Anda di halaman 1dari 6

Radionuklida

(Mata kuliah Kimia Inti Radiasi C)


D
I
S
U
S
U
N

Oleh : Kelompok 6
 Muhammad Arief Bijaksono
 Josua Pandiangan
 Ahmad Fauzi Damanik
 Ronni A. Siahaan
 Fina Imelda Audina
 Feby C. Y. Sipayung
 Farda Nata Syakira
 Tasya Dewi Ramadani
 Miftah A. R. K. Hakim
 Ragil T. Utami
 Jumaichi Enjela
 Theofanny A. J. Siahaan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DEPARTEMEN KIMIA
JURUSAN S-1 KIMIA
Radionuklida (nuklida radioaktif, radioisotop atau isotop radioaktif) adalah
suatu isotop memancarkan zat radioaktif atau memiliki energi nuklir yang berlebih,
sehingga membuatnya tidak stabil. Radionuklida dapat memancarkan radiasi seperti Sinar
alfa,sinar beta, atau sinar gamma.
Bagi masyarakat awam, kata radiasi selalu digambarkan dengan hal – hal yang buruk
seperti bom atom, kecelakaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), limbah
radioaktif, serta penyebab timbulnya penyakit kanker. Mereka cenderung takut akan
dempak dari radiasi. Mereka hanya melinai dari buruknya saja tanpa ingin memahami
radiasi secara menyeluruh. Pdahal radiasi juga memiliki hal baik yang dapat di
manfaatkan oleh banyak orang. Iradiasi gamma dan elektron merupakan cara yang paling
popular dimanfaatkan untuk sterilisasi di bidang kesehatan. dan pengawetan makanan
(Abraham et al. 2010, Maity et al. 2009, Kyriakos & Rignakos 2010, Mrad et al. 2010,
David et al. 2011). Selain itu, kedua cara tersebut dapat dimanfaatkan untuk surface
coating dan pembuatan heat shrinkable cable (Lucio et al. 2010, Mishra et al. 2008,
Chattopadhyay et al. 2000). Metode Irradiasi merupakan salah satu jenis pengawetan
bahan makanan yang menggunakan gelombang elektromagnetik

Apasih Sinar alfa, beta dan sinar gamma itu?

Sinar atau Peluruhan Alpha


Peluruhan Alpha adalah jenis peluruhan radioaktif di mana inti atom memancarkan
partikel alpha, dan dengan demikian mengubah (atau 'meluruh') menjadi atom dengan
nomor massa 4 kurang dan nomor atom 2 kurang. Namun, karena massa partikel yang
tinggi sehingga memiliki sedikit energi dan jarak yang rendah, partikel alfa dapat
dihentikan dengan selembar kertas (atau kulit).

Gambar Peluruhan Alpha

Sinar atau Peluruhan Beta


Peluruhan beta adalah jenis peluruhan radioaktif di mana partikel beta (elektron atau
positron) dipancarkan. Radiasi beta-minus (β⁻)terdiri dari sebuah elektron yang penuh
energi. radiasi ini kurang terionisasi daripada alfa, tetapi lebih daripada sinar gamma.
Elektron seringkali dapat dihentikan dengan beberapa sentimeter logam. radiasi ini terjadi
ketika peluruhan neutron menjadi proton dalam nukleus, melepaskan partikel beta dan
sebuah antineutrino. Radiasi beta plus (β+) adalah emisi positron. Jadi, tidak seperti β⁻,
peluruhan β+ tidak dapat terjadi dalam isolasi, karena memerlukan energi, massa neutron
lebih besar daripada massa proton. peluruhan β+ hanya dapat terjadi di dalam nukleus
ketika nilai energi yang mengikat dari nukleus induk lebih kecil dari nukleus. Perbedaan
antara energi ini masuk ke dalam reaksi konversi proton menjadi neutron, positron dan
antineutrino, dan ke energi kinetik dari partikel-partikel.

Gambar Peluruhan Beta


Sinar atau Radiasi Gamma
Radiasi gamma atau sinar gamma adalah sebuah bentuk berenergi dari radiasi
elektromagnetik yang diproduksi oleh radioaktivitas atau proses nuklir atau subatomik
lainnya seperti penghancuran elektron-positron. Radiasi gamma terdiri dari foton dengan
frekuensi lebih besar dari 1019 Hz. Radiasi gamma bukan elektron atau neutron sehingga
tidak dapat dihentikan hanya dengan kertas atau udara, penyerapan sinar gamma lebih
efektif pada materi dengan nomor atom dan kepadatan yang tinggi. Bila sinar gamma
bergerak melewati sebuah materi maka penyerapan radiasi gamma proporsional sesuai
dengan ketebalan permukaan materi tersebut.

Gambar Peluruhan gamma

Penggolongan Radionuklida
Radionuklida yang terdapat di dalam lingkungan berasal dari dua sumber yakni sumber
alami dan sumber buatan

- Radionuklida alami
Berdasarkan sumbernya, radionuklida alami secara garis besar dapat dibagi dalam dua
jenis, yaitu :
a. Radionuklida primordial
Didalam kerak bumi terdapat unsur alamiah primodial yaitu sejenis radioaktif
alam NORM (Naturally Occuring Radioactive Material) yang sudah terbentuk
semenjak terbentuknya planet bumi ini. Secara umum, radionuklida alam yang
dominan ditemukan didalam NORM adalah 238U, 232U, 226Th, 226Ra, 228Ra,
222Rn, 210Pb dan 210Po. Radiasi yang dipancarkan NORM merupakan campuran
partikel alfa, beta dan gamma. Isotop uranium mempunyai waktu paro sangat
panjang yaitu 4,5 x 109 tahun untuk 238U, 232Th yang mempunyai waktu paro
1,39 x 109 tahun yang merupakan unsur awal dari deret peluruhan Thorium, dan
40K dengan waktu paro 1,3 x 109 tahun (Benedict dan Pigford, 1981).
Radionuklida alam banyak terkandung dalam berbagai macam materi dalam
lingkungan, misalnya dalam air, tumbuhan, kayu, bebatuan, dan bahan bangunan.
Radionuklida primordial dapat ditemukan juga di dalam tubuh mausia.
b. Radionuklida kosmogenik
Radionuklida kosmogenik yang terjadi akibat interaksi antara radiasi kosmik
dengan udara. Pada saat radiasi kosmik masuk ke dalam atmosfer bumi, terjadi
interaksi dengan inti atom yang ada di udara menghasilkan berbagai macam
radionuklida. Radionuklida yang paling banyak dihasilkan adalah H-3 dan C-14.
Kecepatan peluruhan dan kecepatan pembentukan radionuklida seimbang,
sehingga secara teoritis jumlahnya di alam adalah tetap. Berdasarkan fenomena
tersebut, maka dengan mengukur kelimpahan C-14 yang ada dalam suatu benda,
dapat ditentukan umur dari benda tersebut dan metode penentuan umur ini
dinamakan penanggalan karbon (Carbon Dating).

- Radionuklida buatan
Radionuklida buatan dihasilkan dari pemanfaatan energi nuklir untuk berbagai tujuan
seperti pembangkit listrik tenaga nuklir maupun militer.
Berikut ini beberapa contoh radionuklida buatan yang terjadi akibat listrik tenaga nuklir
maupun percobaan nuklir.
- Radioanuklida yang Berhubungan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Energi
yang dihasilkan oleh proses peluruhan dapat digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga
nuklir. Dalam instalasi pembangkit listrik tenaga nuklir, faktor keselamatan radiasi
menjadi prioritas yang utama, dan dengan berkembangnya teknologi pembangkit listrik
tenaga nuklir, maka tingkat keselamatan radiasinya pun semakin tinggi.
- Radionuklida akibat Percobaan Senjata Nuklir Radioanuklida yang berasal dari jatuhan
radioaktif akibat percobaan senjata nuklir disebut fall out. Tingkat radioaktivitas dari fall
out yang paling tinggi terjadi pada tahun 1963 dan setelah itu jumlahnya terus menurun.
Hal itu disebabkan pada tahun 1962 Amerika dan Rusia mengakhiri percobaan senjata
nuklir di udara.
- Radionuklida dalam Kedokteran Radionuklida yang berasal dari radioisotop dalam
bidang kedokteran digunakan misalnya untuk diagnosis, terapi, dan sterilisasi alat
kedokteran. Uraian lengkap dari penggunaan radioaktivitas di bidang kedokteran dapat
dibaca pada pokok bahasan penggunaan radiasi dalam bidang kedokteran.
- Radionuklida dalam Bidang Pertanian Penggunaannya dalam bioteknologi, pembasmian
serangga atau penyimpanan bahan pangan, dan teknologi pelestarian lingkungan dibahas
dalam pokok bahasan penggunaan radiasi dalam produksi pertanian, kehutanan dan laut
(Ensiklopedi BATAN)

Implementasi radionuklida
Beberapa penerapan radionuklida dalam berbagai bidang, diantaranya yaitu :

Radioterapi sinar eksternal


Bidang pengobatan
Penggunaan kobalt-60 pada mesin teleterapi (radioterapi sinar eksternal), menghasilkan
pancaran sinar gamma yang diarahkan ke tubuh pasien untuk menghilangkan sel-sel
kanker atau tumor. 
Radioaktif yodium-131 atau I-131 yang digunakan dalam kanker tiroid dan
hipertiroidisme akibat hormon tiroksin yang terlalu banyak.
Teknesium-99m (Tc-99m) adalah isotop yang biasa digunakan dalam sejumlah
pemindaian pencitraan diagnostik medis. Salah satu alasannya yaitu karena memiliki
waktu paruh yang sangat cocok atau ideal bagi penyelidikan penyakit dalam tubuh
manusia. Apabila waktu paruh terlalu kecil, maka radioisotop terlalu sulit untuk dideteksi
(setelah disuntikkan, tidak lama kemudian akan hilang kereaktifannya). Sedangkan
apabila radioisotop yang disuntikkan memiliki waktu paruh yang besar, maka akan
berbahaya bagi tubuh. Teknesium-99m dapat untuk mendeteksi berbagai kondisi
termasuk cedera, infeksi, tumor, penyakit jantung, kelainan tiroid, kondisi ginjal,
mendeteksi stroke, dan penyakit demensi. Sifat radioaktif teknesium-99m juga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi kelenjar getah bening utama yang mengeringkan
kanker, seperti kanker payudara atau melanoma.

Bidang Industri
Bidang industri menggunakan radionuklida dalam berbagai cara untuk meningkatkan
produktivitas dan dalam beberapa kasus, digunakan untuk mendapatkan informasi yang
tidak dapat diperoleh dengan cara lain. Salah satu contoh penerapannya yaitu industrial
tracers. Radioisotop digunakan oleh produsen sebagai pelacak untuk memantau aliran
fluida dan filtrasi, mengukur keausan mesin atau korosi peralatan, dan juga untuk
mendeteksi pipa air yang tersumbat atau mengalami kebocoran pada pipa
minyak. Pelacak radioaktif (radiotracers) juga digunakan dalam industri minyak dan gas
untuk membantu menentukan luasnya ladang minyak.
Bidang pangan dan pertanian
Penerapan radionuklida dalam iridiasi makanan, yang dilakukan dengan cara penyinaran
terhadap pangan baik dengan menggunakan zat radioaktif maupun akselerator, sehingga
bakteri dapat terbunuh akibat terpapar oleh sinar gamma.Proses ini dapat untuk mencegah
terjadinya pembusukan dan kerusakan pangan serta meningkatkan umur simpan dari
produk makanan.
Diketahui bahwa sekitar 25% hingga 30% dari makanan yang dipanen mengalami
pembusukan sebelum dapat dikonsumsi. Masalah tersebut terutama terjadi di negara-
negara yang panas dan lembab. Sebagian besar negara-negara di dunia, melakukan
peningkatan penggunaan teknologi iradiasi untuk mengawetkan makanan. Lebih dari 60
negara di seluruh dunia telah memperkenalkan peraturan yang memungkinkan
penggunaan iradiasi untuk produk makanan, termasuk rempah-rempah, biji-bijian, buah,
sayuran, dan juga daging. Langkah ini dapat menjadi alternatif pengawetan makanan
dengan cara fumigan kimiawi—yang berpotensi berbahaya ketika digunakan untuk
membasmi serangga dari biji-bijian kering, kacang-kacangan, buah, dan rempah-rempah

Pesawat luar angkasa

Pemeriksaan RTG pesawat ruang angkasa Cassini sebelum diluncurkan


Radionuklida digunakan untuk menyediakan tenaga atau sumber daya pesawat ruang
angkasa, terutama melalui generator termoelektrik radioisotop (RTG) dan unit pemanas
radioisotop (RHU). Radioisotopic Thermoelectric Generators (RTG) menggunakan
panas yang dihasilkan oleh peluruhan radioaktif untuk menghasilkan tenaga listrik dan
sering menggunakan isotop plutonium sebagai sumber panas. RTG telah menjadi sumber
daya utama oleh antariksa Amerika Serikat sejak tahun 1961. 
Satu-satunya radioisotop yang cocok memenuhi kriteria dasar untuk digunakan dalam
misi luar angkasa adalah plutonium-238. Plutonium-238 memiliki waktu paruh 88 tahun
dan kepadatan daya tinggi, serta telah terbukti menjadi sumber panas yang sangat andal
dan aman di lebih dari dua lusin misi luar angkasa Amerika Serikat selama 50 tahun
terakhir.

Bidang lain
Dalam ilmu ekologi, radionuklida digunakan untuk melacak dan menganalisis polutan
dan mempelajari pergerakan air permukaan. Selain itu juga dapat digunakan untuk
mengukur limpasan air dari hujan maupun salju, serta dapat digunakan untuk mengukur
laju aliran sungai
Ahli geologi biasanya menggunakan metode penanggalan radiometrik,
berdasarkan peluruhan radioaktif alami dari unsur-unsur tertentu seperti kalium dan
karbon, yang digunakan untuk memperkirakan atau mengetahui tanggal terjadinya suatu
peristiwa di masa lampau. Ahli geologi juga menggunakan metode lain seperti resonansi
paramagnetik elektron dan thermoluminescence untuk menentukan usia batuan maupun
fosil.

Pendeteksi asap rumah tangga


Radionuklida sering digunakan di dalam detektor asap rumah. Radionuklida yang
digunakan adalah amerisum-241
Dampak atau pengaruh
Radionuklida yang masuk ke lingkungan memiliki risiko berbahaya sebagai kontaminasi
radioaktif. Radionuklida tersebut juga dapat menyebabkan kerusakan apabila digunakan
secara berlebihan, sehingga makhluk hidup yang terpapar dapat keracunan radiasi.
Potensi kerusakan kesehatan akibat paparan radionuklida bergantung pada sejumlah
faktor, dan dapat merusak fungsi jaringan atau organ. Contohnya pada manusia,
paparan radiasi dapat mengakibatkan kulit menjadi kemerahan dan rambut rontok,
bahkan dapat menimbulkan luka bakar radiasi dan sindrom radiasi akut. Selain itu,
paparan radiasi dalam jangka panjang dapat menyebabkan sel rusak dan bahkan
menyebabkan kanker. Tanda-tanda sel kanker mungkin baru muncul bertahun-tahun
atau bahkan puluhan tahun setelah terpapar. Risiko paparan radiasi tersebut berisiko
lebih tinggi untuk anak-anak dan remaja, karena mereka secara signifikan lebih sensitif
terhadap paparan radiasi dibandingkan orang dewasa.
Contoh lain yaitu pancaran radiasi memiliki efek positif pada pertumbuhan tanaman
pada tingkat radiasi yang lebih rendah, tapi dapat menimbulkan efek berbahaya pada
tingkat tinggi. Tanaman membutuhkan beberapa jenis radiasi non-pengion seperti sinar
matahari dalam proses fotosintesis. Meskipun radiasi matahari tersebut sangat penting
untuk kelangsungan hidup tumbuhan, namun beberapa bentuk radiasi non-pengion dan
pengion lainnya dapat merusak tumbuhan. Radiasi juga dapat mengganggu resistensi
stomata. Stomata merupakan lubang udara kecil di dalam daun tanaman yang juga
berperan dalam mengontrol air. Apabila terjadi banyak penguapan karena radiasi
intens. Kemudian apabila stomata tidak dapat terbuka dalam jangka waktu yang lama,
maka pertumbuhan tanaman akan terhambat.

Anda mungkin juga menyukai