Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

“8 Standar Nasional Pendidikan”


Di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Administrasi Sekolah
Dosen Pengampu: S. Ghrazianendri, M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok 17
Dinah Sholikhah (221641048)
Nurhayati (221641018)

Semester 5
Kelas : SD20E-KONVERSI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Administrasi Sekolah.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung untuk membantu
menyelesaikan makalah ini. Makalah yang penulis buat ini secara garis besar
dengan judul “8 Standar Nasional Pendidikan”.
Besar harapan kami, makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
baik dalam proses pembelajaran maupun sebagai referensi untuk membantu
pengetahuan bagi siapa yang memerlukan informasi dalam makalah ini.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu, kami memohon kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi perbaikan dalam
penyusunan makalah di masa yang akan datang.

Cirebon, Januari 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... I

DAFTAR ISI .................................................................................................. II

I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1


1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................ 2
1.3 Maksud dan Tujuan ................................................................................. 3

II. PEMBAHASAN ......................................................................................... 4

2.1 Pengertian Standar Nasional Pendidikan ................................................ 4


2.2 Fungsi Standar Nasional Pendidikan ........................................................ 4
2.3 Ruang Lingkup (8 Standar Nasional Pendidikan) .................................... 5

III. PENUTUP ............................................................................................... 23

3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 23


3.2 Saran ...................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 24

iii
I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan kunci dalam membangun dan memperbaiki sikap


individu dalam menghadapi keadaan dunia yang terancam oleh berbagai
potensi bencana yang diawali oleh pemenasan global, dan tanpa kunci itu
usaha tersebut akan gagal. Dalam konteks tersebut, maka setiap negara di
dunia terus melakukan peningkatan pendidikan masing-masing. Indonesia,
dalam hal ini melakukan perubahan sistem pendidikan guna mencapai kualitas
atau mutu pendidikan yang terus menerus menuju ke arah lebih baik. Hal ini
perlu diupayakan secara serius dan fokus, oleh karena peradaban masyarakat
bangsa Indonesia ditentukan oleh bagaimana pendidikan dijalani oleh
masyarakat.

Persoalan pendidikan di zaman teknologi dan informasi sekarang ini


dipandang sebagai problem yang sangat luar biasa sulit di berbagai negara.
Walaupun demikian negara-negera yang peduli terhadap masalah ini
mengakui bahwa pendidikan sebagai tugas negara yang sangat penting. Sistem
pendidikan, menurut Sukarno (2005) merupakan bangunan sekaligus ihktiar
yang sangat strategis untuk itu, oleh karena system pendidikan mengandaikan
adanya pembagian kewenangan antara negara dan masyarakat dan
tatakelolanya yang meliputi pemeliharaan, kontrol, kreasi, adopsi dan
distribusi nilai, pengetahuan, ketrampilan maupun tata-hubungan kuasa.

Kebijakan pendidikan yang tepat pada umumnya harus secara struktural


dapat memadukan daya masyarakat, negara dan dunia usaha secara tepat dan
secara individual memicu mobilitas kultural, vertikal dan horisontal individu
yang ketiganya pada gilirannya mengembangkan produktifitas budaya, sosial
dan ekonomi sekaligus menuntut pengembangan habitat yang demokratis.
Namun demikian, bila kebijakan yang diambil salah, upaya pendidikan dapat

1
jatuh menjadi sekedar upaya mereproduksi tatanan dan struktur sosial
ekonomi dan politik lama dan memberikan bahan ajar-materi didik, sistem
pengelolaan dan akses pendidikan maupun peluang kerja yang tidak memadai
dan tidak berkeadilan. Ketertinggalan structural (tata hubungan kuasa) dan
budaya (nilai, ilmu, teknologi dan tata-nilai hubungan kuasa), akan lebih
mempersulit bagi upaya transisi menuju demokrasi dan upaya memenangkan
kompetisi dari globalisasi.

Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan kriteria minimal tentang


sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia, untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat.

Standar Nasional Pendidikan yang telah ditetapkan pemerintah


mencakup standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Dari
delapan standar tersebut, yang telah dijabarkan dan telah disahkan
penggunaannya oleh Mendiknas adalah standar isi dan standar kompetensi
lulusan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyusun merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apa definisi dari standar kompetensi lulusan
2. Apa definisi dari standar isi
3. Apa definisi dari standar proses
4. Apa definisi dari standar pendidik dan tenaga pendidik
5. Apa definisi dari standar sarana dan prasarana
6. Apa definisi dari standar pengelolaan

2
7. Apa definisi dari standar pembiayaan
8. Apa definisi dari standar penilaian pendidikan

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan makalah ini
adalah:
1. Mengetahui definisi dari standar kompetensi lulusan
2. Mengetahui definisi dari standar isi
3. Mengetahui definisi dari standar proses
4. Mengetahui definisi dari standar pendidik dan tenaga pendidik
5. Mengetahui definisi dari standar sarana dan prasarana
6. Mengetahui definisi dari standar pengelolaan
7. Mengetahui definisi dari standar pembiayaan
8. Mengetahui definisi dari standar penilaian pendidikan

3
II
PEMBAHASAN

A. Standar Nasional Pendidikan


Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005, Standar Nasional
Pendidkan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dapat difahami bahwa sistem
pendidikan indonesia diarahkan pada tercapainya cita-cita pendidikan yang ideal
dalam rangka mewujudkan peradaban bangsa Indonesia yang bermartabat.
Sebagaimana terungkap dalam UU No.20/2003 tentang Sisdiknas pasal 4 ayat 1
yang menyebutkan, “Pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak dan berbudi
mulia, sehat, berilmu, cakap, serta menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air”.
Dalam pelaksanaan peningkatan mutu pendidikan, haruslah ada yang
menjamin dan mengendalikan mutu pendidikan sehingga sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan. Dalam hal ini pemerintah melakukan evaluasi, akreditasi,
dan sertifikasi. Ketiga proses ini dilaksanakan untuk menentukan layak tidaknya
lembaga pendidikan yang berstandar nasional.
Standar Nasional Pendidikan bertujuan bukan hanya untuk memeratakan
standar mutu pendidikan di Negara Kesatuan Republik Indonesi, tetapi juga untuk
memenuhi tuntutan perubahan lokal, nasional dan, global. Dikarenakan mutu
pendidikan di Indonesia telah jauh tertinggal dari negara ASEAN yang lain, maka
peningkatan-peningkatan di segi pendidikan akan terus terjadi. Sehingga mutu
pendidikan di Indonesia bisa bersaing dengan negara lain.

B. Fungsi dan Tujuan Standar Nasional Pendidikan


1. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan
pendidikan nasional yang bermutu.

4
2. Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat.
3. Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan
berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional,
dan global.

C. Ruang Lingkup Standar Nasional Pendidikan


Berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan, ada delapan standar yang
menjadi sorotan dalam melaksanaan Standar Nasional Pendidikan, diantaranya
yaitu :

1. Standar Kompetensi Lulusan

Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang


mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar kompetensi lulusan
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik
dari satuan pendidikan.
Setiap jenjang pendidikan memiliki kompetisi dasar yang berbeda. Mulai
dari pendidikan dasar yang hanya bertujuan meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sampai ke jenjang petguruan
tinggi yang bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan,
kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan, serta menerapkan
ilmu, teknologi, dan seni, yang bermanfaat bagi kemanusiaan.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) satuan pendidikan adalah kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencangkup pengetahuan, ketrampilan dan sikap,
yang digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh
mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.

5
a. SKL pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
b. SKL pada jenjang pendidikan menengah umum bertujuan untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.
c. SKL pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
menentukan kelulusan peserta didik. Standar Kompetensi Lulusan tersebut
meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan
menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran,
dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran. Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 23 Tahun 2006 menetapkan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Menurut LPMP dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan:
1) Pasal 2 ayat (1): Lingkup standar nasional pendidikan meliputi standar:
(1) isi, (2) proses, (3) kompetensi lulusan, (4) pendidik dan tenaga
kependidikan, (5) sarana dan prasarana, (6) pengelolaan, (7) pembiayaan,
dan (8) penilaian pendidikan.
2) Pasal 1 butir 4: SKL adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini lebih ditegaskan
pada pasal 25 ayat (4) kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan (2) mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

6
3) Pasal 25 ayat (2): SKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran
dan mata kuliah atau kelompok mata kuliah.
4) Pasal 26 ayat (1): SKL pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut. Ayat (2): SKL pada jenjang pendidikan menengah umum
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut. Ayat (3): SKL pada jenjang pendidikan
menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
kejuruannya.
5) Pasal 6 (1): Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan
khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah kelompok mata
pelajaran terdiri atas:
a) agama dan akhlak mulia;
b) kewarganegaraan dan kepribadian;
c) ilmu pengetahuan dan teknologi;
d) estetika; dan
e) jasmani, olahraga, dan kesehatan.

2. Standar Isi
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Setiap jenjang memiliki kompetensi yang berbeda, mulai dari sekolah dasar

7
hingga sekolah menengah. Dan dalam standar isi termuat kerangka dasar dan
struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan
kalender pendidikan/akademik, yang berguna untuk pedoman pelaksanan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Peraturan menteri yang berkaitan dengan standar isi adalah:


a. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2006, tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2006, tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan
pendidikan Dasar dan Menengah.
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2006, tentang Pelaksanaan.
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2007, Standar Isi Program Paket A, Program Paket B, dan
Program Paket C.
e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 64
Tahun 2013, tentang standar isi.

Implementasi Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional dijabarkan kedalam sejumlah peraturan antara lain
peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Peraturan pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya
disusun dan dilaksanakan dengan delapan standar nasional pendidikan , yaitu:
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Dalam standar isi
mencakup:
a. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman
dalam penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.

8
b. Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan
menengah.
c. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh
satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai
bagian tidak terpisahkan standar isi.
d. Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan
pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Standar Isi dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun
2005.
3. Standar Proses
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan.
Proses pembelajaran seharusnya dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Hal tersebut sangatlah membantu dalam pekembangan
akal dan mental peserta didik serta memberikan keteladanan.
Menurut Noviastrini (2020) Standar proses pendidikan adalah suatu
bentuk teknis yang merupakan acuan atau kriteria yang dibuat secara terencana
atau didesain dalam pelaksanaan pembelajaran.
Dasar hukum yang mengatur standar proses pendidikan terdapat dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusa. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran,

9
dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran
yang efektif dan efisien.
a. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 2007, tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah.
b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2008, tentang Standar Proses Pendidikan Khusus.
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2008, tentang Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program
Paket A, Paket B, dan Paket C.
4. Standar Pendidik dan Tenaga Pendidik
Standar pendidikan dan kependidikan adalah kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam
jabatan. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi bagi para pendidik yaitu:
a) Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1).
b) Latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang
sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.
c) Sertifikat profesi guru untuk jenjang yang dia geluti.
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Menurut Rina ratnasari (2012) Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan di bawah ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
1. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembeajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (pasal 28 ayat 1)Yang

10
dimaksud dengan pendidik pada ketentuan ini adalah tenaga kependidikan
yang berkualifikasi dan berkompetensi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong, pamong pelajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannyaserta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan yang dimaksud dengan pendidik sebagai
agen pembelajaran (learning agent) pada ketentuan ini adalah peran
pendidik antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi
inspirasi belajar bagi peserta didik
2. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik
yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan
sesuai ketentuan perundang – undangan yang berlaku. (pasal 28 ayat 2)
3. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi (pasal 28 ayat 3):
a. Kompetensi pedagogik; ang dimaksud dengan kompetensi pedagogik
adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
b. Kompetensi kepribadian; yang dimaksud dengan kompetensi
kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia.
c. Kompetensi profesional; yang dimaksud dengan kompetensi
profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional
Pendidikan.
d. Kompetensi sosial; yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah
kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk

11
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendiidk, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar.

5. Standar Sarana Dan Prasarana


Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 Tentang Standar
Nasional Pendidikan Standar sarana dan prasarana merupakan kriteria
minimal sarana dan prasarana yang harus tersedia pada Satuan Pendidikan
dalam penyelenggaraan Pendidikan. Sarana yang dimaksud merupakan
segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dan perlengkapan dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan prasarana yang dimaksud
merupakan fasilitas dasar yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi
Satuan Pendidikan.
Fungsi standar sarana dan prasarana sebagai berikut :
a. Sebagai acuan unit satuan pendidikan saat melakukan pembangunan
sarana dan prasarana di sekolah.
b. Sebagai standar untuk menunjang pemerataan kualitas pendidikan
melalui peningkatan sarana dan prasarana sekolah.
Tujuan standar sarana dan prasarana adalah memudahkan suatu unit
satuan pendidikan untuk menyediakan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan oleh peserta didik di sekolah. Dengan adanya standar sarana
dan prasarana, kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah bisa
berjalan lancar dan kondusif dengan tetap mengedepankan keamanan
peserta didik.
Dasar Hukum Standar Sarana dan Prasarana
Pada jenis pendidikan umum, pendidikan kejuruan, dan pendidikan luar
biasa diatur pada peraturan menteri yang berbeda. Berikut ini peraturan
menteri yang menjadi dasar hukumnya untuk setiap jenis pendidikan.
1. Standar sarana dan prasarana Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

12
(SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA)
diatur dalam Peraturan Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007.
2. Standar sarana dan prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan dan
Madrasah Aliyah Kejuruan diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 40 Tahun 2008.
3. Standar sarana dan prasarana untuk Sekolah Luar Biasa diatur dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 33 Tahun 2008.
Isi Standar Sarana dan Prasarana Setiap Jenis dan Jenjang Pendidikan
Secara singkat, penjelasan dari tiga peraturan menteri di atas adalah
sebagai berikut.
1. Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs),
dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA)
Berdasarkan Peraturan Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007,
standar sarana dan prasarana untuk jenis pendidikan umum jenjang
pendidikan dasar dan menengah mencakup dua hal berikut.
 Kriteria minimum sarana, meliputi perabot, peralatan pendidikan,
media pendidikan, buku dan sumber belajar lain, teknologi informasi
dan komunikasi, serta perlengkapan lain.
 Kriteria minimum prasarana, meliputi lahan, bangunan, ruang, dan
instalasi daya dan jasa yang dimiliki sekolah/madrasah.
2. Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
Aliyah Kejuruan (SMA/MAK)
3. Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Luar Biasa
(SDLB/SMPLB/SMALB)

13
6. Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan merupakan salah satu standar pendidikan nasional
yang mengatur perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan
pendidikan mulai dari tingkat satuan pendidikan sampai nasional, sehingga
bisa tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggara pendidikan.
Adapun fungsi standar pengelolaan adalah sebagai berikut.
1. Sebagai acuan untuk mengelola sistem pendidikan di tingkat
sekolah/madrasah, baik dari sisi kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana,
pembiayaan, dan sebagainya.
2. Memudahkan sekolah/madrasah dalam mengembangkan rencana kerja
tahunan.
3. Sebagai pedoman seluruh warga sekolah/madrasah dalam mengemban
tugas dan tanggung jawabnya.
Tujuan standar pengelolaan yaitu sebagai salah satu standar pendidikan
nasional, standar pengelolaan bertujuan untuk mengarahkan
sekolah/madrasah agar memiliki tata kelola yang efektif, efisien, akuntabel,
dan sistematis guna mendukung kegiatan belajar mengajar di dalamnya.
Manfaat standar pengelolaan adalah mampu menciptakan lingkungan
sekolah yang kondusif dan terstruktur karena semua bisa dikelola sesuai
bidangnya masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Isi standar pengelolaan pendidikan diatur di dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar
Pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni standar pengelolaan oleh
satuan pendidikan, standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah dan standar
pengelolaan oleh Pemerintah. Setiap satuan pendidikan harus memiliki
pedoman yang mengatur tentang:
1) Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus.
2) Kalender pendidikan/akademik
3) Struktur organisasi satuan pendidikan

14
4) Pembagian tugas di antara pendidik
5) Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan

7. Standar Pembiayaan
Standar pembiayaan pendidikan adalah biaya minimum yang
diperlukan sebuah satuan pendidikan agar dapat melaksanakan kegiatan
pendidikan selama satu tahun. Biaya disini meliputi biaya investasi, biaya
operasi, dan biaya personal. Standar pembiayaan diatur dalam
Permendiknas no 41 tahun 2007. Di permendiknas ini diatur biaya
minimum yang harus dikeluarkan untuk setiap satuan pendidikan dan juga
setiap jalur pendidikanya. Baik yang jalur umum atau jalur berkebutuhan
khsusus, UU telah merinci berapa biaya yang harus ditanggung setiap
peserta didik selama setahun agar proses belajar dapat berjalan.
Permendiknas ini mengatur standar biaya nonpersonalia.
UUD Negara Republik Indonesia 1945 (Amandemen IV)
menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan,
setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib membiayainya, pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya
dua puluh persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
serta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional; pemerintah
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia.
Secara khusus disebutkan bahwa dana pendidikan selain gaji
pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari
APBN pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari APBD. Gaji guru

15
dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah dialokasikan dalam APBN dan
APBD.
Partisipasi masyarakat dalam pendidikan berbasis masyarakat adalah
dengan berperan serta dalam pengembangan, pelaksanaan kurikulum, dan
evaluasi pendidikan, serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan
standar nasional pendidikan. Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis
masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara, masyarakat, Pemerintah,
Pemerintah Daerah dan atau sumber lain yang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1. Sistem Pembiayaan Pendidikan
Sistem pembiayaan pendidikan adalah proses dimana pendapatan
dan sumber daya tersedia digunakan untuk memformulasikan dan
mengoperasionalkan sekolah, tergantung dari kondisi masing-masing
negara seperti kondisi geografis, tingkat pendidikan, kondisi politik
pendidikan, hukum pendidikan, ekonomi pendidikan, program
pembiayaan pemerintah dan administrasi sekolah. Untuk mengetahui
apakah sistem tersebut memuaskan, dapat dilakukan dengan cara:
a. Menghitung berbagai proporsi dari kelompok usia, jenis kelamin, tingkat
buta huruf.
b. Distribusi alokasi sumber daya pendidikan secara efisien dan adil sebagai
kewajiban pemerintah pusat mensubsidi sektor pendidikan dibandingkan
dengan sektor lainnya.
Menurut Levin (1987) pembiayaan sekolah adalah proses dimana
pendapatan dan sumber daya tersedia digunakan untuk memformulasikan
dan mengoperasionalkan sekolah di berbagai wilayah geografis dan tingkat
pendidikan yang berbeda-beda. Menurut J. Wiseman (1987) terdapat tiga
aspek yang perlu dikaji dalam melihat apakah pemerintahan perlu terlibat
dalam masalah pembiayaan pendidikan:
a. Kebutuhan dan ketersediaan pendidikan terkait dengan sektor pendidikan
dapat dianggap sebagai salah satu alat perdagangan dan kebutuhan akan
investasi dalam sumberdaya manusia atau human capital.

16
b. Pembiayaan pendidikan terkait dengan hak orang tua dan murid untuk
memilih menyekolahkan anaknya ke pendidikan yang akan berdampak
pada social benefit secara keseluruhan
c. Pengaruh faktor politik dan ekonomi terhadap sektor pendidikan
2. Pendidikan Tanggung jawab Pemerintah
Pendidikan merupakan kebutuhan primer olehkarena itu negara
berkewajiban menyediakan sarana dan prasarana pendidikan bagi seluruh
rakyat dari tingkat dasar hingga tingkat perguruan tinggi. Untuk itu tugas
utama penyelenggara pendidikan adalah pemerintah. Pemerintah
mendapatkan biaya untuk pendidikan dari sektor
a. Sektor pajak
b. Sektor kepemilikan umum (bersama) atau sumber daya alam (SDA)
3. Biaya Operasional Pendidikan
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam
satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk
tujuan tertentu (Mulyadi, 1999: 8-9). Ada 4 unsur pokok dalam definisi
biaya:
a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
b. Diukur dalam satuan uang
c. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu
Menurut Hadi Purnomo (2007: 11), biaya pendidikan merupakan
semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan
pendidikan baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga yang
dapat dihargakan dengan uang. Kriteria yang harus dipenuhi agar
pengeluaran dapat disebut biaya, yaitu :
a. Bahwa pengeluaran itu tidak dapat dihindarkan
b. Bahwa pengeluaran itu dapat diduga sebelumnya
c. Bahwa pengeluaran itu secara kuantitatif dapat dihitung

17
d. Bahwa pengeluaran itu inhaeren pada hasil, berapapun besarnya biaya
yang digunakan akan berpengaruh terhadap jumlah dan mutu hasil
pendidikan.
4. Sifat Dan Karakteristik Pembiayaan Operasional Pendidikan
Tinggi rendahnya kualitas SDM dapat diukur melalui tingkat
kreativitas dan produktivitas yang diwujudkan dalam hasil kerja atau
kinerja baik secara perorangan maupun kelompok.
5. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Pembiayaan Operasional Pendidikan
a. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang ada di luar sistem pendidikan
 Berkembangnya demokrasi pendidikan
 Kebijaksanaan pemerintah
 Tuntutan akan pendidikan
 Kenaikan tuntutan akan pendidikan
 Adanya inflasi
b. Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam sistem
pendidikan yang mempengaruhi besarnya pembiayaan
 Tujuan pendidikan
 Pendekatan
 Materi yang disajikan
 Tingkat dan jenis pendidikan
6. Sumber-Sumber Pembiayaan Pendidikan
Dari Pemerintah kurang lebih 70%, terbagi atas :
a. Pemerintah Pusat
b. Pemerintah Daerah Provinsi
c. Pemerintah Daerah Tingkat II\
Dari orang tua murid kurang lebih 10-24%
a. Berupa uang SPP dan uang bantuan yang dikumpulkan melalui BP3
b. Dari masyarakat kurang lebih 5% berupa dana yang diberikan oleh
masyarakat secara tidak langsung tetapi melalui yayasan atau lembaga
swasta.
c. Dari sumber lain

18
8. Standar Penilaian Pendidikan
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23
Tahun 2016, standar penilaian adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan,
manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil
belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil
belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah. Tujuan standar
penilaian ini adalah menciptakan proses penilaian yang mengarah pada
tercapainya standar kompetensi lulusan.
Adapun fungsi standar penilaian adalah sebagai berikut.
1. Sebagai acuan atau pedoman untuk tenaga pendidik dalam
menjalankan penilaian pembelajaran peserta didik.
2. Menciptakan penilaian yang transparan, sistematis, dan komprehensif.
3. Menjadi acuan dalam menjalankan prinsip-prinsip penilaian.
Manfaat adanya standar penilaian adalah pendidik bisa memantau
perkembangan peserta didik, baik dari aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Ruang lingkup standar pendidikan dasar dan menengah
meliputi penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh
satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah.
Isi standar penilaian yang termuat di dalam rumusan Permendikbud
Nomor 23 Tahun 2016 meliputi hal-hal berikut.
1. Aspek Penilaian
Aspek yang menjadi objek penilaian pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
a. Aspek sikap
Penilaian aspek sikap bertujuan untuk mendapatkan informasi
deskriptif tentang sikap/perilaku peserta didik.
b. Aspek pengetahuan
Penilaian aspek pengetahuan bertujuan untuk mengukur tingkat
penguasaan peserta didik terhadap pengetahuan yang diberikan.
c. Aspek keterampilan

19
Penilaian aspek keterampilan bertujuan untuk mengukur kemampuan
peserta didik dalam mengimplementasikan pengetahuan yang
diperolehnya dalam memecahkan suatu permasalahan.
2. Prinsip Penilaian
Dalam melakukan penilaian, seorang tenaga pendidik dan unit satuan
pendidikan harus berpegang pada prinsip penilaian yang telah dirumuskan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Bentuk Penilaian
Jika ditinjau dari penyelenggara penilaian, ada tiga macam bentuk
penilaian, yaitu penilaian oleh tenaga pendidik, penilaian oleh unit satuan
pendidikan, atau penilaian oleh pemerintah
a. Bentuk penilaian oleh pendidik
Pendidik bisa melakukan penilaian dalam bentuk ulangan, kuis,
pengamatan, penugasan, atau lainnya. Hasil penilaian tersebut bisa
digunakan sebagai bahan evaluasi guna perbaikan proses
pembelajaran serta memetakan tingkat kemampuan peserta didik.
b. Bentuk penilaian oleh unit satuan pendidikan
Unit satuan pendidikan juga harus ikut serta dalam menjalankan
program penilaian. Bentuk penilaian oleh unit satuan pendidikan bisa
berupa ujian sekolah/madrasah dan ujian praktik. Hasil yang diperoleh
dari penilaian akan digunakan untuk menentukan kelulusan peserta
didik.
c. Bentuk penilaian oleh pemerintah
Sebagai pemegang regulasi pendidikan, pemerintah juga berhak
mengadakan penilaian terhadap peserta didik. Penilaian itu bisa
berupa Ujian Nasional yang kini sudah ditiadakan atau AKM
(asesmen ketuntasan minimal).
4. Mekanisme Penilaian
Mekanisme penilaian adalah cara yang digunakan untuk melakukan
penilaian secara terintegrasi guna mencapai standar kompetensi lulusan.

20
Adapun mekanisme penilaian yang dilakukan oleh masing-masing
pelaksana penilaian adalah sebagai berikut.
a. Mekanisme penilaian oleh tenaga pendidik
 Rancangan penilaian oleh pendidik dimulai sejak pembuatan RPP
yang didasarkan pada silabus.
 Penilaian aspek sikap dilakukan melalui pengamatan dan hasilnya
menjadi tanggung jawab wali kelas.
 Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tulis, lisan, dan
tugas yang lain.
 Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui praktik, portofolio,
proyek berdasarkan kompetensi yang dinilai.
b. Mekanisme penilaian oleh unit satuan pendidikan
 Penetapan KKM dilakukan melalui rapat dewan pendidik.
 Penilaian harus mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan, dan
aspek keterampilan.
 Penilaian diambil setelah ujian sekolah/madrasah.
 Hasil penilaian disampaikan dalam bentuk laporan yang didahului
dengan rapat kelulusan/kenaikan kelas oleh dewan pendidik.
5. Mekanisme penilaian oleh pemerintah
a. Penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui Ujian Nasional atau
bentuk lain.
b. Apabila ada penilaian lain akan dirumuskan melalui Peraturan Menteri
lanjutan/perbaikan.
6. Prosedur Penilaian
Prosedur penilaian meliputi penilaian aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
7. Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian dipisahkan menjadi tiga, yaitu instrumen penilaian
oleh pendidik, instrumen penilaian oleh unit satuan pendidikan, dan
instrumen penilaian oleh pemerintah.

21
a. Instrumen penilaian oleh pendidik
Instrumen penilaian oleh pendidik bisa berupa tes, pengamatan,
penugasan perseorangan/kelompok, dan bentuk lain yang disesuaikan
dengan kompetensi peserta didik.
b. Instrumen penilaian oleh unit satuan pendidikan
Instrumen penilaian oleh satuan pendidikan bisa berupa penilaian
akhir dan/atau ujian sekolah/madrasah, dengan syarat sudah
memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan validitas
empirik.
c. Instrumen penilaian oleh pemerintah
Instrumen penilaian oleh pemerintah bisa berupa Ujian Nasional
dengan syarat sudah memenuhi substansi, konstruksi, bahasa, validitas
empirik, dan memiliki skor sebagai pembanding antarsekolah.

22
III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Standar pendidikan sangat berperan penting agar para siswa dan pengajar
dapat memahami dan tanggap mata pelajaran yang di ajarkan. Adapun tujuan
pendidikan yaitu meliputi :
 Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan
pendidikan nasional yang bermutu
 Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan
nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
 Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan
berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional,
dan global.
Jadi dengan adanya standar-standar pendidikan ini para siswa akan
mendapatkan fasilitas-fasilatas pendidikan untuk menambah pengagetahuan
para siswa dan dapat bersaing dengan siswa lain untuk meraih prestasi dari
tingkat privinsi, nasional maupun internasional.

3.2 Saran
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan
lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas
sesuai dengan standar pendidikan di Indonesia guna untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang berkualitas.

23
DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa. H. E. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara Peraturan

Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tanggal 28 Juni


2007

Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 Tentang Standar Nasional


Pendidikan

Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016. Tentang Standar Nasional Pendidikan.


(Http://Bsnp-Indonesia.Org/Id/?Page_Id=113/) diakses pada 28 Januari 2023

Pustaka Guru. 2011. Standar Pembiayaan Pendidikan. Jakarta


(Http://Www.Pustakaguru.Com/2011/07/Standar-Pembiayaan-
Pendidikan.Html) diakses pada 29 Januari 2023

Undang - undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Wahidmurni. 2008. Penelitian Tindak Kelas : Dari Teori Menuju Praktik,


disertai contoh hasil PTK. Malang : UM Press

24

Anda mungkin juga menyukai