Anda di halaman 1dari 8

Laporan Fisika

“Sumber radioaktif, radioaktivitas, pemanfaatan, dampak, dan proteksinya bagi


kehidupan”

Di susun oleh :
Lufni Nur Latifah
12 Gaza

SMAIT FITHRAH INSANI BALEENDAH


Jln. T Endung Suryaputra RT 04/13 Kec. Baleendah Kab. Bandung
Jawa Barat
A. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sumber radioaktif?
2. Apa yang dimaksud dengan radioaktivitas?
3. Apa saja sumber radioaktif, radioaktifitas, pemanfaatan, sumber, dan proteksinya bagi
kehidupan?
4. Bagaimana pengaplikasian sumber radioaktif, radioaktivitas, pemanfaatan, sumber,
dan proteksinya bagi kehidupan?

B. Pembahasan
1. Sumber Radioaktif
Sumber radioaktif adalah unsur yang bisa memancarkan radiasi karena sifatnya
yang tidak stabil. Sumber radioaktif ada yang bersifat alami dan buatan. Sumber
radiasi alami dipaparkan sebagai berikut:
• Radiasi benda-benda langit
Orang yang berada di lokasi yang lebih tinggi akan menerima radiasi yang
lebih besar karena semakin tipis lapisan udara yang dapat bertindak sebagai penahan
radiasi. Jadi, orang yang berada di puncak gunung akan menerima radiasi yang lebih
banyak daripada yang di permukaan laut. Begitupula orang yang bepergian dengan
pesawat terbang juga menerima lebih banyak radiasi.
• Radiasi dari kerak bumi
Bahan radioaktif utama yang ada dalam kerak bumi adalah Kalium-40,
Rubidium-87, unsur turunan dari Uranium-238 dan turunan Thorium-232. Besarnya
radiasi dari kerak bumi ini berbeda-beda karena konsentrasi unsur-unsur di tiap lokasi
berbeda, tetapi biasanya tidak terlalu berbeda jauh.
• Radiasi dari dalam tubuh
Manusia juga menerima pancaran radiasi dari dalam tubuhnya sendiri. Unsur
radioaktif ini kebanyakan berasal dari sumber kerak bumi yang masuk melalui udara
yang dihirup, air yang diminum ataupun makanan. Bahkan, air mengandung larutan
uranium radioaktif dan thorium. Namun, jumlahnya sangat kecil. Unsur yang
meradiasi manusia dari dalam ini kebanyakan berupa tritium, Carbon-14, Kalium-40,
Timah Hitam (Pb-210) dan Polonium-210. Radiasi internal ini umumnya merupakan
11% total radiasi yang diterima seseorang.
Untuk sumber radioaktif buatan, sekarang ini telah banyak digunakan di berbagai
bidang, seperti kesehatan, industri, dan pertambangan. Yang dipaparkan sebagai
berikut:
• Radiasi dari tindakan medik
Dalam bidang kedokteran radiasi digunakan sebagai alat pemeriksaan
(diagnosis) maupun penyembuhan (terapi). Pemindai sinar-X atau Roentgen
merupakan alat diagnosis yang paling banyak dikenal dan dosis radiasi yang diterima
dari roentgen ini merupakan dosis tunggal (sekaligus) terbesar yang diterima dari
radiasi buatan manusia. Tindakan medik ini menyumbang 96% paparan rata-rata
radiasi buatan pada manusia sehingga jumlah dan jenis sinar-X yang diterima harus
dibatasi. Mesin pemindai sinar-X, mammografi dan CT (Computerized Axial
Tomography) Scanner meningkatkan dosis radiasi buatan pada manusia. Untuk
kepentingan tindakan medik yang menggunakan cobalt-60, dinding kamar tempat
penggunaan zat radioaktif jenis ini harus memiliki ketebalan khusus.
• Radiasi dari reaktor nuklir
Banyak orang beranggapan bahwa tinggal di sekitar pembangkit listrik tenaga
nuklir akan menyebabkan terkena radiasi yang tinggi. Meskipun di dalam reaktor
terdapat banyak sekali unsur radioaktif, tetapi sistem keselamatan reaktor membuat
jumlah lepasan radiasi ke lingkungan sangat kecil. Dalam kondisi normal, seseorang
yang tinggal di radius 1-6 km dari reaktor menerima radiasi tambahan tak lebih
daripada 0,005 milisievert per tahun. Nilai ini jauh lebih kecil daripada yang diterima
dari alam (kira-kira 2 milisievert per tahun) atau 1/400 nilai radiasi dari alam
Sumber radioaktif adalah sejumlah radionuklida yang memancarkan radiasi
pengion ; biasanya satu atau lebih jenis radiasi sinar gamma , partikel alfa , partikel
beta , dan radiasi neutron .
a. Sinar gamma , atau radiasi gamma (simbol γ atau {\ displaystyle \ gamma}\
gamma ), adalah bentuk penetrasi radiasi elektromagnetik yang timbul dari
peluruhan radioaktif inti atom . Ini terdiri dari gelombang elektromagnetik
dengan panjang gelombang terpendek dan karenanya memberikan energi foton
tertinggi. Paul Villard , seorang ahli kimia dan fisikawan Prancis, menemukan
radiasi gamma pada tahun 1900 saat mempelajari radiasi yang dipancarkan oleh
radium . Pada tahun 1903, Ernest Rutherford menamai radiasi sinar gamma ini
berdasarkan penetrasi materi yang relatif kuat; pada tahun 1900 ia telah
menyebutkan dua jenis radiasi peluruhan yang kurang tembus (ditemukan oleh
Henri Becquerel ) sinar alfa dan sinar beta dalam urutan daya tembus naik.
Sinar gamma dipancarkan selama fisi nuklir dalam ledakan nuklir.
Panduan NASA untuk spektrum elektromagnetik menunjukkan frekuensi yang
tumpang tindih antara sinar-X dan sinar gamma
Sinar gamma dari peluruhan radioaktif berada dalam kisaran energi dari beberapa
kiloelektronvolt ( keV ) hingga sekitar 8 megaelektronvolt (~ 8 MeV ), sesuai
dengan tingkat energi tipikal dalam inti dengan masa hidup yang cukup lama.
Spektrum energi sinar gamma dapat digunakan untuk mengidentifikasi
radionuklida yang membusuk menggunakan spektroskopi gamma . Sinar gamma
berenergi sangat tinggi dalam kisaran 100–1000 teraelectronvolt ( TeV ) telah
diamati dari sumber-sumber seperti microquasar Cygnus X-3 .
Sumber alami sinar gamma yang berasal dari Bumi sebagian besar berasal dari
peluruhan radioaktif dan radiasi sekunder dari interaksi atmosfer dengan partikel
sinar kosmik . Namun, ada sumber alami langka lainnya, seperti kilatan sinar
gamma terestrial , yang menghasilkan sinar gamma dari aksi elektron pada inti.
Sumber sinar gamma buatan yang terkenal termasuk fisi , seperti yang terjadi di
reaktor nuklir , dan eksperimen fisika energi tinggi , seperti peluruhan pion netral
dan fusi nuklir .
Sinar gamma dan sinar-X adalah radiasi elektromagnetik, dan karena keduanya
tumpang tindih dalam spektrum elektromagnetik , terminologi bervariasi di antara
disiplin ilmu. Dalam beberapa bidang fisika, mereka dibedakan berdasarkan
asalnya: Sinar gamma diciptakan oleh peluruhan nuklir, sedangkan dalam kasus
sinar-X, asalnya berada di luar nukleus. Dalam astrofisika , sinar gamma secara
konvensional didefinisikan memiliki energi foton di atas 100 keV dan merupakan
subjek astronomi sinar gamma , sedangkan radiasi di bawah 100 keV
diklasifikasikan sebagai sinar-X dan merupakan subjek astronomi sinar-X .
Konvensi ini berasal dari sinar-X buatan manusia purba, yang memiliki energi
hanya hingga 100 keV, sedangkan banyak sinar gamma dapat menuju ke energi
yang lebih tinggi. Sebagian besar sinar gamma astronomi disaring oleh atmosfer
bumi.
Sinar gamma adalah radiasi pengion dan karenanya berbahaya secara biologis.
Karena daya penetrasi yang tinggi, mereka dapat merusak sumsum tulang dan
organ dalam. Tidak seperti sinar alfa dan beta, sinar ini dengan mudah melewati
tubuh dan dengan demikian menimbulkan tantangan proteksi radiasi yang berat,
membutuhkan pelindung yang terbuat dari bahan padat seperti timah atau beton.
Sinar gamma tidak dapat dipantulkan dari cermin dan panjang gelombangnya
sangat kecil sehingga dapat melewati atom-atom dalam detektor. Artinya,
detektor sinar gamma sering kali mengandung berlian yang padat.
b. Partikel alfa , juga disebut sinar alfa atau radiasi alfa , terdiri dari dua proton dan
dua neutron yang terikat bersama menjadi sebuah partikel yang identik dengan
inti helium-4 . Mereka umumnya diproduksi dalam proses peluruhan alfa , tetapi
juga dapat diproduksi dengan cara lain. Partikel alfa diberi nama setelah huruf
pertama dalam alfabet Yunani , α . Simbol untuk partikel alfa adalah α atau α 2+ .
Karena identik dengan inti helium, kadang-kadang juga ditulis sebagai He 2+
atau 4
Partikel alfa, seperti inti helium, memiliki spin bersih nol. Karena mekanisme
produksinya dalam peluruhan radioaktif alfa standar, partikel alfa umumnya
memiliki energi kinetik sekitar 5 MeV , dan kecepatan sekitar 4% kecepatan
cahaya . Mereka adalah bentuk radiasi partikel yang sangat terionisasi , dan (bila
dihasilkan dari peluruhan alfa radioaktif) biasanya memiliki kedalaman penetrasi
yang rendah (dihentikan oleh beberapa sentimeter udara , atau oleh kulit ).
Namun, yang disebut partikel alfa jarak jauh dari fisi terner adalah tiga kali lebih
energik, dan menembus tiga kali lebih jauh. Inti helium yang membentuk 10-12%
sinar kosmik juga biasanya memiliki energi yang jauh lebih tinggi daripada yang
dihasilkan oleh proses peluruhan nuklir, dan dengan demikian mampu menembus
tinggi dan mampu melintasi tubuh manusia dan juga perisai padat yang padat
hingga beberapa meter. , tergantung energinya. Pada tingkat yang lebih rendah,
ini juga berlaku untuk inti helium berenergi sangat tinggi yang dihasilkan oleh
akselerator partikel.
c. Partikel beta , juga disebut sinar beta atau radiasi beta (simbol β ), adalah elektron
atau positron berenergi tinggi, berkecepatan tinggi yang dipancarkan oleh
peluruhan radioaktif inti atom selama proses peluruhan beta . Ada dua bentuk
peluruhan beta, peluruhan β - dan peluruhan β + , yang masing-masing
menghasilkan elektron dan positron. [2]
Radiasi alfa terdiri dari inti helium dan segera dihentikan oleh selembar kertas.
Radiasi beta , yang terdiri dari elektron atau positron , dihentikan oleh pelat
aluminium tipis, tetapi radiasi gamma membutuhkan pelindung oleh bahan padat
seperti timbal, atau beton. [1]
Partikel beta dengan energi 0,5 MeV memiliki jangkauan sekitar satu meter di
udara; jaraknya tergantung pada energi partikel. Partikel beta adalah jenis radiasi
pengion dan untuk tujuan proteksi radiasi dianggap lebih pengion daripada sinar
gamma , tetapi kurang pengion daripada partikel alfa . Semakin tinggi efek
ionisasi, semakin besar kerusakan pada jaringan hidup, tetapi juga semakin
rendah daya tembus radiasi.
d. Radiasi neutron adalah bentuk radiasi pengion yang muncul sebagai neutron
bebas . Fenomena khas adalah fisi nuklir atau fusi nuklir yang menyebabkan
pelepasan neutron bebas, yang kemudian bereaksi dengan inti atom lain untuk
membentuk isotop baru — yang selanjutnya dapat memicu radiasi neutron lebih
lanjut. Neutron bebas tidak stabil, meluruh menjadi proton , elektron , plus anti-
elektron-neutrino dengan rata-rata masa hidup 887 detik (14 menit, 47 detik)

2. Radioaktivitas
Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tidak stabil untuk memancarkan
radiasi dan berubah menjadi inti stabil.
Proses perubahan ini disebut dengan peluruhan dan inti atom yang tidak stabil
disebut radioisotop. Proses perubahan ini disebut dengan peluruhan dan inti atom
yang tak-stabil disebut radionuklida. Materi yang banyak mengandung radioisotop
disebut zat radioaktif. Materi yang mengandung radionuklida disebut zat radioaktif.
Radioaktivitas adalah yaitu peristiwa terurainya beberapa inti atom tertentu secara
spontan yang diikuti dengan pancaran partikel alfa (inti helium), partikel beta
(elektron), atau radiasi gamma (gelombang elektromagnetik gelombang pendek).
Sinar-sinar yang dipancarkan tersebut disebut sinar radioaktif, sedangkan zat yang
memancarkan sinar radioaktif disebut dengan zat radioaktif.
3. Pemanfaatan
a. Kegunaan di bidang kedokteran
Isotop Na-24 di dalam Natrium Clorida(NaCl) digunakan untuk meneliti
peredaran darah di dalam tubuh manusia. Selain itu juga ada Isotop I-131
yang mana digunakan untuk melihat cara kerja getah tiroid yang ada di dalam
kelenjar gondok. Tidak hanya itu, ada juga Isotop dari Fe-59 yang di gunakan
untuk menlihat kecepatan produksi sel darah merah di dalam tubuh seseorang.
Radioisotop juga bisa berfungsi sebagai sumber radiasi yang bisa digunakan
untuk terapi penyakit kanker. Terapi kanker tersebut dilakukan dengan
menggunakan radiosotop Co-60.
b. Kegunaan di bidang biologi
Isotop C-14 dan juga Isotop O-17 saat ini digunakan untuk mengamati
proses fotosintesis pada tanaman, Selain itu, Radioisotop dari Natrium dan
juga Kalium digunakan dalam penelitian permeabilitas selaput sel.
c. Kegunaan di bidang pertanian
Radiositop juga berperan penting di dalam bidang pertanian. Isotop P-32
digunakan untuk mengetahui cara pemupukan yang sesuai pada tanaman
tertentu. Selain itu, Isotop tsb juga digunakan untuk mengetahui kapan umur
tanaman yang baik dan siap diberikan pupuk.

Selain itu, fungsi radiasi unsur radioaktif juga berguna untuk:


 memberantas hama penyakit dengan mengurangi populasi serangga dengan
membuat serangga jantan mandul.
 Mendapatkan bibit tanaan unggul
 Mengawetkan hasil pertanian seperti bawang dan lobak agar tidak bertunas
saat disimpan,
a. Kegunaan di bidang arkeolog
Bagi para arkeolog, Radioisotop dari C-14 digunakan sebagai peruntut untuk
mengetahui berapa usia dari fosil yang ditemukan. Umur tanah, dan batuan juga
bisa diketahui dengan bantuan unsur radioaktif.
b. Kegunaan di bidang Kimia
Di dalam laboratorium, radioisotop digunakan dalam beberapa reaksi kimia.
Dalam reaksi esterifikasi yang membentuk ester dari asam karboksilat dan
alkohol. Selain itu digunakan juga pada reaksi fotosintesis di dalam laboratorium
menggunakan radioisotop O-18.
c. Dalam bidang Industri
a. Sinar radiasi juga sangat penting di dalam dunia produksi industri. Sinar
radioisotop yang mampu menembus logam padat dan membuat plat film jadi
hitam digunakan untuk mendeteksi apakah ada keretakan dan juga mengukur
ketebalan pada benda-benda padat. Kongkritnya, radioisotop digunakan
untuk:
 Mengukur ketebalan kaca
 Menguji kepadatan benda tanpa merusak benda tersebut
 Mengukur ketebalan kertas
 Menjaga produksi timah dalam pembuatan kaleng
 Mengawetkan benda-benda dari kayu seperti kerajinan tangan
 Untuk mengukur efektifitas oli dan aditif pada mesin
4. Dampak zat Radioaktif
Unsur radioaktif yang mampu secara spontan memancarkan sinar radiasi ini
ternyata tidak hanya memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, namun juga
memberikan resiko yang berbahaya bagi tubuh manusia. Efek radiasi dari zat
radioaktif ini memberikan dampak negatif pada organ-organ tubuh kita yang
sensitif seperti mata, fungsi reproduksi, tulang belakang. Akibat yang dapat
ditimbulkan dari sinar radioaktif ini adalah:
 Terjadi kerusakan genetis. Bisa membuat kemandulan pada sistem reproduksi
atau terjadi keainan pada keturunannya seperti cacat.
 Kerusakan lensa mata seperti katarak.
 Resiko kanker darah atau biasa disebut leukimia
 Terjadi kerusakan kulir atau sarcoma
 Kerusakan pada sistem syaraf.
 Kerusakan pada sel pembentuk sel darah merah
5. Proteksi
Proteksi dan Pengendalian Bahaya Sinar Radioaktif untuk mencegah
terjadinya kecelakaan radioaktif dan paparan sinar radioaktif yang melebihi dosis
yang diperkenankan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proteksi dan
pengendalian bahaya sinar radioaktif di atom dan kesesuaiannya dengan Norma
K3 serta peraturan perundangan yang terkait. Dasar pemikiran ini adalah bahwa
pemanfaatan sinar radioaktif di bidang industri memiliki faktor bahaya yang
sangat besar meskipun potensi bahaya yang ditimbulkan relative kecil. Oleh
karena itu perlu adanya proteksi dan pengendalian bahaya radioaktif.
C. Kesimpulan
Radioaktif merupakan suatau sumber daya terbarukan yang memiliki banyak kegunaan
seperti contoh dalam bidang kedokteran, pertanian, arkeolog, kimia, biologi, fiskia dan
lain lain. Namum disamping memiliki banyak kegunaan ternyata radioaktif juga memiliki
banyak efek samping jika terpapar terlalu lama sebut saja mutasi. Radiaktivan
memancarkan sinar a,b,y dimana sinar tersebut sangat berbahaya bagi tubuh, hal ini biasa
disalah gunakan untuk dijadikan senjata pemusnah yang dapat menghancurkan umat
manusia seperti bom atom dan nuklir.
D. Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Radioaktif
http://www.batan.go.id/ensiklopedi/08/01/01/03/07-01-01-03_edit.html

Anda mungkin juga menyukai