Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Unsur yang secara alami bersifat radioaktif banyak terdapat di alam.
Semua isotop yang bernomor atom diatas 83 bersifat radioaktif. Unsur yang
bernomor atom 83 atau kurang mempunyai isotop yang stabil kecuali
teknesium dan promesium. Isotop yang bersifat radioaktif disebut isotop
radioaktif atau radio isotop, yaitu isotop yang memancarkan radiasi.
Sedangkan isotop yang tidak radioaktif disebut isotop stabil. Dewasa ini,
radioisotope dapat juga dibuat dari isotop stabil. Jadi disamping radioisotop
alami juga terdapat radioisotop buatan. Pemanfaatan tekhnologi nuklir
khususnya mengenai radioisotop adalah pemanfaatan dalam bidang energy
dan pemanfaatan di luar energi. Pemanfaatan di luar energi misalnya pada
reactor penelitian.
Reaksi nuklir merupakan reaksi yang melibatkan inti dari
suatu atom. Reaksi nuklir ada yang terjadi secara spontan
ataupun buatan. Reaksi nuklir spontan terjadi pada inti-inti
atom yang tidak stabil. Zat yang mengandung inti tidak stabil
ini disebut zat radioaktif. Adapun reaksi nuklir tidak spontan
dapat terjadi pada inti yang stabil maupun inti yang tidak
stabil. Reaksi nuklir disertai perubahan energi berupa radiasi
dan kalor. Berbagai jenis reaksi nuklir disertai pembebasan
kalor yang sangat dasyat, lebih besar dari suatu reaksi kimia
biasa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud denga Radioisotop ?
2. Apa saja jenis-jenis Radioisotop ?
3. Apa saja manfaat dan kegunaan Radioisotop ?
4. Bagaimana sifat Radio isotop ?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Radioisotop
Radionuklida atau radioisotop adalah isotop dari zat radioaktif.
radionuklida mampu memancarkan radiasi. Radionuklida dapat terjadi secara
alamiah atau sengaja dibuat oleh manusia dalam reaktor penelitian. Produksi
keberadaan radionuklida dengan proses aktivasi dilakukan dengan cara
menembaki isotop stabil dengan neutron di dalam teras reaktor. Proses ini
lazim disebut irradiasi neutron, sedangkan bahan yang disinari disebut target
atau sasaran. Neutron yang ditembakkan akan masuk ke dalam inti atom target
sehingga jumlah neutron dalam inti target tersebut bertambah. Peristiwa ini
dapat mengakibatkan ketidakseimbangan atau ketidakstabilan inti atom
sehingga berubah sifat menjadi radioaktif.
Isotop adalah bentuk dari unsur dengan berbagai jumlah neutron dalam
inti atom. Saat radioisotop mengalami peluruhan, mereka perlahan-lahan
berubah menjadi isotop lain dari unsur yang sama melalui memperoleh atau
kehilangan neutron, dan akhirnya mereka menjadi unsur-unsur lain
sepenuhnya.
Hal ini tergantung pada tingkat peluruhan mereka, yang dikenal sebagai
waktu paruh. Penggunaan radioisotop sering bergantung pada waktu waktu
paruh mereka, yang merupakan jangka waktu setengah dari massa bahan
radioaktif untuk meluruh menjadi materi lain. Karbon, yang stabil di 12C dan
13C, adalah radioisotop di 8C atau 14C, dengan karbon-14 memiliki tingkat
peluruhan paling lambat dengan waktu paruh 5.700 tahun. Untuk alasan ini,
dan, karena fakta bahwa yang ditemukan di alam, 14C digunakan untuk
melakukan penanggalan karbon fosil dan artefak manusia dari masyarakat
kuno.
Dalam sebuah atom yang tidak stabil keseimbangan proton / neutron
sedikit berbeda dari bentuk stabil, sehingga energi ikat inti berada di luar
keseimbangan. Saat unsur semakin berat, lebih banyak neutron harus ada
dalam inti untuk mengimbangi kekuatan tolakan proton-proton. Sebagai
contoh, uranium-238 adalah stabil, karena memiliki 92 proton dan neutron 146
dalam inti. Namun, radioisotop nuklir seperti uranium-235 tidak stabil,

dengan 92 proton dan neutron 143, sehingga mereka sangat lambat mengalami
peluruhan, dengan waktu paruh dari 700 juta tahun. Untuk memaksa uranium235 meluruh pada tingkat yang lebih cepat dengan cara penembakan neutron
yang akan menciptakan inti sangat tidak stabil yang pada dasarnya yang akan
memicu fisi berantai.
Radioisotop medis seperti yodium juga berada di luar apa yang dikenal
sebagai pita stabilitas, tetapi, dalam kasus ini, mereka menawarkan
karakteristik yang menguntungkan. Iodine-131 memiliki empat neutron ekstra
daripada rekan mereka yang stabil, dan memiliki waktu paruh delapan hari.
Karena yodium dapat dengan aman dicerna, digunakan dalam pengobatan
sebagai bentuk pelacak atau agen pencitraan. Iodine-125 juga digunakan
dengan langsung disuntikkan ke dalam tumor dalam prosedur yang dikenal
sebagai brakiterapi, untuk perlahan-lahan menghancurkan sel-sel tumor
melalui radiasi, dengan waktu paruh 60 hari. Radioisotop dalam aplikasi
medis juga mencakup iridium-192 dengan waktu paruh 72 hari, dan paladium103 dengan waktu paruh 17 hari.
2.2 Jenis-jenis Radioisotop
Jenis-jenis radioisotop yang sering digunakan, yaitu :
1.

Sinar Gamma ()
Sinar merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang sangat pendek. Ciri-cirinya adalah :
a.Daya tembus sangat besar
b.
Daya ionisasi sangat lembah
c.Tidak dibelokkan oleh medan magnet
d.
Mempunyai energi antara 0,2 3,0 MeV
e.Tidak terjadi perubahan nomor massa

2.

Sinar Beta ()
Partikel masih dapat dibedakan menjadi Sinar -1 yang bermuatan
negatif (elektron) dan +2 yang bermuatan positif (positron). Ciricirinya :
a.Daya tembus cukup besar tetapi kurang dari daya tembus

b.

Daya ionisasi tidak begitu kuat tetapi lebih lebih besar daya

ionisasi
c.Dapat dibelokkan dengan medan magnet dan medan listrik dengan

3.

penyimpangan kecil
d. Mempunyai energi 3 4 MeV
e.Pemancaran biasanya diikuti oleh partikel lain, yaitu neutrino
Sinar alpha ()
Partikel adalah merupakan inti atom helium. Ciri-cirinya :
a. Daya tembus kecil
b. Daya ionisasi sangat kuat
c. Dapat dibelokkan oleh medan magnet dan medan listrik dengan
penyimpangan besar
d. Mempunyai energi 5,3 10,5 MeV

2.3 Sifat-Sifat Radioisotop


Peran radioisotop sebagai pencari jejak tidak terlepas dari sifat-sifat khas
yang dimilikinya.
Pertama, radioisotop memancarkan radiasi manapun dia berada dan
mudah dideteksi. Radioisotop ibarat lampu yang tidak pernah padam
senantiasa memancarkan cahayanya.Radioisotopdalam jumlah sedikit sekali
pun dapatdengan mudah diketahui keberadaannya. Dengan teknologi
pendeteksian radiasi saat ini, radioisotop dalam kisaran pikogram (satu per
satu trilyun gram) pun dapat dikenali dengan mudah. Sebagai ilustrasi, jika
radioisotop dalam bentuk carrier free (murni tidak mengandung isotop lain)
sebanyak 0,1 gram saja dibagi rata ke seluruh penduduk bumi yang jumlahnya
lebih dari 5 milyar, jumlah yang diterima oleh masing-masing orang dapat
diukur secara tepat.
Kedua, laju peluruhan tiap satuan waktu (radioaktivitas) hanya
merupakan fungsi jumlah atom radioisotop yang ada, tidak dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan baik temperatur, tekanan, pH dan sebagainya. Penurunan
radioaktivitas ditentukan oleh waktu paro, waktu yang diperlukan agar
intensitas radiasi menjadi setengahnya. Waktu paro ini merupakan bilangan
khas untuk tiap-tiap radioisotop. Misalnya karbon-14 memiliki waktu paro
5.730 tahun, sehingga radioaktivitasnya berkurang menjadi separonya setelah
5.730 tahun berlalu. Seluruh radioisotop yang telah berhasil ditemukan telah

diketahui pula waktu paronya. Waktu paro radioisotop bervariasi dari kisaran
milidetik sampai ribuan tahun. Waktu paro ini merupakan faktor penting
dalam pemilihan jenis radioisotop yang tepat untuk keperluan tertentu.
Ketiga, intensitas radiasi ini tidak bergantung pada bentuk kimia atau
senyawa yang disusunnya. Hal ini dikarenakan pada reaksi kimia atau ikatan
kimia yang berperan adalah elektron, utamanya elektron pada kulit atom
terluar, sedangkan peluruhan radioisotop merupakan hasil dari perubahan pada
inti atom.
Keempat, radioisotop memiliki konfigurasi elektron yang sama dengan
isotop lain sehingga sifat kimia yang dimiliki radioisotop sama dengan isotopisotop lain dari unsur yang sama. Radioisotop karbon-14, misalnya, memiliki
karakteristik kimia yang sama dengan karbon-12.
Kelima, radiasi yang dipancarkan, utamanya radiasi gamma, memiliki
daya tembus yang besar. Lempengan logam setebal beberapa sentimeter pun
dapat ditembus oleh radiasi gamma, utamanya gamma dengan energi tinggi.
Sifat ini mempermudah dalam pendeteksian.
2.4 Fungsi dan manfaat Radioisotop
Pemanfaatan radioisotop semakin luas dalam berbagai
bidang. Secara garis besar, penggunaan radioisotop buatan
dibagi menjadi 2 golongan utama. Yaitu, sebagai perunut
(tracer) dan sumber radiasi. Pengunaan radioisotop sebagai
perunut didasarkan pada pengertian bahwa isotop radioaktif
mempunyai sifat kimia yang sama dengan isotop stabil. Jadi
suatu isotop radioaktif melangsungkan reaksi kimia, yang
sama

seperti

isotop

stabilnya.

Sedangkan

penggunaan

radioisotop sebagai sumber radiasi didasarkan pada kenyataan


bahwa

radiasi

yang

dihasilkan

zat

radioaktif

dapat

mempengaruhi materi maupun mahluk hidup. Radiasi dapat


digunakan untuk memberi efek fisis, efek kimia maupun efek
biologi.

Prinsip radioisotop sebagai perunut yaitu menambahkan


bahan radioisotop tersebut ke dalam suatu sistem ( baik
sistem fisika, kimia, maupun biologi ). Karena radioisotope
tersebut mempunya sifat kimia yang sama dengan sistem
tersebut maka radioisotop yang
digunakan

untuk

perubahan

menandai

senyawa

telah ditambahkan dapat


suatu

pada

senyawa

sehingga

dapat

dipantau.

sistem

Penggunaannya dalam berbagai bidang antara lain:


1. Bidang Kedokteran
Berbagai jenis
perunut

untut

radio

mendeteksi

isotop

digunakan

(diagnosa)

sebagai

berbagai

jenis

penyakit misalnya : teknesium (Tc-99), talium-201(Ti-201),


iodine 131(I-131), natrium-24 (Na-24), ksenon-133 (xe-133)
dan

besi

(Fe-59).

Tc-99

yang

disuntikkan

ke

dalam

pembuluh darah akan diserap terutama oleh jaringan yang


rusak pada organ tertentu, seperti jantung, hati dan paruparu.
Sebaliknya

Ti-201

terutama

jaringan yang sehat pada organ

akan

diserap

oleh

jantung. Oleh karena itu,

kedua isotop itu digunakan secara bersama-sama untuk


mendeteksi kerusakan jantung. I-131 akan diserap oleh
kelenjar gondok, hati dan bagian-bagian tertentu dari otak.
Oleh karena itu, I -131 dapat digunakan untuk mendeteksi
kerusakan

pada

kelenjar

gondok,

hati

dan

untuk

mendeteksi tumor otak.


Larutan garam yang mengandung Na-24 disuntikkan
ke dalam pembuluh darah untuk mendeteksi adanya
gangguan

peredaran

darah

misalnya

apakah

ada

penyumbatan dengan mendeteksi sinar gamma yang


dipancarkan isotop Natrium tersebut. Xe-133 digunakan
untuk mendeteksi penyakit paru-paru. P-32 untuk penyakit
mata,

tumor

pembentukan

dan

hati.

sel

darah

Fe-59

untuk

merah.

mempelajari

Kadang-kadang,

radioisotope

yang

digunakan

untuk

diagnosa,

juga

digunakan untuk terapi yaitu dengan dosis yang lebih kuat


misalnya,

I-131

juga

digunakan

untuk

terapi

kanker

kelenjar tiroid.
Radioisotop perunut biasanya juga digunakan untuk
mendiagnosis penyakit yang terdapat di dalam organ
tubuh.

Untuk

tujuan

diagnosis,

pemeriksaan

secara

kedokteran nuklir dapat dilakukan dengan mudah, murah,


serta

dihasilkan informasi diagnosis yang akurat. Dari

diagnosis ini dapat diperoleh informasi tentang fungsi


organ tubuh yang diperiksa serta gambaran anatominya.
Tes diagnostik dengan radioisotop dapat digunakan
untuk mengetahui :
a. Baik tidaknya fungsi organ tubuh.
b. Proses penyerapan berbagai senyawa tertentu oleh
tubuh.
c. Menentukan lokasi dan ukuran tumor dalam organ
tubuh.
Technicium-99m (99m Tc) merupakan salah satu jenis
radioisotop yang paling banyak digunakan untuk diagnosis.
Radioisotop yang ditemukan oleh Perrier dan Serge pada
1961 ini dipilih karena mempunyai waktu paro sangat
pendek,

yaitu enam jam, sehingga dosis radiasi yang

diterima pasien sangat rendah.


2. Bidang lndustri
Untuk
mempelajari

pengaruh

oli

dan

aditif pada mesin selama mesin bekerja digunakan suatu


isotop sebagai perunut, Dalam hal ini, piston, ring dan
komponen lain dari mesin ditandai dengan isotop radioaktif
dari bahan yang sama. Pemanfaatan radioisotope dalam
bidang industri :
a. Pemeriksaan tanpa merusak.
Radiasi sinar gamma dapat

digunakan

untuk

memeriksa cacat pada logam atau sambungan las,


yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tehnik ini

berdasarkan sifat bahwa semakin tebal bahan yang


dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang diteruskan
makin berkurang, jadi dari gambar yang dibuat dapat
terlihat apakah logam merata atau ada bagian-bagian
yang berongga didalamnya. Pada bagian yang berongga
itu film akan lebih hitam.
b. Mengontrol ketebalan bahan
Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti
kertas film atau lempeng logam dapat dikontrol dengan
radiasi.

Prinsipnya

sama

seperti

diatas,

bahwa

intensitas radiasi yang diteruskan bergantung pada


ketebalan

bahan

dihubungkan

yang

dengan

dilalui.

alat

Detektor

penekan.

Jika

radiasi

lembaran

menjadi lebih tebal, maka intensitas radiasi yang


diterima detektor akan berkurang dan mekanisme alat
akan

mengatur

penekanan

lebih

ketebalan dapat dipertahankan.


c. Pengawetan hahan
Radiasi juga telah banyak

kuat

sehingga

digunakan

untuk

mengawetkan bahan seperti kayu, barang-barang seni


dan lain-lain. Radiasi juga dapat menningkatkan mutu
tekstil karena mengubah struktur serat sehingga lebih
kuat atau lebih baik mutu penyerapan warnanya.
Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan dengan
dosis yang aman sehingga dapat disimpan lebih lama.
3. Bidang Hidrologi
Teknik perunut radioisotope dapat digunakan untuk
memperkirakan laju pendangkalan alur pelabuhan. Dengan
mengetahui

darimana

asal

dan

gerakan

sedimen,

kecepatan terjadinya pendangkalan dapat ditekan.


Radioisotop perunut yang digunakan berupa pasir
tiruan, bentuk dan ukurannya menyerupai pasir yang
terdapat pada pelabuhan yang akan diteliti. Radioisotop

yang sering digunakan adalah Iridium-192, Aurum-198, dan


Scandium-46.
Setelah
kemudian

radiasi

detector dan
pencatat

radioisotop
yang

diinjeksikan
dipancarkan

ke

dasar

dilacak

laut,

dengan

responnya akan dicatat dengan mesin

radiasi

(recorder).

Pemantauan

terhadap

radioisotop yang dilepas ke dasar laut dilakukan beberapa


kali dengan jangka waktu tertentu. Dari hasil pemantauan
itu

secara

kumulatif

dapat

ditentukan

arah

gerakan

sedimen, tebal lapisan sedimen, dan kecepatan rata-rata


lapisan sedimen. Data yang diperoleh

ini dapat pula

digunakan untuk menentukan pembangunan pelabuhan


baru yang sesuai dan tidak memerlukan biaya pengerukan
yang tinggi. Diantara manfaat radioisotop dalam bidang
hidrologi
a. Mendeteksi Zat Pencemar Dalam Air
Zat pencemar ditandai dengan radioisotop
kemudian melepaskannya di tempat yang diperkirakan
asal

pencemaran,

maka

pengamatan

gerakan

zat

pencemar itu dapat dilakukan secara terus menerus. Hal


ini dapat dipakai untuk menentukan lokasi pembuangan
yang cocok, tidak mencemari daerah yang penting dan
dapat digunakan

untuk keperluan lain misalnya untuk

kawasan wisata, daerah hunian, dan lain-lain. Teknik


perunut radioisotop ini berguna untuk mengetahui asal
pencemaran pada suatu daerah, apakah berasal dari
buangan industri atau buangan rumah tangga.
b. Menentukan Kebocoran Dam atau Bendungan
Teknik
perunut
radioisotop
juga

telah

dimanfaatkan untuk menentukan kebocoran/ rembesan


dan (bendungan). Radioisotop yang digunakan sebagai
perunut harus memenuhi persyaratan tertentu, antara
lain: tidak berbahaya bagi manusia atau mahkluk hidup

lain di sekelilingnya, aktivitasnya rendah, waktu paronya


pendek, larut dalam air, tidak diserap oleh tanah atau
tubuh bendungan/dam dan oleh tumbuhan.
Radioisotop dilepaskan pada tempat tertentu di
reservoir (air dam) yang diperkirakan sebagai tempat
terjadinya

rembesan/bocoran

pada

dam/bendungan.

Apabila terjadi kebocoran pada bendungan tersebut,


maka air yang telah diinjeksi/dilepas, radioisotop akan
masuk

mengikuti

arah

bocoran.

Dengan

mengikuti/mencacah air yang keluar dari mata air,


sumur-sumur

pengamat

downstream,

maka

bocoran/rembesan

yang

akan
dan

terdapat

dapat

arah

dari

di

daerah

diketahui

adanya

rembesan

dam

tersebut.
c. Mengetahui Gerakan Air Tanah
Air tanah selalu bergerak sesuai dengan kondisi
geologinya. Data gerakan air tanah di suatu daerah
sangat

berguna

untuk

pembangunan

bendungan,

pembangunan instalasi pengolahan limbah dan lain-lain.


Untuk mengetahui gerakan air tanah digunakan metode
sumur banyak (multiwell technique).
Perunut radioisotop diinjeksikan

ke

dalam

sumur yang berada di tengah dan pada lubang bor yang


lain di sekelilingnya, selanjutnya dilakukan pemantauan
dengan detektor radioaktif. Arah gerakan air tanah
dapat ditentukan dengan mengetahui adanya radioaktif
pada sumur-sumur bor tersebut, juga dapat digunakan
untuk mengetahui kecepatan air tanah, permeabilitas
dan besaran air tanah lainnya.
d. Mengetahui Karakterisktik Aliran

Cairan

di

Sumur

Minyak
Perunut

radioisotop

dapat

juga

digunakan

untuk studi hubungan antar sumur-sumur minyak untuk


mengetahui karakterisktik aliran cairan di sekitar sumur

minyak

tersebut.

Evaluasi

yang

akurat

tentang

karakteristik reservoir minyak pada proyek Enchanced


Oil

Recovery,

dengan

metoda

penekanan

air

menggunakan perunut radioisotop yang injeksikan ke


dalam lubang sumur, kemudian dipantau di setiap
sumur-sumur minyak yang ada. Hasil lain yang diperoleh
berupa data gerakan cairan minyak dan waktu transit
antara sumur injeksi dengan sumur produksi.
e. Pengukuran Debit Air Sungai
Penggunaan metoda perunut radioisotop untuk
mengukur debit air sungai terbukt lebih sederhana
dibandingkan metoda dengan alat ukur arus (Current
Meter). Keunggulan metode perunut radioisotope adalah
pengukurannya yang lebih cepat dan dalam keadaan
sungai banjir pengukuran tetap dapat dilaksanakan.
Dasar metoda perunut radioisotop adalah pengenceran
perunut. Perunut radioisotope dalam jumlah yang tidak
membahayakan

dilepaskan

di

bagian

hulu

sungai,

kemudian dipantau konsentrasinya di bagian hilir.


Perubahan konsentrasi yang diakibatkan oleh
aliran (debit) sungai dapat diketahui dari perubahan
intensitas pancaran radioisotop yang diukur langsung di
dalam aliran air sungai itu.
f. Melakukan Studi Geothermal
Pemanfaatan sumber

panas

bumi

untuk

keperluan tenaga listrik di negara kita sudah mulai


dikembangkan, contoh Pembangkit Listrik Geothermal
Kamojang.
Pemanfaatan teknologi nuklir khususnya teknik
perunut radioisotop telah membantu menentukan suhu
sumber panas dan jumlah cadangan panas dengan jalan
menentukan komposisi isotop alam yang dikandung oleh
sumber panas.
4. Bidang Biologis

a. Mempelajari kesetimbangan dinamis.


b. Mempelajari reaksi pengesteran.
c. Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.
5. Bidang Pertanian
Penyakit
tumbuhan
yang
disebabkan
merupakan

masalah

pertanian

yang

utama.

jamur
Upaya

mengatasinya adalah pengontrolan penyakit itu secara


kimiawi Penelusuran dengan radioisotop, misalnya dengan
sulfur-35, dimungkinkan untuk mengukur pertumbuhan
kimiawi dalam spora-spora tunggal dan mengikuti zat kimia
sekujur tanaman. Orang bisa mempelajari siklus kehidupan
mikroorganisme

dan memahami bagaimana suhu dan

kelembaban mempengaruhi siklus itu.


Orang juga bias menemukan perubahan kimiawi
dalam sel tanaman yang membuat tanaman itu mudah
diserang

jamur.

Penelusuran

radioisotope

dapat

menentukan serangga predator yang senang memangsa


serangga hama pemakan tanaman. Hama dibuat radioaktif,
dan

jejaknya

ditemukan

serangga predator.
6. Bidang Arkeologi
Radioisotop berperan

dengan

detector

dalam

di

menentukan

dalam

usia

sebuah fosil. Usia sebuah fosil dapat diketahui dari jejak


radioisotop karbon-14. Ketika makhluk hidup masih hidup,
kandungan radioisotop karbon-14 dalam keadaan konstan,
sama dengan kandungan di atmosfer bumi yang terjaga
konstan karena pengaruh sinar kosmis pada sekitar 14 dpm
( disintegrations per minute) dalam 1 gram karbon. Hal ini
dikarenakan makhluk hidup tersebut masih terlibat dalam
siklus karbon di alam. Namun, sejak makhluk hidup itu
mati, dia tidak terlibat lagi ke dalam siklus karbon di alam.
Sebagai akibatnya, radioisotop karbon-14 yang memiliki
waktu

paro

5730

tahun

mengalami

peluruhan

terus

menerus. Usia sebuah fosil dapat diketahui dari kandungan

karbon-14 di dalamnya. Jika kandungan tinggal separonya,


maka dapat diketahui dia telah berusia 5730 tahun.
7. Bidang Pertambangan
Radioisotop memberikan manfaat besar pula di
bidang pertambangan. Pada pertambangan minyak bumi,
radioisotop membantu mencari jejak air di dalam lapisan
batuan. Pada pengeboran minyak bumi biasanya hanya
sebagian dari minyak bumi yang dapat diambil dengan
memanfaatkan tekanan dari dalam bumi. Jika tekanan
telah habis atau tidak cukup, diperlukan tekanan tambahan
untuk

mempermudah

pengambilannya.

Penambahan

tekanan ini dapat dilakukan dencan cara membanjiri


cekungan minyak dengan air yang dikenal dengan flooding.
Air disuntikkan ke dalamnya melalui pengeboran sumur
baru. Pada proses penyuntikan air ini perlu kepastian
bahwa air yang dimasukkan ke dalam lapisan batuan
benar-benar masuk ke cekungan minyak yang dikehendaki.
Di sini lah radioisotop memainkan peran. Radioisotop
kobal-57, kobal-58 dan kobal-60 dalam bentuk ion komplek
hexacyanocobaltate merupakan solusinya. Ion ini akan
bergerak bersama-sama dengan air suntikan sehingga arah
gerakan air tersebut dapat diketahui dengan mendeteksi
keberadaan radioisotop kobal tersebut. Radiosotop kobal60 dalam bentuk hexacyanocobaltate telah berhasil dibuat
di Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang dan siap untuk
didayagunakan.
8. Bidang Kimia
Radioisotop telah memberikan kontribusi pula di
bidang penelitian kimia, utamanya dalam menelusuri
mekanisme
hidrogen,

reaksi.
karbon,

Radioisotop-radioisotop
nitrogen

dan

dari

unsur

sebagainya

telah

memainkan peran dalam menjelaskan berbagai mekanisme


reaksi pada reaksi-reaksi senyawa organik.

9. PLTN
Pembangkit

Listrik

Tenaga

Nuklir

(PLTN)

menggunakan uranium sebagai bahan bakar. Di dalam


PLTN terdapat reaktor nuklir, yaitu tempat terjadinya reaksi
inti. Reaksi inti dalam reaktor nuklir menghasilkan uap
panas. Uap panas ini digunakan untuk menggerakkan
turbin sehingga dihasilkan energi listrik

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Radionuklida atau radioisotop adalah isotop dari zat radioaktif.
radionuklida mampu memancarkan radiasi. Radionuklida dapat terjadi secara
alamiah atau sengaja dibuat oleh manusia dalam reaktor penelitian. Produksi
keberadaan radionuklida dengan proses aktivasi dilakukan dengan cara
menembaki isotop stabil dengan neutron di dalam teras reaktor. Proses ini
lazim disebut irradiasi neutron, sedangkan bahan yang disinari disebut target
atau sasaran. Neutron yang ditembakkan akan masuk ke dalam inti atom target
sehingga jumlah neutron dalam inti target tersebut bertambah. Peristiwa ini
dapat mengakibatkan ketidakseimbangan atau ketidakstabilan inti atom
sehingga berubah sifat menjadi radioaktif.
Jenis-jenis radioisotop yang sering digunakan, yaitu :
1.
2.
3.

Sinar Gamma ()
Sinar Beta ()
Sinar alpha ()

DAFTAR PUSTAKA
http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-radioisotop/
http://auliyaberbagi.blogspot.com/2013/12/penggunaan-radioisotop.html

Anda mungkin juga menyukai