Anda di halaman 1dari 15

PEMBELAJARAN

BERWAWASAN
KEMASYARAKATAN

NAMA KELOMPOK :
DANISA AJENG PRATIWI ( 858660374)
DIAN RETNO PAMUNGKAS (858664665)
FARID GIRI SUSENO (858661036)
IKE NADILA NURAENI (858670938)
JAMIATUS SHOLICHAH (858664966)
OKVIANA HARIS FEBRIYANTI (858662805)

UPBJJ UT SURABAYA
POKJAR BOJONEGORO
2019
PEMBELAJARAN
BERWAWASAN
KEMASYARAKATAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
( PBK )

Tuton
Nur Syamsi, M.Pd

UPBJJ UT SURABAYA
POKJAR BOJONEGORO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas segala karunia nikmatnya sehingga
makalah pendidikan yang berjudul “PEMBELAJARAN BERWAWASAN
KEMASYARAKATAN” ini dapat diselesaikan dengan maksimal, tanpa ada halangan yang
berarti. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Berwawasan
Kemasyarakatan yang diampu oleh Bapak Nur Syamsi, M.Pd.

Pemilihan tema ini didasari atas tugas yang di berikan tutor kepada kami untuk menyelesaikan
tugas makalah pembelajaran berwawasan kemasyarakatan.

Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak lepas dari ridho Allah S.W.T
serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Untuk itu kami ucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik
dari segi EYD, kosa kata, tata bahasa, etika maupun isi. Oleh karenanya penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian untuk kami jadikan
sebagai bahan evaluasi.

Demikian, semoga makalah ini dapat diterima sebagai ide/gagasan yang menambah
kekayaan intelektual bangsa.

Bojonegoro, 12 Oktober 2019

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ......................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................. 2

2.1 Arah Baru Pendidikan


2
2.1.1 Arah Pandangan Dasar Pendidikan Nasional............................................ 2

2.1.2 Visi-Misi Tujuan Pendidikan Nasional...................................................... 4


2.1.3 Demokratisasi Pendidikan......................................................................... 5
2.2 Konsep Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakantan.............................................. 7
2.2.1 Konsep Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakantan............................. 7
2.2.2 Prinsip Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakantan.............................. 8

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 10


3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan merupakan Pembelajaran yang sangat
penting di kawasan republik kita. Besarnya peranan Pembelajaran ini diantaranya kurangnya
pendidikan yang berinteraksi langsung dengan masyarakat Tetapi, di samping itu masih ada
beberapa sebab lain mengapa Pembelajaran ini memperoleh kedudukan yang penting pada
pendidikan Moderen saat ini. Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan atau PBK menjadi
penting atau tidak bisa juga didasari patokan seperti jumlah peranannya dan luas
penyebarannya sebagai sarana pembelajaran di masyarakat.

Disamping itu PBK sendiri juga memiliki arah pandanagan dasar pendidikan nasional
serta beberapa hal yang memacu dan berhubungan dengan arah baru pendidikan nasional.
Adanya visi-misi tujuan pendidikan nasional serta demokratisasi pendidikan yang mendasari
pembelajaran PBK. Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan ini juga memiliki Konsep-
konsep serta prinsip pembelaajarn berwawasan kemasyarakatan.

Uraian-uraian tadi menunjukkan gambaran betapa pentingnya Pembelajaran Berwawasan


Kemasyarakaatan ini bagi pendidikan di indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja yang mendasari Arah Baru Pendidikan pada PBK?
2. Bagaimana Konsep Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan mempelajari hal-ha yang mendasari Arah Baru Pendidikan pada
PBK
2. Untuk Mengetahui dan menjelaskan konsep Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Arah Baru Pendidikan

2.1.1 Arah Pandangan Dasar Pendidikan Nasional

a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

b. Landasan dan Arah Dasar Pendidikan Nasional


UU Sisdiknas Dan Reformasi Pendidikan Nasional Undang-Undang Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disahkan oleh DPR pada tanggal 11 Juni 2003,
dan diberlakukan pada tanggal 8 Juli 2003.
. Alternatif Arah Pendidikan Kita Ke Depan Diperlukan suatu aktivitas nyata untuk
merealisasikan paradigma baru pendidikan kita yang lebih berpihak pada komitmen masa
depan peserta didik yang “bermutu” daya pikirnya, “bermutu” sikap perilakunya serta
“bermutu” kecakapan hidup-nya. Oleh karenanya sangat disadari bahwa manajemen
pendidikan kita di tingkat sekolah, perlu diberdayakan dengan meningkatkan peran
partisipasi aktif masyarakat melalui mekanisme lembaga Dewan Pendidikan di tingkat
Kabupaten-Kota, dan Provinsi, serta peran aktif Komite Sekolah, yang tidak saja sebagai
mediator antara stake-holders dengan pihak eksekutif dan legislatif, akan tetapi juga berdaya
dalam mekanisme kontrol penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas, serta dukungan
penuh terhadap pelaksanaan program layanan pendidikan yang telah
Sudah saatnya kita sadari bersama bahwa yang kita butuhkan adalah layanan jasa
pendidikan yang berkualitas untuk semua warga negara. Dan masalah kita dengan hal itu
adalah, bagaimana layanan jasa pendidikan yang berkualitas itu dapat diakses oleh setiap
warga negara. Fokus permasalahan pendidikan ini, sedapat mungkin tidak bergeser dari
bidikan kita ke depan, terlebih dengan banyaknya kepentingan di luar pendidikan yang
sudah sering membuyarkan konsentrasi bidikan ke sasaran “mutu” pendidikan yang dapat
dipertanggung jawabkan.

Satu hal yang sering luput dari perhatian kita adalah pentingnya mengevaluasi
tujuan dan arah pendidikan di Indonesia. Tujuan pendidikan merupakan masalah sentral
dalam filsafat pendidikan. Secara umum tujuan diartikan sebagai perbuatan yang diarahkan
kepada suatu maksud yang hendak dicapai melalui upaya atau aktivitas. Tujuan akan
mengarahkan tindakan dan perumusan tujuan pendidikan yang benar merupakan inti dari
seluruh pemikiran pedagogis dan perenungan filosofis. Oeh karena itu, tanpa merumuskan
tujuan dan arah pendidikan yang tepat, maka semua usaha perbaikan hampir pasti akan
berakhir dengan kegagalan.
Berikut ini adalah hal-hal yang memacu dan berhubungan dengan arah pendidikan nasional

1. Hak dan Kewajiban


Dijelaskan dalam Bab IV, pasal 5 : "Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu", dan "Setiap warga negara bertanggung jawab
terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan". Konsep ini lebih menekankan pada
pemerataan pendidikan bagi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu.

2. Peserta Didik
Ditetapkan dalam Bab V, pasal 12 bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan
berhak : "mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan
diajarkan oleh pendidik yang seagama", dan "mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuannya". Bab ini menekankan arti pentingnya pendidikan
agama bagi peserta didik yang sesuai dengan agama yang dianutnya, karena bertujuan untuk
melindungi akidah agama dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketakwaan sesuai
dengan agama yang dianutnya. Hal ini sebagai realisasi dari Pancasila, terutama sila
pertama.

3. Bentuk Penyelenggaraan Pendidikan


Dalam Bab VI dijelaskan secara rinci mengenai jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Pada
pasal 13 disebutkan : "Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan
informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya", dan "diselenggarakan dengan
sistem terbuka melalui tatap muka dan/atau melalui jarak jauh"

4. Standar Nasional Pendidikan


Sebagaimana ditetapkan dalam Bab IX, pasal 35, menyebutkan : "Standar nasional
pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana
dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan
secara berencana dan berkala"

5. Kurikulum
Sebagaimana ditetapkan dalam Bab X pasal 36, 37, 38 yang intinya dijelaskan :
"Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu standar nasional pendidikan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik". Pengembangan kurikulum yang ditetapkan
ini, dalam rangka membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan yang sesuai dengan
tuntutan zaman.

6. Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Tentunya kewajiban-kewajiban pendidik dan tenaga kependidikan seperti inilah yang
dituntut dan diharapkan, sebab pendidik dan tenaga kependidikan merupakan kunci dalam
peningkatan mutu pendidikan dan mereka berada di titik sentral dari setiap usaha reformasi
pendidikan yang diarahkan pada perubahan-perubahan kualitatif. Setiap usaha peningkatan
mutu pendidikan seperti pembaharuan kurikulum, pengembangan metode-metode mengajar,
penyediaan sarana dan prasarana hanya akan berati manakala melibatkan tenaga pendidik
(guru/dosen) dan tenaga kependidikan
7. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sebagaimana ditetapkan dalam Bab XII pasal 45 ayat 1 dijelaskan bahwa : "Setiap
satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi
keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik,
kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.

2.1.2 Visi-Misi Tujuan Pendidikan Nasional

a. Visi Pendidikan Nasional

Dalam rangka mendukung transformasi menuju masayarakat Indonesia baru, visi


pendidikan nasional adalah pendidikan yang mengutamakan kemandirian menuju
keunggulan untuk meraih kemajuan dan kemakmuran berdasarkan nilai-nilai pancasila.

Sesuai dengan amanita pembukaan UUD 1945, misi abadi pendidikan nasional adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa yang ditempuh melalui pembelajaran dan pembudayaan
bangsa dan masyarakat Indonesia agar setiap insan Indonesia berpendidikan, berbudaya,
cerdas, berakar kuat pada moral dan budaya, dan keadilan sosial.

b. Misi

Mengingat luasnya cakupan perbaikan system pendidikan nasional, maka perumusan


misi pendidikan nasional dibedakan ke dalam tiga misi, yaitu misi jangka pendek, jangka
menengah, jangka panjang.Sasaran misi jangka pendek adalah pemulihan krisis (crisis
recovery ). Sasaran misis jangka menengah adalah pemberdayaan masyarakat dalam bidang
pendidikan. Sasaran misi jangka panjang adalah tercapainya masyarakat Indonesia yang baru
yaitu masyarakat madani.
Perumusan misis pendidikan nasional tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

1. Misi jangka pendek

Misi jangka pendek pendidikan nasional adalah:


a. Melakukan penuntasan program wajib belajar pendidikan dasar yang bermutu.
b. Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan pendidikan sesuai dengan
asas desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah.
c. Melakukan perintisan program-program pengayaan dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

2. Misi jangka menengah

Misi jangka menengah pendidikan nasional adalah menciptakan system, iklim, dan
proses pendidikan yang demokratis adalah mengutamakan mutu, mampu
mengembangkan manusia dan kehidupan masyarakat Indonesia yang cerdas, berakhlak
mulia, berwawasan kebangsaan, kreatif, inovatif, sehat, berdisiplin, bertanggung jawab,
terampil, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Penekanan misi pendidikan jangka menengah adalah memantapkan, mengembangkan


dan melembagakan ecara berkelanjutan apa yang telah dirintis dalam misi jangka
pendek, baik berupa masyaarakat dan system pendidikan yang lebih berdaya, perbaikan
aspek kelembagaan dan manajeral, maupun perbaikan substansi yang terkandung dalam
sisitem pendididkan nasional.
3. Misi jangka panjang

Misis jangka panjang pendidikan nasional adalah melakukan pembudayaan dan


pemberdayaan sistem, iklim, dan proses pendidikan nasional yang demokratif dan
mengutamakan mutu dalam perseptif nasional dan global.

Penekanan misis jangka panjang adalah pembudayaan bagi terbentuknya nilai-nilai baru
dalam keseimbangan yang baru dan dalam konteks struktur masyarakat baru.

c. Tujuan Pendidikan Nasional

Sesuai dengan visi dan misi pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional harus
mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasikan berbagai
tuntutan peran yang multidimensional. Secara umum, pemdididikan harus menghasilkan
manusia sebagai individu dan anggota masyarakat yang sehat dan cerdas dengan:
1) Kepribadian kuat, religious, dan menjunjung tinggi budaya luhur bangsa.
2) Kesadaran demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
3) Kesadaran moral hukum yang tinggi.
4) Kehidupan yang makmur dan sejahtera.

UNESCO (1996) mencanangkan piular-pilar penting dalam pendidikan, yakni bahwa


pendidikan hendaknya mengembangkan kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to
know), belajar untuk melakukan sesuatu (learning to do) belajar menjadi seseorang (learning
to be), dan belajar menjalankan kehidupan bersama (learning to live together).

2.1.3 DEMOKRATISASI PENDIDIKAN

Dalam masyarakat berbasis komunitas mengandung pengertian bahwa pendidikan harus


memiliki kemampuan untuk mengantisipasi arah perubahan masyarakatnya.
Tugas pendidikan
 Membantu masyarakat menuju perubahan yang diinginkan

Upaya demokrasi menurut TILAAR (2000)


1. Perluasan dan pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan
 Upaya ini telah ada secara formal sejak tahun 1984 untuk tingkat SD, dan 1994
untuk pendidikan dasar Sembilan tahun
 Strategi yang dilakukan diantaranya:
a. Pemantapan prioritas pendidikan dasar 9 tahun
b. Pemberian beasiswa dengan sasaran yang strategis
c. Pemberian intensif kepada guru yang bertugas diwilayah terpencil
d. Pemantapan peran SD kecil dan SLTP terbuka
e. Penggalakan kejar paket A dan B
f. Pemantapan system terpadu untuk anak yang berkelaian
g. Peningkatan ketertiban masyarakat untuk menunjang pendidikan untuk
semua
2. Pendidikan untuk semua (education for all)
 Ada kecenderungan bahwa program ini hanya diprioritaskan untuk orang dan
kelompok tertentu.
 Untuk pemecahan masalah ini, maka perlu di akomodasi ide-ide melalui
Pendidikan untuk semua
yang membuka kesempatan bagi semua siswa untuk mengakses pendidikan
dimanapun dan kapanpin, disamping itu diciptakan suasana yang dapat
mengakomodasi kebutuhan anak dari berbagai strata dan latar belakang social
budaya
3. Pemberdayaan dan pendayagunaan berbagai institusi masyaraakt .
 Dalam rangka penuntasan wajib belajar pendidikan dasar dan untuk
membelajarkan lebih banyak warga Negara, perlu terus diupayakan
pemberdayaan dan pendayagunaan berbagai institusi kemasyarakatan untuk
menjadi wahana pendidikan dan pembelajaran.
4. Pengakuan hak-hak masyarakat termasuk hak pendidikan.
 Sikap ini tidak dapat terusdibiarkan, karena dapat menurunkan mertabat anak,
orang tua, masyarakat dan bahkan pemerintah. Maka untuk masa mendatang,
pengakuan hak pendidikan bagi semua anak perlu disosialisasikan ke tengah
masyarakat luas.
5. Kerjasama dengab dunia usaha dan industry
 Sejumlah industry dewasa ini telah menaruh perhatian positif terhadap
pendidikan, perhatian itu diwujudkan dengan pemberian beasiswa, orang tua asuh
dll.
2.2 KONSEP PEMBELAJARAN BERWAWASAN
KEMASYARAKATAN

2.2.1 KONSEP PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN

Pembelajaran berwawasan kemasyarakatan ialah pembelajaran yang menggunakan


berbagai potensi (sumber daya) yang ada pada lingkungan masyarakat, yang terdiri dari sumber
daya alam, sumber daya manusia, sumber daya budaya, dan sumber daya teknologi.
Pembelajaran ini dilandasi oleh pemikiran dari berbagai teori pembelajaran, yaitu teori
humanistik, teori progresivisme, dan teori konstruktivisme, serta pendidikan berbasis
masyarakat.Pembelajaran berwawasan kemasyarakatan ini harus didasarkan pada hal-hal berikut
ini :
1. Kebermaknaan dan Kebermanfaatan
Maksudnya pembelajaran yang diikuti peserta didik ini ada manfaatnya untuk
diterapkan dalam kehidupan. Agar siswa tidak merasa asing ketika gurunya menjelaskan,
karena siswa ini nanti dapat menghubungkan dengan pengalaman hidupnya.

2. Pemanfaatan Lingkungan dalam Pembelajaran


Menurut Sudjana (2000), pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan sangat
membantu dalam proses pembelajaran. Sumber daya yang dapat dimanfaatkan antara lain
:
1) Sumber daya manusia : sumber daya yang dapat mempengaruhi berlangsungnya
proses pembelajaran secara maksimal.
2) Sumber daya alam : mencakup sumber daya hayati, sumber daya non hayati, dan
sumber daya buatan.
 Sumber daya hayati : flora dan fauna.
 Sumber daya non hayati : tanah, air, udara, energy, dan mineral.
 Sumber daya buatan : alam yang telah diolah oleh manusia untuk
kepentingan hidupnya, seperti waduk, jalan, pasar, pemukiman, panti
pendidikan.
3) Sumber daya budaya : potensi yang dapat digali untuk mengenal akar budanya
sendiri.
4) Sumber daya teknologi : hasil budaya manusia yang berkaitan dengan alat dan
system untuk mempermudah dalam menyerap berbagai informasi. Dengan
penggunaan teknologi yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi dapat
mempermudah berlangsungnya proses pembelajaran.

3. Materi pembelajaran Terintegrasi dengan Kehidupan Sehari-hari


Materi pembelajaran pada pendidikan formal sudah terangkum dalam kurikulum
yang sifatnya baku. Jadi guru harus kreatif mengintegrasikan materi pembelajaran agar
siswa dapat mencerna materi dengan baik.

4. Masalah yang Diangkat dalam Pembelajaran Berkaitan dengan Kebutuhan Peserta


Didik
Guru harus mampu mengangkat berbagai persoalan yang dibahas sesuai dengan
kebutuhan peserta didik.
5. Menekankan pada Pembelajaran Partisipatif
Dalam konsep ini harus menumbuhkan partisipasi peserta didik dalam berbagai
kegiatan untuk melatih keberanian dalam mengemukakan ide/gagasan untuk
mewujudkan hidup demokratis.
Ada 3 tahapan kegiatan pembelajaran :
 Perencanaan program
 Pelaksanaan program
 Penilaian program

6. Menekankan pada Kerja Sama di Antara Peserta Didik


Dalam konsep ini guru dapat menggunakan pembelajaran kooperatif, yang
bertujuan untuk menumbuhkan hubungan peserta didik melalui kelompok, yang
didasarkan pada ketergantungan positif, tanggung jawab, individu, keterampilan
interpersonal, interaksi tatap muka, dan proses kelompok.
Pembelajaran kooperatif dapat berdampak positif, yaitu meningkatnya hubungan
sosial antara peserta didik, penerimaan terhadap peserta didik yang relatif lemah dalam
akademik, menumbuhkan rasa tolong menolong, menghargai waktu, dan menumbuhkan
motivasi belajar yang tinggi.

7. Menumbuhkan Kemandirian
Dengan diwujudkannya kemandirian, diharapkan dampak dari pembelajaran
adalah tumbuhnya tanggung jawab dan keberanian peserta didik dalam memutuskan
sesuatu, bertindak, mengerjakan sesuatu hal, tanpa tergantung pada pihak lain.
Hal lainnya yang menjadi landasan pembelajaran berwawasan kemasyarakat
adalah pendidikan berbasis masyarakat (community based education). Menurut Galbarait
(Marzuki, 2004), pendidikan berbasis masyarakat mengandung beberapa makna :
1) Kemampuan peserta didik meningkat : setiap peserta mengalami
peningkatan kemampuan, ketrampilan dan sikap, serta konsep dirinya
semakin matang.
2) Partisipasi dan demokrasi : menumbuhkan keterbukaan pada setiap peserta
untuk memecahkan persoalan secara bersama-sama.
3) Mobilisasi aksi masyarakat : untuk pemenuhan kebutuhan dan pemecahan
masalah diperlukan adanya kegiatan dari peserta.

2.2.2 PRINSIP PEMBELAJARAN BERWAWASAN


KEMASYARAKATAN

Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakat atau yang sering di sebut PBK merupakan


kegiatan yang berupaya mengoptimalkan seluruh potensi dan kemampuan masyarakat untuk
dapat mengaktualisasikan dirinya semaksimal mungkin. Adapun prinsip PBK sendiri di dasari
pada pemahaman bahwa masyarakat mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, hak
untuk di terima sebaagai warga masyarakat, serta hak untuk mewujudkan kemampuannya. Di
samping hak masyarakat juga mempunyai kewajiban untuk memberikan kontribusi nyata bagi
kemajuan masyarakat.
Prinsip – prinsip Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan yang mengacu pada
pendapat Galbraith ( Marzuki; 2004).
1. Determinasi Diri ( self determination )
Maknanya bahwa setiap keputusan untuk kepentingan peserta didik harus di
musyawarahkan terlebih dahulu secara bersama. Prinsip ini akan menciptakan kondisi
yang kondusif dalam melakukan berbagai kegiatan
2. Membantu Dirinya Sendiri ( self help )
Peserta didik di beri kesempatan meningkatkan potensi yang di milikinya
sehingga dapat membantu dirinya untuk berkembang sesuai kapsitas yang dimiliki.
Prinsip ini akan menumbuhkan kemandirian pada eserta didik.

3. Mengembangkan kepemimpinan ( leadership development )


Setiap peserta didik harus diberi kesempatan untuk menjadi pemimpin. Prinsip ini
untuk melatih keberanan peserta didik sehingga kepercayaan diri akan terbentuk.

4. Lokalisasi ( Localization)
Kegiatan pembelajaran diupayakan memiliki nilai strategis bagi peserta didik.
Apabila tempat kegiatan di anggap strategis diharapkan motovasi peserta didik untuk
mengikuti pembelajaran selalu tinggi.

5. Pelayanan Terpadu ( integrated delivery of services)


Pelayanna yang di berikan kepada peserta didik dilakukan secara terpadu dari
berbagai komponen yang terlibat, hal ini didasarkan bahwa peserta didik merupakan
sasaran yang berhak menerima pelayanan secara maksimal.

6. Menerima Perbedaan (accept diversity )


Peseta didik yang mengikuti pembelajarn memiliki karakterristik yang heterogen
atau berbeda-beda, hal tersebut diharapkan menjadi modal untuk menciptakn
kebersamaan melaluli pemenuhan kebutuhan belajar yang beraneka ragam.

7. Belajar Terus Menerus ( lifelong learning)


Prinsip belajar ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk terus belajar sesuai dengan kebutuhannya. Konsekuensinya pembelajarn harus
menyediakn program materi yang beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan merupakan pembelajaran yang diselenggarakan
dengan menggunakan berbagai potensi (sumber daya) yang ada pada lingkungan masyarakat, yang
terdiri atas sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya budaya, dan sumber daya
teknologi dengan tujuan untuk melatih kemampuan akademis peserta didik dan memperkuat mental
fisik dan disiplin Pembelajaran berbasis.

Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan juga harus mampu membuka kemandirian


peserta didik. Dengan di wujudkannya kemandirian, ditetapkan dampak dari pembelajaran
adalah munculnya tanggung jawab dan keberanian peserta didikdalam memutuskan sesuatu,
bertindak, mengerjakan suatu hal tanpa tergantung pihak lain.
Daftar Pustaka
Jalal, F. Dan Supriadi, D. (2001). Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah.
Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.

Tilaar, H.A.R. (2000). Pendidikan, dan Masyarakat madani Indonesia. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Abdulhak, I (2000). Metodelogi Pembelajaran Orang Dewasa. Bandung: Andira.

Sudjana, D. (2000). Pendidikan Luar Sekolah, Wawasan, Sejarah Perkembangan Teori


Pendukung, Azas. Bandung: Falah Produktion

Anda mungkin juga menyukai