi II Analisis Data II Observasi II


Evaluasi

Gambar 3.1. Alur Model PTK (Modifikasi dari Wardhani,dkk 2008:24)

F. Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru.

2. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang diperoleh dari tes

hasil belajar (tes siklus) dan data kualitatif yang diperoleh melalui lembar

observasi guru dan siswa.

3. Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Data tentang pelaksanaan pembelajaran dengan model Kooperatif Tipe

STAD diambil dengan model pembelajaran.


27

b. Data tentang hasil belajar matematika siswa diambil dengan menggunakan

tes hasil belajar/tes siklus.

G. Tekhnik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif untuk

menghitung rerata perolehan nilai siswa, persentase ketuntasan individual, presentase

ketuntasan klasikal, persentase keberhasilan aktivitas mengajar guru dan persentase

keberhasilan aktivitas belajar siswa yang dicapai setelah proses pembelajaran

berlangsung.pada setiap siklus.

Teknik analisis data tersebut dirumuskan sebagai berikut:


1. menentukan nilai rerata

 xi
X 
n

Ket. n : Jumlah siswa secara keseluruhan

X : Nilai rerata yang diperoleh siswa


 xi : Jumlah nilai yang diperoleh setiap siswa

(Suparno, 2008: 81)


2. menentukan ketuntasan belajar

% Tuntas 
 fi x100%
n
Ket. n : Jumlah siswa secara keseluruhan

 fi : Jumlah siswa pada kategori ketuntasan belajar

(Usman dan Setiawati, 1993: 139)


28

3. menentukan Keberhasilan Aktivitas Mengajar Guru

Jumlah Skor Perolehan Guru


% KAMG  x100%
Jumlah Skor Maksimum

Dimana:
K = Keberhasilan
A = Aktivitas
M = Mengajar
G = Guru (Ahmad Rohali:2004:120)

4. Menentukan Keberhasilan Aktivitas Belajar Siswa


Jumlah Skor Perolehan Siswa
% KABS  x100%
Jumlah Skor Maksimum

Dimana:
K = Keberhasilan
A = Aktivitas
B = Belajar
S = Siswa (Ahmad Rohali:2004:122)
29

H. Indikator Kinerja

Indikator kinerja yang digunakan dalam mengukur keberhasilan penelitian

tindakan dalam penelitian ini adalah:

1. Indikator keberhasilan siswa dikatakan berhasil apabila 80% siswa telah

memperoleh nilai mininal 65 (KKM SDN 6 Konda)

2. Dikategorikan berhasil 80% apabila proses pelaksanaan pembelajaran telah sesuai

skenario (Kunandar, 2010: 127)


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kegiatan pendahuluan

Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan peneliti melakukan pertemuan awal

dengan kepala sekolah SDN 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan yang dilaksanakan

pada hari Senin, 10 Agustus 2015. Dalam pertemuan itu peneliti membicarakan

tentang rencana kegiatan yang akan dilaksanakan selama satu bulan. Setelah

melakukan bincang-bincang, kepala sekolah mempersilahkan untuk konsultasi

dengan guru kelas IV SDN 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan.

Sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas IV SDN 6 Konda

Kabupaten Konawe Selatan maka diperoleh keterangan bahwa masih banyak siswa

yang kurang memahami materi operasi hitung campuran. Dari hasil wawancara setiap

siswa, peneliti menyimpulkan bahwa masih ada siswa yang belum memahami materi

operasi hitung campuran. Sebagian siswa tidak bisa menjawab pertanyaan dengan

benar dan tidak dapat menjelaskan.

Salah satu cara yang dianggap cocok untuk menjawab masalah tersebut adalah

melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan penerapan model pembelajaran

koopertaif Tipe Students Teams Achievement Division (STAD).

30
15
51
31

2. Tindakan Siklus I

a) Rencana Tindakan

Pembelajaran dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar

siswa pada materi operasi hitung campuran. Untuk menerapkan model pembelajaran

kooperatif Tipe Students Teams Achievement Division (STAD). Maka dalam

perencanaan tindakan dilakukan persiapan-persiapan sebagai berikut:

1. Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran atau RPP untuk tindakan siklus I.

2. Membuat skenario tindakan siklus I.

3. Membuat atau menyiapkan Lembar Kegiatan Siswa ( LKS I dan II) siklus I yang

akan diberikan pada masing-masing kelompok.

4. Membuat/menyiapkan lembar aktivitas mengajar guru dalam pembelajaran

kooperatif tipe STAD siklus I.

5. Membuat/menyiapkan lembar observasi aktivitas belajar siswa dalam

pembelajaran Kooperatif tipe STAD siklus I.

6. Menyiapkan sumber belajar yang sesuai dengan materi pelajaran.

7. Menyusun soal-soal evaluasi dalam bentuk tes evaluasi siklus I untuk mengukur

hasil belajar siswa.

8. Membuat lembar jawaban tes evaluasi siklus I.

b) Pelaksanaan Tindakan

1. Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis 13 Agustus 2015,

dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 24 orang siswa. Kegiatan


32

pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa sesuai dengan

agama dan kepercayaan masing-masing yang dipimpin oleh ketua kelas.

Selanjutnya guru membuka pelajaran dengan menanyakan kesiapan siswa untuk

belajar.

Kemudian guru memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa materi

pembelajaran yang akan di pelajari sangat erat kaitannya dengan materi

pembelajaran selanjutnya, sehingga siswa harus memahami dengan baik. Guru

mengecek pemahaman dasar siswa dengan memberi contoh soal penjumlahan 23

+ 7 dan menunjuk salah satu siswa yang bernama Devi menyebutkan hasil dari

penjumlahan 23 + 7 = ... dari jawaban Devi menujukkan bahwa jawabanya benar

yaitu 30. Siswa terlihat antusias ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan guru secara lisan. Namun, ada juga siswa yang tidak dapat menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh guru dan mengatakan bahwa mereka lupa tentang

materi sebelumnya. Guru melanjutkan pembelajaran dengan menjelaskan tentang

materi yang akan dipelajari, siswa terlihat tenang dalam menerima pelajaran dari

guru, walaupun masih ada sebagian siswa yang bercerita dengan teman

sebangkunya. Kemudian guru membagi siswa dalam 5 kelompok, karena dalam

satu kelas jumlah siswa sebanyak 24 orang, maka kelompok yang terbentuk

terdiri dari 1 kelompok beranggotakan 4 orang dan 4 kelompok yang

beranggotakan 5 orang.

Guru membagikan LKS yang sudah disiapkan sebelumnya yang berkaitan

dengan indikator pembelajaran yang sedang dibahas untuk dikerjakan oleh setiap
33

siswa dengan cara diskusi kelompok. Dalam proses mengerjakan LKS, masih

banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal LKS, misalnya

kelompok 1 belum mengerti mengenai soal LKS nomor 3). 1250 - 350 + 250 = ...

mereka masih bingung dalam mengerjakan soal tersebut, karena siswa belum

mengerti operasi mana yang lebih dulu dikerjakan. Kemudian guru memberikan

bimbingan dengan cara mengingatkan kembali kepada siswa mengenai aturan

pengerjaan operasi hitung campuran, dimana salah satu aturannya yaitu operasi

penjumlahan dan pengurangan memiliki posisi yang sama kuat, artinya operasi

hitung yang dikerjakan terlebih dahulu yaitu sebelah kiri.

Kegiatan selanjutnya yaitu melaporkan hasil kerja kelompoknya. Setiap

perwakilan dari masing-masing kelompok menuliskan hasil kerja mereka di

papan tulis, guru menunjuk siswa secara acak setiap perwakilan dari masing-

masing kelompok untuk maju mempresentasekan hasil kerja kelompoknya. Hal

ini agar siswa selalu siap untuk mempertanggung jawabkan hasil kerjanya

sehingga tidak menonton pada temannya. Pada pertemuan pertama ini guru tidak

menunjuk semua kelompok untuk maju kedepan mempresentasekan hasil kerja

kelompoknya, tetapi guru hanya menunjuk sebagian kelompok saja yaitu

kelompok 1 dan kelompok 3. Pada saat perwakilan kelompok 1 maju kedepan

untuk menjawab soal nomor 1). 25 - 13 + 123 =... jawaban mereka masih kurang

tepat dengan langkah-langkah penyeselesaian seperti berikut :

25 - 13 + 123 = ...

= 25 + 135
34

= 148

Selanjutnya guru memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk

memberi tanggapan terhadap jawaban siswa penyaji. Namun tidak ada

seorangpun siswa yang berani untuk menanggapi karena siswa masih takut dan

malu. Melihat hal ini guru kemudian menunjuk kelompok 3 untuk maju

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya hal ini dimaksudkan guru untuk

membandingkan pekerjaan kedua kelompok tersebut. Pada jawaban kelompok 3,

mereka menjawab benar dengan langkah-langkah penyeselesaian seperti berikut :

25 - 13 + 123 = ...
= 12 + 123
= 135

Kemudian guru memberi pujian kepada kelompok yang sudah berani maju untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Guru memberitahukan kepada siswa

mana jawaban yang benar dari kedua kelompok yang telah maju

mempresentasekan jawaban kelompoknya, dengan menjelaskan lagi cara

penyelesaian yang tepat.

Guru kemudian menyuruh siswa untuk mengumpulkan semua LKS yang

telah dikerjakan oleh setiap kelompok. Selanjutnya guru memberikan tes kuis

kepada seluruh siswa, dengan jumlah soal terdiri dari tiga nomor. Saat menjawab

soal kuis siswa tidak boleh saling membantu dan siswa terlihat sangat tenang.

Setelah bel berbunyi guru langsung mengakhiri proses pembelajaran dan guru
35

tidak maksimal dalam merangkum materi pelajaran yang telah dibahas dan tidak

memberikan PR karena pemanfaatan waktu yang kurang baik.

2. Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa 18 Agustus 2015, dengan

jumlah siswa yang hadir sebanyak 24 orang siswa. Kegiatan pembelajaran diawali

dengan mengucapkan salam dan berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan

masing-masing yang dipimpin oleh ketua kelas. Kemudian guru memotivasi siswa

dengan menjelaskan bahwa materi pembelajaran yang akan di pelajari sangat erat

kaitannya dengan materi pembelajaran selanjutnya, sehingga siswa harus

memahami dengan baik. Guru mengecek pemahaman dasar siswa dengan memberi

contoh soal 6 x 3 dan menunjuk salah satu siswa yang bernama Nur Azizah

menyebutkan hasil dari 6 x 3 = ... dari jawaban Nur Azizah menujukkan bahwa

jawabanya benar yaitu 18. Siswa terlihat antusias ketika menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang diberikan guru secara lisan. Namun, ada juga siswa yang tidak

dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan mengatakan bahwa

mereka lupa tentang materi sebelumnya.

Guru melanjutkan pembelajaran dengan menjelaskan tentang materi yang

akan dipelajari, siswa terlihat tenang dalam menerima pelajaran dari guru,

walaupun masih ada sebagian siswa yang bercerita dengan teman sebangkunya.

Kemudian guru menyuruh siswa duduk sesuai dengan kelompoknya yang sudah

dibagi pada pertemuan pertama, yaitu siswa siswi dibagi menjadi 5 kelompok,
36

terdiri dari 1 kelompok beranggotakan 4 orang dan 4 kelompok yang

beranggotakan 5 orang.

Guru membagikan LKS yang sudah disiapkan sebelumnya yang berkaitan

dengan indikator pembelajaran yang sedang dibahas untuk dikerjakan oleh setiap

siswa dengan cara diskusi kelompok. Dalam proses mengerjakan LKS, masih

banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal LKS, misalnya

kelompok 2 belum mengerti mengenai soal LKS nomor 1). 30 : 6 x 15 = ... mereka

masih bingung dalam mengerjakan soal tersebut, karena siswa belum mengerti

operasi mana yang lebih dulu dikerjakan. Kemudian guru memberikan bimbingan

dengan cara mengingatkan kembali kepada siswa mengenai aturan pengerjaan

operasi hitung campuran, dimana salah satu aturannya yaitu operasi perkalian dan

pembagian memiliki posisi yang sama kuat, artinya operasi hitung yang dikerjakan

terlebih dahulu yaitu sebelah kiri.

Kegiatan selanjutnya yaitu melaporkan hasil kerja kelompoknya. Setiap

perwakilan dari masing-masing kelompok menuliskan hasil kerja mereka di papan

tulis, guru menunjuk siswa secara acak setiap perwakilan dari masing-masing

kelompok untuk maju mempresentasekan hasil kerja kelompoknya. Hal ini agar

siswa selalu siap untuk mempertanggung jawabkan hasil kerjanya sehingga tidak

menonton pada temannya. Pada pertemuan ini guru tidak menunjuk semua

kelompok untuk maju kedepan mempresentasekan hasil kerja kelompoknya, tetapi

guru hanya menunjuk sebagian kelompok saja yaitu kelompok 2 dan kelompok 4.

Pada saat perwakilan kelompok 2 maju kedepan untuk menjawab soal nomor 1).
37

30 : 6 x 15 =... jawaban mereka benar dengan langkah-langkah penyeselesaian

seperti berikut :

(30 : 6) x 15 = ...

= 5 x 15

= 75

Selanjutnya guru memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk memberi

tanggapan terhadap jawaban siswa penyaji. Dalam hal ini kelompok 4 sudah mulai

berani menanggapi jawaban dari kelompok 2. Walaupun pada jawaban kelompok

4, langkah penyelesaiannya sama dengan kelompok 2. Kemudian guru memberi

pujian kepada kelompok yang sudah berani maju untuk mempresentasikan hasil

kerja kelompoknya.

Guru selanjutnya memberikan peluang kepada siswa untuk bertanya tentang

materi yang tidak dimengerti, namun tidak ada seorangpun siswa yang mau

bertanya. Guru kemudian menyuruh siswa untuk mengumpulkan semua LKS yang

telah dikerjakan oleh setiap kelompok. Sebelum kegiatan pembelajaran berakhir

guru memberikan soal kuis kepada seluruh siswa, dengan jumlah soal terdiri dari

tiga nomor. Saat menjawab soal kuis siswa tidak boleh saling membantu dan siswa

terlihat sangat tenang.

Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi

pelajaran tentang operasi hitung campuran perkalian dan pembagian, setelah itu

siswa menulis pekerjaan rumah (PR) yang diberkan guru.


38

c) Observasi

Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan perbaikan

pembelajaran dengan langkah menguraikan inti pembelajaran pada materi Operasi

Hitung Campuran. Kegiatan observasi diarahkan kepada pelaksanaan skenario

pembelajaran dan langkah ketepatan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dan teknik penilaian yang digunakan pada saat menilai.

Kegiatan observasi terbagi atas dua bagian yakni observasi terhadap aktivitas

mengajar guru dan observasi terhadap aktivitas belajar siswa.

1. Hasil observasi aktivitas mengajar guru

Hasil observasi terhadap aktivitas mengajar guru hampir terlaksana sesuai

skenario pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya. Data penelitian tentang

observasi terhadap aktivitas mengajar guru selama proses pelaksanaan tindakan

perbaikan pembelajaran berlangsung pada siklus I baik pertemuan pertama

maupun pertemuan kedua. Untuk mengetahui tingkat ketuntasan aktivitas

mengajar guru digunakan rumus persentase hasil observasi aktivitas mengajar guru

pada siklus I, baik pada pertemuan pertama maupun pertemuan kedua.

Data hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I pertemuan pertama dan

kedua dapat digambarkan sebagaimana pada tabel 4.1 di bawah ini.


39

Tabel 4.1. Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I

Skor Pertemuan Ke- Skor


Skor
Uraian Hasil
Maksimal I II
Siklus I

Persentase 100 53,3% 66,6% 59,95%

Berdasarkan tabel 4.1. di atas, dapat dijelaskan bahwa pertemuan pertama

jumlah skor hasil observasi aktivitas mengajar guru adalah 53,3 dari 100 skor

maksimal dengan persentase sebesar 53,3% dan pada pertemuan kedua jumlah

skor hasil observasi aktivitas mengajar guru adalah 66,6 dari 100 skor maksimal

dengan persentase sebesar 66,6%. Adapun rata-rata perolehan skor aktivitas

mengajar guru pada siklus I sebesar 59,95 dengan persentase 59,95%. Walaupun

dalam proses pelaksanaan tindakan masih ditemukan adanya beberapa kelemahan

dan kekurangan, tetapi aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah

berada pada kategori efektif, namun belum mencapai indikator yang telah

ditentukan dalam penelitian ini yang mencapai 80%.

Beberapa aspek pengamatan yang perlu mendapat perhatian guru untuk

dijadikan bahan perbaikan pada siklus berikutnya, yaitu:

1) Guru memeriksa kembali kehadiran siswa.

2) Pemberian motivasi belajar kepada siswa masih kurang. Hal ini terlihat siswa

kurang bersemangat dan hanya siswa tertentu saja yang antusias mengikuti

pelajaran.
40

3) Penjelasan guru terhadap cara mengkonstruksi materi operasi hitung campuran

belum sepenuhnya dimengerti oleh siswa, sehingga masih ada siswa yang tidak

menyelesaikan tugas-tugasnya.

4) Guru tidak secara merata memberikan bimbingan kepada kelompok siswa,

dalam hal ini hanya beberapa kelompok saja.

5) Guru tidak membimbing siswa untuk merangkum materi yang dibahas dan

tidak memberikan soal latihan di rumah, dan kadang-kadang pemantauan guru

terhadap kegiatan belajar hanya terpaku pada siswa tertentu saja sehingga

ketika ada siswa lain yang membutuhkan bimbingan, guru tidak mampu

melayani dengan baik.

6) Guru perlu memberikan penghargaan kepada kelompok yang hasil

presentasenya baik.

2. Hasil observasi aktivitas belajar siswa

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru, menunjukan aspek-

aspek yang diobservasi pada aktivitas belajar siswa hampir terlaksana sesuai

dengan skenario pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya. Data penelitian

tentang observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama proses pelaksanaan

tindakan perbaikan pembelajaran yang berlangsung pada siklus I baik pertemuan

pertama maupun pertemuan kedua. Untuk mengetahui tingkatan ketuntasan

aktivitas belajar digunakan rumus presentase hasil observasi aktivitas belajar

siswa. Hasil belajar aktivitas belajar siswa ini merupakan pengamatan respon

siswa secara umum terhadap kegiatan pembelajaran.


41

Data hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan pertama dan
kedua selengkapnya dapat digambarkan sebagaimana pada tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.2. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

Skor Skor Pertemuan Ke Skor Hasil


Uraian
Maksimal I II Siklus I

Persentase 100 57,14% 71,42% 64,28%

Berdasarkan tabel 4.2. di atas, dapat dijelaskan bahwa pertemuan pertama

jumlah skor hasil observasi aktivitas belajar siswa adalah 57,14 dari 100 skor

maksimal dengan persentase sebesar 57,14% dan pada pertemuan kedua jumlah

skor hasil observasi aktivitas belajar siswa adalah 71,42 dari 100 skor maksimal

dengan persentase sebesar 71,42%. Adapun rata-rata perolehan skor aktivitas

belajar siswa pada siklus I sebesar 64,28 dengan persentase 64,28%. Walaupun

dalam proses pelaksanaan tindakan masih ditemukan adanya beberapa kelemahan

dan kekurangan, tetapi aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran sudah berada

pada kategori efektif, namun belum mencapai indikator yang telah ditentukan

dalam penelitian ini yang mencapai 80%.

Beberapa aspek pengamatan yang perlu mendapat perhatian guru untuk

dijadikan bahan perbaikan pada siklus berikutnya, yaitu:

1) Siswa belum mendengarkan penyampaian guru tentang tujuan dan model

pembelajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran.


42

2) Masih banyak siswa yang tidak aktif melibatkan diri dalam menyelesaikan

tugas-tugas dan LKS yang diberikan karena dominan siswa yang pintar saja

yang mengerjakan soal.

3) Siswa masih kurang memahami penjelasan guru tentang materi Operasi

Hitung Campuran pada perkalian dan pembagian.

4) Sebagian besar siswa masih malas untuk mengajukan pertanyaan terhadap

guru ataupun rekan belajarnya.

5) Masih sebagian kecil siswa yang mampu menyampaikan pendapatnya dan

yang berani bertanya jika menemui kesulitan.

d) Evaluasi

Pada akhir pelaksanaan siklus I, kemudian dilaksanakan evaluasi atau tes

akhir tindakan siklus I berupa tes tertulis pada hari Rabu 19 Agustus. Kegiatan

evaluasi ini dilaksanakan untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa terhadap

materi pembelajaran yang telah dipelajari melalui penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD. Pemberian tes ini harus dengan alokasi waktu yang cukup bagi

siswa untuk menyelesaikannya.

e) Refleksi

Peneliti bersama guru menganalisis hasil temuan pada tindakan siklus I. dari

hasil observasi tindakan siklus I ditemukan bahwa masih banyak kelemahan yang

terdapat pada peneliti yang bertindak sebagai guru dan kelemahan pada siswa.

Kelemahan guru yaitu guru tidak dapat menyampaikan materi secara rinci,

jelas, padat dan menggunakan bahasa yang lugas, guru belum maksimal mengarahkan
43

kegiatan siswa dengan baik, dalam pembelajarn belum terarah dengan baik,

pemberian bimbingan bagi siswa yang belum maksimal, pengelolaan kelas belum

maksimal, kurang maksimal memberikan motivasi kepada siswa agar dapat

menyelesaikan tugas (LKS) secara bersama, pemanfaatan waktu juga belum tepat.

Kelemahan pada siswa yaitu sebagian belum memahami secara keseluruhan

interuksi/penjelasan yang diberikan oleh guru, sebagian siswa merasa canggung/kaku

dalam menyelesaikan soal di papan tulis, siswa belum makasimal menerima

bimbingan dari guru dalam hal menyelesaikan soal LKS, sebagian siswa belum

memahami penjelasan yang diberikan oleh guru.

Hasil kuis pada siklus I pertemuan pertama yang dilaksanakan pada tanggal

13 Agustus 2015, 3 orang siswa yang mendapat nilai paling tinggi diantara teman-

temannya yaitu nilai 93 dengan skor 14, 6 orang siswa mendapat nilai 80 dengan skor

12, 13 orang siswa mendapat nilai 73 dengan skor 11 dan 2 orang mendapat nilai

paling rendah yaitu nilai 66 dengan skor 10 mencapai nilai rata-rata 76,66%.

Sedangkan hasil kuis pada siklus I pertemuan dua yang dilaksanakan pada tanggal 18

Agustus 2015, 5 orang siswa yang mendapat nilai paling tinggi yaitu nilai 93 dengan

skor 14, 9 orang siswa mendapat nilai 80 dengan skor 12 dan 10 orang siswa yang

mendapat nilai paling rendah yaitu nilai 73 dengan skor 11 mencapai nilai rata-rata

79,79%. Dalam hal ini tes kuis mengalami peningkatan pada siklus I. Pemberian

penghargaan kelompok kuis yang mendapatkan penghargaan kelompok terbaik di

berikan pada kelompok 2 yang di kategorikan dalam kelompok Super, hal ini di

karenakan salah satu anggota dari kelompok 2 yang bernama Aisyah mendapat nilai
44

yang paling tinggi di antara teman-temannya yang lain sehingga dapat membantu

menunjang nilai dalam kelompoknya.

Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa tujuan yang ingin dicapai pada

pembelajaran siklus I belum tercapai secara optimal sebab beberapa subyek penelitian

yang belum memahami operasi penjumlahan dan pengurangan. Hasil tes siklus I

menunjukkan bahwa hasil tes siklus I yaitu 58,3% (14 orang) siswa memperoleh nilai

65. Dalam hal ini, hasil belajar yang dicapai belum mencapai target yang

direncanakan yakni 80% siswa harus mencapai hasil belajar 65 ke atas. Oleh karena

itu peneliti dan observer merencanakan untuk melanjutkan pada pembelajaran siklus

II.

3. Tindakan Siklus II

a. Rencana Tindakan

Berdasarkan hasil observasi, evaluasi dan refleksi pada tindakan siklus I,

maka peneliti bersama observer kembali merencanakan siklus II dengan harapan

kekurangan dan kelemahan pada pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat diperbaiki

sehingga diharapkan tindakan siklus II mengalami penyempurnaan. Kegiatan yang

dilakukan pada tahap ini yaitu:

1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran untuk tindakan siklus II

2. Membuat skenario pembelajaran siklus II

3. Membuat/menyiapkan lembar kerja siswa (LKS I dan II) siklus II yang akan

diberikan pada masing-masing kelompok.


45

4. Membuat/menyiapkan lembar observasi aktivitas mengajar guru dalam

pembelajaran Kooperatif tipe STAD siklus II.

5. Membuat/menyiapkan lembar aktivitas belajar dalam pembelajaran Kooperatif

tipe STAD siklus II.

6. Menyiapkan sumber belajar yang sesuai dengan materi pelajaran.

7. Menyusun soal-soal evaluasi dalam bentuk tes evaluasi siklus II untuk mengukur

hasil belajar siswa.

8. Membuat lembar jawaban tes evaluasi siklus II.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Pertemuan pertama

Pelaksanaan tindakan siklus II untuk pertemuan I dilaksanakan pada hari

Selasa 25 Agustus 2015 dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 24 orang.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapakan salam dan berdoa sesuai

dengan agama dan kepercayaan masing-masing yang dipimpin oleh ketua kelas.

Guru pertama-tama memastikan bahwa siswa telah bergabung bersama

kelompoknya sebelum pelajaran dimulai dan siswa sudah melakukannya jauh

sebelum guru masuk ke kelas. Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah terbiasa

dengan model pembelajaran yang diterapkan.

Guru kemudian memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa materi

pembelajaran yang akan di pelajari sangat erat kaitannya dengan materi

pembelajaran selanjutnya, sehingga siswa harus memahami dengan baik. Guru

mengecek pemahaman dasar siswa dengan memberi contoh soal 20 – 9 : 3 =... dan
46

menunjuk salah satu siswa yang bernama Aisyah menyebutkan hasil dari soal

20 – 9 : 3 = ... dari jawaban Aisyah menujukkan bahwa jawabanya benar yaitu

17. Kemudian guru memberikan contoh soal lain 2 x 7 + 6 =... dan menunjuk

siswa yang benama Bintang untuk menjawab hasil dari soal tersebut. Dari jawaban

Bintang menunjukan bahwa jawabannya benar yaitu 20. Siswa terlihat aktif dalam

menjawab pertanyan dari guru yang menandakan bahwa siswa telah memahami

dengan baik materi pelajaran. Dengan mengefisienkan waktu, guru melanjutkan

pembelajaran dengan memeberikan penjelasan singkat dan padat tentang materi

yang akan dipelajari pada hari ini (siklus II). Siswa terlihat tenang dalam

menyimak dan memperhatikan penjelasan dari guru.

Guru membagikan LKS yang sudah disiapkan sebelumnya yang berkaitan

dengan indikator pembelajaran yang sedang dibahas untuk dikerjakan oleh setiap

siswa dengan cara diskusi kelompok. Ketika mengerjakan LKS, siswa yang pintar

cenderung mendominasi penyelesaian LKS kemudian menjelaskan kepada

anggota kelompoknya dan jika mengalami kesulitan, siswa sesekali bertanya pada

guru untuk mendapatkan penjelasan yang lebih. Selama kegiatan diskusi

berlangsung, guru bergerak mengelilingi setiap kelompok dan menagmati aktivitas

siswa.

Kegiatan selanjutnya yaitu siswa melaporkan hasil kerja kelompoknya.

Setiap perwakilan dari masing-masing kelompok menuliskan hasil kerja mereka di

papan tulis, guru menunjuk siswa secara acak setiap perwakilan dari masing-

masing kelompok untuk maju mempresentasekan hasil kerja kelompoknya. Hal ini
47

agar siswa selalu siap untuk mempertanggung jawabkan hasil kerjanya sehingga

tidak menonton pada temannya. Pada saat perwakilan kelompok 5 maju kedepan

untuk menjawab soal nomor 1). 25 x 12 – 50 + 500 : 2 =... jawaban mereka benar

dengan langkah-langkah penyeselesaian seperti berikut :

25 x 12 – 50 + 500 : 2 = ...

= 300 – 50 + 250

= 250 + 250

= 500

Selanjutnya guru memberikan pujian kepada siswa yang telah berani maju

ke depan kelas mempresentasekan jawaban kelompoknya, dan memberikan

kesempatan pada kelompok lain untuk memberi tanggapan terhadap jawaban

siswa penyaji. Dalam hal ini kelompok 1 sudah mulai berani menanggapi jawaban

dari kelompok 5. Walaupun pada jawaban kelompok 1, langkah penyelesaiannya

sama dengan kelompok 5.

Guru kemudian menyuruh siswa untuk mengumpulkan semua LKS yang

telah dikerjakan oleh setiap kelompok. Selanjutnya guru memberikan tes kuis

kepada seluruh siswa, dengan jumlah soal terdiri dari dua nomor. Saat menjawab

soal kuis siswa tidak boleh saling membantu dan siswa terlihat sangat tenang. Pada

akhir pembelajaran, sebelum menutup pelajaran guru menginformasikan kepada

siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan evaluasi tindakan siklus II

dan meminta siswa mempelajari kemblai semua materi pelajaran yang telah

dipelajari. Kemudian guru memberikan pekerjaan rumah (PR).


48

2) Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilakasankan pada hari kamis 27 Agustus 2015 dengan

jumah siswa yang hadir sebanyak 24 orang. Kegiatan pembelajaran diawali

dengan mengucapakan salam dan berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan

masing-masing yang dipimpin oleh ketua kelas. Guru pertama-tama memastikan

bahwa siswa telah bergabung bersama kelompoknya sebelum pelajaran dimulai

dan siswa sudah melakukannya jauh sebelum guru masuk ke kelas. Hal ini

menunjukkan bahwa siswa telah terbiasa dengan model pembelajaran yang

diterapkan.

Guru kemudian memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa materi

pembelajaran yang akan di pelajari sangat erat kaitannya dengan materi

pembelajaran selanjutnya, sehingga siswa harus memahami dengan baik. Guru

mengecek pemahaman dasar siswa dengan memberi contoh soal cerita “Pak Raden

mempunyai 4 keranjang mangga, setiap keranjang berisi 10 buah mangga. Mangga

itu akan dibagikan kepada 8 orang sama banyak. Berapa buah mangga yang

diterima oleh setiap orang ?”. Siswa dengan semangat mengangkat tangan untuk

menjawab soal cerita tersebut. Dalam hal ini guru menunjuk Ridwan untuk

menjawab soal tersebut, dengan jawaban benar sebagai berikut 4 x 10 : 8 = 40 : 8

= 5. Siswa terlihat aktif dalam menjawab pertanyan dari guru yang menandakan

bahwa siswa telah memahami dengan baik materi pelajaran. Dengan

mengefisienkan waktu, guru melanjutkan pembelajaran dengan memberikan


49

penjelasan singkat dan padat tentang materi yang akan dipelajarinya. Siswa terlihat

tenang dalam menyimak dan memperhatikan penjelasan dari guru.

Guru membagikan LKS yang sudah disiapkan sebelumnya yang berkaitan

dengan indikator pembelajaran yang sedang dibahas untuk dikerjakan oleh setiap

siswa dengan cara diskusi kelompok. Ketika mengerjakan LKS, siswa yang pintar

cenderung mendominasi penyelesaian LKS kemudian menjelaskan kepada

anggota kelompoknya dan jika mengalami kesulitan, siswa sesekali bertanya pada

guru untuk mendapatkan penjelasan yang lebih. Selama kegiatan diskusi

berlangsung, guru bergerak mengelilingi setiap kelompok dan mengamati aktivitas

siswa.

Kegiatan selanjutnya yaitu siswa melaporkan hasil kerja kelompoknya.

Setiap perwakilan dari masing-masing kelompok menuliskan hasil kerja mereka di

papan tulis, guru menunjuk siswa secara acak setiap perwakilan dari masing-

masing kelompok untuk maju mempresentasekan hasil kerja kelompoknya. Hal ini

agar siswa selalu siap untuk mempertanggung jawabkan hasil kerjanya sehingga

tidak menonton pada temannya. Pada saat perwakilan kelompok 3 maju kedepan

untuk menjawab soal cerita nomor 2). Arif mempunyai 8 lemabar uang lima

ratusan, 5 lembar uang seribuan dan 7 lembar uang lima ribuan. Berapakah jumlah

uang Arif seluruhnya? jawaban mereka benar dengan langkah-langkah

penyeselesaian seperti berikut :

Uang Rp. 500 x 8 = Rp. 4000

Uang Rp. 1000 x 5 = Rp. 5.000


50

Uang Rp. 5000 x 7 = Rp. 35.000

4000 + 5000 + 35.000 = 44.000

Jadi, jumlah uang Arif seluruhnya adalah Rp. 44.000

Selanjutnya guru memberikan pujian kepada siswa yang telah berani maju

ke depan kelas mempresentasekan jawaban kelompoknya, dan memberikan

kesempatan pada kelompok lain untuk memberi tanggapan terhadap jawaban

siswa penyaji. Dalam hal ini kelompok 4 berani menanggapi jawaban dari

kelompok 3. Walaupun jawabannya sama dan benar . Guru selanjutnya

memberikan peluang kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum

dimengerti, dan kemudian guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan semua

LKS yang telah dikerjakan oleh setiap kelompok. Selanjutnya guru memberikan

tes kuis kepada seluruh siswa, dengan jumlah soal terdiri dari dua nomor. Saat

menjawab soal kuis siswa tidak boleh saling membantu dan siswa terlihat sangat

tenang. Guru membimbing siswa merangkum materi pelajaran yang telah dibahas

dan menginformasikan pada siswa untuk siap melaksanakan tes akhir yang akan

diadakan pada hari berikutnya.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan perbaikan

pembelajaran dengan langkah menguraikan inti pembelajaran pada materi Operasi

Hitung Campuran. Kegiatan observasi diarahkan kepada pelaksanaan skenario

pembelajaran dan langkah ketepatan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dan teknik penilaian yang digunakan pada saat menilai.


51

Kegiatan observasi terbagi atas dua bagian yakni observasi terhadap

aktivitas mengajar guru dan observasi terhadap aktivitas belajar siswa.

1. Hasil observasi aktivitas mengajar guru

Data hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus II pertemuan pertama

dan kedua selengkapnya dapat digambarkan sebagaimana pada tabel 4.3. di

bawah ini.

Tabel 4.3. Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II

Skor Skor Pertemuan Ke Skor Hasil


Uraian
Maksimal I II Siklus II

Persentase 100 80% 93,3% 86,65%

Berdasarkan tabel 4.4. di atas, dapat dijelaskan bahwa pertemuan pertama

jumlah skor hasil observasi aktivitas mengajar guru adalah 80 dari 100 skor

maksimal dengan persentase sebesar 80% dan pada pertemuan kedua jumlah skor

hasil observasi aktivitas mengajar guru adalah 93,3 dari 100 skor maksimal

dengan persentase sebesar 93,3%. Adapun rata-rata perolehan skor aktivitas

mengajar guru pada siklus II sebesar 86,65 dengan persentase 86,65%. Walaupun

dalam proses pelaksanaan tindakan masih ditemukan adanya beberapa

kelemahan dan kekurangan, tetapi aktivitas guru dalam melaksanakan

pembelajaran sudah berada pada kategori sangat efektif, dan telah melampui

indikator yang telah ditentukan dalam penelitian ini yang mencapai 80%. Namun
52

masih ada beberapa aspek pengamatan yang perlu mendapat perhatian guru

untuk dijadikan bahan perbaikan, yaitu:

a) Guru harus tetap menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan apersepsi,

dan terus memotivasi siswa agar kegiatan pembelajaran menjadi tetap

bersemangat.

b) Guru harus memberikan bimbingan dan mengarahkan siswa kejawaban yang

benar dalam diskusi, serta membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan

refleksi di akhir pembelajaran sebelum memberikan tugas rumah.

2. Hasil observasi aktivitas belajar siswa

Data hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II pertemuan pertama

dan kedua selengkapnya dapat digambarkan sebagaimana pada tabel di

bawah ini.

Tabel 4.4. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

Skor Pertemuan Ke Skor


Skor
Uraian Hasil
Maksimal I II Siklus II

Persentase 100 78,57% 100% 89,28%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa pertemuan pertama

jumlah skor hasil observasi aktivitas belajar siswa adalah 78,57 dari 100 skor

maksimal dengan persentase sebesar 78,57% dan pada pertemuan kedua jumlah

skor hasil observasi aktivitas belajar siswa adalah 100 dari 100 skor maksimal
53

dengan persentase sebesar 100%. Adapun rata-rata perolehan skor aktivitas belajar

siswa pada siklus II sebesar 89,28 dengan persentase 89,28%. Walaupun dalam

proses pelaksanaan tindakan masih ditemukan adanya beberapa kelemahan dan

kekurangan, tetapi aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran sudah berada pada

kategori sangat efektif, melampui indikator yang telah ditentukan dalam penelitian

ini yang mencapai 80%.

d. Evaluasi

Pada tahap ini, diadakan evaluasi atau tes tindakan siklus II berupa tes

tertulis yang dilaksanakan pada hari Jumat 28 Agustus. Hal ini dilakukan untuk

melihat sejauh mana peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah model

pembelajaran tipe STAD diterapkan. Siswa harus bertanggung jawab secara

individu terhadap hasil belajarnya.

e. Refleksi

Refleksi merupakan proses atau tahap penelitian tindakan kelas dimana

bertujuan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi pada setiap akhir

pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi pada pelaksanaan tindakan

siklus II baik pertemuan I dan pertemuan II sesuai rencana yang telah ditetapkan

sebelumnya, hal ini berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan observer

(guru kelas) pada pertanyaan operasi hitung campuran masih ada kesalahan dan

setelah dites pelaksanaan tindakan siklus menghasilkan beberapa informasi

sebagai berikut.
54

1. Aktivitas mengajar guru dengan menerapkan model pembelajaran tipe STAD

di setiap siklusnya menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan yakni

tahapan-tahapan pembelajaran pada siklus I terlaksana hanya 8 skor perolehan

dari 15 skor maksimal dengan persentase 53,3% pada pertemuan pertama dan

pada pertemuan kedua mendapat jumlah 10 skor perolehan dari 15 jumlah

skor maksimal dengan presentase 66,6%. Kemudian pada siklus II terlaksana

jumlah skor perolehan sebanyak 12 dari 15 skor maksimal dengan persentase

80% pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua mendapat jumlah

skor perolehan 14 dari 15 jumlah skor maksimal dengan presentase 93,3%.

2. Aktivitas belajar siswa dengan menerapkan pendekatan pembelajaran STAD

di setiap siklusnya menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan yakni

tahapan-tahapan pembelajaran pada siklus I terlaksana hanya mencapai 8 skor

perolehan dari 14 skor maksimal dengan persentase 57,14%, pada pertemuan

kedua mencapai 10 skor perolehan dari 14 skor maksimal 71,42%. Kemudian

pada siklus II terlaksana hanya mencapai 11 skor perolehan dari 14 skor

maksimal persentase 78,57% pada pertemuan kedua mencapai 14 skor

perolehan dari 14 skor maksimal 100%.

3. Hasil kuis pada siklus II pertemuan pertama yang dilaksanakan pada tanggal

25 Agustus 2015, 5 orang siswa yang mendapat nilai paling tinggi diantara

teman-temannya yaitu nilai 100 dengan skor 14, 16 orang siswa mendapat

nilai 85 dengan skor 12, 2 orang siswa mendapat nilai 78 dengan skor 11 dan

1 orang mendapat nilai paling rendah yaitu nilai 71 dengan skor 10 mencapai
55

nilai rata-rata 86,95%. Sedangkan hasil kuis pada siklus II pertemuan dua

yang dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2015, 8 orang siswa yang

mendapat nilai paling tinggi yaitu nilai 100 dengan skor 10, 11 orang siswa

mendapat nilai 90 dengan skor 9 dan 5 orang siswa yang mendapat nilai

paling rendah yaitu nilai 80 dengan skor 8 mencapai nilai rata-rata 91,25%.

Dalam hal ini tes kuis mengalami penigkatkan pada siklus II. Pemberian

penghargaan kelompok kuis yang mendapatkan penghargaan kelompok

terbaik di berikan pada kelompok 2 yang di kategorikan dalam kelompok

Super, hal ini di karenakan salah satu anggota dari kelompok III yang

bernama Parid mendapat nilai yang paling tinggi di antara teman-temannya

yang lain sehingga dapat membantu menunjang nilai dalam kelompoknya.

Setelah pelaksanaan tindakan siklus II selama 2 kali pertemuan diadakan

evaluasi dengan tes. Hasil tes siklus II menunjukkan bahwa terjadi peningkatan

jika dibandingkan dengan tes siklus I yaitu 58,3% (14 orang) siswa yang

memperoleh nilai ≥ 65. Dan pada tes siklus II meningkat menjadi 87,5% (21

orang) siswa memperoleh nilai ≥ 65. Hal ini terlihat bahwa indikator

keberhasilan dalam penelitian ini sudah tercapai, yaitu 80% siswa telah

memperoleh nilai ≥ 65. Oleh karena itu penelitian ini dihentikan pada siklus II.

Dengan demikian tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa

kelas IV SD Negeri 6 Konda pada kompetensi dasar menyelesaikan masalah

yang berkaitan operasi hitung campuran pada model pembelajaran kooperatif tipe

STAD dapat ditingkatkan.


56

B. Pembahasan

Pada pembahasan ini diuraikan hasil penelitian yang dianggap penting dalam

meningkatkan pemahaman siswa pada materi operasi hitung campuran melalui

pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas IV SD Negeri 6 Konda Kabupaten

Konawe Selatan. Fokus pembahasanya yaitu: pelaksanaan pembelajaran kooperatif

tipe STAD pada materi Operasi Hitung Campuran.

Tingkat pencapaian kelas IV SD Negeri 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan

pada materi operasi hitung campuran melalui pembelajaran kooperatif model

STAD, telah meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa kelas IV SD

Negeri 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan.

1. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Materi Operasi


Hitung Campuran

Sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan tipe STAD terlebih dahulu

dilakukan pembentukan kelompok. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan untuk

menghemat waktu. Pembentukan kelompok dilakukan oleh peneliti. Jumlah

anggota kelompok ditetapkan sebanyak 4-5 orang siswa, dengan alasan jika

ukuran kelompok terlalu banyak sulit bagi siswa untuk menjelaskan pendapat dan

melakukan kerjasama dan jika ukuran kelompok terlalu kecil interaksi sesama

anggota kelompok akan terbatas. Jika kelompok terlalu kecil akan mengakibatkan

kesulitan dalam berinteraksi dan jika terlalu besar akan mengakibatkan kesulitan

dalam melakukan koordinasi dan mencapai kesepakatan antara sesama anggota

kelompok.
57

Dalam pembentukan anggota kelompok didasarkan pada kemampuan dan

jenis kelamin. Kemampuan dalam pembentukan kelompok sangat penting sebab

jika siswa yang mempunyai kemampuan yang berbeda dimasukkan dalam

kelompok yang sama maka siswa yang berkemampuan sedang dan rendah akan

termotivasi untuk belajar, sedangkan siswa yang berkemampuan tinggi akan

semakin meningkat kemampuan dalam belajar. Setiap kelompok mempunyai

jumlah anggota yang berbeda. Pembentukan kelompok juga didasarkan atas jenis

kelamin. Hal ini dilakukan untuk melihat bagaimana kerjasama siswa di dalam

kelompok.

Pembelajaran operasi hitung campuran dengan tipe STAD dalam penelitian

ini meliputi beberapa kegiatan, yaitu: presentasi kelas, dan bekerja dalam

kelompok. Kegiatan presentasi kelas yang dimaksud adalah pembelajaran yang

dilakukan di depan kelas secara klasikal oleh guru. Belajar kooperatif tipe STAD,

kegiatan pembelajaran dimulai dengan penyajian materi. Penyajian materi

ditekankan pada tujuan yang ingin dicapai dan apa yang akan dilaksanakan siswa

dalam belajar kelompok. Pada kegiatan ini guru melakukannya dengan memotivasi

rasa ingin tahu siswa tentang materi yang dipelajari. Siswa yang termotivasi akan

lebih siap untuk belajar lebih baik dari pada siswa yang tidak siap.

Penyampaian tujuan dan tugas-tugas pembelajaran sebelum membahas

materi bertujuan untuk memberi arahan tentang apa yang harus dikuasai dan

dicapai siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa tidak mengalami kesulitan.

Terkait dengan upaya pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan,


58

materi prasyarat yang diperlukan untuk pembelajaran operasi hitung campuran

perlu diingatkan kembali untuk siswa.

2. Tingkat Pencapaian Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 6 Konda pada


Materi Operasi Hitung Campuran Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Indikator kedua dalam menentukan pembelajaran kooperatif tipe STAD

terhadap materi operasi hitung campuran di SDN 6 Konda Kabupaten Konawe

Selatan adalah pencapaian hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil belajar yang

dicapai, dapat dinyatakan bahwa siswa telah melakukan belajar kooperatif tipe

STAD sesuai dengan yang diharapkan.

Tingkat pencapaian siswa terhadap materi operasi hitung campuran sudah

cukup optimal, hasil belajar siswa mengalami peningkatan yaitu pada siklus II

ternyata memperoleh ketuntasan belajar sebesar 87,5% atau sebanyak 21 orang

telah mendapat nilai minimal 65. Jika dibandingkan dengan hasil tes pada

pelaksanaan tindakan siklus I dimana hanya sebanyak 14 orang yang memperoleh

nilai minimal 65 dengan ketuntasan belajar sebesar 58,3%. Berdasarkan hasil tes

pada tindakan siklus II diperoleh bahwa terdapat 87,5% siswa yang telah

memperoleh nilai ≥ 65. Hal ini terlihat bahwa indikator keberhasilan dalam

penelitian ini sudah tercapai, yaitu 80% siswa telah memperoleh nilai ≥ 65.

Dari hasil belajar tersebut di atas sudah sesuai dengan yang diharapkan karena

dalam belajar kooperatif tipe STAD siswa belajar dalam kelompok yang

kemampuannya berbeda, sehingga jika siswa yang berkemampuan rendah

mempunyai masalah dalam pembelajaran maka siswa tersebut langsung bertanya


59

dengan teman kelompok yang berkemampuan tinggi maupun siswa yang

berkemampuan sedang, karena siswa lebih berani bertanya kepada teman

kelompok dibandingkan bertanya kepada guru.

3. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat Meningkatkan Hasil Belajar


Siswa

Berdasarkan evaluasi hasil pada pelaksanaan pembelajaran dengan belajar

kooperatif tipe STAD, ditemukan bahwa pada dasarnya pembelajaran kooperatif

ini memiliki potensi yang cukup baik untuk meningkatkan hasil balajar siswa

terhadap materi operasi hitung campuran. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata kelas

hasil tes siswa yang dilaksanakan di akhir pembelajaran, maka dengan demikian,

pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran yang dapat

meningkatkan hasil belajar siswa terhadap Matematika khususnya pada operasi

hitung campuran.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi Operasi Hitung

Campuran dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 6 Konda

Kabupaten Konawe Selatan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Dalam pelaksanaan model pembelajaran STAD hendaknya diperhatikan langkah-

langkah pelaksanaan dengan baik.

2. Bagi sekolah khususnya SD Negeri 6 Konda bahwa pembelajaran model STAD

dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan mutu dan

kemampuan siswa dalam bidang studi matematika.

3. Kepada peneliti berikutnya, diharapkan dapat membandingkan penggunaan

berbagai model pembelajaran untuk mengetahui mana yang lebih efektif untuk

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

60
51
61

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 1991. Evaluasi Instruksional, Bandung: Remaja Rosdakarya


Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Hujaima. 2012. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Materi Operasi
Hitung Campuran Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV
SDN 2 Wanci. Kendari :Universitas Halu Oleo

Kunandar. 2007. Guru Profesional, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikat Guru. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.

Kunandar, 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan


Profesi Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Kolewora, Harni Arif. 2010. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal
Bangun Datar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Pada Siswa Kelas IV Sdn 1 Kabangka Kabupaten Muna. Kendari
:Universitas Halu Oleo

Mulyasa, E. 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mustaqim, Burhan & Ari Astuti. 2008. Ayo Belajar Matematika Jilid 4 untuk SD
Kelas IV. Bekasi: PT. Adhi Aksara Indonesia

Rohali, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Depdiknas

Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Siddiq, M. Djauhar. 2010. Pengembangan Bahasa Pembelajaran SD. Jakarta:


Depdiknas

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta :Rineka


Cipta

Sumarna, Nana & YooEka Yana Kansil. 2011. Panduan Penulisan Skripsi. Kendari
:Universitas Halu Oleo

Sutrisno, L. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Dikti


Depdiknas
62

Suparno, P. 2008. Riset Tindakan Untuk Pendidik. Jakarta .PT. Gramedia


Widiasarana

Usman & Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi KBM. Bandung : Remaja Rosdakarya

Wardhani, I G A K & Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :


Universitas Terbuka

Widyantini. 2008. Penerapan Pendekatan Kooperatif STAD Dalam Pembelajaran


Matematika SMP. Paket Pemberdayaan Matematika. Yogyakarta: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Matematika
63

Lampiran 1. Pengembangan Silabus

SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SDN 6 KONDA


Mata Pelajaran : MTK
Kelas/Program : IV / Sekolah Dasar
Semester : 1 (Satu)
Standar Kompetensi : 1. Memahami Dan Menggunakan Sifta-Sifat Operasi Hitung Bilangan Dalam Pemecahan Masalah

Materi Pokok dan Indikator Pencapaian Alokasi Sumber/ Bahan/


Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Uraian Materi Kompetensi Waktu Alat

Melakukan operasi Operasi Hitung - Mengamati contoh - Menetukan Hasil Operasi Tes 10 x 35 Sumber:
hitung campuran Campuran Hitung Campuran pada Tertulis Menit
Operasi Hitung Buku MTK Kelas
penjumlahan dan
Campuran dua atau tiga IV
pengurangan
bilangan.
- Menentukan hasil operasi Karangan Burhan
- Menyelesaikan Operasi hitung campuran pada Mustaqim dan Ari
perkalian dan pembagian Astuti, Penerbit
Hitung Campuran Yang
- Menentukan hasil PT. Adi Akshra
Melibatkan Sekurang- Abadi Indonesia
penggabungan antara
kurangnya dua bilangan operasi hitung
penjumlahan,
- Menyelesaikan soal
pengurangan, perkalian Buku MTK Kelas
cerita sederhana yang dan pembagian IV
berkaitan dengan hitung - Melakukan operasi hitung
Penerbit Erlangga
campuran. campuran melalui sajian
soal cerita
64

Lampiran 2. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN( RPP )

(Siklus I Pertemuan I)

Sekolah : SD Negeri 6 Konda

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/semester : IV (Empat) /1 (satu)

Alokasi waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi :
1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
1.4 Melakukan operasi hitung campuran
C. Indikator
 Menentukan hasil Operasi Hitung Campuran pada penjumlahan dan
pengurangan
D. Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat menetukan Hasil Operasi Hitung Campuran pada penjumlahan

dan pengurangan

E. Tujuan Perbaikan Pembelajaran


Dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada materi
Operasi Hitung Campuran dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SD
Negeri 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan.
65

F. Materi Pokok
Operasi hitung campuran
G. Metode dan Model Pembelajaran
 Metode : Diskusi Kelas, Tanya Jawab, Penugasan,
 Model : Kooperatif Tipe STAD
H. Skenario Pembelajaran
Tahap Uraian Kegiatan Pembelajaran Waktu
1 2 3
Pendahuluan 1. Salam dan berdoa serta mengecek kehadiran 10 Menit
siswa
2. Motivasi: menjelaskan bahwa materi
pembelajaran yang akan di pelajari sangat erat
kaitannya dengan materi pembelajaran
selanjutnya
3. Apersepsi: siswa diingatkan kembali dengan
diberi soal penjumlahan dan pengurangan
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Guru menjelaskan pendekatan yang akan
dilaksanakan dalam pembelajaran.
Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan secara singkat materi 55 Menit
pelajaran dengan secara klasikal dan siswa
memperhatikan.
Guru menjelaskan materi pelajaran tentang
operasi hitung campuran. Operasi hitung
campuran adalah sebuah penghitungan yang di
dalamnya terdiri atas berbagai jenis operasi
hitung yang terdiri dari penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian di
66

mana operasi-operasi tersebut mempunyai


kaitan yang kuat. Pada pertemuan pertama guru
menyampaikan materi tentang operasi hitung
campuran pada penjumlahan dan pengurangan,
misalnya :
1. 6 + 7 – 3 = 13 – 3 = 10

2. 50 – 40 + 4 = 10 + 4 = 14

2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa


yang kurang paham untuk bertanya.
3. Guru membentuk kelompok yang anggotanya
heterogen terdiri dari 4-5 siswa.
4. Guru membagikan LKS selanjutnya siswa
mengerjakan tugas dalam LKS.
5. Guru memberikan kesempatan kepada masing-
masing siswa untuk berpikir bersama teman
kelompoknya dalam menyelesaikan tugas
dalam LKS.
6. Salah seorang siswa dari masing-masing
kelompok mempresentasikan jawaban
kelompoknya di depan kelas dan kelompok
lainnya memperhatikan.
7. Guru memberikan penghargaan pada kelompok
yang sudah berani tampil di depan kelas.
8. Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada
siswa (pada saat menjawab tidak boleh saling
membantu).
9. Guru menyimpulkan jawaban atau kesimpulan
68

Lampiran 3

Nama : 1. __________________ Kelompok :__________Tanggal:_____________


2.______________________
3.______________________
4.______________________
5.______________________

Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan I

Materi Operasi Hitung Campuran

Tujuan: Siswa dapat menentukan hasil Operasi Hitung Campuran pada penjumlahan

dan pengurangan

Diskusikanlah soal dibawah ini dengan benar!


Pastikan setiap kelompok mengetahui jawaban dari setiap soal!

1. 25 - 13 + 123 = ...+ 123


= ...
2. 368 + 992 – 725 =... – 725
= ...
3. 1250 – 350 + 250 = ... + 250
= ...
4. 789 – 654 + 123 = ... + 123
= ...
5. 27 + 56 - 32 = ... – 32
= ...
69

Lampiran 4

Kunci Jawaban LKS Siklus I Pertemuan 1

NO. Kunci Jawaban


25 – 13 + 123 = …………..
Jawab:
1 25 – 13 + 123 = (25-13) + 123
= 12 + 123
= 135
368 + 992 – 725 = …………..
Jawab :
2 368 + 992 – 725 = (368 + 992) – 725
= 1360 – 725
= 635
1250 – 350 + 250 = …………..
Jawab :
3 1250 – 350 + 250 = (1250 – 350 )+ 250
= 900 + 250
= 1150
789 – 654 + 123 = …………..
Jawab :
4 789 – 654 + 123 = (789 – 654 )+ 123
= 135 + 123
= 258
27 + 56 - 32 = …………..
Jawab :
5 27 + 56 - 32 = ( 27 + 56) - 32
= 83 – 32
= 51
70

Lampiran 5

Soal Kuis I

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !

1. 300 – 75 + 123 = …………..

2. 360 + 456 – 98 = …………..

3. 223 + 56 - 175 = …………..


71

Lampiran 6

Kunci Jawaban Kuis I

NO. Jawaban Skor


300 – 75 + 123 = …………..
Jawab
1 300 – 75 + 123 = (300 – 75) + 123 1
= 225 + 123 2
= 348 2
360 + 456 – 98 = …………..
Jawab
2 360 + 456 – 98 = (360 + 456) – 98 1
= 818 – 98 2
= 720 2
223 + 56 - 175 = …………..
Jawab
3 223 + 56 – 175 = (223 + 56) – 175 1
= 279 – 175 2
= 104 2
∑ Skor Maksimal 15

Keterangan:
∑ skor
= x100%
∑skor maksimal
72

Lampiran 7

Nilai Kuis Siklus I Pertemuan 1

NO. Kelompok Nama Siswa Skor Nilai


1 Pratama 11 73
2 Nola 12 80
I
3 Putri 11 73
4 Wati 11 73
1 Farid 14 93
2 Putra 10 66
3 II Ferdi 11 73
4 Ridwan 12 80
5 Dafa 11 73
1 Aisyah 12 80
2 Dewi 11 73
3 III Aulia 11 73
4 Ika 11 73
5 Sahara 12 80
1 Amanda 12 80
2 Devi 11 73
3 IV Monica 10 66
4 Chairil 11 73
5 Nur Azizah 14 93
1 Ardi 14 93
2 Adit 11 73
3 V Bintang 11 73
4 Budi 12 80
5 Sudibyo 11 73
Jumlah 1840
Rata-rata 76,66
73

Lampiran 8. Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru

HASIL OBSERVASI GURU DALAM PEMBELAJARAN

SIKLUS I PERTEMUAN I
Pelaksanaan
Kegiatan Indikator Komentar
Ya/tidak Skor
Kegiatan Awal 1. Mempersiapkan siswa Ya 1 Guru mampu
agar siap untuk belajar mempersiapkan
siswa sebelum
mengikuti
pembelajaran.
2. Memotivasi siswa Tidak 0 Kurang mampu
memotivasi siswa
terlibat aktif dalam
pembelajaran.
3. Menjelaskan tujuan Tidak 0 Guru kurang
pembelajaran yang Mampu
akan dicapai menjelaskan tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti 4. Guru menjelaskan Ya 1 Guru menjelaskan
materi yang diajarkan materi pelajaran.
5. Membagi siswa ke Ya 1 Guru membagi
dalam beberapa siswa kedalam
kelompok kecil beberapa
kelompok.
6. Membagikan LKS Ya 1 Guru membagikan
kepada setiap LKS kepada setiap
kelompok kelompok
7. Guru mengarahkan Ya 1 Guru mengarahkan
siswa untuk siswa untuk
menyelesaikan soal menyelesaikan soal
LKS LKS
8. Guru Tidak 0 Guru tidak
membantu/mengarahka membantu siswa
n siswa yang yang kesulitan
mengalami kesulitan menyelesaikan soal
dalam menyelesaikan
soal
9. Guru mengarahkan Ya 1 Guru menyuruh
siswa untuk siswa
74

mempresentasikan hasil mempresentasekan


diskusi kelompok hasil diskusinya
10.Guru mengarahkan Ya 1 Guru menyuruh
masing-masing siswa mengajukan
kelompok untuk pertanyaan kepada
memberikan tanggapan kelompok yang
mempresentasekan
hasil diskusinya.
11.Guru memberikan Tidak 0 Guru kurang
tanggapan dan memberikan
penegasan atas hasil penegasan apakah
diskusi siswa hasil siswa sudah
sesuai atau belum
12.Guru memberi Tidak 0 Guru tidak
penghargaan kepada memberikan
kelompok yang terbaik penghargaan
kepada kelompok
terbaik.
13.Guru memberikan Ya 1 Guru telah
evaluasi pembelajaran memberkan
evaluasi dengan
baik
Kegiatan 14.Guru mengarahkan Tidak 0 Guru tdak
Penutup siswa agar mampu mengarahkan siswa
merumuskan agar mampu
kesimpulan dari merumuskan
masalah yang diberikan kesimpulan dari
pelajaran yang
sudah berlangsung.
15.Guru memberikan Tidak 0 Guru tidak
tugas pekerjaan rumah memberikan tugas
kepada siswa untuk dikerjakan
siswa dirumah
Jumlah Skor Perolehan 8
Jumlah Skor Maksimal 15
Persentase % 53,3%
76

Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

HASIL OBSERVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN

SIKLUS I PERTEMUAN I

Penilaian
Indikator Skor
Ya Tidak
1. Siswa mempersiapkan diri untuk belajar Ya 1
2. Siswa menyimak penjelasan guru atas tujuan Tidak 0
pembelajaran yang akan dicapai
3. Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi Ya 1
yang diajarkan
4. Siswa membentuk kelompok kecil Ya 1
5. Siswa menerima LKS dari guru Ya 1
6. Siswa berdiskusi memecahkan masalah yang Tidak 0
diberikan dalam LKS
7. Siswa menjelaskan masalah yang kurang dipahami Tidak 0
kepada guru yang terdapat di dalam LKS
8. Siswa mempresentasekan hasil diskusi kelompok Ya 1
9. Siswa memberikan tanggapan atas presentase Tidak 0
kelompok lain
10. Siswa menyimak tanggapan dan penegasan dari Tidak 0
guru atas hasil diskusi siswa
11. Siswa merespon pengharagaan yang diberikan guru Ya 1
atas hasil diskusi kelompok yang terbaik
12. Siswa mengerjakan evaluasi pembelajaran Ya 1
13. Siswa memyimpulkan pelajaran akhir yang telah Tidak 0
diajarkan
14. Siswa mencatat tugas yang diberikan Ya 1
Jumlah Skor Perolehan 8
Jumlah Skor Maksimal 14
Persentase % 57,14%
78

Lampiran 10. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN( RPP )

(Siklus I Pertemuan II)

Sekolah : SD Negeri 6 Konda

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/semester : IV (Empat) /1 (satu)

Alokasi waktu : 3 x 35 menit

A. Standar Kompetensi :
1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
1.4. Melakukan operasi hitung campuran
C. Indikator
Menentukan hasil operasi hitung campuran pada perkalian dan pembagian

D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung campuran pada perkalian dan
pembagian

E. Tujuan Perbaikan Pembelajaran

Dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada materi


Operasi Hitung Campuran dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SD
Negeri 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan.
79

F. Materi Pokok
Operasi hitung campuran
G. Metode dan Model Pembelajaran
 Metode : Diskusi Kelas, Tanya Jawab, Penugasan,
 Model : Kooperatif Tipe STAD
H. Skenario Pembelajaran
Tahap Uraian Kegiatan Pembelajaran Waktu
1 2 3
Pendahuluan 1. Salam dan berdoa serta mengecek kehadiran 15 Menit
siswa.
2. Motivasi: menjelaskan bahwa materi
pembelajaran yang akan di pelajari sangat erat
kaitannya dengan materi pembelajaran
selanjutnya
3. Apersepsi: siswa diingatkan kembali tentang
materi sebelumnya dengan diberi soal
perkalian dan pembagian
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Guru menjelaskan pendekatan yang akan
dilaksanakan dalam pembelajaran.
Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan secara singkat materi 80 Menit
pelajaran dengan secara klasikal dan siswa
memperhatikan.
Pada pertemuan kedua guru menyampaikan
materi tentang operasi hitung campuran pada
perkalian dan pembagian, misalnya :
1). 28 x 10 : 4= (28 x 10) : 4
= 280 : 4
80

= 70
2). 450 : 75 x 16 = (450 : 75) x 16
= 6 x 16
= 96
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
yang kurang paham untuk bertanya.
3. Guru membentuk kelompok yang anggotanya
heterogen terdiri dari 4-5 siswa.
4. Guru membagikan LKS selanjutnya siswa
mengerjakan tugas dalam LKS.
5. Guru memberikan kesempatan kepada masing-
masing siswa untuk berpikir bersama teman
kelompoknya dalam menyelesaikan tugas
dalam LKS.
6. Salah seorang siswa dari masing-masing
kelompok mempresentasikan jawaban
kelompoknya di depan kelas dan kelompok
lainnya memperhatikan.
7. Guru memberikan penghargaan pada kelompok
yang sudah berani tampil di depan kelas.
8. Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada
siswa (pada saat menjawab tidak boleh saling
membantu).
9. Guru menyimpulkan jawaban atau kesimpulan
akhir dari semua soal atau pertanyaan.
Penutup 10. Guru bersama siswa membuat kesimpulan 10 Menit
baru yang diperoleh dari pelajaran tadi
11. Memberikan pekerjaan rumah
82

Lampiran 11. Lembar Kerja Siswa


Nama : 1. __________________ Kelompok :__________Tanggal :_____________
2.______________________
3.______________________
4.______________________
5.______________________

Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan II

Materi Operasi Hitung Campuran

Tujuan: Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung campuran pada perkalian dan

pembagian

Diskusikanlah soal dibawah ini dengan benar!


Selesaikan soal-soal di bawah ini dengan benar!

1. 30 : 6 x 15 = ... x 15
= ...

2. 4 x 625 : 25 = ... : 25
= ...

3. 1000 x 250 : 500 = ... : 500


= ...

4. 625 : 125 x 250 = ... x 250


= ...

5. 500 : 10 x 30 = ... x 30

= ...
83

Lampiran 12

Kunci Jawaban LKS Siklus I Pertemuan 1I


NO. Kunci Jawaban
30 : 6 x 15 = …………..
Jawab:
1 30 : 6 x 15 = (30 : 6) x 15
= 5 x 15
= 75

4 x 625 : 25 = …………..
Jawab :
2 4 x 625 : 25 = (4 x 625) : 25
= 2500 : 25
= 100

1000 x 250 : 500 = …………..


Jawab :
1000 x 250 : 500 = (1000 x 250) : 500
3
= 250000 : 500
= 500

625 : 125 x 250 = …………..


Jawab :
4 625 : 125 x 250 = (625 : 125) x 250
= 5 X 250
= 1250

500 : 10 x 30 = …………..
Jawab :
5 500 : 10 x 30 = (500 : 10) x 30
= 50 x 30
= 1500
84

Lampiran 13

SOAL KUIS II

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !

1. 15 x 250 : 50 = …………..

2. 315 : 5 x 25 = …………..

3. 50 : 5 x 30 = .................
85

Lampiran 14

Kunci Jawaban Kuis II

NO. Jawaban Skor


15 x 250 : 50 = …………..
Jawab
1 15 x 250 : 50 = (15 x 250) : 50 1
= 3750 : 50 2
= 75 2
315 : 5 x 25 = …………..
Jawab
2 315 : 5 x 25 = (315 : 5) x 25 1
= 63 x 25 2
= 1575 2
50 : 5 x 30 = …………..
Jawab
3 50 : 5 x 30 = (50 : 5) x 30 1
= 10 x 30 2
= 300 2
∑ Skor Maksimal 15
Keterangan:
∑ skor
= x100%
∑skor maksimal
86

Lampiran 15

Nilai Kuis Siklus I Pertemuan II

NO. Kelompok Nama Siswa Skor Nilai


1 Pratama 12 80
2 Nola 12 80
I
3 Putri 11 73
4 Wati 11 73
1 Farid 14 93
2 Putra 11 73
3 II Ferdi 11 73
4 Ridwan 12 80
5 Dafa 11 73
1 Aisyah 12 80
2 Dewi 14 93
3 III Aulia 11 73
4 Ika 12 80
5 Sahara 12 80
1 Amanda 12 80
2 Devi 11 73
3 IV Monica 11 73
4 Chairil 14 93
5 Nur Azizah 14 93
1 Ardi 14 93
2 Adit 12 80
3 V Bintang 11 73
4 Budi 12 80
5 Sudibyo 11 73
Jumlah 1915
Rata-rata 79,79
87

Lampiran 16

DATA PERKEMBANGAN SKOR KELOMPOK SIKLUS I


Nilai Nilai
Skor Rata-rata Nilai Penghargaan
No. Klp Nama Kuis Kuis
Dasar NK 1 dan 2 Peningkatan Kelompok
1 2
1 PR 60 73 80 76,5 30
2 NL 70 80 80 80 20
I
3 PT 70 73 73 73 20
Hebat
4 WT 65 73 73 73 20
Jumlah 90
Rata-rata 22,5
1 FR 80 93 93 93 30
2 PU 50 66 73 69,5 30
3 II FE 65 73 73 73 20
4 RD 60 80 80 80 30 Super
5 DF 65 73 73 73 20
Jumlah 130
Rata-rata 26
1 AY 80 80 80 80 20
2 DW 70 73 93 83 30
3 III AU 65 73 73 73 20
4 IK 60 73 80 76,5 30 Hebat
5 SH 70 80 80 80 20
Jumlah 120
Rata-rata 24
1 AM 80 80 80 80 20
2 DV 70 73 73 73 20
3 IV MC 50 66 73 69,5 30
4 CH 60 73 93 83 30 Super
5 NZ 70 93 93 93 30
Jumlah 130
Rata-rata 26
1 AR 80 93 93 93 30
2 AD 70 73 80 76,5 20
3 V BT 65 73 73 73 20
4 BD 60 80 80 80 30 Hebat
5 SY 65 73 73 73 20
Jumlah 120
Rata-rata 24
88

Lampiran 17. Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru

HASIL OBSERVASI GURU DALAM PEMBELAJARAN

SIKLUS I PERTEMUAN II
Pelaksanaan
Kegiatan Indikator Komentar
Ya/tidak Skor
Kegiatan Awal 1. Mempersiapkan siswa Ya 1 Guru mampu
agar siap untuk belajar mempersiapkan
siswa sebelum
mengikuti
pembelajaran.
2. Memotivasi siswa Tidak 0 Kurang mampu
memotivasi siswa
terlibat aktif dalam
pembelajaran.
3. Menjelaskan tujuan Ya 1 Guru mampu
pembelajaran yang menjelaskan tujuan
akan dicapai pembelajaran
Kegiatan Inti 4. Guru menjelaskan Ya 1 Guru menjelaskan
materi yang diajarkan materi pelajaran.
5. Membagi siswa ke Ya 1 Guru membagi
dalam beberapa siswa kedalam
kelompok kecil beberapa
kelompok.
6. Membagikan LKS Ya 1 Guru membagikan
kepada setiap LKS kepada setiap
kelompok kelompok
7. Guru mengarahkan Ya 1 Guru mengarahkan
siswa untuk siswa untuk
menyelesaikan soal menyelesaikan soal
LKS LKS
8. Guru Tidak 0 Guru tidak
membantu/mengarahka membantu siswa
n siswa yang yang kesulitan
mengalami kesulitan menyelesaikan soal
dalam menyelesaikan
soal
9. Guru mengarahkan Ya 1 Guru menyuruh
siswa untuk siswa
mempresentasikan hasil mempresentasekan
89

diskusi kelompok hasil diskusinya


10.Guru mengarahkan Ya 1 Guru menyuruh
masing-masing siswa mengajukan
kelompok untuk pertanyaan kepada
memberikan tanggapan kelompok yang
mempresentasekan
hasil diskusinya.
11.Guru memberikan Tidak 0 Guru kurang
tanggapan dan memberikan
penegasan atas hasil penegasan apakah
diskusi siswa hasil siswa sudah
sesuai atau belum
12.Guru memberi Tidak 0 Guru tidak
penghargaan kepada memberikan
kelompok yang terbaik penghargaan
kepada kelompok
terbaik.
13.Guru memberikan Ya 1 Guru telah
evaluasi pembelajaran memberkan
evaluasi dengan
baik
Kegiatan 14.Guru mengarahkan Tidak 0 Guru tdak
Penutup siswa agar mampu mengarahkan siswa
merumuskan agar mampu
kesimpulan dari merumuskan
masalah yang diberikan kesimpulan dari
pelajaran yang
sudah berlangsung.
15.Guru memberikan Ya 1 Guru memberikan
tugas pekerjaan rumah tugas untuk
kepada siswa dikerjakan siswa
dirumah
Jumlah Skor Perolehan 10
Jumlah Skor Maksimal 15
Persentase % 66,6%
91

Lampiran 18 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

HASIL OBSERVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN

SIKLUS I PERTEMUAN II
Penilaian
Indikator Skor
Ya Tidak
1. Siswa mempersiapkan diri untuk belajar Ya 1
2. Siswa menyimak penjelasan guru atas tujuan Ya 1
pembelajaran yang akan dicapai
3. Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi Ya 1
yang diajarkan
4. Siswa membentuk kelompok kecil Ya 1
5. Siswa menerima LKS dari guru Ya 1
6. Siswa berdiskusi memecahkan masalah yang Tidak 0
diberikan dalam LKS
7. Siswa menjelaskan masalah yang kurang dipahami Tidak 0
kepada guru yang terdapat di dalam LKS
8. Siswa mempresentasekan hasil diskusi kelompok Ya 1
9. Siswa memberikan tanggapan atas presentase Ya 1
kelompok lain
10. Siswa menyimak tanggapan dan penegasan dari Tidak 0
guru atas hasil diskusi siswa
11. Siswa merespon pengharagaan yang diberikan guru Ya 1
atas hasil diskusi kelompok yang terbaik
12. Siswa mengerjakan evaluasi pembelajaran Ya 1
13. Siswa memyimpulkan pelajaran akhir yang telah Tidak 0
diajarkan
14. Siswa mencatat tugas yang diberikan Ya 1
Jumlah Skor Perolehan 10
Jumlah Skor Maksimal 14
Persentase % 71,42%
93

Lampiran 19

TES SIKLUS I

Mata Pelajaran : Matematika

Materi pembelajaran : Operasi Hitung Campuran

Kelas/Semester : IV/I

1. 695 – 500 + 75 =…

2. 196 – 5 x 25 =…

3. 187 + 39 : 3 =…

4. 1000 x 250 : 500 =…

5. 450 : 75 x 16 =…
94

Lampiran 20

KUNCI JAWABAN TES SIKLUS I

No. Kunci Jawaban Skor


695 – 500 + 75 = (695 – 500) + 75
= 195 + 75
1 20
= 270

196 – 5 x 25 = 196 – (5 x 25)


= 196 – 125
2 20
= 71

187 + 39 : 3 = 187 + (39 : 3)


3 = 187 + 13 20
= 200

1000 x 250 : 500 = (1000 x 250) : 500


4 = 250000 : 500 20
= 500

450 : 75 x 16 = (450 : 75) x 16


5 20
= 6 x 16
= 96
∑ Skor Maksimal 100

∑ skor
= x100%
∑skor maksimal

Keterangan: 0 = jika tidak dikerjakan


5 = jika dikerjakan tapi langkah dan hasil salah
10 = jika langkahnya benar tapi hasil salah
20 = jika semua benar
95

Lampiran 21
HASIL TES SIKLUS I

Nomor/Skor Soal
Nama
No JK 1 2 3 4 5 Skor Nilai Ket
Siswa
20 20 20 20 20
1 Aisyah P 5 20 20 20 20 85 85 Tuntas
2 Amanda P 5 20 20 10 20 75 75 Tuntas
3 Ardi L 5 20 10 5 5 45 45 Tidak Tuntas
4 Adit L 5 20 10 5 20 60 60 Tidak Tuntas
5 Pratama L 5 10 20 5 20 50 50 Tidak Tuntas
6 Bintang L 5 10 20 5 20 60 60 Tidak Tuntas
7 Devi P 5 20 20 5 20 70 70 Tuntas
8 Dewi P 5 5 20 5 20 55 55 Tidak Tuntas
9 Aulia P 5 10 20 5 5 45 45 Tidak Tuntas
10 Budi L 5 5 20 5 10 45 45 Tidak Tuntas
11 Ika P 5 5 5 5 20 40 40 Tidak Tuntas
12 Sudibyo L 5 5 5 5 5 25 25 Tidak Tuntas
13 Monika P 5 10 20 5 20 60 60 Tidak Tuntas
14 Chairil L 5 20 20 5 20 70 70 Tuntas
15 Nola P 5 20 20 5 20 70 70 Tuntas
16 Nur Azizah P 5 20 20 5 20 70 70 Tuntas
17 Farid L 5 10 10 5 5 35 35 Tidak Tuntas
18 Putri P 5 20 20 20 20 85 85 Tuntas
19 Putra L 5 10 20 5 20 60 60 Tidak Tuntas
20 Ferdi L 5 5 10 5 5 30 30 Tidak Tuntas
21 Ridwan L 5 20 20 5 20 70 70 Tuntas
22 Sahara P 5 10 20 5 20 60 60 Tidak Tuntas
23 Wati P 5 20 20 5 20 70 70 Tuntas
24 Dafa L 5 10 20 20 20 75 75 Tuntas
Jumlah 1410
Rata-rata 58,75
Siswa yang tuntas 10 Orang
Siswa yang tidak tuntas 14 Orang
Ketuntasan klasikal 41,6%
96

Lampiran 22. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN( RPP )

(Siklus II Pertemuan I)

Sekolah : SD Negeri 6 Konda

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/semester : IV (Empat) /1 (satu)

Alokasi waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi :
1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
1.4. Melakukan operasi hitung campuran
C. Indikator
Menentukan hasil penggabungan antara operasi hitung penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian

D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menentukan hasil penggabungan antara operasi hitung penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian

E. Tujuan Perbaikan Pembelajaran


Dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada materi
pokok Operasi Hitung Campuran dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas
IV SD Negeri 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan.
F. Materi Pokok
Operasi hitung campuran
97

G. Metode dan Model Pembelajaran


 Metode : Diskusi Kelas, Tanya Jawab, Penugasan,
 Model : Kooperatif Tipe STAD
H. Skenario Pembelajaran
Tahap Uraian Kegiatan Pembelajaran Waktu
1 2 3
Pendahuluan 1. Salam dan berdoa serta mengecek kehadiran 5 Menit
siswa.
2. Motivasi: menjelaskan bahwa materi
pembelajaran yang akan di pelajari sangat erat
kaitannya dengan materi pembelajaran
selanjutnya.
3. Apersepsi: siswa diingatkan kembali tentang
materi sebelumnya
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Guru menjelaskan pendekatan yang akan
dilaksanakan dalam pembelajaran.
Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan secara singkat materi 55 Menit
pelajaran dengan secara klasikal dan siswa
memperhatikan.
Pada pertemuan ketiga guru menyampaikan
materi tentang penggabungan antara operasi
hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian
dan pembagian, misalnya :

475 – 75 : 3 + 50 x 2 = 475 – 25 + 100


= 450 + 100
= 550
98

Jadi, 475 – 75 : 3 + 50 x 2 = 550.


2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
yang kurang paham untuk bertanya.
3. Guru membentuk kelompok yang anggotanya
heterogen terdiri dari 4-5 siswa.
4. Guru membagikan LKS selanjutnya siswa
mengerjakan tugas dalam LKS.
5. Guru memberikan kesempatan kepada masing-
masing siswa untuk berpikir bersama teman
kelompoknya dalam menyelesaikan tugas
dalam LKS.
6. Salah seorang siswa dari masing-masing
kelompok mempresentasikan jawaban
kelompoknya di depan kelas dan kelompok
lainnya memperhatikan.
7. Guru memberikan penghargaan pada kelompok
yang sudah berani tampil di depan kelas.
8. Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada
siswa (pada saat menjawab tidak boleh saling
membantu).
9. Guru menyimpulkan jawaban atau kesimpulan
akhir dari semua soal atau pertanyaan.
Penutup 10. Guru bersama siswa membuat kesimpulan baru 10 Menit
yang diperoleh dari pelajaran tadi
11. Memberikan pekerjaan rumah
100

Lampiran 23

Nama : 1. __________________ Kelompok :__________Tanggal :_____________


2.______________________
3.______________________
4.______________________
5.______________________

Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan I

Materi Operasi Hitung Campuran

Tujuan: Siswa dapat menentukan hasil penggabungan antara opersi hitung


penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.

Diskusikanlah soal dibawah ini dengan benar!


Selesaikan soal-soal di bawah ini dengan benar!
1. 25 x 12 – 50 + 500 : 2 = ... – 50 + ...
= ... + ...
= ...
2. 34 x 17 + 65 – 6 : 2 = ... + 65 – ...
= ... – ...
= ...
3. 188 + 189 x 9 : 7 – 163 = 188 + ... – 163
= ... – 163
= ...

4. 320 : 8 – 32 + 270 x 4 = ... – 32 + ...


= ... + ...
= ...
5. 906 – 750 : 125 x 5 + 500 = 906 – ... + 500
= ... + 500

= ...
101

Lampiran 24

KUNCI JAWABAN LKS SIKLUS II


Pertemuan 1

NO. Kunci Jawaban


25 x 12 – 50 + 500 : 2 = (25 x 12) – 50 + (500 : 2)
= 300 – 50 + 250
1 = 250 + 250
= 500

34 x 17 + 65 – 6 : 2 = (34 x 17) + 65 – (6 : 2)
= 578 + 65 - 3
2 = 643 – 3
= 640

188 + 189 x 9 : 7 - 163 = 188 + (189 x 9 : 7) – 163


= 188 + 243 – 163
3 = 431 – 163
= 268

320 : 8 – 32 + 270 x 4 = (320 : 8) – 32 +( 270 x 4)


= 40 – 32 + 1080
4 = 8 + 1080
= 1088

906 – 750 : 125 x 5 + 500 = 906 – (750 : 125 x 5) + 500


= 906 – 30 + 500
5 = 876 + 500
= 1376
102

Lampiran 25

SOAL KUIS I

Selesaikan soal di bawan ini dengan benar!

1. 146 + 8 x 127 – 372 : 4 = …………..

2. 246 : 6 + 38 x 4 – 126 = …………..


103

Lampiran 26

Kunci Jawaban kuis I

NO. Kunci Jawaban Skor


1 146 + 8 x 127 – 372 : 4 = …………..
Jawab:
146 + 8 x 127 – 372 : 4 = 146 + (8 x 127) – (372 : 4) 1
= 146 + 1016 – 93 2
= 1162 – 93 2
= 1069 2

2 246 : 6 + 38 x 4 – 126 = …………..


Jawab:
246 : 6 + 38 x 4 – 126 = (246 : 6) + (38 x 4) – 126 1
2
= 41 + 152 – 126
2
= 193 – 126 2
= 67

∑ Skor Maksimal 14

∑ skor perolehan
= x100
∑skor maksimal
104

Lampiran 27

Nilai Kuis Siklus II Pertemuan I

NO. Kelompok Nama Siswa Skor Nilai


1 Pratama 11 78
2 Nola 12 85
I
3 Putri 12 85
4 Wati 12 85
1 Farid 14 100
2 Putra 11 78
3 II Ferdi 12 85
4 Ridwan 12 85
5 Dafa 12 85
1 Aisyah 12 85
2 Dewi 14 100
3 III Aulia 12 85
4 Ika 14 100
5 Sahara 12 85
1 Amanda 12 85
2 Devi 12 85
3 IV Monica 10 71
4 Chairil 12 85
5 Nur Azizah 14 100
1 Ardi 14 100
2 Adit 12 85
3 V Bintang 12 85
4 Budi 12 85
5 Sudibyo 12 85
Jumlah 2087
Rata-rata 86,95
105

Lampiran 28. Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru

HASIL OBSERVASI GURU DALAM PEMBELAJARAN


SIKLUS II PERTEMUAN I

Pelaksanaan
Kegiatan Indikator Komentar
Ya/tidak Skor
Kegiatan Awal 1. Mempersiapkan siswa Ya 1 Guru mampu
agar siap untuk mempersiapkan
belajar siswa sebelum
mengikuti
pembelajaran.
2. Memotivasi siswa Ya 1 Guru mampu
memotivasi siswa
terlibat aktif dalam
pembelajaran.
3. Menjelaskan tujuan Ya 1 Guru mampu
pembelajaran yang menjelaskan tujuan
akan dicapai pembelajaran
Kegiatan Inti 4. Guru menjelaskan Ya 1 Guru menjelaskan
materi yang diajarkan materi pelajaran.
5. Membagi siswa ke Ya 1 Guru membagi
dalam beberapa siswa kedalam
kelompok kecil beberapa
kelompok.
6. Membagikan LKS Ya 1 Guru membagikan
kepada setiap LKS kepada setiap
kelompok kelompok
7. Guru mengarahkan Ya 1 Guru mengarahkan
siswa untuk siswa untuk
menyelesaikan LKS menyelesaikan
LKS
8. Guru Ya 1 Guru membantu
membantu/mengarahka siswa yang
n siswa yang kesulitan
mengalami kesulitan menyelesaikan soal
dalam menyelesaikan
soal
9. Guru mengarahkan Ya 1 Guru menyuruh
siswa untuk siswa
mempresentasikan hasil mempresentasekan
106

diskusi kelompok hasil diskusinya


10.Guru mengarahkan Ya 1 Guru menyuruh
masing-masing siswa mengajukan
kelompok untuk pertanyaan kepada
memberikan tanggapan kelompok yang
mempresentasekan
hasil diskusinya.
11.Guru memberikan Tidak 0 Guru kurang
tanggapan dan memberikan
penegasan atas hasil penegasan apakah
diskusi siswa hasil siswa sudah
sesuai atau belum
12.Guru memberi Tidak 0 Guru tidak
penghargaan kepada memberikan
kelompok yang terbaik penghargaan
kepada kelompok
terbaik.
13.Guru memberikan Ya 1 Guru telah
evaluasi pembelajaran memberkan
evaluasi dengan
baik
Kegiatan 14.Guru mengarahkan Tidak 0 Guru tdak
Penutup siswa agar mampu mengarahkan siswa
merumuskan agar mampu
kesimpulan dari merumuskan
masalah yang diberikan kesimpulan dari
pelajaran yang
sudah berlangsung.
15.Guru memberikan Ya 1 Guru memberikan
tugas pekerjaan rumah tugas untuk
kepada siswa dikerjakan siswa
dirumah
Jumlah Skor Perolehan 12
Jumlah Skor Maksimal 15
Persentase % 80%
108

Lampiran 29 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

HASIL OBSERVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN

SIKLUS II PERTEMUAN I
Penilaian
Indikator Skor
Ya Tidak
1. Siswa mempersiapkan diri untuk belajar Ya 1
2. Siswa menyimak penjelasan guru atas tujuan Ya 1
pembelajaran yang akan dicapai
3. Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi Ya 1
yang diajarkan
4. Siswa membentuk kelompok kecil Ya 1
5. Siswa menerima LKS dari guru Ya 1
6. Siswa berdiskusi memecahkan masalah yang Ya 1
diberikan dalam LKS
7. Siswa mengemukakakan masalah yang kurang Tidak 0
dipahami kepada guru yang terdapat di dalam LKS
8. Siswa mempresentasekan hasil diskusi kelompok Ya 1
9. Siswa memberikan tanggapan atas presentase Ya 1
kelompok lain
10. Siswa menyimak tanggapan dan penegasan dari Tidak 0
guru atas hasil diskusi siswa
11. Siswa merespon pengharagaan yang diberikan guru Ya 1
atas hasil diskusi kelompok yang terbaik
12. Siswa mengerjakan evaluasi pembelajaran Ya 1
13. Siswa memyimpulkan pelajaran akhir yang telah Tidak 0
diajarkan
14. Siswa mencatat tugas yang diberikan Ya 1
Jumlah Skor Perolehan 11
Jumlah Skor Maksimal 14
Persentase % 78,57%
110

Lampiran 30. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN( RPP )

(Siklus II Pertemuan II)

Sekolah : SD Negeri 6 Konda


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/semester : IV (Empat) /1 (satu)
Alokasi waktu : 3 x 35 menit

A. Standar Kompetensi :
1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah
B.Kompetensi Dasar
1.4. Melakukan operasi hitung campuran
C. Indikator
Melakukan operasi hitung campuran melalui sajian soal cerita

D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat mengerjakan operasi hitung campuran melalui sajian soal cerita

E. Tujuan Perbaikan Pembelajaran

Dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada materi


pokok Operasi Hitung Campuran dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas
IV SD Negeri 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan.
F. Materi Pokok
Operasi hitung campuran
111

G.Metode dan Model Pembelajaran


 Metode : Diskusi Kelas, Tanya Jawab, Penugasan,
 Model : Kooperatif Tipe STAD
H. Skenario Pembelajaran
Tahap Uraian Kegiatan Pembelajaran Waktu
1 2 3
Pendahuluan 1. Salam dan berdoa serta mengecek kehadiran 15 Menit
siswa.
2. Motivasi: menjelaskan bahwa materi
pembelajaran yang akan di pelajari sangat erat
kaitannya dengan materi pembelajaran
selanjutnya
3. Apersepsi: siswa diingatkan kembali tentang
materi sebelumnya
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Guru menjelaskan pendekatan yang akan
dilaksanakan dalam pembelajaran.
Kegiatan Inti 1. Guru menyampaikan materi tentang cara 80 Menit
menyelesaikan Operasi Hitung Campuran
melalui sajian soal cerita, misalnya :
Malik membeli 8 buku tulis dengan harga Rp.
1.350,00 /buah. Jika membayar dengan 3
lembar uang lima ribuan, berapa rupiah uang
kembalian yang diterima Malik ?
Jawab :
Harga 8 Buku = 8 x Rp.1.350,00 =
Rp.10.800,00
Dibayar = 3 x Rp.5.000,00 = Rp.15.000,00
112

Uang Kembali = Rp.15.000,00 – Rp. 10.800,00


= Rp. 4.200,00
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
yang kurang paham untuk bertanya.
3. Guru membentuk kelompok yang anggotanya
heterogen terdiri dari 4-5 siswa.
4. Guru membagikan LKS selanjutnya siswa
mengerjakan tugas dalam LKS.
5. Guru memberikan kesempatan kepada masing-
masing siswa untuk berpikir bersama teman
kelompoknya dalam menyelesaikan tugas
dalam LKS.
6. Salah seorang siswa dari masing-masing
kelompok mempresentasikan jawaban
kelompoknya di depan kelas dan kelompok
lainnya memperhatikan.
7. Guru memberikan penghargaan pada kelompok
yang sudah tampil di depan kelas.
8. Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada
siswa (pada saat menjawab tidak boleh saling
membantu).
9. Guru menyimpulkan jawaban atau kesimpulan
akhir dari semua soal atau pertanyaan.
Penutup 10. Guru bersama siswa membuat kesimpulan baru 10 Menit
yang diperoleh dari pelajaran tadi
11. Memberikan pekerjaan rumah
114

Lampiran 31

Nama : 1. __________________ Kelompok :__________Tanggal :_____________


2.______________________
3.______________________
4.______________________
5.______________________

Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan II

Materi Operasi Hitung Campuran

Tujuan: Siswa dapat mengerjakan operasi hitung campuran melalui sajian soal cerita

Diskusikanlah soal dibawah ini dengan benar!


Selesaikan soal-soal di bawah ini dengan benar!

Soal
a. Harga 1 buah Apel 1.250,00. Jika Citra membeli 6 buah Apel dan membayar

dengan 2 lembar uang lima ribuan, berapakah uang kembalian uang yang

diterima Citra ?

b. Arif mempunyai 8 lembar uang lima ratusan, 5 lembar uang seribuan dan 7

lembar uang lima ribuan. Berapakah jumlah uang Arif seluruhnya ?

c. 6 orang siswa masing-masing membeli 5 batang pensil. Harga sebuah pensil Rp.

750, 00. Berapa rupiah jumlah uang yang di keluarkan keenam siswa tersebut?

d. Harga 3 butir telur ayam Rp.3.750,00. Jika Ani membeli 8 butir telur ayam,

berapa rupiah Ani harus membayar?

e. Pak Somad mempunyai 4 keranjang mangga. Setiap keranjang berisi 96 mangga.

Mangga itu akan dibagikan kepada 8 orang sama banyak. Berapa buah mangga

yang diterima oleh setiap orang


115

Lampiran 32

KUNCI JAWABAN LKS SIKLUS II


Pertemuan 2

NO. Kunci Jawaban


Harga 6 Buah Apel = 6 x Rp. 1.250,00 = Rp. 7.500,00
Dibayar = 2 x Rp. 5.000,00 = Rp. 10.000,00
1 Uang Kembali = Rp. 10. 000,00 – Rp. 7.500,00
= Rp. 2. 500,00
Jadi, uang kembalian yang diterima Citra adalah Rp. 2.500,00
Uang Rp. 500,00 x 8 = Rp. 4.000,00
Uang Rp. 1.000,00 x 5 = Rp. 5.000,00

2 Uang Rp. 5.000 x 7 = Rp.35.000,00


4.000,00 + 5.000,00 + 35.000,00 = 44.000,00
Jadi, jumlah uang Arif seluruhnya adalah Rp. 44.000,00
6 siswa x 5 batang pensil = 30 batang pensil
Harga sebuah pensil Rp.750,00
3 30 x Rp. 750,00 = Rp.22.500
Jadi, jumlah uang yang di keluarkan keenam siswa tersebut
adalah Rp.22.500,00
1 butir telur Rp.3.750,00 : 3 = Rp1.250,00
8 butir x Rp.1.250,00 = Rp.10.000,00
4
Jadi, apabila Ani memebeli 8 butir telur, maka ani harus
membayar Rp.10.000,00
4 keranjang x 96 mangga : 8 orang sama banyak
4 x 96 : 8 = 384 : 8
5
= 48
Jadi, mangga yang diterima oleh setiap orang adalah 48 buah
116

Lampiran 33

SOAL KUIS II

Selesaikan soal di bawah ini dengan benar!

1. Nadin mempunyai 9 lembar uang lima ratusan, 11 lembar uang seribuan dan 8

lembar uang lima ribuan. Berapakah jumlah uang Nadin seluruhnya ?

2. 7 orang siswa masing-masing membeli 10 batang pensil. Harga sebuah pensil

Rp. 750,00. Berapa rupiah jumlah uang yang di keluarkan ketujuh siswa

tersebut?
117

Lampiran 34

Kunci Jawaban Kuis II

NO. Kunci Jawaban Skor


1 Uang Rp. 500,00 x 9 = Rp. 4.500,00 1
Uang Rp. 1.000,00 x 11 = Rp. 11.000,00 1
1
Uang Rp. 5.000 x 8 = Rp.40.000,00
4.500,00 + 11.000,00 + 40.000,00 = 55.500,00 2
Jadi, jumlah uang Nadin seluruhnya adalah Rp. 55.500,00
2 7 siswa x 10 batang pensil = 70 batang pensil 1
Harga sebuah pensil Rp.750,00 1
2
70 x Rp. 750,00 = Rp.52.500
Jadi, jumlah uang yang di keluarkan keenam siswa tersebut 1
adalah Rp.52.500,00
∑ Skor Maksimal 10

Keterangan:
Nilai 5, jika cara menjawab benar dan jawaban akhir benar
∑ skor
= x100%
∑skor maksimal
118

Lampiran 35

Nilai Kuis Siklus II Pertemuan II

NO. Kelompok Nama Siswa Skor Nilai


1 Pratama 8 80
2 Nola 9 90
I
3 Putri 10 100
4 Wati 8 80
1 Farid 10 100
2 Putra 8 80
3 II Ferdi 10 100
4 Ridwan 9 90
5 Dafa 9 90
1 Aisyah 10 100
2 Dewi 9 90
3 III Aulia 9 90
4 Ika 10 100
5 Sahara 9 90
1 Amanda 10 100
2 Devi 9 90
3 IV Monica 8 80
4 Chairil 9 90
5 Nur Azizah 10 100
1 Ardi 8 80
2 Adit 9 90
3 V Bintang 9 90
4 Budi 10 100
5 Sudibyo 9 90
Jumlah 2190
Rata-rata 91,25
119

Lampiran 36

DATA PERKEMBANGAN SKOR KELOMPOK SIKLUS II


Nilai Nilai
Skor Rata-rata Nilai Penghargaan
No. Klp Nama Kuis Kuis
Dasar NK 1 dan 2 Peningkatan Kelompok
1 2
1 PR 76,5 78 80 79 20
2 NL 80 85 90 87,5 20
I
3 PT 73 85 100 92,5 30 Hebat
4 WT 73 85 80 82,5 20
Jumlah 90
Rata-rata 22,5
1 FR 93 100 100 100 30
2 PU 69,5 78 80 79 20
3 II FE 73 85 100 92,5 30
Super
4 RD 80 85 90 87,5 20
5 DF 73 85 90 87,5 30
Jumlah 130
Rata-rata 26
1 AY 80 85 100 92,5 30
2 DW 83 100 90 95 30
3 III AU 73 85 90 87,5 30
Super
4 IK 76,5 100 100 100 30
5 SH 80 85 90 87,5 20
Jumlah 140
Rata-rata 28
1 AM 80 85 100 92,5 30
2 DV 73 85 90 87,5 30
3 IV MC 69,5 71 80 75,5 20
Super
4 CH 83 85 90 87,5 20
5 NZ 93 100 100 100 30
Jumlah 130
Rata-rata 26
1 A 93 100 80 90 10
2 DA 76,5 85 90 87,5 30
3 V NT 73 85 90 87,5 30
4 PT 80 85 100 92,5 30 Super
5 YS 73 85 90 87,5 30
Jumlah 130
Rata-rata 26
120

Lampiran 37. Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru

HASIL OBSERVASI GURU DALAM PEMBELAJARAN

SIKLUS II PERTEMUAN II
Pelaksanaan
Kegiatan Indikator Komentar
Ya/tidak Skor
Kegiatan Awal 1. Mempersiapkan siswa Ya 1 Guru mampu
agar siap untuk belajar mempersiapkan
siswa sebelum
mengikuti
pembelajaran.
2. Memotivasi siswa Ya 1 Guru mampu
memotivasi siswa
terlibat aktif dalam
pembelajaran.
3. Menjelaskan tujuan Ya 1 Guru mampu
pembelajaran yang menjelaskan tujuan
akan dicapai pembelajaran
Kegiatan Inti 4. Guru menjelaskan Ya 1 Guru menjelaskan
materi yang diajarkan materi pelajaran.
5. Membagi siswa ke Ya 1 Guru membagi
dalam beberapa siswa kedalam
kelompok kecil beberapa
kelompok.
6. Membagikan LKS Ya 1 Guru membagikan
kepada setiap LKS kepada setiap
kelompok kelompok
7. Guru mengarahkan Ya 1 Guru mengarahkan
siswa untuk siswa untuk
menyelesaikan soal menyelesaikan soal
LKS LKS
8. Guru Ya 1 Guru membantu
membantu/mengarahka siswa yang
n siswa yang kesulitan
mengalami kesulitan menyelesaikan soal
dalam menyelesaikan
soal
9. Guru mengarahkan Ya 1 Guru menyuruh
siswa untuk siswa
mempresentasikan hasil mempresentasekan
121

diskusi kelompok hasil diskusinya


10.Guru mengarahkan Ya 1 Guru menyuruh
masing-masing siswa mengajukan
kelompok untuk pertanyaan kepada
memberikan tanggapan kelompok yang
mempresentasekan
hasil diskusinya.
11.Guru memberikan Tidak 0 Guru kurang
tanggapan dan memberikan
penegasan atas hasil penegasan apakah
diskusi siswa hasil siswa sudah
sesuai atau belum
12.Guru memberi Ya 1 Guru memberikan
penghargaan kepada penghargaan
kelompok yang terbaik kepada kelompok
terbaik.
13.Guru memberikan Ya 1 Guru telah
evaluasi pembelajaran memberkan
evaluasi dengan
baik
Kegiatan 14.Guru mengarahkan Ya 1 Guru mengarahkan
Penutup siswa agar mampu siswa agar mampu
merumuskan merumuskan
kesimpulan dari kesimpulan dari
masalah yang diberikan pelajaran yang
sudah berlangsung.
15.Guru memberikan Ya 1 Guru memberikan
tugas pekerjaan rumah tugas untuk
kepada siswa dikerjakan siswa
dirumah
Jumlah Skor Perolehan 14
Jumlah Skor Maksimal 15
Persentase % 93,3%
123

Lampiran 38 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

HASIL OBSERVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN

SIKLUS II PERTEMUAN II
Penilaian
Indikator Skor
Ya Tidak
1. Siswa mempersiapkan diri untuk belajar Ya 1
2. Siswa menyimak penjelasan guru atas tujuan Ya 1
pembelajaran yang akan dicapai
3. Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi Ya 1
yang diajarkan
4. Siswa membentuk kelompok kecil Ya 1
5. Siswa menerima LKS dari guru Ya 1
6. Siswa berdiskusi memecahkan masalah yang Ya 1
diberikan dalam LKS
7. Siswa mengemukakakan masalah yang kurang Ya 1
dipahami kepada guru yang tedapat di dalam LKS
8. Siswa mempresentasekan hasil diskusi kelompok Ya 1
9. Siswa memberikan tanggapan atas presentase Ya 1
kelompok lain
10. Siswa menyimak tanggapan dan penegasan dari Ya 1
guru atas hasil diskusi siswa
11. Siswa merespon pengharagaan yang diberikan guru Ya 1
atas hasil diskusi kelompok yang terbaik
12. Siswa mengerjakan evaluasi pembelajaran Ya 1
13. Siswa memyimpulkan pelajaran akhir yang telah Ya 1
diajarkan
14. Siswa mencatat tugas yang diberikan Ya 1
Jumlah Skor Perolehan 14
Jumlah Skor Maksimal 14
Persentase % 100%
125

Lampiran 39

TES SIKLUS II

Mata Pelajaran : Matematika

Materi pembelajaran : Operasi Hitung Campuran

Kelas/Semester : IV/I

Soal

1. 475 – 75 : 3 + 50 x 2 = …..

2. 125 + (38 x 4) – 75 = ….

3. 431 x 5 – 275 + 147 : 7 = ….

4. Suhu udara di Bangkok pagi hari (3°C) + kenaikan suhu pada siang hari (14°C) –

suhu turun pada malam hari (16°C). Maka suhu udara di Bangkok pada malam

hari tersebut adalah ...

5. Di Toko Maju Abadi tersedia 17 karung tepung yang masing-masing berisi 25 kg.

hari ini toko tersebut mendapat tambahan kiriman tepung sebanyak 132 Kg. maka

berapakah berat keseluruhan tepung yang ada di toko tersebut …


126

Lampiran 40

KUNCI JAWABAN TES SIKLUS II


No. Kunci Jawaban Skor
475 – 75 : 3 + 50 x 2 = 475 – 75 : 3 + 50 x 2
= 475 – 25 + 100
1 20
= 450 + 100
= 550
125 + (38 x 4) – 75 = 125 + (38 x 4) – 75

2 = 125 + 152 – 75 20
= 277 – 75
=202
431 x 5 – 275 + 147 : 7 = (431 x 5) – 275 + (147 : 7)

3 = 2155 – 275 + 21 20
= 1880 + 21
= 1901
Suhu udara di Bangkok pagi hari (3°C) + kenaikan suhu pada
siang hari (14°C) – suhu turun pada malam hari (16°C)
= 3 + 14 – 16
4 = 17 – 16 20
=1
Maka suhu sebenarnya di kota Bangkok pada malam tersebut
adalah 1°Celcius
Di Toko Maju Abadi tersedia 17 karung tepung yang masing-
masing berisi 25 kg. hari ini toko tersebut mendapat tambahan
kiriman tepung sebanyak 132 Kg. maka berapakah berat
keseluruhan tepung yang ada di toko tersebut …
17 karung tepung yang masing-masing berisi 25 kg ditambah
132 kg.
5 20
= 17 x 25 + 132
= (17 x 25) + 132
= 425 + 132
= 557epung
Maka berat keseluruhan tepung yang ada di toko Maju Abadi
adalah 557 Kg.
∑ Skor Maksimal 100

∑ skor
= x100
∑skor maksimal
127

Lampiran 41

HASIL TES SIKLUS II

Nomor/Skor Soal
Nama
No JK 1 2 3 4 5 Skor Nilai Ket
Siswa
20 20 20 20 20
1 Aisyah P 20 20 20 20 20 100 100 Tuntas
2 Amanda P 20 10 20 20 20 90 90 Tuntas
3 Ardi L 20 20 20 10 20 90 90 Tuntas
4 Adit L 20 20 10 5 20 75 75 Tuntas
5 Pratama L 20 20 20 5 20 85 85 Tuntas
6 Bintang L 20 20 20 20 20 100 100 Tuntas
7 Devi P 20 20 20 20 20 100 100 Tuntas
8 Dewi P 20 20 20 20 20 100 100 Tuntas
9 Aulia P 20 20 20 20 10 90 90 Tuntas
10 Budi L 10 20 20 20 20 90 90 Tuntas
11 Ika P 20 10 5 10 10 55 55 Tidak Tuntas
12 Sudibyo L 20 20 10 20 20 90 90 Tuntas
13 Monika P 20 20 10 20 20 90 90 Tuntas
14 Chairil L 20 20 20 20 20 100 100 Tuntas
15 Nola P 20 20 20 20 20 100 100 Tuntas
16 Nur Azizah P 20 20 20 20 20 100 100 Tuntas
17 Farid L 5 10 10 10 10 45 45 Tidak Tuntas
18 Putri P 10 20 10 20 20 80 80 Tuntas
19 Putra L 20 20 5 5 20 70 70 Tuntas
20 Ferdi L 20 10 10 10 10 60 60 Tidak Tuntas
21 Ridwan L 20 20 10 20 20 90 90 Tuntas
22 Sahara P 20 10 20 20 20 90 90 Tuntas
23 Wati P 10 10 20 20 20 80 80 Tuntas
24 Dafa L 10 20 20 10 10 70 70 Tuntas
Jumlah 2040
Rata-rata 85
Siswa yang tuntas 21 Orang
Siswa yang tidak tuntas 3 Orang
Ketuntasan klasikal 87,5%
128

Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Guru menuliskan tujuan pembelajaran

Gambar 2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

Gambar 3. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru


129

Gambar 4. Guru membentuk siswa dalam kelompok belajar

Gambar 5. Guru membagikan LKS pada siswa

Gambar 6. Guru bersama observer membimbing siswa dalam kelompok


130

Gambar 7. Siswa melakukan diskusi kelompok

Gambar 8. Guru dan observer mengamati KBM

Gambar 9. Observer mengamati diskusi kelompok siswa


131

Gambar 10. Perwakilan kelompok mempresentasekan hasil kerjanya

Gambar 11. Siswa mempresentasekan hasil kerjanya

Gambar 12. Observer mengamati KBM


132

Gambar 13. Guru bersama Observer melakukan refleksi

Gambar 14. Guru bersama Observer melakukan refleksi

Anda mungkin juga menyukai