Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN MINI RESEARCH

MK. FILSAFAT PENDIDIKAN


PRODI S1 P.Ekonomi - FE

DOSEN PENGAMPU: Drs. ELIZON NAINGGOLAN M.Pd.

PRETASI SISWA DI SMK TELKOM 2 MEDAN


OLEH
RANI SELFIA SIPAYUNG (7233141016)
DHEA YURIKE SILABAN (7233141025)
RUHAMA GIRSANG (7233341014)
DEPINA TUMANGGER (7231141006)
YUDI P PRATAMA SILALAHI (7233141027)

PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
DAFTAR PUSTAKA
Puji syukur kami panjatkan akan kehadiran Tuhan yang Maha Esa akan berkat yang
berlimpah yang di berikan untuk selalu menyertai kami. Kami sangat bersyukur karena dapat
menyelesaikan Mini Research yang menjadi tugas wajib matakuliah Filsafat Pendidikan di
Universitas Negeri Medan di SMK TELKOM 2 MEDAN. Disamping itu, kami juga
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama
pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat terselesaikanlah laporan Mini Research
ini.
Demikian yang dapat kami, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
khususnya bagi kami sendiri. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah
ini agar kiranya nanti penulis dapat membuat yang lebih bagus dan lebih baik lagi. Karena kami
sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangan yang mungkin kami tidak
sadari. Terimakasih
Medan, 27 Oktober 2023

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4
A. Latar Belakang............................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4
C. Tujuan .......................................................................................................................... 4
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN ......................................... 5
A. Pengertian Filsafat Pendidikan ................................................................................... 5
B. Hubungan Filsafat Dengan Pendidikan ..................................................................... 5
C. Peran Filsafat Dalam Pengembangan Prestasi .......................................................... 6
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ................................................ 7
BAB III METODE PELAKSANAAN ............................................................................... 10
A. Waktu Dan Tempat Penelitian .................................................................................... 10
B. Subjek Penelitian ......................................................................................................... 10
C. Metode Penelitian ........................................................................................................ 10
D. Langkah Penelitian ...................................................................................................... 10
BAB IV PEMBAHASAN/HASIL........................................................................................ 11
Pengertian Prestasi Belajar Siswa Dan Hubungannya Dengan Filsafat Pendidikan ........... 11
Hasil Penelitian ........................................................................................................................ 11
BAB V PENUTUP ................................................................................................................. 12
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13
LAMPIRAN/DOKUMENTASI ........................................................................................... 14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara
guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada
kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam proses
pembelajaran. sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam
proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka
efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran
yang efektif, guru dituntut agar mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan
rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan mampu belajar. Untuk bisa belajar efektif setiap
orang perlu mengetahui apa arti belajar sesungguhnya. Belajar adalah sebuah tindakan aktif
untuk memahami dan mengalami sesuatu. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara
stimulus dan respon.
Jadi, proses belajar terjadi jika anak merespon stimulus (rangsangan) yang diberikan
guru, selain itu untuk meraih pembelajaran yang efektif peserta didik juga dapat dibimbing
oleh guru dari pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan dalam ingatan dan
pemikiran mereka (kognitif) dengan menggunakan teori dan metode pembelajaran dengan
tepat. Jika hal itu belum terjadi maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif
dan optimal tanpa menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran yang tepat. Disini para guru
juga bisa mempelajari aliran-aliran dari filsafat pendidikan yang bisa diterapkan dalam proses
pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa dan keefektifan dari penerapan aliran filsafat
pendidikan tersebut dalam praktek nyata di sekolah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prestasi siswa siswa yang ada di kelas 10 TKJ A SMK TELKOM 2 MEDAN?
2. Apa yang mempengaruhi siswa untuk dapat berprestasi?
3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran di sekolah?
4. Seberapa besar ketertarikan siswa terhadap pembelajaran berkelompok atau individu?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui prestasi siswa
2. Mengetahui bagaimana hubungan filsafat dengan siswa yang berprestasi
3. Fakto faktor yang memepengaruhi prestasi setiap siswa

4
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Secara umum, filsafat pendidikan merupakan bentuk pelaksanaan pandangan falsafah
dan kaidah-kaidah falsafah dalam bidang pendidikan yang mencerminkan suatu bentuk dari
pelaksanaan falsafah umum dan bertumpu kepada pelaksanaan prinsip-prinsip dan
kepercayaan-kepercayaan yang menjadi dasar falsafah umum dalam menyelesaikan masalah-
masalah pendidikan secara praktis dan mudah diterapkan. Masalah filsafat umum antara lain
yaitu tentang hakikat hidup yang baik, hakikat manusia yang ingin menerima pendidikan,
hakikat masyarakat yang menjalani proses sosial, dan hakikat realitas akhir yang ingin dicapai
semua pengetahuan dan seluruh aspek pendidikan.
Menurut Kneller (dalam Sadulloh, 2008:72) filsafat pendidikan adalah sebuah aplikasi
filsafat spekulatif, preskriptif, dan analitik. Pada dasarnya, filsafat dikatakan spekulasi karena
berusaha membentuk teori-teori hakikat masyarakat, membangun teori-teori hakikat manusia,
serta hakikat dunia yang amat bermanfaat dalam mengartikan data sebagai hasil penelitian
sains yang berbeda. Filsafat juga dikatakan bersifat preskriptif bila filsafat pendidikan
menentukan tujuantujuan yang harus diikuti dan dicapainya, dan menentukan cara-cara yang
tepat dan benar untuk digunakan dalam mencapai tujuan. Selain itu, filsafat pendidikan
dikatakan analitik bila ingin menjelaskan pertanyaan-pertanyaan spekulatif dan preskriptif
seperti menguji rasionalitas yang berkaitan dengan ide- ide atau gagasan-gagasan pendidikan,
dan bagaimana konsistensinya dengan gagasan lain.

B. HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN PENDIDIKAN


Kaitan antara filsafat dan filsafat pendidikan menjadi sangat penting sekali, sebab ia
menjadi dasar, arah, dan pedoman suatu sistem pendidikan. Dapat dikatakan bahwa filsafat
pendidikan ialah kegiatan pemikiran terstruktur yang menjadikan filsafat sebagai media dalam
menyambungkan proses pendidikan, menyusun, mengharmoniskan dan menerangkan nilai-
nilai dan tujuan yang ingin dicapai. sehingga, terdapat kesatuan yang utuh antara filsafat,
filsafat pendidikan, dan pengalaman manusia.
Berfilsafat dan mendidik adalah dua fase dalam satu usaha; berfilsafat ialah memikirkan
dan memper-timbangkan nilai-nilai dan cita-cita yang lebih baik, sedangkan mendidik ialah
usaha merealisasikan nilai-nilai dan cita-cita itu dalam kehidupan, dalam kepribadian manusia
(Kilpatrik) kegiatan mendidik adalah mewujudkan nilai-nilai yang dapat disumbangkan
filsafat, dimulai dengan generasi muda, untuk membimbing rakyat, membina nilai-nilai dan
kepribadian mereka, demi menemukan cita-cita tertinggi suatu filsafat dan melembagakannya
dalam kehidupan mereka.
Kaitan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan dapat diketahui dari pengertian
filsafat itu sendiri yaitu salah satu cara pendekatan yang digunakan oleh para ahli pendidikan
dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikannya, di
samping menggunakan metoda-metoda ilmiah lainnya. Selain itu, fungsi filsafat juga
memberikan arah agar teori pendidikan yang telah berkembang oleh para ahlinya, yang
berdasarkan dan menurut pandangan dan aliran filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan

5
kehidupan nyata serta bermaksud untuk membimbing agar teori-teori dengan pandangan
filsafat pendidikan yang telah berkembang tersebut bisa diterapkan dalam praktik kependidikan
sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam masyarakat.
Filsafat pendidikan termasuk ke dalam filsafat yang mempunyai fungsi untuk
memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi Ilmu
pendidikan atau pedagogik. Selain hubungan fungsional tersebut, antara filsafat dan teori
pendidikan, juga terdapat hubungan yang bersifat suplementer, sebagaimana dikemukakan oleh
Ali Saefullah dalam bukunya antara Filsafat dan pendidikan, sebagai berikut ; filsafat
pendidikan merupakan bentuk dalam merumuskan dasar-dasar, dan tujuan-tujuan dalam
pendidikan, konsep tentang sifat hakikat manusia, serta konsephakikat dan segi-segi
pendidikan serta moral pendidikannya, dan juga sebagai aktivitas merumuskan sistem atau
teori pendidikan yang meliputi politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan atau organisasi
pendidikan, metodologi pendidikan dan pengajaran, termasuk pola-pola akulturasi dan peran
pendidikan dalam pembangunan masyarakat dan negara.
Tujuan pendidikan sama dengan tujuan filsafat, yaitu untuk membimbing kearah
kebijaksanaan. Sehingga, dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah realisasi dari ide-ide
filsafat; filsafat memberi asas kepastian bagi peranan pendidikan sebagai wadah pembi-naan
manusia yang telah melahirkan ilmu pendidikan, lembaga pendidikan dan aktivitas pendidikan.
Filsafat pendidikan merupakan jiwa dan pedoman dasar pendidikan.
Dari penjelasan di atas, diperoleh hubungan fungsional antara filsafat dan teori
pendidikan berikut; 1. filsafat, dalam arti filosofis merupakan satu cara pendekaatan yang
dipakai dalam memecahkan problematikan; 2. filsafat berfungsi memberi arah bagi teori
pendidikan yang telah ada menurut aliran tertentu yang memiliki relevansi dengan kehidupan
nyata; 3. filsafat pendidikan, memiliki fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam
pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan (pedagogik).
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa antara filsafat pendidikan dan
pendidikan terdapat suatu hubungan yang erat sekali dan tak terpisahkan. Filsafat pendidikan
memiliki peranan yang amat penting dalam sistem pendidikan karena filsafat merupakan
pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan
landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.
C. PERAN FILSAFAT DALAM PENGEMBANGAN PRESTASI
Di dalam proses pendidikan pasti akan melahirkan masalah-masalah kependidikan.
Semua masalah pasti dapat dicari jalan keluarnya. Tetapi tidak semua masalah kependidikan
dapat dipecahkan dengan menggunakan metode ilmiah semata-mata. Karena banyak di antara
masalah-masalah kependidikan tersebut yang merupakan pertanyaan filosofis, yang
memerlukan pendekatan filosofis pula dalam pemecahannya. Analisis filsafat terhadap
masalah-masalah kependidikan tersebut, dengan berbagai cara pendekatannya, akan dapat
menghasilkan pandangan-pandangan tertentu mengenai masalah-masalah kependidikan
tersebut, dan atas dasar itu bisa disusun secara sistematis teori- teori pendidikan.
Disini, filsafat juga berfungsi mengarahkan agar teori-teori dan pandangan filsafat
pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam praktek kependidikan
sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam masyarakat.
Merupakan kenyataan bahwa setiap masyarakat hidup dengan pandangan dan filsafat hidupnya

6
sendiri-sendiri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dan sendirinya akan
menyangkut kebutuhan kebutuhan hidupnya. Peranan filsafat pendidikan dalam
pengembangan teori belajar dapat diketahui melalui: peranan antara filsafat dan pendidikan
yang tidak dapat dipisahkan. Hal tersebut sebagaimana tersimpul dalam pandangan Kilpatnck
bahwa peranan dan fungsi filsafat pendidikan adalah menyelidiki perbandingan pengaruh
filsafat-filsafat yang bersaing di dalam proses kehidupan, serta kemungkinan proses-proses
pendidikan dan pembinaan watak keduanya, mengusahakan untuk menemukan pengelolaan
pendidikan yang dikendaki untuk membina watak yang paling konstruktif bagi golongan muda
dan tua.
Sementara pandangan-pandangan aliran-aliran filsafat pendidikan menyebutkan
sebagai berikut; Pragmatisme menyebutkan bahwa peranannya adalah minimalisasi peran guru
dari seorang guru dan memberikan banyak. keleluasaan kepada siswa untuk membuat
penemuan, progressivisme tenatang asas belajar menyebutkan bahwa anak didik memiliki akal
dan kecerdasan sebagai potensi yang merupakan kelebihan dibandingkan mahluk yang lain.
Dengan demikian, anak didik pada dasamya merupakan insan yang kreatif dan dinamis dalam
menghadapi tantangan lingkungannya, eksistensialisme menyebutkan bahwa para siswa
merupakan objek yang harus diukur, dilacak rekornya, dan dibakukan kinerjanya, perenialisme
menyebutkan bahwa harus banyak mengajarkan berbagai konsep dan menjelaskannya agar
bermakna bagi siswa. Karena fakta-fakta selalu berubah setiap waktu, esensialisme
menyebutkan bahwa setelah siswa lulus dan meninggalkan sekolah mereka tidak sekedar
menguasai pengetahuan dan keketerampilan dasar, tetapi juga harus mampu mendisiplinkan
diri, memiliki pemikiranpraktis, serta mampu mengaplikasikan hikmah pembelajaran yang
dimiliki di dalam dunia nyata, rekonstruksisme menyebutkan masyarakat secara terus menerus
memerlukan perubahan sosial yang melalui dunia pendidikan yang dimanfaatkan untuk
melakukan rekonstruksi masyarakat dalam dunia pendidikan.
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktor yang mempengaruhinya, baik
yang cenderung mendorong maupun menghambat. Demikian juga yang dialami dalam belajar.
Ahmadi, (dalam Yulita, 2008) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa, diantaranya:
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, yang terdiri dari:
a) Faktor intelegensi
Dalam arti sempit intelegensi dapat diartikan kemampuan untuk mencapai prestasi. Intelegensi
memegang peranan penting dalam mencapai prestasi.
b) Faktor minat
Minat adalah kecendrungan yang mantap dalam diri seseorang untuk merasa tertarik terhadap
suatu tertentu.
c) Faktor keadaan fisik dan psikis
Keadaan fisik berkaitan dengan keadaan pertumbuhan, kesehatan jasmani, keadaan alat-alat
indera dan sebagainya. Keadaan psikis berhubungan dengan keadaan mental siswa.
7
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi prestasi belajar.
Ada beberapa faktor eksternal yaitu:
a) Faktor Guru
Guru betugas membimbing, melatih, mengolah, meneliti, mengembangkan dan
menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar.
b) Faktor lingkungan keluarga
Keluarga sangat berpengaruh terhadap kemajuan prestasi belajar, karena kebanyakan waktu
yang dimiliki perserta didik ada di rumah. Jadi, banyak ada kesempatan untuk belajar di rumah.
Keterlibatan orang tua patut diperhitungkan dalam usaha memelihara motivasi belajar pesera
didik. Dalam suatu studi mengenai prestasi belajar, ditemukan hubungan yang kuat antara
keterlibatan orang tua dan prestasi belajar (Haster dalam Suwatra 2007).
c) Faktor sumber belajar
Sumber belajar dapat berupa media atau alat bantu belajar serta bahan buku penunjang. Alat
bantu belajar adalah semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam belajar.
Belajar akan lebih menarik, kongkret, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga serta hasilnya
lebih bermakna.

8
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Hari : Senin
Tanggal :23 Oktober 2023
Tempat : SMK TELKOM 2 MEDAN
B. Subjek Penelitian
Siswa siswi kelas 10 TKJ 1 SMK TELKOM 2 MEDAN
C. Metode Penelitian
Metode yang di gunakan saat penelitian dan mengumpulkan data adalahmetode deskriptif,
dengan menggunakan media angket atau kuisioner.
D. Langkah Penelitian
Langka penelitian yang kami lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Meminta izin terlebih dahulu kepada guru/staf di yang ada di SMK TELKOM 2
MEDAN
2. Membuat instrumen berupa angket yang berisi 15 pertanyaan
3. Observasi di lakukan pada tanggal 23 Oktober 2023
4. Setelah itu kami di arahkan menuju kelas 10 TKJ 1, untuk membagikan angket yang
sudah kami buat
5. Kemudian hasil yang di dapat kan di susun dalam bentuk makalah

9
BAB IV
PEMBAHASAN/HASIL
Pengertian Prestasi Belajar Siswa Dan Hubungannya Dengan Filsafat Pendidikan
Setiap pendidik tentu sangat mengharapkan anak didiknya agar berprestasi seoptimal
mungkin baik pada jalur akademik maupun non akademi. Prestasi memiliki pengertian yang
sangat luas. Apabila peserta didik dapat mencapai cita-cita atau minimal dapat menyelesaikan
tugas dari guru maupun orang lain maka ia disebut berprestasi. Prestasi Belajar banyak
diartikan sebagai seberapa jauh hasil yang telah dicapai siswa dalam penguasaan tugas-tugas
atau materi pelajaran yang diterima dalam jangka waktu tertentu. Prestasi Belajar pada
umumnya dinyatakan dalam angka atau huruf sehingga dapat dibandingkan dengan satu
kriteria (Prakosa, 1991).
Prestasi Belajar Siswa adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah
dilakukan/dikerjakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003: 895), sedangkan menurut
Tu’u (2004:75) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka
nilai yang diberikan oleh guru. Menurut Sukmadinata (2003: 101), “Prestasi Belajar
adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapa-kecakapan potensial atau kapasitas yang
dimiliki seseorang”. Prestasi Belajar kemampuan seorang dalam pencapaian berfikir yang
tinggi. Prestasi Belajar harus memiliki tiga aspek, yaitu kognitif, affektif dan psikomotor.
Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa Prestasi Belajar merupakan bukti
keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka Prestasi Belajar merupakan hasil
maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan
menurut Arif Gunarso (1993 : 77) mengemukakan bahwa Prestasi Belajar adalah usaha
maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Prestasi
Belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi
faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur
dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi Prestasi Belajar adalah
hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf
maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode
tertentu. Prestasi Belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi
faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur
dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.

Hasil Penelitian
Dari 25 orang siswa yang kami teliti berikut respon mereka:

No PERTANYAAN Ya Tidak Kadang


kadang
1 Apakah anda tertarik untuk selalu mengikuti pelajaran? 64%

2 Apakah anda senang setiap mendapat tugas dari guru? 24% 36% 40%

10
3 Apakah anda selalu menyelesaikan tugas yang di berikan 64% 36%
oleh guru?
4 Apakah anda pernah bertanya saat guru menerangkan terkait 52% 48%
pembelajaran?
5 Dengan mengetahui tujuan pembelajaran apakah anda akan 64% 8% 28%

6 Apakah anda pernah mendapatkan juara kelas? 28% 72%

7 Apakah anda pernah mengikuti olimpiade atau prestasi yang 48% 40% 12%
lain di dalam maupun di luar sekolah?
8 Apakah untuk mencapai prestasi anda selalu membutuh kan 60% 16% 24%
orang lain untuk berdiskusi?
9 Apakah menurut anda prestasi itu penting? 88% 4% 8%

10 Apakah anda selalu mendapatkan dukungan orangtua ketika 52% 16% 32%
ingin mengikuti perlombaan atau olimpiade?
11 Apakah anda lebih senang mengerjakan tugas sendirian? 52% 8% 40%

12 Apakah anda lebih senang mengerjakan tugas bersama 40% 60%


teman?
13 Apakah nilai ulangan yang baik dapat membantu kegiatan 72%4% 4% 24%
belajar anda?
14 Ketika anda gagal mengerjakan suatu soal dari guru, apakah 76% 24%
anda akan tetap berusaha untuk mencari jawaban yang
benar?
15 Apakah anda selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik 88% 12%
ketika anda mendapatkan tugas dari guru?

Berdasarkan penelitian untuk menjadi siswa berprestasi harus paham tentang filsafat
pendidikan dan di barengi oleh faktor lain seperti dukungan orang tua, teman, guru, dan
pembelajaran di sekolah.

11
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil observasi mengenai prestasi siswa kelas 10 TKJ 1 SMK TELKOM 2 MEDAN,
sebagian besar siswa adalah siswa yang berprestasi dan berusaha menjadi siswa yang
berprestasi. Dalam mewujudkan prestasi siswa banyak hal yang harus di lakukan dan harus
mendapat dukungan juga dari orang orang terdekat seperti orang tua, teman, guru dll. Dan
siswa siswi juka sangat senang belajar bersama teman temannya karena dapat saling bertukar
pikuran satu sama lain.
Setiap pendidik tentu sangat mengharapkan anak didiknya agar berprestasi seoptimal
mungkin baik pada jalur akademik maupun non akademi. Prestasi memiliki pengertian yang
sangat luas. Apabila peserta didik dapat mencapai cita-cita atau minimal dapat menyelesaikan
tugas dari guru maupun orang lain maka ia disebut berprestasi. Prestasi Belajar banyak
diartikan sebagai seberapa jauh hasil yang telah dicapai siswa dalam penguasaan tu gas-tugas
atau materi pelajaran yang diterima dalam jangka waktu tertentu. Prestasi Belajar pada
umumnya dinyatakan dalam angka atau huruf sehingga dapat dibandingkan dengan satu
kriteria (Prakosa, 1991).
Prestasi Belajar Siswa adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah
dilakukan/dikerjakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003: 895), sedangkan menurut
Tu’u (2004:75) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka
nilai yang diberikan oleh guru. Menurut Sukmadinata (2003: 101), “Prestasi Belajar
adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapa-kecakapan potensial atau kapasitas yang
dimiliki seseorang”.
Prestasi Belajar kemampuan seorang dalam pencapaian berfikir yang tinggi. Prestasi
Belajar harus memiliki tiga aspek, yaitu kognitif, affektif dan psikomotor. Prestasi Belajar
adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya pada seorang anak dalam pendidikan baik yang
dikerjakan atau bidang keilmuan. Prestasi Belajar dari siswa adalah hasil yang telah dicapai
oleh siswa yang didapat dari proses pembelajaran. Prestasi Belajar adalah hasil pencapaian
maksimal menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap sesuatu yang dikerjakan,
dipelajari, difahami dan diterapkan.

12
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat
Pendidikan Lanjutan Pertama, 2002. Pendekatan Konsektual (Contextual Teaching and
Learning (CTL))
HL Tasaik. P Tuasikal - Metodik Didaktik, 2018 - cjournal.upi.edu
Dimyati, Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
CD SURYA-etheses. iainponorogo.ac.id

13
LAMPIRAN/DOKUMENTASI

14

Anda mungkin juga menyukai