Anda di halaman 1dari 13

REFLEKSI KEGIATAN PEMBELAJARAN MKWK BERBASIS

PROYEK DENGAN TEMA KERUKUNAN ANTARUMAT BERAGAMA

Dosen Pengampu : Ance Marintan D. Sitohang, S.P, M.Div, M.Th.

DISUSUN OLEH:

JOLIE RACHEL SIMANJUNTAK 210710055


PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN KELAS 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2022
DAFTAR ISI
Daftar isi…
Daftar isi…...............................................................................................................................................i

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................1

1.2. Tujuan Pembuatan Laporan...................................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................3

2.1 Implementasi Pembelajaran MKWK Terhadap Projek Kerukunan Antar Umat Beragama......3

2.2 Kerukunan Secara Umum........................................................................................................4

2.3 Kerukunan dalam Pandangan Kristen.....................................................................................6

BAB 3 HASIL REFLEKSI.......................................................................................................................8

3.1. Pengetahuan….......................................................................................................................8

3.2. Cara Pandang......................................................................................................................…8

3.3. Perubahan Perilaku.............................................................................................................…8

3.4. Keterampilan Komunikasi...................................................................................................…9

3.5. Subtansi Mata Kuliah..........................................................................................................…9

Bab 4 PENUTUP............................................................................................................................…10

4.1. Kesimpulan.......................................................................................................................…10

4.2. Saran.................................................................................................................................…10

Daftar Pustaka.............................................................................................................................…11

i
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Implementasi Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) berbasis proyek di
Universitas Sumatera Utara (USU) merupakan konsep pembelajaran baru bagi mahasiswa
stambuk 2021 yang diterapkan pada semester genap 2021/2022. Pembelajaran baru di bawah
naungan UPT PP LIDA USU ini bertema “Kerukunan Antar Umat Beragama di Sumatera
Utara”, dengan memberikan mahasiswa kesempatan untuk berkolaborasi dalam pembelajaran
proyek berbasis kelompok (Team Based Project).
Setiap kelompok menyiapkan presentasi atau proposal serta karya terakhir yang
ditampilkan kepada dosen, kelas atau audiens lainnya (USU MKWK Fair) yang dikonversi
menjadi nilai UTS dan UAS dalam berbagai bentuk proyek. Laporan Refleksi Kegiatan
Pembelajaran ini merupakan bagian tugas akhir dalam MKWK Pendidikan Agama Kristen.
Karya akhir kami adalah siaran radio berdurasi kurang lebih 9 menit. Pengerjaan
proposal dan karya akhir ini juga memiliki keterbatasan ruang dan waktu di mana, kami
sekelompok berlatar belakang fakultas dan prodi yang berbeda harus dapat menyesuaikan
jadwal untuk memaksimalkan proyek ini ditambah ada beberapa anggota kelompok yang
slow respons. Meskipun begitu, kami bersyukur dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Menurut kami, tema yang diangkat dalam metode pembelajaran ini sudah baik dan
sesuai karena disesuaikan dengan keadaan di Indonesia terutama di SUMUT yang sedang
krisis kerukunan antarumat beragama. Namun, hal ini sangat disayangkan bila penyampaian
kepada mahasiswa masih kurang dan tidak teroganisasi serta adanya beberapa anggota
kelompok yang buang badan untuk mengerjakan proyek ini.

Pemberian informasi mengenai Kegiatan Pembelajaran Berbasis Proyek di MKWK


ini sering terjadi miscommunication karena ruang dan waktu yang terbatas serta tuntuan
pembelajaran materi yang diberikan yang membuat mahasiswa menjadi kalut. Apalagi fokus
yang digunakan untuk mempelajari materi yang diberikan sesuai kukirkulum juga tidak
semua diterangkan oleh pengaja karena sebagian penuh fokus terarah pada proses pembuatan
proyek ini. Oleh karena itu, kami sebagai mahasiswa berusaha sungguh-sungguh untuk

1
memenuhi tugas ini dibalik ada banyaknya kesenjangan informasi, perangkat pembelajaran
serta teknik pembelajaran.
Terkait hal di atas, kami sebagai mahasiswa juga senang dan antusias dalam kegiatan
pembelajaran berbasis proyek ini sebagai sarana kami untuk dapat mengembangkan diri,
melatih daya pikir kreatif, melihat realita di masyarakat, menambah wawasan serta
mengembangkan rasa tenggang rasa dan toleransi.

1.2 Tujuan Pembuatan Laporan


Adapun beberapa tujuan dari pembuatan laporan, sebagai berikut:
a. Menjelaskan pengetahuan mengenai pembelajaran proyek
b. Menjelaskan cara pandang mengenai pembelajaran proyek yang diselenggarakan
mkwk
c. Menjelaskan perubaan perilaku yang didapat setelah menjalankan proyek tersebut
d. Menjelaskan keterampilan komunikasi dan substansi yang telah didapat.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Implementasi Pembelajaran MKWK Terhadap Projek Kerukunan
Antar Umat Beragama
Implementasi MKWK dapat menjadi media pembentukan kerpibadian dan karakter
mahasiswa di lingkungan USU. USU sebagai pendidikan tinggi harus dapat mengaplikasikan
amanah yang tercantum dalam undang-undang mengenai MKWK. MKWK menunjukkan
pentingnya mata kuliah tersebut untuk diajarkan kepada mahasiswa, sebut Rektor USU.
kewajiban menyelenggarakan MKWK tersebut dapat memberikan dampak nyata dalam
pembentukan karakter mahasiswa. Proses pembelajaran MKWK selama ini perlu dievaluasi.
Kita harus menyusun bagaimana MKWK ini memang berdampak nyata membentuk
kepribadian mahasiswa. Sehingga pada hasilnya, mahasiswa memang mendapatkan keilmuan
MKWK yang aplikatif.

Pendidikan itu untuk mengembangkan potensi, potensi inilah yang akan


dikembangkan lewat jalur pendidikan untuk berkembang menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab. Akan tetapi pendidikan harus punya medium yaitu iman
dan taqwa, akhlak, sehat baik jasmani maupun rohani dan ilmu pengetahuan. Karena dari hati
yang sehat pikiran yang tajam dan hati yang bening yang bisa menghasilkan inovasi, semua
medium inilah sebagai ranah dominasi MKU.

Kebijakan MKWK dapat memberikan keleluasaan kepada mahasiswa untuk belajar


melalui berbagai proses kehidupan selaras dengan kepribadian bangsa. Adanya kebijakan
MKWK sangat cocok bila dilakukan secara bersamaan dengan penerapan program Merdeka
Belajar-Kelas Merdeka. Program MBKM dengan 9 program unggulan yang bisa dan yang
sudah dicanangkan yaitu pertukaran mahasiswa, magang, mengajar di sekolah/madrasah,
penelitian, membangun desa, studi/proyek mandiri, kewirausahan, proyek kemanusiaan, dan
bela negara sangat membantu mahasiswa untuk berproses dan mengasah kemampuan
mereka.

Proses pembelajaran MKWK harus mampu menunjukkan adanya transformasi belajar


(learning transformation) pada diri mahasiswa dimana proses pembelajarannya tidak hanya
menekankan sisi teoritis-konseptual an sich, melainkan sampai kepada sisi praktik dan

3
metakognisi atau menemukan hikmah dan rasa manfaat dari pembelajaran tersebut.. Karena
itu pengembangan materi ajar yang dilakukan dosen MKWK harus menggambarkan struktur
dimensi pengetahuan yang utuh dan holistik dalam pembelajaran seperti yang dikemukakan
oleh Krathwohl (2010).

Melalui MKWK mahasiswa diberikan wawasan tentang agama, kebangsaan, dan


sosial diharapkan bisa berpikir kritis dan mampu membentuk mahasiswa dengan pikiran yang
kritis dan solutif dimana mahasiswa bisa memberikan solusi yang terbaik jika terdapat
permasalahan masyarakat dan bangsa. MKWK dan program MBKM (Merdeka Belajar-
Kampus Merdeka) bisa secara bersamaan dan sinergis dalam pembelajaran yang berpijak
pada standar bermutu, bermakna, berkinerja bisa dipastikan kemampuan dan kapasitas
mahasiswa meningkat karena mahasiswa akan belajar banyak melalui program-program
tersebut, seperti dalam pengalaman kerja, berkontribusi di masyarakat, dan bela negara.

2.2 Kerukunan Secara Umum


 Pengertian Kerukunan
Istilah rukun memiliki arti damai dan bersatu. Sementara itu, kerukunan adalah sikap
saling mengakui, menghargai, toleransi yang tinggi dalam masyarakat, sehingga dapat hidup
secara damai dan berdampingan. Mengutip buku Arif Cerdas Sekolah Dasar Kelas 6 oleh
Christina Umi (2019: 142), kerukunan hidup adalah suatu perilaku yang mencerminkan
adanya saling pengertian, agar tercipta perdamaian, persahabatan, dan persaudaraan dalam
sebuah kehidupan. Kerukunan hidup dapat diciptakan mulai dari lingkungan rumah, sekolah,
masyarakat, hingga antarumat beragama. Lantas, bagaimana kerukunan hidup dapat tercipta
di dalam lingkungan tersebut? Berikut uraian lengkapnya.
Kerukunan antar umat beragama merupakan salah satu modal utama dalam
menciptakan kerukunan nasional. Dengan terciptanya kerukunan nasional, maka cita-cita
Indonesia untuk menjadi bangsa yang maju dan sejahtera pun dapat terwujud. Oleh karena
itu, kerukunan antar umat beragama harus dibangun dan dijaga.

4
 Manfaat Kerukunan
1. Saling Tolong Menolong
Kerukunan antarindividu akan menciptakan perilaku yang saling tolong-menolong dalam
menyelesaikan suatu permasalahan. Terciptanya sikap saling tolong menolong pastinya
membuat tidak ada sekat-sekat yang membatasi di antara tiap-tiap individu.

2. Memperluas Pergaulan
Manfaat kedua dari hidup rukun ialah memperluas pergaulan antara satu sama lain.
Interaksi hubungan di antara manusia akan terjalin dengan baik saat masing-masing individu
bisa menurunkan keegoisan masing-masing.

3. Menciptakan keharmonisan

Hidup rukun akan menciptakan kehidupan yang harmonis di antara tiap-tiap individu dan
masyarakat. Jadi, setiap masyarakat dapat saling menghargai satu sama lain, menghormati
perbedaan yang ada, dan saling memahami diri dari tiap-tiap pribadi.
4. Menciptakan Perdamaian
Manfaat keempat dalam hidup rukun adalah terciptanya kedamaian karena setiap individu
akan dapat saling menghargai dan menghormati setiap individu yang berbeda.

5. Tercipta komunikasi yang baik


Kerukunan akan menciptakan interaksi yang baik. Hal inilah yang membuat komunikasi
dari tiap-tiap individu menjadi lebih baik dan berkualitas.

6. Menghindari Pertikaian atau Konflik


Komunikasi yang terjalin dengan baik akan menurunkan keegoisan dari tiap-tiap
individu. Hal tersebut dikarenakan adanya rasa saling menghargai dan menghormati satu
sama lain, dan akan menyelesaikan setiap permasalahan yang muncul dengan tenang serta
bermusyawarah.

7. Menciptakan Ketenangan Hidup


Hidup di mana saja akan merasa tenang apabila kerukunan sudah tercipta. Tak ada yang
perlu dikhawatirkan atas setiap kondisi yang terdapat di sekitarnya. Masing-masing individu
akan mampu menjalankan perannya dengan baik.

5
8. Menciptakan kemakmuran
Dengan kerukunan akan menciptakan kemakmuran. Baik itu kemakmuran untuk diri
sendiri, orang lain, dan lain sebagainya. Hal tersebut dikarenakan masing-masing individu
akan fokus pada pembenahan atau perbaikan yang akan terus menerus agar kehidupan jadi
lebih baik dan sejahtera

2.3 Kerukunan dalam Pandangan Kristen


Yesus dalam doanya meminta supaya orang percaya (Kristen) memiliki da berada
dalam kesatuan (Yoh. 17:1-26). Kesatuan orang percaya dapat membangun komunikasi
terkait isu-isu penting yang menjadi inti pengajaran dalam setiap denominasi tanpa
menimbulkan kemarahan dan anarkis. Orang Kristen dapat menjaga integritas pengajaran
atau doktrinal tanpa merendahkan atau menyerang ajaran agama lain dan juga dengan adanya
kesatuan orang Kristen terlebih pemimpin gereja dapat saling menghargai perbedaan-
perbedaan di antara umat Tuhan sebagai bagian dari satu keimanan kepada Yesus Kristus.
Orang Kristen dapat mengaplikasikan pengajaran firman Allah supaya tidak boleh memfitnah
maupun menghakimi orang lain. Surat Yakobus 4:11 menulis “Saudara-saudaraku, janganlah
kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia
mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau
bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya.”
Pengajaran Yesus tentang kasih adalah bukti identik yang kuat bahwa kekristenan
harus dapat menjadi berkat dan terang bagi sesama, namun semua itu harus didasari dengan
kesatuan yang mengikat yaitu kasih (Kol. 3:14), isi dari nats ini mengemukakan “Dan di atas
semuanya itu kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan
menyempurnakan.”(Arifianto & Santo, 2020) Rasul Paulus pun menasihati jemaat untuk
memelihara kesatuan, karena seluruh jemaat adalah satu tubuh, satu Roh, satu pengharapan,
satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah.(Santo, 2017) Kitab Roma menulis begitu
pentingnya kebersamaan dalam kesatuan untuk saling membangun (Rm. 14:19). Paulus
menekankan kesatuan supaya tidak ada perpecahan (1 Kor. 1:10), “Tetapi aku menasihatkan
kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan
jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati,
sepikir”.

6
Selain bersatu, kekristenan juga dituntut bukan sekadar menjadi bagian dari penduduk
dan kota atau tempat tinngal saja yang dipercayakan namun juga diminta untuk mengusahan
kesejahteraan dan berdoa hal ini merupakan tindakan aktif dalam membangun kebersamaan
serta mengupayakan kerukunan (Yer. 29:7; Gal. 6:10).(Arifianto, 2020b) Sebab kerukunan
antar umat beragama tidak mungkin akan lahir begitu saja tanpa dari semua umat
mengusahakan, bahkan kerukunan tidak dapat terealisasi jika mempertahankan sikap ekslusif
dan fanatisme buta yang didasari dari sikap fundamentalisme yang tak berdasar dan bar-bar.
Kepedulian terhadap keyakinan umat beragama lain dan perasaan orang lain dalam
membangun silaturami sebagai pemicu kebaikan dalam meningkatkan kebersamaan adalah
cara yang tepat dalam menjalin komunikasi dan mempererat kasih.
Dalam Alkitab Perjanjian Lama, khususnya kitab Mazmur 133 mengungkapkan
kerukunan mendatangkan berkat Tuhan. Oleh sebab itu kekristenan harus menyingkirkan hal
perbedaan SARA diantara manusia, seperti juga ajaran Yesus yang disampaikan lewat
pertanyaan jebakan Ahli Taurat “Siapakah sesamaku manusia?” dapat ditelusuri bahwa
pertanyaan seorang ahli Taurat ini dilatarbelakangi oleh adanya pemahamannya tentang
“sesamanya manusia” yang hanya terbatas pada orang Yahudi saja. Ini dapat mengancam
kerukunan, sebab pemahaman seperti ini akan cenderung membatasi perilaku untuk
mengasihi orang lain di luar satu ikatan hubungan tertentu.

7
BAB 3
HASIL REFLEKSI

3.1 Pengetahuan
Selama mengikuti pembelajaran pendidikan agama Kristen selama satu semester ini, banyak
pengetahuan yang saya dapatkan.
Semua pembelajaran yang di ajarkan memiliki akhir yang sama yaitu pada pembentukan
pengetahuan dan etika. Metode pembelajaran yang dilakukan juga menyenangkan, dengan
adanya korelasi menambah wawasan saya dalam memikirkan penerapan ilmu yang telah
didapatkan untuk kedepannya yang sesuai dengan bidang pengetahuan yang sedang ditekuni.
Pembelajaran satu semester ini membuat saya paham dengan konsep ketuhanan, konsepsi
Allah Tritunggal, manusia menurut Alkitab dan Non-Alkitab, moralitad dan etika Kristen,
pergaulan muda-mudi, pentingnya mengembangkan IPTEK, menjaga kerukunan antar umat
beragama, masyarakat, budaya, politik, hukum dan penjaga ciptaan Allah.

3.2 Cara Pandang


Selama mengikuti pembelajaran pendidikan agama Kristen ini saya menjadi memandang
bahwa pentingnya mempelajari agama dibarengi dengan korelasinya dengan jurusan, agar
lebih mudah dalam memberi contoh dan mengimplementasikan di kehidupan sehari-hari.
Dengan mengikuti pembelajaran agama Kristen di semester ini, penilaian saya terhadap
pelajaran agama berubah. Dulu saya menilai bahwa pelajaran agama itu-itu terus yang
dibahas, sehingga saya menjadi bosan karen materi yang terus diulang-ulang. Akan tetapi
sekarang saya berubah pikiran karena materi perkuliahan yang diberikan tidak sama seperti
saat saya sekolah dulu, meski materinya sudah pernah saya dapatkan dan pelajari tetapi
sangat membantu saya untuk mengulas dan lebih memahami kembali materi tersebut. Dengan
metode pembelajaran yang berbeda, mahasiswa yang membuat bahan ajar secara
berkelompok, menjelaskan lalu memaparkan korelasinya membuat pelajaran menjadi lebih
efektif. Apalagi dibari penjelasan dosen setelahnya dan sesi tanya jawab serta kritik saran, itu
semua membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, tidak kaku dan monoton.

3.3 Perubahan Perilaku


Selama mengikuti pembelajaran perubahan prilaku yang terjadi pada diri saya adalah lebih
semangat dalam menyimak materi, pentingnya menjaga kesopanan dalam berkomunikasi,
memikirkan bgaimana penerapan materi di jaman sekarang ini, dan menerapkan akhlak yang
baik serta menjadi lebih rajin.

3.4 Keterampilan Komunikasi


Keterampilan komunikasi saya selama pembelajaran pendidikan agama Kristen ini bertambah
lebih baik. Semua itu dapat dilihat dari bagaimana saya bekerjasama dengan kelompok,

8
mengemukaakan pendapat, bertanya, menjelaskan materi kepada teman-teman kelompok,
dan berdiskusi kepada teman kelompok.

3.5 Substansi Mata kuliah


Substansi dari pendidikan agama Kristen di perguruan tinggi adalah agar mahasiswa dapat
menjadi anak yang baik, taat agama, memahami hal dasar dalam ilmu agama dan
membentengi diri dari pengaruh paham ekstrimisme atau fundametalisme yang sudah mulai
masuk di wilayah univeristas dengan adanya materi kerukunan antar umat beragama dan
antar agama dan pemberian vidio pada pertemuan awal pembelajaran. Dengan wawasan
agama dan pemahaman korelasi serta penerapannya sehingga mahasiswa dapat menjadi sosok
yang toleran dan terbuka terhadap perbedaan di masyarakat, bukan sebaliknya.

9
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Istilah rukun memiliki arti damai dan bersatu. Sementara itu, kerukunan
adalah sikap saling mengakui, menghargai, toleransi yang tinggi dalam
masyarakat, sehingga dapat hidup secara damai dan berdampingan. Hidup
rukun akan menciptakan kehidupan yang harmonis di antara tiap-tiap individu
dan masyarakat. Kerukunan akan menciptakan interaksi yang baik.
Komunikasi yang terjalin dengan baik akan menurunkan keegoisan dari
tiap-tiap individu. Hidup di mana saja akan merasa tenang apabila kerukunan
sudah tercipta. Dengan kerukunan akan menciptakan kemakmuran.

4.2. Saran
1. Kepada para pemuka agama, hendaklah senantiasa berperan aktif
dalam melestarikan kerukunan umat beragama.
2. Kepada para pembaca dan umat beragama hendaklah memperluas
wawasan keilmuan, wawasan keagamaan dan wawasan kebangsaan
sebagai dasar untuk membangun kehidupan yang rukun dan harmonis.

10
Daftar Pustaka

https://suarausu.or.id/konsep-pembelajaran-baru-mkwk-berbasis-proyek-ini-keluhan-
mahasiswa/
https://www.uinjkt.ac.id/232083-2/

11

Anda mungkin juga menyukai