Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jika kita membaca berita-berita di media massa, kita dapat mengatakan
betapa sering orang membicarakan nuklir. Namun sayang, kebanyakan berita
nuklir tersebut berkaitan dengan senjata nuklir atau pencemaran radioaktif akibat
kebocoran instalasi suatu reaktor atom, sementara yang menyangkut manfaat lain
dari energi nuklir sangat jarang ditampilkan. Oleh karena itu, di lingkungan
masyarakat awam ikatan nuklir mempunya konotasi yang mengerikan. Padahal
energi nuklir juga bermanfaat apabila penggunaannya tidak berlebihan.
Pemahaman yang kurang tepat ini dilatarbelakangi oleh tragedi yang menimpa
Hirosima dan Nagasaki di Jepang, tempat pertama kalinya energi nuklir. Nuklir
diperkenalkan sebagai bom atom, suatu senjata pemusnah massal yang
mengerikan.
Reaksi nuklir merupakan reaksi yang melibatkan inti dari suatu atom.
Reaksi nuklir ada yang terjadi secara spontan ataupun buatan. Reaksi nuklir
spontan terjadi pada inti-inti atom yang tidak stabil. Zat yang mengandung inti
tidak stabil ini disebut zat radioaktif. Adapun reaksi nuklir tidak spontan dapat
terjadi pada inti yang stabil maupun inti yang tidak stabil. Reaksi nuklir disertai
perubahan energi berupa radiasi dan kalor. Berbagai jenis reaksi nuklir disertai
pembebasan kalor yang sangat dasyat, lebih besar dari suatu reaksi kimia biasa.
Unsur yang secara alami bersifat radioaktif banyak terdapat di alam.
Semua isotop yang bernomor atom diatas 83 bersifat radioaktif. Unsur yang
bernomor atom 83 atau kurang mempunyai isotop yang stabil kecuali teknesium
dan promesium. Isotop yang bersifat radioaktif disebut isotop radioaktif atau radio
isotop, yaitu isotop yang memancarkan radiasi. Sedangkan isotop yang tidak
radioaktif disebut isotop stabil. Dewasa ini, radioisotope dapat juga dibuat dari
isotop stabil. Jadi disamping radioisotop alami juga terdapat radioisotop buatan.
Pemanfaatan tekhnologi nuklir khususnya mengenai radioisotop adalah
pemanfaatan dalam bidang energy dan pemanfaatan di luar energi. Pemanfaatan di
luar energi misalnya pada reactor penelitian.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu radioisotop ?
2. Sifat-sifat apa saja yang dimiliki radioisotop ?
3. Apa saja yang termasuk sinar-sinar radioaktif?
4. Apa saja manfaat radioisotop dalam kehidupan sehari-hari?
5. Apa dampak dari penggunaan radioisotop?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui apa itu radioisitop
2. Mengetahui sifat-sifat radioisotop
3. Mengetahui sinar-sinar radioaktif
4. Mengetahui pemanfatan radioaktif dalam kehidupan sehari-hari.
5. Mengetahui dampak dari penggunaan radioisotop

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Radioisotop


Isotop berasal dari kata iso+topos yang berarti sama tepat dengan sistem
periodik. Isotop ialah dua atom atau lebih yang bernomor atom sama, tetapi
nomor massanya berbeda. Jumlah elektron setiap isotop sama, oleh sebab itu
isotop-isotop memiliki sifat kimia sama. Beberapa isotop mempunyai sifat
radioaktif. Teknologi yang memanfaatkan radioaktif dikenal dengan istilah
teknologi nuklir, sedangkan isotop yang bersifat radioaktif disebut radioisotop,
dan zat yang bersifat radioaktif disebut zat radioaktif. Radioisotop banyak
digunakan dalam bidang kesehatan, pertanian, perikanan, peternakan, arkeologi,
industri, hidrologi dan listrikan. Isotop yang bersifat radioaktif disebut isotop
radioaktif atau radioisotop, sedangkan isotop yang tidak radiaktif disebut isotop
stabil.
Radionuklida/ Radioisotop adalah isotop dari zat radioaktif yang mampu
memancarkan Radiasi. Radioisotop dapat terjadi secara lamiah maupun sengaja
dibuat manusia untuk reactor penelitian. (Herry,1997).
Pengunaan radioisotop sebagai perunut didasarkan pada ikataan bahwa isotop
radioaktif mempunyai sifat kimia yang sama dengan isotop stabil.
Jadi suatu isotop radioaktif melangsungkan reaksi kimia, yang sama seperti isotop
stabilnya ( Jalil, 2000).

2.2 Sifat Sifat Radio Isotop


Peran radioisotop sebagai pencari jejak tidak terlepas dari sifat-sifat khas
yang dimilikinya.
Pertama, radioisotop memancarkan radiasi manapun dia berada dan
mudah dideteksi. Radioisotop ibarat lampu yang tidak pernah padam senantiasa
memancarkan cahayanya.Radioisotopdalam jumlah sedikit sekali pun
dapatdengan mudah diketahui keberadaannya. Dengan teknologi pendeteksian
radiasi saat ini, radioisotop dalam kisaran pikogram (satu per satu trilyun gram)
pun dapat dikenali dengan mudah. Sebagai ilustrasi, jika radioisotop dalam bentuk

3
carrier free (murni tidak mengandung isotop lain) sebanyak 0,1 gram saja dibagi
rata ke seluruh penduduk bumi yang jumlahnya lebih dari 5 milyar, jumlah yang
diterima oleh masing-masing orang dapat diukur secara tepat.
Kedua, laju peluruhan tiap satuan waktu (radioaktivitas) hanya merupakan
fungsi jumlah atom radioisotop yang ada, tidak dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan baik temperatur, tekanan, pH dan sebagainya. Penurunan
radioaktivitas ditentukan oleh waktu paro, waktu yang diperlukan agar intensitas
radiasi menjadi setengahnya. Waktu paro ini merupakan bilangan khas untuk tiap-
tiap radioisotop. Misalnya karbon-14 memiliki waktu paro 5.730 tahun, sehingga
radioaktivitasnya berkurang menjadi separonya setelah 5.730 tahun berlalu.
Seluruh radioisotop yang telah berhasil ditemukan telah diketahui pula waktu
paronya. Waktu paro radioisotop bervariasi dari kisaran milidetik sampai ribuan
tahun. Waktu paro ini merupakan faktor penting dalam pemilihan jenis
radioisotop yang tepat untuk keperluan tertentu.
Ketiga, intensitas radiasi ini tidak bergantung pada bentuk kimia atau
senyawa yang disusunnya. Hal ini dikarenakan pada reaksi kimia atau ikatan
kimia yang berperan adalah elektron, utamanya elektron pada kulit atom terluar,
sedangkan peluruhan radioisotop merupakan hasil dari perubahan pada inti atom.
Keempat, radioisotop memiliki konfigurasi elektron yang sama dengan
isotop lain sehingga sifat kimia yang dimiliki radioisotop sama dengan isotop-
isotop lain dari unsur yang sama. Radioisotop karbon-14, misalnya, memiliki
karakteristik kimia yang sama dengan karbon-12.
Kelima, radiasi yang dipancarkan, utamanya radiasi gamma, memiliki
daya tembus yang besar. Lempengan logam setebal beberapa sentimeter pun dapat
ditembus oleh radiasi gamma, utamanya gamma dengan energi tinggi. Sifat ini
mempermudah dalam pendeteksian.

2.3 Zat Radio Aktif dan Radio Isotop


Pada tahun 1895, W.C. Rontgen menemukan bahwa tabung sinar katode
mengahasilkan suatu radiasi berdaya tembus tinggi yang dapat menghitamkan
film potret, walupun film tersebut terbungkus kertas hitam. Karena belum
mengenal hakekatnya, sinar ini dinamai sinar X. Ternyata sinar X adalah suatu

4
radiasi elektromagnetik yang timbul karena benturan berkecepatan tinggi yaitu
sinar katode dengan suatu materi (anode).
Sekarang sinar X disebut juga sinar rontgen dan digunakan untuk rontgent
yaitu untuk mengetahui keadaan organ tubuh bagian dalam. Penemuan sinar X
membuat Henry Becguerel tertarik untuk meneliti zat yang bersifat fluorensensi,
yaitu zat yang dapat bercahaya setelah terlebih dahulu mendapat radiasi (disinari),
Becquerel menduga bahwa sinar yang dipancarkan oleh zat seperti itu seperti sinar
X. Secara kebetulan, Becquerel meneliti batuan uranium.
Ternyata dugaan itu benar bahwa sinar yang dipancarkan uranium
dapat menghitamkan film potret yang masih terbungkus kertas hitam. Akan
tetapi, Becqueret menemukan bahwa batuan uranium memancarkan sinar berdaya
tembus tinggi dengan sendirinya tanpa harus disinari terlebih dahulu. Penemuan
ini terjadi pada awal bulan Maret 1986. Gejala semacam itu,yaitu pemancaran
radiasi secara spontan, disebut keradioaktifan, dan zat yang bersifat radioaktif
disebut zat radioaktif.
Zat radioaktif yang pertama ditemukan adalah uranium. Pada tahun 1898,
Marie Curie bersama-sama dengan suaminya Pierre Curie menemukan dua unsur
lain dari batuan uranium yang jauh lebih aktif dari uranium. Kedua unsure itu
mereka namakan masing-masing polonium (berdasarkan nama Polonia, negara
asal dari Marie Curie), dan radium (berasal dari kata Latin radiare yang berarti
bersinar). Ternyata, banyak unsur yang secara alami bersifat radioaktif. Semua
isotop yang bernomor atom diatas 83 bersifat radioaktif. Unsur yang bernomor
atom 83 atau kurang mempunyai isotop yang stabil kecuali teknesium dan
promesium. Isotop yang bersifat radioaktif disebut isotop radioaktif atau radio
isotop, sedangkan isotop yang tidak radiaktif disebut isotop stabil. Dewasa ini,
radioisotop dapat juga dibuat dari isotop stabil. Jadi disamping radioisotop alami
juga ada radioisotop buatan.
Atom terdiri atas inti atom dan elektron-elektron yang beredar
mengitarinya. Reaksi kimia biasa (seperti reaksi pembakaran dan penggaraman),
hanya menyangkut perubahan pada kulit atom, terutama elektron pada kulit
terluar, sedangkan inti atom tidak berubah. Reaksi yang menyangkut perubahan
pada inti disebut reaksi inti atau reaksi nuklir (nukleus=inti).

5
Reaksi nuklir disertai perubahan energi berupa radiasi dan kalor. Berbagai
jenis reaksi nuklir disertai pembebasan kalor yang sangat dasyat, lebih besar dan
reaksi kimia biasa. Dewasa ini, reaksi nuklir telah banyak digunakan untuk tujuan
damai (bukan tujuan militer) baik sebagai sumber radiasi maupun sebagai sumber
tenaga dan pemanfaatannya dalam berbagai bidang.

2.4 Sinar-sinar Radioaktif


Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang
dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan atas dua jenis berdasarkan muatannya.
Radiasi yang berrnuatan positif dinamai sinar alfa, dan yang bermuatan negative
diberi nama sinar beta. Selanjutnya Paul U.Viillard menemukan jenis sinar yang
ketiga yang tidak bermuatan dan diberi nama sinar gamma.

1. Sinar alfa ( )
Sinar alfa merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif. Partikel
sinar alfa sama dengan inti helium -4, bermuatan +2e dan bermassa 4 sma.
Partikel alfa adalah partikel terberat yang dihasilkan oleh zat radioaktif. Sinar
alfa dipancarkan dari inti dengan kecepatan sekitar 1/10 kecepatan cahaya.
Karena memiliki massa yang besar, daya tembus sinar alfa paling lemah
diantara diantara sinar-sinar radioaktif. Diudara hanya dapat menembus
beberapa cm saja dan tidak dapat menembus kulit.
Sinar alfa dapat dihentikan oleh selembar kertas biasa. Sinar alfa segera
kehilangan energinya ketika bertabrakan dengan molekul media yang
dilaluinya. Tabrakan itu mengakibatkan media yang dilaluinya mengalam
ionisasi. Akhirnya partikel alfa akan menangkap 2 elektron dan berubah
menjadi atom helium 42.

2. Sinar beta ()
Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta
merupakan berkas elektron yang berasal dari inti atom. Partikel beta yang
bemuatan -le dan bermassa 1/836 sma. Karena sangat kecil, partikel beta
dianggap tidak bermassa sehingga dinyatakan dengan notasi 0-1e. Energi

6
sinar beta sangat bervariasi, mempunyai daya tembus lebih besar dari sinar
alfa tetapi daya pengionnya lebih lemah. Sinar beta paling energetik dapat
menempuh sampai 300 cm dalam udara kering dan dapat menembus kulit.

3. Sinar gamma ( )
Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetek berenergi tinggi, tidak
bermuatan dan tidak bermassa. Sinar gamma dinyatakan dengan notasi 0 y.
Sinar gamma mempunyai daya tembus. Selain sinar alfa, beta, gamma, zat
radioaktif buatan juga ada yang memancarkan sinar X dan sinar Positron.
Sinar X adalah radiasi sinar elektromagnetik.

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa sinar alfa, beta, dan gamma
termasuk sinar radioaktif. Demikian halnya dengan partikel-partikel radioaktif
lain, sinar-sinar tersebut juga mengalami peluruhan. Reaksi Peluruhan adalah
reaksi spontan suatu unsur radioaktif sehingga berubah menjadi unsur lain.
Mekanisme peluruhan sinar-sinar radioaktif dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Peluruhan alfa
Adalah salah satu bentuk peluruhan radioaktif dimana sebuah inti
atom berat tidak stabil melepaskan sebuah partikel alfa dan meluruh menjadi
inti yang lebih ringan dengan nomor massa empat lebih kecil dan nomor atom
dua lebih kecil dari semula.
dimana X dan X' menyatakan jenis inti yang berbeda.
Bentuk kedua juga digunakan karena, bagi pengamat awam, bentuk
pertama tampak tidak stabil secara listrik. Pada dasarnya, inti yang baru
terbentuk akan segera melucuti dua elektronnya untuk menetralisir kation
helium yang lapar. Partikel alfa sebenarnya adalah sebuah inti helium. Inti
helium merupakan inti stabil dengan nomor massa dan nomor atom yang
kekal. Peluruhan alfa dapat dianggap sebagai sebuah reaksi fisi nuklir sebab
inti induk terpecah menjadi dua inti "anak" (daughter). Peluruhan alfa adalah
salah satu contoh dari efek terowongan dalam mekanika kuantum. Tidak
seperti peluruhan beta, peluruhan alfa diatur oleh gaya nuklir kuat.

7
2. Peluruhan beta
Adalah peluruhan radioaktif yang memancarkan partikel beta
(elektron atau positron). Pada kasus pemancaran sebuah elektron, peluruhan
ini disebut sebagai peluruhan beta minus (), sementara pada pemancaran
positron disebut sebagai peluruhan beta plus (+). Pada tingkatan partikel
dasar, peluruhan beta terjadi karena konversi sebuah quark bawah menjadi
sebuah quark atas oleh pemancaran sebuah boson W.
Pada peluruhan , interaksi lemah mengubah sebuah netron menjadi
sebuah proton ketika sebuah elektron dan sebuah anti-neutrino dipancarkan.
Elektron yang dipancarkan bukanlah elektron orbital. Juga bukan elektron
yang semula berada di dalam inti atom, karena asas ketidakpastian melarang
elektron hadir di dalam inti atom. Elektron tersebut diciptakan oleh inti
atom dari energi yang ada. Jika beda energi diam antara kedua inti atom
sekurang-kurangnya E=mc, maka hal tersebut memang mungkin terjadi.
Dalam peluruhan +, sebuah proton dikonversi menjadi sebuah
netron, sebuah positron dan sebuah neutrino.
Jadi, tidak seperti peluruhan beta minus, peluruhan beta plus tidak
dapat terjadi dalam isolasi, sebab harus ada suplai energi dalam proses
penciptaan massa, karena massa netron (sebagai inti anak) ditambah massa
positron dan neutrino lebih besar daripada massa proton (sebagai inti induk).

3. Peluruhan Gamma
Merupakan radiasi gelombang elektromagnetik dengan energi
sangat tinggi sehingga memiliki daya tembus yang sangat kuat. Sinar gamma
dihasilkan oleh transisi energi inti atomdari suatu keadaan eksitasi ke keadaan
dasar. Saat transisi berlangsung terjadi radiasi energi tinggi (sekitar 4,4 MeV)
dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Sinar gamma bukanlah partikel
sehingga tidak memiliki nomor atom (A=0) maka dalam peluruhan sinar-
tidak dihasilkan inti atom baru.

8
2.5 Pemanfaatan Radioisotop dalam Kehidupan Sehari-hari
Pemanfaatan radioisotop semakin luas dalam berbagai bidang. Secara
garis besar, penggunaan radioisotop buatan dibagi menjadi 2 golongan utama.
Yaitu, sebagai perunut (tracer) dan sumber radiasi. Pengunaan radioisotop sebagai
perunut didasarkan pada pengertian bahwa isotop radioaktif mempunyai sifat
kimia yang sama dengan isotop stabil. Jadi suatu isotop radioaktif melangsungkan
reaksi kimia, yang sama seperti isotop stabilnya. Sedangkan penggunaan
radioisotop sebagai sumber radiasi didasarkan pada kenyataan bahwa radiasi
yang dihasilkan zat radioaktif dapat mempengaruhi materi maupun mahluk hidup.
Radiasi dapat digunakan untuk memberi efek fisis, efek kimia maupun efek
biologi.
Prinsip radioisotop sebagai perunut yaitu menambahkan bahan radioisotop
tersebut ke dalam suatu sistem ( baik sistem fisika, kimia, maupun biologi ).
Karena radioisotope tersebut mempunya sifat kimia yang sama dengan sistem
tersebut maka radioisotop yang telah ditambahkan dapat digunakan untuk
menandai suatu senyawa sehingga perubahan senyawa pada sistem dapat dipantau.
Penggunaannya dalam berbagai bidang antara lain:

1. Bidang Kedokteran
Berbagai jenis radio isotop digunakan sebagai perunut untut mendeteksi
(diagnosa) berbagai jenis penyakit misalnya : teknesium (Tc-99), talium-
201(Ti-201), iodine 131(I-131), natrium-24 (Na-24), ksenon-133 (xe-133) dan
besi (Fe-59). Tc-99 yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah akan diserap
terutama oleh jaringan yang rusak pada organ tertentu, seperti jantung, hati
dan paru-paru.
Sebaliknya Ti-201 terutama akan diserap oleh jaringan yang sehat pada
organ jantung. Oleh karena itu, kedua isotop itu digunakan secara bersama-
sama untuk mendeteksi kerusakan jantung. I-131 akan diserap oleh kelenjar
gondok, hati dan bagian-bagian tertentu dari otak. Oleh karena itu, I -131
dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati dan
untuk mendeteksi tumor otak.

9
Larutan garam yang mengandung Na-24 disuntikkan ke dalam pembuluh
darah untuk mendeteksi adanya gangguan peredaran darah misalnya apakah
ada penyumbatan dengan mendeteksi sinar gamma yang dipancarkan isotop
Natrium tersebut. Xe-133 digunakan untuk mendeteksi penyakit paru-paru. P-
32 untuk penyakit mata, tumor dan hati. Fe-59 untuk mempelajari
pembentukan sel darah merah. Kadang-kadang, radioisotope yang digunakan
untuk diagnosa, juga digunakan untuk terapi yaitu dengan dosis yang lebih
kuat misalnya, I-131 juga digunakan untuk terapi kanker kelenjar tiroid.
Radioisotop perunut biasanya juga digunakan untuk mendiagnosis
penyakit yang terdapat di dalam organ tubuh. Untuk tujuan diagnosis,
pemeriksaan secara kedokteran nuklir dapat dilakukan dengan mudah, murah,
serta dihasilkan informasi diagnosis yang akurat. Dari diagnosis ini dapat
diperoleh informasi tentang fungsi organ tubuh yang diperiksa serta gambaran
anatominya.
Tes diagnostik dengan radioisotop dapat digunakan untuk mengetahui :
a. Baik tidaknya fungsi organ tubuh.
b. Proses penyerapan berbagai senyawa tertentu oleh tubuh.
c. Menentukan lokasi dan ukuran tumor dalam organ tubuh.
Technicium-99m (99m Tc) merupakan salah satu jenis radioisotop yang
paling banyak digunakan untuk diagnosis. Radioisotop yang ditemukan oleh
Perrier dan Serge pada 1961 ini dipilih karena mempunyai waktu paro sangat
pendek, yaitu enam jam, sehingga dosis radiasi yang diterima pasien sangat
rendah.

2. Bidang lndustri
Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin
bekerja digunakan suatu isotop sebagai perunut, Dalam hal ini, piston, ring
dan komponen lain dari mesin ditandai dengan isotop radioaktif dari bahan
yang sama. Pemanfaatan radioisotope dalam bidang industri :
a. Pemeriksaan tanpa merusak.
Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada
logam atau sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tehnik

10
ini berdasarkan sifat bahwa semakin tebal bahan yang dilalui radiasi,
maka intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar
yang dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada bagian-bagian
yang berongga didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan
lebih hitam.
b. Mengontrol ketebalan bahan
Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau
lempeng logam dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti
diatas, bahwa intensitas radiasi yang diteruskan bergantung pada
ketebalan bahan yang dilalui. Detektor radiasi dihubungkan dengan alat
penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal, maka intensitas radiasi yang
diterima detektor akan berkurang dan mekanisme alat akan mengatur
penekanan lebih kuat sehingga ketebalan dapat dipertahankan.
c. Pengawetan hahan
Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan
seperti kayu, barang-barang seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat
menningkatkan mutu tekstil karena mengubah struktur serat sehingga
lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan warnanya. Berbagai jenis
makanan juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman sehingga dapat
disimpan lebih lama.

3. Bidang Hidrologi
Teknik perunut radioisotope dapat digunakan untuk memperkirakan laju
pendangkalan alur pelabuhan. Dengan mengetahui darimana asal dan gerakan
sedimen, kecepatan terjadinya pendangkalan dapat ditekan.
Radioisotop perunut yang digunakan berupa pasir tiruan, bentuk dan
ukurannya menyerupai pasir yang terdapat pada pelabuhan yang akan diteliti.
Radioisotop yang sering digunakan adalah Iridium-192, Aurum-198, dan
Scandium-46.
Setelah radioisotop diinjeksikan ke dasar laut, kemudian radiasi yang
dipancarkan dilacak dengan detector dan responnya akan dicatat dengan
mesin pencatat radiasi (recorder). Pemantauan terhadap radioisotop yang

11
dilepas ke dasar laut dilakukan beberapa kali dengan jangka waktu tertentu.
Dari hasil pemantauan itu secara kumulatif dapat ditentukan arah gerakan
sedimen, tebal lapisan sedimen, dan kecepatan rata-rata lapisan sedimen. Data
yang diperoleh ini dapat pula digunakan untuk menentukan pembangunan
pelabuhan baru yang sesuai dan tidak memerlukan biaya pengerukan yang
tinggi. Diantara manfaat radioisotop dalam bidang hidrologi
a. Mendeteksi Zat Pencemar Dalam Air
Zat pencemar ditandai dengan radioisotop kemudian
melepaskannya di tempat yang diperkirakan asal pencemaran, maka
pengamatan gerakan zat pencemar itu dapat dilakukan secara terus
menerus. Hal ini dapat dipakai untuk menentukan lokasi pembuangan yang
cocok, tidak mencemari daerah yang penting dan dapat digunakan untuk
keperluan lain misalnya untuk kawasan wisata, daerah hunian, dan lain-
lain. Teknik perunut radioisotop ini berguna untuk mengetahui asal
pencemaran pada suatu daerah, apakah berasal dari buangan industri atau
buangan rumah tangga.
b. Menentukan Kebocoran Dam atau Bendungan
Teknik perunut radioisotop juga telah dimanfaatkan untuk
menentukan kebocoran/ rembesan dan (bendungan). Radioisotop yang
digunakan sebagai perunut harus memenuhi persyaratan tertentu, antara
lain: tidak berbahaya bagi manusia atau mahkluk hidup lain di
sekelilingnya, aktivitasnya rendah, waktu paronya pendek, larut dalam air,
tidak diserap oleh tanah atau tubuh bendungan/dam dan oleh tumbuhan.
Radioisotop dilepaskan pada tempat tertentu di reservoir (air dam)
yang diperkirakan sebagai tempat terjadinya rembesan/bocoran pada
dam/bendungan. Apabila terjadi kebocoran pada bendungan tersebut,
maka air yang telah diinjeksi/dilepas, radioisotop akan masuk mengikuti
arah bocoran. Dengan mengikuti/mencacah air yang keluar dari mata air,
sumur-sumur pengamat yang terdapat di daerah downstream, maka akan
dapat diketahui adanya bocoran/rembesan dan arah dari rembesan dam
tersebut.

12
c. Mengetahui Gerakan Air Tanah
Air tanah selalu bergerak sesuai dengan kondisi geologinya. Data
gerakan air tanah di suatu daerah sangat berguna untuk pembangunan
bendungan, pembangunan instalasi pengolahan limbah dan lain-lain.
Untuk mengetahui gerakan air tanah digunakan metode sumur banyak
(multiwell technique).
Perunut radioisotop diinjeksikan ke dalam sumur yang berada di
tengah dan pada lubang bor yang lain di sekelilingnya, selanjutnya
dilakukan pemantauan dengan detektor radioaktif. Arah gerakan air tanah
dapat ditentukan dengan mengetahui adanya radioaktif pada sumur-sumur
bor tersebut, juga dapat digunakan untuk mengetahui kecepatan air tanah,
permeabilitas dan besaran air tanah lainnya.
d. Mengetahui Karakterisktik Aliran Cairan di Sumur Minyak
Perunut radioisotop dapat juga digunakan untuk studi hubungan
antar sumur-sumur minyak untuk mengetahui karakterisktik aliran cairan
di sekitar sumur minyak tersebut. Evaluasi yang akurat tentang
karakteristik reservoir minyak pada proyek Enchanced Oil Recovery,
dengan metoda penekanan air menggunakan perunut radioisotop yang
injeksikan ke dalam lubang sumur, kemudian dipantau di setiap sumur-
sumur minyak yang ada. Hasil lain yang diperoleh berupa data gerakan
cairan minyak dan waktu transit antara sumur injeksi dengan sumur
produksi.
e. Pengukuran Debit Air Sungai
Penggunaan metoda perunut radioisotop untuk mengukur debit air
sungai terbukt lebih sederhana dibandingkan metoda dengan alat ukur arus
(Current Meter). Keunggulan metode perunut radioisotope adalah
pengukurannya yang lebih cepat dan dalam keadaan sungai banjir
pengukuran tetap dapat dilaksanakan. Dasar metoda perunut radioisotop
adalah pengenceran perunut. Perunut radioisotope dalam jumlah yang
tidak membahayakan dilepaskan di bagian hulu sungai, kemudian dipantau
konsentrasinya di bagian hilir.

13
Perubahan konsentrasi yang diakibatkan oleh aliran (debit) sungai
dapat diketahui dari perubahan intensitas pancaran radioisotop yang diukur
langsung di dalam aliran air sungai itu.
f. Melakukan Studi Geothermal
Pemanfaatan sumber panas bumi untuk keperluan tenaga listrik di
negara kita sudah mulai dikembangkan, contoh Pembangkit Listrik
Geothermal Kamojang.
Pemanfaatan teknologi nuklir khususnya teknik perunut
radioisotop telah membantu menentukan suhu sumber panas dan jumlah
cadangan panas dengan jalan menentukan komposisi isotop alam yang
dikandung oleh sumber panas.

4. Bidang Biologis
a. Mempelajari kesetimbangan dinamis.
b. Mempelajari reaksi pengesteran.
c. Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.

5. Bidang Pertanian
Penyakit tumbuhan yang disebabkan jamur merupakan masalah pertanian
yang utama. Upaya mengatasinya adalah pengontrolan penyakit itu secara
kimiawi Penelusuran dengan radioisotop, misalnya dengan sulfur-35,
dimungkinkan untuk mengukur pertumbuhan kimiawi dalam spora-spora
tunggal dan mengikuti zat kimia sekujur tanaman. Orang bisa mempelajari
siklus kehidupan mikroorganisme dan memahami bagaimana suhu dan
kelembaban mempengaruhi siklus itu.
Orang juga bias menemukan perubahan kimiawi dalam sel tanaman yang
membuat tanaman itu mudah diserang jamur. Penelusuran radioisotope dapat
menentukan serangga predator yang senang memangsa serangga hama
pemakan tanaman. Hama dibuat radioaktif, dan jejaknya ditemukan dengan
detector di dalam serangga predator.

14
6. Bidang Arkeologi
Radioisotop berperan dalam menentukan usia sebuah fosil. Usia sebuah
fosil dapat diketahui dari jejak radioisotop karbon-14. Ketika makhluk hidup
masih hidup, kandungan radioisotop karbon-14 dalam keadaan konstan, sama
dengan kandungan di atmosfer bumi yang terjaga konstan karena pengaruh
sinar kosmis pada sekitar 14 dpm ( disintegrations per minute) dalam 1 gram
karbon. Hal ini dikarenakan makhluk hidup tersebut masih terlibat dalam
siklus karbon di alam. Namun, sejak makhluk hidup itu mati, dia tidak terlibat
lagi ke dalam siklus karbon di alam. Sebagai akibatnya, radioisotop karbon-14
yang memiliki waktu paro 5730 tahun mengalami peluruhan terus menerus.
Usia sebuah fosil dapat diketahui dari kandungan karbon-14 di dalamnya. Jika
kandungan tinggal separonya, maka dapat diketahui dia telah berusia 5730
tahun.

7. Bidang Pertambangan
Radioisotop memberikan manfaat besar pula di bidang pertambangan.
Pada pertambangan minyak bumi, radioisotop membantu mencari jejak air di
dalam lapisan batuan. Pada pengeboran minyak bumi biasanya hanya sebagian
dari minyak bumi yang dapat diambil dengan memanfaatkan tekanan dari
dalam bumi. Jika tekanan telah habis atau tidak cukup, diperlukan tekanan
tambahan untuk mempermudah pengambilannya. Penambahan tekanan ini
dapat dilakukan dencan cara membanjiri cekungan minyak dengan air yang
dikenal dengan flooding. Air disuntikkan ke dalamnya melalui pengeboran
sumur baru. Pada proses penyuntikan air ini perlu kepastian bahwa air yang
dimasukkan ke dalam lapisan batuan benar-benar masuk ke cekungan minyak
yang dikehendaki. Di sini lah radioisotop memainkan peran. Radioisotop
kobal-57, kobal-58 dan kobal-60 dalam bentuk ion komplek
hexacyanocobaltate merupakan solusinya. Ion ini akan bergerak bersama-
sama dengan air suntikan sehingga arah gerakan air tersebut dapat diketahui
dengan mendeteksi keberadaan radioisotop kobal tersebut. Radiosotop kobal-
60 dalam bentuk hexacyanocobaltate telah berhasil dibuat di Kawasan
Puspiptek Serpong Tangerang dan siap untuk didayagunakan.

15
8. Bidang Kimia
Radioisotop telah memberikan kontribusi pula di bidang penelitian kimia,
utamanya dalam menelusuri mekanisme reaksi. Radioisotop-radioisotop dari
unsur hidrogen, karbon, nitrogen dan sebagainya telah memainkan peran
dalam menjelaskan berbagai mekanisme reaksi pada reaksi-reaksi senyawa
organik.

9. PLTN
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) menggunakan uranium sebagai
bahan bakar. Di dalam PLTN terdapat reaktor nuklir, yaitu tempat terjadinya
reaksi inti. Reaksi inti dalam reaktor nuklir menghasilkan uap panas. Uap
panas ini digunakan untuk menggerakkan turbin sehingga dihasilkan energi
listrik

2.6 Reaktor Nuklir Indonesia


Saat ini Indonesia memiliki 3 buah reaktor nuklir :
1. Reaktor Triga Mark II (Training Research and Isotope Production by
General Atomic) di Bandung, yang digunakan untuk penelitian, pelatihan, dan
produksi radioisotop.
2. Reaktor Kartini di Yogyakarta, digunakan untuk pendidikan dan pelatihan.
3. Reaktor G.A. Siwabessy di Serpong, merupakan reaktor serba guna,
digunakan untuk produksi (isotop, radiofarmasi, dan elemen bakar, serta
untuk penelitian).

2.7 Bahaya dan Dampak Penggunaan Radionuklida


Pencemaran zat radioaktif, pencemaran zat radioaktif adalah suatu
pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya
ledakan reaktor-reaktor atom serta bom atom. Limbah radioaktif adalah zat
radioaktif dan bahan serta peralatan yang telah terkena zat radioaktif atau menjadi
radioaktif karena pengoperasian instalasi nuklir yang tidak dapat digunakan
lagi. yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah
radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup

16
di sekitarnya. Selain itu partikel-partikel neutron yang dihasilkan juga berbahaya.
Zat radioaktif pencemar lingkungan yang biasa ditemukan adalah 90SR penyebab
kanker tulang dan 131J.
Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang
berbahaya biasanya akan terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan struktur zat
serta pola reaksi kimia yang merusak sel-sel tubuh makhluk hidup baik tumbuh-
tumbuhan maupun hewan atau binatang. Atau antara lain:
Radiasi zat radioaktif dapat memperpendek umur manusia. Hal ini karena zat
radioaktif dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh dan menurunkan
kekebalan tubuh.
Radiasi zat radioaktif terhadap kelenjar-kelenjar kelamin dapat
mengakibatkan kemandulan dan mutasi genetik pada keturunannya.
Radiasi zat radioaktif dapat mengakibatkan terjadinya pembelahan sel darah
putih, sehingga mengakibatkan penyakit leukimia.
Radiasi zat radioaktif dapat menyebabkan kerusakan somatis berbentuk lokal
dengan tanda kerusakan kulit, kerusakan sel pembentuk sel darah, dan
kerusakan sistem saraf.
Efek serta akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif pada umat
manusia seperti berikut di bawah ini :
Pusing-pusing
Nafsu makan berkurang atau hilang
Terjadi diare
Badan panas atau demam
Berat badan turun
Kanker darah atau leukemia
Meningkatnya denyut jantung atau nadi
Daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah terserang penyakit akibat sel
darah putih yang jumlahnya berkurang.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Isotop berasal dari kata iso+topos yang berarti sama tepat dengan sistem
periodik. Isotop ialah dua atom atau lebih yang bernomor atom sama, tetapi
nomor massanya berbeda. Radionuklida/ Radioisotop adalah isotop dari zat
radioaktif yang mampu memancarkan radiasi.
2. Sifat-sifat radioisotop yaitu : 1. Radioisotop memancarkan radiasi manapun dia
berada dan mudah dideteksi, 2. Laju peluruhan tiap satuan waktu
(radioaktivitas) hanya merupakan fungsi jumlah atom radioisotop yang ada,
tidak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan 3. Intensitas radiasi ini tidak
bergantung pada bentuk kimia atau senyawa yang disusunnya, 4. Radioisotop
memiliki konfigurasi elektron yang sama dengan isotop lain dari unsur yang
sama, 5. Radiasi yang dipancarkan memiliki daya tembus yang besar.
3. Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang
dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan atas dua jenis berdasarkan
muatannya. Radiasi yang berrnuatan positif dinamai sinar alfa, dan yang
bermuatan negative diberi nama sinar beta. Selanjutnya Paul U.Viillard
menemukan jenis sinar yang tidak bermuatan dan diberi nama sinar gamma.
4. Manfaat penggunaan radioisotop antara lain:
a. Bidang Kedokteran, Tes diagnostik dengan radioisotop, salah satunya untuk
mengetahui baik tidaknya fungsi organ tubuh.
b. Bidang lndustri, Salah satunya untuk mengontrol ketebalan bahan &
pengawetan bahan.
c. Hidrologi, Salah satunya untuk mendeteksi zat pencemar dalam air.
Radioisotop juga bermanfaat dalam berbagai bidang lainnya.
5. Dampak Penggunaan Radioisotop:
Radiasi zat radioaktif dapat memperpendek umur manusia, mengakibatkan
kemandulan dan mutasi genetik pada keturunannya, menyebabkan kulit,
kerusakan sel pembentuk sel darah, dan kerusakan sistem saraf, serta dapat
mengakibatkan penyakit leukimia.

18
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi tambahan ilmu bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya. Namun, penulis juga membutuhkan kritik
dan saran yang membangun yang dapat menjadi tambahan ilmu guna
penyempurnaan makalah ini di kemudian hari.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Sutresna, Nana. 2008. Cerdas Belajar Kimia Untuk Kelas XII. Bandung :
Grafindo Media Pratama.

2. Bicinde Ivonk.(2011).Makalah Radioisotop, dari http://bicindeivonk-iimimas-


chemistry. blogspot.co.id/2011/10/ makalah-radio-isotop.html diakses pada 23
Nopember 2015.

3. Anonim.(-).Manfaat Dan Bahaya Radioisotop, dari


http://fisikastudycenter.com/skl-un-fisika/79-manfaat-dan-bahaya-radioisotop
diakses pada 23 Nopember 2015.

4. Joko.(2010).Radioisotop, dari http://joko1234.wordpress.com/2010/03/11/


radio-isotop/ diakses pada 23 Nopember 2015.

5. Tisna.(2012).Kegunaan Radioisotop, dari http://tisnadj.blogspot.com/2012/05/


kegunaan-radioisotop.html diakses pada 23 Nopember 2015.

6. Alif.(2011). Makalah Radioisotop, dari http://alifasintyagatri.blogspot.co.id


/2011/04/ makalah-radioisotop.html diakses pada 23 Nopember 2015.

20

Anda mungkin juga menyukai