Disusun oleh:
Kelompok 17
Dinah Sholikhah (221641048)
Nurhayati (221641018)
Semester 5
Kelas : SD20E-KONVERSI
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Administrasi Sekolah.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung untuk membantu
menyelesaikan makalah ini. Makalah yang penulis buat ini secara garis besar
dengan judul “8 Standar Nasional Pendidikan”.
Besar harapan kami, makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
baik dalam proses pembelajaran maupun sebagai referensi untuk membantu
pengetahuan bagi siapa yang memerlukan informasi dalam makalah ini.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu, kami memohon kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi perbaikan dalam
penyusunan makalah di masa yang akan datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
iii
I
PENDAHULUAN
1
jatuh menjadi sekedar upaya mereproduksi tatanan dan struktur sosial
ekonomi dan politik lama dan memberikan bahan ajar-materi didik, sistem
pengelolaan dan akses pendidikan maupun peluang kerja yang tidak memadai
dan tidak berkeadilan. Ketertinggalan structural (tata hubungan kuasa) dan
budaya (nilai, ilmu, teknologi dan tata-nilai hubungan kuasa), akan lebih
mempersulit bagi upaya transisi menuju demokrasi dan upaya memenangkan
kompetisi dari globalisasi.
2
7. Apa definisi dari standar pembiayaan
8. Apa definisi dari standar penilaian pendidikan
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan makalah ini
adalah:
1. Mengetahui definisi dari standar kompetensi lulusan
2. Mengetahui definisi dari standar isi
3. Mengetahui definisi dari standar proses
4. Mengetahui definisi dari standar pendidik dan tenaga pendidik
5. Mengetahui definisi dari standar sarana dan prasarana
6. Mengetahui definisi dari standar pengelolaan
7. Mengetahui definisi dari standar pembiayaan
8. Mengetahui definisi dari standar penilaian pendidikan
3
II
PEMBAHASAN
4
2. Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat.
3. Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan
berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional,
dan global.
5
a. SKL pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
b. SKL pada jenjang pendidikan menengah umum bertujuan untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.
c. SKL pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
menentukan kelulusan peserta didik. Standar Kompetensi Lulusan tersebut
meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan
menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran,
dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran. Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 23 Tahun 2006 menetapkan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Menurut LPMP dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan:
1) Pasal 2 ayat (1): Lingkup standar nasional pendidikan meliputi standar:
(1) isi, (2) proses, (3) kompetensi lulusan, (4) pendidik dan tenaga
kependidikan, (5) sarana dan prasarana, (6) pengelolaan, (7) pembiayaan,
dan (8) penilaian pendidikan.
2) Pasal 1 butir 4: SKL adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini lebih ditegaskan
pada pasal 25 ayat (4) kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan (2) mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
6
3) Pasal 25 ayat (2): SKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran
dan mata kuliah atau kelompok mata kuliah.
4) Pasal 26 ayat (1): SKL pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut. Ayat (2): SKL pada jenjang pendidikan menengah umum
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut. Ayat (3): SKL pada jenjang pendidikan
menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
kejuruannya.
5) Pasal 6 (1): Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan
khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah kelompok mata
pelajaran terdiri atas:
a) agama dan akhlak mulia;
b) kewarganegaraan dan kepribadian;
c) ilmu pengetahuan dan teknologi;
d) estetika; dan
e) jasmani, olahraga, dan kesehatan.
2. Standar Isi
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Setiap jenjang memiliki kompetensi yang berbeda, mulai dari sekolah dasar
7
hingga sekolah menengah. Dan dalam standar isi termuat kerangka dasar dan
struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan
kalender pendidikan/akademik, yang berguna untuk pedoman pelaksanan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
8
b. Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan
menengah.
c. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh
satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai
bagian tidak terpisahkan standar isi.
d. Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan
pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Standar Isi dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun
2005.
3. Standar Proses
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan.
Proses pembelajaran seharusnya dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Hal tersebut sangatlah membantu dalam pekembangan
akal dan mental peserta didik serta memberikan keteladanan.
Menurut Noviastrini (2020) Standar proses pendidikan adalah suatu
bentuk teknis yang merupakan acuan atau kriteria yang dibuat secara terencana
atau didesain dalam pelaksanaan pembelajaran.
Dasar hukum yang mengatur standar proses pendidikan terdapat dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusa. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran,
9
dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran
yang efektif dan efisien.
a. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 2007, tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah.
b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2008, tentang Standar Proses Pendidikan Khusus.
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2008, tentang Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program
Paket A, Paket B, dan Paket C.
4. Standar Pendidik dan Tenaga Pendidik
Standar pendidikan dan kependidikan adalah kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam
jabatan. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi bagi para pendidik yaitu:
a) Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1).
b) Latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang
sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.
c) Sertifikat profesi guru untuk jenjang yang dia geluti.
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Menurut Rina ratnasari (2012) Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan di bawah ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
1. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembeajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (pasal 28 ayat 1)Yang
10
dimaksud dengan pendidik pada ketentuan ini adalah tenaga kependidikan
yang berkualifikasi dan berkompetensi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong, pamong pelajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannyaserta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan yang dimaksud dengan pendidik sebagai
agen pembelajaran (learning agent) pada ketentuan ini adalah peran
pendidik antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi
inspirasi belajar bagi peserta didik
2. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik
yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan
sesuai ketentuan perundang – undangan yang berlaku. (pasal 28 ayat 2)
3. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi (pasal 28 ayat 3):
a. Kompetensi pedagogik; ang dimaksud dengan kompetensi pedagogik
adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
b. Kompetensi kepribadian; yang dimaksud dengan kompetensi
kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia.
c. Kompetensi profesional; yang dimaksud dengan kompetensi
profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional
Pendidikan.
d. Kompetensi sosial; yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah
kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk
11
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendiidk, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar.
12
(SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA)
diatur dalam Peraturan Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007.
2. Standar sarana dan prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan dan
Madrasah Aliyah Kejuruan diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 40 Tahun 2008.
3. Standar sarana dan prasarana untuk Sekolah Luar Biasa diatur dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 33 Tahun 2008.
Isi Standar Sarana dan Prasarana Setiap Jenis dan Jenjang Pendidikan
Secara singkat, penjelasan dari tiga peraturan menteri di atas adalah
sebagai berikut.
1. Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs),
dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA)
Berdasarkan Peraturan Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007,
standar sarana dan prasarana untuk jenis pendidikan umum jenjang
pendidikan dasar dan menengah mencakup dua hal berikut.
Kriteria minimum sarana, meliputi perabot, peralatan pendidikan,
media pendidikan, buku dan sumber belajar lain, teknologi informasi
dan komunikasi, serta perlengkapan lain.
Kriteria minimum prasarana, meliputi lahan, bangunan, ruang, dan
instalasi daya dan jasa yang dimiliki sekolah/madrasah.
2. Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
Aliyah Kejuruan (SMA/MAK)
3. Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Luar Biasa
(SDLB/SMPLB/SMALB)
13
6. Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan merupakan salah satu standar pendidikan nasional
yang mengatur perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan
pendidikan mulai dari tingkat satuan pendidikan sampai nasional, sehingga
bisa tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggara pendidikan.
Adapun fungsi standar pengelolaan adalah sebagai berikut.
1. Sebagai acuan untuk mengelola sistem pendidikan di tingkat
sekolah/madrasah, baik dari sisi kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana,
pembiayaan, dan sebagainya.
2. Memudahkan sekolah/madrasah dalam mengembangkan rencana kerja
tahunan.
3. Sebagai pedoman seluruh warga sekolah/madrasah dalam mengemban
tugas dan tanggung jawabnya.
Tujuan standar pengelolaan yaitu sebagai salah satu standar pendidikan
nasional, standar pengelolaan bertujuan untuk mengarahkan
sekolah/madrasah agar memiliki tata kelola yang efektif, efisien, akuntabel,
dan sistematis guna mendukung kegiatan belajar mengajar di dalamnya.
Manfaat standar pengelolaan adalah mampu menciptakan lingkungan
sekolah yang kondusif dan terstruktur karena semua bisa dikelola sesuai
bidangnya masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Isi standar pengelolaan pendidikan diatur di dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar
Pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni standar pengelolaan oleh
satuan pendidikan, standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah dan standar
pengelolaan oleh Pemerintah. Setiap satuan pendidikan harus memiliki
pedoman yang mengatur tentang:
1) Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus.
2) Kalender pendidikan/akademik
3) Struktur organisasi satuan pendidikan
14
4) Pembagian tugas di antara pendidik
5) Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan
7. Standar Pembiayaan
Standar pembiayaan pendidikan adalah biaya minimum yang
diperlukan sebuah satuan pendidikan agar dapat melaksanakan kegiatan
pendidikan selama satu tahun. Biaya disini meliputi biaya investasi, biaya
operasi, dan biaya personal. Standar pembiayaan diatur dalam
Permendiknas no 41 tahun 2007. Di permendiknas ini diatur biaya
minimum yang harus dikeluarkan untuk setiap satuan pendidikan dan juga
setiap jalur pendidikanya. Baik yang jalur umum atau jalur berkebutuhan
khsusus, UU telah merinci berapa biaya yang harus ditanggung setiap
peserta didik selama setahun agar proses belajar dapat berjalan.
Permendiknas ini mengatur standar biaya nonpersonalia.
UUD Negara Republik Indonesia 1945 (Amandemen IV)
menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan,
setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib membiayainya, pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya
dua puluh persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
serta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional; pemerintah
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia.
Secara khusus disebutkan bahwa dana pendidikan selain gaji
pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari
APBN pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari APBD. Gaji guru
15
dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah dialokasikan dalam APBN dan
APBD.
Partisipasi masyarakat dalam pendidikan berbasis masyarakat adalah
dengan berperan serta dalam pengembangan, pelaksanaan kurikulum, dan
evaluasi pendidikan, serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan
standar nasional pendidikan. Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis
masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara, masyarakat, Pemerintah,
Pemerintah Daerah dan atau sumber lain yang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1. Sistem Pembiayaan Pendidikan
Sistem pembiayaan pendidikan adalah proses dimana pendapatan
dan sumber daya tersedia digunakan untuk memformulasikan dan
mengoperasionalkan sekolah, tergantung dari kondisi masing-masing
negara seperti kondisi geografis, tingkat pendidikan, kondisi politik
pendidikan, hukum pendidikan, ekonomi pendidikan, program
pembiayaan pemerintah dan administrasi sekolah. Untuk mengetahui
apakah sistem tersebut memuaskan, dapat dilakukan dengan cara:
a. Menghitung berbagai proporsi dari kelompok usia, jenis kelamin, tingkat
buta huruf.
b. Distribusi alokasi sumber daya pendidikan secara efisien dan adil sebagai
kewajiban pemerintah pusat mensubsidi sektor pendidikan dibandingkan
dengan sektor lainnya.
Menurut Levin (1987) pembiayaan sekolah adalah proses dimana
pendapatan dan sumber daya tersedia digunakan untuk memformulasikan
dan mengoperasionalkan sekolah di berbagai wilayah geografis dan tingkat
pendidikan yang berbeda-beda. Menurut J. Wiseman (1987) terdapat tiga
aspek yang perlu dikaji dalam melihat apakah pemerintahan perlu terlibat
dalam masalah pembiayaan pendidikan:
a. Kebutuhan dan ketersediaan pendidikan terkait dengan sektor pendidikan
dapat dianggap sebagai salah satu alat perdagangan dan kebutuhan akan
investasi dalam sumberdaya manusia atau human capital.
16
b. Pembiayaan pendidikan terkait dengan hak orang tua dan murid untuk
memilih menyekolahkan anaknya ke pendidikan yang akan berdampak
pada social benefit secara keseluruhan
c. Pengaruh faktor politik dan ekonomi terhadap sektor pendidikan
2. Pendidikan Tanggung jawab Pemerintah
Pendidikan merupakan kebutuhan primer olehkarena itu negara
berkewajiban menyediakan sarana dan prasarana pendidikan bagi seluruh
rakyat dari tingkat dasar hingga tingkat perguruan tinggi. Untuk itu tugas
utama penyelenggara pendidikan adalah pemerintah. Pemerintah
mendapatkan biaya untuk pendidikan dari sektor
a. Sektor pajak
b. Sektor kepemilikan umum (bersama) atau sumber daya alam (SDA)
3. Biaya Operasional Pendidikan
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam
satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk
tujuan tertentu (Mulyadi, 1999: 8-9). Ada 4 unsur pokok dalam definisi
biaya:
a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
b. Diukur dalam satuan uang
c. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu
Menurut Hadi Purnomo (2007: 11), biaya pendidikan merupakan
semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan
pendidikan baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga yang
dapat dihargakan dengan uang. Kriteria yang harus dipenuhi agar
pengeluaran dapat disebut biaya, yaitu :
a. Bahwa pengeluaran itu tidak dapat dihindarkan
b. Bahwa pengeluaran itu dapat diduga sebelumnya
c. Bahwa pengeluaran itu secara kuantitatif dapat dihitung
17
d. Bahwa pengeluaran itu inhaeren pada hasil, berapapun besarnya biaya
yang digunakan akan berpengaruh terhadap jumlah dan mutu hasil
pendidikan.
4. Sifat Dan Karakteristik Pembiayaan Operasional Pendidikan
Tinggi rendahnya kualitas SDM dapat diukur melalui tingkat
kreativitas dan produktivitas yang diwujudkan dalam hasil kerja atau
kinerja baik secara perorangan maupun kelompok.
5. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Pembiayaan Operasional Pendidikan
a. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang ada di luar sistem pendidikan
Berkembangnya demokrasi pendidikan
Kebijaksanaan pemerintah
Tuntutan akan pendidikan
Kenaikan tuntutan akan pendidikan
Adanya inflasi
b. Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam sistem
pendidikan yang mempengaruhi besarnya pembiayaan
Tujuan pendidikan
Pendekatan
Materi yang disajikan
Tingkat dan jenis pendidikan
6. Sumber-Sumber Pembiayaan Pendidikan
Dari Pemerintah kurang lebih 70%, terbagi atas :
a. Pemerintah Pusat
b. Pemerintah Daerah Provinsi
c. Pemerintah Daerah Tingkat II\
Dari orang tua murid kurang lebih 10-24%
a. Berupa uang SPP dan uang bantuan yang dikumpulkan melalui BP3
b. Dari masyarakat kurang lebih 5% berupa dana yang diberikan oleh
masyarakat secara tidak langsung tetapi melalui yayasan atau lembaga
swasta.
c. Dari sumber lain
18
8. Standar Penilaian Pendidikan
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23
Tahun 2016, standar penilaian adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan,
manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil
belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil
belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah. Tujuan standar
penilaian ini adalah menciptakan proses penilaian yang mengarah pada
tercapainya standar kompetensi lulusan.
Adapun fungsi standar penilaian adalah sebagai berikut.
1. Sebagai acuan atau pedoman untuk tenaga pendidik dalam
menjalankan penilaian pembelajaran peserta didik.
2. Menciptakan penilaian yang transparan, sistematis, dan komprehensif.
3. Menjadi acuan dalam menjalankan prinsip-prinsip penilaian.
Manfaat adanya standar penilaian adalah pendidik bisa memantau
perkembangan peserta didik, baik dari aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Ruang lingkup standar pendidikan dasar dan menengah
meliputi penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh
satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah.
Isi standar penilaian yang termuat di dalam rumusan Permendikbud
Nomor 23 Tahun 2016 meliputi hal-hal berikut.
1. Aspek Penilaian
Aspek yang menjadi objek penilaian pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
a. Aspek sikap
Penilaian aspek sikap bertujuan untuk mendapatkan informasi
deskriptif tentang sikap/perilaku peserta didik.
b. Aspek pengetahuan
Penilaian aspek pengetahuan bertujuan untuk mengukur tingkat
penguasaan peserta didik terhadap pengetahuan yang diberikan.
c. Aspek keterampilan
19
Penilaian aspek keterampilan bertujuan untuk mengukur kemampuan
peserta didik dalam mengimplementasikan pengetahuan yang
diperolehnya dalam memecahkan suatu permasalahan.
2. Prinsip Penilaian
Dalam melakukan penilaian, seorang tenaga pendidik dan unit satuan
pendidikan harus berpegang pada prinsip penilaian yang telah dirumuskan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Bentuk Penilaian
Jika ditinjau dari penyelenggara penilaian, ada tiga macam bentuk
penilaian, yaitu penilaian oleh tenaga pendidik, penilaian oleh unit satuan
pendidikan, atau penilaian oleh pemerintah
a. Bentuk penilaian oleh pendidik
Pendidik bisa melakukan penilaian dalam bentuk ulangan, kuis,
pengamatan, penugasan, atau lainnya. Hasil penilaian tersebut bisa
digunakan sebagai bahan evaluasi guna perbaikan proses
pembelajaran serta memetakan tingkat kemampuan peserta didik.
b. Bentuk penilaian oleh unit satuan pendidikan
Unit satuan pendidikan juga harus ikut serta dalam menjalankan
program penilaian. Bentuk penilaian oleh unit satuan pendidikan bisa
berupa ujian sekolah/madrasah dan ujian praktik. Hasil yang diperoleh
dari penilaian akan digunakan untuk menentukan kelulusan peserta
didik.
c. Bentuk penilaian oleh pemerintah
Sebagai pemegang regulasi pendidikan, pemerintah juga berhak
mengadakan penilaian terhadap peserta didik. Penilaian itu bisa
berupa Ujian Nasional yang kini sudah ditiadakan atau AKM
(asesmen ketuntasan minimal).
4. Mekanisme Penilaian
Mekanisme penilaian adalah cara yang digunakan untuk melakukan
penilaian secara terintegrasi guna mencapai standar kompetensi lulusan.
20
Adapun mekanisme penilaian yang dilakukan oleh masing-masing
pelaksana penilaian adalah sebagai berikut.
a. Mekanisme penilaian oleh tenaga pendidik
Rancangan penilaian oleh pendidik dimulai sejak pembuatan RPP
yang didasarkan pada silabus.
Penilaian aspek sikap dilakukan melalui pengamatan dan hasilnya
menjadi tanggung jawab wali kelas.
Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tulis, lisan, dan
tugas yang lain.
Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui praktik, portofolio,
proyek berdasarkan kompetensi yang dinilai.
b. Mekanisme penilaian oleh unit satuan pendidikan
Penetapan KKM dilakukan melalui rapat dewan pendidik.
Penilaian harus mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan, dan
aspek keterampilan.
Penilaian diambil setelah ujian sekolah/madrasah.
Hasil penilaian disampaikan dalam bentuk laporan yang didahului
dengan rapat kelulusan/kenaikan kelas oleh dewan pendidik.
5. Mekanisme penilaian oleh pemerintah
a. Penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui Ujian Nasional atau
bentuk lain.
b. Apabila ada penilaian lain akan dirumuskan melalui Peraturan Menteri
lanjutan/perbaikan.
6. Prosedur Penilaian
Prosedur penilaian meliputi penilaian aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
7. Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian dipisahkan menjadi tiga, yaitu instrumen penilaian
oleh pendidik, instrumen penilaian oleh unit satuan pendidikan, dan
instrumen penilaian oleh pemerintah.
21
a. Instrumen penilaian oleh pendidik
Instrumen penilaian oleh pendidik bisa berupa tes, pengamatan,
penugasan perseorangan/kelompok, dan bentuk lain yang disesuaikan
dengan kompetensi peserta didik.
b. Instrumen penilaian oleh unit satuan pendidikan
Instrumen penilaian oleh satuan pendidikan bisa berupa penilaian
akhir dan/atau ujian sekolah/madrasah, dengan syarat sudah
memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan validitas
empirik.
c. Instrumen penilaian oleh pemerintah
Instrumen penilaian oleh pemerintah bisa berupa Ujian Nasional
dengan syarat sudah memenuhi substansi, konstruksi, bahasa, validitas
empirik, dan memiliki skor sebagai pembanding antarsekolah.
22
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Standar pendidikan sangat berperan penting agar para siswa dan pengajar
dapat memahami dan tanggap mata pelajaran yang di ajarkan. Adapun tujuan
pendidikan yaitu meliputi :
Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan
pendidikan nasional yang bermutu
Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan
nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan
berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional,
dan global.
Jadi dengan adanya standar-standar pendidikan ini para siswa akan
mendapatkan fasilitas-fasilatas pendidikan untuk menambah pengagetahuan
para siswa dan dapat bersaing dengan siswa lain untuk meraih prestasi dari
tingkat privinsi, nasional maupun internasional.
3.2 Saran
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan
lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas
sesuai dengan standar pendidikan di Indonesia guna untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang berkualitas.
23
DAFTAR PUSTAKA
24