Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

STANDAR PENILAIAN

BADAN STANDA NASIONAL PENDIDIKAN (BSNP)

OLEH

KELOMPOK 2:

NATALIA K. LADJA (1901140368)


EMILINDA BAKU OBE (1901140254)
PANCE YOSIAS FEOH (1901140380)
YESKHIAL KAME (1901140259)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG
2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas Ilmu Pendidikan “Standar Nasional Pendidikan” dengan
baik. Makalah ini dibuat untuk keperluan tugas Ilmu Pendidikan. Harapan kami semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan manambah wawasan pembaca sehingga
pembaca dapat mengetahui apa itu pemrosesan informasi. Semoga isi makalah ini dapat
mudah dipahami, kami mengucapkan terimakasih mengucapkan mohon maaf jika dalam
penulisan makalah ini terdapat kata-kata yang salah, kami menyadari makalah ini kurang
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik sangat diharapkan sehingga pembuatan
makalah yang akan datang lebih baik lagi.

Kupang,21 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ ……………….

DAFTAR ISI..........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................................1
C. TUJUAN……………………............................................................................................. 1
D. METODE………………………………………………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2

A. LANDASAN HUKUM TENTANG STANDAR NASIONAL


PENDIDIKAN………….2
B. RUANG LINGKUP FUNGSI DANTUJUAN………………………………….……….2
C. FUNGSI DAN TUJUAN SNP ..........................................................................................2
D. PENERAPAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN..................................................2
E. PROSES PENERAPAN SNP.............................................................................................2
F. KIAT PRAKTIS PENERAPAN STANDAR DAN PENJAMIN MU……........................2
G. LANDASAN FILOSOFIS,YURIDIS,PSIKOLOGIS,EMPIRIS STANDAR
PENILAIAN………………………………………………………………………………2

BAB III PENUTUP........................................................................................................................3


SIMPULAN....................................................................................................................................3

DAFTAR RUJUKAN..................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses belajar-mengajar yang dilakukan dengan sengaja,
sadar dan berencana yang membiasakan para warga masyarakat sedini mungkin untuk
menggali, mengenal, memahami, menyadari, menguasai, menghayati serta mengamalkan
nilai-nilai yang disepakati bersama sebagai terpuji, dikehendaki serta berguna bagi
kehidupan dan perkembangan pribadi masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan
nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa tujuan
dari pembangunan adalah memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Oleh karena itu dalam pembangunan
tersebut pendidikan memegang peranan penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
dan pemerintah mempunyai kewajiban dalam melaksanakan setiap kebijakan pendidikan
yang diambil untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional tersebut, sehingga arah
kebijakan pendidikan menjadi bagian dari upaya dalam melaksanakan amanat yang
terkandung dalam UUD 1945. Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan salah
satunya seperti yang telah dimuat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yang di dalamnya mencakup dasar dan tujuan,
penyelenggaraan pendidikan termasuk wajib belajar, penjamin kualitas pendidikan serta
peran serta masyarakat dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan tersebut dibuat
untuk menghasilkan Pendidikan Indonesia yang baik dan lulusan berkualitas di sector
jenjang pendidikan. Untuk mendukung hal tersebut terlebih dahulu menentukan standar
yang harus menjadi acuan pelaksanaan kegiatan pendidikan, maka untuk itu pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) yang kemudian dibentuk pula Badan Standar Nasional Pendidikan
(BNSP) sebagai badan yang menentukan 8 (delapan) standar dan kriteria pencapaian
penyelenggraaan pendidikan. Adapun standar-standar yang menjadi dasar bagi
penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 2 Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tersebut yaitu:
1) Standar Isi,
2) Standar Proses,
3) Standar Kompetensi Lulusan,
4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
5) Standar Sarana dan Prasarana,
6) Standar Pengelolaan,
7) Standar Pembiayaan dan,
8) Standar Penilaian Pendidikan.

B. Rumusan Masalah

a. Apakah yang dimaksud Standar Nasional Pendidikan?

b. Apa saja Lingkup Standar Pendidikan Nasional?

c. Apa Tujuan Standar Pendidikan Nasional?

d. Apa Fungsi Standar Pendidikan Nasional?

e. Apa aturan dari Standar Isi Nasional Pendidikan?


f. Bagaimana penerapan Standar Isi Nasional Pendidikan?

g. Apa yang dimaksud dengan Landasan filosofis,yuridis,psikologis,empiris


standar penilaian

C. Tujuan

Dari rumusan masalah di atas tujuan penulisan makalah ini adalah:

a. Dapat mengetahui pengertian dari Standar Isi Nasional Pendidikan.

b. Dapat mengetahui aturan dari Standar Isi Nasional Pendidikan.

c. Dapat menerapkan Standar Isi Nasional Pendidikan.

d. Menambah wawasan pembaca tentang Standardisasi Pendidikan Nasional,

e. Mengetahui apa saja Lingkup Standar Pendidikan Nasional, dan

f. Mengetahui Tujuan dan Fungsi Standar Pendidikan Nasional.

g. Dapat mengetahui landasan filosofis,yuridis,psikologis,empiris standar penilaian

D. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang penyusun gunakan adalah metode studi kepustakaan yakni
melalui buku-buku yang ada di perpustakaa yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat
dan sebagai bahan penunjang yang lain kami mengunduh materi dan internet. Kemudian
dipelajari olah penulis dan ditungkan dalam makalah ini.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Hukum tentang Sistem Pendidikan Nasional


Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan
pendidikan dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP).
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mengacu pada
standar nasional pendidikan dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Satndar nasional pendidikan terdiri atas: standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan pertama bagi satuan pendidikan
dalam mengembangkan kurikulum.
Untuk memenuhi amanat Undang-undang tersebut diatas dan guna mencapai
tujuan pendidikan nasional pada umumnya, serta tujuan pendidikan sekolah pada
khususnya, lembaga pendidikan tingkat menengah memandang perlu untuk melibatkan
seluruh warga sekolah dengan berkoordinasi kepada pemangku kepentingan lingkungan
sekitar sekolah
Landasan Hukum:
 Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
 Permendiknas Nomor 22 Tahun 2005 tentang Standar Isi
 Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan
 Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Isi dan SKL
pada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
 Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tenrtang SKLpada satuan
pendidikan dasar dan menengah
 Permen Nomor 47 Tahun 2008 Tentang Standar Isi
 Permen Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kepala Sekolah
 Permen Nomor 16 Tahun 2007 dan Nomor 32 Tahun 2008 tentang guru
 Permen Nomor 19 Tahun 2007 tentang standar pengelolaan
 Permen Nomor 20 Tahun 2007 tentang standar penilaian
 Permen Nomor 24 Tahun 2007 dan Permen Nomor 33 Tahun 2008
tentang sarana dan prasarana
 Permen Nomor 41 Tahun 2007 tentang stndar proses
 Permen Nomor 24 Tahun 2008 tentang TU
 Permen Nomor 25 Tahun 2008 tentang perpustakaan
 Permen Nomor 26 Tahun 2008 tentang Laboratorium
 Permen Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kesiswaan

B. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Standar Nasional Pendidikan Standar Nasional Pendidikan (SNP)
adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi:


1. Standar isi
Standar isi adalah: Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi
mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi mencakup lingkup materi dan
tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Standar isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur
kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender
pendidikan/akademik. Dan standar isi disusun tentu saja sesuai dengan SKL ( Standar
Kompetensi Kelulusan).
2. Standar proses
Standar proses, adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan. Dari pengertian diatas, ada beberapa hal yang perlu di garis
bawahi.
Pertama, standar nasional pendidikan yang berarti standar ini berlaku untuk setiap
lembaga pendidikan formal pada jenjang pendidikan tertentu dimanapun pendidikan
itu berada secara nasional. Dengan demikian seluruh sekolah seharusnya
melaksanakan proses pembelajaran seperti yang dirumuskan dalam standar proses
pendidikan ini.
Kedua, standar proses pendidikan berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran, yang
berarti dalam standar proses pendidikan berisi tentang bagaimana seharusnya proses
pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, standar proses pendidikan tersebut bisa
dijadikan pedoman bagi guru dalam pengelolahan pembelajaran.
Ketiga,standar proses pendidikan diarahkan untuk mencapai standar kompetensi
kelulusan. Dengan demikian, standar kompetensi lulusan merupakan sumber atau
rujukan utama dalam menentukan standar proses pendidikan.
3. Standar kompetensi lulusan
Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar ini disusun dan
dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan oleh Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional. Hal ini selanjutnya diatur dalam Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan
dan kelayakan maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. Guru atau pendidik
ialah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak
didik di sekolah ( Saiful Bahri Djamarah,2002). Selanjutnya, standar pendidik akan
menetukan kualifikasi setiap guru sebagai tenaga profesional yang dapat menunjang
keberhasilan tujuan pencapaian pendidikan. Dengan demikian jabatan guru hanya
dapat dipegang oleh orang yang telah memiliki kualifikasi tertentu.
5. Standar sarana dan prasarana
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan
berekreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Standar
sarana merupakan standar yang cukup penting karena standar proses pendidikan
hanya mungkin dapat dilakukan manakalah ada standar sarana yang memadai.
6. Standar pengelolaan
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
7. Standar pembiayaan
Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya
operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
8. Standar penilaian pendidikan.
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
kedelapan lingkup standar pendidikan ini pada dasarnya tidak berjalan sendiri-sendiri,
tetapi merupakan sebuah rangkaian yang utuh dan saling terkait. Untuk penjaminan
dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan
dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi. Standar Nasional Pendidikan
disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan
perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

C. Fungsi dan Tujuan Standar Nasional Pendidikan


Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan
yang berlaku di seluruh wilayah hukum negara kesatuan republik indonesia yang
mencakup; stadar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan dan standar penilaian pendidikan.
Fungsinya adalah sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
Tujuannya adalah untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan Standar Nasional membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat.
Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa
Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana,yang bermartabat. terarah,
dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan
global.

D. Penerapan Standar Nasional Pendidikan


Dalam pandangan banyak pendidik, “standar” adalah istilah yang
menggambarkan tentang yang harus seseorang pahami serta mampu menerapkannya.
Penggunaan “standar” selalu dipandang sebagai produk kebijakan yang mengarahkan
mekanisme pendidikan untuk mencapai hasil yang diharapkan serta
mempertanggungjawabkan hasil belajar belajar di sekolah. Persepsi ini dirancang untuk
mengukur kemajuan siswa ke arah tercapainya standar yang ditetapkan. Penyelenggaraan
pendidikan pada prinsipnya harus menjamin bahwa siswa mempelajari ilmu pengetahuan
dan dapat mengembangkan keterampilan menerapkan ilmu pengetahuan sesuai dengan
kebutuhan kehidupan. Pendidikan harus memenuhi kebutuhan siswa pada masa kini dan
masa depannya. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan
berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional yang
merupakan keniscayaan.
Kebutuhan itu meliputi pengembangan keterampilan hidup yang mengedepankan
pembenbentukan pribadi berahlak mulia, berwawasan nasional, menumbuh-kembangkan
kewirausahaan sesuai dengan perkembangan dunia kerja, berpengetahuan, serta menjadi
pengguna teknologi dan berkesenian. Pendidikan harus mampu mengembangkan pribadi
yang adaptif, kolaboratif, dan berperan aktif dalam kerja sama dan persaingan global.
Tantangan besar itu tidak mudah untuk diurai dalam aksi yang terurai pada tiap standar.
Berdasarkan hasil pengamatan mengenai para praktisi pendidikan di lapangan
prinsip-prinsip dasar yang mengalir sepenuhnya ke dalam berbagai peristiwa pada
aktivitas sehari-hari di sekolah yang berpengaruh pada perubahan strategi dan hasil
pengajaran dan belajar siswa.

E. Proses Penerapan Standar Nasional Pendidikan


Penerapan standar nasional pendidikan dilihat dari dimensi peningkatan mutu
bertujuan memastikan bahwa prosedur dan produk pendidikan memenuhi bahkan bisa
melebihi kriteria mutu yang diharapkan. Untuk menjamin itu, maka Thomas L Weelen
dan David Hunger mensyaratkan proses pengembangan meliputi empat langkah besar,
yaitu;
1. Memindai lingkungan internal dan eksternal;
2. Perumusan strategi; meliputi visi, tujuan, pemilihan strategi, dan penetapan
kebijakan.
3. Implementasi strategi; meliputi, program, anggaran, dan prosedur;
4. Evaluasi dan kontrol kinerja. Pengendalian mutu yang dipopulerkan oleh W.
Edwards Deming sehingga terkenal dengan nama siklus Deming. Deming sendiri selalu
merujuk metode ini sebagai siklus Shewhart, dari nama Walter Shewhart. Pemikiran yang
berangkat da ri pendekatan yang berbeda dirumuskan oleh Douglas B. Reeves (2002)
bagi para pengambil keputusan dalam menerapkan standar pada tujuh langkah berikut:
1. Menggunakan waktu dua jam pada tiap akhir minggu bertemu dengan
administrator atau guru untuk menghimpun data.
2. Menganalisis data dan menemukan kekuatan, gali terus dan dapatkan peluang.
3. Mengenali yang benar-benar siswa perlukan sehingga kurikulum,
pembelajaran, dan kompetensi guru dapat memenuhi kebutuhan itu.
4. Merumuskan kembali atau merevisi tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan
hendaknya memenuhi kriteria smart (spesifik, measurable, attainable, realistic, and
timely) dan relevan
5. Mengidentifikasi strategi khusus untuk mencapai target mutu terbaik.
6. Menetapkan indikator produk sebagai target strategi.
7. Mengembangkan perencanaan, jadwal dan menganalisis pemenuhan prosedur
dan produk. Uraian di atas dapat dinyatakan bahwa penerapan standar pada prinsipnya
merupakan usaha untuk menerapkan berbagai indikator mutu yang kriterianya ditentukan
dalam perencanaan. Kriteria yang ditetapkan bergantung pada tinggi rendahnya tujuan
yang ditetapkan oleh tiap lembaga. Hal yang perlu menjadi dasar dari penentuan kriteria
yaitu memilih ruang lingkup mutu sesuai dengan sumber daya yang lembaga miliki dan
sesuai dengan target pendidikan nasional untuk mensejajarkan dengan target mutu
pendidikan dalam konteks global.

F. Kiat Praktis Penerapan Standar dan Penjaminan Mutu

Dengan memperhatikan ketiga model dari pendekatan yang berbeda- beda dapat dirumuskan
kiat menerapkan standar dengan langkah praktis bagi para pemimpin dinas pendidikan maupun
kepala sekolah pada tingkat satuan pendidikan sebagaimana terurai dalam langkah praktis
sebagai berikut;

1. Mensosialisasikan standar agar semua pihak yang berkepentingan memahami dan terampil
menerapkan standar nasional pendidikan.
2. Menghimpun data untuk mendeskripsikan kondisi pendidikan saat ini dengan fokus utama
menghimpun data tentang kinerja pengembangan dan penerapan kurikulum, kondisi nyata
pendidik, serta hasil penilaian kinerja belajar siswa.

3. Berdasarkan hasil pengolahan data yang menggambarkan kondisi internal saat ini, serta
dengan memperhatikan kondisi nyata eksternal saat ini, maka dirumuskan kondisi yang
diharapkan.

4. Mengembangkan rencana yang meliputi perumusan visi-misi, tujuan pendidikan, indikator


dan target pencapaian, merumuskan strategi, memilih strategi, menetukan struktur orgnisasi
pelaksana, melaksanakan peningkatan mutu melalui penerapan standar, dan penjaminan mutu.

5. Memenerapkan SNP dengan fokus utama meningkatkan standar kurikulum, perencanaan


belajar, pemenuhan standar proses dan penilaian untuk mewujudkan target SKL.

6. Mengembangkan instrumen penjaminan mutu untuk menilai ketercapaian target


pemenuhan prosedur dan produk kinerja.

7. Memantau dan menginvestigasi pemenuhan prosedur dan produk penerapan standar


terutama dalam bidang kurikulum, pelaksanaan pembelajaran, peningkatan kompetensi
pendidik, dan penilaian dengan menggunakan instrumen yang sudah ditentukan.

8. Menghimpun data dan mengembangkan sistem informasi tentang hasil penilaian dan hasil
pemantauan pelaksanaan pengembangan kurikulum, pembelajaran, penilaian, dan peningkatan
kinerja pendidik untuk memastikan bahwa penerapan standar berpengaruh terhadap kinerja
belajar siswa.

9. Mengidentifikasi masalah dan merumuskan rencana perbaikan prosedur dan produk


penerapan standar.

10. Melakukan perbaikan berkelanjutan dan menggunakan data untuk merumuskan


perencanaan siklus berikutnya.
Dengan demikian untuk dapat menerapan standar nasional pendidikan diperlukan kompetensi
minimal yang diturunkan dari sepuluh kiat praktis pemenuhan dan penjaminan mutu sebagai
berikut;

1. Menguasai informasi tentang standar nasioal pendikan.

2. Menghimpun data kebutuhan siswa belajar yang sesuaikan dengan kebutuhan siswa hidup
dalam konteks lokal, nasional, dan global.

3. Merumuskan visi, misi, tujuan, indikator dan target pencapaian SKL minimal yang
disandingkan dengan target pencapa ian keunggulan dalam berkompetisi dalam sistem
perencanaan.

4. Menyusun struktur organisasi penyelenggaraan pemenuhan standar dalam peningakatan


mutu. 5. Memastikan berkembangnya sumber daya prioritas yaitu melaksanakan perbaikan
kurikulum dan pendidik untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan penilaian untuk memenuhi
kebutuhan belajar siswa.

6. Memastikan bahwa prosedur dan produk pendidikan memenuhi kriteria yang diharapkan
melalui kegiatan pemantauan, pembinaan, pengawasan, dan penilaian yang dilakukan secara
berhati-hati untuk mendapatkan data dari keterlaksanaan dan ketercapaian program.

7. Merumuskan masalah yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan dan pada hasil yang
terpantau.

8. Memecahkan masalah yang didapat dari pemantauan kegiatan yang dilanjutkan dengan
perbaikan mutu berkelanjutan.

9. Mengembangkan sistem informasi tentang sistem peningkatan dan keterpenuhan standar.


10. Menyusun program tindak lanjut perbaikan mutu agar memenuhi standar.

Ada pun sistem dokumen yang diperlukan dalam pemenuhan standar dan peningkatan mutu
sebagai berikut;
1. Data hasil pelaksanaan studi penerapan standar yang dapat difokuskan pada data
kinerja perbaikan kurikulum, pelaksanaan pembelajaran, peningkatan kompetensi
pendidik dan penilaian. Poros akuntabilitas kebijakan adalah meningkatnya kinerja
belajar siswa.
2. . Dokumen program jangka menengah dan tahunan yang meliputi perumusan visi-misi,
perumusan tujuan, indikator dan target pencapaian, perumusan strategi, rencana
kegiatan, struktur organisasi pelaksana, jadwal, dan anggaran.
3. Data pelaksanaan kegiatan sesuai dengan standar operasional prosedur yang diperoleh
melalui kegiatan penelitian, supervisi, serta menghimpun data melalui kegiatan
pertemuan rutin sesuai jadwal yang ditetapkan.
4. Instrumen pengukuran kinerja dan data hasil pelaksanaan pengukuran, pengolahan
data, penafsiran data hasil penilaian kinerja, kesimpulan dan rekomendasi.
5. Informasi hasil evaluasi kinerja pemenuhan standar dan laporan kegiatan. Demikian
beberapa kiat praktis melakukan pembaharuan mutu sekolah, menginvestigasi
keterlaksanaan prosedur dan ketercapaian produk pemenuhan standar yang sesuai
dengan tujuan penerapan standar sebagai bagian dari sistem penjaminan mutu
pendidikan nasional.

G. Landasan Filosofis dan Yuridis standar Penilaian


Ketentuan dan pelaksanaan Standar Penilaian Pendidikan, menurut BSNP harus
memiliki landasan yang kuat baik secara landasan filosofis maupun landasan Yuridis.
Sebagaimana yang tertuang dalam naskah akademik Panduan Penilaian yang dikeluarkan
oleh BSNP, uraian tentang dua landasan tersebut dapat diuraikan sebgai berikut.
a.       Landasan Filosofis
Yang menjadi landasan filosofisnya adalah proses pendidikan untuk mengembangkan
potensi siswa menjadi kemampuan dan keterampilan tertentu, tetapi tidaklah mudah untuk
dapat mengakomodasikan kebutuhan setiap siswa secara tepat dalam proses pendidikan.
Namun, setiap siswa harus tetap diperlakukan secara adil, termasuk di dalamnya proses
penilaian. Untuk itu, proses penilaian yang dilakukan harus memiliki asas keadilan,
kesetatraan serta obyektifitas yang tinggi. Sehingga setiap siswa harus diperlakukan sama
dan meminimalkan semua bentuk prosedur ataupun tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu atau sekelompok siswa dan tidak membedakan latar belakang social,
ekonomi, budaya, bahasa, dan gender.
b.      Landasan Yuridis
Yang menjadi landasann yuridis adalah :
  Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 57 Ayat (1) dan Ayat (2)
  Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 58 Ayat (1) dan Ayat (2)
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005, Pasal 63, Ayat (1) yang menyatakan bahwa
penilaian pendidikan khususnya penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
(1) penilaian hasil belajar oleh pendidik,
(2) penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan
(3) penilaian hasil belajar oleh pemerintah.

c. Landasan empirik
Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa, potensi ekonomi, dan
beragamnya kemajuan pembangunan dari satu daerah ke daerah lain, sekecil apapun ancaman
disintegrasi bangsa masih tetap ada. Maka, kurikulum harus mampu membentuk manusia
Indonesia yang mampu menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk memajukan
jati diri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan kebutuhan untuk berintegrasi sebagai satu
entitas bangsa Indonesia.
Sementara itu, kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan dan kasus
pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia. Kecenderungan ini juga menimpa generasi
muda, misalnya pada kasuskasus perkelahian massal. Walaupun belum ada kajian ilmiah bahwa
kekerasan tersebut berhulu dari kurikulum, namun beberapa ahli pendidikan dan tokoh
masyarakat menyatakan bahwa salah satu akar masalahnya adalah implementasi kurikulum yang
terlalu menekankan aspek kognitif dan keterkungkungan peserta didik di ruang belajarnya
dengan kegiatan yang kurang menantang peserta didik.
Oleh karena itu, kurikulum perlu direorientasi dan direorganisasi terhadap beban belajar
dan kegiatan pembelajaran yang dapat menjawab kebutuhan ini. Berbagai kasus yang berkaitan
dengan penyalahgunaan wewenang, manipulasi, termasuk masih adanya kecurangan di dalam
Ujian Nasional menunjukkan mendesaknya upaya menumbuhkan budaya jujur dan antikorupsi
melalui kegiatan pembelajaran di dalam satuan pendidikan. Maka, kurikulum harus mampu
memandu upaya karakterisasi nilai-nilai kejujuran pada peserta didik.
d. Landasan psikologis pendidikan adalah suatu landasan dalam proses pendidikan yang
membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala
yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu
untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang
bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan. Kajian psikologi yang erat hubungannya
dengan pendidikan adalah yang berkaitan dengan kecerdasan, berpikir, dan belajar
(Tirtarahardja, 2005: 106).

Dengan demikian, psikologi adalah satu landasan pokok dari pendidikan. Antara
psikologi dengan pendidikan merupakan satu kesatuan yang sangat sulit dipisahkan. Subyek dan
obyek pendidikan adalah manusia, sedangkan psikologi menelaah gejala-gejala psikologis  dari
manusia. Dengan demikian keduanya menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dalam
proses dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendidikan peranan psikologi menjadi sangat mutlak.
Analisis psikologi akan membantu para pendidik memahami struktur psikologis anak didik dan
kegiatan-kegiatannya, sehingga kita dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan pendidikan secara
efektif.
BAB III

PENUTUP

A.Simpulan

Martabat suatu bangsa pada saat ini ditentukan kehandalan ahlak, penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta inovasi dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk menghasilkan berbagai produk industri yang kompetitif. Penerapan standar isi nasional
pendidikan bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan nasional dapat mencerdaskan kehidupan
bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Penerapan standar
menjadi isu penting dalam sistem penjaminan mutu agar proses penggelolaan pendidikan
mengarah pada tujuan dan penerapan standar dapat memastikan bahwa pendidikan dapat
meningkatkan daya kolaborasi dan kompetisi bangsa di tengah perkembangan global. Sebelum
kita menerapkan Standar Nasional Pendidikan kita harus terlebih dahulu memahami pengertian
dan aturan tentang kedelapan Standar Nasional Pendidikan. Dengan demikian, kita mampu
menerapkan Standar Nasional Pendidikan dengan baik. Standar Penilaian Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) diberi tugas untuk mengimplementasikan SNP (Standar Nasional
Pendidikan) agar dapat di jadikan sebagai kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum NKRI. Sehingga SNP berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
Dalam pasal 1 ayat (17) Undang – Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 1 ayat 91) PP No.19 Tahun 2005 dinyatakan bahwa lingkup dari SNP meliputi 8
standar yaitu: a. Standar isi b. Standar proses c. Standar kompetensi lulusan d. Standar pendidik
dan tenaga kependidikan

Standar sarana dan prasarana f. Standar pengolahan g. Standar pembiayaan h. Standar


penilaian pendidikan Dan dalam rangka pengembangan mutu pendidikan di setiap jenjang maka
perlu adanya standarisasi terhadap delapan standar nasional tersebut. Baik atau tidaknya mutu
pendidikan sebuah sekolah tergantung tersetandar atau tidaknya sekolah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. Standar- Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.


http://id.wikipedia.org/wiki/standar Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun
2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang
Standar Isi. Dewantara, Ki Hadjar, 1945 [1963]. Karja Ki Hadjar Dewantara: Bagian Pertama:
Pendidikan. Yogjakarta: Taman Siswa.

Poerwanti, Endang, dkk. 2009. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta : Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
http://educationforce.blogspot.com/2010/06/standar-penilaian-pendidikan-menurut.html
diakses hari Rabu, 19 Pebruari 2014 pukul 17.34 WITA.
nisabumkhairun.blogspot.com at 01:37

Anda mungkin juga menyukai