Anda di halaman 1dari 40

RADIOKTIVITA

S
Nama-nama Kelompok:
Daniel Laurensius
Etika Nyaman Giawa
Bunga N Aruan
Tris Kurniawati Laia
A. DEFENISI RADIOAKTIVITAS

Radioaktivitas adalah sifat alami


dari unsur kimia yang memiliki
nomor atom di atas 83 dan unsur
lain yang mungkin saja terkena
induksi. Radioaktivitas merupakan
pancaran korpuskular atau radiasi
elektromagnetik sebagai akibat
peluruhan inti suatu atom
B. PENEMUAN RADIOAKTIVITAS
 Radioaktivitas ditemukan oleh H. Becquerel
pada tahun 1896. Becquerel menamakan
radiasi dengan sinar uranium.

Henri Becquerel menyatakan bahwa dari


material alam telah ditemukan sinar
radioaktif yang sama dengan sinar � X.
Penemuan ini kemudian diikuti oleh Pierre
dan Marie Curie yang menemukan radium
(Ra) dan polonium (Po).
 Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut
dengan mengukur aliran listrik dari proses
ionosasi diketahui bahwa sinar radioaktif ini
mempunyai sifat yang sama dengan sinar �
X , yaitu mampu mengionisasi di udara. Sinar
radioaktif ini disebut sinar unsur Uranium
atau disebut juga sinar Becquerel.
C. ISOTOP RADIOAKTIF
 Radionuklida (nuklida radioaktif,
radioisotop atau isotop radioaktif) adalah
suatu isotop memancarkan zat radioaktif
 atau memiliki energi nuklir yang berlebih,
sehingga membuatnya tidak stabil.
Radionuklida dapat memancarkan radiasi
 seperti partikel alfa, partikel beta, atau 
sinar gamma.
 Radionuklida dapat terbentuk secara alamiah
 ataupun sengaja dibuat oleh manusia
 dengan menggunakan reaktor nuklir, 
akselerator partikel, atau generator
radionuklida.

Reaktor nuklir Akselerator


partikel/pemercepat
partike
 Radionuklida terbagi dalam tiga kategori, yaitu:

1. Radionuklida primordial
adalah nuklida yang ditemukan di bumi yang
telah ada saat sejak sebelum bumi ini terbentuk
2. Radionuklida sekunder
adalah isotop radiogenik yang berasal dari
peluruhan radionuklida primordial.
3. Radionuklida kosmogenik
atau Isotop kosmogenik adalah isotop yang
dihasilkan oleh interaksi sinar kosmik dengan inti
atom
D. RADIOAKTIVITAS ALAM DAN
BUATAN
radioaktivitas alam, yang
keberadaannya tanpa
keterlibatan manusia

Berdasarkan
asalnya

radioaktivitas buatan, yang


terjadi akibat kegiatan yang
dilakukan manusia.
a. Radioaktivitas Alam

1. Radioaktivitas primordial Pada litosfer,


banyak terdapat inti radioaktif yang sudah ada
bersamaan dengan terjadinya bumi, yang
tersebar secara luas yang disebut radionuklida
alam. Radionuklida alam banyak terkandung
dalam berbagai macam materi dalam
lingkungan, misalnya dalam air, tumbuhan,
kayu, bebatuan, dan bahan bangunan.
Radionuklida primordial dapat ditemukan juga
di dalam tubuh manusia. Terutama radioisotop
yang terkandung dalam kalium alam.
2. Radioaktivitas yang berasal dari radiasi
kosmik Pada saat radiasi kosmik masuk ke
dalam atmosfer bumi, terjadi interaksi
dengan inti atom yang ada di udara
menghasilkan berbagai macam radionuklida.
Yang paling banyak dihasilkan adalah H-3 dan
C-14. Kecepatan peluruhan dan kecepatan
pembentukan radionuklida seimbang,
sehingga secara teoritis jumlahnya di alam
adalah tetap.
 Berdasarkan fenomena tersebut, maka
dengan mengukur kelimpahan C-14 yang
ada dalam suatu benda, dapat
ditentukan umur dari benda tersebut dan
metode penentuan umur ini dinamakan
penanggalan karbon Carbon Dating.
b. Radioaktivitas Buatan

1. Radioaktivitas yang berhubungan dengan


pembangkit listrik tenaga nuklir Energi yang
dihasilkan oleh proses peluruhan dapat digunakan
sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir. Dalam
instalasi pembangkit listrik tenaga nuklir, faktor
keselamatan radiasi menjadi prioritas yang utama,
dan dengan berkembangnya teknologi pembangkit
listrik tenaga nuklir, maka tingkat keselamatan
radiasinya pun semakin tinggi.
2. Radioaktivitas dalam kedokteran. Radioaktivitas
yang berasal dari radioisotop dalam bidang kedokteran
digunakan misalnya untuk diagnosis, terapi, dan
sterilisasi alat kedokteran. Uraian lengkap dari
penggunaan radioaktivitas di bidang kedokteran dapat
dibaca pada pokok bahasan penggunaan radiasi dalam
bidang kedokteran.
3. Radioaktivitas dalam rekayasa teknologi
Penggunaan radiasi dalam bidang pengukuran
gauging, analisis struktur materi,
pengembangan bahan-bahan baru, dan
sebagai sumber energi dibahas dalam pokok
bahasan penggunaan radiasi dalam rekayasa
teknologi
4. Radioaktivitas dalam bidang
pertanian Penggunaannya dalam
bioteknologi, pembasmian serangga
atau penyimpanan bahan pangan, dan
teknologi pelestarian lingkungan
dibahas dalam pokok bahasan
penggunaan radiasi dalam produksi
pertanian, kehutanan dan laut
5. Radioaktivitas dalam bidang mikrobiologi
Penggunaan radiasi dalam bidang
mikrobiologi, identifikasi spesies protein,
pelabelan atau identifikasi komponen
permukaan bakteri, menelusuri transkripsi
dan translasi langkah yang terlibat dalam
pembuatan semua asam dan protein nukleat
virus atau bakteri, dan dapat membunuh
suatu bakteri karena sinar radioaktif yang
dapat merusak struktur sel dari bakteri.
E. PERUBAHAN
RADIOAKTIVITAS

Secara garis besar di bumi terdapat radionuklida alam


dan radionuklida buatan. Radionuklida alam dapat
dibagi menjadi radionuklida primordial, radiasi
kosmik, dan radionuklida yang muncul akibat interaksi
radiasi kosmik dengan unsur di udara (disebut
radionuklida kosmogenik).
Di pihak lain, radionuklida buatan
terdiri dari berbagai radionuklida,
terutama radionuklida yang
diakibatkan oleh pengoperasian
pembangkit listrik tenaga nuklir dan
percobaan nuklir. Kuantitas
radionuklida primordial dinyatakan
dengan kelimpahannya.
 Perubahan unsur radioisotop dari satu dan menjadi
yang lain, tidak akan menyebabkan jenis unsurnya
menjadi berbeda. Contohnya seperti unsur O
berubah menjadi unsur H. Unsur radioisotop masih
sejenis, hanya saja berbeda massa atomnya.
F. JENIS-JENIS RADIOAKTIVITAS
Berdasarkan partikel penyusunnya,
sinar radioaktif dibagi menjadi tiga,
yaitu sinar alfa, sinar beta, dan 
sinar gamma.
 1. Radioaktivitas Sinar Alfa (Sinar α)

Sinar alfa adalah sinar yang dipancarkan


oleh unsur radioaktif. Sinar ini ditemukan
secara bersamaan dengan penemuan
fenomena radioaktivitas, yaitu peluruhan inti
atom yang berlangsung secara spontan, tidak
terkontrol, dan menghasilkan radiasi. Sinar
alfa terdiri atas dua proton dan dua neutron.
 2. Radioaktivitas Sinar Beta (Sinar β)

Sinar beta merupakan elektron berenergi tinggi yang


berasal dari inti atom. Berikut ini beberapa sifat alamiah 
sinar beta.
a. Mempunyai daya ionisasi yang lebih kecil dari sinar alfa.
b. Mempunyai daya tembus yang lebih besar dari pada
sinar alfa.
c. Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan
magnet.

Sinar beta merupakan jenis radioaktivitas yang memiliki


muatan negatif.
3. Radioaktivitas Sinar Gamma (Sinar γ)
Sinar gamma adalah radiasi gelombang elektromagnetik yang
terpancar dari inti atom dengan energi yang sangat tinggi
yang tidak memiliki massa maupun muatan. Sinar gamma ikut
terpancar ketika sebuah inti memancarkan sinar alfa dan
sinar beta. Peluruhan sinar  gamma tidak menyebabkan
perubahan nomor atom maupun massa atom. Sinar gamma
memiliki beberapa sifat alamiah berikut ini.
 Sinar gamma tidak memiliki jangkauan maksimal di udara,
semakin jauh dari sumber intensitasnya makin kecil.
 Mempunyai daya ionisasi paling lemah.
 Mempunyai daya tembus yang terbesar.
 Tidak membelok dalam medan listrik maupun medan magnet.
 Sinar gama merupakan jenis radioaktivitas yang tidak
memiliki muatan postif maupun negatif.
Sinar gamma memiliki beberapa sifat alamiah
berikut ini.
a. Sinar gamma tidak memiliki jangkauan
maksimal di udara, semakin jauh dari sumber
intensitasnya makin kecil.
b. Mempunyai daya ionisasi paling lemah.
c. Mempunyai daya tembus yang terbesar.
d. Tidak membelok dalam medan listrik maupun
medan magnet.

Sinar gama merupakan jenis radioaktivitas yang


tidak memiliki muatan postif maupun negatif.
G. SATUAN RADIASI

Ionisasi dalam jaringan dapat juga dihasilkan oleh


radiasi selain foton, seperti alfa, beta, neutron, dan
proton. Oleh sebab itu perlu suatu satuan yang tidak
bergantung kepada macam radiasi, energi dan sifat
bahan penyerap, tetapi hanya bergantung pada
jumlah energi yang terserap per satuan massa bahan
yang disinari. Satuan tersebut disebut dosis serap.
Dosis serap, D, didefinisikan sebagai
jumlah energi yang diserahkan oleh
radiasi atau banyaknya energi yang
diserap oleh suatu bahan per satuan
massa bahan.
Beberapa satuan yang biasa digunakan dalam
dosis radiasi adalah:
R (Rongen)
Rad (Radiation absorbed dose)
Gy (Gray)
  
H. HUKUM-HUKUM RADIOAKTIVITASH

1. Hukum Peluruhan
Inti-inti isotop yang dengan sendirinya dapat
berubah menjadi inti isotop lain dengan jalan
memancarkan partikel-partikel alfa, beta dan
lainnya. Proses demikian disebut peluruhan
radioaktif. Radioaktif hanya tergantung pada
keadaan didalam inti isotop- isotop dan tidak
terpengaruh oleh keadaan-keadaan luar seperti
tekanan, temperatur, ikatan kimia dan lain
lain.
Unsur radioaktif adalah unsur yang tidak
stabil yang dapat memancarkan atau
menyerap baik energi ataupun partikel.
Oleh karena sifatnya yang tidak stabil,
maka unsur ini tidak dapat disimpan,
ataupun dengan kata lain, dia akan
meluruh sejak pertama terbentuk.
Sedangkan partikel atau energi yang
dikeluarkan umumnya mempunyai daya
tembus besar dan berupa sinar, sehingga
disebut sinar radioaktif.
Umumnya, jika sebuah bahan contoh mengandung N inti
radioaktif, maka dapat dinyatakan ciri statistic dari proses
peluruhan tersebut dengan mengatakan bahwa banyaknya
peluruhan per detik (- dN/dt) adalah sebanding dengan N,
atau dN/dt = -λ N dengan λ  adalah konstanta peluruhan
yang mempunyai nilai berbeda untuk setiap inti
radioaktif. Dengan menuliskan kembali persamaan diatas
sebagai
dN/N = -λ dt
dan kemudian mengintegralkannya, maka akan
menghasilkan:
N = No 
dalam hal ini No adalah banyaknya inti radioaktif pada
saat t = 0.
DERET PELURUHAN RADIOAKTIF
 Unsur-unsur radioaktif mengalami peluruhan dengan
cara memancarkan sinar alfa, beta, dan gamma yang
menghasilkan unsur baru yang pada umumnya juga
masih bersifat radioaktif. Unsur hasil transmutasi ini
akan meluruh lebih lanjut sehingga terjadi deret
peluruhan (deret radioaktif) yang berakhir setelah
terbentuk unsur stabil.
 Misalnya isotop radioaktif 92U235 meluruh
menjadi 90Th231 dengan memancarkan sinar α,
selanjutnya 90Th231 meluruh menjadi 91Pa231 dengan
memancarkan sinar β. Pemancaran sinar α dan sinar
β ini akan berlangsung terus hingga terbentuk inti
atom yang stabil yaitu 82Pb207.
Deret uranium adalah deret radioaktivitas yang
dimulai dengan peluruhan Uranium-235 dengan
cara peluruhan alfa. Semua unsur deret
uranium memiliki nomor massa 4n+2. Deret
uranium mencapai kestabilan pada unsur
Timbal-207.
Deret Thorium Deret thorium adalah
deret radioaktivitas yang dimulai
dengan peluruhan Thorium-232 dengan
cara peluruhan alfa. Semua unsur
anggota deret thorium memiliki nomor
massa 4 dan kelipatannya. Deret
thorium menguraikan penguraian
thorium menjadi unsur-unsur
dibawahnya hingga mencapai
kestabilan pada unsur timbal-208.
Deret Aktinium Deret actinium adalah deret
radiokativitas yang dimulai dengan peluruhan
alfa unsur uranium-235. Deret aktinium diberi
nama berdasarkan unsur yang petama kali
ditemukan, yaitu aktinium-227. Deret aktinium
mencapai kestabilannya pada unsur timbal-
207.
Deret Neptunium
Deret Neptunium adalah deret peluruhan
radioaktif yang diawali dengan peluruhan alfa
unsur neptunium-237. Deret neptunium mencapai
kestabilannya pada unsur bismuth-209. 

Anda mungkin juga menyukai