STANDAR PENILAIAN
OLEH
KELOMPOK 2:
KUPANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas Ilmu Pendidikan “Standar Nasional Pendidikan” dengan
baik. Makalah ini dibuat untuk keperluan tugas Ilmu Pendidikan. Harapan kami semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan manambah wawasan pembaca sehingga
pembaca dapat mengetahui apa itu pemrosesan informasi. Semoga isi makalah ini dapat
mudah dipahami, kami mengucapkan terimakasih mengucapkan mohon maaf jika dalam
penulisan makalah ini terdapat kata-kata yang salah, kami menyadari makalah ini kurang
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik sangat diharapkan sehingga pembuatan
makalah yang akan datang lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................................1
C. TUJUAN……………………............................................................................................. 1
D. METODE………………………………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2
DAFTAR RUJUKAN..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses belajar-mengajar yang dilakukan dengan sengaja,
sadar dan berencana yang membiasakan para warga masyarakat sedini mungkin untuk
menggali, mengenal, memahami, menyadari, menguasai, menghayati serta mengamalkan
nilai-nilai yang disepakati bersama sebagai terpuji, dikehendaki serta berguna bagi
kehidupan dan perkembangan pribadi masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan
nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa tujuan
dari pembangunan adalah memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Oleh karena itu dalam pembangunan
tersebut pendidikan memegang peranan penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
dan pemerintah mempunyai kewajiban dalam melaksanakan setiap kebijakan pendidikan
yang diambil untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional tersebut, sehingga arah
kebijakan pendidikan menjadi bagian dari upaya dalam melaksanakan amanat yang
terkandung dalam UUD 1945. Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan salah
satunya seperti yang telah dimuat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yang di dalamnya mencakup dasar dan tujuan,
penyelenggaraan pendidikan termasuk wajib belajar, penjamin kualitas pendidikan serta
peran serta masyarakat dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan tersebut dibuat
untuk menghasilkan Pendidikan Indonesia yang baik dan lulusan berkualitas di sector
jenjang pendidikan. Untuk mendukung hal tersebut terlebih dahulu menentukan standar
yang harus menjadi acuan pelaksanaan kegiatan pendidikan, maka untuk itu pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) yang kemudian dibentuk pula Badan Standar Nasional Pendidikan
(BNSP) sebagai badan yang menentukan 8 (delapan) standar dan kriteria pencapaian
penyelenggraaan pendidikan. Adapun standar-standar yang menjadi dasar bagi
penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 2 Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tersebut yaitu:
1) Standar Isi,
2) Standar Proses,
3) Standar Kompetensi Lulusan,
4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
5) Standar Sarana dan Prasarana,
6) Standar Pengelolaan,
7) Standar Pembiayaan dan,
8) Standar Penilaian Pendidikan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang penyusun gunakan adalah metode studi kepustakaan yakni
melalui buku-buku yang ada di perpustakaa yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat
dan sebagai bahan penunjang yang lain kami mengunduh materi dan internet. Kemudian
dipelajari olah penulis dan ditungkan dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Standar Nasional Pendidikan Standar Nasional Pendidikan (SNP)
adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan memperhatikan ketiga model dari pendekatan yang berbeda- beda dapat dirumuskan
kiat menerapkan standar dengan langkah praktis bagi para pemimpin dinas pendidikan maupun
kepala sekolah pada tingkat satuan pendidikan sebagaimana terurai dalam langkah praktis
sebagai berikut;
1. Mensosialisasikan standar agar semua pihak yang berkepentingan memahami dan terampil
menerapkan standar nasional pendidikan.
2. Menghimpun data untuk mendeskripsikan kondisi pendidikan saat ini dengan fokus utama
menghimpun data tentang kinerja pengembangan dan penerapan kurikulum, kondisi nyata
pendidik, serta hasil penilaian kinerja belajar siswa.
3. Berdasarkan hasil pengolahan data yang menggambarkan kondisi internal saat ini, serta
dengan memperhatikan kondisi nyata eksternal saat ini, maka dirumuskan kondisi yang
diharapkan.
8. Menghimpun data dan mengembangkan sistem informasi tentang hasil penilaian dan hasil
pemantauan pelaksanaan pengembangan kurikulum, pembelajaran, penilaian, dan peningkatan
kinerja pendidik untuk memastikan bahwa penerapan standar berpengaruh terhadap kinerja
belajar siswa.
2. Menghimpun data kebutuhan siswa belajar yang sesuaikan dengan kebutuhan siswa hidup
dalam konteks lokal, nasional, dan global.
3. Merumuskan visi, misi, tujuan, indikator dan target pencapaian SKL minimal yang
disandingkan dengan target pencapa ian keunggulan dalam berkompetisi dalam sistem
perencanaan.
6. Memastikan bahwa prosedur dan produk pendidikan memenuhi kriteria yang diharapkan
melalui kegiatan pemantauan, pembinaan, pengawasan, dan penilaian yang dilakukan secara
berhati-hati untuk mendapatkan data dari keterlaksanaan dan ketercapaian program.
7. Merumuskan masalah yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan dan pada hasil yang
terpantau.
8. Memecahkan masalah yang didapat dari pemantauan kegiatan yang dilanjutkan dengan
perbaikan mutu berkelanjutan.
Ada pun sistem dokumen yang diperlukan dalam pemenuhan standar dan peningkatan mutu
sebagai berikut;
1. Data hasil pelaksanaan studi penerapan standar yang dapat difokuskan pada data
kinerja perbaikan kurikulum, pelaksanaan pembelajaran, peningkatan kompetensi
pendidik dan penilaian. Poros akuntabilitas kebijakan adalah meningkatnya kinerja
belajar siswa.
2. . Dokumen program jangka menengah dan tahunan yang meliputi perumusan visi-misi,
perumusan tujuan, indikator dan target pencapaian, perumusan strategi, rencana
kegiatan, struktur organisasi pelaksana, jadwal, dan anggaran.
3. Data pelaksanaan kegiatan sesuai dengan standar operasional prosedur yang diperoleh
melalui kegiatan penelitian, supervisi, serta menghimpun data melalui kegiatan
pertemuan rutin sesuai jadwal yang ditetapkan.
4. Instrumen pengukuran kinerja dan data hasil pelaksanaan pengukuran, pengolahan
data, penafsiran data hasil penilaian kinerja, kesimpulan dan rekomendasi.
5. Informasi hasil evaluasi kinerja pemenuhan standar dan laporan kegiatan. Demikian
beberapa kiat praktis melakukan pembaharuan mutu sekolah, menginvestigasi
keterlaksanaan prosedur dan ketercapaian produk pemenuhan standar yang sesuai
dengan tujuan penerapan standar sebagai bagian dari sistem penjaminan mutu
pendidikan nasional.
c. Landasan empirik
Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa, potensi ekonomi, dan
beragamnya kemajuan pembangunan dari satu daerah ke daerah lain, sekecil apapun ancaman
disintegrasi bangsa masih tetap ada. Maka, kurikulum harus mampu membentuk manusia
Indonesia yang mampu menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk memajukan
jati diri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan kebutuhan untuk berintegrasi sebagai satu
entitas bangsa Indonesia.
Sementara itu, kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan dan kasus
pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia. Kecenderungan ini juga menimpa generasi
muda, misalnya pada kasuskasus perkelahian massal. Walaupun belum ada kajian ilmiah bahwa
kekerasan tersebut berhulu dari kurikulum, namun beberapa ahli pendidikan dan tokoh
masyarakat menyatakan bahwa salah satu akar masalahnya adalah implementasi kurikulum yang
terlalu menekankan aspek kognitif dan keterkungkungan peserta didik di ruang belajarnya
dengan kegiatan yang kurang menantang peserta didik.
Oleh karena itu, kurikulum perlu direorientasi dan direorganisasi terhadap beban belajar
dan kegiatan pembelajaran yang dapat menjawab kebutuhan ini. Berbagai kasus yang berkaitan
dengan penyalahgunaan wewenang, manipulasi, termasuk masih adanya kecurangan di dalam
Ujian Nasional menunjukkan mendesaknya upaya menumbuhkan budaya jujur dan antikorupsi
melalui kegiatan pembelajaran di dalam satuan pendidikan. Maka, kurikulum harus mampu
memandu upaya karakterisasi nilai-nilai kejujuran pada peserta didik.
d. Landasan psikologis pendidikan adalah suatu landasan dalam proses pendidikan yang
membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala
yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu
untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang
bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan. Kajian psikologi yang erat hubungannya
dengan pendidikan adalah yang berkaitan dengan kecerdasan, berpikir, dan belajar
(Tirtarahardja, 2005: 106).
Dengan demikian, psikologi adalah satu landasan pokok dari pendidikan. Antara
psikologi dengan pendidikan merupakan satu kesatuan yang sangat sulit dipisahkan. Subyek dan
obyek pendidikan adalah manusia, sedangkan psikologi menelaah gejala-gejala psikologis dari
manusia. Dengan demikian keduanya menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dalam
proses dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendidikan peranan psikologi menjadi sangat mutlak.
Analisis psikologi akan membantu para pendidik memahami struktur psikologis anak didik dan
kegiatan-kegiatannya, sehingga kita dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan pendidikan secara
efektif.
BAB III
PENUTUP
A.Simpulan
Martabat suatu bangsa pada saat ini ditentukan kehandalan ahlak, penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta inovasi dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk menghasilkan berbagai produk industri yang kompetitif. Penerapan standar isi nasional
pendidikan bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan nasional dapat mencerdaskan kehidupan
bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Penerapan standar
menjadi isu penting dalam sistem penjaminan mutu agar proses penggelolaan pendidikan
mengarah pada tujuan dan penerapan standar dapat memastikan bahwa pendidikan dapat
meningkatkan daya kolaborasi dan kompetisi bangsa di tengah perkembangan global. Sebelum
kita menerapkan Standar Nasional Pendidikan kita harus terlebih dahulu memahami pengertian
dan aturan tentang kedelapan Standar Nasional Pendidikan. Dengan demikian, kita mampu
menerapkan Standar Nasional Pendidikan dengan baik. Standar Penilaian Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) diberi tugas untuk mengimplementasikan SNP (Standar Nasional
Pendidikan) agar dapat di jadikan sebagai kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum NKRI. Sehingga SNP berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
Dalam pasal 1 ayat (17) Undang – Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 1 ayat 91) PP No.19 Tahun 2005 dinyatakan bahwa lingkup dari SNP meliputi 8
standar yaitu: a. Standar isi b. Standar proses c. Standar kompetensi lulusan d. Standar pendidik
dan tenaga kependidikan
Poerwanti, Endang, dkk. 2009. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta : Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
http://educationforce.blogspot.com/2010/06/standar-penilaian-pendidikan-menurut.html
diakses hari Rabu, 19 Pebruari 2014 pukul 17.34 WITA.
nisabumkhairun.blogspot.com at 01:37