Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena
hingga saat ini masih memberikan napas kehidupan dan anugerah akal, sehingga
saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Implementasi
Pancasila Bagi Karakter Anak Milenial” tepat pada waktunya. Terima kasih pula
kepada semua pihak yang telah ikut membantu hingga dapat disusunnya makalah
ini.
Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi Ujian Tengah Semester genap
mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Makalah ini membahas
tentang pengertian Pendidikan Pancasila, pengertian etika, pengertian karakter
bangsa, implementasi Pancasila untuk kaum milenial, dasar hukum Pendidikan
Pancasila berdasarkan UUD 1945, dan masih banyak lagi. Akhirnya saya
sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan saya
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri saya sendiri dan khususnya
pembaca pada umumnya.
Akhir kata, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan.
Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat saya harapkan dari para pembaca guna peningkatan kualitas makalah ini
dan makalah-makalah lainnya pada waktu mendatang.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
A. Latar Belakang.........................................................................................3
B. Rumusan masalah.....................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5
A. Pengantar Pendidikan Pancasila...............................................................5
1. Pengertian Pendidikan Pancasila..........................................................5
2. Dasar Hukum........................................................................................5
3. Maksud dan Tujuan Pendidikan Pancasila...........................................6
B. Sejarah Peradaban Bangsa Indonesia.......................................................7
1. Sejarah Bangsa Indonesia.....................................................................7
2. Sejarah Lahirnya Pancasila...................................................................9
3. Pancasila sebagai Ideologi, Dasar, dan Sistem Filsafat Bangsa
Indonesia.............................................................................................14
4. Pancasila sebagai Etika dan Pandangan Hidup Bangsa bagi kaum
milenial ...............................................................................................21
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................37
A. Kesimpulan.............................................................................................37
B. Saran.......................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................41
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS............................................................43
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang setiap warga negara
Indonesia harus mematuhi segala isi dalam Pancasila tersebut. Namun sebagian
besar warga negara Indonesia hanya menganggap Pancasila sebagai dasar negara
dan ideologi negara semata tanpa memedulikan makna dan manfaatnya dalam
kehidupan.
Dapat dilihat sekarang ini banyaknya perilaku yang menyimpang dari nilai-
nilai yang diajarkan Pancasila. Maka dari itu pentingnya memahami Pancasila
tidak hanya mengerti namun juga mengamalkan dan melaksanakan nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yang menjadi
kebiasaan dan akan menjadi karakter bangsa yang terpupuk secara perlahan.
Harus kita sadari bahwa pembangunan karakter bangsa bukan merupakan
tindakan sederhana dan mudah dilaksanakan. Keterbukaan informasi tidak hanya
membawa nilai positif bagi kehidupan bangsa, tetapi juga negatif. Simak saja
perilaku seksual yang dilakukan oleh sejumlah anak dibawah umur, dikatakan
karena dipengaruhi oleh meniru perilaku seksual artis tertentu yang beredar luas
dan mudah diakses telepon seluler. Perilaku penyimpangan tidak akan terjadi
apabila seseorang memiliki kepribadian dan karakter kuat yang mampu menjadi
penyaring (filter) terhadap stimulan nilai-nilai negatif yang tidak atau kurang
sesuai dengan nilai luhur yang didukung oleh masyarakat Indonesia.
Dari permasalahan tersebut banyak pihak yang mulai sadar tentang
pentingnya pendikan karakter, agar mendidik anak bangsa menjadi pribadi yang
berkarakter baik. Dari pemerintah pun mulai menata kembali kehidupan bangsa
ini dengan dikeluarkannya Kurikulum 2013. Kuriulum 2013 ini menitikberatkan
kepada pengembangan karakter peserta didik. Diharapkan dengan pembelajaran
karakter yang bertahap mulai dari bangku sekolah menjadikan peserta didik
mempunyai karakter yang baik, karakter yang dapat membangun negeri ini
menjadi lebih baik, dan tidak dapat secara mudah terpengaruh oleh kebudayaan
asing yang bukan merupakan jati diri bangsa Indonesia.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu Pendidikan Pancasila?
2. Apa pengertian karakter?
3. Apa hubungan Pancasila dengan Karakter Anak Milenial?
4. Bagimana jika terhapusnya mata kuliah Pendidikan Pancasila di
Perguruan tinggi?
5. Mengapa Pancasila berkaitan erat dengan karakter, khususnya etika?
BAB II PEMBAHASAN
2. Dasar Hukum
Ketentuan-ketentuan yang menjadi dasar hukum penyelenggaraan
Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi adalah:
a. UU Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Berdasarkan ketentuan UU No. 2 Tahun 1989 Pasal 39 dinyatakan
bahwa:
i) Isi kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran
untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang
bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan
nasional.
ii)Isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikah wajib
memuat:
Pendidikan Pancasila
Pendidikan Agama
Pendidikan Kewarganegaraan
b. UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
menetapkan kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat Pendidikan
Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, dan Bahasa.
c. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 30 Tahun
1990, menetapkan status Pendidikan Pancasila dalam kurikulum
pendidikan tinggi sebagai mata kuliah wajib untuk setiap program
studi dan bersifat nasional.
d. PP No. 60 Tahun 1999 tentang pendidikan tinggi menyatakan bahwa
Pancasila wajib diajarkan di perguruan tinggi.
e. Keputusan Dirjen Dikti No. 265/Dikti/Kep/2000 tentang
penyempurnaan Kurikukum Inti Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian Pendidikan Pancasila pada Perguruan Tinggi di
Indonesia.
f. Keputusan Mendiknas Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi, dan Nomor 45/U2002
tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi telah menetapkan
Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, dan Pendidikan
Kewarganegaraan menjadi kelompok mata kuliah pengembangan
kepribadian yang wajib diberikan dalam kurikulum setiap program
studi.
Kerajaan Hindu-Buddha
Pada abad ke-4 hingga abad ke-7 di wilayah Jawa Barat terdapat
kerajaan bercorak Hindu-Buddha, yaitu Kerajaan Tarumanagara yang
dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16. Pada abad ke-7
hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di
Sumatera. Penjelajah Tiongkok, I Ching, mengunjungi ibu kota Sriwijaya,
Palembang, sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya
menguasai daerah sejauh Jawa Barat dan Semenanjung Melayu. Abad ke-14
juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur,
Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada
berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya
adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu.
Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan dalam
kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.
iii) Soekarno
Presiden pertama Indonesia, Soekarno juga turut serta
merumuskan Pancasila. Dalam pidatonya di sidang
BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan
pidato yang berisi gagasan mengenai dasar negara yang
terdiri dari lima butir gagasan.
Gagasan tersebut adalah:
Kebangsaan Indonesia
Internasionalisme dan perikemanusiaan
Mufakat atau demokrasi
Kesejahteraan sosial
Ketuhanan yang Maha Esa
Selain itu, Soekarno juga mengusulkan tiga dasar negara
yang diberi nama Ekasila, Trisila, dan Pancasila. Di mana
akhirnya dasar negara yang dipilih adalah Pancasila.
"... Pancasila adalah dasar negara dan harus kita pertahankan sebagai
dasar negara jika tidak mau mengalami bahaya besar terpecahnya
negara ini... jangan ada sesuatu partai berkata Pancasila asasku. PNI
ini tetaplah pada asas Marhaenisme, olah karena itulah PNI
mempertahankan Pancasila, tetapi jangan berkata PNI berdasar pada
Pancasila. Sebab jikalau dikatakan Pancasila adalah ideologi partai,
maka lalu partai-partai lain tidak mau...".
c. Identitas Nasional
i) Pengertian Identitas
Dalam pendekatan sosiologi dan antropologi, identitas
sendiri mengacu pada ciri-ciri ataupun sifat khas yang ada pada
sesuatu. Identitas ini tidak hanya dimiliki oleh individu, tetapi
juga kelompok.Tidak jarang kan kita melihat bahwa pada suatu
komunitas, terdapat ciri-ciri tertentu yang membedakannya
dengan kelompok lain. Ciri tersebut dimiliki oleh hampir semua
orang yang ada pada kelompok tersebut. Hal inilah yang disebut
sebagai identitas kelompok.
Sebagaimana yang sudah kita singgung diawal mengenai
asal kata identitas nasional dan penjabaran mengenai identitas
kelompok. Identitas nasional Indonesia sendiri berada pada
level makro yang ada diatas identitas-identitas lainnya. Identitas
nasional sendiri merupakan pembeda antara suatu negara
dengan negara lainnya. Harapannya, semua masyarakat di
negara tersebut memiliki nilai yang sejalan dengan identitasnya.
Contohnya adalah negara Kanada yang identik dengan
penduduknya yang ramah, Singapura dengan peraturan yang
ketat dan penataan ruangnya yang rapih, atau Indonesia yang
identik dengan budayanya yang sangat kaya seperti makanan
rendang, tarian-tarian tradisional, hingga lagu-lagu daerah kita
yang sangat banyak. Oleh karena itu, kita dapat menarik
kesimpulan bahwa secara umum, definisi luas dari identitas
nasional sendiri adalah sebagai jati diri, penciri, atau sifat unik
yang tumbuh dan berkembang di suatu negara sehingga dapat
menjad pembeda dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
Namun, harus kita sadari bersama bahwa sebuah negara-
bangsa adalah konsep sosio-politik yang sangat dinamis.
Indonesia sendiri sebagai negara yang majemuk dan
menjunjung Bhinneka Tunggal Ika memiliki banyak sekali
identitas, baik secara bahasa, etnis, agama, ras, ataupun tradisi.
Oleh karena itu, identitas nasional bangsa Indonesia pada
dasarnya adalah kristalisasi dari kumpulan identitas-identitas
yang heterogen tersebut.
ii) Tujuan dan Manfaat Adanya Identitas Nasional
Identitas nasional bertujuan untuk mempertahankan
kesatuan sebuah negara, pembeda dari negara lain, landasan
negara, dan alat pemersatu bangsa. Indonesia memiliki berbagai
macam suku, ras, agama dan kebudayaan. Identitas nasional
kemudian hadir untuk mempersatukan keberagaman masyarakat
tersebut. Identitas nasional juga menjadi salah satu ciri khas
sebuah negara. Dari ciri khas tersebut, Indonesia dapat mudah
dikenali oleh negara-negara lain yang ada di dunia.
Selain itu, Identitas Nasional juga menjadi landasan negara
Indonesia. Landasan negara Indonesia adalah Pancasila yang
berasal dari budaya dan kebiasaan masyarakat Indonesia yang
kemudian dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Identitas nasional tercipta dari
berbagai macam faktor yakni agama yang menciptakan ideologi
yang menciptakan sebuah identitas, tokoh bangsa dan pemimpin
bangsa yang berperan penting yang dianggap sebagai simbol
persatuan dan sejarah bangsa yang dapat mempengaruhi pola
pikir masyarakat terhadap masa lalu yang telah dialaminya.
A. Kesimpulan
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki keragaman pada
masyarakatnya. Ada banyak suku, agama, ras, kelompok maupun budaya di
dalamnya. Namun, semua itu bisa disatukan dengan Pancasila. Pada dasarnya
keberagaman suku bangsa, bahasa, dan budaya di Indonesia lahir lebih dulu
ketimbang negara Indonesia. Karena itu dibutuhkan pondasi yang kuat untuk
menyatukan dan melindung keberagaman, yaitu Pancasila itu sendiri.
Demikian disampaikan Dr. Listiyono Santoso, S.S., M.Hum., Wakil Dekan
Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
Airlangga (Unair) pada "Kursus Kader kebangsaan Tingkat Dasar Gen Z" yang
digelar di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) beberapa waktu lalu. Menurutnya,
negara Indonesia adalah rumah yang nyaman untuk keberagaaman suku bangsa,
ras dan agama, karena sangat kuatnya pondasi Pancasila dan pilar kebangsaan.
Baca juga: Arti Pengamalan Sila Ke-4 Pancasila, Siswa Harus Paham Namun
sebaliknya, ia mengatakan situasi kebangsaan Indonesia saat ini berada pada titik
krusial yang memperlemah wawasan kebangsaan, yakni menguatnya intoleransi
sosial, radikalisme dan primordialisme.
Itulah sebabnya, menguatkan wawasan kebangsaan pada masyarakat
Indonesia sangat penting untuk dilakukan. "Apa wawasan kebangsaan itu? Yakni
cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungan yang mengutamakan
persatuan dan kesatuan," terangnya seperti dikutip dari laman Unesa, Sabtu
(19/12/2020). "Tentu dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara.
Generasi muda harus paham wawasan kebangsaan sebagai kekuatan
mempersatukan bangsa," imbuhnya. Dijelaskan, berbicara tentang bangsa, maka
berbicara pula tentang budaya. Ia mengatakan bangsa Indonesia adalah sebuah
komitmen dan kesepakatan yang terdiri atas berbagai etnik dan pemeluk agama
yang tersusun menjadi satu kesatuan. Adapun setiap suku bangsa memiliki ciri
atau karakter tersendiri, dalam aspek sosial maupun budaya. "Generasi muda
diharapkan mampu melestarikan budaya yang telah menjadi karakter bangsa,"
tegasnya. Untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, maka seluruh
generasi muda harus:
1. Bangga menjadi warga negara Indonesia
2. Turut menjadi bagian dari pewaris budaya
3. Lebih mengenal budaya dari etnik lain baca juga: Begini Cara Tanamkan
Nilai-nilai Pancasila pada Anak Usia Dini
4. Menguatkan identitas bangsa serta mengharumkan nama bangsa melalui
prestasi
Melihat begitu besarnya hati dan jiwa para pahlawan akan masa depan
bangsa, di tengah rumitnya situasi yang mencekam, kita sebagai generasi milenial
tidak bisa hanya duduk dan menikmati kemerdekaan saat ini, namun kita kaum
milenial harus mampu berperan aktif mewujudkan Indonesia yang
harmoni/damai/adil melalui pengahayatan nilai-nilai luhur Pancasila dalam
realitas kehidupan sehari-hari kita sebagai kaum milenial.
Jika ditinjau lebih jauh, generasi milenial kini berada di usia produktif yang
memiliki peranan penting untuk kelanjutan kehidupan berbangsa dan bernegara
di masa depan. Berkembang pesatnya globalisasi dan digitalisasi menjadikan
generasi ini unggul dalam hal kreativitas dan kemudahan dalam menghubungkan
dirinya dengan dunia luar dirinya. Sayangnya, keunggulan ini banyak dilihat
milenial sebagai sesuatu yang membuka ruang untuk menginginkan segalanya,
serba instan dan interaksi antarbudaya yang terbuka mengakibatkan generasi ini
mudah dipengaruhi oleh pikiran dan perilakunya. Perilakunya dinamis dan
fleksibel. Maka di titik inilah Pancasila relevan dan berperan penting untuk kita
generasi milenial.
Eksistensi Pancasila menurut generasi milenial dapat menjadi jembatan emas
untuk kaum milenial membangun batas apa yang bisa diterima dari pengaruh luar
yang merugikan dan tidak etis-negatif. Dengan luar biasanya ideologi Pancasila
kita menempatkan “Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai sila ke-1 berguna untuk
memperingatkan generasi milenial bahwa ada Tuhan sebagai pusat dari kehidupan
segala sesuatu dalam bentangan dunia ini. Kecanggihan teknologi tidak akan
pernah menggantikan kehebatan Tuhan dan memiliki iman yang kuat
pada Tuhan menjadi sebuah keharusan (keniscayaan). Generasi Milenial harus
sadar bahwa semuanya milik Tuhan, sehingga kesombongan dalam diri manusia
bisa terminimalisir dan berusaha untuk selalu mengambil manfaat positif dalam
setiap kemudahan, bukan untuk mengambil kekuasaan apalagi menggunakan
kekuasaan secara sewenang-wenang dalam kekuasaan. Kekuasaan Tuhan
melampaui kekuasaan manusia.
Pancasila harus dijadikan acuan bagaimana generasi milenial juga dalam
menjalani hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam relevansinya
dengan sila ke-2. Di mana kaum milenial Indonesia harus dengan bijaksana,
harus selalu adil dalam pikiran dan perilaku etis pada sesama, tidak
menggampangkan segala sesuatu dan terus berbuat kebaikan yang mementingkan
kepentingan umum demi cita-cita bonum commune (kebaikan bersama).
Generasi milenial harus sadar diri untuk selalu bersinergi menciptakan
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia (sila ke-3) melalui sikap toleransi akan
perbedaan dan memegang teguh pendirian yang tidak bisa diacak oleh bangsa
luar. Sesama bangsa Indonesia, generasi milenial harus bergotong royong
mengangkat derajat bangsa Indonesia lebih tinggi darpada negara lain untuk
menunjukkan bahwa Indonesia bukan negara lemah yang gampang terjajah, tapi
negara yang kuat karena generasi penerusnya mampu bersatu memajukan
Indonesia lebih baik di tengah tantangan global masa kini.
Generasi muda milenial juga harus bersikap demokratis dengan
mementingkan aspek musyawarah untuk mufakat dalam pengambilan keputusan
(sila ke-4). Keputusan tidak boleh diambil secara otoriter namun hasil
kesepakatan dan musyawarah bersama. Juga sila kelima anak muda milenial
harus mengusahakan keaadilan sosial. Perlu mengkritik struktur social, ideologi,
politik dalam negara dan masyarakat yang menciptakan ketidakadilan social bagi
rakyat Indonesia.
Maka dari itu, pada hakikatnya generasi milenial harus terus memelihara dan
mengamalkan Pancasila dalam kehidupan nyata sehari-hari. Melalui pendidikan,
generasi milenial harus sadar bahwa nilai-nilai Pancasila yang ditanam, seperti
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, gotong royong, musyawarah untuk mufakat,
keadilan sosial, patriotisme, nasionalisme, menghormati perbedaan bukan hanya
untuk dihafal, namun terlebih dan paling penting adalah untuk diterapkan pada
diri sendiri dan menebarkannya kepada generasi milenial lain yang sama-sama
berperan penting dalam menciptakan Indonesia yang damai, aman dan tentram.
Marilah kita maju ke depan dengan membawa obor yang dapat menyalakan api
semangat membangun Indonesia jaya pada kehidupan lebih baik lagi di masa
mendatang menuju keabadian.
B. Saran
B. Sumber Internet
https://www.suara.com/news/2021/03/30/131334/identitas-nasional-tujuan-dan-b
entuk-bentuknya?page=all#:~:text=Tujuan%20Identitas%20Nasional,%2C%20ra
s%2C%20agama%20dan%20kebudayaan.
https://www.google.com/search?q=dasar+hukum+pendidikan+pancasila&rlz=1C
1CHBF_enID920ID920&oq=dasar+hukum+pendidikan+pancasila&aqs=chrome.
0.0l10.5541j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://www.kompas.com/edu/read/2020/12/19/105653271/generasi-muda-seperti
-ini-mengimplementasikan-nilai-nilai-pancasila?page=all.
https://www.kompas.com/edu/read/2020/12/19/105653271/generasi-muda-seperti
-ini-mengimplementasikan-nilai-nilai-pancasila?page=all
https://nasional.kompas.com/read/2020/07/29/12263161/di-era-digital-perlu-strat
egi-tepat-kenalkan-pancasila-ke-generasi-milenial?page=all
https://mediaindonesia.com/opini/163965/nilai-nilai-pancasila-bagi-generasi-mile
nial-di-zaman-now
https://mediaindonesia.com/opini/163965/nilai-nilai-pancasila-bagi-generasi-mile
nial-di-zaman-now
https://binus.ac.id/character-building/pancasila/pancasila-di-mata-generasi-mileni
al/
https://www.suara.com/news/2021/03/30/131334/identitas-nasional-tujuan-dan-b
entuk-bentuknya?page=all#:~:text=Tujuan%20Identitas%20Nasional,%2C%20ra
s%2C%20agama%20dan%20kebudayaan.
https://www.suara.com/news/2021/03/30/131334/identitas-nasional-tujuan-dan-b
entuk-bentuknya?page=all#:~:text=Tujuan%20Identitas%20Nasional,%2C%20ra
s%2C%20agama%20dan%20kebudayaan.
https://www.unpad.ac.id/2020/08/perlu-strategi-khusus-mengamalkan-pancasila-
di-generasi-milenial/#:~:text=Penanaman%20nilai%20Pancasila%20pada%20gen
erasi,menjadi%20jati%20diri%20generasi%20milenial.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
A. Data Pribadi
1. Nama : Novi Saulina Simanungkalit
2. NIM 200802113
3. Tempat & Tanggal Lahir : Duri, 03 November 2001
4. Usia : 19 tahun
5. Kewarganegaraan : Indonesia
6. Status : Pelajar /Mahasiswa
7. Jenis Kelamin : Perempuan
8. Agama : Kristen Protestan
9. Alamat Asal : Jl. Washington Siahaan, Hinalang, Kec.
Balige, Kabupaten Toba Samosir, Kode
Pos 22312
10. Telepon & HP 082366182288
11. E-mail : novisimanungkalit29@gmail.com
12. Motto hidup : Be thankful and giving thanks is a key to
succes
C. Pengalaman Berorganisasi
- Ketua Kelas selama 4 Tahun di SDN 173527 Hinalang (2008-2012)
- BPH Kelas ( Bendahara) SMPN 4 Balige (2015-2016)
- BPH Kelas ( Sekretaris )SMAN 2 Balige (2018-2020)
- BPH ekstrakulikuler KIR IPA SMAN 2 Balige (2018-2019)
- BPH Peralatan olahraga Marchingband SMAN 2 Balige (2019-2020)
- Anggota Seksi Doa Paskah IMK USU (2021)
D. Riwayat Prestasi
- Juara 3 Umum (Team) Pekan Olahraga Wilayah Sumatera Utara Cabang
Olahraga Drumband Wilayah III Kota Pematang Siantar
- Juara 1 (Team) volly antar SMA se-kabupaten Toba Samosir
- Juara 1 (Team) Paduan Suara Naposobulung HKI Se-Kabupaten Toba
Samosir