Anda di halaman 1dari 49

PROPOSAL PENELITIAN

STRATEGI GURU DALAM MENINGKATKAN


MOTIVASI BELAJAR SISWA SELAMA PANDEMI COVID-19
DI KELAS III SDN 1 GONDOSULI GONDANG
TAHUN PELAJARAN 2020/ 2021

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia


Dosen Pembimbing: Dr. H. Yasip Gautama, M. Pd

Disusun Oleh :
Galuh Ajeng Nurazizah
20186206011

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS BHINNEKA PGRI TULUNGAGUNG
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim..
Puji syukur Alhamdulillahi robbil ‘alamiin, penulis panjatkan kepada Allah
SWT. yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufiq serta hidayah-Nya, yang tak
bisa penulis sebutkan satu persatu, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian ini dengan judul Strategi Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Selama Pandemi Covid-19 di Kelas III SDN 1 Gondosuli Gondang Tahun
Pelajaran 2020/2021. Shalawat beriringan salam senantiasa tercurahkan kepada
sang manusia visioner, Baginda Rasulullah SAW. berserta keluarganya,
sahabatnya serta pengikut-pengikutnya, dan semoga kita diakui sebagai umatnya
di yaumul qiyamah.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan proposal penelitian ini
tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada
1. Bapak Dr. Imam Sujono, M. Pd selaku Rektor Universitas Bhinneka PGRI
Tulungagung.
2. Bapak Dr. H. Yasip Gautama, M. Pd. selaku dosen pembimbing serta
dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan-bimbingan serta
masukan-masukan kepada penulis dalam proses penyelesaian proposal penelitian
ini.
3. Bapak Sujiana, S. Pd selaku Kepala Sekolah SDN 1 Gondosuli yang telah
memberikan izin dan seluruh para guru serta karyawan yang telah membantu
penulis dalam melakukan proposal penelitian di SDN 1 Gondosuli.
Teriring do’a, semoga segala kebaikan para pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini diterima oleh Allah SWT.
dan menjadi ladang amal baik dan pahala yang di lipat gandakan. Penulis
memahami dan sadar bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis butuhkan.

ii
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan, Aamiin.

Tulungagung, 15 Juni 2021


Penulis

Galuh Ajeng Nurazizah

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI..................................................................................................................... iv
BAB I .................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 5
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 5
B. Masalah Penelitian ............................................................................. 9
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 10
BAB II………………………………………………………………………………...….12
KAJIAN PUSTAKA ....................................................................................................... 12
A. Tinjauan Kepustakaan...................................................................... 12
1. Strategi Pembelajaran ................................................................. 12
2. Guru ............................................................................................ 19
3. Motivasi Belajar .......................................................................... 21
4. Pandemi Covid-19 ...................................................................... 26
B. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 31
C. Definisi Operasional………...…………………………………….....32
BAB III............................................................................................................................. 34
METODE PENELITIAN ............................................................................................... 34
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 34
B. Informan Penelitian.......................................................................... 34
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 35
D. Sumber Data .................................................................................... 35
E. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................ 36
F. Pengecekan Keabsahan Data ........................................................... 39
BAB IV ............................................................................................................................. 40
PENUTUP ........................................................................................................................ 40
A. Kesimpulan ...................................................................................... 41
B. Saran ................................................................................................ 42
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 44
LAMPIRAN…………………………………………..…………………………………49

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Guru memegang peranan penting sebagai pendidik terutama dalam
membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai
bangsa. Guru merupakan sosok yang digugu dan ditiru oleh peserta didiknya.
Segala tingkah laku dan perbuatan dalam lingkungan sekolah maupun di luar
lingkungan sekolah selalu dicontoh oleh peserta didik. Guru juga menjadi peranan
penting dalam suatu proses pembelajaran. Dengan semakin bertambahnya
perkembangan teknologi, proses pembelajaran juga semakin termudahkan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa jabatan guru dituntut terus
berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, perkembangan ilmu
pengetahuan, dan teknologi, serta kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, sudah
menjadi keharusan bagi seorang guru untuk terus berinovasi menemukan strategi
yang tepat dalam proses pembelajaran sehingga perkembangan tersebut lebih
bermakna bagi guru maupun siswa (Amidah, 2014:118)
Strategi pembelajaran adalah urutan kegiatan yang sistematik, pola-pola
umum kegiatan guru yang mencakup tentang urutan kegiatan pembelajaran, untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan (Naniek dan Endang, 2019: 8). Sedangkan
menurut (Warni dan Intan, 2016: 16) Strategi pembelajaran adalah kegiatan
interaksi antara siswa dengan guru dan lingkungan sebagai sumber belajar. Guru
dan siswa yang mengerahkannya dengan menciptakan lingkungan yang bernilai
edukatif dan guru dapat memberikan layanan yang terbaik bagi siswa dengan
menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan.
Strategi pembelajaran menurut Dick and Carey adalah strategi
pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur
atau tahapan kegiatan belajar yang/ atau kegiatan digunakan oleh guru dalam
rangka membentuk peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Sedangkan menurut Konza, bahwa strategi pembelajaran adalah kegiatan yang

5
dipilih yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju
tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh guru untuk
memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran.
Seorang guru harus bisa memahami tentang strategi dalam belajar mengajar.
Strategi merupakan salah satu cara yang sangat efektif digunakan oleh seorang
guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, karena dengan menggunakan
strategi yang tepat, siswa akan termotivasi untuk belajar dan tidak bosan selama
proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena kurangnya pemahaman seorang
guru mengenai strategi dan metode pembelajaran, akhirnya siswa kurang
termotivasi untuk belajar dan menjadi bosan, sehingga siswa tidak kondusif dan
pembelajaran tidak berjalan dengan baik. Karena tidak semua peserta didik itu
memiliki tingkat pemahaman dan daya serap yang baik dalam belajar, maka
dibutuhkan cara-cara atau strategi yang tepat mencapai tujuan pendidikan yang
diharapkan.
Menurut Hasibuan bahwasannya motivasi adalah pemberian daya
penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seorang, agar mereka mau bekerja
sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai
kepuasan (Dahmiri, 2015: 58). Sedangkan menurut Marsitun, Motivasi adalah
salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa.
Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar (2016: 2).
Selain itu, Iqbal juga menyimpulkan bahwa motivasi mempunyai arti yakni suatu
daya pendorong dan perangsang untuk melakukan sesuatu (2019: 20). Badaruddin
juga berpendapat bahwa memotivasi belajar siswa adalah dorongan energi dan
psikologis siswa yang melakukan suatu tindakan agar menguasai sesuatu yang
baru berupa pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, kemauan, kebiasaan, dan
sikap (2015: 19) dan menurut Sardiman A. M dalam kegiatan belajar, motivasi
dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar

6
tersebut dan juga memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikendaki siswa dalam belajar tercapai (1996: 75).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar adalah dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan,
lingkungan dan kegiatan dalam belajar yang efektif dan kondusif, sehingga
memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik. Oleh karena itu, salah satu peran
guru yaitu sebagai motivator, disinilah peran guru dibutuhkan guna meningkatkan
motivasi siswa. Kurangnya motivasi siswa untuk belajar dikarenakan kurangnya
kreatifitas guru dalam mengajar. Selain itu, strategi pembelajaran yang digunakan
guru juga merupakan factor yang membuat rendahnya motivasi belajar siswa,
sehingga berdampak terhadap hasil belajar siswa.
Tahun 2020 menjadi tahun yang berat bagi bangsa Indonesia, karena
dilanda pandemic COVID-19. Pandemi COVID-19 di Indonesia merupakan
bagian dari pandemic penyakit koronavirus 2019 atau Coronavirus disease 2019
disingkat COVID-19 yang sedang berlangsung di seluruh dunia. Penyakit ini
disebabkan oleh koronavirus sindrom pernapasan akut berat 2 (SARS-CoV-2)
(Briliannur, dkk, 2020: 29). COVID-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan,
Provinsi Hubei, Tiongkok pada tanggal 1 Desember 2019, dan ditetapkan sebagai
pandemic oleh Organisasi Kesehatan (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020. Hal ini
menyebabkan dunia pendidikan di Indonesia mengalami perubahan, perubahan
tersebut adalah pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk belajar dari rumah atau
melaksanakan pembelajaran secara jarak jauh (PJJ) untuk memutus penularan
virus COVID-19.
Senada di atas, media online TEMPO.CO menulis tentang “Pembelajaran
Jarak Jauh di Masa Pandemi” Saat wabah COVID-19 mulai muncul seluruh
aktivitas manusia mulai dibatasi, termasuk kegiatan pembelajaran baik di jenjang
sekolah dasar sampai jenjang pendidikan mulai menerapkan kegiatan belajar dari
rumah. Hal ini dilakukan guna membatasi penyebaran virus yang masif.
Kebijakan belajar dari rumah mulai diterapkan pada tanggal 9 Maret 2020 setelah
menteri pendidikan dan kebudayaan mengeluarkan surat edaran nomor 2 tahun

7
2020 dan nomor 3 tahun 2020 tentang pembelajaran secara daring dan bekerja
dari rumah dalam rangka pencegahan coronavirus (Nugroho, 2020)
Berdasarkan hasil observasi dilokasi pada tanggal 8 Juni 2021, salah satu
guru SDN 1 Gondosuli yaitu Ibu Nita Karmila, M. Pd menjelaskan:
“Bahwa selama pandemi mulai tanggal 13 Maret 2020 sampai dengan
hari ini tanggal 8 Juni 2021, kegiatan belajar mengajar di SDN 1 Gondosuli
diadakan tatap muka atau belajar secara jarak jauh. Adapun jika beberapa anak
membutuhkan harus bertemu dengan guru itu kami tetap melayani tapi tidak
bersama-sama. Jadi ada satu, dua anak yang mereka membutuhkan bantuan
harus memerlukan penjelasan atau bimbingan khusus kita layani, karena kita
mulai bulan pertengahan Juli tahun ajaran baru itu kalau guru dan karyawan
sudah mulai masuk setiap hari. Intinya tidak mengumpulkan anak tetapi secara
keseluruhan tetap kita belajarnya jarak jauh”, ujar beliau.
Selain itu, dari hasil wawancara khusus dengan guru/ wali murid kelas III
pada hari Selasa, tanggal 8 Juni 2021 menjelaskan, bahwa data motivasi siswa
dalam belajar pada awal-awal pandemic Covid-19 yaitu bulan Maret
menunjukkan sangat baik. Dalam belajar, anak sangat antusias dan semangat
mengikuti pembelajaran. Dikarenakan anak sebelumnya tidak pernah mengalami
pembelajaran dari rumah atau yang disebut dengan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh).
Langkah tersebut dilakukan untuk mengurangi bertambahnya angka pasien
yang tertular Covid-19. Dengan pemerintah mengambil kebijakan tersebut, masih
banyak guru yang kebingungan melaksanakannya. Karena sebagai kalangan
pengajar sekolah dasar masih banyak guru yang beranggapan bahwa pembelajaran
yang cocok untuk sekolah dasar adalah dengan kegiatan belajar tatap muka secara
langsung.
Sehubungan dengan penjelasan di atas, bahwa strategi sangat penting
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, apalagi dengan kondisi wabah
pandemic Covid-19 yang masih melanda sampai saat ini. Mengharuskan para guru
lebih selektif dalam memilih strategi pembelajaran agar tetap dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa untuk terwujudnya tujuan pendidikan. Maka peneliti
tertarik melakukan sebuah penelitian dengan mengambil judul “Strategi Guru

8
dalam Meningkatkan Motivasi Siswa di SDN 1 Gondosuli Gondang Tahun
Pelajaran 2020/ 2021”.

B. Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa selama
pandemi Covid-19 di kelas III SDN 1 Gondosuli Gondang Tahun Pelajaran 2020/
2021?
2. Apa faktor pendukung dalam meningkatkan motivasi belajar siswa selama
pandemi Covid-19 di kelas III SDN 1 Gondosuli Gondang Tahun Pelajaran 2020/
2021?
3. Apa faktor penghambat dalam meningkatkan motivasi belajar siswa selama
pandemi Covid-19 di kelas III SDN 1 Gondosuli Gondang Tahun Pelajaran 2020/
2021?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan fokus penelitian yang telah dipaparkan diatas, tujuan
penulis melakukan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui strategi guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
selama pandemi Covid-19 di kelas III SDN 1 Gondosuli Gondang Tahun
Pelajaran 2020/ 2021.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
selama pandemi Covid-19 di kelas III SDN 1 Gondosuli Gondang Tahun
Pelajaran 2020/ 2021.
3. Untuk mengetahui faktor penghambat dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
selama pandemi Covid-19 di kelas III SDN 1 Gondosuli Gondang Tahun
Pelajaran 2020/ 2021.

9
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
pengembangan ilmu pengetahuan terutama strategi pembelajaran dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Sebagai masukan dalam memilih strategi pembelajaran yang sesuai
efektif sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.
b. Bagi Siswa
Dengan mengenal strategi mengajar yang diberikan, siswa diharapkan
lebih termotivasi untuk meningkatkan semangat belajar khususnya selama
masa pandemi Covid-19.
c. Bagi Penulis
Dapat menambah khazanah keilmuan dalam bidang pendidikan, serta
sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang penulis peroleh serta untuk
menambah pengalaman dan wawasan baik dalam bidang penelitian maupun
penulisan karya ilmiah.
d. Bagi Sekolah
Untuk perkembangan kualitas sekolah secara institusional, dapat
meningkatkan hasil belajar siswa disekolah.
e. Bagi Universitas Bhinneka PGRI Tulungagung
Dapat dijadikan tambahan sumber ilmu untuk memaksimalkan
pengetahuan yang bermanfaat dan meningkatkan kualitas pendidikan.
f. Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan dan sebagai bahan referensi tentang
strategi dalam meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya era masa
pandemic Covid-19.
g. Bagi Orang Tua Siswa
Dapat dijadikan dasar betapa pentingnya perhatian orang tua dengan
aktivitas dan motivasi belajar putra-putrinya. Dengan demikian, akan

10
menggugah hati para orang tua siswa untuk berpartisipasi aktif dalam rangka
menyukseskan pendidikan putra-putrinya khususnya di masa pandemi
Covid-19.

11
BAB I
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Strategi Pembelajaran
a. Pengertian Strategi Pembelajaran
Menurut Gulo dalam buku (Kusumawati&Maruti, 2019: 7) menjelaskan
bahwa istilah strategi pada mulanya digunakan dalam dunia kemiliteran. Strategi
berasal dari bahasa Yunani strategos yang berarti “jendral” atau “panglima”,
sehingga strategi diartikan sebagai kejendralan atau kepanglimaan. Strategi dalam
pengertian kemiliteran ini berarti cara penggunaan seluruh kekuasaan militer
untuk mencapai tujuan perang. Pengertian strategi tersebut kemudian diterapkan
dalam dunia pendidikan, yang dapat diartikan sebagai suatu seni dan ilmu untuk
membawakan pengajaran dikelas sedemikian rupa sehingga tujuan yag ditetapkan
dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Djamarah dan Zain (2015: 5) juga menjelaskan, secara umum strategi
mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam
usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar
mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak
didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang
telah digariskan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi
pembelajaran adalah pola-pola umum kegiatan seorang guru yang mencakup
tentang seluruh kegiatan pembelajaran mulai awal hingga akhir, untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Strategi pembelajaran mencakup
komponen tujuan pembelajaran, guru/pendidik, peserta didik, materi/bahan ajar,
metode pembelajaran, sumber pembelajaran, media pelajaran, sarana dan
prasarana, waktu, dan evaluasi.
Seorang guru tidak mungkin dapat melaksanakan suatu pembelajaran
tanpa adanya suatu strategi. Maka guru dituntut mempunyai strategi dalam

12
kegiatan belajar mengajar. Guru yang profesional tentu memiliki strategi dalam
setiap melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan keadaan situasi dan
kondisi peserta didik.
Hal ini bertujuan agar terwujudnya interaksi edukasi antara pendidik
dengan peserta didik, dan sesama peserta didik. Penggunaan strategi dalam
kegiatan pembelajaran sangat diperlukan guna mempermudah proses
pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal (Wena, 2009: 3).
b. Komponen-Komponen Strategi Pembelajaran
Pelaksanaan pengembangan strategi belajar mengajar yang efektif akan
semakin mudah apabila terlebih dahulu mengenali bagian- bagian atau komponen-
komponen dari sebuah strategi pembelajaran, antara lain (Sidiq, dkk, 2019: 39-
49):
1) Tujuan pembelajaran
Tujuan adalah suatu cita-cita yang dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan.
Tujuan pembelajaran mengacu pada standar kompetensi atau kompetensi
inti. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang dirumuskan tidak terlepas
dari kompetensi yang diharapkan untuk dicapai yang meliputi ranah efektif,
kognitif, dan psikomotor.
2) Guru/Pendidik
Guru memiliki pengetahuan, sikap, gaya, dan kemampuan mengajar,
wawasan dan pandangan hidupnya sendiri. Untuk dapat melaksanakan
pembelajaran secara efektif, guru dituntut untuk menguasai keterampilan
mengajar: bertanya, memberi penguatan, memberi variasi, menjelaskan,
serta membuka dan menutup pelajaran.
3) Peserta didik
Peserta didik memiliki latar belakang kemampuan yang berbeda- beda
karena lingkungan keluarga, budaya, sosial ekonomi, gaya belajar, dan
tingkat kecerdasan. Hal ini perlu dipertimbangkan dalam menyusun strategi
pembelajaran.

13
4) Materi/bahan pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses
belajar mengajar. Tanpa bahan ajar proses belajar mengajar tidak akan
berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar pasti memiliki dan
menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikannya pada anak didik.
Materi pengajaran dapat bersumber dari buku teks, buku penunjang, dan
sumber belajar lingkungan. Guru dalam mengembangkan dan memahami
materi pelajaran melalui berbagai usaha, diantaranya melalui buku, internet,
jurnal, majalah, dan media pembelajaran lain.
5) Metode pembelajaran
Metode pembelajaran adalah sebagai suatu cara yang digunakan guru untuk
menciptakan situasi yang memungkinkannya terjadi interaksi antar guru
kepada siswa, baik yang bersifat kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
6) Sumber pembelajaran
Menurut Mulyasa (2003) menjelaskan bahwa secara sederhana sumber
belajar dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat memberikan kemudahan
kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar.
7) Media pelajaran
Media pelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan
pesan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) serta dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga proses belajar
terjadi yang disengaja, bertujuan, dan terkendali. Media pembelajaran
meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi
pelajaran, yang terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera,
film, slide, gambar, televisi, dan komputer.
8) Sarana dan prasana
Keberadaan sarana dan prasarana menunjang pembelajaran juga akan
mempengaruhi terlaksana tidaknya strategi dan metode pembelajaran yang
telah direncanakan oleh guru, seperti ruang kelas, meja kursi, laboratorium
dan sebagainya.

14
9) Waktu
Komponen ini berkenaan dengan jumlah waktu dalam menit yang
dibutuhkan guru dalam membelajarkan siswa, dan siswa dalam
menyelesaikan tugas belajarnya. Perhitungan waktu didasarkan pada
kebutuhan guru dalam membelajarkan siswanya sebatas pada waktu yang
digunakan dalam pertemuan dengan siswa.
10) Evaluasi
Menurut Grondlud dalam Wuryani (2006) evaluasi adalah suatu proses yang
sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana
tujuan-tujuan pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik. Sejalan dengan
itu, Griffin dan Nix (dalam Suyanto dan Jihad, 2013) mengemukakan bahwa
evaluasi adalah keputusan terhadap nilai atau implikasi dari hasil
pengukuran, atau dengan kata lain kegiatan evaluasi selalu didahului dengan
kegiatan pengukuran dan penilaian.
Dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar perlu
memperhatikan komponen-komponen strategi pembelajaran di atas. Guru harus
mampu mendalami komponen-komponen tersebut sehingga tidak salah dalam
menentukan dan menerapkan strategi pembelajaran. Salah satunya adalah metode
pembelajaran, yang mana komponen ini mempunyai peranan penting dalam
kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, guru harus memiliki strategi agar anak
didik dapat belajar secara efektif dan efisien. Salah satu untuk memiliki strategi
itu adalah harus menguasai teknik- teknik penyajian atau yang biasanya disebut
dengan metode pembelajaran. Dengan demikian, metode pembelajaran adalah
strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
c. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode merupakan bagian atau salah satu komponen dari strategi
pembelajaran. Metode dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang sudah dirancang
dan ditetapkan. Metode merupakan cara, atau proses untuk menyampaikan
informasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Moeslichatoen yang menyatakan

15
bahwa metode merupakan cara yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk
mencapai tujuan kegiatan (Asmidar, 2020: 114).
Secara etimologis, istilah metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu
metodos. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti melalui
atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan yang
dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa Arab, metode disebut “thariqat”,
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah: “cara yang teratur dan
terpikir baik-baik untuk mencapai maksud”. Dengan begitu, dapat dipahami
bahwa metode berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan
pelajaran agar tercapai tujuan pengajaran (Kamsinah, 2008: 102).
Metode dalam pengertian istilah telah banyak dikemukakan oleh pakar
sebagai berikut:
1. Ahmad Tafsir mendefinisikan metode mengajar adalah cara yang paling tepat
dan cepat dalam mengajarkan mata pelajaran.
2. Hasan Langgulung mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau tujuan,
jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan.
3. Abd. Al-Rahman Ghunaimah mendefinisikan bahwa metode adalah cara yang
praktis dalam mencapai tujuan pengajaran (Ramayulis, 2012: 271 – 272).
Dari beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara
yang digunakan untuk menyampaikan rencana yang sudah disusun sehingga dapat
mencapai tujuan pembelajaran. Dapat juga disimpulkan bahwa metode
pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh seorang guru
sebagai media untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Hal ini
pemilihan metode dalam proses pembelajaran memegang peranan yang sangat
penting, karena keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada pemilihan dan
penggunaan metode mengajar yang dilakukan oleh seorang guru.
d. Ciri - Ciri Metode Pembelajaran yang Baik
Banyak metode yang bisa dipilih oleh guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Maka, setiap guru yang akan melaksanakan proses pembelajaran
perlu menyiapkan metode pembelajaran yang tepat. Oleh karena itu, baik dan
tidaknya suatu metode yang akan digunakan saat proses pembelajaran terletak

16
pada ketetapan memilih suatu metode sesuai dengan tuntutan dalam proses
pembelajaran.
Adapun menurut Pupuh & Sobri (2007: 56) menyatakan ciri – ciri metode
yang baik untuk proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
1. Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya yang sesuai dengan watak murid
dan materi.
2. Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktik dan
mengantarkan murid pada kemampuan praktis.
3. Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya mengembangkan materi.
4. Memberikan keleluasaan pada murid untuk menyatakan pendapat.
5. Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam
keseluruhan proses pembelajaran.
Sedangkan dalam penggunaan suatu metode pembelajaran harus
memperhatikan beberapa hal berikut (Priyono, 2009: 31):
1. Metode yang digunakan dapat membangkitkan motif, minat atau gairah
belajar murid.
2. Metode yang digunakan dapat menjamin perkembangan kegiatan
kepribadian murid.
3. Metode yang digunakan dapat memberikan kesempatan kepada murid
untuk mewujudkan hasil karya.
4. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar
lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi.
5. Metode yang digunakan dapat mendidik murid dalam teknik belajar
sendiri dan cara memperoleh ilmu pengetahuan melalui usaha pribadi.
6. Metode yang digunakan dapat meniadakan penyajian yang bersifat
verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan
berjuang.
7. Metode yang digunakan dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-
nilai serta sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja
yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

17
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa suatu metode yang akan
digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran bisa dikatakan baik jika metode
itu bisa mencapai tujuan pembelajaran atau dapat mengembangkan potensi siswa.
e. Prinsip – Prinsip Pemilihan Metode Pembelajaran
Menurut (Jamil, 2014: 283) menjelaskan beberapa prinsip- pripsip penting
pemilihan metode pembelajaran:
1. Prinsip tujuan dan motivasi belajar
Tujuan pembelajaran merupakan faktor utama penentu pemilihan
metode pembelajaran karena pembelajaran akan bermuara pada tujuan
tersebut. Selain tujuan pembelajaran, diperlukan motif dari siswa yang belajar.
Motivasi tinggi akan mempengaruhi keseriusan dan keberhasilan dalam
belajar.
2. Prinsip kematangan dan perbedaan individual
Anak adalah pribadi yang unik dan memiliki gaya belajar yang
beragam. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan pemilihan metode
pembelajaran sesuai dengan perbedaan individual serta tingkat kematangan
baik psikologis maupun fisiologis dari siswa.
3. Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman praktis
Sesuai dengan paradigma student centered, guru harus memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
Pengalaman langsung perlu diberikan kepada siswa agar makna dari
pembelajaran dapat dirasakan sendiri oleh siswa yang belajar.
4. Integrasi pemahaman dan pengalaman
Prior knowledge (pengetahuan awal) yang dimiliki oleh siswa
merupakan bekal untuk menentukan metode pembelajaran mana yang tepat.
Pemahaman terhadap materi yang diajarkan.
1) Prinsip fungsional
Sesuatu dapat dikatakan sebagai belajar jika ada makna dan manfaat dari apa
yang dipelajari. Oleh karena itu, penting memilih metode pembelajaran yang
mampu mengantarkan siswa kepada makna dan manfaat belajar.
2) Prinsip menggembirakan

18
Pembelajaran harus disetting dalam suasana yang menyenangkan (joyful
learning). Sesuatu yang menggembirakan akan turut menentukan keberhasilan
dalam belajar, karena siswa tidak perlu mengalami situasi yang tegang dan
tertekan dalam belajar.
2. Guru
a. Pengertian Guru
Menurut Rochman & Heri Gunawan dalam (Octavia, 2020: 10)
menjelaskan, secara etimologis guru sering disebut pendidik. Kata guru
merupakan padanan dari kata teacher (bahasa Inggris). Kata teacher bermakna
sebagai “the person who teach, especially in school” atau guru adalah seseorang
yang mengajar. Jadi arti dari kata teacher adalah guru, pengajar. Dalam bahasa
Arab ada beberapa kata yang menunjukkan profesi ini seperti mudarris, mu’allim,
murabbi, dan mu’addib yang meski memiliki makna yang sama. Sedangkan
secara terminologis pengertian guru dalam makna yang luas adalah semua tenaga
kependidikan yang menyelenggarakan tugas-tugas pembelajaran di kelas untuk
beberapa mata pelajaran, termasuk praktik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah (elementary and secondary level).
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen (pasal 1 ayat 3) dinyatakan: “Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, bahwa sebutan guru
mencakup (Octavia, 2020: 12):
1. Guru itu sendiri, baik guru kelas, guru bidang studi, maupun guru
bimbingan dan konseling, atau guru bimbingan karier.
2. Guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah.
3. Guru dalam jabatan pengawas.
Senada dengan di atas, Safitri (2019: 7) juga menjelaskan, dalam
pengertian yang sederhana guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan
kepada anak didik. Kemudian guru dalam pandangan masyarakat adalah orang

19
yang melaksanakan pendidikan ditempat- tempat tertentu, tidak harus di lembaga
pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau atau di musholla, di rumah
dan sebagainya.
b. Tugas Guru
Adapun tugas utama guru dalam (Safitri, 2019: 10-12) adalah sebagai
berikut:
1. Mengajar peserta didik
Seorang guru bertanggungjawab untuk mengajarkan suatu ilmu
pengetahuan kepada para murid. Dalam hal ini, fokus utama kegiatan mengajar
adalah dalam hal intelektual sehingga para murid mengetahui tentang materi dari
suatu disiplin ilmu.
2. Mendidik para murid
Dalam hal ini, kegiatan mendidik adalah bertujuan untuk mengubah
tingkah laku murid menjadi lebih baik. Selain itu, seorang guru harus dapat
menjadi teladan yang baik bagi murid-muridnya sehingga para murid dapat
memiliki karakter yang baik sesuai norma dan nilai yang berlaku di masyarakat.
3. Melatih peserta didik
Seorang guru juga memiliki tugas melatih para muridnya agar memiliki
keterampilan dan kecakapan dasar. Bila di sekolah umum guru melatih murid
tentang keterampilan dan kecakapan dasar, maka di sekolah kejuruan guru
memberikan keterampilan dan kecakapan lanjutan.
4. Membimbing dan mengarahkan
Peserta didik mungkin saja mengalami kebingungan atau keraguan dalam
proses belajar mengajar. Maka guru bertanggungjawab untuk membimbing dan
mengarahkan anak didiknya agar tetap berada pada jalur yang tepat, hal ini sesuai
dengan tujuan pendidikan.
5. Memberikan dorongan pada murid
Tugas seorang guru adalah untuk memberikan dorongan kepada muridnya
agar berusaha keras untuk lebih maju. Bentuk dorongan yang diberikan guru
kepada muridnya bisa dengan berbagai cara, misalnya memberikan hadiah.

20
c. Peran Guru
Guru memiliki peran penting dalam pendidikan, setelah memahami apa
saja tugas dan tanggungjawab seorang guru, maka kita akan mengerti apa saja
peran guru bagi para muridnya. Adapun menurut Safitri (2019: 20-21) peran guru
adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pengajar, yaitu orang yang mengajarkan suatu ilmu pengetahuan
kepada para anak didiknya.
b. Sebagai pendidik, yaitu orang yang mendidik muridnya agar memiliki
tingkah laku yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
c. Sebagi pembimbing, yaitu orang yang mengarahkan muridnya agar tetap
berada psda jalur yang tepat sesuai tujuan pendidikan.
d. Sebagai motivator, yaitu orang yang memberikan motivasi dan semangat
kepada muridnya dalam belajar.
e. Sebagai teladan, yaitu orang yang memberikan contoh dan teladan yang baik
kepada murid-muidnya.
f. Sebagai administrator, orang yang mencatat perkembangan para muridnya.
g. Sebagai inspirator, orang yang menginspirasi para muridnya sehingga
memiliki suatu tujuan di masa depan.
Sebenarnya ada banyak sekali peran seorang guru dalam dunia pendidikan.
Tidak hanya mengajarkan ilmu pngetahuan, guru juga sering kali menjadi panutan
bagi anak didiknya. Peran seorang guru dalam proses belajar mengajar atau
pembelajaran merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan
pada umumnya, karena guru memegang peranan penting dalam proses
pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan
secara keseluruhan. Peran guru yang belum tersebut di atas juga masih ada banyak
seperti, guru sebagai pemimpin, guru sebagai ilmuwan, guru sebagai penghubung,
guru sebagai pembaharu, dan guru sebagai pembangunan.
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas

21
tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu
kondisi intern (kesiapsiagaan). Perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan stimulus untuk
mencapai adanya tujuan. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan
sebagai daya keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan,
menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga
diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat
diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak
akan mungkin melakukan aktivitas belajar (Masni, 2015: 36).
Menurut (Sardiman, 2012: 75) bahwa motivasi juga dapat dikatakan
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga
seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu. Sedangkan menurut (Hamzah, 2019:
3) juga berpendapat, motivasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri seseorang
untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam
memenuhi kebutuhannya.
Maka dari itu, guru harus mampu menanamkan kepercayaan diri pada
siswanya dalam menggapai impian. Guru adalah tenaga pendidik yang sangat
menentukan proses pembelajaran di sekolah. Jadi, guru harus mempunyai usaha
atau kemampuan untuk membawa peserta didik dalam mencapai tujuan serta hasil
yang diinginkan, dan untuk mencapai pendidikan yang diinginkan, guru
diharapkan mempunyai strategi atau metode dalam melaksanakan pembelajaran.
Agar dapat menggugah siswa untuk belajar dengan menyenangkan.
b. Asal Mula dan Perkembangan Motivasi
Motivasi diterapkan dalam berbagai kegiatan, tidak terkecuali dalam
belajar, karena keberadaannya sangat berarti bagi perbuatan belajar. Selain itu,
motivasi merupakan pengarah untuk perbuatan belajar kepada tujuan yang jelas
yang diharapkan dapat dicapai.
Dalam (Hamzah, 2019: 24) menjelaskan, ada dua motif yaitu motif yang
dipelajari dan motif yang asali. Untuk motif yang dipelajari, peranan penting
dalam perkembangannya adalah belajar. Sedangkan untuk motif yang asali,
belajar menjadi lebih penting dalam rangka memperkuat dan mengarahkan, agar

22
menjadi perbuatan yang “baik”, atau sekurang-kurangnya sesuai dengan norma
dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Namun demikian, dalam perbuatan
individu, pada akhirnya motif yang asali bercampur baur dengan motif yang
dipelajari, sehingga kadang-kadang sukar dibedakan motif asali dan motif yang
dipelajari. Motif yang dipelajari sangat tergantung pada perkembangan anak.
Perkembangan anak sangat tergantung pada berbagai faktor, terutama faktor
kematangan, pelatihan, dan belajar.
Motif merupakan suatu tenaga potensial untuk terjadinya perilaku atau
tindakan, sedangkan motivasi merupakan proses pengerahan dan penguatan motif
itu untuk diaktualisasikan dalam perbuatan nyata. Dalam kaitannya dengan
perilaku, maka motif dan motivasi itu tidak dapat terpisah, sehingga pada
gilirannya konsep motivasi telah mencakup motif dan penguatannya. Tatkala
orang berucap “Prestasi belajar anak itu rendah karena motivasi belajarnya
kurang”, itu berarti bahwa anak itu kurang mampu menjelmakan kekuatan yang
dimilikinya secara potensial menjadi perbuatan belajar. Ucapan itu dapat pula
berarti bahwa lingkungannya kurang berusaha untuk menguatkan atau
mengerahkan tenaga potensial itu menjadi perbuatan yang aktual (Hamzah, 2019:
27).
c. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Badaruddin (2015: 27-28) menjelaskan, selain sebagai pendorong aktivitas
belajar, motivasi dalam belajar dapat menjadi kontrol diri agar dapat mencapai
tujuan belajar. Adapun fungsi motivasi dalam belajar sebagai berikut:
1 Motivasi sebagai pendorong yang merupakan motor penggerak atau motor
yang melepaskan energi.
2 Menentukan arah perbuatan kepada tujuan yang dicapai, yaitu tujuan belajar.
3 Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan yang harus dikerjakan
yang serasi dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan belajar.
Menurut Rohani (2013: 11) juga menjelaskan, guru harus menyadari
fungsi motivasi itu sebagai proses yang memiliki fungsi sebagai berikut:

23
1. Memberikan semangat dan mengaktifkan peserta didik supaya tetap berminat
dan siaga.
2. Memusatkan perhatian peserta didik pada tugas-tugas tertentu yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar.
3. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil jangka
panjang.
Beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi adalah melalui cara
mengajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, memberi stimulus
baru misalnya, melalui pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik, memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menyalurkan keinginannya, menggunakan
alat bantu sehingga peserta didik terangsang untuk belajar apabila ia melihat
bahwa situasi pengajaran enderung memuaskan dirinya sesuai dengan
kebutuhannya.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Keberhasilan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran sangat di
pengaruhi oleh motivasi yang ada pada dirinya. Indikator kualitas pembelajaran
salah satunya adalah adanya motivasi yang tinggi dari para peserta didik. Peserta
didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi terhadap pembelajaran maka
mereka akan tergerak atau tergugah untuk memiliki keinginan melakukan sesuatu
yang dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu. Beberapa unsur yang
mempengaruhi motivasi dalam belajar yaitu:
1 Cita-cita dan aspirasi siswa
Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar siswa baik intrinsik maupun
ekstrinsik.
2 Kemampuan siswa
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan dan kecakapan
dalam pencapaiannya.
3 Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani. Seorang siswa yang
sedang sakit akan mengganggu perhatian dalam belajar.
4 Kondisi lingkungan siswa

24
Lingkungan siswa dapat berupa lingkungan alam, lingkuangan tempat tinggal,
pergaulan sebaya, dan kehidupan bermasyarakat.
Dengan demikian, motivasi belajar pada diri siswa sangat dipengaruhi oleh
adanya rangsangan dari luar dirinya serta kemauan yang mucul pada diri sendiri.
Motivasi belajar yang datang dari luar dirinya akan memberikan pengaruh besar
terhadap munculnya motivasi intrinsik pada diri siswa.
e. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Menurut De Decce dan Grawford dalam (Parnawi, 2019: 74-76)
dijelaskan, ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan
cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar anak didik, yaitu sebagai
berikut:
1 Menggairahkan anak didik
Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari guru harus berusaha menghindari
hal-hal yang membosankan. Guru harus selalu memelihara minat anak didik
dalam belajar.
2 Memberikan harapan realistis
Guru harus memelihara harapan-harapan anak didik yang realistis. Untuk itu
guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan atau
kegagalan akademis setiap anak didik di masa lalu. Dengan demikian, guru
dapat membedakan antara harapan-harapan yang realistis, pesimistis, atau
terlalu optimis.
3 Memberikan insentif
Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan memberikan hadiah
kepada anak didik (dapat berupa pujian, angka yang baik, dan sebagainya)
atas keberhasilannya, sehingga anak didik terdorong untuk melakukan usaha
lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran.
4 Mengarahkan perilaku anak didik
Mengarahkan perilaku anak didik adalah tugas guru. Guru dituntut untuk
memberikan respons terhadap anak didik yang tak terlibat langsung dalam
kegiatan belajar di kelas. Anak didik yang diam, yang membuat keributan,

25
yang berbicara semaunya, dan sebagainya harus diberikan teguran secara arif
dan bijaksana.
4. Pandemi Covid-19
a. Istilah Pandemi Covid-19
Media online Wartaekonomi.co.id menulis tentang “Apa Itu Pandemi?”.
Dijelaskan, pandemi adalah suatu wabah penyakit global. Menurut World Health
Organization (WHO), pandemi dinyatakan ketika penyakit baru menyebar di
seluruh duniamelampaui batas. Istilah pandemi menurut KBBI dimaknai sebagai
wabah yang berjangkit serempak di mana-mana meliputi daerah geografi yang
luas. Dalam pengertian yang paling klasik, ketika sebuah epidemi menyebar ke
beberapa negara atau wilayah dunia. Wabah penyakit yang masuk dalam kategori
pandemi adalah penyakit menular dan memiliki garis infeksi berkelanjutan. Maka,
jika ada kasus terjadi di beberapa negara lainnya selain negara asal, akan tetap
digolongkan sebagai pandemi (Fajria: 2020).
COVID-19 atau virus corona merupakan virus yang pertama kali
dilaporkan muncul pada Desember 2019 di Wuhan, China. Awalnya, penyakit ini
dinamakan sementara sebagai 2019 novel coronavirus (2019-nCoV), kemudian
WHO mengumumkan nama baru pada 11 Februari 2020 yaitu Coronavirus
Disease (COVID-19) yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus-2 (SARS- CoV-2). Virus ini dapat ditularkan dari manusia
ke manusia n telah menyebar secara luas di China dan lebih dari 190 negara dan
teritori lainnya. Pada 12 maret 2020, WHO mengumumkan COVID-19 sebagai
pandemik. Hingga tanggal 23 Maret 2020, terdapat 634.835 kasus dan 33.106
jumlah kematian di seluruh dunia. Sejak kasus pertama di Wuhan, terjadi
peningkatan kasus COVID-19 di China setiap hari dan memuncak diantara akhir
januari hingga awal Februari 2020. Awalnya kebanyakan laporan datang dari
Hubei dan provinsi di sekitar, kemudian bertambah hingga ke provinsi-provinsi
lain dan seluruh China. Tanggal 30 Januari 2020, telah terdapat 7.736 kasus lain
terkonfirmasi COVID-19 di China, dan 86 kasus lain dilaporkan dari berbagai
negara seperti Taiwan, Thailand, Vietnam, Malaysia, Nepal, Sri Lanka, Kamboja,

26
Jepang, Singapura, Arab Saudi, Korea Selatan, Filipina, India, Australia, Kanada,
Finlandia, Prancis, dan Jerman (Adityo, dkk, 2020: 45-46).
Dilihat dari sejarahnya, awal mula COVID-19 masuk ke Indonesia pada
tanggal 2 Maret 2020, pertama kalinya pemerintah mengumumkan dua kasus
pasien positif COVID-19 di Indonesia. Namun yang ditulis dalam media online
Kompas.com dengan judul “Diumumkan Awal Maret, Ahli: Virus Corona Masuk
Indonesia dari Januari”. Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu
Riono menyebutkan virus corona jenis SARS-CoV-2 sebagai penyebab COVID-
19 itu sudah masuk ke Indonesia sejak awal Januari:
“Sejak awal Januari kemungkinan besar virus (SARS-CoV-2) itu sudah
masuk ke Indonesia,” kata Pandu dalam diskusi daring bertajuk “Mobilitas
Penduduk dan Covid-19: Implikasi Sosial, Ekonomi dan Politik” pada senin
(4/5/2020).
Hanya saja, identifikasi kasus pertama pada awal Maret itu sudah
merupakan transmisi lokal dan bukan penularan kasus impor. Masuknya virus
tersebut sangat mungkin terjadi melalui pintu-pintu gerbang di beberapa wilayah
Indonesia. Sejak Januari saat virus corona jenis baru ini diumumkan dapat
menular antar manusia, dan sudah menjajah di berbagai negara lain selai Wuhan
di China. Pemerintah Indonesia tidak lantas langsung menutup akses penerbangan
langsung dari dan ke Wuhan, yang ada di sekitar enam bandara. Antara lain
Batam, Jakarta, Denpasar, Manado Makasar. Pemerintah Indonesia merasa sudah
cukup melakukan langkah-langkah antisipasi. Antara lain dengan menggunakan
Health Alert Card atau Yellow Card, juga Thermal Scanner untuk mengecek suhu
tubuh diatas 38,5 derajat Celsius di pintu masuk dan keluar RI. Alhasil, menurut
Pandu, data laporan kumulatif positif covid- 19 yang setiap hari ditemukan oleh
pemerintah menunjukkan bahwa sejak Maret hingga April data grafik semakin
meningkat signifikan di wilayah Sumatera Utara, Bali, Kepulauan Riau, DKI
Jakarta, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.
b. Dampak Covid-19 Terhadap Pendidikan Di Indonesia
Kementerian Pendidikan di bawah kepemimpinan Menteri Nadiem
Makarim, mendengungkan semangat peningkatan produktivitas bagi siswa untuk

27
mengangkat peluang kerja ketika menjadi sebuah lulusan sebuah sekolah. Namun
dengan hadirnya Covid-19 yang sangat mendadak, maka dunia pendidikan
Indonesia perlu mengikuti alur yang sekiranya dapat menolong kondisi sekolah
dalam keadaan darurat.
Sekolah perlu memaksakan diri menggunakan media daring. Namun
penggunaan teknologi bukan tidak ada masalah, banyak varians masalah yang
menghambat terlaksananya efektifitas pembelajaran dengan metode daring. Selain
itu, ada juga kerugian mendasar bagi murid ketika terjadi penutupan sekolah
ataupun kampus. Banyak ujian yang mestinya dilakukan oleh murid pada kondisi
normal, sekarang dengan mendadak karena dampak covid-19, maka ujian
dibatalkan ataupun di tunda (Rizqon, 2020: 397-398).
Senada dengan Rizqon, media online pustakabergerak.id menulis tentang
“Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pelaksanaan Pendidikan Di Indonesia”.
Dijelaskan, pelaksanaan pendidikan di Indonesia dalam masa pandemi Covid-19
mengalami beberapa perubahan yang terlihat nyata. Untuk mengurangi angka
penyebaran Covid-19 dan kegiatan pendidikan dapat berjalan seperti biasanya
maka pemerintah melakukan beberapa upaya untuk mengurangi angka tersebut
yang salah satunya diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan sistem online atau sistem dalam
jaringan (daring) sejak bulan Maret 2020. Sistem pembelajaran tersebut dilakukan
tanpa tatap muka secara langsung, melainkan dilakukan dengan sistem
pembejaran jarak jauh. Dengan sistem pembelajaran jarak jauh, peserta didik tidak
diharuskan atau diwajibkan untuk datang ke sekolah maupun kampus untuk
melaksanakan pembelajaran. Banyak sarana yang pada akhirnya diterapkan oleh
tenaga pendidik untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara jarak jauh.
Sarana pembelajaran jarak jauh tersebut tidak dapat dihindari dari perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi. Sarana pembelajaran tersebut di antaranya
aplikasi google meet, aplikasi zoom, google classroom, youtube, televisi, maupun
media sosial whatsapp. Dimana semua sarana tersebut dihasilkan dari
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju (Nadiah:
2020).

28
Menilik dari berbagai penjelasan di atas, kegiatan belajar mengajar harus
tetap berjalan meskipun harus dilaksanakan secara online demi mencerdasakan
bangsa. Tentunya perubahan kegiatan belajar mengajar di tengah pandemi Covid-
19 ini ada dampak positif dan juga dampak negatif bagi pendidikan di Indonesia,
yaitu:
a. Dampak positif
Situs belajar online yang dapat diakses setiap pelajar seperti Ruang
Guru, Rumah Belajar Kemendikbid, Meja Kita serta beberapa situs yang
bekerjasama dengan Kemendikbud. Belajar via Zoom dan Youtube juga dapat
diakses seluruh pelajar di Indonesia. Setiap pelajar juga dapat dipantau oleh
kedua orang tua secara langsung dalam proses pembelajarannya.
b. Dampak negatif
Tidak semua pelajar memiliki smartphone untuk melakukan belajar
online. Terkadang juga wilayah yang jauh dari pusat kota sangat sulit untuk
mendapatkan jaringan sinyal yang stabil. Dan kemungkinan tidak semua
pelajar dapat belajar dengan efektif, karena beberapa faktor seperti tidak
konsentrasi, kurang memahami materi, dan bisa juga terkadang kurangnya
kerjasama orang tua dalam memantau anaknya ketika belajar di rumah.
Dengan demikian, pendidikan harus tetap diperjuangkan demi
terwujudnya Indonesia yang cerdas, maju, dan berkeadaban. Harapannya setiap
pelajar tetap belajar dan memiliki semangat belajar yang tinggi di tengah pandemi
Covid-19 ini, karena ini merupakan sebuah tantangan bagi pelajar dalam
menggapai cita- citanya. Dan bagi para pendidik atau seorang guru harus selalu
mempunyai usaha atau upaya-upaya bagaimana agar pendidikan di Indonesia
tidak terhenti, tapi tetap berlangsung di tengah pandemi dengan metode, alat,
sarana prasarana dan lingkungan serta mematuhi peraturan yang ada.
Kemudian, berdasarkan dari hasil wawancara khusus dengan guru atau
wali kelas III SDN 1 Gondosuli Gondang pada hari Selasa, tanggal 8 Juni 2021
menjelaskan, ada beberapa dampak, baik itu positif maupun negatif selama
pandemi covid-19 terhadap belajar siswa antara lain:
a. Dampak positif

29
1. Anak dapat mengetahui metode pembelajaran yang baru biasanya guru
menerangkan, anak didik langsung melakukan. Akan tetapi selama pandemi
ini merubah cara menyampaikan materi pada anak didik. sehingga anak
mengetahui metode atau media pembelajaran baru baik itu dengan video atau
media lain-lainnya.
2. Anak mengetahui tentang protokol kesehatan dan hidup lebih bersih
Sebelum ada pandemi covid-19, anak ketika di sekolah selesai bermain
langsung makan, minum, dan jajan. Tidak membersihkan atau membasuh
tangan terlebih dahulu. Tetapi dengan adanya pandemi ini, dampak positifnya
yaitu siswa lebih dapat menjaga hidup secara bersih, agar tidak terpengaruh
atau terkena virus corona baik ketika di sekolah maupun di rumah.
3. Anak menjadi mandiri
Terkadang ada orang tua yang setiap harinya di rumah, ada yang bekerja
sampai lembur pulang malam. Sedangkan tugas dari guru harus dikumpulkan
pada hari itu juga. Mau tidak mau anak harus mengerjakan tugasnya sendiri,
akhirnya dengan begitu anak bisa menjadi mandiri dalam belajar. Walaupun
hasilnya belum sesuai dengan yang guru harapkan, akan tetapi anak didik
sudah mau mengerjakan dengan mandiri itu sudah bagus.
4. Anak lebih giat membaca
Biasanya anak didik ketika di sekolah membaca hanya sedikit, yang lainnya
diterangkan oleh guru. Tetapi setelah adanya pandemi anak lebih banyak
membacanya, karena dilakukan pembelajaran jarak jauh atau kegiatan belajar
mengajar dilaksanakan tidak secara tatap muka langsung dengan guru.
b. Dampak negatif
1. Guru tidak dapat mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi
atau pelajaran yang disampaikan
Guru kesusahan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami
pelajaran yang disampaikan. Karena tidak bertatap muka secara langsung.
Sebelum ada pandemi covid-19 guru dapat memahami secara langsung
kesulitan anak, kemudian guru memberikan arahan atau membantu siswa
yang masih kesulitan dalam memahami pelajaran.

30
2. Masalah HP
Terkadang orang tua siswa hanya mempunyai satu HP, sedangkan anaknya
yang sekolah ada tiga tentunya terkendala disini. Akhirnya anak dalam
pengumpulan tugas, guru menyesuaikan orang tua siswa. Kalau orang tua
sedang berada di rumah, anak didik bisa mengumpulkan tugas tepat waktu.
Tetapi ketika orang tua siswa bekerja diluar, maka pengumpulan tugas
terkadang terlambat.
3. Masalah sinyal
Terkadang perdana kartu atau kuota yang diberikan oleh madrasah terkendala
dibagian sinyal. Ketika orang tua siswa sudah pulang di rumah masing-
masing terkendala di sinyalnya, misalnya di daerah perkotaan sinyalnya
lancar, akan tetapi ketika ada yang di daerah pedesaan atau Salatiga yang
pojok, di dataran tinggi itu sinyalnya susah.
B. Hipotesis Penelitian
Menurut PPKI (2000: 12) “hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan
paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.” Sehubungan dengan
permasalahan penelitian ini yaitu mengenai strategi guru dalam meningkatkan
prestasi siswa kelas III di SDN 1 Gondosuli Gondang Tahun Pelajaran 2020/2021
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara strategi guru dalam memotivasi siswa
selama masa pandemi Covid-19 di kelas III SDN 1 Gondosuli Gondang Tahun
Pelajaran 2020/2021.
He : Ada pengaruh yang signifikan antara strategi guru dalam memotivasi siswa
selama masa pandemic Covid-19 di kelas III SDN 1 Gondosuli Gondang Tahun
Pelajaran 2020/2021.

Hipotesis yang diajukan selanjutnya akan diuji kebenarannya dengan


bantuan statistik dengan data-data yang terkumpul.

31
C. Definisi Operasional
1. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah pola-pola umum kegiatan seorang guru yang
mencakup tentang seluruh kegiatan pembelajaran mulai awal hingga akhir,
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Strategi
pembelajaran mencakup komponen tujuan pembelajaran, guru/pendidik,
peserta didik, materi/bahan ajar, metode pembelajaran, sumber pembelajaran,
media pelajaran, sarana dan prasarana, waktu, dan evaluasi.
2. Guru
Kata guru merupakan padanan dari kata teacher (bahasa Inggris). Kata teacher
bermakna sebagai “the person who teach, especially in school” atau guru
adalah seseorang yang mengajar. Jadi arti dari kata teacher adalah guru,
pengajar. Dalam bahasa Arab ada beberapa kata yang menunjukkan profesi ini
seperti mudarris, mu’allim, murabbi, dan mu’addib yang meski memiliki
makna yang sama. Sedangkan secara terminologis pengertian guru dalam
makna yang luas adalah semua tenaga kependidikan yang menyelenggarakan
tugas-tugas pembelajaran di kelas untuk beberapa mata pelajaran, termasuk
praktik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
3. Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak
yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu
demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu
kondisi intern (kesiapsiagaan). Perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan stimulus untuk
mencapai adanya tujuan. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan
sebagai daya keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar,
sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi
sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam
belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.

32
4. Pandemi Covid-19
Media online Wartaekonomi.co.id menulis tentang “Apa Itu Pandemi?”.
Dijelaskan, pandemi adalah suatu wabah penyakit global. Menurut World
Health Organization (WHO), pandemi dinyatakan ketika penyakit baru
menyebar di seluruh duniamelampaui batas. Istilah pandemi menurut KBBI
dimaknai sebagai wabah yang berjangkit serempak di mana-mana meliputi
daerah geografi yang luas. Dalam pengertian yang paling klasik, ketika sebuah
epidemi menyebar ke beberapa negara atau wilayah dunia. Wabah penyakit
yang masuk dalam kategori pandemi adalah penyakit menular dan memiliki
garis infeksi berkelanjutan. Maka, jika ada kasus terjadi di beberapa negara
lainnya selain negara asal, akan tetap digolongkan sebagai pandemi (Fajria:
2020).
COVID-19 atau virus corona merupakan virus yang pertama kali dilaporkan
muncul pada Desember 2019 di Wuhan, China. Awalnya, penyakit ini
dinamakan sementara sebagai 2019 novel coronavirus (2019-nCoV), kemudian
WHO mengumumkan nama baru pada 11 Februari 2020 yaitu Coronavirus
Disease (COVID-19) yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus-2 (SARS- CoV-2). Virus ini dapat ditularkan dari
manusia ke manusia n telah menyebar secara luas di China dan lebih dari 190
negara dan teritori lainnya. Pada 12 maret 2020, WHO mengumumkan
COVID-19 sebagai pandemik. Hingga tanggal 23 Maret 2020, terdapat
634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian di seluruh dunia.

33
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini mengkaji tentang strategi guru dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa di kelas SDN 1 Gondosuli Gondang. Sesuai dengan fokus
penelitian, maka peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Yang dapat
diartikan sebagai fenomenologi, artinya suatu penelitian yang menekankan
pencarian makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol, maupun
deskripsi tentang suatu fenomena, fokus dan multimetode, bersifat alami dan
holistik; mengutamakan kualitas data, serta disajikan secara naratif. Secara
sederhana penelitian kualitatif bertujuan menemukan jawaban terhadap suatu
fenomena atau pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah secara sistematis
dengan menggunakan pendekatan kualitatif (Winarni, 2018: 146).
Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-
fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Partisipan adalah orang-
orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data,
pendapat, pemikiran, persepsinya. Pemahaman diperoleh melalui analisa berbagai
keterkaitan partisipan, dan melalui penguraian “pemaknaan partisipan” tentang
situasi-situasi dan peristiwa-peristiwa. Pemaknaan partisipan meliputi perasaan,
keyakinan, ide-ide, pemikiran dan kegiatan dari partisipan. Beberapa penelitian
kualitatif diarahkan lebih dari sekedar memahami fenomena tetapi juga
mengembangkan teori (Sukmadinata, 2008: 94).
B. Informan Penelitian
Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari
hasil penelitiannya. Subjek penelitian menjadi informan yang akan memberikan
berbagai informasi yang diperlukan selama penelitian. Informan penelitian ini
meliputi tiga macam yaitu (1) informan kunci, (key informan), yaitu mereka yang
mengetahui dan memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian, (2)
informan biasa, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial
yang diteliti, (3) informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan

34
informan walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang sedang
diteliti (Hendarso dalam Suyanto, 2015: 171-172)
Dalam penjelasan yang sudah diterangkan diatas, maka peneliti
menggunakan teknik Purposive Sampling dalam menentukan informannya.
Purposive Sampling merupakan penentuan informan tidak didasarkan atas strata,
kedudukan, pedoman atau wilayah tetapi didasarkan pada adanya tujuan dan
pertimbangan tertentu yang tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian.
Yang menjadi informan peneliti adalah:
1 Informan kunci yaitu terdiri dari Kepala Sekolah dan Bapak/ Ibu
Guru/Wali Kelas yang bekerja di SDN 1 Gondosuli Gondang.
2 Informan biasa yaitu Siswa dan Orang tua Siswa yang terlibat langsung
dalam interaksi yang diteliti.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu lembaga pendidikan islam dasar
yang beralamat di Jalan Raya Gondosuli, Gondosuli, Kecamatan Gondang,
Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur 66263. Lembaga tersebut bernama SDN 1
Gondosuli. Penelitian ini dimulai pada hari Selasa, tanggal 8 Juni 2021 sampai
dengan selesai di SDN 1 Gondosuli pada kelas III semester II, dengan jumlah
siswa di kelas 21 siswa. Alasan peneliti melakukan penelitian di SDN 1
Gondosuli adalah karena ketertarikan terhadap pemilihan strategi guru dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa selama pandemi Covid-19 yang ada pada
lembaga tersebut.
D. Sumber Data
Berdasarkan pada fokus penelitian, maka sumber data dari penelitian ini
adalah kepala madrasah, guru, serta siswa kelas III SDN 1 Gondosuli, dengan
beberapa siswa tersebut sebagai sumber wawancara dan dianggap mewakili dari
seluruh siswa.
Sumber data dalam penelitian ini ada 2, yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari tempat penelitian
atau orang yang berkepentingan. Menurut Sugiyono (2016: 225) mengatakan

35
bahwa data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Adapun sumber data yang diperoleh dari lapangan yaitu
dengan mewawancarai para narasumber yang berkaitan dengan penelitian ini,
antara lain kepala madrasah, guru/wali kelas dan siswa kelas III SDN 1
Gondosuli.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak secara langsung dikumpulkan dari
orang yang berkepentingan dengan data tersebut. Menurut Sugiyono (2016: 225)
menjelaskan, bahwa data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau
lewat dokumen. Adapun peneliti menggunakan data sekunder ini untuk
memperkuat penemuan informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara
dengan para pihak-pihak terkait yang disebutkan di atas.
E. Prosedur Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan,
peneliti menentukan prosedur pengumpulan data yang sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
beberapa teknik pengumpulan data antara lain:
a. Observasi
Sanafiah Faisal dalam (Winarni, 2018: 160-162) mengklasifikasikan
observasi menjadi observasi partisipatif (participant observation), observasi
yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observation and covert
observation), observasi yang tak berstruktur (unstructured observation).
Jadi, khusus untuk jenis observasi terang-terangan atau tersamar dilakukan
oleh peneliti saat pengumpulan data dengan menyampaikan tujuan, objek yang
akan diteliti, dan batas waktu penelitian secara terus terang kepada sumber data.
Dalam hal ini, sumber data/sekelompok orang yang akan diteliti mengetahui
sejak awal sampai akhir tentang kegiatan peneliti, namun adakalanya peneliti
tidak terus terang atau tersamar dalam melakukan observasi untuk menghindari
jika suatu data yang akan dikumpulkan merupakan data yang masih

36
dirahasiakan. Tujuan penyamaran atau tidak terus terang tersebut dilakukan agar
peneliti dapat memperoleh data saat melakukan observasi.
Adapun dalam teknik observasi, peneliti gunakan dengan maksud untuk
mencari data tentang strategi guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
selama pandemi covid-19 di kelas III SDN 1 Gondosuli. Selanjutnya, dari
macam-macam observasi yang dipaparkan di atas, peneliti menggunakan
observasi secara terang-terangan atau tersamar (overt observation and covert
observation), karena peneliti mengumpulkan data secara terang-terangan atau
sejak awal peneliti menyampaikan tujuan dan waktu pengumpulan data,
sehingga sumber data mengetahui kegiatan peneliti mulai awal sampai akhir
dalam pengumpulan data tentang strategi guru dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa selama pandemi covid-19.
b. Wawancara
Wawancara atau interviu mendalam dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan terbuka, yang memungkinkan responden memberikan
jawaban secara luas. Pertanyaan diarahkan pada mengungkap kehidupan
responden, konsep, persepsi, peranan, kegiatan, dan peristiwa- peristiwa yang
dialami berkenaan dengan fokus yang diteliti. Pertanyaan bervariasi dalam
beberapa format; aplikasinya, isi, urutan pertanyaan (Sukmadinata, 2008: 112).
Esterberg juga mengemukakan dalam Winarni (2018: 163-164) beberapa
macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, wawancara semistruktur, dan
wawancara tidak terstruktur. Jadi, khusus untuk wawancara terstruktur
digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti atau pengumpul
data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah
menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Dengan
wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan data dapat menggunakan beberapa
pewawancara dengan keterampilan yang sama sehingga diperlukan training
untuk calon pewawancara. Dalam melakukan wawancara, pewawancara harus
membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara dan menggunakan alat

37
bantu seperti tape recorder, gambar, brosur, dan material lain yang dapat
membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar.
Peneliti disini melakukan wawancara secara mendalam dan menggunakan
wawancara secara terstruktur (structured interview), artinya peneliti sudah
menyiapkan pertanyaan sebelumnya. Wawancara ini dilakukan untuk
memperoleh informasi tentang strategi guru dalam menyampaikan materi
pelajaran, meningkatkan motivasi belajar siswa selama pandemi covid-19.
Wawancara ini ditujuan pada kepala sekolah, guru dan salah satu dari siswa
kelas III SDN 1 Gondosuli yang dijadikan subyek wawancara yang dianggap
telah mewakili dari seluruh siswa.
c. Dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan seperti catatan harian, sejarah kehidupan (life
histories), cerita, biografi, peraturan, dan kebijakan. Dokumen berbentuk gambar
antara lain foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen berbentuk karya
antara lain karya seni berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif.
Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih kredibel/dapat
dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan masa kecil, di sekolah,
di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi. Hasil penelitian juga akan
semakin kredibel apabila didukung oleh foto- foto atau karya tulis akademik dan
seni yang telah ada (Winarni, 2018: 167).
Adapun keberadaan dokumen disini digunakan peneliti untuk
memperkuat data-data yang diperoleh. Dokumentasi disini meliputi tentang
profil sekolah, dokumen hasil wawancara, serta dokumen resmi yang dimiliki
oleh sekolah. Dokumen-dokumen tersebut penting, karena sebagai bukti bahwa
peneliti benar-benar melakukan penelitian di sekolah tersebut.

38
F. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk mengetahui data yang diperoleh itu valid atau tidak, maka akan
dilakukan terlebih dahulu pengecekan keabsahan data. Dalam penelitian
metode analisis data yang digunakan yaitu triangulasi (keabsahan). Triangulasi
diartikan sebagai teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang
lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan data atau sebagai pembanding
terhadap data itu (Zuldafrial dan Latif, 2012: 95-96). Triangulasi dalam
pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai
sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat
triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu (Sugiyono,
2016: 273).
Namun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua triangulasi
dengan sumber dan teknik, yaitu sebagai berikut:
1 Triangulasi Sumber Data
Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber
yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Dalam artian, triangulasi
sumber data adalah untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, data didapat
dari beberapa sumber yang terkait satu sama lain.
2 Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik adalah penggunaan beragam teknik
pengungkapan data yang dilakukan kepada sumber data. Menguji
kredibilitas data dengan triangulasi teknik ini yaitu mengecek data kepada
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Teknik yang digunakan
untuk memperoleh informasi atau data pada penelitian melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi.

39
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Seperti yang sudah dijelaskan di atas tentang hasil penelitian serta analisa
peneliti mengenai Srategi Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Selama Pandemi Covid-19 di Kelas III SDN 1 Gondosuli Gondang, maka dapat di
ambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Strategi guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa selama pandemi
covid-19 adalah dengan cara menggunakan metode mengajar yang bervariasi.
Metode tersebut antara lain meliputi:
a. Metode ceramah adalah metode dalam proses belajar mengajar dimana
guru menyampaikan materi secara lisan kepada peserta didik yang pada
umumnya bersifat pasif. Guru tersebut sebelum melaksanakan
pembelajaran secara jarak jauh, terlebih dahulu menerangkan materi
dengan merekamnya. Kemudian hasil videonya dikirim kepada anak didik
melalui youtube dan whatsapp.
b. Metode daring adalah pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap
muka, tetapi tetap melangsungkan pembelajaran melalui platfrom-platfrom
tertentu. Misalnya google form, atau juga bisa lewat whatsapp.
c. Metode home visit adalah pembelajaran yang dilakukan dengan cara
kunjungan guru ke rumah anak didik dan mengumpulkan siswa yang
tempat tinggalnya berdekatan. Guru membagi menjadi beberapa kelompok
dan setiap kelompok terdiri antara 5 sampai 10 anak.
d. Metode luring adalah merupakan pembelajaran yang dilakukan di luar
tatap muka, namun dilakukan secara offline yang berarti guru memberikan
materi atau tugas hardcopy kepada anak didik kemudian dikerjakan di
rumah masing-masing.
e. Metode penugasan atau praktek adalah metode pembelajaran dimana guru
memberikan tugas kepada peserta didik baik tugas itu bersifat individual

40
maupun kelompok dengan tujuan untuk merangsang agar peserta didik
aktif belajar.
Sedangkan, untuk mensukseskan strategi dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa selama pandemi covid-19 di SDN 1 Gondosuli Gondang, guru
melakukan upaya atau pendekatan-pendekatan antara lain dengan memberikan
penghargaan khusus bagi siswa yang berprestasi, memberikan angka atau nilai
terhadap siswa, memberikan materi-materi yang berhubungan dengan kehidupan
siswa dalam belajar mengajar sehingga mudah difahami oleh siswa, kemudian
memberikan pujian-pujian dan hadiah bagi siswa yang giat, tekun dan aktif dalam
belajar sekaligus ditunjukan dengan nilai hasil belajar yang memuaskan.
2. Faktor pendukung dalam meningkatkan motivasi belajar siswa selama
pandemi covid-19 di SDN 1 Gondosuli Gondang adalah faktor internal yaitu dari
dalam diri siswa itu sendiri. Terkadang dari siswa takut ketinggalan akan
pelajaran dan tidak naik kelas, sehingga bagaimanapun keadaannya harus tetap
belajar. Disisi lain siswa memiliki kondisi dalam dirinya yang berbeda-beda yang
pada dasarnya ada yang suka dengan kegiatan belajar sehingga ia bersemangat
mengikuti pembelajaran meskipun dalam masa pandemi covid-19.
Sedangkan faktor eksternal yaitu yang terdapat dari luar diri siswa seperti
dari lingkungan siswa, kondisi serta kemampuan siswa. Guru membangun
kerjasama dengan orang tua siswa, kemudian sarana dan prasarana yang dimiliki
baik dari lingkungan keluarga seperti handphone, laptop, atau dari madrasah
misalnya kuota yang mendukung siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu
guru juga selalu memberikan motivasi kepada anak didik serta memberikan
layanan khusus bagi siswa yang membutuhkan bimbingan khusus dari guru.
3. Faktor penghambat dalam meningkatkan motivasi belajar siswa selama
pandemi covid-19 di SDN 1 Gondosuli Gondang yaitu terdapat faktor internal dan
eksternal juga. Faktor internal ialah dari dalam diri siswa yang ada rasa malas
dalam belajar dan lebih mementingkan kegiatan lainnya seperti bermain. Karena
di masa pandemi covid-19 ini guru tidak bisa mengontrol anak didik secara
langsung dalam belajar mengajar.

41
Sedangkan faktor eksternalnya yaitu dari lingkungan keluarga siswa,
terkadang orang tua ada yang bekerja hingga sore atau sampai malam yang
mengakibatkan siswa mengalami keterlambatan dalam menerima tugas atau
materi-materi yang guru sampaikan. Karena guru memberikan materi serta tugas-
tugas sekolah tentunya melewati orang tua siswa dahulu, agar siswa terkontrol
oleh guru melewati orang tua siswa tersebut. Disisi lain kondisi siswa yang kurang
baik seperti keadaan sinyal di tempat tinggalnya yang kurang mendukung serta
dalam satu keluarga cuma memiliki satu handphone saja.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang strategi guru dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa selama pandemi covid-19 di kelas III SDN 1 Gondosuli,
dan juga kesimpulan di atas, peneliti hendak memberikan masukan dan saran
sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah SDN 1 Gondosuli
a. Diharapkan tidak pernah bosan untuk terus berinovasi dalam membawa SDN
1 Gondosuli tetap eksis di dalam lembaga pendidikan Islam, agar cita-cita
madrasah dapat unggul dan terdepan berbasis keimanan dan ketakwaan, amal
bil ilmi, ilmi bil amal dan akhlaqul karimah serta mengikuti perkembangan
zaman untuk umat, agama, kemanusiaan, dan peradaban pada tahun mendatang
dapat terealisasi.
2. Guru SDN 1 Gondosuli
a. Kendala selalu hadir dalam setiap usaha termasuk dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa selama pandemi covid-19. Oleh karena itu, diharapkan
guru selalu menambah pengetahuan dan membuka wawasan seluas-luasnya
agar mengerti dan memahami strategi yang tepat dengan metode yang
beragam. Sehingga dalam menerapkan metode-metode sesuai dengan materi
yang akan diajarkan serta sesuai kondisi dan keadaan siswa. Agar anak didik
dapat semangat dalam belajar dan aktif dalam proses pembelajaran.
b. Diharapkan dapat terus membangun kerjasama dengan orang tua siswa baik
dimasa pandemi covid-19 atau di luar masa pandemi. Karena dukungan dari
orang tua sangatlah membantu guru dalam meningkatkan motivasi belajar

42
siswa, dan lingkungan keluarga juga sangat berpengaruh terhadap motivasi
belajar siswa.
c. Diharapkan tetap mampu memaksimalkan perannya sebagai guru yaitu
bukan hanya mengajar saja, tetapi juga membimbing, mendidik, mengarahkan,
serta selalu memberikan motivasi terhadap anak didik.
d. Diharapkan untuk terus selalu memperhatikan prestasi belajar siswa,
sehingga guru dapat mengetahui seberapa pentingnya motivasi belajar yang
harus diberikan kepada peserta didik. Guru juga harus berupaya memahami
tentang cara memberikan motivasi yang baik dan benar serta terarah, supaya
motivasi yang diberikan kepada siswa dapat diterima dengan baik
3. Siswa
a. Belajar dengan tekun dan rajin baik dimasa pandemi maupun di luar
pandemi covid-19, karena suatu saat akan berguna untuk kehidupan masa yang
akan datang.
b. Lebih semangat dalam belajar dan tidak mementingkan bermainnya, supaya
cita-cita yang diinginkan dapat tercapai dan dapat membahagiakan kedua orang
tua.

43
DAFTAR PUSTAKA

Amidah, A. 2014. Strategi Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar


Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Negeri
147 Palembang. Conciencia, 14 (2): 117-138.
B. Uno, Hamzah. 2019. Teori Motivasi dan Pengukurannya; Analisis Di
Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Badaruddin, Achmad. 2015. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui
Konseling Klasikal. Padang, Sumatra Barat: CV. Abe Kreatifindo.
Cucu Hidayat & Dicky Tri Juniar. 2020. Strategi Pembelajaran
Pendidikan Jasmani. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Dahmiri. 2015. Faktor-faktor yang Memengaruhi Motivasi Kerja Pegawai
Kantor Camat Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun. Jurnal Manajemen
Terapan dan Keuangan, 4 (2): 56-64.
Dwi, B., Amelia, A., Hasanah, U., Mahesa Putra, A., Rahman, H. 2020.
Analisis Keefektifan Pembelajran Online Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2 (1): 28-37.
Emda, Amna. 2017. Kedudukan Motivasi Belajar Siswa dalam
Pembelajaran.
Lantanida Journal, 5 (2): 93-196.
Halal Syah Aji, Rizqon. 2020. Dampak Covid-19 pada Pendidikan Di
Indonesia: Sekolah, Keterampilan, dan Proses Pembelajaran. Jurnal Sosial dan
Budaya Syar-i, 7(5): 395-402.
Harisuddin, Muhamad Iqbal. 2019. Secuil Esensi Berpikir Kreatif &
Motivasi Belajar Siswa. Bandung: PT Panca Terra Firma.
Kamsinah. 2008. Metode dalam Proses Pembelajaran: Studi Tentang
Ragam dan Implementasinya. Lentera Pendidikan, 11 (1): 101-114.
Marsiatun. 2016. Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Kelas IV MIN Wonosari Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi tidak diterbitkan.
Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Kalijaga.

44
Masni, Harbeng. 2015. Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar
Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Dikdaya, 5 (1): 34-45.
Naniek Kususmawati dan Sri Maruti, Endang. 2019. Strategi Belajar
Mengajar Di Sekolah Dasar. Magetan: CV AE Media Grafika.
Octavia, Shilphy A. 2020. Etika Profesi Guru. Yogyakarta: CV. Budi
Utama.
Omairoh, Mustikasari. 2017. Strategi Guru Dalam Memotivasi Siswa Di
Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Negeri Karangpoh Kecamatan Pulosari
Kabupaten Pemalang. Skripsi tidak diterbitkan. Purwokerto: Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Purwokerto.
Parapat, Asmidar. 2020. Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini. Panduan
Bagi Orang Tua, Guru, Mahasiswa, dan Praktisi Paud. Tasikmalaya: Edu
Publisher.
Parnawi, Afi. 2019. Psikologi Belajar. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Priyono, Ali. 2009. Metode Pengembangan Kemampuan Berfikir Anak
Usia Dini di Play Group Alvi Hidayah Mojokrapyak Tembelang Jombang. Tesis
tidak diterbitkan. Surabaya: Program Pascasarjana Konsentrasi Pendidikan Islam
UIN Sunan Ampel.
Pupuh Fathurrohman dan Sutikno, M. Sobri. 2007. Strategi Belajar
Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Islami. Bandung: Rafika
Aditama.
Ramayulis. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Rohani,
Ahmad. 2013. Pengolahan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Safitri, Dewi. 2019. Menjadi Guru Profesional. Riau: PT. Indragiri Dot
Com. Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali.
Satori, Djam’an dan Aan, Komariah. 2017. Metodologi Penelitian
Kualitatif.
Sidiq, Ricu, dkk. 2019. Strategi Belajar Mengajar Sejarah: Menjadi Guru
Sukses.

45
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suharni dan Purwanti. 2018. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa. Jurnal Bimbingan dan Konseling, 3 (1): 131-145.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sumiati dan Asra. 2013. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima
Suprihatiningrum, Jamil. 2014. Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Susilo, Adityo, dkk. 2020. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur
Terkini.
Syaiful Bahri Djamarah dan Zain, Aswan. 2015. Strategi Belajar
Mengajar.
Undang-undang No. 141 Tahun 2005 Pasal 1 Butir 1 Tentang Guru dan
Dosen. Warni Tune Semar dan Razak, Intan Abdul. 2016. Strategi Pembelajaran
Dalam
Wena, Made. 2009. Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Widiasworo, Erwin. 2015. 19 Kiat Sukses Membangkitkan Motivasi
Belajar Peserta Didik. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
Winarni, Endang Widi. 2018. Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Research and Development (R&D).
Jakarta: Bumi Aksara.
Zuldafrial dan Latif, Muhammad. 2012. Penelitian Kualitatif. Surakarta:
Yuma Pustaka.
Media Online
detik.com. 16 Maret 2020. Apa Itu Virus Corona dan Covid-19? Ini Info
yang Perlu Diketahui, (online), (http://m.detik.com/news/berita/d-4941084/apa-
itu-virus-corona-dancovid-19-ini-info-yang-perlu-diketahui ), diakses pada
tanggal 31 Agustus 2020 pukul 17:25 WIB.

46
Kompas.com. 11 Mei 2020. Diumumkan Awal Maret, Ahli: Virus Corona
Masuk Indonesia dari Januari,(online), (Diumumkan Awal Maret, Ahli: Virus
Corona Masuk Indonesia dari Januari (kompas.com)), diakses pada tanggal 27
September 2020 pukul 00:55 WIB.
Pustakabergerak.id. 03 Juli 2020. Dampak Pandemi Covid-19
Terhadap Pelaksanaan Pendidikan DiIndonesia, (online),
(https://pustakabergerak.id/artikel/dampak-pandemi-covid-19-terhadap-
pelaksanaan-pendidikan-di-indonesia-2 ), diakses pada tanggal 27 September
2020 pukul 13:25 WIB.
Tempo.co. 14 Mei 2020. Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi,
(online), (https://kolom.tempo.co/read/1342106/pembelajaran-jarak-jauh-di-masa-
pandemi ), diakses pada tanggal 1 November 2020 pukul 20:17 WIB.
Sevima.com. 30 Juli 2020. 6 Metode Pembelajaran Paling Efektif Di Masa
Pandemi Menurut Para Pakar, (online), (https://sevima.com/6-metode-
pembelajaran-paling-efektif-di-masa-pandemi-menurut-para-pakar/ ), diakses
pada tanggal 20 September 2020 pukul 13:14 WIB.
Wartaekonomi.co.id. 16 Maret 2020. Apa Itu Pandemi?,
(online), (https://m.wartaekonomi.co.id/berita/276620/apa-
itupandemi?page=all ), diakses pada tanggal 26 September 2020 pukul 22:02
WIB.

47
LAMPIRAN

a. Kantor SDN 1 Gondosuli

b. Ruang Kelas SDN 1 Gondosuli

c. Halaman Depan SDN 1 Gondosuli

48
d. Siswa Kelas III SDN 1 Gondosuli

49

Anda mungkin juga menyukai